unjuk kerja turbin angin propeller 4 sudu

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UNJUK KERJA TURBIN ANGIN PROPELLER
4 SUDU BERBAHAN KOMPOSIT BERDIAMETER 100 CM,
DENGAN LEBAR MAKSIMUM SUDU 13 CM PADA JARAK 19 CM
DARI PUSAT SUMBU POROS
TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Memperoleh gelar Sarjana Teknik
Di Jurusan Teknik Mesin
Disusunoleh :
DWI ANDIKA KURNIAWAN
125214062
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE PERFORMANCE OF FOUR BLADE PROPELLER
WIND TURBINE MADE FROM COMPOSITE IN
DIAMETER OF 100 CM, WITH MAXIMUM BLADE WIDTH OF 13CM
AT LENGTH OF 19 CM FROM AXIAL CENTER
FINAL PROJECT
As a partial fulfillment of the requirements
To obtain the Sarjana Teknik degree
in Department of Mechanical Engineering
Arranged by :
DWI ANDIKA KURNIAWAN
125214062
DEPARTMENT OF MECHANICAL ENGINEERING
FACULTY OF SAINS AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2016
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan turbin angin berjenis
propeller 4 sudu berbahan komposit. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan
untuk mengetahui daya keluaran, koefisien daya, dan tip speed ratio dari turbin
angin tersebut.
Penelitian ini menggunakan turbin angin berjenis propeller dengan diameter
kincir 100 cm, dan lebar maksimum sudu 13 cm pada jarak 19 cm dari pusat
sumbu poros. Bahan yang digunakan dalam pembuatan sudu adalah material
komposit. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan
memvariasikan kecepatan angin pada 7,3 m/s; 8,3 m/s; dan 9,4 m/s dengan
menggunakan blower. Variable yang diambil dalam penelitian ini adalah
kecepatan angin, kecepatan putar poros, gaya pengimbang, serta tegangan dan
arus listrik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variasi kecepatan angin 7,3 m/s
turbin angin dapat bekerja optimal dibanding pada variasi kecepatan angin 8,3 m/s
dan 9,4 m/s. Koefisien daya turbin angin pada variasi kecepatan angin 7,3 m/s
adalah sebesar 43% yang bekerja pada tip speed ratio sebesar 3,8; koefisien daya
turbin angin pada variasi kecepatan angin 8,3 m/s adalah sebesar 31% yang
bekerja pada tip speed ratio sebesar 3,3; dan koefisien daya turbin angin pada
variasi kecepatan angin 9,4 m/s adalah sebesar 22% yang bekerja pada tip speed
ratio sebesar 2,9.
Kata kunci :
turbin angin propeller, komposit, koefisien daya
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The aim of this study was to develop a four-blade propeller wind turbine
made from composite. Other than that, this study also aimed for knowing the
output power, the coefficient of power and tip speed ratio of this wind turbine.
This study used a propeller wind turbine with diameter of 100 cm, and
maximum blade width of 13 cm at length of 19 cm from axial center. The material
that used for making the blade was composite material. This study used an
experimental method with the wind-velocity variations of 7,3 m/s; 8,3 m/s; and
9,4 m/s by using blower. The variables taken in this study are the wind-velocity,
turbine rotation, the force, the voltage, and electric current.
The result showed that the wind turbine could work optimally at the windvelocity variation of 7,3 m/s than the other wind-velocity variations. The
coefficient of power at the wind-velocity variation of 7,3 m/s was about 43% in
tip speed ratio of 3,8; the coefficient of power at the wind-velocity variation of
8,3 m/s was about 31% in tip speed ratio of 3,3; and the coefficient of power at
the wind-velocity variation of 9,4 m/s was about 22% in tip speed ratio of 2,9.
Keywords :
wind turbine propeller, composite, coefficient of power
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“Unjuk Kerja Turbin Angin Propeller 4 Sudu Berbahan Komposit Berdiameter
100 cm, dengan Lebar Maksimum Sudu 13 cm pada Jarak 19 cm Dari Pusat
Sumbu Poros”. Penyusunan skripsi ini merupakan syarat menyelesaikan jenjang
pendidikan S-1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa selama penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak
lepas dari dukungan beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1.
Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Kepala Program Studi Teknik
Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3.
Doddy Purwadianto, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing penulis selama melakukan pengujian hingga penulisan skripsi
ini, terimakasih atas bimbingan, nasihat, motivasi dan pelajaran yang sangat
berarti.
4.
Seluruh dosen yang telah membagi ilmunya kepada penulis selama masa
kuliah.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Seluruh staff dan Laboran di jurusan Teknik Mesin, terimakasih atas
bantuannya dalam mempelancar penelitian dan penyusunan skripsi.
6.
Kedua orangtua penulis tercinta yang telah mendidik penulis dengan sabar,
memberikan kasih sayang, motivasi, dukungan baik moral maupun materiil
serta doa restu yang tak henti – hentinya diberikan kepada penulis.
7.
Aditya Indra Pratama selaku kakak penulis yang selalu memberikan
semangat, bantuan dan dukungan dalam penyusunan skripsi.
8.
Vincentius Anggi dan Oktafianus Damar selaku rekan kelompok Tugas
Akhir yang telah membantu dalam perancangan, pembuatan, pengujian, dan
penyusunan skripsi.
9.
Teman – teman seperjuangan jurusan Teknik Mesin angkatan 2012,
terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.
10. Semua pihak yang turur membantu dan mendukung dalam penulisan skripsi
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu.
Penulis menyadari bahwa baik isi maupun bentuk penyajian skripsi ini
masih jauh dari sempurna, namun penulis tetap berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan berkat
dan rahmat-Nya kepada kita semua.
Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Title Page ......................................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii
Daftar Dewan Penguji...................................................................................... iv
Pernyataan Keaslian Karya .............................................................................. v
Lembar Pernyataan Persetujuan Karya Ilmiah................................................. vi
Intisari .............................................................................................................. vii
Abstract ............................................................................................................ viii
Kata Pengantar ................................................................................................. ix
Daftar Isi .......................................................................................................... xi
Daftar Gambar.................................................................................................. xiii
Daftar Tabel ..................................................................................................... xv
Daftar Lampiran............................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2
Perumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3
Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
1.4
Batasan Masalah................................................................................... 4
1.5
Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Angin.................................................................................................... 6
2.2
Turbin Angin ........................................................................................ 7
2.2.1 Turbin Angin Sumbu Horizontal ......................................................... 9
2.2.2 Turbin Angin Sumbu Vertikal ............................................................. 14
2.3
Komposit .............................................................................................. 16
2.3.1 Polimer ................................................................................................. 20
2.3.2 Serat (Fiber) ......................................................................................... 22
2.4
Perhitungan Koefisien Daya ................................................................ 24
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.4.1 Energi Angin dan Daya Angin ............................................................. 24
2.4.2 Daya Mekanis....................................................................................... 26
2.4.3 Daya Listrik.......................................................................................... 27
2.4.4 Koefisien Daya..................................................................................... 27
2.5
Perhitungan Torsi dan Tip Speed Ratio................................................ 28
2.5.1 Torsi .................................................................................................. 28
2.5.2 Tip Speed Ratio .................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 30
3.2
Tahapan Penelitian ............................................................................... 30
3.3
Bahan dan Alat ..................................................................................... 31
3.4
Langkah – Langkah Pembuatan Sudu Kincir Angin............................ 37
3.5
Langkah – Langkah Penelitian............................................................. 42
3.6
Langkah – Langkah Pengolahan Data.................................................. 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Data Pengujian ..................................................................................... 46
4.2
Pengolahan Data................................................................................... 48
4.3
Pembahasan Grafik .............................................................................. 54
4.3.1 Grafik Hubungan Kecepatan Putar Poros dan Torsi ............................ 55
4.3.2 Grafik Hubungan Daya Ouput dan Torsi ............................................. 56
4.3.3 Grafik Hubungan Cp (mekanis) dan TSR ............................................ 61
4.3.4 Grafik Hubungan Cp (listrik) dan TSR ................................................ 64
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan .......................................................................................... 68
5.2
Saran .................................................................................................. 69
Daftar Pustaka .................................................................................................. 71
Lampiran .......................................................................................................... 73
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1
American Windmill............................................................
12
Gambar 2.2
Cretan Sail.........................................................................
13
Gambar 2.3
Dutch Four Arm ................................................................
13
Gambar 2.4
Turbin Angin Darrieus ......................................................
15
Gambar 2.5
Turbin Angin Savonius .....................................................
16
Gambar 2.6
Grafik
hubungan
tegangan
dan
regangan
antara
komposit, matriks, dan serat..............................................
18
Gambar 2.7
Klasifikasi komposit berdasarkan penguatnya ..................
19
Gambar 2.8
Klasifikasi komposit berdasarkan matriksnya...................
20
Gambar 2.9
Grafik hubungan antara CP dan TSR ................................
28
Gambar 3.1
Diagram alir yang menggambarkan langkah – langkah
penelitian ...........................................................................
30
Gambar 3.2
Sudu turbin angin berjenis propeller berbahan komposit .
31
Gambar 3.3
Hub ....................................................................................
32
Gambar 3.4
Resin polyester ..................................................................
32
Gambar 3.5
Seratgelas / fiberglass........................................................
33
Gambar 3.6
Mesin Blower ....................................................................
34
Gambar 3.7
Alat uji Anemometer .........................................................
34
Gambar 3.8
Alat uji Tachometer...........................................................
35
Gambar 3.9
Alat uji neraca pegas .........................................................
35
Gambar 3.10 Alat uji Multimeter............................................................
36
Gambar 3.11 Alat uji Voltmeter..............................................................
37
Gambar 3.12 Lampu pembebanan ..........................................................
37
Gambar 3.13 Desain sudu turbin angin berjenis propeller .....................
38
Gambar 3.14 Proses menggambar cetakan pada pipa .............................
38
Gambar 3.15 Proses pemotongan dan penghalusan cetakan...................
38
Gambar 3.16 Proses pencampuran resin dengan katalis .........................
39
Gambar 3.17 Proses pelapisan sudu dengan aluminium foil ..................
40
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.18 Proses pembuatan sudu kincir berbahan komposit............
40
Gambar 3.19 Proses pemotonga nsudu ...................................................
41
Gambar 3.20 Proses pengeboran sudu ....................................................
41
Gambar 3.21 Proses pengecatan sudu .....................................................
41
Gambar 3.22 Sudu kincir angin berbahan komposit ...............................
42
Gambar 3.23 Skema rangkaian listrik .....................................................
43
Gambar 4.1
Grafik hubungan kecepatan putar poros dan torsi untuk
ketiga variasi kecepatan angin...........................................
Gambar 4.2
Grafik hubungan daya output dengan torsi pada variasi
kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s ...................................
Gambar 4.3
60
Grafik hubungan CP (mekanis) dengan tip speed ratio
untuk ketiga variasi kecepatan angin.................................
Gambar 4.8
59
Grafik hubungan daya output (listrik) dengan torsi untuk
ketiga variasi kecepatan angin........................................... `
Gambar 4.7
58
Grafik hubungan daya output (mekanis) dengan torsi
untuk ketiga variasi kecepatan angin.................................
Gambar 4.6
57
Grafik hubungan daya output dengan torsi pada variasi
kecepatan angin rata – rata 9,4 m/s ...................................
Gambar 4.5
56
Grafik hubungan daya output dengan torsi pada variasi
kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s ...................................
Gambar 4.4
55
62
Grafik hubungan CP (listrik) dengan tip speed ratio
untuk ketiga variasi kecepatan angin.................................
xiv
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Tingkat Kecepatan Angin .....................................................
6
Tabel 2.2 Kekuatan Serat ......................................................................
23
Tabel 2.3 Sifat – sifat dari jenis serat gelas ...........................................
24
Tabel 4.1 Data Pengujian Pada Variasi Kecepatan Angin Rata – rata
7,3 m/s ....................................................................................
46
Tabel 4.2 Data Pengujian Pada Variasi Kecepatan Angin Rata – rata
8,3 m/s ....................................................................................
47
Tabel 4.3 Data Pengujian Pada Variasi Kecepatan Angin Rata – rata
9,4 m/s ....................................................................................
48
Tabel 4.4 Pengolahan Data Pada Variasi Kecepatan Angin Rata – rata
7,3 m/s ....................................................................................
52
Tabel 4.5 Pengolahan Data Pada Variasi Kecepatan Angin Rata – rata
8,3 m/s ....................................................................................
53
Tabel 4.6 Pengolahan Data Pada Variasi Kecepatan Angin Rata – rata
9,4 m/s ....................................................................................
xv
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1.
Grafik hubungan kecepatan putar poros dengan torsi
pada variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s ...............
Lampiran 2.
Grafik hubungan kecepatan putar poros dengan torsi
pada variasi kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s ...............
Lampiran 3.
73
Grafik hubungan kecepatan putar poros dengan torsi
pada variasi kecepatan angin rata – rata 9,4 m/s ...............
Lampiran 4.
73
74
Grafik hubungan koefisien daya (mekanis) dengan tip
speed ratio pada variasi kecepatan angin rata – rata 7,3
m/s .....................................................................................
Lampiran 5.
74
Grafik hubungan koefisien daya (mekanis) dengan tip
speed ratio pada variasi kecepatan angin rata – rata 8,3
m/s .....................................................................................
Lampiran 6.
75
Grafik hubungan koefisien daya (mekanis) dengan tip
speed ratio pada variasi kecepatan angin rata – rata 9,4
m/s .....................................................................................
Lampiran 7.
75
Grafik hubungan koefisien daya (listrik) dengan tip
speed ratio pada variasi kecepatan angin rata – rata 7,3
m/s .....................................................................................
Lampiran 8.
76
Grafik hubungan koefisien daya (listrik) dengan tip
speed ratio pada variasi kecepatan angin rata – rata 8,3
m/s .....................................................................................
Lampiran 9.
76
Grafik hubungan koefisien daya (listrik) dengan tip
speed ratio pada variasi kecepatan angin rata – rata 9,4
m/s .....................................................................................
77
Lampiran 10. Grafik hubungan daya output dengan kecepatan putar
poros pada variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s .....
77
Lampiran 11. Grafik hubungan daya output dengan kecepatan putar
poros pada variasi kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s .....
xvi
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 12. Grafik hubungan daya output dengan kecepatan putar
poros pada variasi kecepatan angin rata – rata 9,4 m/s .....
xvii
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan energi di dunia dan khususmya di Indonesia setiap tahun
semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, perkembangan
ekonomi dan pola konsumsi masyarakat terhadap energi. Menurut Kementrian
Energi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan
dan Konversi Energi (EBTKE), sumber daya energi di Indonesia dan dunia
semakin menipis, dimana energi menjadi langka dan semakin mahal dengan
pertumbuhan konsumsi energi rata-rata 7% setahun (Andri Kusbiantoro, dkk.,
2013). Sedangkan, pertumbuhan kebutuhan energi ini tidak diimbangi dengan
pasokan energi yang cukup, sehingga pasokan kebutuhan energi fosil masih
terlalu besar, penggunaan energi fosil sendiri dapat mengakibatkan perubahan
iklim global yang disebabkan oleh meningkatnya Gas Rumah Kaca (GRK) di
atmosfir bumi. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mengurangi gas rumah
kaca ini perlu ditingkatkan upaya pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT)
atau energi alternatif. Salah satu energi alternatif yang mudah dan dapat
digunakan adalah angin (Andri Kusbiantoro, dkk., 2013).
Energi angin adalah sumber energi terbarukan yang telah dimanfaatkan
selama lebih dari seabad. Pemanfaatan energi angin menjadi salah satu
pemanfaatan energi baru terbarukan paling efektif di dunia, karena sumber daya
angin tersedia dimana pun dan bebas polusi. Untuk memanfaatkan energi angin,
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dibutuhkan sebuah alat yang disebut turbin angin. Turbin angin adalah kincir
angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini pada
awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan
penggilingan padi, keperluan irigasi, dan lain-lain. Prinsip dasar kerja dari turbin
angin adalah mengubah energi angin menjadi energi mekanik pada kincir, lalu
putaran kincir digunakan untuk memutar generator yang akan menghasilkan
listrik. Pemanfaatan kincir angin atau turbin lebih menguntungkan dibandingkan
dengan pemanfaatan mesin diesel, photovoltaic atau penambahan jaringan listrik.
Salah satu jenis turbin angin yang dapat digunakan adalah Turbin Angin
Sumbu Horizotnal (TASH). Turbin Angin Sumbu Horizontal (TASH) memiliki
poros atau sumbu rotor utama yang disusun sejajar dengan permukaan tanah.
Kelebihan utama dari jenis ini adalah daya listrik yang dihasilkan relatif besar.
Turbin angin sederhana dengan diameter 0.6 m, dapat menghasilkan daya listrik
sebesar 80 W (Ahmet Z. Sahin, et al., 2001). Selain itu, jenis turbin ini dapat
menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi dibanding dengan jenis turbin angin
sumbu vertikal, karena sudu atau blade pada turbin angin sumbu horizontal selalu
bergerak tegak lurus terhadap arah angin dan menerima daya sepanjang putaran.
Dalam pembuatannya, sudu turbin angin dapat dibuat menggunakan
berbagai macam material, salah satunya adalah komposit. Komposit merupakan
material yang tersusun dari kombinasi dua atau lebih unsur yang secara makro
berbeda di dalam bentuk dan komposisi material yang pada dasarnya tidak dapat
dipisahkan (Schwartz (1984), dalam Daniel Andri Porwanto, 2009). Penggunaan
material komposit pada sudu turbin angin bertujuan untuk mengurangi bobot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kincir angin dibanding menggunakan material lain, serta memberi kekakuan dan
kekuatan spesifik pada sudu turbin angin.
Berdasarkan latar belakang tersebut, dilakukan pengujian terhadap unjuk
kerja turbin angin sumbu horizontal 4 sudu berbahan komposit. Variasi kecepatan
angin yang digunakan bertujuan untuk mengetahui perbandingan unjuk kerja dari
turbin angin tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari pengujian turbin angin sumbu horizontal ini adalah
sebagai berikut :
1)
Bagaimana desain dan bentuk dari turbin angin jenis propeller ini.
2)
Bagaimana nilai koefisien daya dan tip speed ratio dari turbin angin
jenis propeller ini.
3)
Bagaimana torsi dan daya output dari turbin angin jenis propeller ini.
4)
Bagaimana perngaruh kecepatan angin terhadap kecepatan putar turbin
angin jenis propeller ini.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1)
Membuat dan mengembangkan turbin angin propeller 4 sudu berbahan
komposit.
2)
Mengetahui koefisien daya dan tip speed ratio dari turbin angin jenis
propeller ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
3)
Mengetahui torsi dan daya output dari turbin angin jenis propeller ini.
4)
Mengetahui pengaruh kecepatan angin terhadap kecepatan putar turbin
angin jenis propeller ini.
1.4 Batasan Masalah
Permasalahan dalam pengujian ini dibatasi pada :
1)
Jenis turbin angin yang digunakan adalah turbin angin sumbu
horizontal berdiameter 100 cm, dengan lebar maksimum sudu 13 cm
pada jarak 19 cm dari pusat sumbu poros.
2)
Model turbin angin yang digunakan adalah turbin angin propeller
dengan jumlah sudu sebanyak 4 buah sudu.
3)
Bahan material yang digunakan pada sudu kincir menggunakan
material komposit
4)
Pengujian dilakukan di dalam laboratorium Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta menggunakan fan blower.
5)
Variasi yang digunakan adalah variasi kecepatan angin.
1.5 Manfaat Penelitian
Pengujian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1)
Memberikan informasi mengenai unjuk kerja, kecepatan putar turbin,
dan daya output turbin angin jenis propeller ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2)
Memberikan informasi mengenai pemanfaatan turbin angin propeller
sebagai pengaplikasian energi terbarukan dan alternatif pembangkit
tenaga listrik yang ramah lingkungan.
3)
Menjadikan turbin angin propeller berbahan komposit sebagai salah
satu alternatif pembangkit tenaga listrik yang ramah lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Angin
Angin merupakan gerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke
daerah yang bertekanan rendah (Surya Bagaskara, dkk, 2010). Angin menjadi
salah satu energi alternatif yang dapat dimanfaatkan sebagai penggerak pompa air,
generator, dan sebagainya. Angin terjadi karena perbedaan suhu atau temperatur
antara udara panas dan udara dingin (Sunarwo dan Bambang Sumiyarso, 2011).
Di daerah yang panas, udara mengembang, menjadi panas lebih ringan sehingga
udara naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin.
Tabel 2.1 Tingkat Kecepatan Angin
Tingkat Kecepatan Angin 10 meter di atas permukaan tanah
Kelas
Kecepatan Angin
Kondisi Alam di Daratan
Angin
(m/s)
1
0.00 – 0.02
-------------------------------------
2
0.3 – 1.5
Angin bertiup, asap lurus ke atas
3
1.6 – 3.3
Asap bergerak mengikuti arah angin
4
3.4 – 5.4
Wajah terasa ada angin, daun bergoyang,
petunjuk arah angin bergerak
5
5.5 – 7.9
Debu jalan, kertas berterbangan, ranting
pohon bergoyang
6
8.0 – 10.7
Ranting pohon bergoyang, bendera berkibar
7
10.8 – 13.8
Ranting pohon besar bergoyang, air
plumpang bergoyang kecil
8
13.9 – 17.1
Ujung pohon melengkung, hembusan angin
terasa di telinga
9
17.2 – 20.7
Dapat mematahkan ranting pohon, jalan
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
berat melawan arah angin
10
20.8 – 24.4
Dapat mematahkan ranting pohon, rumah
rubuh
11
24.5 – 28.4
Dapat merubuhkan pohon, menimbulkan
kerusakan
12
28.5 – 32.6
Menimbulkan kerusakan parah
13
32.7 – 36.9
Tornado
(sumber : www.mataduniakami.id/2016/01/sumber-daya-energi-angin.html,
diakses 2 Juni 2016)
Sebagian besar wilayah Sumatera dan Kalimantan memiliki potensi
kecepatan angin yang cukup rendah yaitu antara 1,3 m/s – 2,7 m/s. Pulau Jawa
dan Sulawesi memiliki potensi kecepatan angin antara 2,7 m/s – 5 m/s.
Sebagian
besar wilayah
Maluku
dan
Nusa
Tenggara
memiliki potensi
kecepatan angin 4,5 m/s – 5,5 m/s (Puji S, dkk, 2012).
2.2
Turbin Angin
Turbin angin (wind turbine) pertama kali digunakan oleh bangsa Persia
dalam bentuk kincir angin pada abad ke 5. Kemudian penggunaan kincir angin
menyebar ke seluruh Eropa. Bangsa Belanda mulai menggunakan kincir angin
sekitar abad ke 13. Pada saat itu, bangsa Belanda memanfaatkan kincir angin
sebagai salah satu cara untuk memperluas wilayah daratnya. Pada abad ke 17,
bangsa Belanda mulai memanfaatkan kincir angin dalam bidang industri dan
membantu para petani dalam kegiatan pertanian. Kemudian pada akhir abad ke
19, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, P. La Cour
dari Denmark mulai memanfaatkan kincir angin sebagai alat pembangkit energi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
listrik yang disebut turbin angin (wind turbine). Pada periode yang sama, Charles
Brush membangun turbin angin dengan menambahkan gearbox untuk menaikkan
putaran.
Pada tahun 1920, seorang insiyur asal Perancis, Darrieus G.J.M,
menciptakan turbin angin sumbu vertikal pertama dan mematenkannya sebagai
Turbin Angin Darrieus pada tahun 1931. Pada tahun 1922, S.J. Savonius turut
serta dalam perkembangan turbin angin dengan menciptakan Turbin Angin
Savonius di Finlandia. Pada tahun 1931, sebuah turbin angin berdaya output 100
kW dengan menerapkan utility-scale sistem pertama didirikan di Rusia dan
diaplikasikan di sekitar pantai Laut Caspia. Dan pada tahun 1941, Palmer C.
Putman membangun turbin angin berdaya output 1250 kW dengan rotor yang
dapat berputar secara konstan.
Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengkonversi energi kinetik
dari angin menjadi energi putar pada kincir, selanjutnya putaran kincir digunakan
untuk memutar generator sehingga dapat menghasilkan listrik. Putaran kincir
tersebut dikarenakan adanya kombinasi dari gaya lift dan gaya drag yang
dihasilkan akibat bentuk aerodinamis dari penampang sudu / bilah turbin angin
(Farid Ridha Muttaqin, dkk, 2015). Perubahan sudut pitch dari sudu / bilah akan
mempengaruhi kecepatan sudut dari rotor karena adanya perubahan jumlah daya
angin yang diterima sudu / bilah yang dikonversi menjadi kecepatan putar rotor
(Harika (2008) dalam Farid Ridha Muttaqin, dkk, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2.2.1 Turbin Angin Sumbu Horizontal
Berdasarkan sumbu putarnya, turbin angin digolongkan menjadi dua macam
tipe, yaitu Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) dan Vertical Axis Wind
Turbine (VAWT). Turbin angin sumbu horizontal atau HAWT adalah turbin
angin yang memiliki poros atau sumbu rotor utama sejajar dengan permukaan
tanah. Turbin angin sumbu horizontal bekerja berdasarkan prinsip aerodinamis,
dimana rotor turbin mengalami gaya geser (drag force) dan gaya angkat (lift
force).
Turbin Angin Sumbu Horizontal memiliki komponen – komponen sebagai
berikut, yaitu :
a.
Rotor
Rotor pada turbin angin berfungsi untuk menerima energi kinetik dari
angin dan mengubahnya ke dalam bentuk energi gerak putar (Puji S, dkk.,
2012). Pada rotor, terdapat blade / sudu / baling – baling. Semakin panjang
blade / sudu / baling – baling, maka semakin luas area yang dapat menerima
hembusan angin.
b.
Gearbox
Gearbox berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir
menjadi putaran tinggi (Puji S, dkk., 2012).
c.
Generator
Generator merupakan salah satu komponen terpenting dalam
pembuatan turbin angin. Generator berfungsi untuk mengubah energi gerak
dari rotor menjadi energi listrik. Prinsip kerja generator menerapkan teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
medan elektromagnetik. Poros pada generator dipasang dengan material
ferromagnetic permanen dan di sekeliling poros terdapat stator yang
terbentuk dari kumparan – kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika
poros tersebut berputar, maka akan terjadi perubahan fluks pada stator.
Perubahan fluks tersebut akan menghasilkan tegangan dan arus listrik yang
berupa AC (alternating current). Tegangan dan arus listrik AC memiliki
bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal (Puji S, dkk., 2012).
d.
Brake Sistem
Brake sistem diperlukan saat terjadi hembusan angin yang terlalu
kencang dan menimbulkan putaran berlebih pada generator. Brake sistem
digunakan untuk menjaga putaran poros setelah gearbox agar generator tetap
bekerja pada titik aman. Dampak dari terjadinya putaran berlebih
diantaranya : kerusakan pada generator, kerusakan pada rotor, dan overheat
pada turbin angin.
e.
Penyimpanan Energi
Alat penyimpan energi digunakan untuk menyimpan energi listrik
yang dihasilkan oleh generator sebagai cadangan energi listrik. Alat
penyimpan energi memerlukan arus DC (direct current) untuk mengisi
energi. Salah satu alat penyimpanan energi yang dapat digunakan dalam
turbin angin adalah aki mobil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
f.
Rectifier dan Inverter
Rectifier
merupakan
penyearah.
Rectifier
berfungsi
untuk
menyearahkan arus AC yang dihasilkan oleh generator menjadi arus DC.
Rectifier digunakan dalam proses penyimpanan energi pada turbin angin.
Inverter merupakan pembalik arah. Inverter berfungsi untuk mengubah
arus DC menjadi arus AC, sehingga energi listrik dapat disalurkan untuk
kebutuhan energi rumah tangga.
g.
Tower
Tower atau tiang penyangga adalah bagian struktur dari turbin angin
sumbu horizontal. Tower atau tiang penyangga berfungsi sebagai penopang
dari komponen – komponen turbin angin, seperti rotor, generator, gearbox,
dan poros.
Turbin Angin Sumbu Horizontal memiliki beberapa kelebihan, diantaranya
yaitu : (1) Pengaplikasian pada menara yang tinggi memberikan akses terhadap
angin yang lebih kuat, (2) Turbin angin sumbu horizontal memiliki efisiensi yang
tinggi, karena blade / sudu / baling – baling selalu bergerak tegak lurus dengan
angin, dan (3) Desain permukaan blade ./ sudu / baling – baling yang terkena
angin pada sudut yang konsisten dapat mengurangi getaran dan noise pada
menara.
Disamping itu, Turbin Angin Sumbu Horizontal juga memiliki beberapa
kelemahan, diantaranya yaitu : (1) Pemasangan yang sulit, karena perlu
pengangkutan rotor dan generator ke atas menara, (2) Membutuhkan kontruksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
menara yang kuat dan besar untuk menyangga komponen – komponen turbin
angin, (3) Membutuhkan perangkat tambahan untuk mengatur pergerakan turbin
sesuai dengan arah angin, (4) Turbin angin dengan penerapan mesin downwind
lebih sering mengalami kerusakan struktur yang disebabkan oleh turbulensi, dan
(5) Desain turbin angin yang tinggi dapat mempengaruhi radar pesawat.
Turbin Angin Sumbu Horizontal memiliki beberapa jenis turbin angin,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a.
American Windmill
American Windmill atau Wind Engine dirancang oleh Daniel Halladay
pada tahun 1854. Turbin angin ini digunakan sebagai kincir angin untuk
mengangkat air dari sumur dan penggilingan gabah, serta memotong jerami.
Gambar 2.1 American Windmill
(sumber : www.neenigeria.com/html/mechanical_windmills.html,
diakses 6 Juni 2016)
b.
Cretan Sail
Cretan Sail dibuat pada tahun 1976 dengan menggunakan material
kayu sebagai material utamanya dan material kain untuk perancangan
sudunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Gambar 2.2 Cretan Sail
(sumber : www.fieldlines.com/index.phptopic=140886.0,
diakses 6 Juni 2016)
c.
Dutch Four Arm
Desain rancangan kincir angin ini sangat sederhana, dan menjadi awal
dari rancangan kincir angin yang asli. Material yang digunakan dalam
pembuatan kincir angin ini adalah material kayu dan tanah liat. Kincir angin
ini berasal dari negara Belanda.
Gambar 2.3 Dutch Four Arm
(sumber : www.abdolian.com/thoughts/?/p=2806,
diakses 6 Juni 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.2.2 Turbin Angin Sumbu Vertikal
Turbin angin sumbu vertical adalah turbin angin yang memiliki poros atau
sumbu rotor utama tegak lurus dengan permukaan tanah. Kelebihan utama dari
turbin angin ini adalah tidak harus diarahkan ke arah datangnya angin untuk
menghasilkan energi listrik. Kelebihan ini sangat berguna di tempat – tempat yang
arah anginnya sangat bervariasi. Selain itu, torsi yang dihasilkan turbin angin jenis
savonius relatif tinggi (Sargolzei, 2007 dalam Andri Kusbiantoro, 2013).
Kelebihan lain dari turbin angin ini adalah sebagai berikut : (1) Tidak
membutuhkan struktur menara yang besar, (2) Memiliki tip speed ratio yang lebih
rendah, sehingga mengurangi kemungkinan rusak akibat hembusan angin yang
sangat kencang, dan (3) Desain turbin angin sumbu vertical berbilah lurus dengan
luas penampang berbentuk persegi atau persegi panjang, sehingga memiliki luas
tangkapan angin yang lebih besar.
Disamping itu, turbin angin sumbu vertikla juga memiliki kekurangan,
diantaranya : (1) Pengaplikasian pada ketinggian yang rendah membuat turbin ini
mendapat energi angin yang sedikit, (2) Sudu yang mampu mendapatkan energi
angin dinamakan downwind dan sudu yang menolak angin dinamakan upwind,
sudu bagian ini cenderung menghambat putaran poros, dan (3) Berat poros dan
sudu yang bertumpu pada bantalan (bearing) menjadi beban tambahan pada kerja
turbin angin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Turbin Angin Sumbu Vertikal memiliki beberapa jenis turbin angin, yaitu :
a.
Turbin Angin Darrieus
Tubrin angin Darrieus diciptakan di Perancis sekitar tahun 1920-an
oleh seorang insiyur asal Perancis, Darrieus G.J.M. Turbin angin ini menjadi
turbin angin sumbu vertical pertama yang diciptakan.
Gambar 2.4 Turbin Angin Darrieus
(sumber : www.brightub.com/environment/renewable-energi articles/92978.aspx,
diakses 6 Juni 2016)
b.
Turbin Angin Savonius
Turbin angin Savonius diciptakan pertama kali di Finlandia pada tahun
1922 oleh S.J. Savonius. Turbin angin Savonius bergerak lebih pelan
dibanding turbin angin sumbu horizontal, tetapi menghasilkan torsi yang
besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Gambar 2.5 Turbin Angin Savonius
(sumber : www.kompasiana.com/rudypamungkas/keren-kincir-angin-savoniuspembangkit-listrik-untuk-pulau-kecil_54f7cda5a33311641e8b4bea, diakses 6 Juni
2016)
2.3
Komposit
Komposit merupakan material yang mempunyai dua atau lebih fasa (Nuning
Aisah, dkk, 2004). Menurut Hendriwan Fahmi, dkk. (2011), komposit merupakan
perpaduan dari dua material atau lebih yang memiliki fasa yang berbeda menjadi
suatu material baru yang memiliki karakteristik lebih baik dari keduanya. Bahan
komposit banyak digunakan di berbagai bidang, seperti industri pesawat terbang,
otomotif, komponen elektronik, maupun peralatan rumah tangga. Hal tersebut
dikarenakan sifat bahan komposit yang ringan, kuat, kaku, serta tahan terhadap
korosi (Hendriwan Fahmi, dkk, 2014).
Pada umumnya, komposit dibentuk dari dua unsur utama, yaitu matriks dan
penguat (reinforcement). Matriks adalah fasa dalam komposit yang mempunyai
bagian atau fraksi volume terbesar (Hendriwan Fahmi, dkk, 2011). Fungsi utama
matriks dalam komposit adalah sebagai pengikat partikel – partikel yang dipakai,
untuk mempertahankan partikel tersebut agar berada pada tempatnya (Hendriwan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Fahmi, dkk, 2011). Selain itu, matriks berfungsi sebagai distributor tekanan dan
pelindung serat dari cacat permukaan akibat reaksi kimia dengan lingkungan
(Nuning Aisah, dkk, 2004). Fasa matriks dapat berupa keramik, logam, atau
polimer.
Reinforcement adalah bahan penguat dalam komposit. Fasa reinforcement
dapat berupa laminar, partikel, dan serat / fiber. Serat / fiber adalah suatu jenis
bahan berupa potongan – potongan komponen yang membentuk jaringan
memanjang yang utuh (Hendriwan Fahmi, dkk, 2011). Serat dapat digolongkan
menjadi dua jenis serat, yaitu serat alami dan serat sintetis. Penggunaan serat
dalam komposit berfungsi sebagai penerus beban dari serat yang satu ke serat
lainnya (Viktor Malau, 2010). Jika ada serat yang putus dalam arah pembebanan
aksial, maka beban dari serat yang putus tersebut akan diteruskan melalui matriks
menuju serat selanjutnya.
Menurut Viktor Malau (2010), komposit memiliki beberapa kelebihan
diantaranya : (1) Dapat dirancang dengan kekakuan dan kekuatan tinggi sehingga
bahan ini member kekakuan dan kekuatan spesifik yang tinggi yang dapat
melebihi kemampuan bahan baja atau aluminium, (2) Memiliki sifat fatigue dan
toughness yang baik, (3) Tahan terhadap korosi, (4) Mampu meredam getaran
atau vibrasi, dan (5) Memiliki penampilan dan kehalusan permukaan yang baik.
Disamping kelebihan tersebut, komposit juga memiliki beberapa kelemahan
antara lain : (1) Bersifat anisotropic yang memiliki sifat berbeda antara satu lokasi
/ orientasi dengan lokasi / orientasi lainnya, (2) Tidak aman terhadap zat – zat
tertentu, dan (3) Pembuatannya membutuhkan waktu yang relatif lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gambar 2. 6 Grafik hubungan tegangan dan regangan antara
komposit, matriks, dan serat
(sumber: www.mse.mtu.edu/drjohn/my4150/compositesdesign/cd2/cd1.html,
diakses 5 Juni 2016)
Berdasarkan bahan penguat / reinforcement yang digunakan, komposit
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a.
Fibrous Composites (Komposit Serat)
Komposit Serat merupakan jenis komposit yang hanya terdiro dari satu
lapisan penguat berupa serat / fiber. Fiber yang digunakan berupa fiberglass,
fiber carbon, poly aramide, dan sebagainya.
b.
Laminated Composites (Komposit Laminat)
Komposit Laminat merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua atau
lebih lapisan yang digabung menjadi satu, dan setiap lapisannya memiliki
karakteristik bahan sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
c.
Particulate Composites (Komposit Partikel)
Komposit Partikel merupakan jenis komposit yang menggunakan partikel /
serbuk sebagai penguatnya dan terdistribusi secara merata dalam
matriksnya.
Gambar 2.7 Klasifikasi komposit berdasarkan penguatnya
Berdasarkan matriks yang digunakan, komposit dibagi menjadi 3 jenis,
yaitu:
a.
Polymer Matrix Composites (Komposit Matriks Polimer)
Polymer Matrix Composites merupakan jenis komposit yang sering
digunakan. Komposit jenis ini menggunakan suatu polimer berbahan resin
sebagai matriksnya. Kelebihan dari komposit jenis ini adalah mudah
dibentuk mengikuti profil yang digunakan, memiliki ketangguhan yang baik,
dan lebih ringan dibanding jenis komposit yang lainnya.
b.
Metal Matirx Composites (Komposit Matriks Logam)
Metal Matirx Composites merupakan jenis komposit yang menggunakan
suatu logam seperti aluminium sebagai matriksnya. Kelebihan dari jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
komposit ini adalah tahan terhadap temperatur tinggi, memiliki kekuatan
tekan dan geser yang baik, dan tidak menyerap kelembapan.
c.
Ceramic Matrix Composites (Komposit Matriks Keramik)
Ceramic Matrix Composites merupakan jenis komposit yang menggunakan
bahan keramik sebagai penguatnya. Kelebihan dari jenis ini adalah memiliki
kekuatan dan ketangguhan yang baik, tahan terhadap korosi, dan tahan
terhadap temperatur tinggi.
Gambar 2.8 Klasifikasi komposit berdasarkan matriksnya
2.3.1 Polimer
Polimer atau disebut juga makromolekul merupakan molekul besar yang
dibangun dengan pengulangan oleh molekul sederhana yang disebut monomer.
Polimer berasal dari dua kata, yaitu poly (banyak) dan meros (bagian – bagian).
Polimer memiliki berat molekul lebih dari 10.000 gr/mol (Daniel Andri Porwanto,
2009).
Klasifikasi polimer berdasarkan ketahanan terhadap panas dibagi menjadi
dua, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
a)
Polimer Thermoplastic
Polimer Thermoplastic merupakan polimer yang mempunyai sifat
tidak tahan terhadap panas. Polimer jenis ini bersifat reversible, yaitu akan
meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu, dan akan
kembali mengeras bila didinginkan. Contoh dari polimer jenis ini adalah
Nylon 66, Polipropena, Polietilena, dan PVC.
b)
Polimer Thermoset
Polimer Thermoset merupakan polimer yang mempunyai sifat tahan
terhadap panas. Polimer jenis ini bersifat irreversible, yaitu tidak dapat
dilunakkan kembali saat dipanaskan. Contoh dari polimer jenis ini adalah
Epoksida, Bismaleimida, dan Poli-imida.
Jenis polimer yang paling banyak digunakan adalah resin polyester. Resin
polyester merupakan jenis resin termoset dengan viskositas yang relatif rendah,
dan dapat mengeras pada suhu kamar dengan penggunaan katalis atau hardener
tanpa menghasilkan gas sewaktu pengesetan seperti banyak resin termoset lainnya
(Hendriwan Fahmi, dkk, 2011). Resin polyester memiliki beberapa kelebihan,
yaitu sifatnya yang ringan dan mudah dibentuk, serta tahan terhadap korosi.
Namun, resin polyester juga memiliki kekurangan, yaitu sifat mekaniknya yang
lemah karena sifat dasarnya yang rapuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2.3.2 Serat (Fiber)
Serat (fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan – potongan
komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh (Hendriwan Fahmi,
dkk, 2011). Manusia menggunakan serat dalam banyak hal, antara lain untuk
membuat tali, kain, atau kertas. Serat dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu
serat alami dan serat sintetis (buatan). Serat alami merupakan jenis serat yang
dihasilkan oleh tanaman, hewan, dan proses geologis. Serat alami dapat
mengalami proses pelapukan. Serat alami dibagi menjadi empat jenis, yaitu serat
tumbuhan, serat kayu, serat hewan, dan serat mineral. Serat alami yang paling
banyak dimanfaatkan manusia adalah serat hewan, yaitu sutera dan bulu domba.
Sedangkan, serat sintetis adalah jenis serat yang umumnya berasal dari
bahan petrokimia. Sifat dari serat sintetis adalah (1) sangat kuat dan tahan
gesekan, (2) elastic dan tahan regangan, (3) sulit menghisap air, dan (4) peka
terhadap panas. Salah satu serat sintetis yang paling banyak digunakan adalah
serat gelas / fiberglass. Serat gelas (fiberglass) mempunyai karakteristik yang
berbeda antara satu dengan yang lain (Hendriwan Fahmi, dkk, 2014). Serat gelas
terbuat dari silica dan paduan lain seperti alumina, magnesia, dan sebagainya.
Serat gelas banyak digunakan di industri – industri otomotif seperti panel body
kendaraan.
Serat gelas memiliki beberapa kelebihan, diantaranya : (1) memiliki
stabilitas dimensi yang baik, (2) tahan terhadap korosi, (3) tahan terhadap panas,
(4) tahan terhadap dingin, serta (5) memiliki sifat isolasi thermal dan elektrikal
yang baik. Disamping itu, serat gelas juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(1) kekuatannya yang relatif rendah, (2) densitas yang rendah, dan (3) memiliki
elongasi yang tinggi.
Tabel 2.2 Kekuatan Serat
Fibre
Density
Elongation
Tensile
Young’s modulus
(g/cm3)
(%)
Strength (MPa) (GPa)
Cotton
1.5-1.6
7.0-8.0
287-597
5.5-12.6
Jute
1.3
1.5-1.8
393-773
26.5
Flax
1.5
2.7-3.2
345-1035
27.6
Hemp
-
1.6
690
-
Ramie
-
3.6-3.8
400-938
61.4-128
Sisal
1.5
2.0-2.5
511-635
9.4-22.0
Coir
1.2
30.0
175
4.0-6.0
Viscose
-
11.4
593
11.0
1.5
-
1000
40.0
E-glass
2.5
2.5
2000-3500
70.0
S-glass
2.5
2.8
4570
86.0
Aramide
1.4
3.3-3.7
3000-3150
63.0-67.0
1.4
1.4-1.8
4000
230.0-240.0
(cord)
Soft
wood
kraft
(normal)
Carbon
(standard)
(sumber : http://imamengineering.blogspot.co.id/2015/03/makalah-mekanikabahan-komposit.html, diakses 18 Juni 2016)
Serat gelas dibagi menjadi 3 jenis, yaitu E-glass, C-glass, dan S-glass
(Istanto (2006) dalam Daniel Andri Purwanto, dkk, 2009). Sifat – sifat dari jenis
serat gelas dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Tabel 2.3 Sifat – sifat dari jenis serat gelas
No
1
2
Jenis Serat
E-glass
C-glass
S-glass
Isolator listrik
Tahan terhadap
Modulus lebih tinggi
yang baik
korosi
Kekakuan tinggi
Kekuatan lebih
Lebih tahan terhadap
rendah dari E-
suhu tinggi
glass
3
Kekuatan tinggi
Harga lebih
Harga lebih mahal
mahal dari E-
dari E-glass
glass
(sumber : Istanto (2006) dalam Daniel Andri Purwanto, dkk, 2009)
2.4
Perhitungan Koefisien Daya
2.4.1 Energi Angin dan Daya Angin
Energi angin adalah energi yang terkandung dalam massa udara yang
bergerak (Puji S, dkk., 2012). Energi angin berasal dari energi matahari, sekitar
1% hingga 2% dari energi yang datang dari matahari diubah menjadi bentuk
energi angin (Puji S, dkk., 2012). Energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu
benda akibat gerakannya. Secara umum, energi kinetik angin dapat dirumuskan
sebagai berikut :
(1)
=
dengan :
Ek
: energi kinetik angin
(Joule)
m
: massa udara
(kg)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
v
: kecepatan angin
(m/detik)
Sedangkan daya angin adalah energi angin tiap satuan waktu. Dari
Persamaan (1), didapat persamaan sebagai berikut :
=
dimana :
(2)
̇
PA
: daya yang dihasilkan oleh angin
(watt)
ṁ
: laju aliran massa udara
(kg/detik)
v
: kecepatan angin
(m/detik)
Laju aliran massa udara dapat dirumuskan ke dalam persamaan berikut:
(3)
̇ =
dengan :
ṁ
: laju aliran massa udara
(kg/detik)
ρ
: kerapatan udara
(kg/m3)
v
: kecepatan angin
(m/detik)
Dengan mensubtitusikan Persamaan (3) ke Persamaan (2), didapat
persamaan untuk daya angin sebagai berikut :
(4)
=
dengan :
PA
: daya yang dihasilkan oleh angin
(watt)
ρ
: kerapatan udara
(kg/m3)
A
: luas daerah sapuan angin
(m2)
v
: kecepatan angin
(m/detik)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2.4.2 Daya Mekanis
Daya mekanis adalah daya yang dihasilkan turbin angin akibat adanya kerja
dari blade / sudu / baling – baling dengan cara mengkonversi energi kinetik angin
menjadi energi mekanik atau energi putar pada poros. Daya mekanis tidak sama
dengan daya angin, karena daya mekanis dipengaruhi oleh koefisien daya angin
(Cp). Daya mekanis dapat dirumuskan sebagai berikut :
(5)
=
dimana :
PT
: daya yang dihasilkan turbin angin
(watt)
T
: Torsi
(Nm)
ω
: kecepatan sudut
(rad/detik)
Satuan kecepatan sudut adalah radian per detik, satuan lain yang dapat
digunakan adalah putaran per menit (rpm). Konversi satuan yang menghubungkan
radian per detik (rad/detik) dan putaran per menit (rpm) dapat dirumuskan sebagai
berikut :
(6)
=
dengan :
ω
: kecepatan sudut
(rad/detik)
n
: putaran poros
(rpm)
Dengan mensubtitusikan Persamaan (6) ke Persamaan (5), persamaan untuk
daya turbin angin dapat dirubah menjadi :
=
(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dengan :
PT
: daya yang dihasilkan turbin angin
(watt)
T
: Torsi
(Nm)
n
: putaran poros
(rpm)
2.4.3 Daya Listrik
Daya listrik adalah daya keluaran yang dihasilkan dari putaran generator.
Daya listrik dapat dirumuskan sebagai berikut :
=
dengan
(8)
×
PL
: daya listrik yang dihasilkan oleh generator
(watt)
V
: tegangan yang dihasilkan oleh generator
(volt)
I
: arus yang mengalir pada beban
(ampere)
2.4.4 Koefisien Daya
Koefisien daya merupakan perbandingan antara daya yang dihasilkan turbin
angin dengan daya yang dihasilkan oleh angin. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh seorang ilmuwan Jerman bernama Albert Betz, didapatkan
efisiensi maksimum turbin angin adalah sebesar 59,3%. Angka tersebut disebut
Betz Limit. Secara teori, koefisien daya dapat dirumuskan :
=
× 100%
(9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dengan
CP
: Coefficient of Power, koefisien daya
(%)
PT
: daya yang dihasilkan oleh turbin
(watt)
PA
: daya yang dihasilkan oleh angin
(watt)
Gambar 2.9 Grafik hubungan antara CP dan TSR
(sumber : https://mech.vub.ac.be/thermodynamics/wind brochurePInhoud.html,
diakses 31 Mei 2016)
2.5
Perhitungan Torsi dan Tip Speed Ratio
2.5.1 Torsi
Torsi bisa didefinisikan sebagai ukuran keefektifan gaya yang bekerja dalam
menghasilkan putaran mengelilingi sumbu (Andri Kusbiantoro, dkk., 2013).
Selain itu, torsi dapat diartikan sebagai perkalian antara gaya yang bekerja pada
sudu dengan jarak yang tegak lurus terhadap gaya dari sumbu putar turbin. Secara
teori, Torsi dapat dirumuskan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(10)
=
dimana :
T
: Torsi
(Nm)
F
: gaya yang bekerja pada sudu
(N)
r
: jarak yang tegak lurus terhadap gaya dari pusat poros
(m)
2.5.2 Tip Speed Ratio
Tip Speed Ratio adalah perbandingan antara kecepatan ujung sudu dengan
kecepatan angin. Tip Speed Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :
(11)
=
Kecepatan ujung sudu adalah kecepatan sudut dikalikan dengan jarak dari
pusat poros ke ujung sudu, atau bisa dirumuskan menjadi :
(12)
=
Dari Persamaan (11) dan Persamaan (12), persamaan Tip Speed Ratio dapat
diubah menjadi :
(13)
=
dimana :
r
: jari – jari turbin angin
(m)
n
: putaran poros
(rpm)
v
: kecepatan angin
(m/detik)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelittian
Proses pembuatan kincir dan pengambilan data dilaksanakan pada bulan
January sampai dengan bulan Mei 2016 di Laboratorium Konveksi Energi Jurusan
Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3.2 Tahapan Penelitian
Mulai
Konsultasi dan Studi
Pustaka
Perancangan kincir angin jenis propeller
Pembuatan kincir angin jenis propeller
TIDAK
BAIK
Pengujian kincir angin
BAIK
Pengambilan data
Pengolahan data
Pembahasan dan Laporan
Selesai
Gambar 3.1 Diagram alir yang menggambarkan langkah – langkah penelitian
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3.3
Bahan dan Alat
Bagian – bagian turbin angin berjenis propeller dalam pengujian ini adalah
sebagai berikut :
a.
Sudu / baling – baling / blade
Sudu kincir pada turbin angin berfungsi untuk menangkap angin yang
datang melintasi turbin. Sudu yang dibuat berukuran panjang 46 cm
dan lebar sudu 13 cm, dengan jarak dari ujung bawah sudu 15 cm.
Gambar 3.2 Sudu turbin angin berjenis propeller
berbahan komposit
b.
Hub
Hub pada turbin angin berfungsi sebagai dudukan atau penyangga
sudu / bilah / blade turbin angin, sehingga dapat menangkap angin.Hub
yang digunakan dalam pengujian ini memiliki penampang berbentuk
segienam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 3.3 Hub
Bahan yang digunakan dalam pembuatan sudu turbin angin berjenis
propeller ini adalah komposit, dengan menggunakan polimer dan penguat sebagai
berikut :
a.
Resin Polyester
Polimer matriks yang digunakan dalam pembuatan sudu turbin angin
berjenis propeller ini adalah resin berjenis polyester. Resin polyester
menjadi jenis resin yang paling banyak digunakan sebagai polimer
matriks komposit.
Gambar 3.4 Resin polyester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
b.
Serat Gelas / Fiberglass
Penguat atau reinforcement yang digunakan dalam pembuatan sudu
turbin angin berjenis propeller ini adalah serat gelas / fiberglass.
Gambar 3.5 Serat gelas / fiberglass tipe E-glass
Sedangkan, alat yang digunakan dalam pengujian turbin angin ini adalah
sebagai berikut :
a.
Blower
Blower adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau
memperbesar tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu
ruangan tertentu. Selain itu, blower juga berfungsi sebagai penghisap
atau vacuum untuk udara atau gas. Pada percobaan ini, blower yang
digunakan berfungsi untuk menghembuskan angin dengan kecepatan
tertentu. Blower digerakkan oleh motor listrik berdaya 15 hp, dan
menggunakan belt dan pulley sebagai transmisinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar 3.6 Mesin Blower
b.
Anemometer
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk kecepatan udara
atau gas yang berhembus. Anemometer diletakkan di depanturbin
angin. Anemometer terdiri dari dua komponen utama, yaitu sensor
elektrik yang diletakkan di depanturbin angin dan modul digital yang
berfungsi untuk menerjemahkan data dari sensor yang kemudian
ditampilkan pada layar.
Gambar 3.7 Alat uji Anemometer
c.
Tachometer
Tachometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah
puataran dari suatu objek dalam satu satuan waktu. Terdapat dua jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
tachometer, yaitu tachometer analog dan tachometer digital. Pada
percobaan ini, digunakan tachometer berjenis tachometer digital,
prinsip kerjanya adalah dengan memantulkan sinar infrared ke
reflector yang dipasang pada generator turbin angin.
Gambar 3.8 Alat uji Tachometer
d.
Neraca Pegas
Neraca pegas adalah alat yang digunakan untuk menimbang atau
mengukur massa suatu benda. Neraca pegas digantung dengan
menggunakan kawat dan dihubungkan pada plat besi yang berfungsi
sebagai lengan ayun pada generator. Panjang lengan ayun yang
digunakan adalah 27,5 cm.
Gambar 3.9 Alat uji neraca pegas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
e.
Multimeter dan Voltmeter
Multimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur arus
listrik, tegangan listrik, dan hambatan listrik atau resistansi pada suatu
benda. Terdapat dua jenis multimeter dalam menampilkan hasil
pengukurannya, yaitu multimeter analog dan multimeter digital. Pada
percobaan ini, multimeter yang digunakan adalah jenis multimeter
digital dan digunakan untuk mengukur arus listrik. Multimeter
dihubungkan secara seri dengan lampu pembebanan dan batas ukur
yang digunakan adalah 10A.
Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran
tegangan atau beda potensial listrik antara dua titik pada suatu
rangkaian listrik. Terdapat dua jenis voltmeter, yaitu voltemeter analog
dan voltmeter digital. Dalam percobaan ini, voltmeter dipasang secara
paralel dengan sumber tegangan (output generator) dan batas ukurnya
adalah mV (milivoltmeter).
Gambar 3.10 Alat uji Multimeter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 3.11 Alat uji Voltmeter
f.
Lampu Pembebanan
Dalam percobaan ini, lampu digunakan untuk memberikan
variasi pembebanan atau efek pengereman pada generator. Lampu
disusun secara paralel sebanyak jumlah variasi pembebanan yang
digunakan.
Gambar 3.12 Lampu pembebanan
3.4
Langkah – Langkah Pembuatan Sudu Kincir Angin
Langkah – langkah dalam pembuatan sudu turbin angin berjenis propeller
berbahan komposit adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
a.
Proses pembuatan cetakan dari pipa, dengan membuat cetakan di pipa PVC
AW 8 inch sesuai dengan profil yang ditentukan. Kemudian, memotong
cetakan menggunakan gerinda. Setelah itu, menghaluskan dan membuat
radius profil cetakan yang telah dipotong.
Gambar 3.13 Desain sudu turbin angin berjenis propeller
Gambar 3.14 Proses menggambar cetakan pada pipa
Gambar 3.15 Proses pemotongan dan penghalusan cetakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
b.
Proses
pembuatan
polimer
sebagai
matriks
komposit,
dengan
mencampurkan resin dan katalis. Resin yang digunakan adalah jenis resin
polyester. Perbandingan yang digunakan adalah 95% untuk resin dan 5%
katalis.
Gambar 3.16 Proses pencampuran resin dengan katalis
c.
Proses pembuatan sudu kincir dari komposit. Proses pembuatan sudu
menggunakan teknik hand lay-up. Proses awal pembuatan sudu adalah
dengan menutupi atau melapisi cetakan profil dengan alumunium foil. Hal
ini bertujuan untuk mencegah menempelnya resin ke cetakan selama proses
pembuatan sudu. Proses selanjutnya adalah dengan melapisi cetakan dengan
matriks dan reinforcement. Lapisan pertama dibuat dari resin sebanyak satu
lapis. Kemudian, lapisan pertama tersebut dilapisi dengan serat fiber sebagai
reinforcement sebanyak satu lembar. Selanjutnya, lapisan ketiga dibuat dari
resin sebanyak satu lapis, lapisan keempat menggunakan serat fiber
sebanyak satu lembar, dan seterusnya hingga menjadi 7 lapisan. Proses
selanjutnya adalah proses pengeringansudu selama 15 – 20 menit.
Kemudian, melakukan kembali proses pembuatan sudu hingga menjadi 4
buah sudu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 3.17 Proses pelapisan sudu dengan aluminium foil
Gambar 3.18 Proses pembuatan sudu kincir berbahan komposit
d.
Proses penyelesaian atau finishing pembuatan sudu. Setelah semua sudu
kering dan keras, proses selanjutnya adalah memotong dan mengukir hasil
cetakan komposit tersebut agar terbentuk sudu sesuai dengan cetakan pada
pipa atau profil yang telah ditentukan sebelumnya. Kemudian, sudu yang
telah sesuai dengan profil atau cetakan dihaluskan dan dibentuk radius pada
sudut – sudut sudu dengan menggunakan gerinda. Proses selanjutnya adalah
melubangi sudu pada jarak dan ukuran yang telah ditentukan, yaitu berjarak
5 cm dan 9 cm dari ujung bawah sudu dengan diameter lubang sebesar 4
mm, menggunakan mesin bor. Kemudian, tahap finishing terakhir dari
pembuatan sudu adalah pengecatan sudu dengan cat atau sprayer sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
warna yang diinginkan. Pada percobaan ini, warna yang dipakai adalah
warna hijau.
Gambar 3.19 Proses pemotongan sudu
Gambar 3.20 Proses pengeboran sudu
Gambar 3.21 Proses pengecatan sudu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 3.22 Sudu kincir angin berbahan komposit
3.5
Langkah – Langkah Penelitian
Langkah – langkah penelitian pada pengujian turbin angin ini adalah sebagai
berikut :
a.
Memasang sudu kincir yang akan diuji pada hub.
b.
Memasang neraca pegas pada besi yang dijadikan lengan ayun pada
generator. Kemudian, mengaitkan neraca pegas pada arah horizontal
menggunakan kawat.
c.
Merangkai rangkaian listrik yang digunakan pada pengujian ini dengan
menghubungkan lampu pembebanan dan sumber tegangan (output
generator) secara seri. Kemudian. menghubungkan voltmeter dengan
sumber tegangan (output generator) secara paralel dan multimeter
dengan lampu pembebanan secara seri. Skema rangkaian listrik pada
pengujian ini diterangkan pada Gambar 3.23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 3.23 Skema rangkaian listrik
d.
Menyalakan fan blower dan mencari variasi kecepatan angin yang
ditentukan menggunakan anemometer. Setelah mendapatkan variasi
kecepatan angin yang ditentukan, pindahkan turbin angin sesuai posisi
variasi kecepatan angin tersebut didapatkan menggunakan fork lift.
e.
Menempatkan anemometer yang terpasang pada tiang penyangga di
depan turbin angin.
f.
Setelah semua alat uji dan sudu kincir terpasang pada tempatnya,
pengujian siap dilakukan.
g.
Pengambilan data kecepatan angin dilakukan dengan membaca hasil
yang tertera pada layar digital anemometer. Pengambilan data
kecepatan putar poros dengan meletakkan tachometer tegak lurus
dengan generator yang telah ditempel isolasi hitamagar tachometer
dapat membaca kecepatan putar poros.
h.
Pengambilan data gaya torsi yang bekerja dilakukan dengan membaca
hasil yang tertera pada layar digital neraca pegas. Satuan dari hasil
tersebut berupa satuan gaya (kilogram-gaya).
i.
Pengambilan data tegangan yang dihasilkan dan arus yang mengalir
pada beban dilakukan dengan mengatur keluaran pada voltmeter
menjadi volt dan keluaran pada multimeter menjadi 10A DC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
j.
Lakukan pengambilan data untuk setiap beban lampu hingga jumlah
beban lampu yang telah ditentukan.
k.
Setelah pengujian pada variasi kecepatan angin tersebut selesai,
matikan fan blower.
l.
Ulangi langkah 4 hingga langkah 11 untuk variasi kecepatan angin
lainnya yang telah ditentukan.
3.6 Langkah – Langkah Pengolahan Data
Dari data pengujian yang telah didapat, maka akan diolah untuk mencari
unjuk kerja dari turbin angin tersebut. Langkah – langkah pengolahan data adalah
sebagai berikut :
a.
Dari data kecepatan angin (v), dan dengan diketahuinya densitas udara
(ρ) serta luas sapuan turbin (A), maka didapatkan daya angin (PA)
dengan menggunakan persamaan (4).
b.
Dari data tegangan yang dihasilkan generator (V) dan arus yang
mengalir pada beban lampu (I), maka didapatkan daya listrik (P L)
sebagai daya keluaran kincir dengan menggunakan persamaan (8).
c.
Dari data massa yang bekerja pada turbin (m) dan panjang lengan ayun
(r), maka didapatkan torsi (T) yang bekerja pada kincir angin dengan
menggunakan persamaan (10).
d.
Dari data kecepatan putar poros (n) dan torsi (T) yang bekerja pada
turbin, maka didapatkan daya turbin (PT) dengan menggunakan
persamaan (7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
e.
Dengan membandingkan kecepatan di ujung sudu (vt) dan kecepatan
angin (v), maka akan didapatkan tip speed ratio (TSR) dengan
menggunakan persamaan (11).
f.
Dengan membandingkan daya turbin (PT) dan daya angin (PA), maka
akan didapatkan coefficient of power (CP) dengan menggunakan
persamaan (9).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Data Pengujian
Pengujian unjuk kerja turbin angin propeller 4 sudu berbahan komposit
dilakukan dengan tiga variasi kecepatan angin, yaitu kecepatan angin rata – rata
7,3 m/s, kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s, dan kecepatan angin rata – rata 9,4
m/s. Pengujian yang dilakukan meliputi pengukuran kecepatan angin, kecepatan
putar poros, gaya pengimbang, serta tegangan dan arus listrik. Pengujian selesai
apabila beban yang diberikan kepada turbin sudah maksimal, kecepatan putar
poros mengalami penurunan secara drastis, dan gaya pengimbang mengalami
penurunan atau tidak mengalami perubahan. Pada variasi kecepatan angin rata –
rata 7,3 m/s, pengujian dilakukan dengan menggunakan 16 lampu pembebanan.
Tabel 4.1 Data Pengujian Pada Variasi Kecepatan Angin Rata – rata 7,3
m/s
Beban
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kecepatan
Angin
Rata - rata
[ m/s ]
7.3
Kecepatan
Putar Poros
Gaya
Pengimbang
Tegangan
Arus
[ rpm ]
797
765
751
746
726
703
686
676
639
627
604
584
[ kg ]
0.1
0.14
0.18
0.2
0.24
0.27
0.3
0.32
0.35
0.38
0.41
0.45
[V]
53.1
51.4
50.6
49.3
48.3
46
44.3
43.4
40
38.8
37.8
35.9
[A]
0
0.15
0.3
0.44
0.59
0.72
0.84
0.98
1.08
1.2
1.31
1.4
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
12
13
14
15
16
573
551
544
502
488
0.46
0.48
0.5
0.51
0.53
34.3
32.1
31.6
29.8
28.6
1.5
1.57
1.67
1.72
1.78
Pada variasi kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s, pengujian dilakukan dengan
menggunakan 18 lampu pembebanan. Data yang diperoleh pada variasi keepatan
angin rata – rata 8,3 m/s ditunjukkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Pengujian Pada Variasi Kecepatan Angin Rata – rata 8,3
m/s
Beban
Kecepatan
Angin
Rata - rata
[ m/s ]
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
8.3
Kecepatan
Putar Poros
[ rpm ]
814
800
790
760
743
726
708
685
662
635
627
608
589
557
535
523
516
505
476
Gaya
Tegangan
Pengimbang
[ kg ]
0.1
0.14
0.18
0.21
0.24
0.28
0.31
0.33
0.37
0.4
0.43
0.45
0.47
0.49
0.52
0.54
0.56
0.57
0.59
[V]
54.1
53.4
52.7
50.3
49.4
48.2
46.3
45.2
43.6
42.5
41.6
40.6
37.7
36.1
35.5
34.2
33.5
31.7
27.9
Arus
[A]
0
0.15
0.31
0.45
0.59
0.75
0.86
0.99
1.12
1.23
1.35
1.45
1.53
1.61
1.71
1.82
1.9
2
2.05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pada variasi kecepatan angin rata – rata 9,4 m/s, pengujian dilakukan dengan
menggunakan 19 lampu pembebanan. Data yang diperoleh pada variasi keepatan
angin rata – rata 9,4 m/s ditunjukkan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Data Pengujian Pada Variasi Kecepatan Angin Rata – rata 9,4
m/s
Beban
Kecepatan
Angin
Rata - rata
[ m/s ]
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
4.2
9.4
Kecepatan
Putar Poros
Gaya
Pengimbang
Tegangan
Arus
[ rpm ]
829
793
788
748
735
713
699
680
675
644
632
623
605
590
580
563
547
512
477
466
[ kg ]
0.1
0.13
0.17
0.21
0.25
0.28
0.3
0.32
0.36
0.39
0.41
0.44
0.46
0.48
0.49
0.51
0.53
0.55
0.55
0.57
[V]
55.9
53.1
51.1
49.7
48.8
46.8
45.4
44
42.1
41
39.6
38.7
37.3
36.7
35.5
34.02
33.5
32.23
30.1
29.5
[A]
0
0.15
0.3
0.44
0.58
0.72
0.85
0.99
1.1
1.2
1.28
1.4
1.48
1.57
1.66
1.72
1.8
1.9
1.9
2
Pengolahan Data
Pengolahan data meliputi perhitungan daya yang dihasilkan oleh angin, daya
mekanis yang dihasilkan kincir, daya listrik yang dihasilkan generator, torsi yang
bekerja, tip speed ratio dan koefisien daya untuk menentukan unjuk kerja turbin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
angin propeller 4 sudu berbahan komposit. Sebagai contoh perhitungan, diambil
data dari beban 1 pada kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s. Data tersebut meliputi
kecepatan angin rata – rata, kecepatan putar poros, gaya pengimbang, serta
tegangan dan arus yang dihasilkan generator.
Untuk mengetahui daya yang dihasilkan oleh angin dapat dicari dengan
persamaan (4) pada sub Bab 2.4.1, yaitu :
maka dengan diketahui densitas udara sebesar 1,18 kg/m3, diameter kincir angin
100 cm, dan kecepatan angin rata – rata sebesar 7,3 m/s diperoleh daya yang
dihasilkan oleh angin sebesar :
(
)
(
⁄
)(
(
) ) (
⁄)
Untuk mengetahui torsi yang bekerja dapat dicari dengan persamaan (10)
pada sub Bab 2.5.1, yaitu :
maka dengan gaya pengimbang sebesar 0,14 kg dan panjang lengan ayun yang
tegak lurus dengan pusat poros 27,5 cm diperoleh torsi sebesar :
(
)(
⁄ ) (
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Dari nilai torsi tersebut, dapat diketahui daya mekanis yang dihasilkan oleh
kincir angin dengan persamaan (7) pada sub Bab 2.4.2, yaitu :
maka dengan diketahui torsi yang bekerja sebesar 0,378 Nm dan kecepatan putar
poros 765 rpm diperoleh daya mekanis sebesar :
(
) (
(
)
)
Untuk mengetahui daya listrik yang dihasilkan generator dapat dicari dengan
persamaan (8) pada sub Bab 2.4.3, yaitu :
maka dengan tegangan yang dihasilkan generator sebesar 51,4 volt dan arus yang
mengalir pada beban sebesar 0,15 A diperoleh daya listrik sebesar:
(
)
(
)
Untuk mengetahui koefisien daya dari perbandingan daya mekanis yang
dihasilkan kincir dengan daya yang dihasilkan oleh angin dapat dicari
menggunakan persamaan (9) pada sub Bab 2.4.4, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
maka dengan diketahui daya mekanis yang dihasilkan kincir sebesar 30,257 watt
dan daya yang dihasilkan angin sebesar 183,129 watt diperoleh koefisien daya
sebesar :
(
)
(
)
Untuk mengetahui koefisien daya dari perbandingan daya listrik yang
dihasilkan generator dengan daya yang dihasilkan oleh angin dapat dicari dengan
persamaan di atas, yaitu :
maka dengan diketahui daya listrik yang dihasilkan generator sebesar 7,71 watt
dan daya yang dihasilkan angin sebesar 183,129 watt diperoleh koefisien daya
sebesar :
(
(
)
)
Untuk mengetahui besarnya perbandingan kecepatan di ujung sudu dengan
kecepatan angina atau tip speed ratio dapat dicari menggunakan persamaan (13)
pada sub Bab 2.5.2, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
maka dengan kecepatan putar poros 765 rpm, kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s,
dan jari – jari kincir 50 cm diperoleh tip speed ratio sebesar :
(
)(
(
)
⁄ )
Hasil pengolahan data pada variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s untuk
semua beban ditunjukkan pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Pengolahan Data Pada Variasi Kecepatan Angin Rata – rata 7,3 m/s
Beban
Torsi
Daya
Angin
Daya
Mekanis
Daya
Listrik
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
[ Nm ]
0.270
0.378
0.486
0.540
0.647
0.728
0.809
0.863
0.944
1.025
1.106
1.214
1.241
1.295
1.349
1.376
1.430
[ watt ]
180.265
180.265
180.265
180.265
180.265
180.265
180.265
180.265
180.265
180.265
180.265
180.265
180.265
180.265
180.265
180.265
180.265
[ watt ]
22.516
30.257
38.189
42.150
49.224
53.623
58.140
61.112
63.183
67.310
69.960
74.243
74.463
74.718
76.842
72.328
73.068
[ watt ]
0
7.71
15.18
21.692
28.497
33.12
37.212
42.532
43.2
46.56
49.518
50.26
51.45
50.397
52.772
51.256
50.908
TSR
CP
(mekanis)
CP
(listrik)
5.7166
5.4870
5.3866
5.3507
5.2073
5.0423
4.9204
4.8487
4.5833
4.4972
4.3322
4.1888
4.1099
3.9521
3.9019
3.6006
3.5002
[%]
12.4905
16.7845
21.1852
23.3824
27.3066
29.7467
32.2526
33.9013
35.0501
37.3397
38.8097
41.1856
41.3078
41.4489
42.6274
40.1230
40.5336
[%]
0
4.2770
8.4210
12.0334
15.8084
18.3730
20.6430
23.5942
23.9648
25.8287
27.4696
27.8812
28.5414
27.9572
29.2747
28.4338
28.2407
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Berdasarkan perhitungan data dari beban 1 pada variasi kecepatan angin rata
– rata 7,3 m/s, didapat pula hasil pengolahan data lainnya pada variasi kecepatan
angin rata – rata 8,3 m/s dan 9,4 m/s yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 dan Tabel
4.6
Tabel 4.5 Pengolahan Data Pada Variasi Kecepatan Angin Rata – rata 8,3 m/s
Beban
Torsi
Daya
Angin
Daya
Mekanis
Daya
Listrik
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
[ Nm ]
0.270
0.378
0.486
0.567
0.647
0.755
0.836
0.890
0.998
1.079
1.160
1.214
1.268
1.322
1.403
1.457
1.511
1.538
1.592
[ watt ]
256.406
256.406
256.406
256.406
256.406
256.406
256.406
256.406
256.406
256.406
256.406
256.406
256.406
256.406
256.406
256.406
256.406
256.406
256.406
[ watt ]
22.996
31.641
40.173
45.088
50.377
57.428
62.005
63.861
69.197
71.757
76.167
77.294
78.207
77.105
78.594
79.786
81.633
81.320
79.339
[ watt ]
0
8.01
16.337
22.635
29.146
36.15
39.818
44.748
48.832
52.275
56.16
58.87
57.681
58.121
60.705
62.244
63.65
63.4
57.195
TSR
CP
(mekanis)
CP
(listrik)
5.0196
4.9333
4.8716
4.6866
4.5818
4.4770
4.3660
4.2241
4.0823
3.9158
3.8665
3.7493
3.6321
3.4348
3.2991
3.2251
3.1820
3.1141
2.9353
[%]
8.9686
12.3401
15.6675
17.5847
19.6472
22.3973
24.1822
24.9061
26.9874
27.9856
29.7055
30.1452
30.5010
30.0713
30.6520
31.1169
31.8375
31.7152
30.9429
[%]
0
3.1239
6.3715
8.8278
11.3671
14.0987
15.5293
17.4520
19.0448
20.3876
21.9027
22.9596
22.4959
22.6675
23.6753
24.2755
24.8239
24.7264
22.3064
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 4.6 Pengolahan Data Pada Variasi Kecepatan Angin Rata – rata 9,4 m/s
Beban
Torsi
Daya
Angin
Daya
Mekanis
Daya
Listrik
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
[ Nm ]
0.270
0.351
0.459
0.567
0.674
0.755
0.809
0.863
0.971
1.052
1.106
1.187
1.241
1.295
1.322
1.376
1.430
1.484
1.484
1.538
[ watt ]
366.697
366.697
366.697
366.697
366.697
366.697
366.697
366.697
366.697
366.697
366.697
366.697
366.697
366.697
366.697
366.697
366.697
366.697
366.697
366.697
[ watt ]
23.420
29.124
37.845
44.376
51.911
56.400
59.242
61.474
68.649
70.955
73.203
77.441
78.622
80.006
80.289
81.116
81.902
79.554
74.116
75.040
[ watt ]
0
7.965
15.33
21.868
28.304
33.696
38.59
43.56
46.31
49.2
50.688
54.18
55.204
57.619
58.93
58.5144
60.3
61.237
57.19
59
4.3
TSR
CP
(mekanis)
CP
(listrik)
4.5374
4.3404
4.3130
4.0941
4.0229
3.9025
3.8259
3.7219
3.6945
3.5248
3.4592
3.4099
3.3114
3.2293
3.1745
3.0815
2.9939
2.8024
2.6108
2.5506
[%]
6.3867
7.9422
10.3204
12.1016
14.1563
15.3805
16.1555
16.7641
18.7210
19.3496
19.9629
21.1185
21.4405
21.8180
21.8951
22.1208
22.3350
21.6948
20.2117
20.4637
[%]
0
2.1721
4.1806
5.9635
7.7186
9.1890
10.5237
11.8790
12.6289
13.4171
13.8228
14.7751
15.0544
15.7130
16.0705
15.9571
16.4441
16.6996
15.5960
16.0896
Pembahasan Grafik
Dari data hasil penelitian dan pengolahan data, maka dibuat grafik untuk
melihat hubungan yang terjadi. Grafik yang dibuat adalah grafik hubungan
kecepatan putar poros dan torsi, grafik hubungan daya output dan kecepatan putar
poros untuk ketiga variasi kecepatan angin, grafik hubungan CP (mekanis) dengan
TSR, dan grafik hubungan CP (listrik) dengan TSR.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
4.3.1 Grafik Hubungan Kecepatan Putar Poros dan Torsi
Berdasarkan data pengujian dan pengolahan data maka dibuat grafik
hubungan kecepatan putar poros dan torsi untuk melihat hubungan dari kecepatan
putar poros dengan torsi.
900
Kecepatan Putar Poros (rpm)
800
700
600
Kecepatan
Angin 7,3 m/s
Kecepatan
Angin 8,3 m/s
Kecepatan
Angin 9,4 m/s
500
400
300
200
100
0
0,00
0,30
0,60
0,90
1,20
1,50
1,80
Torsi (Nm)
Gambar 4.1 Grafik hubungan kecepatan putar poros dan torsi
untuk ketiga variasi kecepatan angin
Dari grafik hubungan torsi dan kecepatan putar poros, dapat dilihat
kecepatan putar maksimum terjadi pada variasi kecepatan angin rata – rata 9,4 m/s
dan torsi maksimum terjadi pada variasi kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s.
Berdasarkan tabel pengujian dan pengolahan data, kecepatan putar maksimum
pada variasi kecepatan angin rata – rata 9,4 m/s adalah sebesar 829 rpm dan torsi
maksimum pada variasi kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s adalah sebesar 1,592
Nm. Pada grafik tersebut dapat dilihat pula bahwa grafik mengalami penurunan,
dengan hubungan semakin besar torsi yang bekerja maka semakin rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
kecepatan putar poros. Hal tersebut disebabkan oleh penambahan beban lampu
yang diterima kincir.
4.3.2 Grafik Hubungan Daya Output dan Torsi
Berdasarkan data pengujian dan pengolahan data maka dibuat grafik
hubungan daya ouput dan torsi untuk melihat hubungan dari daya output dengan
torsi yang bekerja. Daya output disini meliputi daya mekanis atau daya yang
dihasilkan kincir dan daya listrik yang dihasilkan generator. Grafik hubungan
daya output dengan torsi untuk variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s dapat
dilihat pada Gambar 4.2 berikut
80
Daya Output (watt)
70
60
50
40
Daya Mekanis
30
Daya Listrik
20
10
0
0,00
0,30
0,60
0,90
1,20
1,50
1,80
Torsi (Nm)
Gambar 4.2 Grafik hubungan daya output dengan torsi
pada variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s
Pada grafik hubungan daya output dengan torsi yang bekerja pada variasi
kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s, dapat dilihat bahwa grafik mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
peningkatan hingga titik tertentu, kemudian mengalami penurunan. Hal tersebut
dikarenakan pada kondisi torsi tertentu, kincir bekerja secara optimal dan dapat
menghasilkan daya keluaran maksimum. Berdasarkan Tabel 4.4, daya mekanis
maksimum adalah sebesar 76,842 watt pada torsi 1,349 Nm dan daya listrik
maksimum adalah sebesar 52,772 watt pada torsi 1,349 Nm. Hubungan yang
terjadi pada grafik tersebut adalah semakin besar torsi yang bekerja, maka
semakin besar daya output yang dihasilkan. Pada grafik tersebut dapat dilihat juga
bahwa daya mekanis yang dihasilkan oleh kincir lebih besar dibanding daya listrik
yang dihasilkan oleh generator. Hal tersebut disebabkan oleh pengurangan daya
akibat kerja dari generator.
Grafik hubungan daya output dengan torsi untuk variasi kecepatan angin
rata – rata 8,3 m/s dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut
90
80
Daya Output (watt)
70
60
50
40
Daya Mekanis
30
Daya Listrik
20
10
0
0,00
0,30
0,60
0,90
1,20
1,50
1,80
Torsi (Nm)
Gambar 4.3 Grafik hubungan daya output dengan torsi
pada variasi kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Pada grafik hubungan daya output dengan torsi yang bekerja pada variasi
kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s, juga terjadi peningkatan hingga titik tertentu,
kemudian mengalami penurunan. Hal tersebut juga dikarenakan kincir bekerja
optimal dan dapat menghasilkan daya keluaran maksimum pada kondisi torsi
tertentu. Berdasarkan Tabel 4.5, daya mekanis maksimum adalah sebesar 81,633
watt pada torsi 1,511 Nm dan daya listrik maksimum adalah sebesar 63,65 watt
pada torsi 1,511 Nm. Pada grafik tersebut, hubungan yang terjadi adalah semakin
besar torsi yang bekerja, maka semakin besar daya output yang dihasilkan. Selain
itu, daya mekanis yang dihasilkan kincir juga lebih besar dibanding daya listrik
yang dihasilkan oleh generator. Hal tersebut juga diakibatkan oleh kerja dari
generator.
Grafik hubungan daya output dengan torsi untuk variasi kecepatan angin
rata – rata 9,4 m/s dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut.
90
80
Daya Output (watt)
70
60
50
40
Daya Mekanis
30
Daya Listrik
20
10
0
0,00
0,30
0,60
0,90
1,20
1,50
1,80
Torsi (Nm)
Gambar 4.4 Grafik hubungan daya output dengan torsi
pada variasi kecepatan angin rata – rata 9,4 m/s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Seperti pada variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s dan 8,3 m/s, grafik
hubungan daya output dengan torsi yang bekerja pada variasi kecepatan angin rata
– rata 9,4 m/s, juga terjadi peningkatan hingga titik tertentu, kemudian mengalami
penurunan. Hal tersebut juga dikarenakan kincir bekerja optimal dan dapat
menghasilkan daya keluaran maksimum pada kondisi torsi tertentu. Berdasarkan
Tabel 4.6, daya mekanis maksimum adalah sebesar 81,902 watt pada torsi 1,430
Nm dan daya listrik maksimum adalah sebesar 61,237 watt pada torsi 1,484 Nm.
Hubungan yang terjadi pada grafik tersebut adalah semakin besar torsi yang
bekerja, maka semakin besar daya output yang dihasilkan. Daya mekanis yang
dihasilkan oleh kincir juga lebih besar dibanding daya listrik yang dihasilkan oleh
generator.
Untuk grafik hubungan daya mekanis sebagai daya output dengan torsi
untuk ketiga variasi kecepatan angin dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut.
90
Daya Mekanis (watt)
80
70
60
Kecepatan
Angin 7,3 m/s
50
Kecepatan
Angin 8,3 m/s
40
30
Kecepatan
Angin 9,4 m/s
20
10
0
0,00
0,30
0,60
0,90
1,20
Torsi (Nm)
1,50
1,80
Gambar 4.5 Grafik hubungan daya output (mekanis) dengan torsi
untuk ketiga variasi kecepatan angin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Pada grafik hubungan daya output mekanis dengan torsi yang bekerja, dapat
dilihat bahwa daya keluaran berupa daya mekanis tertinggi terjadi pada variasi
kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s. Berdasarkan tabel pengujian, daya mekanis
terbesar terjadi pada variasi kecepatan angin rata – rata 9,4 m/s yaitu sebesar
81,902 watt pada torsi 1,430 Nm. Perbedaan tersebut dikarenakan oleh
pendekatan grafik yang digunakan. Pada grafik hubungan daya output mekanis
dengan torsi di atas, dapat dilihat juga bahwa semakin tinggi kecepatan angin,
maka semakin besar daya mekanis yang dihasilkan. Hal tersebut dikarenakan
peningkatan kecepatan angin berpengaruh pada peningkatan kecepatan putar
poros yang kemudian mempengaruhi daya mekanis.
Untuk grafik hubungan daya listrik sebagai daya output dengan torsi untuk
ketiga variasi kecepatan angin dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut.
70
Daya Listrik (watt)
60
50
Kecepatan
Angin 7,3 m/s
Kecepatan
Angin 8,3 m/s
Kecepatan
Angin 9,4 m/s
40
30
20
10
0
0,00
0,30
0,60
0,90
1,20
Torsi (Nm)
1,50
1,80
Gambar 4.6 Grafik hubungan daya output (listrik) dengan torsi
untuk ketiga variasi kecepatan angin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Pada grafik hubungan daya output listrik dengan torsi yang bekerja, dapat
dilihat bahwa daya keluaran berupa daya listrik tertinggi terjadi pada variasi
kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s. Berdasarkan tabel pengujian, daya listrik
terbesar terjadi pada variasi kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s yaitu sebesar
63,65 watt pada torsi 1,511 Nm. Hal tersebut dipengaruhi oleh kinerja dari
generator. Pada grafik hubungan daya output mekanis dengan torsi di atas, dapat
dilihat juga bahwa semakin tinggi kecepatan angin, maka semakin besar daya
listrik yang dihasilkan. Hal tersebut dikarenakan peningkatan kecepatan angin
berpengaruh terhadap peningkatan daya mekanis yang kemudian akibat kerja dari
generator akan mempengaruhi peningkatan daya listrik yang dihasilkan.
4.3.3 Grafik Hubungan Cp (mekanis) dan TSR
Berdasarkan data pengujian dan pengolahan data maka dibuat grafik
hubungan koefisien daya dengan tip speed ratio untuk melihat unjuk kerja dari
kincir angin propeller 4 sudu berbahan komposit. Koefisien daya yang digunakan
adalah perbandingan antara daya mekanis yang dihasilkan kincir dengan daya
yang dihasilkan oleh angin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
45
40
35
Cp = (-8,5232 TSR2) + (65,755 TSR) - 85,344
R² = 0,9892
CP (%)
30
25
Kecepatan Angin
7,3 m/s
Cp = (-6,4749 TSR2) + (43,544 TSR) - 43,054
R² = 0,9882
Kecepatan Angin
8,3 m/s
20
15
Kecepatan Angin
9,4 m/s
Cp = (-6,1073 TSR2) + (36,777 TSR) - 34,424
R² = 0,9807
10
5
0
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
TSR
Gambar 4.7 Grafik hubungan CP (mekanis) dengan tip speed ratio
untuk ketiga variasi kecepatan angin
Pada grafik hubungan koefisien daya dengan tip speed ratio di atas, dapat
dilihat bahwa koefisien daya pada variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s
adalah yang paling besar dan koefisien daya pada variasi kecepatan angin rata –
rata 9,4 m/s adalah yang paling kecil diantara variasi lainnya. Dengan
menggunakan persamaan yang tertera pada grafik, dapat diketahui koefisien daya
maksimum pada tip speed ratio optimal kincir. Sebagai contoh, digunakan
persamaan dari grafik pada variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s.
Persamaan :
(
)
(
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Digunakan penyelesaian secara matematis untuk menentukan Cp maksimum
dan tip speed ratio optimal dari persamaan di atas.
(
)
Setelah mendapat tip speed ratio optimal, disubtitusikan ke dalam
persamaan awal untuk mengetahui Cp maksimum pada variasi kecepatan angin
rata – rata 7,3 m/s.
(
) )
(
(
(
))
%
Dengan menggunakan penyelesaian secara matematis tersebut, dapat
diketahui bahwa pada variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s koefisien daya
maksimum kincir adalah sebesar 43,1859% yang bekerja pada tip speed ratio
optimal sebesar 3,7803, pada variasi kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s koefisien
daya maksimum kincir adalah sebesar 31,4012% pada tip speed ratio optimal
sebesar 3,2953, dan pada variasi kecepatan angin rata – rata 9,4 m/s koefisien
daya maksimum kincir adalah sebesar 21,7972% pada tip speed ratio optimal
sebesar 2,9504.
Berdasarkan grafik hubungan koefisien daya dengan tip speed ratio di atas,
dapat diketahui bahwa kincir angin propeller 4 sudu berbahan komposit dapat
bekerja optimal pada variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s dibanding pada
variasi kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s dan 9,4 m/s. Hal tersebut dikarenakan
pengurangan daya dari daya angin menjadi daya mekanis yang terjadi pada variasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s lebih sedikit dibanding variasi kecepatan angin
lainnya. Pada variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s, daya masukan berupa
daya yang dihasilkan oleh angin adalah sebesar 180,265 watt dan daya keluaran
maksimum berupa daya mekanis yang dihasilkan oleh kincir adalah sebesar
76,842 watt. Pengurangan daya yang terjadi adalah sebesar 103,423 watt. Pada
variasi kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s dan 9,4 m/s, pengurangan daya yang
terjadi adalah sebesar 185,346 watt dan 299,915 watt.
4.3.4 Grafik Hubungan Cp (listrik) dan TSR
Berdasarkan data pengujian dan pengolahan data maka dibuat grafik
hubungan koefisien daya dengan tip speed ratio untuk melihat unjuk kerja dari
kincir angin propeller 4 sudu berbahan komposit. Koefisien daya yang digunakan
adalah perbandingan antara daya listrik yang dihasilkan generator dengan daya
yang dihasilkan oleh angin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
35
CpL = (-9,2816 TSR2) + (73,083 TSR) - 114,72
R² = 0,9836
30
Cp (%)
25
CpL = (-7,1754 TSR2) + (48,393 TSR) - 58,53
R² = 0,9911
Kecepatan Angin
7,3 m/s
20
CpL = (-5,3751
15
TSR2)
+ (30,923 TSR) - 28,668
R² = 0,9914
Kecepatan Angin
8,3 m/s
Kecepatan Angin
9,4 m/s
10
5
0
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
TSR
Gambar 4.8 Grafik hubungan CP (listrik) dengan tip speed ratio
untuk ketiga variasi kecepatan angin
Sama seperti grafik koefisien daya mekanis dengan tip speed ratio pada sub
Bab 4.3.1, pada grafik hubungan koefisien daya listrik dengan tip speed ratio di
atas, koefisien daya pada variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s adalah yang
paling besar dan koefisien daya pada variasi kecepatan angin rata – rata 9,4 m/s
adalah yang paling kecil diantara variasi lainnya. Dengan menggunakan
persamaan yang tertera pada grafik, dapat diketahui koefisien daya maksimum
pada tip speed ratio optimal kincir. Sebagai contoh, digunakan persamaan dari
grafik pada variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s.
Persamaan :
(
)
(
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Digunakan penyelesaian secara matematis untuk menentukan Cp maksimum
dan tip speed ratio optimal dari persamaan di atas.
(
)
Setelah mendapat tip speed ratio optimal, disubtitusikan ke dalam
persamaan awal untuk mengetahui Cp maksimum pada variasi kecepatan angin
rata – rata 7,3 m/s.
(
(
) )
(
(
))
Dengan menggunakan penyelesaian secara matematis tersebut, dapat
diketahui bahwa pada variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s koefisien daya
maksimum kincir adalah sebesar 30,4004% yang bekerja pada tip speed ratio
optimal sebesar 3,8588, pada variasi kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s koefisien
daya maksimum kincir adalah sebesar 23,9998% pada tip speed ratio optimal
sebesar 3,3044, dan pada variasi kecepatan angin rata – rata 9,4 m/s koefisien
daya maksimum kincir adalah sebesar 16,4483% pada tip speed ratio optimal
sebesar 2,8187.
Berdasarkan grafik hubungan koefisien daya listrik dengan tip speed ratio di
atas, dapat diketahui bahwa kincir angin propeller 4 sudu berbahan komposit
dapat bekerja optimal pada variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s dibanding
pada variasi kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s dan 9,4 m/s. Hal tersebut
dikarenakan pengurangan daya dari daya angin menjadi daya listrik akibat kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
dari generator pada variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s lebih sedikit
dibanding variasi kecepatan angin lainnya. Pada variasi kecepatan angin rata –
rata 7,3 m/s, daya masukan berupa daya yang dihasilkan oleh angin adalah sebesar
180,265 watt dan daya keluaran maksimum berupa daya listrik yang dihasilkan
oleh generator adalah sebesar 52,772 watt. Pengurangan daya yang terjadi adalah
sebesar 127,493 watt. Pada variasi kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s dan 9,4
m/s, pengurangan daya yang terjadi adalah sebesar 203,329 watt dan 320,58 watt.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pengujian “Unjuk Kerja Turbin Angin Propeller 4 Sudu Berbahan
Komposit Berdiameter 100 cm, dengan Lebar Maksimum Sudu 13 cm pada Jarak
19 cm Dari Pusat Sumbu Poros”, dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.
Telah berhasil dibuat turbin angin propeller 4 sudu berbahan komposit,
dengan diameter 100 cm dan lebar maksimum sudu 13 cm pada jarak 19 cm
dari pusat sumbu poros.
b.
Turbin angin propeller ini dapat bekerja optimal pada variasi kecepatan
angin rata – rata 7,3 m/s dibanding variasi kecepatan angin rata – rata 8,3
m/s dan 9,4 m/s. Hal tersebut dapat dilihat dari koefisien daya maksimum
yang dapat dicapai turbin angin propeller ini untuk variasi kecepatan angin
rata – rata 7,3 m/s adalah sebesar 43 % pada tip speed ratio sebesar 3,8;
untuk variasi kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s adalah sebesar 31% pada
tip speed ratio sebesar 3,3; dan untuk variasi kecepatan angin rata – rata 9,4
m/s adalah sebesar 22% pada tip speed ratio sebesar 2,9.
c.
Daya keluaran berupa daya listrik yang dihasilkan generator turbin angin
propeller ini untuk variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s adalah sebesar
52,8 watt pada torsi sebesar 1,4 Nm, untuk variasi kecepatan angin rata –
rata 8,3 m/s adalah sebesar 63,7 watt pada torsi sebesar 1,5 Nm, dan untuk
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
variasi kecepatan angin rata – rata 9,4 m/s adalah 61,2 watt pada torsi
sebesar 1,5 Nm.
d.
Variasi kecepatan angin mempengaruhi kecepatan putar poros pada turbin
angin propeller ini. Kecepatan putar poros maksimum turbin angin terjadi di
variasi kecepatan angin rata – rata 9,4 m/s yaitu sebesar 829 rpm pada torsi
sebesar 0,3 Nm. Kecepatan putar poros maksimum untuk kecepatan angin
rata – rata 7,3 m/s adalah sebesar 797 rpm pada torsi sebesar 0,3 Nm dan
untuk kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s adalah sebesar 814 rpm pada torsi
sebesar 0,3 Nm.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengujian yang diperoleh, maka disarankan sebagai
berikut :
a.
Perlu penambahan variasi kecepatan angin lainnya untuk mendapatkan
perbandingan unjuk kerja yang paling optimal untuk turbin angin propeller
4 sudu berbahan komposit berdiameter 100 cm, dengan lebar maksimum
sudu 13 cm pada jarak 19 cm dari pusat poros.
b.
Perlu penambahan variasi lain, seperti sudut pitch sudu, untuk mendapatkan
unjuk kerja yang paling optimal dan pengaruh kecepatan angin terhadap
karakteristik kincir.
c.
Perlu penambahan material pembanding untuk mengetahui pengaruh
material komposit terhadap unjuk kerja turbin angin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
d.
Perlu pemahaman lebih lanjut mengenai jenis polimer, jenis serat, dan cara
pembuatan material komposit untuk menentukan jenis polimer dan jenis
serat yang paling baik dalam pembuatan komposit, serta mengurangi
kegagalan dalam pembuatan komposit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Aisah, Nuning, Hanedi Darmasetiawan, Sudirman, dan Aloma Karo Karo. 2004.
Pembuatan Komposit Polimer Berpenguat Serat Sintetik Untuk Bahan
Genteng. Jurnal Sains Materi Indonesia, Juni 2004, Vol. 5, No. 3, hlm. 1 - 8
ISSN : 1411 – 1098
Anonim
a.
From
:
https://mech.vub.ac.be/thermodynamics/windbrochurePInhoud.html (diakses 31 Mei 2016)
Anonim
b.
Sumber
Daya
Energi
Angin.
From
:
http://www.mataduniakami.id/2016/01/sumber-daya-energi-angin.html
(diakses 2 Juni 2016)
Anonim
c.
From
:
http://www.mse.mtu.edu/drjohn/my4150/compositesdesign/cd2/cd1.html
(diakses 5 Juni 2016)
Anonim d. From : http://www.neenigeria.com/html/mechanical_windmills.html
(diakses 6 Juni 2016)
Anonim e. From : http://www.fieldlines.com/index.phptopic=140886.0 (diakses 6
Juni 2016)
Anonim f. From : http://www.abdolian.com/thoughts/?/p=2806 (diakses 6 Juni
2016)
Anonim g. From : http://www.brightub.com/environment/renewable-energi
articles/92978.aspx (diakses 6 Juni 2016)
Anonim h. From : http://www.kompasiana.com/rudypamungkas/keren-kincirangin-savonius-pembangkit-listrik-untuk-pulaukecil_54f7cda5a33311641e8b4bea (diakses 6 Juni 2016)
Bagaskara, Surya. 2010. Analisa Pemanfaatan Turbin Angin Sebagai Penghasil
Energi Listrik Alternatif di Pulau Panggang Kepulauan Seribu.Skripsi.
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut
Teknologi Sepuluh November
Fahmi, Hendriwan dan Harry Hermansyah. 2011. Pengaruh Orientasi Serat Pada
Komposit Resin Polyester / Serat Daun Nenas Terhadap Kekuatan Tarik.
Jurnal Teknik Mesin Vol. 1, No. 1 [Oktober 2011] 46 – 52
Fahmi, Hendriwan dan Nur Arifin. 2014. Pengaruh Variasi Komposisi Komposit
Resin Epoxy / Serat Gelas dan Serat Daun Nanas Terhadap Ketangguhan.
Jurnal Teknik Mesin Vol. 4, No. 2 [Oktober 2014] 84 - 89
Kusbiantoro, Andri, Rudy SoenokodanDjokoSutikno. 2013. Pengaruh Panjang
Lengkung Sudu Terhadap Unjuk Kerja Turbin Angin Poros Vertikal
Savonius. Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malau, Viktor. 2010. Karakterisasi Sifat Mekanis da Fisis Komposit E-Glass dan
Resin Eternal 2504 Dengan Variasi Kandungan Serat, Temperatur dan
Lama Curing. Jurnal Mekanika, Volume 8, Nomor 2, Maret 2010
Muttaqin, Farid Ridha, Bambang L. Widjiantoro dan Ali Musyafa. 2015.
Pemilihan Sudut Pitch Optimal Untuk Prototipe Turbin Angin Skala Kecil
Dengan Tipe Bilah Non-Uniform Airfoil Nrel S83N. Departemen Teknik
Fisika Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Surabaya
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Nugroho, A. Bagus Prasetyo. 2013. Unjuk Kerja Kincir Angin Jenis “Wepower”
Sudu Pipa PVC Dengan Variasi Kemiringan Sudu. Tugas Akhir, tidak
diterbitkan. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta
Porwanto, Daniel Andri. 2009. Karakterisasi Komposit Berpenguat Serat Bambu
dan Serat Gelas Sebagai Alternatif Bahan Baku Industri. Skripsi. Jurusan
Teknik Fisika Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Surabaya
Rohayat, Imam. 2015. Kaji Pengembangan Serat Alam Sebagai Penguat
Biokomposit
Untuk
Aplikasi
Otomotif.
From
:
http://imamengineering.blogspot.co.id/2015/03/makalah-mekanika-bahankomposit.html (diakses 18 Juni 2016)
S, Puji, Satwiko S dan Taufik. 2012. Studi Awal Pengaruh Jumlah Sudu Terhadap
Daya Keluaran Turbin Angin Tipe Horizontal Berdiameter 1,6 Meter
Sebagai Penyedia Listrik Pada Proyek Rumah DC di FMIPA UNJ. Seminar
Nasional Fisika, 9 Juni 2012
Sahin, Ahmet Z., Ahmed Z. Al-Garni and Abdulghani Al-Farayedhi. 2001.
Analysis of a Small Horizontal Axis Wind Turbine Performance.
International Journal of Energy Research. DOI : 10.1002/er.699, Volume
25, pp. 501-506
Sumiyarso, Bambang dan Sunarwo.2011. Desain Model Turbin Angin Empat
Sudu Berbasis Silinder Sebagai Penggerak Pompa Air. Seminar Nasional
Sains dan Teknologi, 2011 ISBN : 978-602-99334-0-6
Sutrisna, Kadek Fendy. 2011. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin.
pada : http://dokumen.tips/documents/110965305-prinsip-kerja-pembangkitlistrik-tenaga-angin.html (diakses 3 Maret 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
Lampiran 1. Grafik hubungan kecepatan putar poros dengan torsi pada variasi
kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s
900
Kecepatan Putar Poros (rpm)
800
700
600
500
400
300
200
100
0
0,00
0,30
0,60
0,90
1,20
1,50
1,80
Torsi (Nm)
Lampiran 2. Grafik hubungan kecepatan putar poros dengan torsi pada variasi
kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s
900
Kecepatan Putar Poros (rpm)
800
700
600
500
400
300
200
100
0
0,00
0,30
0,60
0,90
Torsi (Nm)
73
1,20
1,50
1,80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 3. Grafik hubungan kecepatan putar poros dengan torsi pada variasi
kecepatan angin rata – rata 9,4 m/s
900
Kecepatan Putar Poros (rpm)
800
700
600
500
400
300
200
100
0
0,00
0,40
0,80
1,20
1,60
Torsi (Nm)
Lampiran 4. Grafik hubungan koefisien daya (mekanis) dengan tip speed ratio
pada variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s
50
40
CP (%)
CP = (-9.240 TSR2) + (69.86 TSR) - 88.86
R² = 0.989
30
20
10
0
0,00
1,00
2,00
3,00
TSR
4,00
5,00
6,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 5. Grafik hubungan koefisien daya (mekanis) dengan tip speed ratio
pada variasi kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s
35
30
CP = (-7.019 TSR2)+ (46.26 TSR) - 44.82
R² = 0.988
Cp (%)
25
20
15
10
5
0
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
TSR
Lampiran 6. Grafik hubungan koefisien daya (mekanis) dengan tip speed ratio
pada variasi kecepatan angin rata – rata 9,4 m/s
24
20
CP = (-6.621 TSR2) + (39.07 TSR) - 35.84
R² = 0.980
CP (%)
16
12
8
4
0
0,00
1,00
2,00
3,00
TSR
4,00
5,00
6,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 7. Grafik hubungan koefisien daya (listrik) dengan tip speed ratio pada
variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s
35
30
CP (%)
25
CP = (-10.06 TSR2) + (77.64 TSR) - 119.4
R² = 0.983
20
15
10
5
0
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
TSR
Lampiran 8. Grafik hubungan koefisien daya (listrik) dengan tip speed ratio pada
variasi kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s
25
CP (%)
20
CP = (-7.779 TSR2) + (51.41 TSR) - 60.94
R² = 0.991
15
10
5
0
0,00
1,00
2,00
3,00
TSR
4,00
5,00
6,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 9. Grafik hubungan koefisien daya (listrik) dengan tip speed ratio pada
variasi kecepatan angin rata – rata 9,4 m/s
18
15
CP = (-5.827 TSR2) + (32.85 TSR) - 29.85
R² = 0.991
CP (%)
12
9
6
3
0
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
TSR
Lampiran 10. Grafik hubungan daya output dengan kecepatan putar poros pada
variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s
80
70
Daya Output (watt)
60
50
40
Daya Mekanis
30
Daya Listrik
20
10
0
0
200
400
600
800
Kecepatan Putar Poros (rpm)
1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 11. Grafik hubungan daya output dengan kecepatan putar poros pada
variasi kecepatan angin rata – rata 8,3 m/s
90
80
Daya Output (watt)
70
60
50
Daya Mekanis
40
Daya Listrik
30
20
10
0
0
200
400
600
800
1000
Kecepatan Putar Poros (rpm)
Lampiran 12. Grafik hubungan daya output dengan kecepatan putar poros pada
variasi kecepatan angin rata – rata 9,4 m/s
90
80
Daya Output (watt)
70
60
50
Daya Mekanis
40
Daya Listrik
30
20
10
0
0
200
400
600
800
Kecepatan Putar Poros (rpm)
1000
Download