ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA

advertisement
ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA
(Studi Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru oleh
Elsari Brownies and Bakery)
SKRIPSI
RATIH KUSUMA NINGRUM
H34080064
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
RINGKASAN
RATIH KUSUMA NINGRUM. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha
(Studi Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru oleh Elsari Brownies and
Bakery). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan IMAN FIRMANSYAH)
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai pilar pembangunan ekonomi
rakyat Indonesia mampu tampil sebagai salah satu sektor yang relatif sedikit
mendapat pengaruh krisis global dalam perekonomian dunia. Elsari Browniesand
Bakery merupakan salah satu industri kecil yang bergerak dalam bidang
pengolahan brownies di Kota Bogor. Elsari ialah produsen brownies pertama yang
berdiri di Kota Bogor. Elsari saat ini mampu melakukan kegiatan produksi hingga
4.160 kotak brownies panggang per bulan. Pemasaran langsung dilayani melalui
mini counter yang lokasinya menyatu dengan pabrik Elsari. Pemasaran langsung
kurang optimal dilakukan karena lokasi mini counter yang kurang strategis.
Pemasaran langsung hanya memberikan kontribusi sebesar 20 persen terhadap
total penjualan. Saluran distribusi mayoritas dilakukan melalui mitra penjualan.
Oleh karena itu, manajemen Elsari memiliki rencana pengembangan usaha berupa
pembukaan gerai baru di wilayah yang lebih strategis. Pemindahan lokasi
pemasaran langsung diharapkan akan menarik minat konsumen sehingga mampu
meningkatkan penerimaan bagi Elsari Brownies and Bakery. Rencana
pengembangan usaha membutuhkan perencanaan finansial yang tepat. Dengan
demikian, perlu dilakukan analisis kelayakan rencana pengembangan usaha.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi kondisi kelayakan
usaha Elsari Brownies and Bakery saat ini dan kondisi kelayakan pengembangan
usaha dilihat dari aspek non finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek
hukum, aspek manajemen, serta aspek sosial, ekonomi, lingkungan dan aspek
finansial (2) Menganalisis sensitivitas usaha Elsari Browniesand Bakery saat ini
dan dengan pengembangan usaha apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor
yang dapat memengaruhi manfaat dan biaya. Pemilihan lokasi penelitian
dilakukan secara sengaja (purposive). Penelitian dilakukan pada bulan Februari
sampai dengan Maret 2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data hasil wawancara dengan
pihak-pihak terkait dan observasi secara langsung. Data sekunder diperoleh dari
hasil laporan perusahaan, studi literatur, artikel internet, dan data dari lembaga
terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Bogor, dan Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor. Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif
dilakukan untuk mengetahui gambaran usaha serta untuk mengkaji aspek pasar,
teknis, manajemen, hukum, dan sosial lingkungan. Analisis kuantitatif digunakan
untuk menganalisis aspek finansial usaha. Analisis sensitivitas dilakukan untuk
melihat kepekaan usaha dalam menghadapi kemungkinan perubahan yang terjadi.
Pengalaman yang pernah dialami oleh perusahaan adalah penurunan penjualan
sebesar 3,85 persen, kenaikan harga telur sebesar 14 persen, dan kenaikan harga
bahan bakar premium sebesar 33,33 persen. Analisis nilai pengganti atau
switching value diperlukan untuk mengetahui sejauh mana perubahan dapat
terjadi agar usaha tetap layak untuk dijalankan.
Hasil yang diperoleh yaitu Elsari Brownies and Bakery layak untuk
dikembangkan apabila ditinjau dari aspek finansial dan non finansial. Elsari
memiliki potensi dan prospek pasar yang baik. Elsari tidak mengalami kendala
dari aspek teknis. Elsari memiliki struktur organisasi dan pembagian kerja yang
jelas sehingga layak dijalankan dari aspek manajemen. Izin dan sertifikat
pendukung seperti izin dari Dinas Kesehatan Kota Bogor dan Majelis Ulama
Indonesia membuat usaha ini layak dijalankan dari sisi hukum. Aspek sosial dan
lingkungan menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan karena tidak
menyebabkan pencemaran lingkungan dan tidak merugikan masyarakat sekitar.
Hasil analisis terhadap kelayakan aspek finansial menunjukkan ketiga
skenario layak untuk dijalankan berdasarkan kriteria investasi. Analisis kelayakan
terhadap kondisi perusahaan saat ini menunjukkan nilai NPV sebesar Rp
454.845.062, nilai Net B/C sebesar 5,64, nilai IRR sebesar 74 persen, dan
Discounted payback period (DPP) 3,55 tahun. Kriteria kelayakan investasi pada
skenario usaha I dinyatakan layak dijalankan secara finansial. Analisis kelayakan
finansial skenario usaha II yaitu penyewaan bangunan yang akan digunakan
sebagai gerai baru Elsari sekaligus counter penjualan kopi menghasilkan nilai
NPV sebesar Rp 993.854.285, nilai Net B/C sebesar 5,54, nilai IRR sebesar 66
persen, dan DPP selama 3,83 tahun. Hasil analisis kelayakan kriteria investasi
menunjukkan bahwa skenario usaha II layak untuk dijalankan. Analisis kelayakan
skenario usaha III berupa pembelian bangunan yang akan digunakan sebagai
pabrik dan gerai baru Elsari menghasilkan kriteria investasi sebagai berikut, yaitu
NPV sebesar Rp 659.725.212,63. Nilai IRR yang dihasilkan ialah sebesar 19
persen. Perolehan Net B/C pada skenario usaha III adalah sebesar 1,66. DPP
skenario usaha III ialah selama 9,6 tahun. Kriteria kelayakan investasi pada
skenario usaha III dinyatakan layak dijalankan secara finansial.
Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan penjualan
sebesar 3,85 persen dan kenaikan harga telur sebesar 14 persen tidak akan
mengubah kelayakan usaha pada seluruh skenario usaha walaupun terdapat
penurunan perolehan NPV. Berdasarkan analisis switching value secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa rencana pengembangan usaha pada
skenario usaha II dan III menunjukkan kondisi yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan kondisi perusahaan saat ini atau skenario usaha I. Dengan
demikian, rencana pengembangan usaha merupakan solusi yang baik untuk
menanggulangi kepekaan Elsari saat ini terhadap adanya perubahan.
Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan, perusahaan sebaiknya
mengusahakan skenario II yaitu pengembangan usaha melalui penyewaan
bangunan di wilayah yang lebih strategis sebagai gerai baru Elsari dan counter
penjualan kopi. Hal ini dikarenakan skenario II merupakan kondisi yang paling
banyak memberikan keuntungan bagi Elsari Brownies and Bakery.
ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA
(Studi Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru oleh
Elsari Brownies and Bakery)
RATIH KUSUMA NINGRUM
H34080064
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Judul Skripsi
: Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha (Studi Kasus:
Rencana Pembukaan Gerai Baru oleh Elsari Brownies and
Bakery)
Nama
: Ratih Kusuma Ningrum
NRP
: H34080064
Menyetujui,
Pembimbing
Drs. Iman Firmansyah, M.Si
NIP. 19620301 1988031 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS.
NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis
Kelayakan Pengembangan Usaha (Studi Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru
oleh Elsari Brownies and Bakery)” adalah karya sendiri dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar
pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Juni 2012
Ratih Kusuma Ningrum
H34080064
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Semarang, pada tanggal 7 Mei 1990. Penulis adalah
anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Ir. H. Agung Susetyanto dan Hj.
Tri Lestari Soniyati, SH, MM.
Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat kanak-kanak pada tahun 1995
di TK. Budi Rini, Semaramg. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan dasar di
SD Negeri Pengadilan III Bogor yang diselesaikan pada tahun 2002. Penulis
menempuh pendidikan menengah pertama hingga tahun 2005 di SMP Negeri I
Bogor kemudian dilanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri I Bogor
yang diselesaikan pada tahun 2008.
Penulis diterima sebagai mahasiswi Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2008. Penulis kemudian
diterima sebagai mahasiswi Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor serta mengambil program minor
Komunikasi di Fakultas Ekologi Manusia IPB untuk menyelesaikan studinya.
Penulis aktif di organisasi dan beberapa kepanitiaan. Penulis merupakan
salah satu anggota muda Badan Eksekutif Manusia Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor (BEM FEM IPB) pada Kabinet Sahabat
Ksatria periode 2009-2010. Pada tahun 2010-2011, penulis aktif sebagai sekretaris
Departemen Hubungan dan Eksternal BEM FEM IPB Kabinet Orange Beraksi.
Penulis juga aktif di beberapa kepanitiaan, diantaranya staf Divisi Hubungan
Masyarakat FEM Ambassador 2010 dan staf Divisi Dana Umum Greenation
2010. Pada tahun 2011, penulis dipercaya sebagai Ketua Divisi Hubungan
Masyarakat Sportakuler FEM IPB. Penulis juga aktif bekerja sebagai salah satu
tim asisten dosen Ekonomi Umum sejak tahun 2010-2011.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha (Studi Kasus: Rencana
Pembukaan Gerai Baru Elsari Brownies and Bakery)”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan pengembangan
usaha Elsari Brownies and Bakery yaitu rencana pembukaan gerai baru. Oleh
karena itu, diperlukan analisis mendalam mengenai aspek kelayakan finansial
maupun non finansial terkait kondisi perusahaan saat ini (tanpa pengembangan
usaha) dan pada kondisi pengembangan usaha. Perbandingan antara dua kondisi
tersebut akan memberikan rekomendasi kepada perusahaan untuk melaksanakan
rencana pengembangan usaha atau tetap menjalankan perusahaan dengan kondisi
saat ini. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis sensitivitas
perubahan biaya dan manfaat terhadap adanya perubahan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu proses penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini
masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi
selama penelitian berlangsung.
Bogor, Juni2012
Ratih Kusuma Ningrum
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya yang telah senantiasa mengiringi perjalanan hidup penulis terutama
dalam penyelesaian skripsi
ini. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa
penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan kerjasama dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1.
Drs. Iman Firmansyah, M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan,
arahan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini.
2.
Tintin Sarianti, SP, MM. selaku dosen penguji utama dan Ir. Narni
Farmayanti, M.Sc. selaku dosen penguji wakil komisi pendidikan
Departemen Agribisnis yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
menguji serta memberikan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan
skripsi ini.
3.
Etriya, SP. selaku dosen pembimbing akademik serta seluruh dosen dan staf
Departemen Agribisnis FEM IPB.
4.
Kedua orang tua tercinta serta kedua saudari tersayang Fitri Kartika Sari dan
Tri Wahyuni Puspa Dewi yang senantiasa memberikan kasih sayang dan doa
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini
menjadi persembahan terbaik yang membanggakan untuk ayah dan ibu.
5.
Rafili Muhammad Hilman sebagai motivator terbaik yang telah memberikan
kasih sayang, dukungan, dan semangat selama proses penyusunan skripsi.
Terima kasih untuk semuanya.
6.
H. Maman Surahman dan Tommy selaku pemilik Elsari Brownies and Bakery
yang telah meluangkan waktu untuk bersedia diwawancara demi kelancaran
penyelesaian skripsi. Terima kasih untuk kerjasama dan bantuan yang telah
diberikan.
7.
Risty Puspitasari dan Sheila Santika Putri sebagai sahabat terbaik yang selalu
setia memberikan dukungan.
8.
Nurul Utami, Nimah Rahmadiyani, Karina Randani, dan Lina Zahira atas
keceriaan yang diberikan.
9.
Regina Prameisa, Amelia, dan Tsamaniatul Khusnia sebagai sahabat
seperjuangan Gladikarya Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten
Sukabumi. Terima kasih untuk kenangan dan keceriaan yang telah diberikan
selama Gladikarya.
10. Emil Fatmala, Steffi Fikri, Anggarini Dianing Safitri, Herawati, Ni Putu
Ayuning, Andika Yuli Sutrisno, dan teman-teman Agribisnis angkatan 45
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
11. Teman-teman satu bimbingan Andina Gemah Pertiwi, Eva Apriliani, dan
Aklima Dhiska Suwanda yang telah memberikan dukungan.
12. Ryan Iga Septiawan, Fawzia Defrida S, Adnan Azhari Rimbawan, Diki More
Sari, Shafiyyatul Ghina, dan Niear Rindy selaku Expansion Team AIESEC
IPB. Terima kasih atas pengertian yang telah diberikan.
13. Rekan-rekan BEM FEM IPB 2010 khususnya teman seperjuangan
Departemen Hubungan Eksternal, Nuning Indriyasari, Niear Rindy Afrilia,
Andini Kusumawardani, Erlinda, dan Liber Damanik atas kerja keras dan
dedikasinya. Terutama kepada Rafili Muhammad Hilman selaku ketua
departemen atas bimbingan dan arahannya.
14. Semua pihak yang telah bersedia membantu penulis selama proses
penyelesaian skripsi yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Bogor, Juni 2012
Ratih Kusuma Ningrum
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
vi
I.
PENDAHULUAN ............................................................................
1.1. Latar Belakang .....................................................................
1.2. Perumusan Masalah .............................................................
1.3. Tujuan ..................................................................................
1.4. Manfaat Penelitian ...............................................................
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................
1
1
6
10
11
11
II.
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................
2.1. Pengertian Roti ......................................................................
2.2. Variasi Roti ..........................................................................
2.3. Pengertian Brownies ..............................................................
2.4. Penelitian Terdahulu ............................................................
12
12
13
14
16
III. KERANGKA PEMIKIRAN .........................................................
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................
3.1.1. Usaha Kecil dan Menengah .......................................
3.1.2. Teori Investasi ...........................................................
3.1.3. Teori Biaya dan Manfaat ...........................................
3.1.4. Studi Kelayakan Bisnis .............................................
3.1.5. Analisis Finansial ......................................................
3.1.6. Analisis Sensitivitas ....................................................
3.1.7. Laporan Laba Rugi ....................................................
3.1.8. Incremental Net Benefit .............................................
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ........................................
23
23
23
25
26
30
45
47
48
48
49
IV. METODOLOGI PENELITIAN .....................................................
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................
4.2. Jenis dan Sumber Data .........................................................
4.3. Metode Penentuan Responden .............................................
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................
4.5. Analisis Kelayakan Non Finansial .......................................
4.6. Analisis Kelayakan Finansial ...............................................
4.6.1. Net Present Value ........................................................
4.6.2. Net Benefit-Cost Ratio ................................................
4.6.3. Internal Rate of Return ................................................
4.6.4. Discounted Payback Period ........................................
4.6.5. Incremental Net Benefit .............................................
4.7. Analisis Sensitivitas dan (Switching Value) ........................
4.8. Laporan Laba Rugi ..............................................................
4.9. Definisi Operasional .............................................................
52
52
52
52
53
53
54
54
55
56
57
58
58
59
59
4.10. Asumsi Dasar .........................................................................
60
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .......................................
5.1. Sejarah .................................................................................
5.2.
Produksi ..............................................................................
5.3.
Pemasaran ...........................................................................
5.4.
Sumber Daya Manusia (SDM) ...........................................
64
64
64
66
67
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................
6.1. Analisis Aspek Non Finansial ..............................................
6.1.1. Aspek Pasar ...............................................................
6.1.1.1. Analisis Potensi Pasar ..................................
6.1.1.2. Pemasaran ..................................................
6.1.1.3. Perkiraan Penjualan ...................................
6.1.1.4. Hasil Analisis Aspek Pasar ........................
6.1.2. Aspek Teknis ............................................................
6.1.2.1. Lokasi Usaha ..............................................
6.1.2.2. Skala Usaha ................................................
6.1.2.3. Kapasitas Produksi .....................................
6.1.2.4. Proses Produksi ..........................................
6.1.2.5. Layout ........................................................
6.1.2.6. Pemilihan Jenis Teknologi .........................
6.1.2.7. Hasil Analisis Aspek Teknis ......................
6.1.3. Aspek Manajemen ....................................................
6.1.3.1. Struktur Organisasi ....................................
6.1.3.2. Manajemen .................................................
6.1.3.3. Hasil Analisis Aspek Manajemen ..............
6.1.4. Aspek Hukum ...........................................................
6.1.4.1. Bentuk Badan Usaha ..................................
6.1.4.2. Izin Usaha ..................................................
6.1.4.3. Hasil Analisis Aspek Hukum .....................
6.1.5. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan .................
6.1.5.1 Hasil Analisis Aspek Sosial, Ekonomi, dan
Lingkungan ................................................
6.2. Analisis Aspek Finansial .....................................................
6.2.1. Arus Penerimaan (Inflow) .........................................
6.2.2. Pinjaman ...................................................................
6.2.3. Arus Pengeluaran (Outflow) .....................................
6.2.3.1. Biaya Investasi ...........................................
6.2.3.2. Biaya Reinvestasi .......................................
6.2.3.3. Biaya Operasional ......................................
6.2.3.4. Bunga .........................................................
6.2.3.5. Pajak Restoran ...........................................
6.2.4. Analisis Laba Rugi ...................................................
6.2.5. Analisis Kelayakan Finansial ...................................
6.2.6. Analisis Sensitivitas .................................................
6.2.7. Analisis Switching Value ..........................................
6.2.8. Hasil Analisis Aspek Finansial ................................
68
68
68
68
72
79
80
81
81
85
86
86
90
92
93
93
94
95
99
99
99
100
102
102
V.
102
103
104
107
108
108
110
111
124
126
127
128
132
135
137
VII. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
7.1.
Kesimpulan .........................................................................
7.2.
Saran ...................................................................................
139
139
139
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
140
LAMPIRAN .............................................................................................
143
DAFTAR TABEL
Nomor
1
Halaman
PDRB Kota Bogor Atas Dasar Harga Berlaku pada Tahun
2006-2010 ...................................................................................
3
Kontribusi Sektor dalam Perekonomian Kota Bogor pada
Tahun 2009-2010 ..........................................................................
4
Potensi Industri Pengolahan Non Migas Khususnya Industri
Makanan di Kota Bogor pada Tahun 2008-2010 ........................
4
4
Daftar Nama Perusahaan Brownies di Kota Bogor .....................
5
5
Komposisi Gizi Roti dibanding Nasi dan Mie Basah .................
13
6
Komposisi Angka Kecukupan Gizi per 100 Gram Brownies .....
16
7
Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor Sejak Tahun 2005
Hingga Tahun 2009 .....................................................................
69
Perkembangan Penawaran Brownies di Kota Bogor pada
Tahun 2006-2011 ........................................................................
79
Perhitungan Proyeksi Perkembangan Brownies di Kota Bogor
Tahun 2006-2011 ........................................................................
79
Harga Pokok Produksi Brownies Panggang Elsari per Satu
Kocok Adonan ............................................................................
88
11
Biaya Reinvestasi Elsari pada Skenario Usaha I ........................
110
12
Biaya Reinvestasi Elsari pada Skenario Usaha II dan III ...........
111
13
Rincian Karyawan Elsari Brownies and Bakery pada Skenario
Usaha I ........................................................................................
112
Rincian Karyawan Elsari Brownies and Bakery pada Skenario
Usaha II dan III ...........................................................................
115
Rincian Pokok Pinjaman, Biaya Bunga, dan Sisa Pokok
Pinjaman pada Skenario Usaha II (dalam Rp) ...........................
125
Rincian Pokok Pinjaman, Biaya Bunga, dan Sisa Pokok
Pinjaman pada Skenario Usaha III (dalam Rp)............................
126
Pajak Restoran Elsari Brownies and Bakery pada Skenario II
dan III (dalam Rp) .......................................................................
121
Laba Bersih Elsari Brownies and Bakery pada Ketiga Skenario
Usaha (dalam Rp) .......................................................................
127
2
3
8
9
10
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kriteria Investasi pada
Skenario Usaha I .........................................................................
130
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kriteria Investasi pada
Skenario Usaha II ........................................................................
131
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kriteria Investasi pada
Skenario Usaha III ......................................................................
132
Hasil Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan Sebesar3,85
Persen ..........................................................................................
134
Hasil Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur Sebesar 14
Persen ..........................................................................................
134
Hasil Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Bahan Bakar
Sebesar 33,33 Persen ..................................................................
130
Perbandingan Hasil Switching Value pada Ketiga Skenario
Usaha ...........................................................................................
137
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1
Alur Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian ......................
51
2
Hubungan Antara NPV dan IRR .................................................
57
3
Alur Distribusi Tidak Langsung Elsari Brownies and Bakery ....
76
4
Alur Distribusi Langsung Elsari Brownies and Bakery .............
77
5
Proses Pembuatan Brownies Panggang Elsari ............................
90
6
Proses Pembuatan Kopi dengan Espresso Machine ...................
95
7
Struktur Organisasi Elsari Brownies and Bakery ........................
89
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Nomor
1
Layout pabrik Elsari Brownies and Bakery ................................
143
2
Layout Gerai Baru Elsari Brownies and Bakery .........................
144
3
Daftar Permintaan Counter Elsari Brownies and Bakery per
Bulan ...........................................................................................
4
145
Daftar Permintaan Agen Elsari Brownies and Bakery per
Bulan ...........................................................................................
147
5
Rincian Biaya Investasi dan Penyusutan Skenario I ...................
148
6
Rincian Biaya Investasi dan Penyusutan Skenario II .................
149
7
Rincian Biaya Investasi dan Penyusutan Skenario III ................
150
8
Analisis Laba Rugi pada Skenario I (dalam Rp) .......................
151
9
Analisis Laba Rugi pada Skenario II (dalam Rp) .......................
152
10
Analisis Laba Rugi pada Skenario III (dalam Rp) ......................
153
11
Cash Flow Skenario Usaha I (dalam Rp) ...................................
154
12
Cash Flow Skenario Usaha II (dalam Rp) ..................................
155
13
Cash Flow Skenario Ushaha III (dalam Rp) ...............................
156
14
Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan 3,85 Persen pada
Skenario Usaha I (dalam Rp) ......................................................
157
Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan 3,85 Persen pada
Skenario Usaha II (dalam Rp) ....................................................
158
Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan 3,85 Persen pada
Skenario Usaha III (dalam Rp) ...................................................
159
Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur 14 Persen pada
Skenario Usaha I (dalam Rp) ......................................................
160
Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur 14 Persen pada
Skenario Usaha II (dalam Rp) .....................................................
161
Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur 14 Persen pada
Skenario Usaha III (dalam Rp) ...................................................
162
Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga BBM 33,33 Persen
pada Skenario Usaha I (dalam Rp) .............................................
163
Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga BBM 33,33 Persen
pada Skenario Usaha II (dalam Rp) ............................................
164
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga BBM 33,33 Persen
pada Skenario Usaha III (dalam Rp) ...........................................
165
Analisis Switching Value Penurunan Penjualan 4,53087785
Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp) ..................................
166
Analisis Switching Value Penurunan Penjualan 7,358089013
Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp) ................................
167
Analisis Switching Value Penurunan Penjualan 4,880103089
Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp) ...............................
168
Analisis Switching Value Kenaikan Harga Telur 44,2432689
Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp) ..................................
169
Analisis Switching Value Kenaikan Harga Telur 71,8586154
Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp) ................................
170
Analisis Switching Value Kenaikan Harga Telur 47,6587638
Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp) ...............................
171
Analisis Switching Value Kenaikan Harga BBM 188,4845185
Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp) ..................................
172
Analisis Switching Value Kenaikan Harga BBM 290,91261
Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp) ................................
173
Analisis Switching Value Kenaikan Harga BBM 193,9402435
Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp) ...............................
174
Dokumentasi ...............................................................................
175
PENDAHULUAN
I
1.1. Latar Belakang
Pembangunan nasional merupakan rancangan terstruktur yang mencakup
perbaikan di segala bidang guna peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Pembangunan
nasional
yang
dicanangkan
oleh
Pemerintah
Indonesia
dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Pembangunan yang hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi terpusat dan
tidak merata serta tidak diimbangi kehidupan sosial, politik, ekonomi yang
demokratis dan adil akan menghasilkan fundamental pembangunan ekonomi yang
rapuh. Perekonomian nasional yang rapuh telah mengakibatkan Indonesia terjebak
dalam krisis ekonomi yang berkepanjangan pada tahun 1997 serta menurunkan
daya saing ekonomi nasional.
Krisis global pada tahun 2008 yang melanda perekonomian Amerika
Serikat turut mengakibatkan goncangan pada berbagai sektor bisnis di seluruh
dunia. Sektor industri skala besar mengalami stagnasi bahkan kebangkrutan.
Industri
dengan
orientasi
ekspor
memiliki
berbagai
hambatan
untuk
mengembangkan usahanya akibat adanya krisis global. Indonesia merupakan
salah satu negara yang mampu bertahan dari ancaman krisis global. Ekonomi
Indonesia mampu tumbuh positif walau hanya sebesar 3-4 persen1 akibat
kontribusi dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai pilar pembangunan
ekonomi rakyat yang tetap tangguh walau dilanda krisis global.
UKM di Indonesia mampu tampil sebagai salah satu sektor yang relatif
sedikit mendapat pengaruh krisis global dalam perekonomian dunia. UKM
sebagai cerminan ekonomi kerakyatan merupakan industri mikro yang tidak
bergantung kepada perdagangan internasional sehingga tidak terpengaruh dampak
krisis global. Eksistensi UKM tersebut dikarenakan berbagai faktor, antara lain
UKM tidak mengandalkan bahan baku impor dalam menjalankan kegiatan
produksinya. Pangsa pasar dalam negeri yang masih sangat prospektif menjadikan
UKM tidak berkontribusi aktif dalam kegiatan perdagangan internasional. UKM
juga tidak memiliki pinjaman dalam jumlah besar kepada perbankan dikarenakan
1
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/11/eksistensi-dan-kinerja-ukm-di-indonesia-3/ [Diakses
15 Januari 2012]
nilai investasi yang digunakan relatif kecil. Kegiatan UKM sebagian besar
digerakkan dengan modal milik pribadi. Oleh karena itu, risiko UKM relatif kecil
dalam memanfaatkan dana perbankan. Faktor-faktor tersebut membuat UKM
mampu melewati krisis global dengan baik.
UKM memiliki kontribusi yang cukup besar dalam perolehan PDB
Nasional. Peran UKM terhadap penciptaan PDB Nasional pada tahun 2007
menurut harga berlaku adalah sebesar Rp 2.121,31 triliun atau 53,60 persen dari
total PDB Nasional2. Sumbangan UKM terhadap pembentukan PDB Nasional
pada tahun 2009 mencapai 56,5 persen. Oleh karena itu, UKM berperan dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi serta terbukti mampu menjadi garda depan
pewujudan stabilitas perekonomian nasional.
UKM merupakan kelompok usaha yang memiliki prospek yang cerah
untuk dikembangkan. Hal ini dapat ditinjau dari semakin banyaknya UKM di
Indonesia yang berdiri dari tahun ke tahun. Populasi UKM pada tahun 2006 ialah
48,9 juta unit usaha. Eksistensi UKM pada tahun 2007 sejumlah 49,84 juta unit.
Pada tahun 2009, jumlah UKM mencapai 52,8 juta unit usaha atau meningkat
sebesar 2,9 persen dari tahun 2008. Selain itu, UKM memiliki potensi cukup besar
dalam penyerapan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan setiap unit investasi pada
sektor UKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja dibandingkan
dengan investasi yang sama pada usaha besar. Dalam hal penyerapan kerja, peran
UKM pada tahun 2007 tercatat sebesar 88.739.744 orang atau 96,95 persen dari
total penyerapan tenaga kerja yang ada. Pada tahun 2008, UKM mampu menyerap
tenaga kerja sebesar 90.896.270 orang atau 97,04 persen dari total tenaga kerja
yang ada. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 sebesar
2,43 persen3. UKM mampu menyerap tenaga kerja hingga 96,2 juta orang pada
tahun 2009 atau meningkat sebesar 2,3 persen dari tahun sebelumnya4. Dengan
demikian, UKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan
kerja serta memberikan pelayanan ekonomi yang luas pada masyarakat.
2
http://smecda.com/deputi7/menu/files/berita_resmi_statistik_ukm_bps_2008.pdf [Diakses 15
Januari 2012]
3
http://mediahki.wordpress.com/vol-viino-01februari-2010/kolom-hki-2-2/ [Diakses 15 Januari
2012]
4
http://library.gunadarma.ac.id/repository/files/222000/20207750/bab-i.pdf [Diakses 15 Januari
2012]
UKM telah menjadi kelompok usaha penggerak pertumbuhan Indonesia
pasca krisis global yang melanda dunia. Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik, jumlah UKM di Indonesia hingga tahun 2010 ialah 51,26 juta unit usaha.
Kontribusi UKM terhadap Pendapatan Nasional Bruto (PDB) Nasional mencapai
Rp 2.609 triliun atau hampir seperempat dari total PDB Indonesia5.
Kota Bogor merupakan salah satu daerah yang memberdayakan UKM
sebagai komponen pembangunan daerah. Perkembangan perekonomian Kota
Bogor dari tahun ke tahun dapat ditinjau berdasarkan perolehan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor. PDRB Kota Bogor sebagai potret keadaan
perekonomian memberikan gambaran situasi serta merupakan alat untuk mengkaji
dan mengevaluasi kondisi perekonomian Kota Bogor. Perolehan nilai PDRB Kota
Bogor mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Nilai PDRB Kota Bogor pada
tahun 2010 secara umum mengalami kenaikan sebesar 18,19 persen dibanding
tahun 2009, yaitu dari Rp 11.904.599,66 juta menjadi Rp 14.070.351,26 juta di
tahun 2010.
Tabel 1. PDRB Kota Bogor Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010
Tahun
2006
2007
2008
PDRB
7.257.742,09
8.558.035,70
10.089.943,96
(juta
rupiah)
Sumber: Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor (2011)
2009
11.904.599,66
2010
14.070.351,26
Peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor didukung oleh berbagai
macam subsektor, diantaranya ialah industri pengolahan. Kontribusi subsektor
industri pengolahan dalam perolehan PDRB Kota Bogor pada tahun 2010 ialah
sebesar 25,90 persen. Peran serta industri pengolahan ini meningkat sebesar 1,3
persen apabila dibandingkan dengan tahun 2009. Lapangan usaha perdagangan,
hotel, dan restoran merupakan subsektor yang memberikan andil terbesar dalam
penyusunan komponen PDRB Kota Bogor dengan persentase sebesar 37,16
persen. Kontribusi berbagai sektor penyusun perekonomian Kota Bogor dapat
dilihat pada Tabel 2.
5
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=81164ukmstrategistanggulangi-kemiskinan&catid=77&Itemid=131 [Diakses 15 Januari 2012]
Tabel 2. Kontribusi Sektor Dalam Perekonomian Kota Bogor Tahun 2009-2010
PDRB Atas Dasar Harga yang Berlaku
(persen)
Lapangan Usaha
2009
2010
Pertanian
0,2
0,19
Industri Pengolahan
25,57
25,90
Listrik, Gas dan Air Bersih
2,06
2,00
Bangunan
5,49
5,29
Perdagangan, Hotel dan Restoran
38,40
37,16
Angkutan dan Komunikasi
14,45
15,35
Keuangan, Persewaan & Jasa
10,22
10,39
Perusahaan
Jasa-Jasa
3,97
3,72
Sumber: Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor (2011)
Industri pengolahan merupakan salah satu subsektor yang berperan dalam
menopang roda perekonomian Kota Bogor. Industri makanan ialah salah satu
komponen penyusun dalam industri pengolahan non migas di Kota Bogor.
Industri makanan ini mencakup industri besar, sedang, industri kecil dan rumah
tangga. Potensi industri pengolahan non migas khususnya industri makanan di
Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Potensi Industri Pengolahan Non Migas Khususnya Industri Makanan
di Kota Bogor tahun 2008-2010
Jenis Industri
Industri
menengah
atau
besar
Industri
kecil
formal
Industri kecil non
formal
2008
Jumlah
Tenaga
Usaha
Kerja
(Unit)
(Orang)
Jumlah
Usaha
(Unit)
2009
Tenaga
Kerja
(Orang)
2010
Jumlah
Tenaga
Usaha
Kerja
(Unit)
(Orang)
22
1402
25
1422
25
1422
213
2.062
225
2.167
240
2.213
1.017
4.693
1.037
4.793
1.057
4.895
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor (2011)
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Bogor yang bergerak di
bidang industri makanan, baik yang berupa industri kecil formal maupun nonformal, mengalami peningkatan dari segi jumlah unit usaha dan tenaga kerja. Hal
ini membuktikan bahwa UKM merupakan industri yang sangat potensial untuk
diberdayakan lebih lanjut karena mampu menyerap tenaga kerja serta tidak
membutuhkan modal yang terlalu besar dalam menjalankan kegiatan produksinya.
UKM merupakan usaha yang fleksibel dengan penerapan jiwa wirausaha sehingga
memiliki ketahanan yang relatif tinggi dalam menghadapi krisis global yang
melanda Indonesia.
Industri roti di Kota Bogor merupakan salah satu jenis industri pengolahan
makanan yang prospektif untuk dikembangkan. Roti merupakan produk makanan
yang bahan utamanya tepung (kebanyakan tepung terigu) dan dalam
pengolahannya melibatkan proses pemanggangan. Produk roti contohnya adalah
bakery, pie, bagel, pastry, cake dan cup cake, biskuit, kue kering (cookies),
crackers, muffin, rolls, pretzel, donat, dll. Brownies sebagai bagian dari cake
merupakan kue bantat yang berwarna cokelat pekat dengan berbagai aneka variasi
topping yang menarik. Pertumbuhan industri brownies di Kota Bogor ditunjukkan
dengan semakin banyaknya usaha pengolahan brownies yang terdaftar di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor dari tahun ke tahun. Daftar nama
produsen brownies di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Daftar Nama Perusahaan Brownies di Kota Bogor
Nama Perusahaan
Alamat
Elsari Brownies & Jl. Pondok Rumput Raya No. 18
Bakery
Brownies
Kukus Jl. Batu Tulis Gg. Lurah No 12
“Bie&Bie”
RT 04/04 Kec. Bogor Selatan
Monika
Kebon Pedes RT 02/10 Kec.
Tanah Sareal
Ramana
Kebon Pedes RT 02/10
Brownies “Keisha”
Jl. Sukasari III No. 35 RT 07/RW
01 Kelurahan Sukasari
Brownies Lapis Bogor Jl. Dr. Semeru Blok 102 No 7 RT
1/11
Akasia Cake
Kedung Waringin
Tahun Daftar
2006
2007
2007
2007
2010
2011
2011
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor (2012)
Elsari Brownies and Bakery merupakan salah satu industri kecil yang
bergerak dalam bidang pengolahan brownies di Kota Bogor. Elsari ialah produsen
brownies pertama di Kota Bogor. Elsari telah melakukan kegiatan pemasaran
hingga ke daerah Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Serang, Karawang, Cibubur,
Sukabumi, dan Bandung. Elsari juga memiliki berbagai agen perseorangan dan
counter titip jual yang membantu kegiatan pemasaran produk brownies.
Perkembangan Elsari Brownies and Bakery dari tahun ke tahun tidak lepas
dari peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor yang secara rutin
memberikan pembinaan kepada manajemen
Elsari
untuk meningkatkan
kompetensinya. Persaingan industri brownies yang relatif ketat di Kota Bogor
menuntut manajemen Elsari untuk terus mencari inovasi agar mampu
memenangkan pasar serta tetap mendapatkan perhatian dari pecinta brownies.
1.2. Perumusan Masalah
Elsari Brownies and Bakery merupakan Usaha Kecil Menengah (UKM)
yang tergolong cukup berkembang di Kota Bogor. Elsari merupakan salah satu
UKM binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. Berdasarkan
informasi dari Kepala Bidang Perindustrian pada Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor diperoleh informasi bahwa pemilik Elsari
rutin menghadiri pelatihan dan pembinaan bagi pengembangan kompetensi UKM
di wilayah Kota Bogor serta sangat kooperatif dalam melakukan kerjasama
dengan Disperindag Kota Bogor. Pemilik Elsari juga sering mendapat kunjungan
dari berbagai instansi bahkan dari luar Kota Bogor, seperti Pekalongan, Kediri,
Surabaya, bahkan Palembang. Permintaan dari luar Kota Bogor pun meningkat
seiring dengan kunjungan tersebut. Elsari sebagai percontohan UKM sukses telah
mampu memberikan inspirasi bagi perkembangan bisnis lain baik di lingkup Kota
Bogor maupun luar Kota Bogor.
Brownies merupakan makanan ringan yang disukai oleh semua kalangan,
baik tua maupun muda. Produk brownies memiliki berbagai variasi harga dan rasa
sehingga konsumen memiliki beragam pilihan untuk menentukan keputusan
pembeliannya. Proses produksi brownies yang relatif mudah membuat banyak
industri mengusahakan produk ini. Faktor sosial budaya juga menentukan
tingginya permintaan terhadap brownies di Kota Bogor. Budaya yang mengakar
di masyarakat terkait dengan budaya oleh-oleh membuat bisnis brownies di Kota
Bogor masih merupakan bidang yang sangat potensial untuk dikembangkan. Kota
Bogor merupakan kota satelit yang menunjang perekonomian ibukota Indonesia,
yaitu Jakarta. Kota Bogor memiliki lokasi yang strategis serta menyimpan
berbagai potensi wisata yang beragam seperti aneka produk kuliner khas Bogor
dan koleksi fashion yang unik. Kota Bogor tumbuh menjadi kota wisata yang
menjadi tujuan utama wisatawan domestik maupun mancanegara untuk
menghabiskan waktu liburannya bersama keluarga. Wisatawan yang berkunjung
ke Bogor pada tahun 2010 berjumlah 2,97 juta jiwa. Angka tersebut meningkat
hampir 10 ribu wisatawan dibanding kunjungan pada tahun 2009 yang hanya
mencapai 2,89 juta jiwa. Oleh karena itu, banyaknya wisatawan yang berkunjung
ke Kota Bogor turut mendukung tingginya permintaan brownies sebagai salah
satu produk oleh-oleh khas dari Bogor.
Elsari merupakan perusahaan yang jeli menangkap peluang pasar sehingga
produk browniesnya mampu berkembang menjadi salah satu buah tangan khas
Kota Bogor. Brownies Elsari mampu bersaing karena harga yang ditawarkan
relatif lebih murah dibanding produk pesaing.
Elsari Brownies and Bakery berdiri pada tahun 2003. Elsari telah mampu
bertahan dari ketatnya persaingan di industri makanan jadi, khususnya brownies.
Perkembangan Elsari dapat ditinjau melalui peningkatan produksi dari tahun ke
tahun. Elsari telah memproduksi 49.000 kotak brownies pada tahun 2010.
Produksi Elsari pada tahun 2011 kemudian meningkat menjadi 49.920 kotak
brownies.
Elsari melakukan kegiatan pemasaran melalui penjualan langsung dan
agen distributor. Elsari memiliki 120 distributor yang terdiri dari agen perorangan,
counter, dan instansi. Agen perorangan merupakan ibu rumah tangga dan
karyawan. Sistem penjualan melalui agen perorangan ialah jual lepas. Hal ini
berarti risiko produk ditanggung oleh agen tersebut. Counter yang bekerja sama
dengan Elsari terdiri dari toko oleh-oleh dan toko roti. Counter tersebut tersebar di
berbagai wilayah pemasaran Elsari Brownies and Bakery antara lain Bogor,
Bandung, Karawang, Cibubur, Depok, Sukabumi, dan Tangerang. Sistem
penjualan yang diterapkan pada counter ialah konsinyasi atau titip jual. Produk
Elsari yang mengalami kerusakan atau tidak laku dijual akan menjadi tanggungan
pihak Elsari.
Instansi yang bekerja sama dengan Elsari dalam memasarkan produknya
ialah PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). PT KAI memasok brownies Elsari
untuk dimanfaatkan sebagai salah satu komponen dalam konsumsi yang disajikan
kepada penumpang kereta api. Selain itu, pelayanan juga diberikan dalam bentuk
pembelian langsung brownies Elsari di Kafetaria. Armada yang melakukan kerja
sama dengan Elsari ialah Kereta Api Argo Lawu dengan trayek Surabaya-Jakarta.
Permintaan terhadap brownies Elsari mencapai 40 kotak per minggu dengan
sistem perjanjian konsinyasi. Kerja sama ini sangat menguntungkan Elsari karena
mampu memperluas jaringan pemasaran bahkan hingga ke luar Jawa.
Permintaan terhadap brownies panggang Elsari masih sangat tinggi. Hal
ini dapat dilihat dari permintaan distributor per bulan mencapai 5.184 kotak
sedangkan kapasitas produksi Elsari saat ini ialah 4.160 kotak per bulan
(Lampiran 3 dan 4). Adanya gap antara permintaan dan penawaran
mengindikasikan potensi pasar yang masih prospektif untuk dikembangkan.
Kegiatan pemasaran secara langsung dilakukan di mini counter yang
terletak di depan pabrik Elsari di wilayah Pondok Rumput. Aneka produk bakery
Elsari dengan berbagai variasi rasa dan ukuran dipajang di rak-rak agar konsumen
lebih mudah melakukan keputusan pembeliannya. Konsumen yang membeli
secara langsung di pabrik Elsari akan memperoleh potongan harga khusus sebesar
Rp 1.000,00 hingga Rp 2.000,00 apabila membeli lebih dari tiga kotak. Namun
seringkali pihak manajemen Elsari memberikan potongan harga walaupun
konsumen hanya membeli lebih dari dua kotak. Hal ini diterapkan untuk menarik
minat konsumen terhadap produk Elsari.
Proporsi penjualan langsung Elsari sangat tidak signifikan apabila
dibandingkan dengan penjualan melalui agen distributor. Berdasarkan informasi
yang diperoleh melalui wawancara dengan pemilik usaha, proporsi penjualan
langsung hanya memiliki kontribusi sebanyak 20 persen terhadap pendapatan
penjualan perusahaan. Lokasi pabrik yang tidak terletak di jalur utama Kota
Bogor membuat konsumen kurang mengenal produk Elsari secara langsung.
Konsumen dari luar kota Bogor akan kesulitan mengakses pabrik Elsari karena
mini counter Elsari berada di wilayah perumahan sehingga kegiatan pemasaran
secara langsung lebih banyak dilakukan oleh konsumen yang berada di sekitar
lokasi pabrik. Hal ini tentu menghambat proses pemasaran langsung produk
Elsari. Kelemahan inilah yang mendorong pemilik Elsari untuk membuka gerai
baru pada tahun 2012 di kawasan yang lebih strategis sehingga akan memudahkan
akses konsumen yang ingin membeli produk Elsari secara langsung.
Rencana pengembangan usaha akan dilakukan di Jalan Raya Padjadjaran.
Lokasi tersebut merupakan jalan utama yang dilewati oleh masyarakat sebagai
akses keluar dan masuk Kota Bogor serta pusat industri kuliner dan fashion. Oleh
karena itu, lokasi tersebut dinilai strategis sebagai lokasi pembukaan gerai baru
Elsari.
Konsep pengembangan usaha ialah pembukaan gerai baru yang dilengkapi
dengan counter penjualan kopi. Budaya meminum kopi sudah menjadi gaya hidup
bagi masyarakat saat ini. Masyarakat gemar untuk berkumpul dengan
komunitasnya sembari ditemani dengan secangkir kopi. Bahkan, aktivitas rapat
pun saat ini dilakukan di coffee shop. Oleh karena itu, pengembangan usaha
counter penjualan kopi ini sangat prospektif untuk dikembangkan.
Kopi yang ditawarkan oleh Elsari ialah espresso, cappuccino, dan coffee
latte. Pemilihan produk tersebut disesuaikan dengan target pasar Elsari. Kopi yang
dijual tidak hanya mengandung unsur kopi hitam murni namun memiliki
tambahan komposisi berupa busa susu dan susu sehingga cocok dikonsumsi oleh
berbagai kalangan. Kopi yang dijual memiliki kualitas terbaik, karena
menggunakan bahan baku yang sama dengan coffee shop internasional, namun
dengan harga yang terjangkau.
Pengaturan
lay
out
di
gerai
baru
Elsari
dilakukan
dengan
mempertimbangkan kenyamanan konsumen. Gerai ini akan dilengkapi dengan
sejumlah sofa nyaman berikut fasilitas internet gratis sehingga menunjang
kebutuhan konsumen terhadap informasi terkini. Selain itu, konsumen akan
dimanjakan dengan alunan musik lembut melalui speaker. Dengan demikian,
konsumen akan merasa nyaman menghabiskan waktu di gerai baru Elsari dengan
sajian brownies ditemani secangkir kopi baik dingin maupun hangat.
Rencana pengembangan usaha membutuhkan analisis keuangan yang
tepat. Kebutuhan pendanaan yang tidak sedikit membuat studi kelayakan sangat
penting untuk dilakukan. Kelayakan usaha Elsari baik dari sisi finansial maupun
non finansial akan membuka peluang bagi pemilik untuk memperluas jangkauan
pemasarannya dengan membuka gerai baru di wilayah yang lebih strategis.
Penelitian ini akan membandingkan kondisi kelayakan usaha saat ini dan
saat pengembangan usaha. Pengembangan usaha dilakukan dengan menggunakan
dua buah skenario. Skenario pengembangan usaha pada dasarnya akan
meningkatkan jumlah produksi, bahan baku, dan tenaga kerja guna pemenuhan
kebutuhan di gerai baru. Skenario pengembangan usaha dibagi menurut
kepemilikan bangunan. Skenario pengembangan usaha pertama ialah penyewaan
bangunan yang akan digunakan sebagai gerai baru Elsari sekaligus counter
penjualan kopi. Skenario pengembangan usaha yang lain ialah membeli bangunan
yang akan digunakan sebagai pabrik sekaligus gerai baru Elsari. Hal ini dilakukan
agar proses produksi hingga pemasaran dapat dilakukan secara efektif dan efisien
karena berada di lokasi yang sama.
Kondisi lingkungan usaha yang tidak pasti atau dapat mengalami
perubahan akan memengaruhi biaya dan manfaat yang diperoleh perusahaan
dalam kegiatan operasionalnya. Elsari pernah menghadapi pengalaman terhadap
berbagai perubahan, yaitu penurunan penjualan, kenaikan harga telur, dan
kenaikan harga bahan bakar. Oleh karena itu, diperlukan suatu analisis untuk
mengetahui pengaruh perubahan tersebut terhadap kelayakan usaha.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang
akan dikaji dalam penelitian sebagai berikut :
1) Bagaimana kondisi kelayakan usaha Elsari Brownies and Bakery saat ini dan
kondisi kelayakan pengembangan usaha dilihat dari aspek non finansial yaitu
aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, aspek manajemen, serta aspek sosial,
ekonomi, lingkungan dan aspek finansial?
2) Bagaimana sensitivitas usaha Elsari Brownies and Bakery saat ini dan dengan
pengembangan usaha apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor yang dapat
memengaruhi manfaat dan biaya?
1.3. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut maka tujuan
penelitian ini adalah :
1) Mengidentifikasi kondisi kelayakan usaha Elsari Brownies and Bakery saat
ini dan kondisi kelayakan pengembangan usaha dilihat dari aspek non
finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, aspek manajemen,
serta aspek sosial, ekonomi, lingkungan dan aspek finansial.
2) Menganalisis sensitivitas usaha Elsari Brownies and Bakery saat ini dan
dengan pengembangan usaha apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor
yang dapat memengaruhi manfaat dan biaya.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta masukan bagi
berbagai pihak yang berkepentingan. Manfaat penelitian ini ialah sebagai berikut:
1) Bagi Elsari Brownies and Bakery, analisis ini dapat digunakan sebagai
masukan dan informasi untuk bahan pertimbangan dalam menjalankan
operasional usaha dan dalam membuat rencana pengembangan usaha lebih
lanjut, yaitu pembukaan gerai baru.
2) Bagi pemerintah, analisis ini dapat digunakan sebagai masukan untuk turut
mendukung usaha Elsari Brownies and Bakery.
3) Bagi penulis, penelitian ini merupakan sarana untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang telah diperoleh selama kegiatan kuliah.
4) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan
informasi mengenai kelayakan pengembangan usaha brownies.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah mengkaji kelayakan aspek-aspek non
finansial dan finansial dari usaha Elsari Brownies and Bakery. Aspek non
finansial terdiri dari aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, aspek manajemen,
serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Aspek finansial meliputi kelayakan
usaha Elsari Brownies and Bakery saat ini (skenario usaha I) dan setelah
pengembangan usaha (skenario usaha II dan III). Selain itu, sensitivitas melalui
pendekatan switching value terhadap penurunan penjualan, kenaikan harga telur,
dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Roti
Roti sebagai panganan alternatif yang mengandung karbohidrat semakin
berkembang di Indonesia. Roti merupakan panganan yang praktis sehingga dapat
dikonsumsi saat sarapan maupun waktu selingan saat beraktifitas. Roti mampu
memenuhi kecukupan gizi dengan cara yang singkat dan mudah didapat sehingga
disukai oleh masyarakat di era globalisasi ini.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Nasution (2006)
mengenai Analisis Strategi Pemasaran Roti Unyil pada Perusahaan Roti Venus di
Kota Bogor, meningkatnya pertumbuhan ekonomi, teknologi, dan aktifitas
pembangunan di berbagai bidang membawa segala sesuatunya ke arah yang lebih
praktis dan efisien termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan. Hal
tersebut berdampak pada adanya perubahan konsumsi masyarakat dimana jenis
makanan instan dan siap saji menjadi alternatif yang dipilih. Perubahan konsumsi
yang terjadi salah satunya adalah peningkatan konsumsi makanan yang diolah dari
tepung terigu, yaitu roti.
Nusawanti (2009) memaparkan bahwa roti merupakan produk makanan
yang terbuat dari fermentasi tepung terigu dengan ragi atau bahan pengembang
lainnya kemudian dipanggang. Roti pada awalnya dihasilkan melalui bahan dan
cara pembuatan yang sederhana, yaitu gandum yang digiling menjadi terigu murni
dan dicampur air kemudian dibakar di atas batu panas. Namun dengan
berkembangnya teknologi, saat ini roti lebih bervariasi baik dari segi ukuran,
penampilan bentuk, tekstur, rasa, dan bahan pengisiannya. Hal ini dipengaruhi
oleh perkembangan pembuatan roti yang meliputi aspek bahan baku, proses
pencampuran, dan metode pengembangan adonan.
Roti merupakan makanan pokok pendamping sebagai pengganti nasi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusumastuti (2006) mengenai Analisis
Strategi Pemasaran Industri Kecil Roti dan Kue (Studi Kasus Toko Ibu Ratna Roti
dan Kue), masyarakat Indonesia yang tinggal di kota-kota besar lebih memilih roti
sebagai makanan pokok pendamping dibandingkan jagung, ketela, ubi jalar, atau
sagu. Hal ini dikarenakan sebagai bahan makanan olahan, roti memiliki nilai gizi
yang tinggi dan lebih lengkap dibanding yang lain. Selain itu, roti juga lebih
praktis, memiliki banyak variasi, harganya relatif terjangkau, mudah diperoleh,
dan lebih mengenyangkan. Menurut data yang diperoleh dari Direktorat Gizi,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, diketahui bahwa dibandingkan
dengan 100 gram nasi putih atau mie basah, maka 100 gram roti akan memberikan
energi, karbohidrat, protein, kalsium, fosfor, dan besi yang lebih banyak.
Komposisi gizi roti apabila dibandingkan dengan nasi dan mie basah dapat dilihat
di Tabel 5.
Tabel 5. Komposisi Gizi Roti Dibanding Nasi dan Mie Basah6
Zat Gizi
Satuan
Roti Putih Roti Cokelat
Nasi
Mie Basah
Energi
kkal
248
249
178
86
Protein
gr
8,0
7,9
2,1
0,6
Lemak
gr
1,2
1,5
0,1
3,3
Karbohidrat
gr
50,0
49,7
40,6
14,0
Kalsium
mg
10
20
5
14
Fosfor
mg
95
140
22
13
Besi
mg
1,5
2,5
0,5
0,8
Vitamin A
SI
0
0
0
0
Vitamin B1
mg
0,1
0,15
0,02
0
Vitamin C
mg
0
0
0
0
Air
gr
40
40
57
80
Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (2002)
2.2. Variasi Roti
Brownies merupakan salah satu variasi dari roti yang termasuk ke dalam
golongan cake, yaitu jenis roti yang rasanya manis dengan tambahan rasa tanpa
menggunakan isi. Delfani dalam Nasution (2006) memaparkan bahwa terdapat
lima jenis variasi roti, yaitu:
1) Bakery
Bakery merupakan jenis roti manis yang berbahan dasar tepung terigum
mentega, telur, susu, dan ragi. Jenis roti ini biasa diisi dengan cokelat, keju,
srikaya, selai buah, kelapa, pisang, fla, daging sapi atau ayam, dan sosis. Bakery
memiliki bentuk yang beragam seperti bulat, lonjong, keong, gulung, sampai
dengan bentuk-bentuk hewan.
6
http://banabakery.wordpress.com/2008/06/30/roti-lebih-baik-dari-nasi-dan-mie/ [diakses tanggal
20 Januari 2012]
2) Roti Tawar
Roti tawar ialah salah satu jenis roti yang berbahan dasar tepung terigu,
mentega, telur, susu, dan air. Roti ini biasanya tanpa diisi dengan bahan tambahan
lain serta memiliki bentuk kotak, panjang, dan tabung.
3) Cake
Cake adalah jenis roti yang memiliki rasa manis dengan tambahan rasa
(essense) rhum, jeruk, atau cokelat. Bahan dasarnya antara lain tepung terigu,
telur, susu, mentega, serta tanpa menggunakan isi. Jenis roti ini dibagi menjadi
spikuk, roll tart, zebra cake, fruit cake, brownies, muffin, tart cake, cake siram,
dan caramel.
4) Pastry
Pastry merupakan salah satu jenis roti kering yang dapat berupa kue sus,
grem, dan croissant. Roti ini dapat diisi dengan kacang, keju, cokelat, daging
ayam dan sapi, sosis, fla, atau tidak diisi apapun.
5) Donat
Donat adalah jenis roti tawar atau manis yang proses pematangannya
dengan cara digoreng atau dipanggang. Roti ini dikenal dengan bentuknya yang
khas yaitu terdapat lubang pada bagian tengahnya. Ada beberapa jenis donat yang
sudah dikenal secara umum, antara lain donat siram, donat keju, donat meisses,
donat kacang, dan donat isi.
2.3. Pengertian Brownies
Brownies merupakan kue khas Amerika yang pertama kali dikenal pada
tahun 1987. Seorang koki di Amerika yang sedang membuat cake cokelat lupa
memasukkan baking powder sehingga terciptalah cake bantat yang tidak
mengembang namun lezat rasanya. Kegagalan membuat cake ini justru
menciptakan jenis cake baru yang menjadi terkenal hingga sekarang. Tekstur
brownies dianggap unik karena seperti persilangan antara cake dengan cookies
yang renyah. Pada tahun 1907, Maria Willet Howard dalam Lowney’s Cook Book
memunculkan resep Brownies dengan ekstra telur dan cokelat batangan. Menurut
situs The Amazing of Brownies, resep brownies pertama kali diterbitkan pada
tahun 1897 dalam Sears, Roebuck Catalogue. Pertama kali resep ini dibukukan di
The Boston Cooking School Cook Book oleh Fannie Merritt Farmer pada edisi
1906.
Nama brownies sendiri diambil karena cake tersebut dominan berwarna
cokelat pekat (brown), ditambah lagi karena bahan bakunya juga terdiri dari aneka
cokelat seperti dark chocolate, cokelat pasta, dan cokelat bubuk. Dalam
perkembangannya, banyak sekali brownies dengan aneka kreasi dan rasa yang
variatif. Penampilannya pun lebih cantik dan mengundang selera walaupun tidak
meninggalkan ciri khas asli brownies yang kaya akan rasa cokelatnya. Variasi
tersebut biasanya dengan menambah topping di atasnya seperti krim keju,
chocolate ganache, marshmellow, chocolate chip, atau taburan aneka jenis
kacang-kacangan.
Brownies tergolong jenis kue yang memiliki indeks glikemik tinggi artinya
dengan mengonsumsi brownies, gula darah dapat cepat naik sehingga sesaat
setelah mengonsumsi brownies badan akan lebih segar. Brownies juga
mengandung vitamin yang cukup lengkap seperti vitamin C, thiamin, riboflavin,
niasin, asam pantotenat, vitamin B6, dan vitamin B12. Komposisi angka
kecukupan gizi untuk setiap 100 gram brownies dapat dilihat pada Tabel 6.
Brownies dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu brownies panggang dan
brownies kukus. Berdasarkan penelitian dari Saragih (2011), secara umum tidak
terdapat perbedaan diantara keduanya. Perbedaannya terletak pada kandungan
kadar air di dalamnya. Brownies kukus memiliki kadar air yang lebih tinggi
dibanding brownies panggang sehingga memiliki daya simpan yang lebih rendah.
Apabila ditinjau dari segi rasa, brownies panggang lebih gurih. Namun, dari segi
kesehatan, brownies kukus lebih aman karena tidak terbentuk radikal bebas akibat
proses pemanggangan. Meskipun demikian, kekhawatiran berlebih terhadap
konsumsi brownies panggang tidaklah perlu. Hal ini dikarenakan secara alami
manusia juga selalu memproduksi radikal bebas di dalam tubuhnya. Selama
jumlah radikal bebas di dalam tubuh masih dalam batasan yang terkendali, maka
tidak perlu ada yang dikhawatirkan.
Tabel 6. Komposisi Angka Kecukupan Gizi per 100 gram Brownies7
Komponen Gizi
Satuan
Kadar
Air
gr
2,80
Energi
kkal
434,00
Protein
gr
4,00
Lemak
gr
14,00
Karbohidrat
gr
76,60
Kalsium
mg
19,00
Besi
mg
1,99
Magnesium
mg
40,00
Fosfor
mg
82,00
Kalium
mg
219,00
Natrium
mg
303,00
Seng
mg
0,64
Tembaga
mg
0,27
Mangan
mg
0,35
Selenium
mcg
2,60
Vitamin C
mg
0,30
Thiamin
mg
0,16
Riboflavin
mg
0,16
Niasin
mg
1,88
Asam pantotenat
mg
0,13
Vitamin B6
mg
0,01
Asam folat
mcg
35,00
Vitamin A
IU
11,00
2.4. Penelitian Terdahulu
Referensi melalui penelitian terdahulu merupakan salah satu sumber
informasi yang dapat dijadikan acuan bagi penelitian ini. Hal yang dikaji dalam
penelitian terdahulu diantaranya ialah produk yang diteliti, periode pembangunan
investasi, alat analisis yang digunakan, tingkat diskonto yang digunakan,
penetapan umur usaha, asumsi aspek finansial, dan indikator perubahan pada
analisis sensitivitas.
Proses pemasaran produk olahan roti salah satunya dilakukan melalui
restoran. Death by Chocolate (DBC) merupakan restoran yang mengusung
panganan berbasis cokelat dalam menunya, antara lain brownies. Heidyningsih
(2009) melakukan penelitian mengenai kelayakan usaha Death by Chocolate di
Kota Bogor, Jawa Barat. Analisis kelayakan berdasarkan produk agribisnis tidak
hanya dilakukan pada produk brownies. Penelitian terdahulu menunjukkan
7
http://www.asiamaya.com/nutrients/brownies.htm [diakses tanggal 20 Januari 2012]
berbagai macam produk agribisnis yang telah diteliti kelayakan usahanya, antara
lain jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah, kerupuk rambak, dan
yoghurt. Produk agribisnis tersebut memiliki kesamaan karakteristik dengan
brownies yaitu produk olahan yang telah siap untuk dikonsumsi. Napitupulu
(2009) melakukan penelitian tentang analisis kelayakan usaha pembuatan jus dan
sirup belimbing manis dan jambu biji merah. Lokasi penelitian dilakukan di CV.
Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat. Oktafiyani (2009)
melakukan penelitian tentang analisis kelayakan usaha pembuatan kerupuk
rambak dengan membandingkan penggunaan bahan baku kulit sapi dan kulit
kerbau. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal,
Jawa Tengah. Syafrul (2010) meneliti tentang analisis kelayakan usaha pembuatan
yoghurt di Perusahaan Dafarm, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Periode pembangunan investasi setiap perusahaan berbeda-beda. Hal ini
tergantung dari lamanya waktu yang diperlukan untuk membangun investasi
sebelum
kegiatan
operasional
usaha
dilakukan.
Heidyningsih
(2009)
menggunakan tahun ke-0 sebagai tahun pembangunan investasi. Hal ini
dikarenakan pembangunan investasi restoran Death by Chocolate (DBC) relatif
lama sehingga diasumsikan investasi dibangun selama tahun ke-0. Penelitian
Napitupulu (2009), Oktafiyani (2009), dan Syafrul (2010) menggunakan tahun
pertama untuk pembangunan investasi usaha. Pada penelitian mengenai analisis
kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery ini, peneliti
menggunakan tahun pertama sebagai tahun pembangunan investasi usaha.
Investasi yang digunakan dalam usaha ini tidak memerlukan periode yang lama
untuk membangunnya. Oleh karena itu, investasi dilakukan pada tahun pertama
usaha.
Pada dasarnya, tidak terdapat perbedaan mengenai alat analisis yang
digunakan dalam penelitian mengenai studi kelayakan bisnis. Alat analisis yang
digunakan ialah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net
Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PP). Penelitian terdahulu yang
dijadikan referensi pada penelitian ini menggunakan alat analisis yang sama.
Namun, terdapat perbedaan pada salah satu kriteria investasi yang digunakan,
yaitu payback period. Penelitian Oktafiyani (2009) menggunakan metode
discounted payback period dalam penentuan periode pengembalian investasi.
Penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and
Bakery ini menggunakan metode yang sama yaitu discounted payback period
untuk menentukan periode pengembalian investasi. Penggunaan metode ini
ditujukan untuk mengetahui perbandingan manfaat yang diperoleh usaha di masa
mendatang dengan nilai uang saat ini. Oleh karena itu, nilai manfaat bersih yang
digunakan merupakan manfaat bersih yang telah didiskonto.
Tingkat diskonto dalam penelitian terdahulu memiliki nilai yang berbedabeda. Hal ini didasarkan melalui sumber permodalan yang digunakan dalam
pengembangan usaha. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Heidyningsih
(2009), sumber permodalan pada restoran DBC berasal dari modal sendiri. Oleh
karena itu, tingkat diskonto yang digunakan sebesar tujuh persen dari tingkat suku
bunga deposito tahun 2009. Napitupulu (2009) menggunakan tingkat diskonto
sebesar 14 persen karena sumber modal diperoleh melalui pinjaman kepada Bank
Jabar Banten. Tingkat diskonto yang digunakan dalam penelitian Oktafiyani
(2009) ialah sebesar 8,38 persen. Nilai ini didasarkan pada tingkat suku bunga
deposito bank yang terdekat dengan pengusaha, yaitu Bank Rakyat Indonesia
(BRI) serta modal usaha berasal dari modal sendiri. Syafrul (2010) menggunakan
tingkat diskonto sebesar 6,5 persen. Nilai ini diperoleh melalui tingkat suku bunga
deposito rata-rata Bank Indonesia (BI) pada bulan November 2009 karena usaha
ini dijalankan melalui modal sendiri. Pada penelitian mengenai analisis kelayakan
pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery ini, tingkat diskonto yang
digunakan ialah rata-rata BI rate pada bulan Februari 2012 hingga Maret 2012
pada skenario usaha I. Tingkat diskonto pada skenario usaha II dan III ialah
opportunity cost of capital (OCC) berdasarkan rata-rata tertimbang antara BI rate
dan tingkat suku bunga pinjaman BRI selama Februari 2012 hingga Maret 2012.
Hal ini dikarenakan modal yang digunakan dalam skenario usaha II dan III berasal
dari pinjaman bank.
Umur bisnis ditetapkan melalui dasar yang berbeda-beda. Pada penelitian
Heidyningsih (2009), umur bisnis yang digunakan ialah selama sepuluh tahun
berdasarkan umur ekonomis peralatan yang digunakan perusahaan. Umur bisnis
pada penelitian Napitupulu (2009) didasarkan pada usia bangunan yaitu selama
sepuluh tahun. Umur ekonomis bangunan digunakan sebagai dasar penetapan
umur bisnis karena bangunan merupakan investasi yang memerlukan biaya
terbesar setelah lahan. Oktafiyani (2009) menentukan umur bisnis berdasarkan
umur ekonomis investasi terlama, yaitu bangunan. Umur bisnis yang digunakan
ialah sepuluh tahun. Penelitian Syafrul (2010) menggunakan umur bisnis selama
sepuluh tahun. Hal ini didasarkan pada umur ekonomis mesin inkubator dan
mesin pasteurisasi. Umur ekonomis yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
ialah 10 tahun. Hal ini berdasarkan pada umur ekonomis mixer sebagai peralatan
produksi yang paling krusial dalam usaha Elsari Brownies and Bakery.
Analisis aspek finansial dapat menggunakan berbagai macam asumsi dan
skenario usaha. Penentuan asumsi pada aspek finansial akan turut memengaruhi
perhitungan pada analisis laba rugi dan laporan arus kas. Penelitian yang
dilakukan oleh Napitupulu (2009) menggunakan asumsi bahwa pada tahun
pertama dan kedua CV. WPIU berproduksi sebesar 70 persen dari kapasitas yang
ingin dicapai. Hal ini dilakukan pada tahun-tahun awal produk yang dihasilkan
dipasarkan di supermarket sehingga produk belum dikenal konsumen secara luas.
Pada tahun ketiga hingga tahun kesepuluh, CV WPIU telah melakukan kegiatan
produksi sebesar 100 persen karena telah memiliki pengalaman dan produk telah
dikenal di pasaran.
Oktafiyani (2009) melakukan perbandingan antara pembuatan kerupuk
rambak dengan menggunakan bahan baku kulit sapi dan kerbau. Analisis finansial
dari penelitian ini menggunakan asumsi bahwa pada tahun pertama dan kedua
masing-masing berproduksi sebesar 50 persen dan 70 persen. Hal ini dikarenakan
usaha masih dalam tahap pengenalan produk kepada konsumen sehingga usaha
membatasi jumlah produksinya. Pada tahun ketiga hingga kesepuluh, jumlah
produksi telah mencapai 100 persen.
Penelitian yang dilakukan oleh Syafrul (2010) menggunakan dua skenario
usaha. Analisis kelayakan finansial skenario I mengacu pada kondisi usaha saat
ini dimana usaha belum berproduksi dengan memanfaatkan kapasitas maksimal
mesin produksi. Nilai tersebut diasumsikan konstan hingga umur usaha berakhir.
Pada analisis finansial skenario II, jumlah input produksi setiap bulannya
meningkat 16 persen dari skenario I dan diasumsikan konstan hingga akhir umur
usaha.
Penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari
Brownies and Bakery menggunakan tiga skenario usaha. Pada skenario usaha
satu, proses analisis kelayakan dilakukan dengan mengacu pada kondisi
perusahaan saat ini. Asumsi yang digunakan ialah kegiatan produksi sudah
berjalan dengan optimal sehingga jumlah produksi tetap hingga akhir umur usaha.
Pada skenario usaha dua dan tiga, asumsi yang digunakan ialah adanya
peningkatan produksi sebesar 50 persen pada tahun pertama dan kedua
pengembangan usaha serta peningkatan produksi sebesar 100 persen pada tahun
ketiga hingga akhir umur usaha.
Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui perubahan pada faktorfaktor yang akan memengaruhi biaya dan manfaat. Perubahan-perubahan yang
dimaksud berbeda tergantung dari pengalaman masing-masing perusahaan.
Analisis sensitivitas pada penelitian Heidyningsih (2009) berdasarkan pengalaman
perusahaan, yaitu perubahan harga output sebesar tujuh persen, peningkatan harga
input sebesar tujuh persen, dan perubahan penurunan produksi sebesar lima
persen.
Syafrul (2010) melakukan analisis sensitivitas terhadap usaha pembuatan
yoghurt. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepekaan dari
usaha pembuatan yoghurt dalam menghadapi perubahan-perubahan yang ada.
Perubahan biasanya terjadi pada faktor-faktor produksi seperti kenaikan biaya
bahan baku dan penurunan penjualan. Berdasarkan pengalaman perusahaan, usaha
ini pernah mengalami penurunan penjualan sebesar 36,57 persen. Nilai tersebut
berasal dari jumlah penjualan terkecil dalam satu bulan dibandingkan dengan nilai
rata-rata penjualan per bulannya. Biaya bahan baku juga memiliki pengaruh dalam
komponen biaya usaha. Biaya bahan baku terbesar adalah biaya pembelian susu
segar. Kenaikan harga susu segar pernah mengalami peningkatan sebesar 12,5
persen. Penurunan penjualan dan kenaikan harga bahan baku tersebut memerlukan
analisis sensitivitas untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan secara finansial.
Analisis sensitivitas juga dilakukan pada penelitian mengenai analisis
kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery ini dengan
didasarkan pada pengalaman perusahaan. Perubahan yang pernah dialami
perusahaan ialah penurunan penjualan sebesar 3,85 persen, peningkatan harga
telur sebesar 14 persen, dan peningkatan harga BBM sebesar 33,33 persen.
Analisis nilai pengganti atau switching value merupakan variasi analisis
sensitivitas yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar perubahan
maksimal pada biaya variabel dan penerimaan penjualan yang dapat ditolerir
sehingga usaha masih layak untuk dijalankan. Penelitian Napitupulu (2009)
menggunakan analisis nilai pengganti untuk melihat perubahan maksimal pada
faktor-faktor yang memengaruhi biaya dan manfaat agar usaha masih dapat
dikatakan layak untuk dijalankan. Analisis nilai pengganti dilakukan pada
perubahan faktor-faktor yaitu kenaikan harga gula pasir, kenaikan harga botol jus,
penurunan penjualan jus, dan penurunan penjualan sirup. Analisis terhadap
variabel harga gula pasir dan botol jus dilakukan karena memegang proporsi yang
besar dalam biaya usaha. Analisis penurunan penjualan jus dan sirup dilakukan
karena persaingan yang terjadi di dalam industri semakin ketat dan produk tidak
lagi berada dalam tahap pertumbuhan dalam siklus hidup produk. Dengan
demikian, variabel yang dianalisis merupakan variabel yang dianggap signifikan
terhadap usaha.
Oktafiyani (2009) melakukan analisis switching value untuk mengetahui
perubahan maksimal pada variabel yang berpengaruh dalam usaha. Variabel yang
dianalisis dalam switching value ialah variabel yang dianggap signifikan
memengaruhi usaha. Dalam penelitian ini variabel yang akan dianalisis yaitu
jumlah produksi dan biaya bahan baku. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan
penurunan penjualan produk sebagai akibat penurunan produksi. Selain itu, usaha
ini juga sangat bergantung pada kulit sapi dan kerbau sebagai bahan baku utama
dan lemak sebagai bahan baku penolong yang memiliki harga fluktuatif di pasar.
Penelitian terdahulu yang dilakukan di lokasi yang sama dengan penelitian
ini juga dijadikan acuan dalam perolehan informasi. Rahmanto (2010) meneliti
tentang strategi pengembangan usaha “Elsari Brownies and Bakery”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi lingkungan internal dan eksternal
perusahaan Elsari serta merumuskan strategi pengembangan usaha yang tepat bagi
Elsari.
Hasil
penelitian
memberikan
rekomendasi
untuk
menjaga
dan
mempertahankan usaha. Strategi yang paling sesuai dengan Elsari adalah strategi
intensif yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan kondisi
perusahaan,
sebaiknya
perusahaan
melaksanakan
restrukturisasi
sistem
manajemen perusahaan untuk mengatasi kelemahan sumberdaya perusahaan,
seperti tenaga pemasar dan keterbatasan peralatan, dan strategi meningkatkan
diferensiasi produk serta pelayanan kepada konsumen untuk mengatasi persaingan
sebagai solusi masalah eksternal perusahaan.
Penelitian yang dilakukan adalah analisis kelayakan usaha Elsari
Brownies and Bakery pada kondisi saat ini atau tanpa pengembangan usaha
dengan pengembangan usaha berupa pembukaan gerai baru. Kelebihan dari
penelitian yang dilakukan adalah adanya penambahan inovasi dari peneliti untuk
melengkapi gerai baru Elsari dengan counter penjualan kopi sebagai salah satu
rencana pengembangan usaha. Selain itu, terdapat perbedaan alat analisis yang
akan dipakai dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Penelitian
terdahulu menggunakan metode payback period untuk menentukan periode
pengembalian investasi sedangkan penelitian ini menggunakan metode discounted
payback period. Hal ini dikarenakan analisis dengan menggunakan payback
period memiliki kelemahan, yaitu diabaikannya nilai waktu uang (time value of
money) dan diabaikannya cash flow setelah periode payback (Nurmalina et al
2009). Oleh karena itu, pemakaian metode discounted payback period dapat
menjadi solusi untuk mengurangi kelemahan pertama. Menurut Umar (2007),
nilai discounted payback period diperoleh melalui nilai investasi dikurangi saldo
nilai tunai bersih sekarang dengan tingkat diskonto yang berlaku. Nilai tunai
bersih yang digunakan adalah nilai yang telah di diskon dengan tingkat suku
bunga yang berlaku.
Penelitian atas nama Rahmanto (2010) memiliki kesamaan lokasi dengan
penelitian yang akan dilakukan. Namun, perbedaannya ialah topik yang akan
dianalisis.
Rahmato
(2010)
mengadakan
penelitian
mengenai
strategi
pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery sedangkan penelitian yang akan
dilakukan terfokus pada analisis kelayakan rencana pengembangan usaha Elsari
Brownies and Bakery.
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Penelitian ini menggunakan dua kerangka pemikiran yaitu kerangka
pemikiran teoritis dan kerangka pemikiran operasional. Kerangka pemikiran
teoritis mencakup definisi usaha kecil dan menengah, definisi studi kelayakan
bisnis, teori biaya dan manfaat, analisis finansial, analisis sensitivitas, dan laporan
laba rugi.
3.1.1. Usaha Kecil dan Menengah
Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah telah ditetapkan pada tanggal 4 Juli 2008. Definisi UKM menurut UU
No. 20/2008 ini adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang ini. Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:
1) Memiliki
kekayaan
bersih
lebih
dari
Rp
50.000.000,00
s.d.
Rp
500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 s.d. Rp
2.500.000.000,00.
Ciri-ciri usaha kecil, antara lain:
1) Jenis barang atau komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap dan tidak
berubah
2) Lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap dan tidak berpindahpindah
3) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih
sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan
keluarga, sudah membuat neraca usaha
4) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP
5) Sumberdaya Manusia memiliki pengalaman dalam berwirausaha
6) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal
7) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti
business planning.
Usaha menengah adalah usaha produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini. Usaha menengah memiliki kriteria sebagai berikut:
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 s.d. Rp
10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 s.d. Rp
50.000.000.000,00.
Ciri-ciri usaha menengah, antara lain:
1) Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih teratur
bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian
keuangan, bagian pemasaran, dan bagian produksi
2) Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi
dengan teratur sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau
pemeriksaan termasuk oleh perbankan
3) Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah
ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan, dll.
4) Sudah memiliki persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin
tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan, dll.
5) Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan
6) Pada umumnya telah memiliki SDM yang terlatih dan terdidik.
Definisi usaha kecil, termasuk usaha mikro, menurut Kementrian Koperasi
dan UKM adalah entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Usaha
menengah merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki
kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000,00 s.d. Rp 10.000.000.000,00
tidak termasuk tanah dan bangunan.
Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan
kuantitas tenaga kerja, yaitu:
1) Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar lima
hingga19 orang. Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif kecil,
tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan
saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri
pengolahan rotan.
2) Industri menengah, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20
sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup
besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan
memiliki kemampuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi,
industri bordir, dan industri keramik.
3.1.2. Teori Investasi
Pada saat merencanakan, memulai, dan menjalankan suatu bisnis,
pengusaha dihadapkan pada pertimbangan kelayakan bisnis tersebut. Biasanya
langkah awal yang menjadi pertimbangan adalah penyediaan modal untuk
investasi. Investasi memiliki umur ekonomis dan akan mengalami penyusutan tiap
tahunnya. Oleh sebab itu, investasi tidak hanya dipersiapkan pada saat memulai
bisnis saja, tetapi juga pada saat bisnis tersebut sedang berjalan. Berdasarkan hal
tersebut didapatkan pengertian investasi, yaitu usaha menanamkan modal barang
dalam wujud fisik yang menunjang kegiatan produksi dengan masa pakai lebih
dari satu tahun dan investasi tersebut harus dilakukan lagi pada saat umur
ekonomisnya telah habis agar bisnis tersebut dapat berjalan (Gittinger 2008).
Sumber lain menyebutkan bahwa proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas
yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapat kemanfaatan (benefit) atau
suatu aktivitas yang mengeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil
(return) di waktu yang akan datang, dapat direncanakan, dibiayai, dan
dilaksanakan sebagai satu unit usaha (Kadariah et al. 1999).
Investasi di dalam perusahaan adalah penggunaan sumber-sumber yang
diharapkan dapat memberikan imbalan atau pengembalian yang menguntungkan
di masa datang. Investasi pada prinsipnya adalah penggunaan sumber keuangan
atau usaha dalam waktu tertentu dari setiap orang yang menginginkan keuntungan
darinya. Dari sudut pandang jangka waktu penanamannya, investasi dibagi dalam
dua tipe yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi
jangka pendek biasanya memiliki periode kurang dari satu tahun. Investasi ini
bertujuan untuk mendayagunakan atau memanfaatkan dana yang sementara
menganggur serta bersifat marketable (mudah untuk diperjualbelikan). Investasi
jangka panjang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun serta tidak bersifat
marketable karena investasi ini menyangkut kelangsungan hidup usaha di masa
datang (Suratman 2002).
Semua jenis pengeluaran investasi berkaitan secara terbalik dengan tingkat
bunga riil. Tingkat bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya modal bagi
perusahaan yang berinvestasi dalam pabrik dan peralatan, meningkatkan biaya
peminjaman, dan meningkatkan biaya penyimpanan persediaan. Ada berbagai
penyebab pergeseran dalam fungsi investasi, seperti kemajuan teknologi,
perubahan kredit pajak investasi, dan pajak pendapatan perusahaan. Investasi akan
berubah selama siklus bisnis karena pengeluaran investasi bergantung pada output
perekonomian serta tingkat bunga (Mankiw 2007).
3.1.3. Teori Biaya dan Manfaat
Dalam menganalisis suatu usaha tujuan analisis harus disertai dengan
definisi biaya dan manfaat. Biaya merupakan pengeluaran atau pengorbanan yang
dapat menimbulkan pengurangan terhadap manfaat yang kita terima, sedangkan
manfaat adalah sesuatu yang menimbulkan kontribusi terhadap tujuan suatu
proyek (Nurmalina et al 2009). Biaya yang umumnya dimasukkan dalam analisis
bisnis adalah biaya-biaya yang langsung berpengaruh terhadap suatu investasi,
antara lain biaya investasi dan biaya operasional. Menurut Gittinger (2008),
komponen yang termasuk biaya adalah sebagai berikut:
1) Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat
jangka panjang, seperti tanah , bangunan, pabrik, dan mesin.
2) Biaya operasional atau modal kerja merupakan kebutuhan dana yang
diperlukan pada saat usaha mulai dilaksanakan, seperti biaya input produksi
dan biaya tenaga kerja.
3) Biaya lainnya, seperti pajak, bunga, dan pinjaman.
Menurut Ibrahim (2003), jenis biaya dalam evaluasi proyek pada
umumnya dapat dikempokkan dalam dua bagian, yaitu biaya langsung dan biaya
tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang berhubungan langsung
dengan kepentingan proyek seperti biaya investasi, biaya operasi, dan biaya
pemeliharaan proyek. Biaya investasi dalam suatu proyek terdiri dari biaya
pembangunan konstruksi dan biaya peralatan lainnya. Biaya operasi dan
pemeliharaan proyek terdiri dari biaya penyusutan, biaya bunga bank, biaya
tanah, modal kerja, biaya pengganti, dan berbagai biaya lainnya sesuai dengan
kebutuhan biaya dari masing-masing proyek. Biaya tidak langsung adalah biaya
yang perlu diperhitungkan dalam menganalisis proyek, seperti biaya polusi
udara karena adanya proyek, biaya untuk mengatasi pencemaran, bising, dan
berbagai biaya lainnya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi dampak negatif
atas keberadaan proyek.
Manfaat dapat diartikan sebagai suatu yang dapat menimbulkan kontribusi
terhadap suatu bisnis. Menurut Kasmir dan Jakfar (2009), manfaat (benefit) dapat
dibedakan menjadi :
1) Manfaat langsung (direct benefit) yaitu manfaat yang diperoleh dari adanya
kenaikan fisik dan atau dari penurunan biaya. Manfaat langsung adalah
manfaat yang diterima sebagai akibat adanya proyek, seperti naiknya nilai
hasil produksi barang atau jasa, perubahan bentuk, turunnya biaya, dll.
Kenaikan nilai hasil produksi dapat disebabkan karena meningkatknya jumlah
produksi dan kualitas dari produk yang dihasilkan sebagai akibat adanya
proyek. Misalnya kenaikan produksi padi karena adanya irigasi, turunnya
biaya pengangkutan karena adanya perbaikan jalan, membaiknya job
description di antara tenaga kerja karena adanya perbaikan cara kerja, dll.
Demikian pula dalam perubahan bentuk, dengan adanya perubahan bentuk
dari suatu produk yang dihasilkan, permintaan bisa meningkat bila dibanding
dengan sebelum adanya perubahan. Semua manfaat yang diperoleh sebagai
tujuan utama dalam pembangunan proyek dinamakan dengan manfaat
langsung.
2) Manfaat tidak langsung (indirect benefit) yaitu manfaat yang disebabkan
adanya usaha tersebut dan biasanya dirasakan oleh orang-orang tertentu dan
masyarakat berupa adanya effect multiplier, skala ekonomi yang lebih besar
dan adanya dynamic secondary effect, perubahan produktivitas tenaga kerja
yang disebabkan keahlian. Sebagai contoh, adanya perbaikan jalan dari
sebuah kota ke kota lainnya telah menyebabkan timbulnya berbagai kegiatan
masyarakat dalam memanfaatkan berbagai potensi ekonomi di sepanjang
jalan yang dibangun. Demikian pula dengan adanya proyek listrik masuk desa
telah tumbuh berbagai industri yang memanfaatkan listrik sebagai sumber
energi. Kesemua kegiatan usaha yang timbul sebagai dampak dari proyek
yang dibangun adalah manfaat tidak langsung yang perluu diperhitungkan
dalam evaluasi proyek.
3) Manfaat yang tidak dapat dilihat dan sulit dinilai dengan uang (intangible
benefit), misalnya perbaikan lingkungan hidup, perbaikan distribusi
pendapatan,
peningkatan
ketahanan
nasional,
perubahan
pola
pikir
masyarakat, kemantapan tingkat harga, dan lain-lain. Manfaat tidak terlihat
ini juga perlu diperhitungkan secara kualitatif dalam mengadakan evaluasi
proyek.
Komponen biaya dan manfaat ini terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
a)
Biaya
Komponen biaya yang dimasukkan dalam perhitungan adalah biaya yang
dapat dikuantifikasikan dan biaya yang benar-benar dikeluarkan dalam suatu
proses produksi.
1.
Biaya Investasi
Biaya investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan pada awal proyek
untuk pembelian barang-barang investasi yang nilainya dalam jumlah besar dan
tidak habis dalam satu kali periode produksi. Biaya investasi ini dikeluarkan untuk
mendapatkan keuntungan pada masa datang.
2.
Biaya Tetap
Biaya tetap adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan selama proses
produksi namun besarnya tidak dipengaruhi oleh perubahan output ataupun input
yang digunakan selama produksi.
3.
Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dan
besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah input yang digunakan atau output yang
dihasilkan pada proses produksi. Biaya variabel dikeluarkan pada pembelian input
langsung habis yang dikeluarkan untuk menghasilkan output produksi.
4.
Debt Service
Debt service adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran modal
pinjaman yang diterima oleh suatu usaha. Biaya ini terdiri dari suku bunga dan
pokok pinjaman.
b) Manfaat
Manfaat adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh suatu usaha yang
mendorong tercapainya suatu tujuan. Adapun yang termasuk dalam komponen
manfaat adalah:
1.
Nilai Produksi Total
Nilai produksi total adalah nilai yang didapatkan dari produksi total yang
dihasilkan pada suatu usaha dan dikalikan dengan harga per satuan produk
tersebut. Nilai produksi ini mencakup produksi secara keseluruhan baik produksi
yang dijual maupun yang tidak, yakni produksi yang dikonsumsi sendiri, produk
utama, dan produk sampingan yang dihasilkan.
2.
Penerimaan Pinjaman (Loan)
Penerimaan pinjaman adalah semua tambahan modal yang diterima suatu
usaha untuk digunakan sebagai biaya investasi, biaya tetap, ataupun biaya
variabel. Pinjaman ini dapat berasal dari berbagai pihak dan instansi seperti pihak
bank, kreditor, ataupun teman dan keluarga.
3.
Bantuan (Grants)
Bantuan adalah semua tambahan modal yang diterima suatu usaha yang
sifatnya hibah. Dana ini dapat berupa uang tunai atau pun barang. Untuk dana
yang berupa uang, maka dana tersebut dikuantifikasikan terlebih dahulu ketika
memasukkannya ke dalam komponen manfaat.
4.
Nilai Sewa
Nilai sewa adalah nilai dari hasil menyewakan alat atau bahan yang
dimiliki suatu usaha. Alat atau bahan yang sering disewakan adalah barang
investasi.
5.
Salvage Value
Salvage value adalah nilai barang investasi yang tidak habis selama umur
usaha. Nilai ini diukur pada akhir usaha atau di tahun terakhir usaha.
3.1.4. Studi Kelayakan Bisnis
Bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang dikoordinasikan oleh
orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen,
pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahaan berada) dalam rangka
memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka (Umar 2007). Definisi bisnis
secara umum merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biayabiaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah
untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan
dalam satu unit.
Kasmir dan Jakfar (2009) mengungkapkan bahwa bisnis merupakan
kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan
tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah maupun
waktunya. Keuntungan merupakan tujuan utama dalam dunia bisnis, terutama
bagi pemilik bisnis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Analisis
bisnis adalah suatu metode untuk menentukan pilihan berbagai penggunaan yang
kompetitif dari sumberdaya-sumberdaya dengan cara sederhana. Pada dasarnya
analisis bisnis adalah menaksir manfaat dan biaya suatu usaha serta
merumuskannya menjadi alat ukur yang berlaku umum.
Pendirian suatu bisnis akan memberikan berbagai manfaat atau
keuntungan terutama bagi pemilik usaha. Di samping itu, keuntungan dan manfaat
lain dapat pula dipetik oleh berbagai pihak dengan kehadiran suatu usaha, antara
lain:
1) Memperoleh keuntungan
Apabila suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan akan memberikan
keuntungan, terutama keuntungan keuangan bagi pemilik bisnis. Keuntungan ini
biasanya diukur dari nilai uang yang akan diperoleh dari hasil usaha yang
dijalankannya.
2) Membuka peluang usaha
Dengan adanya usaha jelas akan membuka peluang pekerjaan kepada
masyarakat, baik bagi masyarakat yang terlibat langsung dengan usaha atau
masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi usaha. Adanya peluang pekerjaan ini
akan memberikan pendapatan bagi masyarakat yang bekerja pada usaha tersebut.
3) Manfaat ekonomi
a)
Menambah jumlah barang dan jasa
Pendirian pabrik tertentu akan memproduksi barang dan jasa. Dengan
tersedianya jumlah barang dan jasa yang lebih banyak, masyarakat punya banyak
pilihan. Hal ini akan berdampak pada harga yang cenderung turun dan kualitas
barang sejenis akan lebih meningkat.
b) Meningkatkan mutu produk
Peningkatan mutu produk disebabkan oleh adanya barang dari usaha
sejenis dapat memacu produsen untuk meningkatkan kualitas produknya.
c)
Meningkatkan devisa
Barang produksi suatu industri dengan tujuan ekspor akan dapat
menambah devisa atau akan dapat memberikan pemasukan devisa atau akan dapat
memberikan pemasukan devisa bagi negara dari barang yang kita ekspor.
d) Menghemat devisa
Artinya apabila semula barang tersebut kita impor dan sekarang bisa
diproduksi di dalam negeri maka jelas tindakan ini akan dapat menghemat devisa
negara.
4) Tersedia sarana dan prasarana
Bisnis yang akan dijalankan di samping memberikan manfaat seperti di
atas juga memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas terutama bagi
masyarakat sekitar bisnis yang akan dijalankan. Manfaat yang dirasakan seperti
tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti jalan, telepon, air,
penerangan, pendidikan, rumah sakit, rumah ibadah, sarana olahraga, dll.
5) Membuka isolasi wilayah
Untuk wilayah tertentu pembukaan suatu usaha misalnya perkebunan,
jalan, atau pelabuhan akan membuka isolasi wilayah. Wilayah yang semula
tertutup akan menjadi terbuka sehingga akses masyarakat akan menjadi lebih
baik.
6) Meningkatkan persatuan dan membantu pemerataan pembangunan
Dengan adanya proyek atau usaha biasanya pekerja yang bekerja di dalam
proyek akan datang dari berbagai suku bangsa. Pertemuan dari berbagai suku akan
dapat meningkatkan persatuan. Kemudian dengan adanya proyek di berbagai
daerah akan memberikan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2009), studi kelayakan bisnis merupakan
suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis
yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut
dijalankan. Mempelajari secara mendalam artinya meneliti secara sungguhsungguh data dan informasi yang ada, kemudian diukur, dihitung, dan dianalisis
hasil penelitian tersebut dengan dengan menggunakan metode-metode tertentu.
Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut dilakukan
untuk menentukan apakah usaha yang sedang atau akan dijalankan akan
memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Layak di sini diartikan juga
akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya
tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat luas.
Pengertian studi kelayakan menurut Jumingan (2009) adalah penilaian
yang menyeluruh untuk menilai keberhasilan suatu proyek. Keberhasilan proyek
memiliki pengertian yang berbeda antara pihak yang berorientasi laba dan pihak
yang tidak berorientasi laba semata. Namun demikian, semua ditujukan untuk
mencapai keberhasilan dalam industrialisasi. Industrialisasi memiliki manfaatmanfaat yang bisa diambil suatu negara. Sebaliknya industrialisasi bisa gagal
karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh negara yang bersangkutan. Studi
kelayakan proyek harus dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kesalahan-kesalahan dalam industrialisasi suatu negara. Jadi, tujuan dilakukannya
studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang
terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.
Studi kelayakan bisnis menurut Kasmir dan Jakfar (2009) dilakukan untuk
mengidentifikasi
masalah di
masa
yang akan datang sehingga
dapat
meminimalkan kemungkinan melesetnya hasil yang ingin dicapai dalam suatu
investasi. Dengan kata lain, studi kelayakan bisnis akan memperhitungkan hal-hal
yang akan menghambat atau peluang dari investasi yang akan dijalankan. Jadi
dengan adanya studi kelayakan bisnis minimal dapat memberikan pedoman atau
arahan kepada usaha yang akan dijalankan nantinya.
Kasmir dan Jakfar (2009) memaparkan bahwa terdapat lima tujuan
mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi
kelayakan, antara lain:
1) Menghindari risiko kerugian
Untuk mengatasi risiko kerugian karena di masa datang ada semacam
kondisi ketidakpastian. Kondisi ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau
memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan.
2) Memudahkan perencanaan
Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-hal
apa saja yang perlu direncanakan. Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang
diperlukan, kapan usaha atau proyek akan dijalankan, dimana lokasi proyek akan
dibangun, siapa yang akan melaksanakannya, bagaimana cara menjalankannya,
berapa besar keuntungan
yang akan diperoleh, serta bagaimana cara
mengawasinya jika terdapat penyimpangan. Yang jelas dalam perencanaan sudah
terdapat jadwal pelaksanaan usaha, mulai dari usaha yang dijalankan sampai
waktu tertentu.
3) Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat
memudahkan pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis
tersebut telah memiliki pedoman yang harus dikerjakan. Kemudian pengerjaan
usaha dapat dilakukan secara sistematik sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan
rencana yang sudah disusun. Rencana yang sudah disusun dijadikan acuan dalam
mengerjakan setiap tahap yang sudah direncanakan.
4) Memudahkan pengawasan
Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha atau proyek sesuai dengan
rencana yang sudah disusun maka akan memudahkan perusahaan untuk
melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan
agar pelaksanaan usaha tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.
Pelaksana pekerjaan bisa sungguh-sungguh melakukan pekerjaannya karena
merasa ada yang mengawasi sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat oleh
hal-hal yang tidak perlu.
5) Memudahkan pengendalian
Jika dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka
apabila terjadi suatu penyimpangan akan mudah terdeteksi sehingga akan bisa
dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah
untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang melenceng ke rel yang
sesungguhnya sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.
Studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan secara
seksama untuk menentukan bagaimana manfaat yang akan diperoleh dari suatu
investasi tertentu dan harus dipertimbangkan pada setiap tahap dalam perencanaan
usaha dan siklus pelaksanaan. Aspek-aspek yang diteliti dalam studi kelayakan
bisnis meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek finansial.
1) Aspek Pasar
Pengkajian aspek pasar penting untuk dilakukan karena tidak ada bisnis
yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa yang dihasilkan oleh
bisnis tersebut. Untuk mencapai hasil pemasaran yang diinginkan suatu
perusahaan harus menggunakan alat-alat pemasaran yang membentuk suatu
bauran pemasaran. Analisis aspek pasar mencakup permintaan, penawaran, harga,
program pemasaran yang akan digunakan, serta perkiraan penjualan.
Aspek pasar dan pemasaran adalah inti dari penyusunan studi kelayakan.
Walaupun secara teknis telah menunjukkan hasil yang layak untuk dilaksanakan
tapi tidak artinya apabila tidak diikuti dengan adanya pemasaran dari produk yang
dihasilkan. Oleh karena itu, dalam membicarakan aspek pemasaran harus benar-
benar diuraikan secara baik dan realistis baik mengenai masa lalu maupun
prospeknya di masa datang serta melihat bermacam-macam peluang dan kendala
yang mungkin akan dihadapi. Permintaan pasar dari produk yang dihasilkan
merupakan dasar dalam penyusunan jumlah produksi. Penyusunan jumlah
produksi sendiri merupakan dasar dalam rencana pembelian bahan baku, jumlah
tenaga kerja yang diperlukan serta fasilitas lain yang dibutuhkan.
Dalam uraian aspek pasar dan pemasaran, sekurang-kurangnya harus
melingkupi peluang pasar, perkembangan pasar, penetapan pangsa pasar, dan
langkah-langkah yang perlu dilakukan di samping kebijaksanaan yang diperlukan.
Untuk pembahasan dalam peluang pasar perlu disajikan angka-angka permintaan
dan penawaran di daerah pemasaran dari produk pemasaran dari produk yang
dihasilkan pada masa lalu (trend perkembangan permintaan) dan membuat
perkembangan permintaan terhadap produk yang direncanakan di masa yang akan
datang. Selain itu, harus diuraikan mengenai kendala-kendala yang dihadapi
dalam
pemasaran,
seperti
pesaing,
kekuatan
dan
kelemahannya,
serta
menguraikan keunggulan-keunggulan dari usaha yang direncanakan. Penentuan
market space (peluang pasar) dan market share (peluang yang dapat
dimanfaatkan) merupakan penentuan pangsa pasar yang didasarkan pada proyeksi
permintaan dan penawaran (Ibrahim 2003).
Menurut Kasmir dan Jakfar (2009), pasar dapat diartikan sebagai suatu
mekanismen yang terjadi antara pembeli dan penjual atau tempat pertemuan
antara kekuatan permintaan dan penawaran. Hal-hal yang penting dalam penilaian
kelayakan suatu usaha berdasarkan aspek pasar adalah:
a)
Permintaan
Permintaan adalah jumlah barang dan jasa yang diminta konsumen pada
berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Secara umum, faktor-faktor
yang memengaruhi permintaan suatu barang atau jasa ialah harga barang itu
sendiri, harga barang lain yang memiliki hubungan, pendapatan, selera, jumlah
penduduk, dan faktor khusus.
b) Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang ditawarkan produsen pada
berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Faktor-faktor yang
memengaruhi penawaran suatu barang atau jasa adalah harga barang itu sendiri,
harga barang lain yang memiliki hubungan, teknologi, harga input, tujuan
perusahaan, dan faktor khusus.
c)
Struktur pasar
Jumlah permintaan dan penawarann serta jenis barang yang ada di pasar
saat ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui struktur pasar atas produk atau
jasa tersebut. Jadi kalau kita menanamkan investasi untuk menghasilkan suatu
produk atau jasa, maka pengenalan struktur pasar yang ada mutlak diperlukan
sebelum produk atau jasa tersebut diluncurkan agar strategi dan kebijakan tentang
pemasaran yang diambil benar-benar tepat sasaran.
Dalam praktiknya terdapat berbagai struktur pasar yang ada. Salah satu
cara untuk mengenal struktur pasar adalah dengan melihat jumlah perusahaan
yang ada dalam industri yang menawarkan barang atau jasa. Adapun jenis struktur
pasar yang ada bisa dikelompokkan ke dalam pasar persaingan sempurna, pasar
persaingan monopolistik, pasar oligopoli, dan pasar monopoli.
d) Program pemasaran
Agar investasi atau bisnis yang akan dijalankan dapat berhasil dengan
baik, maka sebelumnya perlu melakukan strategi bersaing yang tepat. Unsur
strategi persaingan tersebut adalah menentukan segmentasi pasar (segmentation),
menetapkan pasar sasaran (targeting), dan menentukan posisi pasar (positioning)
atau sering disebut pula dengan STP. Setlah strategi bersaing diterapkan, maka
selanjutnya perlu diselaraskan dengan kegiatan pemasaran lainnya seperti strategi
bauran pemasaran (marketing mix). Adapun strategi bauran pemasaran tersebut
ialah strategi produk, strategi harga, strategi lokasi dan distribusi, serta strategi
promosi.
e)
Pangsa pasar atau market share perusahaan
Market space adalah peluang pasar (market potential) yang dapat
dimanfaatkan oleh berbagai perusahaan. Market space terjadi apabila permintaan
lebih besar dari penawaran. Selisih yang terjadi ini merupakan ruang gerak bagi
perusahaan untuk dapat masuk pasar.
Market share merupakan bagian yang dapat diambil oleh gagasan usaha
yang direncanakan. Dengan demikian, apabila market space tidak tersedia, maka
tidak mungkin akan terdapat market share. Kesempatan untuk mendapatkan
market share sangat tergantung pada masing-masing perusahaan dalam
melakukan persaingan di antara perusahaan dalam harga, kualitas, kuantitas,
teknis produksi, penggunaan teknologi, dll (Ibrahim 2003).
2)
Aspek Teknis
Aspek teknis mencakup masalah penyediaan sumber-sumber dan
pemasaran hasil-hasil produksi, seperti lokasi usaha, besaran skala operasional
untuk mencapai kondisi yang ekonomis, kriteria pemilihan mesin dan equipment,
layout, proses produksi, serta ketepatan penggunaan teknologi. Apabila studi
kelayakan yang disusun adalah dalam bidang usaha produksi atau pengolahan,
faktor utama yang perlu dimuat dalam aspek teknis produksi adalah lokasi
usaha/pabrik yang akan dikembangkan. Faktor-faktor yang perlu dijelaskan antara
lain dilihat dari segi bahan baku, keadaan pasar, penyediaan tenaga kerja,
transportasi, dan fasilitas tenaga listrik, serta penanganan limbah apabila
diperlukan. Di samping itu, perlu juga dijelaskan mengenai kemungkinan untuk
mengadakan ekspansi di masa datang, baik dilihat dari kemungkinan tersedianya
areal serta lingkungan maupun situasi dan kondisi dimana lokas usaha ditetapkan.
Pemilihan terhadap jenis teknologi yang digunakan juga perlu dijelaskan baik
mengenai jenis, jumlah, dan ukuran bila diperlukan serta alasan-alasan dalam
pemilihan. Dalam aspek teknis produksi, perlu juga dibuat rencana produksi pada
setiap tahun selama umur ekonomis proyek yang didasarkan pada peluang pasar,
kapasitas produksi, serta penyusunan keperluan kegiatan teknis (Ibrahim 2003).
Menurut Kasmir dan Jakfar (2009), tujuan yang hendak dicapai dalam
penilaian aspek teknis, antara lain:
a) Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi pabrik,
gudang, cabang, maupun kantor pusat.
b) Agar perusahaan dapat menentukan lay out yang sesuai dengan proses produksi
yang dipilih sehingga dapat memberikan efisiensi.
c) Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam
menjalankan produksinya.
d) Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik untuk
dijalankan sesuai dengan bidang usahanya.
e) Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan di
masa datang.
Menurut Ibrahim (2003), hal-hal yang perlu ditinjau dalam penilaian
kelayakan berdasarkan aspek teknis suatu usaha antara lain:
a)
Lokasi proyek
Faktor lokasi adalah faktor yang ikut secara langsung memengaruhi
kontinuitas dari kegiatan usaha karena lokasi proyek erat hubungannya dengan
masalah pemasaran hasil produksi dan masalah biaya pengangkutan, di samping
masalah persediaan bahan baku. Dalam penyusunan studi kelayakan bisnid, faktor
lokasi harus diperhitungkan dan dipertimbangkan secara tepat dan benar baik
dilihat dari segi ekonomisnya maupun dari segi teknis serta kemungkinan
pengembangan usaha di masa yang akan datang.
b) Daerah pemasaran
Kebijakan dalam menentukan lokasi usaha, apakah dekat dengan pasar
hasil produksi atau dekat dengan bahan baku harus dipertimbangkan dari segi
teknis dan ekonomis sehingga kelangsungan usaha terjamin. Lokasi usaha yang
dekat dengan pasar biasanya memiliki keunggulan yaitu pelayanan terhadap
konsumen dapat dilakukan dengan lebih cepat, ongkos angkut dari produk yang
dihasilkan relatif lebih murah, dan volume penjualan dapat ditingkatkan.
c)
Bahan baku
Pendirian usaha yang dekat dengan bahan baku juga mempunyai beberapa
keunggulan, antara lain supply bahan mentah dapat menjamin kontinuitas kegiatan
usaha, ongkos angkut bahan lebih murah, dan perluasan usaha lebih mudah untuk
dilakukan. Dilihat dari ongkos angkut bahan mentah, apabila jumlah bahan
mentah yang diangkut jauh lebih besar daripada bahan jadi sebagai akibat dari
proses produksi, lokasi usaha yang dekat dengan bahan baku lebih
menguntungkan dalam jangka panjang.
d) Tenaga kerja
Dalam menentukan lokasi usaha, supply tenaga kerja juga perlu mendapat
perhatian, baik dilihat dari jumlah tenaga kerja maupun kualitas yang diperlukan.
Apabila usaha yang didirikan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang
relatif besar (padat karya) sebaiknya lokasi usaha yang didirikan dekat dengan
pemukiman penduduk. Demikian pula dengan usaha yang memanfaatkan keahlian
penduduk setempat, seperti kerajinan kayu, kerajinan logam, dll.
e)
Fasilitas pengangkutan
Fasilitas pengangkutan yang tersedia dalam pemilihan lokasi perlu
menjadi perhatian karena masalah pengangkutan merupaan masalah dalam
pengangkutan bahan mentah, barang jadi, maupun tenaga kerja. Besarnya biaya
transportasi yang dikeluarkan akan berpengaruh terhadap harga pokok produksi
dan gagasan ini bisa mengakibatkan usaha yang direncanakan tidak layak untuk
dilaksanakan.
f)
Fasilitas tenaga listrik dan air
Apabila di lokasi proyek tidak tersedia fasilitas listrik, usahakan lokasi
proyek didirikan dekat dengan pembangkit tenaga listrik seperti adanya air terjun
yang memungkinkan pembangunan tenaga listrik.
g) Luas produksi
Untuk menentukan luas produksi dalam usaha yang direncanakan
tergantung pada pangsa pasar dari produk yang dihasilkan. Apabila pangsa pasar
dapat dimiliki dalam jumlah yang tidak terbatas, tentu jumlah produksi yang
dihasilkan sangat tergantung pada keuntungan optimal yang mungkin diperoleh.
h) Proses produksi
Proses produksi dari gagasan usaha yang akan direncanakan juga perlu
diketahui untuk menentukan jumlah biaya investasi, jenis mesin yang digunakan,
serta bentuk bangunan yang diperlukan sesuai dengan proses produksi secara
teknis.
3)
Aspek Manajemen
Menurut Kasmir dan Jakfar (2009), aspek manajemen dan organisasi
merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untuk kelayakan suatu usaha. Hal
ini dikarenakan walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan
tanpa didukung dengan manajemen organisasi yang baik, bukan tidak mungkin
akan mengalami kegagalan.
Baik menyangkut masalah SDM maupun rencana perusahaan secara
keseluruhan haruslah disusun sesuai dengan tujuan perusahaan. Tujuan
perusahaan akan lebih mudah tercapai jika memenuhi kaidah atau tahapan dalam
proses manajemen. Proses manajemen atau kaidah ini akan tergambar dari
masing-masing fungsi yang ada dalam manajemen.
Masing-masing fungsi tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, akan tetapi
harus dilaksanakan secara berkesinambungan, karena kaitan antara satu fungsi
dengan fungsi lainnya sangat erat. Apabila salah satu fungsi tidak dapat dijalankan
secara baik, maka jangan diharapkan tujuan perusahaan akan tercapai. Untuk
keperluan studi kelayakan bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsifungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan diterapkan secara benar.
Adapun fungsi-fungsi manajemen tersebut tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
a) Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan, kapan, dan
bagaimana melakukannya serta dengan cara apa hal tersebut dilaksanakan.
b) Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau
pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan
jelas antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan
sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing.
c) Pelaksanaan (actuating)
Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan
kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para
pimpinan atau manajer harus menggerakkan pekerjaan yang telah ditentukan
dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk, dan memberi
motivasi.
d) Pengawasan (controlling)
Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas
apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi
penyimpangan maka akan segera dikendalikan.
4)
Aspek Hukum
Tujuan dari penilaian kelayakan berdasarkan aspek hukum adalah untuk
meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang
dimiliki. Penelitian keabsahan dokumen dapat dilakukan sesuai dengan lembaga
yang mengeluarkan dan yang mengesahkan dokumen yang bersangkutan.
Penelitian ini sangat penting mengingat sebelum usaha tersebut dijalankan, maka
segala prosedur yang berkaitan dengan izin-izin atau berbagai persyaratan harus
terlebih dahulu sudah dipenuhi. Bagi badan usaha yang akan dijalankan juga perlu
dipersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek hukum seperti badan hukum
perusahaan yang dipilih seperti persereoan terbatas (PT), firma, koperasi, atau
yayasan. Bagi penilai studi kelayakan bisnis, dokumen yang perlu diteliti
keabsahan, kesempurnaan, dan keasliannya meliputi badan hukum, izin-izin yang
dimiliki, sertifikat tanah, atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan usaha
tersebut (Kasmir dan Jakfar 2009).
5)
Aspek Ekonomi
Analisis ekonomi merupakan salah satu aspek yang perlu diketahui dengan
baik oleh manajemen atau pengusaha agar pengambilan keputusan tidak terjadi
kesalahan. Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah
akan memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Sedangkan bagi
pemerintah, dampak positif yang diperoleh adalah dari aspek ekonomi
memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah daerah maupun
pusat. Sebaliknya, dampak negatif adalah eksplorasi sumberdaya alam yang
berlebihan, masuknya pekerja dari luar daerah sehingga mengurangi peluang bagi
masyarakat sekitarnya.
Ditinjau dari aspek ekonomi salah satu kelayakan usaha atau dapat dilihat
dari kemampuan investasi tersebut dalam meningkatkan pendapatan nasional atau
daerah melalui peningkatan PDB dan PAD. Kemudian kelayakan lain adalah
naiknya income per capita masyarakat melalui peningkatan pendapatan seiring
dengan tumbuhnya sektor ekonomi (Kasmir dan Jakfar 2009).
6) Aspek Sosial dan Lingkungan
Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum adakah
tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan,
jembatan, listrik, dan sarana lainnya. Kemudian bagi pemerintah, dampak negatif
dari aspek sosial adalah perubahan demografi di suatu wilayah, perubahan
budaya, dan kesehatan masyarakat. Dampak negatif dalam aspek sosial termasuk
terjadinya perubahan gaya hidup, budaya, adat istiadat, dan struktur sosial lainnya.
Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk
ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Dampak lingkungan hidup
yang terjadi akibat pelaksanaan suatu proyek adalah perubahan suatu lingkungan
dari bentuk aslinya seperti perubahan fisik kimia, biologi, atau sosial. Perubahan
lingkungan jika tidak diantisipasi dari awal akan merusak tatanan yang ada baik
terhadap fauna, flora, maupun manusia itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan
sebuah studi tentang dampak lingkungan yang akan timbul setelah suatu proyek
dilaksanakan, yaitu Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
Dewasa ini, penelitian terhadap AMDAL suatu usaha sebelum dijalankan
sangat penting. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya lingkungan yang
sehat, baik terhadap manusia, hewan, dan tumbuhan. Hasil studi kelayakan ini
nantinya akan sangat berguna untuk para perencana serta bagi pengambil
keputusan. Arti lain dari analisis dampak lingkungan adalah teknik untuk
menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan
dan akan diberikan jalan alternatif pencegahannya jika proyek tersebut
mencemarkan lingkungan.
7)
Aspek Finansial
Aspek keuangan mempelajari kebutuhan dan sumber dana meliputi
bagaimana menghitung kebutuhan dana, baik dana untuk aktiva tetap maupun
dana untuk modal kerja (Husnan dan Muhammad 2000). Kemudian juga meneliti
seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika usaha dijalankan, lama
pengembalian investasi yang ditanamkan, sumber pembiayaan usaha, dan tingkat
suku bunga yang berlaku. Aspek-aspek finansial dari persiapan dan analisis usaha
menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu usaha yang diusulkan
terhadap para peserta. Dalam usaha-usaha pertanian, para peserta terdiri petani,
perusahaan swasta, koperasi dan lembaga-lembaga lainnya. Tujuan utama analisis
finansial adalah menentukan insentif bagi orang-orang yang terlibat dalam usaha
dengan mengidentifikasikan biaya dan manfaat dari suatu usaha dan untuk
kemudian dibandingkan diantara keduanya. Hal-hal yang menyangkut penilaian
kelayakan menurut Ibrahim (2003) antara lain:
a)
Perkiraan Investasi
Jumlah dan jenis investasi apa saja yang diperlukan dalam rencana
kegiatan usaha atau proyek yang akan dikerjakan harus jelas, baik mengenai
jumlah dan jenisnya maupun harga dari masing-masing investasi dan dibentuk
dalam sebuah tabel. Harga dari masing-masing investasi sedapat mungkin harus
sesuai dengan harga pada saat pengadaan investasi sehingga tidak terjadi
penyimpangan dalam perhitungan.
b) Biaya Operasi dan Pemeliharaan
Biaya operasi dan pemeliharaan terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak
tetap. Perhitungan biaya ini harus disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga
tidak ada unsur biaya yang tertinggal. Biaya tetap terdiri dari gaji karyawan tetap,
bunga bank, pengembalian pokok pinjaman, penyusutan, asuransi, dan biaya tetap
lainnya yang harus dapat ditentukan besarnya setiap tahun selama umur ekonomis
dari proyek yang direncanakan. Biaya tidak tetap yaitu biaya yang diperlukan
untuk membiayai proses produksi dimana besar kecilnya biaya ini tergantung
pada besar kecilnya jumlah produksi. Biaya tidak tetap terdiri dari biaya bahan
baku, upah tenaga kerja langsung, biaya bahan bakar, biaya pengangkutan, sewa
gedung, dll.
c)
Sumber Pembiayaan
Sumber pembiayaan, baik biaya investasi maupun modal kerja, harus
direncanakan secara jelas dan terperinci. Dalam hal ini harus dapat ditentukan
komposisi modal secara jelas, berapa persen sumber modal yang berasal dari
investor maupun saham, dan berapa persen pula yang berasal dari pinjaman luar
(kredit).
d) Perkiraan Pendapatan
Perkiraan benefit dalam bentuk finansial direncanakan sesuai dengan
rencana produksi dan rencana penjualan. Bentuk penerimaan ini dapat
digolongkan atas penerimaan yang berasal dari hasil penjualan barang-barang
yang diproses dan penerimaan yang berasal dari luar barang-barang yang diproses.
e)
Analisis Kriteria Investasi
Analisis kriteria investasi yang dimaksud adalah mengadakan perhitungan
mengenai layak atau tidaknya usaha yang dikembangkan dilihat dari segi kriteria
investasi. Analisis ini terdiri dari net present value, internal rate of return,
maupun net benefit cost ratio. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan disini adalah
perkiraan investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan, serta perkiraan
pendapatan.
f)
Break Even Point dan Discounted Payback Period
Break even point adalah suatu tingkat produksi dimana total revenue sama
dengan total cost (TR=TC). Tingkat BEP ini dapat dilihat dari tiga bagian, antara
lain segi jumlah produksi, lamanya waktu pengembalian biaya, dan jumlah biaya
yang dikeluarkan. Tingkat BEP dilihat dari jumlah produksi bertujuan untuk
mengetahui jumlah produksi yang dapat menghasilkan profit. Dalam analisis ini
juga perlu dihitung jumlah produksi yang dapat menghasilkan maksimum profit
(MR=MC) sebagai indikator bagi pengusaha dalam menjalankan produksi.
Discounted
payback
period
adalah
suatu
jangka
waktu
untuk
mengembalikan jumlah investasi dari suatu usaha yang direncanakan dengan tidak
mengabaikan konsep nilai waktu dari uang. Semakin cepat usaha tersebut dapat
mengembalikan investasi, semakin baik kegiatan usaha karena jumlah investasi
yang dikembalikan dapat digunakan pada usaha lain yang menghasilkan benefit
baru. Demikian pula dengan cepatnya pengembalian investasi, semakin mudah
dalam penggantian aset baru dengan menggunakan teknologi yang lebih baru.
g) Proyeksi Laba Rugi dan Aliran Kas
Proyeksi laba rugi dan aliran kas dibentuk dalam jangka waktu tertentu
untuk melihat prospek keuangan dari usaha yang direncanakan. Dengan adanya
proyeksi laba rugi dan aliran kas, dapat diketahui posisi keuangan di masa yang
akan datang. Di samping itu, dapat digunakan sebagai pedoman atau indikator
bagi pengusaha dalam menjalankan proyek.
Arus kas merupakan aliran kas yang ada di perusahaan dalam suatu
periode tertentu. Arus kas menggambarkan berapa uang yang masuk (cash in) ke
perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Arus kas juga menggambarkan
berapa uang keluar (cash out) serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.
Uang masuk dapat nerupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah dari
pihak tertentu. Uang masuk juga dapat diperoleh dari penghasilan atau pendapatan
yangg diperoleh dari berhubungan langsung dengan usaha yang sedang dijalankan
seperti penjualan. Di samping itu, uang masuk bisa pula berasal dari pendapatan
lainnya yang bukan dari usaha utama.
Uang keluar merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan
dalam suatu periode, baik yang langsung berhubungan dengan usaha yang
dijalankan, maupun yang tidak ada hubungan sama sekali dengan usaha utama.
Uang keluar ini merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
berbagai keperluan yang berkaitan dengan kegiatan usaha, seperti pembayaran
cicilan hutang dan bunga pinjaman, biaya produksi, biaya tenaga kerja, biaya
pemasaran, dan biaya-biaya lainnya.
Dalam arus kas semua data pendapatan yang akan diterima dan biaya yang
akan dikeluarkan baik jenis maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa
sehingga menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan
datang. Estimasi pendapatan dan biaya merupakan perkiraan berapa pendapatan
yang akan diperoleh dan berapa biaya yang harus dikeluarkan dalam suatu
periode. Kemudian jenis-jenis pendapatan dan biaya apa saja yang dikeluarkan
serta berapa besar pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan setiap
pos. Pada akhirnya cash flow akan terlihat pada kas akhir yang diterima
perusahaan. Jadi, arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu
perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi
tersebut (Kasmir dan Jakfar 2009).
3.1.5. Analisis Finansial
Analisis finansial adalah analisis yang digunakan untuk membandingkan
antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu usaha akan
menguntungkan selama umur usaha (Husnan dan Muhammad 2000). Analisis
Finansial terdiri dari:
A. Net Present Value (NPV)
Menurut Ibrahim (2003), Net Present Value diartikan sebagai net benefit
yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital
(SOCC) sebagai discount factor. Net Present Value (NPV) atau nilai kini netto
adalah kriteria investasi yang banyak digunakan dalam mengukur apakah suatu
usaha feasible atau tidak. NPV dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus kas
yang ditimbulkan oleh investasi. Dalam menghitung NPV perlu ditentukan tingkat
suku bunga yang relevan. Kriteria investasi berdasarkan NPV yaitu:
a)
NPV = 0, artinya usaha tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian
sebesar modal sosial opportunities cost faktor produksi normal. Dengan kata
lain, usaha tersebut tidak untung maupun rugi.
b) NPV > 0, artinya suatu usaha dinyatakan menguntungkan dan dapat
dilaksanakan.
c)
NPV < 0, artinya usaha tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang
dipergunakan, atau dengan kata lain usaha tersebut merugikan dan sebaiknya
tidak dilaksanakan.
B. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio)
Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C Rasio) merupakan angka
perbandingan antara present value dari net benefit yang positif dengan present
value dari net benefit yang negatif. Kriteria Investasi berdasarkan Net B/C Rasio
adalah:
a)
Net B/C = 1, artinya biaya yang dikeluarkan sama dengan keuntungan yang
didapat.
b) Net B/C > 1, artinya usaha dianggap layak untuk dilaksanakan secara
finansial.
c)
Net B/C < 1, usaha tersebut dianggap tidak layak untuk dilaksakan secara
finansial.
C. Internal Rate Return (IRR)
Internal Rate Return adalah tingkat bunga yang menyamakan present
value kas keluar yang diharapkan dengan present value aliran kas masuk yang
diharapkan, atau didefinisikan juga sebagai tingkat bunga yang menyebabkan Net
Present Value (NPV) sama dengan nol.
Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga yang dapat dibayar oleh
usaha tersebut untuk sumberdaya yang digunakan. Suatu investasi dianggap layak
apabila memiliki nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku dan
suatu investasi dianggap tidak layak apabila memiliki nilai IRR yang lebih kecil
dari tingkat suku bunga yang berlaku.
D. Payback Period (PP) dan Discounted Payback Period (DPP)
Payback period (PP) atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu
metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur
periode jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat modal dapat kembali,
semakin baik suatu bisnis untuk diusahakan karena modal yang kembali dapat
dipakai untuk membiayai kegiatan lain (Husnan dan Suwarsono 1994). Metode
PP memiliki kelemahan karena tidak memperhitungkan nilai waktu uang
(Nurmalina et al 2009). Oleh karena itu, penggunaan Discounted Payback Period
(DPP) dapat mengatasi kelemahan pada PP. Menurut Umar (2007), nilai DPP
diperoleh melalui nilai investasi dikurangi saldo nilai tunai bersih sekarang
dengan tingkat diskonto yang berlaku. Teknik perhitungannya sama dengan PP
namun nilai tunai bersih yang digunakan adalah nilai yang telah di diskon dengan
tingkat suku bunga yang berlaku.
3.1.6. Analisis Sensitivitas
Analisis senstivitas dilakukan untuk meneliti kembali analisis kelayakan
usaha yang telah dilakukan, tujuannya yaitu untuk melihat pengaruh yang akan
terjadi apabila keadaan berubah. Hal ini merupakan suatu cara untuk menarik
perhatian pada masalah utama usaha
yaitu usaha selalu menghadapi
ketidakpastian yang dapat terjadi pada suatu keadaan yang telah diramalkan.
Menurut Kadariah et al. (1999) analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa
yang akan terjadi terhadap hasil analisis usaha jika ada suatu kesalahan atau
perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau benefit. Dalam analisis
senstivitas setiap kemungkinan harus dicoba, yang berarti setiap kali harus
dilakukan analisis kembali. Pada usaha di bidang pertanian terdapat empat
masalah utama yang mengakibatkan usaha sensitif terhadap perubahan, yaitu:
a) Perubahan harga jual
b) Keterlambatan pelaksanaan usaha
c) Kenaikan biaya
d) Perubahan volume produksi
Permasalahan ini timbul karena banyak faktor yang tidak terkendali.
Setiap kemungkinan perubahan atau kesalahan dalam dasar perhitungan sebaiknya
dipertimbangkan dalam analisis sensitivitas. Suatu variasi dari analisis sensitivitas
adalah analisis nilai pengganti (switching value). Pengujian ini dilakukan sampai
dicapai tingkat minimum dimana usaha dapat dilaksanakan dengan menentukan
berapa besarnya proporsi manfaat yang akan turun akibat manfaat bersih sekarang
menjadi nol (NPV = 0). NPV sama dengan 0 akan membuat IRR sama dengan
tingkat suku bunga dan Net B/C sama dengan 1.
3.1.7. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi ialah suatu laporan keuangan yang meringkas
penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode akuntansi. Laporan
laba rugi juga merupakan suatu laporan yang menunjukkan hasil-hasil operasi
perusahaan selama waktu tersebut. Laporan laba rugi ini menghasilkan suatu
perhitungan yang akhirnya dapat melihat apakah suatu proyek yang dijalankan
mendapat keuntungan ataukah mendapatkan kerugian selama waktu proyek. Laba
ialah apa saja yang tersisa setelah dikurangkan dengan pengeluaran-pengeluaran
yang timbul dalam memproduksi atau menjual barang dan jasa.
Proyeksi laba rugi menggambarkan besarnya pendapatan yang diperoleh
pada suatu periode ke periode berikutnya. Kemudian juga akan tergambar jenisjenis biaya yang dikeluarkan berikut jumlahnya dalam periode yang sama. Dari
laporan ini dapat terlihat kondisi keuangan perusahaan apakah terdapat
keuntungan atau kerugian dalam suatu periode (Kasmir dan Jakfar 2009).
3.1.8. Incremental Net Benefit
Usaha pada sektor agribisnis, terdapat perhatian khusus yang harus
diperhatikan adalah pada usaha pertanian yang diperhitungkan seringkali adalah
manfaat bersih tambahan (incremental net benefit) yaitu manfaat bersih dengan
bisnis (net benefit with business) dikurangi dengan manfaat bersih tanpa bisnis
(net benefit without business). Hal ini dimungkinkan karena ada faktor-faktor
produksi yang sebelumnya tidak tergunakan atau tidak terpakai ataupun belum
termanfaatkan sehingga pada saat ada bisnis apakah faktor tersebut memberikan
manfaat atau tidak bagi bisnis yang dijalankan (Nurmalina et al 2009).
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Industri brownies di Kota Bogor semakin berkembang. Hal ini didasarkan
dari semakin banyaknya produsen brownies yang terdaftar di Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kota Bogor. Peluang pasar brownies yang prospektif untuk
dikembangkan menjadikan geliat usaha di bidang ini semakin tinggi.
Kota Bogor yang menjadi tujuan wisata keluarga di akhir pekan maupun
liburan membuka peluang bagi perkembangan industri brownies. Budaya yang
mengakar di masyarakat luas saat berkunjung ke tempat wisata salah satunya ialah
memberikan buah tangan bagi kerabatnya. Brownies hadir sebagai pilihan buah
tangan yang praktis dan prestise nilainya di kalangan masyarakat. Faktor sosial
budaya lain yang semakin memperluas peluang pasar industri brownies ialah
kebutuhan masyarakat akan panganan cepat saji yang mudah untuk dikonsumsi.
Elsari Brownies and Bakery merupakan salah satu UKM di Kota Bogor
yang berhasil mengembangkan usahanya hingga saat ini. Elsari ialah produsen
brownies pertama di Kota Bogor sejak tahun 2003. Elsari bergerak di bidang
industri pengolahan brownies, pastry, dan aneka kue tradisional lainnya.
Berdasarkan informasi dari pemilik Elsari Brownies and Bakery, jumlah produksi
Elsari memiliki peningkatan dari tahun ke tahun. Walaupun pada tahun 2009
usaha ini sempat mengalami penurunan hingga hanya melakukan kegiatan
produksi sebanyak 48.000 kotak brownies panggang per tahun, namun Elsari terus
tumbuh hingga mengalami peningkatan produksi pada tahun 2010 sebesar 49.000
kotak brownies panggang per tahun dan 49.920 kotak brownies panggang di tahun
2011.
Kegiatan distribusi Elsari dalam menyalurkan produknya hingga ke tangan
konsumen dilakukan melalui dua saluran. Saluran pertama ialah aliran produk dari
konsumen melalui mitra penjualan hingga ke tangan konsumen. Retailer yang
bermitra dengan Elsari merupakan agen perorangan dan counter yang tersebar di
berbagai wilayah Kota Bogor bahkan telah merambah hingga wilayah
Jabodetabek, Sukabumi, dan Bandung. Saluran distribusi kedua adalah pemasaran
langsung dari produsen ke tangan konsumen. Konsumen dapat melakukan
pembelian langsung dengan mendatangi mini counter Elsari yang lokasinya
menyatu dengan pabrik. Saluran distribusi kedua ini kurang efektif diterapkan
sehingga kurang optimal dalam memberikan penerimaan bagi perusahaan. Hal ini
disebabkan akses konsumen terhadap pabrik Elsari cenderung sulit karena
lokasinya yang tidak berada di tengah Kota Bogor. Lokasi mini counter tersebut
terletak di wilayah perumahan Pondok Rumput. Konsumen menjadi kurang
mengenal produk Elsari terutama konsumen yang berasal dari luar Kota Bogor.
Kelemahan ini yang mendasari pemilik Elsari untuk mengembangkan usahanya
dengan membuka gerai baru di wilayah yang lebih strategis. Gerai baru ini
diharapkan dapat meningkatkan penerimaan Elsari karena akses menuju lokasi
akan lebih mudah.
Pembukaan gerai baru membutuhkan perencanaan yang matang.
Kebutuhan dana untuk pengembangan usaha ini tentu tidak sedikit sehingga
analisis kelayakan usaha sangat penting dilakukan baik dari aspek non finansial
maupun finansial. Apabila rencana pengembangan usaha tersebut dinilai layak,
maka pemilik dapat segera merealisasikannya. Namun apabila analisis tersebut
dinilai tidak layak maka pemilik harus mempertimbangkan kembali rencana
pembukaan gerai baru tersebut.
Peluang pasar brownies yang relatif tinggi di Kota Bogor
Perkembangan Elsari Brownies and Bakery dari tahun ke tahun
Pemasaran secara langsung yang kurang optimal karena lokasi mini counter
relatif sulit diakses oleh konsumen
Rencana pengembangan usaha di tahun 2012 yaitu pembukaan gerai baru di
wilayah yang lebih strategis
Analisis Kelayakan Usaha
Analisis Non Finansial
Analisis Finansial
Aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen, aspek hukum, serta aspek
sosial, ekonomi, dan lingkungan
NPV, Incremental Net
Benefit, Net B/C, IRR,
DPP
Skenario I
Kondisi
perusahaan
saat ini
Analisis Sensitivitas
Skenario II
Penyewaan bangunan
sebagai gerai baru
Elsari yang
dilengkapi counter
penjualan kopi
Skenario III
Pembelian bangunan
sebagai pabrik
sekaligus gerai baru
Elsari yang
dilengkapi counter
penjualan kopi
Tidak Layak
Layak
Pengembangan usaha dengan
skenario yang lebih menguntungkan
Tidak melakukan
pengembangan usaha
Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian
IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl.
Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara
sengaja (purposive) mengingat Elsari merupakan UKM yang cukup berhasil
dalam industri di Kota Bogor. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari
2012 sampai dengan bulan Maret 2012.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data hasil wawancara dan observasi langsung di
lapangan, mencakup biaya-biaya yang dikeluarkan selama umur usaha baik
investasi maupun operasional dan penerimaan selama satu tahun usaha. Data
sekunder diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian ini seperti Badan
Pusat Statistik (BPS), Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Dinas Kesehatan Kota Bogor,
Perpustakaan LSI IPB serta jurnal dan artikel elektronik yang terkait dengan
penelitian ini. Informasi tambahan yang mendukung penelitian ini menggunakan
literatur-literatur yang relevan dengan objek permasalahan.
4.3. Metode Penentuan Responden
Pencarian data primer dilakukan melalui wawancara dengan pihak internal
dan eksternal perusahaan. Penentuan responden dilakukan menggunakan teknik
purposive. Purposive merupakan metode penentuan responden yang memilih
sampel dengan maksud dan tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil
sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu
tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. Responden yang
terpilih dari pihak internal perusahaan adalah pemilik Elsari Brownies and
Bakery, karyawan bagian pemasaran, karyawan bagian keuangan, dan karyawan
di bidang produksi. Pihak eksternal diwakili oleh masyarakat umum yang ada di
sekitar perusahaan untuk mengetahui pengaruh keberadaan Elsari Brownies and
Bakery terhadap kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan.
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data dan informasi yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan
kalkulator Casio fx-350TL dan Microsoft Excel 2007. Analisis data dilakukan
secara kualitatif dan kuantitatif meliputi tahap pengolahan data dan intrepretasi
data secara deksriptif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui keragaan
Elsari Brownies and Bakery pada kondisi saat ini. Analisis kelayakan usaha dibagi
menjadi analisis kelayakan non finansial dan analisis kelayakan finansial. Analisis
kelayakan non finansial mengkaji berbagai aspek mulai dari aspek pasar, aspek
teknis, aspek manajemen, aspek hukum, serta aspek sosial, ekonomi, dan
lingkungan. Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengkaji kelayakan usaha Elsari
Brownies and Bakery secara finansial. Metode yang digunakan dalam analisis
kuantitatif adalah analisis kriteria kelayakan investasi dan analisis sensitivitas
dengan menggunakan variasi switching value.
4.5. Analisis Kelayakan Non Finansial
Pada penelitian ini, analisis kelayakan non finansial akan mengkaji
kelayakan usaha dari berbagai aspek seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen, aspek hukum, serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Berdasarkan aspek pasar, variabel-variabel yang akan dianalisis meliputi jumlah
permintaan, harga jual produk, penawaran, market share, dan bauran pemasaran.
Aspek pasar dikatakan layak jika terdapat potensi pasar dan peluang pasar yang
dapat diraih pelaku usaha dalam melakukan pengembangan usaha atas produk
brownies panggang.
Pada aspek teknis, variabel-variabel yang dianalisis meliputi kondisi fisik,
teknologi, lokasi usaha Elsari Brownies and Bakery, dan proses pembuatan
brownies. Analisis dikatakan layak jika lokasi usaha, proses produksi, skala usaha,
lay out, dan teknologi yang digunakan dapat menghasilkan produk secara optimal
serta mendukung kegiatan pengembangan usaha.
Berdasarkan aspek manajemen, variabel-variabel yang akan dianalisis
meliputi bentuk organisasi, struktur organisasi, dan jumlah tenaga kerja yang
digunakan. Aspek manajemen dikatakan layak jika kegiatan usaha yang dilakukan
telah terkoordinasi dengan baik dalam hal pembagian tanggung jawab pekerjaan.
Pada aspek hukum, variabel yang akan dianalisis adalah bentuk badan
usaha dan izin usaha. Analisis berdasarkan aspek hukum dikatakan layak apabila
usaha telah memenuhi legalitas yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan
produksi.
Aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan mengkaji pengaruh usaha Elsari
Brownies and Bakery terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar terutama dari
sisi ekonomi. Elsari Brownies and Bakery dikatakan layak apabila keberadaan
usahanya tidak bertentangan dengan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya
masyarakat sekitar.
4.6. Analisis Kelayakan Finansial
Analisis aspek finansial dalam rencana pengembangan usaha Elsari
Brownies and Bakery dilakukan dengan melakukan serangkaian perhitungan
kuantitatif. Kegiatan yang dianalisis adalah penilaian terhadap kelayakan Elsari
sebelum adanya pengembangan usaha (Skenario I) untuk memastikan rencana
pengembangan usaha perlu dilakukan. Selain itu, akan dilakukan penilaian
terhadap kelayakan pengembangan usaha Elsari. Skenario II yaitu penyewaan
bangunan yang akan digunakan sebagai gerai baru Elsari dengan dilengkapi
counter penjualan kopi sedangkan skenario III ialah pembelian bangunan di
wilayah strategis yang akan digunakan sebagai pabrik sekaligus gerai baru Elsari.
Analisis yang dilakukan dalam aspek finansial mencakup nilai arus tunai
(cash flow). Penilaian kelayakan secara finansial juga dilakukan berdasarkan
kriteria investasi. Adapun kriteria kelayakan investasi yang akan digunakan dalam
penelitian ini antara lain Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Discounted Payback Period (DPP).
4.6.1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah suatu alat analisis untuk menguji
kelayakan dari suatu investasi. NPV adalah nilai sekarang dari arus pendapatan
yang ditimbulkan oleh investasi pada tingkat bunga tertentu atau dapat dikatakan
sebagai selisih antara nilai bersih dari manfaat dan biaya pada setiap tahun
kegiatan usaha. Rumus yang digunakan dalam penghitungan NPV menurut
Kadariah et. al (1999) adalah sebagai berikut :
∑
Keterangan:
Bt
= penerimaan (benefit) bruto tahun ke-t
Ct
= biaya (cost) bruto tahun ke-t
N
= umur ekonomis usaha
t
= tahun
i
= tingkat suku bunga (discount rate)
Dalam metode NPV, terdapat tiga penilaian kriteria investasi. Jika NPV
suatu usaha lebih besar dari nol (NPV›0) berarti usaha tersebut layak dilakukan
atau dilanjutkan karena memiliki arti bahwa manfaat yang diperoleh lebih besar
dari biaya yang dikeluarkan. Sebaliknya, apabila NPV usaha kurang dari nol
(NPV‹0), maka usaha tersebut tidak layak dilakukan atau dilanjutkan karena biaya
yang dikeluarkan lebih besar dari manfaat yang diperoleh. Apabila NPV sama
dengan nol (NPV=0) maka manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutup
biaya yang dikeluarkan artinya proyek mengembalikan persis sebesar modal
sosial. Dengan demikian, usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi.
Namun, pada penelitian ini perhitungan NPV tidak dilakukan secara
manual. Perhitungan NPV dilakukan dengan menggunakan formula yang telah
tersedia pada software Microsoft Excel 2007.
4.6.2. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
Analisis imbangan biaya dan penerimaan adalah alat analisis tingkat
efisiensi setiap rupiah yang diperoleh dari penerimaan. Net Benefit-Cost Ratio
(Net B/C) merupakan perbandingan NPV total dari manfaat bersih terhadap total
dari biaya bersih atau dapat dikatakan sebagai perbandingan antara jumlah nilai
bersih yang bernilai positif sebagai pembilang dan nilai bersih yang bernilai
negatif sebagai penyebut. Analisis ini akan menguji seberapa jauh setiap nilai
rupiah yang akan dipakai dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai
manfaatnya. Net B/C
merupakan angka perbandingan antara jumlah nilai
sekarang yang bernilai positif dengan jumlah nilai sekarang yang bernilai negatif.
Rumus untuk menghitung Net B/C adalah :
∑
∑
Dimana,
Keterangan:
Bt
= manfaat yang diperoleh tiap tahun
Ct
= biaya yang dikeluarkan tiap tahun
n
= jumlah tahun
i
= tingkat suku bunga (discount rate)
Kerangka keputusan :
1) Jika Net B/C › 1 maka proyek layak untuk dilakukan karena setiap
pengeluaran akan menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari
pengeluaran tersebut.
2) Jika Net B/C ‹ 1 maka proyek tidak layak untuk dilanjutkan karena setiap
pengeluaran akan menghasilkan penerimaan lebih kecil dari pengeluaran
tersebut.
Namun, pada penelitian ini perhitungan Net B/C tidak dilakukan secara
manual. Perhitungan Net B/C dilakukan dengan menggunakan formula yang telah
tersedia pada software Microsoft Excel 2007.
4.6.3. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan internal tahunan bagi perusahaan
yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. Tingkat IRR
mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek
untuk sumberdaya yang digunakan. IRR juga merupakan nilai discount rate yang
menjadikan NPV proyek sama dengan nol. Suatu investasi dianggap layak apabila
nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku. Apabila nilai IRR
lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku maka proyek tersebut tidak layak
untuk dilaksanakan. Hubungan antara NPV dan IRR dapat dilihat pada Gambar 2.
NPV
NPV
IRR
i
i’
i=discount rate (%)
NPV’
Gambar 2. Hubungan Antara NPV dan IRR
(Sumber: Nurmalina et al 2009)
Rumus untuk menghitung IRR adalah :
Dimana :
i
= discount rate yang menghasilkan NPV positif
i’
= discount rate yang menghasilkan NPV negatif
NPV
= NPV yang bernilai positif
NPV’ = NPV yang bernilai negatif
Kerangka keputusan :
1) Apabila IRR = tingkat diskonto maka usaha tidak mendapat keuntungan
maupun kerugian.
2) Apabila IRR ‹ tingkat diskonto maka usaha tidak layak untuk dilakukan.
3) Apabila IRR › tingkat diskonto maka usaha layak untuk dilakukan.
Namun, pada penelitian ini perhitungan IRR tidak dilakukan secara
manual. Perhitungan IRR dilakukan dengan menggunakan formula yang telah
tersedia pada software Microsoft Excel 2007.
4.6.4. Discounted Payback Period (DPP)
Metode ini mengukur seberapa cepat investasi dapat kembali. DPP
merupakan metode yang digunakan untuk mengatasi kelemahan dari metode
payback period (PP) yang tidak memperhitungkan nilai waktu uang. Bisnis yang
memiliki nilai discounted payback period singkat atau cepat pengembaliannya
kemungkinan besar akan dipilih oleh investor. Discounted payback period
menggunakan manfaat bersih yang telah dikalikan dengan discount rate. Adapun
rumus untuk menghitung payback period adalah:
Discounted
Keterangan :
I
= besarnya investasi yang dibutuhkan
Ab discounted = manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya yang
telah dikalikan dengan discount rate.
Menurut Umar (2007), nilai discounted payback period diperoleh melalui
nilai investasi dikurangi saldo nilai tunai bersih sekarang dengan tingkat diskonto
yang berlaku (present value net benefit). Lalu dilihat periode tahun yang dapat
mengembalikan seluruh nilai investasi. Semakin kecil angka yang dihasilkan
memiliki arti semakin cepat tingkat pengembalian investasinya, maka usaha
tersebut semakin baik untuk dilaksanakan.
4.6.5. Incremental Net Benefit
Incremental Net Benefit merupakan tambahan manfaat bersih yang dapat
diperoleh dengan membandingkan net present value dengan bisnis dan net present
value tanpa bisnis. Contoh yang biasa digunakan dalam perhitungan incremental
net benefit adalah tanah. Tanah yang diberakan tidak akan memiliki manfaat
bersih tetapi jika diolah menjadi kawasan perkebunan maka akan menghasilkan
manfaat bersih bagi pemilik usaha. Secara sistematis, perhitungan incremental net
benefit dapat diperoleh sebagai berikut:
Incremental net benefit=manfaat bersih dengan bisnis-manfaat bersih tanpa bisnis
4.7. Analisis Sensitivitas dan Nilai Pengganti (Switching Value)
Analisis switching value merupakan variasi dari analisis sensitivitas.
Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang
berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis. Tujuan analisis ini adalah untuk
melihat kembali hasil analisis suatu kegiatan investasi atau aktivitas ekonomi.
Analisis sensitivitas ini perlu dilakukan karena dalam kegiatan investasi
perhitungan didasarkan pada proyek-proyek yang mengandung ketidakpastian
tentang apa yang akan terjadi di waktu mendatang.
Analisis nilai pengganti (switching value) digunakan untuk mengetahui
seberapa besar perubahan pada biaya dan manfaat yang akan menghasilkan
keuntungan normal yaitu NPV sama dengan nol, IRR mendekati atau sama
dengan tingkat suku bunga, dan Net B/C sama dengan satu. Pada analisis
switching value secara langsung memilih sejumlah nilai yang dengan nilai
tersebut dapat dilakukan perubahan terhadap masalah yang dianggap penting pada
analisis proyek dan kemudian dapat menentukan pengaruh perubahan tersebut
terhadap daya tarik proyek.
Variabel yang dianalisis merupakan variabel yang dianggap signifikan
terhadap usaha yaitu kenaikan harga input dan penurunan penjualan. Dengan
analisis ini, akan dicari jumlah maksimum kenaikan biaya usaha yang dominan
dan jumlah maksimum penurunan penjualan brownies yang membuat usaha ini
masih tetap layak untuk dijalankan.
4.8. Laporan Laba Rugi
Analisa laba rugi digunakan perusahaan untuk mengetahui perkembangan
usaha dalam periode tertentu. Komponen laba rugi usaha Elsari Brownies and
Bakery terdiri dari pendapatan penjualan hasil produksi, biaya operasional, biaya
penyusutan, beban bunga, dan pajak penghasilan. Laba sebelum pajak (EBT)
diperoleh dari pendapatan penjualan dikurangi dengan biaya operasional, beban
bunga, dan biaya penyusutan. Laba setelah pajak (EAT) diperoleh dari laba
sebelum pajak dikurangi dengan pajak penghasilan.
4.9. Definisi Operasional
Definisi operasional dari penelitian ini adalah:
1) Espresso merupakan kopi yang dibuat dengan mengekstraksi biji kopi dengan
menggunakan uap panas pada tekanan tinggi.
2) Coffee latte merupakan sejenis kopi espresso yang ditambahkan susu dengan
rasio antara susu dan kopi 3:1.
3) Cappuccino merupakan sejenis kopi espresso yang diberi tambahan susu,
krim, dan serpihan cokelat.
4) Barista merupakan seseorang yang mengoperasikan espresso machine serta
ahli dalam membuat racikan kopi dan aneka latte art yang menarik. Latte art
merupakan seni menghias bagian atas kopi dengan foam susu yang dihasilkan
melalui milk foather.
5) Shot merupakan satuan cairan kopi sebagai hasil dari ekstraksi biji kopi
melalui espresso machine. Satu shot espresso berkisar antara 30-45 ml kopi.
Dalam secangkir kopi biasanya terdiri dari satu shot espresso yang dihasilkan
dari kurang lebih 10 gram biji kopi.
4.10. Asumsi Dasar
Analisis kelayakan usaha Elsari Brownies and Bakery ini menggunakan
beberapa asumsi dasar, yaitu:
1) Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga skenario usaha, yaitu
kondisi perusahaan saat ini, penyewaan bangunan untuk membuka gerai baru
di wilayah yang lebih strategis dengan dilengkapi dengan counter penjualan
kopi, dan pembelian bangunan sebagai pabrik sekaligus gerai baru Elsari.
2) Usaha yang dijalankan adalah pembuatan brownies panggang dengan
berbagai variasi topping, antara lain keju, kacang mede, meisis, choco chips,
kacang almond, dll.
3) Investasi yang digunakan pada seluruh skenario usaha memiliki asumsi
dibarukan kembali sesuai dengan harga yang berlaku di tahun 2012. Investasi
tersebut merupakan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. Kegiatan
produksi pada skenario I juga berdasarkan kondisi perusahaan pada saat ini,
yang diukur melalui jumlah produksi di tahun 2011. Oleh karena itu, tidak
ada tahap persiapan sehingga produksi di tahun pertama sudah berjalan
dengan optimal.
4) Harga-harga yang digunakan adalah harga yang berlaku selama bulan
Februari 2012 hingga Maret 2012 dan diasumsikan konstan hingga umur
usaha berakhir. Harga jual brownies panggang melalui pemasaran langsung
ialah sebesar Rp 30.000,00 per kotak. Namun, adanya strategi harga yang
ditetapkan Elsari menghasilkan pendapatan penjualan per kotak brownies
panggang ialah sebesar Rp 27.000,00. Nilai ini diperoleh melalui pendekatan
going rate pricing yaitu penetapan harga di bawah harga yang ditetapkan
pesaing.
5) Harga seluruh input dan output yang digunakan dalam analisis ini bersumber
dari hasil wawancara dan survei lapang pada pemilik sekaligus pengelola
usaha juga para karyawan Elsari Brownies and Bakery.
6) Tidak ada produk yang cacat atau gagal dan hasil produksi semuanya habis
terjual.
7) Penentuan umur usaha berdasarkan lamanya umur investasi bangunan, yaitu
10 tahun.
8) Proses produksi dilakukan selama enam hari selama seminggu maka dalam
satu bulan dilakukan 26 hari masa kerja.
9) Jumlah tenaga kerja pada skenario usaha I adalah 13 orang. Pada skenario
usaha II dan III mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja menjadi 17
orang. Hal ini dikarenakan perluasan wilayah pemasaran memerlukan tenaga
tambahan di bidang produksi dan pemasaran.
10) Kapasitas produksi Elsari Brownies and Bakery saat ini ialah 160 kotak
brownies panggang ukuran 500 gram per hari sehingga menghasilkan produk
sebanyak 49.920 kotak brownies panggang selama satu tahun. Produksi
perusahaan pada skenario usaha I diasumsikan tetap hingga akhir umur
proyek.
11) Kapasitas produksi Elsari Brownies and Bakery pada skenario usaha II dan III
mengalami peningkatan yaitu 59.904 kotak pada tahun pertama dan kedua
pengembangan usaha dan 74.880 kotak pada tahun ketiga hingga kesepuluh
pengembangan usaha. Hal ini berarti terdapat peningkatan produksi brownies
panggang Elsari setelah pengembangan usaha yaitu 192 kotak per hari pada
tahun pertama dan kedua serta 240 kotak per hari pada tahun ketiga hingga
kesepuluh.
12) Penetapan jumlah produksi kopi pada skenario pengembangan usaha
didasarkan melalui usaha sejenis yang telah berjalan yaitu franchise coffee
shop skala kecil. Pada tahun pertama dan kedua jumlah kopi yang dijual ialah
25 cangkir. Peningkatan penjualan terjadi pada tahun ketiga hingga akhir
umur usaha dikarenakan produk telah cukup dikenal oleh konsumen sehingga
jumlah kopi yang dijual menjadi 50 cangkir.
13) Pemilik usaha mengajukan pinjaman ke Bank Rakyat Indonesia sebesar Rp
100.000.000,00 pada skenario usaha II. Sedangkan pada skenario III, pemilik
meminjam uang sebesar Rp 400.000.000,00 untuk pengembangan usaha.
14) Kredit yang diajukan oleh Elsari kepada BRI adalah kredit korporasi. Hal ini
dikarenakan kredit tersebut lebih fleksibel dan sesuai dengan kemampuan
finansial Elsari. Kredit korporasi adalah kredit yang nilainya ditentukan
dengan melibatkan pihak calon debitur. Pihak debitur akan dilibatkan dalam
penentuan suku bunga, jangka waktu pengembalian, serta jaminan dan syarat
lain dengan pihak bank.
15) Pada skenario usaha I, discount rate yang digunakan adalah sebesar 5,75
persen. Nilai ini diperoleh melalui rata-rata BI rate bulan Februari 2012Maret 2012. Pada skenario usaha II dan III akan dilakukan pengembangan
usaha dengan melakukan pinjaman ke Bank Rakyat Indonesia sehingga
discount rate yang digunakan sebesar 6,81 persen pada skenario II dan 6,79
persen pada skenario III. Nilai tersebut adalah Opportunity Cost of Capital
(OCC) atau discount rate dengan rata-rata tertimbang antara suku bunga
pinjaman BRI dan BI rate. Penentuan nilai ini dikarenakan modal yang
digunakan untuk pengembangan usaha berasal dari modal sendiri dan modal
pinjaman. Suku bunga pinjaman yang digunakan adalah rata-rata suku bunga
pinjaman BRI dari bulan Februari 2012 hingga Maret 2012, yaitu sebesar
9,875 persen. Pinjaman yang diajukan perusahaan pada skenario II ialah
sebesar Rp 100.000.000,00 sedangkan guna pengembangan usaha pada
skenario III akan dilakukan peminjaman sebesar Rp 400.000.000,00. Rumus
penentuan OCC ialah sebagai berikut:
Dimana:
i = tingkat bunga pinjaman (%)
x = modal pinjaman (Rp)
r = OCC (%)
y = modal sendiri (Rp)
Dengan demikian, berdasarkan data tersebut, akan diperoleh OCC rata-rata
tertimbang pada skenario usaha II sebesar 6,81 persen dan 6,79 persen untuk
skenario usaha III.
16) Pengembalian pinjaman dilakukan selama sepuluh tahun dengan nilai
angsuran tetap mulai tahun pertama hingga sepuluh, tanpa ada grace period
dengan tingkat suku bunga pinjaman BRI 9,875 persen per tahun. Dengan
demikian, nilai angsuran yang harus dibayarkan oleh Elsari per tahun adalah
sebesar Rp 16.187.250,00 pada skenario II dan Rp 64.749.000,00 pada
skenario III. Angsuran yang dibayarkan perusahaan diperoleh melalui
penggunaan rumus capital recovery factor sebagai berikut:
Dimana:
P = jumlah pinjaman (Rupiah)
i = tingkat suku bunga (persen)
n = jangka waktu pengembalian pinjaman (tahun)
17) Biaya yang dikeluarkan dalam usaha pembuatan brownies panggang ini
terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan
pada tahun ke-1. Biaya reinvestasi perlu dikeluarkan untuk peralatan yang
telah habis umur ekonomisnya. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan
biaya variabel.
18) Nilai penyusutan dihitung berdasarkan perhitungan nilai sisa dengan
menggunakan metode garis lurus dimana harga beli dikurangi dengan nilai
sisa kemudian dibagi dengan umur ekonomis.
19) Pajak restoran yang digunakan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran sebesar 10 persen.
20) Bangunan yang akan digunakan sebagai tempat pengembangan usaha berada
di Jalan Raya Padjajaran Kota Bogor. Bangunan tersebut merupakan rumah
toko (ruko) yang memiliki tiga lantai dengan luas bangunan 4,5x16 m2. Harga
sewa bangunan tersebut ialah sebesar Rp 120.000.000,00 per tahun
sedangkan harga belinya ialah sebesar Rp 1.300.000.000,00.
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Sejarah
Elsari Brownies and Bakery ialah bisnis keluarga yang didirikan oleh H.
Maman Surahman pada tahun 2003. Elsari merupakan UKM yang bergerak di
bidang industri pengolahan makanan jadi seperti pastry, brownies, dan kue
tradisional lainnya. Ide pendirian usaha ini berawal dari keahlian istri pemilik
Elsari, yaitu Hj. Elli Ratnasari, yang gemar memasak aneka jenis kue dan rajin
bereksperiman dalam meracik bahan baku sehingga tercipta resep kue yang
istimewa.
H. Maman Surahman berprofesi sebagai karyawan di PT. Goodyear
Indonesia. Bapak Maman berinisiatif untuk mendirikan sebuah usaha setelah masa
baktinya usai. Aneka kue yang dibuat istrinya ternyata diminati oleh masyarakat
sekitar. Ide bisnis akhirnya muncul untuk membuka usaha pembuatan kue dan
didukung sepenuhnya oleh sang istri.
Pada awal terbentuknya, manajemen Elsari sangat sederhana. Istri pemilik
di bagian produksi bertanggungjawab dalam pembuatan kue dan pemilik Elsari
sebagai agen distributor yang bertugas menyalurkan produk hingga ke tangan
konsumen. Saluran pemasaran yang digunakan pada awal usaha ini juga sangat
sederhana. Pabrik yang digunakan untuk melakukan kegiatan produksi ialah
rumah pemilik, yaitu Jl. Kebon Pedes I No. 2 Kota Bogor.
Usaha pembuatan brownies ini ternyata cukup sukses. Brownies tersebut
mampu diterima oleh konsumen bahkan permintaan terhadap brownies pun
meningkat dari tahun ke tahun. Respon positif ini yang mendasari pemilik Elsari
untuk menyewa bangunan yang lebih besar sebagai tempat produksi.
5.2. Produksi
Elsari Brownies and Bakery resmi berdiri pada 1 Oktober 2003. Pemberian
nama ini berasal dari nama istri pemilik, Elli Ratnasari. Kegiatan produksi
kemudian dipindahkan ke Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11,
Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Pemilik menyewa
bangunan tersebut sebagai pabrik sekaligus mini counter yang akan melayani
pembelian secara langsung.
Elsari berhasil menjual 10 kotak brownies panggang per hari atau 300
kotak per bulan pada awal pendiriannya. Modal yang digunakan ialah sebesar Rp
3.000.000,00. Modal tersebut dialokasikan untuk pembelian peralatan, bahan
baku, dan kemasan. Respon masyarakat yang positif terhadap brownies panggang
Elsari mengakibatkan permintaan dari konsumen pun meningkat hingga 1.000
kotak per bulan.
Pada tahun 2004, terdapat peningkatan permintaan konsumen terhadap
brownies panggang Elsari, yaitu sebesar 3.000 kotak brownies per bulan.
Perkembangan ini menuntut kebutuhan modal yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
pada tahun 2004, Elsari mengajukan permohonan pinjaman pendanaan kepada
Bank Rakyat Indonesia senilai Rp 10.000.000,00. Penambahan modal tersebut
digunakan untuk membeli peralatan produksi seperti tiga buah oven, satu buah
kompor gas, satu buah mixer kecil, dan satu buah mixer besar. Pemilik membeli
kendaraan operasional yaitu motor untuk menunjang kegiatan pemasaran Elsari.
Elsari juga mendapat sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan
izin dari Dinas Kesehatan Kota Bogor yang semakin meningkatkan kepercayaan
konsumen akan keamanan produk Elsari untuk dikonsumsi.
Pengajuan kredit Elsari kepada BRI mendapat respon positif karena Elsari
sselalu membayar cicilan pinjaman dengan tepat waktu sesuai prosedur. Pada
tahun 2005, Elsari kembali meminjam dana yang lebih besar yaitu sebesar Rp
30.000.000,00. Dana tambahan itu dialokasikan untuk menambah peralatan
investasi yang diperlukan untuk memenuhi permintaan konsumen akan brownies
panggang yang meningkat menjadi 4.000 kotak per bulan. Dana tersebut juga
dimanfaatkan untuk menambah armada operasional dengan membeli motor dan
mobil masing-masing dua unit secara kredit.
Permintaan konsumen pada tahun 2006 ialah sejumlah 5.000 kotak
brownies panggang per bulan. Permintaan brownies panggang pada tahun 2007
mengalami peningkatan hingga mencapai 6.000 kotak per bulan. Elsari telah
dikenal masyarakat luas bahkan di luar Pulau Jawa. Elsari telah berhasil
memenuhi pesanan konsumen yang berada di Pulau Bali dan Pulau Sumatera.
Pada tahun 2007, Elsari berhasil mengembangkan inovasi yaitu brownies
kering (broker). Broker merupakan ide kreatif pemanfaatan brownies retur dari
brownies yang diperjualkan. Broker merupakan hasil olahan lebih lanjut dari
brownies yang sifatnya retur. Setelah dilakukan proses pengenalan pasar ternyata
respon masyarakat sangat positif terhadap adanya inovasi produk yang baru ini.
Produk brownies kering pun berkembang menjadi salah satu produk unggulan
Elsari Brownies and Bakery.
Permasalahan internal yang dialami oleh Elsari terkait dengan manajemen
perusahaan pada tahun 2009 mengakibatkan kegoncangan dalam kegiatan
produksi. Produksi Elsari menurun hingga mencapai 1.300 kotak per bulan.
Namun, pada tahun 2010, Elsari mampu bangkit sehingga produksi yang
dihasilkan mengalami peningkatan menjadi 4.083 kotak per bulan. Peningkatan
produksi ini terus berlanjut hingga tahun 2011. Elsari mampu menghasilkan
brownies panggang sebanyak 4.160 kotak per bulan.
5.3. Pemasaran
Kegiatan pemasaran Elsari pada awal pendiriannya dilakukan langsung
oleh pemilik dengan menggunakan sepeda secara door to door. Hal ini
dikarenakan masyarakat belum mengenal brownies panggang produksi Elsari.
Target pemasaran yang dibidik ialah masyarakat yang berdomisili di sekitar
rumah pemilik, kerabat, pabrik Goodyear, dan perumahan Pondok Rumput. Elsari
kemudian memperluas jaringan pemasarannya dengan membuka agen penjualan
di wilayah Cimanggu, Baratha, dan Ciomas.
Wilayah pemasaran Elsari meluas pada tahun 2004 hingga merambah
Jakarta dan Bandung. Perkembangan Elsari pada tahun 2006 ditunjukkan dengan
pembukaan wilayah pemasaran yang baru, yaitu Cianjur dan Sukabumi. Peluang
pasar yang semakin terbuka di wilayah baru membuat pemilik Elsari memutuskan
untuk membeli kendaraan operasional tambahan guna menunjang mobilitas
pemasaran ke wilayah Cianjur dan Sukabumi. Pengembangan usaha tersebut juga
didukung dengan adanya pinjaman dana dari BRI sebesar Rp 50.000.000,00.
Kegiatan pemasaran Elsari terus mengalami perkembangan. Produk Elsari saat ini
telah didistribusikan melalui mitra penjualan ke berbagai daerah di sekitar Bogor,
yaitu Karawang, Serang, Tangerang, Bandung, Sukabumi, Cibubur, dan Depok.
5.4. Sumber Daya Manusia (SDM)
Perkembangan usaha Elsari Brownies and Bakery menuntut pemilik Elsari
untuk memberdayakan pekerja yang lebih banyak. Elsari merekrut karyawan
sebanyak delapan orang pada tahun 2004. Penambahan sumberdaya ini sangat
penting dilakukan guna pemenuhan permintaan konsumen yang meningkat hingga
sebesar 3.000 kotak brownies per bulan. Seiring dengan perkembangan usaha ini,
pada tahun 2005, sumberdaya manusia yang bekerja di Elsari mengalami
peningkatan hingga berjumlah 15 orang. Pada tahun 2006, karyawan yang bekerja
di Elsari diperbanyak hingga berjumlah 20 orang.
Manajemen Elsari pada tahun 2008 diperkuat dengan adanya 27 tenaga
kerja yang turut membantu kegiatan operasional Elsari. Adanya pinjaman dana
tambahan dari BRI sebesar Rp 65.000.000,00 dan Citibank sebesar Rp
15.000.000,00 semakin membuka peluang bagi Elsari untuk mengembangkan
usahanya.
Permasalahan
internal
yang
dihadapi
oleh
manajemen
Elsari
mengakibatkan adanya penurunan produksi pada tahun 2009. Karyawan
melakukan
kecurangan
dengan
melakukan
penggelapan
uang
sehingga
mengakibatkan kondisi keuangan Elsari sempat goyah. Kegoncangan tersebut
juga mengganggu kegiatan produksi Elsari.
Perampingan
karyawan
pada
bagian
personalia
dan
pemasaran
mengakibatkan manajemen Elsari menjadi tidak stabil. Pembagian kerja antar
karyawan menjadi kurang optimal. Struktur organisasi harus diatur ulang sehingga
pembagian kerja dapat dilakukan secara lebih efektif. Tahun 2010 merupakan
tahun kebangkitan bagi Elsari untuk membenahi manajemen internalnya agar
mampu mencapai posisi kesuksesan semula. Saat ini, Elsari memiliki karyawan
sebanyak 13 orang yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu produksi, administrasi
dan keuangan, serta pemasaran.
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis Aspek Non Finansial
Analisis kelayakan usaha berdasarkan aspek non finansial terdiri dari
aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, serta aspek sosial,
ekonomi, dan lingkungan. Penilaian terhadap berbagai komponen tersebut akan
memengaruhi kelayakan suatu usaha.
6.1.1. Aspek Pasar
Pasar ialah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Pasar
merupakan mekanisme pertemuan antara kekuatan permintaan dan penawaran
untuk membentuk suatu harga. Aspek pasar yang akan dianalisis mencakup
peluang pasar, permintaan, penawaran, dan bauran pemasaran produk. Analisis
aspek pasar merupakan unsur yang penting bagi manajemen perusahaan karena
mampu memberikan informasi bagi kegiatan operasional perusahaan seperti
peluang pasar yang dimiliki produk, permintaan yang diinginkan konsumen,
penawaran yang mampu dihasilkan produsen, keunggulan produk dibanding
pesaing, strategi promosi produk yang tepat bagi pelanggan potensial, dan
penentuan lokasi demi menunjang kemudahan akses terkait ketersediaan bahan
baku di pasar. Berbagai kebutuhan tersebut sangat berkaitan dengan anggaran
perusahaan. Analisis aspek pasar akan membantu perusahaan beroperasi dengan
lebih efektif dan efisien dalam menghasilkan produk.
Pembahasan yang dilakukan dalam aspek pasar dan pemasaran bertujuan
untuk menguji serta menilai sejauh mana pemasaran dari produk yang dihasilkan
dapat mendukung pengembangan usaha yang direncanakan. Program pemasaran
merupakan kesimpulan akhir yang harus disusun secara jelas dan terperinci baik
mengenai rencana penjualan, tingkat harga, kebijaksanaan pengadaan bahan baku,
kebijaksanaan penyaluran, sistem pembayaran, dan biaya pemasaran (Ibrahim
2003).
6.1.1.1. Analisis Potensi Pasar
Peluang pasar terhadap brownies panggang didukung oleh perkembangan
pola hidup masyarakat yang semakin dinamis dimana masyarakat menuntut
tersedianya produk siap saji serta mudah untuk dikonsumsi. Brownies masih
dianggap sebagai panganan dengan nilai tawar serta prestise yang cukup tinggi
oleh sebagian masyarakat. Aneka daya tarik, kreasi, dan modifikasi brownies
yang beredar saat ini telah membuat konsumen memiliki beragam pilihan untuk
mengonsumsi brownies. Cita rasa brownies yang khas membuat brownies sangat
digemari berbagai kalangan, baik tua maupun muda.
Peluang pasar bagi pengembangan brownies juga didukung adanya budaya
yang berkembang di masyarakat untuk memberikan buah tangan bagi sanak famili
setelah berkunjung ke daerah wisata. Brownies merupakan panganan yang praktis
dan mudah didapat sehingga menjadi salah satu alternatif buah tangan yang
digemari oleh wisatawan. Kota Bogor, sebagai salah satu tujuan wisata yang
menarik bagi keluarga, menawarkan aneka potensi wisata baik di bidang
agrowisata, kuliner, maupun wisata belanja. Beragam alternatif kawasan wisata
tersebut antara lain Kebun Raya Bogor, Istana Bogor, Museum Zoologi, Museum
Etno Botani, Prasasti Batu Tulis, Danau Situgede, Museum Tanah, Museum
PETA, Museum Perjuangan, dan water adventure The Jungle. Pilihan menarik
wisata lainnya ialah wisata belanja dan kuliner di sepanjang Jalan Padjadjaran,
Tajur, dan Katulampa. Agrowisata di Kota Bogor antara lain ikan hias di
Rancamaya, jus mambu merah di Sukaresmi, dan jus lidah buaya di Katulampa8.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Bogor yang dihimpun
dari kunjungan obyek wisata dan tingkat kunjungan hotel, pariwisata di Kota
Bogor memiliki prospek yang menjanjikan untuk dikembangkan. Peningkatan
kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara di Kota Bogor sejak
tahun 2005 hingga tahun 2009 dapat dilihat di Tabel 7.
8
http://www.kotabogor.go.id/pariwisata/objek-wisata [Diakses tanggal 25 Februari 2012]
Tabel 7. Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor Sejak Tahun 2005 hingga
Tahun 2009
Jenis
Wisatawan
2005
2006
2007
2008
2009
(orang)
Domestik
1.533.513
1.807.115
2.086.926
2.249.484 2.729.672
Mancanegara
24.541
49.876
50.157
144.114
146.888
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2010)
Data tersebut menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan baik domestik
maupun mancanegara ke Kota Bogor mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Peningkatan paling tinggi kunjungan wisatawan domestik terjadi pada tahun 2009
hingga mencapai 21 persen dibanding tahun sebelumnya. Kunjungan wisatawan
mancanegara terbesar terjadi pada tahun 2008 yang mengalami peningkatan
sebesar 187 persen dari tahun 2007. Wisatawan yang berkunjung ke Bogor pada
tahun 2010 berjumlah 2,97 juta jiwa. Angka tersebut meningkat hampir 10 ribu
wisatawan dibanding kunjungan pada tahun 2009 yang hanya mencapai 2,89 juta
jiwa9.
Peningkatan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor dari tahun ke tahun
merupakan peluang pasar potensial yang harus dimanfaatkan dalam proses
pemasaran Elsari Brownies and Bakery. Pangsa pasar pengembangan brownies
panggang Elsari sebagai salah satu buah tangan khas Bogor memiliki prospek
yang cerah untuk dikembangkan.
Perkembangan
teknologi
dan
pendidikan
dewasa
ini
semakin
mempertinggi tingkat kesadaran konsumen akan produk yang aman dikonsumsi.
Hal ini membuat konsumen semakin jeli memilih produk yang terjamin
kualitasnya. Produsen senantiasa dituntut untuk mampu memuaskan kebutuhan
konsumen dengan menghasilkan produk yang layak dikonsumsi masyarakat. Gaya
hidup sehat yang berkembang di masyarakat membuat konsumen semakin selektif
memilih panganan yang aman bagi keluarga.
9
www.koranbogor.com/2010/ [Diakses tanggal 25 Februari 2012]
Produk yang berkualitas serta aman dikonsumsi dapat ditinjau melalui
berbagai sertifikasi perizinan yang telah diperolehnya. Elsari Brownies and
Bakery telah mendapatkan izin dan sertifikasi dari lembaga terkait yang
mendukung kelayakan produknya. Produk Elsari telah dilengkapi dengan
sertifikasi kehalalan produk dari Majelis Ulama Indonesia. Selain itu, izin yang
telah diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor meyakinkan konsumen bahwa
produk Elsari termasuk produk yang bebas dari bahan pengawet. Hal ini akan
meningkatkan tingkat kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap produk Elsari
yang aman untuk dikonsumsi. Brownies Elsari yang telah dilengkapi oleh
sertifikasi halal dari MUI dan izin Dinas Kesehatan Kota Bogor merupakan
kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh peluang pasar.
Perkembangan permintaan masyarakat terhadap brownies panggang
produksi Elsari sampai akhir tahun 2011 masih relatif tinggi. Hal ini dapat ditinjau
melalui adanya peningkatan permintaan dari agen perseorangan, counter, maupun
instansi sebagai penyalur produk brownies panggang Elsari kepada konsumen.
Produk yang didistribusikan kepada konsumen melalui agen penyalur selalu habis
sehingga menunjukkan minat konsumen yang tinggi terhadap brownies panggang
produksi Elsari. Permintaan terhadap brownies panggang Elsari masih sangat
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari permintaan distributor per bulan mencapai 5.184
kotak sedangkan kapasitas produksi Elsari saat ini ialah 4.160 kotak per bulan.
Adanya gap antara permintaan dan penawaran mengindikasikan potensi pasar
yang masih prospektif untuk dikembangkan. Daftar permintaan agen dan counter
Elsari Brownies and Bakery dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4.
Rencana pembukaan gerai baru Elsari didasarkan pada minimnya
kontribusi pemasaran secara langsung terhadap pendapatan perusahaan. Lokasi
mini counter Elsari yang menyatu dengan pabrik menyebabkan saluran pemasaran
langsung tidak optimal karena konsumen kesulitan mengakses mini counter
tersebut. Pembukaan gerai baru di wilayah yang strategis diharapkan mampu
meningkatkan penjualan secara langsung sehingga pendapatan perusahaan pun
akan semakin tinggi.
Rencana pembukaan gerai baru Elsari di wilayah yang lebih strategis turut
mendorong terbukanya peluang pasar yang lebih luas. Konsep pengembangan
usaha yang dilengkapi dengan counter penjualan kopi serta beragam fasilitas yang
menunjang kenyamanan konsumen menjadi daya tarik tersendiri. Selain
memudahkan konsumen dalam mengakses lokasi pemasaran, gerai baru ini akan
memberikan pelayanan selayaknya cafe dengan standar internasional namun
dengan harga yang lebih terjangkau. Hal ini sesuai dengan gaya hidup masyarakat
saat ini yang gemar berkumpul di tempat yang nyaman dan dilengkapi berbagai
fasilitas pendukung. Konsep ini diharapkan akan mampu meningkatkan loyalitas
konsumen sehingga akan menambah pendapatan bagi perusahaan.
6.1.1.2. Pemasaran
Pemasaran merupakan inti dari kegiatan bisnis. Bisnis yang dijalankan
harus memiliki pasar yang mampu menyerap produk yang dihasilkan. Oleh karena
itu, pemasaran merupakan unsur yang penting untuk diperhatikan dalam analisis
kelayakan bisnis. Analisis mengenai pemasaran mencakup bauran pemasaran dan
strategi pemasaran.
1) Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan variabel yang menjadi inti dalam kegiatan
pemasaran perusahaan. Bauran pemasaran mencakup produk, harga, promosi, dan
distribusi. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai bauran pemasaran Elsari
Brownies and Bakery.
a)
Produk
Produk yang dihasilkan oleh Elsari ialah aneka jenis pastry, brownies, dan
kue tradisional. Aneka jenis produk Elsari dapat dikategorikan sebagai barang
konsumsi karena sifatnya yang langsung dapat dikonsumsi oleh konsumen. Ciri
khas yang dimiliki oleh brownies Elsari ialah lukisan bunga-bunga yang terbuat
dari cokelat cair di bagian atas brownies. Strategi produk yang diterapkan oleh
Elsari ialah adanya berbagai variasi topping dan aneka rasa yang semakin
memanjakan lidah para pecinta brownies. Ragam pilihan yang ditawarkan oleh
produk pastry Elsari membuat konsumen tidak cepat merasa bosan. Selain itu,
produk Elsari dilindungi oleh kemasan yang menjamin kualitasnya. Kemasan
berbentuk persegi panjang dengan ukuran 30x10 cm dan tebal 0,5 mm. Kemasan
tersebut dilengkapi dengan informasi nama produk, logo Elsari, komposisi bahan
baku, berat bersih (netto) nomor telepon yang dapat dihubungi, tanggal
kadaluarsa, serta berbagai sertifikasi yang telah dilengkapi oleh Elsari yaitu izin
dari Dinas Kesehatan dan label halal Majelis Ulama Indonesia.
Inovasi yang dilakukan oleh manajemen Elsari dalam memperluas pangsa
pasar adalah dengan melengkapi gerai penjualan brownies dengan counter
penjualan kopi. Budaya meminum kopi kini semakin meluas sehingga merupakan
peluang pasar yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pengunjung gerai dapat
mengonsumsi produk Elsari dengan ditemani pula dengan jamuan hangat maupun
dingin dari aneka jenis kopi yang ditawarkan dengan harga sangat terjangkau.
Elsari mempertahankan kualitas kopi yang istimewa namun dengan harga
bersaing dibanding coffee shop kelas internasional.
Produk yang ditawarkan pada counter penjualan kopi Elsari adalah
espresso, cappuccino, dan coffee latte. Aneka pilihan minuman kopi tersebut
dapat disajikan dalam kondisi panas maupun dingin sesuai dengan keinginan
konsumen. Minuman yang dihasilkan akan memiliki kualitas unggul karena
menggunakan bahan baku pilihan. Biji kopi yang digunakan merupakan campuran
antara biji kopi arabika dan robusta yang akan menghasilkan kombinasi racikan
kopi yang istimewa. Selain itu, susu yang digunakan juga susu full cream dengan
kelas internasional, yaitu greenfields. Dengan demikian, aneka hidangan minuman
kopi di gerai Elsari akan selalu terjaga kualitasnya sehingga tidak mengecewakan
konsumen.
b) Harga
Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat
memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan
penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga
yang sama terhadap semua pembeli. Harga merupakan salah satu faktor yang
menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.
Harga jual produk Elsari berkisar antara Rp 30.000,00 hingga Rp
33.000,00. Harga jual produk ke agen atau counter mitra tidak ditentukan oleh
manajemen Elsari. Agen distributor tersebut diberikan kebebasan dalam
menentukan harga asalkan harga tersebut tidak dibawah harga jual yang diberikan
oleh Elsari kepada konsumen akhir.
Strategi harga yang akan diterapkan oleh Elsari ialah memberi potongan
harga khusus kepada konsumen yang melakukan banyak pembelian. Potongan
harga tersebut akan diberikan kepada konsumen yang membeli langsung di gerai
baru Elsari. Potongan harga berkisar antara Rp 1.000,00 hingga Rp 2.000,00.
Penerapan strategi harga ini diharapkan dapat menarik minat konsumen sehingga
mereka akan meningkatkan kuantitas pembelian produk Elsari.
Kopi yang ditawarkan di gerai Elsari dijual dengan harga Rp 10.000,00
per cangkir. Harga ini sangat terjangkau dibanding produk sejenis yang dijual
kompetitor. Kopi yang dijual memiliki berbagai jenis antara lain espresso,
cappuccino, dan coffee latte. Gerai Elsari akan menawarkan pelayanan prima dari
segi kualitas produk maupun harga sehingga konsumen merasa nyaman dan akan
tetap loyal terhadap produk Elsari.
c)
Promosi
Promosi merupakan komunikasi pemasaran yang diharapkan dapat
meningkatkan omzet penjualan produk. Elsari pernah memanfaatkan media cetak
lokal di Bogor untuk mengenalkan produknya kepada masyarakat luas pada tahun
2004. Media radio juga pernah digunakan oleh Elsari untuk mempromosikan
produknya. Pemanfaatan media cetak lokal dan radio tersebut dinilai kurang
efektif sehingga manajemen Elsari tidak lagi melakukan kegiatan promosi melalui
kedua media tersebut. Promosi yang dinilai lebih efektif ialah word of mouth.
Kegiatan promosi ini berdasarkan cerita dari orang ke orang yang merasa puas
dengan produk Elsari. Kualitas produk yang prima membuat penyebaran lewat
cerita langsung tersebut lebih cepat sehingga mampu meningkatkan penjualan
brownies Elsari.
Kekuatan word of mouth menjadikan Elsari lebih dikenal oleh masyarakat
luas bahkan lewat media televisi dan internet. Prospek pengembangan bisnis
Elsari yang semakin baik membuat pemilik usaha beberapa kali diliput oleh
berbagai media dari beragam stasiun televisi. Elsari Brownies and Bakery sebagai
salah satu UKM di Kota Bogor yang mampu meraih kesuksesan menjadi inspirasi
bagi pelaku usaha lainnya. Pemilik Elsari pun menjadi narasumber atas
keberhasilannya menjalankan usaha pembuatan brownies hingga menjadi sukses
seperti sekarang. Kesuksesan bisnis Elsari telah ditayangkan di TVRI, MNC, Jak
TV, dan TV One. Hal ini tentu menguntungkan manajemen Elsari karena secara
tidak langsung produk Elsari telah mampu memperluas media promosinya hingga
ke media pertelevisian. Elsari juga pernah mengisi rubrik wirausaha dan profil
pariwisata khususnya panganan buah tangan khas Kota Bogor di situs internet.
Elsari hanya melakukan kegiatan promosi melalui liflet. Elsari tidak
mencetak brosur atau pamflet. Liflet tersebut hanya memberikan informasi
mengenai daftar harga produk Elsari. Pemberian liflet hanya dilakukan secara
berkala apabila terdapat kunjungan dari instansi baik di sekitar wilayah Kota
Bogor maupun luar Kota Bogor.
Strategi promosi melalui word of mouth memang efektif untuk
meningkatkan penjualan produk Elsari namun promosi melalui liflet kurang
efektif untuk diterapkan. Liflet tersebut kurang memberikan informasi mengenai
deskripsi produk sehingga kebutuhan konsumen akan pengetahuan produk Elsari
tidak terpenuhi. Penyebaran liflet juga kurang intensif sehingga hanya segelintir
orang yang mengetahui eksistensi Elsari sebagai salah satu produsen brownies di
Kota Bogor.
Perusahaan sebaiknya memperluas kegiatan promosi melalui brosur dan
pamflet yang memiliki informasi cukup memadai mengenai deskripsi produk
sehingga pengetahuan konsumen akan bertambah. Penyebarannya pun harus
diperluas di wilayah yang strategis misalnya toko oleh-oleh, kawasan wisata,
kawasan belanja, dll. Hal ini diperlukan guna memperluas jaringan pemasaran
agar mampu meningkatkan penerimaan bagi Elsari Brownies and Bakery.
Pada rencana pengembangan usaha, diperlukan sarana promosi yang lebih
efektif dalam memperkenalkan gerai baru Elsari kepada konsumen. Strategi
promosi yang dapat diterapkan oleh manajemen Elsari ialah melalui social media
antara lain facebook dan twitter. Manajemen Elsari dapat memberikan informasi
berupa potongan harga atau paket menarik lainnya di hari yang istimewa seperti
valentine melalui media tersebut. Hal ini akan menarik antusiasme konsumen
dalam membeli produk Elsari. Selain itu, diperlukan banner dan spanduk yang
menarik guna memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai
keberadaan gerai Elsari ini. Dengan demikian, konsumen akan lebih banyak
berkunjung di gerai baru Elsari yang lebih mudah dijangkau dengan lokasi yang
lebih strategis.
d) Distribusi
Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen hingga
sampai ke tangan konsumen. Strategi distribusi sangat penting diterapkan untuk
meningkatkan pelayanan kepada konsumen dalam hal ketepatan dan kecepatan
penyaluran produk.
Produk yang dihasilkan oleh Elsari didistribusikan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Jalur distribusi secara langsung dilakukan di mini counter
Elsari yang menyatu dengan lokasi pabrik. Konsumen dapat langsung mendatangi
pabrik Elsari untuk melakukan pembelian di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor
18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.
Lokasi tersebut memang tidak berada di tengah kota sehingga konsumen yang
berasal dari luar daerah Kota Bogor cenderung lebih sulit mengakses produk
Elsari. Pembelian secara langsung mayoritas dilakukan oleh konsumen yang
berada di sekitar wilayah pabrik.
Proses distribusi secara tidak langsung dilakukan melalui mitra penjualan,
yaitu agen perorangan, counter, dan instansi. Elsari memiliki 120 distributor yang
tersebar di seluruh wilayah pemasaran Elsari, yaitu Bogor, Bandung, Karawang,
Cibubur, Depok, dan Sukabumi. Agen perorangan terdiri dari karyawan swasta
dan ibu rumah tangga. Sistem penjualan yang diterapkan kepada agen perorangan
ialah jual lepas yaitu produk yang tidak terjual secara keseluruhan akan menjadi
tanggungan pihak agen sehingga akan menimalisir risiko perusahaan. Periode
pembayaran agen perorangan ialah bulanan.
Counter yang dimanfaatkan Elsari sebagai tempat memasarkan produknya
adalah toko kue dan toko oleh-oleh. Elsari menjual produknya ke counter dengan
sistem konsinyasi, yaitu perusahaan menitipkan produknya ke counter tersebut
namun segala risiko kerusakan produk dan produk yang tidak laku dijual menjadi
tanggungan perusahaan. Periode pembayaran counter dilakukan seminggu sekali.
Strategi distribusi yang diterapkan oleh Elsari Brownies and Bakery untuk
memperkenalkan produknya kepada konsumen ialah dengan melakukan
kerjasama dengan PT. Kereta Api Indonesia (PT.KAI). Kerjasama yang dilakukan
ialah dengan memasok brownies Elsari sebagai salah satu komponen dalam
konsumsi yang akan disajikan bagi para penumpang. Selain itu, produk Elsari
juga dapat dibeli oleh penumpang kereta di kafetaria. Kereta Api Agro Lawu
tujuan Surabaya-Jakarta merupakan trayek yang dilayani oleh Elsari Brownies
and Bakery. Elsari memasok 50 kotak brownies per minggu dengan sistem
kerjasama konsinyasi. Alur distribusi tidak langsung dapat dilihat pada Gambar 2.
Produsen
Mitra Penjualan
(agen dan counter)
Konsumen
Gambar 3. Alur Distribusi Tidak Langsung Elsari Brownies and Bakery
Pemasaran langsung yang dilakukan oleh Elsari kurang efektif untuk
dilakukan. Hal ini dikarenakan lokasi mini counter yang menyatu dengan pabrik
sehingga sulit dijangkau oleh konsumen baik konsumen di wilayah Bogor maupun
yang berasal dari luar kota. Rencana pengembangan usaha Elsari yaitu pembukaan
gerai baru sebagai saluran pemasaran langsung di wilayah yang lebih strategis
merupakan strategi distribusi yang tepat untuk dilakukan. Gerai baru tersebut
diharapkan dapat meningkatkan penjualan produk Elsari sehingga mampu
meningkatkan penerimaan perusahaan. Alur distribusi langsung Elsari dapat
dilihat pada Gambar 3.
Produsen
Konsumen
Gambar 4. Alur Distribusi Langsung Elsari Brownies and Bakery
2) Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran terdiri dari penentuan segmentasi pasar, target pasar,
dan posisi pasar. Berikut merupakan penjelasan mengenai strategi pemasaran
Elsari Brownies and Bakery.
a)
Segmentasi pasar (segmentation)
Segmentasi pasar ialah proses membagi pasar menjadi kelompok-
kelompok tertentu yang membutuhkan strategi pemasaran yang berbeda pula.
Pembagian segmen pasar dilakukan berdasarkan berbagai aspek, antara lain aspek
geografis, aspek demografis, aspek psikografis, dan aspek perilaku. Segmentasi
pasar Elsari Brownies and Bakery berdasarkan aspek geografis terkait dengan
wilayah pemasaran. Segmentasi pasar berdasarkan aspek demografis mencakup
usia dan penghasilan. Aspek psikografis yang menjadi segmen Elsari ialah kelas
sosial. Segmentasi pasar Elsari berdasarkan aspek perilaku terkait dengan
peristiwa dan manfaat.
Pembukaan gerai baru Elsari yang dilengkapi dengan counter penjualan
kopi memiliki segmen pasar yang berbeda dengan kondisi perusahaan saat ini.
Kondisi pengembangan usaha memiliki segmentasi pasar yang lebih luas.
Berdasarkan aspek geografis, segmentasi pasar yang dituju Elsari ialah
masyarakat yang berdomisili di wilayah Kota Bogor dan sekitarnya. Segmentasi
pasar berdasarkan aspek demografis ialah kelompok usia produktif yang memiliki
tingkat pengeluaran untuk kebutuhan makanan di atas Rp 1.000.000,00 per bulan.
Aspek psikografis yang menjadi segmen pasar Elsari setelah pengembangan usaha
ialah masyarakat yang memiliki gaya hidup modern dan praktis. Berdasarkan
aspek perilaku, segmentasi pasar yang dituju Elsari ialah masyarakat yang
memiliki kecenderungan dalam menghabiskan waktu di suatu tempat dengan
tingkat konsumsi yang tinggi.
b) Target pasar (targeting)
Target pasar merupakan proses pemilihan segmentasi pasar yang akan
dimasuki oleh perusahaan. Penentuan target pasar dilakukan setelah segmentasi
perusahaan teridentifikasi. Berdasarkan wawancara dengan pemilik usaha, target
pasar yang dibidik oleh Elsari Brownies and Bakery ialah masyarakat yang
berdomisili di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Serang,
Karawang, Cibubur, Sukabumi, hingga Bandung. Masyarakat yang menjadi target
pasar Elsari ialah masyarakat yang telah memasuki usia produktif. Kelompok usia
yang menjadi sasaran pasar Elsari ialah kelompok usia 17 tahun hingga 55 tahun
dengan penghasilan antara Rp 1.000.000,00 sampai dengan Rp 5.000.000,00 yaitu
kelas menengah ke atas yang mengutamakan kualitas panganan untuk peristiwa
khusus maupun oleh-oleh (Rahmanto 2010).
c)
Posisi pasar (positioning)
Posisi pasar (positioning) ialah penetapan posisi perusahaan agar
mendapatkan tempat yang berbeda dalam benak konsumen sasarannya. Elsari
ingin memposisikan produknya sebagai produk yang enak, berkualitas, dan
terjangkau bagi konsumen. Posisi pasar yang ingin diraih perusahaan setelah
pengembangan usaha tidak berbeda dengan kondisi perusahaan saat ini. Gerai
baru Elsari menawarkan konsep coffee shop internasional dengan produk yang
berkualitas tinggi namun harga yang terjangkau. Kenyamanan konsumen menjadi
prioritas utama dengan fasilitas wifi yang dapat digunakan secara gratis untuk
mengakses internet. Gerai baru Elsari diposisikan sebagai pilihan tempat strategis
bagi masyarakat yang ingin berkumpul dengan kerabat, sahabat, dan rekan
kerjanya baik selepas bekerja maupun saat libur akhir pekan.
6.1.1.3. Perkiraan Penjualan
Peningkatan produksi brownies panggang oleh Elsari harus terus
dilakukan. Hal ini dikarenakan peluang pasar yang masih sangat terbuka bagi
pengembangan produk tersebut. Perkiraan penjualan dianalisis berdasarkan data
perkembangan penawaran brownies di Kota Bogor. Hal ini dikarenakan target
pemasaran langsung Elsari hanya mencakup wilayah Kota Bogor. Oleh karena itu,
data perkembangan penawaran industri yang digunakan berdasarkan data
penawaran brownies di Kota Bogor. Adapun perkembangan penawaran brownies
di Kota Bogor disajikan dalam Tabel 8.
Tabel 8. Perkembangan Penawaran Brownies di Kota Bogor pada Tahun 20062011
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
Produksi
59.960
471.646
641.520
809.520
999.736
(kotak)
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor (2012)
2011
1.191.156
Jumlah
4.173.538
Proyeksi penawaran pada tahun 2012 dapat diperoleh melalui analisis
deret waktu berupa metode kuadrat terkecil dengan persamaan:
dimana,
Sumber: Umar (2007)
∑
dan
∑
∑
Tabel 9. Perhitungan Proyeksi Perkembangan Brownies Panggang di Kota Bogor
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Jumlah
X
X2
Y
-3
-2
-1
1
2
3
59.960
471.646
641.520
809.520
999.736
1.191.156
4.173.538
9
4
1
1
4
9
28
XY
-179.880
-943.292
-641.520
809.520
1.999.472
3.573.468
4.617.768
Berdasarkan perhitungan proyeksi penjualan dengan menggunakan metode
analisis deret waktu, maka diperoleh persamaan Y=695.589,67+164.920,286X
sehingga proyeksi penjualan pada tahun 2012 (X=4) sebesar 1.355.271 kotak.
Perolehan proyeksi penjualan tersebut dapat digunakan dalam menganalisis
market share yang dimiliki Elsari saat ini dan setelah dilakukan rencana
pengembangan usaha. Nilai market share dapat diperoleh melalui perhitungan
sebagai berikut:
Market share = Jumlah penjualan perusahaan (unit) x 100 persen
Jumlah penjualan industri (unit)
Market share Elsari Brownies and Bakery saat ini atau tanpa
pengembangan usaha ialah:
Market share= 9.984
1.355.271
x 100%=0,74%
Market share yang dimiliki Elsari setelah tahun pertama dan kedua
pengembangan usaha ialah:
Market share= 11.981
x 100%=0,88%
1.355.271
Sedangkan Market share yang dimiliki Elsari pada tahun ketiga hingga
kesepuluh pengembangan usaha ialah:
Market share= 14.976
1.355.271
x 100%=1,105%
Perhitungan market share yang diterima Elsari pada saat ini ialah 0,74
persen. Hal ini didasarkan pada alokasi jumlah penjualan melalui pemasaran
langsung yang sebanyak 20 persen dari total penjualan. Total penjualan brownies
panggang Elsari saat ini adalah 49.920 kotak per tahun. Dengan demikian, produk
yang berhasil dijual melalui pemasaran langsung adalah 9.984 kotak per tahun.
Elsari mampu melakukan kegiatan produksi sebanyak 59.904 kotak pada
tahun pertama dan kedua pengembangan usaha serta 74.880 kotak per tahun pada
tahun ketiga hingga akhir umur usaha. Jumlah produk yang berhasil dijual melalui
pemasaran langsung ialah sebesar 11.981 kotak pada tahun pertama dan kedua
serta 14.976 kotak pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha. Dengan demikian,
market share yang diterima Elsari setelah adanya pengembangan usaha adalah
0,88 persen pada tahun pertama dan kedua serta 1,105 persen pada tahun ketiga
hingga akhir umur usaha.
6.1.1.4. Hasil Analisis Aspek Pasar
Pemaparan di atas mengindikasikan bahwa Elsari Brownies and Bakery
layak untuk dilaksanakan apabila ditinjau melalui aspek pasar. Kelayakan tersebut
dapat dianalisis melalui potensi dan prospek pasar yang sangat potensial akan
produk brownies Elsari.
Pembukaan gerai baru yang akan dilakukan oleh Elsari sangat layak untuk
dikembangkan. Rencana ini diharapkan mampu menunjang sistem pemasaran
langsung dari produsen ke konsumen. Peluang pasar yang masih sangat terbuka
merupakan potensi pasar yang mendukung terlaksananya rencana pengembangan
gerai baru Elsari Brownies and Bakery.
6.1.2. Aspek Teknis
Analisis kelayakan berdasarkan aspek teknis adalah untuk menilai
kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan
lokasi, luas produksi, dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan
digunakan (Kasmir dan Jakfar 2009). Aspek teknis yang akan dibahas meliputi
lokasi usaha, skala usaha, proses produksi, layout, dan pemilihan jenis teknologi
baik kondisi perusahaan saat ini maupun setelah dilakukan pengembangan usaha.
6.1.2.1. Lokasi usaha
Pemilihan lokasi usaha sebagai tempat pelaksanaan kegiatan produksi dan
pemasaran sangat penting agar kegiatan usaha dapat berjalan dengan efektif serta
efisien. Elsari Brownies and Bakery terletak di Jalan Raya Pondok Rumput
Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal,
Kota Bogor. Bangunan di lokasi tersebut selain digunakan sebagai pabrik guna
melakukan kegiatan proses produksi juga digunakan sebagai mini counter yang
dimanfaatkan untuk display produk.
Lokasi bisnis ini tidak terletak di jantung Kota Bogor sehingga cukup
menyulitkan dalam mendukung kegiatan pemasaran. Kegiatan pemasaran secara
langsung hanya dilayani melalui mini counter yang menyatu dengan pabrik. Oleh
karena itu, pelanggan luar daerah akan relatif sulit menjangkau lokasi pabrik
Elsari Brownies and Bakery. Pelanggan yang melakukan pembelian secara
langsung mayoritas ialah masyarakat yang berdomisili di sekitar Kota Bogor.
Namun, lokasi ini relatif dekat dengan pasar tempat karyawan membeli berbagai
macam bahan baku pembuatan aneka pastry produksi Elsari. Jarak tempuh yang
pendek dapat dicapai dengan menggunakan motor sehingga proses pembelian
bahan baku akan berlangsung lebih cepat.
1) Letak pasar yang dituju
Produk brownies panggang dipasarkan melalui toko oleh-oleh, toko roti,
dan berbagai mitra penjualan seperti agen perorangan, retailer, dan instansi.
Proses pemasaran dilakukan dengan menggunakan armada transportasi yang
dimiliki perusahaan yaitu sepeda motor. Apabila lokasi pemasaran berada di luar
Kota Bogor maka manajemen perusahaan akan mengalokasikan anggaran untuk
menyewa mobil yang akan digunakan sebagai armada transportasi menuju pasar
yang dituju.
2) Ketersediaan bahan baku
Proses produksi brownies panggang menggunakan bahan baku antara lain
tepung terigu, gula, telur, minyak nabati, coklat bubuk, keju, dan aneka bahan
topping. Bahan baku yang digunakan oleh Elsari merupakan bahan baku pilihan
yang telah teruji kualitasnya. Tepung terigu dalam adonan brownies panggang
produksi Elsari merupakan tepung terigu cap Cakra Kembar. Tepung terigu
tersebut memiliki kadar protein yang tepat sebagai bahan baku pembuatan
brownies panggang. Selain itu, minyak goreng yang digunakan ialah minyak
goreng merek Tropical. Kualitas minyak goreng Tropical tidak perlu diragukan
lagi karena diproduksi melalui dua kali penyaringan sehingga tergolong minyak
goreng yang sehat.
Pada awal berdirinya, Elsari memasok coklat bubuk dari Bandung.
Namun, saat ini, bahan baku cokelat untuk memproduksi brownies panggang
diperoleh dari pasar Anyar di Kota Bogor. Hal ini dikarenakan kualitas coklat dari
Bogor yang tidak kalah dengan kualitas coklat dari Bandung. Perolehan bahan
baku dari Bogor ini juga akan menghemat biaya transportasi sehingga akan lebih
menekan biaya produksi. Lokasi pasar Anyar juga relatif dekat dengan pabrik
sehingga memudahkan karyawan bagian produksi dalam pembelian bahan baku.
Elsari memiliki pemasok khusus untuk bahan baku seperti tepung terigu, telur,
dan gula. Bahan baku lain yang digunakan untuk memproduksi brownies
panggang diperoleh melalui pembelian langsung di Pasar Anyar.
Bahan baku yang diperlukan dalam proses pembuatan kopi antara lain biji
kopi, susu cair, gula, dan cokelat. Perolehan bahan baku tersebut tidak melalui
pembelian langsung di pasar melainkan melalui penyalur khusus.
Biji kopi yang digunakan dalam proses pembuatan olahan minuman kopi
adalah biji kopi merek Bel Canto dengan jenis espresso golden crema. Bel Canto
menggunakan biji kopi arabika kualitas premium yang biasa diekspor. Bahan
baku dipetik langsung dari daerah asalnya kemudian melalui proses roasting
secara profesional oleh Bel Canto Roasteria. Biji kopi melalui proses roasting
dengan warna agak gelap dan tanpa minyak yang berlebihan sehingga kualitasnya
tetap terjaga. Bentuk biji kopi seragam, kecil, dan harum. Krim yang
dihasilkannya pun berwarna kuning keemasan sehingga akan menggugah para
penikmat kopi untuk mencicipinya. Keharuman aroma yang dihasilkan juga
menjadi daya tarik tersendiri. Kemasan yang digunakan ialah valve satu arah
untuk menjaga kualitas dan kesegaran kopi. Pengadaan bahan baku ini diperoleh
melalui penyalur khusus di Malang sehingga proses pengiriman dilakukan melalui
jasa titipan kilat.
Susu yang digunakan dalam campuran pembuatan cappuccino dan coffee
latte adalah susu full cream yang memiliki kualitas unggul, yaitu Greenfields.
Produk Greenfields diproses dengan menggunakan teknologi yang mematikan
bakteri sehingga mampu mempertahankan kesegarannya. Produk ini dikemas
dalam kemasan tetrapak aseptik 1000 ml dan dapat bertahan hingga sembilan
bulan. Susu Greenfields tidak diberi tambahan zat pengawet apapun. Susu ini
mengandung protein, vitamin, serta mineral seperti kalsium dan fosfor, yang
sangat penting bagi kesehatan tubuh. Bahan baku ini diperoleh melalui penyalur
khusus di Jakarta.
3) Tenaga listrik dan air
Perumahan Pondok Rumput merupakan kawasan yang telah memiliki
fasilitas ketersediaan sumber air dan instalasi listrik. Hal ini membuat pemilik
usaha tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk pemasangan instalasi air
dan listrik. Jaringan telepon pun telah terpasang dengan baik sehingga proses
komunikasi tidak mengalami hambatan.
4) Suplai tenaga kerja
Pengadaan tenaga kerja bagi Elsari Brownies and Bakery tidak mengalami
kendala yang berarti. Pada kondisi saat ini, Elsari memiliki 13 tenaga kerja yang
terbagi menjadi tenaga kerja internal dan eksternal. Karyawan Elsari tidak
memerlukan keahlian khusus, namun harus memiliki ketekunan dan komitmen
yang tinggi dalam bekerja. Perekrutan karyawan berasal dari masyarakat yang
tinggal di sekitar pabrik. Elsari tidak mengalami kendala dalam suplai tenaga
kerja.
Rencana pengembangan usaha membutuhkan karyawan yang lebih
banyak. Karyawan yang bekerja di Elsari menjadi berjumlah 17 orang. Dua orang
akan dilatih menjadi barista yang handal melalui pelatihan khusus di Jakarta.
Barista sangat diperlukan untuk menghasilkan racikan kopi yang nikmat dan
menarik konsumen.
5) Hukum dan peraturan yang berlaku
Kegiatan produksi yang dilakukan oleh Elsari Brownies and Bakery tidak
menyimpang dari hukum dan peraturan yang berlaku. Elsari juga tidak menentang
hukum apabila ditinjau dari aspek sosial dan budaya masyarakat. Dengan
demikian, Elsari Brownies and Bakery masih berjalan pada koridor hukum yang
berlaku sehingga tidak mengalami hambatan dalam kegiatan produksinya.
6) Fasilitas transportasi
Lokasi pabrik Elsari Brownies and Bakery berada di pinggir jalan utama
wilayah perumahan Pondok Rumput di Kota Bogor. Kondisi jalan yang telah
diaspal terbilang bagus dan terawat dengan baik. Suasana di sekitar lokasi pabrik
Elsari cukup nyaman dan dikelilingi oleh pohon yang menambah asri kawasan
tersebut. Transportasi umum pun tersedia dengan mudah karena lokasi Elsari
dilewati oleh trayek angkutan umum Kota Bogor Jurusan Pondok Rumput-Pasar
Anyar.
7) Rencana perluasan usaha
Pemilihan lokasi usaha pada awalnya didasarkan pada pertimbangan
kedekatan pasar dan target sasaran yang dituju. Namun seiring dengan
perkembangan wilayah pemasaran, lokasi usaha yang terletak di dalam
perumahan menjadi kurang strategis untuk dijangkau oleh konsumen yang ingin
melakukan pembelian secara langsung. Oleh sebab itu, di tahun 2012 ini,
manajemen perusahaan memiliki rencana untuk melakukan pengembangan usaha
dengan membuka lokasi pemasaran baru yang lebih strategis sehingga
memudahkan akses konsumen dalam menjangkau produk Elsari.
Pemindahan lokasi pemasaran langsung dari pabrik Elsari ke wilayah yang
lebih strategis dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan produk. Letak mini
counter yang kurang strategis membuat konsumen relatif sulit untuk
menjangkaunya. Rencana pembukaan gerai baru di wilayah yang lebih strategis
menjadi sangat penting untuk dijalankan. Selain itu, inovasi lain yang akan
dijalankan oleh Elsari adalah pembukaan counter penjualan kopi yang akan turut
melengkapi gerai baru sehingga akan meningkatkan pelayanan perusahaan kepada
konsumen.
Lokasi yang dipilih oleh manajemen Elsari untuk pengembangan usaha
ialah Jalan Raya Padjadjaran Kota Bogor. Wilayah ini telah tumbuh menjadi salah
satu pusat wisata kuliner dan wisata di Kota Bogor. Kawasan ini merupakan jalan
utama Kota Bogor. Wisatawan domestik maupun mancanegara banyak yang
mengunjungi wilayah ini untuk mencicipi aneka panganan yang unik dan kreatif
khas Kota Bogor.
Instalasi listrik di kawasan ini sudah terjamin dengan baik. Ketersediaan
air bersih juga tidak mengalami kendala. Pilihan akses angkutan umum di sekitar
Jalan Raya Padjajaran juga beragam sehingga memudahkan konsumen dalam
menjangkau gerai baru Elsari. Kondisi sepanjang Jalan Raya Padjajaran juga
tergolong baik dengan dua jalur berukuran lebar yang dilengkapi dengan pemisah
atau badan jalan serta trotoar yang tersedia bagi pejalan kaki.
6.1.2.2. Skala Usaha
Skala usaha Elsari Brownies and Bakery tergolong kecil. Hal ini sesuai
dengan kriteria pengusaha kecil yang diatur dalam Pasal 5 ayat (1) UndangUndang Nomor 9 Tahun 1995 yaitu: (a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp 200.000.000,00; tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, (b)
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 Milyar, (c) Milik Warga
Negara Indonesia (WNI), (d) Berdiri sendiri, tidak memiliki anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi, dan (e) Berbentuk
usaha perorangan, atau badan usaha tidak berbadan hukum atau badan usaha
berbadan hukum dalam bentuk koperasi.
6.1.2.3. Kapasitas Produksi
Elsari Brownies and Bakery melakukan kegiatan produksi berdasarkan
jumlah adonan. Satu kocok adonan akan menghasilkan 16 loyang brownies.
Setiap satu hari produksi, Elsari mampu menghasilkan 10 kocok adonan. Oleh
karena itu, jumlah produksi yang dihasilkan adalah 160 loyang per hari.
Karyawan yang bekerja di Elsari berjumlah 13 orang dengan 8 jam kerja per hari.
Kegiatan produksi dilakukan setiap hari kecuali hari Jumat. Dengan demikian,
Elsari dapat menghasilkan 4.160 boks brownies panggang dengan berat 500 gram
per bulan atau 49.920 kotak brownies panggang per tahun.
Rencana pengembangan usaha yang akan dilakukan oleh Elsari
memerlukan peningkatan kapasitas produksi untuk memenuhi target penjualan di
gerai yang baru. Elsari akan meningkatkan produksi menjadi 12 kocok adonan per
hari. Adanya penambahan investasi berupa mixer dan karyawan memungkinkan
terjadinya peningkatan produksi tersebut. Elsari mampu menghasilkan 192 kotak
brownies panggang per hari. Dengan demikian, produksi brownies panggang
Elsari di tahun pertama dan kedua pengembangan usaha adalah 59.904 kotak.
Pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha, produksi kembali ditingkatkan
guna pemenuhan kebutuhan produk di wilayah pemasaran yang baru. Hal ini
dilakukan karena brownies panggang Elsari dianggap telah cukup dikenal oleh
masyarakat. Produksi yang dilakukan pada tahun kedua hingga kesepuluh
berjumlah 15 kocok adonan sehingga akan menghasilkan 240 kotak brownies
panggang per hari. Dengan demikian, jumlah produksi Elsari setelah
pengembangan usaha ialah 74.880 kotak brownies panggang per tahun.
Selain itu, pengembangan usaha Elsari akan dilengkapi dengan counter
penjualan kopi di gerai barunya. Target penjualan kopi ini pada awal tahun
pengembangannya ialah sebesar 25 cangkir per hari. Peningkatan target penjualan
akan dilakukan pada tahun kedua hingga akhir umur usaha, yaitu sebesar 50
cangkir kopi per hari.
6.1.2.4. Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu metode penciptaan produk melalui
pemanfaatan sumberdaya yang tersedia. Proses produksi brownies panggang
dilakukan melalui berbagai tahapan mulai dari persiapan bahan baku hingga
proses pengemasan.
Persiapan bahan baku antara lain dengan membersihkan loyang yang akan
digunakan. Loyang tersebut kemudian dioleskan mentega dan terigu agar adonan
tidak lengket di loyang. Proses penimbangan bahan baku brownies panggang
kemudian dilakukan agar sesuai dengan takaran yang telah ditetapkan. Bahan
baku yang diperlukan adalah dua kg telur, 2,5 kg gula, vanili, dan soda kue.
Campuran bahan baku tersebut kemudian diproses dengan menggunakan mixer
selama 15 menit hingga adonan mengembang.
Adonan yang telah mengembang kemudian ditambahkan berbagai bahan
baku lain, yaitu tepung terigu sebanyak 1,6 kg, cokelat 300 gr, susu bubuk, dan
sedikit garam. Adonan diaduk kembali namun dengan menggunakan tangan
hingga semua bahan baku tercampur sempurna. Setelah adonan merata,
ditambahkan minyak sayur sebanyak satu liter.
Adonan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam loyang yang telah
disiapkan sebelumnya. Satu adonan mampu menghasilkan 16 loyang brownies
panggang. Adonan yang sudah terdapat di loyang kemudian diukur beratnya
untuk menstandarisasikan produk. Berat brownies yang dijual ialah 500 gr per
kemasan. Lapisan atas adonan lalu diratakan guna mempermudah proses
pematangan. Tahapan selanjutnya ialah memberikan topping atau hiasan brownies
sesuai dengan pesanan. Lapisan topping tersebut dapat berupa keju, coklat, choco
chips, kacang mede, atau meises.
Proses selanjutnya adalah tahap pemanggangan. Adonan yang telah siap
dipanggang kemudian dimasukkan ke dalam oven yang berkapasitas maksimum 8
loyang. Proses pemanggangan dilakukan selama 20 menit hingga brownies
tersebut matang. Brownies yang telah matang dikeluarkan dari loyang dan
didinginkan di rak pendinginan dan penyimpanan brownies. Brownies yang telah
dingin kemudian dikemas ke dalam kemasan khusus. Daya tahan produk ini dapat
mencapai 3 hari bahkan dapat mencapai 7 hari jika dimasukkan ke dalam kulkas.
Tahapan proses pembuatan brownies panggang dapat dilihat di Gambar 4.
Persiapan
peralatan dan
bahan baku
Penimbangan
bahan baku
Pengocokan
bahan baku
Pembagian
adonan ke
dalam loyang
Pengemasan
brownies
panggang
Pelukisan
topping
Proses
pendinginan di
rak
penyimpanan
Pemanggangan
Gambar 4. Proses Pembuatan Brownies Panggang Elsari
Proses penentuan harga pokok brownies didasarkan pada biaya produksi
yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku, gas, listrik, plastik, serta kemasan.
Harga pokok satu kotak brownies panggang dengan berat 500 gram kurang lebih
sebesar Rp 10.000,00. Penjelasan lebih lanjut mengenai harga pokok produksi
brownies panggang Elsari dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Harga Pokok Produksi Brownies Panggang Elsari per Satu Kocok
Adonan
Bahan Baku
Satuan Jumlah Harga per Satuan (Rp)
Total (Rp)
Telur
kg
2
15.000
30.000
Gula pasir
kg
2,5
10.000
25.000
Tepung Terigu
kg
1,6
7.000
11.200
Cokelat Bubuk gram
300
20.000
Vanili
sdt
2
1.000
2.000
Soda Kue
sdt
2
1.000
2.000
Garam
sdt
2
1.000
2.000
Minyak Nabati
liter
2
12.500
25.000
Plastik
buah
16
1.175
18.800
Kemasan
buah
16
1.500
24.000
Biaya Produksi Per Satu Kocok Adonan
160.000
Biaya Produksi per Loyang
10.000
Harga pokok produksi satu kotak brownies panggang ialah Rp 10.000,00.
Biaya tersebut belum termasuk biaya gas, listrik, dan gaji karyawan. Apabila
seluruh komponen tersebut dijumlahkan, maka total biaya pokok produksi untuk
satu kotak brownies panggang menjadi kurang lebih sebesar Rp 20.000,00.
Proses pembuatan beragam kopi jauh lebih mudah karena Elsari
menggunakan mesin pembuat kopi otomatis untuk menunjang kegiatan
produksinya. Mesin pembuat kopi otomatis menggunakan biji kopi yang akan
langsung digiling apabila tombol ditekan. Cita rasa kopi yang dihasilkan sangat
bergantung pada kualitas biji kopi. Semakin tinggi kualitas biji kopi, maka racikan
kopi akan semakin istimewa. Proses penyajian kopi dapat disesuaikan dengan
selera konsmen. Kopi ini dapat ditambah dengan susu, krim, atau cokelat sesuai
dengan keinginan konsumen.
Proses pembuatan espresso merupakan inti dari pembuatan variasi
minuman espresso-based lain, yaitu cappuccino dan coffee latte. Proses
pembuatan espresso dibagi menjadi empat tahapan, yaitu grinding, dosing,
tamping dan brewing. Proses grinding atau menggiling biji kopi merupakan
proses yang sangat penting karena akan menentukan kualitas espresso yang
dihasilkan. Pengaturan yang tepat pada coffee grinder sangat penting untuk
memastikan kadar kehalusan penggilingan biji kopi menjadi bubuk kopi yang siap
diolah. Proses selanjutnya adalah menggunakan espresso machine semi otomatis.
Kopi yang telah digiling akan ditempatkan ke dalam portafilter atau disebut
dosing. Sebelum melanjutkan ke proses berikutnya, harus dipastikan bahwa
takaran bubuk kopi sudah tepat. Kemudian bubuk kopi yang telah berada di
portafilter akan dipadatkan menggunakan alat. Proses ini dinamakan tamping.
Tekanan yang digunakan untuk menghasilkan kepadatan espresso yang optimal
kurang lebih adalah sebesar 12 kg. Proses selanjutnya adalah brewing. Proses ini
merupakan proses pengolahan bubuk kopi menjadi secangkir minuman kopi.
Secangkir espresso yang diekstrak dengan baik akan memenuhi kriteria yaitu satu
shot yang dihasilkan selama 23 detik adalah 45 ml. Apabila dalam 23 detik
espresso yang dihasilkan belum memenuhi cangkir maka artinya espresso tersebut
over extracted atau terlalu kental. Namun apabila espresso telah memenuhi
cangkir sebelum waktunya maka artinya espresso yang dihasilkan under
extracted.
Proses pembuatan susu steam dilakukan dengan menggunakan teknologi,
yaitu milk frother. Susu cair sebanyak 100 ml susu cair yang digunakan akan
mampu menghasilkan susu steam untuk tiga cangkir minuman cappucino atau
coffee latte. Proses pembuatannya adalah susu cair dituang ke dalam jar. Setelah
tombol pengaturan dipilih, maka alat tersebut akan bekerja dan berhenti secara
otomatis apabila proses frothing telah selesai. Apabila tombol yang dipilih adalah
dingin, maka akan dihasilkan susu steam untuk minuman dingin. Namun apabila
pengaturan yang dipilih adalah panas, maka akan dihasilkan foam susu sebagai
campuran bagi cappucino. Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan susu
steam dan foam susu adalah dua hingga tiga menit tergantung volume susu cair
yang digunakan. Berikut ini merupakan alur yang menunjukkan proses pembuatan
secangkir kopi dengan menggunakan coffee machine.
Proses penggilingan
biji kopi dengan
menggunakan
grinder
Pencampuran susu
steam atau foam
susu sebagai
komponen dalam
pembuatan
cappuccino dan
coffee latte
Dosing atau proses
penempatan bubuk
kopi ke dalam
portafilter
Pemadataan bubuk
kopi menggunakan
tamper dengan
tekanan 12 kg
Frothing atau
proses pembuatan
susu steam dan
foam susu
Brewing atau
proses penyeduhan
bubuk kopi
menjadi secangkir
kopi dengan
menggunakan
espresso machine
Gambar 5. Proses Pembuatan Kopi dengan Espresso Machine
6.1.2.5. Layout Usaha
Lay out merupakan gambaran penentuan letak dari berbagai macam
teknologi dan peralatan yang dimiliki perusahaan yang disesuaikan dengan fungsi
produksinya sehingga dapat berproduksi secara maksimal. Elsari menyewa
bangunan seluas 200 m2 yang berdiri di atas lahan seluas 270 m2. Bangunan
tersebut dimanfaatkan tidak hanya sebagai tempat melakukan kegiatan produksi
namun juga dimanfaatkan sebagai sarana pemasaran berupa mini counter yang
terletak di bagian depan bangunan. Struktur ruangan ditata sesuai dengan alur
proses produksi. Ruangan di dalam bangunan tersebut dibagi menjadi ruangan
produksi bakery, ruangan produksi brownies, ruangan pemasaran dan distribusi,
ruangan penyimpanan, dan ruangan pemilik usaha.
Kegiatan pencampuran bahan baku brownies panggang dilakukan di
bagian belakang ruangan dimana ruangan tersebut merupakan ruang penyimpanan
mixer. Adonan bahan baku yang telah siap kemudian diproses lebih lanjut di
ruangan produksi brownies. Peralatan yang terdapat di ruang produksi brownies
antara lain delapan buah oven, empat buah kompor gas, meja produksi, loyang,
dan rak penyimpanan. Adonan brownies diletakkan di loyang ukuran 30 cmx10
cm kemudian dipanggang di oven selama 20 menit. Brownies yang telah matang
tersebut kemudian disimpan di ruang penyimpanan. Brownies didinginkan di rak
pendinginan. Setelah brownies dingin kemudian dilakukan proses pengemasan.
Brownies yang telah dikemas akan disimpan di ruang pemasaran untuk
didistribusikan selanjutnya hingga sampai ke tangan konsumen.
Ruang utama merupakan ruang yang digunakan oleh koordinator kepala
bagian dan kepala bagian keuangan untuk melakukan kewajibannya. Ruang utama
dilengkapi dengan dua buah meja kerja, enam buah kursi, komputer, printer,
televisi, kipas angin, dan telepon. Lemari dengan kaca transparan digunakan
untuk menyimpan aneka penghargaan yang diterima oleh Elsari Brownies and
Bakery. Ruang utama juga dimanfaatkan untuk menerima tamu dari berbagai
instansi yang melakukan kunjungan kerja. Dua buah sofa disertai dengan meja
tamu merupakan salah satu fasilitas yang menunjang kenyamanan tamu.
Gambaran mengenai lay out pabrik Elsari dapat dilihat pada Lampiran 1.
Elsari akan menyewa bangunan berbentuk rumah toko (ruko)
yang
2
memiliki 3 lantai dengan luas 4,5x16 m . Konsep pengembangan usaha ini ialah
gerai penjualan produk Elsari yang dilengkapi dengan counter penjualan kopi.
Kopi yang dijual dengan harga yang sangat terjangkau ini diperuntukkan sebagai
jamuan pelengkap dalam menikmati brownies. Elsari akan melengkapi gerainya
dengan berbagai fasilitas yang mampu menunjang kenyamanan pengunjung. Sofa
dan meja telah disiapkan bagi konsumen yang ingin mengonsumsi produk Elsari
langsung di dalam gerai. Fasilitas lain yang dimiliki Elsari di gerai barunya adalah
koneksi wifi yang dapat dimanfaatkan pengunjung secara gratis. Beragam fasilitas
ini digunakan untuk meningkatkan kepuasan konsumen sehingga loyalitas
konsumen terhadap produk Elsari akan bertambah. Gambaran mengenai gerai
baru Elsari dapat dilihat pada Lampiran 2.
6.1.2.6. Pemilihan Jenis Teknologi
Teknologi yang digunakan dalam proses produksi brownies panggang
masih tergolong sederhana. Alat yang digunakan untuk mencampur seluruh bahan
ialah mixer. Pada awalnya, proses pencampuran bahan baku dilakukan dengan
cara manual yaitu mengaduk dengan menggunakan tangan. Cara ini dirasakan
kurang efisien sehingga pada tahun 2005 Elsari mulai memanfaatkan mixer
sebagai alat pencampur. Mixer ini memiliki kapasitas 10 baskom atau 16 loyang
dalam satu kali periode produksi. Elsari juga memperoleh bantuan dari Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor berupa mixer. Namun karena
kapasitas produksinya yang terlalu kecil dan karyawan yang telah terbiasa
menggunakan mixer yang lama, maka mixer tersebut tidak dimanfaatkan secara
maksimal.
Selain itu, teknologi yang digunakan untuk memanggang brownies ialah
oven. Oven yang dimiliki oleh Elsari Brownies and Bakery berjumlah delapan
unit. Perawatan terhadap teknologi dilakukan secara berkala setiap hari Jumat.
Perawatan tersebut meliputi pengontrolan terhadap setiap teknologi yang
digunakan sehingga menimalisir risiko. Teknologi yang mengalami kerusakan
akan mendapat perbaikan atau diganti sehingga tidak menghambat proses
produksi.
Teknologi yang digunakan dalam pembuatan kopi ialah espresso machine
untuk menunjang kegiatan produksi. Teknologi ini memungkinkan pegawai Elsari
meracik berbagai pilihan kopi istimewa seperti espresso, coffee latte dan
cappuccino dengan mudah karena sistem pengoperasian yang semi otomatis.
Mesin
ini
dilengkapi
dengan
pompa
elektrik
untuk
memompa
dan
menyemprotkan air panas melewati kopi dengan tekanan tinggi. Volume kopi
yang diseduh pun bisa lebih banyak. Kopi yang dihasilkan tidak akan terasa
terlalu pahit karena air melintasi kopi dengan cepat. Alat ini tidak memerlukan
pemeliharaan secara khusus karena relatif mudah dibersihkan. Desain alat yang
elegan sangat cocok untuk digunakan di gerai Elsari.
Selain itu, teknologi lain yang digunakan dalam pembuatan kopi di Elsari
adalah coffee grinder. Alat ini digunakan untuk menggiling biji kopi. Secangkir
kopi akan terasa lebih nikmat apabila diracik dengan bahan baku biji kopi segar
yang baru digiling. Oleh karena itu, penggunaan teknologi coffee grinder sangat
penting untuk menjaga kualitas dan kesegaran kopi.
Teknologi lain yang diperlukan dalam menghasilkan minuman espresso
based adalah milk frother. Milk frother merupakan alat yang berfungsi untuk
menghasilkan foam susu dan susu steam sebagai salah satu bahan baku penunjang
dalam produksi cappucino serta coffee latte. Alat ini mampu menampung sekitar
240 ml susu cair. Milk frother ini terdiri dari dua bagian yaitu jar dan bagian
pemanas yang memerlukan daya listrik sebesar 600 watt. Di dalam jar terdapat
sebuah piringan yang berputar dengan kecepatan tinggi saat proses frothing
dilakukan. Teknologi ini dilengkapi dengan tiga tombol pengaturan, yaitu dingin,
panas, dan hangat.
6.1.2.7. Hasil Analisis Aspek Teknis
Pemaparan mengenai kriteria aspek teknis Elsari Brownies and Bakery
secara keseluruhan, antara lain pemilihan lokasi usaha, skala usaha, proses
produksi, layout, dan pemilihan teknologi, tidak mengalami kendala. Selain itu,
aspek teknis tersebut juga turut mendukung adanya pengembangan usaha. Dengan
demikian, Elsari Brownies and Bakery dapat dinyatakan layak untuk dijalankan
apabila ditinjau dari aspek teknis.
6.1.3. Aspek Manajemen
Aspek Manajemen dianalisa untuk melihat apakah pembangunan dan
implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan sehingga
rencana bisnis dapat dikatakan layak atau tidak layak (Umar 2005).
Aspek
manajemen mengkaji beberapa hal mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengendalian struktur organisasi di dalam suatu perusahaan.
Suatu bisnis dapat dikatakan layak secara manajemen apabila keempat unsur
tersebut dapat terlaksana dengan baik sehingga program kerja perusahaan dapat
berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan
perusahaan. Kelayakan suatu usaha ditinjau melalui aspek manajemen mencakup
manajemen organisasi perusahaan dan manajemen sumberdaya manusia
perusahaan.
6.1.3.1. Struktur organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu pondasi yang diperlukan bagi
perusahaan untuk pengelolaan kegiatan operasionalnya. Struktur organisasi
sebagai penunjuk informasi mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab
yang diemban oleh setiap anggota.
Elsari Brownies and Bakery telah memiliki
struktur organisasi formal yang diterapkan perusahaan. Struktur organisasi
tersebut menjadi pedoman bagi karyawan sehingga mampu menjalankan
kewajibannya dengan baik. Struktur organisasi Elsari termasuk ke dalam tipe
organisasi fungsional yaitu adanya pembagian kerja dalam kegiatan operasional
perusahaan. Struktur organisasi ini membuat setiap karyawan senantiasa fokus
pada tanggung jawabnya karena telah terdapat pembagian kerja yang signifikan.
Organisasi fungsional disusun berdasarkan sifat dan macam-macam fungsi yang
harus dilaksanakan. Masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguhsungguh. Pucuk pimpinan mendelegasikan wewenang kepada manajer di
bawahnya dan meneruskannya kepada pelaksana, hanya mengenai tugas tertentu
(spesialisasinya) saja. Dengan demikian, para bawahan akan mendapat perintah
dari beberapa atasan yang masing-masing menguasai suatu keahlian tertentu dan
bertanggung jawab sepenuhnya atas bidangnya masing-masing. Ciri-ciri
organisasi fungsional adalah (1) Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat
dibedakan; (2) Spesialisasi para karyawan dapat dikembangkan dan digunakan
secara optimal; (3) Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan;
(4) Koordinasi menyeluruh pada umumnya cukup pada level manajemen atas; (5)
Koordinasi antar karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya mudah
karena masing-masing sudah mempunyai pengertian mendalam mengenai
bidangnya (Kasmir dan Jakfar 2009). Struktur organisasi Elsari Brownies and
Bakery dapat dilihat pada Gambar 6.
Pemilik
sekaligus
Pimpinan
Elsari
Kepala
Bagian
Produksi
Administrasi
dan
Keuangan
Pemasaran
Gambar 6. Struktur Organisasi Elsari Brownies and Bakery
Struktur organisasi Elsari Brownies and Bakery terdiri atas pimpinan
sekaligus pemilik Elsari, kepala bagian, bagian produksi brownies panggang,
administrasi dan keuangan, serta pemasaran. Setiap bagian akan bertanggung
jawab kepada kepala bagian Elsari. Kepala bagian memiliki tanggung jawab
terhadap pemilik sekaligus pimpinan Elsari.
Struktur organisasi yang dimiliki Elsari telah cukup terorganisir dengan
baik. Adanya spesialisasi pekerjaan turut membantu berjalannya kegiatan
operasional perusahaan secara lebih efektif dan efisien. Namun, apabila
dibutuhkan, masing-masing bagian akan membantu bagian lain sehingga
koordinasi antar karyawan dapat lebih mudah terjalin. Apabila permintaan
brownies sedang meningkat, maka staf di bagian keuangan seringkali membantu
karyawan di bagian produksi untuk menghasilkan brownies yang lebih banyak.
6.1.3.2. Manajemen
Elsari Brownies and Bakery memiliki 13 orang karyawan yang terdiri atas
dua orang top management, empat orang karyawan produksi brownies, dua orang
karyawan di bagian administrasi dan keuangan, serta lima orang di bagian
pemasaran. Tenaga kerja Elsari berasal dari lingkungan internal dan eksternal.
Lingkungan internal yang dimaksud adalah jabatan top management yaitu
pimpinan dan pemilik Elsari serta kepala bagian yang merupakan anak kandung
pemilik Elsari. Selain itu, salah satu karyawan yang bertugas di bagian keuangan
juga merupakan istri dari anak pemilik Elsari sehingga pembukuan pendanaan
perusahaan akan lebih terjamin dan terpercaya. Tenaga kerja eksternal berasal dari
masyarakat sekitar. Perekrutan tenaga kerja tidak melalui proses yang rumit.
Kriteria karyawan yang dibutuhkan antara lain disiplin, pekerja keras, dan
memiliki komitmen tinggi. Mereka bertugas di bagian produksi brownies dan
pemasaran. Tingkat pendidikan para karyawan beragam, dari tidak lulus SMA
hingga Sarjana.
Adanya rencana pengembangan usaha pada skenario II dan III juga
didukung oleh manajemen yang baik. Adanya tambahan karyawan sangat
diperlukan guna menunjang kelancaran proses pemasaran di gerai tersebut.
Peningkatan kapasitas produksi pun menuntut adanya penambahan karyawan
yang bekerja di bidang produksi brownies. Karyawan Elsari yang bekerja di
bagian produksi menjadi berjumlah lima orang. Karyawan yang diperlukan
sebagai barista sekaligus pegawai gerai baru sebanyak dua orang. Karyawan
bagian pemasaran juga memerlukan penambahan pegawai karena peningkatan
kapasitas produksi juga berdampak pada peningkatan pemasaran produk melalui
mitra penjualan. Oleh karena itu, total karyawan yang diperlukan dalam
pengembangan usaha Elsari berupa pembukaan gerai baru ialah sebanyak 17
orang.
Hubungan yang terjalin antara karyawan dengan kepala bagian maupun
pemilik Elsari sangat baik. Atmosfer yang terbangun penuh dengan rasa saling
menghormati dan kekeluargaan. Pemilik Elsari secara rutin memberikan ceramah
keagamaan guna membangun kesadaran religi dan motivasi kerja setiap
karyawannya. Pemilik Elsari juga memberi kebebasan waktu bagi karyawan untuk
menunaikan ibadahnya. Apabila telah tiba saatnya menunaikan ibadah, maka
semua kegiatan produksi akan dihentikan dan karyawan beserta kepala bagian
akan bersama-sama menunaikan sholat berjamaah di mesjid.
Kedudukan
tertinggi di Elsari dipegang oleh pemilik usaha. Pemilik
memiliki kewenangan dalam menentukan keputusan strategis yang berhubungan
dengan kegiatan operasional perusahaan. Selain itu, pemilik juga akan mewakili
Elsari apabila terdapat undangan terkait dengan pembinaan UKM yang dilakukan
oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. Apabila terdapat
kunjungan dari instansi baik di wilayah Kota Bogor maupun di luar Kota Bogor
maka pemilik Elsari akan menyambut dan mendampingi tamu kehormatan
tersebut. Pemilik juga selalu meninjau kegiatan produksi setiap pagi hingga pukul
10.00 WIB. Tanggung jawab selama proses produksi diserahkan kepada kepala
bagian yang merupakan anak kandung pemilik Elsari. Kegiatan operasional
perusahaan didasarkan pada pendekatan top down yaitu segala keputusan
operasional organisasi mencakup kegiatan pra produksi, produksi dan pasca
produksi dilakukan langsung oleh pemilik perusahaan. Karyawan hanya
melakukan kewajibannya sesuai perencanaan organisasi.
Analisis kelayakan usaha berdasarkan aspek manajemen mencakup
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam melakukan kegiatan operasional di
Elsari Brownies and Bakery. Fungsi-fungsi manajemen yang dimaksud adalah
fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.
Fungsi perencanaan dilakukan oleh pimpinan sekaligus pemilik Elsari.
Perencanaan yang dimaksud meliputi teknik produksi yang efektif dan efisien,
inovasi rasa produk, rentang harga yang diterapkan terhadap produk, promosi dan
pemasaran yang efektif, pemberlakukan tunjangan karyawan, dan perolehan
modal.
Pelaksanaan fungsi pengorganisasian dilakukan oleh pemilik sekaligus
pimpinan Elsari. Pimpinan Elsari telah membagi karyawan ke dalam unit-unit
pekerjaan sesuai dengan kompetensi masing-masing. Hal ini dilakukan dengan
tujuan agar terdapat pembagian kerja yang jelas antar karyawan. Dengan
demikian, hubungan kerja di antara karyawan akan terjalin lebih harmonis sesuai
dengan masing-masing bidang.
Fungsi pelaksanaan atau actuating dilakukan oleh kepala bagian dan
seluruh karyawan di masing-masing bidang. Kepala bagian memiliki tanggung
jawab terhadap seluruh kegiatan produksi brownies panggang. Oleh karena itu,
kepala bagian Elsari harus mengontrol semua bagian dalam manajemen Elsari
antara lain, bagian produksi, administrasi dan keuangan, serta pemasaran. Kepala
bagian harus memastikan ketersediaan bahan baku untuk menunjang kegiatan
produksi hingga memastikan kualitas produk sebelum dikemas dan didistribusikan
kepada konsumen. Kepala bagian Elsari juga memiliki tugas meninjau laporan
keuangan yang dihasilkan oleh bagian administrasi dan keuangan sebelum
dilaporkan lebih lanjut ke pemilik Elsari. Selain itu, kepala bagian juga senantiasa
melakukan koordinasi dengan agen dan retailer untuk menjamin kelancaran
proses distribusi ke mitra penjualan.
Pelaksanaan kegiatan operasional Elsari dilakukan oleh masing-masing
bagian yang telah diberi tanggung jawab sesuai spesialisasi pekerjaannya.
Pelaksanaan kegiatan produksi meliputi pembelian bahan baku, penimbangan,
pengadukan dan pencampuran bahan baku, pemanggangan adonan, hingga
menjadi brownies panggang yang siap dikemas.
Bagian administrasi dan keuangan memiliki tugas untuk melakukan
pembukuan terhadap aliran dana masuk dan keluar perusahaan serta melakukan
pencatatan berkala mengenai perkembangan distribusi produk melalui mitra
penjualan, yaitu agen dan retailer. Administrasi yang dilakukan oleh Elsari juga
tergolong baik. Elsari memiliki perangkat komputer yang digunakan sebagai
media penyimpanan data. Sistem pembukuan telah dijalankan sehingga informasi
yang tersimpan lebih akurat. Pembukuan mengenai volume penjualan dan arus
keuangan dilakukan secara berkala. Pengeluaran dana perusahaan seperti
pinjaman karyawan dicatat dengan baik. Pembayaran yang dilakukan oleh para
agen
perorangan
dan
counter
telah
dibukukan
secara
rutin
sehingga
menimimalisir adanya risiko.
Bagian pemasaran memiliki tanggung jawab untuk mendistribusikan
produk hingga ke tangan mitra penjualan. Proses distribusi dilakukan dengan
menggunakan motor atau menyewa mobil.
Fungsi pengendalian dilakukan oleh top management Elsari. Top
management Elsari melakukan pengawasan untuk mengukur dan menilai
pelaksanaan tugas agar sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Apabila
terdapat penyimpangan dalam pelaksanaannya maka diperlukan pengendalian.
Pengendalian yang dimaksud berupa teguran bagi karyawan yang tidak bekerja
secara optimal. Pengendalian ini pernah diterapkan kepada karyawan yang
melakukan
kecurangan
melalui
penggelapan
dana
sehingga
merugikan
perusahaan. Bentuk pengendalian yang diterapkan berupa teguran halus. Namun
apabila tidak karyawan tidak mengindahkan teguran tersebut maka pihak top
management akan memberikan pilihan terhadap karyawan yang bersangkutan,
berupa kesadaran untuk mengundurkan diri dari pekerjaan atau membayar
kerugian yang dialami perusahaan akibat perbuatannya. Selain itu, pencatatan dan
pembukuan juga sudah dilakukan oleh manajemn Elsari walaupun sifatnya masih
sederhana. Hal tersebut dapat membantu kegiatan pengendalian pengeluaran
anggaran sehingga pengontrolan dapat dapat efektif dilakukan. Dengan demikian,
pengendalian sangat diperlukan untuk mengawasi kinerja karyawan.
6.3.3. Hasil Analisis Aspek Manajemen
Elsari Brownies and Bakery telah memiliki struktur organisasi formal yang
memperjelas cakupan pekerjaan dan tanggung jawab dari setiap karyawan.
Rencana pengembangan usaha melalui skenario usaha II dan III pun tidak
memiliki kendala yang berarti dari sisi manajemen sehingga layak untuk
dikembangkan. Elsari Brownies and Bakery telah layak dijalankan jika ditinjau
berdasarkan analisis aspek manajemen.
6.1.4. Aspek Hukum
Eksistensi suatu usaha akan lebih diakui oleh masyarakat dan pemerintah
apabila telah mampu memenuhi berbagai administrasi hukum. Tingkat
kepercayaan konsumen akan suatu produk akan mengalami peningkatan jika
produk tersebut telah dilengkapi dengan sertifikasi dari institusi terkait. Sertifikasi
tersebut merupakan jaminan akan kualitas dan kemanan produk terutama makanan
jadi sehingga aman dikonsumsi oleh masyarakat.
6.1.4.1. Bentuk Badan Usaha
Bentuk badan usaha apabila ditinjau dari segi yuridisnya terdiri dari
perusahaan perorangan, firma, Persekutuan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas
(PT), perusahaan negara, perusahaan pemerintah, koperasi, dan yayasan. Elsari
Brownies and Bakery memiliki bentuk badan usaha, yaitu badan usaha
perseorangan.
Badan usaha perseorangan ialah perusahaan yang didirikan oleh dan
dimiliki oleh satu orang. Pendiri badan usaha perseorangan merupakan warga
negara Indonesia. Pendirian perusahaan perseorangan dapat didirikan tanpa Akta
Pendirian atau dengan Akta Pendirian yang dibuat dihadapan Notaris. Risiko
perusahaan termasuk kerugian dengan pihak ketiga harus ditanggung sendiri oleh
pemiliknya termasuk dengan harta pribadinya. Keuntungan usaha pun semua
menjadi milik pribadi, harta kekayaan perusahaan perseorangan tidak terpisahkan
dengan harta pribadi pemiliknya. Sumber modal perusahaan perseorangan adalah
dari pemilik atau dapat pula menggunakan modal pinjaman.
Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan yang dimiliki oleh
perseorangan (hanya seorang). Untuk mendirikan perusahaan perseorangan
sangatlah sederhana dan tidak memerlukan persyaratan khusus, sebagaimana
bentuk badan hukum lainnya. Di samping itu, pendirian perusahaan perseorangan
tidak memerlukan modal besar. Kelebihan perusahaan jenis ini di samping
pendiriannya mudah adalah tidak diperlukan organisasi yang besar, tetapi cukup
dengan organisasi dan manajemen yang sederhana. Pimpinan perusahaan
perseorangan biasanya pemilik usaha tersebutyang sekaligus menjadi penanggung
jawab terhadap segala aktivitas perusahaan, termasuk kewajiban terhadap pihak
luar. Artinya, jika terjadi sesuatu terhadap kewajiban pihak lain, misalnya dalam
hak utang, maka sepenuhnya tanggung jawab pemilik sampai kepada harta
pribadi. Tujuan utama didirikannya perusahaan perseorangan adalah semata-mata
hanya untuk mencari keuntungan (Kasmir dan Jakfar 2009).
6.1.4.2. Izin Usaha
Izin usaha yang telah dipenuhi oleh Elsari Brownies and Bakery sehingga
legalitas usahanya jelas di mata hukum antara lain SIUP, TDI, TDP, izin Dinas
Kesehatan Kota Bogor, dan label halal Majelis Ulama Indonesia.
1) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat
melaksanakan kegiatan usaha perdagangan. Setiap perusahaan, koperasi,
persekutuan maupun perusahaan perseorangan yang melakukan kegiatan
usaha perdagangan wajib memperoleh SIUP. SIUP diterbitkan berdasarkan
domisili perusahaan dan berlaku di seluruh wilayah Republik Indonesia.
SIUP
yang
diperoleh
Elsari
memiliki
identitas
yakni
Nomor
517/457/PK/DEPERINDAGKOP.
2) Tanda Daftar Industri (TDI)
Tanda Daftar Industri adalah izin yang diperlukan untuk melakukan kegiatan
industri dalam Kelompok Industri Kecil. TDI berlaku selama perusahaan
yang bersangkutan beroperasi. TDI yang diperoleh Elsari memiliki identitas
Nomor 535/71/TDL/DEPERINDAGKOP.
3) Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Tanda Daftar Perusahaan adalah tanda daftar yang diberikan oleh Dinas
Perindustrian dan Perdagangan di kota atau kabupaten setempat kepada
perusahaan yang telah disahkan pendaftarannya. Elsari telah memperoleh
perizinan TDP dengan nomor 1q00455205704. Elsari Brownies and Bakery
telah mengurus Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Industri
(TDI), dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) pada tahun 2004 ke Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. Manajemen perusahaan
mengeluarkan anggaran sebesar satu juta rupiah untuk mengurus berbagai
perizinan tersebut.
4) Izin dari Dinas Kesehatan Kota Bogor
Elsari Brownies and Bakery telah melengkapi perizinannya dengan izin dari
Dinas Kesehatan Kota Bogor. Izin usaha ini merupakan jaminan bahwa
kegiatan industri yang dilakukan oleh Elsari telah sesuai dengan prosedur
yang ditentukan dan produk yang dihasilkan telah terdaftar dan layak untuk
dikonsumsi. Hasil produksi Elsari bebas dari kandungan bahan pengawet
yang berbahaya sehingga aman dikonsumsi oleh masyarakat. Izin yang
diperoleh Elsari dari Dinas Kesehatan Kota Bogor memiliki nomor
3063271010512.
5) Sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia
Mayoritas penduduk Indonesia adalah pemeluk Agama Islam. Pertimbangan
konsumen terhadap kualitas produk khususnya makanan siap saji salah
satunya ialah kehalalan produk. Lembaga yang berwenang mengeluarkan
sertifikat halal bagi industri yang memproduksi makanan jadi adalah Majelis
Ulama Indonesia. Sertifikasi halal tersebut akan meningkatkan kepercayaan
konsumen terhadap kualitas produk yang terjamin kehalalannya. Elsari telah
memperoleh sertifikat halal MUI dengan nomor 01101007990805.
Kelengkapan perizinan yang telah dimiliki Elsari Brownies and Bakery
akan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai produknya.
Beragam sertifikasi tersebut memberikan jaminan akan kualitas produk sehingga
aman untuk dikonsumsi. Hal ini merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki
Elsari dibanding produk pesaing.
6.1.4.4. Hasil Analisis Aspek Hukum
Elsari Brownies and Bakery dapat dikatakan layak dijalankan apabila
ditinjau berdasarkan aspek hukum. Elsari telah memperoleh berbagai legalisasi
yang mendukung kegiatan operasionalnya. Rencana pengembangan usaha berupa
pembukaan gerai baru juga tidak mengalami hambatan untuk dijalankan apabila
dilihat dari aspek hukum.
6.1.5. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
Kegiatan produksi Elsari Brownies and Bakery mampu memberikan
kontribusi terhadap pendapatan daerah Kota Bogor yang termasuk dalam industri
pengolahan non migas yaitu kelompok barang makanan jadi. Selain itu, pendirian
usaha ini memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitarnya. Karyawan
yang bekerja di pabrik dan gerai Elsari diberdayakan dari masyarakat sekitar
sehingga membuka peluang kerja. Secara ekonomi, adanya usaha ini akan
meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar yang bekerja di Elsari Brownies and
Bakery.
Pemilik Elsari juga secara rutin memberikan motivasi kepada para
karyawan agar mereka mampu menjadi wirausaha. Bahkan pemilik pun secara
terbuka memberikan kesempatan kepada para karyawan yang ingin membuka
usaha dengan jenis industri serupa. Hal ini tentu akan membuka kesempatan yang
lebih luas bagi masyarakat untuk berwirausaha.
Kegiatan produksi Elsari Brownies and Bakery menghasilkan limbah
produksi berupa sampah plastik. Limbah tersebut tidak mengandung unsur yang
beracun sehingga tidak membahayakan bagi lingkungan sekitar. Pengelolaan
limbah tidak melalui teknis khusus melainkan hanya dibuang di tempat
pembuangan sampah yang telah tersedia.
6.1.5.1. Hasil Analisis Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan, dapat dikatakan bahwa
Elsari Brownies and Bakery layak untuk dijalankan. Usaha ini mampu
memberdayakan masyarakat sekitar melalui perekrutan tenaga kerja sehingga
akan meningkatkan pendapatannya. Selain itu, berdirinya usaha ini telah mampu
mengajarkan kepada masyarakat sekitar mengenai semangat kewirausahaan.
Elsari juga tidak menghasilkan limbah yang merusak lingkungan serta
membahayakan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, baik kondisi perusahaan saat
ini maupun rencana pengembangan usaha berupa pembukaan gerai baru
merupakan usaha yang layak untuk dikembangkan.
6.2. Analisis Aspek Finansial
Analisis aspek finansial usaha Elsari Brownies and Bakery perlu dilakukan
untuk melihat apakah secara finansial usaha ini dapat dikatakan layak atau tidak
layak. Penilaian kelayakan suatu usaha berdasarkan aspek finansial dilakukan
melalui kriteria investasi. Kriteria investasi yang dimaksud adalah net present
value (NPV), net benefit-cost ratio (Net B/C), internal rate of return (IRR), dan
discounted payback period (DPP). Cash flow akan memberikan informasi
mengenai besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan oleh suatu
usaha selama periode tertentu. Analisis sensitivitas juga dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana kelayakan usaha jika terjadi perubahan pada arus tunai.
Analisis nilai pengganti atau switching value dilakukan pula untuk mengetahui
batas maksimal perubahan yang dapat ditolerir agar Elsari tetap layak untuk
dijalankan.
Analisis kelayakan finansial pada penelitian ini akan dibagi menjadi tiga
skenario berdasarkan kondisi perusahaan saat ini dan rencana pengembangan
usaha yang akan dilakukan. Pada skenario satu, perhitungan kelayakan finansial
dilakukan berdasarkan kondisi saat ini yang dialami oleh perusahaan atau tanpa
pengembangan usaha. Analisis kelayakan finansial pada skenario satu mengacu
pada kegiatan usaha yang selama ini telah dilakukan oleh Elsari Brownies and
Bakery. Elsari telah mampu menghasilkan produksi secara optimal sejak tahun
pertama. Hal ini dikarenakan Elsari tidak memerlukan periode waktu lama untuk
membangun barang-barang investasinya. Dengan demikan, produksi Elsari akan
tetap dari awal hingga akhir umur usaha pada skenario usaha satu.
Analisis kelayakan finansial skenario usaha dua mengacu pada kondisi
Elsari Brownies and Bakery setelah terjadi pengembangan usaha. Rencana
pengembangan usaha yang akan dilakukan meliputi penyewaan bangunan yang
akan digunakan sebagai gerai baru Elsari serta pendirian counter penjualan kopi
di wilayah yang lebih strategis. Adanya rencana pengembangan usaha ini turut
didukung oleh peningkatan kapasitas produksi brownies panggang serta
pengadaan barang investasi guna pelaksanaan kegiatan operasional usaha
penjualan kopi di gerai baru Elsari. Oleh karena itu, terdapat peningkatan dalam
pemenuhan kebutuhan investasi dalam produksi brownies panggang dan kopi,
antara lain penambahan karyawan, peningkatan kebutuhan bahan baku,
penambahan armada transportasi, perlengkapan produksi serta investasi terkait
dengan pengembangan usaha di gerai baru Elsari.
Analisis kelayakan finansial skenario usaha tiga merupakan analisis
finansial mengenai rencana pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery
pula. Rencana pengembangan usaha yang dimaksud adalah membeli bangunan di
kawasan strategis yang akan digunakan sebagai pabrik sekaligus gerai baru serta
counter penjualan kopi Elsari. Pada dasarnya, skenario usaha tiga memiliki
kesamaan rencana pengembangan dengan skenario usaha dua. Namun, perbedaan
yang dimiliki terletak pada kepemilikan bangunan dan pemindahan lokasi pabrik
Elsari. Pada skenario usaha tiga, pabrik sekaligus gerai telah menjadi hak milik
Elsari karena manajemen Elsari telah membeli bangunan tersebut.
6.2.1. Arus Penerimaan (Inflow)
Komponen penerimaan yang menyusun aliran kas masuk (inflow) Elsari
Brownies and Bakery berasal dari penerimaan penjualan brownies panggang,
penerimaan penjualan kopi, dan pinjaman. Brownies panggang yang diproduksi
oleh Elsari Brownies and Bakery dijual dengan harga Rp 30.000,00 per kotak
dengan berat 500 gram. Strategi harga yang diterapkan Elsari ialah memberikan
potongan harga kepada mitra penjualan dan konsumen yang mengunjungi gerai
Elsari secara langsung. Potongan harga tersebut berkisar antara Rp 1.000,00
hingga Rp 2.000,00. Elsari memberikan potongan harga sebesar Rp 3.000,00
kepada agen. Kebijakan penentuan harga dari agen ke konsumen akhir diserahkan
sepenuhnya kepada masing-masing agen, namun harga jual kepada konsumen
tidak boleh di bawah harga yang ditawarkan oleh Elsari Brownies and Bakery.
Oleh karena itu, penerimaan penjualan bagi Elsari diasumsikan ialah Rp
27.000,00 per kotak brownies panggang.
1) Skenario Usaha I
Penerimaan penjualan dalam komponen inflow diperoleh dari perkalian
antara jumlah produksi yang dihasilkan oleh Elsari Brownies and Bakery dengan
harga jual produk. Kegiatan produksi Elsari dilakukan berdasarkan jumlah adonan
per kocok. Setiap satu kocok adonan akan menghasilkan 16 loyang brownies
panggang dengan berat 500 gram. Elsari Brownies and Bakery mampu membuat
10 kocok adonan setiap satu hari berproduksi sehingga akan dihasilkan 160
loyang brownies panggang. Dalam satu bulan, karyawan Elsari bekerja selama 26
hari. Oleh karena itu, Elsari mampu berproduksi sebanyak 49.920 kotak brownies
panggang selama umur usaha pada skenario I.
Penerimaan penjualan yang diperoleh Elsari pada skenario I adalah Rp
1.347.840.000,00 per tahun. Hasil ini diperoleh melalui perhitungan perkalian
antara jumlah produksi Elsari dengan harga jual brownies panggang.
2) Skenario Usaha II
Elsari Brownies and Bakery memiliki rencana melakukan pengembangan
usaha berupa pembukaan gerai baru di wilayah lebih strategis yang dilengkapi
dengan counter penjualan kopi. Oleh karena itu, Elsari akan meningkatkan
kapasitas produksinya guna memenuhi kebutuhan pemasaran di wilayah yang
baru.
Elsari akan berproduksi dengan membuat 12 kocok adonan sehingga
Elsari mampu menghasilkan 59.904 loyang brownies panggang pada tahun
pertama dan kedua pengembangan usaha. Pada tahun ketiga hingga akhir umur
bisnis, terdapat peningkatan produksi yang dihasilkan oleh Elsari Brownies and
Bakery dibanding dengan sebelumnya. Elsari akan melakukan kegiatan produksi
dengan 15 kocok adonan yang akan menghasilkan 240 loyang brownies per hari.
Karyawan Elsari bekerja selama 26 hari per bulan. Oleh karena itu, akan
dihasilkan 74.880 loyang brownies panggang per tahun dengan berat 500 gram.
Penambahan target penjualan ini dikarenakan produk dianggap telah cukup
dikenal oleh konsumen di wilayah pemasaran yang lebih strategis. Selain itu,
peningkatan produksi ini didukung pula oleh penambahan barang-barang investasi
guna menunjang kegiatan operasional produksi brownies panggang.
Harga yang ditawarkan kepada pengunjung yang datang langsung ke gerai
baru Elsari ialah Rp 27.000,00 sehingga penerimaan penjualan yang akan
diperoleh Elsari pada tahun pertama dan kedua berjumlah Rp 1.617.408.000,00.
Hasil ini diperoleh melalui perhitungan perkalian antara jumlah produksi Elsari
pada tahun pertama dan kedua dengan harga jual brownies panggang.
Berdasarkan hasil perhitungan penerimaan penjualan, Elsari memperoleh
pendapatan sebesar Rp 2.021.760.000,00 pada tahun ketiga hingga akhir umur
usaha.
Sumber penerimaan lain yang akan diperoleh Elsari pada skenario usaha II
berasal dari penjualan kopi. Gerai baru Elsari akan dilengkapi dengan counter
penjualan aneka jenis kopi yaitu espresso, cappuccino, serta coffee latte yang
dijual dengan harga terjangkau. Layanan ini ditujukan bagi pengunjung yang
ingin menikmati brownies panggang langsung di gerai agar dapat ditemani dengan
suguhan nikmat berupa kopi. Pengunjung juga akan merasa nyaman dengan
berbagai fasilitas yang ditawarkan oleh gerai Elsari antara lain fasilitas akses
internet gratis.
Elsari masih dalam tahap perkenalan produk kopi kepada konsumen.
Target penjualan kopi di tahun pertama dan kedua pengembangan usaha ialah 25
cangkir kopi per hari. Hal ini dikarenakan produk masih tergolong baru. Namun di
tahun ketiga hingga umur akhir usaha, Elsari akan meningkatkan target penjualan
hingga 50 cangkir per hari. Produk dianggap telah cukup dikenal oleh konsumen
sehingga peningkatan kapasitas produksi dapat dilakukan. Harga yang ditawarkan
Elsari sangat terjangkau, yaitu Rp 10.000,00 per cangkir. Dengan demikian,
penerimaan yang diperoleh Elsari melalui penjualan kopi pada tahun pertama dan
kedua ialah sebesar Rp 90.000.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga
kesepuluh ialah sebesar Rp 180.000.000,00.
3) Skenario Usaha III
Arus penerimaan yang diperoleh Elsari di skenario usaha III pada dasarnya
sama dengan arus penerimaan di skenario usaha II. Elsari akan melakukan
kegiatan produksi sebanyak 12 kocok adonan sehingga akan menghasilkan 4.992
kotak brownies panggang dengan berat 500 gram pada satu bulan masa produksi
(26 hari kerja) di tahun pertama dan kedua pengembangan usaha.
Elsari akan meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi target
pemasaran di gerai yang baru pada tahun ketiga hingga kesepuluh. Elsari
melakukan kegiatan produksi sebanyak 15 kocok adonan sehingga akan
dihasilkan 6.240 kotak brownies panggang selama satu bulan masa produksi.
Harga jual brownies panggang ialah sebesar Rp 27.000,00 per kotak. Dengan
demikian, penerimaan penjualan yang akan diperoleh Elsari di tahun pertama dan
kedua adalah sebesar Rp 1.617.408.000,00 dan Rp 2.021.760.000,00 di tahun
ketiga hingga akhir umur usaha.
Penerimaan lain yang diperoleh Elsari pada skenario usaha III adalah
penerimaan penjualan kopi. Target penjualan Elsari pada tahun pertama dan kedua
ialah sebanyak 25 cangkir per hari. Hal ini dikarenakan produk masih tergolong
baru. Pada tahun ketiga hingga kesepuluh, Elsari akan meningkatkan target
penjualan Elsari menjadi 50 cangkir per hari. Penambahan target penjualan ini
karena produk dianggap telah cukup dikenal oleh konsumen. Harga jual kopi ialah
Rp 10.000,00 per cangkir. Gerai Elsari dan counter penjualan kopi akan dibuka
setiap hari selama satu bulan. Oleh karena itu, penerimaan penjualan yang
diperoleh Elsari pada tahun pertama pengembangan usaha adalah Rp
90.000.000,00 dan Rp 180.000.000,00 pada tahun kedua hingga akhir umur usaha.
6.2.2. Pinjaman
1) Skenario Usaha I
Perusahaan tidak melakukan peminjaman dana tambahan ke lembaga
keuangan pada skenario usaha I. Hal ini dikarenakan Elsari masih mampu
memenuhi pendanaan kegiatan operasionalnya dengan modal sendiri tanpa
bantuan dana dari pihak ketiga. Dengan demikan, tidak terdapat pinjaman dalam
komponen inflow pada skenario usaha I.
2) Skenario Usaha II
Pengembangan usaha pada skenario II membutuhkan tambahan dana pada
komponen inflow. Tambahan dana tersebut diperlukan untuk membeli barang
investasi serta menyewa bangunan yang akan digunakan sebagai gerai baru Elsari.
Oleh karena itu, manajemen Elsari akan mengajukan pinjaman kepada Bank
Rakyat Indonesia (BRI) untuk membantu pemasukannya. Dana yang akan
dipinjam adalah sebesar Rp 100.000.000,00 dengan tingkat suku bunga pinjaman
sebesar 9,875 persen. Nilai ini diperoleh melalui rata-rata bunga pinjaman yang
diberikan oleh BRI dari bulan Februari 2012 hingga Maret 2012. Discount rate
yang digunakan adalah opportunity cost of capital (OCC) sebesar 6,81 persen per
tahun.
3) Skenario Usaha III
Pengembangan usaha melalui skenario III memerlukan tambahan dana
yang lebih besar dibanding skenario sebelumnya. Tambahan dana ini ditujukan
untuk membeli investasi berupa rumah toko (ruko) yang akan digunakan sebagai
pabrik sekaligus gerai Elsari yang dilengkapi dengan counter penjualan kopi.
Pinjaman dana dilakukan kepada Bank Rakyat Indonesia sebesar Rp
400.000.000,00 yang akan dibayar selama sepuluh tahun periode pembayaran.
Tingkat suku bunga pinjaman yang diberlakukan adalah 9,875 persen. Hal ini
diperoleh berdasarkan rata-rata tingkat suku bunga pinjaman BRI selama bulan
Februari 2012 hingga Maret 2012. Discount rate yang digunakan dalam skenario
III ini adalah opportunity cost of capital (OCC) sebesar 6,79 persen per tahun.
6.2.3. Arus Pengeluaran (Outflow)
Outflow merupakan aliran arus kas yang dikeluarkan oleh suatu usaha.
Arus pengeluaran Elsari Brownies and Bakery dikelompokkan menjadi beberapa
komponen, yaitu biaya investasi, biaya reinvestasi, biaya operasional, dan pajak
penghasilan.
6.2.3.1.Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya-biaya yang pada umumnya dikeluarkan
pada awal kegiatan pendirian usaha maupun pada saat tahun berjalan untuk
memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian.
1) Skenario Usaha I
Biaya investasi yang dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery pada
skenario usaha I terdiri atas sewa lahan dan bangunan, peralatan produksi,
perlengkapan kantor, izin usaha, dan armada transportasi. Investasi yang
dikeluarkan untuk menyewa lahan dan bangunan sebagai tempat pelaksanaan
kegiatan produksi sebesar Rp 100.000.000,00 selama sepuluh tahun dengan
pembayaran di muka. Peralatan produksi yang diperlukan untuk menunjang
kegiatan operasional Elsari Brownies and Bakery berjumlah Rp 22.480.000,00.
Biaya investasi untuk perlengkapan kantor menghabiskan dana sebesar Rp
19.800.000,00. Pengurusan perizinan pendirian usaha Elsari membutuhkan dana
investasi sejumlah Rp 2.000.000,00. Armada transportasi memerlukan biaya
investasi sebesar Rp 48.000.000,00. Dengan demikian, total biaya investasi yang
dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery dalam menjalankan kegiatan
usahanya ialah sebesar Rp 192.280.000,00. Rincian biaya investasi Elsari
Brownies and Bakery dapat dilihat pada Lampiran 5.
2) Skenario Usaha II
Elsari Brownies and Bakery akan melakukan pengembangan usaha yaitu
pembukaan gerai baru di wilayah strategis. Gerai tersebut akan dilengkapi dengan
counter penjualan kopi di dalamnya. Oleh karena itu, diperlukan sejumlah
investasi yang lebih besar dari skenario usaha I. Penambahan investasi
disesuaikan dengan peningkatan kapasitas produksi yang akan dilakukan.
Investasi tambahan tersebut akan menunjang kegiatan operasional terkait dengan
pengembangan usaha.
Penambahan investasi terutama pada peralatan produksi seperti mixer.
Selain itu, terdapat alokasi dana untuk perlengkapan pengembangan usaha di gerai
baru seperti sofa, meja, counter display, pendingin ruangan, CD player, speaker,
dan televisi. Peralatan produksi kopi juga diperlukan untuk mendukung
pengembangan usaha ini. Penambahan investasi untuk produksi kopi tersebut
antara lain coffee set, espresso machine, coffee grinder, milk foather, blender,
kulkas, pemasangan jaringan wifi, dan pelatihan barista. Selain itu, media
periklanan seperti neon box, banner, dan X-banner juga diperlukan untuk
memperluas jangkauan pemasaran dan menarik minat konsumen.
Peningkatan kapasitas produksi juga turut menambah alokasi pemasaran
melalui agen dan retailer pada skenario usaha II. Investasi berupa armada
pemasaran tambahan sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pemasaran ke beberapa daerah, antara lain Karawang, Serang,
Tangerang, Bandung, Sukabumi, Cibubur, dan Depok. Dalam rencana
pengembangan usaha ini, pembelian investasi berupa satu unit mobil akan
dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pemasaran. Dengan demikian, total
armada pemasaran Elsari Brownies and Bakery ialah satu unit mobil dan empat
unit sepeda motor.
Besarnya biaya investasi yang diperlukan untuk pengembangan usaha ini
adalah Rp 390.630.000,00. Rincian biaya investasi pada skenario usaha II dapat
dilihat pada Lampiran 6.
3) Skenario Usaha III
Pengeluaran biaya investasi yang diperlukan untuk pengembangan usaha
pada skenario usaha II pada dasarnya sama dengan biaya investasi pengembangan
skenario usaha III. Perbedaan yang mendasar ialah investasi perusahaan berupa
bangunan. Manajemen Elsari akan membeli bangunan yang akan digunakan
sebagai pabrik sekaligus gerai baru Elsari pada skenario usaha III. Dana yang
digunakan untuk membeli bangunan tersebut ialah sebesar Rp 1.300.000.000,00.
Dengan demikian, total biaya investasi yang diperlukan bagi pengembangan usaha
skenario III Elsari Brownies and Bakery adalah sebesar Rp 1.590.630.000,00.
Rincian biaya investasi pada skenario usaha III dapat dilihat pada Lampiran 7.
6.2.3.2.Biaya Reinvestasi
Biaya reinvestasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk mengganti peralatan investasi yang telah habis masa
ekonomisnya sebelum umur bisnis berakhir. Biaya reinvestasi memiliki nilai yang
berbeda-beda setiap tahunnya. Hal ini bergantung pada banyaknya peralatan yang
perlu diperbarui. Rincian biaya reinvestasi pada skenario usaha I dapat dilihat
pada Tabel 11.
Tabel 11. Biaya Reinvestasi Elsari pada Skenario Usaha I
Tahun
Peralatan yang diganti
ke3
Timbangan
5
Timbangan
6
Kompor gas, oven, lemari, meja, rak
penyimpanan dan pendinginan, rak etalase,
komputer, televisi, meja, kursi, sofa, lemari,
tempat sampah, kipas angin, printer, dan
komputer kasir.
7
Timbangan.
9
Timbangan.
Nilai Reinvestasi
(Rp)
480.000
480.000
29.800.000
480.000
480.000
Biaya reinvestasi yang diperlukan untuk skenario usaha II sama dengan
biaya reinvestasi yang dibutuhkan bagi pengembangan usaha pada skenario III.
Hal ini dikarenakan tidak adanya biaya investasi tambahan bagi pengembangan
usaha di skenario III. Biaya reinvestasi yang diperlukan pada skenario usaha II
dan III dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Biaya Reinvestasi Elsari pada Skenario Usaha II dan III
Tahun
Nilai Reinvestasi
Peralatan yang diganti
ke(Rp)
3
Timbangan.
480.000
5
Timbangan.
480.000
6
Kompor gas, oven, lemari, meja, rak
107.550.000
penyimpanan dan pendinginan, rak etalase,
komputer, televisi, meja, kursi, sofa, lemari,
tempat sampah, kipas angin, printer, komputer
kasir, sofa dan meja tamu, CD player, speaker,
coffee set, espresso machine, coffee grinder,
blender, AC, televisi, neon box, banner, Xbanner, dan alat kebersihan.
7
Timbangan.
480.000
9
Timbangan.
480.000
Biaya reinvestasi yang diperlukan pada skenario usaha II dan III lebih
besar dibanding skenario usaha I karena banyaknya tambahan peralatan investasi
yang diperlukan untuk memfasilitasi gerai baru Elsari. Sebagian besar barangbarang investasi tersebut memiliki umur ekonomis selama lima tahun sehingga
alokasi reinvestasi yang paling besar ialah biaya reinvestasi pada tahun keenam.
6.2.3.3. Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan secara berkala
selama usaha berjalan. Biaya ini dikeluarkan setiap tahun karena sifatnya yang
sangat penting dalam menunjang kegiatan operasional produksi suatu usaha.
Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
1) Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi.
Selain itu, biaya tetap juga memiliki nilai yang sama sepanjang tahun selama
umur usaha.
a)
Skenario Usaha I
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery pada
skenario usaha I terdiri dari gaji karyawan, komunikasi, listrik, air, administrasi,
promosi, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), konsumsi karyawan, biaya
pemeliharaan, THR, sewa mobil, pajak motor, kemasan, dan peralatan produksi.
Total biaya tetap yang dikeluarkan Elsari Brownies and Bakery ialah sebesar Rp
442.220.000,00 per tahun selama umur usaha. Pembahasan lebih lanjut mengenai
rincian biaya tetap pada skenario usaha I dapat dilihat sebagai berikut:
1. Karyawan yang bekerja di Elsari Brownies and Bakery berjumlah 13 orang.
Gaji yang diterima masing-masing karyawan tersebut berbeda-beda tergantung
pada pembagian kerja. Total pengeluaran Elsari untuk menggaji seluruh
karyawannya tiap bulan ialah sebesar Rp 15.800.000,00. Dengan demikian gaji
karyawan Elsari tiap tahun adalah Rp 189.600.00,00. Rincian gaji karyawan
Elsari dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Rincian Karyawan Elsari Brownies and Bakery pada Skenario Usaha I
Jumlah
Gaji per Orang
Gaji per Divisi
Divisi
(orang)
(Rp)
(Rp)
Top Management
2
2.000.000
4.000.000
Produksi Brownies
4
1.200.000
4.800.000
Administrasi
dan
2
1.000.000
2.000.000
Keuangan
Pemasaran
5
1.000.000
4.000.000
Total Gaji Karyawan per Bulan
15.800.000
2.
Biaya komunikasi yang dikeluarkan Elsari Brownies and Bakery dalam
kegiatan operasional usahanya selama satu tahun adalah sebesar Rp
1.200.000,00 dengan asumsi pengeluaran komunikasi per bulan adalah Rp
100.000,00. Pengeluaran biaya komunikasi yang dimaksud ialah biaya
pembelian pulsa untuk mempermudah koordinasi antara kepala bagian
dengan karyawan.
3.
Biaya listrik yang dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery adalah
sebesar Rp 300.000,00 per bulan. Oleh karena itu, pengeluaran listrik selama
satu tahun ialah sebesar Rp 3.600.000,00.
4.
Biaya air yang dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery adalah sebesar
Rp 1.800.000,00 dengan asumsi pengeluaran per bulan adalah Rp 150.000,00.
5.
Biaya administrasi yang diperlukan selama kegiatan usaha berlangsung ialah
sebesar Rp 1.500.000,00.
6.
Promosi yang dilakukan oleh Elsari Brownies and Bakery membutuhkan dana
sebesar Rp 3.000.000,00.
7.
Besarnya Pajak Bumi dan Bangunan yang dibayarkan oleh Elsari selama satu
tahun adalah Rp 500.000,00
8.
Karyawan yang bekerja di pabrik Elsari diberikan fasilitas berupa makan
siang, cemilan, dan minuman seperti teh atau kopi. Anggaran perusahaan
yang dialokasikan untuk konsumsi karyawan selama 26 hari kerja per bulan
adalah Rp 6.760.000,00 dengan asumsi bahwa biaya konsumsi per orang
ialah Rp 20.000,00 per hari. Dengan demikian, biaya yang diperlukan untuk
memenuhi konsumsi karyawan Elsari selaam satu tahun adalah sebesar Rp
81.120.000,00.
9.
Biaya pemeliharaan dialokasikan untuk melakukan perawatan terhadap mesin
produksi yang mengalami kerusakan. Hal ini dilakukan untuk menjaga
kontinuitas produksi agar tetap berada pada kondisi yang optimal. Mesinmesin yang membutuhkan pemeliharaan secara berkala adalah mixer dan
oven panggang. Selain itu, armada transportasi memerlukan pemeliharaan
setiap bulan. Oleh karena itu, pengeluaran perusahaan untuk pemeliharaan
peralatan produksi selama satu tahun ialah sebesar Rp 1.500.000,00.
10. Tunjangan Hari Raya (THR) diberikan kepada seluruh karyawan setiap satu
tahun sekali saat Hari Raya Idul Fitri tiba. THR tersebut bernilai satu kali gaji
per bulan. Dengan demikian, pengeluaran Elsari terkait dengan pemberian
THR tiap tahun adalah sebesar Rp 15.800.000,00.
11. Proses pemasaran ke beberapa daerah di luar kota membutuhkan armada
transportasi yang memadai. Daerah tujuan pemasaran antara lain Bandung,
Karawang, Serang, Cibubur, Depok, dan Sukabumi. Penyewaan mobil
diperlukan untuk menunjang kelancaran distribusi pemasaran hingga ke mitra
penjualan. Penyewaan mobil memerlukan biaya sewa per harinya sebesar Rp
200.000,00. Proses distribusi dilakukan selama enam hari. Dengan demikian,
pengeluaran Elsari untuk distribusi produk hingga ke luar kota per tahun ialah
sebesar Rp 57.600.000,00.
12. Motor yang dimiliki oleh Elsari berjumlah empat unit. Besarnya pajak yang
harus dibayarkan per tahun untuk satu unit sepeda motor ialah sebesar Rp
250.000,00. Oleh karena itu, total biaya pajak motor yang harus dibayarkan
adalah Rp 1.000.000,00.
13. Kemasan yang diproduksi untuk Elsari memiliki harga satuan sebesar Rp
1.350,00. Pemesanan kemasan dilakukan minimal 5.000 buah per bulan dan
hanya berlaku kelipatannya. Selama umur usaha, Elsari memesan 5.000 buah
kemasan setiap bulan. Hal ini dikarenakan besarnya produksi Elsari
berjumlah 4.160 kotak brownies panggang per bulan pada tahun pertama dan
4.992 kotak brownies panggang per bulan pada tahun kedua hingga akhir
umur usaha. Dengan demikian, biaya pengeluran Elsari untuk kemasan
produk berjumlah Rp 81.000.000,00 sepanjang umur usaha.
14. Peralatan produksi yang dibutuhkan dalam pembuatan brownies panggang
antara lain loyang, baskom, spatula, dan ayakan terigu. Umur ekonomis
peralatan produksi tersebut ialah satu tahun sehingga digolongkan dalam
komponen biaya tetap. Pengeluaran perusahaan untuk mendanai peralatan
produksi ialah sebesar Rp 3.000.000,00 per tahun.
b) Skenario Usaha II
Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah
produksi yang dihasilkan. Biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh Elsari
Brownies and Bakery pada dasarnya sama dengan skenario usaha I. Adanya
rencana pengembangan usaha yang menuntut adanya beberapa komponen
pengeluaran tambahan bagi Elsari, antara lain pembayaran wifi, sewa bangunan,
kemasan produk, serta pembayaran pinjaman. Total biaya tetap yang dikeluarkan
Elsari pada skenario usaha II ini ialah sebesar Rp 593.767.250,00. Pembahasan
mengenai rincian biaya tetap yang dikeluarkan oleh Elsari adalah sebagai berikut:
1.
Elsari Brownies and Bakery memiliki tambahan karyawan yang akan
membantu pelaksanaan produksi maupun pemasaran setelah adanya
pengembangan usaha. Pada skenario II ini Elsari mempekerjakan 17 orang
karyawan. Total pengeluaran Elsari untuk gaji karyawan per tahun adalah
sebesar Rp 240.000.000,00. Rincian karyawan yang bekerja di Elsari setelah
pengembangan usaha dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Rincian Karyawan Elsari Brownies and Bakery pada Skenario Usaha
II dan III
Jumlah
Gaji per Orang
Gaji per Divisi
Divisi
(orang)
(Rp)
(Rp)
Top Management
2
2.000.000
4.000.000
Produksi Brownies
5
1.200.000
6.000.000
Administrasi dan
2
1.000.000
2.000.000
Keuangan
Pegawai Gerai
2
1.000.000
2.000.000
Pemasaran
6
1.000.000
6.000.000
Total Gaji Karyawan per Bulan
20.000.000
2.
Pengeluaran untuk komunikasi akan mengalami peningkatan seiring dengan
pengembangan usaha. Biaya komunikasi yang dimaksud adalah biaya
pembelian pulsa. Biaya ini diperlukan untuk menunjang jalinan komunikasi
antara pemilik usaha dengan karyawan baik di bidang produksi, pemasaran,
distribusi, maupun keuangan. Total pengeluaran Elsari untuk komunikasi per
tahun adalah Rp 2.400.000,00 dengan asumsi biaya komunikasi per bulan
adalah Rp 200.000,00.
3.
Suplai listrik akan sangat diperlukan guna menunjang kegiatan operasional di
gerai baru Elsari. Hal ini dikarenakan banyaknya perlengkapan elektronik
yang digunakan untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung. Oleh
karena itu, biaya pengeluaran Elsari terkait dengan listrik akan menjadi Rp
7.200.000 per tahun.
4.
Pengembangan usaha berupa pembukaan gerai baru yang dilengkapi dengan
counter penjualan kopi akan membutuhkan pasokan air yang memadai. Biaya
pengeluaran Elsari untuk pembayaran air per bulan adalah Rp 300.000,00.
Dengan demikian, biaya yang diperlukan oleh Elsari untuk membayar
pasokan air adalah sebesar Rp 3.600.000,00 per tahun.
5.
Perlengkapan administrasi juga mengalami peningkatan akibat adanya
pengembangan usaha. Biaya administrasi menjadi Rp 3.000.000,00 per tahun.
6.
Pembukaan gerai baru Elsari memerlukan kegiatan promosi yang lebih intesif
untuk memperkenalkan gerai tersebut kepada masyarakat luas. Oleh karena
itu, biaya yang dibutuhkan juga lebih besar. Penambahan biaya tersebut
sebesar Rp 2.000.000,00 dibanding kondisi perusahaan saat ini. Alokasi
tambahan tersebut dapat digunakan untuk mencetak pamflet dan brosur lebih
banyak untuk disebarkan di tempat-tempat strategis. Selain itu, biaya promosi
juga digunakan untuk proses pembuatan banner serta berbagai media
periklanan lainnya. Media pemasaran melalui social media juga memerlukan
dana tambahan untuk akses internet. Dengan demikan, biaya promosi saat
pengembangan usaha menjadi sebesar Rp 5.000.000,00 per tahun.
7.
Pajak Bumi dan Bangunan yang diperlukan untuk membayar gerai baru Elsari
di kawasan Padjajaran ialah sebesar Rp 3.500.000,00.
8.
Tambahan orang yang berkerja di Elsari setelah pengembangan usaha juga
memiliki dampak pada anggaran pemberian makanan bagi karyawan.
Pembukaan gerai baru Elsari memerlukan tambahan sebanyak empat orang,
yaitu satu orang di bagian produksi brownies panggang, satu orang di bagian
pemasaran, dan dua orang sebagai pegawai gerai sekaligus barista. Total
karyawan yang bekerja di Elsari untuk menunjang kegiatan operasional di
gerai baru berjumlah 17 orang. Dengan demikian, anggaran Elsari terkait
konsumsi karyawan ialah senilai Rp 106.080.000,00 per tahun dengan asumsi
Rp 20.000,00 per hari.
9.
Pengembangan usaha Elsari memerlukan peralatan produksi tambahan guna
peningkatan kapasitas produksi baik brownies panggang maupun kopi. Selain
itu, terdapat berbagai barang investasi tambahan untuk menunjang
kenyamanan pengunjung di gerai baru Elsari. Armada transportasi juga
ditambah untuk memperluas proses distribusi produk ke mitra penjualan.
Semua perlengkapan tersebut membutuhkan perawatan secara berkala. Oleh
karena itu, biaya pemeliharaan semua barang investasi Elsari juga mengalami
peningkatan
dibandingkan
dengan
kondisi
perusahaan
sebelum
pengembangan usaha. Anggaran pemeliharaan tersebut menjadi Rp
2.000.000,00 per tahun.
10. Tunjangan Hari Raya (THR) bagi 17 orang karyawan Elsari setelah
pengembangan usaha memerlukan biaya sebesar Rp 20.000.000,00. THR
diberikan satu tahun sekali saat Hari Raya Idul Fitri yang senilai dengan satu
kali gaji.
11. Walaupun Elsari telah memiliki satu unit mobil, namun kegiatan pemasaran
harus
tetap
didukung
melalui
armada
transportasi
tambahan
saat
pengembangan usaha ini. Hal ini dikarenakan pengiriman brownies panggang
ke berbagai kota di luar kota Bogor akan lebih diintensifkan. Oleh karena itu,
penyewaan mobil diasumsikan sebanyak enam kali dalam seminggu untuk
menunjang kegiatan pemasaran Elsari dalam kondisi pengembangan usaha.
Besarnya biaya penyewaan mobil adalah sebesar Rp 200.000,00. Dengan
demikian, pengeluaran Elsari untuk menyewa mobil ialah Rp 57.600.000,00
per tahun.
12. Motor merupakan salah satu barang investasi kendaraan operasional Elsari.
Motor yang dimiliki Elsari berjumlah empat unit. Pajak motor per unit ialah
senilai Rp 250.000,00. Dengan demikian, total pengeluaran Elsari terkait
pembayaran pajak motor ialah Rp 1.000.000,00 per tahun.
13. Pajak mobil yang dikeluarkan setiap tahun adalah sebesar Rp 2.000.000,00.
14. Fasilitas akses internet tanpa kabel atau wifi diberikan kepada pengunjung
secara gratis untuk menunjang kenyamanan mereka saat mengonsumsi
langsung produk Elsari di gerai baru. Biaya yang dibutuhkan per bulan untuk
akses internet tersebut sebesar Rp 100.000,00. Dengan demikian, total biaya
akses internet wifi selama satu tahun adalah Rp 1.200.000,00.
15. Peralatan produksi seperti loyang, baskom, spatula, dan ayakan terigu sangat
diperlukan dalam proses pembuatan brownies panggang. Peralatan produksi
tersebut memiliki masa pakai selama satu tahun sehingga menjadi bagian dari
biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan. Pengeluaran untuk peralatan
produksi tersebut ialah sebesar Rp 3.000.000,00 per tahun.
16. Pembukaan gerai baru Elsari akan dilakukan di kawasan Padjadjaran dengan
menyewa bangunan atau ruko. Biaya penyewaan bangunan tersebut ialah Rp
120.000.000,00 per tahun.
c)
Skenario Usaha III
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery pada
skenario usaha III pada dasarnya sama dengan biaya tetap yang diperlukan pada
skenario usaha II. Namun, pada skenario usaha III Elsari tidak memerlukan
pengeluaran untuk menyewa bangunan karena Elsari telah memiliki bangunan
yang berfungsi sebagai pabrik dan gerai baru Elsari. Oleh karena itu, total biaya
tetap yang dikeluarkan Elsari pada skenario usaha III adalah sebesar Rp
522.329.000,00.
2) Biaya Variabel
a)
Skenario Usaha I
Biaya variabel yang dikeluarkan Elsari Brownies and Bakery dalam
menghasilkan brownies panggang pada skenario usaha I terdiri atas gas LPG,
transportasi, serta pengadaan bahan baku. Penjabaran lebih lanjut terkait rincian
biaya variabel dapat dilihat sebagai berikut:
1.
Jumlah gas LPG 12 kg yang diperlukan dalam produksi brownies panggang
dalah 642 tabung per tahun. Besarnya pembelian gas LPG per tabungnya
ialah Rp 78.000,00. Dengan demikian pengeluaran Elsari terkait pengadaan
gas ialah sebesar Rp 50.076.000,00.
2.
Biaya transportasi yang dibutuhkan mencakup distribusi produk dan
pengadaan bahan baku bagi kegiatan produksi Elsari Brownies and Bakery.
Distribusi produk ke mitra penjualan Elsari di luar kota membutuhkan alokasi
pendanaan untuk bahan bakar kendaraan bermotor tersebut. Beberapa tujuan
pemasaran Elsari ialah Karawang, Serang, Bandung, Sukabumi, Cibubur, dan
Depok. Kegiatan distribusi dilakukan sebanyak enam kali dalam seminggu.
Bahan bakar yang dibutuhkan selama satu hari distribusi diasumsikan sebesar
25 liter. Dengan demikian, pengeluaran Elsari untuk menunjang kegiatan
distribusi pemasarannya ialah sebesar Rp 32.400.000,00 per tahun.
3.
Bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan brownies panggang antara
lain:
a.
Tepung terigu yang diperlukan sebagai bahan baku pembuatan brownies
panggang dengan 10 kocok adonan per hari adalah sebanyak 268 bal per
tahun. Takaran satu bal berarti 25 kg dengan harga Rp 158.000,00 per bal.
Oleh karena itu, dibutuhkan 6.700 kg tepung terigu untuk memproduksi
49.920 kotak brownies panggang per tahun. Total pengeluaran Elsari untuk
pengadaan tepung terigu pada tahun pertama adalah Rp 42.344.000,00.
b.
Dalam proses pembuatan 49.920 kotak brownies panggang diperlukan 208
bal gula per tahun. Satu bal gula terdiri dari 50 kg gula dengan harga Rp
467.000,00 per bal. Biaya yang harus dikeluarkan Elsari untuk membeli gula
per tahun ialah sebesar Rp 97.136.000,00.
c.
Telur yang diperlukan dalam proses pembuatan brownies panggang Elsari
sebanyak 642 peti. Satu peti terdiri atas 15 kg telur dengan harga Rp
215.000,00 per peti. Oleh karena itu, pengadaan bahan baku telur
membutuhkan biaya sebesar Rp 138.030.000,00.
d.
Salah satu bahan baku pembuatan brownies panggang adalah minyak nabati.
Minyak nabati yang dibutuhkan Elsari pada ialah 452 karton. Satu karton
minyak nabati terdiri dari enam buah minyak nabati dengan komposisi dua
liter per buah. Harga per karton minyak nabati ialah sebesar Rp 122.000,00.
Dengan demikian, pengeluaran Elsari untuk biaya pengadaan minyak nabati
ialah Rp 55.144.000,00 per tahun.
e.
Coklat bubuk yang diperlukan sebagai komponen bahan baku pembuatan
brownies panggang ialah sebanyak 58 bal. Satu bal terdiri dari 25 kg coklat
bubuk. Harga per bal coklat bubuk adalah sebesar Rp 1.625.000,00. Oleh
karena itu, biaya yang harus dikeluarkan Elsari untuk pengadaan bahan baku
coklat bubuk ini per tahun ialah Rp 94.250.000,00.
f.
Bahan baku penyusun brownies panggang salah satunya adalah keju. Keju
yang diperlukan pada tahun pertama adalah sebanyak 98 karton. Satu karton
keju berisi delapan buah plastik keju dengan berat masing-masing dua kg.
Harga per karton keju ini ialah Rp 844.000,00. Dengan demikian, pengadaan
bahan baku keju per tahun memerlukan biaya sebesar Rp 82.712.000,00.
g.
Cokelat batangan diperlukan sebagai salah satu bahan baku pembuatan
brownies panggang. Pengeluaran Elsari untuk cokelat batangan per tahun
adalah sebesar Rp 75.000.000,00.
h.
Brownies panggang yang dijual oleh Elsari memiliki berbagai macam variasi
topping antara lain meises, chocochips, kacang mete, kismis, dan susu. Biaya
variabel yang diperlukan terkait pengadaan berbagai bahan baku topping
tersebut memerlukan dana senilai Rp 75.000.000,00 per tahun.
i.
Bahan baku penunjang lainnya dalam proses pembuatan brownies panggang
antara lain vanili, soda kue, dan garam. Biaya variabel yang diperlukan terkait
pengadaan berbagai bahan baku penunjang tersebut adalah sebesar Rp
75.000.000,00.
b) Skenario Usaha II
Biaya variabel yang dikeluarkan oleh Elsari pada skenario usaha II terdiri
dari gas LPG, transportasi, dan bahan baku. Pengembangan usaha Elsari ialah
pembukaan gerai baru yang dilengkapi dengan counter penjualan kopi. Oleh
karena itu, bahan baku pada skenario usaha II ini juga dilengkapi dengan bahan
baku pembuatan kopi. Total pengeluaran biaya variabel Elsari pada skenario II
ialah sebesar Rp 1.056.832.000,00 pada tahun pertama dan kedua pengembangan
usaha serta Rp 1.371.878.000,00 pada tahun ketiga hingga akhir umur bisnis.
Pembahasan lebih lanjut mengenai biaya variabel dapat dilihat sebagai berikut:
1.
Pemakaian gas LPG 12 kg untuk memproduksi brownies panggang pada
tahun pertama dan kedua skenario usaha II ialah sebanyak 770 tabung. Pada
tahun ketiga hingga akhir umur bisnis, terdapat peningkatan pemakaian gas
LPG sehingga menjadi 963 tabung gas. Biaya pemakaian per satuan tabung
gas LPG sebesar Rp 78.000,00. Dengan demikian, biaya variabel yang
dikeluarkan oleh Elsari terkait pemakaian gas LPG pada tahun pertama dan
kedua sebesar Rp 60.060.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga
kesepuluh menghabiskan dana sebesar Rp 75.114.000,00.
2.
Peningkatan produksi akibat adanya rencana pengembangan usaha menuntut
penambahan pengadaan kemasan produk. Pemesanan hanya dapat dilakukan
dalam kelipatan 5.000 buah. Produksi pada tahun pertama dan kedua Elsari
ialah 59.904 kotak sedangkan pada tahun ketiga hingga tahun kesepuluh ialah
74.880 kotak. Oleh karena itu, Elsari akan memesan kemasan sejumlah 5.000
buah per bulan pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha serta
10.000 buah per bulan pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha. Harga
satuan kemasan ialah Rp 1.350,00. Dengan demikian, biaya variabel terkait
kemasan produk Elsari ialah Rp 81.000.000,00 pada tahun pertama dan kedua
pengembangan usaha sedangkan Rp 162.000.000,00 pada tahun ketiga hingga
akhir umur usaha.
3.
Seiring dengan adanya peningkatan produksi guna memenuhi target
penjualan di gerai baru, maka terdapat pula peningkatan alokasi pemasaran
melalui mitra penjualan atau retailer. Pembukaan gerai baru Elsari diharapkan
akan meningkatkan efektivitas saluran promosi melalui word of mouth
sehingga wilayah pemasaran Elsari melalui retailer akan lebih luas. Bagian
delivery akan membuka pemasaran ke daerah-daerah lain yang belum
dijangkau oleh Elsari sehingga semakin memudahkan konsumen menjangkau
produk Elsari. Proses distribusi melalui retailer dilakukan langsung oleh
bagian delivery Elsari dengan menggunakan armada transportasi berupa
mobil. Pengeluaran yang diperlukan untuk pembelian bahan bakar selama
proses distribusi pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha adalah
sebesar Rp 38.880.000,00 dengan asumsi pemakaian bahan bakar sebesar 30
liter per satu hari proses distribusi. Sedangkan pada tahun ketiga hingga
kesepuluh ialah Rp 51.840.000,00 dengan asumsi terdapat peningkatan bahan
bakar yang diperlukan menjadi 40 liter. Kegiatan distribusi dilakukan selama
enam kali dalam satu minggu. Peningkatan alokasi biaya akomodasi pada
tahun ketiga hingga kesepuluh dikarenakan adanya peningkatan frekuensi
pengiriman produk Elsari ke wilayah pemasaran baru.
4.
Tepung terigu yang digunakan sebagai salah satu komponen bahan baku
dalam produksi brownies panggang mengalami peningkatan pada skenario
usaha II. Tepung terigu yang digunakan pada tahun pertama dan kedua adalah
sebanyak 322 bal atau 8.050 kg. Penggunaan tepung terigu pada tahun ketiga
hingga kesepuluh adalah sebanyak 402 bal atau 10.050 kg. Harga tepung
terigu ialah Rp 158.000,00 per bal. Dengan demikian pengeluaran Elsari
untuk pembelian tepung terigu pada tahun pertama dan kedua sebesar Rp
50.876.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga kesepuluh sebesar Rp
63.516.000,00.
5.
Pada skenario usaha II, gula yang digunakan pada proses produksi brownies
panggang adalah sebanyak 250 bal di tahun pertama dan kedua serta 312 bal
pada tahun ketiga hingga kesepuluh. Satu bal sama nilainya dengan 50 kg.
Biaya pembelian gula ialah sebesar Rp 467.000,00 per bal. Alokasi
pembelian gula juga meningkat akibat adanya counter penjualan kopi di gerai
Elsari yang baru. Penambahan biaya tersebut ialah sebesar Rp 5.000.000,00
pada tahun pertama dan kedua serta Rp 10.000.000,00 pada tahun ketiga
hingga kesepuluh. Dengan demikian, biaya variabel yang dikeluarkan Elsari
untuk pembelian gula ialah sebesar Rp 121.750.000,00 pada tahun pertama
dan kedua serta Rp Rp 155.704.000,00 pada tahun ketiga hingga akhir umur
usaha.
6.
Penggunaan telur sebagai bahan baku pembuatan brownies panggang adalah
sebanyak 770 peti pada tahun pertama dan kedua serta 963 peti pada tahun
ketiga hingga kesepuluh. Satu peti berisi 15 kg telur. Harga satu peti telur
ialah sebesar Rp 215.000,00. Oleh karena itu, biaya variabel terkait
pembelian telur pada tahun pertama dan kedua ialah sebesar Rp
165.550.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha adalah
sebsar Rp 207.045.000,00.
7.
Minyak nabati yang digunakan pada tahun pertama dan kedua pengembangan
usaha Elsari ialah sebanyak 542 kardus atau 3.252 buah. Pada tahun ketiga
hingga kesepuluh, penggunaan minyak nabati adalah sebesar 678 kardus atau
4.068 buah. Satu buah kardus minyak nabati memiliki harga sebesar Rp
122.000,00. Oleh karena itu, pengeluaran biaya variabel terkait pembelian
minyak nabati pada tahun pertama dan kedua sebesar Rp 66.124.000,00
sedangkan pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha ialah sebesar Rp
82.716.000,00.
8.
Penggunaan coklat bubuk sebagai salah satu bahan baku pembuatan brownies
panggang mengalami peningkatan akibat adanya pengembangan usaha. Pada
tahun pertama dan kedua, coklat bubuk yang digunakan adalah sebanyak 70
bal atau 1.750 kg. Coklat bubuk yang dibutuhkan pada tahun ketiga hingga
kesepuluh adalah 87 bal atau 2.175 kg. Harga satu bal coklat bubuk ialah Rp
1.625.000,00. Dengan demikian, biaya variabel yang dikeluarkan Elsari
terkait dengan pembelian coklat bubuk adalah Rp 113.750.000,00 sedangkan
pada tahun kedua hingga kesepuluh adalah sebesar Rp 141.375.000,00.
9.
Keju yang digunakan dalam produksi brownies panggang pada tahun pertama
dan kedua pengembangan usaha adalah sebanyak 118 kardus sedangkan pada
tahun ketiga hingga kesepuluh adalah sebanyak 147 kardus. Satu kardus keju
berisi delapan buah keju seberat dua kg. Harga satu buah kardus keju adalah
sebesar Rp 844.000,00. Oleh karena itu, pengeluaran Elsari untuk membeli
keju pada tahun pertama dan kedua adalah sebesar Rp 99.592.000,00
sedangkan Rp 124.068.000,00 pada tahun ketiga hingga kesepuluh.
10. Proses produksi brownies panggang membutuhkan coklat batangan sebagai
salah satu komponen bahan bakunya. Biaya variabel yang diperlukan untuk
pembelian coklat batangan pada tahun pertama dan kedua pengembangan
usaha adalah sebesar Rp 75.000.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga
akhir umur usaha ialah Rp 80.000.000,00.
11. Elsari memproduksi brownies panggang dengan beragam variasi topping
antara lain mesis, chocochips, kacang mede, kismis, dan susu. Anggaran yang
diperlukan untuk membeli bahan baku pembuatan topping tersebut adalah
sebesar Rp 75.000.000,00 pada tahun pertama dan kedua pengembangan
usaha serta Rp 80.000.000,00 pada tahun ketiga hingga kesepuluh.
12. Bahan baku penunjang lainnya dalam proses produksi brownies panggang
adalah vanili, soda kue, dan garam. Biaya variabel yang dikeluarkan oleh
Elsari untuk membeli bahan baku penunjang ini diasumsikan sebesar Rp
75.000.000,00 pada tahun pertama dan kedua serta Rp 80.000.000,00 pada
tahun ketiga hingga kesepuluh pengembangan usaha.
13. Bahan baku yang diperlukan dalam proses pembuatan kopi antara lain biji
kopi, gula, susu, dan cokelat cair. Pada tahun pertama dan kedua
pengembangan usaha, target penjualan Elsari adalah 25 cangkir kopi per hari.
Satu buah cangkir kopi membutuhkan kira-kira 10 gram biji kopi sehingga
dalam satu hari dibutuhkan 250 gram biji kopi. Biji kopi dijual dengan
minimal pembelian sebanyak 500 gram seharga Rp 69.000,00. Gerai baru
Elsari akan beroperasi selama 30 hari. Oleh karena itu, dalam satu tahun
biaya variabel yang diperlukan untuk membeli biji kopi adalah Rp
12.420.000,00. Sedangkan pada tahun ketiga hingga tahun kesepuluh target
penjualan kopi di gerai baru Elsari adalah sebanyak 50 cangkir. Dengan
demikian, biaya variabel yang diperlukan ialah Rp 24.840.000,00.
14. Susu cair diperlukan sebagai pelengkap dalam suguhan secangkir kopi. Susu
cair yang digunakan memiliki harga beli sebesar Rp 14.500,00 per liter.
Dalam satu bulan, susu cair yang diperlukan untuk menunjang kegiatan
operasional Elsari adalah sebanyak 1,5 liter. Oleh karena itu, biaya variabel
yang diperlukan terkait pembelian susu pada tahun pertama dan kedua adalah
Rp 7.830.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga kesepuluh adalah
sebesar Rp 15.660.000,00.
15. Pengeluaran lainnya yang diperlukan sebagai pelengkap suguhan kopi ialah
cokelat cair dan whipped cream. Biaya variabel yang diperlukan diasumsikan
adalah sebesar Rp 5.000.000,00 pada tahun pertama dan kedua serta Rp
10.000.000,00 untuk tahun ketiga hingga akhir umur usaha.
16. Kemasan diperlukan bagi konsumen yang menginginkan kopinya untuk
dibawa pulang atau tidak diminum di gerai langsung. Kemasan yang
digunakan adalah gelas plastik PET dengan tutup cembung yang biasa
digunakan di coffee shop internasional. Total biaya yang diperlukan untuk
memesan satu buah kemasan dengan dilengkapi logo perusahaan dan sedotan
ialah Rp 1.000,00. Elsari akan memesan sebanyak 9.000 buah kemasan pada
tahun pertama sehingga akan membutuhkan dana sebanyak Rp 9.000.000,00.
Pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha, diperlukan biaya variabel sebesar
Rp 18.000.000,00 terkait biaya pembelian 18.000 buah kemasan.
c)
Skenario Usaha III
Pengeluaran biaya variabel pada skenario usaha II sama dengan pengeluaran
biaya variabel pada skenario usaha III. Hal ini dikarenakan tidak adanya
penambahan dana untuk membeli bahan baku produksi brownies panggang
serta kopi. Dengan demikian, total biaya variabel yang dikeluarkan Elsari
pada skenario III ialah sebesar Rp 1.056.832.000,00 pada tahun pertama dan
kedua pengembangan usaha serta Rp 1.371.878.000,00 pada tahun ketiga
hingga akhir umur bisnis.
6.2.3.4. Bunga
1) Skenario Usaha I
Pada skenario usaha I, Elsari tidak mengajukan pinjaman dana ke bank.
Oleh karena itu, Elsari tidak memiliki kewajiban untuk membayar angsuran
pinjaman kepada bank.
2) Skenario Usaha II
Rencana pengembangan usaha pada skenario II membutuhkan tambahan
dana sehingga Elsari mengajukan peminjaman dana ke Bank Rakyat Indonesia
sebesar Rp 100.000.000,00. Oleh karena itu, Elsari memiliki kewajiban untuk
membayar pinjaman tersebut dalam jangka waktu sepuluh tahun sebesar Rp
16.187.250,00. Adapun rincian pinjaman dan bunga dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Rincian Pokok Pinjaman, Biaya Bunga, dan Sisa Pokok Pinjaman
(dalam Rp)
Tahun Pokok Pinjaman
Biaya Bunga
Angsuran
Sisa Pokok
Pinjaman
1
6.312.250
9.875.000
16.187.250
93.687.750
2
6.935.585
9.251.665
16.187.250
86.752.165
3
7.620.474
8.566.776
16.187.250
79.131.691
4
8.372.996
7.814.255
16.187.250
70.758.696
5
9.199.829
6.987.421
16.187.250
61.558.867
6
10.108.312
6.078.938
16.187.250
51.450.555
7
11.106.508
5.080.742
16.187.250
40.344.047
8
12.203.275
3.983.975
16.187.250
28.140.772
9
13.408.349
2.778.901
16.187.250
14.732.423
10
14.732.423
1.454.827
16.187.250
0
3) Skenario Usaha III
Elsari mengajukan pinjaman kepada BRI untuk mendanai rencana
pengembangan usaha berupa pembelian investasi bangunan. Pinjaman dana
tersebut sebesar Rp 400.000.000,00 yang akan dibayar selama 10 tahun periode
pembayaran angsuran. Adapun rincian pinjaman dan bunga dapat dilihat pada
Tabel 16.
Tabel 16. Rincian Pokok Pinjaman, Biaya Bunga, dan Sisa Pokok Pinjaman
(dalam Rp)
Sisa Pokok
Tahun Pokok Pinjaman
Biaya Bunga
Angsuran
Pinjaman
1
25.249.000
39.500.000
64.749.000
374.751.000
2
27.742.339
37.006.661
64.749.000
347.008.661
3
30.481.895
34.267.105
64.749.000
316.526.766
4
33.491.982
31.257.018
64.749.000
283.034.784
5
36.799.315
27.949.685
64.749.000
246.235.468
6
40.433.248
24.315.753
64.749.000
205.802.221
7
44.426.031
20.322.969
64.749.000
161.376.190
8
48.813.101
15.935.899
64.749.000
112.563.088
9
53.633.395
11.115.605
64.749.000
58.929.693
10
58.929.693
5.819.307
64.749.000
0
6.2.3.5. Pajak Restoran
Pajak restoran merupakan komponen pengeluaran (outflow) yang harus
dikeluarkan atas laba bersih yang diperoleh setiap tahunnya. Pajak ini merupakan
pajak atas pelayanan restoran yang diserahkan kepadaPemerintah Daerah Kota
Bogor. Penghitungan pajak penghasilan didasarkan pada Peraturan Daerah Kota
Bogor Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran. Pajak restoran tersebut
sebesar 10 persen dari laba bersih yang dibayarkan per bulan. Penerapan pajak ini
dilakukan kepada restoran yang memiliki nilai penjualan di atas Rp 7.500.000,00
per bulan.
Tabel 17.
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pajak Restoran Elsari Brownies and Bakery pada Skenario Usaha II
dan III (dalam Rp)
Skenario II
Skenario III
Nilai
Nilai
EBT
EBT
Pajak
Pajak
12.811.000
(16.814.000)
13.434.335
(14.320.661)
193.425.224
1.611.877
167.724.895
1.397.707
194.177.745
1.618.148
170.734.982
1.422.792
195.004.579
1.625.038
174.042.315
1.450.353
195.913.062
1.632.609
177.676.247
1.480.635
196.911.258
1.640.927
181.669.031
1.513.909
198.008.025
1.650.067
186.056.101
1.550.468
199.213.099
1.660.109
190.876.395
1.590.637
200.537.173
1.671.143
196.172.693
1.634.772
Pajak restoran diberlakukan kepada skenario pengembangan usaha yang
memberikan inovasi berupa counter penjualan kopi. Pajak restoran yang harus
dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery tergantung pada perolehan laba
kotor tiap tahun di masing-masing skenario usaha. Berdasarkan Tabel 17 di atas
diperoleh informasi bahwa pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha di
skenario usaha II, pajak restoran tidak diberlakukan. Hal ini dikarenakan
pendapatan penjualan yang dibawah nilai Rp 7.500.000,00 per bulan pada tahun
pertama dan kedua pengembangan usaha. Pada skenario usaha III, perolehan laba
bersih pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha memiliki nilai negatif.
Oleh karena itu, pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha, tidak
dikenai pengeluaran untuk pajak restoran.
6.2.4 Analisis Laba Rugi
Menurut Umar (2007), proyeksi laba rugi disusun oleh data-data
pendapatan dan biaya. Dalam analisis laba rugi usaha, pendapatan diperoleh dari
penerimaan dan nilai sisa investasi, sedangkan komponen biaya disusun oleh
biaya tetap, biaya variabel, dan pajak penghasilan. Perhitungan laba rugi usaha
dimulai dengan mengurangi jumlah seluruh penerimaan dengan total biaya tetap
dan biaya variabel setiap tahunnya. Dari perhitungan tersebut didapatkan nilai
penerimaan sebelum bunga dan pajak (EBIT) atau laba kotor yang kemudian
dikurangi dengan biaya bunga sehingga didapatkan penerimaan sebelum pajak
atau laba bersih sebelum pajak (EBT). Sebagai langkah akhir, dilakukan
pengurangan terhadap EBT dengan pajak penghasilan untuk setiap EBT yang
bernilai positif atau memperoleh keuntungan. Dengan demikian didapatkan nilai
penerimaan setelah pajak atau laba/rugi usaha. Untuk biaya tetap pada komponen
biaya operasional ditambahkan dengan komponen biaya penyusutan dari barangbarang investasi per tahunnya. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode
garis lurus. Rincian biaya penyusutan skenario I, II, dan III dapat dilihat pada
Lampiran 5, 6, dan 7. Elsari Brownies and Bakery telah memperoleh laba mulai
dari tahun pertama usaha hingga akhir umur usaha di skenario usaha I dan II.
Namun, pada skenario usaha III, laba yang diperoleh pada tahun pertama dan
kedua bernilai negatif. Perolehan laba bersih per tahun di ketiga skenario usaha
dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Laba Bersih Elsari Brownies and Bakery pada Ketiga Skenario Usaha
(dalam Rp)
Tahun
Skenario Usaha I
Skenario Usaha II
Skenario Usaha III
1
66.328.000
12.811.000
(16.814.000)
2
66.328.000
13.434.335
(14.320.661)
3
66.328.000
191.813.347
166.327.187
4
66.328.000
192.559.598
169.312.190
5
66.328.000
193.379.541
172.591.962
6
66.328.000
194.280.453
176.195.612
7
66.328.000
195.270.331
180.155.122
8
66.328.000
196.357.958
184.505.634
9
66.328.000
197.552.990
189.285.758
10
66.328.000
198.866.030
194.537.920
Rata-rata
66.328.000
158.632.558
140.177.673
Berdasarkan analisis laba rugi, rata-rata laba bersih yang didapat Elsari
pada skenario II merupakan perolehan rata-rata laba bersih yang paling besar
apabila dibandingkan dengan skenario usaha lainnya. Skenario usaha III memliki
perolehan rata-rata laba bersih terbesar kedua setelah skenario usaha II sedangkan
skenario usaha I memperoleh rata-rata laba bersih yang paling kecil. Melalui
informasi tersebut, dapat dikatakan bahwa rencana pengembangan usaha Elsari
baik melalui skenario usaha II maupun III akan memberikan rata-rata perolehan
laba bersih yang lebih besar apabila dibandingkan dengan kondisi perusahaan saat
ini. Dengan demikian, menurut analisis laba dan rugi, Elsari Brownies and Bakery
sebaiknya menjalankan skenario usaha II atau III untuk memperoleh laba bersih
yang lebih besar.
6.2.5. Analisis Kelayakan Finansial
Analisis kelayakan finansial usaha pengolahan brownies panggang oleh
Elsari Brownies and Bakery menggunakan prinsip uang saat ini tidak sama
dengan nilai uang di masa yang akan datang. Analisis kelayakan finansial
dilakukan dengan mendiskontokan nilai net benefit yang diperoleh dengan tingkat
discount rate sebesar 5,75 persen. Nilai ini didasarkan pada tingkat suku bunga
rata-rata yang berlaku di Bank Indonesia per bulan Februari hingga Maret 2012.
Hal dikarenakan Elsari Brownies and Bakery menggunakan modal sendiri dan
tidak bergantung pada pinjaman bank dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya
pada skenario usaha I.
Discount rate yang digunakan pada skenario usaha II ialah sebesar 6,81
persen sedangkan pada skenario III adalah 6,79 persen. Nilai ini merupakan
opportunity cost of capital dari BI rate (5,75 persen) dan suku bunga pinjaman
BRI (9,875 persen). Suku bunga pinjaman BRI yang digunakan merupakan ratarata suku bunga pinjaman selama bulan Februari dan Maret 2012. Analisis
finansial ini dilakukan dengan menggunakan kriteria penilaian investasi, yaitu Net
Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost-Ratio (Net
B/C), dan Discounted Payback Period (DPP).
1) Skenario Usaha I
Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan finansial yang telah dilakukan
dapat diperoleh informasi bahwa NPV yang diperoleh Elsari Brownies and Bakery
dalam skenario usaha I bernilai lebih besar daripada nol, yaitu Rp
337.679.866,814. Hal ini berarti bahwa usaha pengolahan brownies panggang
oleh Elsari Brownies and Bakery menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp
454.845.061,71 selama kurun waktu 10 tahun dengan kapasitas produksi 49.920
kotak brownies per tahun. Dengan demikian, usaha pengolahan brownies ini layak
untuk dijalankan.
Suatu usaha dapat dikatakan layak apabila memiliki nilai Internal Rate of
Return (IRR) yang lebih besar apabila dibandingkan dengan nilai cost of capital.
Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan finansial, nilai IRR yang diperoleh
Elsari Brownies and Bakery ialah sebesar 74 persen, sedangkan nilai cost of
capital adalah 5,75 persen. Nilai IRR ini lebih besar dari cost of capital sehingga
usaha pengolahan brownies panggang ini layak untuk dijalankan.
Net B/C merupakan rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif
dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Suatu usaha dapat dikatakan layak
apabila Net B/C bernilai lebih dari satu. Apabila net B/C bernilai positif maka
apabila perusahaan mengeluarkan biaya tambahan maka nilai manfaat tambahan
yang diperoleh perusahaan tersebut akan lebih besar, yaitu senilai dengan net B/C
yang dihasilkan. Nilai Net B/C yang diperoleh Elsari Brownies and Bakery
berdasarkan perhitungan analisis kelayakan adalah sebesar 5,64. Hal ini berarti
setiap tambahan biaya sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan tambahan manfaat
bersih bagi Elsari sebesar Rp 5,64. Dengan demikian, Elsari Brownies and Bakery
layak untuk dijalankan karena memiliki nilai Net B/C lebih besar dari satu.
Discounted payback period digunakan untuk melihat jangka waktu
pengembalian modal. Berdasarkan analisis kelayakan finansial, discounted
payback period Elsari Brownies and Bakery ialah selama 3,55 tahun. Waktu
pengembalian yang cukup singkat atau lebih cepat dari umur usaha menandakan
bahwa usaha ini layak untuk dijalankan. Rekapitulasi hasil perhitungan kriteria
investasi pada skenario I dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kriteria Investasi Elsari pada Skenario
Usaha I
Kriteria Investasi
Hasil
NPV
Rp 454.845.061,71
IRR
74%
Net B/C
5,64
DPP
3,55 tahun
2) Skenario Usaha II
Analisis finansial menunjukkan bahwa NPV yang diperoleh Elsari
Brownies and Bakery pada skenario usaha II ialah sebesar Rp 993.854.285,65.
Hal ini berarti pengembangan usaha yang akan dilakukan oleh Elsari memberikan
manfaat bersih sebesar Rp 993.854.285,65 selama periode 10 tahun. Incremental
net benefit yang diperoleh skenario usaha II apabila dibandingkan dengan kondisi
pada skenario usaha I ialah Rp 539.009.223,94. Dengan demikian, rencana
pengembangan ini layak untuk dijalankan karena memiliki nilai NPV lebih dari
nol.
Berdasarkan analisis kelayakan finansial, diperoleh informasi bahwa nilai
IRR yang diperoleh Elsari Brownies and Bakery adalah sebesar 66 persen. Nilai
tersebut lebih besar apabila dibandingkan dengan opportunity cost of capital,
yaitu 6,81 persen. Hal ini menunjukkan bahwa rencana pengembangan usaha
Elsari layak untuk dijalankan apabila ditinjau berdasarkan nilai IRR yang
diperoleh.
Net B/C yang diperoleh Elsari pada skenario II adalah sebesar 5,54. Hal
ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan
manfaat bersih sebesar Rp 5,54. Nilai Net B/C yang dihasilkan lebih dari satu,
oleh karena itu rencana pengembangan usaha Elsari layak untuk dijalankan.
Analisis finansial saat pengembangan usaha menunjukkan nilai discounted
payback period selama 3,83 tahun. Hal ini berarti tingkat pengembalian modal
Elsari setelah pengembangan usaha relatif singkat atau lebih kecil dari umur
usaha. Dengan demikian, rencana pengembangan usaha Elsari layak untuk
dijalankan. Kriteria investasi berdasarkan analisis finansial Elsari pada skenario
usaha II dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kriteria Investasi Elsari pada Skenario
Usaha II
Kriteria Investasi
Hasil
Incremental Net Benefit
Rp 539.009.223,94
IRR
66%
Net B/C
5,54
DPP
3,83 tahun
3) Skenario Usaha III
Berdasarkan analisis finansial yang telah dilakukan terhadap kriteria
investasi, diperoleh informasi bahwa nilai Net Present Value (NPV) pada skenario
usaha III ialah sebesar Rp 659.725.212,63. Perolehan NPV ini berarti rencana
pengembangan usaha Elsari melalui penerapan skenario usaha III akan
memberikan manfaat bersih sebesar Rp 659.725.212,63 selama periode 10 tahun
berjalannya usaha. Incremental net benefit yang diperoleh skenario usaha III
apabila dibandingkan dengan skenario usaha I ialah sebesar Rp 204.880.150,92.
Hasil ini dapat dikatakan layak karena nilai yang diperoleh lebih besar daripada
nol.
Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan hasil Internal Rate of
Return (IRR) yang diperoleh Elsari adalah 19 persen. Nilai ini dianggap layak
karena lebih besar dari opportunity cost of capital yang digunakan yaitu 6,79
persen.
Nilai Net B/C yang diperoleh Elsari Brownies and Bakery berdasarkan
perhitungan analisis kelayakan adalah sebesar 1,66. Hal ini berarti setiap
tambahan biaya sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan tambahan manfaat bersih
bagi Elsari sebesar Rp 1,66. Oleh karena itu, Elsari Brownies and Bakery layak
untuk dijalankan karena memiliki nilai Net B/C lebih besar dari satu.
Berdasarkan analisis kelayakan finansial, discounted payback period Elsari
Brownies and Bakery ialah selama 9,6 tahun. Waktu pengembalian investasi pada
skenario usaha III ini lebih kecil apabila dibandingkan dengan umur usaha, yaitu
10 tahun. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa usaha ini layak untuk
dijalankan. Hasil perhitungan kriteria investasi pada skenario usaha III dapat
dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kriteria Investasi Elsari pada Skenario
Usaha III
Kriteria Investasi
Hasil
Incremental Net Benefit
Rp 204.880.150,92
IRR
19%
Net B/C
1,66
DPP
9,6 tahun
6.2.6. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas bertujuan untuk menilai apa yang terjadi dengan hasil
analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di
dalam perhitungan biaya atau manfaat. Perubahan yang dimaksud biasanya terjadi
pada faktor-faktor produksi seperti kenaikan bahan baku dan penurunan
penjualan.
Elsari Brownies and Bakery pernah mengalami penurunan produksi yang
berdampak pada berkurangnya penjualan ke konsumen. Produksi turun sebanyak
3,85 persen. Hal ini terjadi karena terdapat pergolakan internal yang membuat
produktivitas karyawan menjadi terganggu. Oleh karena itu, karyawan produksi
hanya mampu menghasilkan 47.999 kotak brownies panggang per tahun.
Biaya bahan baku yang dominan dalam pembuatan brownies panggang
adalah telur. Telur memerlukan biaya variabel yang paling besar apabila
dibandingkan dengan bahan baku lainnya. Oleh karena itu, perubahan pada harga
telur akan turut mempengaruhi perolehan manfaat perusahaan. Kenaikan biaya
pembelian telur yang pernah dialami Elsari Brownies and Bakery adalah sebesar
14 persen. Harga telur ialah sebesar Rp 215.000,00 per peti namun peningkatan
harga telur dapat menjadi Rp 245.000,00 per peti.
Bahan bakar atau bensin sangat penting untuk menunjang kelancaran
proses distribusi produk Elsari ke berbagai wilayah pemasaran. Bensin merupakan
salah satu hasil olahan minyak bumi, yaitu sumberdaya yang tidak dapat
diperbarui.
Apabila harga minyak dunia mengalami kenaikan, maka akan
berdampak pada penentuan harga bahan bakar di Indonesia. Hal ini dikarenakan
terdapat pengurangan alokasi pemberian subsidi dari pemerintah terkait kenaikan
harga minyak dunia. Berdasarkan pengalaman perusahaan, kenaikan harga bensin
yang paling besar ialah Rp 6.000,00 per liter. Kenaikan ini memiliki nilai sebesar
33,33 persen.
Analisis sensitivitas diperlukan untuk mengetahui tingkat kepekaan usaha
secara finansial dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan perubahan yang
terjadi. Perubahan yang pernah dialami oleh Elsari Brownies and Bakery ialah
penurunan penjualan sebesar 3,85 persen, kenaikan harga bahan baku yaitu telur
sebesar 14 persen, dan kenaikan harga bahan bakar sebesar 33,33 persen. Berikut
ini ialah hasil analisis sensitivitas pada ketiga skenario usaha berdasarkan
perubahan-perubahan tersebut.
1) Analisis Sensitivitas Elsari terhadap Penurunan Penjualan
Hasil analisis sensitivitas penurunan penjualan brownies panggang sebesar
3,85 persen pada ketiga skenario usaha dapat dilihat di Tabel 22. Penurunan
penjualan brownies panggang sebesar 3,85 persen membawa pengaruh signifikan
pada perolehan NPV. Walaupun NPV pada ketiga skenario usaha masih bernilai
positif, namun terdapat penurunan yang cukup besar akibat adanya penurunan
penjualan.
Skenario usaha I dan III peka terhadap penurunan penjualan brownies
panggang sebesar 3,85 persen. Hal ini dapat dianalisis melalui penurunan nilai
NPV yang lebih dari 50 persen akibat adanya penurunan penjualan. Oleh karena
itu perlu dilakukan upaya penanggulangan untuk meminimalisir adanya risiko
penurunan penjualan pada usaha ini. Salah satu caranya ialah melalui promosi.
Kegiatan pemasaran harus lebih diintensifkan agar tidak terjadi penurunan
penjualan yang akan berdampak pada tidak layaknya usaha. Kegiatan promosi
dapat memanfaatkan social media yang sedang berkembang saat ini. Elsari dapat
menawarkan potongan harga atau bonus lainnya kepada konsumen melalui social
media sehingga akan menarik minat konsumen. Selain itu, perusahaan juga harus
menjaga hubungan purna jual yang baik dengan mitra penjualan. Hal ini
dikarenakan mitra penjualan memegang peranan penting dalam proses distribusi
produk hingga sampai ke konsumen. Pelayanan purna jual yang baik diharapkan
dapat meningkatkan loyalitas mitra penjualan sehingga penurunan penjualan akan
dapat diminimalisir.
Hasil analisis sensitivitas penurunan penjualan brownies panggang sebesar
3,85 persen yang memberikan hasil berbeda-beda pada tiap skenario
menimbulkan pertanyaan mengenai sejauh mana batas maksimal penurunan
penjualan yang dapat ditolerir sehingga usaha tetap layak dijalankan. Oleh karena
itu, analisis sensitivitas melalui pendekatan switching value perlu dilakukan.
Tabel 22. Hasil Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan Sebesar 3,85 Persen
Uraian
Skenario I
Skenario II
Skenario III
NPV (Rp)
68.737.967
473.834.183
139.254.195
Net B/C
1,47
2,71
1,13
IRR (%)
9,38
32
10
DPP
8,9
5,98
2) Analisis Sensitivitas Elsari terhadap Kenaikan Bahan Baku, yaitu Telur
Sensitivitas kelayakan kriteria investasi terhadap kenaikan harga telur pada
ketiga skenario usaha dapat dilihat di Tabel 23. Seluruh skenario usaha tetap
dikatakan layak walaupun terdapat kenaikan harga telur sebesar 14 persen.
Perolehan NPV di seluruh skenario usaha tetap bernilai positif walaupun terdapat
penurunan akibat adanya kenaikan harga telur.
Skenario usaha II menunjukkan hasil yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan skenario usaha I dan III. Hal ini menunjukkan rencana
pengembangan usaha merupakan langkah yang tepat untuk dilakukan mengingat
kondisi perusahaan saat ini yang sensitif terhadap perubahan harga telur. Selain
itu, perlu dilakukan analisis switching value untuk mengetahui sejauh mana batas
kenaikan harga telur yang dapat ditolerir sehingga usaha ini masih layak untuk
dijalankan.
Tabel 23. Hasil Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur Sebesar 14 Persen
Uraian
Skenario I
Skenario II
Skenario III
NPV (Rp)
311.395.551
800.867.903
466.571.481
Net B/C
3,68
4,33
1,46
IRR (%)
45
53
16
DPP (tahun)
4,32
4,23
-
3) Analisis Sensitivitas Elsari terhadap Kenaikan Harga Bahan Bakar sebesar
33,33 persen
Adanya peningkatan harga BBM khususnya premium sebesar Rp 6.000,00
tetap menjadikan usaha ini layak untuk dijalankan bagi seluruh skenario usaha.
Kondisi yang paling baik diperlihatkan melalui perolehan kelayakan kriteria
investasi pada skenario usaha II. Oleh karena itu, diperlukan informasi mengenai
sejauh mana batas kenaikan harga BBM dapat ditolerir agar usaha masih tetap
layak untuk dijalankan. Hasil analisis sensitivitas kenaikan bahan bakar pada
ketiga skenario usaha dapat dilihat di Tabel 24.
Tabel 24. Hasil Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Bahan Bakar 33,33 persen
Uraian
Skenario I
Skenario II
Skenario III
NPV (Rp)
374.406.084
879.976.526
545.747.745
Net B/C
4,46
4,81
1,54
IRR (%)
57
58
17
DPP (tahun)
3,92
4,05
-
6.2.7. Analisis Nilai Pengganti (Switching Value)
Analisis nilai pengganti (switching value) digunakan untuk mengetahui
seberapa besar perubahan maksimal pada biaya variabel dan penerimaan
penjualan yang dapat ditolerir sehingga usaha masih layak untuk dilaksanakan.
Switching value ditentukan dengan uji coba sehingga menghasilkan keuntungan
normal yaitu NPV sama dengan nol, IRR mendekati nilai suku bunga, dan Net
B/C sama dengan satu. Dalam penelitian ini, akan dilakukan analisis switching
value terhadap ketiga skenario usaha terkait dengan penurunan penjualan Elsari,
kenaikan harga bahan baku telur, dan kenaikan harga bahan bakar.
Analisis sensitivitas telah dilakukan sebelumnya pada ketiga skenario
usaha Elsari Brownies and Bakery. Perubahan yang terjadi ialah penurunan
penjualan sebesar 3,85 persen, kenaikan harga telur sebesar 14 persen, dan
kenaikan harga bahan bakar sebesar 33,33 persen. Analisis sensitivitas tersebut
menunjukkan hasil yang beragam, ada skenario usaha yang tetap layak untuk
dijalankan namun terdapat pula skenario usaha yang menjadi tidak layak setelah
adanya perubahan tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya informasi terkait batas
maksimal perubahan sehingga usaha ini masih tetap layak untuk dijalankan.
Hasil analisis switching value menunjukkan informasi bahwa batas
maksimum penurunan penjualan brownies panggang ialah sebesar 4,53087785
persen pada skenario usaha I. Pada kenyataannya, Elsari pernah mengalami
penurunan penjualan sebesar 3,85 persen. Hal ini menyebabkan skenario usaha I
lebih peka terhadap adanya penurunan penjualan dibanding skenario usaha lain.
Batas maksimal kenaikan harga telur pada skenario usaha I adalah sebesar
44,2432689 persen sedangkan kenyataan yang pernah terjadi ialah adanya
kenaikan harga telur sebesar 14 persen. Hasil analisis switching value
menunjukkan hasil bahwa batas maksimal kenaikan harga bahan bakar ialah
188,4845185 persen sedangkan kenaikan harga premium yang pernah terjadi
adalah sebesar 33,33 persen. Nilai ini masih jauh dari batas maksimal perubahan
yang dapat menyebabkan Elsari menjadi tidak layak.
Hasil analisis switching value pada skenario usaha II menunjukkan hasil
yang paling baik apabila dibandingkan dengan skenario lainnya. Rencana
pengembangan skenario usaha II menunjukkan bahwa Elsari masih layak
dijalankan hingga batas maksimal penurunan penjualan sebesar 7,358089013
persen, peningkatan harga telur sebesar 71,8586154 persen, dan peningkatan
harga bahan bakar sebesar 290,91261 persen. Pengalaman yang pernah dialami
perusahaan terkait adanya perubahan antara lain penurunan penjualan sebesar 3,85
persen, kenaikan harga telur sebesar 14 persen, dan kenaikan harga bahan bakar
sebesar 33,33 persen. Hasil ini menunjukkan kondisi realita yang pernah terjadi
masih jauh dari batas maksimal perubahan yang dapat menyebabkan skenario
usaha II menjadi tidak layak untuk dijalankan.
Rencana pengembangan usaha pada skenario III menunjukkan batas
maksimum penurunan penjualan sebesar 4,880103089 persen, kenaikan harga
telur sebesar 47,6587638 persen, dan kenaikan harga bahan bakar sebesar
193,9402435 persen. Hasil analisis switching value pada skenario usaha III
menunjukkan kondisi yang lebih baik apabila dibandingkan dengan skenario
usaha I.
Berdasarkan
analisis
switching
value
secara
keseluruhan
dapat
disimpulkan bahwa rencana pengembangan usaha pada skenario usaha II dan III
menunjukkan kondisi yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kondisi
perusahaan saat ini atau skenario usaha I. Hasil analisis switching value ketiga
skenario usaha dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Perbandingan Hasil Switching Value pada Ketiga Skenario Usaha
Perubahan
Maksimum
Penurunan
Penjualan
Maksimum Peningkatan
Harga Telur
Maksimum Peningkatan
Harga Bahan Bakar
Switching Value (Persen)
Skenario I
Skenario II
Skenario III
4,53087785
7,358089013
4,880103089
44,2432689
71,8586154
47,6587638
188,4845185
290,91261
193,9402435
6.2.8. Hasil Analisis Aspek Finansial
Analisis kelayakan finansial Elsari Brownies and Bakery dilakukan dengan
tiga skenario, yaitu kondisi perusahaan saat ini, pengembangan usaha dengan
menyewa bangunan untuk gerai, serta pengembangan usaha dengan membeli
bangunan untuk pabrik dan gerai.
Analisis kelayakan terhadap kondisi perusahaan saat ini menunjukkan nilai
NPV sebesar Rp 454.845.062, nilai Net B/C sebesar 5,64, nilai IRR sebesar 74
persen, dan DPP 3,55 tahun. Kriteria kelayakan investasi pada skenario usaha I
dinyatakan layak dijalankan secara finansial.
Analisis kelayakan finansial skenario usaha II yaitu penyewaan bangunan
yang akan digunakan sebagai gerai baru Elsari sekaligus counter penjualan kopi
menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 993.854.285, nilai Net B/C sebesar 5,54, nilai
IRR sebesar 66 persen, dan DPP selama 3,83 tahun. Hasil analisis kelayakan
kriteria investasi menunjukkan bahwa skenario usaha II layak untuk dijalankan.
Analisis kelayakan skenario usaha III berupa pembelian bangunan yang
akan digunakan sebagai pabrik dan gerai baru Elsari menghasilkan kriteria
investasi sebagai berikut, yaitu NPV sebesar Rp 659.725.213, Nilai IRR yang
dihasilkan ialah sebesar 19 persen. Perolehan Net B/C pada skenario usaha III
adalah sebesar 1,66. Discounted payback period skenario usaha III ialah selama
9,6 tahun. Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa skenario usaha
III layak untuk dijalankan.
Berdasarkan analisis incremental net benefit yang telah dilakukan pada
kedua skenario pengembangan usaha maka diperoleh hasil bahwa tambahan
manfaat bersih yang diberikan oleh skenario usaha II lebih besar apabila
dibandingkan dengan tambahan manfaat bersih pada skenario usaha III. Dengan
demikian, pengembangan bisnis dengan menggunakan skenario usaha II akan
lebih menguntungkan pemilik usaha karena memberikan tambahan manfaat bersih
yang lebih besar.
Analisis sensitivitas dan switching value kemudian dilakukan pada ketiga
skenario usaha tersebut. Pada kondisi perusahaan saat ini (skenario usaha I) batas
maksimum penurunan penjualan brownies panggang adalah 4,53087785 persen,
kenaikan harga telur sebesar 44,2432689 persen, dan kenaikan harga bahan bakar
sebesar 188,4845185 persen. Rencana pengembangan skenario usaha II
menunjukkan bahwa Elsari masih layak dijalankan hingga batas maksimal
penurunan penjualan sebesar 7,358089013 persen, peningkatan harga telur sebesar
71,8586154 persen, dan peningkatan harga bahan bakar sebesar 290,91261
persen. Pada skenario usaha III, batas maksimum penurunan penjualan sebesar
4,880103089 persen, kenaikan harga telur sebesar 47,6587638 persen, dan
kenaikan harga bahan bakar sebesar 193,9402435 persen.
Pengalaman yang pernah dialami oleh perusahaan terkait dengan adanya
perubahan pada biaya, antara lain penurunan penjualan brownies panggang
sebesar 3,85 persen, kenaikan harga telur sebesar 14 persen, dan kenaikan harga
bahan bakar sebesar 33,33 persen. Hasil analisis switching value menunjukkan
bahwa skenario usaha I lebih peka terhadap adanya perubahan. Kondisi yang lebih
baik ditunjukkan pada skenario usaha II yang memiliki batas maksimum cukup
jauh dengan realita yang pernah dialami perusahaan.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh informasi bahwa NPV
yang diperoleh pada skenario usaha II memberikan hasil yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan skenario usaha lain. Berdasarkan analisis laba rugi juga
diperoleh informasi bahwa skenario usaha II memberikan rata-rata laba bersih
terbesar dibandingkan dengan skenario usaha lain. Skenario usaha II juga
menunjukkan kondisi yang lebih baik berdasarkan analisis sensitivitas dan
switching value.
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu:
1) Usaha pembuatan brownies panggang Elsari serta rencana pengembangan
usahanya layak untuk dijalankan apabila dilihat dari aspek non finansial yaitu
aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, aspek manajemen, aspek sosial,
ekonomi, dan lingkungan maupun aspek finansial. Analisis finansial pada
ketiga skenario usaha menunjukkan hasil bahwa usaha ini layak berdasarkan
kriteria investasi.
2) Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa seluruh skenario usaha tetap layak
untuk dijalankan walaupun terdapat perubahan yang memengaruhi biaya dan
manfaat, seperti penurunan penjualan sebesar 3,85 persen, kenaikan harga
telur sebesar 14 persen, dan kenaikan harga BBM sebesar 33,33 persen.
7.2. Saran
Saran yang dapat direkomendasikan oleh peneliti antara lain:
1) Elsari Brownies and Bakery sebaiknya menjalankan skenario usaha II yaitu
melakukan pengembangan usaha berupa pembukaan gerai baru di wilayah
yang lebih strategis. Selain itu, Elsari dapat melengkapi gerai barunya dengan
counter penjualan kopi yang dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.
2) Elsari Brownies and Bakery sangat peka terhadap penurunan penjualan. Oleh
karena itu, kegiatan promosi perlu dilakukan secara lebih intensif untuk
mengurangi penurunan penjualan. Kegiatan promosi dapat memanfaatkan
social media yang sedang berkembang saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
[Bappeda] Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor. 2011. Bogor dalam Angka
2010. Bogor: Bappeda Kota Bogor.
[Disperindag] Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. 2011. Data
Potensi Industri Tahun 2008-2010. Bogor: Disperindag Kota Bogor.
Gittinger JP. 2008. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Edisi Kedua.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Heidyningsih NA. 2009. Analisis Kelayakan Usaha Death by Chocolate and
Spageti Restaurant Kota Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Husnan S, Muhammad S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Pencetak AMP YKPN.
Ibrahim Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Jumingan. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kadariah, Lien K, Clive G. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Kasmir, Jakfar. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor: Kencana.
[Kemenkop]. 2007. Statistik Usaha Kecil dan Menengah. Jakarta: Kementerian
Koperasi dan UKM Republik Indonesia.
Kusumastuti R. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Industri Kecil Roti dan Kue
(Studi Kasus Toko Ibu Ratna Roti dan Kue) [skripsi]. Bogor: Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Mankiw NG. 2007. Makroekonomi. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Napitupulu DN. 2009. Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Jus dan Sirup
Belimbing Manis dan Jambu Biji Merah (Studi Kasus: CV. Winner
Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat) [skripsi]. Bogor:
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Nasution RA. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Roti Unyil pada Perusahaan Roti
Venus, Kota Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor:
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
Nusawanti TA. 2009. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Roti pada Bagas
Bakery, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah [skripsi]. Bogor: Fakultas
Ekonomi dan Manajemen: Institut Pertanian Bogor.
Oktafiyani RI. 2009. Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Kerupuk Rambak
Kulit Sapi dan Kulit Kerbau (Studi Kasus: Usaha Pembuatan Kerupuk
Rambak di Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah)
[skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
Rahmanto RA. 2010. Strategi Pengembangan Usaha “Elsari Brownies and
Bakery” [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen: Institut
Pertanian Bogor.
Saragih IP. 2011. Penentuan Kadar Air pada Cake Brownies dan Roti Two in One
Nenas dan Es [skripsi]. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam: Universitas Sumatera Utara.
Suratman. 2002. Studi Kelayakan Proyek. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.
Syafrul A. 2010. Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Yoghurt di Perusahaan
Dafarm Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor. Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Umar H. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Ed ke-3. Jakarta: Gramedia.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Layout Pabrik Elsari Brownies and Bakery
Ruang
Produksi
Brownies
Kukus
dan
Bakery
Lemari
Ruangan
Pimpinan
Elsari
Meja
Meja
S
o
f
a
S
o
f
a
Mini Counter
Pintu Utama
Keterangan :
Ruang Produksi Brownies Panggang
Oven
Mixer
Ruang Pendinginan dan Penyimpanan
Ruang Distribusi dan Pemasaran
Lampiran 2. Layout Gerai Baru Elsari Brownies and Bakery
Meja
Meja
Meja
Meja
Meja
WC
Pintu Utama
Keterangan :
Sofa dan meja
Gudang
Meja untuk gula dan sedotan
Speaker
Rak etalase dan counter kopi
Lampiran 3. Daftar Permintaan Counter Elsari Brownies and Bakery per Bulan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Counter
Lokasi
Toko Aroma
Toko Harum Manis
Toko Kemuning
Toko Pradita
Toko Minina
Toko Rose Marry
Toko Laros
Toko Pelita Ibu
Toko Underpass
Toko Fortune
Toko Mini QQ
Toko Dinnar
Toko Neneng
Venus Giant
Lapis Surabaya
Pak Tata
Toko Fajar
Venus Damri
Toko Maret
Toko Suka Hati
Toko Simpang Tiga
Toko A & B
Cafetaria
Counter Lina
Darkernas
Toko Ria
Dewi’s Bakery
Toko Baru
Toko Venny
Toko Kopi Dewi
Rahmat Jaya
Toko Denpasar
Toko Ibu Dewi
Belsa
Wirasaba
Seroja
Setia Jaya
Priangan
Toko Azis
Koperasi RS. Salak
Toko Bolu
Toko Aneka Sari
MOCI
Depok
Depok
Depok
Depok
Depok
Depok
Depok
Depok
Parung
Parung
Parung
Parung
Parung
Parung
Parung
Parung
Parung
Bogor
Bogor
Bogor
Bogor
Bogor
Bogor
Bogor
Bogor
Bogor
Karawang
Karawang
Karawang
Karawang
Karawang
Karawang
Karawang
Karawang
Karawang
Karawang
Karawang
Cipayung
Cipayung
Cipayung
Cipayung
Cipayung
Sukabumi
Jumlah
(kotak)
16
16
16
16
24
24
40
40
24
20
16
16
16
16
16
8
8
24
16
16
40
16
16
16
12
24
280
40
40
40
40
24
24
16
16
24
24
64
12
16
16
16
160
No
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
Counter
Lokasi
Toko AHU
Toko Agus
Toko Degung Raya
Toko Anugerah
Toko Kita
Toko Oleh-Oleh
Toko Maju
T-MART
Toko Ratna 2
Toko Lapis Surabaya
Aneka Sari
Belanova
Toko Rose Merry
Bubby
Toko Kenary
Toko Tien Kue
Ibu Ayi
Venus Pomad
Toko Salma
Lapis Surabaya Naval
Toko Sylvi Snack
Sari Gurih
Aneka Rasa
Citra Rasa
Kartika Rasa
Barokah Ibu
Sari Priangan
Sari Nikmat
Isola
Sari Raos 2
Sari Raos 4
Maya
Indo Snack
Sari Rasa
Ideal Snack
H. Amir
Rizki
Kabita Snack
Cinta
Karya Umbi
Ojolali
Sari Raos 1
Oleh-Oleh
Rumah Snack
Sukabumi
Sukabumi
Sukabumi
Sukabumi
Sukabumi
Sukabumi
Sukabumi
Sentul
Sentul
Sentul
Sentul
Sentul
Sentul
Ciluar
Ciluar
Ciluar
Ciluar
Ciluar
Ciluar
Ciluar
Ciluar
Lw. Panjang (Bandung)
Lw. Panjang (Bandung)
Lw. Panjang (Bandung)
Lw. Panjang (Bandung)
Lw. Panjang (Bandung)
Lw. Panjang (Bandung)
Lw. Panjang (Bandung)
Lembang (Bandung)
Lembang (Bandung)
Lembang (Bandung)
Lembang (Bandung)
Pasteur (Bandung)
Pasteur (Bandung)
Pasteur (Bandung)
Pasteur (Bandung)
Pasteur (Bandung)
Pasteur (Bandung)
Pasteur (Bandung)
Cihampelas (Bandung)
Cihampelas (Bandung)
Cihampelas (Bandung)
Cihampelas (Bandung)
Cihampelas (Bandung)
Jumlah
(kotak)
48
40
40
24
24
24
24
40
20
20
20
20
20
40
24
24
12
16
20
16
20
20
20
20
20
20
24
24
40
20
24
40
20
20
24
24
24
40
40
80
40
24
20
20
No
Counter
Lokasi
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
Toko Venny
Toko Happy
Toko Seroja
Setia Jaya
Parahiangan
Toko Azis
Oleh-Oleh Asgar
H. Marzuki
Rudi
Kosim
Aneka Lama
Pelita Ibu
Clarisa
Ibu Dewi
Bekasi
Bekasi
Bekasi
Bekasi
Cipanas
Cipanas
Cipanas
Cipanas
Cipanas
Cipanas
Cibubur
Cibubur
Cibubur
Cibubur
Jumlah
(kotak)
24
24
20
24
20
40
24
24
24
20
24
20
20
20
Lampiran 4. Daftar Permintaan Agen Elsari Brownies and Bakery per Bulan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Nama Agen
Oka
Candy
Dana
Ida
Sila
Deni
Lilin
Ida
Edi Suryana
Karadi
Euis
Ida
Ida
Suci
Lita
Ayu
Edi Suhendi
Instansi
Prudential
BRI
Bank Niaga
C&R
PT. Tanasin
PT. KAI
PT. ABC
ADA Swalayan
Yogya Sukasari
PT. SGM
Lokasi
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Bogor
Bogor
Bogor
Bogor
Bogor
Bogor
Sukabumi
Jumlah
(kotak)
100
160
160
100
100
160
160
160
160
160
100
100
100
160
120
120
100
Lampiran 5. Rincian Biaya Investasi dan Penyusutan Skenario I
No
Uraian
1 Sewa lahan dan bangunan dibayar di muka
2 Peralatan produksi
Timbangan
Kompor gas
Tabung gas LPG 14 kg
Mixer
Oven
Lemari Bahan
Meja
Rak penyimpanan dan pendinginan
Rak etalase
Baju kerja
Total Peralatan Produksi
3 Perlengkapan kantor
Komputer
Televisi
Meja
Kursi
Sofa
Lemari
Tempat sampah
Kipas Angin
Printer
Komputer Kasir
Total Perlengkapan Kantor
4 Izin Usaha
SIUP
TDI
TDP
Izin Dinkes
Label Halal
Total Izin Usaha
5 Transportasi
Sepeda Motor
Total biaya transportasi
TOTAL BIAYA INVESTASI
TOTAL PENYUSUTAN
Jumlah Harga/satuan (Rp) Total (Rp) Umur Penyusutan/tahun (Rp)
270
370.370 100.000.000
10
10.000.000
4
4
12
1
8
2
1
3
8
60
120.000
250.000
500.000
3.000.000
400.000
300.000
500.000
500.000
400.000
50.000
480.000
1.000.000
6.000.000
3.000.000
3.200.000
600.000
500.000
1.500.000
3.200.000
3.000.000
22.480.000
2
5
10
10
5
5
5
5
5
10
240.000
200.000
600.000
300.000
640.000
120.000
100.000
300.000
640.000
300.000
1
1
2
2
2
1
3
1
1
1
4.000.000
5.000.000
500.000
300.000
2.000.000
600.000
100.000
300.000
500.000
3.500.000
4.000.000
5.000.000
1.000.000
600.000
4.000.000
600.000
300.000
300.000
500.000
3.500.000
19.800.000
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
800.000
1.000.000
200.000
120.000
800.000
120.000
60.000
60.000
100.000
700.000
10
4.800.000
400.000
300.000
300.000
250.000
750.000
2.000.000
4
12.000.000
48.000.000
48.000.000
192.280.000
22.200.000
Lampiran 6. Rincian Biaya Investasi dan Penyusutan Skenario II
No
Uraian
1 Sewa lahan dan bangunan dibayar di muka
2 Peralatan produksi
Timbangan
Kompor gas
Tabung gas LPG 14 kg
Mixer
Oven
Lemari Bahan
Meja
Rak penyimpanan dan pendinginan
Rak etalase
Baju kerja
Total Peralatan Produksi
3 Perlengkapan kantor
Komputer
Televisi
Meja
Kursi
Sofa
Lemari
Tempat sampah
Kipas Angin
Printer
Komputer Kasir
Total Perlengkapan Kantor
4 Izin Usaha
SIUP
TDI
TDP
Izin Dinkes
Label Halal
Total Izin Usaha
5 Transportasi
Sepeda Motor
Mobil
Total biaya transportasi
6 Rencana Kebutuhan Dana
Sofa dan meja tamu
CD player dan speaker
Coffee Set
Espresso Machine Semi Automatic
Coffee Grinder
Blender
Kulkas
AC
Televisi
Counter display
Meja display
Baju Kerja
Pemasangan jaringan wifi
Pelatihan barista
Neon Box
Banner
X-Banner
Alat kebersihan dan produksi
Total kebutuhan dana
TOTAL BIAYA INVESTASI
TOTAL PENYUSUTAN
Jumlah Harga/satuan (Rp)
Total (Rp)
Umur
penyusutan/tahun (Rp)
270
370.370
100.000.000
10
10.000.000
4
4
12
2
8
2
1
3
8
60
120.000
250.000
500.000
3.000.000
400.000
300.000
500.000
500.000
400.000
50.000
480.000
1.000.000
6.000.000
6.000.000
3.200.000
600.000
500.000
1.500.000
3.200.000
3.000.000
25.480.000
2
5
10
10
5
5
5
5
5
10
240.000
200.000
600.000
600.000
640.000
120.000
100.000
300.000
640.000
300.000
1
1
2
2
2
1
3
1
1
1
4.000.000
5.000.000
500.000
300.000
2.000.000
600.000
100.000
300.000
500.000
3.500.000
4.000.000
5.000.000
1.000.000
600.000
4.000.000
600.000
300.000
300.000
500.000
3.500.000
19.800.000
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
800.000
1.000.000
200.000
120.000
800.000
120.000
60.000
60.000
100.000
700.000
400.000
300.000
300.000
250.000
750.000
2.000.000
4
1
12.000.000
100.000.000
48.000.000
100.000.000
148.000.000
10
10
4.800.000
10.000.000
10
1
20
1
1
1
1
1
1
1
3
6
1
2
1
1
2
1
2.500.000
2.000.000
100.000
8.500.000
9.500.000
2.000.000
5.000.000
2.500.000
5.000.000
12.000.000
1.500.000
100.000
2.000.000
5.000.000
3.400.000
350.000
250.000
500.000
25.000.000
2.000.000
2.000.000
8.500.000
9.500.000
2.000.000
5.000.000
2.500.000
5.000.000
12.000.000
4.500.000
600.000
2.000.000
10.000.000
3.400.000
350.000
500.000
500.000
95.350.000
390.630.000
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
10
10
10
5
5
5
5
5.000.000
400.000
400.000
1.700.000
1.900.000
400.000
1.000.000
500.000
1.000.000
2.400.000
900.000
60.000
200.000
1.000.000
680.000
70.000
100.000
100.000
50.310.000
Lampiran 7. Rincian Biaya Investasi dan Penyusutan Skenario III
No
Uraian
1 Bangunan
2 Peralatan produksi
Timbangan
Kompor gas
Tabung gas LPG 14 kg
Mixer
Oven
Lemari Bahan
Meja
Rak penyimpanan dan pendinginan
Rak etalase
Baju kerja
Total Peralatan Produksi
3 Perlengkapan kantor
Komputer
Televisi
Meja
Kursi
Sofa
Lemari
Tempat sampah
Kipas Angin
Printer
Komputer Kasir
Total Perlengkapan Kantor
4 Izin Usaha
SIUP
TDI
TDP
Izin Dinkes
Label Halal
Total Izin Usaha
5 Transportasi
Sepeda Motor
Mobil
Total biaya transportasi
6 Rencana Kebutuhan Dana
Sofa dan meja tamu
CD player dan speaker
Coffee Set
Espresso Machine Semi Automatic
Coffee Grinder
Blender
Kulkas
AC
Televisi
Counter display
Meja display
Baju Kerja
Pemasangan jaringan wifi
Pelatihan barista
Neon Box
Banner
X-Banner
Alat kebersihan dan produksi
Total kebutuhan dana
TOTAL BIAYA INVESTASI
TOTAL PENYUSUTAN
Jumlah
Harga/satuan (Rp)
Total (Rp)
Umur
Penyusutan/tahun (Rp)
1.300.000.000
10
130.000.000
4
4
12
2
8
2
1
3
8
60
120.000
250.000
500.000
3.000.000
400.000
300.000
500.000
500.000
400.000
50.000
480.000
1.000.000
6.000.000
6.000.000
3.200.000
600.000
500.000
1.500.000
3.200.000
3.000.000
25.480.000
2
5
10
10
5
5
5
5
5
10
240.000
200.000
600.000
600.000
640.000
120.000
100.000
300.000
640.000
300.000
1
1
2
2
2
1
3
1
1
1
4.000.000
5.000.000
500.000
300.000
2.000.000
600.000
100.000
300.000
500.000
3.500.000
4.000.000
5.000.000
1.000.000
600.000
4.000.000
600.000
300.000
300.000
500.000
3.500.000
19.800.000
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
800.000
1.000.000
200.000
120.000
800.000
120.000
60.000
60.000
100.000
700.000
400.000
300.000
300.000
250.000
750.000
2.000.000
4
1
12.000.000
100.000.000
48.000.000
100.000.000
148.000.000
10
10
4.800.000
10.000.000
10
1
20
1
1
1
1
1
1
1
3
6
1
2
1
1
2
1
2.500.000
2.000.000
100.000
8.500.000
9.500.000
2.000.000
5.000.000
2.500.000
5.000.000
12.000.000
1.500.000
100.000
2.000.000
5.000.000
3.400.000
350.000
250.000
500.000
25.000.000
2.000.000
2.000.000
8.500.000
9.500.000
2.000.000
5.000.000
2.500.000
5.000.000
12.000.000
4.500.000
600.000
2.000.000
10.000.000
3.400.000
350.000
500.000
500.000
95.350.000
1.590.630.000
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
10
10
10
5
5
5
5
5.000.000
400.000
400.000
1.700.000
1.900.000
400.000
1.000.000
500.000
1.000.000
2.400.000
900.000
60.000
200.000
1.000.000
680.000
70.000
100.000
100.000
170.310.000
Lampiran 8. Analisis Laba Rugi pada Skenario I (dalam Rp)
No
Uraian
A PENERIMAAN
1. Pendapatan Penjualan
TOTAL PENERIMAAN
B BIAYA OPERASIONAL
1. BIAYA TETAP
Gaji
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Kemasan
Peralatan produksi
Biaya penyusutan
TOTAL BIAYA TETAP
2. BIAYA VARIABEL
Gas LPG
Transportasi
Bahan baku:
Tepung terigu
Gula
Telur
Minyak nabati
Coklat bubuk
Keju
Coklat batangan
Aneka topping
Lain-lain
TOTAL BIAYA VARIABEL
C TOTAL BIAYA OPERASIONAL
D LABA BERSIH
1
2
3
4
Tahun
5
6
7
8
9
10
1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000
1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
22.200.000
464.420.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
22.200.000
464.420.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
22.200.000
464.420.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
22.200.000
464.420.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
22.200.000
464.420.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
22.200.000
464.420.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
22.200.000
464.420.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
22.200.000
464.420.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
22.200.000
464.420.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
22.200.000
464.420.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000
1.281.512.000 1.281.512.000 1.281.512.000 1.281.512.000 1.281.512.000 1.281.512.000 1.281.512.000 1.281.512.000 1.281.512.000 1.281.512.000
66.328.000
66.328.000
66.328.000
66.328.000
66.328.000
66.328.000
66.328.000
66.328.000
66.328.000
66.328.000
Lampiran 9. Analisis Laba Rugi pada Skenario II (dalam Rp)
No
Uraian
A PENERIMAAN
1. Penjualan brownies
2. Penjualan kopi
TOTAL PENERIMAAN
B BIAYA OPERASIONAL
1. BIAYA TETAP
Gaji karyawan
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Pajak mobil
Pembayaran wifi
Peralatan produksi
Sewa bangunan
Biaya penyusutan
TOTAL BIAYA TETAP
2. BIAYA VARIABEL
Gas LPG
Kemasan produk
Transportasi
Bahan baku brownies:
Tepung terigu
Gula
Telur
Minyak nabati
Cokelat bubuk
Keju
Cokelat batangan
Aneka topping
Lain-lain
Bahan baku kopi:
Biji Kopi
Susu cair
Lain-lain
Gelas plastik dan sedotan
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL BIAYA OPERASIONAL
C LABA SEBELUM BUNGA DAN PAJAK
D BUNGA
E LABA SEBELUM PAJAK
F PAJAK 10%
G LABA BERSIH
1
2
3
1.617.408.000 1.617.408.000 2.021.760.000
90.000.000 90.000.000 180.000.000
1.707.408.000 1.707.408.000 2.201.760.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
50.310.000
627.890.000
Tahun
5
6
7
8
9
10
2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000
180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000
2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
50.310.000
627.890.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
50.310.000
627.890.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
50.310.000
627.890.000
60.060.000 75.114.000
81.000.000 162.000.000
38.880.000 51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000 75.114.000 75.114.000 75.114.000 75.114.000 75.114.000
162.000.000 162.000.000 162.000.000 162.000.000 162.000.000 162.000.000
51.840.000 51.840.000 51.840.000 51.840.000 51.840.000 51.840.000
50.876.000 50.876.000 63.516.000
121.750.000 121.750.000 155.704.000
165.550.000 165.550.000 207.045.000
66.124.000 66.124.000 82.716.000
113.750.000 113.750.000 141.375.000
99.592.000 99.592.000 124.068.000
75.000.000 75.000.000 80.000.000
75.000.000 75.000.000 80.000.000
75.000.000 75.000.000 80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
60.060.000
81.000.000
38.880.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
50.310.000
627.890.000
4
12.420.000 12.420.000 24.840.000
7.830.000
7.830.000 15.660.000
5.000.000
5.000.000 10.000.000
9.000.000
9.000.000 18.000.000
1.056.832.000 1.056.832.000 1.371.878.000
1.684.722.000 1.684.722.000 1.999.768.000
22.686.000 22.686.000 201.992.000
9.875.000
9.251.665
8.566.776
12.811.000 13.434.335 193.425.224
0
0
1.611.877
12.811.000 13.434.335 191.813.347
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
50.310.000
627.890.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
50.310.000
627.890.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
50.310.000
627.890.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
50.310.000
627.890.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
50.310.000
627.890.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000
15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000
10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000
18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000
1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000
1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000
201.992.000 201.992.000 201.992.000 201.992.000 201.992.000 201.992.000
7.814.255
6.987.421
6.078.938
5.080.742
3.983.975
2.778.901
194.177.745 195.004.579 195.913.062 196.911.258 198.008.025 199.213.099
1.618.148
1.625.038
1.632.609
1.640.927
1.650.067
1.660.109
192.559.598 193.379.541 194.280.453 195.270.331 196.357.958 197.552.990
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.371.878.000
1.999.768.000
201.992.000
1.454.827
200.537.173
1.671.143
198.866.030
Lampiran 10. Analisis Laba Rugi pada Skenario III (dalam Rp)
No
Uraian
A PENERIMAAN
1. Penjualan brownies
2. Penjualan kopi
TOTAL PENERIMAAN
B BIAYA OPERASIONAL
1. BIAYA TETAP
Gaji karyawan
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Pajak mobil
Pembayaran wifi
Peralatan produksi
Biaya penyusutan
TOTAL BIAYA TETAP
2. BIAYA VARIABEL
Gas LPG
Kemasan produk
Transportasi
Bahan baku brownies:
Tepung terigu
Gula
Telur
Minyak nabati
Cokelat bubuk
Keju
Cokelat batangan
Aneka topping
Lain-lain
Bahan baku kopi:
Biji Kopi
Susu cair
Lain-lain
Gelas plastik dan sedotan
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL BIAYA OPERASIONAL
C LABA SEBELUM BUNGA DAN PAJAK
D BUNGA
E LABA SEBELUM PAJAK
F PAJAK 10%
G LABA BERSIH
1
2
3
4
Tahun
5
6
7
8
9
10
1.617.408.000 1.617.408.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000
90.000.000
90.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000
1.707.408.000 1.707.408.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
170.310.000
627.890.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
170.310.000
627.890.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
170.310.000
627.890.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
170.310.000
627.890.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
170.310.000
627.890.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
170.310.000
627.890.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
170.310.000
627.890.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
170.310.000
627.890.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
170.310.000
627.890.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
170.310.000
627.890.000
60.060.000
81.000.000
38.880.000
60.060.000
81.000.000
38.880.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
12.420.000
12.420.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
7.830.000
7.830.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
5.000.000
5.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
9.000.000
9.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
1.056.832.000 1.056.832.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000
1.684.722.000 1.684.722.000 1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000
22.686.000
22.686.000 201.992.000 201.992.000 201.992.000 201.992.000 201.992.000 201.992.000 201.992.000 201.992.000
39.500.000
37.006.661
34.267.105
31.257.018
27.949.685
24.315.753
20.322.969
15.935.899
11.115.605
5.819.307
(16.814.000) (14.320.661) 167.724.895 170.734.982 174.042.315 177.676.247 181.669.031 186.056.101 190.876.395 196.172.693
0
0
1.397.707
1.422.792
1.450.353
1.480.635
1.513.909
1.550.468
1.590.637
1.634.772
(16.814.000) (14.320.661) 166.327.187 169.312.190 172.591.962 176.195.612 180.155.122 184.505.634 189.285.758 194.537.920
Lampiran 11. Cash Flow Skenario Usaha I (dalam Rp)
No
Uraian
1
2
3
4
Tahun
5
6
7
8
9
10
A
INFLOW
1. Pendapatan Penjualan
TOTAL INFLOW
B OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Peralatan kantor
Izin Usaha
Armada Transportasi
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya Pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Kemasan
Peralatan produksi
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
1. Gas LPG
2. Transportasi
3. Bahan Baku
Tepung Terigu
Gula
Telur
Minyak Nabati
Coklat Bubuk
Keju
Cokelat Batangan
Aneka topping
Lain-Lain
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
C NET BENEFIT
Discount Factor 5,75%
E PV/TAHUN
PV Positif
PV Negatif
F NPV
G Net B/C
H IRR
I DPP (tahun)
1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000
1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000
100.000.000
22.480.000
19.800.000
2.000.000
48.000.000
192.280.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
29.800.000
480.000
480.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000
1.451.592.000 1.259.312.000 1.259.792.000 1.259.312.000 1.259.792.000 1.289.112.000 1.259.792.000 1.259.312.000 1.259.792.000 1.259.312.000
(103.752.000)
88.528.000
88.048.000
88.528.000
88.048.000
58.728.000
88.048.000
88.528.000
88.048.000
88.528.000
0,946
0,894
0,846
0,800
0,756
0,715
0,676
0,639
0,605
0,572
-98.110.638
79.162.573
74.452.343
70.787.920
66.575.987
41.991.651
59.532.876
56.602.765
53.234.859
50.614.726
552.955.700
-98.110.638
454.845.062
5,64
74%
3,55
Lampiran 12. Cash Flow Skenario Usaha II (dalam Rp)
No
A
B
C
D
E
F
G
H
I
Uraian
Inflow
1. Penjualan brownies panggang
2. Penjualan kopi
3. Pinjaman
TOTAL INFLOW
Outflow
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Perlengkapan kantor
Perizinan usaha
Armada transportasi
Pengembangan usaha
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji karyawan
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Pajak mobil
Pembayaran wifi
Peralatan produksi
Sewa bangunan
Pembayaran pinjaman
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
Gas LPG
Kemasan produk
Transportasi
Bahan baku brownies:
Tepung terigu
Gula
Telur
Minyak nabati
Cokelat bubuk
Keju
Cokelat batangan
Aneka topping
Lain-lain
Bahan baku kopi:
Biji Kopi
Susu cair
Lain-lain
Gelas plastik dan sedotan
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
NET BENEFIT
PAJAK 10%
Net Benefit Setelah Pajak
Discount Factor 6,81%
PV/tahun
PV Positif
PV Negatif
NPV Skenario II
NPV Skenario I
Incremental Net Benefit
IRR (%)
Net B/C
DPP (tahun)
1
2
3
4
Tahun
5
6
7
8
9
10
1.617.408.000 1.617.408.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000
90.000.000
90.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000
100.000.000
1.807.408.000 1.707.408.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000
100.000.000
25.480.000
19.800.000
2.000.000
148.000.000
95.350.000
390.630.000
480.000
480.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
77.750.000
107.550.000
480.000
480.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
60.060.000
81.000.000
38.880.000
60.060.000
81.000.000
38.880.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
12.420.000
12.420.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
7.830.000
7.830.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
5.000.000
5.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
9.000.000
9.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
1.056.832.000 1.056.832.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000
2.041.229.250 1.650.599.250 1.966.125.250 1.965.645.250 1.966.125.250 2.073.195.250 1.966.125.250 1.965.645.250 1.966.125.250 1.965.645.250
-233.821.250
56.808.750 235.634.750 236.114.750 235.634.750 128.564.750 235.634.750 236.114.750 235.634.750 236.114.750
0
0
1.611.877
1.618.148
1.625.038
1.632.609
1.640.927
1.650.067
1.660.109
1.671.143
-233.821.250
56.808.750 234.022.873 234.496.602 234.009.712 126.932.141 233.993.823 234.464.683 233.974.641 234.443.607
0,936
0,877
0,821
0,768
0,720
0,674
0,631
0,591
0,553
0,518
-218.923.506
49.800.312 192.080.622 180.206.402 168.374.361
85.511.023 147.592.165 138.466.515 129.373.262 121.373.130
1.212.777.791
-218.923.506
993.854.286
454.845.062
539.009.224
66%
5,54
3,83
Lampiran 13. Cash Flow Skenario Usaha III (dalam Rp)
No
A
B
C
D
E
F
G
H
I
Uraian
Inflow
1. Penjualan brownies panggang
2. Penjualan kopi
3. Pinjaman
TOTAL INFLOW
Outflow
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Perlengkapan kantor
Perizinan usaha
Armada transportasi
Pengembangan usaha
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji karyawan
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Pajak mobil
Pembayaran wifi
Peralatan produksi
Pembayaran pinjaman
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
Gas LPG
Kemasan produk
Transportasi
Bahan baku brownies:
Tepung terigu
Gula
Telur
Minyak nabati
Cokelat bubuk
Keju
Cokelat batangan
Aneka topping
Lain-lain
Bahan baku kopi:
Biji Kopi
Susu cair
Lain-lain
Gelas plastik dan sedotan
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
NET BENEFIT
PAJAK 10%
Net Benefit Setelah Pajak
Discount Factor 6,79%
PV/tahun
PV Positif
PV Negatif
NPV Skenario III
NPV Skenario I
Incremental Net Benefit
IRR (%)
Net B/C
DPP (tahun)
1
2
3
4
Tahun
5
6
7
8
9
10
1.617.408.000 1.617.408.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000
90.000.000 90.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000
400.000.000
2.107.408.000 1.707.408.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000
1.300.000.000
25.480.000
19.800.000
2.000.000
148.000.000
95.350.000
1.590.630.000
480.000
480.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
77.750.000
107.550.000
480.000
480.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
60.060.000
81.000.000
38.880.000
60.060.000
81.000.000
38.880.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
12.420.000 12.420.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
7.830.000
7.830.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
5.000.000
5.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
9.000.000
9.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
1.056.832.000 1.056.832.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000
3.169.791.000 1.579.161.000 1.894.687.000 1.894.207.000 1.894.687.000 2.001.757.000 1.894.687.000 1.894.207.000 1.894.687.000 1.894.207.000
(1.062.383.000) 128.247.000 307.073.000 307.553.000 307.073.000 200.003.000 307.073.000 307.553.000 307.073.000 307.553.000
0
0
1.397.707
1.422.792
1.450.353
1.480.635
1.513.909
1.550.468
1.590.637
1.634.772
(1.062.383.000) 128.247.000 305.675.292 306.130.208 305.622.647 198.522.364 305.559.091 306.002.532 305.482.363 305.918.227
0,936
0,877
0,821
0,769
0,720
0,674
0,631
0,591
0,554
0,519
(994.861.734) 112.463.201 251.018.181 235.414.193 220.086.601 133.874.889 192.959.652 180.958.061 169.168.956 158.643.212
1.654.586.947
(994.861.734)
659.725.213
454.845.062
204.880.151
19%
1,66
9,6
Lampiran 14.
No
Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan 3,85 Persen pada
Skenario Usaha I (dalam Rp)
Uraian
A INFLOW
1. Pendapatan Penjualan
TOTAL INFLOW
B OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Peralatan kantor
Izin Usaha
Armada Transportasi
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya Pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Kemasan
Peralatan produksi
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
1. Gas LPG
2. Transportasi
3. Bahan Baku
Tepung Terigu
Gula
Telur
Minyak Nabati
Coklat Bubuk
Keju
Cokelat Batangan
Aneka topping
Lain-Lain
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
C NET BENEFIT
Discount Factor 5,75%
E PV/TAHUN
PV Positif
PV Negatif
F NPV
G Net B/C
H IRR
I DPP (tahun)
1
2
3
4
Tahun
5
6
7
8
9
10
1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000
1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000
100.000.000
22.480.000
19.800.000
2.000.000
48.000.000
192.280.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
480.000
29.800.000
480.000
480.000
0
480.000
0
189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000
1.200.000 1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
3.600.000 3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
1.800.000 1.800.000
1.800.000
1.800.000
1.800.000
1.800.000
1.800.000
1.800.000
1.800.000
1.800.000
1.500.000 1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
3.000.000 3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000
1.500.000 1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000
57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000
1.000.000 1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000
3.000.000 3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
3.000.000
442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000
97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000
138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000
55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000
94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000
82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000
75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000
1.451.592.000 1.259.312.000 1.259.792.000 1.259.312.000 1.259.792.000 1.289.112.000 1.259.792.000 1.259.312.000 1.259.792.000 1.259.312.000
(155.592.000) 36.688.000 36.208.000 36.688.000 36.208.000
6.888.000 36.208.000 36.688.000 36.208.000 36.688.000
0,946
0,894
0,846
0,800
0,756
0,715
0,676
0,639
0,605
0,572
(147.131.915) 32.806.756 30.617.055 29.336.111 27.378.059
4.925.053 24.481.719 23.457.462 21.891.784 20.975.884
215.869.882
(147.131.915)
68.737.967
1,47
9,38%
8,9
Lampiran 15.
No
Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan 3,85 Persen pada
Skenario Usaha II (dalam Rp)
Uraian
Inflow
1. Penjualan brownies panggang
2. Penjualan kopi
3. Pinjaman
TOTAL INFLOW
B Outflow
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Perlengkapan kantor
Perizinan usaha
Armada transportasi
Pengembangan usaha
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji karyawan
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Pajak mobil
Pembayaran wifi
Peralatan produksi
Sewa bangunan
Pembayaran pinjaman
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
Gas LPG
Kemasan produk
Transportasi
Bahan baku brownies:
Tepung terigu
Gula
Telur
Minyak nabati
Cokelat bubuk
Keju
Cokelat batangan
Aneka topping
Lain-lain
Bahan baku kopi:
Biji Kopi
Susu cair
Lain-lain
Gelas plastik dan sedotan
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
C NET BENEFIT
PAJAK 10%
D Net Benefit Setelah Pajak
Discount Factor 6,81%
E PV/tahun
PV Positif
PV Negatif
F NPV
G IRR (%)
H Net B/C
I DPP (tahun)
1
2
3
4
1.555.146.000
90.000.000
100.000.000
1.745.146.000
1.555.146.000
90.000.000
1.943.919.000
180.000.000
1.943.919.000
180.000.000
1.645.146.000
2.123.919.000
2.123.919.000
Tahun
5
6
7
8
9
10
1.943.919.000
180.000.000
1.943.919.000
180.000.000
1.943.919.000
180.000.000
1.943.919.000
180.000.000
1.943.919.000
180.000.000
1.943.919.000
180.000.000
2.123.919.000
2.123.919.000
2.123.919.000
2.123.919.000
2.123.919.000
2.123.919.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
77.750.000
107.550.000
480.000
480.000
A
100.000.000
25.480.000
19.800.000
2.000.000
148.000.000
95.350.000
390.630.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
60.060.000
81.000.000
38.880.000
60.060.000
81.000.000
38.880.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
12.420.000
12.420.000
24.840.000
7.830.000
7.830.000
15.660.000
5.000.000
5.000.000
10.000.000
9.000.000
9.000.000
18.000.000
1.056.832.000 1.056.832.000 1.371.878.000
2.041.229.250 1.650.599.250 1.966.125.250
(296.083.250)
(5.453.250) 157.793.750
0
0
963.202
(296.083.250)
(5.453.250) 156.830.548
0,936
0,877
0,821
(277.218.529)
(4.780.488) 128.722.927
751.052.712
(277.218.529)
473.834.183
32%
2,71
5,98
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.371.878.000
1.965.645.250
158.273.750
969.473
157.304.277
0,768
120.885.495
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.371.878.000
1.966.125.250
157.793.750
976.363
156.817.387
0,720
112.833.040
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.371.878.000
2.073.195.250
50.723.750
983.934
49.739.816
0,674
33.508.475
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.371.878.000
1.966.125.250
157.793.750
992.252
156.801.498
0,631
98.902.921
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.371.878.000
1.965.645.250
158.273.750
1.001.392
157.272.358
0,591
92.879.469
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.371.878.000
1.966.125.250
157.793.750
1.011.434
156.782.316
0,553
86.690.761
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.371.878.000
1.965.645.250
158.273.750
1.022.468
157.251.282
0,518
81.410.112
Lampiran 16.
No
Uraian
A Inflow
1. Penjualan brownies panggang
2. Penjualan kopi
3. Pinjaman
TOTAL INFLOW
B Outflow
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Perlengkapan kantor
Perizinan usaha
Armada transportasi
Pengembangan usaha
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji karyawan
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Pajak mobil
Pembayaran wifi
Peralatan produksi
Pembayaran pinjaman
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
Gas LPG
Kemasan produk
Transportasi
Bahan baku brownies:
Tepung terigu
Gula
Telur
Minyak nabati
Cokelat bubuk
Keju
Cokelat batangan
Aneka topping
Lain-lain
Bahan baku kopi:
Biji Kopi
Susu cair
Lain-lain
Gelas plastik dan sedotan
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
C NET BENEFIT
PAJAK 10%
D Net Benefit Setelah Pajak
Discount Factor 6,79%
E PV/tahun
PV Positif
PV Negatif
F NPV
G IRR (%)
H Net B/C
I DPP (tahun)
Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan 3,85 Persen pada
Skenario Usaha III (dalam Rp)
1
2
3
4
1.555.146.000
90.000.000
400.000.000
2.045.146.000
1.555.146.000
90.000.000
1.943.919.000
180.000.000
1.943.919.000
180.000.000
1.645.146.000
2.123.919.000
2.123.919.000
1.300.000.000
25.480.000
19.800.000
2.000.000
148.000.000
95.350.000
1.590.630.000
Tahun
5
6
7
8
9
10
1.943.919.000
180.000.000
1.943.919.000
180.000.000
1.943.919.000
180.000.000
1.943.919.000
180.000.000
1.943.919.000
180.000.000
1.943.919.000
180.000.000
2.123.919.000
2.123.919.000
2.123.919.000
2.123.919.000
2.123.919.000
2.123.919.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
77.750.000
107.550.000
480.000
480.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
60.060.000
81.000.000
38.880.000
60.060.000
81.000.000
38.880.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
12.420.000
12.420.000
24.840.000
7.830.000
7.830.000
15.660.000
5.000.000
5.000.000
10.000.000
9.000.000
9.000.000
18.000.000
1.056.832.000 1.056.832.000 1.371.878.000
3.169.791.000 1.579.161.000 1.894.687.000
(1.124.645.000)
65.985.000
229.232.000
0
0
749.032
(1.124.645.000)
65.985.000
228.482.967
0,936
0,877
0,821
(1.053.166.584)
57.863.999
187.628.442
1.192.420.779
(1.053.166.584)
139.254.195
10%
1,13
-
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.371.878.000
1.894.207.000
229.712.000
774.117
228.937.883
0,769
176.053.279
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.371.878.000
1.894.687.000
229.232.000
801.678
228.430.322
0,720
164.498.455
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.371.878.000
2.001.757.000
122.162.000
831.960
121.330.039
0,674
81.819.726
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.371.878.000
1.894.687.000
229.232.000
865.234
228.366.766
0,631
144.212.930
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.371.878.000
1.894.207.000
229.712.000
901.793
228.810.207
0,591
135.309.506
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.371.878.000
1.894.687.000
229.232.000
941.962
228.290.038
0,554
126.421.660
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.371.878.000
1.894.207.000
229.712.000
986.097
228.725.902
0,519
118.612.782
Lampiran 17.
No
Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur 14 Persen pada
Skenario Usaha I (dalam Rp)
Uraian
A INFLOW
1. Pendapatan Penjualan
TOTAL INFLOW
B OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Peralatan kantor
Izin Usaha
Armada Transportasi
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya Pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Kemasan
Peralatan produksi
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
1. Gas LPG
2. Transportasi
3. Bahan Baku
Tepung Terigu
Gula
Telur
Minyak Nabati
Coklat Bubuk
Keju
Cokelat Batangan
Aneka topping
Lain-Lain
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
C NET BENEFIT
Discount Factor 5,75%
E PV/TAHUN
PV Positif
PV Negatif
F NPV
G Net B/C
H IRR
I DPP (tahun)
1
2
3
4
Tahun
5
6
7
8
9
10
1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000
1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000
100.000.000
22.480.000
19.800.000
2.000.000
48.000.000
192.280.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
29.800.000
480.000
-
480.000
-
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
157.290.000 157.290.000 157.290.000 157.290.000 157.290.000 157.290.000 157.290.000 157.290.000 157.290.000 157.290.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
836.352.000 836.352.000 836.352.000 836.352.000 836.352.000 836.352.000 836.352.000 836.352.000 836.352.000 836.352.000
1.470.852.000 1.278.572.000 1.279.052.000 1.278.572.000 1.279.052.000 1.308.372.000 1.279.052.000 1.278.572.000 1.279.052.000 1.278.572.000
(123.012.000) 69.268.000
68.788.000
69.268.000
68.788.000
39.468.000
68.788.000
69.268.000
68.788.000
69.268.000
0,946
0,894
0,846
0,800
0,756
0,715
0,676
0,639
0,605
0,572
(116.323.404) 61.940.099
58.166.315
55.387.421
52.012.868
28.220.380
46.510.397
44.288.364
41.590.036
39.603.073
427.718.955
(116.323.404)
311.395.551
3,68
45%
4,32
Lampiran 18.
No
Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur 14 Persen pada
Skenario Usaha II (dalam Rp)
Uraian
Inflow
1. Penjualan brownies panggang
2. Penjualan kopi
3. Pinjaman
TOTAL INFLOW
B Outflow
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Perlengkapan kantor
Perizinan usaha
Armada transportasi
Pengembangan usaha
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji karyawan
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Pajak mobil
Pembayaran wifi
Peralatan produksi
Sewa bangunan
Pembayaran pinjaman
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
Gas LPG
Kemasan produk
Transportasi
Bahan baku brownies:
Tepung terigu
Gula
Telur
Minyak nabati
Cokelat bubuk
Keju
Cokelat batangan
Aneka topping
Lain-lain
Bahan baku kopi:
Biji Kopi
Susu cair
Lain-lain
Gelas plastik dan sedotan
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
C NET BENEFIT
PAJAK 10%
D Net Benefit Setelah Pajak
Discount Factor 6,81%
E PV/tahun
PV Positif
PV Negatif
F NPV
G IRR (%)
H Net B/C
I DPP (tahun)
1
2
3
4
1.617.408.000
90.000.000
100.000.000
1.807.408.000
1.617.408.000
90.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
1.707.408.000
2.201.760.000
2.201.760.000
Tahun
5
6
7
8
9
10
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
77.750.000
107.550.000
480.000
480.000
A
100.000.000
25.480.000
19.800.000
2.000.000
148.000.000
95.350.000
390.630.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
60.060.000
81.000.000
38.880.000
60.060.000
81.000.000
38.880.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
50.876.000
121.750.000
188.650.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
50.876.000
121.750.000
188.650.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
63.516.000
155.704.000
235.935.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
235.935.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
235.935.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
235.935.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
235.935.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
235.935.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
235.935.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
235.935.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
12.420.000
12.420.000
24.840.000
7.830.000
7.830.000
15.660.000
5.000.000
5.000.000
10.000.000
9.000.000
9.000.000
18.000.000
1.079.932.000 1.079.932.000 1.400.768.000
2.064.329.250 1.673.699.250 1.995.015.250
(256.921.250)
33.708.750
206.744.750
0
0
1.371.127
(256.921.250)
33.708.750
205.373.623
0,936
0,877
0,821
(240.551.706)
29.550.136
168.565.973
1.041.419.610
(240.551.706)
800.867.903
53%
4,33
4,23
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.400.768.000
1.994.535.250
207.224.750
1.377.398
205.847.352
0,768
158.189.971
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.400.768.000
1.995.015.250
206.744.750
1.384.288
205.360.462
0,720
147.760.690
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.400.768.000
2.102.085.250
99.674.750
1.391.859
98.282.891
0,674
66.210.736
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.400.768.000
1.995.015.250
206.744.750
1.400.177
205.344.573
0,631
129.521.581
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.400.768.000
1.994.535.250
207.224.750
1.409.317
205.815.433
0,591
121.547.285
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.400.768.000
1.995.015.250
206.744.750
1.419.359
205.325.391
0,553
113.532.029
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.400.768.000
1.994.535.250
207.224.750
1.430.393
205.794.357
0,518
106.541.208
Lampiran 19.
No
Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur 14 Persen pada
Skenario Usaha III (dalam Rp)
Uraian
A Inflow
1. Penjualan brownies panggang
2. Penjualan kopi
3. Pinjaman
TOTAL INFLOW
B Outflow
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Perlengkapan kantor
Perizinan usaha
Armada transportasi
Pengembangan usaha
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji karyawan
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Pajak mobil
Pembayaran wifi
Peralatan produksi
Pembayaran pinjaman
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
Gas LPG
Kemasan produk
Transportasi
Bahan baku brownies:
Tepung terigu
Gula
Telur
Minyak nabati
Cokelat bubuk
Keju
Cokelat batangan
Aneka topping
Lain-lain
Bahan baku kopi:
Biji Kopi
Susu cair
Lain-lain
Gelas plastik dan sedotan
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
C NET BENEFIT
PAJAK 10%
D Net Benefit Setelah Pajak
Discount Factor 6,79%
E PV/tahun
PV Positif
PV Negatif
F NPV
G IRR (%)
H Net B/C
I DPP (tahun)
1
2
3
4
1.617.408.000 1.617.408.000
90.000.000
90.000.000
400.000.000
2.107.408.000 1.707.408.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.201.760.000
2.201.760.000
1.300.000.000
25.480.000
19.800.000
2.000.000
148.000.000
95.350.000
1.590.630.000
Tahun
5
6
7
8
9
10
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
77.750.000
107.550.000
480.000
480.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
60.060.000
81.000.000
38.880.000
60.060.000
81.000.000
38.880.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
50.876.000
121.750.000
188.650.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
50.876.000
121.750.000
188.650.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
63.516.000
155.704.000
235.935.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
235.935.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
235.935.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
235.935.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
235.935.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
235.935.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
235.935.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
235.935.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
12.420.000
12.420.000
24.840.000
7.830.000
7.830.000
15.660.000
5.000.000
5.000.000
10.000.000
9.000.000
9.000.000
18.000.000
1.079.932.000 1.079.932.000 1.400.768.000
3.192.891.000 1.602.261.000 1.923.577.000
(1.085.483.000) 105.147.000
278.183.000
0
0
1.156.957
(1.085.483.000) 105.147.000
277.026.042
0,936
0,877
0,821
(1.016.493.581)
92.206.198
227.491.639
1.483.065.062
(1.016.493.581)
466.571.481
16%
1,46
-
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.400.768.000
1.923.097.000
278.663.000
1.182.042
277.480.958
0,769
213.382.914
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.400.768.000
1.923.577.000
278.183.000
1.209.603
276.973.397
0,720
199.455.551
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.400.768.000
2.030.647.000
171.113.000
1.239.885
169.873.114
0,674
114.555.075
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.400.768.000
1.923.577.000
278.183.000
1.273.159
276.909.841
0,631
174.867.737
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.400.768.000
1.923.097.000
278.663.000
1.309.718
277.353.282
0,591
164.016.002
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.400.768.000
1.923.577.000
278.183.000
1.349.887
276.833.113
0,554
153.303.674
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.400.768.000
1.923.097.000
278.663.000
1.394.022
277.268.977
0,519
143.786.271
Lampiran 20. Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga BBM 33,33 Persen pada
Skenario Usaha I (dalam Rp)
No
Uraian
A INFLOW
1. Pendapatan Penjualan
TOTAL INFLOW
B OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Peralatan kantor
Izin Usaha
Armada Transportasi
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya Pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Kemasan
Peralatan produksi
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
1. Gas LPG
2. Transportasi
3. Bahan Baku
Tepung Terigu
Gula
Telur
Minyak Nabati
Coklat Bubuk
Keju
Cokelat Batangan
Aneka topping
Lain-Lain
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
C NET BENEFIT
Discount Factor 5,75%
E PV/TAHUN
PV Positif
PV Negatif
F NPV
G Net B/C
H IRR
I DPP (tahun)
1
2
3
4
Tahun
5
6
7
8
9
10
1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000
1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000
100.000.000
22.480.000
19.800.000
2.000.000
48.000.000
192.280.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
29.800.000
480.000
-
480.000
-
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
50.076.000
43.200.000
50.076.000
43.200.000
50.076.000
43.200.000
50.076.000
43.200.000
50.076.000
43.200.000
50.076.000
43.200.000
50.076.000
43.200.000
50.076.000
43.200.000
50.076.000
43.200.000
50.076.000
43.200.000
42.344.000 42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
42.344.000
97.136.000 97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
97.136.000
138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000
55.144.000 55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
55.144.000
94.250.000 94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
94.250.000
82.712.000 82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
82.712.000
75.000.000 75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000 75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000 75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
827.892.000 827.892.000 827.892.000 827.892.000 827.892.000 827.892.000 827.892.000 827.892.000 827.892.000 827.892.000
1.462.392.000 1.270.112.000 1.270.592.000 1.270.112.000 1.270.592.000 1.299.912.000 1.270.592.000 1.270.112.000 1.270.592.000 1.270.112.000
(114.552.000) 77.728.000
77.248.000
77.728.000
77.248.000
47.928.000
77.248.000
77.728.000
77.248.000
77.728.000
0,946
0,894
0,846
0,800
0,756
0,715
0,676
0,639
0,605
0,572
(108.323.404) 69.505.111
65.319.991
62.152.126
58.409.752
34.269.443
52.230.552
49.697.493
46.705.052
44.439.967
482.729.488
(108.323.404)
374.406.084
4,46
57%
3,92
Lampiran 21. Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga BBM 33,33 Persen pada
Skenario Usaha II (dalam Rp)
No
Uraian
Inflow
1. Penjualan brownies panggang
2. Penjualan kopi
3. Pinjaman
TOTAL INFLOW
B Outflow
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Perlengkapan kantor
Perizinan usaha
Armada transportasi
Pengembangan usaha
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji karyawan
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Pajak mobil
Pembayaran wifi
Peralatan produksi
Sewa bangunan
Pembayaran pinjaman
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
Gas LPG
Kemasan produk
Transportasi
Bahan baku brownies:
Tepung terigu
Gula
Telur
Minyak nabati
Cokelat bubuk
Keju
Cokelat batangan
Aneka topping
Lain-lain
Bahan baku kopi:
Biji Kopi
Susu cair
Lain-lain
Gelas plastik dan sedotan
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
C NET BENEFIT
PAJAK 10%
D Net Benefit Setelah Pajak
Discount Factor 6,81%
E PV/tahun
PV Positif
PV Negatif
F NPV
G IRR (%)
H Net B/C
I DPP (tahun)
1
2
3
4
1.617.408.000
90.000.000
100.000.000
1.807.408.000
1.617.408.000
90.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
1.707.408.000
2.201.760.000
2.201.760.000
Tahun
5
6
7
8
9
10
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
77.750.000
107.550.000
480.000
480.000
A
100.000.000
25.480.000
19.800.000
2.000.000
148.000.000
95.350.000
390.630.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
60.060.000
81.000.000
51.840.000
60.060.000
81.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
69.120.000
75.114.000
162.000.000
69.120.000
75.114.000
162.000.000
69.120.000
75.114.000
162.000.000
69.120.000
75.114.000
162.000.000
69.120.000
75.114.000
162.000.000
69.120.000
75.114.000
162.000.000
69.120.000
75.114.000
162.000.000
69.120.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
12.420.000
12.420.000
24.840.000
7.830.000
7.830.000
15.660.000
5.000.000
5.000.000
10.000.000
9.000.000
9.000.000
18.000.000
1.069.792.000 1.069.792.000 1.389.158.000
2.054.189.250 1.663.559.250 1.983.405.250
(246.781.250)
43.848.750
218.354.750
0
0
1.467.877
(246.781.250)
43.848.750
216.886.873
0,936
0,877
0,821
(231.057.769)
38.439.174
178.015.785
1.111.034.295
(231.057.769)
879.976.526
58%
4,81
4,05
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.389.158.000
1.982.925.250
218.834.750
1.474.148
217.360.602
0,768
167.037.696
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.389.158.000
1.983.405.250
218.354.750
1.481.038
216.873.712
0,720
156.044.689
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.389.158.000
2.090.475.250
111.284.750
1.488.609
109.796.141
0,674
73.966.926
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.389.158.000
1.983.405.250
218.354.750
1.496.927
216.857.823
0,631
136.783.592
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.389.158.000
1.982.925.250
218.834.750
1.506.067
217.328.683
0,591
128.346.602
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.389.158.000
1.983.405.250
218.354.750
1.516.109
216.838.641
0,553
119.898.132
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.389.158.000
1.982.925.250
218.834.750
1.527.143
217.307.607
0,518
112.501.700
Lampiran 22. Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga BBM 33,33 Persen pada
Skenario Usaha III (dalam Rp)
No
Uraian
A Inflow
1. Penjualan brownies panggang
2. Penjualan kopi
3. Pinjaman
TOTAL INFLOW
B Outflow
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Perlengkapan kantor
Perizinan usaha
Armada transportasi
Pengembangan usaha
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji karyawan
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Pajak mobil
Pembayaran wifi
Peralatan produksi
Pembayaran pinjaman
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
Gas LPG
Kemasan produk
Transportasi
Bahan baku brownies:
Tepung terigu
Gula
Telur
Minyak nabati
Cokelat bubuk
Keju
Cokelat batangan
Aneka topping
Lain-lain
Bahan baku kopi:
Biji Kopi
Susu cair
Lain-lain
Gelas plastik dan sedotan
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
C NET BENEFIT
PAJAK 10%
D Net Benefit Setelah Pajak
Discount Factor 6,79%
E PV/tahun
PV Positif
PV Negatif
F NPV
G IRR (%)
H Net B/C
I DPP (tahun)
1
2
3
4
1.617.408.000
90.000.000
400.000.000
2.107.408.000
1.617.408.000
90.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
1.707.408.000
2.201.760.000
2.201.760.000
1.300.000.000
25.480.000
19.800.000
2.000.000
148.000.000
95.350.000
1.590.630.000
Tahun
5
6
7
8
9
10
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.021.760.000
180.000.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
77.750.000
107.550.000
480.000
480.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
60.060.000
81.000.000
51.840.000
60.060.000
81.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
69.120.000
75.114.000
162.000.000
69.120.000
75.114.000
162.000.000
69.120.000
75.114.000
162.000.000
69.120.000
75.114.000
162.000.000
69.120.000
75.114.000
162.000.000
69.120.000
75.114.000
162.000.000
69.120.000
75.114.000
162.000.000
69.120.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
12.420.000
24.840.000
7.830.000
15.660.000
5.000.000
10.000.000
9.000.000
18.000.000
1.069.792.000 1.389.158.000
1.592.121.000 1.911.967.000
115.287.000
289.793.000
0
1.253.707
115.287.000
288.539.292
0,877
0,821
101.098.233
236.946.231
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.389.158.000
1.911.487.000
290.273.000
1.278.792
288.994.208
0,769
222.236.606
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.389.158.000
1.911.967.000
289.793.000
1.306.353
288.486.647
0,720
207.746.534
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.389.158.000
2.019.037.000
182.723.000
1.336.635
181.386.364
0,674
122.319.112
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.389.158.000
1.911.967.000
289.793.000
1.369.909
288.423.091
0,631
182.138.320
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.389.158.000
1.911.487.000
290.273.000
1.406.468
288.866.532
0,591
170.824.493
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.389.158.000
1.911.967.000
289.793.000
1.446.637
288.346.363
0,554
159.679.441
24.840.000
15.660.000
10.000.000
18.000.000
1.389.158.000
1.911.487.000
290.273.000
1.490.772
288.782.227
0,519
149.756.818
12.420.000
7.830.000
5.000.000
9.000.000
1.069.792.000
3.182.751.000
(1.075.343.000)
0
(1.075.343.000)
0,936
(1.006.998.043)
1.552.745.788
(1.006.998.043)
545.747.745
17%
1,54
-
Lampiran 23. Analisis Switching Value Penurunan Penjualan 4,53087785 Persen
pada Skenario Usaha I (dalam Rp)
No
Uraian
A INFLOW
1. Pendapatan Penjualan
TOTAL INFLOW
B OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Peralatan kantor
Izin Usaha
Armada Transportasi
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya Pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Kemasan
Peralatan produksi
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
1. Gas LPG
2. Transportasi
3. Bahan Baku
Tepung Terigu
Gula
Telur
Minyak Nabati
Coklat Bubuk
Keju
Cokelat Batangan
Aneka topping
Lain-Lain
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
C NET BENEFIT
Discount Factor 5,75%
E PV/TAHUN
PV Positif
PV Negatif
F NPV
G Net B/C
1
2
3
4
Tahun
5
6
7
8
9
10
1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016
1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016
100.000.000
22.480.000
19.800.000
2.000.000
48.000.000
192.280.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
480.000
29.800.000
480.000
480.000
0
480.000
0
189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000
1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000
3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000
1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000
1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000
3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000
1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000
15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000
57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000
1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000
3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000
442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000
97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000
138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000
55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000
94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000
82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000
75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000
1.451.592.000 1.259.312.000 1.259.792.000 1.259.312.000 1.259.792.000 1.289.112.000 1.259.792.000 1.259.312.000 1.259.792.000 1.259.312.000
-164.820.984 27.459.016 26.979.016 27.459.016 26.979.016 -2.340.984 26.979.016 27.459.016 26.979.016 27.459.016
0,946
0,894
0,846
0,800
0,756
0,715
0,676
0,639
0,605
0,572
-155.859.087 24.554.111 22.813.135 21.956.518 20.399.721 -1.673.849 18.241.623 17.556.663 16.311.831 15.699.333
155.859.087
-155.859.087
0
1,00
Lampiran 24. Analisis Switching Value Penurunan Penjualan 7,358089013
Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp)
No
Uraian
Inflow
1. Penjualan brownies panggang
2. Penjualan kopi
3. Pinjaman
TOTAL INFLOW
B Outflow
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Perlengkapan kantor
Perizinan usaha
Armada transportasi
Pengembangan usaha
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji karyawan
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Pajak mobil
Pembayaran wifi
Peralatan produksi
Sewa bangunan
Pembayaran pinjaman
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
Gas LPG
Kemasan produk
Transportasi
Bahan baku brownies:
Tepung terigu
Gula
Telur
Minyak nabati
Cokelat bubuk
Keju
Cokelat batangan
Aneka topping
Lain-lain
Bahan baku kopi:
Biji Kopi
Susu cair
Lain-lain
Gelas plastik dan sedotan
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
C NET BENEFIT
PAJAK 10%
D Net Benefit Setelah Pajak
Discount Factor 6,81%
E PV/tahun
PV Positif
PV Negatif
F NPV
G IRR (%)
H Net B/C
1
2
3
4
Tahun
5
6
7
8
9
10
A
1.498.397.680 1.498.397.680 1.872.997.100 1.872.997.100 1.872.997.100 1.872.997.100 1.872.997.100 1.872.997.100 1.872.997.100 1.872.997.100
90.000.000
90.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000
100.000.000
1.688.397.680 1.588.397.680 2.052.997.100 2.052.997.100 2.052.997.100 2.052.997.100 2.052.997.100 2.052.997.100 2.052.997.100 2.052.997.100
100.000.000
25.480.000
19.800.000
2.000.000
148.000.000
95.350.000
390.630.000
480.000
480.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
77.750.000
107.550.000
480.000
480.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
60.060.000
81.000.000
38.880.000
60.060.000
81.000.000
38.880.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
12.420.000
12.420.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
7.830.000
7.830.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
5.000.000
5.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
9.000.000
9.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
1.056.832.000 1.056.832.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000
2.041.229.250 1.650.599.250 1.966.125.250 1.965.645.250 1.966.125.250 2.073.195.250 1.966.125.250 1.965.645.250 1.966.125.250 1.965.645.250
(352.831.570) (62.201.570)
86.871.850
87.351.850
86.871.850
-20.198.150
86.871.850
87.351.850
86.871.850
87.351.850
0
0
372.186
378.457
385.347
392.918
401.236
410.376
420.418
431.452
(352.831.570) (62.201.570)
86.499.663
86.973.392
86.486.502
-20.591.068
86.470.613
86.941.473
86.451.431
86.920.397
0,936
0,877
0,821
0,768
0,720
0,674
0,631
0,591
0,553
0,518
(330.351.173) (54.527.826)
70.996.946
66.837.481
62.228.655
-13.871.690
54.541.547
51.344.546
47.802.205
44.999.310
330.351.173
(330.351.173)
0
6,81%
1,00
Lampiran 25.
No
A
B
C
D
E
F
G
H
Analisis Switching Value Penurunan Penjualan 4,880103089
Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp)
Uraian
Inflow
1. Penjualan brownies panggang
2. Penjualan kopi
3. Pinjaman
TOTAL INFLOW
Outflow
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Perlengkapan kantor
Perizinan usaha
Armada transportasi
Pengembangan usaha
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji karyawan
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Pajak mobil
Pembayaran wifi
Peralatan produksi
Pembayaran pinjaman
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
Gas LPG
Kemasan produk
Transportasi
Bahan baku brownies:
Tepung terigu
Gula
Telur
Minyak nabati
Cokelat bubuk
Keju
Cokelat batangan
Aneka topping
Lain-lain
Bahan baku kopi:
Biji Kopi
Susu cair
Lain-lain
Gelas plastik dan sedotan
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
NET BENEFIT
PAJAK 10%
Net Benefit Setelah Pajak
Discount Factor 6,79%
PV/tahun
PV Positif
PV Negatif
NPV
IRR (%)
Net B/C
1
2
3
4
Tahun
5
6
7
8
9
10
1.538.476.822 1.538.476.822 1.923.096.028 1.923.096.028 1.923.096.028 1.923.096.028 1.923.096.028 1.923.096.028 1.923.096.028 1.923.096.028
90.000.000 90.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000
400.000.000
2.028.476.822 1.628.476.822 2.103.096.028 2.103.096.028 2.103.096.028 2.103.096.028 2.103.096.028 2.103.096.028 2.103.096.028 2.103.096.028
1.300.000.000
25.480.000
19.800.000
2.000.000
148.000.000
95.350.000
1.590.630.000
480.000
480.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
77.750.000
107.550.000
480.000
480.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
60.060.000
81.000.000
38.880.000
60.060.000
81.000.000
38.880.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
12.420.000 12.420.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
7.830.000
7.830.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
5.000.000
5.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
9.000.000
9.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
1.056.832.000 1.056.832.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000
3.169.791.000 1.579.161.000 1.894.687.000 1.894.207.000 1.894.687.000 2.001.757.000 1.894.687.000 1.894.207.000 1.894.687.000 1.894.207.000
(1.141.314.178) 49.315.822 208.409.028 208.889.028 208.409.028 101.339.028 208.409.028 208.889.028 208.409.028 208.889.028
0
0
575.508
600.592
628.153
658.436
691.709
728.268
768.437
812.573
(1.141.314.178) 49.315.822 207.833.520 208.288.436 207.780.875 100.680.592 207.717.319 208.160.760 207.640.591 208.076.455
0,936
0,877
0,821
0,769
0,720
0,674
0,631
0,591
0,554
0,519
(1.068.776.329) 43.246.355 170.671.276 160.173.850 149.628.265
67.894.633 131.172.866 123.098.221 114.986.481 107.904.382
1.068.776.328
(1.068.776.329)
0
6,79%
1,00
Lampiran 26.
No
Analisis Switching Value Kenaikan Harga Telur 44,2432689
Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp)
Uraian
A INFLOW
1. Pendapatan Penjualan
TOTAL INFLOW
B OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Peralatan kantor
Izin Usaha
Armada Transportasi
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya Pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Kemasan
Peralatan produksi
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
1. Gas LPG
2. Transportasi
3. Bahan Baku
Tepung Terigu
Gula
Telur
Minyak Nabati
Coklat Bubuk
Keju
Cokelat Batangan
Aneka topping
Lain-Lain
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
C NET BENEFIT
Discount Factor 5,75%
E PV/TAHUN
PV Positif
PV Negatif
F NPV
G Net B/C
1
2
3
4
Tahun
5
6
7
8
9
10
1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000
1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000
100.000.000
22.480.000
19.800.000
2.000.000
48.000.000
192.280.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
29.800.000
480.000
0
480.000
0
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
50.076.000
32.400.000
42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000
97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000
199.098.984 199.098.984 199.098.984 199.098.984 199.098.984 199.098.984 199.098.984 199.098.984 199.098.984 199.098.984
55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000
94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000
82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000
75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984
1.512.660.984 1.320.380.984 1.320.860.984 1.320.380.984 1.320.860.984 1.350.180.984 1.320.860.984 1.320.380.984 1.320.860.984 1.320.380.984
(164.820.984) 27.459.016 26.979.016 27.459.016 26.979.016 -2.340.984 26.979.016 27.459.016 26.979.016 27.459.016
0,946
0,894
0,846
0,800
0,756
0,715
0,676
0,639
0,605
0,572
(155.859.087) 24.554.111 22.813.135 21.956.518 20.399.721 -1.673.849 18.241.623 17.556.663 16.311.831 15.699.333
155.859.086
(155.859.087)
0
1,00
Lampiran 27.
No
Analisis Switching Value Kenaikan Harga Telur 71,8586154
Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp)
Uraian
Inflow
1. Penjualan brownies panggang
2. Penjualan kopi
3. Pinjaman
TOTAL INFLOW
B Outflow
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Perlengkapan kantor
Perizinan usaha
Armada transportasi
Pengembangan usaha
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji karyawan
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Pajak mobil
Pembayaran wifi
Peralatan produksi
Sewa bangunan
Pembayaran pinjaman
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
Gas LPG
Kemasan produk
Transportasi
Bahan baku brownies:
Tepung terigu
Gula
Telur
Minyak nabati
Cokelat bubuk
Keju
Cokelat batangan
Aneka topping
Lain-lain
Bahan baku kopi:
Biji Kopi
Susu cair
Lain-lain
Gelas plastik dan sedotan
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
C NET BENEFIT
PAJAK 10%
D Net Benefit Setelah Pajak
Discount Factor 6,81%
E PV/tahun
PV Positif
PV Negatif
F NPV
G IRR (%)
H Net B/C
1
2
3
4
Tahun
5
6
7
8
9
10
A
1.617.408.000 1.617.408.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000
90.000.000
90.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000
100.000.000
1.807.408.000 1.707.408.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000
100.000.000
25.480.000
19.800.000
2.000.000
148.000.000
95.350.000
390.630.000
480.000
480.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
77.750.000
107.550.000
480.000
480.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
60.060.000
81.000.000
38.880.000
60.060.000
81.000.000
38.880.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
50.876.000
121.750.000
284.511.938
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
50.876.000
121.750.000
284.511.938
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
63.516.000
155.704.000
355.824.670
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
355.824.670
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
355.824.670
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
355.824.670
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
355.824.670
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
355.824.670
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
355.824.670
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
355.824.670
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
12.420.000
12.420.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
7.830.000
7.830.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
5.000.000
5.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
9.000.000
9.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
1.175.793.938 1.175.793.938 1.520.657.670 1.520.657.670 1.520.657.670 1.520.657.670 1.520.657.670 1.520.657.670 1.520.657.670 1.520.657.670
2.160.191.188 1.769.561.188 2.114.904.920 2.114.424.920 2.114.904.920 2.221.974.920 2.114.904.920 2.114.424.920 2.114.904.920 2.114.424.920
(352.783.188) (62.153.188)
86.855.080
87.335.080
86.855.080
-20.214.920
86.855.080
87.335.080
86.855.080
87.335.080
0
0
372.046
378.317
385.208
392.778
401.097
410.236
420.279
431.313
(352.783.188) (62.153.188)
86.483.033
86.956.762
86.469.872
-20.607.699
86.453.983
86.924.843
86.434.801
86.903.767
0,936
0,877
0,821
0,768
0,720
0,674
0,631
0,591
0,553
0,518
(330.305.873) (54.485.412)
70.983.296
66.824.701
62.216.689
-13.882.893
54.531.057
51.334.725
47.793.009
44.990.701
330.305.873
(330.305.873)
0
6,8%
1,00
Lampiran 28.
No
A
B
C
D
E
F
G
H
Analisis Switching Value Kenaikan Harga Telur 47,6587638
Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp)
Uraian
Inflow
1. Penjualan brownies panggang
2. Penjualan kopi
3. Pinjaman
TOTAL INFLOW
Outflow
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Perlengkapan kantor
Perizinan usaha
Armada transportasi
Pengembangan usaha
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji karyawan
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Pajak mobil
Pembayaran wifi
Peralatan produksi
Pembayaran pinjaman
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
Gas LPG
Kemasan produk
Transportasi
Bahan baku brownies:
Tepung terigu
Gula
Telur
Minyak nabati
Cokelat bubuk
Keju
Cokelat batangan
Aneka topping
Lain-lain
Bahan baku kopi:
Biji Kopi
Susu cair
Lain-lain
Gelas plastik dan sedotan
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
NET BENEFIT
PAJAK 10%
Net Benefit Setelah Pajak
Discount Factor 6,79%
PV/tahun
PV Positif
PV Negatif
NPV
IRR (%)
Net B/C
1
2
3
4
Tahun
5
6
7
8
9
10
1.617.408.000 1.617.408.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000
90.000.000 90.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000
400.000.000
2.107.408.000 1.707.408.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000
1.300.000.000
25.480.000
19.800.000
2.000.000
148.000.000
95.350.000
1.590.630.000
480.000
480.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
77.750.000
107.550.000
480.000
480.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
60.060.000
81.000.000
38.880.000
60.060.000
81.000.000
38.880.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
75.114.000
162.000.000
51.840.000
50.876.000
121.750.000
244.449.083
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
50.876.000
121.750.000
244.449.083
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
63.516.000
155.704.000
305.720.088
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
305.720.088
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
305.720.088
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
305.720.088
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
305.720.088
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
305.720.088
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
305.720.088
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
305.720.088
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
12.420.000 12.420.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
7.830.000
7.830.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
5.000.000
5.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
9.000.000
9.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
1.135.731.083 1.135.731.083 1.470.553.088 1.470.553.088 1.470.553.088 1.470.553.088 1.470.553.088 1.470.553.088 1.470.553.088 1.470.553.088
3.248.690.084 1.658.060.084 1.993.362.088 1.992.882.088 1.993.362.088 2.100.432.088 1.993.362.088 1.992.882.088 1.993.362.088 1.992.882.088
(1.141.282.084) 49.347.916 208.397.912 208.877.912 208.397.912 101.327.912 208.397.912 208.877.912 208.397.912 208.877.912
0
0
575.415
600.499
628.060
658.343
691.616
728.175
768.344
812.480
(1.141.282.084) 49.347.916 207.822.497 208.277.413 207.769.852 100.669.569 207.706.296 208.149.737 207.629.568 208.065.432
0,936
0,877
0,821
0,769
0,720
0,674
0,631
0,591
0,554
0,519
(1.068.746.274) 43.274.499 170.662.224 160.165.374 149.620.327
67.887.200 131.165.905 123.091.703 114.980.377 107.898.666
1.068.746.274
(1.068.746.274)
0
6,79%
1,00
Lampiran 29. Analisis Switching Value Kenaikan Harga BBM 188,4845185
Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp)
No
Uraian
A INFLOW
1. Pendapatan Penjualan
TOTAL INFLOW
B OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Peralatan kantor
Izin Usaha
Armada Transportasi
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya Pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Kemasan
Peralatan produksi
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
1. Gas LPG
2. Transportasi
3. Bahan Baku
Tepung Terigu
Gula
Telur
Minyak Nabati
Coklat Bubuk
Keju
Cokelat Batangan
Aneka topping
Lain-Lain
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
C NET BENEFIT
Discount Factor 5,75%
E PV/TAHUN
PV Positif
PV Negatif
F NPV
G Net B/C
1
2
3
4
Tahun
5
6
7
8
9
10
1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000
1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000
100.000.000
22.480.000
19.800.000
2.000.000
48.000.000
192.280.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
29.800.000
480.000
0
480.000
0
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
189.600.000
1.200.000
3.600.000
1.800.000
1.500.000
3.000.000
500.000
81.120.000
1.500.000
15.800.000
57.600.000
1.000.000
81.000.000
3.000.000
442.220.000
50.076.000
93.468.984
50.076.000
93.468.984
50.076.000
93.468.984
50.076.000
93.468.984
50.076.000
93.468.984
50.076.000
93.468.984
50.076.000
93.468.984
50.076.000
93.468.984
50.076.000
93.468.984
50.076.000
93.468.984
42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000
97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000
138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000
55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000
94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000
82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000
75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984
1.512.660.984 1.320.380.984 1.320.860.984 1.320.380.984 1.320.860.984 1.350.180.984 1.320.860.984 1.320.380.984 1.320.860.984 1.320.380.984
(164.820.984) 27.459.016 26.979.016 27.459.016 26.979.016 -2.340.984 26.979.016 27.459.016 26.979.016 27.459.016
0,946
0,894
0,846
0,800
0,756
0,715
0,676
0,639
0,605
0,572
(155.859.087) 24.554.111 22.813.135 21.956.518 20.399.721 -1.673.849 18.241.623 17.556.663 16.311.831 15.699.333
155.859.087
(155.859.087)
0
1,00
Lampiran 30.
No
Uraian
Inflow
1. Penjualan brownies panggang
2. Penjualan kopi
3. Pinjaman
TOTAL INFLOW
B Outflow
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Perlengkapan kantor
Perizinan usaha
Armada transportasi
Pengembangan usaha
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji karyawan
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Pajak mobil
Pembayaran wifi
Peralatan produksi
Sewa bangunan
Pembayaran pinjaman
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
Gas LPG
Kemasan produk
Transportasi
Bahan baku brownies:
Tepung terigu
Gula
Telur
Minyak nabati
Cokelat bubuk
Keju
Cokelat batangan
Aneka topping
Lain-lain
Bahan baku kopi:
Biji Kopi
Susu cair
Lain-lain
Gelas plastik dan sedotan
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
C NET BENEFIT
PAJAK 10%
D Net Benefit Setelah Pajak
Discount Factor 6,81%
E PV/tahun
PV Positif
PV Negatif
F NPV
G IRR (%)
H Net B/C
Analisis Switching Value Kenaikan Harga BBM 290,91261
Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp)
1
2
3
4
Tahun
5
6
7
8
9
10
A
1.617.408.000 1.617.408.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000
90.000.000
90.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000
100.000.000
1.807.408.000 1.707.408.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000
100.000.000
25.480.000
19.800.000
2.000.000
148.000.000
95.350.000
390.630.000
480.000
480.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
77.750.000
107.550.000
480.000
480.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
120.000.000
16.187.250
593.767.250
60.060.000
81.000.000
151.986.823
60.060.000
81.000.000
151.986.823
75.114.000
162.000.000
202.649.097
75.114.000
162.000.000
202.649.097
75.114.000
162.000.000
202.649.097
75.114.000
162.000.000
202.649.097
75.114.000
162.000.000
202.649.097
75.114.000
162.000.000
202.649.097
75.114.000
162.000.000
202.649.097
75.114.000
162.000.000
202.649.097
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
12.420.000
12.420.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
7.830.000
7.830.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
5.000.000
5.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
9.000.000
9.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
1.169.938.823 1.169.938.823 1.522.687.097 1.522.687.097 1.522.687.097 1.522.687.097 1.522.687.097 1.522.687.097 1.522.687.097 1.522.687.097
2.154.336.073 1.763.706.073 2.116.934.347 2.116.454.347 2.116.934.347 2.224.004.347 2.116.934.347 2.116.454.347 2.116.934.347 2.116.454.347
(346.928.073) (56.298.073)
84.825.653
85.305.653
84.825.653
-22.244.347
84.825.653
85.305.653
84.825.653
85.305.653
0
0
355.134
361.405
368.296
375.866
384.185
393.324
403.367
414.401
(346.928.073) (56.298.073)
84.470.519
84.944.248
84.457.357
-22.620.213
84.441.468
84.912.329
84.422.286
84.891.252
0,936
0,877
0,821
0,768
0,720
0,674
0,631
0,591
0,553
0,518
(324.823.812) (49.352.637)
69.331.470
65.278.120
60.768.647
-15.238.675
53.261.658
50.146.205
46.680.215
43.948.808
324.823.812
(324.823.812)
0
6,8%
1,00
Lampiran 31.
No
A
B
C
D
E
F
G
H
Analisis Switching Value Kenaikan Harga BBM 193,9402435
Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp)
Uraian
Inflow
1. Penjualan brownies panggang
2. Penjualan kopi
3. Pinjaman
TOTAL INFLOW
Outflow
1. BIAYA INVESTASI
Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka
Peralatan produksi
Perlengkapan kantor
Perizinan usaha
Armada transportasi
Pengembangan usaha
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. BIAYA TETAP
Gaji karyawan
Komunikasi
Listrik
Air
Administrasi
Promosi
PBB
Konsumsi karyawan
Biaya pemeliharaan
THR
Sewa mobil
Pajak motor
Pajak mobil
Pembayaran wifi
Peralatan produksi
Pembayaran pinjaman
TOTAL BIAYA TETAP
3. BIAYA VARIABEL
Gas LPG
Kemasan produk
Transportasi
Bahan baku brownies:
Tepung terigu
Gula
Telur
Minyak nabati
Cokelat bubuk
Keju
Cokelat batangan
Aneka topping
Lain-lain
Bahan baku kopi:
Biji Kopi
Susu cair
Lain-lain
Gelas plastik dan sedotan
TOTAL BIAYA VARIABEL
TOTAL OUTFLOW
NET BENEFIT
PAJAK 10%
Net Benefit Setelah Pajak
Discount Factor 6,79%
PV/tahun
PV Positif
PV Negatif
NPV
IRR (%)
Net B/C
1
2
3
4
Tahun
5
6
7
8
9
10
1.617.408.000 1.617.408.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000
90.000.000 90.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000
400.000.000
2.107.408.000 1.707.408.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000
1.300.000.000
25.480.000
19.800.000
2.000.000
148.000.000
95.350.000
1.590.630.000
480.000
480.000
480.000
480.000
10.000.000
19.800.000
480.000
480.000
77.750.000
107.550.000
480.000
480.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
240.000.000
2.400.000
7.200.000
3.600.000
3.000.000
5.000.000
3.500.000
106.080.000
2.000.000
20.000.000
57.600.000
1.000.000
2.000.000
1.200.000
3.000.000
64.749.000
522.329.000
60.060.000
81.000.000
113.895.167
60.060.000
81.000.000
113.895.167
75.114.000
162.000.000
151.860.222
75.114.000
162.000.000
151.860.222
75.114.000
162.000.000
151.860.222
75.114.000
162.000.000
151.860.222
75.114.000
162.000.000
151.860.222
75.114.000
162.000.000
151.860.222
75.114.000
162.000.000
151.860.222
75.114.000
162.000.000
151.860.222
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
50.876.000
121.750.000
165.550.000
66.124.000
113.750.000
99.592.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
63.516.000
155.704.000
207.045.000
82.716.000
141.375.000
124.068.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
12.420.000 12.420.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
24.840.000
7.830.000
7.830.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
15.660.000
5.000.000
5.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
9.000.000
9.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
1.131.847.167 1.131.847.167 1.471.898.222 1.471.898.222 1.471.898.222 1.471.898.222 1.471.898.222 1.471.898.222 1.471.898.222 1.471.898.222
3.244.806.167 1.654.176.167 1.994.707.222 1.994.227.222 1.994.707.222 2.101.777.222 1.994.707.222 1.994.227.222 1.994.707.222 1.994.227.222
(1.137.398.167) 53.231.833 207.052.778 207.532.778 207.052.778
99.982.778 207.052.778 207.532.778 207.052.778 207.532.778
0
0
564.206
589.290
616.851
647.134
680.407
716.966
757.135
801.271
(1.137.398.167) 53.231.833 206.488.572 206.943.488 206.435.927
99.335.644 206.372.371 206.815.812 206.295.643 206.731.507
0,936
0,877
0,821
0,769
0,720
0,674
0,631
0,591
0,554
0,519
(1.065.109.205) 46.680.409 169.566.815 159.139.585 148.659.734
66.987.658 130.323.535 122.302.871 114.241.680 107.206.918
1.065.109.206
(1.065.109.205)
0
6,79%
1,00
Lampiran 32. Dokumentasi
Logo Elsari
Oven
Mixer
Mini Counter Elsari
Loyang
Bahan Baku
Loyang siap panggang
Adonan siap panggang
Rak Pendinginan
Brownies Panggang Elsari
Download