10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Pemasaran 2.1.1

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan
untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan
memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Proses dalam pemenuhan kebutuhan
dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari
pemenuhan produk, penetapan harga, penempatan barang, dan mempromosikan
barang. Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini
sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan
pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama
pihak konsumen yang dituju. Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya harus
efisien menjalankan konsep pemasaran agar keuntungan yang diharapkan dapat
terealisasi dengan baik. Ini menandakan bahwa kegiatan pemasaran dalam
perusahaan harus dikoordinasi dan dikelola dengan cara yang labih baik.
Menurut Kotler dan Keller (2009:10) pengertian pemasaran berdasarkan
definisi sosial yaitu suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain. Sedangkan menurut definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai
“seni menjual produk”.
Dari definisi tersebut, perusahaan memiliki konsekuensi seluruh kegiatan
perusahaan harus diarahkan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan mampu
memberikan kepuasan agar mendapat laba dalam jangka panjang. Organisasi
10
11
perusahaan yang menerapkan konsep pemasaran ini disebut organisasi pemasaran.
Konsep pemasaran juga menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi
adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan
pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan pasar sasaran Kotler
(2010:18). Konsep pemasaran ini bersandar pada empat pilar, yaitu : pasar sasaran,
kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu dan profitabilitas.
Menurut Stanton dikutip oleh Saladin ( 2008:153 ) Konsep pemasaran tersebut dibuat
dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu:
1.
Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen/
pasar.
2.
Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan
bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri.
3.
Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan
diintegrasikan secara organisasi.
2.1.2
Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2010:52), Manajemen pemasaran adalah
proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan
distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi
sasaran-sasaran perorangan dan organsisasi. Definisi ini memandang manajemen
pemasaran sebagai suatu proses yang meliputi analisis, perencanaan, implementasi
dan pengendalian; bahwa ia mencakup gagasan, barang, dan jasa; bahwa manajemen
pemasaran dilandasi oleh gagasan pertukaran; dan bahwa tujuannya adalah
menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat.
Manajemen pemasaran dapat terjadi dalam suatu organisasi dalam kaitannya
dengan setiap pasarnya. Manajemen pemasaran secara historis hanya dikaitkan
dengan tugas-tugas dan orang-orang yang menangani pasar pelanggan. Kita akan
12
mematuhi konvensi ini, walaupun apa yang kita bicarakan tentang pemasaran juga
berlaku untuk semua jenis pasar. Tugas-tugas manajer pemasaran dapat dilihat dari
segi fungsi manajemen yang dilakukan dalam bidang pemasaran, yaitu bagaimana
proses manajemen itu dijalankan untuk mengubah sumber-sumber menjadi produk
yang dapat memenuhi kebutuhan manusia.
Tugas-tugas itu antara lain :
1.
Mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen.
2.
Mengembangkan suatu konsep produk yang ditujukan untuk memuaskan/
melayani kebutuhan.
3.
Membuat desain produk.
4.
Mengembangkan pembungkusan dan merek.
5.
Menetapkan harga agar memperoleh pengembalian investasi yang layak.
6.
Mengatur distribusi.
7.
Memeriksa penjualan.
8.
Menciptakan komunikasi pemasaran yang efektif dengan menggunkan media
atau cara lain yang tepat.
2.1.3
Bauran Pemasaran
Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan yang
diinginkan dari pasar sasaran mereka, alat itu membentuk suatu bauran pemasaran.
Menurut Kotler dan Keller (2009:67) pengertian bauran pemasaran seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran. Ada banyak alat pemasaran, McCarthy dan William
(2008:82) mempopulerkan pembagian kiat pemasaran ke dalam empat faktor yang
disebut the four Ps: product, price, place, and promotion. Keempat bauran
pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut:
13
1. Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk
dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari variasi
produk, kualitas, desain, fitur, merk nama, paket, ukuran, jasa, jaminan dan
kembali.
2. Harga adalah sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk
atau mengganti hal milik produk. Harga meliputi harga akhir, diskon,
tunjangan, periode pembayaran, kredit jangka panjang, dan harga ritel.
3. Tempat adalah berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang
dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi
antara lain saluran, cakupan, aneka, lokasi, persediaan, dan transportasi.
4. Promosi adalah berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan
memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Variabel promosi meliputi antara
lain promosi penjualan, iklan, tenaga penjualan, hubungan masyarakat, dan
pemasaran langsung.
Variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran Kotler
dan Armstrong (2010:224):
1. Iklan, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang,
atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.
2. Promosi Penjualan, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan
mencoba atau pembelian produk dan jasa.
3. Hubungan
Publik,
yaitu
berbagai
program
yang
dirancang
untuk
mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individual
yang dihasilkan.
4. Penjualan Pribadi, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon
pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.
5. Pemasaran Langsung, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara
langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu, yang
14
dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung
nonpersonal lain.
2.2 Produk
2.2.1 Pengertian Produk
Kotler dan Keller (2009:149) mendefenisikan bahwa produk adalah suatu sifat
yang kompleks dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestasi perusahaan
dan pengecer yang diterima oleh pembelian untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan. Batasan produk adalah suatu yang dianggap memuaskan kebutuhan dan
keinginan. Produk dapat berupa suatu benda, rasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi
dan gagasan dimana suatu produk akan mempunyai nilai lebih dimata konsumen, jika
memiliki keunggulan dibanding dengan produk lain yang sejenis.
Produk mempunyai peranan penting dalam menunjang pemasaran. Produk
adalah semua yang dapat ditawarkan pasar untuk di perhatikan, dimiliki, digunakan
atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya.
Produk dikatakan baik apabila produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Produk tidak hanya terdiri dari barang yang berwujud, tetapi definisi produk lebih
luas meliputi objek fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi, ide, atau campuran
dari hal-hal tersebut. Terdapat 3 aspek produk yang perlu diperhatikan :
1.
Produk inti adalah manfaat inti yang ditampilkan oleh suatu produk kepada
konsumen dalam memenuhhi kebutuhan serta keinginannya
2.
Produk yang diperluas merupakan manfaat tambahan diluar produk inti disebut
produk yang diperluas. Tambahan manfaat itu berupa pemasangan intalasi,
pemeliharaan, pemberian garansi serta pengirimnya.
15
3.
Produk formal adalah produk yang merupakan penampilan dan perwujudan dari
produk inti maupun perluasan produk. Produk formal inilah yang dikenal
pembeli sebagai daya tarik yang tampak langsung dimata konsumen.
Menurut Kotler dan Keller (2009:150) produk dapat diklasifikasikan menjadi 3
kelompok menurut ketahanan atau kewujudan :
1.
Barang habis pakai adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam
satu atau beberapa kali penggunaan.
2.
Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya tidak habis setelah
banyak digunakan.
3.
Jasa adalah aktivitas manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produk itu bukan
hanya berupa barang nyata tetapi bisa berupa jasa, maka produk dapat memberikan
kepuasan yang berbeda sehingga perusahaan dituntut untuk lebih kreatif dan
berpandangan luas terhadap produk yang dihasilkan.
2.2.2 Tingkatan Produk
Dalam merencanakan tawaran pasar, pemasar perlu memahami tingkatan
produk. Tiap tingkatan memiliki nilai tambah bagi pelanggannya, dan kelimanya
membentuk hierarki nilai pelanggan.
Menurut Kotler dan Keller (2009:156) ada lima level produk, yaitu sebagai
berikut:
1.
Manfaat Inti
Merupakan tingkatan yang paling dasar, yaitu manfaat atas jasa yang sebenarnya
dibeli oleh pelanggan. Contohnya adalah seorang tamu hotel membeli “istirahat
dan tidur”.
16
2.
Produk Dasar
Merupakan versi dasar dari produk atau manfaat umum yang diperoleh dari
produk yang dikonsumsi. Contohnya adalah sebuah kamar hotel mencakup
kamar mandi, tempat tidur, handuk, meja rias, meja tulis, dan lemari pakaian.
3.
Produk yang Diharapkan
Merupakan seperangkat atribut atau kondisi minimal yang diharapkan oleh
pembeli ketika membeli sebuah produk. Contohnya adalah tamu hotel dapat
mengharapkan tempat tidur yang bersih, handuk bersih, lampu baca, dan
ketenangan.
4.
Produk yang Ditingkatkan
Merupakan produk yang memiliki manfaat tambahan yang lebih daripada yang
melampaui
harapan
pelanggan.
Contohnya
adalah
suatu
hotel
dapat
meningkatkan produknya dengan menyertakan pesawat televise dengan alat
pengendali jarak jauh, bunga segar, check-in yang cepat, check-out segera, dan
lain-lain.
5.
Calon produk
Merupakan keseluruhan penyempurnaan dan perubahan yang mungkin dialami
sebuah produk di kemudian hari. Produk potensial menekankan pada evolusi
dimana perusahaan mencari cara-cara baru yang agresif untuk memuaskan dan
membedakan tawaran pesaing. Contohnya adalah suatu hotel menyediakan
kamar president suite dengan berbagai fasilitas yang mewah.
17
Gambar 2.1
Tingkatan Produk
Sumber: Kotler dan Keller (2009:157)
2.2.3 Klasifikasi Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2010:255), pemasar mengklasifikasikan
produk berdasarkan ciri-cirinya, yaitu daya tahan, wujud, dan penggunaan (konsumen
atau industri). Setiap jenis produk memiliki strategi bauran pemasaran yang sesuai.
Berdasarkan
daya
tahan
dan
wujud,
Kotler
dan
Armstrong
(2010:263)
mengklasifikasikan produk ke dalam dua kelompok utama, yakni:
1.
Barang yang Tidak Tahan Lama
Adalah barang berwujud yang biasa dikonsumsi dalam sekali atau beberapa kali
penggunaan saja. Contohnya adalah bir dan sabun.
2.
Barang Tahan Lama
Adalah barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali. Contohnya
adalah lemari es, peralatan mesin, dan pakaian.
3.
Jasa
Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis.
Akibatnya, jasa biasanya memerlukan lebih banyak pengendalian, kredibilitas
18
pemasok, dan kemampuan penyesuaian. Contohnya adalah pemotongan rambut
dan perbaikan barang.
Selain berdasarkan daya tahannya, Kotler dan Armstrong (2010:264) juga
mengklasifikasikan barang berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk
tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini, produk dapat dibedakan menjadi:
1.
Barang Konsumsi
Merupakan produk yang dibeli bertujuan untuk dikonsumsi pribadi atau
digunakan untuk pengguna akhir. Para pemasar biasanya mengelompokkan
barang-barang itu berdasarkan atas kebiasaan konsumen berbelanja, terdiri dari
a.
Barang Mudah
Merupakan barang-barang yang biasanya sering dibeli pelanggan dengan cepat
dan dengan upaya yang sangat sedikit. Contohnya meliputi produk tembakau,
sabun, dan koran. Barang mudah dapat dibagi lebih jauh lagi menjadi:
-
Kebutuhan Pokok
Yaitu barang yang dibeli konsumen secara teratur. Contohnya adalah seorang
pembeli mungkin secara rutin membeli saos Heinz, pasta gigi Crest, sabun
dethol.
-
Barang Dadakan
Yaitu barang yang dibeli berdasarkan keinginan seketika, tanpa perencanaan,
atau usaha pencarian. Barang dadakan seringkali diletakkan dekat kasir, agar
mudah terlihat dan konsumen menjadi teringat untuk membelinya. Contohnya
adalah permen dan majalah.
- Barang Darurat
Yaitu barang yang dibeli saat kebutuhan itu mendesak. Contohnya adalah payung
di musim hujan, sepatu boot dan sekop saat badai salju pertama di musim dingin.
19
b. Barang Toko
Adalah barang-barang yang biasanya dibandingkan berdasarkan kesesuaian,
kualitas, harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan pembelian. Contohnya
meliputi furniture, pakaian, mobil bekas, dan peralatan rumah tangga yang besar.
Barang shopping dibagi menjadi:
- Barang Belanja Homogen
Yaitu barang dengan mutu yang serupa tetapi mempunyai harga yang cukup
berbeda sehingga dapat dijadikan alasan perbandingan dalam berbelanja.
- Barang Belanja Heterogen
Yaitu barang dengan berbeda dalam hal keistimewaan dan jasa produk yang
mungkin lebih penting dari harganya.
c. Barang Khusus
Adalah barang-barang dengan karakteristik unik atau identifikasi merek dimana
untuk memperoleh barang-barang itu sekelompok pembeli yang cukup besar
bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contohnya meliputi merek
dan jenis barang mewah, mobil, komponen stereo, peralatan fotografi, dan setelan
pria.
d. Barang yang Tidak Dicari
Adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau diketahui namun
secara normal konsumen tidak berpikir untuk membelinya. Produk-produk baru
seperti pendeteksi asap dan pengolah makanan adalah barang tidak dicari hingga
konsumen diberi tahu tentang produk itu melalui iklan. Contoh lainnya adalah
asuransi jiwa, tanah kuburan, batu nisan, dan ensiklopedia.
2. Barang Industri
Adalah barang yang dibeli oleh individu atau organisasi untuk keperluan bisnis
atau diproses lebih lanjut. Berdasarkan bagaimana mereka memasuki proses
produksi dan harganya, barang industri dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu:
20
a. Barang Baku dan Suku Cadang
Adalah barang-barang yang memasuki produk yang dihasilkan. Barang-barang itu
terdiri dari bahan mentah dan suku cadang pabrik dan bahan baku.
b. Barang Modal
Adalah barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan dan
pengelolaan produk akhir. Barang modal meliputi dua kelompok, yaitu instalasi
dan peralatan.
c. Pasokan dan Layanan Bisnis
Adalah barang dan jasa tidak tahan lama yang membantu pengembangan dan
pengelolaan produk akhir.
2.2.4 Atribut Produk
Kotler dan Keller (2009: 168) menyatakan bahwa atribut produk adalah suatu
komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diterapkan oleh pembeli. Menurut
Kotler dan Amstong (2010:253) mengelompokan atribut produk kepada tiga unsur
penting, yaitu fitur, desain atau kemasan produk, dan kualitas produk:
1.
Kualitas Produk
Kotler dan Armstrong (2010:253) mengatakan kemampuan suatu produk dalam
memberikan kinerja sesuai dengan fungsinya. Bila suatu produk telah dapat
menjalankan fungsi-fungsinya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki
kualitas yang baik.
Kebanyakan produk disediakan pada satu diantara empat tingkatan kualitas, yaitu
: kualitas rendah, kualitas rata-rata sedang, kualitas baik dan kualitas sangat baik.
Beberapa dari atribut diatas dapat diukur secara objektif. Namun demikian dari
sudut pemasaran kualitas harus diukur dari sisi persepsi pembeli tentang kualitas
produk tersebut.
21
2.
Fitur Produk
Fitur produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk satu
dengan produk-produk pesaing seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan
Amstrong (2010:254) bahwa fitur adalah alat untuk bersaing yang membedakan
produk suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Fitur produk identik
dengan sifat dan sesuatu yang unik, khas dan istimewa yang tidak dimiliki oleh
produk lainnya. Biasanya karakteristik yang melekat dalam suatu produk
merupakan hasil pengembangan dan penyempurnaan secara terus menerus.
3.
Desain atau Kemasan Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2010:254) cara lain untuk menambah nilai
pelanggan adalah melalui desain atau kemasan produk yang berbeda dari yang
lain. Desain merupakan rancangan bentuk dari suatu produk yang dilakukan
atas dasar pandangan bahwa bentuk ditentukan oleh fungsi dimana desain
mempunyai kontribusi terhadap manfaat dan sekaligus menjadi daya tarik
produk karena selalu mempertimbangkan faktor-faktor estetika, ergonomis,
bahan dan lain-lain. Desain atau rancangan yang baik dapat menarik perhatian,
meningkatkan kinerja produk, mengurangi biaya produk dan memberi
keunggulan bersaing yang kuat di pasar sasaran.
2.3 Perilaku Konsumen
2.3.1 Keputusan Pembelian Konsumen
Perilaku konsumen terpusat pada ciri individu mengambil keputusan untuk
memanfaatkan sumber daya mereka yang sudah tersedia seperti waktu, uang, dan
usaha guna memperoleh barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Perilaku
konsumen dapat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan seperti psikologi, sosiologi,
antropologi, dan juga ilmu ekonomi. Sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku
22
konsumen merupakan gabungan dari semua bidang ilmu. Semakin meningkatnya
persaingan bisnis mendorong perusahaan untuk lebih berorientasi pada konsumen
pelanggan untuk mendukung upaya tersebut. Diperlukan pengetahuan mengenai
konsumen terutama perilakunya.
Menurut Kotler dan Keller (2009:349) perilaku konsumen adalah mempelajari
cara individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta
memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan hasrat mereka. Dari definisi di atas dapat disimpulkan, perilaku
konsumen itu merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok
atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam
mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa yang dipengaruhi oleh
rangsangan atau stimulus dari lingkungannya dan merupakan aktivitas manusia yang
meliputi kegiatan mencari, kegiatan membeli, kegiatan menggunakan, kegiatan
mengevaluasi dan menilai tingkat kepuasan sehingga akhirnya menuju pada citra.
Dengan kata lain perilaku konsumen menunjukkan bagaimana individu
membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya yang dimilikinya (uang,
waktu, dan usaha) pada hal-hal yang berkaitan dengan konsumsi, termasuk
didalamnya apa yang dibeli, mengapa mereka membeli, bagaimana mereka
membelinya, kapan pembelian dilakukan dan seberapa sering pembelian tersebut
dilakukan.
2.3.2 Model Perilaku Konsumen
Kotler dan Keller (2009 : 353) mengartikan bahwa perilaku pembelian
konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik perorangan ataurumah
tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.
23
Gambar 2.2
Sumber :Kotler dan Keller (2009 : 353)
Dari Gambar 2.2 diketahui bahwa rangsangan dari luar baik berupa
rangsangan pemasaran, yaitu produk, harga, promosi , dan distribusi maupun
rangsangan lingkungan ekonomi, teknologi , politik dan budaya dapat mempengaruhi
pilihan konsumen sebelum melakukan pembelian terhadap suatu produk melalui
pemahaman
masalah, pencarian informasi, evaluasi, keputusan pembelian dan
perilaku setelah pembelian. Pada akhirnya pilihan merek, pilihan produk, dan jumlah
pembelian yang akan menjadi keputusan pembelian konsumen. Oleh karena itu
pemasar harus memahami apa yang dibutuhkan oleh konsumen yang akan
mempengaruhi keputusan pembelian.
2.3.3 Faktor Utama yang Mempengaruhi Pembelian
Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi banyak faktor. Kotler dan Keller
(2009:355) bahwa perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya,
sosial, kepribadian, dan kejiwaan. Berikut ini ditampilkan gambar 2.3 yang
memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian
oleh konsumen.
24
Gambar 2.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pembelian oleh
Konsumen
Cultural
Social
Personal
Psychological
Cultur
Age and life cycle stage
References groups
Subculture
Family
Roles and status
Motivation
Occupation
Perception
Economic Situation
Learning
Lifestyle
Social Class
Personallity and selfconcept
Beliefs and
attitudes
Sumber: Kotler dan Keller (2009:355)
1. Faktor Budaya
Faktor budaya adalah penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:211) adalah merupakan nilai dan
keyakinan perilaku konsumen dalam suatu masyarakat tertentu.

Sub budaya
Sub budaya terdiri dari bangsa, agama, kelompok ras dan daerah geografis.
Banyak sub budaya yang membentuk segmen pasar penting dan pemasar
sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan mereka.

Kelas sosial
Menurut Kotler dan Armstrong (2010: 208) memiliki ciri-ciri:

Orang-orang dalam kelas sosial yang sama cenderung bertingkah laku
lebih seragam daripada orang-orang dari kelas sosial yang berbeda.
Buyer
25

Orang-orang merasa menempati posisi yang paling inferior atau
superior sehubungan dengan kelas sosial mereka.

Kelas sosial seseorang ditandai oleh sekumpulan variabel. Seperti
pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan, pendidikan dan pandangan
terhadap nilai suatu variabel.

Individu dapat pindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial lain, keatas
dan kebawah sepanjang hidup mereka.
2. Faktor Sosial
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok
acuan, keluarga, serta peran dan status.
 Kelompok acuan
Menurut Kotler dan Armstrong (2010:209) kelompok acuan seseorang, terdiri
dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau
tidak langsung.
Kelompok keanggotaan terbagi menjadi beberapa bagian, sebagai berikut:

Kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja,
yang berinteraksi dengan seseorang secara terus-menerus dan
informal.

Kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, professional dan
asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dan membutuhkan
interaksi yang tidak begitu rutin.

Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat, dan telah menjadi objek penelitian yang ekstensif. Anggota
keluarga adalah kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.
Keluarga dalam kehidupan pembeli dibagi menjadi dua, yaitu:
26
 Keluarga orientasi. Terdiri dari orang tua dan saudara kandung
seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas
agama, politik, dan ekonomi. Serta ambisi pribadi, harga diri dan
cinta. Jika pembeli tidak lagi berinteraksi intensif dengan keluarganya,
pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan.
 Keluarga prokreasi yaitu pasangan dan anak-anak seseorang. Pengaruh
orang tua dan anak-anak mereka yang telah dewasa akan sangat
mempengaruhi secara langsung terhadap perilaku pembelian mereka
sehari-hari.

Peran dan status
Seseorang berpartisipasi pada dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya.
Seperti dalam keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam tiap-tiap
kelompok dapat didefinisikan dalam peran dan status. Peran meliputi kegiatan
yang diharapkan dilakukan seseorang.
Contoh peran dan status: peran seseorang istri sangat mempengaruhi perilaku
pembelian dalam keluargannya.
3. Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh faktor pribadi, karakteristik tersebut
adalah sebagai berikut:
 Usia dan tahap siklus hidup
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya, mereka
makan makanan bayi dalam tahun-tahun awal hidupnya. Banyak ragam
makanan dalam tahun-tahun pertumbuhan dan dewasa, dan diet khusus dalam
tahun-tahun berikutnya. Selera orang terhadap pakaian, perabot dan rekreasi
juga berhubungan dengan usia.
27
 Pekerjaan
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya, pemasar berusaha
mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang memiliki minat diatas rata-rata
atas produk dan jasa mereka.
 Gaya hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang di dunia yang
diekspresikan
dalam
aktivitas,
minat
dan
opininya.
Gaya
hidup
menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan
lingkungannya.
 Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisa
perilaku konsumen, asalkan jenis kepribadian tersebut dapat diklasifikasikan
dengan akurat dan asalkan terdapat korelasi yang kuat antara jenis kepribadian
tertentu dengan pemilihan produk atau merek. Contohnya perusahaan
komputer mungkin menemukan banyak calon pembeli memiliki kepercayaan
diri, dominasi dan otonomi yang tinggi.
4. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama
yaitu:
 Motivasi
Seseorang memiliki memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu.
 Beberapa kebutuhan bersifat biogenis; muncul dari tekanan biologis
seperti lapar, haus, tidak nyaman
 Kebutuhan lain bersifat psikogenis; mereka muncul dari tekanan
psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa
memiliki. Sebagian besar kebutuhan psikogenis tidak cukup kuat untuk
28
memotivasi orang agar bertindak dengan segera. Suatu kebutuhan akan
menjadi motif jika didorong hingga mencapai tingkat intensitas yang
memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang
untuk bertindak.
 Persepsi
Persepsi dalam bagaimana seseorang individu memilih, mengorganisasi dan
menginterprestasi masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran
dunia yang memiliki arti.
-
Perhatian selektif
Orang terlibat kontak dengan sangat banyak rangsangan harian.
Contohnya rata-rata orang mungkin berhubungan dengan lebih dari 1500
iklan sehari. Seseorang tidak mungkin dapat menanggapi rangsanganrangsangan ini, sebagian besar rangsangan akan disaring, ini adalah
proses yang dinamakan perhatian selektif.
-
Distorsi selektif
Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk mengubah informasi
ke dalam pengertian pribadi dan menginterprestasikan informasi dengan
cara yang akan mendukung pra-konsepsi mereka, bukannya yang akan
menentang pra-konsepsi tersebut.
-
Ingatan selektif orang akan melupakan banyak hal yang mereka pelajari
namun cenderung akan mengingat informasi yang menyokong pandangan
dan keyakinan mereka, dikarenakan retensi selektif.

Pembelajaran
Sebagai besar perilaku manusia adalah hasil belajar, dan pembelajaran
dihasilakn melalui perpaduan kerja dorongan, rangsangan, petunjuk
tanggapan dan penguatan.
29

Keyakinan dan sikap
Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.
Hal ini kemudian mempengaruhi perilaku pembelian. Keyakinan adalah
pemikiran deskriptif yang dianut seseorang tentang suatu hal. Sikap
adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari
seseorang terhadap beberapa objek atau gagasan. Orang memiliki sikap
terhadap hamper semua hal: agama, politik, pakaian, musik, makanan dan
lain-lain. Sikap menempatkan mereka dalam sebuah kerangka pemikiran
yang menyukai atau tidak menyukai suatu objek. Bergerak mendekati
atau menjauhi objek tersebut.
2.3.4 Peran Pembelian
Secara khusus, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat
keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam
proses
pembelian.
Peran
pembelian
adalah
sesuatu
yang
mudah
untuk
mengidentifikasi dari banyak produk. Lima peran yang dimainkan orang dalam
keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2009: 358) adalah sebagai berikut:
1.
Pemrakarsa
Seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli suatu produk atau
jasa.
2.
Pemberi pengaruh
Seseorang yang pandangan atau nasihatnya membeli bobot dalam pengambilan
keputusan akhir.
30
3.
Pengambil keputusan
Orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian,
apakah membeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli, dengan bagaimana
cara membeli, dan dimana akan membeli.
4.
Pembeli
Orang yang melakukan pembelian nyata.
5.
Pemakai
Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.
Dalam melakukan proses pembelian konsumen dipengaruhi oleh bermacam-
macam pengaruh seperti diatas, sehingga pemasar harus mengembangkan
pemahaman mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian, secara
khusus, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan pembelian,
jenis-jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses pembelian.
2.3.5 Jenis-jenis Perilaku Pembelian
Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, tergantung pada keputusan
pembelian. Pembelian yang rumit dan mahal mungkin melibatkan lebih banyak
pertimbangan pembeli dan lebih banyak peserta. Seperti dikutip oleh Kotler dan
Keller (2009:361), membedakan empat jenis perilaku pembelian konsumen
berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan antar merek, yaitu:
1.
Perilaku pembelian yang rumit
Perilaku membeli yang rumit membutuhkan keterlibatan yang tinggi dalam
pembelian dengan berusaha menyadari perbedaan-perbedaan yang jelas diantara
merek-merek yang ada. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli
produk-produk
yang
mahal,
tidak
sering
dibeli,
beresiko
dan
dapat
mencerminkan diri pembelinya, seperti mobil, jam tangan, elektronik, dan lainlain. Biasanya konsumen tidak tahu terlalu banyak tentang kategori produk dan
31
harus berusahan untuk mengetahuinya sehingga pemasaran harus menyusun
strategi untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang atribut produk,
kepentingannya, tentang merek perusahaan, dan atribut penting lainnya.
2.
Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan
Perilaku membeli semacam ini mempunyai keterlibatan yang tinggi dan
konsumen menyadari hanya terdapat sedikit perbedaan diantara berbagai merek.
Perilaku membeli ini terjadi untuk pembelian produk yang harganya mahal, tidak
sering dibeli, beresiko, dan membeli secara relatif cepat karena perbedaan merek
tidak terlihat, seperti karpet, keramik, dan lain-lain.
3. Perilaku pembelian karena kebiasaan
Konsumen membeli suatu produk berdasarkan kebiasaan, bukan berdasarkan
kesetiaan terhadap merek. Konsumen memilih produk secara berulang bukan
karena merek produk, tetapi karena mereka sudah mengenal produk tersebut.
Setelah membeli, mereka tidak mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli
produk tersebut karena mereka tidak terlibat dengan produk. Perilaku ini
biasanya terjadi pada produk-produk seperti gula, garam, sabun cuci, dan lainlain.
4. Perilaku pembelian yang mencari variasi
Perilaku ini memiliki keterlibatan yang rendah, namun masih terdapat perbedaan
merek yang jelas. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan
bukan kepuasan. Jadi merek dalam perilaku ini bukan merupakan sesuatu yang
mutlak. Perilaku seperti ini biasanya terjadi pada produk-produk yang sering
dibeli, harga murah dan konsumen sering mencoba merek-merek baru.
32
2.3.6 Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian,
dan perilaku pembelian. Model ini menekankan bahwa proses pembelian bermula
sebelum pembelian dan berakibat jauh setelah pembelian. Setiap konsumen tertentu
melewati lima tahap ini untuk setiap pembelian yang mereka buat. Dalam pembelian
yang lebih rutin, mereka membalik tahap-tahap tersebut. Gambar berikut
menggambarkan proses tersebut:
Gambar 2.4
Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Problem
Recognition
Information
Search
Evaluation
Of
Alternatives
Purchase
Decision
Post
Purchase
Behavior
Sumber: Kotler (2009:357)
Proses pembelian konsumen menurut Kotler dan Keller (2009:357), adalah
sebagai berikut:
1. Pengenalan Masalah
Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan
sejumlah keadaan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya
rangsangan internal maupun eksternal. Para pemasar perlu mengidentifikasi
keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi
dari sejumlah konsumen, para pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan
yang paling sering membangkitkan minat akan kategori produk tertentu. Para
33
pemasar kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu
minat konsumen.
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak
mencari informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang
memenuhi kebutuhan berada dalam jangkauan, mungkin konsumen akan
langsung membelinya. Jika tidak, konsumen akan menyimpan kebutuhan itu
ke dalam ingatan atau mengerjakan pencarian informasi yang berhubungan
dengan kebutuhan itu.
Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok:

Sumber Pribadi

Sumber Komersial : Iklan, penjual, pengecer, kemasan, pajangan di toko.

Sumber Publik

Sumber pengalaman : Penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk.
: Keluarga, teman, tetangga, kenalan.
: Media massa, organisasi penentu pemberi peringkat.
Pencarian informasi terdiri dari dua jenis menurut tingkatnya. Yang
pertama adalah perhatian yang meningkat, yang ditandai dengan pencarian
informasi yang sedang-sedang saja. Kedua, pencarian informasi secara aktif
yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber.
3. Evaluasi Alternatif
Konsumen akan memproses informasi tentang pilihan merek untuk
membuat keputusan terakhir. Pertama, kita melihat bahwa konsumen
mempunyai kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan
selanjutnya melihat kepada atribut produk. Konsumen akan memberikan
bobot yang berbeda untuk setiap produk sesuai dengan kepentingannya.
Kemudian konsumen mungkin akan mengembangkan himbauan kepercayaan
merek. Konsumen juga dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana
konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat
34
alternative tiap ciri. Serta akhirnya konsumen akan tiba pada sikap kea rah
alternatif merek melalui prosedur evaluasi atribut. Sejumlah konsep tertentu
akan memahami proses ini, yaitu:

Konsumen akan berusahan untuk memuaskan kebutuhan mereka.

Konsumen akan mencari manfaat dari suatu produk.

Konsumen biasanya membangun seperangkat merek sesuai dengan
ciri-cirinya.

Konsumen diasumsikan memiliki sejumlah fungsi kegunaan atas
setiap ciri. Fungsi kegunaan menggambarkan bagaimana konsumen
mengharapkan kepuasan dari suatu produk yang bervariasi pada
tingkat yang berbeda untuk masing-masing ciri.

Terbentuknya sikap konsumen terhadap beberapa pilihan merek
melalui prosedur penilaian. Konsumen ternyata menerapkan prosedur
penilaian. Konsumen ternyata menerapkan prosedur penilaian yang
berbeda untuk membuat suatu pilihan diantara sekian banyak ciri-ciri
objek.
4. Keputusan Pembelian
Konsumen melakukan tiga tipe pembelian yaitu, pembelian percobaan
, pembelian pengulangan dan pembelian dengan komitmen jangka panjang.
Konsumen biasanya melakukan pembelian percobaan saat membeli suatu
produk (merek) untuk pertama kalinya dan membeli dalam ukuran yang lebih
kecil dari biasanya. Tahap ini merupakan fase penyelidikan dalam perilaku
pembelian dimana konsumen mengevaluasi suatu produk melalui penggunaan
secara langsung. Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas
merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga
dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun, ada
dua faktor yang berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian.
35
Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor kedua adalah faktor situasi
yang tidak terduga.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah member produk, konsumen akan mengalami level kepuasan
atau ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk
dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan
pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian.
 Kepuasan pasca pembelian
Konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang mereka terima
tentang produk. Jika kenyataan yang mereka dapa ternyata berbeda dengan
yang diharapkan maka mereka merasa tidak puas. Bila produk tersebut
memenuhi harapan, mereka akan merasa puas.
 Tindakan pasca pembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku
konsumen. Selanjutnya jika konsumen tersebut puas, ia akan menunjukkan
kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut.
Para pelanggan yang tidak puas mungkin membuang atau mengembalikan
produk tersebut. Pemasar dapat menggunakan berbagai cara untuk
mengurangi ketidakpuasan ini. Komunikasi pasca pembelian dengan
pembeli telah terbukti menghasilkan penurunan pengembalian produk dan
pembatalan pesanan selain itu, juga merupakan cara yang sangat tepat
untuk mempertahankan pelanggan. Misalnya dengan sistem saran,
mengirim sepucuk surat atau menelepon orang yang telah membeli
produknya.
 Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian
Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang
produk tertentu. Jika para konsumen menyimpan produk itu ke dalam
36
lemari untuk
selamanya, produk tersebut
mungkin tidak begitu
memuaskan. Jika para konsumen tersebut menjual atau mempertukarkan
produk tersebut, penjualan produk baru akan menurun. Jika para konsumen
membuang produk tertentu, pemasar harus mengetahui cara mereka
membuangnya. Terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan.
2.4 Kerangka Pemikiran
Perkembangan dalam dunia usaha memaksa perusahaan-perusahaan untuk
mengerahkan kemampuannya dalam memasarkan produk maupun jasanya. Dengan
banyaknya barang dan jasa yang berada di pasar mengakibatkan persaingan yang
ketat diantara perusahaan. Setiap perusahaan dituntut harus dapat memiliki
keunggulan kompetitif agar dapat memenangkan persaingan. Karena hanya
perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang akan unggul dalam
persaingan ketat. Hal inilah yang mendorong perusahaan-perusahaan untuk
melakukan inovasi dan diferensiasi dalam pengembangan sistem maupun produk.
Demikian pula halnya yang terjadi di bidang industri otomotif seperti apa yang telah
diuraikan diatas.
Produk sendiri didefinisikan oleh Kotler dan Keller (2009:151) sebagai segala
sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan.
Sedangkan menurut Stanton (2008:260) bauran produk adalah seluruh produk yang
ditawarkan atau dijual oleh suatu perusahaan yang terdiri dari dua struktur dimensi,
yaitu:

Kedalaman: macam-macam ukuran, warna merk, yang terdapat dalam setiap
barisan produk.

Keluasan: jumlah lini produk.
Sedangkan bauran produk menurut Kotler dan Armstrong (2010:267) adalah
rangkaian semua produk dan unit produk yang ditawarkan suatu penjual tertentu pada
37
pembeli yang didalamnya terdiri dari kelebaran, kepanjangan, kedalaman, dan
konsistensi. Kotler dan Keller (2009:152) mengelompokan atribut produk pada tiga
unsur penting yaitu kualitas produk, fitur produk, dan desain. Atribut produk juga
dapat diartikan sebagai segala hal yang menyangkut mengenai faktor-faktor yang
dipertimbangkan dan diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan untuk
membeli. Atribut-atribut produk tersebut sangat berpengaruh terhadap reaksi
pelanggan akan suatu produk. Atribut produk merupakan salah satu faktor produk
yang menentukan tinggi rendahnya nilai dari suatu produk yang dirancang oleh
perusahaan.
Atribut Produk (X)
Atribut-atribut Produk



Kualitas
Fitur
Rancangan
Keputusan Pembelian (Y)
Keputusan Pembelian





Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku Pasca
Pembelian
Feed Back
Gambar 2.5
Kerangka Pemikiran
Sumber : Kotler dan Armstrong (2010:254)
38
Strategi
perusahaan
adalah
sebuah
rencana
komprehensif
yang
mengintegrasikan sumber daya dan kemampuan perusahaan dalam rangka
mempertahankan keberlangsungan bisnisnya. Langkah ini salah satunya bisa
dilakukan dengan membuat atribut produk populer dan sesuai dengan keinginan
konsumen. Berdasarkan kerangka pemikiran yang diuraikan diatas, maka hipotesis
yang dapat penulis kemukakan yaitu sebagai berikut:
”Atribut produk Honda Scoopy berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian konsumen.”
2.5 Hubungan Antara Atribut Produk dengan Keputusan Pembelian
Setiap perusahaan berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen melalui produk yang ditawarkan, sedangkan konsumen mencari manfaatmanfaat tertentu yang ada pada suatu produk. Konsumen melihat suatu produk
sebagai kumpulan dari sifat-sifat ciri tertentu yang tercermin dari atribut-atribut
melekat pada suatu produk. Atribut dapat berupa merek, kemasan, jaminan fisik,
warna label, harga dan pelayanan. Kebanyakan konsumen melihat atribut produk
sebagai keseluruhan isi dari produk yang akan mereka beli. Atribut adalah unsurunsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk.
Dalam upaya memasarkan produknya dan menjaring konsumen, perusahaan
harus berhadapan dengan lingkungan pemasaran yang terdiri dari pelaku dan
kekuatan-kekuatan yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
mengembangkan dan mempertahankan kelangsungan perusahaannya. Perusahaan
dalam menjalankan usahanya harus memutuskan apa dan bagaimana strategi yang
dijalankan atau dipakai menghadapi lingkungan ekstemal dan intemalnya. Cakupan
kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut dengan bauran
pemasaran, misalnya variabel produk, variabel harga, variabel lokasi, dan variabel
39
promosi. Variabel-variabel ini dapat dikontrol oleh perusahaan dan dapat
dipergunakan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen.
Variabel produk adalah unsur yang paling penting, karena produk mencakup,
seluruh perencanaan yang mendahului produksi aktual, produk mencakup riset dan
pengembangan, dan produk mencakup semua layanan yang menyertai produk seperti
instalisasi dan pemeliharaan. Konsumen melihat suatu produk sebagai kumpulan dari
sifat-sifat ciri tertentu yang tercermin dari atribut-atribut yang melekat pada suatu
produk dapat berupa merek, kemasan , jaminan fisik, warna, label, harga dan
pelayanan. Atribut produk menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan
pembelian atas produk dan mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen, maka perusahaan harus menjadikan atribut produk sehingga faktor
penting dan merupakan daya tahan bagi konsumen.
Konsumen sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk, mulai dengan
Pengenalan Masalah agar mengetahui kebutuhan produk mereka. Lalu konsumen
mencari informasi yang lebih banyak dari berbagai sumber yaitu keluarga, teman,
iklan, media massa ataupun pengalaman. Dari berbagai informasi yang didapat,
diperoleh beberapa alternative pilihan mengenai produk dan berbagai atribut
produknya kemudian konsumen melakukan penilaian atas alternatif produk melalui
atribut produk yang paling bermanfaat bagi konsumen. Konsumen memilih atribut
produk yang sesuai dengan kebutuhannya dan yang paling disukai seperti kualitas
produk yang berkualitas, kemasan yang aman, warna, ketersediaan barang dan harga
yang terjangkau dan pelayanan yang terbaik dari semua pilihan alternatif yang ada.
Dengan kata lain atribut produk mempunyai pengaruh yang besar terhadap keputusan
pembelian konsumen.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam mengambil keputusan
tentang pembelian suatu merek ataupun kategori produk, yang melekat pada produk
atau menjadi bagian produk itu sendiri. Menurut Simamora (2008: 109) mengatakan
40
bahwa atribut produk meliputi dimensi-dimensi yang terkait dengan produk seperti
merek, desain atau kemasan produk, dan kualitas produk. Selain dimensi-dimensi
produk, juga menyangkut apa saja yang dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan untuk membeli, menonton, memperhatikan suatu produk. Seperti harga,
ketersediaan produk, merek, harga jual kembali, ketersediaan suku cadang, dan
layanan setelah pembelian.
Tahap dengan atribut mana yang akan dipilih untuk memenuhi kebutuhannya,
dilihat dari manfaat, kemasan yang tidak mudah rusak, warna, label, harga yang
terjangkau dengan mutu tinggi dan pelayanan yang terbaik dari semua pilihan
alternative produk yang ada. Dengan kata lain atribut produk mempunyai pengaruh
yang besar bagi konsumen untuk meningkatkan minat beli mereka terhadap produk
yang ditawarkan, sehingga pada akhirnya konsumen tersebut mengambil keputusan
untuk membeli.
Download