Modul Kapita Selekta Ilmu Sosial [TM10]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Broadcasting
Tatap Muka
10
Kode MK
Disusun Oleh
MK85005
Dicky Andika, M.Si
Abstract
Kompetensi
Teori Komunikasi membahas
tentang berbagai pendekatan
dalam keilmuan, pengertian
dan
model
komunikasi,
lingkup
teori
komunikasi,
perspektikf
dalam
ilmu
komunikasi, teori dan model
KAP, komunikasi kelompok,
komunikasi organisasi dan
komunikasi massa serta teori
Mahasiswa diharapkan dapat
memahami tentang berbagai
pendekatan, pengertian,
kerangka analisis dan perpektif
yang ada dalam ilmu
komunikasi, asumsi-asumsi
teoritis tentang peristiwa
komunikasi dalam kehidupan
manusia menurut ruang lingkup
dan konteksnya
komunikasi interpretative dan
kritis
‘13
2
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Memahami Komunikasi dalam Kelompok
Persoalan-persoalan mengenai tipe kelompok, metode pembuatan
keputusan yang terjadi dalam suatu kelompok dan kepemimpinan dalam kelompok,
merupakan materi pelajaran yang akan dibahas selanjutnya.
Ronald B. Adler dan George Rodman dalam bukunya Understanding Human
Communication membagi kelompok dalam tiga tipe, yaitu kelompok belajar (learning
group), kelompok pertumbuhan (growth group) dan kelompok pemecahan masalah
(problem-solving group).
a. Kelompok Bejalar (Learning Group)
Ketika kita mendengar kata belajar atau learning, perhatian dan pikiran
kita hampir selalu tertuju pada suatu lembaga pendidikan ataupun sekolah.
Meskipun institusi pendidikan tersebut termasuk dalam klasifikasi learning group,
namun ia bukan satu-satunya. Kelompok yang memberikan keterampilan
berenang ataupun kelompok yang mengkhususkan kegiatannya pada peningkatan
kemampuan dalam member pertolongan darurat misalnya, dapat digolongkan ke
dalam kelompok belajar tersebut. Jadi, apapun bentuknya, tujuan dari learning
group ini adalah meningkatkan pengetahuan atau kemampuan para anggotanya.
Satu cirri yang menonjol dari learning group ini adalah adanya
pertukaran informasi dua arah, artinya setiap anggota dalam kelompok belajar
adalah contributor atau penyumbang dan penerima pengetahuan.
b. Kelompok Pertumbuhan (Growth Group)
Jika learning group para anggotanya terlibat dalam persoalan-persoalan
eksternal sebagaimana telah diuraikan diatas, maka kelompok pertumbuhan lebih
memusatkan perhatiannya kepada permasalahan pribadi yang dihadapi para
‘13
3
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
anggotanya. Wujud nyata dari growth group ini adalah kelompok bimbingan
perkawinan, kelompok bimbingan psikologi, kelompok terapi sebagaimana yang
sudah diuraikan pada kegiatan belajar 1, serta kelompok yang memusatkan
aktivitasnya kepada pertumbuhan keyakinan diri, yang biasa disebut dengan
consciousness-raising group.
Karakteristik yang terlihat dari kelompok ini adalah tidak mempunyai
tujuan koloktif yang nyata, dalam arti bahwa seluruh tujuan kelompok diarahkan
kepada usaha untuk membantu para anggotannya mengidentifikasi dan
mengarahkan mereka untuk peduli dengan persoalan pribadi yang mereka hadapi.
c. Kelompok Pemecahan Masalah (Problem Solving Group)
Orang-orang yang terlibat dalam kelompok pemecahan masalah,
bekerja bersama-sama untuk mengatasi persoalan bersama yang mereka hadapi.
Dalam sebuah keluarga misalnya, bagaimana seluruh anggota keluarga
memecahkan persoalan tentang cara-cara pembagian kerja yang memungkinkan
mereka terlibat dalam pekerjaan rumah tangga, seperti tugas apa yang harus
dilakukan oleh suami, apa yang menjadi tanggung jawab istri, dan pekerjaan apa
yang dibebankan kepada anak-an ak.
Problem-solving group dalam operasionalny, melibatkan dua aktivitas
penting. Pertama, pengumpulan informasi (gathering information); bagaimana
suatu kelompok sebelum memusatkan keputusan, berusaha mengumpulkan
informs yang penting dan berguna untuk landasan pengambilan keputusan
tersebut. Dan kedua, adalah pembuatan keputusan atau kebijakan itu sendiri yang
berdasarkan pada hasil pengumpulan informasi.
‘13
4
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Metoda Pengambilan Keputusan dalam Kelompok
Cara lain untuk memahami tindak komunikasi dalam kelompok adalah
dengan melihat bagaimana suatu kelompok menggunakan metode-metode tertentu
untuk mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi. Dalam dataran teoritis,
kita mengenal empat metode dalam pengambilan keputusan, yaitu kewenangan tanpa
diskusi (authority rule without discussion), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan
setelah diskusi (authority rule after discussion) dan kesepakatan (consensus).
a. Kewenangan tanpa diskusi
Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh
pemimpin yang otokritik atau dalam kepimimpinan militer. Metode ini memiliki
beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika kelompok tidak mempunyai
waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu,
metode ini secara sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang
dilaksanakan
berkaitan
dengan
persoalan-persoalan
rutin
yang
tidak
mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering
digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya
ketidakpercayaan para anggotanya terhadap keputusan yang ditentukan oleh
pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses
keputusan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki
keputusan yang berkualitas dan lebih bermakna, apabila dibuat secara bersamasama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok, dari pada keputusan yang
diambil secara individu.
b. Pendapat ahli
Kadang-kadang seorang anggota kelompok oleh anggota lainnya diberi
predikat ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan
kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan
‘13
5
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bekerja dengan baik, apabila seorang anggota kelompok yang dianggap ahli
tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal
tertentu oleh anggota kelompok lainnya.
Dalam banyak kasus, persoalan yang dianggap ahli tersebut bukanlah
masalah yang sederhana, karena sangat sulit menurunkan indicator yang dapat
mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa
orang yang ahli adalah orang memiliki kualitas terbaik untuk membuat keputusan,
namun baliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan
ukuran
tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benarbenar ahli adalah persoalan yang rumit.
c. Kewenangan setelah diskusi
Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila
dibandingkan dengan metode yang pertama, karena metode authority rule after
discussion ini mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota
kelompok dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan
yang diambil dalam metode ini akan meningkatkan kualitas dan tanggung jawab
para anggotanya, di samping juga munculnya aspek kecepatan dalam
pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang
terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota kelompok sangat
diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokritik dari
pimpinan kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu
para anggota kelompok akan bersaing untuk mempengaruhi pengambil atau
pembuat keputusan. Artinya, bagaimana para anggota kelompok yang
mengemukakan
pendapatnya
dalam
pengambilan
keputusan,
berusaha
mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan
dan dipertimbangkan.
d. Kesepakatan
‘13
6
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kesepakatan atau consensus akan terjadi kalau semua anggota dari
suatu kelompok mendukung keputusan
yang diambil. Metode pengambilan
keputusan ini memiliki keuntungan, yaitu partisipasi yang penuh dari seluruh
anggota akan mendapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, seperti
tanggung jawab anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu,
metode consensus sangat penting khususnya dalam pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan persoalan-persoalan yang sangat penting dan kompleks.
Namun demikian, metode pengambilan keputusan ini, tidak lepas dari
kekurangan-kekurangan. Yang paling menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang
relative lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk
digunakan dalam keadaan yang mendesak dan darurat.
Keempat pengambilan metode diatas, menurut Adler dan Rodman,
tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada ukuran-ukuran yang menjelaskan
bahwa satu metode lebih unggul dari metode lainnya. Metode yang paling efektif
yang dapat digunakan dalam situasi tertentu, bergantung pada factor-faktor
berikut:
1. Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan
2. Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok
3. Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pimpinan kelompok
dalam melangkah kegiatan pengambilan keputusan tersebut.
Kepemimpinan dalam kelompok
Kepemimpinan merupakan salah satu peran yang penting dalam interaksi
kelompok, karena peran ini akan menentukan kuatitas dan kualitas komunikasi dalam
kelompok, hasil dari tujuan kelompok, dan harmoni atau keselarasan dalam kelompok.
Bahasan mengenai kepemimpinan dalam kelompok ini dibagi dalam dua kajian, yaitu
fungsi kepemimpinan dan gaya kepemimpinan dalam kelompok.
‘13
7
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Fungsi Kepemimpinan
Burgoon, Heston dan McCroskey menguraikan adanya delapan fungsi
kepemimpinan, yaitu:
 Fungsi Inisiasi, seorang pemimpin perlu mengambil prakarsa
untuk menciptakan gagasan-gagasan baru, namun sebaliknya
tugas pemimpin juga memberikan pengarahan ataupun
menolak gagasan-gagasan dari anggota kelompoknya yang
dinilai tidak layak.
 Fungsi Keanggotaan, salah satu bagian dari perilaku seseorang
pimpinan adalah memastikan dirinya juga merupakan salah
satu dari anggotanya.
 Fungsi Perwakilan, seorang pemimpin tidak jarang harus
melindungi dan mempertahankan para anggotanya dari
‘ancaman-ancaman’ yang berasal dari luar. Hal yang harus
dilakukan oleh pemimpin tersebut yaitu menjadi wakil atau juru
bicara kelompok di hadapan kelompok lainnya.
 Fungsi Organisasi, tanggung jawab terhadap hal-hal yang
bersangkut paut dengan persoalan organisasi seperti struktur
organisasi, kelancaran roda organisasi dan deskripsi kerja ada
ditangan seorang pemimpin, sehingga ia perlu memiliki bekal
kemampuan mengelola organisasi yang tentunya lebih baik
disbanding anggota kelompok lainnya.
 Fungsi
Integrasi,
seorang
pemimpin
perlu
mempunyai
kemampuan untuk mengelola dan memecahkan konflik di
dalam kelompok.
‘13
8
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Fungsi
Manajemen
Informsi
Internal,
pemimpin
harus
memberikan sarana bagi berlangsungnya pertukaran informasi
diantara anggotanya dan juga memberikan masukan-masukan
tentang bagaimana sebaiknya kelompok harus merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi program kerjanya.
 Fungsi Penyaring Informasi, agar konflik sedikit terjadi maka
pemimpin bertindak sebagai penyaring, sekaligus manajer bagi
informasi yang masuk dan keluar dari kelompok yang
dipimpinya.
 Fungsi Imbalan dan ganjaran, pemimpin memberikan imbalanimbalan berupa hal yang bersifat membahagiakan seperti
kenaikan gaji dan hadiah bagi anggota-anggotanya yang
berprestasi dan memberikan ganjaran bagi anggota-anggota
yang melakukan pelanggaran.
‘13
9
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kepustakaan :
1. Griffin, Em. 1991. A First Look at Communication Theory. New York: McGrawHill
2. Sendjaja, Sasa Djuarsa, 1993. Teori Komunikasi, Jakarta: Univ. Terbuka
3. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar
4. Littlejohn, Stephen, 1996, Theories of Human Communication. Wadsworth
Publishing Company Inc Belmont
5. Bertens, K, Etika, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001
6. Day, Louis, Ethics in Media Communications: Cases and Controversies,
Wadsworth, 1991
7. Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya
Bakti, 1993
8. Katsoff, Louis O, Pengantar Filsafat, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1996
9. Mulyana, Deddy, Etika Komunikasi, Remaja Rodakarya, Bandung, 1996
10.
‘13
M Mufid. 2009. Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: PT Kencana
10
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download