judul dalam bahasa indonesia, ditulis dengan huruf tnr

advertisement
Studi Kasus Penyesuaian .... (Fitriana Diah P) 98
STUDI KASUS PENYESUAIAN DIRI DAN SOSIAL REMAJA HAMIL DILUAR
NIKAH
CASE STUDY OF SELF AND SOCIAL COMPLIANCE TEENAGER MARRIED BY ACCIDENT
Oleh: Fitriana Diah Proboastiningrum, Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] mailto:[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penyesuaian diri dan sosial remaja hamil diluar nikah. Metode
dalam penelitian ini adalah case-study dengan subyek 3 remaja awal yang sedang hamil. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, display data, dan
verification. Uji keabsahan menggunakan triangulasi sumber dan data. Hasil penelitian yang didapatkan, ketiga
subyek memiliki latar belakang yang berbeda yang menyebabkan subyek hamil diluar nikah. Ketiga subyek sudah
dapat menyesuaikan diri dengan kondisinya saat ini, berbeda dengan penyesuaian sosial yang mereka miliki.
Subyek AU belum bisa untuk berkomunikasi intens dengan masyarakat. Subyek SI masih sering merasa bahwa
dirinya menjadi bahan pembicaran para tetangga. Subyek WT lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah
karena merasa risih jika keluar rumah terlalu lama.
Kata kunci: remaja, hamil diluar nikah, penyesuaian diri an sosial.
Abstract
This study aims to describe the compliance of self and social Teenager which Married by Accident. The
method in this study is a case-study to the subject of three early teenager who is pregnant. Data collection
techniques use observation and interviews. Data analysis techniques use data reduction, data display, and
verification. Test validity uses triangulation of sources and data. The results of the study; Three of subjects have 60
different bacgrounds that led the subjects Married by Accident. Three of subjects have conformed their self with
Curently condition. It difers with social compliance that they have. Subject AU have not been able to comunicate
with society. Subject SI often feels that his self becomes object of the talk of neighbours . Subject WT spend much
time in the house because he feeluncomfortable if he stay out of the house for a long time.
Keywords: teenager, married by accident, self and social compliance
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang memiliki
perkembangan masing-masing yang perlu dan
penting dicapai untuk keberlangsungan hidupnya.
banyak hal yang dapat dipandang sebagai suatu
Menurut Erik E Erikson (John W.Santrock,
kekhasan dalam dirinya, yang mampu menyadari
2002:42),
akan keberadaan dirinya sendiri. Makhluk yang
dimulai sejak masa bayi (tahun pertama), masa
mampu untuk memutuskan hal yang baik maupun
bayi (tahun kedua), masa awal kanak-kanak
buruk, mampu bertanggungjawab akan hal yang
(tahun-tahun prasekolah, usia 3-4 tahun), masa
telah dilakukannya, mampu
pertengahan dan akhir anak-anak (tahun-tahun
melaksanakan hak dan kewajiban untuk dirinya
sekolah, 6 tahun-pubertas), masa remaja (10-20
sendiri maupun untuk orang lain, dan sebagainya.
tahun), masa awal dewasa (20-30an tahun), masa
setiap manusia pasti mengalami pertumbuhan dan
pertengahan dewasa (40-50an tahun), dan masa
perkembangan. Perlu diketahui bahwa setiap
akhir periode (60-an tahun).
periode perkembangan, manusia memiliki tugas
periode
perkembangan
manusia
99 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-5 2016
Salah satu periode perkembangan yang
Tidak semua remaja dapat melaksanakan
penting untuk diperhatikan adalah masa remaja.
tugas perkembangannya dengan baik, bahkan
Masa remaja merupakan masa peralihan atau
mungkin tidak tercapai. Masa remaja merupakan
transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa,
masa yang penting, maka tugas perkembangan
sehingga
terjadi
pada masa ini pun penting untuk diperhatikan.
kesenjangan. Masih banyak kita jumpai pula
Namun, saat ini banyak orang tua yang kurang
permasalahan-permasalahan yang terjadi pada
memperhatikan hal ini, sehingga tidak jarang
masa ini. Perubahan nilai yang harus mengikuti
mereka mengabaikan tugas sepenuhnya sebagai
lingkungan pun tidak terkecuali menjadikan
orang tua saat anak memasuki masa remaja.
permasalahan baru bagi remaja. Menurut Sofyan
Sebagai akibatnya, anak terlepas dari pantauan
S. Willis (2005:19), remaja merasa bahwa dirinya
orang tua dan tidak memahami bagaimana
bukan anak-anak lagi, akan tetapi belum mampu
seharusnya dia menyikapi dirinya sendiri maupun
memegang tanggungjawab seperti orang dewasa,
bersikap pada orang lain. Tugas perkembangan
karena itu pada masa remaja ini terdapat
yang tidak tercapai dapat menjadikan remaja
kegoncangan, terutama didalam melepaskan nilai-
mengalami penyesuaian diri dan sosial yang
nilai yang lama dan memperoleh nilai-nilai yang
kurang baik. Masa remaja memiliki pembagian
baru untuk mencapai kedewasaan. Hal ini tampak
rentang usia, yakni masa remaja awal, masa
dalam tingkah laku remaja itu sehari-hari, baik di
remaja pertengahan, dan masa remaja akhir.
rumah, di lingkungan, maupun di masyarakat.
Masing-masing dari periode ini memiliki tugas
Selain itu, pada masa remaja dorongan seksual
perkembangannya
menonjol dan tampak dalam sikap remaja itu
Hurlock (Rita Eka Izzaty, dkk, 2013: 122). Masa
terutama terhadap jenis kelamin yang berlainan.
remaja awal berlangsung kira-kira dari 13 tahun
Menurut Havighurst (Hurlock, 1980:10), tugas
sampai 16 tahun atau 17 tahun. Menurut Kartini
perkembangan remaja meliputi: 1) Mencapai
Kartono (1995:36), mengatakan bahwa usia
hubungan baru yang lebih matang dengan teman
remaja dibagi menjadi tiga, yaitu remaja awal
sebaya baik pria maupun wanita; 2) Mencapai
(12-15 tahun), remaja pertengahan (15-18 tahun)
peran sosial antara pria dan wanita; 3) Menerima
dan remaja akhir (18-21 tahun).
pada
masa
ini
sering
masing-masing.
Menurut
keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya
Pada penelitian ini peneliti mengambil
secara efektif; 4) Mengharapkan dan mencapai
subyek dengan rentangan usia remaja awal,
perilaku
5)
karena pada masa ini remaja baru saja mengalami
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua
masa peralihan dari kanak-kanak, sehingga
dan orang dewasa lainnya; 6) Mempersiapkan
gejolak yang dimilikinya pun masih tinggi dalam
karir ekonomi; 7) Mempersiapkan perkawinan
hal apapun. Masa remaja awal dapat dikatakan
dan keluarga; 8) Memperoleh perangkat nilai dan
sebagai masa rawan bagi orang tua untuk lebih
sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku
mengawasi, mengajarkan dan mendidik anaknya
mengembangkan ideologi.
lebih dari sebelumnya. Menurut William W.
sosial
yang
bertanggungjawab;
Studi Kasus Penyesuaian .... (Fitriana Diah P) 100
Wattenber (Andi Mappiare, 1982:106), tugas
pada tahun 2015, di desa U ada 11 kasus
perkembangan
1)
kehamilan diluar nikah, 5 diantaranya merupakan
Memiliki kemampuan mengontrol diri sendiri
remaja berusia 13-16 tahun. Melihat semakin
seperti orang dewasa; 2) Memperoleh kebebasan;
maraknya kasus kehamilan remaja diluar nikah,
3) Bergaul dengan teman lawan jenis; 4)
tentu tidak terlepas dari pemikiran akan dampak
Mengembangkan
yang dialami remaja tersebut. Dampak yang
remaja
awal,
meliputi:
keterampilan-keterampilan
baru; 5) Memiliki cita-cita yang realistis.
Hubungan
yang
tidak
sehat
dialami tentu berpengaruh pada dirinya sendiri,
sering
baik berdampak secara fisik maupun psikisnya.
dijumpai pada hubungan yang biasa disebut
Selain dampak yang berpengaruh secara fisik dan
pacaran. Banyak yang menjadikan “pacaran”
psikisnya, kehamilan remaja diluar nikah juga
dengan baik, menjadikan dirinya sebagai orang
berdampak
yang lebih baik, memberikan motivasi untuk
lingkungan menyikapi permasalahan tersebut dan
belajar, dan sebagainya. Namun, tidak sedikit
bagaimana pergaulan dengan teman sebayanya
pula yang memanfaatkan “pacaran” sebagai
maupun dengan masyarakat.
hubungan yang bebas untuk melakukan apa saja
pada
Hidup
lingkungan,
bermasyarakat
bagaimana
tidak
pernah
bersama tanpa ada batasan. Tingginya angka
terlepas dari kesanggupan diri kita dalam
kehamilan pada remaja di Indonesia dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Menurut
dibuktikan dari hasil pengamatan dan survey
Schneiders (Hendrianti Agustiani, 2006:146),
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
penyesuaian diri merupakan satu proses yang
(BKKBN) tahun 2013, berdasarkan jumlah
mencakup respon-respon mental dan tingkah
penduduk remaja (usia 14-19 tahun) 34 juta (19,6
laku, yang merupakan usaha individu agar
%) dari total penduduk Indonesia, angka seks
berhasil
bebas
konflik, dan frustasi yang dialami dalam dirinya.
diseluruh
kota
besar
di
Indonesia
mengatasi
individu
kebutuhan,
tersebut
ketegangan,
melampaui 50%. Hasil survey sekitar 30 %
Usaha
bertujuan
untuk
berakhir pada kawin "terpaksa" karena hamil
memperoleh keselarasan dan keharmonisan antar
pada usia yang sangat muda. Kehamilan remaja
tuntutan dalam diri dengan apa yang diharapkan
di Indonesia menunjukkan masih banyak remaja
oleh lingkungan.
wanita yang belum begitu memahami resiko dari
Remaja yang mngalami permasalahan
akibat kehamilan diusia muda. Data pada tahun
tersebut menjadi kurang bisa menyesuaikan
2002 ada 50 kasus, tahun 2003 ada 92 kasus,
dengan kondisinya saat ini, tidak hanya pada
tahun 2004 ada 101 kasus dan tahun 2010 dalam
diriny namun dengan lingkungan sosial. Menurut
satu bulan terdapat 8 – 10 kasus.
Elizabeth B. Hurlock (1997:278), penyesuaian
Selain berdasarkan data yang diperoleh
sosial diartikan sebagai keberhasilan seseorang
tersebut, peneliti telah melakukan observasi awal
untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada
di desa U di kabupaten Pemalang, dan didapatkan
umumnya dan terhadap kelompoknya pada
hasil bahwa dalam kurun waktu satu tahun yaitu
khususnya. Dari pernyataan Hurlock tersebut
101 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-5 2016
menggambarkan
bahwa
penyesuaian
sosial
(2010:
127-148)
yaitu
pertama
tahap
pra
merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk
lapangan. Pada tahap ini, peneliti mengadakan
menyesuaikan diri pada orang lain dan kelompok.
survei pendahuluan. Selama proses survei ini
peneliti
melakukan
penyusunan
rancangan
lapangan
penelitian,
METODE PENELITIAN
penelitian,
Jenis Penelitian
mengurus perizinan, menjajaki dan menilai
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode studi kasus. Studi kasus (case-study),
studi kasus menurut Burhan Bungin (2006:20) adalah
suatu studi yang bersifat komprehensif, intens, rinci,
dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya
menelaah masalah-masalah atau fenomena yang
lapangan
(field
study),
memanfaatkan
memilih
informan,
dan
menyiapkan
perlengkapan penelitian, dan kemudian persoalan
etika penelitian.
Kedua, tahap pekerjaan lapangan. peneliti
memahami
bersifat kontemporer, kekinian.
memilih
latar
penelitian
dan
melakukan
persiapan diri, serta memasuki lapangan dalam
Waktu dan Tempat Penelitian
rangka pengumpulan data. Pengumpulan data
Penelitian dilakukan di Kabupaten Pemalang.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember
akan dilakukan dengan wawancara dan observasi.
Terakhir,
tahap
analisis
data.
peneliti
2015 sampai dengan pertengahan Januari 2016
melakukan serangkaian proses analisis dan
(tahap pra lapangan), pada akhir Februari sampai
interpretasi data-data
dengan akhir April 2016 (tahap pekerjaan
sebelumnya. Selain itu peneliti juga melakukan
lapangan), dan akhir bulan April sampai dengan
proses triangulasi data yang diperbandingkan
awal Juni 2016 (tahap analisis data).
dengan teori kepustakaan.
Subjek Penelitian
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
Data
Data yang disampaikan pada penelitian ini
Dalam penelitian ini, peneliti menentukan subyek
penelitian menggunakan teknik purposive dan
snowball. Subyek dalam penelitian ini dengan
yang telah diperoleh
meliputi :
1. Awal mula penyebab kehamilan remaja.
kriteria yaitu remaja awal yang dalam kondisi
2. Penyesuaian diri remaja hamil diluar nikah
hamil diluar nikah yang berdomisili di Kabupaten
3. Penyesuaian sosial remaja hamil diluar nikah
Pemalang. Terdapat 3 subyek perempuan yang
Lexy J. Moleong (2010: 168) menjelaskan,
akan diteliti, yaitu AU (14 tahun), SI (15 tahun),
kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup
dan WT (14 tahun).
rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana
pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada
Prosedur
Metode
akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.
penelitian
yang
dipakai
dalam
penelitian ini yaitu metode studi kasus, dengan
langkah-langkah menurut Lexy J. Moleong
Menurut Sugiyono (2013: 305), dalam penelitian
kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri.
Studi Kasus Penyesuaian .... (Fitriana Diah P) 102
Tekik pengumpulan data dalam penelitian ini
hasil
observasi
dan
wawancara.
Peneliti
yaitu dengan observasi dan wawancara mendalam.
membahas secara lebih mendalam data-data yang
Observasi dilakukan peneliti untuk memperoleh
telah dideskripsikan tersebut berdasarkan fokus
sumber data dan informasi melalui pengamatan
dalam penelitian.
langsung di lokasi
penelitian. Observasi yang
3. Verification, yaitu pengambilan kesimpulan dapat
dilakukan peneliti menggunakan observasi yang
berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
berstruktur yaitu dengan menggunakan pedoman
sebelumnya masih remang-remang atau gelap
observasi
sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
dalam
melakukan
pengamatan,
dan
observasi non partisipan. Sedangkan, wawancara
dilakukan oleh peneliti dengan tujuan melengkapi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
data-data yang diperoleh dari proses observasi.
Subyek pada penelitian ini berjumlah 3 orang.
Wawancara yang akan dilakukan peneliti adalah
wawancara berstruktur dan disusun secara garis besar
Masing-masing
subyek
memiliki
key
informan
saja, hal ini dikarenakan untuk membantu peneliti
berjumlah 3 orang. Berikut profil singkat ketiga
agar wawancara dapat dikendalikan sehingga tidak
subyek pada tabel 1.
Tabel 1. Profil Singkat Subyek
menyimpang dari inti permasalahan ketika peneliti
melakukan variasi pertanyaan di lapangan.
Uji keabsahan data penelitian ini menggunakan
teknik
triangulasi
sumber
dan
data.
No
Peneliti
menggunakan triangulasi dengan membandingkan
data yang telah diperoleh melalui hasil wawancara,
subyek.
Subyek
Subyek
g-an
II
III
1.
Nama
AU
SI
WT
2.
Jenis
Perempu-
Perempu-
Perempu-
Kelamin
an
an
an
3.
Umur
14 tahun
15 tahun
14 tahun
4.
Usia
8 bulan
5 bulan
8 bulan
dan informan-informan lain dari ketiga subyek yaitu
orang tua subyek, teman dekat subyek, dan tetangga
Keteran Subyek I
Kehamil
Teknik Analisis Data
-an
Teknik analisis data yang digunakan dalam
5.
Agama
Islam
Islam
Islam
penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif
6.
Alamat
Pemalang
Pemalang
Pemalang
kualitatif yang tidak ada angka sama sekali
Selanjutnya profil singkat key informan
didalamnya. Langkah-langkah teknik analisis data
masing-masing subyek. Berikut key informan subyek
kualitatif (Sugiyono, 2013: 338-345) dalam
I, pada tabel 2.
penelitian ini yaitu:
1. Reduksi data, yaitu mereduksi data berarti
merangkum,
memilih
hal
yang
pokok,
memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema
dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
2. Penyajian data, yaitu peneliti mendeskripsikan
data yang telah diperoleh melalui berbagai teknik
pengumpulan data, seperti mendeskripsikan data
103 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-5 2016
Tabel 2. Profil Singkat Key Informan Subyek I
Berikut profil singkat key informan subyek III
No
Keterang
Key
Key
Key
-an
Informan
Informan
Informan
I
II
III
pada tabel 4.
Tabel 4. Profil Singkat Key Informan Subyek III
No
1.
Nama
HN
MY
AN
2.
Jenis
Laki-laki
Perempu-
Perempu-
an
an
1.
2.
Kelamin
Keteran Key
Key
Key
g-an
Informan
Informan
Informan
I
II
III
Nama
AS
PA
KK
Jenis
Perempu-
Perempu-
Perempu-
Kelamin
an
an
an
3.
Umur
38 tahun
15 tahun
35 tahun
4.
Agama
Islam
Islam
Islam
5.
Alamat
Pemalang
Pemalang
Pemalang
3.
Umur
40 tahun
15 tahun
30 tahun
6.
Hubung-
Orang tua Teman
Tetangga
4.
Agama
Islam
Islam
Islam
subyek
5.
Alamat
Pemalang
Pemalang
Pemalang
6.
Hubung
Orang tua Teman
Tetangga
-an
subyek
dekat
subyek
dengan
(ayah)
subyek
an dengan subyek
dekat
subyek
subyek
(ayah)
Berikut profil singkat key informan subyek II pada
tabel 3.
subyek
Tabel 3. Profil Singkat Key Informan Subyek II
No. Keterang
-an
Subyek pertama adalah AU. AU merupakan
Key
Key
Key
Informan
Informan
Informan
seorang remaja berusia 14 tahun yang saat ini sedang
I
II
III
hamil, dan usia kehamilannya sudah memasuki bulan
1.
Nama
SB
DW
AZ
ke 8. AU adalah siswi kelas 3 Sekolah Menengah
2.
Jenis
Perempu-
Perempu-
Perempu-
Pertama yang mengundurkan dirinya sendiri sejak
Kelamin
an
an
an
mengetahui bahwa dirinya hamil, AU merupakan
3.
Umur
40 tahun
15 tahun
35 tahun
anak kedua dari dua bersaudara. Kesibukan kedua
4.
Agama
Islam
Islam
Islam
orang tua AU memberikan kebebasan bagi AU.
5.
Alamat
Pemalang
Pemalang
Pemalang
6.
Hubung-
Orang tua Teman
an dengan subyek
dekat
subyek
subyek
(ibu)
Tetangga
subyek
Kebebasan
yang
diberikan
oleh
orang
tuanya
membuat AU melakukan segala hal semaunya sendiri
tanpa ada larangan dari ayah atau ibunya. Kebebasan
itulah yang selama ini memudahkan AU untuk
melakukan hubungan dengan pacarnya, bahkan
dengan “om” nya. AU merasa nyaman dan sangat
sayang, AU berani untuk melakukan hubungan seks
dengan pacarnya. Keinginan AU untuk memiliki
barang
seperti
teman-temannya
semakin
kuat,
sedangkan pacarnya masih kelas 3 SMA dan belum
bisa memenuhi keinginan AU, akhirnya AU mencoba
untuk bekenalan dengan seseorang laki-laki yang dia
panggil dengan sebutan “om”. AU mengenal “om”
nya tanpa perantara, dia mencari-cari sendiri di
Studi Kasus Penyesuaian .... (Fitriana Diah P) 104
Facebook. AU menjadikan “om” kenalannya sebagai
dengan pacarnya. WT melakukan hubungan seks
selingan pacarnya, dari “om” nya, AU dapat membeli
dengan pacarnya atas dasar suka sama suka. Tidak
apa yang AU mau. AU menuturkan bahwa awalnya
tahu apa alsannya, mereka melakukan hubungan seks.
dia hanya ingin mencoba, tapi dia merasa ketagihan
WT menuturkan bahwa pada saat pertama kali dia
dan ingin mencoba lagi dan lagi.
melakukan hubungan seks dengan pacarnya adalah
Subyek kedua adalah SI. SI merupakan remaja
berusia
15
tahun
kesempatan
tepatnya saat ayah dan ibunya berceai. Kemudian
mengenyam dunia pendidikan hanya sampai Sekolah
pacar WT pun datang untuk menemani WT dan
Dasar saja. 2 tahun yang lalu SI menyelesaikan
mereka terbawa suasana untuk melakukan hubungan
pendidikannya di tingkat Sekolah Dasar. Karena
seks.
faktor
menyayanginya
ekonomi,
yang
SI
memiliki
pada saat WT merasa stress dan kesepian dirumah,
tidak
dapat
melanjutkan
WT
merasa
bahwa
dan
pacarnya
mereka
semakin
semakin
sering
pendidikannya. Remaja dengan postur mungil, wajah
melakukan hubungan seks disaat ayahnya sedang
manis dan kulit putih ini, saat ini tengah hamil 5 bulan
tidak dirumah dan kondisi lingkungan tetangganya
dan masih menunggu janji-janji yang diberikan oleh
sepi.
pacarnya untuk bertanggungjawab atas kehamilan AI.
Latar belakang yang menyebabkan AU
SI adalah anak pertama dari tiga bersaudara. SI
berada dalam kondisi sepeti ini adalah karena AU
memiliki 2 adik laki-laki, yaitu kelas 4 Sekolah Dasar
diberikan kebebasan yang sama sekali tidak ada
dan usia 3 tahun. Orang tua SI sudah bercerai satu
pengawasan dari orang tuanya. AU selama ini
tahun yang lalu. Saat ini SI dan kedua adiknya tinggal
bersama nenek SI yang berasal dari keluarga ibunya.
Sejak kecil, SI sudah tinggal bersama neneknya. SI
menuturkan bahwa dia sudah memiliki pacar sejak
kelas 5 Sekolah Dasar. Pacar SI yang ketiga adalah
memiliki pegaulan yang kurang baik. Pegaualn
AU dan teman sekolahnya dapat dikatakan
sebaga pegaulan yang kuang baik, karena teman
sekolah yang biasa bergal dengan AU sudah biasa
laki-laki yang sudah bekerja sebagai supir truk yang
melakukan
umurnya berbeda 12 tahun lebih tua dari SI. SI
jenisnya. Awalnya AU belum mengkuti apa yang
mengaku
melakukan
teman-temannya lakukan, namun karena teman-
hubungan seks dengan pacarnya sejak 2 tahun yang
temannya selalu meledek AU karena belum
lalu.
melakkan
bahwa,
Menurut
SI
sudah
penuturan
SI,
sering
mereka
biasanya
hubungan
hubungan
seks
seks
dengan
dengan
lawan
pacarnya
melakukan hubungan seks dirumah SI atau mencari
membuat AU tertantang dan akhirnya mau untuk
tempat diluar rumah. SI mengatakan bahwa SI
berhubungan seks dengan pacarnya. Awalnya AU
melakukan itu karena sudah merasa nyaman, percaya
dan sayang dengan pacarnya.
Subyek ketiga adalah WT. WT merupakan
remaja berusia 14 tahun yang saat ini sedang hamil
dan usia kehamilannya sudah memasuki bulan ke 8.
hanya
melakukan
hubungan
seks
dengan
pacarnya saja, namun AU ingin seperti temantemannya, memiliki barang-barang yang bagus
dan mewah, AU mencoba untuk mencari kenalan
Kedua orang tua WT sudah bercerai satu tahun yang
di Facebook yang sekiranya menurut AU bisa
lalu, yaitu saat WT kelas 1 Sekolah Menengah
memenuhi
keinginan
Pertama. WT adalah anak tunggal. Saat ini WT
berkenalan
dengan
tinggal bersama ayahnya. WT berpacaran sudah sejak
hubungan dengannya. Karena pacarnya tidak bisa
kelas 1 SMP. WT sudah merasa nyaman dan percaya
memenuhi keinginan AU, AU mau melakukan
AU.
AU
akhirnya
om-om
dan
menjalin
105 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-5 2016
apa saja dengan omnya asal apa yang diinginkan
tercapai.
Ketiga subyek dapat dikatakan sudah bisa
menyesuaikan diri dengan kondisi saat ini. Dilihat
Berbeda
dengan
AU,
yang
dari penerimaan subyek terhadap kondisi dirinya
melatarbelakangi SI berada dalam kondisi saat ini
dan subyek juga sudah menyadari bahwa apa
karena SI sudah terbiasa melakukan hubungan
yang dialami dirinya saat ini adalah dampak dari
seks dengan pacarnya selama 2 tahun, sedangkan
perbuatan yang telah dia lakuka. Subyek juga
SI sudah 3 tahun berpacaran dengan pacarnya. SI
sudah memiliki pandangan untuk melanjutkan
biasa melakukan hubungan seks di rumah atau
hidupnya dengan baik.
mencari tempat yang sepi diluar rumah. SI selama
Penyesuaian diri ketiga subyek sudah
ini hanya tinggal dengan neneknya yang sangat
baik, namun ketiga subyek juga belum dapat
menyayangi SI, sehingga apapun yang SI lakukan
mencapai penysuaian sosial dengan baik. AU, SI
tidak pernah dimarahi oleh neneknya. Sejak kecil
dan WT merasa bahwa masyarakat menilai
SI sudah tinggal bersama neneknya, apalagi saat
dirinya sebagai perempuan yang rendah dan
ini kedua orang tua SI sudah bercerai dan tinggal
dipandang sebelah mata. Tidak jarang para
berjauhan dengan SI. Selain dari pacarnya, SI
tetangga menggunjing subyek, namun juga ada
kurang mendapat perhatian dari orang tua dan
yang merasa kasihan atas apa yang terjadi pada
neneknya. Hal ini menjadikan SI nyaman dan
subyek. AU sudah mencoba untuk berbaur
mau untuk melakukan hubungan seks dengan
dengan
pacarnya.
masyarakat
Selain AU dan SI, WT juga memiliki
masyarakat,
namun
belum
sepenuhnya
penerimaan
menerima
perbuatan AU. Hal tersebt menjadikan AU
cerita tersendiri sehingga dirinya berada diposisi
kembali
saat ini. Semenjak kedua orang tuanya bercerai,
masyarakat. SI juga sudah berupaya untuk
WT lebih memilih untuk tinggal bersama
mendekatkan diri pada tetangga dan lingkungan
ayahnya. WT lebih memiliki kedekatan dengan
sekitar, namun SI merasa risih akan kondisinya
ayahnya, namun ayah WT kurang memiliki
yang menurut SI belum dapat diterima oleh
banyak waktu untuk dirumah karena sibuk
masyarakat. Berbeda dengan AU dan SI, WT
bekerja. Perceraian kedua orang tuanya membuat
sejak awal memutuskan untuk tidak terlalu
WT merasa kesepian dan untuk mengobati
mengambil pusing atasa respon yang diberikan
kesepiannya, WT sering meminta pacarnya untuk
oleh masyarakat, meski tidak jarang WT juga
datang kerumah dan menemani WT. Berawal dari
merasa sakit hati yang bercampur malu atas
hal tersebut, WT dan pacarnya lama-lama
pembicaraan para tetangga tentang dirinya. AU,
terbawa
SI dan WT sama-sama belum bisa berbaur dan
suasana
hubungan
yang
dan
akhirnya
seharusnya
melakukan
belum
boleh
dilakukan mereka. WT mengatakan bahwa apa
yang dia lakukan dengan pacarnya karena suka
sama suka.
enggan
untuk
berbaur
dengan
menerima respon yang diberikan masyarakat
terhadap dirinya.
Studi Kasus Penyesuaian .... (Fitriana Diah P) 106
kehidupannya meski dalam kondisi hamil,
KESIMPULAN DAN SARAN
karena keputusan yang diambil sudah baik
Kesimpulan
dan memang harus dipertahankan, selain
Penyesuaian diri remaja hamil diluar nikah
itu
subyek
juga
diharapkan
dapat
adalah upaya yang dilakukan subyek untuk menerima
membiasakan diri untuk berbaur dengan
kenyataan tentang apa yang terjadi dengan dirinya.
masyarakat, meski dalam kondisi hamil,
Saat pertama kali mengetahui bahwa dirinya haml,
ketiga
subyek
merasa
kacau,
bingung,
takut,
menyesal, dan malu terhadap dirinya sendiri. Mereka
sama-sama memiliki pemikiran untuk menggugurkan
kandungannya, namun WT berbeda dengan yang lain
yang sudah bebrapa kali mencoba menggugukan
kandungannya namun tetap gagal. Namun, saat ini
karena dengan apa yang dilakukan subyek
sedikit demi sedikit dapat menghapus
perbuatan
yang
dilakukannya
dan
kehadirannya dapat diterima kembali oleh
masyarakat.
2. Upaya orang tua untuk membentengi anak
dan
dari perbuatan yang tidak diinginkan
memutuskan untuk mempertahankan kehamilannya.
dapat dilakukan dengan baik dan benar,
Penyesuaian sosial remaja yang dalam keadaan hamil
agar anak memiliki kekebalan tubuh yang
diluar
adalah
baik sehingga anak dapat dengan mandiri
bagaimana remaja tersebut dapat menyesuaikan
membentengi dirinya sendiri. Orang tua
ketiga
subyek
nikah
sudah
yang
menerima
dimaksudkan
keadaan
disini
dirinya dengan orang lain dalam keadaan dirinya yang
sudah menjadi bahan pembicaraan masyarakat.
Ketiga subyek sudah berusaha untuk bebaur
dengan masyarakat. Ketiga subyek besikap cuek
terhadap apa yang dibicarakan orang lain tentang
dirinya. Namun, diantara ketiga subyek, WT adalah
subyek yang paling sensitif ketika ada orang yang
juga harus tetap memberikan dukungan
pada anak meski sudah terjadi hal yang
tidak
diinginkannya,
memberikan
bimbingan dan arahan agar kelak tidak
terjadi hal serupa lagi.
3. Bagi
para
remaja
diharapkan
dapat
membicarakan dirinya. Meski banyak gunjingan yang
mempertimbangkan pertemanan, mana
datang dari tetangga, ketiga subyek masih memiliki
yang baik dan cocok untuknya, dapat
dukungan dari orang-orang terdekatnya. Ketiga
mengontrol diri sendiri dalam bergaul.
subyek mengakui bahwa apa yang terjadi pada dirinya
adalah
hal
yang
salah
dan
mereka
berusaha
memperbaiki kesalahan yang sudah diprbuatnya.
Tidak menghiraukan gunjingan para tetangga bukan
berarti membuat ketiga subyek hanya membiarkannya
4. Masyarakat
dapat
membantu
untuk
mengatasi permasalahan ini, karena ini
tidak hanya tanggungjawab orang tua saja
dalam
menjaga
remaja
sekitar.
Masyarakat dapat merangkul kembali
saja tanpa ada perubahan.
remaja yang hamil diluar nikah agar
remaja
Saran
1. Subyek
diharapkan
dapat
mempertanggungjawabkan atas keputusan
yang sudah diambil untuk melanjutkan
tersebut
menyesuaikan
masyarakat.
juga
diri
dapat
dengan
kembali
baik
di
107 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-5 2016
5. Bagi guru BK (konselor), diharapkan
dapat
memberikan
bimbingan
dan
konseling kepada siswa, para penerus
bangsa mengenai perilaku yang berkaitan
dengan pergaulan yang baik dan juga
bimbingan
dengan
mengenai
maksud
dunia
agar
seksual,
siswa
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi
Kelima). Jakarta: Erlangga.
Hurlock, Elizabeth B. (1997). Perkembangan
Anak. Jakarta: Erlangga.
Lexy J. Moleong. (2010). Metodelogi Penelitian
Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja
Rosdakarya
dapat
memahami akan hal yang seharusnya
Mappiare, Andi. (1982). Psikologi Remaja.
Surabaya: Usaha Nasional.
tidak dilakukan dan apa saja batasan yang
perlu diperhatikan dalam bergaul dengan
Rita Eka Izzaty, dkk. (2013). Perkembangan
Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
sesama jenis maupun lawan jenis. Guru
hendaknya memberikan pengarahan dan
membimbing
siswa
agar
mengetahui
perilaku yang baik untuk dirinya sendiri
maupun lingkungan.
6. Bagi pihak sekolah, diharapkan dapat
memberikan
ilmu
tentang
Sofyan Willis. (2005). Remaja dan Masalahnya
(Mengupas Berbagai Bentuk Kenakalan
Remaja Seperti Narkoba, Free Sex dan
Pemecahannya). Bandung: Alfabeta.
kesehatan
reproduksi remaja yang dapat dimasukkan
kedalam materi pelajaran, seperti salah
satunya pelajaran biologi.
DAFTAR PUSTAKA
Bakti Buwono Budiasto. (2013). “Hubungan
Seks Pranikah Di Jateng Meningkat
Tijih Kali Lipat”. Diambil dari:
http://jateng.tribunnews.com/2013/11/14
/hubungan-seks-pra-nikah-di-jatengmeningkat-tujuh-kali-lipat
Pada
5
Desember 2015 pukul 20.00 WIB.
Burhan H.M bungin. (2006). Analisis data
penelitian kualitatif. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Hendriati
Agustiani.
(2006).
Psikologi
Perkembangan, Pendekatan Ekologi
Kaitannya dengan Konsep Diri &
Penyesuaian Diri pada Remaja.
Bandung: Refika Aditama.
Hurlock,
Santrock,
John
W.
(2002).
Life-Span
Development: Perkembangan Masa
Hidup, Edisi 5. Jakarta: Erlangga.
Elizabeth B. (1980). Psikologi
Perkembangan
(Suatu
Pendekatan
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta
Download