BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis

advertisement
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan
analisis
dan
pembahasan
hasil
penelitian
dapat
disimpulkan bahwa:
1. Rata-rata gain score hasil belajar siswa dengan menggunakan model TGT
yaitu sebesar 47,21 lebih tinggi dibanding PBL yaitu sebesar 40,04 dengan
p = 0,042 < 0,05 berarti ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata gain
score hasil belajar metode TGT dengan metode PBL. Secara umum dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar geografi dengan menggunakan model TGT
lebih efektif dibanding PBL.
2. Rata-rata gain score hasil belajar antara model TGT yaitu sebesar 54,92
lebih tinggi dibanding PBL yaitu sebesar 41,45 pada kategori motivasi
belajar tinggi dengan p = 0,000 < 0,05 berarti pada kelompok motivasi
tinggi, ada perbedaan yang signifikan antara gain score hasil belajar siswa
dengan menggunakan metode TGT dengan metode PBL. Secara umum
dapat disimpulkan bahwa pada kelompok motivasi tinggi, model TGT lebih
efektif dari model PBL.
3. Rata-rata gain score hasil belajar antara model PBL yaitu sebesar 33,93
lebih tinggi dibanding TGT yaitu sebesar 27,50 pada kategori motivasi
belajar rendah dengan p = 0,021 < 0,05 berarti pada kelompok motivasi
rendah, ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata gain score hasil
84
belajar PBL dengan TGT. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pada
kelompok motivasi rendah, meodel PBL lebih efektif dari model TGT.
4. Hasil analisis anova dua jalan menunjukkan nilai p = 0,003 < 0,05 bahwa
ada interaksi antara model pembelajaran dan motivasi dalam mempengaruhi
hasil belajar.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti menyampaikan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Guru dapat menggunakan model pembelajaran Team Gamen Tournament
untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai sehingga dapat memotivasi belajar siswa
2. Perlunya inovasi yang dikembangkan oleh guru untuk memperbanyak
variasi dalam menyusun strategi pembelajaran, salah satunya dengan model
PBL
3. Guru sebaiknya tetap memperhatikan aspek motivasi belajar siswa karena
siswa dapat mengalami fluktuasi motivasi dan dikorelasikan dengan model
pembelajaran yang akan digunakan agar kebutuhan belajar siswa dapat
terpenuhi.
85
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning
: Bagaimana Pendidik Memberdayakan
Pengetahuan. Jakarta: Kencana
Pemelajar
di
Era
Arikunto, Suharsumi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ernawati, Dwi. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) dan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa (Studi
Eksperimen Pada Kelas XI IS SMA N 5 Surakarta). Skripsi. Universitas
Sebelas Maret dari https://eprints.uns.ac.id/8981/ pada tanggal 28
November 2016
Gafur, Abdul. 2012. Desain Pembelajaran: Konsep, Model, dan Aplikasinya dalam
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak.
Hartaji, R. Damar Adi. Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa yang Berkuliah
dengan Jurusan Pilihan Orang Tua. Artikel. Fakultas Psikologi.
Universitas Gunadarma
Harumusrtati, Yustiana W. & Herman Yosep Sunu Endrayanto. 2014. Penilaian
Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI).
Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Kurniadin, Didin & Imam Machali. 2012. Manajemen Pendidikan: Konsep &
Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
86
Muhammad Fadlillah. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nara, Hartati & Eveline Siregar. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Nugroho, Aditya. 2013. Pengaruh Motivasi dan Minat Terhadap Prestasi Siswa
Pada Mata Diklat Keselamatan dan Kesehatan Kerja di SMK Negeri 1
Sedayu. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta dari https://uny.ac.id
Nugroho, Djawadi Hadi. 2013. Strategi Pembelajaran Geografi. Yogyakarta:
Ombak.
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah
Purwanto. 2012. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Prasetya, Sukma Perdana. 2014. Media Pembelajaran Geografi. Yogyakarta:
Ombak.
87
Rukmini, Elisabeth ( 10 Oktober 2008 ). Deskripsi Singkat revisi Taksonomi
Bloom, Majalah Ilmiah Pembelajaran. Diambil pada tanggal 27 Juli
2017, dari https://journal.uny.ac.id > article > viewFile
Slavin, Robert E.. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. (Terjemah
dari Cooperative Learning: Theory, Research and Practice, 2nd Edition
terbitan 1995). Bandung: Nusa Media.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sumarmi. 2015. Model-model Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: Aditya Media
Publishing.
Sunariah, Nia S. & Kasmadi. 2014. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.
Bandung: Alfabeta
Supardi. 2015. Sekolah Efektif Konsep Dasar & Praktiknya. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Suparmini & Bambang Syaeful Hadi. 2009. Dasar-dasar Geografi. Yogyakarta:
UNY.
Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Triani, Wina, Zulkarnain dan Rahma Kurnia. 2015. Pengaruh Model
Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar
Geografi.
Jurnal.
Universitas
Negeri
Lampung
dari
jurnal.fkip.unila.ac.ic/index.php/JPG pada tanggal 28 November 2016
88
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah
: SMA N 2 Ngaglik
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas/ Semester
: X IIS / 2 (Dua)
Materi Pembelajaran
: Karakteristik lapisan-lapisan atmosfer
Bumi
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit (3 JP) untuk 3 kali pertemuan
A. Kompetensi Inti (KI)
1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
89
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Pembelajaran sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan secara tidak
langsung (indirect teaching) melalui keteladanan, ekosistem pendidikan, dan
proses pembelajaran pengetahuan dan keterampilan. Guru mengembangkan
sikap spiritual dan sikap sosial dengan memperhatikan karakteristik,
kebutuhan, dan kondisi peserta didik. Evaluasi terhadap sikap spiritual dan
sikap sosial dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan
berfungsi sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta
didik lebih lanjut
Kompetensi dasar
Indikator
3.7 Menganalisis dinamika atmosfer dan 3.7.1
dampaknya terhadap kehidupan
Mengidentifikasi
ciri-ciri
atmosfer
3.8 Menyajikan proses dinamika atmosfer Dapat
memberikan
contoh
menggunakan peta, bagan, gambar, mengenai proses dinamika atmosfer
tabel, grafik, video, dan/atauanimasi
pada kehidupan sehari-hari
C. Materi Pembelajaran (Dapat dikembangkan sesuai harapan Kompetensi
Dasar)
Pertemuan pertama
1. Pengertian Atmosfer
Atmosfer bumi merupakan selubung gas yang menyelimuti
permukaan padat dan cair pada bumi. Selubung ini membentang ke atas
sejauh berates-ratus kilometer, dan akhirnya bertemu dengan medium
antar planet yang berkerapatan rendah dalam sistem tata surya.
Atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah sampai
dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi.
Atmosfer terdiri atas bermacam-macam unsur gas dan di dalamnya
terjadi proses pembentukan dan perubahan cuaca dan iklim. Atmosfer
melindungi manusia dari sinar matahari yang berlebihan dan meteormeteor yang ada. Adanya atmosfer bumi memperkecil perbedaan
temperatur siang dan malam. Gejala yang terjadi di atmosfer sangat
90
banyak dan beragam. Pada lapisan bawah angin berhembus, angin
terbentuk, hujan dan salju jatuh, dan terjadilah musim panas dan musim
dingin. Semua ini merupakan gejala yang lazim terjadi yang sering
disebut cuaca.
2. Lapisan Atmosfer
1. Troposfer
Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu
pada ketinggian 0 - 18 km di atas permukaan bumi. Tebal lapisan
troposfer rata-rata ± 10 km. Di daerah khatulistiwa, ketinggian
lapisan troposfer sekitar 16 km dengan temperatur rata-rata 80°C.
Daerah sedang ketinggian lapisan troposfer sekitar 11 km dengan
temperatur rata-rata 54°C, sedangkan di daerah kutub ketinggiannya
sekitar 8 km dengan temperature rata-rata 46°C. Lapisan troposfer
ini pengaruhnya sangat besar sekali terhadap kehidupan mahkluk
hidup di muka bumi. Lapisan ini selainterjadi peristiwa-peristiwa
seperti cuaca dan iklim, juga terdapat kira-kira 80% dari seluruh
massa gas yang terkandung dalam atmosfer terdapat pada lapisan
ini.
2. Stratosfer
Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer. Stratosfer
terletak pada ketinggian antara 18 - 49 km dari permukaan bumi.
Lapisan ini ditandai dengan adanya proses inversi suhu, artinya suhu
udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian dari
permukaan bumi. Kenaikan suhu udara berdasarkan ketinggian
mulai terhenti, yaitu pada puncak lapisan stratosfer yang disebut
stratopause dengan suhu udara sekitar 0°C.
91
3. Mesosfer
Mesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer
akan berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga ke lapisan
keempat. Mesosfer terletak pada ketinggian antara 49 - 82 km dari
permukaan bumi. Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi
dari jatuhan meteor atau benda-benda angkasa luar lainnya. Udara
yang terdapat di sini akan mengakibatkan pergeseran berlaku
dengan objek yang datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang
tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi biasanya terbakar
di lapisan ini.
4. Termosfer
Termosfer adalah lapisan udara keempat, peralihan dari
mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 82 km.
Termosfer terletak pada ketinggian antara 82 - 800 km dari
permukaan bumi. Lapisan termosfer ini disebut juga lapisan
ionosfer. Lapisan ini merupakan tempat terjadinya ionisasi partikelpartikel yang dapat memberikan efek pada perambatan/refleksi
gelombang radio, baik gelombang panjang maupun pendek. Disebut
dengan termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup
tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 19820°C. Perubahan ini terjadi
karena serapan radiasi sinar ultra ungu.
5. Eksosfer
Eksosfer adalah lapisan udara kelima, eksosfer terletak pada
ketinggian antara 800 - 1000 km dari permukaan bumi. Pada lapisan
ini merupakan tempat terjadinya gerakan atom-atom secara tidak
beraturan. Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul
udara dapat meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km
dari permukaan bumi. Lapisan ini sering disebut pula dengan ruang
92
antar planet dan geostasioner. Lapisan ini sangat berbahaya, karena
merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari angkasa luar.
3. Pemanfaatan Penyelidikan Atmosfer
Setiap kali menghirup udara, manusia diingatkan bahwa tidak dapat
hidup tanpa udara. Udara bersih adalah kebutuhan fisik manusia yang
merupakan hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan.
Atmosfer membuat suhu bumi sesuai untuk kehidupan manusia. Adanya
efek rumah kaca di atmosfer, sinar matahari yang masuk ke bumi dapat
diserap dan menghangatkan udara. Suhu rata-rata di permukaan bumi
naik 33°C lebih tinggi menjadi 15°C dari seandainya tidak ada efek
rumah kaca (-18°C), suhu yang terlalu dingin bagi kehidupan mnusia.
Efek rumah kaca disebabkan oleh gas-gas rumah kaca. Atmosfer
berguna untuk melindungi makhluk hidup yang yang ada di muka bumi
karena membantu menjaga stabilitas suhu udara siang dan malam,
menyerap radiasi dan sinar ultraviolet yang sangat berbahaya bagi
manusia dan makhluk bumi lainnya.
Atmosfir juga melindungi bumi dari suhu dingin membeku ruang
angkasa, yang mencapai sekitar 270°C di bawah nol. Selain atmosfer,
sabuk Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan
magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya
yang mengancam planet ini. Radiasi yang terus-menerus dipancarkan
oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi
makhuk hidup. Apabila sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi
raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali
pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi.
93
4. Sifat atmosfer
1. Merupakan selimut gas tebal yang secara menyeluruh menutupi
bumi
sampai ketinggian 560 km dari permukaan bumi.
2. Atmosfer bumi tidak mempunyai batas mendadak, tetapi menipis
lambat
laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara
atmosfer
dan angkasa luar.
3. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak dapat dirasakan, tidak dapat
diraba
(kecuali bergerak sebagai angin).
4. Mudah bergerak, dapat ditekan, dapat berkembang.
5. Mempunyai berat (56 x 1014 ton) dan dapat memberikan tekanan.
99% dari beratnya berada sampai ketinggian 30 km, dan
separuhnya berada di bawah 6000 m.
6. Memberikan tahanan jika suatu benda melewatinya berupa panas
akibat pergesekan (misalnya meteor hancur sebelum mencapai
permukaan bumi).Sangat penting untuk kehidupan dan sebagai
media untuk proses cuaca. Sebagai selimut yang melindungi bumi
terhadap tenaga penuh dari matahari pada waktu siang,
menghalangi hilangnya panas pada waktu malam. Tanpa atmosfer
suhu bumi pada siang hari 93,3°C dan pada malam hari -148,9°C.
Pertemuan kedua
Cuaca dan iklim
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang
relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca terbentuk dari
gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja.
Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbedabeda untuk setiap tempat serta setiap jam.
94
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang
penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama dan meliputi wilayah
yang luas. Iklim dapat terbentuk karena adanya:
1. Rotasi dan revolusi bumi sehingga terjadi pergeseran semu harian
matahari dan tahunan.
2. Perbedaan lintang geografi dan lingkungan fisis.
Ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut Klimatologi, sedangkan
ilmu yang mempelajari tentang keadaan cuaca disebut Meteorologi. Ada
beberapa unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu daerah
atau wilayah, yaitu: suhu atau temperatur udara, tekanan udara, angin,
kelembaban udara dan curah hujan.
Unsur cuaca dan iklim
1. Suhu atau temperatur
Perbedaan suhu udara yang diterima oleh setiap tempat di permukaan
bumi, dipengaruhi faktor berikut.
a. Lamanya Penyinaran Matahari
Semakin lama matahari memberikan sinarnya pada suatu
tempat di permukaan bumi, makin banyak panas yang diterima, dan
suhunya semakin tinggi.
Wilayah yang beriklim tropis memiliki suhu udara paling
tinggi dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya di permukaan
bumi, karena wilayah ini mendapat penyinaran matahari sepanjang
tahun.
b.
Ketinggian Tempat
Semakin tinggi suatu tempat di permukaan bumi, suhunya
semakin dingin. Penurunan suhu ini diperkirakan sebesar 0,5 –
0,6°C setiap kenaikan tempat 100 meter. Hubungan perbandingan
antara kenaikan dan penurunan suhu dengan ketinggian tempat,
disebut sebagai gejala gradien ketinggian. Untuk dapat mengetahui
95
suhu udara di suatu tempat, maka kita harus tahu dulu suhu rata-rata
dan ketinggian tempatnya.
c. Letak Lintang Tempat
Sudut datang pancaran sinar matahari dapat mempengaruhi
tingkat pemanasan permukaan bumi. Semakin tegak cahaya
matahari datang di suatu daerah, semakin besar pula efek panas
matahari yang diterima oleh permukaan bumi di daerah itu, sehingga
menyebabkan kondisi suhunya semakin tinggi. Daerah di
permukaan bumi yang menerima pemanasan sinar matahari secara
tegak, yaitu dengan sudut datang 90°, adalah daerah-daerah yang
terletak di lintang tinggi. Daerah-daerah yang termasuk lintang
tinggi, yaitu tempat-tempat yang terletak di sekitar wilayah
khatulistiwa.
d. Derajat Keawanan
Awan mempunyai fungsi mengurangi radiasi dari matahari
ke bumi dan mengurangi panas yang berasal dari bumi ke atmosfer.
Awan mempunyai efek seperti rumah kaca (green house effect).
Artinya, awan dapat menahan panas yang dipancarkan bumi. Oleh
karena itu, daerah yang selalu berawan, suhunya rendah. Sebaliknya,
daerah yang selalu cerah, suhunya tinggi.
e. Bentuk Permukaan Bumi
Bentuk-bentuk muka bumi memiliki sifat yang berbeda-beda
dalam menerima panas sinar matahari. Sifat permukaan bumi
daratan lebih cepat menerima panas dan memancarkan kembali
panas itu dengan cepat, jika dibandingkan dengan permukaan laut.
Oleh karena itu, daerah yang terletak di pedalaman yang jauh dari
pengaruh angin laut (gurun pasir) pada siang hari suhunya sangat
tinggi.
96
2. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan udara pada suatu titik
daerah di permukaan bumi. Mengapa udara memberikan tekanan kepada
permukaan bumi? Karena udara tersebut memiliki massa dan
menempati ruang. Besarnya tekanan udara dapat diukur dengan
menggunakan barometer. Barometer ini ada yang menggunakan zat cair,
disebut barometer air raksa, dan ada pula yang tanpa zat cair, disebut
barometer aneroid.
Tekanan udara sangat dipengaruhi oleh kondisi suhunya. Bila
kondisi suhunya rendah, maka tekanan udaranya tinggi. Sebaliknya, bila
suhunya tinggi, kondisi tekanan udaranya rendah. Naik turunnya
tekanan udara akan tergambar pada barometer dalam bentuk barogram.
Satuan yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah bar,
dimana 1 bar = 1000 milibar (mb) atau setara dengan satu atmosfer (1
atm = 1013 mb).
3. Kelembapan Udara
Kelembapan udara, adalah banyaknya kandungan uap air yang
terdapat dalam udara. Kelembapan udara sering disebut juga dengan
istilah kelengasan udara atau kebasahan udara. Udara dikatakan lembap
jika kandungan uap airnya banyak, dan sebaliknya, udara dikatakan
kurang lembap jika kandungan airnya kurang. Kelembapan udara dapat
diukur dengan menggunakan alat higrometer atau higrograf.
Untuk menyatakan kelembapan udara, dapat digunakan dua cara,
yaitu kelembapan udara mutlak atau absolut dan kelembapan udara nisbi
atau relatif.

Kelembapan Mutlak atau absolut, yaitu angka yang menunjukkan
perbandingan berat uap air dalam tiap volume udara. Berat uap air
dinyatakan dalam gram dan volumenya dinyatakan dalam liter atau
m³, sehingga satuannya dinyatakan dalam gram/liter atau gram/m³.
Jadi, jika dalam satu m³ udara terdapat 25 gram uap air, artinya
kelembapan mutlaknya adalah 25 gram/m³. Daerah yang
97
mempunyai kelembapan mutlak tertinggi terletak di sekitar pantai
yang berdekatan dengan lautan. Kelembapan mutlak terendah di
wilayah gurun pasir.

Kelembapan nisbi atau relatif, yaitu angka yang menunjukkan
perbandingan antara banyaknya uap air yang benar-benar terdapat
dalam udara dengan jumlah uap air maksimum yang dapat
ditampung oleh udara tersebut pada suhu yang sama. Kelembapan
ini dinyatakan dalam persen (%).
4. Angin
Pergerakan angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara.
Perbedaan tekanan udara terjadi karena adanya perbedaan suhu udara
sebagai akibat dari perbedaan pemanasan matahari di permukaan bumi.
Semakin besar perbedaan tekanan udaranya, makin besar pula anginnya.
Kecepatan angin dapat diukur dengan menggunakan anemometer.
Sedangkan untuk melihat arah angin, dapat menggunakan sisip angin
atau windsock.
Pemberian nama-nama angin, biasanya menurut asal datangnya,
seperti angin barat, yaitu angin yang berasal dari arah barat menuju ke
timur.
5. Hujan
Hujan merupakan salah satu unsur pembentuk cuaca dan iklim yang
sangat penting bagi kehidupan di bumi. Hujan terjadi akibat adanya
penguapan, yang kemudian terjadi pengembunan dan membentuk
kumpulan titik-titik air di udara (awan). Setelah kandungan titik-titik air
di awan tadi makin banyak dan semakin berat, maka turunlah hujan.
Besarnya curah hujan dapat diukur dengan menggunakan rain gage,
ombrometer atau ombrograf.
98
Berdasarkan cara terjadinya, hujan dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu:
1) Hujan Zenithal
Hujan zenithal adalah hujan yang terjadi akibat naiknya massa
udara secara vertikal (massa udara bergerak secara konveksi).
Sebagaimana diketahui, semakin tinggi suatu tempat suhunya
makin dingin, sehingga pada ketinggian tertentu terbentuklah
awan dan menurunkan hujan zenithal. Oleh karena awan
terbentuk akibat gerakan udara secara konveksi, maka hujan ini
disebut juga hujan konveksi.
2) Hujan Orografis
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi di daerah pegunungan.
Akibat gerakan udara secara horizontal terhalang oleh adanya
pegunungan, menyebabkan massa udara ini dipaksa naik lereng
pegunungan. Semakin tinggi pegunungan tersebut, makin
rendah pula suhunya, sehingga terbentuklah awan dan
menurunkan hujan di lereng pegunungan tersebut.
3) Hujan Frontal
Hujan frontal adalah hujan yang terjadi di daerah front. Daerah
front merupakan daerah tempat pertemuan massa udara panas
dengan massa udara dingin. Pertemuan kedua massa udara
tersebut menyebabkan terjadinya kondensasi sehingga terbentuk
awan yang menurunkan hujan
6. Awan
Awan merupakan fenomena yang sering kita lihat sebelum terjadinya
hujan. Awan yang tebal dan hitam menunjukkan dalam waktu yang
tidak lama lagi hujan akan turun. Awan terdiri atas kumpulan titik-titik
air dalam udara akibat adanya pengembunan (kondensasi). Pada awan
terdapat muatan listrik bertegangan tinggi. Jika terjadi pertemuan dua
muatan listrik yang berlawan kutub, akan terjadi sebuah kilatan di
angkasa (kilat) yang disertai dengan suara menggelegar (guntur/petir).
99
Pertemuan ketiga
Beberapa metode penentuan Klasifikasi Iklim di Indonesia antara
lain :
1. Klasifikasi Iklim Mohr
Klasifikasi iklim yang didasarkan curah hujan diajukan
Mohr pada tahun 1933. Klasifikasi iklim ini didasarkan pada jumlah
Bulan Kering (BK) dan jumlah Bulan Basah (BB) yang dihitung
sebagai harga ratarata dalam waktu yang lama. Bulan Basah (BB)
adalah bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm (jumlah curah
hujan bulanan melebihi angka evaporasi). Bulan Kering (BK) adalah
bulan dengan curah hujan kurang dari 60 mm ( jumlah curah hujan
lebih kecil dari jumlah penguapan).
2. Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson
Klasifikasi
Iklim
menurut
Schmidt-Ferguson
(1951)
didasarkan kepada perbandingan antara Bulan Kering (BK) dan
Bulan Basah (BB). Kriteria BK dan BB yang digunakan dalam
klasifikasi Schmidt-Ferguson sama dengan kriteria BK dan BB oleh
Mohr, namun perbedaannya dalam cara perhitungan BK dan BB
akhir selama jangka waktu data curah hujan itu dihitung. Ketentuan
penetapan bulan basah dan bulan kering mengikuti aturan sebagai
berikut:
Bulan Kering: bulan dengan curah hujan lebih kecil dari 60 mm.
Bulan Basah: bulan dengan curah hujan lebih besar dari 100 mm.
Bulan Lembab: bulan dengan curah hujan antara 60 – 100 mm.
Bulan Lembab (BL) tidak dimasukkan dalam rumus. Penentuan tipe
curah hujan yang dinyatakan dalam nilai Q, yang dihitung dengan
persamaan berikut :
Rata-rata jumlah BK
Q=
x 100 %
100
Rata-rata jumlah bulan basah adalah banyaknya bulan basah
dari seluruh data pengamatan dibagi jumlah tahun data pengamatan,
demikian pula rata-rata jumlah bulan kering adalah banyaknya bulan
kering dari seluruh data pengamatan dibagi jumlah tahun data
pengamatan. Dari besarnya nilai Q ini selanjutnya ditentukan tipe
curah hujan suatu tempat atau daerah dengan menggunakan tabel Q
atau diagram segitiga kriteria klasifikasi tipe hujan menurut
Schmidt-Ferguson.
3. Klasifikasi Iklim menurut Oldeman
Klasifikasi iklim menurut Oldeman (1975) disebut juga
dengan klasifikasi agroklimat. Peta cuaca pertanian ditampilkan
sebagai peta agroklimat. Klasifikasi iklim ini terutama ditujukan
kepada komodii pertanian tanaman pangan utama seperti padi,
jagung, kedelai dan tanaman palawija lainnya. Karena penggunaan
air bagi tanaman-tanaman utama merupakan hal yang penting di
lahan-lahan tadah hujan, maka dengan data curah hujan dalam
jangka lama, peta agroklimat didasarkan pada periode kering. Curah
hujan melebihi 200 mm sebulan dianggap cukup untuk padi sawah,
sedangkan curah hujan paling sedikit 100 mm per bulan diperlukan
untuk bertanaman di lahan kering. Dasar klasifikasi agroklimat ini
ialah kriteria Bulan Basah dan Bulan Kering. Bulan Basah (BB)
adalah bulan dengan curah hujan sama atau lebih besar dari 200 mm.
Bulan Kering (BK) adalah bulan dengan curah hujan lebih kecil dari
100 mm. Kriteria penentuan BB dan BK ini didasarkan pada
besarnya evapotranspirasi, yaitu penguapan air melalui tanah dan
tajuk tanaman. Evapotranspirasi dianggap sebagai banyaknya air
yang yang dibutuhkan oleh tanaman.
101
D. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran
: Problem Based Learning
Metode Pembelajaran
: Diskusi, tanya jawab, penugasan, dan presentasi
E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama: (3JP)
Tahap
Pendahuluan
Kegiatan Belajar
 Guru membuka pertemuan dengan salam
 Guru dan peserta didik berdoa untuk
memulai pelajaran
 Guru melakukan presensi peserta didik
 Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif
untuk memulai proses KBM
 Guru menjelaskan topik dan menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai pada
pertemuan ini
 Apersepsi: materi dinamika atmosfer dan
dampaknya terhadap kehidupan
 Memberikan motivasi mengenai materi yang
akan diajarkan dan apa manfaatnya, serta
menyampaikan tujuan pembelajaran.
102
Alokasi
Waktu
25 menit
Kegiatan
Mengamati
35
Inti

menit
Memahami pengertian atmosfer
menggunakan buku Geografi SMA/MA
Kelas X Penerbit: Erlangga

Mengidentifikasi mengenai lapisan atmosfer
berdasarkan teori.
Menanya

Setiap kelompok diminta untuk mengajukan
10
pertanyaan terkait dengan materi yang belum
menit
dipahami dari buku pelajaran geografi yang
telah tersedia dan diperbolehkan mencari
lewat media internet dan lain-lain

Tanya jawab antar kelompok yang telah
dibentuk, berdasarkan hasil temuan dari buku
dan media internet mengenai ilmu geografi

Mengidentifikasi tentang lapisan Atmosfer
berdasarkan teori.
Mengumpulan data
 Setiap kelompok mengumpulkan data
tambahan yang diperoleh dari kelompok lain
15
menit
tentang definisi dan karakteristik lapisan
atmosfer
 Membandingkan data yang ada di kelompok
dengan data kelompok lain.
Mengasosiasi
103

Menyimpulkan dengan pendapat sendiri
definisi dan karakteristik lapisan atmosfer

15
menit
Membuat pertanyaan sendiri tentang
pengertian atmosfer dan karakteristik lapisan
atmosfer.
Mengkomunikasikan
 Mengkomunikasikan hasil tanya jawab
dalam bentuk laporan dan membacakan
15
menit
laporannya

Memberikan penegasan pada materi
perkembangan geografi dan meluruskan jika
terjadi salah konsep.
Penutup

Guru bersama peserta didik menyimpulkan
materi tentang karakteristik lapisan-lapisan
20
menit
atmosfer bumi

Guru memberikan tugas untuk mengamati
karakteristik lapisan-lapisan atmosfer Bumi
untuk dikumpulkan pada pertemuan
selanjutnya

Melakukan evaluasi.
Jumlah
135
menit
1.
Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Teknik Penilaian
104
Sikap: observasi
b.
Pengetahuan: tugas berkelompok
c.
Keterampilan: unjuk kerja
Instrumen Penilaian
a. Pertemuan pertama:
1) Sikap: lembar observasi
Tema
No
: Dinamika atmosfer
Aspek perilaku yang dinilai
Rasa Ingin
Peduli
Nama Peserta Bekerjasama
Disipilin lIngkungan Keterangan
tahu
didik
1.
...........
2.
...........
3.
...........
4.
...........
Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria
berikut.
4= sangat baik
3=baik
2=cukup
1=kurang
2) Pengetahuan: lembar observasi terhadap diskusi, tanya jawab dan
percakapan
….
Keterangan: Kolom pernyataan diisi dengan ceklis ( √ )
105
Tidak
Menjawab
dengan
tepat
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Nama peserta
didik
Pernyataan
Pengungkapan konsep Kebenaran
Ketepatan
litosfer secara tepat konsep-konsep penggunaaan
pendukung
istilah
Ya
2.
a.
3) Keterampilan: lembar unjuk kerja
Petunjuk:
Berilah tanda ceklis ()pada angka yang sesuai untuk setiap
kemampuan yang teramati pada waktu peserta didik selama presentasi
mengenai 10 konsep esensial geografi :
1. bila tidak pernah,
2. bila jarang,
3. bila kadang-kadang,
4. bila siswa selalu melakukan.
Nama
Keterampilan yang dinilai
Penambahan Penggunaaan Ketepatan
peserta Menjelaskan Menjawab
pertanyaan
argumentasi bahasa
waktu
didik materi
presentasi
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
...........
...........
...........
...........
...........
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
Apabila hasil penilaian kognitif dan psikomotor belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal maka dilakukan remedial dengan
kriteria sebagai berikut:
1). Remedial individual dilakukan apabila peserta didik tidak
mencapai KKM <20%
2). Remedial kelompok dilakukan apabila peserta didik tidak
mencapai KKM 20% - 50%
3). Remedial Klasikal dilakukan apabila peserta didik tidak mencapai
KKM > 50%
b. Pengayaan
Apabila hasil penilaian kognitif dan psikomotor telah mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal maka dilakukan pengayaan terkait
perluasan materi terkait
106
F. Media/Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran
1.
Media
a. Power Point tentang dinamika atmosfer dan pengaruhnya terhada
kehidupan
b. Video lapisan atmosfer (fungsi dan manfaat lapisan)
c. Video dampak atau pengaruh lapisan atmosfer.
2.
Alat/Bahan
a. Alat
1.
Laptop
2.
LCD
3.
Papan tulis
4.
Spidol
5.
Speaker
6.
Lembar kegiatan siswa
b. Media
1.
Power point
2.
Video
c. Bahan
Buku geografi kelas X kurikulum 2013
3.
Sumber Belajar
a.
Harmanto, Gatot. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas X
(Peminatan). Bandung: Yrama Widya
b.
Suhandini, Purwadi dan Bambang Nianto Mulyo. 2013. Geografi 1
untuk kelas X SMA dan MA kelompok peminatan ilmu-ilmu social.
Solo: PT Wangsa Jatra Lestari
c.
Suparmini. 2009. Dasar-dasar Geografi. Yogyakarta: UNY
107
Ngaglik, Maret 2017
Mengetahui,
Guru Pembimbing SMA N 2 Ngaglik
Mahasiswa
Sartika Apriyani
Kartijono S.Pd
NIP. 19710421 199702 1 004
NIM 13405241039
108
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah
: SMA N 1 Mlati
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas/ Semester
: X MIPA / 2 (Dua)
Materi Pembelajaran
: Karakteristik lapisan-lapisan atmosfer
Bumi
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit (3 JP) untuk 3 kali pertemuan
G. Kompetensi Inti (KI)
5.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
6.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
7.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
8.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
109
H. Kompetensi Dasar dan Indikator
Pembelajaran sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan secara tidak
langsung (indirect teaching) melalui keteladanan, ekosistem pendidikan, dan
proses pembelajaran pengetahuan dan keterampilan. Guru mengembangkan
sikap spiritual dan sikap sosial dengan memperhatikan karakteristik,
kebutuhan, dan kondisi peserta didik. Evaluasi terhadap sikap spiritual dan
sikap sosial dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan
berfungsi sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta
didik lebih lanjut
Kompetensi dasar
Indikator
3.7 Menganalisis dinamika atmosfer dan 3.7.1
dampaknya terhadap kehidupan
Mengidentifikasi
ciri-ciri
atmosfer
3.9 Menyajikan proses dinamika atmosfer Dapat
memberikan
contoh
menggunakan peta, bagan, gambar, mengenai proses dinamika atmosfer
tabel, grafik, video, dan/atauanimasi
I.
pada kehidupan sehari-hari
Materi Pembelajaran (Dapat dikembangkan sesuai harapan Kompetensi
Dasar)
Pertemuan pertama
5. Pengertian Atmosfer
Atmosfer bumi merupakan selubung gas yang menyelimuti
permukaan padat dan cair pada bumi. Selubung ini membentang ke atas
sejauh berates-ratus kilometer, dan akhirnya bertemu dengan medium
antar planet yang berkerapatan rendah dalam sistem tata surya.
Atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah sampai
dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi.
Atmosfer terdiri atas bermacam-macam unsur gas dan di dalamnya
terjadi proses pembentukan dan perubahan cuaca dan iklim. Atmosfer
melindungi manusia dari sinar matahari yang berlebihan dan meteormeteor yang ada. Adanya atmosfer bumi memperkecil perbedaan
temperatur siang dan malam. Gejala yang terjadi di atmosfer sangat
110
banyak dan beragam. Pada lapisan bawah angin berhembus, angin
terbentuk, hujan dan salju jatuh, dan terjadilah musim panas dan musim
dingin. Semua ini merupakan gejala yang lazim terjadi yang sering
disebut cuaca.
6. Lapisan Atmosfer
6. Troposfer
Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu
pada ketinggian 0 - 18 km di atas permukaan bumi. Tebal lapisan
troposfer rata-rata ± 10 km. Di daerah khatulistiwa, ketinggian
lapisan troposfer sekitar 16 km dengan temperatur rata-rata 80°C.
Daerah sedang ketinggian lapisan troposfer sekitar 11 km dengan
temperatur rata-rata 54°C, sedangkan di daerah kutub ketinggiannya
sekitar 8 km dengan temperature rata-rata 46°C. Lapisan troposfer
ini pengaruhnya sangat besar sekali terhadap kehidupan mahkluk
hidup di muka bumi. Lapisan ini selainterjadi peristiwa-peristiwa
seperti cuaca dan iklim, juga terdapat kira-kira 80% dari seluruh
massa gas yang terkandung dalam atmosfer terdapat pada lapisan
ini.
7. Stratosfer
Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer. Stratosfer
terletak pada ketinggian antara 18 - 49 km dari permukaan bumi.
Lapisan ini ditandai dengan adanya proses inversi suhu, artinya suhu
udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian dari
permukaan bumi. Kenaikan suhu udara berdasarkan ketinggian
mulai terhenti, yaitu pada puncak lapisan stratosfer yang disebut
stratopause dengan suhu udara sekitar 0°C.
111
8. Mesosfer
Mesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer
akan berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga ke lapisan
keempat. Mesosfer terletak pada ketinggian antara 49 - 82 km dari
permukaan bumi. Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi
dari jatuhan meteor atau benda-benda angkasa luar lainnya. Udara
yang terdapat di sini akan mengakibatkan pergeseran berlaku
dengan objek yang datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang
tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi biasanya terbakar
di lapisan ini.
9. Termosfer
Termosfer adalah lapisan udara keempat, peralihan dari
mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 82 km.
Termosfer terletak pada ketinggian antara 82 - 800 km dari
permukaan bumi. Lapisan termosfer ini disebut juga lapisan
ionosfer. Lapisan ini merupakan tempat terjadinya ionisasi partikelpartikel yang dapat memberikan efek pada perambatan/refleksi
gelombang radio, baik gelombang panjang maupun pendek. Disebut
dengan termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup
tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 19820°C. Perubahan ini terjadi
karena serapan radiasi sinar ultra ungu.
10. Eksosfer
Eksosfer adalah lapisan udara kelima, eksosfer terletak pada
ketinggian antara 800 - 1000 km dari permukaan bumi. Pada lapisan
ini merupakan tempat terjadinya gerakan atom-atom secara tidak
beraturan. Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul
udara dapat meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km
dari permukaan bumi. Lapisan ini sering disebut pula dengan ruang
112
antar planet dan geostasioner. Lapisan ini sangat berbahaya, karena
merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari angkasa luar.
7. Pemanfaatan Penyelidikan Atmosfer
Setiap kali menghirup udara, manusia diingatkan bahwa tidak dapat
hidup tanpa udara. Udara bersih adalah kebutuhan fisik manusia yang
merupakan hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan.
Atmosfer membuat suhu bumi sesuai untuk kehidupan manusia. Adanya
efek rumah kaca di atmosfer, sinar matahari yang masuk ke bumi dapat
diserap dan menghangatkan udara. Suhu rata-rata di permukaan bumi
naik 33°C lebih tinggi menjadi 15°C dari seandainya tidak ada efek
rumah kaca (-18°C), suhu yang terlalu dingin bagi kehidupan mnusia.
Efek rumah kaca disebabkan oleh gas-gas rumah kaca. Atmosfer
berguna untuk melindungi makhluk hidup yang yang ada di muka bumi
karena membantu menjaga stabilitas suhu udara siang dan malam,
menyerap radiasi dan sinar ultraviolet yang sangat berbahaya bagi
manusia dan makhluk bumi lainnya.
Atmosfir juga melindungi bumi dari suhu dingin membeku ruang
angkasa, yang mencapai sekitar 270°C di bawah nol. Selain atmosfer,
sabuk Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan
magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya
yang mengancam planet ini. Radiasi yang terus-menerus dipancarkan
oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi
makhuk hidup. Apabila sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi
raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali
pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi.
113
8. Sifat atmosfer
7. Merupakan selimut gas tebal yang secara menyeluruh menutupi
bumi
sampai ketinggian 560 km dari permukaan bumi.
8. Atmosfer bumi tidak mempunyai batas mendadak, tetapi menipis
lambat
laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara
atmosfer
dan angkasa luar.
9. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak dapat dirasakan, tidak dapat
diraba
(kecuali bergerak sebagai angin).
10. Mudah bergerak, dapat ditekan, dapat berkembang.
11. Mempunyai berat (56 x 1014 ton) dan dapat memberikan tekanan.
99% dari beratnya berada sampai ketinggian 30 km, dan
separuhnya berada di bawah 6000 m.
12. Memberikan tahanan jika suatu benda melewatinya berupa panas
akibat pergesekan (misalnya meteor hancur sebelum mencapai
permukaan bumi).Sangat penting untuk kehidupan dan sebagai
media untuk proses cuaca. Sebagai selimut yang melindungi bumi
terhadap tenaga penuh dari matahari pada waktu siang,
menghalangi hilangnya panas pada waktu malam. Tanpa atmosfer
suhu bumi pada siang hari 93,3°C dan pada malam hari -148,9°C.
Pertemuan kedua
Cuaca dan iklim
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang
relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca terbentuk dari
gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja.
Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbedabeda untuk setiap tempat serta setiap jam.
114
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang
penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama dan meliputi wilayah
yang luas. Iklim dapat terbentuk karena adanya:
1. Rotasi dan revolusi bumi sehingga terjadi pergeseran semu harian
matahari dan tahunan.
2. Perbedaan lintang geografi dan lingkungan fisis.
Ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut Klimatologi, sedangkan
ilmu yang mempelajari tentang keadaan cuaca disebut Meteorologi. Ada
beberapa unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu daerah
atau wilayah, yaitu: suhu atau temperatur udara, tekanan udara, angin,
kelembaban udara dan curah hujan.
Unsur cuaca dan iklim
7. Suhu atau temperatur
Perbedaan suhu udara yang diterima oleh setiap tempat di permukaan
bumi, dipengaruhi faktor berikut.
f. Lamanya Penyinaran Matahari
Semakin lama matahari memberikan sinarnya pada suatu
tempat di permukaan bumi, makin banyak panas yang diterima, dan
suhunya semakin tinggi.
Wilayah yang beriklim tropis memiliki suhu udara paling
tinggi dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya di permukaan
bumi, karena wilayah ini mendapat penyinaran matahari sepanjang
tahun.
g.
Ketinggian Tempat
Semakin tinggi suatu tempat di permukaan bumi, suhunya
semakin dingin. Penurunan suhu ini diperkirakan sebesar 0,5 –
0,6°C setiap kenaikan tempat 100 meter. Hubungan perbandingan
antara kenaikan dan penurunan suhu dengan ketinggian tempat,
disebut sebagai gejala gradien ketinggian. Untuk dapat mengetahui
115
suhu udara di suatu tempat, maka kita harus tahu dulu suhu rata-rata
dan ketinggian tempatnya.
h. Letak Lintang Tempat
Sudut datang pancaran sinar matahari dapat mempengaruhi
tingkat pemanasan permukaan bumi. Semakin tegak cahaya
matahari datang di suatu daerah, semakin besar pula efek panas
matahari yang diterima oleh permukaan bumi di daerah itu, sehingga
menyebabkan kondisi suhunya semakin tinggi. Daerah di
permukaan bumi yang menerima pemanasan sinar matahari secara
tegak, yaitu dengan sudut datang 90°, adalah daerah-daerah yang
terletak di lintang tinggi. Daerah-daerah yang termasuk lintang
tinggi, yaitu tempat-tempat yang terletak di sekitar wilayah
khatulistiwa.
i. Derajat Keawanan
Awan mempunyai fungsi mengurangi radiasi dari matahari
ke bumi dan mengurangi panas yang berasal dari bumi ke atmosfer.
Awan mempunyai efek seperti rumah kaca (green house effect).
Artinya, awan dapat menahan panas yang dipancarkan bumi. Oleh
karena itu, daerah yang selalu berawan, suhunya rendah. Sebaliknya,
daerah yang selalu cerah, suhunya tinggi.
j. Bentuk Permukaan Bumi
Bentuk-bentuk muka bumi memiliki sifat yang berbeda-beda
dalam menerima panas sinar matahari. Sifat permukaan bumi
daratan lebih cepat menerima panas dan memancarkan kembali
panas itu dengan cepat, jika dibandingkan dengan permukaan laut.
Oleh karena itu, daerah yang terletak di pedalaman yang jauh dari
pengaruh angin laut (gurun pasir) pada siang hari suhunya sangat
tinggi.
116
8. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan udara pada suatu titik
daerah di permukaan bumi. Mengapa udara memberikan tekanan kepada
permukaan bumi? Karena udara tersebut memiliki massa dan
menempati ruang. Besarnya tekanan udara dapat diukur dengan
menggunakan barometer. Barometer ini ada yang menggunakan zat cair,
disebut barometer air raksa, dan ada pula yang tanpa zat cair, disebut
barometer aneroid.
Tekanan udara sangat dipengaruhi oleh kondisi suhunya. Bila
kondisi suhunya rendah, maka tekanan udaranya tinggi. Sebaliknya, bila
suhunya tinggi, kondisi tekanan udaranya rendah. Naik turunnya
tekanan udara akan tergambar pada barometer dalam bentuk barogram.
Satuan yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah bar,
dimana 1 bar = 1000 milibar (mb) atau setara dengan satu atmosfer (1
atm = 1013 mb).
9. Kelembapan Udara
Kelembapan udara, adalah banyaknya kandungan uap air yang
terdapat dalam udara. Kelembapan udara sering disebut juga dengan
istilah kelengasan udara atau kebasahan udara. Udara dikatakan lembap
jika kandungan uap airnya banyak, dan sebaliknya, udara dikatakan
kurang lembap jika kandungan airnya kurang. Kelembapan udara dapat
diukur dengan menggunakan alat higrometer atau higrograf.
Untuk menyatakan kelembapan udara, dapat digunakan dua cara,
yaitu kelembapan udara mutlak atau absolut dan kelembapan udara nisbi
atau relatif.

Kelembapan Mutlak atau absolut, yaitu angka yang menunjukkan
perbandingan berat uap air dalam tiap volume udara. Berat uap air
dinyatakan dalam gram dan volumenya dinyatakan dalam liter atau
m³, sehingga satuannya dinyatakan dalam gram/liter atau gram/m³.
Jadi, jika dalam satu m³ udara terdapat 25 gram uap air, artinya
kelembapan mutlaknya adalah 25 gram/m³. Daerah yang
117
mempunyai kelembapan mutlak tertinggi terletak di sekitar pantai
yang berdekatan dengan lautan. Kelembapan mutlak terendah di
wilayah gurun pasir.

Kelembapan nisbi atau relatif, yaitu angka yang menunjukkan
perbandingan antara banyaknya uap air yang benar-benar terdapat
dalam udara dengan jumlah uap air maksimum yang dapat
ditampung oleh udara tersebut pada suhu yang sama. Kelembapan
ini dinyatakan dalam persen (%).
10. Angin
Pergerakan angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara.
Perbedaan tekanan udara terjadi karena adanya perbedaan suhu udara
sebagai akibat dari perbedaan pemanasan matahari di permukaan bumi.
Semakin besar perbedaan tekanan udaranya, makin besar pula anginnya.
Kecepatan angin dapat diukur dengan menggunakan anemometer.
Sedangkan untuk melihat arah angin, dapat menggunakan sisip angin
atau windsock.
Pemberian nama-nama angin, biasanya menurut asal datangnya,
seperti angin barat, yaitu angin yang berasal dari arah barat menuju ke
timur.
11. Hujan
Hujan merupakan salah satu unsur pembentuk cuaca dan iklim yang
sangat penting bagi kehidupan di bumi. Hujan terjadi akibat adanya
penguapan, yang kemudian terjadi pengembunan dan membentuk
kumpulan titik-titik air di udara (awan). Setelah kandungan titik-titik air
di awan tadi makin banyak dan semakin berat, maka turunlah hujan.
Besarnya curah hujan dapat diukur dengan menggunakan rain gage,
ombrometer atau ombrograf.
118
Berdasarkan cara terjadinya, hujan dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu:
4) Hujan Zenithal
Hujan zenithal adalah hujan yang terjadi akibat naiknya massa
udara secara vertikal (massa udara bergerak secara konveksi).
Sebagaimana diketahui, semakin tinggi suatu tempat suhunya
makin dingin, sehingga pada ketinggian tertentu terbentuklah
awan dan menurunkan hujan zenithal. Oleh karena awan
terbentuk akibat gerakan udara secara konveksi, maka hujan ini
disebut juga hujan konveksi.
5) Hujan Orografis
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi di daerah pegunungan.
Akibat gerakan udara secara horizontal terhalang oleh adanya
pegunungan, menyebabkan massa udara ini dipaksa naik lereng
pegunungan. Semakin tinggi pegunungan tersebut, makin
rendah pula suhunya, sehingga terbentuklah awan dan
menurunkan hujan di lereng pegunungan tersebut.
6) Hujan Frontal
Hujan frontal adalah hujan yang terjadi di daerah front. Daerah
front merupakan daerah tempat pertemuan massa udara panas
dengan massa udara dingin. Pertemuan kedua massa udara
tersebut menyebabkan terjadinya kondensasi sehingga terbentuk
awan yang menurunkan hujan
12. Awan
Awan merupakan fenomena yang sering kita lihat sebelum terjadinya
hujan. Awan yang tebal dan hitam menunjukkan dalam waktu yang
tidak lama lagi hujan akan turun. Awan terdiri atas kumpulan titik-titik
air dalam udara akibat adanya pengembunan (kondensasi). Pada awan
terdapat muatan listrik bertegangan tinggi. Jika terjadi pertemuan dua
muatan listrik yang berlawan kutub, akan terjadi sebuah kilatan di
angkasa (kilat) yang disertai dengan suara menggelegar (guntur/petir).
119
Pertemuan ketiga
Beberapa metode penentuan Klasifikasi Iklim di Indonesia antara
lain :
1. Klasifikasi Iklim Mohr
Klasifikasi iklim yang didasarkan curah hujan diajukan
Mohr pada tahun 1933. Klasifikasi iklim ini didasarkan pada jumlah
Bulan Kering (BK) dan jumlah Bulan Basah (BB) yang dihitung
sebagai harga ratarata dalam waktu yang lama. Bulan Basah (BB)
adalah bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm (jumlah curah
hujan bulanan melebihi angka evaporasi). Bulan Kering (BK) adalah
bulan dengan curah hujan kurang dari 60 mm ( jumlah curah hujan
lebih kecil dari jumlah penguapan).
2. Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson
Klasifikasi
Iklim
menurut
Schmidt-Ferguson
(1951)
didasarkan kepada perbandingan antara Bulan Kering (BK) dan
Bulan Basah (BB). Kriteria BK dan BB yang digunakan dalam
klasifikasi Schmidt-Ferguson sama dengan kriteria BK dan BB oleh
Mohr, namun perbedaannya dalam cara perhitungan BK dan BB
akhir selama jangka waktu data curah hujan itu dihitung. Ketentuan
penetapan bulan basah dan bulan kering mengikuti aturan sebagai
berikut:
Bulan Kering: bulan dengan curah hujan lebih kecil dari 60 mm.
Bulan Basah: bulan dengan curah hujan lebih besar dari 100 mm.
Bulan Lembab: bulan dengan curah hujan antara 60 – 100 mm.
Bulan Lembab (BL) tidak dimasukkan dalam rumus. Penentuan tipe
curah hujan yang dinyatakan dalam nilai Q, yang dihitung dengan
persamaan berikut :
Rata-rata jumlah BK
Q=
x 100 %
120
Rata-rata jumlah bulan basah adalah banyaknya bulan basah
dari seluruh data pengamatan dibagi jumlah tahun data pengamatan,
demikian pula rata-rata jumlah bulan kering adalah banyaknya bulan
kering dari seluruh data pengamatan dibagi jumlah tahun data
pengamatan. Dari besarnya nilai Q ini selanjutnya ditentukan tipe
curah hujan suatu tempat atau daerah dengan menggunakan tabel Q
atau diagram segitiga kriteria klasifikasi tipe hujan menurut
Schmidt-Ferguson.
3. Klasifikasi Iklim menurut Oldeman
Klasifikasi iklim menurut Oldeman (1975) disebut juga
dengan klasifikasi agroklimat. Peta cuaca pertanian ditampilkan
sebagai peta agroklimat. Klasifikasi iklim ini terutama ditujukan
kepada komodii pertanian tanaman pangan utama seperti padi,
jagung, kedelai dan tanaman palawija lainnya. Karena penggunaan
air bagi tanaman-tanaman utama merupakan hal yang penting di
lahan-lahan tadah hujan, maka dengan data curah hujan dalam
jangka lama, peta agroklimat didasarkan pada periode kering. Curah
hujan melebihi 200 mm sebulan dianggap cukup untuk padi sawah,
sedangkan curah hujan paling sedikit 100 mm per bulan diperlukan
untuk bertanaman di lahan kering. Dasar klasifikasi agroklimat ini
ialah kriteria Bulan Basah dan Bulan Kering. Bulan Basah (BB)
adalah bulan dengan curah hujan sama atau lebih besar dari 200 mm.
Bulan Kering (BK) adalah bulan dengan curah hujan lebih kecil dari
100 mm. Kriteria penentuan BB dan BK ini didasarkan pada
besarnya evapotranspirasi, yaitu penguapan air melalui tanah dan
tajuk tanaman. Evapotranspirasi dianggap sebagai banyaknya air
yang yang dibutuhkan oleh tanaman.
121
J.
Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran
: Team Game Tournament
Metode Pembelajaran
: Diskusi, tanya jawab, penugasan, dan turnamen
K. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama: (3JP)
Tahap
Pendahuluan
Kegiatan Belajar
 Guru membuka pertemuan dengan salam
 Guru dan peserta didik berdoa untuk
memulai pelajaran
 Guru melakukan presensi peserta didik
 Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif
untuk memulai proses KBM
 Guru menjelaskan topik dan menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai pada
pertemuan ini
 Apersepsi: materi dinamika atmosfer dan
dampaknya terhadap kehidupan
 Memberikan motivasi mengenai materi yang
akan diajarkan dan apa manfaatnya, serta
menyampaikan tujuan pembelajaran.
122
Alokasi
Waktu
25 menit
Kegiatan
Mengamati
35
Inti

menit
Memahami pengertian atmosfer
menggunakan buku Geografi SMA/MA
Kelas X Penerbit: Erlangga

Mengidentifikasi mengenai lapisan atmosfer
berdasarkan teori.
Menanya

Setiap kelompok diminta untuk mengajukan
10
pertanyaan terkait dengan materi yang belum
menit
dipahami dari buku pelajaran geografi yang
telah tersedia dan diperbolehkan mencari
lewat media internet dan lain-lain

Tanya jawab antar kelompok yang telah
dibentuk, berdasarkan hasil temuan dari buku
dan media internet mengenai ilmu geografi

Mengidentifikasi tentang lapisan Atmosfer
berdasarkan teori.
Mengumpulan data
 Setiap kelompok mengumpulkan data
tambahan yang diperoleh dari kelompok lain
15
menit
tentang definisi dan karakteristik lapisan
atmosfer
 Membandingkan data yang ada di kelompok
dengan data kelompok lain.
Mengasosiasi
123

Menyimpulkan dengan pendapat sendiri
definisi dan karakteristik lapisan atmosfer

15
menit
Membuat pertanyaan sendiri tentang
pengertian atmosfer dan karakteristik lapisan
atmosfer.
Mengkomunikasikan
 Mengkomunikasikan hasil tanya jawab
dalam bentuk laporan dan membacakan
15
menit
laporannya

Memberikan penegasan pada materi
perkembangan geografi dan meluruskan jika
terjadi salah konsep.
Penutup

Guru bersama peserta didik menyimpulkan
materi tentang karakteristik lapisan-lapisan
20
menit
atmosfer bumi

Guru memberikan tugas untuk mengamati
karakteristik lapisan-lapisan atmosfer Bumi
untuk dikumpulkan pada pertemuan
selanjutnya

Melakukan evaluasi.
Jumlah
135
menit
4.
Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Teknik Penilaian
124
Sikap: observasi
e.
Pengetahuan: tugas berkelompok
f.
Keterampilan: unjuk kerja
Instrumen Penilaian
a. Pertemuan pertama:
1) Sikap: lembar observasi
Tema
No
: Dinamika atmosfer
Aspek perilaku yang dinilai
Rasa Ingin
Peduli
Nama Peserta Bekerjasama
Disipilin lIngkungan Keterangan
tahu
didik
5.
...........
6.
...........
7.
...........
8.
...........
Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria
berikut.
4= sangat baik
3=baik
2=cukup
1=kurang
2) Pengetahuan: lembar observasi terhadap diskusi, tanya jawab dan
percakapan
….
Keterangan: Kolom pernyataan diisi dengan ceklis ( √ )
125
Tidak
Menjawab
dengan
tepat
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Nama peserta
didik
Pernyataan
Pengungkapan konsep Kebenaran
Ketepatan
litosfer secara tepat konsep-konsep penggunaaan
pendukung
istilah
Ya
5.
d.
3) Keterampilan: lembar unjuk kerja
Petunjuk:
Berilah tanda ceklis ()pada angka yang sesuai untuk setiap
kemampuan yang teramati pada waktu peserta didik selama presentasi
mengenai 10 konsep esensial geografi :
5. bila tidak pernah,
6. bila jarang,
7. bila kadang-kadang,
8. bila siswa selalu melakukan.
Nama
Keterampilan yang dinilai
Penambahan Penggunaaan Ketepatan
peserta Menjelaskan Menjawab
pertanyaan
argumentasi bahasa
waktu
didik materi
presentasi
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
...........
...........
...........
...........
...........
6. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
c. Remedial
Apabila hasil penilaian kognitif dan psikomotor belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal maka dilakukan remedial dengan
kriteria sebagai berikut:
1). Remedial individual dilakukan apabila peserta didik tidak
mencapai KKM <20%
2). Remedial kelompok dilakukan apabila peserta didik tidak
mencapai KKM 20% - 50%
3). Remedial Klasikal dilakukan apabila peserta didik tidak mencapai
KKM > 50%
d. Pengayaan
Apabila hasil penilaian kognitif dan psikomotor telah mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal maka dilakukan pengayaan terkait
perluasan materi terkait
126
L. Media/Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran
4.
Media
a. Power Point tentang dinamika atmosfer dan pengaruhnya terhada
kehidupan
b. Video lapisan atmosfer (fungsi dan manfaat lapisan)
c. Video dampak atau pengaruh lapisan atmosfer.
5.
Alat/Bahan
d. Alat
7.
Laptop
8.
LCD
9.
Papan tulis
10. Spidol
11. Speaker
12. Lembar kegiatan siswa
e. Media
3.
Power point
4.
Video
f. Bahan
Buku geografi kelas X kurikulum 2013
6.
Sumber Belajar
a.
Harmanto, Gatot. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas X
(Peminatan). Bandung: Yrama Widya
b.
Suhandini, Purwadi dan Bambang Nianto Mulyo. 2013. Geografi 1
untuk kelas X SMA dan MA kelompok peminatan ilmu-ilmu social.
Solo: PT Wangsa Jatra Lestari
c.
Suparmini. 2009. Dasar-dasar Geografi. Yogyakarta: UNY
127
Mlati, Maret 2017
Mengetahui,
Guru Pembimbing SMA N 1 Mlati
Mahasiswa
Sartika Apriyani
Sukarni S.Pd
NIP 19700612 199702 2 002
NIM 13405241039
128
Lampiran 3
LEMBAR KEGIATAN 1
PROBLEM BASED LEARNING
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas/Semester
: X IIS 2/II (Genap)
Alokasi
: 3 x 45 menit
Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
Petunjuk
1. Gambarkan lapisan atmosfer beserta keterangannya
2. Amatilah lapisan-lapisan atmosfer yang sudah Anda pelajari dan
manfaatnya bagi kehidupan manusia.
3. Diskusikanlah dalam kelompok untuk menjawab rumusan masalah sebagai
berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan kutub panas kota ?
b. Bagaimana kutub panas itu bisa terjadi?
c. Bagaimana cara mengurangi pengaruh kutub panas ?
d. Bagaimana usaha meningkatkan RTH untuk mengurangi kutub panas ?
4. Buatlah makalah dan presentasikanlah hasil diskusi kelompok sedangkan
kelompok yang lain menanggapi.
129
LEMBAR KEGIATAN 2
PROBLEM BASED LEARNING
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas/Semester
: X/II (Genap)
Alokasi
: 3 x 45 menit
Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
Petunjuk
5. Pelajari buku paket geografi dan buku dari sumber lain yang relevan.
6. Amatilah iklim yang terjadi baik di Indonesia maupun di Dunia.
7. Diskusikanlah dalam kelompok untuk menjawab rumusan masalah sebagai
berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan perubahan iklim ?
b. Mengapa perubahan iklim itu bisa terjadi?
c. Bagaimana cara mengurangi pengaruh perubahan iklim ?
8. Presentasikanlah hasil diskusi kelompok sedangkan kelompok yang lain
menanggapi.
130
Bacalah artikel dibawah ini
Fenomena GLOBAL WARMING (PEMANASAN GLOBAL)
Bumi merupakan salah satu planet dalam gugusan tata surya Bimasakti yang
terlindungi oleh lapisan atmosfer yang tersusun dari berbagai jenis gas. Keberadaan
atmosfer sangatlah penting bagi kehidupan di bumi karena fungsinya yang
melindungi bumi dari berbagai benda langit serta radiasi sinar matahari yang
berbahaya sehingga suhu bumi dapat terjaga agar cukup stabil dan aman untuk
dapat ditinggali oleh makhluk hidup di dalamnya.
Betapa pentingnya permasalahan atmosfer ini hingga kemudian kini
menjadi perbincangan oleh banyak kalangan, khususnya para pemerhati
lingkungan. Hal tersebut terjadi dikarenakan munculnya beberapa fenomena alam
yang terjadi dalam beberapa decade ini. Beberpa contoh kasus terkait dengan
atmosfer adalah fenomena global warming (pemanasan global) yang terjadi hampir
merata di seluruh dunia. Pemanasan global atau Global Warming adalah proses
peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi.
Pemanasan Global terjadi karena diakibatkan oleh aktivitas manusia yang
berlebihan sehingga menyebabkan meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca (gas
dalam atmosfer) yang menimbulkan efek rumah kaca. Ternyata permasalahan tidak
hanya sampai di sini saja, sebab efek rumah kaca juga menyebabkan suatu “efek
domino” yang dapat diamati melalui fenomena alam akan pencairan gletser-gletser
di kutub secara besar-besaran. Pencairan gletser ternyata menimbulkan kenaikan
muka air laut (sea level rise) sehingga mengancam kehidupan pesisir dan pulaupulau kecil termasuk kehidupan terumbu karang di perairan pesisir.
Fenomena CORAL BLEACHING (PEMUTIHAN KARANG)
TEMPO.CO, Jakarta - Pemutihan karang atau coral bleaching melanda
koloni koral di beberapa lokasi perairan Indonesia. Terumbu karang di perairan
Pulau Sironjong Gadang, Sumatera Selatan, yang masuk wilayah wisata bawah laut
Mandeh, memutih. Fenomena ini diduga akibat kenaikan suhu air laut. “Di perairan
Mandeh baru pertama kali terjadi,” kata Indrawadi, peneliti terumbu karang dari
Universitas
Bung
Hatta,
Padang,
Selasa
pekan
lalu.
Pemutihan karang di perairan Mandeh pertama kali terpantau pada 26 Februari
2016. Sebelumnya, pada 1998 dan 2010, pemutihan karang pernah terjadi di
kawasan Pulau Pandan dan Pulau Pieh di Pariaman. Di perairan Kasiak, Pariaman,
pemutihan sudah terjadi sejak Mei 2015. Koloni karang di perairan Kabupaten
Bulukumba,
Sulawesi
Selatan,
juga
mengalami
hal
serupa.
Fenomena ini sudah diprediksi sejak akhir tahun lalu. Reef Check Indonesia sudah
mengeluarkan peringatan akan terjadinya pemutihan karang. Hal ini berkaitan
dengan kenaikan suhu air laut yang dipengaruhi oleh perubahan iklim. Puncaknya
diperkirakan
terjadi
pada
April
ini.
131
Data National Ocean Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan suhu air
laut di sebagian wilayah Indonesia akan meningkat di atas rata-rata hingga
pertengahan 2016. Tekanan panas dapat merusak kloroplas yang merupakan
perangkat tumbuhan melakukan proses fotosintesis.
LEMBAR KEGIATAN 3
PROBLEM BASED LEARNING
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas/Semester
: X/II (Genap)
Alokasi
: 3 x 45 menit
Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
Petunjuk
9. Pelajari buku paket geografi dan buku dari sumber lain yang relevan.
10. Bacalah artikel yang kalian dapatkan, jadikan sebagai acuan pemecahan
pokok-pokok permasalahan.
11. Diskusikanlah dalam kelompok untuk menjawab rumusan masalah sebagai
berikut:
a. Bagaimana hubungan antara fenomena global warming dan coral
bleaching ?
b. Mengapa fenomena tersebut itu bisa terjadi?
c. Bagaimana cara mengurangi pengaruh fenomena tersebut?
12. Presentasikanlah hasil diskusi kelompok sedangkan kelompok yang lain
menanggapi
132
Lampiran 4
LEMBAR SOAL TURNAMEN
1. Lapisan
atmosfer
yang
memiliki banyak peristiwa
ionisasi adalah ….
daerah tropik disebut juga
angin ….
8. Awan yang mencerminkan
proses kondensasi sehingga
awan tersebut dihindari pilot
saat menerbangkan pesawat
adalah awan ….
2. Peristiwa seperti hujan, awan,
halilintar, dan kabut terjadi
pada lapisan yang mempunyai
ketebalan antara 8-18 km
merupakan lapisan ….
9. Alat penakar hujan secara
otomatis sehingga dapat
merekam jumlah curah hujan
disebut ….
3. Agar sebuah pesawat dapat
menghindari dari gangguan
cuaca maka pesawat udara
bermesin
jet
biasanya
diterbangkan pada lapisan ….
10. Kota Palu curah hujan
tahunannya sedikit, hal ini
dikarenakan ….
4. Pernyataan
yang
benar
tentang lapisan stratosfer
adalah ….
11. Klasifikasi iklim atas dasar
ketinggian
tempat
dirumuskan oleh ….
5. Fenomena gas rumah kaca
yang terjadi karena perusakan
ozon yang terdapat di lapisan
….
6. Hujan yang terjadi karena
kenaikan massa panas dan
pembentukan awan cumulus
disebut juga dengan hujan ….
12. Tipe
iklim
yang
menggunakan rumus umum
merupakan
iklim
yang
disusun oleh ….
13. Tanaman teh, kopi, kina, dan
karet menurut iklim Junghun
7. Angin yang bergerak dari
daerah subtropik menuju
130
tumbuh baik pada wilayah
dengan ketinggian ….
17. Angin bahorok di Sumatera
Utara adalah angin yang ….
14. Wilayah hutan di Pulau
Kalimantan Barat sering
sekali
terbakar,
meurut
Koppen termasuk iklim ….
18. Jenis awan altocumulus dan
altostratus terdapat pada
ketinggian ….
19. Barometer di suatu tempat
menunjukkan tekanan udara
sebesar 999,5 mb. Ketinggian
tempat tersebut dari atas
permukaan laut adalah ….
15. Seorang
petani
akan
mengembangkan suatu jenis
tanaman di wilayah Lombok,
maka
petani
tersebut
menentukan curah hujan ratarata sebagai berikut:
Jan=403mm
Feb=239mm
Maret=178m
April=138m
Mei=121mm
Juni= 79 mm
Juli= 66 mm
Agus=91mm
Sep= 53 mm
Okt=110mm
Nov=119mm
Des=250mm
20. Awan seperti gambar dibawah
ini sangat tinggi dan terdiri
dari Kristal-kristal es yaitu
awan ….
21. Menurut Junghun, wilayah
yang terletak di ketinggian
800 m diata permukaan laut
termasuk dalam wilayah ….
22. Pemanasan oleh gerakan
udara dengan arah mendatar
adalah ….
Menurut pembagian iklim
Schmidt-Ferguson, wilayah
tersebut termasuk pada tipe
….
16. Daerah pedalaman Afrika
bagian Selatan mempunyai
curah hujan relatif kecil. Hal
ini terjadi karena ….
23. Nelayan
tradisional
menjelang
malam
hari
berangkat mencari ikan dilaut
dengan dibantu oleh tiupan
angina yang terjadi karena ….
131
29. Pembagian iklim menurut
Koppen berdasarkan ….
24. Hujan konveksi di daratan
Jakarta terjadi karena ….
30. Daerah memiliki rata-rata
curah hujan lebih dari 2.500
mm/tahun dan mempunyai
tipe iklim Af. Bioma yang
berkembang di daerah ini
adalah hutan ….
25. Tumbuhan karet, teh dan kina
di Indonesia paling cocok di
tanam
pada
wilayah
ketinggian ….
Kunci Jawaban:
1.
2.
3.
4.
termosfer
troposfer
troposfer
lapisan yang mengandung
ozon
5. stratosfer
6. udara panas naik ke udara
dingin
7. perbedaan tekanan udara
8. cumulonimbus
9. mengetahui banyaknya curah
hujan dalam sehari
10. daerah bayangan hujan
11. ketinggian tempat dan jenis
tumbuhan
12. 1.250 m
13. Af
14. C agak basah
15. dua kali dalam setahun
16. bayangan hujan
17. turun, kering dan panas
18. 2000-6000 m
19. 108
20. cirrus
21. sedang
22. adveksi
23. tekanan maksimum di daratan
26. Jika pada siang hari di langit
di
jumpai
awan
cumulonimbus, maka kondisi
cuaca di daerah tersebut akan
….
27. Pada bulan Oktober-April,
sering terjadi atau mengalami
hujan cukup deras, disertai
dengan adanya petir di langit.
Hal tersebut dapat terjadi
akibat adanya awan ….
28. Daerah yang mempunyai 2
bulan kering dan 7 bulan
basah dalam satu tahun
berdasarkan klasifikasi iklim
Schmidt-Ferguson tergolong
tipe ….
132
24. pemanasan intensif
25. 700-1.500 m
26. nimbostratus dan
stratocumulus
27. cumulonimbus
28. basah
29. suhu dan curah hujan
30. hujan tropis
133
Lampiran 5
DAFTAR HADIR
KELAS EKSPERIMEN 1(PROBLEM BASED LEARNING)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
NIS
6841
6844
6851
6857
6863
6869
6876
6877
6879
6884
6886
6887
6895
6900
6905
6911
6912
6914
6923
6924
6938
6945
6951
6973
6976
6981
6994
6997
7000
7018
7020
Nama
AGUNG KURNIAWAN
ALFIANI NUR PRASMAWATI
ANGGER BAGUS WICAKSONO
ANNISA FITRI HANI
ASRI ANGGRAINI GUSMINARTI
BELTSAZAR OBI-WAN KENOBI
DEDE HANIFAH
DENDRITO TRI NOVIANTO
DEVARZA MUFTIANI ROFIAH
DIMAS PUTRA HARJA ADIYATMA
DINA PARISYA WIDYA LESMANA
DISNA FITRA ATRYA
EGAR SHAKTYANTYA W. HARLI
FAKHRIAN BAGUS SAPUTRA
FIONNY CAHYA DHIANI
HANNA PRAMESTI
HARIS ARRASYID NUSANTARA
HERLIN RATNASARI
KLARANYDIA AMANDITA
KRISHNA PUTRA NATIO
MAY ADIATI
MUHAMMAD DAFFA YURINDA P.
MUHAMMAD LAVIN ALVIANSYAH
RAMADHANTI PUSPITA SARI
REZIKA ARDIA DINDA ARRINI
RISKI ADI WIBOWO
SALSA ASROR PUTRA
SAUDA KHOIRUNNISA
SHAFANISSA AULIA RIZKA PUTRI
WULAN PUTERI KUSUMANINGTYAS
YUSTISIA MELIANASARI
Elriza
134
30
Maret
Kehadiran
6
April
20
April
√
√
√
I
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Lampiran 6
DAFTAR HADIR
KELAS EKSPERIMEN 2(TEAM GAME TOURNAMENT)
No
NIS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
2480
2481
2483
2484
2485
2486
2487
2488
2489
2490
2491
2492
2493
2494
2495
2496
2497
2498
2499
2500
2501
2502
2503
2504
2505
2506
2507
2508
2509
2510
2511
2512
Nama
ADE YAMASITA
AFTIN MEGANAFI NURAINI
ANNISA KUSUMAWATI
ARIFATUN NOR HIDAYATI
ASTRIN ANADANTOROPUTRI
DEVIKA KHOIRUL HAFIFAH
DEWI PRIHATINI
DIYAS YUNITA ANGGRAENI
ERIKA PURNAMA SARI
FAJRI YOGIE MUSTAQIM
FERIAN YUSIYANTO
HANIF NUR ROCHMAT SARJIYONO
LATIFAH NUR ISTIQOMAH
LUBNA ROISATI NABILA
MEILANI PUTRI INSANI
MUHAMMAD NOOR ROCHIM
MUHAMMAD RIZAL SETIAWAN
NURUL RAHMAH WATI
OKTAVIA SINTA YUSMADINDA
PUSPARANI PUAN PRIHASTUTI
REGINA PUSPA ARINTA
RIO TIRTA AHMADI
RIZKI EDI NUGROHO
RIZKY ARYA SAPUTRA
SEKAR ARUM KINASIH
SEPTI NUR WAHYUNINGRUM
SHALMA ALIFA ZALFAYA
SITI SUHARYANTI
ULIMA KHOIRUL AZAH
UMI SHALIHAH PUTRI PURWATI
USWATUN KHASANAH
WAFA’ SHOLIHATUN NISA’
135
Kehadiran
18
9
April
Mei
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Lampiran 7
KISI-KISI TES HASIL BELAJAR
No.
1.
Kompetensi Dasar
Indikator
No item
C1
C2
C3
3
3.7 Menganalisis
Mengidentifikasi
1,
2,
dinamika atmosfer
dinamika
5
4
dan dampaknya
atmosfer
terhadap
pengaruhnya
kehidupan
terhadap
C4
jumlah
C5
C6
5
dan
kehidupan
Menjelaskan
6,
8,
unsur-unsur
7,
10,
cuaca dan iklim
9,
13,
terhadap
17,
16,
kehidupan
18,
20
sehari-hari
26,
19
13
27
Menjelaskan
pembagian
iklim
menurut ahli
11,
12,
21,
24,
22,
28,
23,
30
14
15
12
1
1
30
25,
29
2
136
15
10
1
Lampiran 8
SOAL PILIHAN GANDA
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas/Semester
: X/2 (Genap)
Alokasi Waktu
: 45 Menit
Kompetensi Dasar
:
3.7 Menganalisis dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
Petunjuk Umum:
1. Berdoalah sebelum dan setelah mengerjakan soal!
2. Tulislah nama, kelas dan nomor presensi pada lembar jawab yang telah
disediakan!
3. Bacalah soal dengan teliti!
Petunjuk Khusus
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat, dengan memberi tanda silang (X)
pada huruf a, b, c, d atau e!
31. Lapisan atmosfer yang memiliki banyak peristiwa ionisasi adalah ….
a. atmosfer
b. troposfer
c. statosfer
d. mesosfer
e. termosfer
32. Peristiwa seperti hujan, awan, halilintar, dan kabut terjadi pada lapisan yang
mempunyai ketebalan antara 8-18 km merupakan lapisan ….
a. termosfer
b. eksosfer
c. stratosfer
d. troposfer
e. mesosfer
33. Agar sebuah pesawat dapat menghindari dari gangguan cuaca maka pesawat
udara bermesin jet biasanya terbang pada lapisan ….
a. troposfer
b. eksosfer
c. mesosfer
d. termosfer
e. stratosfer
137
34. Pernyataan yang benar tentang lapisan stratosfer adalah ….
a. tempat terjadinya cuaca, pelangi dan lain-lain
b. melindungi bumi dari hujan meteor
c. dapat memantulkan gelombang radio
d. lapisan yang mengandung ozon
e. merupakan lapisan terluar dari atmosfer
35. Fenomena gas rumah kaca yang terjadi karena perusakan ozon terdapat di
lapisan ….
a. stratosfer
b. troposfer
c. mesosfer
d. termosfer
e. ionosfer
36. Hujan orografis terjadi karena ….
a. pertemuan angin pasat timur laut dengan angin pasat tenggara dan
membenruk gumpalan awan di sekitar ekuator
b. massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas
kemudian terjadi kondensasi akhirnya hujan
c. udara panas yang mengandung uap air naik ke udara dingin kemudian
terjadi kondensasi akhirnya turun sebagai hujan
d. adanya gerakan udara secara vertikal kemudian terjadi kondensasi
akhirnya turun sebagai hujan
e. pertemuan dua massa yang terjadi di daerah lintang tengah kemudian
membentuk gumpalan awan akhirnya hujan
37. Indonesia mengalami dua perubahan musim selama periode 1 tahun. Hal ini
disebabkan karena adanya pergerakan angina muson. Proses terjadinya
angin muson adalah ….
a. adanya gerakan massa udara karena perbedaan tekanan udara yang
mencolok antara daratan dan lautan
b. adanya pengaruh dari pergerakan rotasi bumi sehingga angina bergerak
tetap sepanjang tahun
c. adanya gerakan udara di atas daerah equador mengalir ke daerah kutub
dan turun di daerah subtropik
d. adanya daratan yang bertekanan lebih tinggi dari pada daerah laut
sehingga angin bergerak dari darat ke laut
e. adanya angin yang bersifat panas dan kering yang turun dari daerah
lereng pegunungan
138
38. Awan yang mencerminkan proses kondensasi sehingga awan tersebut
dihindari pilot saat menerbangkan pesawat adalah awan ….
a. stratus
b. cumulus
c. stratocumulus
d. cumulonimbus
e. altostratus
39. Salah satu alat yang terdapat di Stasiun BMKG Indonesia adalah
Ombrometer. Manfaat alat ombrometer adalah ….
a. untuk menghitung banyaknya hujan dalam satu hari
b. untuk mengetahui banyaknya curah hujan dalam sehari
c. untuk menghitung jumlah air hujan secara otomatis
d. untuk merekam jumlah curah hujan secara otomatis
e. untuk mengetahui banyaknya curah hujan secara otomatis
40. Kota Palu curah hujan tahunannya sedikit, hal ini dikarenakan ….
a. semakin ke arah timur maka curah hujan semakin sedikit
b. angin sejajar garis pantai
c. berkurangnya uap air dibawa yang dibawa oleh angin
d. amplitudo harian yang besar
e. merupakan daerah bayangan hujan
41. Berdasarkan klasifikasi Junghun, iklim dibagi atas dasar ….
a. suhu udara dan curah hujan
b. suhu udara dan letak lintang
c. curah hujan dan ketinggian tempat
d. ketinggian tempat dan jenis tumbuhan
e. kebutuhan air untuk tanaman pertanian
42. Tanaman teh, kopi, kina, dan karet menurut iklim Junghun tumbuh baik
pada wilayah dengan ketinggian ….
a. 500 m
b. 1.250 m
c. 1.750 m
d. 2.250 m
e. > 2.500 m
43. Menurut Koppen, wilayah hutan di Pulau Kalimantan termasuk iklim ….
a. Am
b. As
c. Aw
d. Af
e. Cf
139
44. Data curah hujan di Kbaupaten X tahun 2003 sebagai berikut:
Bulan
Curah Hujan
Januari
270
Februari
265
Maret
260
April
205
Mei
250
Juni
105
Juli
65
Agustus
55
September
30
Oktober
25
November
110
Desember
120
Menurut pembagian iklim Schmidt-Ferguson, wilayah tersebut termasuk
pada tipe iklim ….
a. A (sangat basah)
b. B (basah)
c. C (agak basah)
d. E (sedang)
e. F (sedang kering)
45. Berdasarkan data No. 14 menurut Oldeman pada tahun tersebut, seorang
petani dapat menanam …. Untuk budi daya padi.
a. satu kali tanam dalam setahun
b. dua kali tanam dalam setahun
c. tiga kali tanam dalam setahun
d. empat kali tanam dalam setahun
e. tidak ada musim tanam
46. Daerah pedalaman Afrika bagian Selatan mempunyai curah hujan relatif
kecil. Hal ini terjadi karena ….
a. daerah dataran rendah
b. daerah pegunungan
c. daerah dataran luas
d. daerah padang pasir
e. daerah bayangan hujan
140
47. Proses terjadinya angin bahorok di Sumatera Utara adalah ….
a. turun,kering dan panas
b. turun, kering dan basah
c. naik, basah dan panas
d. naik, kering dan dingin
e. turun, basah dan panas
48. Jenis awan altocumulus dan altostratus terdapat pada ketinggian ….
a. >8000 m
b. 6000 - 8000 m
c. 2000 - 6000 m
d. 1000 - 2000 m
e. < 1000 m
49. Barometer di suatu tempat menunjukkan tekanan udara sebesar 999,5 mb.
Ketinggian tempat tersebut dari atas permukaan laut adalah ….
a. 108 m
b. 138 m
c. 148 m
d. 128 m
e. 118 m
50. Awan seperti gambar dibawah ini sangat tinggi, terdiri dari kristal-kristal es
berbentuk seperti bulu burung yaitu awan ….
a. stratus
b. nimbo
c. nimbus
d. cumulus
e. cirrus
51. Menurut Junghun, wilayah yang terletak di ketinggian 800 m diatas
permukaan laut termasuk dalam zona ….
a. panas
b. sejuk
c. sedang
d. dingin
e. gurun
141
52. Pemanasan oleh gerakan udara dengan arah mendatar adalah ….
a. konveksi
b. radiasi
c. difusi
d. adveksi
e. evaporasi
53. Tiupan angin darat yang dimanfaatkan oleh nelayan tradisional untuk
berangkat mencari ikan ke laut menjelang malam hari terjadi karena ….
a. tekanan maksimum di daratan
b. laut cepat menjadi panas
c. laut lebih cepat melepas panas
d. daratan cepat menjadi panas
e. daratan lambat melepas panas
54. Hujan konveksi di daratan Jakarta terjadi karena ….
a. proses kondensasi uap air di teluk jakarta
b. pertemuan dua massa udara di daerah front
c. proses kondensasi uap air di daerah bayangan hujan
d. pertemuan dua massa udara di daerah bertekanan tinggi
e. pemanasan yang intensif oleh matahari
55. Tumbuhan karet, the, dan kina paling cocok di tanam pada wilayah
ketinggian ….
a. < 700 m
b. 700 m – 1.500 m
c. 1.500 m – 2.500 m
d. 2.500 m – 4000 m
e. > 4.000 m
56. Jenis awan yang termasuk dalam kategori awan rendah adalah ….
a. cumulonimbus dan cirrostratus
b. cirrocumulus dan nimbostratus
c. nimbostratus dan stratocumulus
d. stratocumulus dan cumulonimbus
e. cirrostratus dan cirrocumulus
57. Pada bulan Oktober-April, sering terjadi atau mengalami hujan cukup deras,
disertai dengan adanya petir di langit. Hal tersebut dapat terjadi akibat
adanya awan ….
a. stratus
b. cumulonimbus
c. cumulus
d. cirrusstratus
e. nimbus
142
58. Daerah yang mempunyai 2 bulan kering dan 7 bulan basah dalam satu tahun
berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson tergolong tipe ….
a. A (sangat basah)
b. B (basah)
c. C (agak basah)
d. D (sedang)
e. E (agak kering)
59. Pembagian iklim menurut Koppen didasarkan pada ….
a. suhu dan ketinggian tempat
b. suhu dan variasi vegetasi
c. suhu dan curah hujan
d. suhu dan relief daratan
e. suhu dan kebutuhan air bagi tanaman
60. Daerah memiliki rata-rata curah hujan lebih dari 2.500 mm/tahun dan
mempunyai tipe iklim Af. Bioma yang berkembang di daerah ini adalah
hutan ….
a. hujan musim
b. hutan gugur
c. berdaun jarum
d. hutan basah
e. hujan tropis
143
kunci jawaban
1. e
2. d
3. a
4. d
5. a
6. c
7. a
8. d
9. b
10. e
11. d
12. b
13. d
14. c
15. b
16. e
17. a
18. c
19. a
20. e
21. c
22. d
23. a
24. e
25. b
26. c
27. b
28. b
29. c
30. e
144
Lampiran 9
KISI-KISI INSTRUMEN MOTIVASI BELAJAR
Konsep
Aspek
Dorongan
Dorongan
internal dan internal
eksternal
pada siswasiswa yang
sedang
belajar untuk
mengadakan
perubahan
tingkah laku
(Hamzah B.
Uno, 2009:3)
Dorongan
eksternal
Indikator
No Item
Total
(+)
(-)
2, 18
1, 3 ,27
5
2. Adanya
6, 8, 10
dorongan dan
kebutuhan
dalam belajar
7, 9, 11,
7
1. Adanya hasrat
dan keinginan
berhasil
3. Adanya
harapan dan 5, 25
cita – cita masa
depan
4. Adanya
penghargaan
dalam belajar
12
13, 26
4
14, 16,
15, 17,
8
19, 28
20, 29
21
4, 22, 23
4
24, 30
2
5. Adanya
kegiatan yang
menarik dalam
belajar
6. Adanya
lingkungan
belajar
yang
kondusif
sehingga
memungkinkan
peserta
didik
dapat
belajar
dengan baik.
total
145
30
Lampiran 10
Angket motivasi belajar siswa
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING DAN TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL
BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA KELAS X DI SMA
NEGERI KABUPATEN SLEMAN
Nama
No. Presensi
Kelas
Hari/tanggal
:
:
:
:
Aturan menjawab angket
1. Pada angket ini terdiri dari 25 butir pertanyaan. Berilah jawaban yang
sesuai dengan pilihanmu/pendapatmu
2. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban pernyataan lain maupun
teman lain.
3. Berilah tanda check () sesuai dengan alternatif pilihan jawaban sebagai
berikut:
Keterangan pilihan jawaban:
SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
KS
= Kurang Setuju
TS
= Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No
Pernyataan
SS
1
Bagaimana pendapat anda jika belajar
geografi dilakukan saat akan ulangan
saja?
2
Apakah Anda menyetujui jika bertanya
kepada guru atau teman mengenai
146
S
KS
TS
STS
materi yang belum dipahami akan
membuat kurang percaya diri?
3
Saya menyetujui jika pembelajaran
geografi sangat membosankan ketika
dilaksanakan dengan metode ceramah
saja.
4
Apakah Anda menyetujui jika belajar
geografi dapat mengembangkan potensi
yang Anda dimiliki?
5
Bagaimana pendapat Anda bila belajar
geografi dapat memenuhi rasa ingin
tahu Anda mengenai ilmu pengetahuan
dan kehidupan?
6
Apa Anda menyetujui jika belajar
geografi cukup materi yang diberikan
dari guru?
7
Apakah Anda menyetuhui apabila perlu
mengulang kembali materi yang
diajarkan oleh guru di rumah?
8
Bagaimana pendapat anda ketika guru
geografi tidak hadir mengajar dan tidak
memberikan tugas.?
9
Apakah Anda menyetujui ketika Anda
merasa malas mengerjakan tugas
geografi walaupun tugas yang diberikan
guru mudah?
10
Apa Anda menyetujui bahwa tugas
geografi
yang
diberikan
guru
mengurangi waktu bermain Anda?
11
Saya menyetujui bahwa geografi
pelajaran yang membosankan karena
materinya banyak dan menghafal.
12
Saya tidak berminat mempelajari
geografi dengan ataupun tanpa
penghargaan yang diberikan guru.
13
Apa Anda menyetujui jika mengerjakan
tugas geografi dengan maksimal agar
memperoleh nilai yang baik?
14
Saya mengumpulkan tugas geografi
terlambat jika ada tugas mata pelajaran
lain yang juga harus dikumpulkan.
147
15
Apakah Anda menyetujui ketika
menggunakan waktu luang untuk
belajar geografi?
16
Bagaimana pendapat Anda jika bekerja
sama dengan kelompok menyelesaikan
tugas geografi agar memperoleh nilai
yang baik?
17
Apakah Anda menyetujui jika pujian
yang diberikan oleh guru dapat
membuat Anda takut melakukan
kesalahan?
18
Apakah Anda menyetujui bahwa
kegiatan diskusi menyita banyak waktu
dan pikiran sedang materi yang didapat
hanya sedikit?
19
Apa Anda menyetujui jika Anda
mengantuk ketika guru menyampaikan
materi geografi di dalam kelas?
20
Apa Anda menyetujui walaupun nilai
geografi Anda lebih rendah dari temanteman, Anda tetap bersemangat belajar
untuk mendapatkan nilai yang lebih
baik?
21
Anda menyetujui bahwa target untuk
mendapatkan nilai asal lulus KKM saja?
22
Anda
menyetujui
jika
mengerjakan
soal-soal
menyita waktu Anda?
23
Bagaimana pendapat Anda ketika
mengikuti pelajaran geografi dari awal
sampai akhir dengan penuh konsentrasi
agar dapat membantu teman yang
kesulitan memahami materi geografi?
24
Anda menyetujui ketika merasa biasa
saat nilai ulangan geografi dibawah
KKM karena tidak bisa mengerjakan
soal?
25
Bagaimana pendapat Anda jika belajar
geografi di rumah tidak efektif karena
tidak kondusif?
latihan
geografi
148
Lampiran 11
Uji Validitas Instrumen Soal
soal
1
soal
2
soal
3
soal
4
soal
5
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
so
al1
1
32
soa
l2
.23
4
so
al3
.23
4
so
al4
.04
1
soa
l5
.13
3
soa
l6
.03
0
soa
l7
.32
7
soa
l8
.05
6
soa
l9
.17
9
soal
10
.15
8
soal
11
.38
5*
soal
12
.17
9
soal
13
.23
1
soal
14
.12
2
soal
15
.15
8
soal
16
.02
2
soal
17
.04
1
soal
18
.05
6
soal
19
.09
2
soal
20
.02
6
soal
21
.15
8
soa
22
.02
6
soal
23
.02
2
soal
24
.01
4
soal
25
.36
7*
soal
26
.17
9
soal
27
.09
2
soal
28
.19
4
soal
29
.02
6
soal
30
.01
1
tot
al
.14
1
.19
8
32
.19
7
32
.82
2
32
.46
8
32
.87
0
32
.06
8
32
.76
2
32
.32
7
32
.38
8
32
.03
0
32
.32
7
32
.20
4
32
.50
4
32
.38
8
32
.90
7
32
.82
2
32
.76
2
32
.61
8
32
.88
9
32
.38
8
32
.88
9
32
.90
7
32
.94
0
32
.03
9
32
.32
6
32
.61
5
32
.28
7
32
.88
9
32
.95
4
32
.44
3
32
1
.33
2
.23
3
.34
2
.17
0
.57
2**
.22
7
.01
4
.13
3
.41
2*
.13
3
.23
4
.08
2
.42
5*
.32
8
.23
3
.22
7
.19
0
.41
2*
.27
9
.23
4
.17
8
.30
5
.17
8
.41
2*
.12
0
.17
8
.23
4
.01
4
.50
0**
.06
4
32
.19
9
32
.05
6
32
.35
3
32
.00
1
32
.21
1
32
.94
1
32
.46
9
32
.01
9
32
.46
9
32
.19
8
32
.65
5
32
.01
5
32
.06
7
32
.19
9
32
.21
1
32
.29
7
32
.01
9
32
.12
2
32
.19
8
32
.33
0
32
.09
0
32
.33
0
32
.01
9
32
.51
2
32
.33
0
32
.19
8
32
.94
1
32
.00
4
32
1
.11
5
.33
2
.01
2
.07
1
.33
2
.07
1
.20
5
.09
2
.07
1
.25
5
.04
9
.07
1
.26
6
.41
1*
.19
0
.09
3
.25
5
.07
1
.41
8*
.00
9
.17
0
.00
9
.25
5
.40
4*
.12
9
.25
5
.07
1
.35
4*
.53
1
32
.06
3
32
.94
8
32
.69
9
32
.06
4
32
.69
9
32
.26
0
32
.61
8
32
.69
9
32
.15
9
32
.79
1
32
.69
9
32
.14
1
32
.02
0
32
.29
7
32
.61
2
32
.15
9
32
.69
9
32
.01
7
32
.96
3
32
.35
3
32
.96
3
32
.15
9
32
.02
2
32
.48
3
32
.15
9
32
.69
9
32
.04
7
32
1
.21
5
.21
0
.25
5
.05
4
.01
7
.39
1*
.04
1
.11
9
.04
1
.05
4
.11
9
.17
4
.20
0
.23
3
.11
5
.12
4
.01
7
.12
4
.10
4
.02
2
.03
5
.12
4
.14
9
.31
3
.12
4
.01
7
.18
9
.23
8
32
.24
8
32
.15
9
32
.77
0
32
.92
6
32
.02
7
32
.82
2
32
.51
7
32
.82
2
32
.77
0
32
.51
7
32
.34
1
32
.27
2
32
.19
9
32
.53
1
32
.49
9
32
.92
6
32
.49
9
32
.56
9
32
.90
4
32
.85
0
32
.49
9
32
.41
5
32
.08
1
32
.49
9
32
.92
6
32
.30
0
32
1
.34
6
.25
4
.34
2
.57
2**
.41
3*
.32
7
.25
4
.13
3
.17
3
.25
4
.45
9**
.21
5
.51
0**
.33
2
.52
0**
.25
4
.71
4**
.29
6
.39
7*
.03
1
.52
0**
.39
3*
.45
9**
.52
0**
.09
4
.68
2**
.05
3
32
.16
1
32
.05
6
32
.00
1
32
.01
9
32
.06
8
32
.16
1
32
.46
8
32
.34
3
32
.16
1
32
.00
8
32
.23
8
32
.00
3
32
.06
3
32
.00
2
32
.16
1
32
.00
0
32
.10
0
32
.02
5
32
.86
8
32
.00
2
32
.02
6
32
.00
8
32
.00
2
32
.60
7
32
.00
0
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.23
4
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.23
4
.33
2
.19
7
32
.06
4
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.04
1
.23
3
.11
5
.82
2
32
.19
9
32
.53
1
32
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.13
3
.34
2
.33
2
.21
5
.46
8
32
.05
6
32
.06
3
32
.23
8
32
.19
8
32
32
32
32
149
soal
6
soal
7
soal
8
soal
9
soal
10
soal
11
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.03
0
.17
0
.01
2
.21
0
.34
6
1
.28
4
.17
0
.15
2
.15
2
.13
0
.02
1
.29
1
.17
0
.15
2
.22
8
.04
9
.17
0
.01
2
.29
1
.02
1
.29
1
.22
8
.23
2
.04
2
.29
1
.25
3
.04
2
.45
1**
.15
2
.36
4*
.87
0
32
.35
3
32
.94
8
32
.24
8
32
.05
3
32
.11
5
32
.35
3
32
.40
5
32
.40
5
32
.47
7
32
.91
1
32
.10
6
32
.35
3
32
.40
5
32
.20
9
32
.79
2
32
.35
3
32
.94
8
32
.10
6
32
.91
1
32
.10
6
32
.20
9
32
.20
2
32
.81
9
32
.10
6
32
.16
2
32
.81
9
32
.01
0
32
.40
5
32
.04
0
32
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.32
7
.57
2**
.07
1
.25
5
.25
4
.28
4
1
.42
5*
.03
0
.30
7
.32
7
.30
7
.15
8
.01
4
.30
7
.36
4*
.11
9
.13
3
.20
5
.32
7
.44
6*
.32
7
.22
2
.23
2
.22
2
.49
5**
.19
0
.36
4*
.32
7
.16
9
.56
3**
.06
8
32
.00
1
32
.69
9
32
.15
9
32
.16
1
32
.11
5
32
.01
5
32
.86
9
32
.08
7
32
.06
8
32
.08
7
32
.38
8
32
.94
1
32
.08
7
32
.04
1
32
.51
7
32
.46
9
32
.26
0
32
.06
8
32
.01
1
32
.06
8
32
.22
2
32
.20
1
32
.22
2
32
.00
4
32
.29
8
32
.04
1
32
.06
8
32
.35
6
32
.00
1
32
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.05
6
.22
7
.33
2
.05
4
.34
2
.17
0
.42
5*
1
.13
3
.27
9
.41
2*
.42
5*
.23
4
.22
7
.13
3
.62
8**
.37
7*
.38
2*
.33
2
.59
0**
.27
9
.41
2*
.62
8**
.30
5
.17
8
.76
8**
.60
2**
.17
8
.41
2*
.13
3
.67
1**
.76
2
32
.21
1
32
.06
4
32
.77
0
32
.05
6
32
.35
3
32
.01
5
32
.46
9
32
.12
2
32
.01
9
32
.01
5
32
.19
8
32
.21
1
32
.46
9
32
.00
0
32
.03
3
32
.03
1
32
.06
4
32
.00
0
32
.12
2
32
.01
9
32
.00
0
32
.09
0
32
.33
0
32
.00
0
32
.00
0
32
.33
0
32
.01
9
32
.46
9
32
.00
0
32
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.17
9
.01
4
.07
1
.01
7
.57
2**
.15
2
.03
0
.13
3
1
.16
9
.15
8
.03
0
.15
8
.13
3
.03
0
.36
4*
.25
5
.27
9
.47
3**
.15
8
.16
9
.66
4**
.36
4*
.05
1
.08
0
.32
7
.34
2
.22
2
.32
7
.16
9
.42
9*
.32
7
32
.94
1
32
.69
9
32
.92
6
32
.00
1
32
.40
5
32
.86
9
32
.46
9
32
.35
6
32
.38
8
32
.86
9
32
.38
8
32
.46
9
32
.86
9
32
.04
1
32
.15
9
32
.12
2
32
.00
6
32
.38
8
32
.35
6
32
.00
0
32
.04
1
32
.78
2
32
.66
4
32
.06
8
32
.05
5
32
.22
2
32
.06
8
32
.35
6
32
.01
4
32
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.15
8
.13
3
.20
5
.39
1*
.41
3*
.15
2
.30
7
.27
9
.16
9
1
.01
1
.10
8
.32
7
.01
4
.03
0
.22
2
.01
7
.13
3
.20
5
.15
8
.03
0
.32
7
.22
2
.23
2
.06
2
.32
7
.03
8
.36
4*
.32
7
.03
0
.38
2*
.38
8
32
.46
9
32
.26
0
32
.02
7
32
.01
9
32
.40
5
32
.08
7
32
.12
2
32
.35
6
32
.95
4
32
.55
5
32
.06
8
32
.94
1
32
.86
9
32
.22
2
32
.92
6
32
.46
9
32
.26
0
32
.38
8
32
.86
9
32
.06
8
32
.22
2
32
.20
1
32
.73
6
32
.06
8
32
.83
6
32
.04
1
32
.06
8
32
.86
9
32
.03
1
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.38
5*
.41
2*
.09
2
.04
1
.32
7
.13
0
.32
7
.41
2*
.15
8
.01
1
1
.15
8
.02
6
.05
6
.32
7
.54
0**
.12
4
.23
4
.41
8*
.38
5*
.66
4**
.17
9
.36
7*
.23
4
.36
7*
.59
0**
.27
7
.19
4
.17
9
.15
8
.54
6**
.03
0
32
.01
9
32
.61
8
32
.82
2
32
.06
8
32
.47
7
32
.06
8
32
.01
9
32
.38
8
32
.95
4
32
.38
8
32
.88
9
32
.76
2
32
.06
8
32
.00
1
32
.49
9
32
.19
8
32
.01
7
32
.03
0
32
.00
0
32
.32
6
32
.03
9
32
.19
7
32
.03
9
32
.00
0
32
.12
4
32
.28
7
32
.32
6
32
.38
8
32
.00
1
32
32
32
150
soal
12
soal
13
soal
14
soal
15
soal
16
soal
17
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.17
9
.13
3
.07
1
.11
9
.25
4
.02
1
.30
7
.42
5*
.03
0
.10
8
.15
8
1
.32
7
32
.46
9
32
.69
9
32
.51
7
32
.16
1
32
.91
1
32
.08
7
32
.01
5
32
.86
9
32
.55
5
32
.38
8
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.23
1
.23
4
.25
5
.04
1
.13
3
.29
1
.15
8
.23
4
.15
8
.32
7
.02
6
.15
8
.20
4
32
.19
8
32
.15
9
32
.82
2
32
.46
8
32
.10
6
32
.38
8
32
.19
8
32
.38
8
32
.06
8
32
.88
9
32
.38
8
32
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.12
2
.08
2
.04
9
.05
4
.17
3
.17
0
.01
4
.22
7
.13
3
.01
4
.05
6
.27
9
.23
4
.50
4
32
.65
5
32
.79
1
32
.77
0
32
.34
3
32
.35
3
32
.94
1
32
.21
1
32
.46
9
32
.94
1
32
.76
2
32
.12
2
32
.19
8
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.15
8
.42
5*
.07
1
.11
9
.25
4
.15
2
.30
7
.13
3
.03
0
.03
0
.32
7
.16
9
.15
8
.01
4
.38
8
32
.01
5
32
.69
9
32
.51
7
32
.16
1
32
.40
5
32
.08
7
32
.46
9
32
.86
9
32
.86
9
32
.06
8
32
.35
6
32
.38
8
32
.94
1
32
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.02
2
.32
8
.26
6
.17
4
.45
9**
.22
8
.36
4*
.62
8**
.36
4*
.22
2
.54
0**
.36
4*
.36
7*
.32
8
.22
2
.90
7
32
.06
7
32
.14
1
32
.34
1
32
.00
8
32
.20
9
32
.04
1
32
.00
0
32
.04
1
32
.22
2
32
.00
1
32
.04
1
32
.03
9
32
.06
7
32
.22
2
32
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.04
1
.23
3
.41
1*
.20
0
.21
5
.04
9
.11
9
.37
7*
.25
5
.01
7
.12
4
.25
5
.45
5**
.23
3
.11
9
.45
3**
.82
2
32
.19
9
32
.02
0
32
.27
2
32
.23
8
32
.79
2
32
.51
7
32
.03
3
32
.15
9
32
.92
6
32
.49
9
32
.15
9
32
.00
9
32
.19
9
32
.51
7
32
.00
9
32
32
.15
8
.27
9
.16
9
.36
4*
.25
5
.27
9
.07
1
.49
5**
.44
6*
.32
7
.22
2
.41
3*
.08
0
.32
7
.34
2
.08
0
.49
5**
.16
9
.45
8**
.38
8
32
.12
2
32
.35
6
32
.04
1
32
.15
9
32
.12
2
32
.69
9
32
.00
4
32
.01
1
32
.06
8
32
.22
2
32
.01
9
32
.66
4
32
.06
8
32
.05
5
32
.66
4
32
.00
4
32
.35
6
32
.00
8
32
1
.23
4
.15
8
.36
7*
.45
5**
.23
4
.41
8*
.38
5*
.15
8
.38
5*
.36
7*
.45
5**
.02
2
.38
5*
.27
7
.02
2
.59
0**
.32
7
.50
0**
.19
8
32
.38
8
32
.03
9
32
.00
9
32
.19
8
32
.01
7
32
.03
0
32
.38
8
32
.03
0
32
.03
9
32
.00
9
32
.90
7
32
.03
0
32
.12
4
32
.90
7
32
.00
0
32
.06
8
32
.00
4
32
1
.01
4
.32
8
.23
3
.38
2*
.33
2
.23
4
.27
9
.23
4
.17
8
.49
7**
.02
8
.41
2*
.28
1
.12
2
.59
0**
.13
3
.37
9*
.94
1
32
.06
7
32
.19
9
32
.03
1
32
.06
4
32
.19
8
32
.12
2
32
.19
8
32
.33
0
32
.00
4
32
.87
9
32
.01
9
32
.11
9
32
.50
7
32
.00
0
32
.46
9
32
.03
2
32
1
.22
2
.11
9
.01
4
.33
9
.49
5**
.30
7
.15
8
.22
2
.41
3*
.08
0
.32
7
.03
8
.36
4*
.32
7
.16
9
.43
9*
.22
2
32
.51
7
32
.94
1
32
.05
8
32
.00
4
32
.08
7
32
.38
8
32
.22
2
32
.01
9
32
.66
4
32
.06
8
32
.83
6
32
.04
1
32
.06
8
32
.35
6
32
.01
2
32
1
.45
3**
.47
8**
.54
1**
.54
0**
.50
6**
.54
0**
.41
8*
.45
3**
.12
7
.71
3**
.38
9*
.27
3
.54
0**
.22
2
.77
0**
.00
9
32
.00
6
32
.00
1
32
.00
1
32
.00
3
32
.00
1
32
.01
7
32
.00
9
32
.48
8
32
.00
0
32
.02
8
32
.13
1
32
.00
1
32
.22
2
32
.00
0
32
1
.23
3
.41
1*
.28
9
.39
1*
.45
5**
.31
3
.37
8*
.17
4
.45
5**
.29
8
.03
5
.28
9
.11
9
.49
8**
.19
9
32
.02
0
32
.10
8
32
.02
7
32
.00
9
32
.08
1
32
.03
3
32
.34
1
32
.00
9
32
.09
7
32
.85
0
32
.10
8
32
.51
7
32
.00
4
32
32
151
32
soal
18
soal
19
soal
20
soal
21
soa
22
soal
23
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.05
6
.22
7
.19
0
.23
3
.51
0**
.17
0
.13
3
.38
2*
.27
9
.13
3
.23
4
.27
9
.23
4
.38
2*
.01
4
.47
8**
.23
3
.76
2
32
.21
1
32
.29
7
32
.19
9
32
.00
3
32
.35
3
32
.46
9
32
.03
1
32
.12
2
32
.46
9
32
.19
8
32
.12
2
32
.19
8
32
.03
1
32
.94
1
32
.00
6
32
.19
9
32
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.09
2
.19
0
.09
3
.11
5
.33
2
.01
2
.20
5
.33
2
.47
3**
.20
5
.41
8*
.07
1
.41
8*
.33
2
.33
9
.54
1**
.41
1*
.19
0
.61
8
32
.29
7
32
.61
2
32
.53
1
32
.06
3
32
.94
8
32
.26
0
32
.06
4
32
.00
6
32
.26
0
32
.01
7
32
.69
9
32
.01
7
32
.06
4
32
.05
8
32
.00
1
32
.02
0
32
.29
7
32
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.02
6
.41
2*
.25
5
.12
4
.52
0**
.29
1
.32
7
.59
0**
.15
8
.15
8
.38
5*
.49
5**
.38
5*
.23
4
.49
5**
.54
0**
.28
9
.23
4
.41
8*
.88
9
32
.01
9
32
.15
9
32
.49
9
32
.00
2
32
.10
6
32
.06
8
32
.00
0
32
.38
8
32
.38
8
32
.03
0
32
.00
4
32
.03
0
32
.19
8
32
.00
4
32
.00
1
32
.10
8
32
.19
8
32
.01
7
32
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.15
8
.27
9
.07
1
.01
7
.25
4
.02
1
.44
6*
.27
9
.16
9
.03
0
.66
4**
.44
6*
.15
8
.27
9
.30
7
.50
6**
.39
1*
.13
3
.47
3**
.32
7
.38
8
32
.12
2
32
.69
9
32
.92
6
32
.16
1
32
.91
1
32
.01
1
32
.12
2
32
.35
6
32
.86
9
32
.00
0
32
.01
1
32
.38
8
32
.12
2
32
.08
7
32
.00
3
32
.02
7
32
.46
9
32
.00
6
32
.06
8
32
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.02
6
.23
4
.41
8*
.12
4
.71
4**
.29
1
.32
7
.41
2*
.66
4**
.32
7
.17
9
.32
7
.38
5*
.23
4
.15
8
.54
0**
.45
5**
.59
0**
.41
8*
.38
5*
.32
7
.88
9
32
.19
8
32
.01
7
32
.49
9
32
.00
0
32
.10
6
32
.06
8
32
.01
9
32
.00
0
32
.06
8
32
.32
6
32
.06
8
32
.03
0
32
.19
8
32
.38
8
32
.00
1
32
.00
9
32
.00
0
32
.01
7
32
.03
0
32
.06
8
32
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.02
2
.17
8
.00
9
.10
4
.29
6
.22
8
.22
2
.62
8**
.36
4*
.22
2
.36
7*
.22
2
.36
7*
.17
8
.22
2
.41
8*
.31
3
.32
8
.54
1**
.54
0**
.22
2
.36
7*
.90
7
32
.33
0
32
.96
3
32
.56
9
32
.10
0
32
.20
9
32
.22
2
32
.00
0
32
.04
1
32
.22
2
32
.03
9
32
.22
2
32
.03
9
32
.33
0
32
.22
2
32
.01
7
32
.08
1
32
.06
7
32
.00
1
32
.00
1
32
.22
2
32
.03
9
32
152
1
.19
0
.23
4
.13
3
.59
0**
.32
8
.11
4
.17
8
.59
0**
.44
1*
.17
8
.41
2*
.13
3
.55
0**
.29
7
32
.19
8
32
.46
9
32
.00
0
32
.06
7
32
.53
6
32
.33
0
32
.00
0
32
.01
1
32
.33
0
32
.01
9
32
.46
9
32
.00
1
32
1
.41
8*
.47
3**
.41
8*
.54
1**
.34
5
.26
6
.58
1**
.25
7
.26
6
.41
8*
.20
5
.62
1**
.01
7
32
.00
6
32
.01
7
32
.00
1
32
.05
3
32
.14
1
32
.00
0
32
.15
5
32
.14
1
32
.01
7
32
.26
0
32
.00
0
32
1
.32
7
.38
5*
.54
0**
.67
5**
.02
2
.59
0**
.46
2**
.36
7*
.59
0**
.15
8
.72
0**
.06
8
32
.03
0
32
.00
1
32
.00
0
32
.90
7
32
.00
0
32
.00
8
32
.03
9
32
.00
0
32
.38
8
32
.00
0
32
1
.32
7
.22
2
.41
3*
.22
2
.49
5**
.19
0
.22
2
.32
7
.30
7
.58
2**
.06
8
32
.22
2
32
.01
9
32
.22
2
32
.00
4
32
.29
8
32
.22
2
32
.06
8
32
.08
7
32
.00
0
32
1
.36
7*
.23
4
.19
4
.59
0**
.64
7**
.36
7*
.59
0**
.32
7
.75
5**
.03
9
32
.19
7
32
.28
7
32
.00
0
32
.00
0
32
.03
9
32
.00
0
32
.06
8
32
.00
0
32
1
.26
7
.12
7
.71
3**
.54
5**
.27
3
.36
7*
.08
0
.60
4**
.14
0
32
.48
8
32
.00
0
32
.00
1
32
.13
1
32
.03
9
32
.66
4
32
.00
0
32
32
soal
24
soal
25
soal
26
soal
27
soal
28
soal
29
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.01
4
.30
5
.17
0
.02
2
.39
7*
.23
2
.23
2
.30
5
.05
1
.23
2
.23
4
.41
3*
.45
5**
.49
7**
.41
3*
.45
3**
.37
8*
.11
4
.34
5
.67
5**
.41
3*
.23
4
.26
7
.94
0
32
.09
0
32
.35
3
32
.90
4
32
.02
5
32
.20
2
32
.20
1
32
.09
0
32
.78
2
32
.20
1
32
.19
7
32
.01
9
32
.00
9
32
.00
4
32
.01
9
32
.00
9
32
.03
3
32
.53
6
32
.05
3
32
.00
0
32
.01
9
32
.19
7
32
.14
0
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.36
7*
.17
8
.00
9
.03
5
.03
1
.04
2
.22
2
.17
8
.08
0
.06
2
.36
7*
.08
0
.02
2
.02
8
.08
0
.12
7
.17
4
.17
8
.26
6
.02
2
.22
2
.19
4
.12
7
.10
4
.03
9
32
.33
0
32
.96
3
32
.85
0
32
.86
8
32
.81
9
32
.22
2
32
.33
0
32
.66
4
32
.73
6
32
.03
9
32
.66
4
32
.90
7
32
.87
9
32
.66
4
32
.48
8
32
.34
1
32
.33
0
32
.14
1
32
.90
7
32
.22
2
32
.28
7
32
.48
8
32
.56
9
32
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.17
9
.41
2*
.25
5
.12
4
.52
0**
.29
1
.49
5**
.76
8**
.32
7
.32
7
.59
0**
.32
7
.38
5*
.41
2*
.32
7
.71
3**
.45
5**
.59
0**
.58
1**
.59
0**
.49
5**
.59
0**
.71
3**
.45
5**
.36
7*
.32
6
32
.01
9
32
.15
9
32
.49
9
32
.00
2
32
.10
6
32
.00
4
32
.00
0
32
.06
8
32
.06
8
32
.00
0
32
.06
8
32
.03
0
32
.01
9
32
.06
8
32
.00
0
32
.00
9
32
.00
0
32
.00
0
32
.00
0
32
.00
4
32
.00
0
32
.00
0
32
.00
9
32
.03
9
32
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.09
2
.12
0
.40
4*
.14
9
.39
3*
.25
3
.19
0
.60
2**
.34
2
.03
8
.27
7
.34
2
.27
7
.28
1
.03
8
.38
9*
.29
8
.44
1*
.25
7
.46
2**
.19
0
.64
7**
.54
5**
.14
9
.23
4
.64
7**
.61
5
32
.51
2
32
.02
2
32
.41
5
32
.02
6
32
.16
2
32
.29
8
32
.00
0
32
.05
5
32
.83
6
32
.12
4
32
.05
5
32
.12
4
32
.11
9
32
.83
6
32
.02
8
32
.09
7
32
.01
1
32
.15
5
32
.00
8
32
.29
8
32
.00
0
32
.00
1
32
.41
5
32
.19
8
32
.00
0
32
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.19
4
.17
8
.12
9
.31
3
.45
9**
.04
2
.36
4*
.17
8
.22
2
.36
4*
.19
4
.08
0
.02
2
.12
2
.36
4*
.27
3
.03
5
.17
8
.26
6
.36
7*
.22
2
.36
7*
.27
3
.26
7
.01
8
.36
7*
.07
8
.28
7
32
.33
0
32
.48
3
32
.08
1
32
.00
8
32
.81
9
32
.04
1
32
.33
0
32
.22
2
32
.04
1
32
.28
7
32
.66
4
32
.90
7
32
.50
7
32
.04
1
32
.13
1
32
.85
0
32
.33
0
32
.14
1
32
.03
9
32
.22
2
32
.03
9
32
.13
1
32
.14
0
32
.92
1
32
.03
9
32
.67
2
32
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.02
6
.23
4
.25
5
.12
4
.52
0**
.45
1**
.32
7
.41
2*
.32
7
.32
7
.17
9
.49
5**
.59
0**
.59
0**
.32
7
.54
0**
.28
9
.41
2*
.41
8*
.59
0**
.32
7
.59
0**
.36
7*
.67
5**
.02
2
.59
0**
.46
2**
.19
4
.88
9
32
.19
8
32
.15
9
32
.49
9
32
.00
2
32
.01
0
32
.06
8
32
.01
9
32
.06
8
32
.06
8
32
.32
6
32
.00
4
32
.00
0
32
.00
0
32
.06
8
32
.00
1
32
.10
8
32
.01
9
32
.01
7
32
.00
0
32
.06
8
32
.00
0
32
.03
9
32
.00
0
32
.90
7
32
.00
0
32
.00
8
32
.28
7
32
153
1
32
.10
4
.45
5**
.14
9
.26
7
.67
5**
.23
2
.59
7**
.56
9
32
.00
9
32
.41
5
32
.14
0
32
.00
0
32
.20
1
32
.00
0
32
1
.36
7*
.23
4
.01
8
.02
2
.36
4*
.30
1
.03
9
32
.19
8
32
.92
1
32
.90
7
32
.04
1
32
.09
4
32
1
.64
7**
.36
7*
.59
0**
.32
7
.90
6**
.00
0
32
.03
9
32
.00
0
32
.06
8
32
.00
0
32
1
.07
8
.46
2**
.34
2
.60
1**
.67
2
32
.00
8
32
.05
5
32
.00
0
32
1
.19
4
.22
2
.44
8*
.28
7
32
.22
2
32
.01
0
32
1
.32
7
.75
5**
.06
8
32
.00
0
32
32
soal
30
tot
al
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.01
1
.01
4
.07
1
.01
7
.09
4
.15
2
.16
9
.13
3
.16
9
.03
0
.15
8
.16
9
.32
7
.13
3
.16
9
.22
2
.11
9
.13
3
.20
5
.15
8
.30
7
.32
7
.08
0
.23
2
.36
4*
.32
7
.34
2
.22
2
.32
7
.95
4
32
.94
1
32
.69
9
32
.92
6
32
.60
7
32
.40
5
32
.35
6
32
.46
9
32
.35
6
32
.86
9
32
.38
8
32
.35
6
32
.06
8
32
.46
9
32
.35
6
32
.22
2
32
.51
7
32
.46
9
32
.26
0
32
.38
8
32
.08
7
32
.06
8
32
.66
4
32
.20
1
32
.04
1
32
.06
8
32
.05
5
32
.22
2
32
.06
8
32
32
Pearso
n
Correl
ation
Sig. (2tailed)
N
.14
1
.50
0**
.35
4*
.18
9
.68
2**
.36
4*
.56
3**
.67
1**
.42
9*
.38
2*
.54
6**
.45
8**
.50
0**
.37
9*
.43
9*
.77
0**
.49
8**
.55
0**
.62
1**
.72
0**
.58
2**
.75
5**
.60
4**
.59
7**
.30
1
.90
6**
.60
1**
.44
8*
.75
5**
.39
1*
.44
3
32
.00
4
32
.04
7
32
.30
0
32
.00
0
32
.04
0
32
.00
1
32
.00
0
32
.01
4
32
.03
1
32
.00
1
32
.00
8
32
.00
4
32
.03
2
32
.01
2
32
.00
0
32
.00
4
32
.00
1
32
.00
0
32
.00
0
32
.00
0
32
.00
0
32
.00
0
32
.00
0
32
.09
4
32
.00
0
32
.00
0
32
.01
0
32
.00
0
32
.02
7
32
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability
Case Processing Summary
N
%
Cases
Valid
32
100.0
Excludeda
0
.0
Total
32
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
N of
Alpha
Items
.904
30
154
1
.39
1*
.02
7
32
1
32
LAMPIRAN 12
UJI VALIDITAS ANGKET
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
0.18
3
0.2
51
.36
5*
0.2
06
.55
4**
.46
6**
0.2
39
.44
0*
0.2
17
.51
1**
.40
4*
.40
6*
0.1
98
.42
9*
.40
5*
.51
7**
.58
2**
0.3
18
.47
4**
0.0
36
0.1
47
.44
9*
.36
2*
.46
2**
0.1
77
.40
6*
.47
5**
.45
2*
0.2
06
0.32
6
0.1
73
0.0
43
0.2
66
0.0
01
0.0
08
0.1
95
0.0
13
0.2
4
0.0
03
0.0
24
0.0
23
0.2
85
0.0
16
0.0
24
0
0
0.0
81
0.0
07
0.8
46
0.4
32
0.0
11
0.0
45
0.0
09
0.3
41
0.0
2
0.0
07
0.0
11
0.2
66
0
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Pear
son
Corr
elati
on
0.18
1
0.1
51
0.2
55
0.1
66
0.1
45
0.1
26
0.1
96
0.0
78
0.3
39
0.1
59
0.0
78
0.1
89
0.1
47
0.1
32
0.2
95
0.1
3
0.2
7
0.1
22
0.0
65
0.1
0.0
56
.42
7*
0.0
44
0.1
26
.48
7**
0.1
9
0.0
55
0.1
27
0.2
38
0.314
Sig.
(2taile
d)
0.33
0.4
18
0.1
66
0.3
71
0.4
35
0.4
99
0.2
92
0.6
76
0.0
62
0.3
93
0.6
76
0.3
1
0.4
29
0.4
79
0.1
07
0.4
8
0.1
4
0.5
15
0.7
3
0.5
94
0.7
65
0.0
17
0.8
14
0.4
99
0.0
05
0.3
1
0.7
71
0.4
95
0.1
97
0.086
Pear
son
Corr
elati
on
VAR00001
Sig.
(2taile
d)
N
VAR00002
N
VAR00003
.
724**
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Pear
son
Corr
elati
on
0.25
0.15
1
1
0.2
8
.49
3**
0.0
13
.62
2**
0.2
36
.35
9*
0.3
16
.50
9**
0.0
51
0.2
49
0.3
12
0.3
52
0.0
48
0.1
3
0.1
3
0.1
06
0.0
4
0.0
81
0.1
72
0.1
98
0.0
38
0.2
89
0.1
4
0.2
9
0.0
03
0.1
56
0.1
49
.423*
Sig.
(2taile
d)
0.17
0.41
8
0.1
28
0.0
05
0.9
45
0
0.2
02
0.0
47
0.0
83
0.0
03
0.7
86
0.1
77
0.0
87
0.0
52
0.7
99
0.4
8
0.5
0.5
71
0.8
32
0.6
64
0.3
56
0.2
86
0.8
38
0.1
15
0.4
54
0.1
1
0.9
86
0.4
01
0.4
23
0.018
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.365*
0.25
5
0.2
8
1
0.3
49
0.0
16
.40
5*
0.0
33
.65
1**
0.3
19
0.3
44
0.2
34
.81
2**
0.0
29
.49
4**
0.1
43
0.2
5
.39
3*
0.0
39
0.2
23
0.0
92
0.2
26
.45
8**
0.1
34
.37
2*
0.3
38
0.2
5
0.0
39
0.1
25
0.0
55
.564**
N
VAR00004
1
total
Pear
son
Corr
elati
on
155
Sig.
(2taile
d)
N
VAR00005
0.0
55
0.9
31
0.0
24
0.8
61
0
0.0
81
0.0
58
0.2
06
0
0.8
78
0.0
05
0.4
43
0.1
8
0.0
3
0.8
35
0.2
28
0.6
22
0.2
21
0.0
1
0.4
73
0.0
4
0.0
63
0.1
8
0.8
36
0.5
01
0.7
68
0.001
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
0.21
0.16
6
.49
3**
0.3
49
1
0.2
66
.47
4**
0.1
79
0.3
49
0.2
16
.46
7**
0.1
76
0.2
58
0.1
15
0.1
41
0.1
09
0.1
8
0.1
1
0.1
66
0.1
67
0.0
04
0.0
39
.53
8**
0.0
67
0.2
43
0.2
85
0.0
1
0.0
05
0.1
02
0.0
38
.356*
Sig.
(2taile
d)
0.27
0.37
1
0.0
05
0.0
55
0.1
49
0.0
07
0.3
35
0.0
55
0.2
44
0.0
08
0.3
45
0.1
61
0.5
39
0.4
51
0.5
59
0.3
3
0.5
6
0.3
71
0.3
7
0.9
82
0.8
33
0.0
02
0.7
2
0.1
88
0.1
2
0.9
7
0.9
78
0.5
85
0.8
39
0.049
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.554*
0.14
5
0.0
13
0.0
16
0.2
66
1
0.1
79
.49
9**
0.3
08
0.1
02
0.1
49
0.0
85
0.0
6
0.3
46
0.2
.43
3*
0.3
3
.51
8**
.37
1*
.36
9*
.40
7*
0.1
82
.37
0*
0.3
49
.40
6*
0.0
16
0.2
9
0.3
26
.49
2**
0.3
23
.526**
0
0.43
5
0.9
45
0.9
31
0.1
49
0.3
35
0.0
04
0.0
91
0.5
85
0.4
25
0.6
5
0.7
47
0.0
56
0.2
8
0.0
15
0.0
7
0
0.0
4
0.0
41
0.0
23
0.3
26
0.0
4
0.0
54
0.0
23
0.9
33
0.1
2
0.0
73
0.0
05
0.0
76
0.002
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.466*
0.12
6
.62
2**
.40
5*
.47
4**
0.1
79
1
.39
8*
.57
6**
0.3
09
.55
7**
0.3
24
0.3
12
0
.42
8*
0.1
37
0.3
2
0.3
5
0.1
92
0.3
49
0.0
59
0.2
32
.36
5*
0.0
76
0.3
14
0.2
51
.53
5**
0.2
85
.38
5*
0.2
84
.704**
0.01
0.49
9
0
0.0
24
0.0
07
0.3
35
0.0
26
0.0
01
0.0
9
0.0
01
0.0
75
0.0
87
1
0.0
16
0.4
62
0.0
8
0.0
6
0.3
02
0.0
54
0.7
53
0.2
1
0.0
43
0.6
86
0.0
85
0.1
73
0
0.1
21
0.0
32
0.1
21
0
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
0.24
0.19
6
0.2
36
0.0
33
0.1
79
.49
9**
.39
8*
1
0.1
65
0.1
25
0.2
46
0.0
58
0.1
47
0.2
57
0.1
94
0.1
07
0.1
8
0.2
1
.61
0**
0.2
5
0.2
36
.35
7*
0.0
14
0.2
02
.46
2**
0.0
03
0.2
5
0.2
85
0.2
96
0.2
27
.415*
Sig.
(2taile
d)
N
Pear
son
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
VAR00008
0.1
28
31
Pear
son
Corr
elati
on
VAR00007
0.16
6
Pear
son
Corr
elati
on
N
VAR00006
0.04
Pear
son
Corr
elati
on
*
*
156
VAR00009
Sig.
(2taile
d)
0.2
0.29
2
0.2
02
0.8
61
0.3
35
0.0
04
0.0
26
N
0.7
55
0.4
31
0.1
62
0.2
95
0.5
67
0.3
4
0.2
6
0
0.1
75
0.2
01
0.0
49
0.9
42
0.2
75
0.0
09
0.9
87
0.1
8
0.1
2
0.1
06
0.2
2
0.02
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.440*
0.07
8
.35
9*
.65
1**
0.3
49
0.3
08
.57
6**
0.1
65
1
0.3
03
.36
1*
0.2
25
.51
8**
0.0
84
.52
6**
0.2
17
0.3
5
.44
3*
0.2
49
.38
8*
0.2
74
.40
4*
.36
4*
0.2
23
.45
7**
0.3
4
.39
3*
0.2
31
.40
8*
0.2
44
.728**
Sig.
(2taile
d)
0.01
0.67
6
0.0
47
0
0.0
55
0.0
91
0.0
01
0.3
75
0.0
98
0.0
46
0.2
24
0.0
03
0.6
53
0.0
02
0.2
41
0.0
5
0.0
1
0.1
77
0.0
31
0.1
36
0.0
24
0.0
44
0.2
28
0.0
1
0.0
62
0.0
3
0.2
11
0.0
23
0.1
86
0
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Pear
son
Corr
elati
on
0.22
0.33
9
0.3
16
0.3
19
0.2
16
0.1
02
0.3
09
0.1
25
0.3
03
1
0.1
11
0.0
28
0.1
83
0.1
44
.42
1*
0.1
61
0.1
7
0.3
2
0.2
32
0.1
95
0.1
33
0.0
37
0.1
6
0.1
0.1
61
0.3
41
0.2
4
0.2
48
0.0
21
0.1
6
0.32
Sig.
(2taile
d)
0.24
0.06
2
0.0
83
0.0
81
0.2
44
0.5
85
0.0
9
0.5
04
0.0
98
0.5
51
0.8
81
0.3
23
0.4
4
0.0
18
0.3
87
0.3
5
0.0
8
0.2
09
0.2
92
0.4
75
0.8
44
0.3
91
0.5
94
0.3
88
0.0
6
0.2
0.1
79
0.9
09
0.3
91
0.079
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.511*
0.15
9
.50
9**
0.3
44
.46
7**
0.1
49
.55
7**
0.2
46
.36
1*
0.1
11
1
0.1
18
0.2
62
0.1
95
0.2
31
0.2
35
.49
6**
0.1
6
0.2
35
0.3
15
0.1
61
0.2
61
0.3
09
0.1
63
.47
7**
0.0
53
0.1
3
0.2
64
.49
2**
0.2
39
.621**
0
0.39
3
0.0
03
0.0
58
0.0
08
0.4
25
0.0
01
0.1
82
0.0
46
0.5
51
0.5
29
0.1
54
0.2
93
0.2
11
0.2
03
0.0
1
0.4
0.2
04
0.0
84
0.3
86
0.1
57
0.0
9
0.3
82
0.0
07
0.7
78
0.4
8
0.1
52
0.0
05
0.1
96
0
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.404*
0.07
8
0.0
51
0.2
34
0.1
76
0.0
85
0.3
24
0.0
58
0.2
25
0.0
28
0.1
18
1
.39
3*
0.0
48
0.3
25
0.3
02
0.3
5
.38
9*
0.3
09
0.3
23
0.0
53
0.2
49
0.0
6
0.2
94
0.1
63
0.3
4
.51
8**
0.0
31
0.1
98
0.0
92
.430*
Pear
son
Corr
elati
on
Sig.
(2taile
d)
N
VAR00012
0.1
82
31
N
VAR00011
0.5
04
Pear
son
Corr
elati
on
N
VAR00010
0.3
75
Pear
son
Corr
elati
on
*
157
Sig.
(2taile
d)
N
VAR00013
VAR00014
0.7
86
0.2
06
0.3
45
0.6
5
0.0
75
0.7
55
0.2
24
0.8
81
0.5
29
0.0
29
0.7
98
0.0
74
0.0
98
0.0
5
0.0
3
0.0
91
0.0
77
0.7
76
0.1
77
0.7
48
0.1
09
0.3
8
0.0
62
0
0.8
68
0.2
87
0.6
23
0.016
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.406*
0.18
9
0.2
49
.81
2**
0.2
58
0.0
6
0.3
12
0.1
47
.51
8**
0.1
83
0.2
62
.39
3*
1
0.1
88
.41
1*
0.0
27
0.2
3
0.2
2
0.0
53
0.2
42
0.0
86
0.1
25
0.3
13
0.1
02
0.2
33
0.3
05
0.2
8
0.1
45
0.0
61
0.0
17
.446*
Sig.
(2taile
d)
0.02
0.31
0.1
77
0
0.1
61
0.7
47
0.0
87
0.4
31
0.0
03
0.3
23
0.1
54
0.0
29
0.3
1
0.0
22
0.8
84
0.2
1
0.2
3
0.7
79
0.1
91
0.6
46
0.5
03
0.0
87
0.5
85
0.2
08
0.0
95
0.1
3
0.4
36
0.7
44
0.9
29
0.012
N
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Pear
son
Corr
elati
on
0.2
0.14
7
0.3
12
0.0
29
0.1
15
0.3
46
0
0.2
57
0.0
84
0.1
44
0.1
95
0.0
48
0.1
88
1
0.0
38
0.2
64
0.0
7
0.1
2
0.2
47
0.2
37
0.3
43
0.1
11
0.2
46
0.0
97
0.2
01
0.2
89
0.0
7
.61
0**
.40
0*
0.0
89
0.254
Sig.
(2taile
d)
0.29
0.42
9
0.0
87
0.8
78
0.5
39
0.0
56
1
0.1
62
0.6
53
0.4
4
0.2
93
0.7
98
0.3
1
0.8
39
0.1
52
0.7
0.5
3
0.1
8
0.1
99
0.0
59
0.5
54
0.1
82
0.6
02
0.2
79
0.1
15
0.7
3
0
0.0
26
0.6
35
0.168
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Pear
son
Corr
elati
on
.429*
0.13
2
0.3
52
.49
4**
0.1
41
0.2
.42
8*
0.1
94
.52
6**
.42
1*
0.2
31
0.3
25
.41
1*
0.0
38
1
0.1
04
0.2
0.2
8
0.0
67
.42
4*
0.0
12
.37
6*
0.1
15
0.1
04
.60
8**
0.2
29
.53
5**
0.1
17
0.3
.48
7**
.642**
Sig.
(2taile
d)
0.02
0.47
9
0.0
52
0.0
05
0.4
51
0.2
8
0.0
16
0.2
95
0.0
02
0.0
18
0.2
11
0.0
74
0.0
22
0.8
39
0.5
78
0.2
9
0.1
3
0.7
2
0.0
17
0.9
47
0.0
37
0.5
36
0.5
77
0
0.2
16
0
0.5
3
0.1
01
0.0
05
0
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.405*
0.29
5
0.0
48
0.1
43
0.1
09
.43
3*
0.1
37
0.1
07
0.2
17
0.1
61
0.2
35
0.3
02
0.0
27
0.2
64
0.1
04
1
.47
3**
.41
2*
0.3
01
0.3
42
0.3
36
.40
1*
0.2
65
.43
9*
0.2
72
0.1
6
0.3
5
0.2
37
.40
0*
.36
3*
.480**
N
VAR00016
0.67
6
Pear
son
Corr
elati
on
N
VAR00015
0.02
Pear
son
Corr
elati
on
158
Sig.
(2taile
d)
0.02
0.10
7
0.7
99
0.4
43
0.5
59
0.0
15
0.4
62
0.5
67
0.2
41
0.3
87
0.2
03
0.0
98
0.8
84
0.1
52
0.5
78
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.517*
0.13
3
0.1
32
0.2
47
0.1
81
0.3
33
0.3
18
0.1
77
0.3
54
0.1
74
.49
6**
0.3
54
0.2
32
0.0
71
0
0.47
7
0.4
79
0.1
8
0.3
29
0.0
67
0.0
81
0.3
41
0.0
51
0.3
49
0.0
05
0.0
51
0.2
08
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
0.27
0.1
25
.39
3*
0.1
09
.51
8**
0.3
48
0.2
11
.44
3*
0.3
23
0.1
57
0
0.14
2
0.5
04
0.0
29
0.5
59
0.0
03
0.0
55
0.2
56
0.0
12
0.0
77
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Pear
son
Corr
elati
on
0.32
0.12
2
0.1
06
0.0
39
0.1
66
.37
1*
0.1
92
.61
0**
Sig.
(2taile
d)
0.08
0.51
5
0.5
71
0.8
35
0.3
71
0.0
4
0.3
02
31
31
31
31
31
31
.474*
0.06
5
0.0
4
0.2
23
0.1
67
.36
9*
N
Pear
son
Corr
elati
on
VAR00017
Sig.
(2taile
d)
N
Pear
son
Corr
elati
on
VAR00018
Sig.
(2taile
d)
N
VAR00019
N
VAR00020
Pear
son
Corr
elati
on
*
.582*
*
*
0.0
1
0.0
2
0.0
99
0.0
6
0.0
64
0.0
25
0.1
5
0.0
14
0.1
38
0.3
89
0.0
6
0.1
98
0.0
26
0.0
45
0.006
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
0.1
96
.47
3**
1
.51
4**
.39
0*
.52
8**
0.3
17
.42
9*
0.3
47
.42
3*
.40
9*
0.1
21
0.2
7
0.2
86
.48
1**
0.1
.627**
0.7
04
0.2
92
0.0
07
0
0.0
3
0.0
02
0.0
82
0.0
16
0.0
56
0.0
18
0.0
22
0.5
17
0.1
4
0.1
19
0.0
06
0.5
93
0
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.38
9*
0.2
21
0.1
18
0.2
76
.41
2*
.51
4**
1
0.2
33
.37
2*
0.3
12
0.2
24
.41
1*
.36
3*
0.3
43
0.2
.35
6*
.48
5**
.37
3*
0.1
4
.629**
0.3
99
0.0
31
0.2
31
0.5
26
0.1
33
0.0
21
0
0.2
07
0.0
39
0.0
87
0.2
26
0.0
22
0.0
45
0.0
59
0.2
8
0.0
5
0.0
06
0.0
39
0.4
52
0
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
0.2
49
0.2
32
0.2
35
0.3
09
0.0
53
0.2
47
0.0
67
0.3
01
.39
0*
0.2
3
1
.41
0*
.54
0**
.41
2*
0.0
87
.46
3**
.48
2**
0.1
16
0.3
2
0.1
2
.35
8*
.35
7*
.402*
0
0.1
77
0.2
09
0.2
04
0.0
91
0.7
79
0.1
8
0.7
2
0.0
99
0.0
3
0.2
1
0.0
22
0.0
02
0.0
21
0.6
42
0.0
09
0.0
06
0.5
34
0.0
8
0.5
2
0.0
48
0.0
49
0.025
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
0.3
49
0.2
5
.38
8*
0.1
95
0.3
15
0.3
23
0.2
42
0.2
37
.42
4*
0.3
42
.52
8**
.37
2*
.41
0*
1
0.2
88
.43
9*
0.3
33
0.1
9
.49
7**
0.0
98
0.2
4
0.2
19
.67
1**
.47
8**
.653**
159
Sig.
(2taile
d)
N
VAR00021
0.2
28
0.3
7
0.0
41
0.0
54
0.1
75
0.0
31
0.2
92
0.0
84
0.0
77
0.1
91
0.1
99
0.0
17
0.0
6
0
0.0
4
0.0
22
0.1
16
0.0
13
0.0
67
0.3
07
0.0
04
0.6
02
0.1
9
0.2
37
0
0.0
07
0
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
0.04
0.1
0.0
81
0.0
92
0.0
04
.40
7*
0.0
59
0.2
36
0.2
74
0.1
33
0.1
61
0.0
53
0.0
86
0.3
43
0.0
12
0.3
36
0.3
2
0.3
1
.54
0**
0.2
88
1
0.3
5
0.0
16
.35
5*
0.3
54
0.0
31
0.1
2
0.1
19
.40
6*
.35
7*
0.323
Sig.
(2taile
d)
0.85
0.59
4
0.6
64
0.6
22
0.9
82
0.0
23
0.7
53
0.2
01
0.1
36
0.4
75
0.3
86
0.7
76
0.6
46
0.0
59
0.9
47
0.0
64
0.0
8
0.0
9
0.0
02
0.1
16
0.0
54
0.9
32
0.0
5
0.0
51
0.8
68
0.5
2
0.5
22
0.0
24
0.0
49
0.077
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Pear
son
Corr
elati
on
0.15
0.05
6
0.1
72
0.2
26
0.0
39
0.1
82
0.2
32
.35
7*
.40
4*
0.0
37
0.2
61
0.2
49
0.1
25
0.1
11
.37
6*
.40
1*
.42
9*
0.2
2
.41
2*
.43
9*
0.3
5
1
0.0
26
0.1
91
0.3
42
0.1
8
0.2
4
0.0
55
.38
0*
0.3
23
.517**
Sig.
(2taile
d)
0.43
0.76
5
0.3
56
0.2
21
0.8
33
0.3
26
0.2
1
0.0
49
0.0
24
0.8
44
0.1
57
0.1
77
0.5
03
0.5
54
0.0
37
0.0
25
0.0
2
0.2
3
0.0
21
0.0
13
0.0
54
0.8
9
0.3
03
0.0
6
0.3
33
0.1
9
0.7
68
0.0
35
0.0
76
0.003
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Pear
son
Corr
elati
on
.449*
.427*
0.1
98
.45
8**
.53
8**
.37
0*
.36
5*
0.0
14
.36
4*
0.1
6
0.3
09
0.0
6
0.3
13
0.2
46
0.1
15
0.2
65
0.3
5
.41
1*
0.0
87
0.3
33
0.0
16
0.0
26
1
0.0
53
0.2
52
0.1
53
0.0
2
.39
5*
0.2
49
0.0
15
.534**
Sig.
(2taile
d)
0.01
0.01
7
0.2
86
0.0
1
0.0
02
0.0
4
0.0
43
0.9
42
0.0
44
0.3
91
0.0
9
0.7
48
0.0
87
0.1
82
0.5
36
0.1
5
0.0
6
0.0
2
0.6
42
0.0
67
0.9
32
0.8
9
0.7
78
0.1
71
0.4
12
0.9
3
0.0
28
0.1
77
0.9
35
0.002
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
0.04
4
0.0
38
0.1
34
0.0
67
0.3
49
0.0
76
0.2
02
0.2
23
0.1
0.1
63
0.2
94
0.1
02
0.0
97
0.1
04
.43
9*
.42
3*
.36
3*
.46
3**
0.1
9
.35
5*
0.1
91
0.0
53
1
0.1
8
0.1
8
.36
5*
0.0
44
0.2
74
0.0
93
-0.271
N
VAR00024
0.8
32
31
N
VAR00023
0.73
Pear
son
Corr
elati
on
N
VAR00022
0.01
Pear
son
Corr
elati
on
.362*
160
Sig.
(2taile
d)
N
Pear
son
Corr
elati
on
VAR00025
Sig.
(2taile
d)
N
VAR00026
0.8
38
0.4
73
0.7
2
0.0
54
0.6
86
0.2
75
0.2
28
0.5
94
0.3
82
0.1
09
0.5
85
0.6
02
0.5
77
0.0
14
0.0
2
0.0
5
0.0
09
0.3
07
0.0
5
0.3
03
0.7
78
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.462*
0.12
6
0.2
89
.37
2*
0.2
43
.40
6*
0.3
14
.46
2**
.45
7**
0.1
61
.47
7**
0.1
63
0.2
33
0.2
01
.60
8**
0.2
72
.40
9*
0.3
4
.48
2**
.49
7**
0.3
54
0.3
42
0.01
0.49
9
0.1
15
0.0
4
0.1
88
0.0
23
0.0
85
0.0
09
0.0
1
0.3
88
0.0
07
0.3
8
0.2
08
0.2
79
0
0.1
38
0.0
2
0.0
6
0.0
06
0.0
04
0.0
51
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.487*
0.1
4
0.3
38
0.2
85
0.0
16
0.2
51
0.0
03
0.3
4
0.3
41
0.0
53
0.3
4
0.3
05
0.2
89
0.2
29
0.1
6
0.1
2
0.2
0.1
16
*
0.3
34
0.3
34
0.0
4
0.8
14
0.1
36
0.6
2
0.14
31
31
31
31
31
31
31
31
0.2
52
0.1
8
1
0.0
26
0.3
1
0.1
95
.46
2**
.47
7**
.670**
0.0
6
0.1
71
0.3
34
0.8
88
0.1
0.2
93
0.0
09
0.0
07
0
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
0.0
98
0.0
31
0.1
8
0.1
53
0.1
8
0.0
26
1
.37
8*
0.0
21
0.2
0.1
79
.360*
0.0
4
0.9
12
0.2
82
0.3
36
0.047
0.18
Sig.
(2taile
d)
0.34
0.00
5
0.4
54
0.0
63
0.1
2
0.9
33
0.1
73
0.9
87
0.0
62
0.0
6
0.7
78
0.0
62
0.0
95
0.1
15
0.2
16
0.3
89
0.5
2
0.2
8
0.5
34
0.6
02
0.8
68
0.3
33
0.4
12
0.3
34
0.8
88
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Pear
son
Corr
elati
on
.406*
0.18
9
0.2
91
0.2
48
0.0
08
0.2
86
.53
5**
0.2
49
.39
3*
0.2
35
0.1
33
.51
8**
0.2
77
0.0
66
.53
5**
0.3
45
0.2
7
.35
6*
0.3
18
0.2
42
0.1
19
0.2
4
0.0
17
.36
5*
0.3
05
.37
8*
1
0.1
44
0.2
84
.48
7**
.567**
Sig.
(2taile
d)
0.02
0.31
0.1
12
0.1
78
0.9
66
0.1
19
0.0
02
0.1
77
0.0
29
0.2
04
0.4
75
0.0
03
0.1
32
0.7
25
0.0
02
0.0
57
0.1
4
0.0
5
0.0
82
0.1
91
0.5
24
0.1
93
0.9
29
0.0
43
0.0
95
0.0
36
0.4
41
0.1
21
0.0
05
0.001
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
0.05
5
0.0
03
0.0
39
0.0
05
0.3
26
0.2
85
0.2
85
0.2
31
0.2
48
0.2
64
0.0
31
0.1
45
.61
0**
0.1
17
0.2
37
0.2
9
.48
5**
0.1
2
0.2
19
0.1
19
0.0
55
.39
5*
0.0
44
0.1
95
0.0
21
0.1
4
1
.37
1*
0.0
19
.439*
N
VAR00028
0.81
4
Pear
son
Corr
elati
on
N
VAR00027
0.05
Pear
son
Corr
elati
on
.475*
*
*
161
Sig.
(2taile
d)
N
0.01
0.77
1
0.9
86
0.8
36
0.9
78
0.0
73
0.1
21
0.1
2
0.2
11
0.1
79
0.1
52
0.8
68
0.4
36
0
0.5
3
0.1
98
0.1
2
0.0
1
0.5
2
0.2
37
0.5
22
0.7
68
0.0
28
0.8
14
0.2
93
0.9
12
0.4
4
0.0
4
0.9
18
0.013
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Pear
son
Corr
elati
on
.452*
0.12
7
0.1
56
0.1
25
0.1
02
.49
2**
.38
5*
0.2
96
.40
8*
0.0
21
.49
2**
0.1
98
0.0
61
.40
0*
0.3
.40
0*
.48
1**
.37
3*
.35
8*
.67
1**
.40
6*
.38
0*
0.2
49
0.2
74
.46
2**
0.2
0.2
8
.37
1*
1
.59
7**
.690**
Sig.
(2taile
d)
0.01
0.49
5
0.4
01
0.5
01
0.5
85
0.0
05
0.0
32
0.1
06
0.0
23
0.9
09
0.0
05
0.2
87
0.7
44
0.0
26
0.1
01
0.0
26
0.0
1
0.0
4
0.0
48
0
0.0
24
0.0
35
0.1
77
0.1
36
0.0
09
0.2
82
0.1
2
0.0
4
0
0
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Pear
son
Corr
elati
on
0.21
0.23
8
0.1
49
0.0
55
0.0
38
0.3
23
0.2
84
0.2
27
0.2
44
0.1
6
0.2
39
0.0
92
0.0
17
0.0
89
.48
7**
.36
3*
0.1
0.1
4
.35
7*
.47
8**
.35
7*
0.3
23
0.0
15
0.0
93
.47
7**
0.1
79
.48
7**
0.0
19
.59
7**
1
.483**
Sig.
(2taile
d)
0.27
0.19
7
0.4
23
0.7
68
0.8
39
0.0
76
0.1
21
0.2
2
0.1
86
0.3
91
0.1
96
0.6
23
0.9
29
0.6
35
0.0
05
0.0
45
0.5
9
0.4
5
0.0
49
0.0
07
0.0
49
0.0
76
0.9
35
0.6
2
0.0
07
0.3
36
0.0
1
0.9
18
0
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.724*
0.31
4
.42
3*
.56
4**
.35
6*
.52
6**
.70
4**
.41
5*
.72
8**
0.3
2
.62
1**
.43
0*
.44
6*
0.2
54
.64
2**
.48
0**
.62
7**
.62
9**
.40
2*
.65
3**
0.3
23
.51
7**
.53
4**
0.2
71
.67
0**
.36
0*
.56
7**
.43
9*
.69
0**
.48
3**
1
0.08
6
0.0
18
0.0
01
0.0
49
0.0
02
0
0.0
2
0
0.0
79
0
0.0
16
0.0
12
0.1
68
0
0.0
06
0
0
0.0
25
0
0.0
77
0.0
03
0.0
02
0.1
4
0
0.0
47
0
0.0
13
0
0.0
06
N
31
31
31
31
31
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
VAR00029
N
VAR00030
N
Pear
son
Corr
elati
on
total
Sig.
(2taile
d)
*
0
162
0.006
31
Reliability
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
%
Reliability Statistics
31
100.0
0
.0
31
100.0
Cronbach's
Alpha
N of Items
.885
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
163
30
Lampiran 13
UJI NORMALITAS
Tests of Normality
model
pembelajar
an
gain score
hasil belajar
(%)
KolmogorovSmirnova
Statisti df
c
Sig.
Shapiro-Wilk
Statisti df Sig.
c
PBL
.114 32 .200*
.952 32 .160
TGT
.132 32
.948 32 .130
.170
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
164
Lampiran 14
UJI HOMOGENITAS
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic
Gain_Score
df1
df2
Sig.
Based on Mean
3.513
1
62
.066
Based on Median
3.439
1
62
.068
Based on Median and with
3.439
1
61.500
.068
3.418
1
62
.069
adjusted df
Based on trimmed mean
165
Lampiran 15
DATA HASIL PENELITIAN
DATA
model
pembelajaran
motivasi
kelompok
pre test hasil
post test hasil
gain score hasil
motivasi
belajar
belajar
belajar (%)
1
PBL
106 tinggi
63.33
76.66
36.35
2
PBL
87 tinggi
66.66
80.00
40.01
3
PBL
79 tinggi
56.66
56.66
.00
4
PBL
73 rendah
53.33
73.33
42.85
5
PBL
83 tinggi
53.33
70.00
35.72
6
PBL
95 tinggi
46.66
70.00
43.76
7
PBL
82 tinggi
43.33
56.66
23.52
8
PBL
69 rendah
40.00
63.33
38.88
9
PBL
93 tinggi
70.00
83.33
44.43
10
PBL
108 tinggi
50.00
83.33
66.66
11
PBL
87 tinggi
63.33
80.00
45.46
12
PBL
95 tinggi
36.66
56.66
31.58
13
PBL
68 rendah
50.00
63.33
26.66
14
PBL
70 rendah
70.00
80.00
33.33
15
PBL
88 tinggi
53.33
70.00
35.72
16
PBL
81 tinggi
66.66
80.00
40.01
17
PBL
65 rendah
53.33
66.66
28.56
18
PBL
87 tinggi
63.33
80.00
45.46
19
PBL
83 tinggi
56.66
80.00
53.85
20
PBL
99 tinggi
40.00
63.33
38.88
21
PBL
93 tinggi
66.66
83.33
50.00
166
22
PBL
96 tinggi
73.33
86.66
49.98
23
PBL
87 tinggi
53.33
70.00
35.72
24
PBL
107 tinggi
66.66
80.00
40.01
25
PBL
92 tinggi
63.33
80.00
45.46
26
PBL
111 tinggi
43.33
76.66
58.81
27
PBL
80 tinggi
53.33
63.33
21.43
28
PBL
105 tinggi
50.00
73.33
46.66
29
PBL
80 tinggi
66.66
80.00
40.01
30
PBL
85 tinggi
66.66
83.33
50.00
31
PBL
90 tinggi
60.00
83.33
58.33
32
PBL
69 rendah
60.00
73.33
33.33
33
TGT
82 tinggi
43.33
66.66
41.17
34
TGT
75 rendah
36.66
56.66
31.58
35
TGT
88 tinggi
50.00
83.33
66.66
36
TGT
79 tinggi
56.66
73.33
38.46
37
TGT
73 rendah
36.66
53.33
26.32
38
TGT
72 rendah
43.33
60.00
29.42
39
TGT
88 tinggi
53.33
80.00
57.15
40
TGT
87 tinggi
40.00
66.66
44.43
41
TGT
75 rendah
40.00
56.66
27.77
42
TGT
81 tinggi
66.66
83.33
50.00
43
TGT
71 rendah
53.33
66.66
28.56
44
TGT
85 tinggi
60.00
83.33
58.33
45
TGT
87 tinggi
46.66
70.00
43.76
46
TGT
85 tinggi
50.00
76.66
53.32
47
TGT
94 tinggi
46.66
70.00
43.76
167
48
TGT
108 tinggi
56.66
76.66
46.15
49
TGT
83 tinggi
56.66
83.33
61.54
50
TGT
82 tinggi
46.66
76.66
56.24
51
TGT
81 tinggi
36.66
66.66
47.36
52
TGT
72 rendah
36.66
50.00
21.06
53
TGT
81 tinggi
50.00
80.00
60.00
54
TGT
79 tinggi
53.33
83.33
64.28
55
TGT
85 tinggi
53.33
86.66
71.42
56
TGT
90 tinggi
46.66
73.33
50.00
57
TGT
97 tinggi
36.66
70.00
52.64
58
TGT
89 tinggi
43.33
83.33
70.58
59
TGT
81 tinggi
33.33
70.00
55.00
60
TGT
91 tinggi
50.00
83.33
66.66
61
TGT
74 rendah
56.66
70.00
30.78
62
TGT
60 rendah
30.00
50.00
28.57
63
TGT
51 rendah
43.33
56.66
23.52
64
TGT
79 tinggi
53.33
83.33
64.28
168
Lampiran 16
STATISTIK DESKRIPTIF
Statistics
motivasi PBL
Valid
motivasi TGT
pre test hasil
pre test hasil
post test hasil
post test hasil
belajar PBL
belajar TGT
belajar PBL
belajar TGT
32
32
32
32
32
32
0
0
0
0
0
0
Mean
87.2813
81.4063
56.8716
47.0794
73.9556
71.5591
Median
87.0000
81.5000
56.6600
46.6600
76.6600
71.6650
87.00
81.00
53.33a
36.66a
80.00
83.33
12.43884
10.49995
9.90719
8.66529
8.81760
10.97344
Variance
154.725
110.249
98.152
75.087
77.750
120.416
Minimum
65.00
51.00
36.66
30.00
56.66
50.00
Maximum
111.00
108.00
73.33
66.66
86.66
86.66
2793.00
2605.00
1819.89
1506.54
2366.58
2289.89
N
Missing
Mode
Std. Deviation
Sum
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
169
pre test hasil belajar PBL
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
36.66
1
3.1
3.1
3.1
40.00
2
6.3
6.3
9.4
43.33
2
6.3
6.3
15.6
46.66
1
3.1
3.1
18.8
50.00
3
9.4
9.4
28.1
53.33
6
18.8
18.8
46.9
Valid 56.66
2
6.3
6.3
53.1
60.00
2
6.3
6.3
59.4
63.33
4
12.5
12.5
71.9
66.66
6
18.8
18.8
90.6
70.00
2
6.3
6.3
96.9
73.33
1
3.1
3.1
100.0
Total
32
100.0
100.0
170
pre test hasil belajar TGT
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
30.00
1
3.1
3.1
3.1
33.33
1
3.1
3.1
6.3
36.66
5
15.6
15.6
21.9
40.00
2
6.3
6.3
28.1
43.33
4
12.5
12.5
40.6
46.66
4
12.5
12.5
53.1
50.00
4
12.5
12.5
65.6
53.33
5
15.6
15.6
81.3
56.66
4
12.5
12.5
93.8
60.00
1
3.1
3.1
96.9
66.66
1
3.1
3.1
100.0
Total
32
100.0
100.0
Valid
171
model pembelajaran * kelompok motivasi Crosstabulation
kelompok motivasi
rendah
Count
tinggi
6
26
32
18.8%
81.3%
100.0%
40.0%
53.1%
50.0%
9.4%
40.6%
50.0%
9
23
32
28.1%
71.9%
100.0%
% within kelompok motivasi
60.0%
46.9%
50.0%
% of Total
14.1%
35.9%
50.0%
15
49
64
23.4%
76.6%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
23.4%
76.6%
100.0%
% within model
PBL
Total
pembelajaran
% within kelompok motivasi
% of Total
model pembelajaran
Count
% within model
TGT
pembelajaran
Count
% within model
Total
pembelajaran
% within kelompok motivasi
% of Total
172
post test hasil belajar PBL
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
56.66
3
9.4
9.4
9.4
63.33
4
12.5
12.5
21.9
66.66
1
3.1
3.1
25.0
70.00
4
12.5
12.5
37.5
73.33
3
9.4
9.4
46.9
76.66
2
6.3
6.3
53.1
80.00
9
28.1
28.1
81.3
83.33
5
15.6
15.6
96.9
86.66
1
3.1
3.1
100.0
Total
32
100.0
100.0
Valid
173
post test hasil belajar TGT
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
50.00
2
6.3
6.3
6.3
53.33
1
3.1
3.1
9.4
56.66
3
9.4
9.4
18.8
60.00
1
3.1
3.1
21.9
66.66
4
12.5
12.5
34.4
70.00
5
15.6
15.6
50.0
73.33
2
6.3
6.3
56.3
76.66
3
9.4
9.4
65.6
80.00
2
6.3
6.3
71.9
83.33
8
25.0
25.0
96.9
86.66
1
3.1
3.1
100.0
Total
32
100.0
100.0
Valid
174
post test hasil belajar kelompok motivasi tinggi PBL
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
56.66
3
11.5
11.5
11.5
63.33
2
7.7
7.7
19.2
70.00
4
15.4
15.4
34.6
73.33
1
3.8
3.8
38.5
76.66
2
7.7
7.7
46.2
80.00
8
30.8
30.8
76.9
83.33
5
19.2
19.2
96.2
86.66
1
3.8
3.8
100.0
Total
26
100.0
100.0
175
Statistics
Valid
pre test hasil
post test hasil
belajar
belajar
kelompok
kelompok
motivasi tinggi
motivasi tinggi
PBL
PBL
26
26
0
0
Mean
57.4319
74.8692
Median
58.3300
80.0000
66.66
80.00
9.99092
9.10429
Variance
99.819
82.888
Minimum
36.66
56.66
Maximum
73.33
86.66
1493.23
1946.60
N
Missing
Mode
Std. Deviation
Sum
176
post test hasil belajar kelompok motivasi tinggi TGT
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
66.66
3
13.0
13.0
13.0
70.00
4
17.4
17.4
30.4
73.33
2
8.7
8.7
39.1
76.66
3
13.0
13.0
52.2
80.00
2
8.7
8.7
60.9
83.33
8
34.8
34.8
95.7
86.66
1
4.3
4.3
100.0
Total
23
100.0
100.0
Valid
177
Statistics
Valid
pre test hasil
post test hasil
belajar
belajar
kelompok
kelompok
motivasi tinggi
motivasi tinggi
TGT
TGT
23
23
0
0
Mean
49.1265
76.9530
Median
50.0000
76.6600
46.66a
83.33
7.99099
6.66008
Variance
63.856
44.357
Minimum
33.33
66.66
Maximum
66.66
86.66
1129.91
1769.92
N
Missing
Mode
Std. Deviation
Sum
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
178
post test hasil belajar kelompok motivasi rendah PBL
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
63.33
2
33.3
33.3
33.3
66.66
1
16.7
16.7
50.0
73.33
2
33.3
33.3
83.3
80.00
1
16.7
16.7
100.0
Total
6
100.0
100.0
Statistics
pre test hasil
post test hasil
belajar
belajar
kelompok
kelompok
motivasi rendah motivasi rendah
PBL
PBL
Valid
6
6
Missing
0
0
Mean
54.4433
69.9967
Median
53.3300
69.9950
53.33
63.33a
10.03712
6.66800
Variance
100.744
44.462
Minimum
40.00
63.33
Maximum
70.00
80.00
326.66
419.98
N
Mode
Std. Deviation
Sum
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
179
post test hasil belajar kelompok motivasi rendah TGT
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
50.00
2
22.2
22.2
22.2
53.33
1
11.1
11.1
33.3
56.66
3
33.3
33.3
66.7
60.00
1
11.1
11.1
77.8
66.66
1
11.1
11.1
88.9
70.00
1
11.1
11.1
100.0
Total
9
100.0
100.0
180
Statistics
pre test hasil
post test hasil
belajar
belajar
kelompok
kelompok
motivasi rendah motivasi rendah
TGT
TGT
Valid
9
9
Missing
0
0
Mean
41.8478
57.7744
Median
40.0000
56.6600
36.66
56.66
8.51587
6.87144
Variance
72.520
47.217
Minimum
30.00
50.00
Maximum
56.66
70.00
376.63
519.97
N
Mode
Std. Deviation
Sum
181
UJI HIPOTESIS 1
T-Test
Group Statistics
gain score hasil
belajar (%)
model pembelajaran
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
TGT
32
47.2116
15.04694
2.65995
PBL
32
40.0447
12.47387
2.20509
Independent Samples Test
Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
F
Sig.
t
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
95% Confidence
tailed)
Difference
Difference
Interval of the
Difference
Lower
Equal variances
gain score
3.513
.066
2.074
62
.042
7.16688
3.45510
assumed
Upper
.26022 14.073
53
hasil belajar
(%)
Equal variances
2.074
59.940
not assumed
.042
7.16688
3.45510
.25550 14.078
25
182
UJI HIPOTESIS 2
T-Test
Group Statistics
gain score hasil belajar (%)
kelompok motivasi tinggi
model pembelajaran
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
TGT
23
54.9213
9.68998
2.02050
PBL
26
41.4546
13.20816
2.59033
Independent Samples Test
Levene's Test
t-test for Equality of Means
for Equality of
Variances
F
Sig.
t
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
95% Confidence
tailed)
Difference
Difference
Interval of the
Difference
Lower
gain score hasil
belajar (%)
kelompok
motivasi tinggi
Equal variances
.272
.605
4.023
47
.000
13.46669
3.34739
assumed
Equal variances
Upper
6.73262 20.2007
6
4.099
45.525
not assumed
.000
13.46669
3.28516
6.85215 20.0812
3
183
UJI HIPOTESIS 3
T-Test
Group Statistics
model pembelajaran
gain score hasil belajar (%)
kelompok motivasi rendah
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
PBL
6
33.9350
6.10702
2.49318
TGT
9
27.5089
3.39371
1.13124
Independent Samples Test
Levene's Test
t-test for Equality of Means
for Equality of
Variances
F
Sig.
t
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
95% Confidence
tailed)
Difference
Difference
Interval of the
Difference
gain score hasil
belajar (%)
kelompok
motivasi rendah
Equal variances
2.145
.167
Lower
Upper
2.634
13
.021
6.42611
2.43995
1.15492
11.69730
2.347
7.083
.051
6.42611
2.73782
-.03245
12.88467
assumed
Equal variances
not assumed
184
UJI HIPOTESIS 4
Univariate Analysis of Variance
Between-Subjects Factors
Value Label
N
1
PBL
32
2
TGT
32
1
rendah
15
2
tinggi
49
model pembelajaran
kelompok motivasi
Descriptive Statistics
Dependent Variable: gain score hasil belajar (%)
model pembelajaran
PBL
TGT
Total
kelompok motivasi
Mean
rendah
33.9350
6.10702
6
tinggi
41.4546
13.20816
26
Total
40.0447
12.47387
32
rendah
27.5089
3.39371
9
tinggi
54.9213
9.68998
23
Total
47.2116
15.04694
32
rendah
30.0793
5.52448
15
tinggi
47.7757
13.41666
49
Total
43.6281
14.17805
64
185
Std. Deviation
N
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable: gain score hasil belajar (%)
F
df1
2.523
df2
3
Sig.
60
.066
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + metode_pembelajaran +
kelompok_motivasi + metode_pembelajaran *
kelompok_motivasi
186
UJI HIPOTESIS 4
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: gain score hasil belajar (%)
Source
Type III Sum of
df
Mean Square
F
Sig.
Squares
Corrected Model
5958.361a
3
1986.120
17.771
.000
Intercept
69240.687
1
69240.687
619.538
.000
137.802
1
137.802
1.233
.271
kelompok_motivasi
3392.236
1
3392.236
30.352
.000
metode_pembelajaran *
1100.095
1
1100.095
9.843
.003
Error
6705.708
60
111.762
Total
134482.520
64
12664.069
63
metode_pembelajaran
kelompok_motivasi
Corrected Total
a. R Squared = .470 (Adjusted R Squared = .444)
Profile Plots
187
Lampiran 17
Dokumentasi
Kelas PBL
188
Kelas TGT
189
190
191
192
193
Download