KESEIMBANGAN AGREGAT DEMAND – AGREGAT SUPPLY L Suparto LM,.M.Si AGREGAT DEMAND-AGREGAT SUPPLY Dengan memperkenalkan peranan uang dalam perekonomian, dan menerangkan teori Keynes yang menyatakan bahwa tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang, telah dirintis analisis yang tidak memisalkan lagi bahwa tingkat bunga adalah tetap. Pembatalan asumsi bahwa tingkat bunga adalah tetap telah menjadi semakin jelas apabila dianalisis mengenai mekanisme transmisi. Analisis tersebut menunjukkan bagaimana perubahan dalam tingkat bunga akan mempengaruhi investasi dan bagaimana yang mengalami perubahan akan mempengaruhi pengeluaran agregat dan pendapatan nasional. Dalam sistem analisa keseimbangan pendapatan selalu mempergunakan asumsi tingkat suku bunga dan harga tetap, sehingga hasil analisa tersebut kurang tepat untuk kondisi perekonomian dengan berbagai variabel yang komplit. Analisa sistem AD – AS mempergunakan model yang lengkap untuk penentuan berbagai kegiatan suatu perekonomian. Jadi untuk melakukan analisis sisten keynesian sederhana tidak dapat digunakan lagi. Pada analisa sistem AD-AS penentuan kegiatan suatu perekonomian mempertimbangkan bagaimana perubahan tingkat suku bunga dan harga mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional. Analisis yang menghubungkan perubahan tingkat bunga dengan pendapatan nasional dinamakan analisis IS – LM. Sedangkan model penentuan keseimbangan dengan menggunakan pemisah harga berubah dikenal sebagai analisa AD – AS. PEMBENTUKAN DAN PERGESERAN KURVA AD (AGREGAT DEMAND) PEMBENTUKAN KURVA AD Kurva AD atau aggregate demand, dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan keseluruhan permintaan yang ada dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga. Dari definisi ini sudah dapat disimpulkan bahwa kurva AD menggambarkan keadaan yang berbeda dengan kurva AE yang menggambarkan jumlah permintaan/perbelanjaan dalam keseluruhan perekonomian pada berbagai tingkat pendapatan nasional dalam keadaan harga dan tingkat bunga yang tidak mengalami perubahan. Dalam menggambarkan kurva AD, asumsiharga tetap dan tingkat suku bunga tetap tidak digunakan lagi. Sedang kurva AS atau aggregate supply, menggambarkan pendapatan nasional (nilai barang dan jasa) yang akan diproduksi oleh sektor perusahaan pada berbagai tingkat harga. Dengan menggunakan model AD-AS dapat diperhatikan akibat perubahan-perubahan AD dan AS terhadap keseimbangan pendapatan nasional dan tingkat harga. Untuk membentuk kurva AD dapat dilakukan melalui analisis dengan menggunakan model IS-LM tetapi dengan mempertimbangkan bentuk perubahan dalam tingkat harga. Dalam Grafik berikut (Gambar a.) diperlihatkan bagaimana cara untuk menciptakan kurva AD dari kurva IS-LM. Pada model IS-LM keseimbangan awal dicapai pada titik E0, yaitu pada perpotongan kurva LM (M0, P0) dan IS. Kurva ini menggambarkan bahwa penawaran uang adalah M0 dan tingkat harga adalah P0, pendapatan nasional adalah Y0 dan tingkat bunga adalah r0. Misalkan tingkat harga adalah P1 Iebih tinggi dari P0, tetapi penawaran uang tetap sebesar M0. Apabila penawaran uarig tetap, tetapi harga meningkat, maka uang yang digunakan untuk transaksi akan memperoleh barang yang lebih sedikit dari saat tingkat harga rendah. Dengan demikian pada harga yang lebih tinggi kurva LM yang terbentuk harus berada di sebelah kiri kurva LM saat (M0, P0). Begitu seterusnya. Jadi jika P2 > P1> P0 maka akan terbentuk tiga keseimbangan, yaitu E0 yang merupakan perpotongan antara IS dan LM (M0, P0), E1 yang merupakan perpotongan antara IS dan LM (M0, P1) dan E2 yang merupakan perpotongan antara IS dan LM (M0, P2). Dari tiga garis keseimbangan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi harga, maka akan semakin tinggi tingkat bunga, tetapi pendapatan nasional akan semakin rendah. (a) Keseimbangan IS-LM pada berbagai tingkat harga Gambar.1 Membentuk Kurva AD dari Keseimbangan IS-LM Gambar b. adalah kurva AD yang dibentuk dari perubahan keseimbangan akibat harga yang berbeda yang ditunjukkan dalam gambar (a). Pada sumbu tegak ditunjukkan tingkat harga yang ditentukan dalam analisis dengan menggunakan gambar (a), yaitu P0 , P1 dan P2. Sumbu datar menunjukkan pendapatan nasional riil, yaitu yang dihitung menurut harga tetap. Titik C menggambarkan hubungan antara harga dengan pendapatan nasional yang sesuai dengan yang berlaku dalam keseimbangan pada E2. Titik B berhubungan dengan keadaan yang berlaku pada titik keseimbangan E1 dan titik A menunjukkan hubungan harga dan pendapatan nasional seperti ditunjukkan dalam keadaan seimbangan di E0. Kurva AD dibentuk dengan menghubungkan titik A, B dan C dalam gambar (b). PERGESERAN KURVA AD Perubahan dalam investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan pajak akan memindahkan kurva AD. Di samping itu perubahan kurva AD dapat pula disebabkan oleh perubahan dalam penawaran uang. Investasi, pengeluaran pemerintah dan pajak akan mempengaruhi kurva IS. Pertambahan investasi dan pengeluaran pemerintah akan memindahkan kurva IS ke kanan, sedangkan kurva LM tetap. Maka kurva AD akan bergeser ke sebelah kanan. Perubahan akibat pertambahan investasi dan pengeluaran pemerintah tersebut ditunjukkan dalam grafik berikut : Gambar.2 Akibat Kenaikan Investasi Perusahaan & Pengeluaran Pemerintah Terhadap Kurva AD Pada gambar (a), pertambahan investasi perusahaan akan menyebabkan kurva IS0 bergeser ke IS1. Dalam menggambarkan kurva LM dimisalkan jumlah penawaran uang adalah M0 dan tingkat harga adalah P0. Dengan demikian keseimbangan perekonomian yang awal adalah E0 dan Setelah berlaku kenaikan investasi keseimbangan pindah ke E1. Dengan demikian dalam perekonomian tingkat bunga naik dan r0 menjadi r1 dan pendapatan nasional mengalami kenaikan sebanyak Y0Y1. Dalam gambar (b). ditunjukan perubahan AD sebagai akibat pertambahan investasi yang telah berlaku. Kenaikan investasi telah menaikkan pendapatan nasional sebanyak Y0Y1 pada tingkat harga P0 maka perpindahan kurva AD menjadi AD1 merupakan perpindahan sepanjang AB, menggambarkan akibat pertambahan investasi terhadap kurva AD. Pertambahan pajak menimbulkan akibat yang sebaliknya dari yang diakibatkan oleh pertambahan investasi. Kenaikan pajak akan menurunkan konsumsi. Ini mengakibatkan kemerosotan perbelanjaan agregat dan perpindahan kurva IS dan AD ke kiri. Berarti tingkat bunga dan pendapatan nasional akan menurun. Akibat pertambahan penawaran uang kepada permintaan agregat dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar.3 Akibat Pertambahan Penawaran Uang Terhadap Kurva AD Penawaran uang yang bertambah memindahkan kurva LM (M0,P0) menjadi kurva LM (M1,P0), tetapi kurva IS tidak mengalami perubahan. Maka keseimbangan pendapatan nasional berubah dari E0 menjadi E1. Pendapatan nasional akan naik dari Y0 menjadi Y1 dan tingkat bunga menurun dan r0 menjadi r1. Perubahan keseimbangan ini akan memindahkan kurva AD, yaitu dari AD0 menjadi AD1. Perpindahan kurva LM tidak merubah harga, tetapi pendapatan nasional bertambah sebanyak Y0Y1 atau AB. Sifat perubahan ini digambarkan oleh perpindahan AD0 menjadi AD1. Pengurangan penawaran uang mengakibatk perubahan yang sebaliknya. Tingkat bunga bertambah tinggi, pendapatan nasional merosot dan kurva AD bergeser ke kiri. PEMBENTUKAN DAN PERGESERAN KURVA AS (AGREGAT SUPPLY) PEMBENTUKAN KURVA AS Terdapat perbedaan yang nyata antara pandangan Keynes yang asal dengan pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik mengenai ciri-ciri dari penawaran agregat. Pandangan Keynes digambarkan dalam gambar (a) pada grafik berikut, sedangkan pandangan ahli ekonomi Klasik terlihat pada gambar (b). Sementara para ahli ekonomi masa kini berpendapat bahwa bentuk kurva penawaran agregat adalah seperti ditunjukkan dalam gambar (c). Titik YF pada gambar (a) menunkukan pendapatan nasional pada penggunaan tenaga kerja penuh,sehinnga pendapatan nasional mencapai titik maksimum karena produksi tidak dapat ditambah lagi. Para ahli ekonomi klasik berpendapat tingkat penggunaan tenaga kerja penuh selalu tercapai. Sehingga pendapatan nasional selalu mencapai titik YF. Dengan demikian maka dalam pemikiran makroekonomi Klasik kurva AS digambarkan seperti grafik (b). Gambar.4 Kurva Penawaran Agregat Kedua bentuk kurva AS seperti yang diterangkan di atas dianggap kurang realistik. Perekonomian tidak selalu mencapai penggunaan tenaga kerja penuh. Maka kurva AS yang diterangkan ahli ekonomi Klasik kurang tepat. Sedangkan pandangan Keynes, yang menganggap harga-harga tetap stabil sebelum tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tercapai juga tidak realistik. Apabila pengangguran masih sangat tinggi dan kapasitas produksi yang digunakan masih rendah, efisiensi kegiatan perusahaan masih belum mencapai tingkat yang optimum. Kenaikan produksi masih dapat dilakukan tanpa menaikkan tingkat harga. Dalam gambar (c) keadaan seperti itu berlaku sehingga pendapatan nasional mencapai titik Y0 sehingga pendapatan nasional hingga titik Y0 adalah horizontal. Ini menggambarkan bahwa tingkat harga tidak berubah, tetap sebesar P0. Pada pendapatan nasiorlal antara Y0 dengan YF kurva AS naik, diawali dengan kenaikan yang relatif lambat, tetapi mendekati YF pertambahannya semakin cepat. Berarti semakin tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi harga. Pada pendapatan nasional Y1 tingkat harga meningkat menjadi P1 dan seterusnya menjadi P2 pada posisi Y2. Akhirnya pada saat tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, pendapatan nasional mencapai YF dan tingkat harga P3. Dapat disimpulkan bahwa semakin dekat Y dengan YF maka kenaikan harga semakin cepat. Hal ini disebabkan oleh tiga faktor berikut : i. Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi penggunaan kapasitas produksi berbagai perusahaan. Bila tingkat kapasitas optimum dilewati, setiap kenaikan produksi akan menaikkan biaya produksi. Kenaikan ini akan menyebabkan kenaikan tingkat harga. ii. Penggunaan tenaga kerja yang semakin banyak akan menurunkan angka pengangguran, pada akhirnya masalah memperoleh tenaga kerja baru untuk melakukan ekspansi perusahaan akan tercapai. Tenaga kerja yang semakin susah didapat akan menaikkan upah dan menambah biaya produksi, dan akhirnya akan mengakibatkan kenaikan tingkat harga iii. Apabila tingkat kegiatan ekonomi mendekati tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, perusahaan-perusahaan tidak mempunyai masalah dalam menjual barang dan jasa yang dihasilkannya, bahkan seringkali tidak dapat dengan cepat melayani permintaan langganannya. Keadaan ini akan mendorong para pengusaha menaikkan margin keuntungan. Sehingga Harga-harga akan meningkat. Selain itu gambar (c) juga menunjukkan bahwa kurva AS juga dapat berada di sebelah kanan garis YF. Berarti pendapatan nasional riil dapat melebihi saat penggunaan tenaga kerja penuh. Ini terjadi karena (i) pengangguran di bawah 4%, (ii) pemberlakuakm kerja lembur. Pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh masalah kekurangan barang dan tenaga buruh adalab serius dan menyebabkan kenaikan harga yang lebih cepat. Grafik (c) meriunjukkan pendapatan nasional bertambah lebih lambat dan kenaikan harga. PERGESERAN KURVA AS Perpindahan kurva AS ke kiri atau kanan dinamakan kejutan penawaran atau supply shocks. Hal ini dapat diterangkan dengan grafik berikut : Gambar.5 Kejutan-kejutan Penawaran 1. Kenaikan harga-harga input. Kurva AS akan berpindah ke sebelah kiri apabila harga-harga input meningkat, terlihat dari pergeseran kurva AS0 menjadi AS1. Input-input yang digunakan perusahaan terdiri dari tenaga kerja, modal, bahan mentah, bangunan perusahaan dan bahan bakar. Kenaikan harga input, akan menaikan ongkos produksi setiap tingkat pendapatan nasional, akhirnya akan mendorong kenaikan harga 2. Kenaikan produktivitas kegiatan produksi. Hal ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu kenaikan produktivas barang modal dan kenaikan produktivitas tenaga kerja. Kenaikan produktivitas barang modal biasanya disebabkan oleh kemajuan teknologi. Hal ini digambarkan dengan pergeseran kurva AS0 menjadi AS2. Selain itu pergeseran seperti ini juga dapat terjadi akibat kenaikan produktivitas pekerja. Salah satu faktornya adalah perbaikan teknologi atau perbaikan kualitas pekerja itu sendiri, Semua itu bisa dipicu oleh manajemen yang lebih baik, insentif kerja yang lebih baik dan suasana kerja yang lebih menyenangkan. KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL DALAM ANALISIS ADAS Keseimbangan pendapatan nasional dalam analisis AD-AS akan menunjukkan tingkat harga yang berlaku pada keseimbangan dan pendapatan nasional yang dicapai pada keseimbangan tersebut. Selanjutnya dengan memperhatikan berbagai kemungkinan perubahan kurva AD dan AS, dapat pula ditunjukkan akibat dari perubahan tersebut kepada tingkat harga dan kegiatan perekonomian negara. Keseimbangan pendapatan nasional pada tingkat harga fleksibel dapat dilihat pada grafik berikut : Gambar.6 Keseimbangan Pendapatan Nasional dalam analisis AD-AS Keseimbangan perekonomian akan dicapai di titik E, yaitu pada ketika kurva AD berpotongan dengan kurva AS. Pendapatan nasional pada keseimbangan adalah Y0 dan tingkat harga adalah P0. Apabila harga melebihi P0 penawaran agregat akan melebihi permintaan agregat. Kelebihan inventori akan berlaku, dan menyebabkan sektor perusahaan mengurangi kegiatannya sehingga tercapai keadaan penawaran agregat sama dengan permintaan agregat (perhatikan titik P1). Sebaliknya, apabila harga lebih rendah dari P0 maka akan terjadi kekurangan barang, karena permintaan agregat melebihi penawaran agregat (perhatikan titik P2). MULTIPLIER DALAM ANALISIS AD-AS Analisis keseimbangan model IS-LM menunjukkan bahwa kenaikan tingkat bunga sebagai akibat perubahan pengeluaran agregat menyebabkan multiplier dalam perekonomian menjadi bertambah kecil. Apabila kenaikan tingkat bunga diikuti juga oleh kenaikan tingkat harga, multiplier akan semakin kecil lagi. Perhatikan grafik berikut : Gambar.6 Multiplier dalam analisis AD-AS Pada grafik (a) dimisalkan pada mulanya keseimbang pendapatan nasional dicapai di E0, yaitu di titik perpotongan kurva IS0 dan LM0. Kurva LM0 dibuat berdasarkan asumsi tingkat harga adalah P0 dan penawaran uang dalam perekonomian adalah sebanyak M0 dan begitu seternya Daftar Pustaka Sadono Sukirno.2004.Makro Ekonomi Ketiga.Jakarta.PT Raja Grafindo Persada. Teori Pengantar Edisi Mankiw N. Gregory.2007. Makroekonomi. Jakarta.PT. Gelora aksara pratama, 2007