Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 1 PENGARUH LEVERAGE, UMUR PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS Gilang Suryamis [email protected] Hening Widi Oetomo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out and to analyze the influence of leverage, firm age, and firm size to the profitability. The population in this research is 10 companies which engage in the field of automotive and its components which are listed in the IDX and the sample collection technique has been carried out by using purposive sampling method. The multiple linear regressions analysis is used as analysis technique in this research.The result of the research shows that leverage has positive and not significant influence to the profitability. This condition reflects that the company is incapable of using the flow of fund which comes from external parties in order to increase the profit properly since the appropriate use of fund has an important role in supporting the company’s sustainability of in achieving its objectives. The firm age variable shows positive and significant influence to the profitability. This condition reflects that when the firm age is getting high, it will increase the company’s profitability on automotive companies which are listed in Indonesia Stock Exchange whereas firm size has an influence to the profitability. By seeing the result of determination coefficient it can be concluded that variable which has dominant influence is firm age variable since it has the highest determination coefficient value when it is compared to leverage and firm size variable. Keywords: Leverage, Firm Age, Firm Size, and Profitability ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel leverage, umur perusahaan, ukuran perusahaan terhadap profitabilitas Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif dan komponennya di BEI dengan teknik pengambilan sampel berupa purposive sampling sehingga jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 10 perusahaan. Adapun teknik analisa menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil pengujian menunjukkan leverage mempunyai pengaruh namun tidak signifikan dan positif terhadap profitabilitas.Kondisi ini mencerminkan bahwa perusahaan tidak dapat memanfaatkan aliran dana yang berasal dari untuk meningkatkan laba dengan baik karena penggunaan dana yang tepat sangat berperan dalam menunjang kelangsungan perusahaan dalam pencapaian tujuan. Variabel umur perusahaan menunjukkan pengaruh signifikan dan positif terhadap profitabilitas. Kondisi ini mencerminkan bahwa semakin tinggi umur perusahaan akan semakin meningkatkan profitabilitas pada perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan ukuran perusahaan juga mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas. Melihat dari hasil koefisien determinasi dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan adalah umur perusahaan yang memiliki nilai koefisien determinasi paling tinggi dibandingkan variabel leverage dan ukuran perusahaan. Kata Kunci : Leverage, Umur Perusahaan, Ukuran perusahaan, dan Profitabilitas PENDAHULUAN Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk menunjang jalannya aktifitas perusahaan, baik itu perusahaan manufaktur ataupun perusahaan jasa. Dana dapat diperoleh perusahaan dari pemilik perusahaan maupun dari pihak luar perusahaan. Dalam usaha pemenuhan kebutuhan pendanaan yang memang dibutuhkan oleh perusahaan, peranan manajer dalam hal ini sangat penting dalam menjalanlan keputusan - keputusan pendanaan yang tentu saja dengan mempertimbangkan tingkat efektifitas dan efesiensinya, dengan demikian maka setiap rupiah dana yang tertanamkan didalam aktiva harus dapat dipergunakan seefisien mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat keuntungan investasi atau rentabilitas yang maksimal, efesiensi dari setiap penggunaan dana akan berimplikasi Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 2 dalam penentuan besar kecilnya return yang dihasilkan dari investasi tersebut, perusahaan harus selektif dalam mengalokasikan dana yang tersedia, karena pada umumnya jumlah kebutuhan yang harus dipenuhi lebih banyak dari pada jumlah yang tersedia, maka dari itu pihak manajemen perlu mengusahakan agar dapat memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya (cost of capital) yang minimal dan syarat - syarat yang menguntungkan. Pada prinsipnya dalam pemenuhan dana perusahaan dapat disediakan dari dua sumber yaitu pihak intern maupun ekstern perusahaan, sumber pendanaan intern perusahaan merupakan sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dari dalam perusahaan, misalnya dana dari investasi pemilik perusahaan, ataupun dari dana yang berasal dari keuntungan yang tidak dibagi kepada para pemegang saham. Sumber dana ekstern adalah sumber dana yang dihimpun dari luar perusahaan, misalnya emisi saham baru, penjualan obligasi maupun pinjaman dari pihak lain (Bank). Dana yang terhimpun baik dari intern ataupun ekstern perusahaan akan terangkum dalam struktur modal perusahaan. Menurut Weston dan Brigham (2005) Struktur modal perusahaan merupakan bauran ataupun perpaduan dari hutang, saham preferen, dan saham biasa yang dikehendaki perusahaan. Penggunaan dana yang tepat sangat berperan dalam menunjang kelangsungan perusahaan dalam pencapaian tujuan. Dalam memenuhi kebutuhan dana yang dibutuhkan untuk menunjang kelancaran aktivitas perusahaan, maka terdapat berbagai model alternatif yang dapat ditempuh dalam pemenuhan kebutuhan modal perusahaan yaitu apakah akan menggunakan modal sendiri ataupun modal pinjaman. Dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan penggunaan pinjaman atau hutang akan menghasilkan keuntungan atau dapat berdampak pada kerugian yang tentu saja berasal dari resiko penggunaan hutang. Dari hutang tersebut akan menimbulkan beban yang bersifat tetap yaitu beban bunga dan pokok pinjaman yang akan harus dibayar. Di lain pihak hutang merupakan sumber dana dapat digunakan untuk mendanai aktivitas perusahaan dalam usahanya menghasilkan laba. Selain itu beban bunga yang harus dibayar pun dapat digunakan sebagai elemen pengurang pajak penghasilan nantinya. Dalam keadaan demikian, manajer dalam mengoperasikan perusahaan tidak hanya berfokus pada kelangsungan hidup perusahaan, tetapi juga harus berfokus pada laba dan resiko yang menyertai. Perlu diketahui bahwa keputusan berhutang yang dilakukan oleh manajer keuangan berpengaruh terhadap laba dan resiko. Perusahaan seharusnya mengetahui apakah return yang diharapkan dapat tercapai atau tidak, yang berarti perusahaan harus mengenali segala elemen resiko dalam setiap proses pengambilan keputusan, dimana resiko dapat didefenisikan sebagai variabilitas return dari apa yang diharapkan. Dalam teori manajemen keuangan, akan selalu ada trade-off antara resiko dan return. Jika resiko suatu investasi tinggi, maka return yang akan dihasilkan akan berbanding lurus, begitu juga sebaliknya. Maka, para manajer harus mengetahui resiko untuk dipertimbangkan dalam menilai dan memutuskan suatu keputusan investasi. Pemahaman akan penilaian trade-off antara resiko dan return ini akan membentuk landasan komposisi struktur modal dalam usaha memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham. Menurut Weston dan Brigham (2005), menyatakan bahwa ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap digunakan dalam struktur modal perusahaan dinamakan leverage keuangan. Konsep leverage sangat penting untuk menunjukkan analisis keuangan dalam melihat trade off antara resiko dan tingkat keuntungan dari berbagai sudut keputusan yang terbaik. Ini merupakan tugas manajer keuangan agar dapat membuat perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan. Seperti yang telah di singgung bahwa hutang (yang menimbulkan leverage keuangan) yang diganakan dalam pendanaan perusahaan sehingga perusahaan dapat beroperasi, berinvestasi, dan mengembangkan usahanya, Akan tetapi bagaikan mata pisau yang bersisi dua leverage keuangan juga akan menimbulkan resiko bagi perusahaan. Perusahaan yang Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 3 memiliki tingkat leverage keuangan yang tinggi dapat berakibat adanya kesulitan keuangan (financial distress) untuk dapat menyelesaikan kewajiban hutangnya. Dengan kata lain leverage keuangan meiliki dampak baik dan buruk bagi perusahaan,dapat menyebabkan perusahaan menjadi berkembang lebih baik (kinerja baik), akan tetapi juga dapat mengakibatkan kemunduran bagi perusahaan (kinerja buruk) bahkan dapat berakibat pada kondisi kepailitan atau bangkrut. Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi profitabiltas (return). Karena semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Ukuran perusahaan dinyatakan berhubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Rachmawati dan Hanung, 2007). Namun ukuran perusahaan mempunyai nilai negatif dan signifikan oleh Siallagan dan Mas’ud (2006). Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan. Ulum (2009) mengemukakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin banyak ia akan mengungkapkan informasi di dalam laporan tahunannya, baik informasi keuangan maupun non-keuangan, baik mandatory maupun voluntary. Umur perusahaan disinyalir merupakan faktor yang juga dapat mempengaruhi return. Umur perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan untuk tetap eksis dan mampu bersaing dalam dunia usaha. Perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman lebih banyak sehingga akan lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan. Dengan demikian, perusahaan yang lebih tua akan mengungkapkan lebih banyak informasi termasuk pengalaman dan intuisi. Tabel 1 Presentase Leverage, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan dan Profitabilitas Perusahaan Otomotif dan komponennya Tahun 2006-2007 No Kode Leverage % Size % Umur Profitabilitas Perusahaan 2006 2007 2006 2007 2006 2007 2006 2007 1 ASII 0,39 0,41 16,23 16,38 22 23 23,92 27,17 2 AUTO 0,40 0,40 13,51 13,96 18 19 12,95 19,58 3 BRAM 0,30 0,37 12,51 12,71 15 16 28,05 239,15 4 GDYR 0,51 0,56 11,80 12,02 13 14 19,97 31,39 5 GJLT 0,37 0,25 13,28 13,28 10 11 24,14 39,50 Sumber : Indonesia Capital Market Directory 2008. Dari tabel 1 dapat dilihat pada variabel leverage menunjukkan bahwa peningkatan presentase leverage akan meningkatkan profitabilitas, hal ini contohnya ditunjukkan oleh perusahaan terdapat pada tabel 1, yang mengalami kenaikan profitabilitas perusahaan. Leverage memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Profitabilitas perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya leverage yang dihasilkan oleh perusahaan. Leverage sebagai kemampuan perusahaan membayar hutangnya dengan menggunakan ekuitas yang dimilikinya. Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari risiko yang melekat pada suatu perusahaan. artinya leverage yang semakin besar menunjukkan resiko investasi yang semakin besar pula. Perusahaan dengan rasio leverage nya yang rendah memiliki rasio leverage yang lebih kecil. Beberapa perusahaan mengalami penurunan profitabilitas perusahaan, walaupun mereka meningkatkan kepemilikan. Bahwa kenaikan presentase ukuran perusahaan akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hal ini senada yang dikemukakan Rachmawati dan Hanung (2007) yang menyatakan ukuran perusahaan dinyatakan berhubungan positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Ukuran perusahaan dianggap mampu dan mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Karena semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 4 maupun eksternal. Hal ini berlawanan yang dialami perusahaan yang presentase ukuran perusahaan yang mengalami kenaikan tetapi nilai perusahaan mengalami penurunan. Berdasarkan latara belakang diatas rumusan masalah yang dapat dikemukan dalam penelitian ini antara lain ; 1) Apakah leverage, umur perusahaan, ukuran perusahaan berpengaruh positif secara simultan terhadap profitabilitas perusahaan otomotif dan komponennya di BEI ?, 2) Apakah leverage, umur perusahaan, ukuran perusahaan berpengaruh positif secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan otomotif dan komponennya di BEI ?, 3) Seberapa besar pengaruh dominan variabel leverage, umur perusahaan, ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan otomotif dan komponennya di BEI ? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah; 1)Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel leverage, umur perusahaan, ukuran perusahaan berpengaruh positif secara simultan terhadap profitabilitas perusahaan otomotif dan komponennya di BEI. 2) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel leverage, umur perusahaan, ukuran perusahaan berpengaruh positif secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan otomotif dan komponennya di BEI. 3) Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh dominan salah satu diantara variabel leverage, umur perusahaan, ukuran perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan otomotif dan komponennya di BEI. TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Leverage Leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana (source of funds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham, (Sartono, 2008). Sedangkan Sjahrian (2009) mendefinisikan leverage adalah penggunaan aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) berarti sumber dana yang berasal dari pinjaman karena memiliki bunga sebagai beban tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. selanjutnya definisi leverage menurut Fakhrudin (2008) merupakan jumlah utang yang digunakan untuk membiayai / membeli aset-aset perusahaan. Perusahaan yang memiliki utang lebih besar dari equity dikatakan sebagai perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi. Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat diketahui bahwa leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana yang memiliki biaya atau beban tetap yang bersal dari pinjaman dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham sehingga dapat menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap utang maupun aset. Beberapa literatur membedakan leverage menjadi tiga, yaitu; 1) operating leverage, operating leverage menurut Brigham dan Houston (2006) adalah tingkat sampai sejauh mana biaya-biaya tetap digunakan di dalam operasi suatu perusahaan. Operating leverage sebagai ukuran bauran relatif dari biaya variabel dan biaya tetap suatu usaha, yaitu margin kontribusi dibagi laba operasi. Dengan menggunakan operating leverage perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar, ( Sartono, 2008). 2) Financial Leverage , adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan beranggapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham, (Sartono, 2008). Selanjutnya Rodoni (2010) mendefinisikan financial leverage adalah penggunaan modal pinjaman disamping modal sendiri dan untuk itu perusahaan harus membayar beban tetap berupa bunga. 3) Combined leverage. Combined leverage terjadi apabila perusahaan memiliki baik baik operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa (Sartono, 2008). Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 5 Terdapat beberapa jenis rasio yang ada dalam rasio leverage. Kasmir (2012) mengemukakan bahwa, dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan, antara lain: 1) Debt to asset tario , 2) Debt to equity ratio, 3) Long term to equity ratio, 4) Tangible assets debt coverage, 5) Current liabilities to net worth , 6) Times interest earned, 7) Fixed chared coverage. Selanjutnya Menurut Fahmi (2012) secara umum terdapat tujuh rasio leverage, yaitu Debt to Total Assets atau Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Times interest earned, Cash flow coverage, Long- term debt to total capitalization, Fixed charge coverage, Cash flow adequancy. Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lacar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir, 2012). Rumusan untuk mencari Debt To Equity Ratio dapat digunakan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas sebagai berikut: Menurut Kasmir, (2012). Bagi bank (kreditor), semikin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Namun, bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan semakin baik. Umur Perusahaan Menurut Poerwadarminta (2003) definisi umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Sedangkan dalam Undang-Undang No.8 tahun 1997 perusahaan didefinisikan sebagai setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba , baik yang diselenggarakan oleh orang perorangan, maupun badan usaha yang berberentuk badan hukum atau bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan di wilayah Indonesia. Dari kedua pengertian terpisah tersebut dapat diketahui bahwa definisi dari umur perusahaan adalah lama waktu hidup atau ada suatu oraganisasi atau bentuk usaha yang bergerak dalam bisnis dan memiliki tujuan memperoleh keuntungan atau laba. Umur dalam suatu perusahaan adalah bagian dari dokumentasi yang menunjukkan tentang apa yang tengah dan yang akan diraih oleh perusahaan, (Ulum, 2009). Persero memiliki umur yang tidak terbatas, sesuai dengan asumsi kesinambungan usaha/going consern. Artinya umur perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kesinambungan usahanya, (Harry, 2011). Berdasarkan beberapa definisi yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa umur perusahaan adalah lamanya waktu hidup suatu perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan tetap eksis, mampu bersaing dalam dunia usaha dan mampu mempertahankan kesinambungan usahanya serta merupakan bagian dari dokumentasi yang menunjukan tujuan dari perusahaan tersebut. Dalam melakukan suatu pengukuran terhadap umur perusahaan dihitung mulai tanggal IPO hingga tanggal laporan tahunan, (Ulum, 2009). Sedangkan Collins dan Porras (2001) mengemukakan bahwa, perusahaan termuda yang kami pelajari didirikan pada tahun 1945 dan perusahaan tertua yang kami pelajari didirikan tahun 1812. Pernyataan ini menunjukkan bahwa umur perusahaan juga dapat diukur dari tahun pendirian suatu perusahaan. Ukuran Perusahaan Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 6 Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan atau nilai aktiva, (Riyanto, 2008). Selanjutnya ukuran perusahaan menurut Scott dalam Torang (2012) mendifinisikan ukuran organisasi adalah suatu variabel konteks yang mengukur tuntutan pelayanan atau produk organisasi. Sementara itu Longenecker (2001) mengemukakan bahwa terdapat banyak cara untuk mendefinisikan skala perusahaan, yaitu dengan menggunakan berbagai kriteria, seperti jumlah karyawan, volume penjualan, dan nilai aktiva. Berdasarkan beberapa definisi tersebut maka dapat diketahui bahwa ukuran perusahaan adalah suatu skala yang menentukan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilahat dari nilai equity, nilai penjualan, jumlah karyawan dan nilai total aktiva yang merupakan variabel konteks yang mengukur tuntutan pelayanan atau produk organisasi. UU No. 20 Tahun 2008 mengklasifikasikan ukuran perusahaan ke dalam empat kategori yaitu 1) Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan /atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. 2) Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. 3) Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. 4) Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahu nan lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia. Adapun kriteria ukuran perusahaan yang diatur dalam UU No.20 tahun 2008 diuraikan dalam tabel 2. Tabel 2 Kriteria Ukuran Perusahaan Kriteria Ukuran Perusahaan Assets (tidak termasuk tanah & Penjualan Tahunan banguan tempat usaha) Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta Usaha Kecil >50 juta – 500 juta >300juta – 2,5 M Usaha Menengah >10 juta – 10 M 2,5 M – 50 M Usaha Besar >10 M > 50 M Sumber : UU No.20 tahun 2008 Klasifikasi ukuran perusahaan menurut Stanley dan Morse dalam Suryana (2006:119) adalah industri yang menyerap tenaga kerja 1-9 orang termasuk industri kerajianan rumah tangga. Industri kecil menyerap 10-49 orang, industri sedang menyerap 50-99 orang, dan industri besar menyerap tenaga kerja 100 orang lebih. Pernyataan ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan juga dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah tenaga kerja dalam industri tersebut. Dalam peraturan yang dibuat oleh Bursa Efek Indonesia, saham yang dicatatkan dibuat atas dua papan pencatatan, yaitu papan utama dan papan pengembangan.papan utama ditujukan untuk perusahaan tercatat yang berskala besar, sementara papan pengembangan dimaksudkan untuk perusahaan yang belum memenuhi syarat pencatatan di papan utama, termasuk perusahaan yang prospektif namun belum membukukan Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 7 keuangan. Peraturan Bursa Efek Indonesia menyebutkan bahwa salah satu syarat untuk tercatat di papan utama berdasarkan Laporan Keuangan Auditan terakhir memiliki Aktiva Berwujud Bersih (Net Tangible Asset) minimal Rp100.000.000.000,-. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan berskala besar menurut peraturan Bursa Efek Indonesia memiliki Aktiva Berwujud Bersih minimal Rp100.000.000.000. Untuk melakukan pengukuran terhadap ukuran perusahaan Prasetyantoko (2008) mengemukakan bahwa aset total dapat menggambarkan ukuran perusahaan, semakin besar aset biasanya perusahaan tersebut semakain besar. Sementara itu, untuk menghitung nilai total asset Asnawi (2005) mengemukakan bahwa: “Nilai total asset biasanya bernilai sangat besar dibandingkan dengan variabel keuangan lainnya, untuk itu variabel asset diperhalus menjadi log asset atau ln asset. Ukuran perusahaan yang didasarkan pada total assets yang dimiliki oleh perusahaan diatur diatur dengan ketentuan BAPEPAM No. 11/PM/1997, yang menyatakan bahwa perusahaan menengah atau kecil adalah badan hukum yang didirikan di Indonesia yang memiliki jumlah kekayaan (total assets) tidak lebih dari Rp. 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah). Berdasarkan uraian di atas, maka untuk menentukan ukuran perusahaan digunakan ukaran aktiva. Ukuran aktiva tesebut diukur sebagai logaritma dari total aktiva. Logaritma digunakan untuk memperhalus asset karena nilai dari asset tersebut yang sangat besar dibanding variabel keuangan lainnya. Profitabilitas Tujuan utama dari perusahaan adalah untuk memperoleh laba untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan bukan hanya dilihat dari besarnya laba yang diperoleh atau dihasilkan oleh perusahaan, tetapi hal ini haru dihubungkan dengan jumlah modal yang digunakan untuk memperoleh laba yang dimaksud. Bagi perusahaan pada umumnya masalah profitabilitas adalah lebih penting dari persoalan laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba tersebut, atau dengan kata lain menghitung tingkat profitabilitasnya. Dengan demikian maka yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk meningkatkan profitabilitasnya. Berhubung dengan itu maka bagi perusahaan pada umumnya usahanya lebih diarahkan untuk mendapatkan titik profitabilitas maksimal dari pada laba maksimal. Oleh karena itu semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka mencerminkan bahwa semakin tinggi tingkat efesiensi perusahaan. Profitabilitas perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba untuk periode tertentu, (Riyanto, 2008). Sedangkan Harahap (2010) mengemukakan profitabilitas atau disebut juga rentabilitas adalah kemempuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Dari kedua defenisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa profitabilittas adalah prestasi yang dicapai perusahaan pada periode tertentu yang diperoleh dengan menggunakan semua kemampuan baik itu modal perusahaan atau aktiva. Cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan bermacam – macam tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan di perbandingkan satu dengan yang lainnya. Dengan adanya bermacam – macam cara penilaian profitabilitas suatu perusahaan, maka tidak mengehrankan jika ada beberapa perusahaan yang berbeda – beda dalam cara menghitung profitabilitasnya. Yang penting adalah profitabilitas yanga mana yanga akan digunakan sebagai alat pengukur efesiensi penggunaan modal dalam perusahaan yang bersangkutan. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 8 Dalam penelitian ini terdapat dua jenis profitabilitas yang akan dibahas satu persatu, pertama, ROE ( Return on Equity ). Return on Equity merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri . Return on Equity merupakan alat analisis keuangan untuk mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham (Halim dan Hanafi, 2005). Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka ROE berhasil dicapai. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Kedua, ROA (Return on Assets ). Return on Assets juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. ROA sering disebut sebagai rentabilitas ekonomi memberikan informasi seberapa efisien suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya. Rasio ini menunjukan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (Riyanto, 2008). Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham. Pengembangan Hipotesis Hubungan leverage terhadap profitabilitas Menurut Horne (2009), semakin tinggi rasio debt to total asset, semakin besar risiko keuangannya. Yang dimaksudkan dengan terjadinya peningkatan risiko adalah kemungkinan terjadinya default karena perusahaan terlalu banyak melakukan pendanaan aktiva dari hutang. Dengan adanya risiko gagal bayar, maka biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengatasi masalah ini semakin besar. Rasio leverage (utang) menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang. Berdasarkan Pecking Order Theory , semakin besar rasio ini, menunjukkan bahwa semakin besar biaya yang harus ditanggung perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang dimilikinya. Hal ini dapat menurunkan profitabilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Dari uraian diatas, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: H1 : Leverage berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Hubungan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas Teori critical menyebutkan, semakin besar skala perusahaan maka profitabilitas juga akan meningkat, tetapi pada titik atau jumlah tertentu ukuran perusahaan akhirnya akan menurunkan laba (profit) perusahaan. Teori critical menekankan pada pengendalian oleh pemilik perusahaan terhadap sumber daya perusahaan seperti aset, teknologi, kekayaan intelektual sebagai faktor-faktor yang menentukan ukuran perusahaan. Dengan adanya sumber daya yang besar, maka perusahaan dapat melakukan investasi baik untuk aktiva lancar maupun aktiva tetap dan juga memenuhi permintaan produk. Hal ini akan semakin memperluas pangsa pasar. Dengan adanya penjualan yang semakin meningkat, perusahaan dapat menutup biaya yang keluar pada saat proses produksi. Dengan begitu, laba Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 9 perusahaan akan meningkat. Dari uraian tersebut, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas Hubungan umur perusahaan terhadap profitabilitas Dalam suatu perusahaan, umur perusahaan dapat menunjukkan bahwa perusahaan tetap eksis dan mampu bersaing. Menurut Harianto dan Sudomo (2008) umur perusahaan merupakan bagian dari dokumentasi yang menunjukkan tentang apa yang tengah dan yang akan diraih oleh perusahaan. Dalam pengukurannya umur perusahaan dihitung dari tanggal IPO sampai tanggal laporan tahunan. Umur perusahaan diduga sebagai faktor yang berpengaruh terhadap profitabilitas. Kamaliah (2009) mengemukakan bahwa perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman lebih banyak sehingga akan lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan. Dengan demikian, perusahaan yang lebih tua akan mengungkapkan lebih banyak informasi termasuk informasi mengenai modal intelektual. Dari uraian tersebut, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : H3 : Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian dirarik kesimpulan (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di BEI periode 2009-2013. Data tersebut diperoleh dari data yang dipublikasikan oleh BEI (http://www.idx.co.id) yang meliputi neraca dan laba rugi tahunan periode 2009-2013. Selain itu data yang digunakan dalam penelitian ini juga berasal dari berbagai literatur, seperti ICMD, penelitian lain, referensi pasar modal indonesia, buku-buku, beserta sumber lainnya yang berhubungan. Dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, sehingga didapat 10 perusahaan perusahaan otomotif dan komponennya yang dijadikan sampel penelitian. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variable bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri dan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. Adapun variabel yang diindentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Variabel bebas, yaitu : leverage, umur perusahaan dan ukuran perusahan 2. Variabel tergantung, yaitu : profitabilitas Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran 1. Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang-hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari kreditur, bukan dari pemegang saham ataupun dari investor. Leverage atau solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan tersebut likuidasi pada suatu waktu. Weston dan Copeland (2002) merumuskan rasio leverage sebagai berikut : Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 10 2. Umur perusahaan merupakan awal perusahaan melakukan aktivitas operasional hingga dapat mempertahankan going concern perusahaan tersebut atau mempertahankan eksistensi dalam dunia bisnis. Dalam melakukan suatu pengukuran terhadap umur perusahaan Ulum (2009) mengemukakan bahwa umur perusahaan dihitung mulai tanggal IPO hingga tanggal laporan tahunan. 3. Ukuran Perusahaan (Firm Size). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dinyatakan dengan total aktiva, maka semakin besar semakin besar total aktiva perusahaan maka akan semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan (Suharli,2006). Dalam ini ukuran perusahaan dinilai dengan log of total assets. Log Of Total Assets ini digunakan untuk mengurangi perbedaan signifikan antara ukuran perusahaan yang terlalu besar dengan ukuran perusahaan yang terlalu kecil, maka nilai total asset dibentuk menjadi logaritma natural, konversi kebentuk logaritma natural ini bertujuan untuk membuat data total asset terdistribusi normal. Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan log natural dari total asset (Klapper dan Love, 2002 dalam Darmawati, 2005). SIZE = log of total assets. 4. Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukan oleh laba yang dihasilkan. Secara garis besar laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Serta profitabilitas juga merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan (Suharli,2006). Profitabilitas dapat diukur menggunakan ROE (return on equity) yang merupakan tingkat pengembalian atas ekuitas pemilik perusahaan. Menurut Weston dan Copeland (2002), Baigham dan Houston (2006) ROE dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Teknik Analisis Data Uji Normalitas Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data. Data yang diteliti harus diketahui terlebih dahulu apakah terdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas ini akan dapat menentukan alat uji selanjutnya yang digunakan dalam penelitian. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal. Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test, dengan membandingkan asymptotic significance dengan α = 0,05. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Autokorelasi, adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data time series) atau ruang seperti dalam data cross sectional). Adanya autokorelasi dalam model regresi artinya ada korelasi antara anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Cara mendeteksi adanya gejala autokorelasi adalah dengan melihat nilai Durbin-Watson (DW). Asumsi penggunaan analisis DW ini jika digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama dan model regresi yang ada mempunyai intercept (costant) serta tidak terdapat variabel lagi. 2. Multikolinearitas merupakan situasi adanya korelasi variabel-variabel bebas diantara satu dengan yang lain, yaitu variabel bebas yang tidak orthogonal. Sedangkan variabel bebas yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol (Sritua, 2006). Uji multikolinearitas dapat diukur dengan collinearity statistics dengan menggunakan Tolerance Value atau lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Dengan menggunakan VIF nilai yang terbentuk harus kurang dari Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 11 10 dan nilai tolerance harus lebih dari 10%, bila tidak maka terjadi multikolinearitas dan model regresi tidak layak untuk digunakan. 3. Uji Heteroskedastisitas dilakukan dalam sebuah model regresi, dengan tujuan bahwa apabila suatu regresi tersebut terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari setiap pengamatan. Jika varians residual dari pengamatan kepengamatan lainnya berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Dalam perhitungan heteroskedastisitas dapat dilakukan dalam banyak model salah satunya adalah menggunakan chart (diagram scatterplot) Model Penelitian Model analisis selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Leverage, Umur perusahaan, dan Ukuran Perusahaan secara simultan terhadap Profitabilitas perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di BEI. Model analisis ini dipilih karena penelitian ini dibuat untuk meneliti variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat. Dimana variabel terikat (Y) dihubungkan dengan lebih dari satu variabel bebas (X1, X2, X3), persamaan yang digunakan sebagai berikut: Y = α + b1X1 + b2X2+b3X3+e Dimana: Y = Profitabilitas (ROE) α = Konstanta = Koefisien regresi dari setiap variabel independen b1, b2, b3 X1 = Leverage = Umur Perusahaan X2 X3 = Ukuran Perusahaan e = Standar error (kesalahan estimasi) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Leverage Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang-hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari kreditur, bukan dari pemegang saham ataupun dari investor. Tingkat leverage dari perusahaan yang tergabung dalam perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa efek Indonesia selama tahun 2009-2012 adalah sebagai berikut : Tabel 3 Tingkat Leverage Perusahaan Otomotif Tahun No Kode 2009 2010 2011 1 ASII 44.98% 48.00% 50.60% 2 AUTO 27.18% 26.54% 32.18% 3 BRAM 16.66% 19.02% 27.61% 4 GDYR 63.17% 63.80% 63.93% 5 GJTL 69.92% 66.00% 61.65% 6 IMAS 87.22% 79.86% 60.63% 7 INDS 73.33% 70.49% 44.53% 8 LPIN 32.70% 46.38% 24.86% 9 MASA 42.44% 46.38% 62.69% 10 NIPS 59.61% 56.11% 62.84% Rate 47.02% 47.51% 44.68% Sumber Data : Laporan Keuangan Diolah 2. Umur Perusahaan 2012 50.73% 38.24% 29.42% 57.84% 58.62% 68.10% 32.80% 21.75% 45.36% 60.96% 42.16% Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 12 Umur perusahaan merupakan awal perusahaan melakukan aktivitas operasional hingga dapat mempertahankan going concern perusahaan tersebut atau mempertahankan eksistensi dalam dunia bisnis. Tingkat umur perusahaan yang tergabung dalam perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa efek Indonesia selama tahun 2009-2012 adalah sebagai berikut : Tabel 4 Tingkat Umur Perusahaan Otomotif Sumber Data : Bursa Efek Indonesia Diolah 3. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dinyatakan dengan total aktiva, maka semakin besar semakin besar total aktiva perusahaan maka akan semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Tingkat firm size dari masing-masing perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa efek Indonesia selama tahun 2009-2012 adalah sebagai berikut : Tabel 5 Tingkat Ukuran Perusahaan Otomotif Sumber Data : Laporan Keuangan Diolah 4. Profitabilitas Perusahaan Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukan oleh laba yang dihasilkan. Secara garis besar laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 13 dilakukan oleh perusahaan. Tingkat return on equity dari masing-masing perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa efek Indonesia selama tahun 2009-2012 adalah sebagai berikut : Tabel 6 Tingkat Return On Equity Perusahaan Otomotif Tahun No Kode 2009 2010 2011 2012 ASII 1 25.17% 29.13% 28.15% 25.01% AUTO 2 23.94% 29.56% 23.41% 19.62% BRAM 3 7.34% 12.51% 4.58% 11.09% GDYR 4 29.15% 16.04% 8.70% 11.04% GJTL 5 33.94% 23.55% 21.35% 13.40% IMAS 6 26.89% 35.13% 20.97% 9.79% INDS 7 35.49% 31.28% 19.05% 46.06% LPIN 8 11.00% 10.81% 9.57% 10.50% MASA 9 11.98% 10.81% 8.08% 0.36% 10 NIPS 2.90% 8.56% 10.74% 8.70% Rate 18.89% 18.85% 14.05% 14.14% Sumber Data : Laporan Keuangan Diolah Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Dari grafik uji normalitas dapat diketahui bahwa distribusi data telah mengikuti garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini telah berdistribusi normal. b. Multikolinieritas Hasil uji multikolinieritas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Variance Influence Factor (VIF) pada seluruh variabel tersebut lebih kecil dari 10, dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bisa disebut juga dengan bebas dari Multikolinieritas, sehingga variabel tersebut dapat digunakan dalam penelitian. c. Autokolrealsi Dari pengujian terlihat batas-batas distribusi nilai test durbin-Watson dan kurva pengujian auto korelasi Durbin-Watson di atas dapat disimpulkan bahwa nilai test durbin-Watson berada pada daerah nonautokorelasi sehingga dapat disimpulkan model yang digunakan penelitian tidak terjadi gangguan otokorelasi. d. Heteroskedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas pada model regresi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil estimasi regresi linier berganda layak digunakan untuk interprestasi dan analisa lebih lanjut. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu leverage, umur perusahaan serta ukuran perusahaan terhadap profitabilitas pada perusahaan yang tergabung dalam industri otomotif di Bursa Efek Indonesia secara linier. Tabel 7 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 14 Hasil Uji Regresi Berganda Variabel Bebas Leverage Umur Perusahaan Ukuran Perusahaan Konstanta Sig F R R2 Koefisien Regresi Sig. r 0,125 0,587 2,210 0,694 0,048 0,048 0,066 0,324 0,323 3,595 0,038 0,571 0,326 Sumber Data : output regression diolah Dari data tabel di atas persamaan regresi yang didapat adalah: ROE = 3,595 + 0,125Lev + 0,587UP+ 2,210Size Dari persamaan regresi di atas dapat diuraikan sebagai berikut; 1) nilai konstanta yang dihasilkan sebesar -3,595 menunjukkan bahwa jika variabel independen yang terdiri dari leverage, umur perusahaan serta ukuran perusahaan = 0, maka variabel profitabilitas pada perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia sebesar 3,595. Hasil ini mencerminkan bahwa jika indikator tidak mengalami perubahan atau kenaikan maka tingkat return on equity yang dimiliki perusahaan mengalami penurunan sebesar 3,59%, 2) leverage, umur perusahaan serta ukuran perusahaan menunjukkan hubungan positif dengan profitabilitas pada perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini mengindikasikan bahwa jika variabel leverage, umur perusahaan serta ukuran perusahaan meningkat akan diikuti dengan peningkatan profitabilitas dan sebaliknya. Pembahasan Keberhasilan suatu perusahaan bukan hanya dilihat dari besarnya laba yang diperoleh atau dihasilkan oleh perusahaan, tetapi hal ini harus dihubungkan dengan jumlah modal yang digunakan untuk memperoleh laba yang dimaksud. Bagi perusahaan pada umumnya masalah profitabilitas adalah lebih penting dari persoalan laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba tersebut, atau dengan kata lain menghitung tingkat profitabilitasnya. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2008). Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang dapat dihitung berdasarkan penjualan atau aktiva atau modal sendiri. Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan manajemen perusahaaan. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel leverage, umur perusahaan serta ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Hasil ini mencerminkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian layak dan dapat dipergunakan analisis berikutnya. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa naik turunnya tingkat profitabilitas perusahaan otomotif yang diproksi melalui return on equity tergantung dengan naik turunnya tingkat leverage, ukuran perusahaan serta besarnya umur perusahaan tersebut. hasil ini diperkuat dengan perolehan koefisien korelasi berganda sebesar 57,1 % yang menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas tersebut terhadap tingkat profitabilitas pada perusahaan yang tergabung dalam industri otomotif di Bursa Efek Indonesia memiliki hubungan yang kuat. Pengaruh Leverage terhadap Profitabilitas Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 15 Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang sehingga dapat menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Dari rasio ini dapat diketahui besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan modal sendiri. Hasil pengujian menunjukkan leverage mempunyai pengaruh namun tidak signifikan dan positif terhadap profitabilitas perusahaan yang bergerak dalam bidang industry otomotif. Kondisi ini mencerminkan bahwa perusahaan tidak dapat memanfaatkan aliran dana yang berasal dari pihak luar untuk meningkatkan laba dengan baik. Penggunaan dana yang tepat sangat berperan dalam menunjang kelangsungan perusahaan dalam pencapaian tujuan. Dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan penggunaan pinjaman atau hutang akan menghasilkan keuntungan atau dapat berdampak pada kerugian yang tentu saja berasal dari resiko penggunaan hutang. Dari hutang tersebut akan menimbulkan beban yang bersifat tetap yaitu beban bunga dan pokok pinjaman yang akan harus dibayar. Di lain pihak hutang merupakan sumber dana dapat digunakan untuk mendanai aktivitas perusahaan dalam usahanya menghasilkan laba. Hasil ini tidak sejalan dengan pendapat Horne (2009), semakin tinggi rasio debt to total asset, semakin besar risiko keuangannya. semakin besar rasio ini, menunjukkan bahwa semakin besar biaya yang harus ditanggung perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang dimilikinya. Hal ini dapat menurunkan profitabilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Pengaruh Umur Perusahaan Dengan Profitabilitas Umur perusahaan adalah lamanya waktu hidup suatu perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan tetap eksis, mampu bersaing dalam dunia usaha dan mampu mempertahankan kesinambungan usahanya serta merupakan bagian dari dokumentasi yang menunjukan tujuan dari perusahaan tersebut. Umur perusahaan juga dapat dikatakan awal perusahaan melakukan aktivitas operasional hingga dapat mempertahankan going concern perusahaan tersebut atau mempertahankan eksistensi dalam dunia bisnis. (Nugroho, 2012) Hasil pengujian menunjukkan umur perusahaan mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap profitabilitas pada perusahaan yang bergerak dalam industri otomotif. Hasil ini mencerminkan bahwa semakin panjang umur perusahaan menunjukkan semakin eksis perusahaan tersebut dalam melakukan kegiatan operasional sehari-hari. Semakin panjang umur perusahaan menunjukkan semakin berpengalaman perusahaan tersebut dalam menjalankan bisnisnya, sehingga profitabilitas semakin tinggi. Sebuah perusahaan yang telah lama berdiri akan lebih stabil bila dibandingkan dengan perusahaan yang baru berdiri. Umur perusahaan ini adalah umur sejak berdirinya perusahaan hingga perusahaan tersebut masih mampu menjalankan operasinya. Perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman lebih banyak sehingga akan lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan. Dengan demikian, perusahaan yang lebih tua akan mengungkapkan lebih banyak informasi termasuk informasi mengenai modal intelektual. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap Profitabilitas Ukuran perusahaan (size firm) merupakan salah satu alat untuk mengukur besar kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan besar mungkin lebih memiliki pemikiran yang luas, skill karyawan yang tinggi, sumber informasi yang banyak dibandingkan dengan perusahaan kecil. Karyawan, aktiva, penjualan, market value dan value added adalah beberapa ukuran umum untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Hasil pengujian menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Kondisi ini menunjukkan semakin besar ukuran perusahaan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal, sehingga Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 16 semakin besar ukuran perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan modal eksternal untuk meningkatkan keuntungan yang diharapkan. Faktor ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan merupakan faktor penting dalam pembentukan laba. Perusahaan besar yang dianggap telah mencapai tahap kedewasaan merupakan suatu gambaran bahwa perusahaan tersebut relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil. Bagi perusahaan yang stabil biasanya dapat memprediksi jumlah keuntungan di tahun–tahun mendatang karena tingkat kepastian laba sangat tinggi. Sebaliknya bagi perusahaan yang belum mapan, besar kemungkinan laba yang diperoleh juga belum stabil karena kepastian laba lebih rendah. Dengan demikian semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan dapat menghasilkan laba yang lebih besar sehingga dapat membagikan dividen dalam jumlah yang lebih besar juga. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : 1) Hasil pengujian pada tingkat tingkat nyata 5% menunjukkan leverage mempunyai pengaruh namun tidak signifikan dan positif terhadap profitabilitas. Kondisi ini mencerminkan bahwa perusahaan tidak dapat memanfaatkan aliran dana yang berasal dari untuk meningkatkan laba dengan baik karena penggunaan dana yang tepat sangat berperan dalam menunjang kelangsungan perusahaan dalam pencapaian tujuan. 2) Hasil pengujian pada tingkat nyata 5% menunjukkan umur perusahaan mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap profitabilitas pada perusahaan yang bergerak dalam industri otomotif. Hasil ini mencerminkan bahwa semakin panjang umur perusahaan menunjukkan semakin eksis. Sebuah perusahaan yang telah lama berdiri akan lebih stabil bila dibandingkan dengan perusahaan yang baru berdiri. 3) Hasil pengujian pada tingkat nyata 5% menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Hasil ini mencerminkan semakin besar ukuran perusahaan semakin tinggi tingkat profitabilitasnya. Semakin besar ukuran perusahaan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal, sehingga semakin besar ukuran perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan modal eksternal untuk meningkatkan keuntungan yang diharapkan. Saran Berdasarkan pembahasan di atas dapat disarankan ; 1) Bagi perusahaan hendaknya dipertimbangkan untuk memanfaatkan dan mengolah segala sumber daya yang dimiliki yang dipercayakan kepadanya, untuk meningkatkan pertumbuhan usahanya, sehingga para investor lebih percaya lagi untuk menanamkan investasinya kedalam perusahaan, serta perusahaan juga memperhatikan tingkat leverage perusahaan, yaitu dengan lebih mengoptimalkan penggunaan dana yang diperoleh dari hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang untuk operasi perusahaan sehingga beban yang ditanggung perusahaan tidak terlalu berat. 2) Hendaknya perusahaan lebih menekan lagi biaya-biaya operasional perusahaan, hal ini dilakukan agar laba yang diharapkan dapat ditingkatkan. 3) Bagi peneliti berikutnya hendaknya lebih diperbanyak jumlah sampel, periode serta pengamatan untuk lebih diperpanjang, serta memperhitungkan kondisi ekonomi makro, internal non finansial, situasi politik dan kondisi umum regional serta internasional. DAFTAR PUSTAKA Asnawi. S.K 2005. Riset Keuangan:Pengujian-Pengujian Empiris. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014) 17 Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Indonesia.Press Release Penerbitan Peraturan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.(BAPEPAM No. 11/PM/1997) Brigham dan Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Collins. J. I dan J. I. Porras. 2001. Build to Last: Tradisi Sukses Perusahaan-Perusahaan Visioner. Erlangga. Jakarta Darmawati. D. 2005. Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar Fakhrudin. H. 2008. Istilah Pasar Modal A-Z. Elex Media Komputindo. Jakarta Halim. A. dan Hanafi. 2005. Analisa Laporan Keuangan. UPP YKPN MPYKPN. Yogyakarta. Harahap. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta Harianto. F. dan Sudomo. 2008. Perangkat dan Teknik Analisa Investasi di Pasar Modal Indonesia. PT. BEJ. Jakarta. Harry. 2011. Akuntansi Perusahaan Dagang dan Jasa. Alfa Beta. Bandung Horne.V. 2009. Prinsip Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan. Salemba Empat. Jakarta. Kamaliah. 2009. Analisis Pengaruh Rasio Aknvitas. Leverage Keuangan. Ukuran. Dan Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Wholesale And Retail Trade Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Jurnal Ekonom Volume 17. Nomor 3 Desember. Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta Longenecker. 2001. Kewirausahaan: Manajemen Usaha Kecil. Salemba Empat. Jakarta Nugroho. A. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure (ICD). Accounting Analysis Journal.Vol 1.No 2. Pemerintah Republik Indonesia. 2008.Undang_undang Dasar Republik Indonesia. No. 20. Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Jakarta Poerwadarminta. W.J. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Prasetyantoko. A. 2008. Bencana Finansial. Stabilitas Sebagai Barang Publik. Kompas Media Nusantara. Jakarta Rachmawati. A. dan Hanung. 2007. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba dan nilai perusahaan. SNA 10 Makasar. hal. 1-26 Riyanto. B. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Negara. BPFE. Yogyakarta. Rodoni. A. dan H. Ali. 2010 Manajemen Keuangan. Mitra Wacana Media. Jakarta: Sartono. A. 2008. Manajemen Keuangan. BPFE. Yogyakarta Siallagan. H. dan Mas’ud. 2006. Mekanisme Corporate Governance. kualitas laba dan nilai perusahaan. SNA 9 Padang. hal. 1-23 Sjahrian. D. 2009. Manajemen Keuangan. Mitra Wacana Media. Jakarta Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung Suharli. M. 2006. Studi Empiris Terhadap Dua Faktor yang Mempengaruhi Return Saham Pada Industri Food & Beverages di BEJ. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.7. No.2. Hal 99-116. Torang. S. 2012. Metode Riset Struktur Dan Perilaku Organisasi. Alfabeta. Bandung Ulum. I. 2009. Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Graha Ilmu. Yogyakarta Weston. J.F.. dan E.F. Brigham. 2005. Manajemen Keuangan. Penerjemah Djoerban Wahid. Edisi Ketujuh. Jilid II. Erlangga. Jakarta Weston. J.F dan T.E. Copeland. 2002. Manajemen Keuangan. Jilid 1. Binarupa Aksara: Jakarta. …