JURNAL AKUNTANSI (JAk) 1 ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA

advertisement
ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI
BERDASARKAN METODE FULL COSTING DALAM MENENTUKAN
HARAGA JUAL PRODUK LEMARI
(Studi Pada Usaha Meubel Sumber Riski, Kabupaten Konawe Selatan)
JURNAL
OLEH:
AKMAL ABDULLAH
B1C2 12 038
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2016
JURNAL AKUNTANSI (JAk)
1
ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI
BERDASARKAN METODE FULL COSTING DALAM MENENTUKAN
HARAGA JUAL PRODUK LEMARI
(Studi Pada Usaha Meubel Sumber Riski, Kabupaten Konawe Selatan)
JURNAL
Diajukan kepada
Universitas Halu Oleo
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan program sarjan (S-1)
OLEH:
AKMAL ABDULLAH
B1C2 12 038
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2016
JURNAL AKUNTANSI (JAk)
2
ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI
BERDASARKAN METODE FULL COSTING DALAM MENENTUKAN
HARAGA JUAL PRODUK LEMARI
(Studi Pada Usaha Meubel Sumber Riski, Kabupaten Konawe Selatan)
Oleh
Akmal Abdullah
Dr. H. Arifuddin Mas’ud, S.E., M.Si., Ak., CA
Nur Asni, S.E., M.Si
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo
Kendari Sulawesi Tenggara
ABSTRACK
Abdullah Akmal.2016. Analysis Calculation Cost of Production based Full Costing
Method to Determining the Selling Price of products Wardrobe, Studies in
Business Furniture Sumber Riski, Konawe Selatan. Accounting
Deprtement.Faculty of Economic and Business.University of Halu
Oleo.Supervisor (I) Dr. H. Arifuddin Mas'ud.S.E., M.Si., Ak., CA. (II) Nur
Asni, S.E., M.Si.
This study aimed to analyze the calculation of costs production in
determining the price of products by Usaha Sumber Riski Konawe Selatan using full
costing method. The problem in this research is "What is the cost of production in
determining the price of goods sold in the refrigerator products already meet all
elements by using a full costing method in Usaha Sumber Reski Konawe Selatan?
This calculation aims to determine the production cost price calculation closet
calculated by Usaha Sumber Reski, Konawe Seltan using full costing method. The
type of data used is quantitative data and qualitative data. Source data used are
primary data and secondary data. Techniques of collecting data using interviews,
documentation, and observation.The analytical method used is descriptive analysis.
These results indicate that the costs that firms have not taken into account
in accordance with the theory of full costing, some costs not taken into account by
companies such as indirect labor costs, electricity costs, property tax, and
depreciation of buildings. Therefore it’s necessary for management Usaha Reski
Konawe Selatan to take into account the above costs in order to make the right
decision.
Keyword : Cost Production, Full Costing Method, Selling Product.
JURNAL AKUNTANSI (JAk)
3
I.
PENDAHULUAN
Sebagaimana kita ketahui bahwa tujuan utama dari perusahaan adalah
keuntungan, oleh karen itu aspek pemasaran merupakan hal yang mutlak diperlukan
untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Didalam suatu usaha untuk
menguasai pasar, maka perusahaan harus meningkatkan efisiensi dan produktifitasnya
sehingga kemampuan untuk mendapatkan laba dari investasi yang dilakukan akan
semakin meningkat.
Salah satu fungsi perusahaan yang paling penting dan perlu mendapat perhatian
khusus dalam pengelolaan suatu usaha yaitu fungsi produksi. Dalam fungsi inilah
kegiatan produksi dilakukan yaitu mengolah bahan baku menjadi produk setengah
jadi atau produk jadi yang menimbulkan sejumlah unsur-unsur biaya produksi yang
membentuk harga pokok produksi.
Penentuan harga pokok produksi yang tepat merupakan hal yang sangat
penting, sebab harga jual produk yang ditetapkan perusahaan tergantung pada besar
dan kecilnya harga pokok produksi. Perusahaan harus lebih cermat dan rinci dalam
penysunan laporan keuangan terutama yang berkaitan dengan biaya produksi agar
tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan serta pemborosan biaya dalam proses
produksi.
Dalam penentuan harga pokok produksi terdapat dua pendekatan, yaitu metode
full costing dan pendekatan variabel costing. Pendekatan fullcosting merupakan suatu
pendekatan yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi baik yang
berperilaku tetap mupun yang berperilaku variabel. Sedangkan pendekatan variabel
costing merupakan suatupendekatan yang hanya memperhitungkan unsur-unsur biaya
produksi yang berperilaku variabel saja dalam penentuan harga pokok penjualannya.
Selama ini, usaha meubel sumber reski belum menerapkan analisis metode full
costing. Usaha ini biasanya dalam melakukan perhitungan harga pokok dan harga
jual produknya dilakukan dengan metode yang relatif sangat sederhana dan belum
menerapkan perhitungan harga pokok produksi sesuai dengan kaidah akuntansi biaya.
Pabrik ini belum memasukkan semua unsur biaya yang dikeluarkan secara terperinci
dalam proses produksi. Selain itu, belum menghitung seluruh biaya overhead pabrik
secara terperinci dan belum sepenuhnya memperhatikan biaya-biaya overhead pabrik.
Maka, dengan menggunakan metode tersebut dalam menghitung dan menentukan
harga jual suatu produk pabrik akan dihasilkan informasi yang kurang tepat dan
akurat dalam menentukan harga pokok produksi serta harga jualnya.
II. TINJAUN PUSTAKA
1. Penelitian Terdahulu
Henri (2013 dalam Yuli 2014) menganalisis perhitungan biaya produksi
berdasarkan metode full costing dalam menentukan harga jual produk genteng pada
CV. Anugrah Genteng Manado. Dan penelitin yang dilakukan oleh Nur Lena (2013)
yang berjudul “Analisis Penerapan Metode Full costing Dalam Menentukan Harga
Pokok Produksi Pada Bintang Alumunium Kendari” Dengan tujuan mengetahui
perhitungan harga pokok produksi lemari yang seharusnya diperhitungkan oleh
JURNAL AKUNTANSI (JAk)
4
bintang alumenium dengan menggunakan meetode full costing. Berdasarkan
kesimpulan dari penelitian Nur Lena, yaitu perhitungan harga pokok produksi yang
dilakukan oleh bintang alumenium Kendari masih
sederhana, yang tidak
membebankanbiaya overhead pabrik secara tepat sehingga perhitungan harga pokok
produksi yang dilakukan kurang akurat.
Persamaan dengan penelitian ini adalah memperhitungkan besarnya harga
pokok produksi dengan menggunakan metode full costing dan objek yang diteliti
adalah lemari. Sedangkan perbedaannya,yaitu pada objeknya, peneliti terdahulu
mengambil objek pada Bintang Almenium kendari yang mengelolah bahan mentah
menjadi produk jadi dengan menggunakan bahan almenium, sedangkan dalam
penelitian ini objek yang diambil adalah perusahaan yang mengolah bahan mentah
menjadi produk jadi dengan menggunakan bahan kayu jati super yaitu usaha meubel
Sumber Riski diKabupaten Konawe Selatan.
a. Pengertian Biaya
Istilah biaya umumnya digunakan untuk pengorbanan manfaat ekonomis
untuk memperoleh jasa yang tidak dikapitalisir nilainya. Beban merupakan
biaya yang tidak dapat memberikan manfaat dimasa yang akan datang, atau
identik dengan biaya atau harga perolehan yang sudah habis masa
manfaatnya. Berkenaan dengan batasan yang terakhir ini dimana terdapat
biaya yang langsung diperlakukan sebagai beban dalam pelaporan keuangan
konvensional, maka istilah biaya sering digunakan secara bergantian dengan
istilah beban (Samryn, 2012)
Amin (1993:7) Biaya atau cost adalah nilai pengorbanan yang dilakukan
(manfaat yang di berikan) untuk mendapatkan barang dan jasa. Dapat diukur
dalam rupiah dengan reduksi aktiva atau terjadinya hutang.
Lukman (2013:4)” dibagi dua dalam arti luas dan sempit, dalam arti luas,
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis (sifat kelangkaan) yang diukur
dalam satuan mata uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi dalam
mencapai tujuan tertentu(to secuer benefit).
Dalam arti sempit, biaya adalah bagian harga pokok yang dikorbankan
dalam usaha memperoleh penghasilan. Menurut Usry (1997:19) Ongkos
adalah biaya yang telah habis dipakai (Expired cost) yang dapat dikurangkan
dari pendapatan atau beban,yang merupakan arus keluar barang atau jasa yang
akan dibebenkan / di bandingkan (matching) dengan pendapatan untuk
menentukan laba.
Mulyadi (2000:8-10) menggolongkan pengertian biaya kedalam arti luas
dan dalam arti sempit. Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber
ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan
akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan biaya dalam arti sempit adalah
pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.
b. Penggolongan Biaya
Menurut Muliyadi (2000:14-17) menggunakan biaya dalam lima golongan
biaya yakni menurut:
JURNAL AKUNTANSI (JAk)
5
1. Objek Pengeluaran
Objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama
objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua yang berhubungan bahan
bakar disebut biaya bahan bakar.
1. Fungsi Pokok Dalam Perusahaan
Fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan umumnya terdiri dari fungsi
produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan umum. Berdasarkan
fungsi-fingsi perusahan tersebut maka biaya-biaya yang terjadi
dikelompokan sebagai berikut :
a. Biaya produksi yaitu semua yang berhubungan dengsn fungsi produksi
atau kegiatan penggolongan bahan baku yang menjadi produk jadi.
Biaya produksi digolongkan kedalam biaya bahan baku (BBB), biaya
tenaga kerja langsung (BTKL), biaya overhead pabrik (BOP)
b. Biaya pemasaran yaitu biaya dalam rangka penjualan produksi selesai
sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas biaya ini meliputi
biaya untuk melaksanakan fungsi.
c. Biaya administrasi dan umum yaitu semua biaya yang berhubungan
dengan fungsi-fungsi administrasi dan umum. Biaya ini terjadi
dengan penentuan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan manajemen
perusahaan termasuk biaya-biaya gaji direktur utama, personalia
sekeretaris dan sebagainya.
d. Biaya
keuangan adalah biaya-biaya yang terjadi dalam
melaksanakan fungsi keuangan misalnya biaya bunga.
2. Hubungan biaya dengan suatu yang dibiayai dibedakan atas :
a. Biaya langsung (direct cost)
Yaitu biaya yang terjadi dan manfaatnya dapat diidentifikasikan
kepada objek pusat biaya.
b. Biaya tidak langsung (indirect cost)
Yaitu biaya yang terjadi / manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan
pada objek atau biaya.Biaya langsung dan biaya tidak langsung dapat
dihubungkan atau dapat dikaitkan dengan produk, bagian dalam
perusahaan, dimana dalam bentuk pusat penghasilan. Untuk
memperluas biaya produksi, maka departemen yang ada dalam
perusahaan dibedakan atas departemen produksi, dan departemen
pembantu. Dikaitkan dengan penggolongan biaya langsung
departemen dan biaya tidak langsung departemen.
3. Perilaku biaya hubungannya dengan volume kegiatan dalam suatu
perusahaan di bedakan atas :
a. Biaya tetap
b. Biaya variabel
Kriteria untuk jensis biaya tetap adalah sebagai berikut :
JURNAL AKUNTANSI (JAk)
6
a. Jumlah totalnya tetap konstan tidak diperbaharui oleh kegiatan atau
aktivitas sampai pada tingkat tertentu.
b. Jumlah satuan akan berubah-ubah berbanding terbalik dengan
perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin
besar biaya satuan.
4. Jangka waktu manfaatnya
Penggolongan biaya ini sejalan dengan jenis pengeluaran yang
dibebankan atas pengeluaran. Pengeluaran modal adalah pengeluarang
yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi, pengeluaran
ini pada saat terjadi dibebankan sebagai harga pokok aktiva dan
dibebankan tahun-tahun yang menikmatinya dengan cara depresiasi,
deplesi dan amortisasi. Periode akuntansi yang menikmati manfaat
dibebani dengan biaya depresiasi, biaya deplesi dan amortisasi.
c. Pengertian Harga Pokok Produksi
Menurut Supriono (1995: 20) harga pokok atau harga perolehan adalah jumlah
yang tepat diukur dalam satuan uang dalam bentuk:
- Kas yang di bayarkan
- Nilai aktiva lainnya yang diserahkan / di korbangkan
- Nilai jasa yang di serahkan atau di korbangkan
- Tambah modal
Mulyadi (2002 dalam Nur Lena 2013) mengatakan harga pokok adalah
pegorbanan sumber ekonomis yang akandiukur dengan satun uang yang telah
terjadi untuk memperoleh aktiva atau secara tidak langsung untuk
memperoleh penghasilan.
Mardiasmo (2000:20) mengartikan harga pokok produksi yaitu merupakan
penggabungan tiga elemen biaya, meliputi bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhad pabrik dalam membentuk produksi.
Menurut Bastiandan Nurlela (2009:49) harga pokok produksi adalah
kumpulan biaya produksi terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam
proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir. Harga pokok
produksi terkait pada periode waktu tertentu.
2. Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi
Menurut Supriono (1995:20) dalam garis besarnya unsur-unsur harga pokok
produksi dapat digolongkan dalam 3 (tiga) kategori:
1. Biaya bahan baku
2. Biaya tenaga kerja langsung
3. Biaya overhead pabrik
Biaya bahan baku adalah bahan yang akan diolah menjadi bahan produk
selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan menjadi bagian internal produk
tertentu atau biaya bahan baku adalah harga prolehan dari bahan baku yang dipakai
dalam penggolongan produk.
JURNAL AKUNTANSI (JAk)
7
Tenaga kerja langsung adalah semua karyawan secara langsung terlibat
dalam proses produksi sehingga menghasilkan produk jadi, yang jasanya dapat di
usut secara langsung pada produk.
Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung.
a. Tujuan Penetapan Harga Pokok Produk
Menurut Mulyadi (2001:173) tujuan dari pada penentuan harga pokok adalah:
a. Untuk Menentukan Harga Penjualan
Apabila suatu barang pertama kalinya di bawah ke pasar maka ongkos
produksinya sebagai dasar utama menentukan harga penjualan, produsen
tidak akan memproduksi kalau hanya penjualannya lebih rendah dari harga
pokoknya. Sebaliknya produsen akan memproduksi barangnya apabila harga
penjualannya lebih tinnggi dari harga produknya.
b. Untuk menentukan efisien tidaknya suatu perusahaan
Dengan membandingkan harga pokok historis dapat diketahui efisien
tidaknya suatu perusahaan.Apabila harga pokok historis lebih tinggi dari pada
harga pokok standar, maka ini berarti bahwa perusahaan bekerja secara tidak
efisien.
c. Untuk Menentukan kebijakan dalam Penjualan
Penentuan harga pokok juga merupakan suatu alat untuk mengetahui
apakah suatu kebijaksanaan dalam penjualan harus mencari saluran marketing
tertentu yang kemungkinan harga jual serendah mungkin.
b. Metode full costing
Menurut
Mulyadi
(2000:18) mengatakan
bahwa
metode
full
costingmerupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan
semua unsur biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, biaya overhead pabrik yang berprilaku variable maupun tetap.
c. Metode Variabel Costing
Menurut Mulyadi (2000 : 20) Variabel Costing merupakan metode penentuan
harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berprilaku
variabel kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
JURNAL AKUNTANSI (JAk)
8
III. METODE PENELITIAN
1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah menghitung biaya produksi berdasarkan
metode full costing dalam menentukan harga jual produksi pada usaha meubel
Sumber Riski yang peralamat di Desa Waworaha. Kabupaten Konawe Selatan.
2. Jenis Data
a. Data Kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka yang diperoleh langsung
dari Usaha Meubel Sumber Riski seperti biaya-biaya terkait aktivitas dalam
perusahaan.
b. Data Kualitatif yaitu data yang bukan merupakan angka-angka tetapi
merupakan informasi yang diperoleh dari karyawan atau pimpinan perusahaan
mengenai keadaan usaha meubel Sumber Riski seperti sejarah singkat
perusahaan, struktur perusahaan.
3. Sumber Data
a. Data primer, data yang langsung diperoleh dari objek penelitian yang dapat
berupa wawancara yang memberikan keterangan baik tertulis maupun secara
lisan, mengenai perhitungan biaya produksi dalam menentukan harga jual
produksi.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari kepustakaan dan tempat lainnya
yang dapat berupa data-data dokumen termaksud di dalamnya data-data
kuantitatif.
4. Teknik Pengumpulan data
Dalam penyusunan penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan
oleh penelitian adalah :
a. Interview yaitu melakukan Tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak
yang perwenang untuk memberikan data dan penjelasan yang berhubungan
dangan masalah yang dibahas.
b. Dokumentasi yaitu meliputi pencatatan dan pengumpulan data dengan
mengambil dokupmen atau data-data yang telah di arsipkan oleh perusahaan
untuk kemudian di analisis.
c. Observasi yaitu cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Proses Produksi
Proses produksi meliputi kegiatan merubah bahan baku atau bahan setenga jadi
menjadi bahan jadi, melalui transformasi dengan menggunakan sumber daya.
Sumber daya yang digunakan meliputi bahan setenga jadi, mesin dan peralatan
lainnya, serta sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas.
JURNAL AKUNTANSI (JAk)
9
a. Data Perusahaan, Produk Lemari Pakaian Mini 2 Pintu dan
Lemari
Hias 3 Pintu pada tahun 2016
Usaha meubel sumber riski merupakan perusahaan yang memproduksi
berbagai bentuk lemari dengan bahan baku kayu jati. Karena kayu jati
merupakan jenis kayu yang paling banyak di minati karena serat dan testurnya
yang paling indah, tahan jamur dan rayap.
b. Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan Pada Lemari
Mini 2 Pintu dan Lemari Hias 3 Pintu pada Tahun,2016
Perhitungan dari kedua jenis lemari yakni lemari pakaian dan lemari hias
tiga pintu, bahan yang digunakan untuk pembuatan lemari adalah kayu jati,
dan gaji tenaga kerja langsung disesuaikan berapa hari proses
pengerjaannya.untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2. Harga
pokok produksi dapat diketahui jumlahnya dari jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan produksi untuk memproduksi suatu produk. Full costing
merupakan salah satu metode perhitungan harga pokok yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok
produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap maupun variabel.
a. Biaya Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan membuat lemari pada meubel
sumber reski kabupaten konawe selatan adalah kayu jati dalam hal ini
produk setengah jadi. Lemari yang diproduksi terdiri dari berbagai jenis
lemari, besarnya biaya Bahan baku untuk 1 unit lemari pakaian mini 2
pintu dan lemari hias 3 pintu yang dikeluarkan oleh meubel sumber reski
kabupaten konawe selatan dapat dilihat sebagai berikut:
1. Pembelian bahan baku untuk lemari pakaian mini 2 pintu
Bahan baku yang digunakan oleh usaha meubel Sumber Riski
Konawe Selatan untuk pembuatan lemari pakaian mini dua pintu adalah
kayu jati dengan pembelian secara tunai sebesar Rp.2.000.000/ kubik.
Jurnal :
Bahan Baku
Rp.2.000.000,Kas
Rp.2.000.000,( jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku lemari pakaian mini 2
pintu secara tunai)
2. Pembelian bahan baku untuk lemari hias 3 pintu
Bahan baku yang digunakan dalam usaha meubel meubel Sumber
Riski Konawe Selatan untuk pembuatan 1 unit lemari hias tiga pintu
adalah kayu jati dengan.
pembelian secara tunai sebesar Rp.2.000.000,Jurnal :
Bahan baku
Rp.2.000.000,JURNAL AKUNTANSI (JAk)
10
Kas
Rp.2.000.000,(Jurnal untuk pembelian bahan baku lemari hias 3 pintu secara
1.
2.
tunai)
Jurnal untuk penggunaan bahan baku produk lemari mini 2 pintu
sebesar Rp.666.666
Barang dalam proses
Rp.666.666
Bahan baku
Rp.666.666
Jurnal untuk penggunaan bahan baku lemari hias 3 pintu sebesar Rp.
1.000.000
Barang dalam proses
Rp. 1.000.000
Bahan baku
Rp.1.000.000
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan biaya yang
sesungguhnya terjadi yang digunakan untuk menghasilkan produk
tersebut.Sistem upah yang diterapkan oleh meubel Sumber Riski Konawe
Selatan yaitu dengan sistem upah harian yang diterima oleh tenaga kerja
bagian produksi setiap hari.
Adapun lama jam kerja yang diberlakukan oleh meubel Sumber Riski
Konawe Selatan yaitu mulai dari jam 07.30, jam 11.45 istrahat dan jam
13.00 mulai bekerja hingga pukul 17.00 WITA. Dengan jumlah karyawan
2 orang dengan gaji harian Rp.80.000/orang. Biaya tenaga kerja langsung
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tiap harinya yaitu (2 orang x Rp
80.000) = Rp 160.000. untuk lemari pakaian dan lemari hias tiga pintu
untuk biaya tenaga kerja langsung adalah sbb:
1. Biaya tenaga kerja langsung untuk lemari pakaian mini 2 pintu
Lemari pakaian dikerjakan oleh 2 orang pekerja dalam waktu 3 hari,
dengan gaji Rp. 80.000/hari = Rp. 480.000 untuk dua orang
Jurnal:
Beban gaji
Rp.480.000
Beban gaji yang harus dibayar
Rp.480.000
(Untuk pembayaran gaji per unit lemari pakaian)
2. Biaya tenaga kerja langsung untuk lemari hias 3 pintu
Lemari hias 3 pintu dikerjakan oleh 2 orang pekerja dengan waktu 4
hari, dengan gaji Rp.80.000/hari = Rp. 640.000 untuk 2 orang.
Jurnal:
Beban gaji
Rp. 640.000
Beban gaji yang harus dibayar Rp. 640.000
(untuk pembayaran gaji per unit lemari pakaian tiga pintu)
c. Penggunaan Biaya Overhead Pabrik
JURNAL AKUNTANSI (JAk)
11
Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang secara tidak langsung
mempengaruhi proses produksi. Biaya overhead pabrik adalah keseluruhan
biaya selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung
c. Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full Costing
yang Sebenarnya pada Lemari Mini 2 Pintu dan Lemari Hias 3 Pintu
pada Tahun,2016
Pada bulan februari usaha meubel tersebut melakukan penjualan sebanyak
5 unit lemari mini 2 pintu dengan harga pokok perunitnya sebesar
Rp.1.741.034dengan harga jual satuannya sebesar Rp.1.800.000. Untuk
menghasilkan lemari pakaian mini 2 pintu membutuhkan Biaya bahan baku
langsung Rp.3.333.330, biaya tenaga kerja langsung Rp.2.400.000, biaya
overhead pabrik Rp. 2.738.440, biaya non produksi Rp.233.400 sehingga
menghasilkan harga pokok sebesar Rp.8.705.170, sedangkan total harga
jual lemari mini 2 pintu sebanyak 5 unit tersebut sebesar Rp.1.800.000 x 5
= Rp.9.000.000 sehingga penjualan tersebut mengalami keuntungan
sebanyakRp.9.000.000 - Rp.8.705.170 = Rp. 294.830/bulan : 5 = 58.966
(per unit)
Persediaan produk jadi
Rp. 8.705.170
Barang dalam proses- Biaya bahan baku langsung
Rp. 3.333.330
Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja langsung
2.400.000
Barang dalam proses- Biaya overhead pabrik
2.738.440
Barang dalam proses- Biaya non produksi
233.400
(untuk pemakaian biaya produksi lemari pakaian mini 2 pintu/ februari)
Harga pokok penjualan
Rp. 8.705.170
Persediaan produk jadi
Kas
Hasil penjualan
Rp. 8.705.170
Rp. 9.000.000
Rp. 9.000.000
d. Analisis Hasil Perhitungan Harga Pokok Produksi antara Metode full
costing Perusahaan dengan full costing yang sebenarnya
JURNAL AKUNTANSI (JAk)
12
Berdasarkan tabel 4.25 dapat dilihat bahwa pada bulan januari usaha meubel
tersebut melakukan penjualan sebanyak 8 unit lemari hias 3 pintu dengan harga
pokok perunitnya sebesar Rp.2.202.700 dengan harga jual satuannya sebesar
2.700.000. Untuk menghasilkan lemari hias 3 pintu membutuhkan Biaya bahan baku
Rp. 8.000.000, biaya tenaga kerja langsung Rp. 5.120.000, biaya overhead pabrik Rp.
4.304.080 biaya non produksi Rp.175.920, sehingga menghasilkan harga pokok
sebesar Rp. 17.621.600, sedangkan total harga jual lemari hias 3 pintu sebanyak 8
unit tersebut sebesar Rp. 2.700.000 x 8 = 21.600.000 sehingga penjualan tersebut
mengalami keuntungan sebanyak Rp. 21.600.000 – Rp.17.621.600 = Rp.3.978.400
Persediaan produk jadi
Rp. 17.621.600,
Barang dalam proses- Biaya bahan baku langsung
Rp. 8.000.000,
Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja langsung
5.120.000,
Barang dalam proses- Biaya overhead pabrik
4.304.080,
Barang dalam proses- Biaya non produksi
197.520,
(untuk pemakaian biaya produksi lemari hias 3 pintu/januari)
Harga pokok penjualan
Rp. 4.304.08
Persediaan produk jadi
Kas
Hasil penjualan
Rp. 4.304.08
Rp. 21.600.000
Rp. 21.600.000
KESIMPULAN DAN SARAN
Biaya –biaya yang diperhitungkan perusahaan belum sesuai dengan teori full
costingyang sebenarnya, ada sebagaian biaya yang tidak diperhitungkan oleh
perusahaan seperti biaya listrik, pajak bumi dan bangunan, dan biaya penyusutan
gedung dimana tersebut dikeluarkan oleh perusahaan tetapi tidak bebankankeproduk.
1. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing
yang diperhitungkan oleh perusahaan lebih rendah dibandingkan perhitungan
dengan menggunakan full costing yang sebenarnya. Harga jual lemari pakaian
mini 2 pintu yang diterapkan oleh usaha meubel sumber riski mengakibatkan
keuntungan relatif kecil 3.74% per triwulan sedangkan harga jual yang
diterapkan untuk lemari hias 3 pintu pada usaha meubel sumber riski
mendapat keuntungan 18.41% per triwulan.
V.
JURNAL AKUNTANSI (JAk)
13
DAFTAR PUSTAKA
Badriyah, Huriyah. 2015. Buku Pintar Akuntansi Biaya Untuk Orang Awam. Jakarta.
HB.
Bastian Bustomi dan Nurlela. 2009. Akuntansi Biaya, Edisi Pertama. Jakarta :
Penerbit Mitra Wacana Media.
Endra Setiyaningsih. Tanpa Tahun. Jurnal : Analisis Penerapan Metode Full Costing
Dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi Untuk Penetapan Harga Jual
Hansen dan mowen. 1999. Akuntansi Manajemen. Terjemahan Hermawan. Jilid 1
Jakarta : Erlangga.
Helmi Rony. 1990. Akuntansi Biaya. Pengantar untuk Perencanaan dan
Pengendalian Biaya Produksi. Fakultas Ekonomi Unifersitas Indonesia. Jakarta
Mulyadi. 2000. Akuntansi biaya, Cetakan Delapan. Aditya Media. Yokyakarta.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Biaya, Konsep Manfaat dan Rekayasa. Jakarta. Salemba
Empat.
Mardiasmo. 2000. Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok Produksi. Jakarta :
Rineke Cipta.
Milton F. Usri dan Lawren H. Hammer. 1997. Akuntansi Biaya : Perencanaan dan
Pengendalian, Terjemahan Alfonsus Sirarit dan Herman Wibowo. Jilid 1 Edisi
Kesembilan. Jakarta : Erlangga.
Nurlena, Bustami. 2006. Akuntansi Biaya, Kajian Teori dan Aplikasi. Jilid 1.
Jakarta.Graha Ilmu.
Nur Lena. 2013. Skripsi : Analisis Metode Penerapan Full Costing Dalam
Menentukan Harga Pokok Produksi Pada Bintang Alumenium Kendari.
Samryn. 2012. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Kencana.
Surjadi Lukman. 2013 : Akuntansi Biaya. Jakarta : PT. Indeks
Supriono. 1995. Akuntansi Biaya. Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok.
BPFE- Yogyakarta.
Yuni. 2014. Skripsi : Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan
Menggunakan Metode Full Costing Pada Toko Meubel Jati Raya Kendari.
JURNAL AKUNTANSI (JAk)
14
Download