BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Rata-rata gain score hasil belajar siswa dengan menggunakan model TGT yaitu sebesar 47,21 lebih tinggi dibanding PBL yaitu sebesar 40,04 dengan p = 0,042 < 0,05 berarti ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata gain score hasil belajar metode TGT dengan metode PBL. Secara umum dapat disimpulkan bahwa hasil belajar geografi dengan menggunakan model TGT lebih efektif dibanding PBL. 2. Rata-rata gain score hasil belajar antara model TGT yaitu sebesar 54,92 lebih tinggi dibanding PBL yaitu sebesar 41,45 pada kategori motivasi belajar tinggi dengan p = 0,000 < 0,05 berarti pada kelompok motivasi tinggi, ada perbedaan yang signifikan antara gain score hasil belajar siswa dengan menggunakan metode TGT dengan metode PBL. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pada kelompok motivasi tinggi, model TGT lebih efektif dari model PBL. 3. Rata-rata gain score hasil belajar antara model PBL yaitu sebesar 33,93 lebih tinggi dibanding TGT yaitu sebesar 27,50 pada kategori motivasi belajar rendah dengan p = 0,021 < 0,05 berarti pada kelompok motivasi rendah, ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata gain score hasil 84 belajar PBL dengan TGT. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pada kelompok motivasi rendah, meodel PBL lebih efektif dari model TGT. 4. Hasil analisis anova dua jalan menunjukkan nilai p = 0,003 < 0,05 bahwa ada interaksi antara model pembelajaran dan motivasi dalam mempengaruhi hasil belajar. B. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Guru dapat menggunakan model pembelajaran Team Gamen Tournament untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai sehingga dapat memotivasi belajar siswa 2. Perlunya inovasi yang dikembangkan oleh guru untuk memperbanyak variasi dalam menyusun strategi pembelajaran, salah satunya dengan model PBL 3. Guru sebaiknya tetap memperhatikan aspek motivasi belajar siswa karena siswa dapat mengalami fluktuasi motivasi dan dikorelasikan dengan model pembelajaran yang akan digunakan agar kebutuhan belajar siswa dapat terpenuhi. 85 DAFTAR PUSTAKA Amir, M. Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning : Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pengetahuan. Jakarta: Kencana Pemelajar di Era Arikunto, Suharsumi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ernawati, Dwi. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Kelas XI IS SMA N 5 Surakarta). Skripsi. Universitas Sebelas Maret dari https://eprints.uns.ac.id/8981/ pada tanggal 28 November 2016 Gafur, Abdul. 2012. Desain Pembelajaran: Konsep, Model, dan Aplikasinya dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak. Hartaji, R. Damar Adi. Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa yang Berkuliah dengan Jurusan Pilihan Orang Tua. Artikel. Fakultas Psikologi. Universitas Gunadarma Harumusrtati, Yustiana W. & Herman Yosep Sunu Endrayanto. 2014. Penilaian Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI). Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Kurniadin, Didin & Imam Machali. 2012. Manajemen Pendidikan: Konsep & Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 86 Muhammad Fadlillah. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nara, Hartati & Eveline Siregar. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Nugroho, Aditya. 2013. Pengaruh Motivasi dan Minat Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Diklat Keselamatan dan Kesehatan Kerja di SMK Negeri 1 Sedayu. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta dari https://uny.ac.id Nugroho, Djawadi Hadi. 2013. Strategi Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: Ombak. Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Purwanto. 2012. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Prasetya, Sukma Perdana. 2014. Media Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: Ombak. 87 Rukmini, Elisabeth ( 10 Oktober 2008 ). Deskripsi Singkat revisi Taksonomi Bloom, Majalah Ilmiah Pembelajaran. Diambil pada tanggal 27 Juli 2017, dari https://journal.uny.ac.id > article > viewFile Slavin, Robert E.. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. (Terjemah dari Cooperative Learning: Theory, Research and Practice, 2nd Edition terbitan 1995). Bandung: Nusa Media. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sumarmi. 2015. Model-model Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: Aditya Media Publishing. Sunariah, Nia S. & Kasmadi. 2014. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta Supardi. 2015. Sekolah Efektif Konsep Dasar & Praktiknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suparmini & Bambang Syaeful Hadi. 2009. Dasar-dasar Geografi. Yogyakarta: UNY. Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara Triani, Wina, Zulkarnain dan Rahma Kurnia. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Geografi. Jurnal. Universitas Negeri Lampung dari jurnal.fkip.unila.ac.ic/index.php/JPG pada tanggal 28 November 2016 88 Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA N 2 Ngaglik Mata Pelajaran : Geografi Kelas/ Semester : X IIS / 2 (Dua) Materi Pembelajaran : Karakteristik lapisan-lapisan atmosfer Bumi Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (3 JP) untuk 3 kali pertemuan A. Kompetensi Inti (KI) 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. 89 B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan secara tidak langsung (indirect teaching) melalui keteladanan, ekosistem pendidikan, dan proses pembelajaran pengetahuan dan keterampilan. Guru mengembangkan sikap spiritual dan sikap sosial dengan memperhatikan karakteristik, kebutuhan, dan kondisi peserta didik. Evaluasi terhadap sikap spiritual dan sikap sosial dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan berfungsi sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut Kompetensi dasar Indikator 3.7 Menganalisis dinamika atmosfer dan 3.7.1 dampaknya terhadap kehidupan Mengidentifikasi ciri-ciri atmosfer 3.8 Menyajikan proses dinamika atmosfer Dapat memberikan contoh menggunakan peta, bagan, gambar, mengenai proses dinamika atmosfer tabel, grafik, video, dan/atauanimasi pada kehidupan sehari-hari C. Materi Pembelajaran (Dapat dikembangkan sesuai harapan Kompetensi Dasar) Pertemuan pertama 1. Pengertian Atmosfer Atmosfer bumi merupakan selubung gas yang menyelimuti permukaan padat dan cair pada bumi. Selubung ini membentang ke atas sejauh berates-ratus kilometer, dan akhirnya bertemu dengan medium antar planet yang berkerapatan rendah dalam sistem tata surya. Atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer terdiri atas bermacam-macam unsur gas dan di dalamnya terjadi proses pembentukan dan perubahan cuaca dan iklim. Atmosfer melindungi manusia dari sinar matahari yang berlebihan dan meteormeteor yang ada. Adanya atmosfer bumi memperkecil perbedaan temperatur siang dan malam. Gejala yang terjadi di atmosfer sangat 90 banyak dan beragam. Pada lapisan bawah angin berhembus, angin terbentuk, hujan dan salju jatuh, dan terjadilah musim panas dan musim dingin. Semua ini merupakan gejala yang lazim terjadi yang sering disebut cuaca. 2. Lapisan Atmosfer 1. Troposfer Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada ketinggian 0 - 18 km di atas permukaan bumi. Tebal lapisan troposfer rata-rata ± 10 km. Di daerah khatulistiwa, ketinggian lapisan troposfer sekitar 16 km dengan temperatur rata-rata 80°C. Daerah sedang ketinggian lapisan troposfer sekitar 11 km dengan temperatur rata-rata 54°C, sedangkan di daerah kutub ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperature rata-rata 46°C. Lapisan troposfer ini pengaruhnya sangat besar sekali terhadap kehidupan mahkluk hidup di muka bumi. Lapisan ini selainterjadi peristiwa-peristiwa seperti cuaca dan iklim, juga terdapat kira-kira 80% dari seluruh massa gas yang terkandung dalam atmosfer terdapat pada lapisan ini. 2. Stratosfer Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer. Stratosfer terletak pada ketinggian antara 18 - 49 km dari permukaan bumi. Lapisan ini ditandai dengan adanya proses inversi suhu, artinya suhu udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian dari permukaan bumi. Kenaikan suhu udara berdasarkan ketinggian mulai terhenti, yaitu pada puncak lapisan stratosfer yang disebut stratopause dengan suhu udara sekitar 0°C. 91 3. Mesosfer Mesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga ke lapisan keempat. Mesosfer terletak pada ketinggian antara 49 - 82 km dari permukaan bumi. Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor atau benda-benda angkasa luar lainnya. Udara yang terdapat di sini akan mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek yang datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi biasanya terbakar di lapisan ini. 4. Termosfer Termosfer adalah lapisan udara keempat, peralihan dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 82 km. Termosfer terletak pada ketinggian antara 82 - 800 km dari permukaan bumi. Lapisan termosfer ini disebut juga lapisan ionosfer. Lapisan ini merupakan tempat terjadinya ionisasi partikelpartikel yang dapat memberikan efek pada perambatan/refleksi gelombang radio, baik gelombang panjang maupun pendek. Disebut dengan termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 19820°C. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. 5. Eksosfer Eksosfer adalah lapisan udara kelima, eksosfer terletak pada ketinggian antara 800 - 1000 km dari permukaan bumi. Pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya gerakan atom-atom secara tidak beraturan. Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi. Lapisan ini sering disebut pula dengan ruang 92 antar planet dan geostasioner. Lapisan ini sangat berbahaya, karena merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari angkasa luar. 3. Pemanfaatan Penyelidikan Atmosfer Setiap kali menghirup udara, manusia diingatkan bahwa tidak dapat hidup tanpa udara. Udara bersih adalah kebutuhan fisik manusia yang merupakan hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan. Atmosfer membuat suhu bumi sesuai untuk kehidupan manusia. Adanya efek rumah kaca di atmosfer, sinar matahari yang masuk ke bumi dapat diserap dan menghangatkan udara. Suhu rata-rata di permukaan bumi naik 33°C lebih tinggi menjadi 15°C dari seandainya tidak ada efek rumah kaca (-18°C), suhu yang terlalu dingin bagi kehidupan mnusia. Efek rumah kaca disebabkan oleh gas-gas rumah kaca. Atmosfer berguna untuk melindungi makhluk hidup yang yang ada di muka bumi karena membantu menjaga stabilitas suhu udara siang dan malam, menyerap radiasi dan sinar ultraviolet yang sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk bumi lainnya. Atmosfir juga melindungi bumi dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270°C di bawah nol. Selain atmosfer, sabuk Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet ini. Radiasi yang terus-menerus dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi makhuk hidup. Apabila sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi. 93 4. Sifat atmosfer 1. Merupakan selimut gas tebal yang secara menyeluruh menutupi bumi sampai ketinggian 560 km dari permukaan bumi. 2. Atmosfer bumi tidak mempunyai batas mendadak, tetapi menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar. 3. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak dapat dirasakan, tidak dapat diraba (kecuali bergerak sebagai angin). 4. Mudah bergerak, dapat ditekan, dapat berkembang. 5. Mempunyai berat (56 x 1014 ton) dan dapat memberikan tekanan. 99% dari beratnya berada sampai ketinggian 30 km, dan separuhnya berada di bawah 6000 m. 6. Memberikan tahanan jika suatu benda melewatinya berupa panas akibat pergesekan (misalnya meteor hancur sebelum mencapai permukaan bumi).Sangat penting untuk kehidupan dan sebagai media untuk proses cuaca. Sebagai selimut yang melindungi bumi terhadap tenaga penuh dari matahari pada waktu siang, menghalangi hilangnya panas pada waktu malam. Tanpa atmosfer suhu bumi pada siang hari 93,3°C dan pada malam hari -148,9°C. Pertemuan kedua Cuaca dan iklim Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbedabeda untuk setiap tempat serta setiap jam. 94 Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama dan meliputi wilayah yang luas. Iklim dapat terbentuk karena adanya: 1. Rotasi dan revolusi bumi sehingga terjadi pergeseran semu harian matahari dan tahunan. 2. Perbedaan lintang geografi dan lingkungan fisis. Ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut Klimatologi, sedangkan ilmu yang mempelajari tentang keadaan cuaca disebut Meteorologi. Ada beberapa unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu daerah atau wilayah, yaitu: suhu atau temperatur udara, tekanan udara, angin, kelembaban udara dan curah hujan. Unsur cuaca dan iklim 1. Suhu atau temperatur Perbedaan suhu udara yang diterima oleh setiap tempat di permukaan bumi, dipengaruhi faktor berikut. a. Lamanya Penyinaran Matahari Semakin lama matahari memberikan sinarnya pada suatu tempat di permukaan bumi, makin banyak panas yang diterima, dan suhunya semakin tinggi. Wilayah yang beriklim tropis memiliki suhu udara paling tinggi dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya di permukaan bumi, karena wilayah ini mendapat penyinaran matahari sepanjang tahun. b. Ketinggian Tempat Semakin tinggi suatu tempat di permukaan bumi, suhunya semakin dingin. Penurunan suhu ini diperkirakan sebesar 0,5 – 0,6°C setiap kenaikan tempat 100 meter. Hubungan perbandingan antara kenaikan dan penurunan suhu dengan ketinggian tempat, disebut sebagai gejala gradien ketinggian. Untuk dapat mengetahui 95 suhu udara di suatu tempat, maka kita harus tahu dulu suhu rata-rata dan ketinggian tempatnya. c. Letak Lintang Tempat Sudut datang pancaran sinar matahari dapat mempengaruhi tingkat pemanasan permukaan bumi. Semakin tegak cahaya matahari datang di suatu daerah, semakin besar pula efek panas matahari yang diterima oleh permukaan bumi di daerah itu, sehingga menyebabkan kondisi suhunya semakin tinggi. Daerah di permukaan bumi yang menerima pemanasan sinar matahari secara tegak, yaitu dengan sudut datang 90°, adalah daerah-daerah yang terletak di lintang tinggi. Daerah-daerah yang termasuk lintang tinggi, yaitu tempat-tempat yang terletak di sekitar wilayah khatulistiwa. d. Derajat Keawanan Awan mempunyai fungsi mengurangi radiasi dari matahari ke bumi dan mengurangi panas yang berasal dari bumi ke atmosfer. Awan mempunyai efek seperti rumah kaca (green house effect). Artinya, awan dapat menahan panas yang dipancarkan bumi. Oleh karena itu, daerah yang selalu berawan, suhunya rendah. Sebaliknya, daerah yang selalu cerah, suhunya tinggi. e. Bentuk Permukaan Bumi Bentuk-bentuk muka bumi memiliki sifat yang berbeda-beda dalam menerima panas sinar matahari. Sifat permukaan bumi daratan lebih cepat menerima panas dan memancarkan kembali panas itu dengan cepat, jika dibandingkan dengan permukaan laut. Oleh karena itu, daerah yang terletak di pedalaman yang jauh dari pengaruh angin laut (gurun pasir) pada siang hari suhunya sangat tinggi. 96 2. Tekanan Udara Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan udara pada suatu titik daerah di permukaan bumi. Mengapa udara memberikan tekanan kepada permukaan bumi? Karena udara tersebut memiliki massa dan menempati ruang. Besarnya tekanan udara dapat diukur dengan menggunakan barometer. Barometer ini ada yang menggunakan zat cair, disebut barometer air raksa, dan ada pula yang tanpa zat cair, disebut barometer aneroid. Tekanan udara sangat dipengaruhi oleh kondisi suhunya. Bila kondisi suhunya rendah, maka tekanan udaranya tinggi. Sebaliknya, bila suhunya tinggi, kondisi tekanan udaranya rendah. Naik turunnya tekanan udara akan tergambar pada barometer dalam bentuk barogram. Satuan yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah bar, dimana 1 bar = 1000 milibar (mb) atau setara dengan satu atmosfer (1 atm = 1013 mb). 3. Kelembapan Udara Kelembapan udara, adalah banyaknya kandungan uap air yang terdapat dalam udara. Kelembapan udara sering disebut juga dengan istilah kelengasan udara atau kebasahan udara. Udara dikatakan lembap jika kandungan uap airnya banyak, dan sebaliknya, udara dikatakan kurang lembap jika kandungan airnya kurang. Kelembapan udara dapat diukur dengan menggunakan alat higrometer atau higrograf. Untuk menyatakan kelembapan udara, dapat digunakan dua cara, yaitu kelembapan udara mutlak atau absolut dan kelembapan udara nisbi atau relatif. Kelembapan Mutlak atau absolut, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan berat uap air dalam tiap volume udara. Berat uap air dinyatakan dalam gram dan volumenya dinyatakan dalam liter atau m³, sehingga satuannya dinyatakan dalam gram/liter atau gram/m³. Jadi, jika dalam satu m³ udara terdapat 25 gram uap air, artinya kelembapan mutlaknya adalah 25 gram/m³. Daerah yang 97 mempunyai kelembapan mutlak tertinggi terletak di sekitar pantai yang berdekatan dengan lautan. Kelembapan mutlak terendah di wilayah gurun pasir. Kelembapan nisbi atau relatif, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara banyaknya uap air yang benar-benar terdapat dalam udara dengan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut pada suhu yang sama. Kelembapan ini dinyatakan dalam persen (%). 4. Angin Pergerakan angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara. Perbedaan tekanan udara terjadi karena adanya perbedaan suhu udara sebagai akibat dari perbedaan pemanasan matahari di permukaan bumi. Semakin besar perbedaan tekanan udaranya, makin besar pula anginnya. Kecepatan angin dapat diukur dengan menggunakan anemometer. Sedangkan untuk melihat arah angin, dapat menggunakan sisip angin atau windsock. Pemberian nama-nama angin, biasanya menurut asal datangnya, seperti angin barat, yaitu angin yang berasal dari arah barat menuju ke timur. 5. Hujan Hujan merupakan salah satu unsur pembentuk cuaca dan iklim yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Hujan terjadi akibat adanya penguapan, yang kemudian terjadi pengembunan dan membentuk kumpulan titik-titik air di udara (awan). Setelah kandungan titik-titik air di awan tadi makin banyak dan semakin berat, maka turunlah hujan. Besarnya curah hujan dapat diukur dengan menggunakan rain gage, ombrometer atau ombrograf. 98 Berdasarkan cara terjadinya, hujan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1) Hujan Zenithal Hujan zenithal adalah hujan yang terjadi akibat naiknya massa udara secara vertikal (massa udara bergerak secara konveksi). Sebagaimana diketahui, semakin tinggi suatu tempat suhunya makin dingin, sehingga pada ketinggian tertentu terbentuklah awan dan menurunkan hujan zenithal. Oleh karena awan terbentuk akibat gerakan udara secara konveksi, maka hujan ini disebut juga hujan konveksi. 2) Hujan Orografis Hujan orografis adalah hujan yang terjadi di daerah pegunungan. Akibat gerakan udara secara horizontal terhalang oleh adanya pegunungan, menyebabkan massa udara ini dipaksa naik lereng pegunungan. Semakin tinggi pegunungan tersebut, makin rendah pula suhunya, sehingga terbentuklah awan dan menurunkan hujan di lereng pegunungan tersebut. 3) Hujan Frontal Hujan frontal adalah hujan yang terjadi di daerah front. Daerah front merupakan daerah tempat pertemuan massa udara panas dengan massa udara dingin. Pertemuan kedua massa udara tersebut menyebabkan terjadinya kondensasi sehingga terbentuk awan yang menurunkan hujan 6. Awan Awan merupakan fenomena yang sering kita lihat sebelum terjadinya hujan. Awan yang tebal dan hitam menunjukkan dalam waktu yang tidak lama lagi hujan akan turun. Awan terdiri atas kumpulan titik-titik air dalam udara akibat adanya pengembunan (kondensasi). Pada awan terdapat muatan listrik bertegangan tinggi. Jika terjadi pertemuan dua muatan listrik yang berlawan kutub, akan terjadi sebuah kilatan di angkasa (kilat) yang disertai dengan suara menggelegar (guntur/petir). 99 Pertemuan ketiga Beberapa metode penentuan Klasifikasi Iklim di Indonesia antara lain : 1. Klasifikasi Iklim Mohr Klasifikasi iklim yang didasarkan curah hujan diajukan Mohr pada tahun 1933. Klasifikasi iklim ini didasarkan pada jumlah Bulan Kering (BK) dan jumlah Bulan Basah (BB) yang dihitung sebagai harga ratarata dalam waktu yang lama. Bulan Basah (BB) adalah bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm (jumlah curah hujan bulanan melebihi angka evaporasi). Bulan Kering (BK) adalah bulan dengan curah hujan kurang dari 60 mm ( jumlah curah hujan lebih kecil dari jumlah penguapan). 2. Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson Klasifikasi Iklim menurut Schmidt-Ferguson (1951) didasarkan kepada perbandingan antara Bulan Kering (BK) dan Bulan Basah (BB). Kriteria BK dan BB yang digunakan dalam klasifikasi Schmidt-Ferguson sama dengan kriteria BK dan BB oleh Mohr, namun perbedaannya dalam cara perhitungan BK dan BB akhir selama jangka waktu data curah hujan itu dihitung. Ketentuan penetapan bulan basah dan bulan kering mengikuti aturan sebagai berikut: Bulan Kering: bulan dengan curah hujan lebih kecil dari 60 mm. Bulan Basah: bulan dengan curah hujan lebih besar dari 100 mm. Bulan Lembab: bulan dengan curah hujan antara 60 – 100 mm. Bulan Lembab (BL) tidak dimasukkan dalam rumus. Penentuan tipe curah hujan yang dinyatakan dalam nilai Q, yang dihitung dengan persamaan berikut : Rata-rata jumlah BK Q= x 100 % 100 Rata-rata jumlah bulan basah adalah banyaknya bulan basah dari seluruh data pengamatan dibagi jumlah tahun data pengamatan, demikian pula rata-rata jumlah bulan kering adalah banyaknya bulan kering dari seluruh data pengamatan dibagi jumlah tahun data pengamatan. Dari besarnya nilai Q ini selanjutnya ditentukan tipe curah hujan suatu tempat atau daerah dengan menggunakan tabel Q atau diagram segitiga kriteria klasifikasi tipe hujan menurut Schmidt-Ferguson. 3. Klasifikasi Iklim menurut Oldeman Klasifikasi iklim menurut Oldeman (1975) disebut juga dengan klasifikasi agroklimat. Peta cuaca pertanian ditampilkan sebagai peta agroklimat. Klasifikasi iklim ini terutama ditujukan kepada komodii pertanian tanaman pangan utama seperti padi, jagung, kedelai dan tanaman palawija lainnya. Karena penggunaan air bagi tanaman-tanaman utama merupakan hal yang penting di lahan-lahan tadah hujan, maka dengan data curah hujan dalam jangka lama, peta agroklimat didasarkan pada periode kering. Curah hujan melebihi 200 mm sebulan dianggap cukup untuk padi sawah, sedangkan curah hujan paling sedikit 100 mm per bulan diperlukan untuk bertanaman di lahan kering. Dasar klasifikasi agroklimat ini ialah kriteria Bulan Basah dan Bulan Kering. Bulan Basah (BB) adalah bulan dengan curah hujan sama atau lebih besar dari 200 mm. Bulan Kering (BK) adalah bulan dengan curah hujan lebih kecil dari 100 mm. Kriteria penentuan BB dan BK ini didasarkan pada besarnya evapotranspirasi, yaitu penguapan air melalui tanah dan tajuk tanaman. Evapotranspirasi dianggap sebagai banyaknya air yang yang dibutuhkan oleh tanaman. 101 D. Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Problem Based Learning Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, penugasan, dan presentasi E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama: (3JP) Tahap Pendahuluan Kegiatan Belajar Guru membuka pertemuan dengan salam Guru dan peserta didik berdoa untuk memulai pelajaran Guru melakukan presensi peserta didik Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk memulai proses KBM Guru menjelaskan topik dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai pada pertemuan ini Apersepsi: materi dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan Memberikan motivasi mengenai materi yang akan diajarkan dan apa manfaatnya, serta menyampaikan tujuan pembelajaran. 102 Alokasi Waktu 25 menit Kegiatan Mengamati 35 Inti menit Memahami pengertian atmosfer menggunakan buku Geografi SMA/MA Kelas X Penerbit: Erlangga Mengidentifikasi mengenai lapisan atmosfer berdasarkan teori. Menanya Setiap kelompok diminta untuk mengajukan 10 pertanyaan terkait dengan materi yang belum menit dipahami dari buku pelajaran geografi yang telah tersedia dan diperbolehkan mencari lewat media internet dan lain-lain Tanya jawab antar kelompok yang telah dibentuk, berdasarkan hasil temuan dari buku dan media internet mengenai ilmu geografi Mengidentifikasi tentang lapisan Atmosfer berdasarkan teori. Mengumpulan data Setiap kelompok mengumpulkan data tambahan yang diperoleh dari kelompok lain 15 menit tentang definisi dan karakteristik lapisan atmosfer Membandingkan data yang ada di kelompok dengan data kelompok lain. Mengasosiasi 103 Menyimpulkan dengan pendapat sendiri definisi dan karakteristik lapisan atmosfer 15 menit Membuat pertanyaan sendiri tentang pengertian atmosfer dan karakteristik lapisan atmosfer. Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan hasil tanya jawab dalam bentuk laporan dan membacakan 15 menit laporannya Memberikan penegasan pada materi perkembangan geografi dan meluruskan jika terjadi salah konsep. Penutup Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi tentang karakteristik lapisan-lapisan 20 menit atmosfer bumi Guru memberikan tugas untuk mengamati karakteristik lapisan-lapisan atmosfer Bumi untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya Melakukan evaluasi. Jumlah 135 menit 1. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Teknik Penilaian 104 Sikap: observasi b. Pengetahuan: tugas berkelompok c. Keterampilan: unjuk kerja Instrumen Penilaian a. Pertemuan pertama: 1) Sikap: lembar observasi Tema No : Dinamika atmosfer Aspek perilaku yang dinilai Rasa Ingin Peduli Nama Peserta Bekerjasama Disipilin lIngkungan Keterangan tahu didik 1. ........... 2. ........... 3. ........... 4. ........... Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 4= sangat baik 3=baik 2=cukup 1=kurang 2) Pengetahuan: lembar observasi terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan …. Keterangan: Kolom pernyataan diisi dengan ceklis ( √ ) 105 Tidak Menjawab dengan tepat Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Nama peserta didik Pernyataan Pengungkapan konsep Kebenaran Ketepatan litosfer secara tepat konsep-konsep penggunaaan pendukung istilah Ya 2. a. 3) Keterampilan: lembar unjuk kerja Petunjuk: Berilah tanda ceklis ()pada angka yang sesuai untuk setiap kemampuan yang teramati pada waktu peserta didik selama presentasi mengenai 10 konsep esensial geografi : 1. bila tidak pernah, 2. bila jarang, 3. bila kadang-kadang, 4. bila siswa selalu melakukan. Nama Keterampilan yang dinilai Penambahan Penggunaaan Ketepatan peserta Menjelaskan Menjawab pertanyaan argumentasi bahasa waktu didik materi presentasi 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 ........... ........... ........... ........... ........... 3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan a. Remedial Apabila hasil penilaian kognitif dan psikomotor belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal maka dilakukan remedial dengan kriteria sebagai berikut: 1). Remedial individual dilakukan apabila peserta didik tidak mencapai KKM <20% 2). Remedial kelompok dilakukan apabila peserta didik tidak mencapai KKM 20% - 50% 3). Remedial Klasikal dilakukan apabila peserta didik tidak mencapai KKM > 50% b. Pengayaan Apabila hasil penilaian kognitif dan psikomotor telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal maka dilakukan pengayaan terkait perluasan materi terkait 106 F. Media/Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran 1. Media a. Power Point tentang dinamika atmosfer dan pengaruhnya terhada kehidupan b. Video lapisan atmosfer (fungsi dan manfaat lapisan) c. Video dampak atau pengaruh lapisan atmosfer. 2. Alat/Bahan a. Alat 1. Laptop 2. LCD 3. Papan tulis 4. Spidol 5. Speaker 6. Lembar kegiatan siswa b. Media 1. Power point 2. Video c. Bahan Buku geografi kelas X kurikulum 2013 3. Sumber Belajar a. Harmanto, Gatot. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas X (Peminatan). Bandung: Yrama Widya b. Suhandini, Purwadi dan Bambang Nianto Mulyo. 2013. Geografi 1 untuk kelas X SMA dan MA kelompok peminatan ilmu-ilmu social. Solo: PT Wangsa Jatra Lestari c. Suparmini. 2009. Dasar-dasar Geografi. Yogyakarta: UNY 107 Ngaglik, Maret 2017 Mengetahui, Guru Pembimbing SMA N 2 Ngaglik Mahasiswa Sartika Apriyani Kartijono S.Pd NIP. 19710421 199702 1 004 NIM 13405241039 108 Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA N 1 Mlati Mata Pelajaran : Geografi Kelas/ Semester : X MIPA / 2 (Dua) Materi Pembelajaran : Karakteristik lapisan-lapisan atmosfer Bumi Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (3 JP) untuk 3 kali pertemuan G. Kompetensi Inti (KI) 5. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 6. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 7. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 8. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. 109 H. Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan secara tidak langsung (indirect teaching) melalui keteladanan, ekosistem pendidikan, dan proses pembelajaran pengetahuan dan keterampilan. Guru mengembangkan sikap spiritual dan sikap sosial dengan memperhatikan karakteristik, kebutuhan, dan kondisi peserta didik. Evaluasi terhadap sikap spiritual dan sikap sosial dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan berfungsi sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut Kompetensi dasar Indikator 3.7 Menganalisis dinamika atmosfer dan 3.7.1 dampaknya terhadap kehidupan Mengidentifikasi ciri-ciri atmosfer 3.9 Menyajikan proses dinamika atmosfer Dapat memberikan contoh menggunakan peta, bagan, gambar, mengenai proses dinamika atmosfer tabel, grafik, video, dan/atauanimasi I. pada kehidupan sehari-hari Materi Pembelajaran (Dapat dikembangkan sesuai harapan Kompetensi Dasar) Pertemuan pertama 5. Pengertian Atmosfer Atmosfer bumi merupakan selubung gas yang menyelimuti permukaan padat dan cair pada bumi. Selubung ini membentang ke atas sejauh berates-ratus kilometer, dan akhirnya bertemu dengan medium antar planet yang berkerapatan rendah dalam sistem tata surya. Atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer terdiri atas bermacam-macam unsur gas dan di dalamnya terjadi proses pembentukan dan perubahan cuaca dan iklim. Atmosfer melindungi manusia dari sinar matahari yang berlebihan dan meteormeteor yang ada. Adanya atmosfer bumi memperkecil perbedaan temperatur siang dan malam. Gejala yang terjadi di atmosfer sangat 110 banyak dan beragam. Pada lapisan bawah angin berhembus, angin terbentuk, hujan dan salju jatuh, dan terjadilah musim panas dan musim dingin. Semua ini merupakan gejala yang lazim terjadi yang sering disebut cuaca. 6. Lapisan Atmosfer 6. Troposfer Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada ketinggian 0 - 18 km di atas permukaan bumi. Tebal lapisan troposfer rata-rata ± 10 km. Di daerah khatulistiwa, ketinggian lapisan troposfer sekitar 16 km dengan temperatur rata-rata 80°C. Daerah sedang ketinggian lapisan troposfer sekitar 11 km dengan temperatur rata-rata 54°C, sedangkan di daerah kutub ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperature rata-rata 46°C. Lapisan troposfer ini pengaruhnya sangat besar sekali terhadap kehidupan mahkluk hidup di muka bumi. Lapisan ini selainterjadi peristiwa-peristiwa seperti cuaca dan iklim, juga terdapat kira-kira 80% dari seluruh massa gas yang terkandung dalam atmosfer terdapat pada lapisan ini. 7. Stratosfer Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer. Stratosfer terletak pada ketinggian antara 18 - 49 km dari permukaan bumi. Lapisan ini ditandai dengan adanya proses inversi suhu, artinya suhu udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian dari permukaan bumi. Kenaikan suhu udara berdasarkan ketinggian mulai terhenti, yaitu pada puncak lapisan stratosfer yang disebut stratopause dengan suhu udara sekitar 0°C. 111 8. Mesosfer Mesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga ke lapisan keempat. Mesosfer terletak pada ketinggian antara 49 - 82 km dari permukaan bumi. Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor atau benda-benda angkasa luar lainnya. Udara yang terdapat di sini akan mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek yang datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi biasanya terbakar di lapisan ini. 9. Termosfer Termosfer adalah lapisan udara keempat, peralihan dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 82 km. Termosfer terletak pada ketinggian antara 82 - 800 km dari permukaan bumi. Lapisan termosfer ini disebut juga lapisan ionosfer. Lapisan ini merupakan tempat terjadinya ionisasi partikelpartikel yang dapat memberikan efek pada perambatan/refleksi gelombang radio, baik gelombang panjang maupun pendek. Disebut dengan termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 19820°C. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. 10. Eksosfer Eksosfer adalah lapisan udara kelima, eksosfer terletak pada ketinggian antara 800 - 1000 km dari permukaan bumi. Pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya gerakan atom-atom secara tidak beraturan. Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi. Lapisan ini sering disebut pula dengan ruang 112 antar planet dan geostasioner. Lapisan ini sangat berbahaya, karena merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari angkasa luar. 7. Pemanfaatan Penyelidikan Atmosfer Setiap kali menghirup udara, manusia diingatkan bahwa tidak dapat hidup tanpa udara. Udara bersih adalah kebutuhan fisik manusia yang merupakan hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan. Atmosfer membuat suhu bumi sesuai untuk kehidupan manusia. Adanya efek rumah kaca di atmosfer, sinar matahari yang masuk ke bumi dapat diserap dan menghangatkan udara. Suhu rata-rata di permukaan bumi naik 33°C lebih tinggi menjadi 15°C dari seandainya tidak ada efek rumah kaca (-18°C), suhu yang terlalu dingin bagi kehidupan mnusia. Efek rumah kaca disebabkan oleh gas-gas rumah kaca. Atmosfer berguna untuk melindungi makhluk hidup yang yang ada di muka bumi karena membantu menjaga stabilitas suhu udara siang dan malam, menyerap radiasi dan sinar ultraviolet yang sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk bumi lainnya. Atmosfir juga melindungi bumi dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270°C di bawah nol. Selain atmosfer, sabuk Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet ini. Radiasi yang terus-menerus dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi makhuk hidup. Apabila sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi. 113 8. Sifat atmosfer 7. Merupakan selimut gas tebal yang secara menyeluruh menutupi bumi sampai ketinggian 560 km dari permukaan bumi. 8. Atmosfer bumi tidak mempunyai batas mendadak, tetapi menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar. 9. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak dapat dirasakan, tidak dapat diraba (kecuali bergerak sebagai angin). 10. Mudah bergerak, dapat ditekan, dapat berkembang. 11. Mempunyai berat (56 x 1014 ton) dan dapat memberikan tekanan. 99% dari beratnya berada sampai ketinggian 30 km, dan separuhnya berada di bawah 6000 m. 12. Memberikan tahanan jika suatu benda melewatinya berupa panas akibat pergesekan (misalnya meteor hancur sebelum mencapai permukaan bumi).Sangat penting untuk kehidupan dan sebagai media untuk proses cuaca. Sebagai selimut yang melindungi bumi terhadap tenaga penuh dari matahari pada waktu siang, menghalangi hilangnya panas pada waktu malam. Tanpa atmosfer suhu bumi pada siang hari 93,3°C dan pada malam hari -148,9°C. Pertemuan kedua Cuaca dan iklim Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbedabeda untuk setiap tempat serta setiap jam. 114 Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama dan meliputi wilayah yang luas. Iklim dapat terbentuk karena adanya: 1. Rotasi dan revolusi bumi sehingga terjadi pergeseran semu harian matahari dan tahunan. 2. Perbedaan lintang geografi dan lingkungan fisis. Ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut Klimatologi, sedangkan ilmu yang mempelajari tentang keadaan cuaca disebut Meteorologi. Ada beberapa unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu daerah atau wilayah, yaitu: suhu atau temperatur udara, tekanan udara, angin, kelembaban udara dan curah hujan. Unsur cuaca dan iklim 7. Suhu atau temperatur Perbedaan suhu udara yang diterima oleh setiap tempat di permukaan bumi, dipengaruhi faktor berikut. f. Lamanya Penyinaran Matahari Semakin lama matahari memberikan sinarnya pada suatu tempat di permukaan bumi, makin banyak panas yang diterima, dan suhunya semakin tinggi. Wilayah yang beriklim tropis memiliki suhu udara paling tinggi dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya di permukaan bumi, karena wilayah ini mendapat penyinaran matahari sepanjang tahun. g. Ketinggian Tempat Semakin tinggi suatu tempat di permukaan bumi, suhunya semakin dingin. Penurunan suhu ini diperkirakan sebesar 0,5 – 0,6°C setiap kenaikan tempat 100 meter. Hubungan perbandingan antara kenaikan dan penurunan suhu dengan ketinggian tempat, disebut sebagai gejala gradien ketinggian. Untuk dapat mengetahui 115 suhu udara di suatu tempat, maka kita harus tahu dulu suhu rata-rata dan ketinggian tempatnya. h. Letak Lintang Tempat Sudut datang pancaran sinar matahari dapat mempengaruhi tingkat pemanasan permukaan bumi. Semakin tegak cahaya matahari datang di suatu daerah, semakin besar pula efek panas matahari yang diterima oleh permukaan bumi di daerah itu, sehingga menyebabkan kondisi suhunya semakin tinggi. Daerah di permukaan bumi yang menerima pemanasan sinar matahari secara tegak, yaitu dengan sudut datang 90°, adalah daerah-daerah yang terletak di lintang tinggi. Daerah-daerah yang termasuk lintang tinggi, yaitu tempat-tempat yang terletak di sekitar wilayah khatulistiwa. i. Derajat Keawanan Awan mempunyai fungsi mengurangi radiasi dari matahari ke bumi dan mengurangi panas yang berasal dari bumi ke atmosfer. Awan mempunyai efek seperti rumah kaca (green house effect). Artinya, awan dapat menahan panas yang dipancarkan bumi. Oleh karena itu, daerah yang selalu berawan, suhunya rendah. Sebaliknya, daerah yang selalu cerah, suhunya tinggi. j. Bentuk Permukaan Bumi Bentuk-bentuk muka bumi memiliki sifat yang berbeda-beda dalam menerima panas sinar matahari. Sifat permukaan bumi daratan lebih cepat menerima panas dan memancarkan kembali panas itu dengan cepat, jika dibandingkan dengan permukaan laut. Oleh karena itu, daerah yang terletak di pedalaman yang jauh dari pengaruh angin laut (gurun pasir) pada siang hari suhunya sangat tinggi. 116 8. Tekanan Udara Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan udara pada suatu titik daerah di permukaan bumi. Mengapa udara memberikan tekanan kepada permukaan bumi? Karena udara tersebut memiliki massa dan menempati ruang. Besarnya tekanan udara dapat diukur dengan menggunakan barometer. Barometer ini ada yang menggunakan zat cair, disebut barometer air raksa, dan ada pula yang tanpa zat cair, disebut barometer aneroid. Tekanan udara sangat dipengaruhi oleh kondisi suhunya. Bila kondisi suhunya rendah, maka tekanan udaranya tinggi. Sebaliknya, bila suhunya tinggi, kondisi tekanan udaranya rendah. Naik turunnya tekanan udara akan tergambar pada barometer dalam bentuk barogram. Satuan yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah bar, dimana 1 bar = 1000 milibar (mb) atau setara dengan satu atmosfer (1 atm = 1013 mb). 9. Kelembapan Udara Kelembapan udara, adalah banyaknya kandungan uap air yang terdapat dalam udara. Kelembapan udara sering disebut juga dengan istilah kelengasan udara atau kebasahan udara. Udara dikatakan lembap jika kandungan uap airnya banyak, dan sebaliknya, udara dikatakan kurang lembap jika kandungan airnya kurang. Kelembapan udara dapat diukur dengan menggunakan alat higrometer atau higrograf. Untuk menyatakan kelembapan udara, dapat digunakan dua cara, yaitu kelembapan udara mutlak atau absolut dan kelembapan udara nisbi atau relatif. Kelembapan Mutlak atau absolut, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan berat uap air dalam tiap volume udara. Berat uap air dinyatakan dalam gram dan volumenya dinyatakan dalam liter atau m³, sehingga satuannya dinyatakan dalam gram/liter atau gram/m³. Jadi, jika dalam satu m³ udara terdapat 25 gram uap air, artinya kelembapan mutlaknya adalah 25 gram/m³. Daerah yang 117 mempunyai kelembapan mutlak tertinggi terletak di sekitar pantai yang berdekatan dengan lautan. Kelembapan mutlak terendah di wilayah gurun pasir. Kelembapan nisbi atau relatif, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara banyaknya uap air yang benar-benar terdapat dalam udara dengan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut pada suhu yang sama. Kelembapan ini dinyatakan dalam persen (%). 10. Angin Pergerakan angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara. Perbedaan tekanan udara terjadi karena adanya perbedaan suhu udara sebagai akibat dari perbedaan pemanasan matahari di permukaan bumi. Semakin besar perbedaan tekanan udaranya, makin besar pula anginnya. Kecepatan angin dapat diukur dengan menggunakan anemometer. Sedangkan untuk melihat arah angin, dapat menggunakan sisip angin atau windsock. Pemberian nama-nama angin, biasanya menurut asal datangnya, seperti angin barat, yaitu angin yang berasal dari arah barat menuju ke timur. 11. Hujan Hujan merupakan salah satu unsur pembentuk cuaca dan iklim yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Hujan terjadi akibat adanya penguapan, yang kemudian terjadi pengembunan dan membentuk kumpulan titik-titik air di udara (awan). Setelah kandungan titik-titik air di awan tadi makin banyak dan semakin berat, maka turunlah hujan. Besarnya curah hujan dapat diukur dengan menggunakan rain gage, ombrometer atau ombrograf. 118 Berdasarkan cara terjadinya, hujan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 4) Hujan Zenithal Hujan zenithal adalah hujan yang terjadi akibat naiknya massa udara secara vertikal (massa udara bergerak secara konveksi). Sebagaimana diketahui, semakin tinggi suatu tempat suhunya makin dingin, sehingga pada ketinggian tertentu terbentuklah awan dan menurunkan hujan zenithal. Oleh karena awan terbentuk akibat gerakan udara secara konveksi, maka hujan ini disebut juga hujan konveksi. 5) Hujan Orografis Hujan orografis adalah hujan yang terjadi di daerah pegunungan. Akibat gerakan udara secara horizontal terhalang oleh adanya pegunungan, menyebabkan massa udara ini dipaksa naik lereng pegunungan. Semakin tinggi pegunungan tersebut, makin rendah pula suhunya, sehingga terbentuklah awan dan menurunkan hujan di lereng pegunungan tersebut. 6) Hujan Frontal Hujan frontal adalah hujan yang terjadi di daerah front. Daerah front merupakan daerah tempat pertemuan massa udara panas dengan massa udara dingin. Pertemuan kedua massa udara tersebut menyebabkan terjadinya kondensasi sehingga terbentuk awan yang menurunkan hujan 12. Awan Awan merupakan fenomena yang sering kita lihat sebelum terjadinya hujan. Awan yang tebal dan hitam menunjukkan dalam waktu yang tidak lama lagi hujan akan turun. Awan terdiri atas kumpulan titik-titik air dalam udara akibat adanya pengembunan (kondensasi). Pada awan terdapat muatan listrik bertegangan tinggi. Jika terjadi pertemuan dua muatan listrik yang berlawan kutub, akan terjadi sebuah kilatan di angkasa (kilat) yang disertai dengan suara menggelegar (guntur/petir). 119 Pertemuan ketiga Beberapa metode penentuan Klasifikasi Iklim di Indonesia antara lain : 1. Klasifikasi Iklim Mohr Klasifikasi iklim yang didasarkan curah hujan diajukan Mohr pada tahun 1933. Klasifikasi iklim ini didasarkan pada jumlah Bulan Kering (BK) dan jumlah Bulan Basah (BB) yang dihitung sebagai harga ratarata dalam waktu yang lama. Bulan Basah (BB) adalah bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm (jumlah curah hujan bulanan melebihi angka evaporasi). Bulan Kering (BK) adalah bulan dengan curah hujan kurang dari 60 mm ( jumlah curah hujan lebih kecil dari jumlah penguapan). 2. Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson Klasifikasi Iklim menurut Schmidt-Ferguson (1951) didasarkan kepada perbandingan antara Bulan Kering (BK) dan Bulan Basah (BB). Kriteria BK dan BB yang digunakan dalam klasifikasi Schmidt-Ferguson sama dengan kriteria BK dan BB oleh Mohr, namun perbedaannya dalam cara perhitungan BK dan BB akhir selama jangka waktu data curah hujan itu dihitung. Ketentuan penetapan bulan basah dan bulan kering mengikuti aturan sebagai berikut: Bulan Kering: bulan dengan curah hujan lebih kecil dari 60 mm. Bulan Basah: bulan dengan curah hujan lebih besar dari 100 mm. Bulan Lembab: bulan dengan curah hujan antara 60 – 100 mm. Bulan Lembab (BL) tidak dimasukkan dalam rumus. Penentuan tipe curah hujan yang dinyatakan dalam nilai Q, yang dihitung dengan persamaan berikut : Rata-rata jumlah BK Q= x 100 % 120 Rata-rata jumlah bulan basah adalah banyaknya bulan basah dari seluruh data pengamatan dibagi jumlah tahun data pengamatan, demikian pula rata-rata jumlah bulan kering adalah banyaknya bulan kering dari seluruh data pengamatan dibagi jumlah tahun data pengamatan. Dari besarnya nilai Q ini selanjutnya ditentukan tipe curah hujan suatu tempat atau daerah dengan menggunakan tabel Q atau diagram segitiga kriteria klasifikasi tipe hujan menurut Schmidt-Ferguson. 3. Klasifikasi Iklim menurut Oldeman Klasifikasi iklim menurut Oldeman (1975) disebut juga dengan klasifikasi agroklimat. Peta cuaca pertanian ditampilkan sebagai peta agroklimat. Klasifikasi iklim ini terutama ditujukan kepada komodii pertanian tanaman pangan utama seperti padi, jagung, kedelai dan tanaman palawija lainnya. Karena penggunaan air bagi tanaman-tanaman utama merupakan hal yang penting di lahan-lahan tadah hujan, maka dengan data curah hujan dalam jangka lama, peta agroklimat didasarkan pada periode kering. Curah hujan melebihi 200 mm sebulan dianggap cukup untuk padi sawah, sedangkan curah hujan paling sedikit 100 mm per bulan diperlukan untuk bertanaman di lahan kering. Dasar klasifikasi agroklimat ini ialah kriteria Bulan Basah dan Bulan Kering. Bulan Basah (BB) adalah bulan dengan curah hujan sama atau lebih besar dari 200 mm. Bulan Kering (BK) adalah bulan dengan curah hujan lebih kecil dari 100 mm. Kriteria penentuan BB dan BK ini didasarkan pada besarnya evapotranspirasi, yaitu penguapan air melalui tanah dan tajuk tanaman. Evapotranspirasi dianggap sebagai banyaknya air yang yang dibutuhkan oleh tanaman. 121 J. Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Team Game Tournament Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, penugasan, dan turnamen K. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama: (3JP) Tahap Pendahuluan Kegiatan Belajar Guru membuka pertemuan dengan salam Guru dan peserta didik berdoa untuk memulai pelajaran Guru melakukan presensi peserta didik Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk memulai proses KBM Guru menjelaskan topik dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai pada pertemuan ini Apersepsi: materi dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan Memberikan motivasi mengenai materi yang akan diajarkan dan apa manfaatnya, serta menyampaikan tujuan pembelajaran. 122 Alokasi Waktu 25 menit Kegiatan Mengamati 35 Inti menit Memahami pengertian atmosfer menggunakan buku Geografi SMA/MA Kelas X Penerbit: Erlangga Mengidentifikasi mengenai lapisan atmosfer berdasarkan teori. Menanya Setiap kelompok diminta untuk mengajukan 10 pertanyaan terkait dengan materi yang belum menit dipahami dari buku pelajaran geografi yang telah tersedia dan diperbolehkan mencari lewat media internet dan lain-lain Tanya jawab antar kelompok yang telah dibentuk, berdasarkan hasil temuan dari buku dan media internet mengenai ilmu geografi Mengidentifikasi tentang lapisan Atmosfer berdasarkan teori. Mengumpulan data Setiap kelompok mengumpulkan data tambahan yang diperoleh dari kelompok lain 15 menit tentang definisi dan karakteristik lapisan atmosfer Membandingkan data yang ada di kelompok dengan data kelompok lain. Mengasosiasi 123 Menyimpulkan dengan pendapat sendiri definisi dan karakteristik lapisan atmosfer 15 menit Membuat pertanyaan sendiri tentang pengertian atmosfer dan karakteristik lapisan atmosfer. Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan hasil tanya jawab dalam bentuk laporan dan membacakan 15 menit laporannya Memberikan penegasan pada materi perkembangan geografi dan meluruskan jika terjadi salah konsep. Penutup Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi tentang karakteristik lapisan-lapisan 20 menit atmosfer bumi Guru memberikan tugas untuk mengamati karakteristik lapisan-lapisan atmosfer Bumi untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya Melakukan evaluasi. Jumlah 135 menit 4. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Teknik Penilaian 124 Sikap: observasi e. Pengetahuan: tugas berkelompok f. Keterampilan: unjuk kerja Instrumen Penilaian a. Pertemuan pertama: 1) Sikap: lembar observasi Tema No : Dinamika atmosfer Aspek perilaku yang dinilai Rasa Ingin Peduli Nama Peserta Bekerjasama Disipilin lIngkungan Keterangan tahu didik 5. ........... 6. ........... 7. ........... 8. ........... Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 4= sangat baik 3=baik 2=cukup 1=kurang 2) Pengetahuan: lembar observasi terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan …. Keterangan: Kolom pernyataan diisi dengan ceklis ( √ ) 125 Tidak Menjawab dengan tepat Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Nama peserta didik Pernyataan Pengungkapan konsep Kebenaran Ketepatan litosfer secara tepat konsep-konsep penggunaaan pendukung istilah Ya 5. d. 3) Keterampilan: lembar unjuk kerja Petunjuk: Berilah tanda ceklis ()pada angka yang sesuai untuk setiap kemampuan yang teramati pada waktu peserta didik selama presentasi mengenai 10 konsep esensial geografi : 5. bila tidak pernah, 6. bila jarang, 7. bila kadang-kadang, 8. bila siswa selalu melakukan. Nama Keterampilan yang dinilai Penambahan Penggunaaan Ketepatan peserta Menjelaskan Menjawab pertanyaan argumentasi bahasa waktu didik materi presentasi 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 ........... ........... ........... ........... ........... 6. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan c. Remedial Apabila hasil penilaian kognitif dan psikomotor belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal maka dilakukan remedial dengan kriteria sebagai berikut: 1). Remedial individual dilakukan apabila peserta didik tidak mencapai KKM <20% 2). Remedial kelompok dilakukan apabila peserta didik tidak mencapai KKM 20% - 50% 3). Remedial Klasikal dilakukan apabila peserta didik tidak mencapai KKM > 50% d. Pengayaan Apabila hasil penilaian kognitif dan psikomotor telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal maka dilakukan pengayaan terkait perluasan materi terkait 126 L. Media/Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran 4. Media a. Power Point tentang dinamika atmosfer dan pengaruhnya terhada kehidupan b. Video lapisan atmosfer (fungsi dan manfaat lapisan) c. Video dampak atau pengaruh lapisan atmosfer. 5. Alat/Bahan d. Alat 7. Laptop 8. LCD 9. Papan tulis 10. Spidol 11. Speaker 12. Lembar kegiatan siswa e. Media 3. Power point 4. Video f. Bahan Buku geografi kelas X kurikulum 2013 6. Sumber Belajar a. Harmanto, Gatot. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas X (Peminatan). Bandung: Yrama Widya b. Suhandini, Purwadi dan Bambang Nianto Mulyo. 2013. Geografi 1 untuk kelas X SMA dan MA kelompok peminatan ilmu-ilmu social. Solo: PT Wangsa Jatra Lestari c. Suparmini. 2009. Dasar-dasar Geografi. Yogyakarta: UNY 127 Mlati, Maret 2017 Mengetahui, Guru Pembimbing SMA N 1 Mlati Mahasiswa Sartika Apriyani Sukarni S.Pd NIP 19700612 199702 2 002 NIM 13405241039 128 Lampiran 3 LEMBAR KEGIATAN 1 PROBLEM BASED LEARNING Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : X IIS 2/II (Genap) Alokasi : 3 x 45 menit Kompetensi Dasar : 3.7 Menganalisis dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan Petunjuk 1. Gambarkan lapisan atmosfer beserta keterangannya 2. Amatilah lapisan-lapisan atmosfer yang sudah Anda pelajari dan manfaatnya bagi kehidupan manusia. 3. Diskusikanlah dalam kelompok untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut : a. Apa yang dimaksud dengan kutub panas kota ? b. Bagaimana kutub panas itu bisa terjadi? c. Bagaimana cara mengurangi pengaruh kutub panas ? d. Bagaimana usaha meningkatkan RTH untuk mengurangi kutub panas ? 4. Buatlah makalah dan presentasikanlah hasil diskusi kelompok sedangkan kelompok yang lain menanggapi. 129 LEMBAR KEGIATAN 2 PROBLEM BASED LEARNING Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : X/II (Genap) Alokasi : 3 x 45 menit Kompetensi Dasar : 3.7 Menganalisis dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan Petunjuk 5. Pelajari buku paket geografi dan buku dari sumber lain yang relevan. 6. Amatilah iklim yang terjadi baik di Indonesia maupun di Dunia. 7. Diskusikanlah dalam kelompok untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut: a. Apa yang dimaksud dengan perubahan iklim ? b. Mengapa perubahan iklim itu bisa terjadi? c. Bagaimana cara mengurangi pengaruh perubahan iklim ? 8. Presentasikanlah hasil diskusi kelompok sedangkan kelompok yang lain menanggapi. 130 Bacalah artikel dibawah ini Fenomena GLOBAL WARMING (PEMANASAN GLOBAL) Bumi merupakan salah satu planet dalam gugusan tata surya Bimasakti yang terlindungi oleh lapisan atmosfer yang tersusun dari berbagai jenis gas. Keberadaan atmosfer sangatlah penting bagi kehidupan di bumi karena fungsinya yang melindungi bumi dari berbagai benda langit serta radiasi sinar matahari yang berbahaya sehingga suhu bumi dapat terjaga agar cukup stabil dan aman untuk dapat ditinggali oleh makhluk hidup di dalamnya. Betapa pentingnya permasalahan atmosfer ini hingga kemudian kini menjadi perbincangan oleh banyak kalangan, khususnya para pemerhati lingkungan. Hal tersebut terjadi dikarenakan munculnya beberapa fenomena alam yang terjadi dalam beberapa decade ini. Beberpa contoh kasus terkait dengan atmosfer adalah fenomena global warming (pemanasan global) yang terjadi hampir merata di seluruh dunia. Pemanasan global atau Global Warming adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Pemanasan Global terjadi karena diakibatkan oleh aktivitas manusia yang berlebihan sehingga menyebabkan meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca (gas dalam atmosfer) yang menimbulkan efek rumah kaca. Ternyata permasalahan tidak hanya sampai di sini saja, sebab efek rumah kaca juga menyebabkan suatu “efek domino” yang dapat diamati melalui fenomena alam akan pencairan gletser-gletser di kutub secara besar-besaran. Pencairan gletser ternyata menimbulkan kenaikan muka air laut (sea level rise) sehingga mengancam kehidupan pesisir dan pulaupulau kecil termasuk kehidupan terumbu karang di perairan pesisir. Fenomena CORAL BLEACHING (PEMUTIHAN KARANG) TEMPO.CO, Jakarta - Pemutihan karang atau coral bleaching melanda koloni koral di beberapa lokasi perairan Indonesia. Terumbu karang di perairan Pulau Sironjong Gadang, Sumatera Selatan, yang masuk wilayah wisata bawah laut Mandeh, memutih. Fenomena ini diduga akibat kenaikan suhu air laut. “Di perairan Mandeh baru pertama kali terjadi,” kata Indrawadi, peneliti terumbu karang dari Universitas Bung Hatta, Padang, Selasa pekan lalu. Pemutihan karang di perairan Mandeh pertama kali terpantau pada 26 Februari 2016. Sebelumnya, pada 1998 dan 2010, pemutihan karang pernah terjadi di kawasan Pulau Pandan dan Pulau Pieh di Pariaman. Di perairan Kasiak, Pariaman, pemutihan sudah terjadi sejak Mei 2015. Koloni karang di perairan Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, juga mengalami hal serupa. Fenomena ini sudah diprediksi sejak akhir tahun lalu. Reef Check Indonesia sudah mengeluarkan peringatan akan terjadinya pemutihan karang. Hal ini berkaitan dengan kenaikan suhu air laut yang dipengaruhi oleh perubahan iklim. Puncaknya diperkirakan terjadi pada April ini. 131 Data National Ocean Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan suhu air laut di sebagian wilayah Indonesia akan meningkat di atas rata-rata hingga pertengahan 2016. Tekanan panas dapat merusak kloroplas yang merupakan perangkat tumbuhan melakukan proses fotosintesis. LEMBAR KEGIATAN 3 PROBLEM BASED LEARNING Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : X/II (Genap) Alokasi : 3 x 45 menit Kompetensi Dasar : 3.7 Menganalisis dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan Petunjuk 9. Pelajari buku paket geografi dan buku dari sumber lain yang relevan. 10. Bacalah artikel yang kalian dapatkan, jadikan sebagai acuan pemecahan pokok-pokok permasalahan. 11. Diskusikanlah dalam kelompok untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana hubungan antara fenomena global warming dan coral bleaching ? b. Mengapa fenomena tersebut itu bisa terjadi? c. Bagaimana cara mengurangi pengaruh fenomena tersebut? 12. Presentasikanlah hasil diskusi kelompok sedangkan kelompok yang lain menanggapi 132 Lampiran 4 LEMBAR SOAL TURNAMEN 1. Lapisan atmosfer yang memiliki banyak peristiwa ionisasi adalah …. daerah tropik disebut juga angin …. 8. Awan yang mencerminkan proses kondensasi sehingga awan tersebut dihindari pilot saat menerbangkan pesawat adalah awan …. 2. Peristiwa seperti hujan, awan, halilintar, dan kabut terjadi pada lapisan yang mempunyai ketebalan antara 8-18 km merupakan lapisan …. 9. Alat penakar hujan secara otomatis sehingga dapat merekam jumlah curah hujan disebut …. 3. Agar sebuah pesawat dapat menghindari dari gangguan cuaca maka pesawat udara bermesin jet biasanya diterbangkan pada lapisan …. 10. Kota Palu curah hujan tahunannya sedikit, hal ini dikarenakan …. 4. Pernyataan yang benar tentang lapisan stratosfer adalah …. 11. Klasifikasi iklim atas dasar ketinggian tempat dirumuskan oleh …. 5. Fenomena gas rumah kaca yang terjadi karena perusakan ozon yang terdapat di lapisan …. 6. Hujan yang terjadi karena kenaikan massa panas dan pembentukan awan cumulus disebut juga dengan hujan …. 12. Tipe iklim yang menggunakan rumus umum merupakan iklim yang disusun oleh …. 13. Tanaman teh, kopi, kina, dan karet menurut iklim Junghun 7. Angin yang bergerak dari daerah subtropik menuju 130 tumbuh baik pada wilayah dengan ketinggian …. 17. Angin bahorok di Sumatera Utara adalah angin yang …. 14. Wilayah hutan di Pulau Kalimantan Barat sering sekali terbakar, meurut Koppen termasuk iklim …. 18. Jenis awan altocumulus dan altostratus terdapat pada ketinggian …. 19. Barometer di suatu tempat menunjukkan tekanan udara sebesar 999,5 mb. Ketinggian tempat tersebut dari atas permukaan laut adalah …. 15. Seorang petani akan mengembangkan suatu jenis tanaman di wilayah Lombok, maka petani tersebut menentukan curah hujan ratarata sebagai berikut: Jan=403mm Feb=239mm Maret=178m April=138m Mei=121mm Juni= 79 mm Juli= 66 mm Agus=91mm Sep= 53 mm Okt=110mm Nov=119mm Des=250mm 20. Awan seperti gambar dibawah ini sangat tinggi dan terdiri dari Kristal-kristal es yaitu awan …. 21. Menurut Junghun, wilayah yang terletak di ketinggian 800 m diata permukaan laut termasuk dalam wilayah …. 22. Pemanasan oleh gerakan udara dengan arah mendatar adalah …. Menurut pembagian iklim Schmidt-Ferguson, wilayah tersebut termasuk pada tipe …. 16. Daerah pedalaman Afrika bagian Selatan mempunyai curah hujan relatif kecil. Hal ini terjadi karena …. 23. Nelayan tradisional menjelang malam hari berangkat mencari ikan dilaut dengan dibantu oleh tiupan angina yang terjadi karena …. 131 29. Pembagian iklim menurut Koppen berdasarkan …. 24. Hujan konveksi di daratan Jakarta terjadi karena …. 30. Daerah memiliki rata-rata curah hujan lebih dari 2.500 mm/tahun dan mempunyai tipe iklim Af. Bioma yang berkembang di daerah ini adalah hutan …. 25. Tumbuhan karet, teh dan kina di Indonesia paling cocok di tanam pada wilayah ketinggian …. Kunci Jawaban: 1. 2. 3. 4. termosfer troposfer troposfer lapisan yang mengandung ozon 5. stratosfer 6. udara panas naik ke udara dingin 7. perbedaan tekanan udara 8. cumulonimbus 9. mengetahui banyaknya curah hujan dalam sehari 10. daerah bayangan hujan 11. ketinggian tempat dan jenis tumbuhan 12. 1.250 m 13. Af 14. C agak basah 15. dua kali dalam setahun 16. bayangan hujan 17. turun, kering dan panas 18. 2000-6000 m 19. 108 20. cirrus 21. sedang 22. adveksi 23. tekanan maksimum di daratan 26. Jika pada siang hari di langit di jumpai awan cumulonimbus, maka kondisi cuaca di daerah tersebut akan …. 27. Pada bulan Oktober-April, sering terjadi atau mengalami hujan cukup deras, disertai dengan adanya petir di langit. Hal tersebut dapat terjadi akibat adanya awan …. 28. Daerah yang mempunyai 2 bulan kering dan 7 bulan basah dalam satu tahun berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson tergolong tipe …. 132 24. pemanasan intensif 25. 700-1.500 m 26. nimbostratus dan stratocumulus 27. cumulonimbus 28. basah 29. suhu dan curah hujan 30. hujan tropis 133 Lampiran 5 DAFTAR HADIR KELAS EKSPERIMEN 1(PROBLEM BASED LEARNING) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 NIS 6841 6844 6851 6857 6863 6869 6876 6877 6879 6884 6886 6887 6895 6900 6905 6911 6912 6914 6923 6924 6938 6945 6951 6973 6976 6981 6994 6997 7000 7018 7020 Nama AGUNG KURNIAWAN ALFIANI NUR PRASMAWATI ANGGER BAGUS WICAKSONO ANNISA FITRI HANI ASRI ANGGRAINI GUSMINARTI BELTSAZAR OBI-WAN KENOBI DEDE HANIFAH DENDRITO TRI NOVIANTO DEVARZA MUFTIANI ROFIAH DIMAS PUTRA HARJA ADIYATMA DINA PARISYA WIDYA LESMANA DISNA FITRA ATRYA EGAR SHAKTYANTYA W. HARLI FAKHRIAN BAGUS SAPUTRA FIONNY CAHYA DHIANI HANNA PRAMESTI HARIS ARRASYID NUSANTARA HERLIN RATNASARI KLARANYDIA AMANDITA KRISHNA PUTRA NATIO MAY ADIATI MUHAMMAD DAFFA YURINDA P. MUHAMMAD LAVIN ALVIANSYAH RAMADHANTI PUSPITA SARI REZIKA ARDIA DINDA ARRINI RISKI ADI WIBOWO SALSA ASROR PUTRA SAUDA KHOIRUNNISA SHAFANISSA AULIA RIZKA PUTRI WULAN PUTERI KUSUMANINGTYAS YUSTISIA MELIANASARI Elriza 134 30 Maret Kehadiran 6 April 20 April √ √ √ I √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lampiran 6 DAFTAR HADIR KELAS EKSPERIMEN 2(TEAM GAME TOURNAMENT) No NIS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 2480 2481 2483 2484 2485 2486 2487 2488 2489 2490 2491 2492 2493 2494 2495 2496 2497 2498 2499 2500 2501 2502 2503 2504 2505 2506 2507 2508 2509 2510 2511 2512 Nama ADE YAMASITA AFTIN MEGANAFI NURAINI ANNISA KUSUMAWATI ARIFATUN NOR HIDAYATI ASTRIN ANADANTOROPUTRI DEVIKA KHOIRUL HAFIFAH DEWI PRIHATINI DIYAS YUNITA ANGGRAENI ERIKA PURNAMA SARI FAJRI YOGIE MUSTAQIM FERIAN YUSIYANTO HANIF NUR ROCHMAT SARJIYONO LATIFAH NUR ISTIQOMAH LUBNA ROISATI NABILA MEILANI PUTRI INSANI MUHAMMAD NOOR ROCHIM MUHAMMAD RIZAL SETIAWAN NURUL RAHMAH WATI OKTAVIA SINTA YUSMADINDA PUSPARANI PUAN PRIHASTUTI REGINA PUSPA ARINTA RIO TIRTA AHMADI RIZKI EDI NUGROHO RIZKY ARYA SAPUTRA SEKAR ARUM KINASIH SEPTI NUR WAHYUNINGRUM SHALMA ALIFA ZALFAYA SITI SUHARYANTI ULIMA KHOIRUL AZAH UMI SHALIHAH PUTRI PURWATI USWATUN KHASANAH WAFA’ SHOLIHATUN NISA’ 135 Kehadiran 18 9 April Mei √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lampiran 7 KISI-KISI TES HASIL BELAJAR No. 1. Kompetensi Dasar Indikator No item C1 C2 C3 3 3.7 Menganalisis Mengidentifikasi 1, 2, dinamika atmosfer dinamika 5 4 dan dampaknya atmosfer terhadap pengaruhnya kehidupan terhadap C4 jumlah C5 C6 5 dan kehidupan Menjelaskan 6, 8, unsur-unsur 7, 10, cuaca dan iklim 9, 13, terhadap 17, 16, kehidupan 18, 20 sehari-hari 26, 19 13 27 Menjelaskan pembagian iklim menurut ahli 11, 12, 21, 24, 22, 28, 23, 30 14 15 12 1 1 30 25, 29 2 136 15 10 1 Lampiran 8 SOAL PILIHAN GANDA Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : X/2 (Genap) Alokasi Waktu : 45 Menit Kompetensi Dasar : 3.7 Menganalisis dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan Petunjuk Umum: 1. Berdoalah sebelum dan setelah mengerjakan soal! 2. Tulislah nama, kelas dan nomor presensi pada lembar jawab yang telah disediakan! 3. Bacalah soal dengan teliti! Petunjuk Khusus Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat, dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e! 31. Lapisan atmosfer yang memiliki banyak peristiwa ionisasi adalah …. a. atmosfer b. troposfer c. statosfer d. mesosfer e. termosfer 32. Peristiwa seperti hujan, awan, halilintar, dan kabut terjadi pada lapisan yang mempunyai ketebalan antara 8-18 km merupakan lapisan …. a. termosfer b. eksosfer c. stratosfer d. troposfer e. mesosfer 33. Agar sebuah pesawat dapat menghindari dari gangguan cuaca maka pesawat udara bermesin jet biasanya terbang pada lapisan …. a. troposfer b. eksosfer c. mesosfer d. termosfer e. stratosfer 137 34. Pernyataan yang benar tentang lapisan stratosfer adalah …. a. tempat terjadinya cuaca, pelangi dan lain-lain b. melindungi bumi dari hujan meteor c. dapat memantulkan gelombang radio d. lapisan yang mengandung ozon e. merupakan lapisan terluar dari atmosfer 35. Fenomena gas rumah kaca yang terjadi karena perusakan ozon terdapat di lapisan …. a. stratosfer b. troposfer c. mesosfer d. termosfer e. ionosfer 36. Hujan orografis terjadi karena …. a. pertemuan angin pasat timur laut dengan angin pasat tenggara dan membenruk gumpalan awan di sekitar ekuator b. massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas kemudian terjadi kondensasi akhirnya hujan c. udara panas yang mengandung uap air naik ke udara dingin kemudian terjadi kondensasi akhirnya turun sebagai hujan d. adanya gerakan udara secara vertikal kemudian terjadi kondensasi akhirnya turun sebagai hujan e. pertemuan dua massa yang terjadi di daerah lintang tengah kemudian membentuk gumpalan awan akhirnya hujan 37. Indonesia mengalami dua perubahan musim selama periode 1 tahun. Hal ini disebabkan karena adanya pergerakan angina muson. Proses terjadinya angin muson adalah …. a. adanya gerakan massa udara karena perbedaan tekanan udara yang mencolok antara daratan dan lautan b. adanya pengaruh dari pergerakan rotasi bumi sehingga angina bergerak tetap sepanjang tahun c. adanya gerakan udara di atas daerah equador mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah subtropik d. adanya daratan yang bertekanan lebih tinggi dari pada daerah laut sehingga angin bergerak dari darat ke laut e. adanya angin yang bersifat panas dan kering yang turun dari daerah lereng pegunungan 138 38. Awan yang mencerminkan proses kondensasi sehingga awan tersebut dihindari pilot saat menerbangkan pesawat adalah awan …. a. stratus b. cumulus c. stratocumulus d. cumulonimbus e. altostratus 39. Salah satu alat yang terdapat di Stasiun BMKG Indonesia adalah Ombrometer. Manfaat alat ombrometer adalah …. a. untuk menghitung banyaknya hujan dalam satu hari b. untuk mengetahui banyaknya curah hujan dalam sehari c. untuk menghitung jumlah air hujan secara otomatis d. untuk merekam jumlah curah hujan secara otomatis e. untuk mengetahui banyaknya curah hujan secara otomatis 40. Kota Palu curah hujan tahunannya sedikit, hal ini dikarenakan …. a. semakin ke arah timur maka curah hujan semakin sedikit b. angin sejajar garis pantai c. berkurangnya uap air dibawa yang dibawa oleh angin d. amplitudo harian yang besar e. merupakan daerah bayangan hujan 41. Berdasarkan klasifikasi Junghun, iklim dibagi atas dasar …. a. suhu udara dan curah hujan b. suhu udara dan letak lintang c. curah hujan dan ketinggian tempat d. ketinggian tempat dan jenis tumbuhan e. kebutuhan air untuk tanaman pertanian 42. Tanaman teh, kopi, kina, dan karet menurut iklim Junghun tumbuh baik pada wilayah dengan ketinggian …. a. 500 m b. 1.250 m c. 1.750 m d. 2.250 m e. > 2.500 m 43. Menurut Koppen, wilayah hutan di Pulau Kalimantan termasuk iklim …. a. Am b. As c. Aw d. Af e. Cf 139 44. Data curah hujan di Kbaupaten X tahun 2003 sebagai berikut: Bulan Curah Hujan Januari 270 Februari 265 Maret 260 April 205 Mei 250 Juni 105 Juli 65 Agustus 55 September 30 Oktober 25 November 110 Desember 120 Menurut pembagian iklim Schmidt-Ferguson, wilayah tersebut termasuk pada tipe iklim …. a. A (sangat basah) b. B (basah) c. C (agak basah) d. E (sedang) e. F (sedang kering) 45. Berdasarkan data No. 14 menurut Oldeman pada tahun tersebut, seorang petani dapat menanam …. Untuk budi daya padi. a. satu kali tanam dalam setahun b. dua kali tanam dalam setahun c. tiga kali tanam dalam setahun d. empat kali tanam dalam setahun e. tidak ada musim tanam 46. Daerah pedalaman Afrika bagian Selatan mempunyai curah hujan relatif kecil. Hal ini terjadi karena …. a. daerah dataran rendah b. daerah pegunungan c. daerah dataran luas d. daerah padang pasir e. daerah bayangan hujan 140 47. Proses terjadinya angin bahorok di Sumatera Utara adalah …. a. turun,kering dan panas b. turun, kering dan basah c. naik, basah dan panas d. naik, kering dan dingin e. turun, basah dan panas 48. Jenis awan altocumulus dan altostratus terdapat pada ketinggian …. a. >8000 m b. 6000 - 8000 m c. 2000 - 6000 m d. 1000 - 2000 m e. < 1000 m 49. Barometer di suatu tempat menunjukkan tekanan udara sebesar 999,5 mb. Ketinggian tempat tersebut dari atas permukaan laut adalah …. a. 108 m b. 138 m c. 148 m d. 128 m e. 118 m 50. Awan seperti gambar dibawah ini sangat tinggi, terdiri dari kristal-kristal es berbentuk seperti bulu burung yaitu awan …. a. stratus b. nimbo c. nimbus d. cumulus e. cirrus 51. Menurut Junghun, wilayah yang terletak di ketinggian 800 m diatas permukaan laut termasuk dalam zona …. a. panas b. sejuk c. sedang d. dingin e. gurun 141 52. Pemanasan oleh gerakan udara dengan arah mendatar adalah …. a. konveksi b. radiasi c. difusi d. adveksi e. evaporasi 53. Tiupan angin darat yang dimanfaatkan oleh nelayan tradisional untuk berangkat mencari ikan ke laut menjelang malam hari terjadi karena …. a. tekanan maksimum di daratan b. laut cepat menjadi panas c. laut lebih cepat melepas panas d. daratan cepat menjadi panas e. daratan lambat melepas panas 54. Hujan konveksi di daratan Jakarta terjadi karena …. a. proses kondensasi uap air di teluk jakarta b. pertemuan dua massa udara di daerah front c. proses kondensasi uap air di daerah bayangan hujan d. pertemuan dua massa udara di daerah bertekanan tinggi e. pemanasan yang intensif oleh matahari 55. Tumbuhan karet, the, dan kina paling cocok di tanam pada wilayah ketinggian …. a. < 700 m b. 700 m – 1.500 m c. 1.500 m – 2.500 m d. 2.500 m – 4000 m e. > 4.000 m 56. Jenis awan yang termasuk dalam kategori awan rendah adalah …. a. cumulonimbus dan cirrostratus b. cirrocumulus dan nimbostratus c. nimbostratus dan stratocumulus d. stratocumulus dan cumulonimbus e. cirrostratus dan cirrocumulus 57. Pada bulan Oktober-April, sering terjadi atau mengalami hujan cukup deras, disertai dengan adanya petir di langit. Hal tersebut dapat terjadi akibat adanya awan …. a. stratus b. cumulonimbus c. cumulus d. cirrusstratus e. nimbus 142 58. Daerah yang mempunyai 2 bulan kering dan 7 bulan basah dalam satu tahun berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson tergolong tipe …. a. A (sangat basah) b. B (basah) c. C (agak basah) d. D (sedang) e. E (agak kering) 59. Pembagian iklim menurut Koppen didasarkan pada …. a. suhu dan ketinggian tempat b. suhu dan variasi vegetasi c. suhu dan curah hujan d. suhu dan relief daratan e. suhu dan kebutuhan air bagi tanaman 60. Daerah memiliki rata-rata curah hujan lebih dari 2.500 mm/tahun dan mempunyai tipe iklim Af. Bioma yang berkembang di daerah ini adalah hutan …. a. hujan musim b. hutan gugur c. berdaun jarum d. hutan basah e. hujan tropis 143 kunci jawaban 1. e 2. d 3. a 4. d 5. a 6. c 7. a 8. d 9. b 10. e 11. d 12. b 13. d 14. c 15. b 16. e 17. a 18. c 19. a 20. e 21. c 22. d 23. a 24. e 25. b 26. c 27. b 28. b 29. c 30. e 144 Lampiran 9 KISI-KISI INSTRUMEN MOTIVASI BELAJAR Konsep Aspek Dorongan Dorongan internal dan internal eksternal pada siswasiswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku (Hamzah B. Uno, 2009:3) Dorongan eksternal Indikator No Item Total (+) (-) 2, 18 1, 3 ,27 5 2. Adanya 6, 8, 10 dorongan dan kebutuhan dalam belajar 7, 9, 11, 7 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 3. Adanya harapan dan 5, 25 cita – cita masa depan 4. Adanya penghargaan dalam belajar 12 13, 26 4 14, 16, 15, 17, 8 19, 28 20, 29 21 4, 22, 23 4 24, 30 2 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik. total 145 30 Lampiran 10 Angket motivasi belajar siswa EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI KABUPATEN SLEMAN Nama No. Presensi Kelas Hari/tanggal : : : : Aturan menjawab angket 1. Pada angket ini terdiri dari 25 butir pertanyaan. Berilah jawaban yang sesuai dengan pilihanmu/pendapatmu 2. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban pernyataan lain maupun teman lain. 3. Berilah tanda check () sesuai dengan alternatif pilihan jawaban sebagai berikut: Keterangan pilihan jawaban: SS = Sangat Setuju S = Setuju KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju No Pernyataan SS 1 Bagaimana pendapat anda jika belajar geografi dilakukan saat akan ulangan saja? 2 Apakah Anda menyetujui jika bertanya kepada guru atau teman mengenai 146 S KS TS STS materi yang belum dipahami akan membuat kurang percaya diri? 3 Saya menyetujui jika pembelajaran geografi sangat membosankan ketika dilaksanakan dengan metode ceramah saja. 4 Apakah Anda menyetujui jika belajar geografi dapat mengembangkan potensi yang Anda dimiliki? 5 Bagaimana pendapat Anda bila belajar geografi dapat memenuhi rasa ingin tahu Anda mengenai ilmu pengetahuan dan kehidupan? 6 Apa Anda menyetujui jika belajar geografi cukup materi yang diberikan dari guru? 7 Apakah Anda menyetuhui apabila perlu mengulang kembali materi yang diajarkan oleh guru di rumah? 8 Bagaimana pendapat anda ketika guru geografi tidak hadir mengajar dan tidak memberikan tugas.? 9 Apakah Anda menyetujui ketika Anda merasa malas mengerjakan tugas geografi walaupun tugas yang diberikan guru mudah? 10 Apa Anda menyetujui bahwa tugas geografi yang diberikan guru mengurangi waktu bermain Anda? 11 Saya menyetujui bahwa geografi pelajaran yang membosankan karena materinya banyak dan menghafal. 12 Saya tidak berminat mempelajari geografi dengan ataupun tanpa penghargaan yang diberikan guru. 13 Apa Anda menyetujui jika mengerjakan tugas geografi dengan maksimal agar memperoleh nilai yang baik? 14 Saya mengumpulkan tugas geografi terlambat jika ada tugas mata pelajaran lain yang juga harus dikumpulkan. 147 15 Apakah Anda menyetujui ketika menggunakan waktu luang untuk belajar geografi? 16 Bagaimana pendapat Anda jika bekerja sama dengan kelompok menyelesaikan tugas geografi agar memperoleh nilai yang baik? 17 Apakah Anda menyetujui jika pujian yang diberikan oleh guru dapat membuat Anda takut melakukan kesalahan? 18 Apakah Anda menyetujui bahwa kegiatan diskusi menyita banyak waktu dan pikiran sedang materi yang didapat hanya sedikit? 19 Apa Anda menyetujui jika Anda mengantuk ketika guru menyampaikan materi geografi di dalam kelas? 20 Apa Anda menyetujui walaupun nilai geografi Anda lebih rendah dari temanteman, Anda tetap bersemangat belajar untuk mendapatkan nilai yang lebih baik? 21 Anda menyetujui bahwa target untuk mendapatkan nilai asal lulus KKM saja? 22 Anda menyetujui jika mengerjakan soal-soal menyita waktu Anda? 23 Bagaimana pendapat Anda ketika mengikuti pelajaran geografi dari awal sampai akhir dengan penuh konsentrasi agar dapat membantu teman yang kesulitan memahami materi geografi? 24 Anda menyetujui ketika merasa biasa saat nilai ulangan geografi dibawah KKM karena tidak bisa mengerjakan soal? 25 Bagaimana pendapat Anda jika belajar geografi di rumah tidak efektif karena tidak kondusif? latihan geografi 148 Lampiran 11 Uji Validitas Instrumen Soal soal 1 soal 2 soal 3 soal 4 soal 5 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N so al1 1 32 soa l2 .23 4 so al3 .23 4 so al4 .04 1 soa l5 .13 3 soa l6 .03 0 soa l7 .32 7 soa l8 .05 6 soa l9 .17 9 soal 10 .15 8 soal 11 .38 5* soal 12 .17 9 soal 13 .23 1 soal 14 .12 2 soal 15 .15 8 soal 16 .02 2 soal 17 .04 1 soal 18 .05 6 soal 19 .09 2 soal 20 .02 6 soal 21 .15 8 soa 22 .02 6 soal 23 .02 2 soal 24 .01 4 soal 25 .36 7* soal 26 .17 9 soal 27 .09 2 soal 28 .19 4 soal 29 .02 6 soal 30 .01 1 tot al .14 1 .19 8 32 .19 7 32 .82 2 32 .46 8 32 .87 0 32 .06 8 32 .76 2 32 .32 7 32 .38 8 32 .03 0 32 .32 7 32 .20 4 32 .50 4 32 .38 8 32 .90 7 32 .82 2 32 .76 2 32 .61 8 32 .88 9 32 .38 8 32 .88 9 32 .90 7 32 .94 0 32 .03 9 32 .32 6 32 .61 5 32 .28 7 32 .88 9 32 .95 4 32 .44 3 32 1 .33 2 .23 3 .34 2 .17 0 .57 2** .22 7 .01 4 .13 3 .41 2* .13 3 .23 4 .08 2 .42 5* .32 8 .23 3 .22 7 .19 0 .41 2* .27 9 .23 4 .17 8 .30 5 .17 8 .41 2* .12 0 .17 8 .23 4 .01 4 .50 0** .06 4 32 .19 9 32 .05 6 32 .35 3 32 .00 1 32 .21 1 32 .94 1 32 .46 9 32 .01 9 32 .46 9 32 .19 8 32 .65 5 32 .01 5 32 .06 7 32 .19 9 32 .21 1 32 .29 7 32 .01 9 32 .12 2 32 .19 8 32 .33 0 32 .09 0 32 .33 0 32 .01 9 32 .51 2 32 .33 0 32 .19 8 32 .94 1 32 .00 4 32 1 .11 5 .33 2 .01 2 .07 1 .33 2 .07 1 .20 5 .09 2 .07 1 .25 5 .04 9 .07 1 .26 6 .41 1* .19 0 .09 3 .25 5 .07 1 .41 8* .00 9 .17 0 .00 9 .25 5 .40 4* .12 9 .25 5 .07 1 .35 4* .53 1 32 .06 3 32 .94 8 32 .69 9 32 .06 4 32 .69 9 32 .26 0 32 .61 8 32 .69 9 32 .15 9 32 .79 1 32 .69 9 32 .14 1 32 .02 0 32 .29 7 32 .61 2 32 .15 9 32 .69 9 32 .01 7 32 .96 3 32 .35 3 32 .96 3 32 .15 9 32 .02 2 32 .48 3 32 .15 9 32 .69 9 32 .04 7 32 1 .21 5 .21 0 .25 5 .05 4 .01 7 .39 1* .04 1 .11 9 .04 1 .05 4 .11 9 .17 4 .20 0 .23 3 .11 5 .12 4 .01 7 .12 4 .10 4 .02 2 .03 5 .12 4 .14 9 .31 3 .12 4 .01 7 .18 9 .23 8 32 .24 8 32 .15 9 32 .77 0 32 .92 6 32 .02 7 32 .82 2 32 .51 7 32 .82 2 32 .77 0 32 .51 7 32 .34 1 32 .27 2 32 .19 9 32 .53 1 32 .49 9 32 .92 6 32 .49 9 32 .56 9 32 .90 4 32 .85 0 32 .49 9 32 .41 5 32 .08 1 32 .49 9 32 .92 6 32 .30 0 32 1 .34 6 .25 4 .34 2 .57 2** .41 3* .32 7 .25 4 .13 3 .17 3 .25 4 .45 9** .21 5 .51 0** .33 2 .52 0** .25 4 .71 4** .29 6 .39 7* .03 1 .52 0** .39 3* .45 9** .52 0** .09 4 .68 2** .05 3 32 .16 1 32 .05 6 32 .00 1 32 .01 9 32 .06 8 32 .16 1 32 .46 8 32 .34 3 32 .16 1 32 .00 8 32 .23 8 32 .00 3 32 .06 3 32 .00 2 32 .16 1 32 .00 0 32 .10 0 32 .02 5 32 .86 8 32 .00 2 32 .02 6 32 .00 8 32 .00 2 32 .60 7 32 .00 0 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .23 4 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .23 4 .33 2 .19 7 32 .06 4 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .04 1 .23 3 .11 5 .82 2 32 .19 9 32 .53 1 32 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .13 3 .34 2 .33 2 .21 5 .46 8 32 .05 6 32 .06 3 32 .23 8 32 .19 8 32 32 32 32 149 soal 6 soal 7 soal 8 soal 9 soal 10 soal 11 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .03 0 .17 0 .01 2 .21 0 .34 6 1 .28 4 .17 0 .15 2 .15 2 .13 0 .02 1 .29 1 .17 0 .15 2 .22 8 .04 9 .17 0 .01 2 .29 1 .02 1 .29 1 .22 8 .23 2 .04 2 .29 1 .25 3 .04 2 .45 1** .15 2 .36 4* .87 0 32 .35 3 32 .94 8 32 .24 8 32 .05 3 32 .11 5 32 .35 3 32 .40 5 32 .40 5 32 .47 7 32 .91 1 32 .10 6 32 .35 3 32 .40 5 32 .20 9 32 .79 2 32 .35 3 32 .94 8 32 .10 6 32 .91 1 32 .10 6 32 .20 9 32 .20 2 32 .81 9 32 .10 6 32 .16 2 32 .81 9 32 .01 0 32 .40 5 32 .04 0 32 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .32 7 .57 2** .07 1 .25 5 .25 4 .28 4 1 .42 5* .03 0 .30 7 .32 7 .30 7 .15 8 .01 4 .30 7 .36 4* .11 9 .13 3 .20 5 .32 7 .44 6* .32 7 .22 2 .23 2 .22 2 .49 5** .19 0 .36 4* .32 7 .16 9 .56 3** .06 8 32 .00 1 32 .69 9 32 .15 9 32 .16 1 32 .11 5 32 .01 5 32 .86 9 32 .08 7 32 .06 8 32 .08 7 32 .38 8 32 .94 1 32 .08 7 32 .04 1 32 .51 7 32 .46 9 32 .26 0 32 .06 8 32 .01 1 32 .06 8 32 .22 2 32 .20 1 32 .22 2 32 .00 4 32 .29 8 32 .04 1 32 .06 8 32 .35 6 32 .00 1 32 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .05 6 .22 7 .33 2 .05 4 .34 2 .17 0 .42 5* 1 .13 3 .27 9 .41 2* .42 5* .23 4 .22 7 .13 3 .62 8** .37 7* .38 2* .33 2 .59 0** .27 9 .41 2* .62 8** .30 5 .17 8 .76 8** .60 2** .17 8 .41 2* .13 3 .67 1** .76 2 32 .21 1 32 .06 4 32 .77 0 32 .05 6 32 .35 3 32 .01 5 32 .46 9 32 .12 2 32 .01 9 32 .01 5 32 .19 8 32 .21 1 32 .46 9 32 .00 0 32 .03 3 32 .03 1 32 .06 4 32 .00 0 32 .12 2 32 .01 9 32 .00 0 32 .09 0 32 .33 0 32 .00 0 32 .00 0 32 .33 0 32 .01 9 32 .46 9 32 .00 0 32 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .17 9 .01 4 .07 1 .01 7 .57 2** .15 2 .03 0 .13 3 1 .16 9 .15 8 .03 0 .15 8 .13 3 .03 0 .36 4* .25 5 .27 9 .47 3** .15 8 .16 9 .66 4** .36 4* .05 1 .08 0 .32 7 .34 2 .22 2 .32 7 .16 9 .42 9* .32 7 32 .94 1 32 .69 9 32 .92 6 32 .00 1 32 .40 5 32 .86 9 32 .46 9 32 .35 6 32 .38 8 32 .86 9 32 .38 8 32 .46 9 32 .86 9 32 .04 1 32 .15 9 32 .12 2 32 .00 6 32 .38 8 32 .35 6 32 .00 0 32 .04 1 32 .78 2 32 .66 4 32 .06 8 32 .05 5 32 .22 2 32 .06 8 32 .35 6 32 .01 4 32 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .15 8 .13 3 .20 5 .39 1* .41 3* .15 2 .30 7 .27 9 .16 9 1 .01 1 .10 8 .32 7 .01 4 .03 0 .22 2 .01 7 .13 3 .20 5 .15 8 .03 0 .32 7 .22 2 .23 2 .06 2 .32 7 .03 8 .36 4* .32 7 .03 0 .38 2* .38 8 32 .46 9 32 .26 0 32 .02 7 32 .01 9 32 .40 5 32 .08 7 32 .12 2 32 .35 6 32 .95 4 32 .55 5 32 .06 8 32 .94 1 32 .86 9 32 .22 2 32 .92 6 32 .46 9 32 .26 0 32 .38 8 32 .86 9 32 .06 8 32 .22 2 32 .20 1 32 .73 6 32 .06 8 32 .83 6 32 .04 1 32 .06 8 32 .86 9 32 .03 1 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .38 5* .41 2* .09 2 .04 1 .32 7 .13 0 .32 7 .41 2* .15 8 .01 1 1 .15 8 .02 6 .05 6 .32 7 .54 0** .12 4 .23 4 .41 8* .38 5* .66 4** .17 9 .36 7* .23 4 .36 7* .59 0** .27 7 .19 4 .17 9 .15 8 .54 6** .03 0 32 .01 9 32 .61 8 32 .82 2 32 .06 8 32 .47 7 32 .06 8 32 .01 9 32 .38 8 32 .95 4 32 .38 8 32 .88 9 32 .76 2 32 .06 8 32 .00 1 32 .49 9 32 .19 8 32 .01 7 32 .03 0 32 .00 0 32 .32 6 32 .03 9 32 .19 7 32 .03 9 32 .00 0 32 .12 4 32 .28 7 32 .32 6 32 .38 8 32 .00 1 32 32 32 150 soal 12 soal 13 soal 14 soal 15 soal 16 soal 17 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .17 9 .13 3 .07 1 .11 9 .25 4 .02 1 .30 7 .42 5* .03 0 .10 8 .15 8 1 .32 7 32 .46 9 32 .69 9 32 .51 7 32 .16 1 32 .91 1 32 .08 7 32 .01 5 32 .86 9 32 .55 5 32 .38 8 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .23 1 .23 4 .25 5 .04 1 .13 3 .29 1 .15 8 .23 4 .15 8 .32 7 .02 6 .15 8 .20 4 32 .19 8 32 .15 9 32 .82 2 32 .46 8 32 .10 6 32 .38 8 32 .19 8 32 .38 8 32 .06 8 32 .88 9 32 .38 8 32 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .12 2 .08 2 .04 9 .05 4 .17 3 .17 0 .01 4 .22 7 .13 3 .01 4 .05 6 .27 9 .23 4 .50 4 32 .65 5 32 .79 1 32 .77 0 32 .34 3 32 .35 3 32 .94 1 32 .21 1 32 .46 9 32 .94 1 32 .76 2 32 .12 2 32 .19 8 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .15 8 .42 5* .07 1 .11 9 .25 4 .15 2 .30 7 .13 3 .03 0 .03 0 .32 7 .16 9 .15 8 .01 4 .38 8 32 .01 5 32 .69 9 32 .51 7 32 .16 1 32 .40 5 32 .08 7 32 .46 9 32 .86 9 32 .86 9 32 .06 8 32 .35 6 32 .38 8 32 .94 1 32 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .02 2 .32 8 .26 6 .17 4 .45 9** .22 8 .36 4* .62 8** .36 4* .22 2 .54 0** .36 4* .36 7* .32 8 .22 2 .90 7 32 .06 7 32 .14 1 32 .34 1 32 .00 8 32 .20 9 32 .04 1 32 .00 0 32 .04 1 32 .22 2 32 .00 1 32 .04 1 32 .03 9 32 .06 7 32 .22 2 32 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .04 1 .23 3 .41 1* .20 0 .21 5 .04 9 .11 9 .37 7* .25 5 .01 7 .12 4 .25 5 .45 5** .23 3 .11 9 .45 3** .82 2 32 .19 9 32 .02 0 32 .27 2 32 .23 8 32 .79 2 32 .51 7 32 .03 3 32 .15 9 32 .92 6 32 .49 9 32 .15 9 32 .00 9 32 .19 9 32 .51 7 32 .00 9 32 32 .15 8 .27 9 .16 9 .36 4* .25 5 .27 9 .07 1 .49 5** .44 6* .32 7 .22 2 .41 3* .08 0 .32 7 .34 2 .08 0 .49 5** .16 9 .45 8** .38 8 32 .12 2 32 .35 6 32 .04 1 32 .15 9 32 .12 2 32 .69 9 32 .00 4 32 .01 1 32 .06 8 32 .22 2 32 .01 9 32 .66 4 32 .06 8 32 .05 5 32 .66 4 32 .00 4 32 .35 6 32 .00 8 32 1 .23 4 .15 8 .36 7* .45 5** .23 4 .41 8* .38 5* .15 8 .38 5* .36 7* .45 5** .02 2 .38 5* .27 7 .02 2 .59 0** .32 7 .50 0** .19 8 32 .38 8 32 .03 9 32 .00 9 32 .19 8 32 .01 7 32 .03 0 32 .38 8 32 .03 0 32 .03 9 32 .00 9 32 .90 7 32 .03 0 32 .12 4 32 .90 7 32 .00 0 32 .06 8 32 .00 4 32 1 .01 4 .32 8 .23 3 .38 2* .33 2 .23 4 .27 9 .23 4 .17 8 .49 7** .02 8 .41 2* .28 1 .12 2 .59 0** .13 3 .37 9* .94 1 32 .06 7 32 .19 9 32 .03 1 32 .06 4 32 .19 8 32 .12 2 32 .19 8 32 .33 0 32 .00 4 32 .87 9 32 .01 9 32 .11 9 32 .50 7 32 .00 0 32 .46 9 32 .03 2 32 1 .22 2 .11 9 .01 4 .33 9 .49 5** .30 7 .15 8 .22 2 .41 3* .08 0 .32 7 .03 8 .36 4* .32 7 .16 9 .43 9* .22 2 32 .51 7 32 .94 1 32 .05 8 32 .00 4 32 .08 7 32 .38 8 32 .22 2 32 .01 9 32 .66 4 32 .06 8 32 .83 6 32 .04 1 32 .06 8 32 .35 6 32 .01 2 32 1 .45 3** .47 8** .54 1** .54 0** .50 6** .54 0** .41 8* .45 3** .12 7 .71 3** .38 9* .27 3 .54 0** .22 2 .77 0** .00 9 32 .00 6 32 .00 1 32 .00 1 32 .00 3 32 .00 1 32 .01 7 32 .00 9 32 .48 8 32 .00 0 32 .02 8 32 .13 1 32 .00 1 32 .22 2 32 .00 0 32 1 .23 3 .41 1* .28 9 .39 1* .45 5** .31 3 .37 8* .17 4 .45 5** .29 8 .03 5 .28 9 .11 9 .49 8** .19 9 32 .02 0 32 .10 8 32 .02 7 32 .00 9 32 .08 1 32 .03 3 32 .34 1 32 .00 9 32 .09 7 32 .85 0 32 .10 8 32 .51 7 32 .00 4 32 32 151 32 soal 18 soal 19 soal 20 soal 21 soa 22 soal 23 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .05 6 .22 7 .19 0 .23 3 .51 0** .17 0 .13 3 .38 2* .27 9 .13 3 .23 4 .27 9 .23 4 .38 2* .01 4 .47 8** .23 3 .76 2 32 .21 1 32 .29 7 32 .19 9 32 .00 3 32 .35 3 32 .46 9 32 .03 1 32 .12 2 32 .46 9 32 .19 8 32 .12 2 32 .19 8 32 .03 1 32 .94 1 32 .00 6 32 .19 9 32 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .09 2 .19 0 .09 3 .11 5 .33 2 .01 2 .20 5 .33 2 .47 3** .20 5 .41 8* .07 1 .41 8* .33 2 .33 9 .54 1** .41 1* .19 0 .61 8 32 .29 7 32 .61 2 32 .53 1 32 .06 3 32 .94 8 32 .26 0 32 .06 4 32 .00 6 32 .26 0 32 .01 7 32 .69 9 32 .01 7 32 .06 4 32 .05 8 32 .00 1 32 .02 0 32 .29 7 32 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .02 6 .41 2* .25 5 .12 4 .52 0** .29 1 .32 7 .59 0** .15 8 .15 8 .38 5* .49 5** .38 5* .23 4 .49 5** .54 0** .28 9 .23 4 .41 8* .88 9 32 .01 9 32 .15 9 32 .49 9 32 .00 2 32 .10 6 32 .06 8 32 .00 0 32 .38 8 32 .38 8 32 .03 0 32 .00 4 32 .03 0 32 .19 8 32 .00 4 32 .00 1 32 .10 8 32 .19 8 32 .01 7 32 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .15 8 .27 9 .07 1 .01 7 .25 4 .02 1 .44 6* .27 9 .16 9 .03 0 .66 4** .44 6* .15 8 .27 9 .30 7 .50 6** .39 1* .13 3 .47 3** .32 7 .38 8 32 .12 2 32 .69 9 32 .92 6 32 .16 1 32 .91 1 32 .01 1 32 .12 2 32 .35 6 32 .86 9 32 .00 0 32 .01 1 32 .38 8 32 .12 2 32 .08 7 32 .00 3 32 .02 7 32 .46 9 32 .00 6 32 .06 8 32 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .02 6 .23 4 .41 8* .12 4 .71 4** .29 1 .32 7 .41 2* .66 4** .32 7 .17 9 .32 7 .38 5* .23 4 .15 8 .54 0** .45 5** .59 0** .41 8* .38 5* .32 7 .88 9 32 .19 8 32 .01 7 32 .49 9 32 .00 0 32 .10 6 32 .06 8 32 .01 9 32 .00 0 32 .06 8 32 .32 6 32 .06 8 32 .03 0 32 .19 8 32 .38 8 32 .00 1 32 .00 9 32 .00 0 32 .01 7 32 .03 0 32 .06 8 32 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .02 2 .17 8 .00 9 .10 4 .29 6 .22 8 .22 2 .62 8** .36 4* .22 2 .36 7* .22 2 .36 7* .17 8 .22 2 .41 8* .31 3 .32 8 .54 1** .54 0** .22 2 .36 7* .90 7 32 .33 0 32 .96 3 32 .56 9 32 .10 0 32 .20 9 32 .22 2 32 .00 0 32 .04 1 32 .22 2 32 .03 9 32 .22 2 32 .03 9 32 .33 0 32 .22 2 32 .01 7 32 .08 1 32 .06 7 32 .00 1 32 .00 1 32 .22 2 32 .03 9 32 152 1 .19 0 .23 4 .13 3 .59 0** .32 8 .11 4 .17 8 .59 0** .44 1* .17 8 .41 2* .13 3 .55 0** .29 7 32 .19 8 32 .46 9 32 .00 0 32 .06 7 32 .53 6 32 .33 0 32 .00 0 32 .01 1 32 .33 0 32 .01 9 32 .46 9 32 .00 1 32 1 .41 8* .47 3** .41 8* .54 1** .34 5 .26 6 .58 1** .25 7 .26 6 .41 8* .20 5 .62 1** .01 7 32 .00 6 32 .01 7 32 .00 1 32 .05 3 32 .14 1 32 .00 0 32 .15 5 32 .14 1 32 .01 7 32 .26 0 32 .00 0 32 1 .32 7 .38 5* .54 0** .67 5** .02 2 .59 0** .46 2** .36 7* .59 0** .15 8 .72 0** .06 8 32 .03 0 32 .00 1 32 .00 0 32 .90 7 32 .00 0 32 .00 8 32 .03 9 32 .00 0 32 .38 8 32 .00 0 32 1 .32 7 .22 2 .41 3* .22 2 .49 5** .19 0 .22 2 .32 7 .30 7 .58 2** .06 8 32 .22 2 32 .01 9 32 .22 2 32 .00 4 32 .29 8 32 .22 2 32 .06 8 32 .08 7 32 .00 0 32 1 .36 7* .23 4 .19 4 .59 0** .64 7** .36 7* .59 0** .32 7 .75 5** .03 9 32 .19 7 32 .28 7 32 .00 0 32 .00 0 32 .03 9 32 .00 0 32 .06 8 32 .00 0 32 1 .26 7 .12 7 .71 3** .54 5** .27 3 .36 7* .08 0 .60 4** .14 0 32 .48 8 32 .00 0 32 .00 1 32 .13 1 32 .03 9 32 .66 4 32 .00 0 32 32 soal 24 soal 25 soal 26 soal 27 soal 28 soal 29 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .01 4 .30 5 .17 0 .02 2 .39 7* .23 2 .23 2 .30 5 .05 1 .23 2 .23 4 .41 3* .45 5** .49 7** .41 3* .45 3** .37 8* .11 4 .34 5 .67 5** .41 3* .23 4 .26 7 .94 0 32 .09 0 32 .35 3 32 .90 4 32 .02 5 32 .20 2 32 .20 1 32 .09 0 32 .78 2 32 .20 1 32 .19 7 32 .01 9 32 .00 9 32 .00 4 32 .01 9 32 .00 9 32 .03 3 32 .53 6 32 .05 3 32 .00 0 32 .01 9 32 .19 7 32 .14 0 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .36 7* .17 8 .00 9 .03 5 .03 1 .04 2 .22 2 .17 8 .08 0 .06 2 .36 7* .08 0 .02 2 .02 8 .08 0 .12 7 .17 4 .17 8 .26 6 .02 2 .22 2 .19 4 .12 7 .10 4 .03 9 32 .33 0 32 .96 3 32 .85 0 32 .86 8 32 .81 9 32 .22 2 32 .33 0 32 .66 4 32 .73 6 32 .03 9 32 .66 4 32 .90 7 32 .87 9 32 .66 4 32 .48 8 32 .34 1 32 .33 0 32 .14 1 32 .90 7 32 .22 2 32 .28 7 32 .48 8 32 .56 9 32 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .17 9 .41 2* .25 5 .12 4 .52 0** .29 1 .49 5** .76 8** .32 7 .32 7 .59 0** .32 7 .38 5* .41 2* .32 7 .71 3** .45 5** .59 0** .58 1** .59 0** .49 5** .59 0** .71 3** .45 5** .36 7* .32 6 32 .01 9 32 .15 9 32 .49 9 32 .00 2 32 .10 6 32 .00 4 32 .00 0 32 .06 8 32 .06 8 32 .00 0 32 .06 8 32 .03 0 32 .01 9 32 .06 8 32 .00 0 32 .00 9 32 .00 0 32 .00 0 32 .00 0 32 .00 4 32 .00 0 32 .00 0 32 .00 9 32 .03 9 32 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .09 2 .12 0 .40 4* .14 9 .39 3* .25 3 .19 0 .60 2** .34 2 .03 8 .27 7 .34 2 .27 7 .28 1 .03 8 .38 9* .29 8 .44 1* .25 7 .46 2** .19 0 .64 7** .54 5** .14 9 .23 4 .64 7** .61 5 32 .51 2 32 .02 2 32 .41 5 32 .02 6 32 .16 2 32 .29 8 32 .00 0 32 .05 5 32 .83 6 32 .12 4 32 .05 5 32 .12 4 32 .11 9 32 .83 6 32 .02 8 32 .09 7 32 .01 1 32 .15 5 32 .00 8 32 .29 8 32 .00 0 32 .00 1 32 .41 5 32 .19 8 32 .00 0 32 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .19 4 .17 8 .12 9 .31 3 .45 9** .04 2 .36 4* .17 8 .22 2 .36 4* .19 4 .08 0 .02 2 .12 2 .36 4* .27 3 .03 5 .17 8 .26 6 .36 7* .22 2 .36 7* .27 3 .26 7 .01 8 .36 7* .07 8 .28 7 32 .33 0 32 .48 3 32 .08 1 32 .00 8 32 .81 9 32 .04 1 32 .33 0 32 .22 2 32 .04 1 32 .28 7 32 .66 4 32 .90 7 32 .50 7 32 .04 1 32 .13 1 32 .85 0 32 .33 0 32 .14 1 32 .03 9 32 .22 2 32 .03 9 32 .13 1 32 .14 0 32 .92 1 32 .03 9 32 .67 2 32 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .02 6 .23 4 .25 5 .12 4 .52 0** .45 1** .32 7 .41 2* .32 7 .32 7 .17 9 .49 5** .59 0** .59 0** .32 7 .54 0** .28 9 .41 2* .41 8* .59 0** .32 7 .59 0** .36 7* .67 5** .02 2 .59 0** .46 2** .19 4 .88 9 32 .19 8 32 .15 9 32 .49 9 32 .00 2 32 .01 0 32 .06 8 32 .01 9 32 .06 8 32 .06 8 32 .32 6 32 .00 4 32 .00 0 32 .00 0 32 .06 8 32 .00 1 32 .10 8 32 .01 9 32 .01 7 32 .00 0 32 .06 8 32 .00 0 32 .03 9 32 .00 0 32 .90 7 32 .00 0 32 .00 8 32 .28 7 32 153 1 32 .10 4 .45 5** .14 9 .26 7 .67 5** .23 2 .59 7** .56 9 32 .00 9 32 .41 5 32 .14 0 32 .00 0 32 .20 1 32 .00 0 32 1 .36 7* .23 4 .01 8 .02 2 .36 4* .30 1 .03 9 32 .19 8 32 .92 1 32 .90 7 32 .04 1 32 .09 4 32 1 .64 7** .36 7* .59 0** .32 7 .90 6** .00 0 32 .03 9 32 .00 0 32 .06 8 32 .00 0 32 1 .07 8 .46 2** .34 2 .60 1** .67 2 32 .00 8 32 .05 5 32 .00 0 32 1 .19 4 .22 2 .44 8* .28 7 32 .22 2 32 .01 0 32 1 .32 7 .75 5** .06 8 32 .00 0 32 32 soal 30 tot al Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .01 1 .01 4 .07 1 .01 7 .09 4 .15 2 .16 9 .13 3 .16 9 .03 0 .15 8 .16 9 .32 7 .13 3 .16 9 .22 2 .11 9 .13 3 .20 5 .15 8 .30 7 .32 7 .08 0 .23 2 .36 4* .32 7 .34 2 .22 2 .32 7 .95 4 32 .94 1 32 .69 9 32 .92 6 32 .60 7 32 .40 5 32 .35 6 32 .46 9 32 .35 6 32 .86 9 32 .38 8 32 .35 6 32 .06 8 32 .46 9 32 .35 6 32 .22 2 32 .51 7 32 .46 9 32 .26 0 32 .38 8 32 .08 7 32 .06 8 32 .66 4 32 .20 1 32 .04 1 32 .06 8 32 .05 5 32 .22 2 32 .06 8 32 32 Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N .14 1 .50 0** .35 4* .18 9 .68 2** .36 4* .56 3** .67 1** .42 9* .38 2* .54 6** .45 8** .50 0** .37 9* .43 9* .77 0** .49 8** .55 0** .62 1** .72 0** .58 2** .75 5** .60 4** .59 7** .30 1 .90 6** .60 1** .44 8* .75 5** .39 1* .44 3 32 .00 4 32 .04 7 32 .30 0 32 .00 0 32 .04 0 32 .00 1 32 .00 0 32 .01 4 32 .03 1 32 .00 1 32 .00 8 32 .00 4 32 .03 2 32 .01 2 32 .00 0 32 .00 4 32 .00 1 32 .00 0 32 .00 0 32 .00 0 32 .00 0 32 .00 0 32 .00 0 32 .09 4 32 .00 0 32 .00 0 32 .01 0 32 .00 0 32 .02 7 32 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Reliability Case Processing Summary N % Cases Valid 32 100.0 Excludeda 0 .0 Total 32 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items .904 30 154 1 .39 1* .02 7 32 1 32 LAMPIRAN 12 UJI VALIDITAS ANGKET 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 0.18 3 0.2 51 .36 5* 0.2 06 .55 4** .46 6** 0.2 39 .44 0* 0.2 17 .51 1** .40 4* .40 6* 0.1 98 .42 9* .40 5* .51 7** .58 2** 0.3 18 .47 4** 0.0 36 0.1 47 .44 9* .36 2* .46 2** 0.1 77 .40 6* .47 5** .45 2* 0.2 06 0.32 6 0.1 73 0.0 43 0.2 66 0.0 01 0.0 08 0.1 95 0.0 13 0.2 4 0.0 03 0.0 24 0.0 23 0.2 85 0.0 16 0.0 24 0 0 0.0 81 0.0 07 0.8 46 0.4 32 0.0 11 0.0 45 0.0 09 0.3 41 0.0 2 0.0 07 0.0 11 0.2 66 0 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 Pear son Corr elati on 0.18 1 0.1 51 0.2 55 0.1 66 0.1 45 0.1 26 0.1 96 0.0 78 0.3 39 0.1 59 0.0 78 0.1 89 0.1 47 0.1 32 0.2 95 0.1 3 0.2 7 0.1 22 0.0 65 0.1 0.0 56 .42 7* 0.0 44 0.1 26 .48 7** 0.1 9 0.0 55 0.1 27 0.2 38 0.314 Sig. (2taile d) 0.33 0.4 18 0.1 66 0.3 71 0.4 35 0.4 99 0.2 92 0.6 76 0.0 62 0.3 93 0.6 76 0.3 1 0.4 29 0.4 79 0.1 07 0.4 8 0.1 4 0.5 15 0.7 3 0.5 94 0.7 65 0.0 17 0.8 14 0.4 99 0.0 05 0.3 1 0.7 71 0.4 95 0.1 97 0.086 Pear son Corr elati on VAR00001 Sig. (2taile d) N VAR00002 N VAR00003 . 724** 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 Pear son Corr elati on 0.25 0.15 1 1 0.2 8 .49 3** 0.0 13 .62 2** 0.2 36 .35 9* 0.3 16 .50 9** 0.0 51 0.2 49 0.3 12 0.3 52 0.0 48 0.1 3 0.1 3 0.1 06 0.0 4 0.0 81 0.1 72 0.1 98 0.0 38 0.2 89 0.1 4 0.2 9 0.0 03 0.1 56 0.1 49 .423* Sig. (2taile d) 0.17 0.41 8 0.1 28 0.0 05 0.9 45 0 0.2 02 0.0 47 0.0 83 0.0 03 0.7 86 0.1 77 0.0 87 0.0 52 0.7 99 0.4 8 0.5 0.5 71 0.8 32 0.6 64 0.3 56 0.2 86 0.8 38 0.1 15 0.4 54 0.1 1 0.9 86 0.4 01 0.4 23 0.018 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 .365* 0.25 5 0.2 8 1 0.3 49 0.0 16 .40 5* 0.0 33 .65 1** 0.3 19 0.3 44 0.2 34 .81 2** 0.0 29 .49 4** 0.1 43 0.2 5 .39 3* 0.0 39 0.2 23 0.0 92 0.2 26 .45 8** 0.1 34 .37 2* 0.3 38 0.2 5 0.0 39 0.1 25 0.0 55 .564** N VAR00004 1 total Pear son Corr elati on 155 Sig. (2taile d) N VAR00005 0.0 55 0.9 31 0.0 24 0.8 61 0 0.0 81 0.0 58 0.2 06 0 0.8 78 0.0 05 0.4 43 0.1 8 0.0 3 0.8 35 0.2 28 0.6 22 0.2 21 0.0 1 0.4 73 0.0 4 0.0 63 0.1 8 0.8 36 0.5 01 0.7 68 0.001 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 0.21 0.16 6 .49 3** 0.3 49 1 0.2 66 .47 4** 0.1 79 0.3 49 0.2 16 .46 7** 0.1 76 0.2 58 0.1 15 0.1 41 0.1 09 0.1 8 0.1 1 0.1 66 0.1 67 0.0 04 0.0 39 .53 8** 0.0 67 0.2 43 0.2 85 0.0 1 0.0 05 0.1 02 0.0 38 .356* Sig. (2taile d) 0.27 0.37 1 0.0 05 0.0 55 0.1 49 0.0 07 0.3 35 0.0 55 0.2 44 0.0 08 0.3 45 0.1 61 0.5 39 0.4 51 0.5 59 0.3 3 0.5 6 0.3 71 0.3 7 0.9 82 0.8 33 0.0 02 0.7 2 0.1 88 0.1 2 0.9 7 0.9 78 0.5 85 0.8 39 0.049 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 .554* 0.14 5 0.0 13 0.0 16 0.2 66 1 0.1 79 .49 9** 0.3 08 0.1 02 0.1 49 0.0 85 0.0 6 0.3 46 0.2 .43 3* 0.3 3 .51 8** .37 1* .36 9* .40 7* 0.1 82 .37 0* 0.3 49 .40 6* 0.0 16 0.2 9 0.3 26 .49 2** 0.3 23 .526** 0 0.43 5 0.9 45 0.9 31 0.1 49 0.3 35 0.0 04 0.0 91 0.5 85 0.4 25 0.6 5 0.7 47 0.0 56 0.2 8 0.0 15 0.0 7 0 0.0 4 0.0 41 0.0 23 0.3 26 0.0 4 0.0 54 0.0 23 0.9 33 0.1 2 0.0 73 0.0 05 0.0 76 0.002 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 .466* 0.12 6 .62 2** .40 5* .47 4** 0.1 79 1 .39 8* .57 6** 0.3 09 .55 7** 0.3 24 0.3 12 0 .42 8* 0.1 37 0.3 2 0.3 5 0.1 92 0.3 49 0.0 59 0.2 32 .36 5* 0.0 76 0.3 14 0.2 51 .53 5** 0.2 85 .38 5* 0.2 84 .704** 0.01 0.49 9 0 0.0 24 0.0 07 0.3 35 0.0 26 0.0 01 0.0 9 0.0 01 0.0 75 0.0 87 1 0.0 16 0.4 62 0.0 8 0.0 6 0.3 02 0.0 54 0.7 53 0.2 1 0.0 43 0.6 86 0.0 85 0.1 73 0 0.1 21 0.0 32 0.1 21 0 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 0.24 0.19 6 0.2 36 0.0 33 0.1 79 .49 9** .39 8* 1 0.1 65 0.1 25 0.2 46 0.0 58 0.1 47 0.2 57 0.1 94 0.1 07 0.1 8 0.2 1 .61 0** 0.2 5 0.2 36 .35 7* 0.0 14 0.2 02 .46 2** 0.0 03 0.2 5 0.2 85 0.2 96 0.2 27 .415* Sig. (2taile d) N Pear son Corr elati on Sig. (2taile d) N VAR00008 0.1 28 31 Pear son Corr elati on VAR00007 0.16 6 Pear son Corr elati on N VAR00006 0.04 Pear son Corr elati on * * 156 VAR00009 Sig. (2taile d) 0.2 0.29 2 0.2 02 0.8 61 0.3 35 0.0 04 0.0 26 N 0.7 55 0.4 31 0.1 62 0.2 95 0.5 67 0.3 4 0.2 6 0 0.1 75 0.2 01 0.0 49 0.9 42 0.2 75 0.0 09 0.9 87 0.1 8 0.1 2 0.1 06 0.2 2 0.02 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 .440* 0.07 8 .35 9* .65 1** 0.3 49 0.3 08 .57 6** 0.1 65 1 0.3 03 .36 1* 0.2 25 .51 8** 0.0 84 .52 6** 0.2 17 0.3 5 .44 3* 0.2 49 .38 8* 0.2 74 .40 4* .36 4* 0.2 23 .45 7** 0.3 4 .39 3* 0.2 31 .40 8* 0.2 44 .728** Sig. (2taile d) 0.01 0.67 6 0.0 47 0 0.0 55 0.0 91 0.0 01 0.3 75 0.0 98 0.0 46 0.2 24 0.0 03 0.6 53 0.0 02 0.2 41 0.0 5 0.0 1 0.1 77 0.0 31 0.1 36 0.0 24 0.0 44 0.2 28 0.0 1 0.0 62 0.0 3 0.2 11 0.0 23 0.1 86 0 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 Pear son Corr elati on 0.22 0.33 9 0.3 16 0.3 19 0.2 16 0.1 02 0.3 09 0.1 25 0.3 03 1 0.1 11 0.0 28 0.1 83 0.1 44 .42 1* 0.1 61 0.1 7 0.3 2 0.2 32 0.1 95 0.1 33 0.0 37 0.1 6 0.1 0.1 61 0.3 41 0.2 4 0.2 48 0.0 21 0.1 6 0.32 Sig. (2taile d) 0.24 0.06 2 0.0 83 0.0 81 0.2 44 0.5 85 0.0 9 0.5 04 0.0 98 0.5 51 0.8 81 0.3 23 0.4 4 0.0 18 0.3 87 0.3 5 0.0 8 0.2 09 0.2 92 0.4 75 0.8 44 0.3 91 0.5 94 0.3 88 0.0 6 0.2 0.1 79 0.9 09 0.3 91 0.079 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 .511* 0.15 9 .50 9** 0.3 44 .46 7** 0.1 49 .55 7** 0.2 46 .36 1* 0.1 11 1 0.1 18 0.2 62 0.1 95 0.2 31 0.2 35 .49 6** 0.1 6 0.2 35 0.3 15 0.1 61 0.2 61 0.3 09 0.1 63 .47 7** 0.0 53 0.1 3 0.2 64 .49 2** 0.2 39 .621** 0 0.39 3 0.0 03 0.0 58 0.0 08 0.4 25 0.0 01 0.1 82 0.0 46 0.5 51 0.5 29 0.1 54 0.2 93 0.2 11 0.2 03 0.0 1 0.4 0.2 04 0.0 84 0.3 86 0.1 57 0.0 9 0.3 82 0.0 07 0.7 78 0.4 8 0.1 52 0.0 05 0.1 96 0 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 .404* 0.07 8 0.0 51 0.2 34 0.1 76 0.0 85 0.3 24 0.0 58 0.2 25 0.0 28 0.1 18 1 .39 3* 0.0 48 0.3 25 0.3 02 0.3 5 .38 9* 0.3 09 0.3 23 0.0 53 0.2 49 0.0 6 0.2 94 0.1 63 0.3 4 .51 8** 0.0 31 0.1 98 0.0 92 .430* Pear son Corr elati on Sig. (2taile d) N VAR00012 0.1 82 31 N VAR00011 0.5 04 Pear son Corr elati on N VAR00010 0.3 75 Pear son Corr elati on * 157 Sig. (2taile d) N VAR00013 VAR00014 0.7 86 0.2 06 0.3 45 0.6 5 0.0 75 0.7 55 0.2 24 0.8 81 0.5 29 0.0 29 0.7 98 0.0 74 0.0 98 0.0 5 0.0 3 0.0 91 0.0 77 0.7 76 0.1 77 0.7 48 0.1 09 0.3 8 0.0 62 0 0.8 68 0.2 87 0.6 23 0.016 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 .406* 0.18 9 0.2 49 .81 2** 0.2 58 0.0 6 0.3 12 0.1 47 .51 8** 0.1 83 0.2 62 .39 3* 1 0.1 88 .41 1* 0.0 27 0.2 3 0.2 2 0.0 53 0.2 42 0.0 86 0.1 25 0.3 13 0.1 02 0.2 33 0.3 05 0.2 8 0.1 45 0.0 61 0.0 17 .446* Sig. (2taile d) 0.02 0.31 0.1 77 0 0.1 61 0.7 47 0.0 87 0.4 31 0.0 03 0.3 23 0.1 54 0.0 29 0.3 1 0.0 22 0.8 84 0.2 1 0.2 3 0.7 79 0.1 91 0.6 46 0.5 03 0.0 87 0.5 85 0.2 08 0.0 95 0.1 3 0.4 36 0.7 44 0.9 29 0.012 N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 Pear son Corr elati on 0.2 0.14 7 0.3 12 0.0 29 0.1 15 0.3 46 0 0.2 57 0.0 84 0.1 44 0.1 95 0.0 48 0.1 88 1 0.0 38 0.2 64 0.0 7 0.1 2 0.2 47 0.2 37 0.3 43 0.1 11 0.2 46 0.0 97 0.2 01 0.2 89 0.0 7 .61 0** .40 0* 0.0 89 0.254 Sig. (2taile d) 0.29 0.42 9 0.0 87 0.8 78 0.5 39 0.0 56 1 0.1 62 0.6 53 0.4 4 0.2 93 0.7 98 0.3 1 0.8 39 0.1 52 0.7 0.5 3 0.1 8 0.1 99 0.0 59 0.5 54 0.1 82 0.6 02 0.2 79 0.1 15 0.7 3 0 0.0 26 0.6 35 0.168 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 Pear son Corr elati on .429* 0.13 2 0.3 52 .49 4** 0.1 41 0.2 .42 8* 0.1 94 .52 6** .42 1* 0.2 31 0.3 25 .41 1* 0.0 38 1 0.1 04 0.2 0.2 8 0.0 67 .42 4* 0.0 12 .37 6* 0.1 15 0.1 04 .60 8** 0.2 29 .53 5** 0.1 17 0.3 .48 7** .642** Sig. (2taile d) 0.02 0.47 9 0.0 52 0.0 05 0.4 51 0.2 8 0.0 16 0.2 95 0.0 02 0.0 18 0.2 11 0.0 74 0.0 22 0.8 39 0.5 78 0.2 9 0.1 3 0.7 2 0.0 17 0.9 47 0.0 37 0.5 36 0.5 77 0 0.2 16 0 0.5 3 0.1 01 0.0 05 0 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 .405* 0.29 5 0.0 48 0.1 43 0.1 09 .43 3* 0.1 37 0.1 07 0.2 17 0.1 61 0.2 35 0.3 02 0.0 27 0.2 64 0.1 04 1 .47 3** .41 2* 0.3 01 0.3 42 0.3 36 .40 1* 0.2 65 .43 9* 0.2 72 0.1 6 0.3 5 0.2 37 .40 0* .36 3* .480** N VAR00016 0.67 6 Pear son Corr elati on N VAR00015 0.02 Pear son Corr elati on 158 Sig. (2taile d) 0.02 0.10 7 0.7 99 0.4 43 0.5 59 0.0 15 0.4 62 0.5 67 0.2 41 0.3 87 0.2 03 0.0 98 0.8 84 0.1 52 0.5 78 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 .517* 0.13 3 0.1 32 0.2 47 0.1 81 0.3 33 0.3 18 0.1 77 0.3 54 0.1 74 .49 6** 0.3 54 0.2 32 0.0 71 0 0.47 7 0.4 79 0.1 8 0.3 29 0.0 67 0.0 81 0.3 41 0.0 51 0.3 49 0.0 05 0.0 51 0.2 08 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 0.27 0.1 25 .39 3* 0.1 09 .51 8** 0.3 48 0.2 11 .44 3* 0.3 23 0.1 57 0 0.14 2 0.5 04 0.0 29 0.5 59 0.0 03 0.0 55 0.2 56 0.0 12 0.0 77 31 31 31 31 31 31 31 31 31 Pear son Corr elati on 0.32 0.12 2 0.1 06 0.0 39 0.1 66 .37 1* 0.1 92 .61 0** Sig. (2taile d) 0.08 0.51 5 0.5 71 0.8 35 0.3 71 0.0 4 0.3 02 31 31 31 31 31 31 .474* 0.06 5 0.0 4 0.2 23 0.1 67 .36 9* N Pear son Corr elati on VAR00017 Sig. (2taile d) N Pear son Corr elati on VAR00018 Sig. (2taile d) N VAR00019 N VAR00020 Pear son Corr elati on * .582* * * 0.0 1 0.0 2 0.0 99 0.0 6 0.0 64 0.0 25 0.1 5 0.0 14 0.1 38 0.3 89 0.0 6 0.1 98 0.0 26 0.0 45 0.006 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 0.1 96 .47 3** 1 .51 4** .39 0* .52 8** 0.3 17 .42 9* 0.3 47 .42 3* .40 9* 0.1 21 0.2 7 0.2 86 .48 1** 0.1 .627** 0.7 04 0.2 92 0.0 07 0 0.0 3 0.0 02 0.0 82 0.0 16 0.0 56 0.0 18 0.0 22 0.5 17 0.1 4 0.1 19 0.0 06 0.5 93 0 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 .38 9* 0.2 21 0.1 18 0.2 76 .41 2* .51 4** 1 0.2 33 .37 2* 0.3 12 0.2 24 .41 1* .36 3* 0.3 43 0.2 .35 6* .48 5** .37 3* 0.1 4 .629** 0.3 99 0.0 31 0.2 31 0.5 26 0.1 33 0.0 21 0 0.2 07 0.0 39 0.0 87 0.2 26 0.0 22 0.0 45 0.0 59 0.2 8 0.0 5 0.0 06 0.0 39 0.4 52 0 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 0.2 49 0.2 32 0.2 35 0.3 09 0.0 53 0.2 47 0.0 67 0.3 01 .39 0* 0.2 3 1 .41 0* .54 0** .41 2* 0.0 87 .46 3** .48 2** 0.1 16 0.3 2 0.1 2 .35 8* .35 7* .402* 0 0.1 77 0.2 09 0.2 04 0.0 91 0.7 79 0.1 8 0.7 2 0.0 99 0.0 3 0.2 1 0.0 22 0.0 02 0.0 21 0.6 42 0.0 09 0.0 06 0.5 34 0.0 8 0.5 2 0.0 48 0.0 49 0.025 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 0.3 49 0.2 5 .38 8* 0.1 95 0.3 15 0.3 23 0.2 42 0.2 37 .42 4* 0.3 42 .52 8** .37 2* .41 0* 1 0.2 88 .43 9* 0.3 33 0.1 9 .49 7** 0.0 98 0.2 4 0.2 19 .67 1** .47 8** .653** 159 Sig. (2taile d) N VAR00021 0.2 28 0.3 7 0.0 41 0.0 54 0.1 75 0.0 31 0.2 92 0.0 84 0.0 77 0.1 91 0.1 99 0.0 17 0.0 6 0 0.0 4 0.0 22 0.1 16 0.0 13 0.0 67 0.3 07 0.0 04 0.6 02 0.1 9 0.2 37 0 0.0 07 0 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 0.04 0.1 0.0 81 0.0 92 0.0 04 .40 7* 0.0 59 0.2 36 0.2 74 0.1 33 0.1 61 0.0 53 0.0 86 0.3 43 0.0 12 0.3 36 0.3 2 0.3 1 .54 0** 0.2 88 1 0.3 5 0.0 16 .35 5* 0.3 54 0.0 31 0.1 2 0.1 19 .40 6* .35 7* 0.323 Sig. (2taile d) 0.85 0.59 4 0.6 64 0.6 22 0.9 82 0.0 23 0.7 53 0.2 01 0.1 36 0.4 75 0.3 86 0.7 76 0.6 46 0.0 59 0.9 47 0.0 64 0.0 8 0.0 9 0.0 02 0.1 16 0.0 54 0.9 32 0.0 5 0.0 51 0.8 68 0.5 2 0.5 22 0.0 24 0.0 49 0.077 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 Pear son Corr elati on 0.15 0.05 6 0.1 72 0.2 26 0.0 39 0.1 82 0.2 32 .35 7* .40 4* 0.0 37 0.2 61 0.2 49 0.1 25 0.1 11 .37 6* .40 1* .42 9* 0.2 2 .41 2* .43 9* 0.3 5 1 0.0 26 0.1 91 0.3 42 0.1 8 0.2 4 0.0 55 .38 0* 0.3 23 .517** Sig. (2taile d) 0.43 0.76 5 0.3 56 0.2 21 0.8 33 0.3 26 0.2 1 0.0 49 0.0 24 0.8 44 0.1 57 0.1 77 0.5 03 0.5 54 0.0 37 0.0 25 0.0 2 0.2 3 0.0 21 0.0 13 0.0 54 0.8 9 0.3 03 0.0 6 0.3 33 0.1 9 0.7 68 0.0 35 0.0 76 0.003 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 Pear son Corr elati on .449* .427* 0.1 98 .45 8** .53 8** .37 0* .36 5* 0.0 14 .36 4* 0.1 6 0.3 09 0.0 6 0.3 13 0.2 46 0.1 15 0.2 65 0.3 5 .41 1* 0.0 87 0.3 33 0.0 16 0.0 26 1 0.0 53 0.2 52 0.1 53 0.0 2 .39 5* 0.2 49 0.0 15 .534** Sig. (2taile d) 0.01 0.01 7 0.2 86 0.0 1 0.0 02 0.0 4 0.0 43 0.9 42 0.0 44 0.3 91 0.0 9 0.7 48 0.0 87 0.1 82 0.5 36 0.1 5 0.0 6 0.0 2 0.6 42 0.0 67 0.9 32 0.8 9 0.7 78 0.1 71 0.4 12 0.9 3 0.0 28 0.1 77 0.9 35 0.002 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 0.04 4 0.0 38 0.1 34 0.0 67 0.3 49 0.0 76 0.2 02 0.2 23 0.1 0.1 63 0.2 94 0.1 02 0.0 97 0.1 04 .43 9* .42 3* .36 3* .46 3** 0.1 9 .35 5* 0.1 91 0.0 53 1 0.1 8 0.1 8 .36 5* 0.0 44 0.2 74 0.0 93 -0.271 N VAR00024 0.8 32 31 N VAR00023 0.73 Pear son Corr elati on N VAR00022 0.01 Pear son Corr elati on .362* 160 Sig. (2taile d) N Pear son Corr elati on VAR00025 Sig. (2taile d) N VAR00026 0.8 38 0.4 73 0.7 2 0.0 54 0.6 86 0.2 75 0.2 28 0.5 94 0.3 82 0.1 09 0.5 85 0.6 02 0.5 77 0.0 14 0.0 2 0.0 5 0.0 09 0.3 07 0.0 5 0.3 03 0.7 78 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 .462* 0.12 6 0.2 89 .37 2* 0.2 43 .40 6* 0.3 14 .46 2** .45 7** 0.1 61 .47 7** 0.1 63 0.2 33 0.2 01 .60 8** 0.2 72 .40 9* 0.3 4 .48 2** .49 7** 0.3 54 0.3 42 0.01 0.49 9 0.1 15 0.0 4 0.1 88 0.0 23 0.0 85 0.0 09 0.0 1 0.3 88 0.0 07 0.3 8 0.2 08 0.2 79 0 0.1 38 0.0 2 0.0 6 0.0 06 0.0 04 0.0 51 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 .487* 0.1 4 0.3 38 0.2 85 0.0 16 0.2 51 0.0 03 0.3 4 0.3 41 0.0 53 0.3 4 0.3 05 0.2 89 0.2 29 0.1 6 0.1 2 0.2 0.1 16 * 0.3 34 0.3 34 0.0 4 0.8 14 0.1 36 0.6 2 0.14 31 31 31 31 31 31 31 31 0.2 52 0.1 8 1 0.0 26 0.3 1 0.1 95 .46 2** .47 7** .670** 0.0 6 0.1 71 0.3 34 0.8 88 0.1 0.2 93 0.0 09 0.0 07 0 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 0.0 98 0.0 31 0.1 8 0.1 53 0.1 8 0.0 26 1 .37 8* 0.0 21 0.2 0.1 79 .360* 0.0 4 0.9 12 0.2 82 0.3 36 0.047 0.18 Sig. (2taile d) 0.34 0.00 5 0.4 54 0.0 63 0.1 2 0.9 33 0.1 73 0.9 87 0.0 62 0.0 6 0.7 78 0.0 62 0.0 95 0.1 15 0.2 16 0.3 89 0.5 2 0.2 8 0.5 34 0.6 02 0.8 68 0.3 33 0.4 12 0.3 34 0.8 88 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 Pear son Corr elati on .406* 0.18 9 0.2 91 0.2 48 0.0 08 0.2 86 .53 5** 0.2 49 .39 3* 0.2 35 0.1 33 .51 8** 0.2 77 0.0 66 .53 5** 0.3 45 0.2 7 .35 6* 0.3 18 0.2 42 0.1 19 0.2 4 0.0 17 .36 5* 0.3 05 .37 8* 1 0.1 44 0.2 84 .48 7** .567** Sig. (2taile d) 0.02 0.31 0.1 12 0.1 78 0.9 66 0.1 19 0.0 02 0.1 77 0.0 29 0.2 04 0.4 75 0.0 03 0.1 32 0.7 25 0.0 02 0.0 57 0.1 4 0.0 5 0.0 82 0.1 91 0.5 24 0.1 93 0.9 29 0.0 43 0.0 95 0.0 36 0.4 41 0.1 21 0.0 05 0.001 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 0.05 5 0.0 03 0.0 39 0.0 05 0.3 26 0.2 85 0.2 85 0.2 31 0.2 48 0.2 64 0.0 31 0.1 45 .61 0** 0.1 17 0.2 37 0.2 9 .48 5** 0.1 2 0.2 19 0.1 19 0.0 55 .39 5* 0.0 44 0.1 95 0.0 21 0.1 4 1 .37 1* 0.0 19 .439* N VAR00028 0.81 4 Pear son Corr elati on N VAR00027 0.05 Pear son Corr elati on .475* * * 161 Sig. (2taile d) N 0.01 0.77 1 0.9 86 0.8 36 0.9 78 0.0 73 0.1 21 0.1 2 0.2 11 0.1 79 0.1 52 0.8 68 0.4 36 0 0.5 3 0.1 98 0.1 2 0.0 1 0.5 2 0.2 37 0.5 22 0.7 68 0.0 28 0.8 14 0.2 93 0.9 12 0.4 4 0.0 4 0.9 18 0.013 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 Pear son Corr elati on .452* 0.12 7 0.1 56 0.1 25 0.1 02 .49 2** .38 5* 0.2 96 .40 8* 0.0 21 .49 2** 0.1 98 0.0 61 .40 0* 0.3 .40 0* .48 1** .37 3* .35 8* .67 1** .40 6* .38 0* 0.2 49 0.2 74 .46 2** 0.2 0.2 8 .37 1* 1 .59 7** .690** Sig. (2taile d) 0.01 0.49 5 0.4 01 0.5 01 0.5 85 0.0 05 0.0 32 0.1 06 0.0 23 0.9 09 0.0 05 0.2 87 0.7 44 0.0 26 0.1 01 0.0 26 0.0 1 0.0 4 0.0 48 0 0.0 24 0.0 35 0.1 77 0.1 36 0.0 09 0.2 82 0.1 2 0.0 4 0 0 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 Pear son Corr elati on 0.21 0.23 8 0.1 49 0.0 55 0.0 38 0.3 23 0.2 84 0.2 27 0.2 44 0.1 6 0.2 39 0.0 92 0.0 17 0.0 89 .48 7** .36 3* 0.1 0.1 4 .35 7* .47 8** .35 7* 0.3 23 0.0 15 0.0 93 .47 7** 0.1 79 .48 7** 0.0 19 .59 7** 1 .483** Sig. (2taile d) 0.27 0.19 7 0.4 23 0.7 68 0.8 39 0.0 76 0.1 21 0.2 2 0.1 86 0.3 91 0.1 96 0.6 23 0.9 29 0.6 35 0.0 05 0.0 45 0.5 9 0.4 5 0.0 49 0.0 07 0.0 49 0.0 76 0.9 35 0.6 2 0.0 07 0.3 36 0.0 1 0.9 18 0 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 .724* 0.31 4 .42 3* .56 4** .35 6* .52 6** .70 4** .41 5* .72 8** 0.3 2 .62 1** .43 0* .44 6* 0.2 54 .64 2** .48 0** .62 7** .62 9** .40 2* .65 3** 0.3 23 .51 7** .53 4** 0.2 71 .67 0** .36 0* .56 7** .43 9* .69 0** .48 3** 1 0.08 6 0.0 18 0.0 01 0.0 49 0.0 02 0 0.0 2 0 0.0 79 0 0.0 16 0.0 12 0.1 68 0 0.0 06 0 0 0.0 25 0 0.0 77 0.0 03 0.0 02 0.1 4 0 0.0 47 0 0.0 13 0 0.0 06 N 31 31 31 31 31 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 VAR00029 N VAR00030 N Pear son Corr elati on total Sig. (2taile d) * 0 162 0.006 31 Reliability Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total % Reliability Statistics 31 100.0 0 .0 31 100.0 Cronbach's Alpha N of Items .885 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. 163 30 Lampiran 13 UJI NORMALITAS Tests of Normality model pembelajar an gain score hasil belajar (%) KolmogorovSmirnova Statisti df c Sig. Shapiro-Wilk Statisti df Sig. c PBL .114 32 .200* .952 32 .160 TGT .132 32 .948 32 .130 .170 *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction 164 Lampiran 14 UJI HOMOGENITAS Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic Gain_Score df1 df2 Sig. Based on Mean 3.513 1 62 .066 Based on Median 3.439 1 62 .068 Based on Median and with 3.439 1 61.500 .068 3.418 1 62 .069 adjusted df Based on trimmed mean 165 Lampiran 15 DATA HASIL PENELITIAN DATA model pembelajaran motivasi kelompok pre test hasil post test hasil gain score hasil motivasi belajar belajar belajar (%) 1 PBL 106 tinggi 63.33 76.66 36.35 2 PBL 87 tinggi 66.66 80.00 40.01 3 PBL 79 tinggi 56.66 56.66 .00 4 PBL 73 rendah 53.33 73.33 42.85 5 PBL 83 tinggi 53.33 70.00 35.72 6 PBL 95 tinggi 46.66 70.00 43.76 7 PBL 82 tinggi 43.33 56.66 23.52 8 PBL 69 rendah 40.00 63.33 38.88 9 PBL 93 tinggi 70.00 83.33 44.43 10 PBL 108 tinggi 50.00 83.33 66.66 11 PBL 87 tinggi 63.33 80.00 45.46 12 PBL 95 tinggi 36.66 56.66 31.58 13 PBL 68 rendah 50.00 63.33 26.66 14 PBL 70 rendah 70.00 80.00 33.33 15 PBL 88 tinggi 53.33 70.00 35.72 16 PBL 81 tinggi 66.66 80.00 40.01 17 PBL 65 rendah 53.33 66.66 28.56 18 PBL 87 tinggi 63.33 80.00 45.46 19 PBL 83 tinggi 56.66 80.00 53.85 20 PBL 99 tinggi 40.00 63.33 38.88 21 PBL 93 tinggi 66.66 83.33 50.00 166 22 PBL 96 tinggi 73.33 86.66 49.98 23 PBL 87 tinggi 53.33 70.00 35.72 24 PBL 107 tinggi 66.66 80.00 40.01 25 PBL 92 tinggi 63.33 80.00 45.46 26 PBL 111 tinggi 43.33 76.66 58.81 27 PBL 80 tinggi 53.33 63.33 21.43 28 PBL 105 tinggi 50.00 73.33 46.66 29 PBL 80 tinggi 66.66 80.00 40.01 30 PBL 85 tinggi 66.66 83.33 50.00 31 PBL 90 tinggi 60.00 83.33 58.33 32 PBL 69 rendah 60.00 73.33 33.33 33 TGT 82 tinggi 43.33 66.66 41.17 34 TGT 75 rendah 36.66 56.66 31.58 35 TGT 88 tinggi 50.00 83.33 66.66 36 TGT 79 tinggi 56.66 73.33 38.46 37 TGT 73 rendah 36.66 53.33 26.32 38 TGT 72 rendah 43.33 60.00 29.42 39 TGT 88 tinggi 53.33 80.00 57.15 40 TGT 87 tinggi 40.00 66.66 44.43 41 TGT 75 rendah 40.00 56.66 27.77 42 TGT 81 tinggi 66.66 83.33 50.00 43 TGT 71 rendah 53.33 66.66 28.56 44 TGT 85 tinggi 60.00 83.33 58.33 45 TGT 87 tinggi 46.66 70.00 43.76 46 TGT 85 tinggi 50.00 76.66 53.32 47 TGT 94 tinggi 46.66 70.00 43.76 167 48 TGT 108 tinggi 56.66 76.66 46.15 49 TGT 83 tinggi 56.66 83.33 61.54 50 TGT 82 tinggi 46.66 76.66 56.24 51 TGT 81 tinggi 36.66 66.66 47.36 52 TGT 72 rendah 36.66 50.00 21.06 53 TGT 81 tinggi 50.00 80.00 60.00 54 TGT 79 tinggi 53.33 83.33 64.28 55 TGT 85 tinggi 53.33 86.66 71.42 56 TGT 90 tinggi 46.66 73.33 50.00 57 TGT 97 tinggi 36.66 70.00 52.64 58 TGT 89 tinggi 43.33 83.33 70.58 59 TGT 81 tinggi 33.33 70.00 55.00 60 TGT 91 tinggi 50.00 83.33 66.66 61 TGT 74 rendah 56.66 70.00 30.78 62 TGT 60 rendah 30.00 50.00 28.57 63 TGT 51 rendah 43.33 56.66 23.52 64 TGT 79 tinggi 53.33 83.33 64.28 168 Lampiran 16 STATISTIK DESKRIPTIF Statistics motivasi PBL Valid motivasi TGT pre test hasil pre test hasil post test hasil post test hasil belajar PBL belajar TGT belajar PBL belajar TGT 32 32 32 32 32 32 0 0 0 0 0 0 Mean 87.2813 81.4063 56.8716 47.0794 73.9556 71.5591 Median 87.0000 81.5000 56.6600 46.6600 76.6600 71.6650 87.00 81.00 53.33a 36.66a 80.00 83.33 12.43884 10.49995 9.90719 8.66529 8.81760 10.97344 Variance 154.725 110.249 98.152 75.087 77.750 120.416 Minimum 65.00 51.00 36.66 30.00 56.66 50.00 Maximum 111.00 108.00 73.33 66.66 86.66 86.66 2793.00 2605.00 1819.89 1506.54 2366.58 2289.89 N Missing Mode Std. Deviation Sum a. Multiple modes exist. The smallest value is shown 169 pre test hasil belajar PBL Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 36.66 1 3.1 3.1 3.1 40.00 2 6.3 6.3 9.4 43.33 2 6.3 6.3 15.6 46.66 1 3.1 3.1 18.8 50.00 3 9.4 9.4 28.1 53.33 6 18.8 18.8 46.9 Valid 56.66 2 6.3 6.3 53.1 60.00 2 6.3 6.3 59.4 63.33 4 12.5 12.5 71.9 66.66 6 18.8 18.8 90.6 70.00 2 6.3 6.3 96.9 73.33 1 3.1 3.1 100.0 Total 32 100.0 100.0 170 pre test hasil belajar TGT Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 30.00 1 3.1 3.1 3.1 33.33 1 3.1 3.1 6.3 36.66 5 15.6 15.6 21.9 40.00 2 6.3 6.3 28.1 43.33 4 12.5 12.5 40.6 46.66 4 12.5 12.5 53.1 50.00 4 12.5 12.5 65.6 53.33 5 15.6 15.6 81.3 56.66 4 12.5 12.5 93.8 60.00 1 3.1 3.1 96.9 66.66 1 3.1 3.1 100.0 Total 32 100.0 100.0 Valid 171 model pembelajaran * kelompok motivasi Crosstabulation kelompok motivasi rendah Count tinggi 6 26 32 18.8% 81.3% 100.0% 40.0% 53.1% 50.0% 9.4% 40.6% 50.0% 9 23 32 28.1% 71.9% 100.0% % within kelompok motivasi 60.0% 46.9% 50.0% % of Total 14.1% 35.9% 50.0% 15 49 64 23.4% 76.6% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 23.4% 76.6% 100.0% % within model PBL Total pembelajaran % within kelompok motivasi % of Total model pembelajaran Count % within model TGT pembelajaran Count % within model Total pembelajaran % within kelompok motivasi % of Total 172 post test hasil belajar PBL Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 56.66 3 9.4 9.4 9.4 63.33 4 12.5 12.5 21.9 66.66 1 3.1 3.1 25.0 70.00 4 12.5 12.5 37.5 73.33 3 9.4 9.4 46.9 76.66 2 6.3 6.3 53.1 80.00 9 28.1 28.1 81.3 83.33 5 15.6 15.6 96.9 86.66 1 3.1 3.1 100.0 Total 32 100.0 100.0 Valid 173 post test hasil belajar TGT Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 50.00 2 6.3 6.3 6.3 53.33 1 3.1 3.1 9.4 56.66 3 9.4 9.4 18.8 60.00 1 3.1 3.1 21.9 66.66 4 12.5 12.5 34.4 70.00 5 15.6 15.6 50.0 73.33 2 6.3 6.3 56.3 76.66 3 9.4 9.4 65.6 80.00 2 6.3 6.3 71.9 83.33 8 25.0 25.0 96.9 86.66 1 3.1 3.1 100.0 Total 32 100.0 100.0 Valid 174 post test hasil belajar kelompok motivasi tinggi PBL Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent 56.66 3 11.5 11.5 11.5 63.33 2 7.7 7.7 19.2 70.00 4 15.4 15.4 34.6 73.33 1 3.8 3.8 38.5 76.66 2 7.7 7.7 46.2 80.00 8 30.8 30.8 76.9 83.33 5 19.2 19.2 96.2 86.66 1 3.8 3.8 100.0 Total 26 100.0 100.0 175 Statistics Valid pre test hasil post test hasil belajar belajar kelompok kelompok motivasi tinggi motivasi tinggi PBL PBL 26 26 0 0 Mean 57.4319 74.8692 Median 58.3300 80.0000 66.66 80.00 9.99092 9.10429 Variance 99.819 82.888 Minimum 36.66 56.66 Maximum 73.33 86.66 1493.23 1946.60 N Missing Mode Std. Deviation Sum 176 post test hasil belajar kelompok motivasi tinggi TGT Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 66.66 3 13.0 13.0 13.0 70.00 4 17.4 17.4 30.4 73.33 2 8.7 8.7 39.1 76.66 3 13.0 13.0 52.2 80.00 2 8.7 8.7 60.9 83.33 8 34.8 34.8 95.7 86.66 1 4.3 4.3 100.0 Total 23 100.0 100.0 Valid 177 Statistics Valid pre test hasil post test hasil belajar belajar kelompok kelompok motivasi tinggi motivasi tinggi TGT TGT 23 23 0 0 Mean 49.1265 76.9530 Median 50.0000 76.6600 46.66a 83.33 7.99099 6.66008 Variance 63.856 44.357 Minimum 33.33 66.66 Maximum 66.66 86.66 1129.91 1769.92 N Missing Mode Std. Deviation Sum a. Multiple modes exist. The smallest value is shown 178 post test hasil belajar kelompok motivasi rendah PBL Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 63.33 2 33.3 33.3 33.3 66.66 1 16.7 16.7 50.0 73.33 2 33.3 33.3 83.3 80.00 1 16.7 16.7 100.0 Total 6 100.0 100.0 Statistics pre test hasil post test hasil belajar belajar kelompok kelompok motivasi rendah motivasi rendah PBL PBL Valid 6 6 Missing 0 0 Mean 54.4433 69.9967 Median 53.3300 69.9950 53.33 63.33a 10.03712 6.66800 Variance 100.744 44.462 Minimum 40.00 63.33 Maximum 70.00 80.00 326.66 419.98 N Mode Std. Deviation Sum a. Multiple modes exist. The smallest value is shown 179 post test hasil belajar kelompok motivasi rendah TGT Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 50.00 2 22.2 22.2 22.2 53.33 1 11.1 11.1 33.3 56.66 3 33.3 33.3 66.7 60.00 1 11.1 11.1 77.8 66.66 1 11.1 11.1 88.9 70.00 1 11.1 11.1 100.0 Total 9 100.0 100.0 180 Statistics pre test hasil post test hasil belajar belajar kelompok kelompok motivasi rendah motivasi rendah TGT TGT Valid 9 9 Missing 0 0 Mean 41.8478 57.7744 Median 40.0000 56.6600 36.66 56.66 8.51587 6.87144 Variance 72.520 47.217 Minimum 30.00 50.00 Maximum 56.66 70.00 376.63 519.97 N Mode Std. Deviation Sum 181 UJI HIPOTESIS 1 T-Test Group Statistics gain score hasil belajar (%) model pembelajaran N Mean Std. Deviation Std. Error Mean TGT 32 47.2116 15.04694 2.65995 PBL 32 40.0447 12.47387 2.20509 Independent Samples Test Levene's Test for t-test for Equality of Means Equality of Variances F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. Error 95% Confidence tailed) Difference Difference Interval of the Difference Lower Equal variances gain score 3.513 .066 2.074 62 .042 7.16688 3.45510 assumed Upper .26022 14.073 53 hasil belajar (%) Equal variances 2.074 59.940 not assumed .042 7.16688 3.45510 .25550 14.078 25 182 UJI HIPOTESIS 2 T-Test Group Statistics gain score hasil belajar (%) kelompok motivasi tinggi model pembelajaran N Mean Std. Deviation Std. Error Mean TGT 23 54.9213 9.68998 2.02050 PBL 26 41.4546 13.20816 2.59033 Independent Samples Test Levene's Test t-test for Equality of Means for Equality of Variances F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. Error 95% Confidence tailed) Difference Difference Interval of the Difference Lower gain score hasil belajar (%) kelompok motivasi tinggi Equal variances .272 .605 4.023 47 .000 13.46669 3.34739 assumed Equal variances Upper 6.73262 20.2007 6 4.099 45.525 not assumed .000 13.46669 3.28516 6.85215 20.0812 3 183 UJI HIPOTESIS 3 T-Test Group Statistics model pembelajaran gain score hasil belajar (%) kelompok motivasi rendah N Mean Std. Deviation Std. Error Mean PBL 6 33.9350 6.10702 2.49318 TGT 9 27.5089 3.39371 1.13124 Independent Samples Test Levene's Test t-test for Equality of Means for Equality of Variances F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. Error 95% Confidence tailed) Difference Difference Interval of the Difference gain score hasil belajar (%) kelompok motivasi rendah Equal variances 2.145 .167 Lower Upper 2.634 13 .021 6.42611 2.43995 1.15492 11.69730 2.347 7.083 .051 6.42611 2.73782 -.03245 12.88467 assumed Equal variances not assumed 184 UJI HIPOTESIS 4 Univariate Analysis of Variance Between-Subjects Factors Value Label N 1 PBL 32 2 TGT 32 1 rendah 15 2 tinggi 49 model pembelajaran kelompok motivasi Descriptive Statistics Dependent Variable: gain score hasil belajar (%) model pembelajaran PBL TGT Total kelompok motivasi Mean rendah 33.9350 6.10702 6 tinggi 41.4546 13.20816 26 Total 40.0447 12.47387 32 rendah 27.5089 3.39371 9 tinggi 54.9213 9.68998 23 Total 47.2116 15.04694 32 rendah 30.0793 5.52448 15 tinggi 47.7757 13.41666 49 Total 43.6281 14.17805 64 185 Std. Deviation N Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable: gain score hasil belajar (%) F df1 2.523 df2 3 Sig. 60 .066 Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + metode_pembelajaran + kelompok_motivasi + metode_pembelajaran * kelompok_motivasi 186 UJI HIPOTESIS 4 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: gain score hasil belajar (%) Source Type III Sum of df Mean Square F Sig. Squares Corrected Model 5958.361a 3 1986.120 17.771 .000 Intercept 69240.687 1 69240.687 619.538 .000 137.802 1 137.802 1.233 .271 kelompok_motivasi 3392.236 1 3392.236 30.352 .000 metode_pembelajaran * 1100.095 1 1100.095 9.843 .003 Error 6705.708 60 111.762 Total 134482.520 64 12664.069 63 metode_pembelajaran kelompok_motivasi Corrected Total a. R Squared = .470 (Adjusted R Squared = .444) Profile Plots 187 Lampiran 17 Dokumentasi Kelas PBL 188 Kelas TGT 189 190 191 192 193