KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENJALIN KOMUNIKASI DENGAN CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH (Studi Kasus SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat) Yusmiati 104018200647 Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011/2012 ABSTRAK Yusmiati,Nim 104018200647,judul skripsi “Kemampuan Kepala Sekolah dalam menjalin Komunikasi dengan Civitas Akademika Sekolah”(Studi Kasus SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat)”,Jurusan KI-Manajemen Pendidikan Islam.Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan , UIN Syarifhidatullah Jakarta. Kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi adalah kesanggupan seorang pemimpin untuk menyampaikan pesan kepada orang lain atau civitas akademika sekolah, komunikasi yang baik akan menghasilkan pesan yang berkualitas karena dapat ditangkap si penerima, dalam hal ini informasi yang akan disampaikan sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikan. Tujuan sekolah yang ingin dicapai akan terwujud apabila terdapat komunikasi yang baik antara kepala sekolah dengan civitas akademika sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berkomunikasi secara Internal dan Eskternal. Skripsi ini membahas tentang kemampuan kepala sekolah dalam menjalin komunikasi dengan civitas akademika sekolah di SMK Sumpah Pemuda. Adapun tujuannya adalah untuk mendapak kesimpulan dan informasi yang signifikan tentang kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan civitas akademika sekolah di SMK Sumpah Pemuda Jakarta yaitu dengan menggunakan komunikasi vertikal, horizontal, diagonal,searah, dua arah, bebas, terkait dan komunikasi tertulis. Penelitian ini dilakukan di SMK Sumpah Pemuda adapun subjek penelitiannya adalah guru, karyawan, staf, dan wali murid (civitas akademika sekolah). Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, pengumpulan data pada penelitian adalah penelitian lapangan yang meliputi,observasi, angket dan wawancara kepada Kepala Sekolah .Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah tersebut, diperoleh keterangan bahwa SMK Sumpah Pemuda ini pada tahun 1993 merupakan sebuah yayasan yang didirikan oleh KH. Ma’mun HK tetapi pada tanggal 21 September 1995 yayasan ini diresmikan untuk bergerak dibidang pendidikan dan dalam berkomunikasi kepala sekolah menggunakan komunikasi bebas dalam sehari-sehari sedangkan dalam keadaan formal menggunakan komunikasi vertical dan dalam mengambil keputusan kepala sekolah terlebih dahulu mengkomunikasikan dan mensosialisasikan serta dimusyawarahkan kepada civitas akademika sekolah. Kata Kunci :Kemampuan dalam berkomunikasi KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Kemampuan Kepala Sekolah dalam Menjalin Komunikasi dengan Civitas Akademika Sekolah”(StudiKasus SMK SUMPAH PEMUDA Joglo Jakarta Barat) Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada revolusioner Islam Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang Islamiyah dan Ilmiyah. Penulisan skripsi ini dimaksud untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana KI-Manajemen Pendidikan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus sebagai wujud serta partisipasi penulis dalam mengembangkan ilmu-ilmu yang telah penulis peroleh selama di bangku kuliah. Dengan kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya akan kemampuan dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulisan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, saran serta motivasi semua pihak baik langsung maupun tidak langsung dalam membantu penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dengan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1) Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2) Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan dan seketaris ketua jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 3) Dra. Nurlena Rifa’I, M.A,Ph.D dan Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd sebagai pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu dan arahan kepada penulis. 4) Hasyim Asy’ari, M.Pd., sebagai dosen Penasehat Akademik. 5) Seluruh dosen dan staf jurusan Kependidikan Islam program studi manajemen pendidikan yang telah memberikan banyak waktunya kepada penulis. 6) Drs. Dasahri, M.Pd. yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. 7) Kedua orang tua ku Bapak H.Asbih (Alm) dan Ibu ku Hj. Maisaroh, dan Bapak H. Rojalih dan Ibu Hj. Siti Rohimi, yang telah memberikan semangat kepada penulis agar penulis cepat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 8) Babehnya Adhwa yang bernama Yahya, ST yang telah memberikan pengertianya dan semangat kepada penulis. 9) Anak ku tercinta Adhwa Nur Azkiya Azmy, berkat kehadirannya membuat penulis semangat untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. 10) Terimakasih kepada adik-adikku Arif, Rahmat, Neng Nur dan Neng Ziah yang telah memberikan motivasi kepada penulis. 11) Temen -temen KI-manajemen pendidikan angkatan 2004. Dalam penyusunan skripsi ini penulis sadar betul bahwa yang ada dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, baik dari segi penulisan, bahasa dan lainlain. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Jakarta 15 Agustus 2011 Penulis DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………… LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI…………………… LEMBAR PERNYATAAN KARYA PENULIS…………………………… UJI REFERENSI……………………………………………………………… ABSTRAK……………………………………………………………..……… KATA PENGANTAR………………………………………………………… DAFTAR ISI…………………………………………………………………… DAFTAR TABEL……………………………………………………………… i ii iii iv v vi viii x BAB PENDAHULUAN ................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................... 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. 6 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 7 KAJIAN TEORI ..................................................................... 8 A. Kemampuan Kepala Sekolah .............................................. 8 BAB I II 1. Pengertian Kemampuan Kepala Sekolah .............. 8 2. Peran Kepala Sekolah ............................................. 12 3. Fungsi Kepala Sekolah ........................................... 13 B. Komunikasi ......................................................................... 18 1. Pengertian Komunikasi ........................................... 18 2. Proses komunikasi .................................................. 20 3. Jenis-jenis Komunikasi .......................................... 22 4. Unsur-unsur Komunikasi ........................................ 25 C. Civitas Akademika Sekolah ............................................... 26 1. Kepala Sekolah ....................................................... 26 2. Tenaga Pengajar ( Guru ) ........................................ 26 3. Para Siswa .............................................................. 27 4. Para Staf atau Karyawan ....................................... 27 5. Orang tua ................................................................ 28 D. Kerangka Berfikir .............................................................. 28 viii BAB BAB III IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 30 A. B Tujuan Penelitian............................................................. Waktu danTempat Penelitian ......................................... 30 30 C. MetodePenelitian ............................................................. 30 D. Sumber Data..................................................................... 31 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 31 F. Instrumen Penelitian ........................................................... 33 G. 33 Tehnik Pengolahan Data dan Tehnik Analisa Data ....... HASIL PENELITIAN ............................................................... 36 A. B. Gambaran Sekolah SMK Sumpah Pemuda ........................ 36 1. Sejarah Berdirinya SMK Sumpah Pemuda ................ 36 2. Visi dan Misi SMK Sumpah Pemuda ........................ 37 3. Keadaan Guru ............................................................ 37 4. Keadaan Karyawan .................................................... 39 5. Keadaan Siswa ........................................................... 40 6. Keadaan Sarana dan Prasarana .................................. 40 7. Struktur Organisasi ................................................... 41 Deskripsi Hasil Penelitian ................................................... 41 1. Hasil Wawancara ....................................................... 41 2. Analisis Angket .......................................................... 42 D. Interprestasi Data Hasil Penelitian .................................................. 60 BAB V PENUTUP................................................................................... 64 A. Kesimpulan ........................................................................ 64 B. Saran-saran .......................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN ix 66 DAFTAR TABEL Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel 18 19 20 21 22 23 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Kisi-kisi Instrumen ............................................................................... Data Tenaga Guru SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat ........... Data Siswa SMK Sumpah Pemuda....................................................... Menciptakan hubungan yang harmonis ................................................ Menciptakan suasana yang demokratis dalam berkomunikasi ............ Bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya ............................... Bekerja sama dalam menjalankan proses belajar mengajar ................. Memberikan saran yang positif ............................................................ Mendidik civitas akademika dengan baik............................................. Menunjukan kepribadian yang baik...................................................... Memberikan pengarahan yang baik ...................................................... Dalam mengambil keputusan terlebih dahulu dimusyawarahkan ........ Dalam membuat perencanaan sesuai dengan tujuan bersama .............. Membuat perencanaan yang bagus ....................................................... Ide-ide kepala sekolah bermanfaat untuk yang lain ............................. Melakukan pengawasan terhadap proses belajar mengajar .................. Berusaha mencari penyelesaian masalah melalui komunikasi tanpa menghambattujuan,keputusan maupun kemajuan bersama…. .. Memberikan motivasi .......................................................................... Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komuniaksi primer ... Dalam berkomunikasi menggunakan bahasa yang baik ....................... Dalam berkomunikasi memberikan pesan yang baik ........................... Dalam berkomunikasimenggunakan bahasa isyarat ............................. Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi sekunder Dalam berkomunikasi senantiasamenggunakan alat atau sarana sebagai media…………........................................................................ Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi vertikal . Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi secara horizontal……………………………………………………………. Dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi diagonal ................. Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi searah ... Senantiasa menggunakan komunikasi dua arah dalam berkomunikasi Dalammenjalin komunikasi menggunakan komunikasi bebas ............. Dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi tertulis .................... Dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi secara lisan ............ Senantiasa menggunakan komunikasi satu arah dalam berkomunikasi Nilai rata-rata skor berdasarkan indicator…………………………… Nilai rata-rata skor berdasarkan variable penelitian…………………. x 33 38 40 42 43 43 44 44 45 45 46 47 47 48 49 49 50 50 51 52 52 53 53 54 55 55 56 57 57 58 59 59 60 61 61 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu sarana yang penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan unsur yang mendorong kemajuan peradaban manusia, dan tanpa komunikasi peradaban manusia tidak akan berkembang pesat. Dalam berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari masyarakat atau di mana saja manusia berada. Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan keberadaan orang lain, ia tidak mampu hidup sendiri. Melalui kemampuan berkomunikasi menjadikan kehidupan manusia berbeda secara signifikan dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Komunikasi tidak diragukan lagi merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap orang yang menginginkan kesuksesan didalam hidupnya. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Di dalam organisasi, komunikasi menjadi sarana untuk mengarahkan dan mengendalikan setiap kegiatan. Komunikasi juga dapat menjadi sarana untuk memahami tujuan organisasi dan mempengaruhi orang-orang untuk meyakini bahwa tujuan organisasi di masa depan merupakan hal yang berharga untuk diperjuangkan. Melalui komunikasi yang efektif setiap orang di dalam organisasi 1 2 akan memiliki pemahaman dan perspektif yang sama dalam memahami visi dan misi organisasi di masa depan. Bagi seorang pemimpin, keterampilan berkomunikasi merupakan hal yang tidak bisa di tawar-tawar lagi. Dan merupakan hal yang mutlak untuk dikuasai secara baik. Pemimpin harus sukses dalam mengkomunikasikan visinya kepada orang lain. Pemimpin dapat mengarahkan perhatian bawahan secara langsung dengan menanamkan kepercayaan dan keyakinan bahwa visi masa depan merupakan sesuatu yang sangat berharga.Dalam dunia pendidikan, komunikasi terasa sangat penting.Tujuan dari lembaga pendidikan akan tercapai apabila nuansa-nuansa komunikasi sangat hidup di dalamnya, baik itu komunikasi antara atasan dengan bawahan atau bawahan dengan bawahan. Tujuan pendidikan akan dapat tercapai apabila adanya komunikasi yang sehat dan baik antara kepala sekolah dengan guru, karyawan dengan guru akan turut membantu perkembangan kinerja guru di sekolah, dan dengan adanya keterbukaan dan pengertian maka guru akan merasa dirinya lebih akrab dengan kepala sekolah. Di antara pakar yang membicarakan masalah kepemimpinan adalah Koontz, O’Donnel dan Weihrich. Di dalam bukunya yang berjudul Management,cetakan ketujuh, tahun 1980, antara lain dikemukakan, bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan secara umum merupakan pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang lain, sehingga mereka dengan penuh kemauan berusaha kearah tercapainya tujuan organisasi. 1 Definisi dari kepemimpinan itu sendiri bervariasi sebanyak orang yang mencoba mendifinisikan konsep kepemimpinan.Definisi kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budaya. Selain itu juga mempengaruhi interprestasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, peroleh dukungan dan kerja sama dari orang –orang di luar kelompok atau organisasi. 2 1 Wahjosumidjo,Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1999),h.103. 2 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2007). Edisi ke-2, h.2. 3 Salah satu peran kepala sekolah adalah sebagai seorang pejabat formal atau sebagai pemimpin formal. Sebab itu, kedudukannya yang formal, pengangkatan, pembinaan , dan tanggung jawabnya terikat oleh serangkaian berbagai ketentuan dan prosedur. “Kemampuan kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor penentu utama pemberdayaan guru dan peningkatan mutu proses dan produk pembelajaran. Kepala sekolah adalah orang yang paling bertanggung jawab apakah guru dan staf sekolah dapat bekerja sama secara optimal” 3 Kepala Sekolah tidak akan terlepas dari tanggung jawabnya sebagai manajer dibidang pengajaran dan pengembangan kurikulum, administrasi kesiswaan, administrasi perlengkapan serta organisasi sekolah. Kepala sekolah dalam perannya harus mendapatkan kejelasan mengenai apa yang harus ia lakukan, pertalian dengan tuntutan-tuntutan dari manajer kependidikan yang lebih atas dan orang tua peserta didik terhadap prestasi belajar, menyikapi tuntutan tersebut kepala sekolah juga harus memandang rasional sebagai pelindung guru dari ancaman luar. “Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efesien” 4 Dalam paradigma manajemen pendidikan, perubahan akan terjadi dan berjalan dengan baik, jika kepala sekolah mampu berperan sebagai pemimpin yang visioner, yang memikili gambaran tentang sekolah yang dicita-citakan, serta mampu membimbing, mendorong dan mengorganisasikan tenaga kependidikan,masyarakat, dan lingkungan sekitar dengan baik. 5 Menurut H.G. Hick delapan rangkaian peranan kepemimpinan ( leadership function), yaitu adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai katalisaor menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan bersedia menghargai. 6 3 Sudarwan Danim, MenjadiKomunikasi Pembelajaran ( Kepemimpinan transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran), (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003 ). Cet.1,h.197. 4 E.Mulyasa, Menjadi kepala Sekolah Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006). Cet.8, h.187. 5 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesiona…,h.187. 6 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah…,h.106. 4 Demikian pula dalam melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah harus selalu memperhatikan berbagai faktor, seperti perundang-undangan, kebijaksanaan, serta peraturan yang berlaku, variable internal dan eksternal, interaksi antara sumber daya manusia, dan sumber material yang ada, efektivitas, kekuatan dan kelemahan serta integrasi dan pengalaman. Tugas-tugas kepala sekolah saling berhubungan yang satu sama lain memiliki kaitan erat, baik langsung maupun tidak langsung. Tugas-tugas dimaksud adalah mengkoordinasi, mengarahkan dan mendukung hal-hal yang berkaitan dengan tugas pokoknya yang sangat kompleks, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Merumuskan tujuan dan sasaran –sasaran sekolah Mengevaluasi kinerja guru Mengevaluasi kinerja staf sekolah Menata dan menyediakan sumber-sumber organisasi sekolah Membangun dan menciptakan iklim psikologis yang baik antar komunitas sekolah 6. Menjalin hubungan dan ketersntuhan kepedulian terhadp masyarakat 7. Membuat perencanaan bersama-sama staf dan komunitas sekolah 7 Sedangkan fungsi seorang kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab tehadap atas kelancaran sekolah, tetapi ia juga berfugsi sebagai seorang (1) educator, sebagai seorang educator kepala sekolah harus mampu memberikan dorongan kepada seluruh tenaga pengajar untuk melaksananakan proses belajar mengajar yang baik. (2) manajer,sebagai seorang manajer harus mampu melaksanakan dan membuat perencanan-perencanaan, memimpin dan dapat mengendalikan para anggotanya. (3) administrator, karena sebagai administrator memiliki hubungan yang erat dengan pengelolahan, penyusunan, pendokumenan, keungan dan adinistrasi kesiswaan. (4) supervisor, sebagai seorang supervisor ia harus dapat melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. (5) leader, sebagai leader ia haru dapat mengarahkan anggotanya untuk melaksanakan tugasnya masing-masing, agar apa yang mereka lakukan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. (6) innovator, sebagai seorang innovator ia harus mampu memberikan pembaharuan-pembaharuan dalam bidang pendidikan yang dapat 7 Sudarwan Danim, Menjadi Komunitas Pembelajaran…,h.197. 5 mendukung kegiatan belajar mengajar, dan (7) motivator, sebagai seorang motivator ia harus mampu memberikan motivasi kepada anggotanya, untuk tetap bersemangat dalam melaksanakan tugas. yang mana tujuh fungsi kepala tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada bab selanjutny Dari pengamatan penulis hubungan pengaruh timbal balik antara tingkat partisipasi civitas akademika sekolah pendidikan sangat kurang, karena mereka merasa kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan mereka cukup baik. Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk membina komunikasi intern dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya. 8 upaya membina komunikasi tidak sekedar untuk menciptakan kondisi yang menarik dan hangat, tetapi akan mendapatkan makna yang mendalam dan berarti bagi pendidikan dalam suatu sekolah. Dengan demikian, setiap personel dapat bekerja dengan tenang dan menyenangkan serta terdorong untuk berprestai lebih baik, dan mengerjakan tugas mendidiknya dengan penuh kesadaran. Sebagai pemimpin dibidang pendidikan, seorang kepala sekolah harus mampu membangkitkan dan menciptakan suasana komunikasi kerja yang tinggi, menyenangkan, aman dan penuh semangat juga harus mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri bawahannya. Kepala sekolah sebagai pemimpin membantu meningkatkan kinerja, kompetensi dan professionalisme kerja guru dapat diawasi, dan juga segala permasalahan kerja yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dapat dibantu pemecahannya Keterampilan berkomunikasi yang baik menjadi sangat penting bagi kepala sekolah untuk dapat mempengaruhi para guru dalam mencapai tujuan pendidikan sehingga mampu meningkatkan komunikasi kerjanya di sekolah dan menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik sebagai tenaga pengajar yang berimplikasi pada peningkatan mutu pendidikan 8 Cet.,h.139. E.Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005). 6 Dari permasalahan di atas penulis tertarik dan mencoba mengangkat sebuah penelitian tentang “KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENJALIN KOMUNIKASI DENGAN CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH ” ( Studi Kasus SMK SUMPAH PEMUDA Joglo Jakarta Barat) B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi berbagai masalah terkait dengan partisipasi civitas akademika yang bersangkutan dengan pendidikan, yaitu : 1. Pentingnya kemampuan komunikasi yang efektif. 2. Pentingnya komunikasi kepala sekolah dengan civitas akademika sekolah. 3. Intensitas komunikasi sangat mendukung terciptanya proses belajar mengajar. 4. Pentingnya komunikasi di dalam lembaga pendidikan. 5. Pentingnya komunikasi dalam mensosialisasikan program pendidikan. C. Pembatasan dan Perumusan Masalah a. Pembatasan Masalah 1. Kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi. 2. Kemampuan kepemimpinan kepala sekolah dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan civitas akademika. 3. Civitas akademika disinilah adalah pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah,diantaranya kepala sekolah,guru, staf, siswa dan orang tua. b. Perumusan Masalah 1. Bagaimana kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan civitas akademika SMK Sumpah Pemuda ? 2. Apakah kepala sekolah dapat berkomunikasi secara baik dengan guru,staf dan wali murid ? 3. Upaya apa saja yang dilakukan kepala sekolah dalam menjalin komunikasi dengan civitas akademika ? 7 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi. 2. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah 3. Untuk mengetahui upaya kepala sekolah dalam menjalin komunikasi yang harmonis dengan civitas akademika. b. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Kepala sekolah SMK Sumpah Pemuda, sebagai bahan masukan dalam menjalin hubungan komunikasi yang harmonis dan efektif terhadap semua pihak yang berperan penting dalam pendidikan di sekolah tersebut 2. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literature serta menjadi bahan acuan bagi rekan mahasiswa lainnya untuk pengembangan penelitian selanjutnya yang relevan. 3. Penulis, dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan penulis. BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Kepala Sekolah 1. Pengertian Kemampuan Kepala Sekolah Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa “kemampuan mempunyai arti yaitu kesanggupan, kecakapan dan kekuatan." 1Jadi seorang kepala sekolah di sini harus mempunyai kesanggupan dalam berkomunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “kepala” yang dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga, dan "sekolah" yaitu sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.” 2Jadi secara umum kepala sekolah dapat diartikan pemimpin sekolah atau suatu lembaga di mana tempat menerima dan memberi pelajaran. Asmara Husna menjelaskan tentang arti "kepemimpinan pendidikan ialah segenap kegiatan dalam mempengaruhi personal lingkungan pendidikan pada 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka, 1990).Cet.Ke3,.h.553. 2 http://kepemimpinankepalasekolah.fuddin.wodrpress.com/2010/15/03. 8 9 situasi tertentu agar melalui usaha kerja sama, mau bekerja dengan rasa tanggung jawab dan ikhlas demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.” 3 Kepemimpinan atau leadership adalah setiap sumbangan terhadap terwujudnya tercapainya tujuan –tujuan kelompok atau golongan. Atau dengan kata lain “ kepemimpinan” tindakan atau perbuatan di antara perseorangan dan kelompok, maju ke arah tujuan-tujuan tertentu. Menurut Wahjosumidjo dalam praktek organisasi, kata “memimpin” mengandung konotasi menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi,membina, memberikan teladan, memberikan dorongan, memberikan bantuan, dan sebagainya.4 Kepemimpinan tampak dalam proses di mana seorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi atau mengusai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain. Pengaruh-pengaruh kepemimpinan itu dapat dibedakan atas : a. Kepemimpinan tidak langsung (indirect leadership); seperti kepemimpinan seorang ahli ilmu, seorang pengarang, seorang artis, dengan melalui karangan-karangan atau buku-bukunya. b. Kepemimpinan langsung (direct leadership); pengaruh-pengaruh kepemimpinan ini dilakukan melalui sikap, perbuatan dan kata-kata secara langsung terhadap anak buah atau pengikutnya. Kepemimpinan macam ini disebut juga “ face to face leadership”. 5 Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang lain.Kepemimpinan sebagai sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela atau sukacita. Ada beberapa faktor yang dapat mengerakkan orang yaitu karena ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan. 3 Asmara, Husna, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, (Jakarta : Ghalia Indonesia. 1985). Cet.Ke2, h.18. 4 http:// kepemimpinan kepalasekolah.fuddin.wordpress.com/2010/15/03. 5 M.Ngalim Purwanto dan Sutaadji Djojopranoto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Mutiara Jakarta, 1984). Cet.10,h.33. 10 Kepemimpinan juga dikatakan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok . Tiga implikasi penting yang terkandung dalam hal ini yaitu :(1)Kepemimpinan itu melibatkan oramg lain baik itu bawahan maupun pengikut,(2) kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya,(3) adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara. 6 Dari definisi di atas, dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai seorang pemimpin lembaga pendidikan harus bisa mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama dengannya dalam penyelenggaraan pendidikan. Maka seorang kepala sekolah harus mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan juga tepat dalam menggunakan srategi komunikasi karena pada dasarnya orang yang menerima pesan berbeda-beda. Jabatan kepala sekolah berbeda dengan pemimpin bisnis atau pemimpin kemasyarakatan lainnya. Seorang pemimpin harus mampu mengatasi akan terjadinya perubahan agar ia mampu menyesuaikan dengan keadaaan sehingga organisasinya tetap hidup. Kepemimpinan dan manajemen bukanlah merupakan terma yang sinonim. Seseorang bisa menjadi pemimpin tanpa harus menjadi manajer. Seseorang, misalnya, bias melaksanakan fungsi-fungsi simbolik, inspirasional, edukasional dan normative pemimpin yang merepresentasikan kepentingan organisasi tanpa harus melakukan tugas formal manajemen. Sebaliknya, seseorang bisa me- manage tanpa harus memimpin. Seorang individu bisa memonitor dan mengontrol aktivitasaktivitas organisasional, membuat keputusan-keputusan, dan mengalokasikan sumber-sumber daya tanpa harus melaksanakan fungsifungsi simbolik, normative, inspirasional,atau edukasional kepemimpinan (schon,1984,hal.36). 7 Keahlian manajerial dengan kepemimpinan merupakan dua peran yang berbeda. Seorang manajer yang baik adalah seorang yang mampu menangani kompleksitas organisasi, dia adalah ahli perencanaan srtategis daan operasional 6 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003).Cet.2,h.3. 7 Tony Bush dan Marianne Coleman, Manajemen Strategi Kepemimpinan Pendidikan, (Banguntapan Jogjakarta: IRCiSoD, 2006).Cet.1,h.64. 11 yang jujur, mampu mengorganisasikan aktivitas organisasi secara terkodinasi, dan mampu mengevaluasi secara reliable dan valid. Sedangkan pemimpin yang efektif mampu membangun motivasi staf, menentukan arah, menangani perubahan secara benar, dan menjadi katalisator (mempengaruhi atau mengarahkan) yang mampu mewarnai sikap dan prilaku staf. Dua peran itu dalam organisasi semestinya seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan karena tanpa keahlian manajerial, seorang pemimpin akan kesulitan menetapkan langkah-langkah kerja rasional yang didasari oleh nilai-nilai teoritis pengembangan organisasi. Kondisi itu dapat menimbulkan kemandekan atau miss management karena dapat saja timbul kebocoran di sanasini yang diakibatkan kurangnya kemampuan pemimpin melakukan langkahlangkah manajerial. Sebaliknya, apabila seorang manajer tidak memiliki keahlian memimpin maka lambat laun organisasi akankehilangan pamornya karena tidak ada orang yang dijadikan rujukan, memberi motivasi, dan menentukan arah organisasi. Era desentralisasi adalah era perubahan yang memberikan peluang besar kepada para pemimpin untuk mengembangkan nilai-nilai kepemimpinan. Pada era ini berbagai tantangan dan ancaman yang datang silih berganti memerlukan keteeguhan sikap dan kecerdasan menangkap peluang dan merncang masa depan. Oleh karena itu, diperlukan pemimpin yang sesuai dengan kondisi, yaitu memiliki komitmen kualitas dan selalu mempebaharuinya sesuai dengan tuntutan stakeholders. 8 Kepala sekolah juga menghadapi situasi dan kondisi yang relatif stabil di mana siswa tidak dapat cepat berubah, mereka sangat tergantung kepada susunan atau program pengajaran yang telah ditentukan oleh pemeritntah, perubahan program pengajaran hanya terjadi bila pemerintah memulainya. Jadi seorang kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama. 8 Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005).Cet.1,h.75. 12 2. Peran Kepala Sekolah Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efesien. Hubungan yang harmonis ini akan membentuk 1) saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat dan lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja 2;) saling membantu antara sekolah masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing; 3) kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah. 9 Kepala sekolah menurut Tabrani dalam perannya, tidak akan terlepas dari tanggung jawab sebagai manajer dibidang pengajaran dan pengembangan kurikikulum, administrasi kesiswaan, administrasi kepegawaian, hubungan masyarakat, administrasi perencanaan sekolah dan perlengkapan serta organisasi sekolah. Kepala sekolah dalam perannya harus mendapatkan kejelasan mengenai apa yang harus ia lakukan, bertalian dengan tuntutan-tuntutan dari manajer kependidikan yang lebih atas dan orangtua peserta didik terhadap prestasi belajar, menyikapi tuntutan tersebut kepala sekolah juga harus memandang rasional sebagai pelindung guru dari kecaman luar. Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti mampu menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Patah semangat, kehilangan kepercayaan harus dapat dibangkitkan kembali oleh para kepala sekolah. Sesuai dengan misi yang dibebankan kepada kepala sekolah, kepala sekolah harus mampu membawa perubahan sikap prilaku, intelektual anak didik sesuai dengan tujuan pendidikan. 9 E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2008).Cet.8,h.187. 13 Kepala sekolah pada hakikatnya adalah sumber semangat bagi para guru, staf dan siswa. Oleh sebab itu kepala sekolah harus selalu membangkitkan semangat, percaya diri terhadap para guru, staf dan siswa, sehingga mereka menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias, bekerja secara bertanggung jawab ke arah tercapainya tujuan sekolah. Jadi, dalam peranannya kepala sekolah lebih memusatkan kepada citra diri sebagai seorang pemimpin dalam tujuan mempengaruhi keseluruhan komponen sekolah sehingga terjadi kerjasama yang konstrutif yaitu terwujudnya sebuah nuansa yang harmonis dan kekeluargaan. 3. Fungsi Kepala Sekolah Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja. Akan tetapi, banyaknya masalah baru yang timbul harus menjadi tanggung jawab kepala sekolah untuk dipecahkan dan dilaksanakan. Berdasarkan semakin kompleksnya masalah yang ada, maka fungsi kepala sekolah adalah sebagai berikut : a. Kepala Sekolah sebagai Edukator Kepala sekolah sebagai educator harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasihat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class, dan mengadakan program akselarasi bagi peserta didik yang cerdas di atas normal. Dan kepala sekolah sebagai seorang pendidik juga harus membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak(pembinaan mental), membina para tenaga kependidikan tentang hal-ha lyang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai suatu perbuatan, sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas masing-masing tenaga kependidikan 14 (pembinaan moral),membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan dan penampilan mereka secara lahiriah (pembinaan fisik), dan membinan para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kepekan manusia terhadap seni dan keindahan (pembinaan artistik). Sebagai educator, kepala sekolah harus senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Dalam hal ini faktor pengalaman akan sangat mempengaruhi professionalisme kepala sekolah, terutama dalam mendukung terbentuknya pemahaman tenaga kependidikan terhadap pelaksanaan tugasnya. Pengalaman sesama menjadi guru, menjadi wakil kepala sekolah, atau menjadi anggota organisasi kemasyarakatan sangat mempengaruhi kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan pekerjaannya, demikian halnya pelatihan dan penataran yang pernah diikutinya. 10 b. Kepala Sekolah sebagai Manajer Manajemen pada hakekatnya merupakan suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha paraanggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki srtategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk mening katkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. c. Kepala Sekolah sebagai Administrator Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah. 10 E.Mulyasa, Menjadi Kepala…,h.100. 15 Seperti pengelolahan kurikulum, personalia, kearsipan sampai pada pengelolaan administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efesien agar dapat menunjang produktivitas sekolah. Untuk itu pula maka partisipasi guru dalam administrasi sekolah sangat penting dan menjadi keharusan. Partisipasi dimaksud hendaknya ditafsirkan sebagai kesempatan-kesempatan kepada para guru dan kepala sekolah untuk memberi contoh tentang bagaimana demokrasi dapat diterapkan untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan. Apabila administrasi dipandang sebagai proses bekerja dengan orangorang dan mengkordinasikan usaha-usaha mereka ke dalam keseluruhan yang bekerja efesien dan produktif, maka jelas bahwa tanggung jawab tidak dapat lagi dipusatkan hanya satu orang belaka. Tanggung jawab harus disalurkan secara luas di antara semua orang yang mengambil bagian dalam program sekolah. d. Kepala Sekolah sebagai supervisor Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi-kondisi atau syaratsyarat yang esensi yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan dan segala bantuan dari para pemimpin sekolah yang, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personil lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Melihat definisi tersebut, maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor bearti, kepala sekolah hendaknya pandai meneliti,mencari dan menentukan syarat-syarat mana-mana sajakah yang sangat diperlukan bagi kemajuan sekolahnya, sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu maksimal mungkin dapat tercapai. Dalam pelaksanaannya, supervisi bukan hanya mengawasi apakah para guru-guru atau pegawai menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan-ketentuan yang telah digariska, tetapi juga berusaha bersama guru-guru, bagaimana cara-cara memperbaiki proses belajar mengajar. Jadi dalam kegiatan sepervisi guru-guru tidak dianggap sebagai pelaksanaan pasif, melainkan diperlukan sebagai partner bekerja yang 16 memiliki ide-ide, pendapat–pendapat dan pengalaman-pengalaman yang perlu didengar dan dihargai serta diikut sertakan di dalam usaha-usaha perbaiakan pendidikan. Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya. 11 e. Kepala Sekolah sebagai Leader Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningktkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Dan sebagai leader kepala sekolah juga harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan professional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan. f . Kepala Sekolah sebagai Inovator Kepala sekolah sebagai innovator harus mampu menemukan, mencari, dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah. Gagasan baru tersebut moving class. Moving class adalah mengubah srtategi pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi, sehingga setiuap bidang studi memiliki kelas tersendiri, yang melengkapi dengan alat peraga dan alat-alat lainnya. g. Kepala Sekolah sebagai Motivator Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan 11 E.Mulyasa, Menjadi kepala…,h.,111. 17 melalui pengaturan lingkugan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar (PSB). "Fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing, membangun motivasi kerja, mengemudikan orang, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervisi yang efesien, dan membawa para pengikutnya pada sasaran yang dituju, sesuai dengan waktu dan perencanaan". 12 Fungsi kepemimpinan di madrasah yaitu : a. Kepala sekolah mampu mengarahkan segera sumber yang ada di madrasah b. Mengarahkan seluruh warga madrasah ( guru, murid, karyawan, masyarakat, maupun aparat ) kearah pencapaian tujuan pendidikan. c. Kepala sekolah juga berfungsi membimbing dalam membina warga madrasah baik dalam pelatihan maupun pengembangan. d. Memberikan dorongan agar segenap warga madrasah mau dan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. e. Memberikan bantuan dalam bentuk ide, keterampilan, dana maupun sarana pendidikan pada segenap warga lembaga pendidikan tersebut. f. Memberi penghargaan dalam bentuk moral maupun material yang sesuai dengan kemampuan madrasah. Dari beberapa uraian fungsi diatas dapat disimpulkan bahwasannya kepala sekolah juga mempunyai fungsi penting terlebih dengan masyarakat eskternal dalam hal ini adalah orang tua siswa. Kepala sekolah berfungsi untuk menjalin komunikasi yang baik, mengemudikan orang lain, mengarahkan segenap warga lembaga pendidikan tersebut termasuk orang tua siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. 12 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimnpinan “Apakah Pemimpin Abnormal Itu?”, ( Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada,1991). Cet.6,h.81. 18 B. Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi Kata atau istilah ”komunikasi" merupakan terjemahan dari bahasa Inggris Communication yang dikembangkan di Amerika Serikat dan komunikasipun berasal dari unsur persuratkabaran, yakni journalism. Adapun definisi komunikasi dapat dilihat dari dua sudut, yaitu : dari sudut bahasa (etimologi) dan dari sudut istilah (terminologi)." 13 Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, komunikasi didefinisikan “Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.” 14 Pengertian komunikasi yang dipaparkan diatas sifatnya dasariah dalam arti bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat, karena kegiatan komunikasi tidak hanya inofatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tapi juga persuasive, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain. Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan "siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya.” 15 Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah :”Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap”. 16 Menurut Oteng sutisna komunikasi adalah “ proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, persamaan, pertanyaan dari orang ke orang atau dari kelompok ke kelompok.” 17 13 Roudhonah, Ilmu Komunikasi,(Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press).Cet.1, h. 19. 14 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, …,h.454. 15 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008).Edisi 1-9,h ,19. 16 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori & Praktek ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2000). Cet 13,h.10. 17 Koswara, Ade Yeti Nurhayati, Manajemen Lembaga Pendidikan, ( Bandung : Patragading, 2002).Cet.Ke-1,h.119. 19 Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication) bahwa : " Komunikasi adalah suatu trnsaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungan (1) membangun hubungan antar sesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (4) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.(Book,1980).” 18 Komunikasi dapat dikatakan berlangsung dengan baik atau efektif apabila pesan yang ingin disampaikan oleh sumber pesan tersebut di terima dan diartikan oleh sasaran komunikasi atau penerimaan pesan, dalam bentuk jiwa dan semangat yang sama persis seperti yang diinginkan dan dimaksudkan oleh sumber pesan. Dan komunikasi yang efektif hanya akan terjadi jika antara pengirim dan penerima pesan tercipta pemahaman yang sama. Sejalan dengan itu bahwa Komunikasi yang efektif hanya akan berlangsung apabila setiap individu memperlakukan individu yang lain sebagai subyek yang dilakukan dalam bentuk saling menghormati, saling menghargai dan saling mempercayai. Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi sangat penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka, begitu juga dengan bawahan atau staf. Untuk memahami komunikasi ini dengan mudah perlu mengetahui proses komunikasi , unsur-unsur komunikasi, bentuk komunikasi, dan hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam proses komunikasi. Komunikasi juga bisa diartikan suatu prosaes di mana seseorang menyampaikan pesannya, baik dengan lambang bahasa maupun dengan isyarat, gambar, gaya, yang antara keduanya sudah terdapat kesamaan makna, sehingga keduanya dapat mengerti apa yang sedang dikomunikasikan. Dengan kata lain, jika lambangnya tidak dimengerti oleh salah satu pihak, maka komunikasinya akan tidak lancar dan tidak komunikatif. 18 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu komunikasi, ...,h.19. 20 Komunikasi merupakan hal yang sagat penting bagi manusia, makin luas pergaulan maka makin besar fungsi, peranan dan tanggung jawab social seseorang. Makin banyak ia terlibat dalam proses komunikasi, maka akan berpengaruh pula tehadap diri dan tingkah lakunya, karena komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian dan penerimaan lambing-lambang (pesan) yang mengandung arti atau makna antara komunikator dan komunikannya dengan tujuan mewujudkan kesamaan dan kebersamaan. Komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik, sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur tatakrama pergaulan antar manusia, sebab berkomunikasi dengan baik akan memberikan pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen, manajer, kepala sekolah, pedagang, pramugari, pemuka agama, penyuluh lapangan , pramuniaga, dan sebagainya. Pendek kata, sekarang ini keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk karir mereka, banyak ditentukan oleh kemampuannya berkomunikasi. Jadi komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari satu pihak kepihak yang lain, yang pada awalnya berlangsung sederhana dimulai dengan sejumlah ide-ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian dikemas menjadi sebentuk pesan untuk kemudian disampaikan secara langsung maupun tidak langsung menggunakan bahasa berbentuk kode visual, kode suara atau kode tulisan. 2. Proses Komunikasi Seperti yang telah diuraikan dalam definisi komunikasi, kiranya dapat disepakati bahwa komunikasi sebagai proses pertukaran pesan dengan hasil kebersamaan dalam makna merupakan sesuatu yang dihasilkan melalui suatu proses yang di dalamnya merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan. 21 Proses komunkasi pada hakekatnya proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seeorang kepada orang lain. Pikiran biasa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan biasa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan perasaan disadari. Sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu-waktu dalam penyampaian atau menyampaikan pikran, perasaan tidak terkontrol. Proses komunikasi menurut Onong Uchjana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan praktik dibagi dua (2), yaitu “Proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder”. 19 a. Proses Komunikasi secara Primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambaran, warna, dan laian sebagainya yang secara langsung mampu menterjemehkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa berkomunikasi adalah yang paling banyak dipergunakan jelas karena hanya bahasalah dalam yang mampu menterjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk idea, informasi atau opini, baik mengenai hal yang kongkret maupun yang abstrak, bukan saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan pada waktu lalu dan masa yang akan datang. 19 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.., h.11. 22 b. Proses Komunikasi secara Sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang atau media pertama. 20 Pada umumnya kalau kita berbicara di kalangan masyarakat, yang dinamakan media komunikasi itu adalah media kedua, jarang sekali orang menganggap bahasa sebagai media komunikasi,hal ini sebabkan oleh bahasa sebagai lambangbeserta isi yakni pikiran atau perasaan yang dibawanya menjadi totalitas pesan yang tampak dan tak dapat dipisahkan. Pada umumnya memang bahasa yang paling banyak digunakan dalam berkomunikasi karena bahasa sebagai lambang mampu mentransmisikan pikiran, ide, pendapat dan sebagainya.Karena itulah pula maka kebannyakan media merupakan alat atau sarana yang diciptakan untuk meneruskan pesan komunikasi dengan bahasa. 3. Jenis-Jenis Komunikasi Dalam kegiatan komunikasi suatu organisasi dapat dibedakan menjadi komunikasi organisasi formal dan komunikasi organisasi informal. Dalam organisasi formal, komunikasi diatur oleh hubungan yang diadakan berdasarkan struktur wewenang dan kekuasaan, pertanggung jawaban dan saluran–saluran organisasi lebih mengutamakan berdasarkan urutan kekuasaan. Tepatnya informasi mengurus dalam organisasi menurut pola-pola yang telah ditetapkan dan dibatasi. Pola-pola ditentukan berdasarkan perananperanan yang ditunjuk bagi setiap orang dan badan organisasi yang sementara itu memperlihatkan juga jalur-jalur wewenang, kekuasaan, tanggung jawab dan menunjuk pula jaringan komunikasi formal. Dapat dikatakan bahwa komunikasi formal adalah komunikasi terbatas karena dalam betuk ini komunikasi hanya dapat dilakukan antar personal tertentu berdasarkan kepangkatan atau posisi atau jabatan masing-masing di dalam organisasinya. 20 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek..., h.16. 23 Jika seorang administrator pendidikan hendak bekerja dengan efektif hendaklah membangun system komunikasi formal yang baik. Struktur komunikasi harus menjamin bahwa informasi dan pikiran-pikiran akan mengalir bebas kesemua arah ditentukan baik keatas, kebawah dan kesamping. Saluransaluran itu hendaknya dipahami oleh setiap anggota organisasi. Garis-garis komunikasi hendaknya di buat sependek dan sesingkat mungkin. Hendaknya sedapat mungkin bagi semua anggota bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima. Sistem komunikasi formal selalu dilengkapi dengan jaringan komunikasi yang informal. Informal cendrung pada tujuan-tujuan pribadi dari pada tujuantujuan organisasi. Karena itu system informal mungkin sejalan dan tidak dengan system komunikasi organisasi selaras dengan tujuan-tujuan pribadi dan sikap para anggotanya. Jika tujuan-tujuan organisasi dan pribadi itu sejalan, mungkin sekali informasi digunakan. Apabila tidak, komunikasi informal bisa menghalang halangi bahkan menggantikan informasi formal. Sistem komunikasi informal adalah sistem komunikasi yang paling menguntungkan. Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi-informasi dan pikiran-pikiran penting yang tidak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk persahabatan dan membantu hubungan insan yang baik. Sistem komunikasi informal dalam organisasi harus diakui kehadirannya dan sama pentingnya, yang kadang-kadang lebih efektif. Penyampaian informasi yang bersifat rahasia tidak diperkecil, artinya di pandang sebagai gambaran yang diharapkan suatu organisasi. Komunikasi yang biasa kita gunakan dalam kehidupan kita sehari-hari memiliki jenis yang berbeda-berbeda. Menurut Husna Asmara terdapat berbagai jenis komunikasi yang digolongkan dalam berbagai kategori :“ Komunikasi internal dan komunikasi eksternal, komunikasi internal dapat berlangsung di dalam suatu organisasi secara : Vertical, horizontal, diagonal, searah, dua ara, bebas dan terkait, Sedangkan, komunikasi eksternal berlangsung untuk mengadakan hubungan 24 dengan pihak lain berupa tukar menukar informasi, ide, saran, data dalam pembicaraan di luar organisasi.” 21 Untuk lebih jelasnya berlangsungnya komunikasi internal dapat diuraikan sebagai berikut : a. Vertikal, yakni komunikasi yang berlangsung dari atasan atau pimpinan kepada bawahan misalnya berupa perintah, intruksi, dan sebaliknya dapat berlangsung dari bawahan kepada pimpinan misalnya berupa saran, informasi laporan dan lain-lain. b. Horizontal, yakni komunikasi yang berlangsung sejajar yakni dari bawahan atau kepala bagian kepada kepala bagian yang lain. c. Diagonal, yakni komunikasi yang berlangsung secara menyilang yang terjadi bukan pada atasan langsung atau bawahan langsung. d. Searah, yakni komunikasi yang berkomunikasi yang berlangsung tanpa adanya feed back atau umpan balik dari yang dikomunikasikan. e. Dua Arah yakni komunikasi yang mengenal Feed back atau umpan balik yang dikomunikasikan, maka disini terjadilah saling dan menerima. f. Bebas, yakni komunikasi yang terjadi tanpa mengenal adanya keterkaitan secara formal, dan berlangsung secara wajar. g. Terkait, yakni komunikasi yang berlangsung menurut prosedur yang berlaku menurut ketentuan tertentu dan biasanya tercermin dalam struktur. Selain jenis komunikasi di atas, soekarno menambahkan beberapa jenis komunikasi lainya yaitu : komunikasi lisan disini artinya anatara komunikator dan komunikate dapat menerangkan, menjelaskan dan menanyakan tentang suatu perintah. Sedangkan, komunikasi tulisan perintah atau informasi diberikan secara tertulis. Bahwa yang termasuk jenis-jenis komunikasi eksternal adalah: a. Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang disampaikan secara tertulis 21 40. Husnah Asmara, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan ( Jakarta : Ghalia Indonesia, 1982), h. 25 b. Komunikasi secara lisan adalah komunikasi yang disampaikan secara lisan. Dapat dilakukan secara langsung, berhadapan atau tatap muka dan dapat pula melalui telpon. c. Komunikasi non verbal adalah komunikasi dengan menggunakan mimik, pantonim dan bahasa isyarat. d. Komunikasi satu arah adalah komunikasi berbentuk perintah, istruksi dan bersifat memaksa dengan menggunakan sakai-saksi. e. Komunikasi dua arah. Bersifat informative dan memerlukan hasil (feed back). Kemampuan untuk mengadakan kontak hubungan kerja sama secara optimal kepada orang yang di ajak bekerja sama dengan memperhatikan kodrat dan harkat manusia disebut keterampilan manusiawi, tujuannya adalah mengadakan hubungan bekerja sama dengan para bawahan dalam suatu organisasi dan kepentingan anggotanya, tugas kepala sekolah adalah bagaimana mengisi kebutuhan-kebutuhan, keinginan atau dorongan kepada personal. 4. Unsur-unsur Komunikasi Unsur –unsur komunikasi yang selalu ada dalam kegiatan komunikasi yaitu : b. Comunicator : Orang yang menyampaikan informasi atau pemberi data, ide dan saran. b. Communicate : Orang yan menerima informasi c. Channel : Saluran dalam penyampaian informasi d. Responden : Kegiatan yang timbul sebagai jawaban terhadap informasi yang diterima. e. Message : Berita yang diinformasikan atau disampaikan Komunikasi mempunyai peranan penting bagi suatu eksitensi suatu organisasi. Sekarang, manajer biasanya menghabiskan sebagian dari waktunya bekerja dengan berkomunikasi untuk mengkoordinasi bagian-bagian dari organisasi agar menjadi unit-unit kerja yang efektif dan efisien. 22 22 Koswara, Ade Yeti Nurhayati, Manajemen Lembaga...,h.120. 26 C. Civitas Akademika Sekolah Civitas akademika di dalam kamus populer dapat diartikan sebagai Masyarakat kecil, jadi civitas akademika sekolah artinya pihak –pihak yang berperan penting dalam penyelengaraan pendidikan di sekolah tersbut, yang termasuk masyarakat kecil di sekolah sebagai berikut : 1. Kepala Sekolah Kepala sekolah dalam manajemen sekolah sebagai prestasi atau kemampuan kerja. Kepala sekolah dalam melaksananakan tugasnya sebagai seorang pendidik dan administratoryang professional yang seharusnya memiliki kompetensi dan keterampilan dalam mengelola suatu lembaga pendidikan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan hendaknya memiliki pengertian dan pengetahuan yang luas tentang penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah . Dan sebagai Seorang pemimpin di sebuah lembaga pendidikan ia harus mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dengan civitas akademika di sekolah . 2. Tenaga Pengajar (Guru) Guru adalah pendidik professional, karenanya secara implikasi ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orangtua. Mereka ini, tatkala menyerahkan anaknya ke sekolah, sekaligus berarti pelimpahan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru. Hal itu pun menunjukkan pula bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarangan guru / sekolah karena tidak sembarangan orang dapat menjabat guru. Guru harus mempunyai pandangan luas. Ia harus bergaul dengan segala golongan manusia dan secara aktif berperan serta dalam masyarakat supaya sekolah tidak terpencil. Sekolah hanya dapat berdiri di tengah-tengah masyarakat, apabila guru rajin bergaul, suka mengunjungi orang tua murid-murid, memasuki perkumpulan – perkumpulan dan turut serta dalam kejadian –kejadian yang 27 penting dalam lingkungannya, maka masyarakat akan rela memberi sumbangansumbangan kepada sekolah berupa gedung, alat-alat, hadiah-hadiah jika diperlukan oleh sekolah. 3. Para Siswa Siswa adalah a person registrered in an education and pursuring a course of study ( Seseorang yang terdaftar pada sebuah lembaga pendidikan dan mengikuti suatu jalur studi). 23 Dan parasiswa merupakan seseorang atau kelompok orang yang bertindak sebagai pelaku pencari, penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untukmencapai tujuan. Peserta didik (siswa) adalah “seseorang ataubsekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku pencari,penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.” 24 Para siswa juga merupakan bagian civitas akademika sekolah yang paling penting pada suatu sekolah. Mereka merupakan sumber informasi utama bagi orang tua mereka. 4. Para Staf atau Karyawan Para staf sekolah harus mengembangkan konsepnya tentang masyarakat sekolah. Masalah-masalah pendidikan tidak dapat dipertimbangkan di dalam isolasinya, dari bentuk-bentuk keanggotaan masyarakat yang berbeda- beda dan para staf masyarakat. perlu mempergunakan sumber-sumber pendidikan yang tersedia Praktik ini akan mempertinggi program pengajaran dan meningkatkan pengetahuan para staf tentang sumber-sumber masyarakat. Keberadaan sekolah sangat diharapkan staf sebgai lembaga yang memberi harapan banyak terhadap profesi dan kehidupan. Oleh karena itu, sebagai suatu lembaga yang menghadapi kepentingan orang banyak, bahkan kepentingan utama dalam pembangunan bangsa, sudah selayaknya apabila sekolah berfokus pada pengembangan sumber daya manusia. Salah satu sumber 23 24 http://metodemengajarberdasarkan tipikor belajar siswa.re-searchengines.com.2004/20/10. http://metodemengajarberdasarkan tipikor belajar siswa.re-searchengines.com.2004/20/10. 28 daya manusia yang menentukan kualitas lulusan adalah staf yang berperan dalam penataan dan penyelenggaraan sekolah. 25 5. Orang tua Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Pada umunya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaraan dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhinya secara timbal balik antara orang tua dan anak. D. Kerangka Berpikir Keberhasilan suatu sekolah tidak hanya dicapai oleh kemampuan kepala sekolah dalam melakukan pengelolahan yang baik terhadap sekolah, akan tetapi kepala sekolah juga memerlukan kemampuan berkomunikasi secara baik, karena kepala sekolah memberikan informasi (yang harus dipahami), memberikan komando dan instruksi (yang harus diikuti dan ditindak lanjuti). Melalui komunikasi juga, kepala sekolah mempengaruhi kegiatan dari anggota-anggota sekolah untuk membantu mengumpulkan informasi dan membangun kerja sama. Informasi dan umpan balik membantu mereka membuat keputusan-keputusan organisasi dan mempengaruhi tingkah laku anggotanya. Kepala sekolah sebagai seorang manajer di sekolah harus mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal. Untuk itu diperlukan seorang pemimpin yang efektif dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala sekolah. Kepala sekolah seharusnya mampu mengkondisikan seluruh kegiatanya, membangun dengan seluruh staf dan berorientasi pada imbalan kinerja staf. 25 Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Bandung ; PT Bumi Aksara, 2005).Cet.1,h.43. 29 Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus mampu berkomunikasi secara baik terhadap seluruh stafnya, karena komunikasi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan penempatan gagasan atau pesan dari seseorang kepada orang lain, baik berbentuk tulisan maupun lisan. Komunikasi di antara warga di sekolah merupakan bagian yang penting dalam rangka terlaksananya kegiatan di sekolah, menciptakan komunikasi yang baik untuk mencapai tujuan yang sama dan membangun sarana yang menyenangkan dalam proses kegiatan pendidikan. Kepala sekolah juga harus mampu berkomunikasi dengan guru dan karyawan, orang tua maupun anak didik. Dalam berkomunikasi seorang kepala sekolah harus memperhatikan kejujuran, bagaimana ia bersikap, dan bagaimana ia harus menempatkan diri dalam berkomunikasi yang menyenangkan akan terjalin hubungan yang harmonis dan akan terwujud tujuan yang ingin dicapi. Jadi dapat diduga bahwa semakin efektif kepemimpinan kepala sekolah, maka akan semakin baik kemampuan komunikasi kepala sekolah, sebaliknya semakin tidak efektif kepemimpinan kepala sekolah, maka akan semakin rendah kemampuan komunikasi kepala sekolah. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1.Untuk mendapatkan kesimpulan mengenai kemampuan kepala sekolah dalam menjalin komunikasi dengan civitas akademika sekolah. 2.Untuk mendapatkan informasi yang signifikan tentang kemmpuan kepala sekolah dalam berkomunikasi.. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2009 sampai selesai di Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK) Sumpah Pemuda Jakarta Barat, alasan memilih sekolah ini untuk diteliti karena sekolah tersebut banyak diminati dari berbagai tempat dan dekat dengan tempat tinggal saya. C. Metode Penelitian Metode adalah cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Metode penelitian ini adalah meggunakan penelitian deskriptif kualitatif, yang merupakan proses penelitian yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang ada. 30 31 D. Sumber Data Sumber data dalam penelitian tentang kemampuan kepala sekolah dalam menjalin komunikasi dengan civitas akademika di sekolah SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat adalah guru , staf ,wali murid kelas 1 dari rogram studi Akutannsi dan wali murid dari kelas 1 dari program studi administrasi. E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua macam peneltian yaitu : 1. Penelitian Kepustakaan (library Research) Penelitian kepustakaan merupakan suatu metode penelitian data pada literatur-literatur yang sesuai dengan penulisan skripsi ini. Penulis mencoba mencari informasi melalui literatur-literatur yang terdapat pada perpustakaan dan sumber-sumber belajar lainnya, untuk menunjang kelengkapan teori-teori yang diperlukan. 2. Penelitian Lapangan (field Research) Penelitian lapangan merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke objek penelitian, karena penelitian memerlukan data yang valid agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Untuk mengumpulkan data tersebut , penulis menggunakan beberapa teknik yaitu: a. Observasi (pengamatan) Observasi adalah kegiatan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap kondisi objek yang akan diteliti, dengan persiapan yang matang, dilengkapi isntrumen tertentu. Observasi ini dilakukan untuk mengamati kemampuan kepala sekolah dalam menjalin komunikasi dengan civitas akademika sekolah. 32 b. Interview (wawancara) Wawancara merupakan kegiatan interview yang dilakukan terhadap orang yang menjadi objek, dan pedoman wawancara yang digunakan adalah semi structural, yaitu menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sudah terstruktur kemudian satu persatu diperdalam untuk memperoleh informasi yang lebih lanjut. Wawancara ini dilakukan antara penulis dengan kepala sekolah untuk memperoleh informasi yang berkaitan. c. Angket (kuesioner) Angket adalah suatu alat pengumpulan data berisi daftar pertanyaan secara tertulis yang ditunjukan kepada subjek/responden penelitian. Pertayaan-pertayaan pada angket, bias berbentuk tertutup (berstruktur), dan bisa juga berbentuk terbuka (tak berstruktur). Disebut suatu pertanyaan tersebut telah disediakan "kemungkinan pilihannya, sehingga responden tinggal memilih yang sesuai." 1Angket ini penulis susun dan disebarkan kepada responden, sebenarnya responden dari penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, staf, siswa,wali murid (orang tua) dan masyarakat. Tetapi mengingat keterbatasan waktu dan untuk mempermudah penulis maka yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah guru, staf dan wali murid kelas 1 program studi Akutansi dan administrasi Angket ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang memiliki empat alternatif jawaban yaitu selalu (S), sering (S), kadang-kadang (KD) dan tidak pernah (TP). Responden hanya akan diperkenankan untuk memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat atau keadaan sebenarnya. 1 Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007).Cet.122. 33 F. Instrumen Penelitian Instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berbentuk kuesioner terstruktur. Untuk memberikan batasan yang jelas dalam penyusunan instrumen. Tabel .1 Kisi-kisi Instrumen Indikator Pernyataan Dimensi 1. peran kepala 1. menciptakan sekolah hubungan Item Soal yang 1,2 harmonis 2. bertanggung jawab 3 4 3. bekerja sama Kemampuan 2. fungsi kepala 4. membina Kepala Sekolah sekolah 5. membuat perencanaan 5,6,7,8, 9,10,11 dalam 6. melakukan berbagai pengawasan 12,13,14 Bekomunikasi 7. memberikan motivasi 15 8. komunikasi secara primer 16,17,18,19 9. komunikasi secara sekunder 20,21 10. komunikasi secara Internal 22,23,24,25, 3. Proses Komunikasi 4. Jenis-jenis Komunikasi 26,27 11. komunikasi Secara Eksternal 28,29,30 G. Tehnik Pengolahan Data dan Tehnik Analisis Data Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya adalah : 1. Tehnik Pengolahan Data Setelah angket diisi oleh responden dan dikembalikan kepada penulis, penulis segera meneliti kelengkapan dalam pengisian angket bila ada jawaban 34 yang tidak dijawab, penulis menghubungi respoden yang bersangkutan untuk disempurnakan jawabanya agar angket tersebut sah. Data yang berhasil dikumpulkan melalui angket diolah dengan memindahkan jawaban yang terdapat dalam angket ke dalam tabulasi atau tabel Kemudian setelah diolah sehingga nilai angket dinyatakan sah, maka selanjutnya melakukan analisis data dengan teknik deskriptif kualitatif. 2. Tehnik Analisi Data Analisis data adalah proses penyederhanaan kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan data dalam peneltian ini untuk membatasi penemuan-penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur serta tersusun lebih berarti, sehingga mudah dipahami bukan hanya oleh penulis tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penetian ini, Dalam menghitung data yang penulis dapatkan, maka penulis mendistribusikan nilai prosentase yang diperoleh dengan cara frekuensi dibagi responden dikalikan dengan 100% dengan rumus sebagai berikut : P = F x 100 % N Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi jawaban N = Jumlah responden Dalam memberikan interprestasi data nilai rata-rata yang diperoleh digunakan pedoman interprestasi yaitu: 1. Baik jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100 % 2. Cukup Baik jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56-75 % 3. Kurang Baik jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40-55 % 4. Tidak Baik jika nilai yang diperoleh baerada pada interval 40% 2 2 Umi Saidah, Proses Komunikasi Kepala Sekolah Dengan Guru di SMPN 48 (SSN) Jakarta, Skripsi UIN Syarif Hidattullah Jakarta, (Jakarta : Perpustakaan Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan UIN syarif Hidayatullah Jakarta, 2010),h.69 35 Untuk menentukan presentase digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah berikut ini 1. Menentukan nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan mengembalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi 2. Menghitung nilai skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian 3. Menentukan katagorinya yaitu dengan menggunakan rumus yaitu : P= NS x100% NH BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Sekolah SMK Sumpah Pemuda 1. Sejarah berdirinya SMK Sumpah Pemuda Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah di sekolah, diperoleh keterangan bahwa SMK Sumpah Pemuda didirikan oleh yayasan AlMujahidin dipimpin oleh KH.Ma'mun HK. pada tanggal 28 oktobertahun 1993, kemudian pada tanggal 21 september 1995 yayasan ini mengembangkan kegiatan di bidang pendidikan. SMK Sumpah Pemuda berada di bawah naungan yayasan Al-Mujahidin, yayasan ini yang melaksanakan kegiatan pendidikan berupa pendidikan Taman Kanak-kanak (TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah kejuruan (SMK). Sebagai peyelenggara pendidikan swasta nasional,yayasan almujahidin termasuk menampilkan pendidikan yang berkualitas untuk mampu melahirkan insan yang cerdas, terampil, beriman, dan bertaqwa kepada Allah SWT, beraklah mulia, berwawasan luas, serta dapat mengaktualisasikan ilmunya kepada masyarakat sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. 36 37 SMK Sumpah Pemuda merndirikan program studi yang diharapkan untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja dewasa ini, seperti Program studi Akutansi, Program studi Penjualan dan program studi Administrasi Perkantoran. 2. Visi dan Misi Sekolah SMK Sumpah Pemuda a. Visi SMK Sumpah Pemuda “Mempersiapkan tamatan berwawasan keunggulan dalam menyongsong Era Globalisasi”. b. Misi SMK Sumpah Pemuda 1. Menghasilkan tamatan yang memiliki factor unggulan dalam sector pembangunan. 2. Mengubah peserta didik dari status beban menjadi asset pembangunan yang produktif. 3. Menghasilkan tenaga keriprja yang professional untuk memenuhi tuntutan Dunia Usaha dan Dunia Industri dan tuntutan pembangunan pada umumnya. 4. Membekali siswa agar dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan. 1. Keadaan Guru SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat di pimpin oleh seorang kepala sekolah yang dibantu oleh 8 Pegawai Tata Usaha dan 47 tenaga pengajar. Pada umumnya mereka mengajar mata pelajaran sesuai bidangnya untuk lebih jelasnya keadaan guru di SMK Sumpah Pemuda joglo Jakarta Barat ini dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini. 38 Tabel 2 Data Tenaga Guru SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat No Nama Jabatan 1 Drs. Dahsari, M.Pd. Kepala Sekolah 2 Yasan, S.Pd. Bahasa Indonesia 3 Rohman, S.Pd. Ekonomi 4 Agus Sutanto MPA & Mengetik 5 Yadih, S.Pd. MDMN & IPS 6 Drs. Muhammad Ali PKn & IPS 7 Sri Hastuti, S.Pd. MPDAK & MBP 8 Drs. Jakarsih PKn 9 Riwi Indarti, S.Pd. Kewirausahaan 10 Ir.Reza Yusanti, MM. MIOB Akutansi 11 H.Abd.Rahman, S.Pd.I Agama Islam & Iqro 12 Untumg Riyadi, S.Pd. MPAT & Pajak 13 Drs. Tridoyo Kewirausahaan & MMBK 14 Lika Testin I, S.Pd. Kewirausahaan 15 Jamal, S.Ag Kewirausahaan 16 Endiya Widawati, S.Pd. Matemtika 17 Maryamah, S.Ag. Agama Islam 18 Abdul Hair, S.Pd. Bahasa Inggris 19 Sarmini, S.Pd. Menagih Pembayaran 20 Amanah, S.Pd. Iqro 21 Irfan Dadi, S.Pd. Kolega & MMND 22 Adih, S.Pd. BK & Aqidah Akhlak 23 Ma’mun, S.Pd. Sik. Akun 24 Kurniasih, S.E. Men. Produk 25 Masan, S.Pd.I. MMP & MDS 26 Sri Rahayu, A.Md. MPK4 27 Yudha Nurhidayat Penjaskes 39 28 Elly Asriani, S.Pd. PKnS 29 Yudi Kontoro, S.Pd. Aqidah Akhlak 30 Hamidah, S.Pd. Bahasa Inggris 31 Kundari, S.Pd. BMT 32 Indriani, ST. IPA 33 Nurfiani, S.Pd. IPS 34 Abd. Azis, S.Pd. Bahasa Inggris 35 Abd. Rahman, S.Kom. KKPI 36 Ade Rosita, S.Pd. Bahasa Inggris 37 Diah N Seni Budaya 38 Isnaini, S.Ag. Agama Islam 39 Sumiyati, S.Pd. Matematika 40 Wahid Hasyim, S.Pd. Penjaskes 41 Etik Sudarsih, S.Pd. MSMK 42 Ifah Latifah,S.Pd. Agama Islam & Aqidah 43 Abdul Hasan Aqidah Akhlak 44 Evi Maryanti, ST. IPA 45 Eti Sutiartsih, S.Pd. Kewirausahaan 46 Marali, S.Ip Bahasa Indonesia & PKn 47 Hamiah, S.Pd. Matematika 2. Keadaan Karyawan Sekolah SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat ini mempunyai 11 seorang karyawan diantaranya: 4 orang di bagian administrasi, 2 orang dibagian sarana dan prasarana, 2 orang dibagian tehnik keuangan,1 orang sebagai keamanan, 1 orang sebagai kebersihan dan 1 orang sebagai komsumsi. 40 3. Keadaan Siswa Tabel 3 Jumlah Siswa pada Tahun 2009/2010 Jenis Kelamin Jurusan Laki-laki Perempuan No Jumlah 1 Akutansi 104 125 229 2 Penjualan 189 100 289 3 Administrasi Perkantoran 145 313 458 Dan adapun keadaan siswa di SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat, pada tahun 2000 SMK Sumpah Pemuda ini mempunyai 1000 siswa, tetapi dengan berjalanya waktu SMK Sumpah Pemuda ini jumlah siswannya mulai menurun, pada tahun 2009 jumlah siswanya hanya 976 siswa.Dan di SMK Sumpah Pemuda mempunyai 3 (tiga) jurusan diantaranya :1 (satu) Jurusan Akutansi yang berjumlah 229 siswa yang terdiri dari 104 siswa laki-laki dan 125 siswa perempuan, 2 (dua) Jurusan Penjualan yang berjumlah 289 siswa yang terdiri dari 189 siswa laki-laki dan 100 siswa perempuan dan yang ke 3 (tiga) jurusan Administrasi Perkantoran yang berjumlah 458 siswa yang terdiri dari 145 siswa laki-laki dan 313 siswa perempuan. 4. Keadaan Sarana dan Prasarana SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat ini mempunyai Gedung milik sendiri,berjumlah 25 ruangan kelas diantaranya kelas 1, 9 ruangan kelas 2, dan 8 ruangan untuk kelas 3, 8 ruangan,lapangan, memiliki 1 perpustakaan, memiliki ruang laboratorium untuk komputer, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, memiliki ruang kepala sekolah, tata usaha dan ruang guru, mushallah,dan 3 toilet yaitu 1 toilet untuk guru,1 toilet untuk siswa laki-laki dan 1 toilet lagi untuk siswi perempuan. 41 5. Struktur Organisasi SMK Sumpah Pemuda Komite Sekolah Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah Sekretaris Kepala Tata Usaha Bagian Bendahara Bagian Kurikulum Bagian Sarana Prasara Bagian Kesiswaan Bagian Humas Guru-Guru Siswa Keterangan : : Garis Komando : Garis Konsultasi B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Hasil Wawancara Hasil wawancara disusun berdasarkan pada pokok materi penelitian yaitu “ Kemampuan Kepala Sekolah dalam Berkomunikasi dengan Civitas Akademika Sekolah”. Terkait dengan materi penelitian tersebut, maka wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat selaku manager sekolah. Kepala sekolah SMK Sumpah Pemuda juga sadar, bahwa sebagai seorang kepala sekolah atau seorang pemimpin suatu lembaga pendidikan, tidak lupa melaksanakan tugasnya seperti : mengontrol proses belajar mengajar yang sedang 42 berlangsung di kelas,mengontrol kegiatan ekstrakurikuler siswa, memberikan saran dan nasehat serta memotivasi kepada civitas akademika. Kepala sekolah SMK Sumpah Pemuda dalam menjalin komunikasi dengan civitas akademika sekolah selalu menggunakan komunikasi bebas dalam kegiatan sehari –hari, karena menurut kepala sekolah SMK Sumpah Pemuda komunikasi bebas itu sangat memudahkan civitas akademika sekolah untuk menyampaikan saran atau pesan, tetapi dalam pelaksanaan tugas atau dalam keadaan formal menggunakan komunikasi vertical. Langkah awal sebelum mengambil keputusan, kepala sekolah SMK Sumpah pemuda terlebih dahulu mengkomunikasikan dan mensosialisasikan apa yang harus diputuskan bersama dengan civitas akademika sekolah. 2. Analisis Angket No. Soal 1 Tabel 4 Menciptakan Hubungan yang harmonis Alternatif Jawaban F P% a. Selalu 22 55 % b. Sering 13 32,5% c. Kadang-kadang 4 10% d. Tidak Pernah 1 2,5% Jumlah 40 100 % Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa yang menjawab selalu jika kepala sekolah menciptakan hubungan yang harmonis terhadap Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid berjumlah 22 responden (55 %), yang menjawab sering 13 responden ( 32,5 %), yang menjawab kadang-kadang 4 responden (10 %), dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 1 responden (2,5 %) . Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu menciptakan hubungan yang harmonis terhadap Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid, kepala sekolah dalam kesehariannya selalu berprilaku sopan dan santun. 43 Tabel 5 Menciptakan suasana yang demokratis dalam berkomunikasi No. Soal Alternatif Jawaban F P% 2 a. Selalu 22 55 % b. Sering 13 32,5 % c. Kadang-kadang 4 10 % d. Tidak Pernah 1 2,5% 40 100 % Jumlah Tabel diatas menunjukan bahwa yang menjawab selalu kepala sekolah berusaha menciptakan suasana yang demoktratis dalam berkomunikasi sebanyak 22 responden (55%), yang menjawab sering sebayak13 responden (32,5 %), kadang-kadang sebanyak 4 respoden ( 10 %) dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 1 responden (2,5%) .Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu berusaha mencipatakan suasana yang demokratis dalam berkomunikasi dengan Bapak/Ibu guru,staf dan wali murid,contohnya dalam rapat kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru dan wali murid untuk menyampaikan pesan dan saran. Tabel 6 Bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya No. Soal Alternatif Jawaban F 3 P% a. Selalu 23 57,5 % b Sering 13 32,5 % b. Kadang-kadang 3 7,5 % c. Tidak Pernah 1 2,5 % 40 100 % Jumlah Berdasarkan informasi dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab selalu kepala sekolah bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya berjumlah 23 responden (57,5 % ), yang menjawab sering 13 responden (3,25 %), 3 responden (7,5 % ), yang menjawab kadang-kadang dan 1 responden 44 (2,5 %) yang menjawab tidak pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya, contohnya kepala sekolah selalu melakukan pengawasan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Tabel 7 Bekerja sama dalam menjalankan proses belajar mengajar No. Soal Alternatif Jawaban F P% 4 a. Selalu 13 32,5 % b. Sering 10 25% c. Kadang-kadang 15 37,5% d. Tidak Pernah 2 5% 40 100% Jumlah Tabel diatas menunjukan bahwa responden yang menjawab selalu sebanyak 13 (32,5%) responden, sering 10 (25%) responden , yang merespon kadang-kadang 15 (37,5%) responden, sedangkan yang merespon tidak pernah 2 (5%) responden. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah sering kali bekerja sama dengan Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid, bahwa menurut sebagian responden berpendapat kepala sekolah suka mengarahkan guru untuk membuat RPP(rencana proses pembelajaran) dan suka mengarahkan wali murid dalam mendidik anak mereka diluar sekolah. No. Soal 5 Tabel 8 Memberikan saran yang positif Alternatif Jawaban F P% a. Selalu 20 50 % b. Sering 15 37,5 % c. Kadang-kadang 4 10 % d. Tidak Pernah 1 2,5 % 40 100 % Jumlah Berdasarkan tabel di atas, 20 (50 % ) responden memberikan jawaban selalu jika kepala sekolah senantiasa memberikan saran yang positif kepada Bapak/Ibu guru, 45 staf dan wali murid, yang menjawab sering 15 (37,5 %b) responden, sedangkan sebagian besar responden menjawab kadang-kadang 4 (10 %) responden ,dan yang menjawab tidak pernah 1 (2,5 %) responden.Hal ini dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah senantiasa (selalu) memberikan saran yang positif kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid dalam hal memotivasi civitas akademika sekolah untuk melakukan kegiatan proses belajar mengajar kearah yang lebih baik. No. Soal 6 Tabel 9 Mendidik civitas akademika dengan baik Alternatif jawaban F P% a. Selalu 13 32,5 % b. Sering 12 30 % c. Kadang-kadang 12 30 % d. Tidak Pernah 3 7,5 % 40 100 % Jumlah Tabel di atas menunjukan bahwa 13 (32,5 %) responden menjawab selalu jika kepala sekolah mendidik civitas akademika dengan baik, 12 (30 %) responden menjawab sering, yang menjawab kadang-kadang 12 (30 %) responden,sedangkan 3 (7,5 %) responden menjawab tidak pernah. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah selalu mendidik civitas akademika sekolah dengan baik, contohnya kepala sekolah selalu memberikan bersikap baik dalam berprilakukan dan dalam berkomunikasi kata-kata sangat sopan. No. Soal 7 Tabel 10 Menunjukan kepribadian yang baik. Alternatif Jawaban F P% a. Selalu 19 47,5 % b. Sering 12 30 % c. Kadang-kadang 9 22,5 % d. Tidak Pernah 0 0% 40 100 % Jumlah 46 Tabel di atas menunjukan bahwa 19 (47,5 %) responden yang menjawab selalu, 12 (30 %) responden yang menjawab sering, yang menjawab kadang-kadang 9 (22,5 %) responden, dan yang menjawab tidak pernah 0 (0%) responden jika kepala sekolah senantiasa menunjukan kepribadian yang baik di sekolah. Jadi dapat simpulkan bahwa kepala sekolah selalu menunjukan kepribadian yang baik di sekolah, bersikap baik dalam keseharianya dan dalam berkomunikasi selalu menggnakan kata-kata yang sopan. Contoh sikap yang baik dan berwibawa dalam setiap keadaan, misalnya dalam memimpin rapat. Akan terlihat jelas kewibawaan seorang kepala sekolah. No. Soal 8 Tabel 11 Memberikan pengarahan yang baik Alternatif Jawaban F P% a. Selalu 19 47,5 % b. Sering 10 25 % c. Kadang-kadang 9 22,5 % d. Tidak Pernah 2 5% 40 100 % Jumlah Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 19 (47,5 %) responden yang menjawab selalu jika kepala sekolah memberikan pengarahan yang baik kepada civitas akademika sekolah,dan yang menjawab sering 10 (25 %) responden, yang menjawab kadang-kadang 9 (22,5 %) responden, sedangkan yang menjawab tidak pernah 2 (5 %) responden. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu memberikan pengarahan yang baik kepada civitas akademika sekolah, apabila ada civitas yang melakukan kesalahan dalam melakukan kegiatan proses belajar mengajar. contoh rapat kecil yang dimulai setiap pagi untuk mengingatkan kepada para guru agar memberikan materi pelajaran dengan penyampaian yang baik dan benar serta menarik minat siswa untuk belajar lebih baik lagi. 47 Tabel 12 Dalam mengambil keputusan terlebih dahulu dimusyawarahkan No. Soal Alternatif Jawaban F P% 9 a. Selalu 23 57,5 % b. Sering 11 27,5 % c. Kadang 6 15 % d. Tidak Pernah 0 0% Jumlah 40 100 % Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab selalu jika kepala sekolah dalam mengambil keputusan terlebih dahulu dimusyawarahkan sebanyak 23 (57,5 %)) responden, responden yang menjawab sering sebanyak 11 (27,5 %) responden, yang menjawab kadang-kadang 6 (15 %) responden, sedangkan yang menjawab tidak pernah 0 (0%) responden jika kepala sekolah dalam mengambil keputusan terlebih dahulu dimusyawarahkan. Jadi dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam mengambil keputusan selalu dimusyawarahkan kepada Bapak/Ibu guru,staf dan wali murid. Contoh rapat akhir semester, dimana nantinya akan dibahas kebijakan untuk semester yang akan datang untuk hasil yang lebih baik. Tabel 13 Dalam membuat perencanaan sesuai dengan tujuan bersama No. Soal Alternatif Jawaban F P% 10 a. Selalu 14 35 % b. Sering 14 35 % c. Kadang-kadang 10 25 % d. Tidak Pernah 2 5% 40 100 % Jumlah Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu dan sering 14 (35 %) responden bila kepala sekolah dalam membuat perencanaaan sesuai dengan tujuan bersama, 10 (25 %) responden yang menjawab kadang-kadang , sedangkan yang menjawab tidak pernah 2 (5 %) responden. Dari data di atas dapat 48 disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam membuat perencanaan selalu sesuai dengan tujuan bersama.Ini terbukti dari jawaban responden yang menjawab selalu dan sering sebanyak 14 (35 %) responden, contoh keinginan kepala sekolah dalam membuat kemajuan misalkan dibidang bahasa dengan mengarahkan siswa untuk selalu menggunakan bahasa indonesia yang baik akan sejalan dengan mata pelajaran bahasa indonesia yang diajarkan kepada siswa, sehingga hasil dari pembelajaran terssebut akan terlihat pada kebiasaan siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. No. Soal 11 Tabel 14 Membuat perencanaan yang bagus Alternatif Jawaban F P% a. Selalu 20 50 % b. Sering 9 22,5 % c. Kadang-kadang 9 22.5 % d. Tidak Pernah 2 5% 40 100 % Jumlah Tabel di atas menunjukkan bahwa yang menjawab selalu 20 (50 %) responden jika kepala sekolah selalu membuat perencanaan yang bagus, 9 (22,5 %) responden yang menjawab sering dan kadang-kadang, sedangkan yang menjawab tidak pernah 2 (5 %) responden, Jadi dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu membuat perencanaan yang bagus. Ini terbukti dari responden yang menjawab selalu sebanyak 20 (50 %) responden. Contoh adanya Gambaran (maket) perencanaan pengembangan sekolah jangka panjang dan jangka pendek sekolah yang menjadi acuan tujuan proses belajar mengajar selanjutnya. 49 No. Soal 12 Tabel 15 Ide-ide kepala sekolah bermanfaat untuk yang lain Alternatif Jawaban F P% a. Selalu 15 37,5% b. Sering 13 32,5 % c. Kadang-kadang 9 22,5 % d. Tidak Pernah 3 7,5 % 40 100 % Jumlah Dari tabel di atas menunjukan bahwa yang menjawab selalu 15 (37,5 %) responden jika kepala sekolah selalu memberikan ide-ide yang bermanfaat untuk yang lain, 13 (32,5 %) responden yang menjawab sering, sedangkan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 9 (22,5 %) responden, yang menjawab tidak pernah 3 (7,5 %) responden. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah selalu memberikan ide-ide yang bermanfaat untuk civitas akademika sekolah. Contoh idede mengenai pengembangan sarana dan prasarana sekolah, sepeti pengadaan lab fisika yang sebelumnya terlihat kurang memadai menjadi lebih baik. Tabel 16 Melakukan pengawasan terhadap proses belajar mengajar No. Soal Alternatif Jawaban F P% 13 a. Selalu 16 40 % b. Sering 15 37,5 % c. Kadang-kadang 8 20 % d. Tidak Pernah 1 2,5 % 40 100 % Jumlah Tabel di atas menunjujkkan bahwa yang menjawab selalu 16 (40 %) responden bila kepala sekolah selalu melakukan pengawasan terhadap proses belajar mengajar, 15 (37,5 %) responden yang menjawab sering, 8 (20 %) responden yang menjawab kadang-kadang , sedangkan yang menjawab tidak pernah sebanyak 1 (2,5 %) responden. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa 50 kepala sekolah selalu melakukan pengawasan terhadap proses belajar mengajar. Contoh pengawasan dengan adanya raport bayangan, dimana nilai siswa nantinya bisa dipantau lebih dini dan dapat diusahakan menjadi lebih baik nantinya. Tabel 17 Berusaha mencari penyelesaian masalah melalui komunikasi tanpa menghambat tujuan, keputusan maupun kemajuan bersama No. Soal Alternatif Jawaban F P% 14 a. Selalu 15 37,5 % b. Sering 11 27,5 % c. Kadang-kadang 11 27,5 % d. Tidak Pernah 3 7,5 % 40 100 % Jumlah Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa yang menjawab selalu jika kepala sekolah berusaha mencari penyelesaian masalah melalui komunikasi tanpa menghambat tujuan, keputusan, maupun kemajuan bersama, sebanyak 15 (37,5 %) responden, yang menjawab sering dan kadang-kadang 11 (27,5 %) responden,, sedangkan yang menjawab tidak pernah 3 (7,5 %) responden. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu berusaha mencari penyelesaian masalah melalui komunikasi tanpa menghambat tujuan, keputusan, maupun kemajuan bersama. Contoh Rapat Komite Sekolah, dimana kebutuhan-kebutuhan yang ada antara pihak sekolah dan wali murid akan terselesaikan dengan adanya rapat tersebut, No. Soal 15 Tabel 18 Memberikan motivasi Alternatif Jawaban F P% a. Selalu 21 52,5 % b. Sering 9 22,5 % c. Kadang-Kadang 6 15 % d. Tidak Pernah 4 10 % 40 100 % Jumlah 51 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab selalu 21 (52,5 %) , yang menjawaab sering 9 (22,5 %) , yang menjawab kadangkadang 6 (15 %) responden dan yang menjawab tidak pernah jika kepala sekolah senantiasa memberikan motivasi kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid sebanyak 4 (10%). Jadi dari informasi di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah senantiasa (selalu) memberikan motivasi kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid..contoh pada setiap upacara pagi kepala sekolah menanamkan semangat dan motivasi yang memicu siswa untuk belajar lebih giat ddalam meraih kesuksesan. Tabel 19 Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi primer No. Soal Alternatif Jawaban F P% 16 a. Selalu 15 37,5 % b. Sering 14 35 % c. Kadang-kadang 8 20 % d. Tidak Pernah 3 7,5 % 40 100 % Jumlah Berdasarkan tabel di atas dapat menunjukkan bahwa yang menjawab selalu 15 (37,5 %) responden jika kepala sekolah dalam berkomunikasi senantiasa menggunkan komunikasi primer, 14 (35 %) responden yang menjawab sering , yang menjawab kadang –kadang 8 (20 %) responden, dan 3 (7,5 %) responden yang menjawab tidak pernah. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam berkomunikasi senantiasa (selalu) menggunakan komunikasi kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid. Contoh penakaian bahasa baku yang digunakan dalam pembuatan surat menyurat. Sehingga bentuk dan model serta bahasa yang digunakan dapat dimengerti semua pihak. 52 Tabel 20 Dalam berkomunikasi menggunakan bahasa yang baik No. Soal Alternatif Jawaban F P% 17 a. Selalu 15 37,5 % b. Sering 12 30 % c. Kadang-kadang 11 27,5 % d. Tidak Pernah 2 5% 40 100 % Jumlah Di lihat dari tabel di atas menunjukkan bahwa yang menjawab selalu 15 (37,5 %) responden ,yang menjawab sering 12 (30 %) responden , sedangkan yang menjawab kadang-kadang 11 (27,5 %) responden, dan 2 (5 %) yang menjawab tidak pernah jika kepala sekolah dalam berkomunikasi menggunakan bahasa yang baik kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu menggunakan bahasa yang baik kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid. Contoh dalam memberikan pelajaran menggunakan bahasa Indonesia, tidak menggunakan bahasa daerah. Tabel 21 Dalam berkomunikasi memberikan pesan yang jelas No. Soal Alternatif jawaban F P% 18 a. Selalu 21 52,5 % b. Sering 10 25 % c. Kadang-kadang 9 22,5 % d. Tidak Pernah 0 0% 40 100 % Jumlah Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 21 (52,5 %) responden yang menjawab selalu jika kepala sekolah dalam berkomuikasi kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid memberikan pesan yang jelas, yang menjawab sering 10 (25 %) responden 5 (12,5 %) responden yang menjawab kadang-kadang, sedangkan yang menjawab tidak pernah sebanyak 0 (0 %) responden. Dari data di atas dapat 53 disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam berkomunikasi kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid selalu memberikan pesan yang jelas. Contoh dalam kesimpulan rapat, dihasilkan point-point kebijakan yang harus dilaksanakan kemudian. Tabel 22 Dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi isyarat No. Soal Alternatif Jawaban F P% 19 a. Selalu 2 5% b. Sering 3 7,5 % c. Kadang-kadang 4 10 % d. Tidak Pernah 13 77,5 % 40 100 % Jumlah Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab selalu jika kepala sekolah dalam berkomunikasi menggunakan isyarat kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid sebanyak 2 (5 %) responden, dan responden yang menjawab sering sebanyak 3(7,5 %) responden,, dan yang menjawab kadang-kadang 4 (10 %) dan tidak pernah sebanyak 31 (77,5 %) responden. Jadi data di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam berkomunikasi tidak pernah menggunakan komunikasi isyarat kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid. Contoh dalam rapat dilarang bisik-bisik. Tabel 23 Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi secara sekunder No. Soal Alternatif Jawaban F P% 20 a. Selalu 6 15 % b. Sering 9 22,5 % c. Kadang-kadang 21 52,5 % d. Tidak Pernah 4 10 % Jumlah 40 100 % Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa 6( 15 %) responden yang menjawab selalu, 9 (22,5 %) responden yang menjawab sering, yang menjawab kadang- 54 kadang 21 (52,5 %) responden bila kepala sekolah dalam berkomunikasi senantiasa mengunakan komunikasi sekunder, sedangkan 4 (10 %) responden yang menjawab tidak pernah. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam berkomunkasi kadang-kadang menggunakan komunikasi sekunder. Contoh surat pemberitahuan kepada wali murid mengenai rapat pemberitahuan keuangan sekolah. Tabel 24 Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan alat atau sarana sebagai media No. Soal Alternatif Jawaban F P% 21 a. Selalu 9 22,5 % b. Sering 4 10 % c. Kadang-kadang 15 37,5 % d. Tidak Pernah 12 30 % Jumlah 40 100 % Tabel di atas menunjukan bahwa responden yang menjawab selalu jika kepala sekolah dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan alat atau sarana sebagai media kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid, sebanyak 9 (22,5 %) responden, 4 (10 %) responden yang menjawab sering , 15 (37,5 %) yang menjawab kadang-kadang dan yang menjawab tidak pernah ,sebanyak 12 (20 %) responden. Jadi dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam berkomunikasi kadang-kadang menggunakan alat atau sarana sebagai media kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid. Contoh dengan adanya majalah dinding (mading) dan papan pengumunan yang memuat hal-hal yang dianggap penting dan mendesak bisa diumumkan dan dapat dikomunikasikan dengan cepat. 55 Tabel 25 Dalam menjalin komunikasi senantiasa menggunakan komunikasi secara Vertikal No. Soal Alternatif Jawaban F P% 22 a. Selalu 20 50 % b. Sering 9 22,5 % c. Kadang-kadang 11 27,5 % d. Tidak Pernah 0 0% Jumlah 40 100 % Berdasarkan informasi dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab selalu 20 (50 %) responden jika kepala sekolah dalam menjalin komunikasi dengan Bapak/Ibu guru dan wali murid senantiasa menggunakan komunikasi vertical ,dan yang menjawab sering 9 (22,5 %) responden , 11 (27,5 %) responden yang menjawab kadang-kadang, sedangkan yang menjawab tidak pernah 0 (() %) responden . Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam menjalin komunikasi dengan Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid selalu menggunakan komunikasi vertical. Contoh perintah kepala sekolah bagi para guru yang mengajar mata pelajaran yang diujikan Negara agar melaksanakan pendalaman materi diluar jam belajar-mengajar, sehingga nantinya diharapkan siswa akan lebih siap dalam menghadapi ujian tersebut. Tabel 26 Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi secara horizontal No. Soal Alternatif jawaban F P% 23 a. Selalu 16 40 % b. Sering 11 27,5 % c. Kadang-kadang 7 17,5 % d. Tidak Pernah 6 15 % Jumlah 40 100 % Di lihat dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab selalu sebanyak 16 (40 %) responden, 11 (27,5 %) responden yang menjawab 56 sering dan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 7 (17,5 %), sedangkan 6 (15 %) responden yang menjawab tidak pernah jika kepala sekolah dalam menjalin komunikasi denga Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid menggunakan komunikasi horizontal. Dari data di atas dapa disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam menjalin komunikasi dengan Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid selalu menggunakan komunikasi horizontal. Contoh sumbang saran dan pengarahan kepala sekolah kepada para guru yang nantinya akan menjadi acuan baik bagi para guru maupun bagi kepala sekolah sehingga tujuan bersama akan dapat tercapai. Tabel 27 Dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi secara diagonal No. Soal Alternatif Jawaban F P% 24 a. Selalu 15 37 ,5% b. Sering 9 22,5 % c. Kadang-kadang 12 30 % d. Tidak Pernah 4 10 % 40 100 % Jumlah Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jika kepala sekolah dalam menjalin komunikasi dengan Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid menggunakan komunikasi diagonal sebanyak 15 (37,5 % responden yang menjawab selalu, 9 (22,5 %) yang menjawab sering, yang menjawab kadang-kadang 12 (30 %) responden, sedangkan yang menjawab tidak pernah 4 (10 %) responden jika kepala sekolah dalam menjalin komunikasi dengan Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid mengunakan komunikasi diagonal. Jadi dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid selalu menggunkan komunikasi diagonal. Contoh rapat konsultasi siswa dan guru dalam memberikan pengarahan, dimana nantinya siswa akan mendapat masukan dari berbagai arah, baik dari guru nya sendiri maupun pihak lain, seperti teman dan keluarga serta kepala sekolah. 57 Tabel 28 Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi searah No. Soal Alternatuf Jawaban F P% 25 a. Selalu 19 47,5 % b. Sering 16 40 % c. Kadang-kadang 3 7,5 % d. Tidak Pernah 2 5% 40 100 % Jumlah Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab selalu jika kepala sekolah dalam berkomunikasi kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid senantiasa menggunakan komunikasi searah sebanyak 19 (47,5 %) responden, yang menjawab sering 16 (40 %) responden , sedangkan responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 3 (7,5 %) responden, dan 2 (5 %) responden yang menjawab tidak pernah. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam berkomunikasi kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid senantiasa (selalu) menggunakan komunikasi searah,cohtoh kepala sekolah dalam memberikan instruksi dalam rapat, agar para guru dan wali murid tidak berisik Tabel 29 Senantiasa menggunakan komunikasi dua arah dalam berkomunikasi No. Soal Alternatif Jawaban F P% 26 a. Selalu 21 52,5 % b. Sering 9 22,5 % c. Kadang-kadang 9 22,5 % d. Tidak Pernah 1 2,5 % Jumlah 40 100 % Berdasarkan tabel di atas bahwa responden yang menjawab selalu 21 (52,5 %) responden jika kepala sekolah dalam berkomunkasi senantiasa menggunakan komunikasi dua arah kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid, 9 (22,5 %) responden yang menjawab sering, yang menjawab kadang-kadang 9 58 (22,5 %) responden dan 1 (2,5 %) responden yang menjawab tidak pernah. Data di atas menunjukan bahwa kepala sekolah dalam berkomunikasi senantiasa (selalu) menggunakan komunikasi dua arah dengan Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid. Contoh dalam menentukan kebijakan yang menyangkut kepentingan siswa dan wali murid, hal ini diciptakan dengan membentuk komite sekolah dimana nantinya komunikasi pihak sekolah dengan orang tua wali murid akan terakomodasi dengan baik, karena keduanya akan saling memberi masukan dan saran demi kepentingan bersama. Tabel 30 Dalam menjalin komunikasi menggunakan komunikasi bebas No. Soal Alternatif Jawaban F P% 27 a. Selalu 20 50 % b. Sering 15 37,5 % c. Kadang-kadang 5 12,5 % d. Tidak Pernah 0 % Jumlah 40 100 % Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa yang menjawab selalu 20 (50 %) responden jika kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid menggunakan komunikai bebas, yang menjawab sering 15 (37,5 %) responden, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 5 (12,5 %)responden, 0 (0 %) responden yang menjawab tidak pernah. Data di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid selalu menggunakan komunikasi bebas. Contoh dalam menyusun rencana kegiatan baik yang sifatnya ke dalam proses belajar mengajar atau pun kegiatan yang menyangkut kepentingann siswa, misalnya menentukan tempat melaksanakan latihan dasar kepemimpinan (LDK) bagi siswa yang ingin menjadi anggota OSIS. 59 Tabel 31 Dalam berkomunikasi mengggunakan komunikasi tertulis No. Soal Alternatif Jawaban F P% 28 a. Selalu 13 32,5 % b. Sering 11 30 % c. Kadang-kadang 14 35 % d. Tidak Pernah 2 5% Jumlah 40 100 % Tabel di atas, bila digambarkan dengan kalimat, maka dapat didefinisikan bahwa 13 (32,5 %) responden yang menjawab selalu jika komunikasi kepala sekolah dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi tertulis 11 (30 %) responden yang menjawab sering, 14 (35 %) responden yang menjawab kadangkadang, sedangkan 2 (5 %) yang menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan bapak/Ibu guru,staf dan wali murid kadang-kadang menggunakan komunikasi tertulis , ini terbukti dari responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 14 (35%) responden. Contoh peraturan-peraturan tata tertib yang menyangkut kepentingan siswa dan guru dalam proses belajar mengajar, misalkan harus menggunakan pakaian seragam sesuai dengan peraturan hari-hari sekolah/. Tabel 32 Dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi secara lisan No. Soal Alternatif Jawaban F P% 29 a. Selalu 35 87,5 % b. Sering 5 12,5 % c. Kadang-kadang 0 0% d. Tidak Pernah 0 0% Jumlah 40 100 % Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab selalu 35(87,5 %) jika dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan komunikasi secara lisan dengan Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid dan 5 60 (12,5 %) responden yang menjawab sering, sedangkan tidak ada responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu mengunakan komunikasi secara lisan dengan Bapak/Ibu guru, staf serta wali murid untuk menyampaikan saran kepada kepala sekolah.Contoh rapat semester dalan menentukan kebijakan penilaian siswa Tabel 33 Senantiasa menggunakan komunikasi satu arah dalam berkomunikasi No. Soal Alternatif Jawaban F P% 30 a. Selalu 19 47,5 % b. Sering 12 30 % c. Kadang-kadang 6 15 % d. Tidak Pernah 3 7,5 % Jumlah 40 100 % Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab selalu jika kepala sekolah dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi satu arah kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid sebanyak 19 (47,5 %) responden, dan 12 (30 %) responden yang menjawab sering, yang menjawab kadang-kadang 6 (15 %) responden, sedangkan yang menjawab tidak pernah 3 (7,5 %). Jadi dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam berkomunikasi selalu menggunakan komunikasi satu arah kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid. Contoh dalam membuat silabus, menentukan penilain siswa, tata cara mengajar C. Interprestasi Data Hasil Penelitian Dari sebaran data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif yang baru dibahas adalah nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau gambaran masing-masing aspek yang diteliti berdasarkan tanggapan respoden. 61 Tabel 34 Nilai rata-rata skor berdasarkan indikator Dimesi Indikator Kemampuan NH NS (NS/NH)*100% 1. Peran Kepala Sekolah 4x4=16 520 : 40 13 13 x100% 16 = 81,25% 2. Fungsi Kepala Sekolah 11x4=44 1254 : 40 31,35 31,35 x100% 44 = 71,25% 3. Proses Kumunikasi 6x4=24 617 : 40 15,42 15,42 24 Kepala Sekolah dalam Berkomunikasi x100% = 64,27% 4. Jenis-jenis Komunikasi 9x4=36 1135 : 40 28,37 28,37 36 x100% = 78,82% Tabel 35 Penilaian berdasarkan indicator di atas, maka dapat disimpulkan nilai rata-rata skor penilaian berdasarkan Variabel penelitian sebagai berikut. Dimesi NH NS (NS/NH)*100% Kemampuan Kepala Sekolah 30x4=120 3526 : 40 88,15 88,15 x100% 120 = 73,46% dalam Berkomunikasi Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada sebagian dari civitas akademika sekolah yang menjadi sampel, penulis melakukan analisis data yang merupakan bagian yang penting dalam metode ilmiah untuk menjawab masalah penelitian. Dari hasil penelitian yang didapatkan dari penyebaran angket mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan civitas akademika sekolah diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 62 a. Peran Kepala Sekolah Dalam menjalankan perannya sebagai kepala sekolah baik hal ini terlihat dari hasil angket bahwa sebagian besar civitas akademika sekolah merasa puas atas kemampuan kepala sekolah dalam menjalin komunikasi dengan civitas akademika sekolah. Dalam hal bahwa peran kepala sekolah yang mempunyai tiga unsur yaitu: kepala sekolah mampu menciptakan harmonis,bertanggung jawab dan bekerja sama dengan baik suasana berjumlah sebanyak 81,5%, terbukti bahwa peran kepala sekolah SMK Sumpah Pemuda memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik. b. Fungsi Kepala Sekolah Dalam sebuah pendidikan fungsi kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu fungsi kepala sekolah di SMK Sumpah Pemuda cukup baik, ini dilihat dari hasil penelitian yang melalui angket tentang fungsi kepala sekolah, dimana para responden yang menjawab fungsi kepala sekolah mencakup, membina, membuat perencanaan, melakukan berbagai pengawasan, memberikan motivasi, berjumlah 71,25 % responden. b. Proses Komunikasi Di dalam suatu lembaga pendidikan proses komunikasi sangat penting, karena proses komunikasi adalah salah satu penunjang berjalannya kegiatan belajar mengajar.Seorang pemimpin suatu lembaga pendidikan harus mampu memahami proses komunikasi dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Proses komunikasi yang dilakukan Kepala Sekolah SMK Sumpah Pemuda cukup baik, ini terbukti dari hasil data penelitian yang melalui angket tentang proses komunikasi berjumlah 64,27 % responden. c. Jenis-jenis Komunikasi Dalam sebuah pendidikan mempunyai bentuk-bentuk komunikasi yang bermacam-macam,dan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah SMK Sumpah Pemuda dengan baik, ini terbukti dari hasil penelitian yang 63 menjawab positif terhadap pernyataan jenis-jenis komunikasi yang mencakup komunikasi internal dan eksternal berjumlah 78 ,82% responden. Kepala sekolah yang baik merupakan salah satu kunci untuk menciptakan hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat secara efektif. Keberhasilan kepala sekolah ditentukan oleh pimpinannya dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah dan untuk meningkatkan hubungan antara atasan dengan bawahan, maka kepala sekolah harus mampu menjalankan komunikasi yang efektik kepada civitas akademika sekolah. Dan jumlah hasil penelitian indicator berjumlah 73, 64% responden.ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan civitas akademika sekolah berjalan dengan cukup baik. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan civitas akademika sekolah berjalan dengan “ cukup baik” hal ini terbukti dari hasil skor 73,46 % responden yang menjawab, bahwa kepala sekolah dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai kepala sekolah dalam berkomunikasi cukup baik. 2. Berdasarkan hasil wawancara kemampuan komunikasi kepala sekolah dalam menjalin komunikasi dengan civitas akademika terlihat “ cukup baik” hal ini terbukti dari hasil jawaban wawancara kepala sekolah diantaranya : a. Dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan komunikasi bebas dalam sehari-hari serta megunakan komunikasi vertical dalam keadaan formal. b. Setiap dalam mengambil keputusan kepala sekolah melibatkan civitas akademika sekolah dalam segala hal, baik yang bersifat formal atau non formal. c. Dalam setiap pengambilan keputusan terlebih dahulu di komunikasikan dan disosialisasikan kepada civitas akademika sekolah. 64 65 B. Saran Tinggi rendahnya prestasi sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah peranan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan.Berdasarkan temuan dan kesimpulan yang berkaitan dengan hal ini, maka penulis menyampaikan saransaran sebagai berikut : 1. Bagi Kepala sekolah sebaiknya lebih meningkatkan kerja sama dalam menjalankan proses belajar mengajar. 2. Bagi civitas akademika sekolah (guru, staf dan wali murid) pergunakanlah komunikasi yang ada untuk menyampaikan saran dan pesan kepada kepala sekolah. 66 DAFTAR PUSTAKA Ade yati Nurhayati, Koswara. Manajemen Lembaga Pedidikan, Bandung : Parro Gading,Cet. 1 Arikonto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT. Rineka Cipta, Cet.10, 1996. Cangara, Hafied. Penganta Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, Cet. 6, 2005. Cepi Triatna dan Aan Komariah. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, Bandung : PT Bumi Aksara. Cet.1,2005 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.Cet.3, 1990. Danim, Sudarwan, Menjalin Komunikasi Pembelajaran (Kepemimpinan Transformasional dalam komunitas Organisasi Pembelajaran), Jakarta : PT BUmi Aksara,2003 Effendy, Onong Uchjana . Ilmu KomunikasiTeori dan Praktek, Bandung : Remaja Rosda Karya, Cet. 13, 1994. Faisal,Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial, Jalarta : PT Raja Grafindo Persada Cipta, 2007. http://metodemengajarberdasarkantipologibelajarsiswa.researchengines.com/2004/20/10 http://kepemimpinankepalasekolah.fuddin.wordpress. com/2010/15/03. Husna, Asmara. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta : Ghalia Indonesia, Cet. 3, 1985. Kartono, Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan “ Apakah Pemimpin Abnormal Itu ?, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Cet.6, 1991. Mulyana, Dedy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung ; PT. Remaja Rosda Karya.Cet.2, 2001. Mulyasa,E,Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung : PT Remaja RosdaKarya,2006 Mulyasa,E, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung :PT Remaja Rosda Karya, 2005 66 67 Marianne Coleman dan Tony Bush, Manajemen Srtategi Kepemimpinan Pendidikan, Banguntapan Jogjakarta : IRCisoD. Cet.1, 2006. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, Cet.3, 1990. Roudhonah, Ilmu Komunikasi,Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press. Cet,1. Sudrajat dan M subhana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung : CV Pustaka Setia.Cet.3,2009. Veithzal, Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta : PT Grafindo Persada, Ed .2, 2007. Wahjonosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1999 DAFTAR PUSTAKA Ade yati Nurhayati, Koswara. Manajemen Lembaga Pedidikan, Bandung : Parro Gading,Cet. 1 Arikonto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT. Rineka Cipta, Cet.10, 1996. Cangara, Hafied. Penganta Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, Cet. 6, 2005. Cepi Triatna dan Aan Komariah. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, Bandung : PT Bumi Aksara. Cet.1,2005 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.Cet.3, 1990. Danim, Sudarwan, Menjalin Komunikasi Pembelajaran (Kepemimpinan Transformasional dalam komunitas Organisasi Pembelajaran), Jakarta : PT BUmi Aksara,2003 Effendy, Onong Uchjana . Ilmu KomunikasiTeori dan Praktek, Bandung : Remaja Rosda Karya, Cet. 13, 1994. Faisal,Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial, Jalarta : PT Raja Grafindo Persada Cipta, 2007. http://metodemengajarberdasarkantipologibelajarsiswa.researchengines.com/2004/20/10 http://kepemimpinankepalasekolah.fuddin.wordpress. com/2010/15/03. Husna, Asmara. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta : Ghalia Indonesia, Cet. 3, 1985. Kartono, Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan “ Apakah Pemimpin Abnormal Itu ?, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Cet.6, 1991. Mulyana, Dedy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung ; PT. Remaja Rosda Karya.Cet.2, 2001. Mulyasa,E,Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung : PT Remaja RosdaKarya,2006 Mulyasa,E, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung :PT Remaja Rosda Karya, 2005 66 67 Marianne Coleman dan Tony Bush, Manajemen Srtategi Kepemimpinan Pendidikan, Banguntapan Jogjakarta : IRCisoD. Cet.1, 2006. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, Cet.3, 1990. Roudhonah, Ilmu Komunikasi,Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press. Cet,1. Sudrajat dan M subhana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung : CV Pustaka Setia.Cet.3,2009. Veithzal, Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta : PT Grafindo Persada, Ed .2, 2007. Wahjonosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1999