eJournal Administrasi Bisnis, 2015, 3 (3): 638-649 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2015 PENGARUH INSENTIF TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT. SEFTYA UTAMA BALIKPAPAN Risa Oktarini 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel insentif terhadap motivasi karyawan pada PT. Setya Utama Balikpapan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu variabel Insentif (X) serta variabel dependen adalah motivasi (Y). Hasil analisis dengan menggunakan persamaan regresi linear sederhanamenunjukkan persamaan regresi sebagai berikut : Y = 1.958 + 0.423.Uji t menunjukkan bahwa diperoleh nilai t hitung sebesar 3,496 kemudian nilai Sig t sebesar 0,002 dibandingkan dengan nilai Sig a 0,05, karena nilai Sig 0,002 < Sig a0,05, sehingga hipotesis kerja (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Nilai R (Koefisien Korelasi) yang diperoleh sebesar 0,573 dan nilai R2 (Koefisien Determinasi) sebesar 0,328.Kesimpulan dari hasil analisis ini meyatakan bahwa hipotesis penelitian yang diajukan diterima karena insentif berpengaruh terhadap motivasi. kepada pihak perusahaan agar lebih konsisten dalam pemberian insentif, dan dapat juga menambahkan bentuk insentif seperti dalam bentuk nominal dan dalam bentuk liburan di tempat-tempat wisata agar dapat merefresing para karyawan sehingga dapat memacu motivasi para karyawan agar lebih baik lagi dalam bekerja. Kata Kunci : Insentif, Motivasi Pendahuluan Pengembangan sumber daya manusia secara makro adalah penting dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pembangunan secara efektif. Pengembangan sumber daya manusia tearah dan terencana disertai pengendalian yang baik akan dapat menghemat sumber daya alam atau setidaktidaknya pengolahan dan pemakaian sumber daya alam dapat berdaya guna dan berhasil guna. Demikian pula pengembangan sumber daya manusia secara mikro disuatu organisasi sangat penting dalam mencapai hasil kerja yang optimal. Baik secara makro maupun secara mikro, pengembangan sumber daya manusia adalah merupakan bentuk investasi (human investment). Dalam kondisi perekonomian yang sedang berkembang saat ini banyak terdapat perusahaan baik perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah 1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected] Pengaruh Insentif Terhadap Motivasi PT. Seftya Utama (Risa) yang sedang giat untuk menigkatkan hasil pendapatan, maka sangatlah perlu bagi suatu perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi agar tetap dapat bertahan dalam pasar persaingan. Sesuai sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam sumber daya manusia untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi agar tetap dapat bertahan dalam pasar persaingan, maka salah satu usaha yang ditempuh perusahaan adalah dengan memberikan rangsangan dalam bentuk insentif. Dengan maksud untuk menggerakkan para karyawan agar bekrja lebih efektif untuk meningkatkan motivasi kerja yang akan berdampak pada prestasi kerja karyawan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Pentingnya masalah insentif ini sehingga sangat mempengaruhi mental karyawan dalam melaksanakan tugas dan kegiatan-kegiatannya, maka sudah selayaknya pemimpin memperhatikan dengan seksama masalah pemberian insentif ini. Suatu organisasi terlebih-lebih suatu perusahaan yang profit oriented, suatu pengaturan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam rangka pemanfaatan sumber daya manusia harus menitik beratkan perhatiannya pada soal-soal manual dalam hubungan kerja dengan tidak melupakan faktor-faktor produksi lainnya. Suatu insentif yang bersifat finansial maupun non finansial tersebut merupakan wujud penghargaan atas jasa karyawan pada perusahaan. Disadari bahwa insentif akan dapat meningkatkan ataupun menurunkan motivasi kerja. Sebab apabila karyawan memandang insentif mereka tidak memadai, maka motivasi kerja dan prestasi kerja mereka dapat menurun secara drastis. Dan hal ini berakibat tidak tercapainya misi perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. PT. Seftya Utama Kalimantan Timur di Balikpapan adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontruksi supplier BBM solar industri. Dimana insentif merupakan hal yang sangat berperan dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan PT. Seftya Utama, sehingga para karyawan berlomba-lomba untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari dalam bekerja tujuan lain untuk memotivasi karyawan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Insentif yang diberikan PT. Seftya Utama kepada karyawan dilakukan dengan cara pertriwulan atau empat bulan sekali yaitu jatuh pada bulan maret, juni, september, dan desember. Insentif yang diberikan kepada karyawan belum seluruhnya merata, hal ini menyebabkan pelaksanaan pemberian insentif pada PT. Seftya Utama dalam setahun tidak menentu dan tidak seluruh karyawan bisa mendapatkan insentif dan untuk besar insentif yang diperoleh setiap karyawanpun berbeda-beda. Insentif yang diberikan kepada karyawan adanya ketidak sesuaian dengan standar yang telah ditetapkan. Permasalahan didalam pemberian insentif pada PT. Seftya Utama, adanya pemberian bonus yang tidak sesuai, pemberian komisi yang tidak tepat waktu, kompensasi tidak sesuai dengan 639 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 3, 2015: 638-649 standar yang ditetapkan , pemberian jaminan sosial yang belum efektif. Sehingga mengakibatkan pada penurunan motivasi kerja pegawai. Motivasi akan tumbuh sehubungan dengan usahanya untuk memenuhi kebutuhanya. Anwar P. Mangkunegara (2008 : 93) mengatakan bahwa Motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motivasi. Motivasi disini tidak tumbuh dengan sendirinya, perusahaan harus dapat membangkitkan motivasi karyawan. Selain dengan memberikan insentif sebagai balas jasa terhadap kinerja yang selama ini diberikan kepada karyawan, perusahaan juga dapat memberikan insentif sebagai alat untuk lebih memacu semangat kerja karyawan. Motivasi kerja dapat dilihat diantaranya dari kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk bekerja sama dengan orang lain, kebutuhan untuk memperoleh wewenang. Pemberian motivasi merupakan faktor penting dalam meningkatkan kinerja karyawan, dimana pemberian motivasi akan berdampak positif bagi karyawan itu sendiri, namun pada kenyataanya motivasi kerja karyawan pada PT. Seftya Utama itu relative konstan bahkan cendrung menurun. Hal ini terlihat dari keluhan pelayanan dan penanganan yang masih lamban serta kurang terintegrasinya sistem yang berjalan. Walaupun ada peningkatan tetapi bukan karena insentif karena diterapkanya disiplin kerja. Yaitu dengan memberikan sanksi bagi karyawan yang melakukan pelanggaran. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis berpendapat bahwa pemberian insentif yang tepat merupakan hal yang perlu dilakukan untuk suatu perusahaan agar mendapat sumber daya manusia yang handal. Untuk itu penulis merasa tertarik untuk menganalisis masalah dengan judul, “Pengaruh insentif terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Seftya Utama Balikpapan”. Kerangka Dasar Teori Pengertian Insentif Menurut Malayu S.P Hasibuan (2009: 183) Insentif adalah: daya perangasang yang diberikan kepada karyawan tertantu berdasarkan prestasi kerjanya agar karyawan terdorong meningkatkan produktivitas kerjanya. Adapun beberapa indicator pemberian insentif menurut Sondang P. Siagian (2009 : 269) antara lain sebagai berikut : 1. Kinerja Sistem insentif dengan cara ini langsung mengaitkan besarnya insentif dengan kinerja yang telah ditunjukan oleh pegawai yang bersangkutan. Berarti besarnya insentif tergantung pada banyak sedikitnya hasil yang dicapai dalam waktu kerja pegawai. Cara ini dapat diterapkan apabila hasil kerja diukur secara kuantitatif. 2. Lama kerja Besarnya insentif ditentukan atas dasar lamanya karyawan melaksanakan atau menyelesaika pekerjaan. Cara perhitungannya bisa menggnakan jam, hari, minggu, ataupun bulan 640 Pengaruh Insentif Terhadap Motivasi PT. Seftya Utama (Risa) 3. Senioritas Sistem insentif ini berdasarkan pada masa kerja atau senioritas pegawai yang bersangkutan dalam suatu perusahaan. Dasar pemikirannya adalah karyawan senior, menunjukanya kesetiaan yang tinggi dari pegawai yag bersangkutan kepada perusahaan dimana mereka bekerja. Semakin senior seorang pekerja semakin tinggi loyalitas pada perusahaan, dan semakin mantap tenangnya dalam berusaha. 4. Keadilan dan kelayakan a. Keadilan Dalam sistem insentif bukanlah harus sama rata pandang bulu, tetap harus terkait dengan adanya hubungan antara pengorbanan (input) dengan output. Makin tinggi pengorbanan maka semakin tinggi insentif yang diharapkan, oleh karena itu yang harus dinilai adalah pengorbanan yang diperlukan oleh suatu jabatan. b. Kelayakan Setelah keadilan maka insentif juga harus dilihat berdasarka kelayakannya. Layak pengertiiaanya jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang berrgerak pada bidang yang sama. Pengertian Motivasi Menurut Malayu Hasibuan dalam bukunya Organisasi dan Motivasi (2007:95) mengemukakan bahwa “motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif, dan integrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.Motivasi atau dorongan kepada karyawan untuk bersedia bekerja bersama demi tercapainya tujuan bersama ini terdapat dua macam, yaitu: 1. Motivasi finansial, yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif. 2. Motivasi nonfinansial, yaitu dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk finansial/uang, akan tetapi berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan, pendekatan manusia dan lain sebagainya Metode Penelitian Uji Reliabilitas Kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik cronbach alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai α > 0,60 Nunnally (1967) dalam Ghozali (2005:42). Dimana: a = Koefisien reliabilitas 641 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 3, 2015: 638-649 r = Korelasi antar item k = Jumlah item Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (untuk setiap butir dapat dilihat pada kolom corrected item total correlations) dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-k, dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah item. Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2005:45). Dimana: Rxy = Koefisien korelasi (r-hitung) ∑x = Skor variabel independen ∑y = Skor variabel dependen ∑xy = Hasil kali skor butir dengan skor total n = Jumlah responden Regresi Linier Sederhana Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional maupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.Persamaan umum regresi linier sederhana adalah : ( Riduwan dan Sunarto, 2010:96) a bX e Persamaan regresi dirumuskan : Dimana : bX e Y = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan X=Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0 e = error 5% b=Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang yangmenunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y Koefisien Korelasi (R) Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan variabel independent secara bersama-sama terhadap variabel dependent. Semakin besar nilai R, maka semakin kuat hubungan variabel independent secara bersama-sama terhadap veriabel dependent. Berikut rumus untung penghitungan koefisien korelasi menurut (Rangkuti, 2003:264): Koefisien Determinasi (R2) Pengujian koefisien determinasi ( ) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat dapat 642 Pengaruh Insentif Terhadap Motivasi PT. Seftya Utama (Risa) ditunjukkan dalam SPSS , koefesien determinasi terletak pada Model Summary dan tertulis R Square. Uji t Uij t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2005:84). thitung = Dimana: bi : Koefisien regresi Sbi : Standart Error Dengan menggunakan tingkat keyakinan alpha (α) sebesar 5% dan derajat kebebasan (n-2). Kemudian dibandingkan antara thitung dengan ttabel, maka: a. Apabila nilai thitung>tSig, maka H0ditilak dan Ha diterima b. Apabila nilai thitung<t Sig, maka H0 diterima dan Ha ditolak Hasil Penelitian dan Pembahasan Uji Validitas Berdasarkan hasil Uji Validitas instrumen penelitian didapati bahwa seluruh butir pernyataan yang ada pada kuisioner (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, Y1, Y2, Y3 dan Y4), mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari r-tabel (nilai r-tabel untuk N=27 dengan tingkat signifikansi 0,5%. Dengan demikian seluruh butir pernyataan yang dilampirkan dalam kuisioner dinyatakan valid. Uji Reliabilitas Kemudian dari hasil Uji Reliabilitas diketahui bahwa seluruh variabel memiliki Cronbach's Alpha lebih besar dari 0.6 sehingga semua variabel dan dimensi penelitian dinyatakan reliabel. Dengan hasil Cronbach's Alpha yang lebih besar dari 0.6 maka secara keseluruhan variabel penelitian dinyatakan reliabel, dan dasar indikator ini yang akan digunakan pada analisis lebih lanjut. Regresi linier Sederhana Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant 1.958 ) 1 Insentif .423 a. Dependent Variable: Y Standardized Coefficients Beta t Sig. .423 4.632 .000 .121 .573 3.496 .002 Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh persamaan regresi linear sederhana dari varibel insentif terhadap vatiabel motivasi pada PT. Seftya Utama Balikpapan adalah sebagai berikut : 643 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 3, 2015: 638-649 Y = 1.958 + 0.423 1. Koefisien Korelasi (R) dan Determinasi (R2) Model summary Model R .573a 1 R Square Adjusted R Square .328 Std. Error of the Estimate .301 .42644 Dalam output SPSS pada Tabel Model diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,573 atau 57,3% yang berarti tingkat hubungan antara variable insentif terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Seftya Utama balikpapan termasuk pada tingkat hubungan yang sedang/cukup. Dalam output SPSS diperoleh pada Tabel Model Summaryb nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0,238, maka koefesien determinasinya = 0,238 x 100% = 23,8% secara serentak dalam menjelaskan variasi atau perubahan variabel terikat (Y) didapati besarnya pengaruh variabel bebas 23,8%, sedangkan sisanya yaitu 100% - 23,8% = 76,2% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel penelitian. 2. Uji t Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel insentif berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Seftya Utama Balikpapan dengan cara membandingkan Sig dengan Sig a dengan tingkat kepercayaan sebesar α = 0,05 sehingga diperoleh hasil perhitungan SPSS. Hasil Uji t Model Unstandardized Coefficients B t Sig. Beta 1.958 .423 4.632 .000 Insentif .423 a. Dependent Variable: Y .121 .573 3.496 .002 1 (Constant) Std. Error Standardized Coefficients Variabel insentif (X) nilai Sig menunjukkan bahwa variabel insentif sebesar 0,002 bila dibandingkan dengan nilai Sig a maka Sig 0,002 < Sig a0,05 Maka dapat disimpulkan bahwa diterima dan ditolak artinya variabel insentif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Seftya Utama Balikpapan. 644 Pengaruh Insentif Terhadap Motivasi PT. Seftya Utama (Risa) Pembahasan Berdasarkan hasil analisis yang telah dijelaskan dengan menggunakan tingkat signifikan (ά) sebesar 5% (0,05), maka diperoleh persamaan regresi yaitu sebagai berikut : Y = 1,958 + 0,423 Nilai konstanta sebesar 1.958 penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa variabel bebas yaitu insentif dan variabel terikat motivasi tidak akan mengalami perubahan (konstan) Koefesien regresi sebesar 0.423 menunjukkan bahwa variabel X (insentif) mempunyai pengaruh positif terhadap Y (motivasi), yang berarti setiap kenaikan 1 satuan variabel harga akan berpengaruh positif terhadap Y (motivasi kerja karyawan pada PT. Seftya Utama Balikpapan) sebesar 0.423 dengan menggunakan variabel lain yang konstan. Nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,573 artinya bahwa terdapat hubungana yang sedang/cukup dari kompensasi terhadap motivasi karyawan pada PT. Seftya Utama Balikpapan. Sedangkan R2 (koefisien determinasi) sebesar 0,328 memberikan arti bahwa variabel insentif memberikan pengaruh terhadap motivasi sebesar 32,8% dan sisanya 68,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Hal ini disebabkan masalah kecukupan pemberian insentif yang diberikan kepada karyawan, dimana karyawan merasa insentif yang diberikan kepada mereka belum cukup, karena belum dapat untuk memenuhi kebutuhan mereka, dimana karyawan menyatakan bahwa perusahaan seharusnya bisa untuk memberikan lebih besar lagi insentif serta THR untuk mereka dan juga karyawan merasa ketentuan pemberian insentif yang telah ditetapkan oleh perusahaan membuat karyawan rasa loyalitasnya di tingkat yang sedang/cukup. Terkadangan juga keterlambatan dalam pemberian insentif kepada karyawan adanya ketidak sesuaian dengan standar yang telah ditetapkan. Permasalahan didalam pemberian insentif pada PT. Seftya Utama Balikpapan, adanya pemberian bonus yang tidak sesuai setiap kali pemberiannya, pemberian komisi yang tidak tepat waktu, kompensasi tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, pemberian jaminan sosial yang belum efektif. Sehingga mengakibatkan pada penurunan motivasi kerja pegawai ditingkat sedang/cukup. Tidak hanya pemberian insentif saja yang jadi permasalahan, adanya kurang disiplinya beberapa karyawan, pada jam kerja masih saja ada karyawan yang terlambat masuk pada jam kerja yang telah ditentukan, kemudian jam istirahat yang melebihi batas waktu yang telah ditentukan, ketika waktu jam istirahat telah habis masih ada saja karyawan yang terlambat masuk. Untuk berkaca pada perusahaan lain yang sama pada bidang yang sama, perusahaan lain selalu konsisten dalam pemberian insentif, karena insentif yang konsisten dapat menimbulkan rasa motivasi yang tinggi untuk perusahaan bukan hanya motivasi saja yang meningkat adanya jiwa loyalitas terhadap 645 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 3, 2015: 638-649 perusahaan dan para karyawan datang bekerja dengan senang hati dan bersemngat dalam menjalankan aktivitas kerja nya, kemudian manajer atau supervisor yang tegas dan mempunyai wawasan yang luas jika ada karyawan yang melanggar peraturan di perusahaan. Hal inilah yang perlu di contoh oleh PT. Seftya Utama Balikpapan dimana manajer atau supervisor hendaknya memberikan teguran ketika karyawan melakukan kesalahan agar karyawan merasa jera untuk melakukannya lagi dan pada saat brefing harusnya manajer memberikan budaya malu jika melakukan pelanggaran dalam perusahaan. Bentuk insentif yang telah ditetapkan pada tahun 2014 yang ada di PT. Seftya Utama Balikpapan adalah barang elektronik, piagam, bonus berupa uang, uang lembur yang dihitung dari jam lima keatas dan dihitung per jam lima ribu rupiah. Jadwal pemberian insentif di PT. Seftya Utama Balikpapan dengan cara pertriwulan atau empat bulan sekali yaitu jatuh pada bulan maret, juni, september, dan desember. Namun ini termasuk untuk insentif berupa barang elektronik dan piagam saja. PT. Seftya Utama Balikpapan terkadang pemberian insentif tidak sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan oleh perusahaan, terkadang lewat tiga hari bahkan sampai seminggu hal ini yang membuat motivasi ditinggkat yang sedang/cukup. Perusahaan harusnya dapat lebih konsisten dalam hal pemberian insentif ketika terjadi keterlambatan dalam pemberiannya, dan alahkah baiknya lagi peraturan pemberian insentif di publikasikan kepada karyawan sehingga karyawn dapt termotivasi karna insentif dapat mendorong motivasi karyawan untuk lebih baik lagi dan dapat juga menambahkan insentif seperti dalam bentuk nominal dan dalam bentuk liburan di tempat-tempat wisata agar dapat merefresing para karyawan. Seorang manajer harus bisa mempunyai kedekatan yang erat antar karyawan selalu memberikan saran mendorong karaywan selalu maju dalam bekerja memberikan semangat dan ini salah satu alternatif menurut saya yang baik jika insentif perusahaan kecil atau tidak konsisten dalam pemebriannya. Dari hasil analisis secara parsial (uji t), dengan tingkat kepercayaan 95% atau nilai ά = 0,05 diperoleh variable insentif dengan nilai Sighitung 0,002 < Sig ά0,05, maka dapat di simpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, karena nilai Sighitung lebih kecil dari pada nilai Sig (ά) yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel insentif dengan variable motivasi, hal ini berarti jika perusahaan ingin meningkatkan motivasi karyawan salah satu cara yang baik adalah dengan cara meningkatkan insentif terhadap karyawan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial insentif berpengaruh dominan terhadap motivasi karyawan (Y) sehingga hipotesis penilitian ini diterima. Sesuai dengan tujuan karyawan yaitu untuk bertanggung jawab atas kinerja yang dilakukannya setiap hari kerja dan memberikan hasil-hasil yang terbaik untuk perusahaan. Lama kerja di PT. Seftya Utama Balikpapan 646 Pengaruh Insentif Terhadap Motivasi PT. Seftya Utama (Risa) membuat karyawan yang lama mendapatkan insentif yang lebih besar, tetapi karyawan yang lama mempunyai tanggung jawab yang lebih untuk perusahaan dan hasil-hasil kerjanya selalu memberikan yang terbaik untuk perusahaan. Senioritas mempunyai tugas yang berat dan memiliki tanggung jawab yang diterima dalam melakukan pekerjaan, karena karyawan yang senior di atas tiga tahun harus memberikan contoh yang baik terhadap karyawan baru, membantu karyawna baru jika terjadi kesulitan dalam melakukan pekerjaan, memberikan ilmu-ilmu kepada karyawan baru seihingga ikut membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Keadilan dan kelayakan yang diterima karyawan sudah berjalan dengan baik hal ini disebabkan karena karyawan telah bersedia datang bekerja, focus dalam melakukan pekerjaan dan memberikan pengorbanan pada perusahaan bersedia kerja lembur dan mengorbankan waktu istirahat untuk bekerja keras demi tercapainya tujuannya perusahaan serta kelayakan pemberian insentif yang sesuai diterima oleh karyawan yang lembur, sehingga karyawan mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaannya dan selalu memberikan kontribusi terhadap perusahaan agar perusahaan dapat mencapai tujuannya. Motivasi finansial yang diberikan kepada karyawan adalah berupa barang-barang elektronik yang membuat karyawan dapat memperthankan loyalitas dan kesetabalian dalam bekerja guna tercapainya tujuan perusahaan sedangkan motivasi non finansial yang diberikan oleh perusahaan adalah berupa piagam dan cendra mata serta pujian yang membuat karayawan yang mendapatkan nya merasa bangga dapat ikut membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya dan merasa menjadi karyawan yang penting untuk perusahaan. Hal ini bisa dapat dipertahankan oleh PT. Seftya Utama Balikpapan dalam memotivasi karyawanya. Namun untuk lebih meningkatkannya kembali perusahaan dapat memberikan motivasi finansial dalam bentuk yang sudah ada, misalanya tidak terbatas pada barang elektronik atau tidak terbatas dalam bentuk piagam saja. Penutup Dari hasil analisi uji t menunjukan bahwa secara variabel insentif yang berpengaruh terhadap motivasi karyawan pada PT. Setya Utama Balikpapan. Artinya insentif yang diberikan oleh PT. Setya Utama Balikpapan berjalan dengan baik. Insentif yang diberikan oleh PT. Setya Utama Balikpapan berjalan optimal. Dimana dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa insentif meningkatkan motivasi karyawan agar dapat mencapai tujuan perusahaan. insentif berpengaruh signifikan dan positif terhadap motivasi karyawan, dimana dalam penelitian ini diketahui bahwa insentif memberikan pengaruh sebesar 32,8% terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Setya Utama Balikpapan 647 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 3, 2015: 638-649 Untuk Perusahaan: Untuk meningkatkan motivasi karyawan pada PT. Seftya Utama Balikpapan, perusahaan bisa memberikan tambahan bentuk insentif yang sudah diterapkan, bisa dalam bentuk nominal uang dan yang sesuai dengan ketetapan yang diatur oleh perusahaan. Untuk Peneliti Selanjutnya : Mengingat variabel insentif dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan motivasi karyawan terhadap perusahaan diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan variabel- variabel lain yang merupakan variabel lain diluar variabel yang sudah masuk dalam penelitian. Daftar Pustaka Alfadito, 2013, Pengahur Pemberian Insentif Terhadap Peningkatan Motivasi Kerja Karyawan Bagian SDM Di PT.KHATEX, Universitas Sumatra Utara. Bangun, Wilson, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Bandung Dessler, Gary. 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 2, PT. Prenhallindo. Jakarta. Gitosudarmo, Indriyo dan Mulyono. 2011. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: BPFE Gomes, Faustino Cardoso, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Andi, Yogyakarta George R. Terry, 2003, Prinsip - prinsip Manajemen, PT. Bumi Aksara Hadari Nawawi. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta. Hasibuan, Malayu, 2007, Manajemen Sumber Daya Manuasia, Penerbit Bumi Aksara, Edisi Revisi, Jakarta _______, ______, 2009, Manajemen Sumber Daya Manuasia, Penerbit Bumi Aksara, Edisi Revisi, Jakarta Hardi, Pasiribu, 2008, Pengaruh Pelaksanaan Pemberian Insentif Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Dinas Pendapatan Provinsi Sumatra Utara, Universitas Sumatra Utara. Martono, 2007, Manajemen Keuangan, Ekonusa. Yogyakarta. Marihot Tua Efendi Hariandja, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia, Jakarta. Panggabean, S., Mutiara. 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bogor : Ghalia Indonesia Ranupandojo, Hedjrachman, dan, Suad, Husnan, 2009, Manajemen Personalia, Edisi Keempat Penerbit BPFE, Yogyakarta. 648 Pengaruh Insentif Terhadap Motivasi PT. Seftya Utama (Risa) Riduwan. 2010, Dasar-dasar Statistika, Bandung: Alfa Beta. Rivai, Veithzal, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktek, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Siagian, Sondang P, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Cetakan Keempatbelas, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Siti Alfajari dan Tri Heru, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, UPP STIM YKPN Sudarmayanti. 2001, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Cetakan Kedua, Maju Mundur, Bandung Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua Belas, Penerbit. CV. Alfabeta. BandungUsman. 2006. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Akasara. 649