KOLABORASI MUSIK TRADISIONAL SHAMISEN DENGAN MUSIK MODEREN DI JEPANG Kifli Ramadani¹, Irma², Dewi Kania Izmayanti2 ¹ Mahasiswa Prodi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta E-mail: [email protected] ² Dosen Jurusan Sastra Asia Timur FakultasIlmu Budaya, Universitas Bung Hatta Abstract Japan is a developed country who never left their culture. One of that culture is traditional music instrument named Shamisen. The writer interested to analized the collaboration specially shamisen. In the developing of music industry in Japan nowadays do not make a Japanese mucisian to stop their action to converse their traditional music culture. View of them keep conversing their traditional music culture with collaborating the modern music. This traditional genre had been collaborating with modern music genre such as Pop, Rock and Jazz. The Shamisen usually used to backsound instrument, but now shamisen is a instrument to representing Japan. There are so many shamisenplayer who join in this converse the traditional music culture. Not only in Japan but also in outside Japan. This research is supposed to describe how the history of shamisen and how shamisen’s development in this modern era and describe the function and the meaning of shamisen if shamisen collaborated with modern music instrument and modern music genre.This research is a descriptive research with qualitative approach. The source of this research is coming from written data with data collection thecnique. The method of this analized research is descriptive research method with classification thecnique and data analized. This research is supposed to describe how the collaboration of shamisen with modern music and what effect will appeared of that collaboration. Based on research’s result with written data inference and source’s quote is proved that if shamisen collaborated with modern music instrument and modern music genre will create the new music color without disappearing the characteristic of that shamisen. Keyword: shamisen, collaboration, modern music bachi. Shamisen yang bentuknya seperti gitar Pendahuluan Jepang adalah negara maju yang tidak pernah meninggalkan ini pertama kali dibawa oleh pedagang Mesir kebudayaan dan sampai ke Persia dengan nama Setaru aslinya.Salah satu bentuk kebudayaan itu yang masih berbahan kayu. Setibanya di adalah alat musik tradisional shamisen yang Okinawa setaru berubah nama menjadi telah ada sejak zaman dahulu dan diwariskan Sanshin yang dilapisi dengan kulit ular. sampai zaman sekarang. Setelah itu shamisen dilapisi dengan kulit Shamisen adalah alat musik binatang lain yang berguna tradisional Jepang yang mempunyai tiga mengeraskan suara shamisen. senar dan di petik dengan pick yang bernama shamisen adalah alat 1 untuk Meskipun musik tradisional Jepang, pada zaman sekarang shamisen kerap di kolaborasikan dengan alat musik moderen dan genre musik moderen yang berguna Metodologi Penelitian ini memakai metode untuk tetap melestarikan shamisen dari penelitian deskriptif kualitatif.Data-data yang generasi diperoleh ke generasi.Beberapa pemain dikumpulkan, shamisen seperti Hiromitsu Agatsuma, dan diklasifikasikan, Yoshida kyoudai berhasil memperkenalkan kemudian di impretasikan dengan tetap shamisen mengacu pada sumber data dan informasi ke telinga pendengar musik dunia.Tidak hanya pemain shamisen, tapi sekaligus disusun, dikaji dan yang ada. penyanyi dan musisi Jepang juga ikut andil Teknik pengumpulan data dengan dalam pelestarian musik tradisional shamisen menggunakan teknik library research(teknik dengan mengkolaborasikan shamisen ke kepustakaan) dan wawancara secara tidak dalam lagu mereka. Penyanyi Jepang seperti langsung ( chat melalui email dan media Hibari sosial) pada beberapa pelaku seni di Jepang Misora, Fuyumi Sakamoto dn Mornibg Musume juga ikut andil dalam pelestarian musik tradisional ini. dan beberapa orang Jepang. Penelitian ini menggunakan dua Penulis menemukan peneliti lain yang sumber data yaitu, primer dan sekunder. juga membahas tentang alat musik yang Dimana data primer menggunakan buku- mengiringi dari buku tentang shamisen dan musik .Data Universitas Sumatera Utara dengan judul sekunder dari internet, makalah, skripsi yang Kabuki No Jyouen Ni Bansou Ni Suru yang membahas tentang musiksecara umum dan membahas tentang alat alat musik yang musik tradisional Jepang. mengiringi pertunjukan Kabuki yang salah Hasil dan Pembahasan satunya adalah shamisen. a. Keberadaan dan perkembangan musik pertunjukan Kabuki Dalam penelitian ini penulis akan tradisional shamisen membahas tentang bagaimana keberadaan Shamisenpertama kali dibawa oleh alat musik tradisional, fungsi alat musik pedagang dari Mesir.Pada saat itu shamisen tradisional Jepang dan bagaimana kolaborasi belum dilapisi dengan apapun. Setelah musik tradisional shamisen dengan musik shamisen modern menjelaskan berubah nama menjadi Setaru. Setibanya di keberadaan alat musik tradisional, fungsi alat Tiong Kok shamisen berubah nama menjadi musik tradisional Jepang dan menjelaskan sanshen yang telah dilapisi dengan kulit ular. kolaborasi sesampainya di Jepang shamisen berubah di Jepang. musik dengan musik modern Serta tradisional shamisen dibawa ke Persia, shamisen nama menjadi sanshin. 2 Shamisen pertama kali dimainkan oleh pemain musik jalanan dan geisha arakan tersebut sambil memainkan Shamisen dan Taiko. jalanan.Hal ini membuat shamisen dianggap Hingga saat ini di Jepang musik alat musik kelas bawah.Shamisen tidak lagi tradisional masih tetap dilestarikan dan menjadi alat bawah saat diwariskan dari satu generasi ke generasi alat berikutnya. shamisen musik kelas sudah menjadi musik penggiring di pertunjukan Kabuki, Teater Noh dan Bunraku.Alat musik petik yang b. Kolaborasi musik tradisional shamisen dengan musik moderen mempunyai tiga senar ini dahulu hanya Jepang melakukan banyak aksi untuk dimainkan oleh wanita, seperti geisha-geisha melestarikan musik tradisionalnya seperti di rumah teh untuk menarik pelanggan agar dengan dilakukannya pertukaran budaya datang ke rumah teh tersebut.Tetapi dengan dalam berkembangnya juga Jepang juga menyiarkan acara-acara musik wanita Jepang ke seluruh dunia.Baik itu musik memainkan shamisen memberikan kesan tradisional ataupun musik moderen Jepang. anggun sedangkan apabila laki-laki yang Salah satu cara untuk melestarikan musik memainkan shamisen terlihat sangat gagah tradisional shamisen ini dari satu generasi ke dan memberikan image yang berbeda. setiap dimainkan Musik zaman oleh shamisen laki-laki.Saat generasi bahkan adalah sekarang dengan mengkolaborasikan shamisen dengan alat musik musik moderen dan genre musik moderen. penggiring ini tetap dilestarikan oleh pelaku Seperti yang dilakukan oleh Hiromitsu seni dan masyarakat Jepang.Salah satu Agatsuma sebagai pemain shamisen dan kesenian pertunjukan kesenian Jepang yang Shionoya masih ada sampai sekarang adalah Kabuki.di piano.Mereka berhasil mengkolaborasikan dalam pertunjukan Kabuki, pertunjukan ini shamisen dengan piano dengan membentuk menggunakan iringan musik tradisional yang group duo bernama AGA-SHIO.Pemain dimainkan secara langsung. Beberapa dari shamisen muda lainnya seperti Yoshida alat musik Ryouichiro berfungsi Jepang musik, yang umumnya tradisional bidang sebagai yang digunakan pada musik Satoru dan Yoshida Kenichiadalah kakak Biwa, shakuhachi dan Koto. Pada setiap mengkolaborasikan shamisen dengan alat festival rakyat atau Matsuriorang Jepang musik Rock Band seperti gitar listrik, bass menggunakan Taiko dan drumset.Ciri khas Yoshida bersaudara ini acara.Bahkan dalam meramaikan pawaipun musisi tradisional Jepang juga ikut andil dalam arak- adalah mereka yang pemain pengiring Kabuki adalah Taiko, Shamisen, untuk beradik sebagai juga memainkan berhasil shamisen layaknya mereka memainkan gitar.Dimana 3 gerak badan mengikuti alunan lagu, menggerakkan kepala dan mereka juga shamisen dalam lagu mereka yang berjudul Sakura Mankai. menggunakan warna Hakama yang mencolok. Kesimpulan Karena pada umumnya pemain shamisen bermain dengan gaya Seiza( Penelitian yang penulis lakukan duduk membuktikan bahwa shamisen sampai saat bersimpuh pada kedua kaki) namun dengan ini masih dilestarikan oleh pelaku seni di gebrakan yang dilakukan oleh Yoshida Jepang. bersaudara memberikan suatu penampilan dengan alat musik apapun dan genre musik yang yang apapun akan menghasilkan warna musik baru sebelumnya beranggapan shamisen ini adalah tetapi tidak meninggalkan kesan kejepangan alat musik yang kuno, mereka tidak lagi yang dihasilkan oleh shamisen itu sendiri. berpendapat Dari baru sehingga anak muda seperti itu setelah melihat Saat segi shamisen peminatpun dikolaborasikan sekarang semua gebrakan yang dilakukan oleh Yoshida penikmat musik di dunia bisa menikmati bersudara. Tidak hanya di Jepang, di Canada shamisen baik yang tradisional maupun yang group band bernama God Of Shamisen juga dikolaborasikan dengan alat musik dan genre mengkolaborasikan shamisen dengan musik musik moderen. rock gaya barat. Dengan beat yang lebih santai ini memberikan suasana musik tersendiri saat mendengarnya. Jepang tapi dari kalangan juga ikut andil musik yang berhasil mencirikhaskan negara Jepang.Bunyi shamisen yang tajam dan Tidak hanya dari kalangan pemain shamisen, Shamisen juga adalah salah satu alat penyanyi dalam kiat nyaring langsung kejepangan saat memberikan mendengarkannya budaya antar negara. lawas bernama Misora Hibari yang berkarir Ucapan Terima Kasih tahun 1950an ini juga mengkolaborasikan shamisen dengan genre musik Jazz dalam lagunya yang berjudul Kurumayasan. Penyanyi Enka zaman sekarang yang bernama Fuyumi Sakamoto juga mengkolaborasikan shamisen dengan musik Rock Kaizoku.Tidak dalam hanya lagunya Ajia penyanyi No Enka, girlband seperti Morning Musume yang bergenre Pop ini juga mengkolaborasikan dan shamisen menjadi alat dalam misi pertukaran melestarikan shamisen ini. Penyanyi Enka sampai kesan 1. Ibu Dra. Hj. Puspawati, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta; 2. Ibu Dr. Diana Kartika, selaku Ketua Jurusan Sastra Asia Timur Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta; 3. Ibu Dra. Irma, M.Hum., selaku Pembimbing I yang dengan sabar telah membantu membimbing dan 4 mengarahkan penulis dalam penyusunan Daftar Pustaka skripsi ini; Ahmad, Awal S. 4. Ibu Dra. Dewi Kania Izmayanti, M.Hum selaku pembimbing II yang 2012. Fungsi, Teknik Permainan Instrument dan Bentuk telah Penyajian Musik Tradisional meluangkan waktu dan pikiran untuk Gondang Hasapi Keluarga Seni penulis dalam menyelesaikan skripsi ini; Batak Japaris bagi Masyarakat 5. Anna Kose sensei yang telah Batak Toba di Yogyakarta.Skripsi meluangkan waktu untuk penulis dalam S1. Universitas negeri Yogyakarta : memperbaiki ronbun. Yogyakarta 6. Ibu Dra. Dewi yang Kania Izmayanti, Juliarta, Cory H. 2009. Kabuki No Jyouen Ni M.Hum., sebagai pembimbing akademik Bashou Ni Suru.kertas karya D3. dan Universitas sumatera utara : Medan penguji yang telah banyak memberikan masukan berupa kritikan Nusantara, Yayat. 2004. “Kesenian SMA dan saran sehingga dapat memperbaiki untuk kelas X”. ERLANGGA : kekurangan dari skripsi ini; Jakarta 7. Seluruh Staf pengajar Sastra Asia Timur Yolanda, Febby. 2006. Perkembangan dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Fungsi Alat Musik Biwa dalam Hatta, beserta seluruh karyawan Tata Masyarakat Jepang. Skripsi S1. Usaha Fakultas Ilmu Budaya Universitas Universitas Bung Hatta : Padang Bung Hatta; 8. Untuk rekan-rekan yang sangat Yumiko, Tanaka. 2009. “Marugoto No Hon”. membantu dlam penulisan ini dan yang Shamisen telah memberikan semangat serta doa; ATSUNORISHA : Japan 9. Teristimewa ucapan terima kasih penulis yang teramat dalam kepada Ibunda dan Data unduh Ayahanda tercinta terima kasih atas doa dan dukunganmu yang luar biasa hingga www.scribd.com/doc/115289170/makalah- ananda dapat menyelesaikan pendidikan karya-seni-musik (diakses tanggal 3 serta skripsi ini. januari 2014) 10. Teristimewa pula untuk semua Sahabat, Kawan, teman, senior dan junior dimanapun danny bernaung. Terimakasih atas dukungannya. www.jpopasia.com/fuyumisakamoto/asianok aizoku (diakses tanggal 3 Januari 2014) http://rapendik.com/program/one-forall/pensi/151-perkembangan-musik5 di-asia (diakses tanggal 3 Januari 2014) http://www.jpf.or.id/artikel/budaya/alatmusik-tradisional-jepang-shamisenkoto-sakuhachi (diakses tanggal 15 Februari 2014) http://www.yoshis.com/sanfransisco/livemusi c/artist/show (diakses tanggal 20 mei) http://www.jfbp.org.hu/en/events/aga-shioduo-of-tsugaru-shamisen-andpiano-players/318 (diakses tanggal 10 Juni 2014) http://www.worldandi.com/newhome/public/ 2003/november/ar3pubprint.asp (diakses tanggal 10 Juni 2014) http://purpleskymagazine.com/2009/06/revie w-yoshida-brothers-prism/ (diakses tanggal 15 Juni 2014) http://xtrememusic.org/features/godofshamis en.html (diakses tanggal 15 Juni 2014) http://www.sejarahkita.web.id/2010/12/sejara h-piano.html( diakses tanggal 15 November 2014 ) 6