9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sikap Dan Minat 1. Sikap a

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sikap Dan Minat
1. Sikap
a. Definisi sikap
Sikap adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan
konsumen. Sikap biasanya memainkan peranan utama dalam
membentuk perilaku. Definisi sikap menurut Kotler and Keller (2009),
sikap adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan
yang menguntungkan atau tidak menguntungkan diri seseorang terhaap
suatu obyek atau gagasan. Definisi sikap menurut Leon dan Leeslie
(2010), adalah kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku
dengan cara yang menyenangkan terhadap suatu objek tertentu. Sifat
secara spsifik dideskripsikan kedalam beberapa dimensi, yaitu
kognitif, afektif dan konatif. (Tan et all, 2009) mengatakan bahwa
sikap memegang peranan penting dalam mempengaruhi minat
berperilaku.
Batas definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah
kecenderungan seseorang menanggapi rangsangan dan memberi
tindakan terhadap suatu objek tertentu, baik disukai atau tidak disukai.
b. Triandis mengkombinasi tiga jenis tanggapan (pikiran, perasaan dan
tindakan) kedalam model tiga unsur dari sikap (triepartie Model Of
Attitude). Sikap dipandang mengandung tiga komponen yang terkait
dalam penelitian Nia, (2011). Setiadi, yaitu:
9
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
10
1. Kognitif
Kognitif, berhubungan dengan pengenalan dan pengetahuan
obyek beserta atributnya. Pada saat konsumen menerima
rangsangan sebuah iklan maka proses psikologi internal akan
bekerja yang dihubungkan dengan pengaktifan indera.
2. Afektif
Afktif, memberikan tanggapan tentang perasaan terhadap
obyek dan atributnya. Indera yang bekerja akan memberikan
interpretasi terhadap sebuah obyek atau dalam sebuah iklan adalah
produk / merek dan bagian-bagian dari penayangan itu sendiri.
3. Konasi
Dalam konasi seorang memiliki minat dan tindakan dalam
sebuah perilaku. Bila tahap ini bekerja maka konsumen telah
memiliki keputusan akan suara obyek
Komponen kognitif
kepercayaan terhadap merek
Komponen Afektif Evaluasi
merek
Komponen konatif maksud
untuk membeli
Gambar 2.1 Hubungan Antar 3 (Tiga) Komponen Sikap
Sumber. Setiadi J. Nugroho, 2009:217
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
11
Hubungan antar tiga komponen itu mengilustrasikan hierarki
pengaruh keterlibatam tinggi (high involvement) yaitu kepercayaan
merek
mempengaruhi
evaluasi
merek,
dam
evaluasi
merek
mempengaruhi maksud untuk membeli.
Komponen afektif atau evaluasi merek adalah pusat dari telaah
sikap karena evaluasi merek merupakan ringkasan dari kecenderungan
konsumen untuk menyenangi atau tidak menyenangi merek tertentu.
Evaluasi merek sesuai dengan definisi dari sikap terhadap merek yaitu
kecenderungan untuk mengevaluasi merek baik disegani atau tidak
disegani.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap (dalam
penelitian Nia, 2011. Sciffman dan Kanuk):
1) Pengalaman Langsung
Sikap konsumen terhadap sebuah produk dapat terbentuk
melalui pengalaman langsung konsumen dalam mencoba, dan
mengevaluasi produk tersebut. Begitu pentingnya pengalaman
lamgsung tersebut dalam pembentukan sikap konsumen, banyak
perusahaan
dalam
memperkenalkan
produk
baru
mereka
menerapkan strategi pemberian produk secara cuma-cuma sebagai
sampel kepada konsumen untuk dicoba.
2) Pemasaran langsung
Banyak pemasar yang menggunakan penggunaan program,
pemasaran langsung untuk mencapai target konsumen dengan
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
12
menawarkan produk yang sesuai dengan minat dan gaya hidup
mereka. (Sciffman dan Kanuk, 2011). Pemasar sangat hati-hati
dalam melakukan targeting. Berdasarkan psikografis demografis,
atau geodemografis. Program pemasaran langsung menggunakan
iklan-iklan dan pesan-pesan promosi lainya untuk membentuk
sikap konsumenyang mendukung produknya sehingga dapat lebih
cepat mencapai segmen pasarnya.
3) Keberadaan media massa
Banyak
media
massa
yang
secara
terus-menerus
mengeluarkan ide-ide, pendapat, produk baru, dan iklan-iklan suatu
produk. Komunikasi media massa ini memberikan informasi yang
penting dalam membentuk sikap konsumen.
2. Minat Beli
a. Definisi Minat beli
Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam
sikap mengkonsumsi. Doods, Monroe dan Grewel, (2010) menyatakan
bahwa minat beli didefisinikan sebagai kemungkinan bila pembeli
bermaksud unuk membeli produk. Minat beli merupakan perilaku
konsumen yang menunjukan sejauh mana konsumennya untuk
melakukan pembelian. (Menurut Scihffman dan Kanuk, 2009)
didefisinikan sebagai berikut, suatu model sikap seseorang terhadap
objek barang yang sangat cocok dalam mengukur sikap terhadap
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
13
golongan produk, jasa atau merek tertentu. Minat beli merupakan
kecenderungan
konsumen untuk membeli suatu merek atau
mengambil tindakan yang berhubungan dengan untuk membeli suatu
merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian
yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan
pembelian (Kerin, 2009)
Minat
beli
konsumen
adalah
tahap
dimana
konsumen
membentuk pilihan mereka diantara beberapa merek yang tergabung
dalam perangkat pilihan, kemudian pada akhirnya melakukan suatu
pembelian pada suatu alternatif yang paling disukainya atau proses
yang dilalui konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa yang
didasari oleh bermacam pertimbangan (Sukmawati dan Suyono dalam
Pramono, 2012).
Perilaku seseorang sangat tergantung pada minatnya, sedangkan
minat berperilaku sangat tergantung pada sikap dan norma subyektif
atas perilaku. Keyakinan atas akibat perilaku sangat mempengaruhi
sikap dan norma subyektifnya. Sikap individu terbentuk dari
kombinasi antara keyakinan dan evaluasi tentang keyakinan penting
seseorang konsumen, sedangkan norma subyektif ditentukan oleh
keyakinan dan motivasi.
Konsumen dimanapun dan kapanpun akan dihadapkan alam
sebuah keputusan pembelian untuk melakukan transaksi pembelian.
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
14
dimana konsumen akan membandingkan atau mempertimbangkan satu
barang dengan barang lainya untuk mereka konsumsi.
Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses
pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat beli yang muncul
merupakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya, yang
pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhanya
akan mengaktualisasikan apa yang ada dalam benaknya itu. Meskipun
merupakan pembelian yang belum tentu akan dilakukan pada masa
mendatang namun pengukuran terhadap minat pembelian umumnya
dilakukan guna memaksimumkan produksi terhadap pembelian aktual
itu sendiri.
Dengan demikian minat beli merupakan perilaku yang muncul
sebagai respon terhadap objek yang menunjukan keinginan konsumen
untuk melakukan pembelian. Seorang konsumen akan memiliki minat
untuk melakukan pembelian ketika konsumen tersebut memiliki
pengalaman yang positif terhadap produk yang dibelinya sehingga
timbul niat untuk suatu saat melakukan pembelian kembali
b. Proses pembelian menurut Ajay dan Goodstein (2010) mengatakan
bahwa jika kita ingin mempengaruhi seseorang. Maka cara yang baik
adalah mempelajari apa yang dipikirkannya, maka akan didapatkan
tidak hanya sekedar informasi tentang orang itu dan bagaimana proses
informasi itu dapat berjalan dan bagaimana memanfaatkannya, hal ini
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
15
yang
dinamakan
“The
Buying
Process”
(proses
pembelian).
Menurutnya proses pembelian meliputi lima hal:
1. Need (kebutuhan), proses pembelian berawal dari adanya
kebutuhan yang tak harus dipenuhi atau kebutuhan yang muncul
pada saat itu dan memotivasi untuk melakukan pembelian
2. Recognition (pengenalan), mengenali kebutuhan itu sendiri untuk
dapat menetapkan sesuatu untuk memenuhinya.
3. Search (pencarian), merupakan bagian aktif pembelian yaitu
mencari jalan untuk mengisi kebutuhan tersebut.
4. Evaluation (evaluasi), suatu proses untuk mempelajari semua yang
didapat selama proses pencarian dan mengembangkan beberapa
pilihan.
5. Decision (keputusan), langkah trakhir dari suatu proses pembelian
untuk mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diterima.
c. Faktor-Faktor yang membentuk minat beli konsumen menurut Kotler,
(2010) yaitu:
1. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi
alternatif yang disukai sesorang akan brgantung pada dua hal yaitu:
intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang dissukai
konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang
lain.
2. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan apat
mngubah penirian konsumen alam melakukan peembelian. Hal
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
16
tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia
percaya diri dalam memutuskan akan membelisuatu barang atau
tidak.
Seorang konsumen tidak dengan sendirinya memiliki keputusan
dalam pembelian barang atau jasa. Terlebih dahulu konsumen mencari
informasi dari orang terdekat atau orang yang benar-benar dipercaya
untuk membantunya dalam pengambilan keputusan.
3. Keputusan Pembelian
a. Definisi Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai
preferensi atas merek-merek yang ada didalam kumpulan pilihan
(Kotler dan Keler, 2009). Definisi lain keputusan pembelian adalah
keputusan pembeli tentang merek mana yang dibeli (Kotler dan
Amstrong, 2009). Konsumen dapat membentuk niat untuk membeli
merek yang paling disukai. Namun, ada dua faktor yang terdapat
diantara niat pembelian dan keputusan pembelian, yaitu sikap dan
faktor-faktor yang tidak terantisipasi (kotler, 2009).
Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang
disukai seseorang akan bergantung pada dua hal, yaitu (1) intensitas
negatif orang terhadap alteratif yang disukai konsumen, (2) motivasi
konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin gencar sikap
negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
17
konsumen, konsumen akan semakin mengubah niat pembelianya.
Keadaan sebaliknya juga berlaku preferensi pembeli terhadap merek
tertentu akan meningkat jika orang yang disukai juga sangat menyukai
merek yang sama. Pengaruh orang lain menjadi rumit jika beberapa
orang yang dekat dengan pembeli memiliki pendapat yang saling
berlawanan dan pembeli tersebut ingin menyenangkan mereka (Kotler,
2009).
Keputusan membeli atau tidak membeli merupakan bagian yang
melekat pada diri individu konsumen yang disebut behavior dimana ia
menunjuk kepada tindakan fisik yang nyata dapat dilihat dan diukur
oleh orang lain (Nitisusastro, 2012). Keputusan konsumen untuk
memodofikasi, menunda atau menghindari keputusan pembelian
sangat dipengaruhi oleh resiko yang terpikirkan. Besarnya resiko yang
dipikirkan berbeda-beda menurut besarnya yang dipertaruhkan,
besarnya ketidakpastian atribut, dan besarnya kepercayaan diri
konsumen. Para konsumen mengembangkan rutinitas tertentuuntuk
mengurangi resiko, seperti penghindar keputusan, pengambilan
informasi dari teman-teman, dan preferensi atas nama merek dalam
negeri serta garansi.
b. Jenis- jenis perilaku keputusan pembelian
Perilaku keputusan pembelian sangat berbeda untuk masingmasing produk. Keputusan yang lebih kompleks biasanya melibatkan
peserta pembelian dan pertimbangan pembeli yang lebih banyak.
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
18
Menurut Kotler dan Amstrong, 2008 perilaku keputusan pembelian
terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
1) Perilaku pembelian kompleks
Konsumen melakukan pembelian kompleks ketika mereka
sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang
signifikan antar merek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika
produk
itu
mahal,
memperlibatkan
beresiko,
ekspresidiri.
jarang
Umumnya
dibeli,
dan
sangat
konsumen
harus
mempelajari banyak hal tentang kategori produk.
Pada tahap ini, pembeli akan melawati proses pembelajaran,
mula-mula mengembangkan keyakinan tentang produk, lalu sikap
dan kemudian membuat pilihan pembelian yang dipikirkan masakmasak. Pemasar produk yang memerlukan keterlibatan tinggi
harus memahami pengumpulan informasi dan perilaku evaluasi
yang dilakukan konsumen dengan keterlibatan tinggi. Para
pemasar perlu membantu konsumen untuk membelajari atribut
produk dan kepentingan atribut tersebut. Konsumen harus
membedakan fitur mereknya, mungkin dengan menggambarkan
kelebihan merek lewat media cetak dengan teks yang panjang.
Konsumen harus memotivasi wiraniaga toko dan orang yang
memberi penjelasan kepada pembeli untuk mempengaruhi pilihan
merek akhir.
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
19
2) Perilaku pembelian pengurangan disonasi (ketidaknyamanan)
Perilaku pembelian pengurangan disonasi terjadi ketik
konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang
dilakukan, atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan
antar merek. Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami
ketidaknyamanan pasca pembelian ketika mereka mengetahui
kerugian tertentu dan merek yang dibeli atau mendengar hal-hal
menyeangkan tentang merek yang tidak dibeli. Untuk menghadapi
disonasi semacam itu, komunikasi pasca pembelian yang
dilakukan pemasar harus memberikan bukti dan dukungan untuk
membantu konsumen untuk merasa nyaman dengan pilihan merek
mereka.
3) Perilaku pembelian kebiasaan
Perilaku pembelian kebiasaan terjadi ketika dalam keadaan
keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek.
Konsumen hanya mempunyai sedikit keterlibatan dalam produk
itu, mereka hanya pergi ketoko dan mengambil satu merek. Jika
mereka terus mengambil merek yang sama, hal ini lebih
merupakan kebiasaan daripada loyalitas yang kuat terhadap
sebuah merek. Konsumen seperti ini memliki keterlibatan rendah
dengan sebagian besar produk murah yang sering dibeli.
Konsumen tidak secara ekstensif mencari informasi tentang
merek, mengevaluasi karakteristik merek, dan mempertimbangkan
keputusan tentang merek yang akan dibeli. Sebagai gantinya,
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
20
konsumen menerima informasi secara pasif ketika merek
menonton televisi atau membaca majalah. Pengulangan iklan
menciptakan kebiasaan merek. Konsumen tidak membentuk sikap
yang kuat terhadap sebuah merek, mereka memilih merek karena
terbiasa dengan merek tersebut, konsumen mungkin tidak
mengevaluasi pilihan bahkan setelah melakukan pembelian. Oleh
karena itu, proses pembelian melibatkan keyakinan merek yang
dibentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti oleh perilaku pembelian,
yang mungkin diikuti oleh evaluasi atau mungkin tidak.
4) Perilaku pembelian mencari keragaman
Perilaku pembelian mencari keragaman dalam situasi yang
mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah, tetapi
anggapan perbedaan merek yang signifikan. Dalam kasus ini,
konsumen sering melakukan banyak pertukaran merek. Merek,
pemimpin pasar akan coba mendorong perilaku pembeli kebiasaan
dengan mendominasi ruang rak, membuat rak tetap penuh, dan
menjalankan iklan untuk mengingatkan konsumen sesering
mungkin. Perusahaan penantang akan mendorong pencarian
keragaman dengan menawarkan harga yang lebih murah,
kesepakatan kupon khusus, sampel gratis, dan iklan yang
menampilkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.Konsumen
harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran
produk yang dibeli, apakah secara tunai atau kredit. Keputusan
tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjualan dan
jumlah pembeliannya.
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
21
c. Proses keputusan beli konsumen akan dijelaskan dalam gambar
berikut.
Pengenalan
masalah
Pencarian
informasi
Evaluasi
alternatif
Keputusan
membeli
Perilaku sesudah
pembelian
Gambar. 2.2 Proses keputusan beli konsumen
1) Pengenalan masalah
Proses ini dimulai dengan pembeli mengenali suatu masalah atau
kebutuhan pribadi konsumen
2) Pencarian informasi
Seorang konsumen yang telah dirangsang kebutuhan itu dapat atau
tidak dapat mencari informasi. Sumber informasi tersebut antara
lain, keluarga, media masa, pengguna produk.
3) Evaluasi alternatif
Hal tersebut berkaitan dengan bobot yang diberikan terhadap
produk dengan membandingkan antara satu produk dengan produk
yang lain.
4) Keputusan membeli
Konsumen membentuk suatu niat membeli atas dasar faktor seperti
pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.
5) Perilaku sesudah pembelian
Setelah membeli produk. Konsumen akan mengalami tingkat
kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan terlibat dalam
tindakan sesudah pembelian pada pemasar.
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
22
Setelah melalui tahapan tersebut maka tahapan terakhir dalam
model terperinci perilaku pembeli adalah tanggapan konsumen.
Konsumen akan memberikan pilihan terhadap produk, merek, desain,
waktu pembelian dan jumlah pembelian. Oleh karena itu, sudah
menjadi
kewajiban
bagi
perusahaan
untuk
selalu
mengikuti
perkembangan dari perilaku konsumen itu sendiri. Informasi yang
didapat dari perilaku konsumen akan menjadi bahan pertimbangan
perusahaan khususnya manajer pemasaran dalam menyusun strategi
pemasaran secara tepat, yang artinya produk yang diciptakan sesuai
apa yang dibutuhkan oleh konsumen sehingga konsumen merasa puas.
Hubungan variabel produk dengan minat, produk merupakan
segala
sesuatuyangditawarkan
kepasar
untuk
dapat
memenuhi
kebutuhan dan keinginan. Sehingga produk untuk dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan juga semestinya berkaitan dengan minat
konsumen yang kelak menggunakan produk tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kualitas adalah kemampuan suatu produk dalam memuaskan
kebutuhan atau keinginan pelanggan.Kualitas sering dianggap sebagai
ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas
desain dan kualitas kesesuaian.Kualitas desain merupakan fungsi
spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran
seberapa jauh suatu produk mampu memenuhi persyaratan atau
spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan.
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
23
B. Perceived Usefulness
1. Definisi Perceived Usefulness (manfaat yang dirasakan)
Perceived usefulness (manfaat yang dirasakan). Menurut Lee, Eze,
dan Ndubisi (2011) menyebutkan bahwa manfaat yang dirasakan
didefisinikan bahwa sejauh mana konsumen percaya bahwa belanja online
akan meningkatkan kinerja transaksinya. Seorang individu lebih mungkin
untuk melakukan penggunaan lanjutan ketika penggunaan tersebut
dianggap berguna.
Wan et al (2011) mendefisinikan perceived usefulness (manfaat
yang dirasakan) sebagai penilaian konsumen terhadap manfaat informasi
produk yang dibutuhkan dan dirasakan pada saat berbelanja ditoko
berbasis web. Dalam penelitian ini perceived uselfuness diartikan sebagai
konsumen merasa mudah berinteraksi dengan vendor web tersebut tentang
produk yang mereka jual.
Sedangkan menurut Wen, Prybutok dan Xu (2011) menyebutkan
bahwa manfaat yang dirasakan adalah keadaan dimana konsumen
merasakan bahwa belanja ditoko berbasis web akan meningkatkan
pengalaman belanjanya dan dapat menerima informasi produk yang dia
butuhkan.
Bahwa manfaat yang dirasakan adalah ketika pelanggan ingin
kembali untuk berbelanja disitus website, karena mereka menganggap
berbelanja di toko online tersebut sangat menyenangkan. Manfaat
didasarkan pada desain situs web dan informasi yang diberikan. Online
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
24
vendor mungkin tidak akan mempertahankan pelanggan jika pelanggan
tidak menikmati pengalaman belanja secara online.
Maksud manfaat yang dirasakan dalam penelitian ini adalah
manfaat yang didapatkan oleh konsumen ketika melakukan pembelian,
maksudnya para konsumen tinggal mengirim jumlah uang yang telah
disepakati dengan cara via transfer, itu akan memudahkan konsumen
dalam menghemat waktu. Serta kenyamanan toko online itu dalam
memberikan informasi, desain produk yang baru sehingga memudahkan
konsumen utuk dapat memilih produk apa yang akan dibelinya.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa manfaat yang dirasakan itu
bisa didapatkan ketika seorang konsumen merasa mudah untuk
berinteraksi dengan website, untuk mencari informasi produk dan
membayar online. Mereka akan mempertimbangkan bahwa belanja online
akan lebih berguna. Atau bisa juga disebutkan bahwa kegunaan yang
dirasakan adalah tingkatan dimana user percaya bahwa penggunaan
teknologi/sistem akan meningkatkan performa mereka dalam bekerja.
2. Kategori kemanfaatan menurut (Chin dan Told, 2010). kemanfaatan dapat
dapat terbagi menjadi dua kategori yaitu:
a. Usefulness dengan estimasi satu faktor, yang meliputi dimensi:
1) Menjadikan pekerjaan lebih mudah (makes job easier)
2) Bermanfaat (useful)
3) Menambah produktivitas (increase productivity)
4) Mempertinggi evektifitas (enchane effectiveness)
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
25
5) Mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job performance)
b. Usefulness dengan estimasi dua faktor, yang meliputi dimensi:
1) Kemanfaatan:
a. Menjadikan pekerjaan lebih mudah (makes job easier)
b. Bermanfaat (usefull)
c. Menambah produktivitas (increase productivity)
2) Efektivitas :
a. Mempertinggi efektivitas (enchance effectiveness)
b. Mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job performance)
3) Berikut adalah indikator perceived usefulness (Lee, & Wan, 2010):
a. Menggunakan e-commerce mempersingkat waktu saya dalam
masalah belanja online.
b. Menggunakan e-commerce memudahlkan saya dalam membeli
produk dalam berbasis web
c. E-commerce berguna bagi pengalaman saya dalam belanja
online
3. Hubungan antara Perceived usefulness dengan sikap dan minat
Perceived uselfuness memiliki efek penting pada sikap dan minat
beli online shop, ketika konsumen merasa mudah untuk berinteraksi
dengan website untuk mencari produk dan membayar online, mereka akan
mempertimbangkan belanja online lebih berguna. Maksud belanja online
lebih berguna disini adalah konsumen akan berpikir bahwa belanja online
dapat mengehemat waktu dibandingkan dengan belanja tradisional.
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
26
Penelitian yang dilakukan oleh Chao Wen. Victor dan Chenyan
(2011) berjudul”An Integrated Model For Customer Online Reourchase
Intention”. Pada penelitian tersebut variabel perceived usefulness
berpengaruh positif terhadap sikap dan minat beli online. Penelitian Lee,
Zee, dan Ndubisi (2011) dengan judul”Analysing key Determinants Of
Online Repurchase Intentions”, menyebutkan bahwa perceived uselfuness
berpengaruh positif terhadap sikap dan minat beli online.
Manfaat yang dirasakan oleh para konsumen adalah konsumen
yang telah mencapai tugas belanja efesien akan menunjukkan bahwa
konsumen akan melakukan pembelian terhadap produk tersebut.
Persepsi kegunaan (perceived usefulness) merupakan suatu
keadaan yang mana individu percaya bahwa penggunaan suatu teknologi
tertentu akan meningkatkan kinerjanya. Wibowo (2009) menjelaskan
bahwa persepsi kegunaan merupakan persepsi terhadap kemanfaatan yang
didefisinikan sebagai suatu ukuran yang mana penggunaan suatu teknologi
dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya.
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa persepsi
kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap minat
individu dalam menggunakan e-commerce untuk melakukan pembelian
online terhadap situs web yang mereka suka. Diantaranya penelitian yang
dilakukan oleh Rendragraha (2011), Lui dan Al Maghribi et al (2011).
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
27
C. Perceifed Ease Of Use
1. Definisi Perceived Ease Of Use (kemudahan penggunaan)
Perceived ease of use (kemudahan penggunaan). Menurut Mangin et
al (2011) mendefisinikan bahwa kemudahan penggunaan adalah variable
yang sangat penting untuk menerima sistem informasi karena dasar dari
penggunaan sistem. Kemudahan penggunaan mengacu pada tingkat
dimana pengguna berpikir bahwa penggunaan sistem online akan bebas
dari usaha. Sebuah sistem yang sulit digunakan akan dianggap kurang
bermanfaat oleh pengguna dan mungkin akan ditinggalkan leh pengguna.
Kemudahan penggunaan merupakan faktor penting dalam menggunakan
layanan online.
Sedangkan menurut Wen, Prybutok, dan Xu (2011) mengemukakan
bahwa kemudahan penggunaan adalah dimana konsumen merasakan
bahwa belanja ditoko berbasis web akan meningkatkan belanjanya serta
sejauh mana konsumen merasakan kemudahan interaksi dengan situs web
dan dapat menerima informasi produk yang ia butuhkan. Ketika konsumen
merasakan kemudahan interaksi dengan situs web e-commerce, untuk
mencari informasi produk dan membayar
online, mereka akan
mempertimbangkan belanja online lebih berguna
Dengan demikian dalam lingkungan online, persepsi kemudahan
yang dirasakan adalah kemudahan melakukan pembelian melalui internet.
Persepsi kemudahan penggunaan didefisinikan sejauh mana orang percaya
bahwa melakukan pembelian melalui internet akan menjadi mudah.
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
28
2. Hubungan antara Perceived Ease Of Use dengan sikap dan minat
Kemudahan penggunaan (ease of use) didefisinikan sebagai sejauh
mana orang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari
usaha (Hartono, 2009:114). Menurut Amijaya (2010), persepsi kemudahan
ini akan berdampak pada perilaku, yaitu semakin tinggi persepsi seseorang
tentang kemudahan menggunakan sistem, semakin tinggi pula tingkat
pemanfaatan teknologi informasi. Kusuma dan susiolowati (2010)
mengungkapkan bahwa intensitas penggunaan dengan sistem juga dapat
menunjukan kemudahan penggunaan. Suatu sistem yang sering digunakan
menunjukan bahwa sistem tersebut lebih dikenal, lebih mudah
dioperasikan, dan lebih mudah digunakan oleh penggunaanya. Beberapa
peneliti sebelumnya menunjukan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh
positif terhadap minat individu dalam menggunakan e-commere pada
belanja online shop, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Ramayah
dan Ignatus (2009).
Persepsi
kemudahan
web
online
akan
memudahkan
user
mendapatkan informasi yang diinginkannya karena mereka mudah
mendapatkan informasi yang diinginkannya. Ketika user mendapatkan
informasi yang diinginkan, user akan merasa mendapatkan manfaat dari
web tersebut. Manfaat yang dirasakan oleh para konsumen adalah
konsumen yang telah mencapai yang efisien akan menunjukan bahwa
konsumen akan melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Dengan
definisi diatas terdapat pengaruh signifikan perceived ease of use
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
29
(kemudahan penggunaan) terhadap sikap dan minat berbelanja melalui
situs web online.
D. Privacy (Privasi)
1. Definisi Privacy (privasi)
Privacy (privasi). Menurut Strauss & Frost (2009), adalah
informasi memainkan peranan penting dalam konsep privasi, sama halnya
pada pemasaran dan perdagangan elektronik. Udo (2011). Privasi dalam
dunia e-commerce membicarakan tentang sejauh mana kemampuan
pengelola situs web untuk menjaga kerahasiaan data pribadi dari setiap
pengguna ataupun anggota yang terdaftar dibasis datanya, untuk tidak
dibocorkan maupun disalahgunakan oleh pihak lain.
Menurut Dutta, Dutton, dan Law (2011), menyebutkan bahwa
salah satu perhatian penting bagi setiap pengguna situs jejaring sosial
online adalah privasi mereka. Hubungan antara privasi dan persepsi
terhadap jejaring sosial online adalah kompleks. Bahkan situs jejaring
sosial banyak mengumpulkan informasi pribadi tentang pengguna mereka.
Dalam saat-saat tertentu , pengguna ingin informasi tentang diri mereka
sendiri dikenal hanya oleh lingkaran kecil, teman dekat, atau bukan orang
lain.
Privacy (privasi) mengacu pada sejauh mana situs web aman dan
melindungi informasi pelanggan. Dimalaysia , banyak pembeli tampaknya
takut untuk membeli produk dan layanan online atau untuk memberikan
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
30
informasi pribadi mereka karena kekhawatiran kurangnya privasi dan
kemungkinan bahwa pengecer online akan menyalahgunakan informasi
pribadi mereka. Dengan adanya teknologi baru ditambah kerumitanya,
telah
membuat
privasi
menjadi
masalah
penting.
Akibatnya,
ketidakpercayaan konsumen meningkat tentang bagaimana data pribadi
mereka dikumpulkan dan diproses.
2. Hubungan antara Privacy terhadap sikap dan minat
Privasi mengacu pada sejauh mana situs online melindungi privasi
para pelanggan. Dengan semakin banyaknya teknologi baru, tumbuh
kapasitas untuk pengolahan informasi, ditambah kerumitanya, privasi
menjadi masalah penting. Akibatnya, ketidakpercayaan konsumen
meningkat tentang bagaimana data pribadi mereka dikumpulkan dan
diproses. Penelitian yang dilakukan oleh Lee, Eze, dan Ndubisi (2011)
dengan judul” Analysing Key Determinants Of Online Repurchase
Intentions”. Menyebutkan bahwa privacy berpengaruh positif terhadap
sikap dan minat beli online.
E. Price
1. Definisi Price (harga)
Price (harga). Menurut Kotler dan Amstrong (2012) “harga
merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk/ jasa, atau
jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
31
memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut”. Kemudian
menurut harini (2009) harga adalah uang (ditambah beberapa produk kalau
mengikuti)n yang dibebankan untuk mendapatlkan sejumlah dari
kombinasi dari produk dan pelayanannya.
Menurut Agusty (2010), harga merupakan salah satu variabel
penting dalam pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi konsumen
dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk, karena berbagai
alasan. Alasan ekonomis akan menunjukan bahwa harga yang rendah atau
harga yang selalu berkompetisi merupakan salah satu pemicu penting
untuk meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi alasan psikologis dapat
menunjukan bahwa harga justru merupakan indikator kualitas dan karena
itu dirancang sebagai salah satu instrumen penjualan sekaligus sebagai
instrumen kompetisi yang menentukan.
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan
untuk memperoleh suatu produk. Harga merupakan unsur yang paling
kritis dalam bauran pemasaran, karena konsumen sangat berkepentingan
dengan nilai yang mereka peroleh dalam suatu pertukaran. Harga sering
dijadikan sebagai alat persaingan, yang pada akhirnya akan mengarah pada
peperangan harga.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
harga adalah satuan moneter yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan dan mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan
pelayanannya.
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
32
2. Fandy Tjiptono mengatakan bahwa, harga memiliki dua peranan utama
dalam mempengaruhi keputusan beli, diantaranya:
a. Peranan alokasi dan harga, yaitu fungsi dalam membantu para pembeli
untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi
yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya
harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara
mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa.
Pembeli membandingkan harga dari beberapa alternatif yang tersedia,
kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
b. Peranan informasi dan harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik
konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini
terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami
kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif.
Harga yang terlalu tinggi akan membuat konsumen melakukan
perpindahan dalam pembelian produk, mereka akan mencari produk
yang sama dengan harga yang lebih murah. Jadi, kualitas dan harga
adalah variabel pilihan penting bagi konsumen, sehingga harga suatu
produk sangat meentukan kualitasnya.
Faktor terpenting dari harga sebenarnya bukan harga itu sendiri
(objective price), akan tetapi harga subyektif,
yaitu harga uang
dipersepsikan oleh konsumen. Apabila konsumen merepresentasikan
produk A harganya tinggi/mahal, maka hal ini akan berpengaruh positif
terhadap “perceived quality dan perceived serfice”, artinya konsumen
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
33
mungkin memandang produk A adalah produk berkualitas. Oleh karena
itu, wajar apabila memerlukan pengorbanan uang yang lebih mahal. Harga
merupakan faktor penentu dalam pemilihan produk dan keputusan
pembelian. (Craig S, 2009) mengidentifikasikan harga sebagai salah satu
faktor penting yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam
keputusan pembelian sehubungan dengan nilai dan produk atau jasa. Para
konsumen tertarik untuk mendapatkan harga yang pantas. Harga yang
pantas berarti nilai yang dipersepsikan pantas pada saat transaksi
dilakukan. Konsumen beranggapan bahwa suatu produk dengan harga
yang mahal berarti mempunyai kualitas yang baik. Sedangkan apabila
harga yang murah mempunyai kualitas yang kurang baik.
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam
pemasaran suatu produk. Karena harga adalah satu dari empat bauran
pemasaran/marketing mix (4p= product, price, place, promotion/product,
harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk
barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga
merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga
menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan
darib penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menentapkan
harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun
jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat
diperoleh organisasi perusahaan.
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
34
3. Hubungan antara Harga terhadap sikap dan minat
Penelitian yang dilakukan oleh Petra (2012) berjudul ”FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Di Online Shop Guess” harga
sering dijadikan alat persaingan untuk mednapatkan suatu produk.
Pendapat dari Swenny, et al (2011) menyatakan bahwa dalam membeli
suatu produk, konsumen tidak hanya mempertimbangkan kuaitasnya saja,
tetapi juga memikirkan kelayakan harganya. Penelitian dari Raharso,
Sri(2005) membuktikan bahwa harga yang dirasakan oleh konsumen
berpengaruh untuk menimbulkan minat beli yang kemudian berpengaruh
terhadap kepuasan sehingga tercita loyalitas.
Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan
merek yang berkaitan dengan keputusan membeli konsumen. Harga
merupakan sesuatu yang dikorbankan oleh konsumen untuk mendapatkan
suatu produk. Konsumen akan membeli suatu produk bermerek jika
harganya dipandang layak oleh mereka. Sehingga minat konsumen akan
suatu produk berkaitan dengan harga tersebut.
Untuk dapat mempertahankan atau meningkatkan harga suatu
produk dapat dilakukan dengan inovasi pada kemasan yang bermanfaat
dengan bentuk dari desain yang indah. Pemberian harga pada suatu produk
juga harus mempertimbangkan kualitas yang terkandung dalam produk.
Sehingga dapat menciptakan emosi dari kepuasan tersendiri bagi
konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga berpengaruh
positif terhadap sikap dan minat beli konsumen.
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
35
F. Kerangka Pemikiran
Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap
mengkonsumsi. Dalam hal ini tahap dimana konsumen membentuk pilihan
mereka diantara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat pilihan,
kemudian pada akhirnya melakukan suatu pembelian pada suatu alternatif
yang paling disukainya berdasarkan proses yang dilalui konsumen untuk
membeli suatu barang yang didasari bermacam pertimbangan (Sukmawati
dalam Pramono, 2012)
Sikap adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan
konsumen. Sikap biasanya memainkan peranan utama dalam membentuk
perilaku. Sikap seseorang terhadap iklan dan produk sebagai obyek sikap akan
mempengaruhi minatnya dalam melakukan pembelian produk, dalam hal ini
sikap memegang peranan penting dalam mempengaruhi minat konsumen
melakukan pembelian. (Kotler and Keller, 2009)
Perceived usefulness (manfaat yang dirasakan) maksud manfaat yang
dirasakan dalam penelitian ini adalah manfaat yang didapatkan oleh konsumen
ketika melakukan pembelian, maksudnya konsumen tinggal mengirim ke
Bank jumlah uang yang sudah disepakati dengan cara via transfer. Hal
tersebut akan memudahkan konsumen dalam menghemat waktu.
Perceived ease of use (kemudahan penggunaan). Menurut Mangin et
al (2011) menyebutkan bahwa kemudahan penggunaan adalah variabel yang
sangat penting untuk menerima sistem informasi karena dasar dari
penggunaan sistem. Persepsi kemudahan ini akan akan berdampak pada
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
36
perilaku, yaitu semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan
menggunakan sistem, semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi
informasi sehingga memudahkan kosnumen dalam berbelanja melalui online.
(Amijaya, 2010)
Privacy
(privasi).
Menurut
Duta,
Dutton,
dan
law
(2011)
menyebutkan bahwa sudah satu perhatian penting bagi setiap pengguna situs
jejaring sosial online adalah privasi mereka. Privasi dalam dunia e-commerce
membicarakan tentang sejauh mana kemampuan pengelola situs web untuk
menjaga kerahasiaan data pribadi dari setiap pengguna atau pun anggotanya
yang
terdaftar
dibasis
datanya,
untuk
tidak
dibocorkan
maupun
disalahgunakan oleh pihak lain.
Price (harga) adalah jumlah uang yang dibutuhkan dan dikeluarkan
untuk mendapatkan produk. Harga merupakan unsur yang paling kritis dalam
bauran pemasaran, karena konsumen sangat berkepentingan dengan nilai yang
mereka peroleh dalam suatu pertukaran. (Petra, 2012)
Setelah dilakukan telaah pustaka yang mendasari perumusan masalah
yang diajkan selanjutnya dibentuk sebuah kerangka pemikiran teoritis, yang
akan digunakan sebagai acuan untuk pemecahan masalah.
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
37
Perceived usefulness
(Manfaat yang dirasakan)
(X1)
H1
Perceived ease of use
(Kemudahan penggunaan)
(X2)
H2
H5
Privacy
(Privasi)
(X3)
Sikap dan
minat
(Y)
H3
H4
Price
(Harga)
(X4)
Gambar. 2.3
Kerang Pemikiran
G. Hipotesis
Berdasarkan penjelasan teori dan hasil penelitian sebelumnya dan
didukung dengan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka hipotesis
yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1 : Terdapat pengaruh secara parsial antara perceived usefulness terhadap
sikap dan minat
H2 : Terdapat pengaruh secara parsial antara ease of use terhadap sikap dan
minat
H3 : Terdapat pengaruh secara parsial antara privacy terhadap sikap dan
minat
H4 : Terdapat pengaruh secara parsial antara price terhadap sikap dan minat
H5 : Terdapat pengaruh secara simultan antara variabel perceived usefulness,
ease of use, privacy, dan price terhadap sikap dan minat
Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016
Download