Kemampuan Kepala Sekolah Dalam Menjalin Komunikasi Dengan

advertisement
KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENJALIN
KOMUNIKASI DENGAN CIVITAS AKADEMIKA
SEKOLAH
(Studi Kasus SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat)
Yusmiati
104018200647
Program Studi Manajemen Pendidikan
Jurusan Kependidikan Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah
Jakarta
2011/2012
ABSTRAK
Yusmiati,Nim 104018200647,judul skripsi “Kemampuan Kepala Sekolah dalam
menjalin Komunikasi dengan Civitas Akademika Sekolah”(Studi Kasus SMK
Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat)”,Jurusan KI-Manajemen Pendidikan
Islam.Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan , UIN Syarifhidatullah Jakarta.
Kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi adalah kesanggupan seorang
pemimpin untuk menyampaikan pesan kepada orang lain atau civitas akademika
sekolah, komunikasi yang baik akan menghasilkan pesan yang berkualitas karena dapat
ditangkap si penerima, dalam hal ini informasi yang akan disampaikan sesuai dengan
tujuan yang ingin disampaikan.
Tujuan sekolah yang ingin dicapai akan terwujud apabila terdapat komunikasi yang
baik antara kepala sekolah dengan civitas akademika sekolah. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara berkomunikasi secara Internal dan Eskternal.
Skripsi ini membahas tentang kemampuan kepala sekolah dalam menjalin
komunikasi dengan civitas akademika sekolah di SMK Sumpah Pemuda. Adapun
tujuannya adalah untuk mendapak kesimpulan dan informasi yang signifikan tentang
kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan civitas akademika sekolah di
SMK Sumpah Pemuda Jakarta yaitu dengan menggunakan komunikasi vertikal,
horizontal, diagonal,searah, dua arah, bebas, terkait dan komunikasi tertulis.
Penelitian ini dilakukan di SMK Sumpah Pemuda adapun subjek penelitiannya
adalah guru, karyawan, staf, dan wali murid (civitas akademika sekolah). Adapun
metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, pengumpulan data pada
penelitian adalah penelitian lapangan yang meliputi,observasi, angket dan wawancara
kepada Kepala Sekolah
.Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah tersebut, diperoleh
keterangan bahwa SMK Sumpah Pemuda ini pada tahun 1993 merupakan sebuah
yayasan yang didirikan oleh KH. Ma’mun HK tetapi pada tanggal 21 September 1995
yayasan ini diresmikan untuk bergerak dibidang pendidikan dan dalam berkomunikasi
kepala sekolah menggunakan komunikasi bebas dalam sehari-sehari sedangkan dalam
keadaan formal menggunakan komunikasi vertical dan dalam mengambil keputusan
kepala sekolah terlebih dahulu mengkomunikasikan dan mensosialisasikan serta
dimusyawarahkan kepada civitas akademika sekolah.
Kata Kunci :Kemampuan dalam berkomunikasi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat
dan karunia-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi dengan judul “Kemampuan Kepala Sekolah dalam Menjalin
Komunikasi dengan Civitas Akademika Sekolah”(StudiKasus SMK SUMPAH
PEMUDA Joglo Jakarta Barat)
Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada revolusioner Islam Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman
yang Islamiyah dan Ilmiyah.
Penulisan skripsi ini dimaksud untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan program Sarjana KI-Manajemen Pendidikan Universitas Islam
Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus sebagai wujud serta partisipasi
penulis dalam mengembangkan ilmu-ilmu yang telah penulis peroleh selama di
bangku kuliah.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya akan kemampuan dan
kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulisan ini tidak lepas
dari bantuan, bimbingan, saran serta motivasi semua pihak baik langsung maupun
tidak langsung dalam membantu penyusunan skripsi ini.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dengan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1) Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
2) Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan dan seketaris ketua jurusan
Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3) Dra. Nurlena Rifa’I, M.A,Ph.D dan Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd sebagai
pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu dan arahan kepada penulis.
4) Hasyim Asy’ari, M.Pd., sebagai dosen Penasehat Akademik.
5) Seluruh dosen dan staf jurusan Kependidikan Islam program studi manajemen
pendidikan yang telah memberikan banyak waktunya kepada penulis.
6) Drs. Dasahri, M.Pd. yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian di sekolah tersebut.
7) Kedua orang tua ku Bapak H.Asbih (Alm) dan Ibu ku Hj. Maisaroh, dan Bapak
H. Rojalih dan Ibu Hj. Siti Rohimi, yang telah memberikan semangat kepada
penulis agar penulis cepat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8) Babehnya Adhwa yang bernama Yahya, ST yang telah memberikan
pengertianya dan semangat kepada penulis.
9) Anak ku tercinta Adhwa Nur Azkiya Azmy, berkat kehadirannya membuat
penulis semangat untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
10) Terimakasih kepada adik-adikku Arif, Rahmat, Neng Nur dan Neng Ziah yang
telah memberikan motivasi kepada penulis.
11) Temen -temen KI-manajemen pendidikan angkatan 2004.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis sadar betul bahwa yang ada dalam skripsi
ini masih banyak kekurangan, baik dari segi penulisan, bahasa dan lainlain. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Jakarta 15 Agustus 2011
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI……………………
LEMBAR PERNYATAAN KARYA PENULIS……………………………
UJI REFERENSI………………………………………………………………
ABSTRAK……………………………………………………………..………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
DAFTAR TABEL………………………………………………………………
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
x
BAB
PENDAHULUAN ...................................................................
1
A.
Latar Belakang ................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...........................................................
6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................
7
KAJIAN TEORI .....................................................................
8
A. Kemampuan Kepala Sekolah ..............................................
8
BAB
I
II
1.
Pengertian Kemampuan Kepala Sekolah ..............
8
2.
Peran Kepala Sekolah .............................................
12
3.
Fungsi Kepala Sekolah ...........................................
13
B. Komunikasi .........................................................................
18
1.
Pengertian Komunikasi ...........................................
18
2.
Proses komunikasi ..................................................
20
3.
Jenis-jenis Komunikasi ..........................................
22
4.
Unsur-unsur Komunikasi ........................................
25
C. Civitas Akademika Sekolah ...............................................
26
1.
Kepala Sekolah .......................................................
26
2.
Tenaga Pengajar ( Guru ) ........................................
26
3.
Para Siswa ..............................................................
27
4.
Para Staf atau Karyawan .......................................
27
5.
Orang tua ................................................................
28
D. Kerangka Berfikir ..............................................................
28
viii
BAB
BAB
III
IV
METODOLOGI PENELITIAN ............................................
30
A.
B
Tujuan Penelitian.............................................................
Waktu danTempat Penelitian .........................................
30
30
C.
MetodePenelitian .............................................................
30
D.
Sumber Data.....................................................................
31
E.
Teknik Pengumpulan Data ................................................
31
F. Instrumen Penelitian ...........................................................
33
G.
33
Tehnik Pengolahan Data dan Tehnik Analisa Data .......
HASIL PENELITIAN ............................................................... 36
A.
B.
Gambaran Sekolah SMK Sumpah Pemuda ........................ 36
1.
Sejarah Berdirinya SMK Sumpah Pemuda ................ 36
2.
Visi dan Misi SMK Sumpah Pemuda ........................ 37
3.
Keadaan Guru ............................................................ 37
4.
Keadaan Karyawan .................................................... 39
5.
Keadaan Siswa ........................................................... 40
6.
Keadaan Sarana dan Prasarana .................................. 40
7.
Struktur Organisasi ................................................... 41
Deskripsi Hasil Penelitian ................................................... 41
1.
Hasil Wawancara ....................................................... 41
2.
Analisis Angket .......................................................... 42
D. Interprestasi Data Hasil Penelitian .................................................. 60
BAB
V
PENUTUP................................................................................... 64
A.
Kesimpulan ........................................................................ 64
B.
Saran-saran .......................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
66
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
18
19
20
21
22
23
24
Tabel 25
Tabel 26
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Kisi-kisi Instrumen ...............................................................................
Data Tenaga Guru SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat ...........
Data Siswa SMK Sumpah Pemuda.......................................................
Menciptakan hubungan yang harmonis ................................................
Menciptakan suasana yang demokratis dalam berkomunikasi ............
Bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya ...............................
Bekerja sama dalam menjalankan proses belajar mengajar .................
Memberikan saran yang positif ............................................................
Mendidik civitas akademika dengan baik.............................................
Menunjukan kepribadian yang baik......................................................
Memberikan pengarahan yang baik ......................................................
Dalam mengambil keputusan terlebih dahulu dimusyawarahkan ........
Dalam membuat perencanaan sesuai dengan tujuan bersama ..............
Membuat perencanaan yang bagus .......................................................
Ide-ide kepala sekolah bermanfaat untuk yang lain .............................
Melakukan pengawasan terhadap proses belajar mengajar ..................
Berusaha mencari penyelesaian masalah melalui komunikasi
tanpa menghambattujuan,keputusan maupun kemajuan bersama…. ..
Memberikan motivasi ..........................................................................
Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komuniaksi primer ...
Dalam berkomunikasi menggunakan bahasa yang baik .......................
Dalam berkomunikasi memberikan pesan yang baik ...........................
Dalam berkomunikasimenggunakan bahasa isyarat .............................
Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi sekunder
Dalam berkomunikasi senantiasamenggunakan alat atau sarana
sebagai media…………........................................................................
Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi vertikal .
Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi secara
horizontal…………………………………………………………….
Dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi diagonal .................
Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi searah ...
Senantiasa menggunakan komunikasi dua arah dalam berkomunikasi
Dalammenjalin komunikasi menggunakan komunikasi bebas .............
Dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi tertulis ....................
Dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi secara lisan ............
Senantiasa menggunakan komunikasi satu arah dalam berkomunikasi
Nilai rata-rata skor berdasarkan indicator……………………………
Nilai rata-rata skor berdasarkan variable penelitian………………….
x
33
38
40
42
43
43
44
44
45
45
46
47
47
48
49
49
50
50
51
52
52
53
53
54
55
55
56
57
57
58
59
59
60
61
61
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan salah satu sarana yang penting dalam kehidupan
manusia. Komunikasi merupakan unsur yang mendorong kemajuan peradaban
manusia, dan tanpa komunikasi peradaban manusia tidak akan berkembang pesat.
Dalam berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat atau di mana saja manusia berada. Manusia
merupakan makhluk sosial yang membutuhkan keberadaan orang lain, ia tidak
mampu hidup sendiri.
Melalui kemampuan berkomunikasi menjadikan kehidupan manusia berbeda
secara signifikan dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Komunikasi tidak
diragukan lagi merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap orang yang
menginginkan kesuksesan didalam hidupnya.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri, begitu juga
halnya bagi suatu organisasi. Di dalam organisasi, komunikasi menjadi sarana untuk
mengarahkan dan mengendalikan setiap kegiatan. Komunikasi juga dapat menjadi
sarana untuk memahami tujuan organisasi dan mempengaruhi orang-orang untuk
meyakini bahwa tujuan organisasi di masa depan merupakan hal yang berharga untuk
diperjuangkan. Melalui komunikasi yang efektif setiap orang di dalam organisasi
1
2
akan memiliki pemahaman dan perspektif yang sama dalam memahami visi dan misi
organisasi di masa depan.
Bagi seorang pemimpin, keterampilan berkomunikasi merupakan hal yang
tidak bisa di tawar-tawar lagi. Dan merupakan hal yang mutlak untuk dikuasai secara
baik. Pemimpin harus sukses dalam mengkomunikasikan visinya kepada orang lain.
Pemimpin dapat mengarahkan perhatian bawahan secara langsung dengan
menanamkan kepercayaan dan keyakinan bahwa visi masa depan merupakan sesuatu
yang sangat berharga.Dalam dunia pendidikan, komunikasi terasa sangat
penting.Tujuan dari lembaga pendidikan akan tercapai apabila nuansa-nuansa
komunikasi sangat hidup di dalamnya, baik itu komunikasi antara atasan dengan
bawahan atau bawahan dengan bawahan.
Tujuan pendidikan akan dapat tercapai apabila adanya komunikasi yang sehat
dan baik antara kepala sekolah dengan guru, karyawan dengan guru akan turut
membantu perkembangan kinerja guru di sekolah, dan dengan adanya keterbukaan
dan pengertian maka guru akan merasa dirinya lebih akrab dengan kepala sekolah.
Di antara pakar yang membicarakan masalah kepemimpinan adalah
Koontz, O’Donnel dan Weihrich. Di dalam bukunya yang berjudul
Management,cetakan ketujuh, tahun 1980, antara lain dikemukakan, bahwa
yang dimaksud dengan kepemimpinan secara umum merupakan pengaruh, seni
atau proses mempengaruhi orang lain, sehingga mereka dengan penuh kemauan
berusaha kearah tercapainya tujuan organisasi. 1
Definisi dari kepemimpinan itu sendiri bervariasi sebanyak orang yang
mencoba mendifinisikan konsep kepemimpinan.Definisi kepemimpinan secara
luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budaya. Selain itu juga mempengaruhi
interprestasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian
dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja
sama dan kerja kelompok, peroleh dukungan dan kerja sama dari orang –orang
di luar kelompok atau organisasi. 2
1
Wahjosumidjo,Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada,1999),h.103.
2
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada,2007). Edisi ke-2, h.2.
3
Salah satu peran kepala sekolah adalah sebagai seorang pejabat formal atau
sebagai pemimpin formal. Sebab itu, kedudukannya yang formal, pengangkatan,
pembinaan , dan tanggung jawabnya terikat oleh serangkaian berbagai ketentuan dan
prosedur.
“Kemampuan kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor penentu utama
pemberdayaan guru dan peningkatan mutu proses dan produk pembelajaran. Kepala
sekolah adalah orang yang paling bertanggung jawab apakah guru dan staf sekolah
dapat bekerja sama secara optimal” 3
Kepala Sekolah tidak akan terlepas dari tanggung jawabnya sebagai manajer
dibidang pengajaran dan pengembangan kurikulum, administrasi kesiswaan,
administrasi perlengkapan serta organisasi sekolah. Kepala sekolah dalam perannya
harus mendapatkan kejelasan mengenai apa yang harus ia lakukan, pertalian dengan
tuntutan-tuntutan dari manajer kependidikan yang lebih atas dan orang tua peserta
didik terhadap prestasi belajar, menyikapi tuntutan tersebut kepala sekolah juga harus
memandang rasional sebagai pelindung guru dari ancaman luar.
“Kepala sekolah
dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan
mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat
guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efesien” 4
Dalam paradigma manajemen pendidikan, perubahan akan terjadi dan
berjalan dengan baik, jika kepala sekolah mampu berperan sebagai pemimpin
yang visioner, yang memikili gambaran tentang sekolah yang dicita-citakan,
serta mampu membimbing, mendorong dan mengorganisasikan tenaga
kependidikan,masyarakat, dan lingkungan sekitar dengan baik. 5
Menurut H.G. Hick delapan rangkaian peranan kepemimpinan ( leadership
function), yaitu adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai
katalisaor menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan
bersedia menghargai. 6
3
Sudarwan Danim, MenjadiKomunikasi Pembelajaran ( Kepemimpinan transformasional dalam
Komunitas Organisasi Pembelajaran), (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003 ). Cet.1,h.197.
4
E.Mulyasa, Menjadi kepala Sekolah Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006).
Cet.8, h.187.
5
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesiona…,h.187.
6
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah…,h.106.
4
Demikian pula dalam melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah harus selalu
memperhatikan berbagai faktor, seperti perundang-undangan, kebijaksanaan, serta
peraturan yang berlaku, variable internal dan eksternal, interaksi antara sumber daya
manusia, dan sumber material yang ada, efektivitas, kekuatan dan kelemahan serta
integrasi dan pengalaman.
Tugas-tugas kepala sekolah saling berhubungan
yang satu sama lain
memiliki kaitan erat, baik langsung maupun tidak langsung. Tugas-tugas dimaksud
adalah mengkoordinasi, mengarahkan dan mendukung hal-hal yang berkaitan dengan
tugas pokoknya yang sangat kompleks, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
Merumuskan tujuan dan sasaran –sasaran sekolah
Mengevaluasi kinerja guru
Mengevaluasi kinerja staf sekolah
Menata dan menyediakan sumber-sumber organisasi sekolah
Membangun dan menciptakan iklim psikologis yang baik antar komunitas
sekolah
6. Menjalin hubungan dan ketersntuhan kepedulian terhadp masyarakat
7. Membuat perencanaan bersama-sama staf dan komunitas sekolah 7
Sedangkan fungsi seorang kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab
tehadap atas kelancaran sekolah, tetapi ia juga berfugsi sebagai seorang (1) educator,
sebagai seorang educator kepala sekolah harus mampu memberikan dorongan kepada
seluruh tenaga pengajar untuk melaksananakan proses belajar mengajar yang baik. (2)
manajer,sebagai seorang manajer harus mampu melaksanakan dan membuat
perencanan-perencanaan, memimpin dan dapat mengendalikan para anggotanya. (3)
administrator, karena sebagai administrator memiliki hubungan yang erat dengan
pengelolahan, penyusunan, pendokumenan, keungan dan adinistrasi kesiswaan. (4)
supervisor, sebagai seorang supervisor ia harus dapat melakukan berbagai
pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. (5)
leader, sebagai leader ia haru dapat mengarahkan anggotanya untuk melaksanakan
tugasnya masing-masing, agar apa yang mereka lakukan dapat mencapai tujuan yang
telah ditentukan. (6) innovator, sebagai seorang innovator ia harus mampu
memberikan pembaharuan-pembaharuan dalam bidang pendidikan yang dapat
7
Sudarwan Danim, Menjadi Komunitas Pembelajaran…,h.197.
5
mendukung kegiatan belajar mengajar, dan (7) motivator, sebagai seorang motivator
ia harus mampu memberikan motivasi kepada anggotanya, untuk tetap bersemangat
dalam melaksanakan tugas. yang mana tujuh fungsi kepala tersebut akan dijelaskan
lebih lanjut pada bab selanjutny
Dari pengamatan penulis hubungan pengaruh timbal balik antara tingkat
partisipasi civitas akademika sekolah pendidikan sangat kurang, karena mereka
merasa kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan mereka cukup
baik.
Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk membina
komunikasi intern dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu bekerja
sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya. 8 upaya membina komunikasi
tidak sekedar untuk menciptakan kondisi yang menarik dan hangat, tetapi akan
mendapatkan makna yang mendalam dan berarti bagi pendidikan dalam suatu
sekolah. Dengan demikian, setiap personel dapat bekerja dengan tenang dan
menyenangkan serta terdorong untuk berprestai lebih baik, dan mengerjakan tugas
mendidiknya dengan penuh kesadaran.
Sebagai pemimpin dibidang pendidikan, seorang kepala sekolah harus
mampu membangkitkan dan menciptakan suasana komunikasi kerja yang tinggi,
menyenangkan, aman dan penuh semangat juga harus mampu mengembangkan
potensi yang ada pada diri bawahannya. Kepala sekolah sebagai pemimpin
membantu meningkatkan kinerja, kompetensi dan professionalisme kerja guru dapat
diawasi, dan juga segala permasalahan kerja yang dihadapi oleh guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar dapat dibantu pemecahannya
Keterampilan berkomunikasi yang baik menjadi sangat penting bagi kepala
sekolah untuk dapat mempengaruhi para guru dalam mencapai tujuan pendidikan
sehingga mampu meningkatkan komunikasi kerjanya di sekolah dan menyelesaikan
tugas-tugasnya dengan baik sebagai tenaga pengajar yang berimplikasi pada
peningkatan mutu pendidikan
8
Cet.,h.139.
E.Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005).
6
Dari permasalahan di atas penulis tertarik dan mencoba mengangkat sebuah
penelitian tentang “KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENJALIN
KOMUNIKASI DENGAN CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH ” ( Studi Kasus
SMK SUMPAH PEMUDA Joglo Jakarta Barat)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi berbagai masalah
terkait dengan partisipasi civitas akademika yang bersangkutan dengan pendidikan,
yaitu :
1. Pentingnya kemampuan komunikasi yang efektif.
2. Pentingnya komunikasi kepala sekolah dengan civitas akademika sekolah.
3. Intensitas komunikasi sangat mendukung terciptanya proses belajar mengajar.
4. Pentingnya komunikasi di dalam lembaga pendidikan.
5. Pentingnya komunikasi dalam mensosialisasikan program pendidikan.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
a. Pembatasan Masalah
1. Kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi.
2. Kemampuan kepemimpinan kepala sekolah dalam menjalin hubungan yang
harmonis dengan civitas akademika.
3. Civitas akademika disinilah adalah pihak-pihak yang terlibat dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah,diantaranya kepala sekolah,guru, staf,
siswa dan orang tua.
b. Perumusan Masalah
1. Bagaimana kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan civitas
akademika SMK Sumpah Pemuda ?
2. Apakah kepala sekolah dapat berkomunikasi secara baik dengan guru,staf dan
wali murid ?
3. Upaya apa saja yang dilakukan kepala sekolah dalam menjalin komunikasi
dengan civitas akademika ?
7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi.
2. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh kepala
sekolah
3. Untuk mengetahui upaya kepala sekolah dalam menjalin komunikasi yang
harmonis dengan civitas akademika.
b. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Kepala sekolah SMK Sumpah Pemuda, sebagai bahan
masukan dalam
menjalin hubungan komunikasi yang harmonis dan efektif terhadap semua
pihak yang berperan penting dalam pendidikan di sekolah tersebut
2. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literature serta menjadi bahan
acuan bagi rekan mahasiswa lainnya untuk pengembangan penelitian
selanjutnya yang relevan.
3. Penulis, dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan penulis.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kemampuan Kepala Sekolah
1. Pengertian Kemampuan Kepala Sekolah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa “kemampuan mempunyai
arti yaitu kesanggupan, kecakapan dan kekuatan." 1Jadi seorang kepala sekolah di
sini harus mempunyai kesanggupan dalam berkomunikasi dengan pihak-pihak
yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “kepala” yang dapat diartikan
ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga, dan "sekolah"
yaitu sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi
pelajaran.” 2Jadi secara umum kepala sekolah dapat diartikan pemimpin sekolah
atau suatu lembaga di mana tempat menerima dan memberi pelajaran.
Asmara Husna menjelaskan tentang arti "kepemimpinan pendidikan ialah
segenap kegiatan dalam mempengaruhi personal lingkungan pendidikan pada
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta : Balai
Pustaka, 1990).Cet.Ke3,.h.553.
2
http://kepemimpinankepalasekolah.fuddin.wodrpress.com/2010/15/03.
8
9
situasi tertentu agar melalui usaha kerja sama, mau bekerja dengan rasa tanggung
jawab dan ikhlas demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.” 3
Kepemimpinan atau leadership adalah setiap sumbangan terhadap
terwujudnya tercapainya tujuan –tujuan kelompok atau golongan. Atau dengan
kata lain “ kepemimpinan” tindakan atau perbuatan di antara perseorangan dan
kelompok, maju ke arah tujuan-tujuan tertentu.
Menurut Wahjosumidjo dalam praktek organisasi, kata “memimpin”
mengandung
konotasi
menggerakkan,
mengarahkan,
membimbing,
melindungi,membina, memberikan teladan, memberikan dorongan, memberikan
bantuan, dan sebagainya.4
Kepemimpinan tampak dalam proses di mana seorang mengarahkan,
membimbing, mempengaruhi atau mengusai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan
atau tingkah laku orang lain.
Pengaruh-pengaruh kepemimpinan itu dapat dibedakan atas :
a. Kepemimpinan tidak langsung (indirect leadership); seperti kepemimpinan
seorang ahli ilmu, seorang pengarang, seorang artis, dengan melalui
karangan-karangan atau buku-bukunya.
b. Kepemimpinan
langsung
(direct
leadership);
pengaruh-pengaruh
kepemimpinan ini dilakukan melalui sikap, perbuatan dan kata-kata secara
langsung terhadap anak buah atau pengikutnya. Kepemimpinan macam ini
disebut juga “ face to face leadership”. 5
Kepemimpinan
terkadang
dipahami
sebagai
kekuatan
untuk
menggerakkan dan mempengaruhi orang lain.Kepemimpinan sebagai sebuah alat,
sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu
secara sukarela atau sukacita. Ada beberapa faktor yang dapat mengerakkan
orang yaitu karena ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan.
3
Asmara, Husna, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, (Jakarta : Ghalia Indonesia. 1985).
Cet.Ke2, h.18.
4
http:// kepemimpinan kepalasekolah.fuddin.wordpress.com/2010/15/03.
5
M.Ngalim Purwanto dan Sutaadji Djojopranoto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Mutiara
Jakarta, 1984). Cet.10,h.33.
10
Kepemimpinan juga dikatakan sebagai proses mengarahkan dan
mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan
para anggota kelompok . Tiga implikasi penting yang terkandung dalam hal
ini yaitu :(1)Kepemimpinan itu melibatkan oramg lain baik itu bawahan
maupun pengikut,(2) kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan
antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang, karena anggota
kelompok bukanlah tanpa daya,(3) adanya kemampuan untuk menggunakan
bentuk kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi tingkah laku
pengikutnya melalui berbagai cara. 6
Dari definisi di atas, dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai
seorang pemimpin lembaga pendidikan harus bisa mempengaruhi orang lain
untuk bekerja sama dengannya dalam penyelenggaraan pendidikan. Maka
seorang kepala sekolah harus mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan
juga tepat dalam menggunakan srategi komunikasi karena pada dasarnya orang
yang menerima pesan berbeda-beda.
Jabatan kepala sekolah berbeda dengan pemimpin bisnis atau pemimpin
kemasyarakatan lainnya. Seorang pemimpin harus mampu mengatasi akan
terjadinya perubahan agar ia mampu menyesuaikan dengan keadaaan sehingga
organisasinya tetap hidup.
Kepemimpinan dan manajemen bukanlah merupakan terma yang
sinonim. Seseorang bisa menjadi pemimpin tanpa harus menjadi manajer.
Seseorang, misalnya, bias melaksanakan fungsi-fungsi simbolik,
inspirasional,
edukasional
dan
normative
pemimpin
yang
merepresentasikan kepentingan organisasi tanpa harus melakukan tugas
formal manajemen. Sebaliknya, seseorang bisa me- manage tanpa harus
memimpin. Seorang individu bisa memonitor dan mengontrol aktivitasaktivitas
organisasional,
membuat
keputusan-keputusan,
dan
mengalokasikan sumber-sumber daya tanpa harus melaksanakan fungsifungsi simbolik, normative, inspirasional,atau edukasional kepemimpinan
(schon,1984,hal.36). 7
Keahlian manajerial dengan kepemimpinan merupakan dua peran yang
berbeda. Seorang manajer yang baik adalah seorang yang mampu menangani
kompleksitas organisasi, dia adalah ahli perencanaan srtategis daan operasional
6
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2003).Cet.2,h.3.
7
Tony Bush dan Marianne Coleman, Manajemen Strategi Kepemimpinan Pendidikan,
(Banguntapan Jogjakarta: IRCiSoD, 2006).Cet.1,h.64.
11
yang jujur, mampu mengorganisasikan aktivitas organisasi secara terkodinasi,
dan mampu mengevaluasi secara reliable dan valid. Sedangkan pemimpin yang
efektif mampu membangun motivasi staf, menentukan arah, menangani
perubahan secara benar, dan menjadi katalisator (mempengaruhi atau
mengarahkan) yang mampu mewarnai sikap dan prilaku staf.
Dua peran itu dalam organisasi semestinya seperti dua sisi mata uang
yang tidak dapat dipisahkan karena tanpa keahlian manajerial, seorang pemimpin
akan kesulitan menetapkan langkah-langkah kerja rasional yang didasari oleh
nilai-nilai teoritis pengembangan organisasi. Kondisi itu dapat menimbulkan
kemandekan atau miss management karena dapat saja timbul kebocoran di sanasini yang diakibatkan kurangnya kemampuan pemimpin melakukan langkahlangkah manajerial. Sebaliknya, apabila seorang manajer tidak memiliki keahlian
memimpin maka lambat laun organisasi akankehilangan pamornya karena tidak
ada orang yang dijadikan rujukan, memberi motivasi, dan menentukan arah
organisasi.
Era desentralisasi adalah era perubahan yang memberikan peluang
besar kepada para pemimpin untuk mengembangkan nilai-nilai
kepemimpinan. Pada era ini berbagai tantangan dan ancaman yang datang
silih berganti memerlukan keteeguhan sikap dan kecerdasan menangkap
peluang dan merncang masa depan. Oleh karena itu, diperlukan pemimpin
yang sesuai dengan kondisi, yaitu memiliki komitmen kualitas dan selalu
mempebaharuinya sesuai dengan tuntutan stakeholders. 8
Kepala sekolah juga menghadapi situasi dan kondisi yang relatif stabil di
mana siswa tidak dapat cepat berubah, mereka sangat tergantung kepada susunan
atau program pengajaran yang telah ditentukan oleh pemeritntah, perubahan
program pengajaran hanya terjadi bila pemerintah memulainya.
Jadi seorang kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyai
kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah
sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.
8
Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta : PT
Bumi Aksara, 2005).Cet.1,h.75.
12
2. Peran Kepala Sekolah
Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala
sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa
yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan
masyarakat tentang sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha
membina dan mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah
dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efesien. Hubungan
yang harmonis ini akan membentuk 1) saling pengertian antara sekolah, orang
tua, masyarakat dan lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk
dunia kerja 2;) saling membantu antara sekolah masyarakat karena mengetahui
manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing; 3) kerja sama yang erat
antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa
ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah. 9
Kepala sekolah menurut Tabrani dalam perannya, tidak akan terlepas dari
tanggung jawab sebagai manajer dibidang pengajaran dan pengembangan
kurikikulum, administrasi kesiswaan, administrasi kepegawaian, hubungan
masyarakat, administrasi perencanaan sekolah dan perlengkapan serta organisasi
sekolah. Kepala sekolah dalam perannya harus mendapatkan kejelasan mengenai
apa yang harus ia lakukan, bertalian dengan tuntutan-tuntutan dari manajer
kependidikan yang lebih atas dan orangtua peserta didik terhadap prestasi belajar,
menyikapi tuntutan tersebut kepala sekolah juga harus memandang rasional
sebagai pelindung guru dari kecaman luar.
Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti mampu
menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Patah semangat, kehilangan
kepercayaan harus dapat dibangkitkan kembali oleh para kepala sekolah. Sesuai
dengan misi yang dibebankan kepada kepala sekolah, kepala sekolah harus
mampu membawa perubahan sikap prilaku, intelektual anak didik sesuai dengan
tujuan pendidikan.
9
E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya
2008).Cet.8,h.187.
13
Kepala sekolah pada hakikatnya adalah sumber semangat bagi para guru,
staf dan siswa. Oleh sebab itu kepala sekolah harus selalu membangkitkan
semangat, percaya diri terhadap para guru, staf dan siswa, sehingga mereka
menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias, bekerja secara
bertanggung jawab ke arah tercapainya tujuan sekolah.
Jadi, dalam peranannya kepala sekolah lebih memusatkan kepada citra
diri sebagai seorang pemimpin dalam tujuan mempengaruhi keseluruhan
komponen sekolah sehingga terjadi kerjasama yang konstrutif yaitu terwujudnya
sebuah nuansa yang harmonis dan kekeluargaan.
3. Fungsi Kepala Sekolah
Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya
sekolah secara teknis akademis saja. Akan tetapi, banyaknya masalah baru yang
timbul harus menjadi tanggung jawab kepala sekolah untuk dipecahkan dan
dilaksanakan.
Berdasarkan semakin kompleksnya masalah yang ada, maka fungsi
kepala sekolah adalah sebagai berikut :
a. Kepala Sekolah sebagai Edukator
Kepala sekolah sebagai educator harus memiliki strategi yang tepat
untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya.
Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasihat kepada warga
sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta
melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti
team teaching,
moving class, dan mengadakan program akselarasi bagi peserta didik yang
cerdas di atas normal.
Dan kepala sekolah sebagai seorang pendidik juga harus membina
para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin
dan watak(pembinaan mental), membina para tenaga kependidikan tentang
hal-ha lyang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai suatu perbuatan,
sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas masing-masing tenaga kependidikan
14
(pembinaan moral),membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan dan penampilan
mereka secara lahiriah (pembinaan fisik), dan membinan para tenaga
kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kepekan manusia
terhadap seni dan keindahan (pembinaan artistik).
Sebagai educator, kepala sekolah harus senantiasa berupaya
meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru.
Dalam hal ini faktor pengalaman akan sangat mempengaruhi
professionalisme kepala sekolah, terutama dalam mendukung
terbentuknya pemahaman tenaga kependidikan terhadap pelaksanaan
tugasnya. Pengalaman sesama menjadi guru, menjadi wakil kepala
sekolah, atau menjadi anggota organisasi kemasyarakatan sangat
mempengaruhi kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan
pekerjaannya, demikian halnya pelatihan dan penataran yang pernah
diikutinya. 10
b. Kepala Sekolah sebagai Manajer
Manajemen pada hakekatnya merupakan suatu proses merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha
paraanggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer,
kepala sekolah harus memiliki srtategi yang tepat untuk memberdayakan
tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi
kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk mening katkan
profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam
berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
c. Kepala Sekolah sebagai Administrator
Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat
erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat
pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah.
10
E.Mulyasa, Menjadi Kepala…,h.100.
15
Seperti pengelolahan kurikulum, personalia, kearsipan sampai pada
pengelolaan administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara
efektif dan efesien agar dapat menunjang produktivitas sekolah.
Untuk itu pula maka partisipasi guru dalam administrasi sekolah
sangat penting dan menjadi keharusan. Partisipasi dimaksud hendaknya
ditafsirkan sebagai kesempatan-kesempatan kepada para guru dan kepala
sekolah untuk memberi contoh tentang bagaimana demokrasi dapat
diterapkan untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan.
Apabila administrasi dipandang sebagai proses bekerja dengan orangorang dan mengkordinasikan usaha-usaha mereka ke dalam keseluruhan yang
bekerja efesien dan produktif, maka jelas bahwa tanggung jawab tidak dapat
lagi dipusatkan hanya satu orang belaka. Tanggung jawab harus disalurkan
secara luas di antara semua orang yang mengambil bagian dalam program
sekolah.
d. Kepala Sekolah sebagai supervisor
Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi-kondisi atau syaratsyarat yang esensi yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan
dan segala bantuan dari para pemimpin sekolah yang, yang tertuju kepada
perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personil lainnya di dalam
mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Melihat definisi tersebut, maka tugas
kepala sekolah sebagai supervisor bearti, kepala sekolah hendaknya pandai
meneliti,mencari dan menentukan syarat-syarat mana-mana sajakah yang
sangat diperlukan bagi kemajuan sekolahnya, sehingga tujuan-tujuan
pendidikan di sekolah itu maksimal mungkin dapat tercapai.
Dalam pelaksanaannya, supervisi bukan hanya mengawasi apakah
para guru-guru atau pegawai menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan instruksi atau ketentuan-ketentuan yang telah digariska, tetapi
juga berusaha bersama guru-guru, bagaimana cara-cara memperbaiki proses
belajar mengajar. Jadi dalam kegiatan sepervisi guru-guru tidak dianggap
sebagai pelaksanaan pasif, melainkan diperlukan sebagai partner bekerja yang
16
memiliki ide-ide, pendapat–pendapat dan pengalaman-pengalaman yang
perlu didengar dan dihargai serta diikut sertakan di dalam usaha-usaha
perbaiakan pendidikan.
Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus
mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk
meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan
pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di
sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan
pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar
para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih
berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya. 11
e. Kepala Sekolah sebagai Leader
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk
dan pengawasan, meningktkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka
komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Dan sebagai leader kepala
sekolah juga harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian,
keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan professional, serta pengetahuan
administrasi dan pengawasan.
f . Kepala Sekolah sebagai Inovator
Kepala sekolah sebagai innovator harus mampu menemukan, mencari,
dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah. Gagasan baru tersebut
moving class. Moving class adalah mengubah srtategi pembelajaran dari pola
kelas tetap menjadi kelas bidang studi, sehingga setiuap bidang studi
memiliki kelas tersendiri, yang melengkapi dengan alat peraga dan alat-alat
lainnya.
g. Kepala Sekolah sebagai Motivator
Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat
untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam
melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan
11
E.Mulyasa, Menjadi kepala…,h.,111.
17
melalui pengaturan lingkugan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin,
dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber
belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar (PSB).
"Fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing,
membangun motivasi kerja, mengemudikan orang, menjalin jaringan-jaringan
komunikasi yang baik, memberikan supervisi yang efesien, dan membawa
para pengikutnya pada sasaran yang dituju, sesuai dengan waktu dan
perencanaan". 12
Fungsi kepemimpinan di madrasah yaitu :
a. Kepala sekolah mampu mengarahkan segera sumber yang ada di
madrasah
b. Mengarahkan seluruh warga madrasah ( guru, murid, karyawan,
masyarakat, maupun aparat ) kearah pencapaian tujuan pendidikan.
c. Kepala sekolah juga berfungsi membimbing dalam membina warga
madrasah baik dalam pelatihan maupun pengembangan.
d. Memberikan dorongan agar segenap warga madrasah mau dan mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik.
e. Memberikan bantuan dalam bentuk ide, keterampilan, dana maupun
sarana pendidikan pada segenap warga lembaga pendidikan tersebut.
f. Memberi penghargaan dalam bentuk moral maupun material yang sesuai
dengan kemampuan madrasah.
Dari beberapa uraian fungsi diatas dapat disimpulkan bahwasannya
kepala sekolah juga mempunyai fungsi penting terlebih dengan masyarakat
eskternal dalam hal ini adalah orang tua siswa. Kepala sekolah berfungsi
untuk menjalin komunikasi yang baik, mengemudikan orang lain,
mengarahkan segenap warga lembaga pendidikan tersebut termasuk orang
tua siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.
12
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimnpinan “Apakah Pemimpin Abnormal Itu?”,
( Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada,1991). Cet.6,h.81.
18
B. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Kata atau istilah ”komunikasi" merupakan terjemahan dari bahasa Inggris
Communication yang dikembangkan di Amerika Serikat dan komunikasipun
berasal dari unsur persuratkabaran, yakni journalism. Adapun definisi
komunikasi dapat dilihat dari dua sudut, yaitu : dari sudut bahasa (etimologi) dan
dari sudut istilah (terminologi)." 13
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, komunikasi didefinisikan
“Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih
dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.” 14
Pengertian komunikasi yang dipaparkan diatas sifatnya dasariah dalam
arti bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara
dua pihak yang terlibat, karena kegiatan komunikasi tidak hanya inofatif, yakni
agar orang lain mengerti dan tahu, tapi juga persuasive, yaitu agar orang lain
bersedia menerima suatu paham atau keyakinan melakukan suatu perbuatan atau
kegiatan dan lain-lain. Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell
bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah
menjawab pertanyaan "siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan,
melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya.” 15
Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah :”Upaya yang
sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap”. 16
Menurut Oteng sutisna komunikasi adalah “ proses menyalurkan
informasi, ide, penjelasan, persamaan, pertanyaan dari orang ke orang atau dari
kelompok ke kelompok.” 17
13
Roudhonah, Ilmu Komunikasi,(Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta
Press).Cet.1, h. 19.
14
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, …,h.454.
15
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008).Edisi
1-9,h ,19.
16
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori & Praktek ( Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2000). Cet 13,h.10.
17
Koswara, Ade Yeti Nurhayati, Manajemen Lembaga Pendidikan, ( Bandung : Patragading,
2002).Cet.Ke-1,h.119.
19
Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana yang mengkhususkan
diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication) bahwa :
" Komunikasi adalah suatu trnsaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungan (1) membangun hubungan antar sesama
manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (4) untuk menguatkan sikap dan
tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku
itu.(Book,1980).” 18
Komunikasi dapat dikatakan berlangsung dengan baik atau efektif apabila
pesan yang ingin disampaikan oleh sumber pesan tersebut di terima dan diartikan
oleh sasaran komunikasi atau penerimaan pesan, dalam bentuk jiwa dan
semangat yang sama persis seperti yang diinginkan dan dimaksudkan oleh
sumber pesan. Dan komunikasi yang efektif hanya akan terjadi jika antara
pengirim dan penerima pesan tercipta pemahaman yang sama. Sejalan dengan itu
bahwa Komunikasi yang efektif hanya akan berlangsung apabila setiap individu
memperlakukan individu yang lain sebagai subyek yang dilakukan dalam bentuk
saling menghormati, saling menghargai dan saling mempercayai.
Dari beberapa definisi diatas, dapat
disimpulkan bahwa komunikasi
sangat penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi
perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka, begitu
juga dengan bawahan atau staf. Untuk memahami komunikasi ini dengan mudah
perlu mengetahui proses komunikasi , unsur-unsur komunikasi, bentuk
komunikasi, dan hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam proses
komunikasi.
Komunikasi juga bisa diartikan suatu prosaes di mana seseorang
menyampaikan pesannya, baik dengan lambang bahasa maupun dengan isyarat,
gambar, gaya, yang antara keduanya sudah terdapat kesamaan makna, sehingga
keduanya dapat mengerti apa yang sedang dikomunikasikan. Dengan kata lain,
jika lambangnya tidak dimengerti oleh salah satu pihak, maka komunikasinya
akan tidak lancar dan tidak komunikatif.
18
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu komunikasi, ...,h.19.
20
Komunikasi merupakan hal yang sagat penting bagi manusia, makin luas
pergaulan maka makin besar fungsi, peranan dan tanggung jawab social
seseorang. Makin banyak ia terlibat dalam proses komunikasi, maka akan
berpengaruh pula tehadap diri dan tingkah lakunya, karena komunikasi pada
dasarnya adalah proses penyampaian dan penerimaan lambing-lambang (pesan)
yang mengandung arti atau makna antara komunikator dan komunikannya
dengan tujuan mewujudkan kesamaan dan kebersamaan.
Komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia,
baik, sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan untuk
mengatur tatakrama pergaulan antar manusia, sebab berkomunikasi dengan baik
akan memberikan pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang
dalam bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen, manajer, kepala sekolah,
pedagang, pramugari, pemuka agama, penyuluh lapangan , pramuniaga, dan
sebagainya.
Pendek kata, sekarang ini keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam
mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk karir mereka, banyak ditentukan
oleh kemampuannya berkomunikasi.
Jadi komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari
satu pihak kepihak yang lain, yang pada awalnya berlangsung sederhana dimulai
dengan sejumlah ide-ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk
mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian dikemas menjadi
sebentuk pesan untuk kemudian disampaikan secara langsung maupun tidak
langsung menggunakan bahasa berbentuk kode visual, kode suara atau kode
tulisan.
2. Proses Komunikasi
Seperti yang telah diuraikan dalam definisi komunikasi, kiranya dapat
disepakati bahwa komunikasi sebagai proses pertukaran pesan dengan hasil
kebersamaan dalam makna merupakan sesuatu yang dihasilkan melalui suatu
proses yang di dalamnya merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan.
21
Proses komunkasi pada hakekatnya proses penyampaian pikiran atau
perasaan oleh seeorang kepada orang lain. Pikiran biasa merupakan gagasan,
informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan biasa berupa
keyakinan,
kepastian,
keraguan,
kekhawatiran,
kemarahan,
keberanian,
kegairahan dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Komunikasi akan
berhasil apabila pikiran disampaikan dengan perasaan disadari. Sebaliknya
komunikasi
akan
gagal
jika sewaktu-waktu
dalam
penyampaian
atau
menyampaikan pikran, perasaan tidak terkontrol. Proses komunikasi menurut
Onong Uchjana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan praktik dibagi dua
(2), yaitu “Proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara
sekunder”. 19
a. Proses Komunikasi secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses
komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambaran, warna, dan laian sebagainya
yang secara langsung mampu menterjemehkan pikiran atau perasaan
komunikator kepada komunikan.
Bahwa
bahasa
berkomunikasi adalah
yang
paling
banyak
dipergunakan
jelas karena hanya bahasalah
dalam
yang mampu
menterjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk
idea, informasi atau opini, baik mengenai hal yang kongkret maupun yang
abstrak, bukan saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang,
melainkan pada waktu lalu dan masa yang akan datang.
19
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.., h.11.
22
b. Proses Komunikasi secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang atau media pertama. 20
Pada umumnya kalau kita berbicara di kalangan masyarakat, yang
dinamakan media komunikasi itu adalah media kedua, jarang sekali orang
menganggap bahasa sebagai media komunikasi,hal ini sebabkan oleh bahasa
sebagai lambangbeserta isi yakni pikiran atau perasaan yang dibawanya
menjadi totalitas pesan yang tampak dan tak dapat dipisahkan.
Pada umumnya memang bahasa yang paling banyak digunakan dalam
berkomunikasi karena bahasa sebagai lambang mampu mentransmisikan
pikiran, ide, pendapat dan sebagainya.Karena itulah pula maka kebannyakan
media merupakan alat atau sarana yang diciptakan untuk meneruskan pesan
komunikasi dengan bahasa.
3. Jenis-Jenis Komunikasi
Dalam kegiatan komunikasi suatu organisasi dapat dibedakan menjadi
komunikasi organisasi formal dan komunikasi organisasi informal.
Dalam organisasi formal, komunikasi diatur oleh hubungan yang
diadakan berdasarkan struktur wewenang dan kekuasaan, pertanggung jawaban
dan saluran–saluran organisasi lebih mengutamakan berdasarkan urutan
kekuasaan. Tepatnya informasi mengurus dalam organisasi menurut pola-pola
yang telah ditetapkan dan dibatasi. Pola-pola ditentukan berdasarkan perananperanan yang ditunjuk bagi setiap orang dan badan organisasi yang sementara itu
memperlihatkan juga jalur-jalur wewenang, kekuasaan, tanggung jawab dan
menunjuk pula jaringan komunikasi formal. Dapat dikatakan bahwa komunikasi
formal adalah komunikasi terbatas karena dalam betuk ini komunikasi hanya
dapat dilakukan antar personal tertentu berdasarkan kepangkatan atau posisi atau
jabatan masing-masing di dalam organisasinya.
20
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek..., h.16.
23
Jika seorang administrator pendidikan hendak bekerja dengan efektif
hendaklah membangun system komunikasi formal yang baik. Struktur
komunikasi harus menjamin bahwa informasi dan pikiran-pikiran akan mengalir
bebas kesemua arah ditentukan baik keatas, kebawah dan kesamping. Saluransaluran itu hendaknya dipahami oleh setiap anggota organisasi. Garis-garis
komunikasi hendaknya di buat sependek dan sesingkat mungkin. Hendaknya
sedapat mungkin bagi semua anggota bertindak sebagai sumber komunikasi
maupun sebagai penerima.
Sistem komunikasi formal selalu dilengkapi dengan jaringan komunikasi
yang informal. Informal cendrung pada tujuan-tujuan pribadi dari pada tujuantujuan organisasi. Karena itu system informal mungkin sejalan dan tidak dengan
system komunikasi organisasi selaras dengan tujuan-tujuan pribadi dan sikap
para anggotanya. Jika tujuan-tujuan organisasi dan pribadi itu sejalan, mungkin
sekali informasi digunakan. Apabila tidak, komunikasi informal bisa menghalang
halangi bahkan menggantikan informasi formal.
Sistem komunikasi informal adalah sistem komunikasi yang paling
menguntungkan. Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi-informasi
dan pikiran-pikiran penting yang tidak terpikirkan orang untuk disalurkan secara
formal, memupuk persahabatan dan membantu hubungan insan yang baik.
Sistem komunikasi informal dalam organisasi harus diakui kehadirannya
dan sama pentingnya, yang kadang-kadang lebih efektif. Penyampaian informasi
yang bersifat rahasia tidak diperkecil, artinya di pandang sebagai gambaran yang
diharapkan suatu organisasi.
Komunikasi yang biasa kita gunakan dalam kehidupan kita sehari-hari
memiliki jenis yang berbeda-berbeda.
Menurut Husna Asmara terdapat berbagai jenis komunikasi yang
digolongkan dalam berbagai kategori :“ Komunikasi internal dan komunikasi
eksternal, komunikasi internal dapat berlangsung di dalam suatu organisasi
secara : Vertical, horizontal, diagonal, searah, dua ara, bebas dan terkait,
Sedangkan, komunikasi eksternal berlangsung untuk mengadakan hubungan
24
dengan pihak lain berupa tukar menukar informasi, ide, saran, data dalam
pembicaraan di luar organisasi.” 21
Untuk lebih jelasnya berlangsungnya komunikasi internal dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Vertikal, yakni komunikasi yang berlangsung dari atasan atau pimpinan
kepada bawahan misalnya berupa perintah, intruksi, dan sebaliknya dapat
berlangsung dari bawahan
kepada pimpinan misalnya berupa saran,
informasi laporan dan lain-lain.
b. Horizontal, yakni komunikasi yang berlangsung sejajar yakni dari bawahan
atau kepala bagian kepada kepala bagian yang lain.
c. Diagonal, yakni komunikasi yang berlangsung secara menyilang yang terjadi
bukan pada atasan langsung atau bawahan langsung.
d. Searah, yakni komunikasi yang berkomunikasi yang berlangsung tanpa
adanya feed back atau umpan balik dari yang dikomunikasikan.
e. Dua Arah yakni komunikasi yang mengenal Feed back atau umpan balik
yang dikomunikasikan, maka disini terjadilah saling dan menerima.
f. Bebas, yakni komunikasi yang terjadi tanpa mengenal adanya keterkaitan
secara formal, dan berlangsung secara wajar.
g. Terkait, yakni komunikasi yang berlangsung menurut prosedur yang berlaku
menurut ketentuan tertentu dan biasanya tercermin dalam struktur.
Selain jenis komunikasi di atas, soekarno menambahkan beberapa jenis
komunikasi lainya yaitu : komunikasi lisan disini artinya anatara komunikator
dan komunikate dapat menerangkan, menjelaskan dan menanyakan tentang suatu
perintah. Sedangkan, komunikasi tulisan perintah atau informasi diberikan secara
tertulis.
Bahwa yang termasuk jenis-jenis komunikasi eksternal adalah:
a. Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang disampaikan secara tertulis
21
40.
Husnah Asmara, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan ( Jakarta : Ghalia Indonesia, 1982), h.
25
b. Komunikasi secara lisan adalah komunikasi yang disampaikan secara lisan.
Dapat dilakukan secara langsung, berhadapan atau tatap muka dan dapat pula
melalui telpon.
c. Komunikasi non verbal adalah komunikasi dengan menggunakan mimik,
pantonim dan bahasa isyarat.
d. Komunikasi satu arah adalah komunikasi berbentuk perintah, istruksi dan
bersifat memaksa dengan menggunakan sakai-saksi.
e. Komunikasi dua arah. Bersifat informative dan memerlukan hasil (feed back).
Kemampuan untuk mengadakan kontak hubungan kerja sama secara
optimal kepada orang yang di ajak bekerja sama dengan memperhatikan kodrat
dan harkat manusia disebut keterampilan manusiawi, tujuannya adalah
mengadakan hubungan bekerja sama dengan para bawahan dalam suatu
organisasi dan kepentingan anggotanya, tugas kepala sekolah adalah bagaimana
mengisi kebutuhan-kebutuhan, keinginan atau dorongan kepada personal.
4. Unsur-unsur Komunikasi
Unsur –unsur komunikasi yang selalu ada dalam kegiatan komunikasi yaitu :
b. Comunicator
:
Orang yang menyampaikan informasi atau pemberi data, ide
dan saran.
b. Communicate
:
Orang yan menerima informasi
c. Channel
:
Saluran dalam penyampaian informasi
d. Responden
:
Kegiatan yang timbul sebagai jawaban terhadap informasi
yang diterima.
e. Message
:
Berita yang diinformasikan atau disampaikan
Komunikasi mempunyai peranan penting bagi suatu eksitensi suatu
organisasi. Sekarang, manajer biasanya menghabiskan sebagian dari waktunya
bekerja dengan berkomunikasi untuk mengkoordinasi bagian-bagian dari organisasi
agar menjadi unit-unit kerja yang efektif dan efisien. 22
22
Koswara, Ade Yeti Nurhayati, Manajemen Lembaga...,h.120.
26
C. Civitas Akademika Sekolah
Civitas akademika di dalam kamus populer dapat diartikan sebagai
Masyarakat kecil, jadi civitas akademika
sekolah artinya
pihak –pihak yang
berperan penting dalam penyelengaraan pendidikan di sekolah tersbut, yang
termasuk masyarakat kecil di sekolah sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah dalam manajemen sekolah sebagai prestasi atau
kemampuan kerja. Kepala sekolah dalam melaksananakan tugasnya sebagai
seorang pendidik dan administratoryang professional yang seharusnya memiliki
kompetensi dan keterampilan dalam mengelola suatu lembaga pendidikan agar
tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan hendaknya memiliki
pengertian dan pengetahuan yang luas tentang penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran di sekolah . Dan sebagai Seorang pemimpin di sebuah lembaga
pendidikan ia harus mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dengan
civitas akademika di sekolah .
2. Tenaga Pengajar (Guru)
Guru adalah pendidik professional, karenanya secara implikasi ia telah
merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan
yang terpikul di pundak para orangtua. Mereka ini, tatkala menyerahkan anaknya
ke sekolah, sekaligus berarti pelimpahan sebagian tanggung jawab pendidikan
anaknya kepada guru. Hal itu pun menunjukkan pula bahwa orang tua tidak
mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarangan guru / sekolah karena tidak
sembarangan orang dapat menjabat guru.
Guru harus mempunyai pandangan luas. Ia harus bergaul dengan segala
golongan manusia dan secara aktif berperan serta dalam masyarakat supaya
sekolah tidak terpencil. Sekolah hanya dapat berdiri di tengah-tengah masyarakat,
apabila guru rajin bergaul, suka mengunjungi orang tua murid-murid, memasuki
perkumpulan – perkumpulan dan turut serta dalam kejadian –kejadian yang
27
penting dalam lingkungannya, maka masyarakat akan rela memberi sumbangansumbangan kepada sekolah berupa gedung, alat-alat, hadiah-hadiah jika
diperlukan oleh sekolah.
3. Para Siswa
Siswa adalah a person registrered in an education and pursuring a
course of study ( Seseorang yang terdaftar pada sebuah lembaga pendidikan dan
mengikuti suatu jalur studi). 23 Dan parasiswa merupakan seseorang atau
kelompok orang yang bertindak sebagai pelaku pencari, penerima dan penyimpan
isi pelajaran yang dibutuhkannya untukmencapai tujuan.
Peserta didik (siswa) adalah “seseorang ataubsekelompok orang yang
bertindak sebagai pelaku pencari,penerima dan penyimpan isi pelajaran yang
dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.” 24
Para siswa juga merupakan bagian civitas akademika sekolah yang paling
penting pada suatu sekolah. Mereka merupakan sumber informasi utama bagi
orang tua mereka.
4. Para Staf atau Karyawan
Para staf sekolah harus mengembangkan konsepnya tentang masyarakat
sekolah. Masalah-masalah pendidikan tidak dapat dipertimbangkan di dalam
isolasinya, dari bentuk-bentuk keanggotaan masyarakat yang berbeda- beda dan
para staf
masyarakat.
perlu mempergunakan sumber-sumber pendidikan yang tersedia
Praktik
ini
akan
mempertinggi
program
pengajaran
dan
meningkatkan pengetahuan para staf tentang sumber-sumber masyarakat.
Keberadaan sekolah sangat diharapkan staf sebgai lembaga yang
memberi harapan banyak terhadap profesi dan kehidupan. Oleh karena itu,
sebagai suatu lembaga yang menghadapi kepentingan orang banyak, bahkan
kepentingan utama dalam pembangunan bangsa, sudah selayaknya apabila
sekolah berfokus pada pengembangan sumber daya manusia. Salah satu sumber
23
24
http://metodemengajarberdasarkan tipikor belajar siswa.re-searchengines.com.2004/20/10.
http://metodemengajarberdasarkan tipikor belajar siswa.re-searchengines.com.2004/20/10.
28
daya manusia yang menentukan kualitas lulusan adalah staf yang berperan dalam
penataan dan penyelenggaraan sekolah. 25
5. Orang tua
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak
mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan
demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.
Pada umunya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak
dari kesadaraan dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan
karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami
membangun situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan
hubungan pengaruh mempengaruhinya secara timbal balik antara orang tua dan
anak.
D. Kerangka Berpikir
Keberhasilan suatu sekolah tidak hanya dicapai oleh kemampuan kepala
sekolah dalam melakukan pengelolahan yang baik terhadap sekolah, akan tetapi
kepala sekolah juga memerlukan kemampuan berkomunikasi secara baik, karena
kepala sekolah memberikan informasi (yang harus dipahami), memberikan komando
dan instruksi (yang harus diikuti dan ditindak lanjuti). Melalui komunikasi juga,
kepala sekolah mempengaruhi kegiatan dari anggota-anggota sekolah untuk
membantu mengumpulkan informasi dan membangun kerja sama. Informasi dan
umpan balik membantu mereka membuat keputusan-keputusan organisasi dan
mempengaruhi tingkah laku anggotanya.
Kepala sekolah sebagai seorang manajer di sekolah harus mampu mengatur
agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal. Untuk itu diperlukan
seorang pemimpin yang efektif dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala sekolah.
Kepala sekolah seharusnya mampu mengkondisikan seluruh kegiatanya, membangun
dengan seluruh staf dan berorientasi pada imbalan kinerja staf.
25
Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Bandung ; PT
Bumi Aksara, 2005).Cet.1,h.43.
29
Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus mampu berkomunikasi secara baik
terhadap seluruh stafnya, karena komunikasi merupakan kegiatan yang berkaitan
dengan penempatan gagasan atau pesan dari seseorang kepada orang lain, baik
berbentuk tulisan maupun lisan. Komunikasi di antara warga di sekolah merupakan
bagian yang penting dalam rangka terlaksananya kegiatan di sekolah, menciptakan
komunikasi yang baik untuk mencapai tujuan yang sama dan membangun sarana
yang menyenangkan dalam proses kegiatan pendidikan.
Kepala sekolah juga harus mampu berkomunikasi dengan guru dan karyawan,
orang tua maupun anak didik. Dalam berkomunikasi seorang kepala sekolah harus
memperhatikan kejujuran, bagaimana ia bersikap, dan bagaimana ia harus
menempatkan diri dalam berkomunikasi yang menyenangkan akan terjalin hubungan
yang harmonis dan akan terwujud tujuan yang ingin dicapi.
Jadi dapat diduga bahwa semakin efektif kepemimpinan kepala sekolah,
maka akan semakin baik kemampuan komunikasi kepala sekolah, sebaliknya
semakin tidak efektif kepemimpinan kepala sekolah, maka akan semakin rendah
kemampuan komunikasi kepala sekolah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1.Untuk mendapatkan kesimpulan mengenai kemampuan kepala sekolah dalam
menjalin komunikasi dengan civitas akademika sekolah.
2.Untuk mendapatkan informasi yang signifikan tentang kemmpuan kepala sekolah
dalam berkomunikasi..
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2009 sampai selesai di Sekolah
Menengah Kejuruan ( SMK) Sumpah Pemuda Jakarta Barat, alasan memilih sekolah
ini untuk diteliti karena sekolah tersebut banyak diminati dari berbagai tempat dan
dekat dengan tempat tinggal saya.
C. Metode Penelitian
Metode adalah cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian.
Metode penelitian ini adalah meggunakan penelitian deskriptif kualitatif, yang
merupakan proses penelitian yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber yang ada.
30
31
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian tentang kemampuan kepala sekolah dalam
menjalin komunikasi dengan civitas akademika di sekolah SMK Sumpah Pemuda
Joglo Jakarta Barat adalah
guru , staf ,wali murid kelas 1 dari rogram studi
Akutannsi dan wali murid dari kelas 1 dari program studi administrasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan
dua macam peneltian yaitu :
1. Penelitian Kepustakaan (library Research)
Penelitian kepustakaan merupakan suatu metode penelitian data pada
literatur-literatur yang sesuai dengan penulisan skripsi ini. Penulis mencoba
mencari informasi melalui literatur-literatur yang terdapat pada perpustakaan dan
sumber-sumber belajar lainnya, untuk menunjang kelengkapan teori-teori yang
diperlukan.
2. Penelitian Lapangan (field Research)
Penelitian lapangan merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan
terjun langsung ke objek penelitian, karena penelitian memerlukan data yang
valid agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Untuk mengumpulkan
data tersebut , penulis menggunakan beberapa teknik yaitu:
a. Observasi (pengamatan)
Observasi adalah kegiatan mengadakan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap kondisi objek yang akan diteliti, dengan persiapan
yang matang, dilengkapi isntrumen tertentu. Observasi ini dilakukan untuk
mengamati kemampuan kepala sekolah dalam menjalin komunikasi dengan
civitas akademika sekolah.
32
b. Interview (wawancara)
Wawancara merupakan kegiatan interview yang dilakukan terhadap
orang yang menjadi objek, dan pedoman wawancara yang digunakan adalah
semi structural, yaitu menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sudah
terstruktur kemudian satu persatu diperdalam untuk memperoleh informasi
yang lebih lanjut. Wawancara ini dilakukan antara penulis dengan kepala
sekolah untuk memperoleh informasi yang berkaitan.
c. Angket (kuesioner)
Angket adalah suatu alat pengumpulan data berisi daftar pertanyaan
secara tertulis yang ditunjukan kepada subjek/responden penelitian.
Pertayaan-pertayaan pada angket, bias berbentuk tertutup (berstruktur), dan
bisa juga berbentuk terbuka (tak berstruktur). Disebut suatu pertanyaan
tersebut telah disediakan "kemungkinan pilihannya, sehingga responden
tinggal memilih yang sesuai." 1Angket ini penulis susun dan disebarkan
kepada responden, sebenarnya responden dari penelitian ini adalah kepala
sekolah, guru, staf, siswa,wali murid (orang tua) dan masyarakat. Tetapi
mengingat keterbatasan waktu dan untuk mempermudah penulis maka yang
dijadikan responden dalam penelitian ini adalah guru, staf dan wali murid
kelas 1 program studi Akutansi dan administrasi
Angket ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang memiliki empat
alternatif jawaban yaitu selalu (S), sering (S), kadang-kadang (KD) dan tidak
pernah (TP). Responden hanya akan diperkenankan untuk memilih salah satu
dari empat alternatif jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat atau
keadaan sebenarnya.
1
Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007).Cet.122.
33
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
ini berbentuk kuesioner terstruktur. Untuk memberikan batasan yang jelas dalam
penyusunan instrumen.
Tabel .1
Kisi-kisi Instrumen
Indikator
Pernyataan
Dimensi
1. peran kepala 1. menciptakan
sekolah
hubungan
Item Soal
yang 1,2
harmonis
2. bertanggung jawab
3
4
3. bekerja sama
Kemampuan
2. fungsi kepala 4. membina
Kepala Sekolah
sekolah
5.
membuat perencanaan
5,6,7,8,
9,10,11
dalam
6. melakukan berbagai pengawasan
12,13,14
Bekomunikasi
7. memberikan motivasi
15
8. komunikasi secara primer
16,17,18,19
9. komunikasi secara sekunder
20,21
10. komunikasi secara Internal
22,23,24,25,
3. Proses
Komunikasi
4. Jenis-jenis
Komunikasi
26,27
11. komunikasi Secara Eksternal
28,29,30
G. Tehnik Pengolahan Data dan Tehnik Analisis Data
Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya adalah :
1.
Tehnik Pengolahan Data
Setelah angket diisi oleh responden dan dikembalikan kepada penulis,
penulis segera meneliti kelengkapan dalam pengisian angket bila ada jawaban
34
yang tidak dijawab, penulis menghubungi respoden yang bersangkutan untuk
disempurnakan jawabanya agar angket tersebut sah.
Data yang berhasil dikumpulkan melalui angket diolah dengan
memindahkan jawaban yang terdapat dalam angket ke dalam tabulasi atau tabel
Kemudian setelah diolah sehingga nilai angket dinyatakan sah, maka selanjutnya
melakukan analisis data dengan teknik deskriptif kualitatif.
2. Tehnik Analisi Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterprestasikan data dalam peneltian ini untuk membatasi
penemuan-penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur serta tersusun
lebih berarti, sehingga mudah dipahami bukan hanya oleh penulis tetapi juga oleh
orang lain yang ingin mengetahui hasil penetian ini,
Dalam menghitung data yang penulis dapatkan, maka penulis
mendistribusikan nilai prosentase yang diperoleh dengan cara frekuensi dibagi
responden dikalikan dengan 100% dengan rumus sebagai berikut :
P =
F
x 100 %
N
Keterangan :
P = Prosentase
F = Frekuensi jawaban
N = Jumlah responden
Dalam memberikan interprestasi data nilai rata-rata yang diperoleh
digunakan pedoman interprestasi yaitu:
1. Baik jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100 %
2. Cukup Baik jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56-75 %
3. Kurang Baik jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40-55 %
4. Tidak Baik jika nilai yang diperoleh baerada pada interval 40% 2
2
Umi Saidah, Proses Komunikasi Kepala Sekolah Dengan Guru di SMPN 48 (SSN) Jakarta,
Skripsi UIN Syarif Hidattullah Jakarta, (Jakarta : Perpustakaan Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan UIN
syarif Hidayatullah Jakarta, 2010),h.69
35
Untuk menentukan presentase digunakan perhitungan sederhana dengan
langkah-langkah berikut ini
1. Menentukan
nilai
harapan
(NH),
nilai
ini
dapat
diketahui
dengan
mengembalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi
2. Menghitung nilai skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang
diperoleh dari hasil penelitian
3. Menentukan katagorinya yaitu dengan menggunakan rumus yaitu :
P=
NS
x100%
NH
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Sekolah SMK Sumpah Pemuda
1. Sejarah berdirinya SMK Sumpah Pemuda
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah di sekolah,
diperoleh keterangan bahwa SMK Sumpah Pemuda didirikan oleh yayasan AlMujahidin dipimpin oleh KH.Ma'mun HK. pada tanggal 28 oktobertahun 1993,
kemudian
pada tanggal 21 september 1995 yayasan ini mengembangkan
kegiatan di bidang pendidikan.
SMK Sumpah Pemuda berada di bawah naungan yayasan Al-Mujahidin,
yayasan ini yang melaksanakan kegiatan pendidikan berupa pendidikan Taman
Kanak-kanak (TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan Sekolah Menengah kejuruan (SMK).
Sebagai peyelenggara pendidikan swasta nasional,yayasan almujahidin
termasuk menampilkan pendidikan yang berkualitas untuk mampu melahirkan
insan yang cerdas, terampil, beriman, dan bertaqwa kepada Allah SWT,
beraklah mulia, berwawasan luas, serta dapat mengaktualisasikan ilmunya
kepada masyarakat sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
36
37
SMK Sumpah Pemuda merndirikan program studi yang diharapkan
untuk memenuhi
kebutuhan dunia kerja dewasa ini, seperti Program studi
Akutansi, Program studi Penjualan dan program studi Administrasi Perkantoran.
2. Visi dan Misi Sekolah SMK Sumpah Pemuda
a. Visi SMK Sumpah Pemuda
“Mempersiapkan tamatan berwawasan keunggulan dalam menyongsong Era
Globalisasi”.
b. Misi SMK Sumpah Pemuda
1. Menghasilkan tamatan yang memiliki factor unggulan dalam sector
pembangunan.
2. Mengubah peserta didik dari status beban menjadi asset pembangunan
yang produktif.
3. Menghasilkan tenaga keriprja yang professional untuk memenuhi
tuntutan Dunia Usaha dan Dunia Industri dan tuntutan pembangunan
pada umumnya.
4. Membekali siswa agar dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan.
1. Keadaan Guru
SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat di pimpin oleh seorang kepala
sekolah yang dibantu oleh 8 Pegawai Tata Usaha dan 47 tenaga pengajar. Pada
umumnya mereka mengajar mata pelajaran sesuai bidangnya
untuk lebih
jelasnya keadaan guru di SMK Sumpah Pemuda joglo Jakarta Barat ini dapat
dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
38
Tabel 2
Data Tenaga Guru SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat
No
Nama
Jabatan
1
Drs. Dahsari, M.Pd.
Kepala Sekolah
2
Yasan, S.Pd.
Bahasa Indonesia
3
Rohman, S.Pd.
Ekonomi
4
Agus Sutanto
MPA & Mengetik
5
Yadih, S.Pd.
MDMN & IPS
6
Drs. Muhammad Ali
PKn & IPS
7
Sri Hastuti, S.Pd.
MPDAK & MBP
8
Drs. Jakarsih
PKn
9
Riwi Indarti, S.Pd.
Kewirausahaan
10
Ir.Reza Yusanti, MM.
MIOB Akutansi
11
H.Abd.Rahman, S.Pd.I
Agama Islam & Iqro
12
Untumg Riyadi, S.Pd.
MPAT & Pajak
13
Drs. Tridoyo
Kewirausahaan & MMBK
14
Lika Testin I, S.Pd.
Kewirausahaan
15
Jamal, S.Ag
Kewirausahaan
16
Endiya Widawati, S.Pd.
Matemtika
17
Maryamah, S.Ag.
Agama Islam
18
Abdul Hair, S.Pd.
Bahasa Inggris
19
Sarmini, S.Pd.
Menagih Pembayaran
20
Amanah, S.Pd.
Iqro
21
Irfan Dadi, S.Pd.
Kolega & MMND
22
Adih, S.Pd.
BK & Aqidah Akhlak
23
Ma’mun, S.Pd.
Sik. Akun
24
Kurniasih, S.E.
Men. Produk
25
Masan, S.Pd.I.
MMP & MDS
26
Sri Rahayu, A.Md.
MPK4
27
Yudha Nurhidayat
Penjaskes
39
28
Elly Asriani, S.Pd.
PKnS
29
Yudi Kontoro, S.Pd.
Aqidah Akhlak
30
Hamidah, S.Pd.
Bahasa Inggris
31
Kundari, S.Pd.
BMT
32
Indriani, ST.
IPA
33
Nurfiani, S.Pd.
IPS
34
Abd. Azis, S.Pd.
Bahasa Inggris
35
Abd. Rahman, S.Kom.
KKPI
36
Ade Rosita, S.Pd.
Bahasa Inggris
37
Diah N
Seni Budaya
38
Isnaini, S.Ag.
Agama Islam
39
Sumiyati, S.Pd.
Matematika
40
Wahid Hasyim, S.Pd.
Penjaskes
41
Etik Sudarsih, S.Pd.
MSMK
42
Ifah Latifah,S.Pd.
Agama Islam & Aqidah
43
Abdul Hasan
Aqidah Akhlak
44
Evi Maryanti, ST.
IPA
45
Eti Sutiartsih, S.Pd.
Kewirausahaan
46
Marali, S.Ip
Bahasa Indonesia & PKn
47
Hamiah, S.Pd.
Matematika
2. Keadaan Karyawan
Sekolah SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat ini mempunyai 11
seorang karyawan diantaranya: 4 orang di bagian administrasi, 2 orang dibagian
sarana dan prasarana, 2 orang dibagian tehnik keuangan,1 orang sebagai
keamanan, 1 orang sebagai kebersihan dan 1 orang sebagai komsumsi.
40
3. Keadaan Siswa
Tabel 3
Jumlah Siswa pada Tahun 2009/2010
Jenis Kelamin
Jurusan
Laki-laki Perempuan
No
Jumlah
1
Akutansi
104
125
229
2
Penjualan
189
100
289
3
Administrasi Perkantoran
145
313
458
Dan adapun keadaan siswa di SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat,
pada tahun 2000 SMK Sumpah Pemuda ini mempunyai 1000 siswa, tetapi
dengan berjalanya waktu SMK Sumpah Pemuda ini jumlah siswannya mulai
menurun, pada tahun 2009 jumlah siswanya hanya 976 siswa.Dan di SMK
Sumpah Pemuda mempunyai 3 (tiga) jurusan diantaranya :1 (satu) Jurusan
Akutansi yang berjumlah 229 siswa yang terdiri dari 104 siswa laki-laki dan 125
siswa perempuan, 2 (dua) Jurusan Penjualan yang berjumlah 289 siswa yang
terdiri dari 189 siswa laki-laki dan 100 siswa perempuan dan yang ke 3 (tiga)
jurusan Administrasi Perkantoran yang berjumlah 458 siswa yang terdiri dari 145
siswa laki-laki dan 313 siswa perempuan.
4. Keadaan Sarana dan Prasarana
SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat ini mempunyai Gedung milik
sendiri,berjumlah 25 ruangan kelas diantaranya kelas 1, 9 ruangan kelas 2, dan 8
ruangan untuk kelas 3, 8 ruangan,lapangan, memiliki 1 perpustakaan, memiliki
ruang laboratorium untuk komputer, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris,
memiliki ruang kepala sekolah, tata usaha dan ruang guru, mushallah,dan 3 toilet
yaitu 1 toilet untuk guru,1 toilet untuk siswa laki-laki dan 1 toilet lagi untuk siswi
perempuan.
41
5. Struktur Organisasi SMK Sumpah Pemuda
Komite Sekolah
Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah
Sekretaris
Kepala Tata Usaha
Bagian
Bendahara
Bagian
Kurikulum
Bagian
Sarana
Prasara
Bagian
Kesiswaan
Bagian
Humas
Guru-Guru
Siswa
Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Konsultasi
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Hasil Wawancara
Hasil wawancara disusun berdasarkan pada pokok materi penelitian yaitu
“ Kemampuan Kepala Sekolah dalam Berkomunikasi dengan Civitas Akademika
Sekolah”. Terkait dengan materi penelitian tersebut, maka wawancara dilakukan
terhadap kepala sekolah SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat selaku
manager sekolah.
Kepala sekolah SMK Sumpah Pemuda juga sadar, bahwa sebagai seorang
kepala sekolah atau seorang pemimpin suatu lembaga pendidikan, tidak lupa
melaksanakan tugasnya seperti : mengontrol proses belajar mengajar yang sedang
42
berlangsung di kelas,mengontrol kegiatan ekstrakurikuler siswa, memberikan
saran dan nasehat serta memotivasi kepada civitas akademika.
Kepala sekolah SMK Sumpah Pemuda dalam menjalin komunikasi dengan
civitas akademika sekolah selalu menggunakan komunikasi bebas dalam kegiatan
sehari –hari, karena menurut kepala sekolah SMK Sumpah Pemuda komunikasi
bebas itu sangat memudahkan civitas akademika sekolah untuk menyampaikan
saran atau pesan, tetapi dalam pelaksanaan tugas atau dalam keadaan formal
menggunakan komunikasi vertical.
Langkah awal sebelum mengambil keputusan, kepala sekolah SMK
Sumpah pemuda terlebih dahulu mengkomunikasikan dan mensosialisasikan apa
yang harus diputuskan bersama dengan civitas akademika sekolah.
2. Analisis Angket
No. Soal
1
Tabel 4
Menciptakan Hubungan yang harmonis
Alternatif Jawaban
F
P%
a. Selalu
22
55 %
b. Sering
13
32,5%
c. Kadang-kadang
4
10%
d. Tidak Pernah
1
2,5%
Jumlah
40
100 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa yang menjawab selalu jika
kepala sekolah menciptakan hubungan yang harmonis terhadap Bapak/Ibu guru, staf
dan wali murid berjumlah 22 responden (55 %), yang menjawab sering 13 responden
( 32,5 %), yang menjawab kadang-kadang 4 responden (10 %), dan yang menjawab
tidak pernah sebanyak 1 responden (2,5 %) . Dari tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa kepala sekolah selalu menciptakan hubungan yang harmonis terhadap
Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid, kepala sekolah dalam kesehariannya selalu
berprilaku sopan dan santun.
43
Tabel 5
Menciptakan suasana yang demokratis dalam berkomunikasi
No. Soal
Alternatif Jawaban
F
P%
2
a. Selalu
22
55 %
b. Sering
13
32,5 %
c. Kadang-kadang
4
10 %
d. Tidak Pernah
1
2,5%
40
100 %
Jumlah
Tabel diatas menunjukan bahwa yang menjawab selalu kepala sekolah
berusaha menciptakan suasana yang demoktratis dalam berkomunikasi sebanyak
22 responden (55%), yang menjawab sering sebayak13 responden (32,5 %),
kadang-kadang sebanyak 4 respoden ( 10 %) dan yang menjawab tidak pernah
sebanyak 1 responden (2,5%) .Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu
berusaha mencipatakan suasana yang demokratis dalam berkomunikasi dengan
Bapak/Ibu guru,staf dan wali murid,contohnya dalam rapat kepala sekolah
memberikan kesempatan kepada guru dan wali murid untuk menyampaikan pesan
dan saran.
Tabel 6
Bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya
No. Soal
Alternatif Jawaban
F
3
P%
a. Selalu
23
57,5 %
b Sering
13
32,5 %
b. Kadang-kadang
3
7,5 %
c. Tidak Pernah
1
2,5 %
40
100 %
Jumlah
Berdasarkan informasi dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa responden
yang menjawab selalu kepala sekolah bertanggung jawab dalam menjalankan
tugasnya berjumlah 23 responden (57,5 % ), yang menjawab sering 13 responden
(3,25 %), 3 responden (7,5 % ), yang menjawab kadang-kadang dan 1 responden
44
(2,5 %) yang menjawab tidak pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah
bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya, contohnya kepala sekolah selalu
melakukan pengawasan dalam kegiatan proses belajar mengajar.
Tabel 7
Bekerja sama dalam menjalankan proses belajar mengajar
No. Soal
Alternatif Jawaban
F
P%
4
a. Selalu
13
32,5 %
b. Sering
10
25%
c. Kadang-kadang
15
37,5%
d. Tidak Pernah
2
5%
40
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukan bahwa responden yang menjawab selalu sebanyak
13 (32,5%) responden, sering 10 (25%) responden , yang merespon kadang-kadang
15 (37,5%) responden, sedangkan yang merespon tidak pernah 2 (5%) responden.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah sering kali bekerja sama
dengan Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid, bahwa menurut sebagian responden
berpendapat kepala sekolah suka mengarahkan guru untuk membuat RPP(rencana
proses pembelajaran) dan suka mengarahkan wali murid dalam mendidik anak
mereka diluar sekolah.
No. Soal
5
Tabel 8
Memberikan saran yang positif
Alternatif Jawaban
F
P%
a. Selalu
20
50 %
b. Sering
15
37,5 %
c. Kadang-kadang
4
10 %
d. Tidak Pernah
1
2,5 %
40
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, 20 (50 % ) responden memberikan jawaban selalu
jika kepala sekolah senantiasa memberikan saran yang positif kepada Bapak/Ibu guru,
45
staf dan wali murid, yang menjawab sering 15 (37,5 %b) responden, sedangkan
sebagian besar responden menjawab kadang-kadang 4 (10 %) responden ,dan yang
menjawab tidak pernah 1 (2,5 %) responden.Hal ini dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah senantiasa (selalu) memberikan saran yang positif kepada Bapak/Ibu guru,
staf dan wali murid dalam hal memotivasi
civitas akademika sekolah untuk
melakukan kegiatan proses belajar mengajar kearah yang lebih baik.
No. Soal
6
Tabel 9
Mendidik civitas akademika dengan baik
Alternatif jawaban
F
P%
a. Selalu
13
32,5 %
b. Sering
12
30 %
c. Kadang-kadang
12
30 %
d. Tidak Pernah
3
7,5 %
40
100 %
Jumlah
Tabel di atas menunjukan bahwa 13 (32,5 %) responden menjawab selalu jika
kepala sekolah mendidik civitas akademika dengan baik, 12 (30 %) responden
menjawab sering, yang menjawab kadang-kadang 12 (30 %) responden,sedangkan 3
(7,5 %) responden menjawab tidak pernah. Hal ini membuktikan bahwa kepala
sekolah selalu mendidik civitas akademika sekolah dengan baik, contohnya kepala
sekolah selalu memberikan bersikap baik dalam berprilakukan dan dalam
berkomunikasi kata-kata sangat sopan.
No. Soal
7
Tabel 10
Menunjukan kepribadian yang baik.
Alternatif Jawaban
F
P%
a. Selalu
19
47,5 %
b. Sering
12
30 %
c. Kadang-kadang
9
22,5 %
d. Tidak Pernah
0
0%
40
100 %
Jumlah
46
Tabel di atas menunjukan bahwa 19 (47,5 %) responden yang menjawab
selalu, 12 (30 %) responden yang menjawab sering, yang menjawab kadang-kadang
9 (22,5 %) responden, dan yang menjawab tidak pernah 0 (0%) responden jika
kepala sekolah senantiasa menunjukan kepribadian yang baik di sekolah. Jadi dapat
simpulkan bahwa kepala sekolah selalu menunjukan kepribadian yang baik di
sekolah, bersikap baik dalam keseharianya dan dalam berkomunikasi selalu
menggnakan kata-kata yang sopan. Contoh sikap yang baik dan berwibawa dalam
setiap keadaan, misalnya dalam memimpin rapat. Akan terlihat jelas kewibawaan
seorang kepala sekolah.
No. Soal
8
Tabel 11
Memberikan pengarahan yang baik
Alternatif Jawaban
F
P%
a. Selalu
19
47,5 %
b. Sering
10
25 %
c. Kadang-kadang
9
22,5 %
d. Tidak Pernah
2
5%
40
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 19 (47,5 %) responden yang menjawab
selalu jika kepala sekolah memberikan pengarahan yang baik kepada civitas
akademika sekolah,dan yang menjawab sering 10 (25 %) responden, yang menjawab
kadang-kadang 9 (22,5 %) responden, sedangkan yang menjawab tidak pernah 2
(5 %) responden. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu
memberikan pengarahan yang baik kepada civitas akademika sekolah, apabila ada
civitas
yang melakukan kesalahan dalam melakukan kegiatan proses belajar
mengajar. contoh rapat kecil yang dimulai setiap pagi untuk mengingatkan kepada
para guru agar memberikan materi pelajaran dengan penyampaian yang baik dan
benar serta menarik minat siswa untuk belajar lebih baik lagi.
47
Tabel 12
Dalam mengambil keputusan terlebih dahulu dimusyawarahkan
No. Soal
Alternatif Jawaban
F
P%
9
a. Selalu
23
57,5 %
b. Sering
11
27,5 %
c. Kadang
6
15 %
d. Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
40
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab selalu jika
kepala sekolah dalam mengambil keputusan terlebih dahulu dimusyawarahkan
sebanyak 23 (57,5 %)) responden, responden yang menjawab sering sebanyak 11
(27,5 %) responden, yang menjawab kadang-kadang 6 (15 %) responden, sedangkan
yang menjawab tidak pernah 0 (0%) responden jika kepala sekolah dalam mengambil
keputusan terlebih dahulu dimusyawarahkan. Jadi dari data di atas dapat disimpulkan
bahwa kepala sekolah dalam mengambil keputusan selalu dimusyawarahkan kepada
Bapak/Ibu guru,staf dan wali murid. Contoh rapat akhir semester, dimana nantinya
akan dibahas kebijakan untuk semester yang akan datang untuk hasil yang lebih baik.
Tabel 13
Dalam membuat perencanaan sesuai dengan tujuan bersama
No. Soal
Alternatif Jawaban
F
P%
10
a. Selalu
14
35 %
b. Sering
14
35 %
c. Kadang-kadang
10
25 %
d. Tidak Pernah
2
5%
40
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu dan sering 14
(35 %) responden bila kepala sekolah dalam membuat perencanaaan sesuai dengan
tujuan bersama, 10 (25 %) responden yang menjawab kadang-kadang , sedangkan
yang menjawab tidak pernah 2 (5 %) responden. Dari data di atas dapat
48
disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam membuat perencanaan selalu sesuai
dengan tujuan bersama.Ini terbukti dari jawaban responden yang menjawab selalu
dan sering sebanyak 14 (35 %) responden, contoh keinginan kepala sekolah dalam
membuat kemajuan misalkan dibidang bahasa dengan mengarahkan siswa untuk
selalu menggunakan bahasa indonesia yang baik akan sejalan dengan mata
pelajaran bahasa indonesia yang diajarkan kepada siswa, sehingga hasil dari
pembelajaran terssebut akan terlihat pada kebiasaan siswa dalam menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
No. Soal
11
Tabel 14
Membuat perencanaan yang bagus
Alternatif Jawaban
F
P%
a. Selalu
20
50 %
b. Sering
9
22,5 %
c. Kadang-kadang
9
22.5 %
d. Tidak Pernah
2
5%
40
100 %
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa yang menjawab selalu 20 (50 %)
responden jika kepala sekolah selalu membuat perencanaan yang bagus, 9 (22,5 %)
responden yang menjawab sering dan kadang-kadang, sedangkan yang menjawab
tidak pernah 2 (5 %) responden, Jadi dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
kepala sekolah selalu membuat perencanaan yang bagus. Ini terbukti dari responden
yang menjawab selalu sebanyak 20 (50 %) responden. Contoh adanya Gambaran
(maket) perencanaan pengembangan sekolah jangka panjang dan jangka pendek
sekolah yang menjadi acuan tujuan proses belajar mengajar selanjutnya.
49
No. Soal
12
Tabel 15
Ide-ide kepala sekolah bermanfaat untuk yang lain
Alternatif Jawaban
F
P%
a. Selalu
15
37,5%
b. Sering
13
32,5 %
c. Kadang-kadang
9
22,5 %
d. Tidak Pernah
3
7,5 %
40
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas menunjukan bahwa yang menjawab selalu 15 (37,5 %)
responden jika kepala sekolah selalu memberikan ide-ide yang bermanfaat untuk
yang lain, 13 (32,5 %) responden yang menjawab sering,
sedangkan yang
menjawab kadang-kadang sebanyak 9 (22,5 %) responden, yang menjawab tidak
pernah 3 (7,5 %) responden. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah selalu
memberikan ide-ide yang bermanfaat untuk civitas akademika sekolah. Contoh idede mengenai pengembangan sarana dan prasarana sekolah, sepeti pengadaan lab
fisika yang sebelumnya terlihat kurang memadai menjadi lebih baik.
Tabel 16
Melakukan pengawasan terhadap proses belajar mengajar
No. Soal
Alternatif Jawaban
F
P%
13
a. Selalu
16
40 %
b. Sering
15
37,5 %
c. Kadang-kadang
8
20 %
d. Tidak Pernah
1
2,5 %
40
100 %
Jumlah
Tabel di atas menunjujkkan bahwa yang menjawab selalu 16 (40 %)
responden bila kepala sekolah selalu melakukan pengawasan terhadap proses
belajar mengajar, 15 (37,5 %) responden yang menjawab sering, 8 (20 %)
responden yang menjawab kadang-kadang , sedangkan yang menjawab tidak
pernah sebanyak 1 (2,5 %) responden. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
50
kepala sekolah selalu melakukan pengawasan terhadap proses belajar mengajar.
Contoh pengawasan dengan adanya raport bayangan, dimana nilai siswa nantinya
bisa dipantau lebih dini dan dapat diusahakan menjadi lebih baik nantinya.
Tabel 17
Berusaha mencari penyelesaian masalah melalui komunikasi tanpa
menghambat tujuan, keputusan maupun kemajuan bersama
No. Soal
Alternatif Jawaban
F
P%
14
a. Selalu
15
37,5 %
b. Sering
11
27,5 %
c. Kadang-kadang
11
27,5 %
d. Tidak Pernah
3
7,5 %
40
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa yang menjawab selalu jika
kepala sekolah berusaha mencari penyelesaian masalah melalui komunikasi tanpa
menghambat tujuan, keputusan, maupun kemajuan bersama, sebanyak 15 (37,5 %)
responden, yang menjawab sering dan kadang-kadang 11 (27,5 %) responden,,
sedangkan yang menjawab tidak pernah 3 (7,5 %) responden. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu berusaha mencari penyelesaian
masalah melalui komunikasi tanpa menghambat tujuan, keputusan, maupun
kemajuan bersama. Contoh Rapat Komite Sekolah, dimana kebutuhan-kebutuhan
yang ada antara pihak sekolah dan wali murid akan terselesaikan dengan adanya
rapat tersebut,
No. Soal
15
Tabel 18
Memberikan motivasi
Alternatif Jawaban
F
P%
a. Selalu
21
52,5 %
b. Sering
9
22,5 %
c. Kadang-Kadang
6
15 %
d. Tidak Pernah
4
10 %
40
100 %
Jumlah
51
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab
selalu 21 (52,5 %) , yang menjawaab sering 9 (22,5 %) , yang menjawab kadangkadang 6 (15 %) responden dan yang menjawab tidak pernah jika kepala sekolah
senantiasa memberikan motivasi kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid
sebanyak 4 (10%). Jadi dari informasi di atas dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah senantiasa (selalu) memberikan motivasi kepada Bapak/Ibu guru, staf dan
wali murid..contoh pada setiap upacara pagi kepala sekolah menanamkan semangat
dan motivasi yang memicu siswa untuk belajar lebih giat ddalam meraih kesuksesan.
Tabel 19
Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi primer
No. Soal
Alternatif Jawaban
F
P%
16
a. Selalu
15
37,5 %
b. Sering
14
35 %
c. Kadang-kadang
8
20 %
d. Tidak Pernah
3
7,5 %
40
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat menunjukkan bahwa yang menjawab selalu
15 (37,5 %) responden jika kepala sekolah dalam berkomunikasi senantiasa
menggunkan komunikasi primer, 14 (35 %) responden yang menjawab sering ,
yang menjawab kadang –kadang 8 (20 %) responden, dan 3 (7,5 %) responden yang
menjawab tidak pernah. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah
dalam berkomunikasi senantiasa (selalu) menggunakan komunikasi
kepada
Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid. Contoh penakaian bahasa baku yang
digunakan dalam pembuatan surat menyurat. Sehingga bentuk dan model serta
bahasa yang digunakan dapat dimengerti semua pihak.
52
Tabel 20
Dalam berkomunikasi menggunakan bahasa yang baik
No. Soal
Alternatif Jawaban
F
P%
17
a. Selalu
15
37,5 %
b. Sering
12
30 %
c. Kadang-kadang
11
27,5 %
d. Tidak Pernah
2
5%
40
100 %
Jumlah
Di lihat dari tabel di atas menunjukkan bahwa yang menjawab selalu 15
(37,5 %) responden ,yang menjawab sering 12 (30 %) responden , sedangkan yang
menjawab kadang-kadang 11 (27,5 %) responden, dan 2 (5 %) yang menjawab
tidak pernah jika kepala sekolah dalam berkomunikasi menggunakan bahasa yang
baik kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid. Dari data di atas dapat
disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu menggunakan bahasa yang baik kepada
Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid. Contoh dalam memberikan pelajaran
menggunakan bahasa Indonesia, tidak menggunakan bahasa daerah.
Tabel 21
Dalam berkomunikasi memberikan pesan yang jelas
No. Soal
Alternatif jawaban
F
P%
18
a. Selalu
21
52,5 %
b. Sering
10
25 %
c. Kadang-kadang
9
22,5 %
d. Tidak Pernah
0
0%
40
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 21 (52,5 %) responden yang
menjawab selalu jika kepala sekolah dalam berkomuikasi kepada Bapak/Ibu guru,
staf dan wali murid memberikan pesan yang jelas, yang menjawab sering 10 (25 %)
responden 5 (12,5 %) responden yang menjawab kadang-kadang, sedangkan yang
menjawab tidak pernah sebanyak 0 (0 %) responden. Dari data di atas dapat
53
disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam berkomunikasi kepada Bapak/Ibu guru,
staf dan wali murid selalu memberikan pesan yang jelas. Contoh dalam kesimpulan
rapat, dihasilkan point-point kebijakan yang harus dilaksanakan kemudian.
Tabel 22
Dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi isyarat
No. Soal
Alternatif Jawaban
F
P%
19
a. Selalu
2
5%
b. Sering
3
7,5 %
c. Kadang-kadang
4
10 %
d. Tidak Pernah
13
77,5 %
40
100 %
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab selalu jika
kepala sekolah dalam berkomunikasi menggunakan isyarat kepada Bapak/Ibu guru,
staf dan wali murid sebanyak 2 (5 %) responden, dan responden yang menjawab
sering sebanyak 3(7,5 %) responden,, dan yang menjawab kadang-kadang 4 (10 %)
dan tidak pernah sebanyak 31 (77,5 %) responden. Jadi data di atas dapat
disimpulkan
bahwa
kepala
sekolah
dalam
berkomunikasi
tidak
pernah
menggunakan komunikasi isyarat kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid.
Contoh dalam rapat dilarang bisik-bisik.
Tabel 23
Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi secara sekunder
No. Soal
Alternatif Jawaban
F
P%
20
a. Selalu
6
15 %
b. Sering
9
22,5 %
c. Kadang-kadang
21
52,5 %
d. Tidak Pernah
4
10 %
Jumlah
40
100 %
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa 6( 15 %) responden yang menjawab
selalu, 9 (22,5 %) responden yang menjawab sering, yang menjawab kadang-
54
kadang 21 (52,5 %) responden bila kepala sekolah dalam berkomunikasi senantiasa
mengunakan komunikasi sekunder, sedangkan 4 (10 %) responden yang menjawab
tidak pernah. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam
berkomunkasi kadang-kadang menggunakan komunikasi sekunder. Contoh surat
pemberitahuan kepada wali murid mengenai rapat pemberitahuan keuangan sekolah.
Tabel 24
Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan alat atau sarana sebagai
media
No. Soal
Alternatif Jawaban
F
P%
21
a. Selalu
9
22,5 %
b. Sering
4
10 %
c. Kadang-kadang
15
37,5 %
d. Tidak Pernah
12
30 %
Jumlah
40
100 %
Tabel di atas menunjukan bahwa responden yang menjawab selalu jika
kepala sekolah dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan alat atau sarana
sebagai media kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid, sebanyak 9 (22,5 %)
responden, 4 (10 %) responden yang menjawab sering ,
15 (37,5 %) yang
menjawab kadang-kadang dan yang menjawab tidak pernah ,sebanyak 12 (20 %)
responden. Jadi dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam
berkomunikasi kadang-kadang menggunakan alat atau sarana sebagai media kepada
Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid. Contoh dengan adanya majalah dinding
(mading) dan papan pengumunan yang memuat hal-hal yang dianggap penting dan
mendesak bisa diumumkan dan dapat dikomunikasikan dengan cepat.
55
Tabel 25
Dalam menjalin komunikasi senantiasa menggunakan komunikasi secara
Vertikal
No. Soal
Alternatif Jawaban
F
P%
22
a. Selalu
20
50 %
b. Sering
9
22,5 %
c. Kadang-kadang
11
27,5 %
d. Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
40
100 %
Berdasarkan informasi dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden
yang menjawab selalu 20 (50 %) responden jika kepala sekolah dalam menjalin
komunikasi dengan Bapak/Ibu guru dan wali murid
senantiasa menggunakan
komunikasi vertical ,dan yang menjawab sering 9 (22,5 %) responden , 11 (27,5 %)
responden yang menjawab kadang-kadang, sedangkan yang menjawab tidak pernah
0 (() %) responden . Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam menjalin
komunikasi dengan Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid selalu menggunakan
komunikasi vertical. Contoh perintah kepala sekolah bagi para guru yang mengajar
mata pelajaran yang diujikan Negara agar melaksanakan pendalaman materi diluar
jam belajar-mengajar, sehingga nantinya diharapkan siswa akan lebih siap dalam
menghadapi ujian tersebut.
Tabel 26
Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi secara horizontal
No. Soal
Alternatif jawaban
F
P%
23
a. Selalu
16
40 %
b. Sering
11
27,5 %
c. Kadang-kadang
7
17,5 %
d. Tidak Pernah
6
15 %
Jumlah
40
100 %
Di lihat dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab
selalu sebanyak 16 (40 %) responden, 11 (27,5 %) responden yang menjawab
56
sering dan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 7 (17,5 %), sedangkan 6
(15 %) responden yang menjawab tidak pernah jika kepala sekolah dalam menjalin
komunikasi denga Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid menggunakan komunikasi
horizontal. Dari data di atas dapa disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam
menjalin komunikasi dengan Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid selalu
menggunakan komunikasi horizontal. Contoh sumbang saran dan pengarahan
kepala sekolah kepada para guru yang nantinya akan menjadi acuan baik bagi para
guru maupun bagi kepala sekolah sehingga tujuan bersama akan dapat tercapai.
Tabel 27
Dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi secara diagonal
No. Soal
Alternatif Jawaban
F
P%
24
a. Selalu
15
37 ,5%
b. Sering
9
22,5 %
c. Kadang-kadang
12
30 %
d. Tidak Pernah
4
10 %
40
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jika kepala sekolah
dalam
menjalin komunikasi dengan Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid menggunakan
komunikasi diagonal sebanyak 15 (37,5 % responden yang menjawab selalu, 9
(22,5 %) yang menjawab sering, yang menjawab kadang-kadang 12 (30 %)
responden, sedangkan yang menjawab tidak pernah 4 (10 %) responden jika kepala
sekolah dalam menjalin komunikasi dengan Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid
mengunakan komunikasi diagonal. Jadi dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid
selalu menggunkan komunikasi diagonal. Contoh rapat konsultasi siswa dan guru
dalam memberikan pengarahan, dimana nantinya siswa akan mendapat masukan
dari berbagai arah, baik dari guru nya sendiri maupun pihak lain, seperti teman dan
keluarga serta kepala sekolah.
57
Tabel 28
Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi searah
No. Soal
Alternatuf Jawaban
F
P%
25
a. Selalu
19
47,5 %
b. Sering
16
40 %
c. Kadang-kadang
3
7,5 %
d. Tidak Pernah
2
5%
40
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab selalu jika
kepala sekolah dalam berkomunikasi kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid
senantiasa menggunakan komunikasi searah sebanyak 19 (47,5 %) responden, yang
menjawab sering 16 (40 %) responden , sedangkan responden yang menjawab
kadang-kadang sebanyak 3 (7,5 %) responden, dan 2 (5 %) responden yang
menjawab tidak pernah. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah
dalam berkomunikasi kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid senantiasa (selalu)
menggunakan komunikasi searah,cohtoh kepala sekolah dalam memberikan
instruksi dalam rapat, agar para guru dan wali murid tidak berisik
Tabel 29
Senantiasa menggunakan komunikasi dua arah dalam berkomunikasi
No. Soal
Alternatif Jawaban
F
P%
26
a. Selalu
21
52,5 %
b. Sering
9
22,5 %
c. Kadang-kadang
9
22,5 %
d. Tidak Pernah
1
2,5 %
Jumlah
40
100 %
Berdasarkan tabel di atas bahwa responden yang menjawab selalu 21
(52,5 %) responden jika kepala sekolah dalam berkomunkasi senantiasa
menggunakan komunikasi dua arah kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid, 9
(22,5 %) responden yang menjawab sering, yang menjawab kadang-kadang 9
58
(22,5 %) responden dan 1 (2,5 %) responden yang menjawab tidak pernah. Data di
atas menunjukan bahwa kepala sekolah dalam berkomunikasi senantiasa (selalu)
menggunakan komunikasi dua arah dengan Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid.
Contoh dalam menentukan kebijakan yang menyangkut kepentingan siswa dan wali
murid, hal ini diciptakan dengan membentuk komite sekolah dimana nantinya
komunikasi pihak sekolah dengan orang tua wali murid akan terakomodasi dengan
baik, karena keduanya akan saling memberi masukan dan saran demi kepentingan
bersama.
Tabel 30
Dalam menjalin komunikasi menggunakan komunikasi bebas
No. Soal
Alternatif Jawaban
F
P%
27
a. Selalu
20
50 %
b. Sering
15
37,5 %
c. Kadang-kadang
5
12,5 %
d. Tidak Pernah
0
%
Jumlah
40
100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa yang menjawab selalu 20 (50 %)
responden jika kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan Bapak/Ibu guru, staf
dan wali murid menggunakan komunikai bebas, yang menjawab sering 15 (37,5 %)
responden, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 5 (12,5 %)responden, 0
(0 %) responden yang menjawab tidak pernah. Data di atas menunjukkan bahwa
kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid
selalu menggunakan komunikasi bebas. Contoh dalam menyusun rencana kegiatan
baik yang sifatnya ke dalam proses belajar mengajar atau pun kegiatan yang
menyangkut kepentingann siswa, misalnya menentukan tempat melaksanakan
latihan dasar kepemimpinan (LDK) bagi siswa yang ingin menjadi anggota OSIS.
59
Tabel 31
Dalam berkomunikasi mengggunakan komunikasi tertulis
No. Soal
Alternatif Jawaban
F
P%
28
a. Selalu
13
32,5 %
b. Sering
11
30 %
c. Kadang-kadang
14
35 %
d. Tidak Pernah
2
5%
Jumlah
40
100 %
Tabel di atas, bila digambarkan dengan kalimat, maka dapat didefinisikan
bahwa 13 (32,5 %) responden yang menjawab selalu jika komunikasi kepala
sekolah dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi tertulis 11 (30 %)
responden yang menjawab sering, 14 (35 %) responden yang menjawab kadangkadang, sedangkan 2 (5 %) yang menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan
bahwa kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan bapak/Ibu guru,staf dan wali
murid kadang-kadang menggunakan komunikasi tertulis , ini terbukti dari
responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 14 (35%) responden. Contoh
peraturan-peraturan tata tertib yang menyangkut kepentingan siswa dan guru dalam
proses belajar mengajar, misalkan harus menggunakan pakaian seragam sesuai
dengan peraturan hari-hari sekolah/.
Tabel 32
Dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi secara lisan
No. Soal
Alternatif Jawaban
F
P%
29
a. Selalu
35
87,5 %
b. Sering
5
12,5 %
c. Kadang-kadang
0
0%
d. Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
40
100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab
selalu 35(87,5 %) jika dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan
komunikasi secara lisan dengan
Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid
dan 5
60
(12,5 %) responden yang menjawab sering, sedangkan tidak ada responden yang
menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Dari data di atas dapat disimpulkan
bahwa dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu mengunakan komunikasi secara
lisan dengan Bapak/Ibu guru, staf serta wali murid untuk menyampaikan saran
kepada kepala sekolah.Contoh rapat semester dalan menentukan kebijakan
penilaian siswa
Tabel 33
Senantiasa menggunakan komunikasi satu arah dalam berkomunikasi
No. Soal
Alternatif Jawaban
F
P%
30
a. Selalu
19
47,5 %
b. Sering
12
30 %
c. Kadang-kadang
6
15 %
d. Tidak Pernah
3
7,5 %
Jumlah
40
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab selalu jika
kepala sekolah dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi satu
arah kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid sebanyak 19 (47,5 %) responden,
dan 12 (30 %) responden yang menjawab sering, yang menjawab kadang-kadang 6
(15 %) responden, sedangkan yang menjawab tidak pernah 3 (7,5 %). Jadi dari data
di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam berkomunikasi selalu
menggunakan komunikasi satu arah kepada Bapak/Ibu guru, staf dan wali murid.
Contoh dalam membuat silabus, menentukan penilain siswa, tata cara mengajar
C. Interprestasi Data Hasil Penelitian
Dari sebaran data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif yang
baru dibahas adalah nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi atau gambaran masing-masing aspek yang diteliti berdasarkan tanggapan
respoden.
61
Tabel 34
Nilai rata-rata skor berdasarkan indikator
Dimesi
Indikator
Kemampuan
NH
NS
(NS/NH)*100%
1. Peran Kepala Sekolah
4x4=16
520 : 40
13
13
x100%
16
= 81,25%
2. Fungsi Kepala Sekolah
11x4=44
1254 : 40
31,35
31,35
x100%
44
= 71,25%
3. Proses Kumunikasi
6x4=24
617 : 40
15,42
15,42
24
Kepala Sekolah
dalam
Berkomunikasi
x100%
= 64,27%
4. Jenis-jenis Komunikasi
9x4=36
1135 : 40
28,37
28,37
36
x100%
= 78,82%
Tabel 35
Penilaian berdasarkan indicator di atas, maka dapat disimpulkan nilai rata-rata skor penilaian
berdasarkan Variabel penelitian sebagai berikut.
Dimesi
NH
NS
(NS/NH)*100%
Kemampuan Kepala Sekolah
30x4=120
3526 : 40
88,15
88,15
x100%
120
= 73,46%
dalam Berkomunikasi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada sebagian dari
civitas
akademika sekolah yang menjadi sampel, penulis melakukan analisis data yang
merupakan bagian yang penting dalam metode ilmiah untuk menjawab masalah
penelitian. Dari hasil penelitian yang didapatkan dari penyebaran angket mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi
dengan civitas akademika sekolah diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
62
a.
Peran Kepala Sekolah
Dalam menjalankan perannya sebagai kepala sekolah baik hal ini terlihat dari
hasil angket bahwa sebagian besar civitas akademika sekolah merasa puas atas
kemampuan kepala sekolah dalam menjalin komunikasi dengan civitas
akademika sekolah. Dalam hal bahwa peran kepala sekolah yang mempunyai
tiga
unsur
yaitu:
kepala
sekolah
mampu
menciptakan
harmonis,bertanggung jawab dan bekerja sama dengan baik
suasana
berjumlah
sebanyak 81,5%, terbukti bahwa peran kepala sekolah SMK Sumpah Pemuda
memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.
b. Fungsi Kepala Sekolah
Dalam sebuah pendidikan fungsi kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap
kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu fungsi kepala sekolah di SMK
Sumpah Pemuda cukup baik, ini dilihat dari hasil penelitian yang melalui
angket tentang fungsi kepala sekolah, dimana para responden yang menjawab
fungsi kepala sekolah mencakup, membina, membuat perencanaan, melakukan
berbagai pengawasan, memberikan motivasi, berjumlah 71,25 % responden.
b. Proses Komunikasi
Di dalam suatu lembaga pendidikan proses komunikasi sangat penting, karena
proses komunikasi adalah salah satu penunjang berjalannya kegiatan belajar
mengajar.Seorang pemimpin suatu lembaga pendidikan harus mampu
memahami proses komunikasi dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Proses komunikasi yang dilakukan Kepala Sekolah SMK Sumpah
Pemuda cukup baik, ini terbukti dari hasil data penelitian yang melalui angket
tentang proses komunikasi berjumlah 64,27 % responden.
c. Jenis-jenis Komunikasi
Dalam sebuah pendidikan mempunyai bentuk-bentuk komunikasi yang
bermacam-macam,dan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah
SMK Sumpah Pemuda dengan baik, ini terbukti dari hasil penelitian yang
63
menjawab positif terhadap pernyataan jenis-jenis komunikasi yang mencakup
komunikasi internal dan eksternal berjumlah 78 ,82% responden.
Kepala sekolah yang baik merupakan salah satu kunci untuk
menciptakan hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat secara efektif.
Keberhasilan kepala sekolah ditentukan oleh pimpinannya dalam mengelola
tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah dan
untuk meningkatkan
hubungan antara atasan dengan bawahan, maka kepala sekolah harus mampu
menjalankan komunikasi yang efektik kepada civitas akademika sekolah. Dan
jumlah hasil penelitian indicator berjumlah 73, 64% responden.ini dapat
disimpulkan bahwa kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan
civitas akademika sekolah berjalan dengan cukup baik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan kepala sekolah dalam
berkomunikasi dengan civitas akademika sekolah berjalan dengan “ cukup baik”
hal ini terbukti dari hasil skor 73,46 % responden yang menjawab, bahwa kepala
sekolah dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai kepala sekolah dalam
berkomunikasi cukup baik.
2. Berdasarkan hasil wawancara kemampuan komunikasi kepala sekolah dalam
menjalin komunikasi dengan civitas akademika terlihat “ cukup baik” hal ini
terbukti dari hasil jawaban wawancara kepala sekolah diantaranya :
a. Dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan komunikasi
bebas dalam sehari-hari serta megunakan komunikasi vertical dalam
keadaan formal.
b. Setiap dalam mengambil keputusan kepala sekolah melibatkan civitas
akademika sekolah dalam segala hal, baik yang bersifat formal atau non
formal.
c. Dalam setiap pengambilan keputusan terlebih dahulu di komunikasikan
dan disosialisasikan kepada civitas akademika sekolah.
64
65
B. Saran
Tinggi rendahnya prestasi sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah peranan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan.Berdasarkan temuan
dan kesimpulan yang berkaitan dengan hal ini, maka penulis menyampaikan saransaran sebagai berikut :
1. Bagi Kepala sekolah sebaiknya lebih meningkatkan kerja sama dalam
menjalankan proses belajar mengajar.
2. Bagi civitas akademika sekolah (guru, staf dan wali murid) pergunakanlah
komunikasi yang ada untuk menyampaikan saran dan pesan kepada kepala
sekolah.
66
DAFTAR PUSTAKA
Ade yati Nurhayati, Koswara. Manajemen Lembaga Pedidikan, Bandung : Parro
Gading,Cet. 1
Arikonto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT.
Rineka Cipta, Cet.10, 1996.
Cangara, Hafied. Penganta Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, Cet.
6, 2005.
Cepi Triatna dan Aan Komariah. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif,
Bandung : PT Bumi Aksara. Cet.1,2005
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta :
Balai Pustaka.Cet.3, 1990.
Danim,
Sudarwan,
Menjalin
Komunikasi
Pembelajaran
(Kepemimpinan
Transformasional dalam komunitas Organisasi Pembelajaran), Jakarta : PT BUmi
Aksara,2003
Effendy, Onong Uchjana . Ilmu KomunikasiTeori dan Praktek, Bandung : Remaja Rosda
Karya, Cet. 13, 1994.
Faisal,Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial, Jalarta : PT Raja Grafindo Persada
Cipta, 2007.
http://metodemengajarberdasarkantipologibelajarsiswa.researchengines.com/2004/20/10
http://kepemimpinankepalasekolah.fuddin.wordpress. com/2010/15/03.
Husna, Asmara. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta : Ghalia Indonesia, Cet.
3, 1985.
Kartono, Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan “ Apakah Pemimpin Abnormal Itu ?,
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Cet.6, 1991.
Mulyana, Dedy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung ; PT. Remaja Rosda
Karya.Cet.2, 2001.
Mulyasa,E,Menjadi
Kepala
Sekolah
Profesional,
Bandung
:
PT
Remaja
RosdaKarya,2006
Mulyasa,E, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung :PT Remaja Rosda Karya, 2005
66
67
Marianne Coleman dan Tony Bush, Manajemen Srtategi Kepemimpinan Pendidikan,
Banguntapan Jogjakarta : IRCisoD. Cet.1, 2006.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta :
Balai Pustaka, Cet.3, 1990.
Roudhonah, Ilmu Komunikasi,Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN
Jakarta Press. Cet,1.
Sudrajat dan M subhana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung : CV Pustaka
Setia.Cet.3,2009.
Veithzal, Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta : PT Grafindo Persada,
Ed .2, 2007.
Wahjonosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,1999
DAFTAR PUSTAKA
Ade yati Nurhayati, Koswara. Manajemen Lembaga Pedidikan, Bandung : Parro
Gading,Cet. 1
Arikonto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT.
Rineka Cipta, Cet.10, 1996.
Cangara, Hafied. Penganta Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, Cet.
6, 2005.
Cepi Triatna dan Aan Komariah. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif,
Bandung : PT Bumi Aksara. Cet.1,2005
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta :
Balai Pustaka.Cet.3, 1990.
Danim,
Sudarwan,
Menjalin
Komunikasi
Pembelajaran
(Kepemimpinan
Transformasional dalam komunitas Organisasi Pembelajaran), Jakarta : PT BUmi
Aksara,2003
Effendy, Onong Uchjana . Ilmu KomunikasiTeori dan Praktek, Bandung : Remaja Rosda
Karya, Cet. 13, 1994.
Faisal,Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial, Jalarta : PT Raja Grafindo Persada
Cipta, 2007.
http://metodemengajarberdasarkantipologibelajarsiswa.researchengines.com/2004/20/10
http://kepemimpinankepalasekolah.fuddin.wordpress. com/2010/15/03.
Husna, Asmara. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta : Ghalia Indonesia, Cet.
3, 1985.
Kartono, Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan “ Apakah Pemimpin Abnormal Itu ?,
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Cet.6, 1991.
Mulyana, Dedy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung ; PT. Remaja Rosda
Karya.Cet.2, 2001.
Mulyasa,E,Menjadi
Kepala
Sekolah
Profesional,
Bandung
:
PT
Remaja
RosdaKarya,2006
Mulyasa,E, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung :PT Remaja Rosda Karya, 2005
66
67
Marianne Coleman dan Tony Bush, Manajemen Srtategi Kepemimpinan Pendidikan,
Banguntapan Jogjakarta : IRCisoD. Cet.1, 2006.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta :
Balai Pustaka, Cet.3, 1990.
Roudhonah, Ilmu Komunikasi,Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN
Jakarta Press. Cet,1.
Sudrajat dan M subhana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung : CV Pustaka
Setia.Cet.3,2009.
Veithzal, Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta : PT Grafindo Persada,
Ed .2, 2007.
Wahjonosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,1999
Download