ARTIKEL KHUSUS Cara Kerja Ventilator Rupi’i Pendahuluan Pengontrolan Variabel Kalau kita akan membantu salah satu atau beberapa sistem/organ tubuh pasien yang mengalami kegagalan fungsi (gagal napas, gagal jantung, gagal ginjal, dsb) dengan suatu alat, maka syarat yang perlu diperhatikan ialah : 1. Harus mengetahui cara kerja alat yang akan kita gunakan. 2. Harus memahami patofisiologi terjadinya gagal sistem atau gagal organ. 3. Harus mempunyai target yang harus dicapai dengan alat bantu tersebut. Ventilator (mechanical ventilation) adalah alat yang digunakan untuk membantu pasien yang mengalami gagal napas. Pada prinsipnya ventilator adalah suatu alat yang bisa menghembuskan gas (dalam hal ini oksigen) ke dalam paru-paru pasien. Saat menghembuskan gas, ventilator bisa tidak tergantung otot pernapasan (ventilator menggantikan sepenuhnya kerja otot pernapasan), atau ventilator bersifat membantu otot pernapasan sehingga kerja otot pernapasan diperkuat. Jumlah gas yang ditiupkan tergantung dengan pengaturan yang kita kehendaki. Dengan adanya “dorongan” dalam sistem sirkuit ventilator, maka akan dihasilkan aliran udara yang akan “menghembus” paru-paru pasien. Hembusan ke pasien akan menghasilkan beberapa variabel yaitu tekanan, volume dan aliran. Berdasarkan pengontrolan terhadap variabel-variabel tersebut maka dikenal pressure control, volume control dan flow control disamping juga ada time control. Pada awalnya kebanyakan ventilator hanya bisa mengontrol satu variabel saja sehingga variabel lainnya akan bervariasi tergantung dari kondisi paru-paru. Namun dalam perkembangannya, banyak ventilator yang bisa mengontrol lebih dari satu variabel. Pengontrolan tersebut bisa dalam satu periode napas ke napas berikutnya atau dalam periode satu kali napas saja. Cara kerja alat.1,2,3 Penggerak awal alat Penggerak awal bisa berupa pneumatik atau elektrik (AC atau DC), yang kemudian diteruskan kompresor. Letak kompresor bisa di luar ventilator (eksternal) atau menyatu di dalam (internal). Intensive Care Unit Rumah Sakit Panti Wilasa Jl. Citarum No. 39, Semarang 50121 Korespondensi: [email protected] 42 Fase dalam pernapasan dengan ventilator Fase bernapas dengan ventilator adalah sebagai berikut: Awal bernapas (initiating/triggering) Awal bernapas bisa terjadi secara otomatis karena pengaturan waktu pada ventilator (machine triggering) atau atas picuan (rangsangan/usaha bernapas) pasien yang merangsang mesin (patient triggering) sehingga mesin memulai menghembuskan gas ke pasien. Rangsangan napas dari pasien bisa atas dasar perubahan flow atau tekanan yang terjadi pada mesin. Perubahan flow atau tekanan berapa yang bisa merangsang mesin (sensitivity/trigger) tergantung pengaturan kita. Artinya bisa dibuat lebih sensitif atau kurang sensitif. Pembatasan variabel (limitation) Selama inspirasi, beberapa variabel (volume, Majalah Kedokteran Terapi Intensif Rupi’i tekanan atau flow) akan terbatasi dan tetap dipertahankan (sesuai dengan pengaturan) sebelum inspirasi berakhir. Siklus perpindahan (cycling) Cycling adalah perpindahan dari fase inspirasi ke fase awal ekspirasi. Perpindahan ini akan terjadi sesuai dengan pengaturan. Pengaturan tersebut bisa berdasar atas waktu (time cycle), tekanan (pressure cycle), volume (volume cycle) atau aliran udara (flow cycle). Time cycle, artinya fase inspirasi berakhir setelah alokasi waktu inspirasi berdasarkan pengaturan sudah terlampaui. Pressure/volume cycle, artinya inspirasi berakhir setelah tidak ada flow yang masuk (flow berhenti). Flow akan berhenti kalau pressure/volume sesuai pengaturan sudah tercapai. Flow cycle, artinya inspirasi berakhir kalau flow mencapai pengaturan yang dibuat. Agar lebih menyelaraskan dengan pola napas pasien, pengaturan pada flow cycle bisa diatur berbeda dengan pengaturan pabrik. Pengaturan ini sering disebut sebagai ETS (expiratory trigger sensitivity) atau inspiratory cycling off. Misalnya pengaturan ETS 40%, artinya bila flow mencapai 40% dari peak flow maka akan terjadi cycling. Pengaturan pabrik biasanya 25%. Pengontrolan variabel “base line” Pada akhir ekspirasi, tekanan di jalan napas bisa dikontrol. Bisa dibuat sama dengan tekanan atmosfer atau lebih. Pengaturan pengontrolan itu disebut dengan PEEP (positive end expiratory pressure). Bila PEEP = 0, berarti tekanan di jalan napas pada akhir ekspirasi sama dengan tekanan atmosfer, dan bila positif ,misalnya 5, berarti pada akhir ekspirasi tekanan di jalan napas 5 cmH2O lebih tinggi dibandingkan tekanan udara atmosfer. Pengontrolan Sistem dalam Ventilator. Ada dua macam cara pengontrolan sistem kerja ventilator: Pengontrolan terbuka (open loop control) Dalam sistem ini, semua perintah yang diperintahkan akan dikerjakan oleh efektor dan menghasilkan variabel. Yang dimaksud efektor dalam hal ini bisa berupa pompa piston atau pengatur katup aliran udara pada ventilator. Secara skematik cara pengontrolan terbuka pada ventilator adalah sebagai berikut: Volume 2 Nomor 1 Januari 2012 Pengontrolan tertutup (closed loop control) 4,5 Pada sistem ini, hasil keluaran yang dihasilkan dipakai sebagai umpan / masukan balik (feed back control). Dari perbedaan antara masukan balik dan masukan awal, akan mengubah pengontrol dan efektor dalam ventilator yang selanjutnya akan menghasilkan data baru (yang disesuaikan dengan kondisi pasien). Secara skematik cara pengontrolan tertutup pada ventilator adalah sebagai berikut: Sinyal umpan balik bisa berupa arus listrik (misalnya “electronic pressure transducer”) atau mekanik (misalnya katup pengatur tekanan). Berdasarkan sinyal umpan balik ini, beberapa ventilator canggih mampu menganalisis dan selanjutnya memberikan program tertentu sehingga menghasilkan beberapa mode baru seperti ASV (adaptive support ventilation) yang menghasilkan variabel sehingga kerja napas (work of breathing) pada posisi yang paling optimal, PAV (proportional assist ventilation) dan sebagainya. Daftar Pustaka 1. Chatburn RL. Classification of mechanical ventilators. In: TobinMJ, ed. Principles and practice of mechanical ventilation. 2nd ed. New York: McGraw-Hill; 2006. p.37-52. 2. Kacmarek RM, Chipman D. Basic principles of ventilator machinery. In: Tobin MJ, ed. Principles and practice of mechanical ventilation. 2nd ed. New York: McGraw-Hill; 2006. p.53-95. 3. MacIntyre NR. Principles of mechanical ventilator support. In: Multiprofessional Critical Care Review Course. 2005. p.203 4. Brunner JX. History and principles of closedloop control applied to mechanical ventilation; Nederlandse vereniging voor intensive care; 2002. p. 6-9. 5. Giorgio C, Roberta C. Technological development in mechanical ventilation. Current Opinion in Critical Care. 2010; 16: 26–33. 43