BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sikap Dan Minat 1. Sikap a. Definisi sikap Sikap adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Sikap biasanya memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku. Definisi sikap menurut Kotler and Keller (2009), sikap adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan diri seseorang terhaap suatu obyek atau gagasan. Definisi sikap menurut Leon dan Leeslie (2010), adalah kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara yang menyenangkan terhadap suatu objek tertentu. Sifat secara spsifik dideskripsikan kedalam beberapa dimensi, yaitu kognitif, afektif dan konatif. (Tan et all, 2009) mengatakan bahwa sikap memegang peranan penting dalam mempengaruhi minat berperilaku. Batas definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kecenderungan seseorang menanggapi rangsangan dan memberi tindakan terhadap suatu objek tertentu, baik disukai atau tidak disukai. b. Triandis mengkombinasi tiga jenis tanggapan (pikiran, perasaan dan tindakan) kedalam model tiga unsur dari sikap (triepartie Model Of Attitude). Sikap dipandang mengandung tiga komponen yang terkait dalam penelitian Nia, (2011). Setiadi, yaitu: 9 Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 10 1. Kognitif Kognitif, berhubungan dengan pengenalan dan pengetahuan obyek beserta atributnya. Pada saat konsumen menerima rangsangan sebuah iklan maka proses psikologi internal akan bekerja yang dihubungkan dengan pengaktifan indera. 2. Afektif Afktif, memberikan tanggapan tentang perasaan terhadap obyek dan atributnya. Indera yang bekerja akan memberikan interpretasi terhadap sebuah obyek atau dalam sebuah iklan adalah produk / merek dan bagian-bagian dari penayangan itu sendiri. 3. Konasi Dalam konasi seorang memiliki minat dan tindakan dalam sebuah perilaku. Bila tahap ini bekerja maka konsumen telah memiliki keputusan akan suara obyek Komponen kognitif kepercayaan terhadap merek Komponen Afektif Evaluasi merek Komponen konatif maksud untuk membeli Gambar 2.1 Hubungan Antar 3 (Tiga) Komponen Sikap Sumber. Setiadi J. Nugroho, 2009:217 Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 11 Hubungan antar tiga komponen itu mengilustrasikan hierarki pengaruh keterlibatam tinggi (high involvement) yaitu kepercayaan merek mempengaruhi evaluasi merek, dam evaluasi merek mempengaruhi maksud untuk membeli. Komponen afektif atau evaluasi merek adalah pusat dari telaah sikap karena evaluasi merek merupakan ringkasan dari kecenderungan konsumen untuk menyenangi atau tidak menyenangi merek tertentu. Evaluasi merek sesuai dengan definisi dari sikap terhadap merek yaitu kecenderungan untuk mengevaluasi merek baik disegani atau tidak disegani. c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap (dalam penelitian Nia, 2011. Sciffman dan Kanuk): 1) Pengalaman Langsung Sikap konsumen terhadap sebuah produk dapat terbentuk melalui pengalaman langsung konsumen dalam mencoba, dan mengevaluasi produk tersebut. Begitu pentingnya pengalaman lamgsung tersebut dalam pembentukan sikap konsumen, banyak perusahaan dalam memperkenalkan produk baru mereka menerapkan strategi pemberian produk secara cuma-cuma sebagai sampel kepada konsumen untuk dicoba. 2) Pemasaran langsung Banyak pemasar yang menggunakan penggunaan program, pemasaran langsung untuk mencapai target konsumen dengan Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 12 menawarkan produk yang sesuai dengan minat dan gaya hidup mereka. (Sciffman dan Kanuk, 2011). Pemasar sangat hati-hati dalam melakukan targeting. Berdasarkan psikografis demografis, atau geodemografis. Program pemasaran langsung menggunakan iklan-iklan dan pesan-pesan promosi lainya untuk membentuk sikap konsumenyang mendukung produknya sehingga dapat lebih cepat mencapai segmen pasarnya. 3) Keberadaan media massa Banyak media massa yang secara terus-menerus mengeluarkan ide-ide, pendapat, produk baru, dan iklan-iklan suatu produk. Komunikasi media massa ini memberikan informasi yang penting dalam membentuk sikap konsumen. 2. Minat Beli a. Definisi Minat beli Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Doods, Monroe dan Grewel, (2010) menyatakan bahwa minat beli didefisinikan sebagai kemungkinan bila pembeli bermaksud unuk membeli produk. Minat beli merupakan perilaku konsumen yang menunjukan sejauh mana konsumennya untuk melakukan pembelian. (Menurut Scihffman dan Kanuk, 2009) didefisinikan sebagai berikut, suatu model sikap seseorang terhadap objek barang yang sangat cocok dalam mengukur sikap terhadap Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 13 golongan produk, jasa atau merek tertentu. Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Kerin, 2009) Minat beli konsumen adalah tahap dimana konsumen membentuk pilihan mereka diantara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat pilihan, kemudian pada akhirnya melakukan suatu pembelian pada suatu alternatif yang paling disukainya atau proses yang dilalui konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa yang didasari oleh bermacam pertimbangan (Sukmawati dan Suyono dalam Pramono, 2012). Perilaku seseorang sangat tergantung pada minatnya, sedangkan minat berperilaku sangat tergantung pada sikap dan norma subyektif atas perilaku. Keyakinan atas akibat perilaku sangat mempengaruhi sikap dan norma subyektifnya. Sikap individu terbentuk dari kombinasi antara keyakinan dan evaluasi tentang keyakinan penting seseorang konsumen, sedangkan norma subyektif ditentukan oleh keyakinan dan motivasi. Konsumen dimanapun dan kapanpun akan dihadapkan alam sebuah keputusan pembelian untuk melakukan transaksi pembelian. Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 14 dimana konsumen akan membandingkan atau mempertimbangkan satu barang dengan barang lainya untuk mereka konsumsi. Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat beli yang muncul merupakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya, yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhanya akan mengaktualisasikan apa yang ada dalam benaknya itu. Meskipun merupakan pembelian yang belum tentu akan dilakukan pada masa mendatang namun pengukuran terhadap minat pembelian umumnya dilakukan guna memaksimumkan produksi terhadap pembelian aktual itu sendiri. Dengan demikian minat beli merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian. Seorang konsumen akan memiliki minat untuk melakukan pembelian ketika konsumen tersebut memiliki pengalaman yang positif terhadap produk yang dibelinya sehingga timbul niat untuk suatu saat melakukan pembelian kembali b. Proses pembelian menurut Ajay dan Goodstein (2010) mengatakan bahwa jika kita ingin mempengaruhi seseorang. Maka cara yang baik adalah mempelajari apa yang dipikirkannya, maka akan didapatkan tidak hanya sekedar informasi tentang orang itu dan bagaimana proses informasi itu dapat berjalan dan bagaimana memanfaatkannya, hal ini Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 15 yang dinamakan “The Buying Process” (proses pembelian). Menurutnya proses pembelian meliputi lima hal: 1. Need (kebutuhan), proses pembelian berawal dari adanya kebutuhan yang tak harus dipenuhi atau kebutuhan yang muncul pada saat itu dan memotivasi untuk melakukan pembelian 2. Recognition (pengenalan), mengenali kebutuhan itu sendiri untuk dapat menetapkan sesuatu untuk memenuhinya. 3. Search (pencarian), merupakan bagian aktif pembelian yaitu mencari jalan untuk mengisi kebutuhan tersebut. 4. Evaluation (evaluasi), suatu proses untuk mempelajari semua yang didapat selama proses pencarian dan mengembangkan beberapa pilihan. 5. Decision (keputusan), langkah trakhir dari suatu proses pembelian untuk mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diterima. c. Faktor-Faktor yang membentuk minat beli konsumen menurut Kotler, (2010) yaitu: 1. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai sesorang akan brgantung pada dua hal yaitu: intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang dissukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. 2. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan apat mngubah penirian konsumen alam melakukan peembelian. Hal Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 16 tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan membelisuatu barang atau tidak. Seorang konsumen tidak dengan sendirinya memiliki keputusan dalam pembelian barang atau jasa. Terlebih dahulu konsumen mencari informasi dari orang terdekat atau orang yang benar-benar dipercaya untuk membantunya dalam pengambilan keputusan. 3. Keputusan Pembelian a. Definisi Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada didalam kumpulan pilihan (Kotler dan Keler, 2009). Definisi lain keputusan pembelian adalah keputusan pembeli tentang merek mana yang dibeli (Kotler dan Amstrong, 2009). Konsumen dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun, ada dua faktor yang terdapat diantara niat pembelian dan keputusan pembelian, yaitu sikap dan faktor-faktor yang tidak terantisipasi (kotler, 2009). Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal, yaitu (1) intensitas negatif orang terhadap alteratif yang disukai konsumen, (2) motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 17 konsumen, konsumen akan semakin mengubah niat pembelianya. Keadaan sebaliknya juga berlaku preferensi pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat jika orang yang disukai juga sangat menyukai merek yang sama. Pengaruh orang lain menjadi rumit jika beberapa orang yang dekat dengan pembeli memiliki pendapat yang saling berlawanan dan pembeli tersebut ingin menyenangkan mereka (Kotler, 2009). Keputusan membeli atau tidak membeli merupakan bagian yang melekat pada diri individu konsumen yang disebut behavior dimana ia menunjuk kepada tindakan fisik yang nyata dapat dilihat dan diukur oleh orang lain (Nitisusastro, 2012). Keputusan konsumen untuk memodofikasi, menunda atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang terpikirkan. Besarnya resiko yang dipikirkan berbeda-beda menurut besarnya yang dipertaruhkan, besarnya ketidakpastian atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen. Para konsumen mengembangkan rutinitas tertentuuntuk mengurangi resiko, seperti penghindar keputusan, pengambilan informasi dari teman-teman, dan preferensi atas nama merek dalam negeri serta garansi. b. Jenis- jenis perilaku keputusan pembelian Perilaku keputusan pembelian sangat berbeda untuk masingmasing produk. Keputusan yang lebih kompleks biasanya melibatkan peserta pembelian dan pertimbangan pembeli yang lebih banyak. Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 18 Menurut Kotler dan Amstrong, 2008 perilaku keputusan pembelian terbagi menjadi empat jenis, yaitu: 1) Perilaku pembelian kompleks Konsumen melakukan pembelian kompleks ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antar merek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal, memperlibatkan beresiko, ekspresidiri. jarang Umumnya dibeli, dan sangat konsumen harus mempelajari banyak hal tentang kategori produk. Pada tahap ini, pembeli akan melawati proses pembelajaran, mula-mula mengembangkan keyakinan tentang produk, lalu sikap dan kemudian membuat pilihan pembelian yang dipikirkan masakmasak. Pemasar produk yang memerlukan keterlibatan tinggi harus memahami pengumpulan informasi dan perilaku evaluasi yang dilakukan konsumen dengan keterlibatan tinggi. Para pemasar perlu membantu konsumen untuk membelajari atribut produk dan kepentingan atribut tersebut. Konsumen harus membedakan fitur mereknya, mungkin dengan menggambarkan kelebihan merek lewat media cetak dengan teks yang panjang. Konsumen harus memotivasi wiraniaga toko dan orang yang memberi penjelasan kepada pembeli untuk mempengaruhi pilihan merek akhir. Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 19 2) Perilaku pembelian pengurangan disonasi (ketidaknyamanan) Perilaku pembelian pengurangan disonasi terjadi ketik konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antar merek. Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaknyamanan pasca pembelian ketika mereka mengetahui kerugian tertentu dan merek yang dibeli atau mendengar hal-hal menyeangkan tentang merek yang tidak dibeli. Untuk menghadapi disonasi semacam itu, komunikasi pasca pembelian yang dilakukan pemasar harus memberikan bukti dan dukungan untuk membantu konsumen untuk merasa nyaman dengan pilihan merek mereka. 3) Perilaku pembelian kebiasaan Perilaku pembelian kebiasaan terjadi ketika dalam keadaan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Konsumen hanya mempunyai sedikit keterlibatan dalam produk itu, mereka hanya pergi ketoko dan mengambil satu merek. Jika mereka terus mengambil merek yang sama, hal ini lebih merupakan kebiasaan daripada loyalitas yang kuat terhadap sebuah merek. Konsumen seperti ini memliki keterlibatan rendah dengan sebagian besar produk murah yang sering dibeli. Konsumen tidak secara ekstensif mencari informasi tentang merek, mengevaluasi karakteristik merek, dan mempertimbangkan keputusan tentang merek yang akan dibeli. Sebagai gantinya, Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 20 konsumen menerima informasi secara pasif ketika merek menonton televisi atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan kebiasaan merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap sebuah merek, mereka memilih merek karena terbiasa dengan merek tersebut, konsumen mungkin tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah melakukan pembelian. Oleh karena itu, proses pembelian melibatkan keyakinan merek yang dibentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti oleh perilaku pembelian, yang mungkin diikuti oleh evaluasi atau mungkin tidak. 4) Perilaku pembelian mencari keragaman Perilaku pembelian mencari keragaman dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah, tetapi anggapan perbedaan merek yang signifikan. Dalam kasus ini, konsumen sering melakukan banyak pertukaran merek. Merek, pemimpin pasar akan coba mendorong perilaku pembeli kebiasaan dengan mendominasi ruang rak, membuat rak tetap penuh, dan menjalankan iklan untuk mengingatkan konsumen sesering mungkin. Perusahaan penantang akan mendorong pencarian keragaman dengan menawarkan harga yang lebih murah, kesepakatan kupon khusus, sampel gratis, dan iklan yang menampilkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau kredit. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjualan dan jumlah pembeliannya. Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 21 c. Proses keputusan beli konsumen akan dijelaskan dalam gambar berikut. Pengenalan masalah Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan membeli Perilaku sesudah pembelian Gambar. 2.2 Proses keputusan beli konsumen 1) Pengenalan masalah Proses ini dimulai dengan pembeli mengenali suatu masalah atau kebutuhan pribadi konsumen 2) Pencarian informasi Seorang konsumen yang telah dirangsang kebutuhan itu dapat atau tidak dapat mencari informasi. Sumber informasi tersebut antara lain, keluarga, media masa, pengguna produk. 3) Evaluasi alternatif Hal tersebut berkaitan dengan bobot yang diberikan terhadap produk dengan membandingkan antara satu produk dengan produk yang lain. 4) Keputusan membeli Konsumen membentuk suatu niat membeli atas dasar faktor seperti pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. 5) Perilaku sesudah pembelian Setelah membeli produk. Konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan terlibat dalam tindakan sesudah pembelian pada pemasar. Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 22 Setelah melalui tahapan tersebut maka tahapan terakhir dalam model terperinci perilaku pembeli adalah tanggapan konsumen. Konsumen akan memberikan pilihan terhadap produk, merek, desain, waktu pembelian dan jumlah pembelian. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk selalu mengikuti perkembangan dari perilaku konsumen itu sendiri. Informasi yang didapat dari perilaku konsumen akan menjadi bahan pertimbangan perusahaan khususnya manajer pemasaran dalam menyusun strategi pemasaran secara tepat, yang artinya produk yang diciptakan sesuai apa yang dibutuhkan oleh konsumen sehingga konsumen merasa puas. Hubungan variabel produk dengan minat, produk merupakan segala sesuatuyangditawarkan kepasar untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan. Sehingga produk untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan juga semestinya berkaitan dengan minat konsumen yang kelak menggunakan produk tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah kemampuan suatu produk dalam memuaskan kebutuhan atau keinginan pelanggan.Kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian.Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk mampu memenuhi persyaratan atau spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan. Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 23 B. Perceived Usefulness 1. Definisi Perceived Usefulness (manfaat yang dirasakan) Perceived usefulness (manfaat yang dirasakan). Menurut Lee, Eze, dan Ndubisi (2011) menyebutkan bahwa manfaat yang dirasakan didefisinikan bahwa sejauh mana konsumen percaya bahwa belanja online akan meningkatkan kinerja transaksinya. Seorang individu lebih mungkin untuk melakukan penggunaan lanjutan ketika penggunaan tersebut dianggap berguna. Wan et al (2011) mendefisinikan perceived usefulness (manfaat yang dirasakan) sebagai penilaian konsumen terhadap manfaat informasi produk yang dibutuhkan dan dirasakan pada saat berbelanja ditoko berbasis web. Dalam penelitian ini perceived uselfuness diartikan sebagai konsumen merasa mudah berinteraksi dengan vendor web tersebut tentang produk yang mereka jual. Sedangkan menurut Wen, Prybutok dan Xu (2011) menyebutkan bahwa manfaat yang dirasakan adalah keadaan dimana konsumen merasakan bahwa belanja ditoko berbasis web akan meningkatkan pengalaman belanjanya dan dapat menerima informasi produk yang dia butuhkan. Bahwa manfaat yang dirasakan adalah ketika pelanggan ingin kembali untuk berbelanja disitus website, karena mereka menganggap berbelanja di toko online tersebut sangat menyenangkan. Manfaat didasarkan pada desain situs web dan informasi yang diberikan. Online Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 24 vendor mungkin tidak akan mempertahankan pelanggan jika pelanggan tidak menikmati pengalaman belanja secara online. Maksud manfaat yang dirasakan dalam penelitian ini adalah manfaat yang didapatkan oleh konsumen ketika melakukan pembelian, maksudnya para konsumen tinggal mengirim jumlah uang yang telah disepakati dengan cara via transfer, itu akan memudahkan konsumen dalam menghemat waktu. Serta kenyamanan toko online itu dalam memberikan informasi, desain produk yang baru sehingga memudahkan konsumen utuk dapat memilih produk apa yang akan dibelinya. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa manfaat yang dirasakan itu bisa didapatkan ketika seorang konsumen merasa mudah untuk berinteraksi dengan website, untuk mencari informasi produk dan membayar online. Mereka akan mempertimbangkan bahwa belanja online akan lebih berguna. Atau bisa juga disebutkan bahwa kegunaan yang dirasakan adalah tingkatan dimana user percaya bahwa penggunaan teknologi/sistem akan meningkatkan performa mereka dalam bekerja. 2. Kategori kemanfaatan menurut (Chin dan Told, 2010). kemanfaatan dapat dapat terbagi menjadi dua kategori yaitu: a. Usefulness dengan estimasi satu faktor, yang meliputi dimensi: 1) Menjadikan pekerjaan lebih mudah (makes job easier) 2) Bermanfaat (useful) 3) Menambah produktivitas (increase productivity) 4) Mempertinggi evektifitas (enchane effectiveness) Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 25 5) Mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job performance) b. Usefulness dengan estimasi dua faktor, yang meliputi dimensi: 1) Kemanfaatan: a. Menjadikan pekerjaan lebih mudah (makes job easier) b. Bermanfaat (usefull) c. Menambah produktivitas (increase productivity) 2) Efektivitas : a. Mempertinggi efektivitas (enchance effectiveness) b. Mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job performance) 3) Berikut adalah indikator perceived usefulness (Lee, & Wan, 2010): a. Menggunakan e-commerce mempersingkat waktu saya dalam masalah belanja online. b. Menggunakan e-commerce memudahlkan saya dalam membeli produk dalam berbasis web c. E-commerce berguna bagi pengalaman saya dalam belanja online 3. Hubungan antara Perceived usefulness dengan sikap dan minat Perceived uselfuness memiliki efek penting pada sikap dan minat beli online shop, ketika konsumen merasa mudah untuk berinteraksi dengan website untuk mencari produk dan membayar online, mereka akan mempertimbangkan belanja online lebih berguna. Maksud belanja online lebih berguna disini adalah konsumen akan berpikir bahwa belanja online dapat mengehemat waktu dibandingkan dengan belanja tradisional. Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 26 Penelitian yang dilakukan oleh Chao Wen. Victor dan Chenyan (2011) berjudul”An Integrated Model For Customer Online Reourchase Intention”. Pada penelitian tersebut variabel perceived usefulness berpengaruh positif terhadap sikap dan minat beli online. Penelitian Lee, Zee, dan Ndubisi (2011) dengan judul”Analysing key Determinants Of Online Repurchase Intentions”, menyebutkan bahwa perceived uselfuness berpengaruh positif terhadap sikap dan minat beli online. Manfaat yang dirasakan oleh para konsumen adalah konsumen yang telah mencapai tugas belanja efesien akan menunjukkan bahwa konsumen akan melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Persepsi kegunaan (perceived usefulness) merupakan suatu keadaan yang mana individu percaya bahwa penggunaan suatu teknologi tertentu akan meningkatkan kinerjanya. Wibowo (2009) menjelaskan bahwa persepsi kegunaan merupakan persepsi terhadap kemanfaatan yang didefisinikan sebagai suatu ukuran yang mana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap minat individu dalam menggunakan e-commerce untuk melakukan pembelian online terhadap situs web yang mereka suka. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Rendragraha (2011), Lui dan Al Maghribi et al (2011). Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 27 C. Perceifed Ease Of Use 1. Definisi Perceived Ease Of Use (kemudahan penggunaan) Perceived ease of use (kemudahan penggunaan). Menurut Mangin et al (2011) mendefisinikan bahwa kemudahan penggunaan adalah variable yang sangat penting untuk menerima sistem informasi karena dasar dari penggunaan sistem. Kemudahan penggunaan mengacu pada tingkat dimana pengguna berpikir bahwa penggunaan sistem online akan bebas dari usaha. Sebuah sistem yang sulit digunakan akan dianggap kurang bermanfaat oleh pengguna dan mungkin akan ditinggalkan leh pengguna. Kemudahan penggunaan merupakan faktor penting dalam menggunakan layanan online. Sedangkan menurut Wen, Prybutok, dan Xu (2011) mengemukakan bahwa kemudahan penggunaan adalah dimana konsumen merasakan bahwa belanja ditoko berbasis web akan meningkatkan belanjanya serta sejauh mana konsumen merasakan kemudahan interaksi dengan situs web dan dapat menerima informasi produk yang ia butuhkan. Ketika konsumen merasakan kemudahan interaksi dengan situs web e-commerce, untuk mencari informasi produk dan membayar online, mereka akan mempertimbangkan belanja online lebih berguna Dengan demikian dalam lingkungan online, persepsi kemudahan yang dirasakan adalah kemudahan melakukan pembelian melalui internet. Persepsi kemudahan penggunaan didefisinikan sejauh mana orang percaya bahwa melakukan pembelian melalui internet akan menjadi mudah. Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 28 2. Hubungan antara Perceived Ease Of Use dengan sikap dan minat Kemudahan penggunaan (ease of use) didefisinikan sebagai sejauh mana orang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha (Hartono, 2009:114). Menurut Amijaya (2010), persepsi kemudahan ini akan berdampak pada perilaku, yaitu semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan sistem, semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi informasi. Kusuma dan susiolowati (2010) mengungkapkan bahwa intensitas penggunaan dengan sistem juga dapat menunjukan kemudahan penggunaan. Suatu sistem yang sering digunakan menunjukan bahwa sistem tersebut lebih dikenal, lebih mudah dioperasikan, dan lebih mudah digunakan oleh penggunaanya. Beberapa peneliti sebelumnya menunjukan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap minat individu dalam menggunakan e-commere pada belanja online shop, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Ramayah dan Ignatus (2009). Persepsi kemudahan web online akan memudahkan user mendapatkan informasi yang diinginkannya karena mereka mudah mendapatkan informasi yang diinginkannya. Ketika user mendapatkan informasi yang diinginkan, user akan merasa mendapatkan manfaat dari web tersebut. Manfaat yang dirasakan oleh para konsumen adalah konsumen yang telah mencapai yang efisien akan menunjukan bahwa konsumen akan melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Dengan definisi diatas terdapat pengaruh signifikan perceived ease of use Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 29 (kemudahan penggunaan) terhadap sikap dan minat berbelanja melalui situs web online. D. Privacy (Privasi) 1. Definisi Privacy (privasi) Privacy (privasi). Menurut Strauss & Frost (2009), adalah informasi memainkan peranan penting dalam konsep privasi, sama halnya pada pemasaran dan perdagangan elektronik. Udo (2011). Privasi dalam dunia e-commerce membicarakan tentang sejauh mana kemampuan pengelola situs web untuk menjaga kerahasiaan data pribadi dari setiap pengguna ataupun anggota yang terdaftar dibasis datanya, untuk tidak dibocorkan maupun disalahgunakan oleh pihak lain. Menurut Dutta, Dutton, dan Law (2011), menyebutkan bahwa salah satu perhatian penting bagi setiap pengguna situs jejaring sosial online adalah privasi mereka. Hubungan antara privasi dan persepsi terhadap jejaring sosial online adalah kompleks. Bahkan situs jejaring sosial banyak mengumpulkan informasi pribadi tentang pengguna mereka. Dalam saat-saat tertentu , pengguna ingin informasi tentang diri mereka sendiri dikenal hanya oleh lingkaran kecil, teman dekat, atau bukan orang lain. Privacy (privasi) mengacu pada sejauh mana situs web aman dan melindungi informasi pelanggan. Dimalaysia , banyak pembeli tampaknya takut untuk membeli produk dan layanan online atau untuk memberikan Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 30 informasi pribadi mereka karena kekhawatiran kurangnya privasi dan kemungkinan bahwa pengecer online akan menyalahgunakan informasi pribadi mereka. Dengan adanya teknologi baru ditambah kerumitanya, telah membuat privasi menjadi masalah penting. Akibatnya, ketidakpercayaan konsumen meningkat tentang bagaimana data pribadi mereka dikumpulkan dan diproses. 2. Hubungan antara Privacy terhadap sikap dan minat Privasi mengacu pada sejauh mana situs online melindungi privasi para pelanggan. Dengan semakin banyaknya teknologi baru, tumbuh kapasitas untuk pengolahan informasi, ditambah kerumitanya, privasi menjadi masalah penting. Akibatnya, ketidakpercayaan konsumen meningkat tentang bagaimana data pribadi mereka dikumpulkan dan diproses. Penelitian yang dilakukan oleh Lee, Eze, dan Ndubisi (2011) dengan judul” Analysing Key Determinants Of Online Repurchase Intentions”. Menyebutkan bahwa privacy berpengaruh positif terhadap sikap dan minat beli online. E. Price 1. Definisi Price (harga) Price (harga). Menurut Kotler dan Amstrong (2012) “harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk/ jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 31 memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut”. Kemudian menurut harini (2009) harga adalah uang (ditambah beberapa produk kalau mengikuti)n yang dibebankan untuk mendapatlkan sejumlah dari kombinasi dari produk dan pelayanannya. Menurut Agusty (2010), harga merupakan salah satu variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk, karena berbagai alasan. Alasan ekonomis akan menunjukan bahwa harga yang rendah atau harga yang selalu berkompetisi merupakan salah satu pemicu penting untuk meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi alasan psikologis dapat menunjukan bahwa harga justru merupakan indikator kualitas dan karena itu dirancang sebagai salah satu instrumen penjualan sekaligus sebagai instrumen kompetisi yang menentukan. Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk memperoleh suatu produk. Harga merupakan unsur yang paling kritis dalam bauran pemasaran, karena konsumen sangat berkepentingan dengan nilai yang mereka peroleh dalam suatu pertukaran. Harga sering dijadikan sebagai alat persaingan, yang pada akhirnya akan mengarah pada peperangan harga. Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa harga adalah satuan moneter yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan dan mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 32 2. Fandy Tjiptono mengatakan bahwa, harga memiliki dua peranan utama dalam mempengaruhi keputusan beli, diantaranya: a. Peranan alokasi dan harga, yaitu fungsi dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari beberapa alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. b. Peranan informasi dan harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif. Harga yang terlalu tinggi akan membuat konsumen melakukan perpindahan dalam pembelian produk, mereka akan mencari produk yang sama dengan harga yang lebih murah. Jadi, kualitas dan harga adalah variabel pilihan penting bagi konsumen, sehingga harga suatu produk sangat meentukan kualitasnya. Faktor terpenting dari harga sebenarnya bukan harga itu sendiri (objective price), akan tetapi harga subyektif, yaitu harga uang dipersepsikan oleh konsumen. Apabila konsumen merepresentasikan produk A harganya tinggi/mahal, maka hal ini akan berpengaruh positif terhadap “perceived quality dan perceived serfice”, artinya konsumen Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 33 mungkin memandang produk A adalah produk berkualitas. Oleh karena itu, wajar apabila memerlukan pengorbanan uang yang lebih mahal. Harga merupakan faktor penentu dalam pemilihan produk dan keputusan pembelian. (Craig S, 2009) mengidentifikasikan harga sebagai salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam keputusan pembelian sehubungan dengan nilai dan produk atau jasa. Para konsumen tertarik untuk mendapatkan harga yang pantas. Harga yang pantas berarti nilai yang dipersepsikan pantas pada saat transaksi dilakukan. Konsumen beranggapan bahwa suatu produk dengan harga yang mahal berarti mempunyai kualitas yang baik. Sedangkan apabila harga yang murah mempunyai kualitas yang kurang baik. Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk. Karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran/marketing mix (4p= product, price, place, promotion/product, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan darib penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menentapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan. Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 34 3. Hubungan antara Harga terhadap sikap dan minat Penelitian yang dilakukan oleh Petra (2012) berjudul ”FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Di Online Shop Guess” harga sering dijadikan alat persaingan untuk mednapatkan suatu produk. Pendapat dari Swenny, et al (2011) menyatakan bahwa dalam membeli suatu produk, konsumen tidak hanya mempertimbangkan kuaitasnya saja, tetapi juga memikirkan kelayakan harganya. Penelitian dari Raharso, Sri(2005) membuktikan bahwa harga yang dirasakan oleh konsumen berpengaruh untuk menimbulkan minat beli yang kemudian berpengaruh terhadap kepuasan sehingga tercita loyalitas. Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan merek yang berkaitan dengan keputusan membeli konsumen. Harga merupakan sesuatu yang dikorbankan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Konsumen akan membeli suatu produk bermerek jika harganya dipandang layak oleh mereka. Sehingga minat konsumen akan suatu produk berkaitan dengan harga tersebut. Untuk dapat mempertahankan atau meningkatkan harga suatu produk dapat dilakukan dengan inovasi pada kemasan yang bermanfaat dengan bentuk dari desain yang indah. Pemberian harga pada suatu produk juga harus mempertimbangkan kualitas yang terkandung dalam produk. Sehingga dapat menciptakan emosi dari kepuasan tersendiri bagi konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga berpengaruh positif terhadap sikap dan minat beli konsumen. Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 35 F. Kerangka Pemikiran Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Dalam hal ini tahap dimana konsumen membentuk pilihan mereka diantara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat pilihan, kemudian pada akhirnya melakukan suatu pembelian pada suatu alternatif yang paling disukainya berdasarkan proses yang dilalui konsumen untuk membeli suatu barang yang didasari bermacam pertimbangan (Sukmawati dalam Pramono, 2012) Sikap adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Sikap biasanya memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku. Sikap seseorang terhadap iklan dan produk sebagai obyek sikap akan mempengaruhi minatnya dalam melakukan pembelian produk, dalam hal ini sikap memegang peranan penting dalam mempengaruhi minat konsumen melakukan pembelian. (Kotler and Keller, 2009) Perceived usefulness (manfaat yang dirasakan) maksud manfaat yang dirasakan dalam penelitian ini adalah manfaat yang didapatkan oleh konsumen ketika melakukan pembelian, maksudnya konsumen tinggal mengirim ke Bank jumlah uang yang sudah disepakati dengan cara via transfer. Hal tersebut akan memudahkan konsumen dalam menghemat waktu. Perceived ease of use (kemudahan penggunaan). Menurut Mangin et al (2011) menyebutkan bahwa kemudahan penggunaan adalah variabel yang sangat penting untuk menerima sistem informasi karena dasar dari penggunaan sistem. Persepsi kemudahan ini akan akan berdampak pada Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 36 perilaku, yaitu semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan sistem, semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi informasi sehingga memudahkan kosnumen dalam berbelanja melalui online. (Amijaya, 2010) Privacy (privasi). Menurut Duta, Dutton, dan law (2011) menyebutkan bahwa sudah satu perhatian penting bagi setiap pengguna situs jejaring sosial online adalah privasi mereka. Privasi dalam dunia e-commerce membicarakan tentang sejauh mana kemampuan pengelola situs web untuk menjaga kerahasiaan data pribadi dari setiap pengguna atau pun anggotanya yang terdaftar dibasis datanya, untuk tidak dibocorkan maupun disalahgunakan oleh pihak lain. Price (harga) adalah jumlah uang yang dibutuhkan dan dikeluarkan untuk mendapatkan produk. Harga merupakan unsur yang paling kritis dalam bauran pemasaran, karena konsumen sangat berkepentingan dengan nilai yang mereka peroleh dalam suatu pertukaran. (Petra, 2012) Setelah dilakukan telaah pustaka yang mendasari perumusan masalah yang diajkan selanjutnya dibentuk sebuah kerangka pemikiran teoritis, yang akan digunakan sebagai acuan untuk pemecahan masalah. Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016 37 Perceived usefulness (Manfaat yang dirasakan) (X1) H1 Perceived ease of use (Kemudahan penggunaan) (X2) H2 H5 Privacy (Privasi) (X3) Sikap dan minat (Y) H3 H4 Price (Harga) (X4) Gambar. 2.3 Kerang Pemikiran G. Hipotesis Berdasarkan penjelasan teori dan hasil penelitian sebelumnya dan didukung dengan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah: H1 : Terdapat pengaruh secara parsial antara perceived usefulness terhadap sikap dan minat H2 : Terdapat pengaruh secara parsial antara ease of use terhadap sikap dan minat H3 : Terdapat pengaruh secara parsial antara privacy terhadap sikap dan minat H4 : Terdapat pengaruh secara parsial antara price terhadap sikap dan minat H5 : Terdapat pengaruh secara simultan antara variabel perceived usefulness, ease of use, privacy, dan price terhadap sikap dan minat Analisis Faktor-Faktor…, Anggita Subarkah Hardika Putra, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2016