informasi singkat benih - Sistem Informasi Perbenihan Tanaman

advertisement
INFORMASI SINGKAT BENIH
No. 184 Juni 2014
Areca catechu L.
Taksonomi dan Tatanama
Famili : Palmae
Sinonim : A. cathecu Burman, A. faufel Gaertner,
A. hortensis Loureiro,
A. himalayana H.
Wendland, A. nigra H. Wendland.
Nama lokal/daerah : pineng, pineung (Aceh),
pinang (Gayo), batang mayang (Karo), pining
(Toba), batang pinang (Minangkabau), dan
jambe (Sunda, Jawa), jambe gantung (Bali),
alosi (bugis/makassar)
Penyebaran dan Habitat
Tanaman pinang termasuk salah satu jenis palma
yang tumbuh di daerah Pasifik, Asia dan Afrika
bagian timur yang sampai saat ini belum
memperoleh perhatian serius, dibanding tanaman
palma lainnya. Di Indonesia tanaman pinang
banyak terdapat di pulau Sumatera (Aceh,
Sumatera Utara dan Sumatera Barat), Kalimantan
(Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat),
Sulawesi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara),
Bali dan Nusa Tenggara (Nusa Tenggara Barat
dan Nusa Tenggara Timur). Tanaman ini didapati
mulai ketinggian 0 m dpl sampai ± 1400 m dpl
dan curah hujan 1500–5000 mm. Berproduksi
optimal pada ketinggian 0–1.000 m dpl. Tanaman
pinang idialnya ditanam pada ketinggian di
bawah 600 m diatas permukaan laut. Curah hujan
dikehendaki tanaman pinang antara 750-4.500
mm/tahun merata sepanjang tahun atau hari hujan
sekitar 100–150 hari. Tanaman pinang sangat
sesuai pada daerah bertipe iklim sedang dan agak
basah. Tanaman pinang menghendaki daerah
dengan kelembaban udara antara 50 – 90 %.
Kegunaan
Tanaman pinang bisa dijadikan tanaman pagar,
penghijauan, bahan bangunan, dan hiasan.
Kandungan zat-zat
dalam
bagian-bagian
tanamannya sangat berkhasiat menyembuhkan
beberapa penyakit. Daunnya mengandung
minyak atsiri bisa mengobati gangguan radang
tenggorokan, pangkal tenggorokan dan pembuluh
broncial. Pucuk daun muda rasanya pahit pun
bisa dijadikan obat nyeri otot.
Selain obat, daun pinang dijadikan sebagai pupuk
hijau. Pelepah pinang bisa dipakai sebagai bahan
baku pembungkus makanan, seperti pembungkus
gula merah, gula aren, atau gula tebu. Batang
berguna sebagai bahan bangunan, jembatan dan
saluran air. Tanamannya sendiri bisa dipakai
untuk mencegah terjadinya erosi atau longsor
pada topografi 8-15%. Serabut buah mengandung
sabut bisa dijadikan sebagai bahan baku
pembuatan kuas gambar. Biji berguna sebagai
pelengkap makan sirih dan untuk bahan baku
industri seperti pewarna kain dan obat.
Deskripsi Botani
Pinang dapat mencapai tinggi 15–20 m dengan
batang tegak lurus bergaris tengah 15 cm.
Buahnya berkecambah setelah 1,5 bulan dan 4
bulan kemudian mempunyai jambul daun-daun
kecil yang belum terbuka. Pembentukan batang
baru terjadi setelah 2 tahun dan berbuah pada
umur 5–8 tahun tergantung keadaan tanah.
Gambar. Pohon Pinang
(Foto : BPTH Sulawesi)
Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan
Diskripsi Bunga dan Buah
Biji buah berwarna kecoklatan sampai coklat
kemerahan, agak berlekuk-lekuk dengan warna
yang lebih muda. Pada bidang irisan biji tampak
perisperm berwarna coklat tua dengan lipatan
tidak beraturan menembus endosperm yang
berwarna agak keputihan.
Tongkol bunga dengan seludang yang panjang
mudah rontok, muncul di bawah daun, dengan
panjang 75 cm, tangkai pendek bercabang
rangkap, satu bunga betina pada pangkal, di
atasnya banyak bunga jantan
tersusun dalam 2
baris, yang tertancap dalam alur.
Buah buni bulat telur terbalik memanjang,
berwarna hijau tua dan buah masak dengan warna
merah oranye, dinding buah berserabut, biji 1
bentuk telur. Tanaman ini berbunga pada awal
dan akhir musim hujan dan memiliki masa hidup
25–30 tahun.
pinang 1,5 – 2 bulan. Lapisan endocarp keras
sehingga menghambat proses perkecambahan.
Perlakuan Pendahuluan
Perbanyakan
pinang
umumnya
dengan
penyemaian biji. Beni langsung disemai tanpa
perlakuan pendahuluan atau direndam 24 jam
Hama dan Penyakit
Hama rayap dapat menyerang benih atau bibit
pada musim kemarau. Serangan pada bibit
dimulai pada pangkal batang, sehingga bagian
pucuk menjadi layu dan lama kelamaan tanaman
mati. Pengendalian rayap dapat dilakukan dengan
menutup bagian pangkal batang dengan pasir
ataupun
secara
kimiawi
menggunakan
insektisida.
Penyakit yang biasa menyerang adalah bercak
daun menguning. Penyebabnya cendawan
Curvularia sp. Gejala pada lamina daun, terlihat
bercak-bercak kuning 3–10 mm diameter. Infeksi
lanjut dapat menyebabkan kematian bibit.
Penyemprotan dengan Dithane dapat mengurangi
serangan. Busuk akar/pangkal batang disebabkan
cendawan Fusarium sp. dan Rhizoctoria sp.
Penyakit ini muncul di pembibitan yang sistim
drainasenya
jelek.
Serangan
cendawan
mengakibatkan tanaman layu.
Daftar Pustaka
Tala R., Muhlis. 2011. Visualisasi Sumber Daya
Genetik
Tanaman
Hutan
(tidak
dipublikasikan).
Balai Penelitian Tanaman Palma. 2010. Prospek
Pengembangan Tanaman Pinang.
Direktorat Obat Asli Indonesia. 2010. Acuan
Sediaan Herbal Volume Kelima.
DISIAPKAN OLEH BPTH SULAWESI
Penulis: Muhlis
(PEH BPTH Sulawesi)
Gambar. Pinang
Pembungaan dan Pembuahan
Buah masak merah orange. Buah dikumpulkan
dari tanah. Berbunga dan berbuah sepanjang
tahun
BPTH SULAWESI
Jl.Perintis Kemerdekaan Km.17,5 Makassar
Telepon/Fax : (0411) 550076/554501
Website : www.bpthsulawesi.net
Email : [email protected]
Penaburan dan Perkecambahan
Benih pinang ditabur pada bedeng tabur dengan
menggunakan media pasir. Kemudian ditutup
dengan pasir setebal 0.5 cm. Perkecambahan biji
Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan
Download