KONSISTENSI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK : ANALISIS KRITIS ATAS OPINI AUDITOR DAN LAPORAN KEUANGAN AUDITAN TAHUN 2007 SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Nama : Arif Handoko NIM : 3351405016 Program Studi : Akuntansi S1 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009 i Lembar Persetujuan Pembimbing Skripsi ini telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada Hari : Senin Tanggal : 2 September 2009 Menyetujui : Pembimbing I Pembimbing II Dra. Sri Kustini NIP. 195003041979032001 Amir Mahmud, S.Pd., M.Si NIP. 197212151998021001 Mengetahui : Ketua Jurusan Akuntansi Amir Mahmud, S.Pd., M.Si NIP. 197212151998021001 ii Lembar Pengesahan Kelulusan Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada: Hari : Kamis Tanggal : 17 September 2009 Penguji Skripsi Drs. Asrori, M.S. NIP. 196005051986011001 Anggota I Anggota II Dra. Sri Kustini NIP. 195003041979032001 Amir Mahmud, S.Pd., M.Si NIP. 197212151998021001 Mengetahui : Dekan Drs. Agus Wahyudin, M.Si NIP 196208121987021001 iii PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapar dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, Agustus 2009 Arif Handoko NIM. 3351405016 iv SARI Arif Handoko, 2009. “Konsistensi Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan Publik : Analisis Kritis Atas Opini Auditor Dan Laporan Keuangan Auditan Tahun 2007”, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UNNES, 105 halaman, 1 gambar, 44 tabel Kata Kunci : Konsistensi Penyajian, Laporan Keuangan, Opini Auditor, Catatan atas Laporan Keuangan Konsistensi dan daya banding sebuah laporan keuangan merupakan salah satu syarat agar sebuah informasi akuntansi berkualitas serta berguna bagi pemakainya dalam menentukan sebuah kebijakan terkait keputusan investasinya. Penelitian sebelumnya menunjukkan masih banyak perusahaan publik yang tidak konsisten dalam menyajikan laporan keuangannya serta masih ada akuntan publik yang tidak memberikan penjelasan dalam laporan opini auditor auditornya. Permasalahan penelitian ini yaitu apakah laporan keuangan perusahaan publik telah benar-benar disajikan secara konsisten, akun apa saja yang disajikan secara tidak konsisten, serta indikasi apa yang ditemukan apabila terjadi ketidakkonsistenan dalam penyajian laporan keuangan perusahaan publik yang terdaftar di BEI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan publik telah menyajikan laporan keuangannya secara konsisten. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan auditan neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas perusahaan yang terdaftar di BEI selama dua tahun yaitu tahun 2007 dan 2008. Penelitian ini melanjutkan penelitian terdahulu dengan menggunakan sampel yang sama yaitu laporan keuangan perusahaan selama dua tahun yang dipublikasikan di Pojok BEI Semarang dan dari situs www.bei.co.id. Tujuannya adalah untuk memperbandingkan tingkat konsistensi perusahaan dalam menyajikan laporan keuangannya pada penelitian sebelumnya dengan sekarang. Metode analisis data menggunakan analisis dokumentasi secara kritis (dialectical document approach). Hasil penelitian menunjukkan masih banyak perusahaan publik yang menyajikan secara tidak konsisten laporan keuangannya, tidak adanya catatan yang diberikan terkait dengan adanya ketidakkonsistenan dalam catatan atas laporan keuangan, serta masih adanya akuntan publik yang tidak memberikan penjelasan terkait dengan ketidakkonsistenan yang terjadi dalam opini auditornya. Hal ini memberikan indikasi bahwa telah terjadi pelanggaran dalam menyajikan laporan keuangan konsolidasi dimana seharusnya laporan keuangan harus menerapkan prinsip konsistensi dan daya banding (comparability) serta akuntan publik yang menerapkan standar profesionalnya untuk memberikan catatan apabila terdapat ketidakkonsisitenan dalam penyajian sebuah laporan keuangan. Saran yang diberikan kepada para peneliti selanjutnya adalah perlu digunakan sampel yang lebih representatif agar diperoleh hasil penelitian yang lebih akurat. Selain itu diperlukan ketelitian bagi para pemakai laporan keuangan dalam menganalisis laporan keuangan konsolidasi terutama dalam melakukan perbandingan laporan keuangan secara tahunan. v Motto Dan Persembahan ~ QS. Ar Rahman: 13 “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”. ~ QS. Al Baqarah: 153 “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”. ~ Elizabeth Kubler-Ross “Tak ada kesalahan-kesalahan, tak ada kebetulan-kebetulan. Seluruh peristiwa adalah rahmat yang diberikan agar kita belajar darinya”. Karya kecil ini spesial kupersembahkan untuk : ~ Ayah Ibuku tercinta dan keluarga besarku dirumah yang tiada henti untaian do’a kalian untukku ~ Aan, Riza, Ani, Harini, Taufik, Frantau, Azwar jalinan silaturahmi yang hangat ini takkan pernah tergantikan oleh apapun, ~ Seluruh teman-teman seperjuangan di Akuntansi S1 2005 dan terima kasih atas semua doa semangat kalian ,.... ~ Almamaterku, Universitas Negeri Semarang vi KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Konsistensi Penyajian Laporan Keuangan perusahaan publik: Analisis Kritis atas Opini Auditor dan Laporan Keuangan Auditan Tahun 2007”. Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi strata satu untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa motivasi dan bimbingan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang 2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang 3. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi dan dosen pembimbing II yang selalu membuka cara pandang yang baru terhadap penulis dalam menciptakan suatu karya tulis. 4. Dra. Sri Kustini, dosen pembimbing I yang selalu berusaha meluangkan waktunya untuk memberikan arahan serta petunjuk kepada penulis. 5. Dosen-Dosen lainnya Fakultas Ekonomi UNNES, yang telah memberikan ilmu, dan pengalaman paling berharga, serta bimbingannya hingga penulis berhasil menyelesaikan studi. vii 6. Segenap tenaga administrasi dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah begitu banyak membantu dan memudahkan urusan penulis. 7. Pihak ISX Corner-UNDIP, yang memberikan bantuan dan pengarahan saat penelitian. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati semoga Allah SWT senantiasa memberikan pahalanya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semarang, Agustus 2009 Penulis viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ............................................ iii PERNYATAAN ...................................................................................... iv SARI ........................................................................................................ v MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vi KATA PENGANTAR ............................................................................. vii DAFTAR ISI ........................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 8 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 9 1.4 Manfaat Penelitian .............................................................. 9 BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 11 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan ........................... 11 2.2 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan .......................... 19 2.3 Standar Konsistensi Pelaporan Audit ................................... 29 ix 2.3.1 Perubahan Akuntansi yang dapat Mempengaruhi Konsistensi ............................................................... 32 2.3.1 Perubahan Akuntansi yang tidak Mempengaruhi Konsistensi ............................................................... 35 Penelitian Terdahulu ........................................................... 37 BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 39 2.4 3.1 Dasar Penelitian .................................................................. 39 3.2 Subjek Penelitian ................................................................ 40 3.3 Fokus Penelitian ................................................................. 40 3.4 Sumber Data ....................................................................... 41 3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................... 42 3.6 Metode Analisis Data ......................................................... 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 44 4.1 Hasil Penelitian .................................................................. 44 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian ...................................... 44 4.1.2 Hasil Analisis Data .................................................. 45 BAB V PENUTUP ................................................................................... 65 5.1 Simpulan ........................................................................... 65 5.2 Saran ................................................................................. 65 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 67 LAMPIRAN ............................................................................................ 95 x Daftar Gambar Halaman Gambar 2.1 Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi ........................... xi 23 Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Daftar nama sampel perusahaan yang akan diteliti ...................... 40 Tabel 4.1 Daftar perusahaan yang akan diperbandingkan berdasarkan kriteria ....................................................................................... 44 Tabel 4.2 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Current Asset ...... 46 Tabel 4.3 Hasil penelusuran terhadap kelompok Current Asset .................. 47 Tabel 4.4 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok akun current asset ....................... 48 Tabel 4.5 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Non Current Asset .......................................................................................... 49 Tabel 4.6 Hasil penelusuran terhadap kelompok Non Current Asset ........... 50 Tabel 4.7 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok akun non current asset ................ 51 Tabel 4.8 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Total Asset .......... 52 Tabel 4.9 Hasil penelusuran terhadap kelompok Total Asset ...................... 54 Tabel 4.10 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok akun Total Asset ...................... 55 Tabel 4.11 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Current Liability 56 Tabel 4.12 Hasil penelusuran terhadap kelompok Current Liability............ 57 Tabel 4.13 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok akun Current Liability ............... 59 Tabel 4.14 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Non Curent Liability .................................................................................... 60 Tabel 4.15 Hasil penelusuran terhadap kelompok Non Current Liability .... 61 Tabel 4.16 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok akun Non Current Liability........ 62 Tabel 4.17 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Equity ............... 62 Tabel 4.18 Hasil penelusuran terhadap kelompok Equity............................ 64 Tabel 4.19 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok akun Equity ............................... xii 65 Tabel 4.20 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Revenue ............ 66 Tabel 4.21 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok akun Revenue ............................ 67 Tabel 4.22 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cost of Good Sold .......................................................................................... 68 Tabel 4.23 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok akun Cost of Good Sold ............. 69 Tabel 4.24 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Operating Expenses................................................................................... 70 Tabel 4.25 Hasil penelusuran terhadap kelompok Operating Expenses....... 71 Tabel 4.26 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok Akun Operating Expenses ......... 72 Tabel 4.27 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Other Income .... 74 Tabel 4.28 Hasil penelusuran terhadap kelompok Other Income ................ 74 Tabel 4.29 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok Akun Other Income ................... 75 Tabel 4.30 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Tax Expenses .... 76 Tabel 4.31 Hasil penelusuran terhadap kelompok Tax Expenses................. 77 Tabel 4.32 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok Akun Tax Expenses ................... 77 Tabel 4.33 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Net Income........ 78 Tabel 4.34 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok Akun Net Income....................... 79 Tabel 4.35 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cash from Operating ................................................................................. 80 Tabel 4.36 Hasil penelusuran terhadap kelompok Cash from Operating ..... 81 Tabel 4.37 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok Akun Cash from Operating ....... 78 Tabel 4.38 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cash from Investing ................................................................................... 83 Tabel 4.39 Hasil penelusuran terhadap kelompok Cash from Investing....... 84 xiii Tabel 4.40 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok Akun Cash from Investing ......... 86 Tabel 4.41 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cash from Financing ................................................................................. 87 Tabel 4.42 Hasil penelusuran terhadap kelompok Cash from Financing ..... 88 Tabel 4.43 Tabel penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor pada kelompok Akun Cash from Financing ....... xiv 89 Daftar Lampiran Halaman Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Konsisten dan Tidak Konsisten dalam Menyajikan Laporan Keuangan ............................................... 96 Lampiran 2 Daftar Perusahaan yang memberikan keterangan pada Catatan atas Laporan Keuangan ........................................................... 98 Lampiran 3 Daftar Perusahaan yang Memberikan Keterangan pada laporan Opini Auditor ......................................................................... 100 Lampiran 4 Daftar pengelompokan perusahaan konsisten dan tidak Konsisten berdasarkan kelompok akunnya .............................. 102 xv 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 1994 Standar Akuntansi Indonesia telah disusun dengan acuan standar akuntansi internasional (International Accounting Standards/IAS atau diubah menjadi International Financial Reporting Standards/IFRS sejak tahun 2001) dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas informasi akuntansi. Namun beberapa penelitian memberikan bukti bahwa kualitas informasi akuntansi di Indonesia masih rendah. Graham dan King (2000) dalam Feliana (2007) menemukan daya informasi angka-angka akuntansi terhadap harga pasar relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia yang lain. Daya informasi akuntansi di Indonesia berada dibawah negara Philipina, Thailand dan Korea. Leeuz (2000) dalam Feliana (2007) menemukan bahwa tingkat manajemen laba di Indonesia relatif tinggi (rangking ke 15 terbesar diantara 31 negara) dengan menggunakan data antara tahun 1990 sampai 1999. Bahkan analisis yang dilakukan oleh Kwik Kian Gie dalam Rizky (2003), memberikan indikasi yang sangat kuat bahwa laporan keuangan auditan telah turun nilainya di mata publik pemakai lapoaran keuangan tersebut. Menurut Kwik laporan keuangan auditan yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan di Indonesia telah terkontaminasi dengan munculnya praktek mark up dan manipulasi data. Banyaknya kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi juga menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas informasi akuntansi. Skandal manipulasi akuntansi yang terjadi ini melibatkan sejumlah perusahaan besar di 1 2 Amerika seperti Enron, Tyco, Global Crossing, dan Worldcom maupun beberapa perusahaan besar di Indonesia seperti Kimia Farma dimana ditemukan adanya salah saji yang dilakukan oleh auditor eksternal yang mengakibatkan lebih saji laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001, kasus pada Bank Lippo, serta PT Telkom yang dahulunya mempunyai kualitas audit yang tinggi (Susiana 2007; Koroy 2008). Kasus seperti ini melibatkan banyak pihak dan berdampak cukup luas. Keterlibatan CEO, komisaris, komite audit, internal auditor, sampai kepada eksternal auditor seperti yang dialami oleh Enron cukup membuktikan bahwa kecurangan ini banyak dilakukan oleh orang dalam, terungkapnya skandalskandal ini cukup membuat menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap kualitas informasi akuntansi yang ada (Susiana, 2007). Akuntansi sebagai sebuah sistem informasi merupakan teknik yang menggambarkan proses yang menghubungkan sumber data melalui saluran komunikasi dengan para penerima informasi. Melalui sebuah siklus yang disebut dengan siklus akuntansi, bukti-bukti transaksi diproses menjadi bentuk-bentuk informasi yang kita kenal dengan laporan keuangan. Output akuntansi (laporan keuangan) dalam bentuk sebuah informasi (informasi akuntansi) adalah merupakan produk dari suatu “pabrik” atau sistem akuntansi dimana output ini dibutuhkan masyarakat karena memiliki manfaat yang besar. Laporan keuangan ini menggambarkan proses perusahaan secara keseluruhan sehinggga informasi yang terkandung didalamnya sangat dibutuhkan oleh para penggunanya (Sari, 2009) 3 Informasi Akuntansi merupakan informasi keuangan yang digunakan oleh pihak eksternal perusahaan seperti pemegang saham, investor, kreditur, lembaga keuangan, pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak lain untuk menentukan kepentingan mereka terhadap perusahaan. Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Statement of Financial Accounting Concept No. 2 (SFAC No.2) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi yang disediakan melalui pelaporan keuangan dan berbagai penjelas yang digunakan sebagai laporan keuangan. SFAC No.1 menyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyertakan informasi yang berguna bagi investor, kreditur, dan pemakai lain yang potensial untuk dapat digunakan dalam mengambil keputusan yang rasional untuk investasi, kredit dan yang serupa. Informasi akuntansi tersebut haruslah dapat dimengerti oleh para pemakai laporan keuangan karena laporan keuangan memberikan gambaran mengenai kegiatan operasional perusahaan selama satu periode. Informasi Akuntansi tersebut akan bermanfaat dan dapat dimengerti oleh para pemakainya bila memenuhi beberapa kriteria atau standar agar menjadi suatu informasi yang berkualitas. Dalam kaitannya dengan kualitas laporan keuangan, FASB dalam Statementnya No. 2 menyatakan bahwa untuk dapat dikatakan berkualitas, laporan keuangan harus memiliki unsur kualitas primer dan kualitas sekunder (Arifin, 2003). Kualitas primer terdiri dari relevan dan dapat dipercaya (Reliability). Akuntan mempunyai kewajiban untuk memilih, memproses, dan melaporkan informasi yang relevan kepada para penggunanya (Juniarti, 2001). Relevan adalah kemampuan informasi untuk menciptakan keputusan yang 4 berbeda dengan jalan membantu para pemakai untuk meramalkan hasil dari kejadian masa lalu, sekarang dan yang akan datang atau menegaskan atau memperbaiki perkiraan sebelumnya. Agar informasi relevan harus memiliki mempunyai nilai prediktif, mempunyai nilai umpan balik dan disajikan tepat waktu (Kodrat 2006; Sutikno 2000). Reliability (dapat dipercaya) adalah kualitas informasi yang menjamin bahwa informasi benar-benar bebas dari kesalahan dan bias serta menyajikan dengan benar apa yang seharusnya disajikan. Agar dapat dipercaya maka informasi harus dapat diuji kebenarannya (Variability), netral (Neutrality) dan menyajikan dengan benar serta dapat memberikan gambaran yang tepat (Representational Faithfulness) (Arifin 2003; Kodrat 2006; Sutikno 2000). Kualitas sekunder terdiri dari dua unsur yaitu mempunyai daya banding (Comparability) berarti kebergunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan akan jadi meningkat jika informasi tersebut dapat diperbandingkan dengan informasi yang sama dengan perusahaan yang berbeda atau dengan informasi yang berasal dari perusahaan yang sama dalam tahun yang berbeda. Daya banding antar perusahaan (interfirm comparablity) diperoleh jika perusahaan menggunakan prosedur akuntansi yang sama pada saat perusahaan dihadapi dengan kejadian ekonomi yang sama (Bachtaruddin, 2003). Unsur yang kedua yaitu perlakuan yang sama (Consistency) mensyaratkan penerapan prosedur akuntansi dengan perlakuan yang sama (Bachtaruddin, 2003). Perlakuan sama tidak berarti bahwa suatu entitas tidak boleh melakukan suatu perubahan didalam praktek akuntansi, seperti suatu perubahan dari akuntansi 5 persediaan LIFO menjadi FIFO. Jika suatu perubahan terjadi, tentunya merupakan akibat dari suatu perubahan keadaan ekonomi. Sifat dari perubahan itu dan pengaruhnya pada daftar keuangan harus dijelaskan. Dalam prakteknya, perusahaan harus juga dapat menunjukkan bahwa praktek akuntansi yang baru lebih memberi keuntungan dari pada praktek akuntansi yang lama dikarenakan perubahan keadaan ekonomi yang berjalan (Bachtaruddin, 2003). Prinsip comparability atau daya banding yang didalamnya juga terdapat prinsip konsistensi pada laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting bagi kualitas informasi akuntansi sebuah perusahaan. Informasi akuntansi suatu perusahaan akan memiliki kegunaan, jika informasi tersebut dapat diperbandingkan dengan informasi yang sama dari perusahaan lain atau informasi yang sama untuk periode yang berbeda (FASB 1980 dalam Christiawan, 2000). Perbandingan informasi yang sama untuk periode yang berbeda mengharuskan adanya konsistensi dalam penyajian informasi. Konsistensi dalam penyajian laporan keuangan perusahaan publik adalah sangat penting, karena laporan keuangan tahunan perusahaan publik merupakan informasi keuangan yang dipublikasikan kepada masyarakat (investor, calon investor, kreditor dan pemakai lainnya) dan akan dianalisis untuk mendukung keputusan investasi, kredit atau lainnya (FASB, 1984). Agar dapat dianalisis dengan menggunakan teknik yang ada, laporan keuangan harus memiliki konsistensi dalam penyajian (Palepu, 2000 dalam Christiawan, 2000) dan disajikan dalam format yang mudah dimengerti (Maines, et al. 1999). 6 Ketidakkonsistenan penyajian akan menyulitkan dalam penggunaan alat analisis dan bahkan hasil analisis bisa menyesatkan. Karena itulah maka laporan keuangan perusahaan publik harus diaudit oleh auditor independen (Arens, 2000 dalam Christiawan, 2000). Penelitian mengenai tingkat konsistensi pengungkapan laporan keuangan pernah dilakukan sebelumnya oleh Akuy (1999) dalam Christiawan (2000). Hasil penelitian menunujukkan adanya ketidakkonsistenan penyajian yang terdapat pada dua dari lima belas perusahaan publik di Jawa Timur (Christiawan, 2000). Penelitian serupa juga dilakukan sendiri oleh Christiawan (2000) terhadap perusahaan publik di Indonesia, dan hasilnya menunjukkan beberapa perusahaan telah menyajikan secara tidak konsisten laporan keuangannya. Penelitian yang dilakukan oleh Sutikno (2000) terhadap empat pemakai laporan keuangan di BEJ juga menyimpulkan adanya pelaporan keuangan yang tidak relevan dan kurang dapat diperbandingkan. Konsistensi penyajian laporan keuangan yang dimaksud disini adalah kesamaan dalam klasifikasi akun yang ada dalam laporan keuangan yang biasanya diterbitkan dalam bentuk perbandingan dua tahun. Masalah konsistensi penyajian laporan keuangan diatur oleh standar auditing. Akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan historis harus memberikan pengungkapan atau penjelasan, jika laporan keuangan auditan tidak konsisten dalam penyajiannya. Hal ini diatur dalam standar pelaporan yang ke-2 yaitu laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya IAI (2001). Standar konsistensi ini menjamin 7 agar laporan keuangan auditan memiliki daya banding. Berdasarkan standar ini, jika akuntan publik tidak memberikan penjelasan apapun dalam laporan audit, maka laporan keuangan seharusnya konsisten dalam penyajiannya. Ketidakkonsistenan penyajian laporan keuangan perusahaan publik juga merupakan pelanggaran atas keputusan peraturan Bapepam tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan Nomor VIII.G.7 (Bapepam, 2000). Konsistensi penyajian dalam laporan keuangan di sini dalam arti adalah konsisten tidaknya penyajian akun dalam laporan keuangan auditan tahun 2007 yang dilaporkan dalam laporan keuangan tahun 2007 dibandingkan dengan penyajian akun dalam laporan keuangan auditan tahun 2007 yang dilaporkan dalam laporan keuangan tahun 2008. Penelitian ini akan melanjutkan hasil penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya oleh Christiawan (2000) terhadap 32 perusahaan publik di Indonesia. Pada penelitan sebelumnya digunakan laporan keuangan periode 2000 dan 2001 kemudian pada penelitian kali ini akan digunakan data laporan keuangan perusahaan periode 2007 dan 2008. Penelitian ini merujuk pada rekomendasi Christiawan untuk melakukan cros check ulang hasil temuan pada penelitian sebelumnya untuk melihat sejauh mana tingkat perkembangan konsistensi perusahaan yang telah diteliti sebelumnya dalam melaporkan hasil usahanya apakah lebih baik atau tidak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Christiawan menunjukkan ada 12 perusahaan publik yang tidak konsisten dalam menyajikan laporan keuangannya serta tidak memberikan penjelasan di dalam catatan atas laporan keuangan serta laporan opini auditor. 8 Penelitian ini hanya melakukan analisis konsistensi atas laporan keuangan auditan tahun 2007 dari perusahaan publik yang diambil secara acak. Laporan keuangan auditan didownload dari website Bursa Efek Indonesia (BEI). Konsistensi yang diteliti adalah konsistensi penyajian akun dalam current assets, non-current assets, total assets, curent liability, non-current liability, equity, revenue, cost of good sold, operating expenses, other income (charges), tax expenses, net income dan total net cash flow from operating, investing dan financing. Masing-masing akun tersebut akan diteliti konsisten atau tidak dalam penyajian jumlahnya. Apabila dijumpai adanya ketidakkonsistenan penyajian laporan keuangan auditan dan akuntan tidak memberikan pengungkapan yang memadai, maka dapat disimpulkan adanya pelanggaran standar auditing. Ketidakkonsistenan laporan keuangan auditan, selain melanggar standar auditing yang ada, juga memberikan indikasi awal bahwa akuntan publik yang memeriksa melakukan kesalahan dalam menginterpretasikan sebuah temuan audit. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti mengambil judul ”KONSISTENSI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK : ANALISIS KRITIS ATAS OPINI AUDITOR DAN LAPORAN KEUANGAN AUDITAN TAHUN 2007“ 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 9 1. Apakah laporan keuangan auditan perusahaan publik benar-benar telah disajikan secara konsisten ? 2. Akun – akun apa saja yang disajikan tidak konsisten dalam laporan keuangan auditan ? 3. Indikasi apa yang bisa disimpulkan dari ketidakkonsistenan penyajian akunakun dalam laporan keuangan auditan ? 1.3 TUJUAN Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah perusahaan-perusahaan publik telah benar-benar menyajikan laporan keuangan auditan secara konsisten ? 2. Untuk mengetahui terdiri dari akun apa saja yang disajikan secara tidak konsisten dalam laporan keuangan auditan ? 3. Untuk mengetahui indikasi-indikasi yang timbul dari ketidakkonsistenan penyajian akun-akun dalam laporan keuangan auditan ? 1.4 MANFAAT PENELITIAN Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Secara Teoritis Memberikan tambahan informasi bagi pembaca dan bahan rujukan bagi peneliti yang akan mengembangkan penelitian sejenis. 10 2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti, dapat memperluas pengetahuan mahasiswa dibidang akuntansi, terutama dalam hal penyajian laporan keuangan harus memperhatikan kualitas informasi yang akan disajikan bagi para pengguna laporan keuangan. b. Bagi universitas, dapat menambah bahan referensi terutama dalam hal penyusunan skripsi. 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Para pemakai laporan keuangan ini akan menggunakannya sebagai bahan informasi untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari proses pengambilan keputusan ekonomi. Disamping sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai alat pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya sekaligus menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya (Harahap 2004; Munawir 2001 ). Menurut Munawir (2001), laporan keuangan adalah hasil proses akhir yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Pada awal perkembangan akuntansi di Indonesia laporan keuangan hanya digunakan sebagai bahan pertanggungjawaban manajemen atas hasil operasi perusahaan yang telah dilakukannya selama satu periode akuntansi. Namun pergeseran waktu telah mengubah pola pikir dan perilaku para pengguna laporan keuangan, laporan keuangan tidak hanya berguna sebagai alat pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang ada tetapi 11 12 juga menjadi bahan pertimbangan dalam memprediksi keadaan dimasa yang akan datang (Nashirudin 2008; Brigham dan Houston dalam Hertanti 2005). Menurut Zaki Baridwan (2000) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksitransaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan serta untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Sedangkan definisi laporan keuangan menurut Departemen Keuangan (2005) berdasarkan peraturan Bapepam Nomor : VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep06/PM/2000 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dijelaskan bahwa laporan keuangan terdiri dari : Neraca yang menggambarkan posisi keuangan yang menunjukkan aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu; Laporan Rugi Laba yang merupakan ringkasan aktivitas usaha perusahaan untuk periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya; Laporan Perubahan Ekuitas yaitu laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan; Laporan Arus Kas yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentu dengan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan 13 pendanaan; Catatan Atas Laporan Keuangan yang memberikan penjelasan mengenai gambaran umum perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya. Laporan keuangan sebagai alat pencatatan dan alat pertanggungjawaban manajemen serta sebagai alat pengambilan keputusan memiliki konsekuensi harus dapat memberikan nilai lebih (mampu memprediksi tingkat pengembalian modal) bagi para penggunanya. Hal ini sesuai dengan tujuan laporan keuangan yang ada dalam pernyataan SFAC No. 1 sebagai berikut (FASB, 1980) : 1. First objective of financial statements is to provide information useful to investors for making rational investment, credit, and similar decisions. Informasi yang dihasilkan oleh laporan keuangan haruslah dapat dipahami oleh para pemakainya serta layak untuk menggambarkan aktivitas bisnis dan ekonomi yang terjadi serta informasi yang dihasilkan apakah sesuai sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Second objective of financial statements is to provide information about amount, timing and uncertainty of prospective cash receipts”. Tujuan Laporan Keuangan menurut ketetapan ini yaitu untuk menyediakan informasi yang akan digunakan investor untuk membuat keputusan investasi secara rasional dan menyediakan informasi tentang jumlah, waktu, dan ketidakpastian jumlah kas yang akan diterima. 3. Financial Reporting should provide information about the economic resources of an enterprise. 14 Tujuan ketiga menekankan pada kebutuhan informasi mengenai sumber daya ekonomi yang digunakan oleh perusahaan serta pengakuan terhadap kepemilikan sumber daya yang ada. Menurut PSAK No. 1 tahun 2004 tujuan laporan keuangan secara umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas peusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumberdaya-sumberdaya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, dan arus kas. Informasi tersebut beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas pada masa depan khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. Sementara itu tujuan laporan keuangan sebagaimana tertuang dalam surat edaran ketua Bapepam Nomor : SE-02/PM/2002 Tanggal : 27 Desember 2002, adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber dayasumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan yang disusun 15 untuk tujuan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Disamping itu menurut pernyataan CICA Handsbook Seksi 1000 dalam Agus (2009) tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut “The objective of financial statements is to communicate information to investors and other users in making decisions regarding resource allocation and assessment of management stewardship”. Menurut A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) dalam Safri (2004) tujuan dari laporan keuangan dirumuskan dalam empat tujuan antara lain : 1. Untuk membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang terbatas dan untuk menetapkan tujuan perusahaan 2. Mengarahkan dan megontrol secara efektif sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya 3. Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan 4. Membantu fungsi dan pengamanan sosial. Menurut Trueblood Committee dalam Belkoui (1985) dalam Safri (2004) tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. Komite ini beranggotakan sembilan orang yang berasal dari akademisi dan praktisi. Mereka ditugaskan untuk merumuskan tujuan laporan keuangan. Tujuan ini dijabarkan lagi dalam berbagai tujuan spesifik antara lain : 1. Pemakai Laporan Keuangan Tujuan utama bagi pemakai laporan keuangan adalah memberikan informasi sebagi dasar dalam proses pengambilan keputusan 2. Pemakai Umum 16 Tujuan dari laporan keuangan adalah melayani pemakai umum yang memiliki wewenang, kemampuan atau sumber kekayaan yang terbatas untuk mendapatkan informasi dan yang meyakini laporan keuangan sebagai sumber informasi utama mengenai aktivitas usahanya. 3. Pemakai Lain Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai potensi arus kas menurut jumlah, waktu, dan dengan memperhatikan ketidakpastian lainnya 4. Tujuan Laporan Keuangan adalah memberikan informasi yang faktual dan yang dapat ditafsirkan tentang transaksi dan kejadian lainnya yang berguna untuk meramalkan, membandingkan, menilai earning power perusahaan 5. Tujuan Laporan Keuangan bagi lembaga pemerintah dan lembaga yang bukan bertujuan untuk mencari laba adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk menilai efektivitas dari manajemen dan sumbersumber kekayaan dalam mencapai tujuannya APB Statement No. 4 dalam Safri (2004) menggolongkan tujuan laporan keuangan sebagai berikut : 1. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar. 17 2. Tujuan Umum Tujuan umum dari laporan keuangan adalah a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan. b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang bersal dari kegiatan usaha dalam mencari laba artinya laporan keuangan dapat menggambarkan atau menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dalam jangka panjang c. Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba d. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban e. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan. 3. Tujuan Kualitatif Tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statement No. 4 adalah sebagai berikut : a. Relevance artinya memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan. b. Understandability artinya informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya 18 c. Verifiability artinya hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama d. Neutrality artinya laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan e. Timeliness artinya laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada pada saat yang tepat f. Comparability artinya informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain g. Completeness artinya informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak bagi semua pemakai. Tujuan utama dari laporan keuangan berdasarkan pada beberapa uraian tersebut adalah memberikan infomasi yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomis. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pamakai untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai arus kas. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini harus dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan perusahaan juga menggambarkan tingkat prestasi perusahaan selama satu periode. Investor dan kreditur asing menggunakan informasi tentang masa lalu untuk menilai prospek perkembangan perusahaan, sehingga walaupun keputusan mengenai investasi dan kredit menggambarkan 19 pengharapan investor dan kreditur dimasa yang akan datang, pengharapan itu biasanya didasarkan pada informasi tentang perusahaan dimasa lalu. Fokus utama dari laporan keuangan tentang prestasi perusahaan ditunjukkan oleh data laba-rugi dan komponen-komponennya. 2.2 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif sebuah laporan keuangan menurut IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004) adalah ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakainya. Perkembangan dari informasi keuangan perusahaan yang akhirnya dituangkan dalam laporan keuangan dan dipublikasikan kepada masyarakat luas seringkali hanya mencakup data akuntansi tertentu saja yang secara teknis memang diperlukan dalam laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK par 10) menyebutkan bahwa informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan bersifat umum dan tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai (Kodrat, 2006). Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2 menyatakan bahwa kegunaan atau kemanfaatan informasi harus dievaluasi dalam hubungannya dengan maksud penyajian dan tujuan dari pelaporan keuangan difokuskan pada penggunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan (Arifin, 2003). FASB dalam Statementnya No. 2 menyatakan bahwa untuk dapat dikatakan berkualitas, laporan 20 keuangan harus memiliki unsur-unsur antara lain berupa kualitas primer dan kualitas sekunder. Kualitas Primer sebuah laporan keuangan terdiri dari Relevan dan Reliabel. Relevansi suatu informasi akuntansi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Relevan adalah kemampuan informasi untuk menciptakan keputusan yang berbeda dengan jalan membantu para pemakai untuk meramalkan hasil dari kejadian masa lalu, sekarang dan yang akan datang atau menegaskan atau memperbaiki perkiraan sebelumnya. Pendapat yang sama dinyatakan Kusuma (2006) informasi juga dapat dikatakan relevan bila dapat mempengaruhi keputusan dengan menguatkan atau mengubah pengharapan para pengambil keputusan. Agar informasi relevan harus mempunyai nilai prediktif, mempunyai nilai umpan balik dan disajikan tepat waktu. Relevan ini meliputi tiga aspek yaitu Feedback Value yaitu kualitas sebuah informasi yang memungkinkan pengguna untuk menegaskan dan memeriksa harapan-harapan masa lalu. Laporan dari hasil kegiatan sebuah perusahaan yang memiliki kualitas feedback value memberikan kontribusi bagi investor untuk memprediksi tren atau kecenderungan dari penerimaan dari berbagai entitas atau perusahaan. Predictive Value berguna untuk menggambarkan sebuah kondisi informasi untuk dianalisis dan digunakan untuk memprediksi laba atau posisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang, serta aspek Timeliness (tepat waktu). Sebuah informasi dikatakan tepat waktu apabila mempunyai informasi yang berguna untuk membuat keputusan sebelum informasi tersebut hilang serta tersedia sebelum sebuah keputusan dibuat. 21 Reliabel, reliabilitas suatu informasi akuntansi harus menyatakan keadaan yang sebenarnya. Suatu informasi akuntansi dikatakan reliabel atau dapat dipercaya jika kualitas informasi yang disajikan benar-benar bebas dari kesalahan dan bias pribadi maupun bawaan serta menyajikan dengan benar apa yang seharusnya disajikan sesuai dengan kondisi yang terjadi. Agar dapat dipercaya maka informasi harus dapat diuji kebenarannya (Verifiability), netral (Neutral), dan menyajikan dengan benar informasi yang ada (Representational Faithfulness). Verifiability merupakan kemampuan untuk mengukur yang diperoleh melalui persetujuan untuk menjamin bahwa informasi yang disajikan dapat menggambarkan apakah informasi tersebut telah memiliki gambaran pokok atau bahwa pemilihan metode pengukuran yang telah digunakan tanpa eror atau bias. Neutral artinya bahwa tidak adanya bias dalam pelaporan sebuah informasi. Untuk menjadi netral, sebuah informasi akuntansi harus melaporkan aktivitas ekonomi secara sepenuh mungkin, tanpa adanya pengaruh-pengaruh lain yang dapat mempengaruhi perilaku informasi yang dihasilkan. Representational faithfulness bahwa penyajian sebuah informasi mengenai fenomena tertentu sesuai dengan ukuran atau gambaran yang telah disetujui sebelumnya. Unsur kualitas laporan keuangan yang kedua berupa Kualitas Sekunder, kualitas ini terdiri dari dua unsur yaitu Comparability (mempunyai daya banding), dan Consistency (konsistensi). Komparabel, merupakan kemampuan untuk membantu pengguna laporan keuangan untuk melihat tingkat kesamaan dan perbedaan diantara peristiwa-peristiwa dan kondisi ekonomi yang terjadi. Dalam 22 FASB Accounting Standards Statements of Financial Accounting Concept No. 2 dinyatakan sebagai berikut : “Information about an enterprise gains greatly in usefulness if it can be compared with similar information about other enterprises and with similar information about the same enterprise for some other period or some other point in time” Komparabilitas memberikan gambaran kepada investor dan kreditor untuk dapat membandingkan informasi akuntansi yang diperoleh antar perusahaan untuk menjadi bahan pertimbangan bagi mereka dalam membuat keputusan untuk mengalokasikan sumberdaya yang ada. Biasanya non comparability timbul sebagai akibat faktor karena perusahaan tidak menggunakan input yang sama, tidak menerapkan prosedur yang sama, atau tidak sama dalam penggunaan sistem klasifikasi biaya dan pendapatan atau harta dan kewajiban dan ini selalu diasumsikan bahwa dengan menghilangkan faktor-faktor yang tidak konsisten seperti ini akan menghasilkan sebuah daya banding. Konsistensi, merupakan unsur yang berkaitan erat dengan tingkat daya banding. Sebuah informasi akuntansi akan memiliki tingkat kualitas yang tinggi jika pengguna dapat membandingkan kondisi perusahaan tiap periode. SFAC No.2 menyatakan “Consistency is conformity from period to period with unchanging policies and procedures”. Konsistensi dalam penerapan metode akuntansi lebih dari satu periode akuntansi selalu diberlakukan sebagai bagian dari kualitas informasi yang membuat angka-angka yang dihasilkan oleh informasi akuntansi menjadi lebih berguna. Menurut APB Opinion No. 20, Accounting Changes dalam FASB No. 2 23 dinyatakan bahwa dalam penyusunan laporan keuangan terdapat anggapan bahwa sebuah penerapan prinsip akuntansi yang diadopsi tidak boleh dirubah dari suatu periode ke periode lain. Konsisten dalam penerapan prinsip akuntansi dari satu periode keperiode meningkatkan kemampuan laporan keuangan untuk digunakan sebagai bahan analisis, sebagai perbandingan laporan keuangan antar periode, serta pemahaman dari sebuah data akuntansi. Gambar 2.1 Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi Decision Makers and Their Characteristic Benefit > Cost Understandability Decision Usefullnes Relevance Reliability Timeliness Predictive Value Representational Faithfulness Feedback Value Verifiability Neutrality Comparability Consistency Materiality Constraint Sumber : Financial Accounting Standard Board Statement No. 2 (1986) 24 Selanjutnya, FASB dalam statementnya dalam Arifin (2003) juga menyatakan bahwa apabila kualitas sekunder yang terdiri dari comparability dan consistency tidak terpenuhi, maka hal ini dapat mengurangi kegunaan dari informasi akuntansi. Tetapi jika kualitas primer yang terdiri dari Relevan dan Reliabel tidak terpenuhi maka informasi akuntansi tersebut akan tidak bermanfaat. Materiality atau materialitas merupakan kondisi dimana terdapat kelalaian atau pernyataan yang salah dari sebuah informasi akuntansi, artinya bahwa keputusan pengguna laporan keuangan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh kondisi yang salah dari informasi yang disajikan. Karakteristik kualitatif memberikan satu dasar pemilihan antara berbagai alternatif pelaporan dan akuntansi, seperti alternatif metode penyusutan, alternatif metode penilaian harta, dan alternatif metode penjelasan. Karakteristik kualitatif juga membantu menjawab pertanyaan tentang karakteristik informasi akuntansi apa yang membuat informasi bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Hampir sama dengan penjelasan yang ada didalam FASB, Bachtarudin (2003) menyebutkan karakteristik kualitatif dari sebuah informasi akuntansi terdiri dari karakteristik kualitas utama dan karakteristik kulitas kedua. Karakteristik yang pertama disebut sebagai karakteristik kualitas yang utama karena karakteristik ini yang membuat informasi akuntansi menjadi bermanfaat. Karakteristik kualitas utama (Primary Qualitative Characteristics) terdiri dari Relevan yang berarti bahwa informasi akuntansi berkemampuan untuk membuat perbedaan didalam suatu keputusan. Untuk menjadi relevan, informasi harus dapat memberi ketegasan atau memberi pengaruh perubahan atas harapan 25 pembuat keputusan. Jika informasi memberi ketegasan atas harapan, berarti memberikan peningkatan kemungkinan hasil yang diharapkan. Jika memberi pengaruh perubahan atas harapan, berarti memberikan perubahan pemikiran atas kemungkinan perolehan penghasilan yang sebelumnya telah diharapkan. Dengan cara demikian, informasi yang relevan memberikan suatu perbedaan bagi seorang pengambil keputusan yang tidak bersiap memperoleh informasi itu. Suatu informasi akuntansi dikatakan relevan jika terdiri dari tiga komponen, komponen yang pertama yaitu mempunyai nilai prediksi (predictive value) artinya Informasi dapat memberi pengaruh pada satu keputusan dengan menambah atau memperbaiki kemampuan pembuat keputusan untuk memprediksi. Misalnya laba per lembar saham akan membantu memprediksi bagi pemberi pinjaman. Komponen yang kedua yaitu mempunyai nilai umpan balik (feedback value) yaitu bahwa informasi akuntansi dapat mempengaruhi satu keputusan untuk tetap melakukan atau memperbaiki harapan pembuat keputusan sebelumnya. Komponen yang ketiga yaitu ketepatan waktu, informasi akuntansi diharapkan mampu mempengaruhi satu keputusan, jika informasi tersebut tersedia pada saat keputusan itu dibuat. Reliabel (reliability), berarti bahwa seorang pengguna dapat menggantungkan atau memiliki keyakinan pada informasi yang dilaporkan. Informasi akuntansi akan dapat dipercaya (reliability) jika informasi secara nyata menyatakan apa yang dimaksud, apa yang diungkapkan dan dapat diuji kebenaranya. Reliabel terdiri dari dua komponen yaitu ungkapan yang jujur (representational faithfulness) berarti bahwa terdapat kesesuaian antara satu 26 ukuran keuangan atau penjelasan dan fenomena aktivitas ekonomi yang diukur atau dijelaskan, dan daya uji (verifiability) meningkatkan jaminan bahwa pengukuran-pengukuran akuntansi menyatakan apa yang terukur pada saat itu. Statement of Financial Accounting Concept No. 2 menyatakan bahwa “Verifiable financial accounting information provides results that would be substantially duplicated by independent measurers using the same measurement methods”. Verifikasi menekankan satu konsensus diantara para akuntan dalam pengukuran kejadian kejadian ekonomi dan cara untuk melaporkannya. Karakteristik kualitas yang kedua yaitu terdiri dari netral (neutrality) dan daya banding (comparability). Netral berarti bahwa informasi akuntansi harus netral, atau tidak memihak yang memberikan dampak pada perilaku para pengguna informasi. Oleh karena informasi akuntansi memberi pengaruh terhadap lingkungannya, maka dipandang penting bahwa informasi akuntansi harus bersifat netral atau tidak bias. Daya Banding (Comparability) berarti kebergunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan akan jadi meningkat jika informasi tersebut dapat diperbandingkan dengan informasi yang sama dari entitas akuntansi yang lain atau dengan informasi yang berasal dari entitas akuntansi yang sama dalam tahun yang berbeda. Daya banding antar perusahaan (interfirm comparablity) diperoleh jika perusahaan menggunakan prosedur akuntansi yang sama pada saat perusahaan dihadapi dengan kejadian ekonomi yang sama. Hal ini merupakan alasan pemeriksaan daftar keuangan harus disajikan sesuai dengan GAAP. Perlakuan sama tidak berarti bahwa suatu entitas tidak boleh melakukan suatu perubahan 27 didalam praktek akuntansi, seperti suatu perubahan dari akuntansi persediaan LIFO menjadi FIFO. Jika suatu perubahan terjadi, tentunya merupakan akibat dari suatu perubahan keadaan ekonomi. Sifat dari perubahan itu dan pengaruhnya pada daftar keuangan harus dijelaskan. Dalam prakteknya, entitas harus juga dapat menunjukkan bahwa praktek akuntansi yang baru lebih memberi keuntungan dari pada praktek akuntansi yang lama dikarenakan perubahan keadaan ekonomi yang berjalan. Belkoui dan Sofyan Safri (2004) dalam bukunya juga menyebutkan karakteristik kualitatif yang sama dengan pendapat lainnya antara lain relevansi (relevance) didefinisikan menurut A Statement of Basic Accounting Theory dalam Belkoui (2004) bahwa agar informasi dapat memenuhi standar relevansi, informasi harus ditujukan atau diasosiasikan secara bermanfaat atau dengan tindakan yang telah dirancang untuk memfasilitasinya atau hasil yang ingin diperolehnya. “Hal ini mengharuskan agar informasi atau cara mengkomunikasikannya memberikan tekanan…..untuk mendapatkan tindakan yang diinginkan”. Oleh karenanya relevansi mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan manajemen dengan mengubah atau menginformasikan ekspektasi mereka atas hasil atau konsekuensi dari tindakan atau peristiwa. Keandalan (reliability) diartikan menurut Sarasota (1977) dalam Belkoui (2004) sebagai “…..kualitas yang memungkinkan pengguna data agar dengan yakin mengandalkannya sebagai pencerminan dari apa yang dimaksud untuk disajikan” . 28 Jadi keandalan dari informasi akan tergantung pada tingkat ketepatan penyajiannya atas suatu peristiwa. Keandalan akan berbeda di antara para pengguna, tergantung pada sejauh mana pengetahuan mereka terhadap aturan dalam penyediaan informasi. Agar dapat diandalkan, informasi harus dapat diverifikasi, netral, dan disajikan dengan tepat. Dapat diverifikasi mengandung arti akan adanya konsensus dan tidak adanya bias dari si pengukur. Kemampuan untuk dapat diverifikasi mengacu hanya pada kebenaran dari informasi yang dihasilkan, dan bukannya ketepatan dari metode pengukuran yang digunakan. Netralitas berkenaan dengan tidak adanya bias dalam penyajian dari laporan atau informasi akuntansi. Pembuat informasi bertujuan bahwa maksud dari informasi hendaknya tidak mempengaruhi suatu hasil yang telah ditentukan sebelumnya. Sementara ketepatan penyajian mengacu pada kesesuaian antara data akuntansi dengan peristiwa-peristiwa yang dimaksudkan untuk diwakili oleh data tersebut. Jika ukuran tersebut telah mencerminkan apa yang peristiwa maksudkan untuk diwakili, maka peristiwa akan dianggap terbebas dari bias pengukuran dan pengukurnya. Kualitas sekunder yang terdiri dari komparabilitas dan konsistensi. Komparabilitas dijabarkan sebagai penggunaan metode yang sama dalam suatu waktu oleh perusahaan tertentu. Akan tetapi, prinsip konsistensi tidak berarti bahwa metode akuntansi tertentu tidak dapat diubah setelah digunakan. Kondisi lingkungan mungkin akan membuat perlunya dilakukan perubahan yang diperlukan pada kebijakan atau teknik akuntansi jika dapat dijustifikasi dengan 29 tepat. APB Opinion No. 2, Accounting Changes, dalam Belkoui (2004) menyatakan bahwa : “Adanya anggapan bahwa entitas hendaknya tidak mengubah prinsip akuntansi dapat diatasi hanya jika perusahaan tersebut membenarkan digunakannya prinsip akuntansi alternatif yang dapat diterima atas dasar bahwa prinsip tersebut dapat dikehendaki……sifat dan justifikasi dari perubahan pada prinsip akuntansi dan efeknya pada laba hendaknya diungkapkan……justifikasi dari perubahan tersebut hendaknya menjelaskan alasan mengapa prinsip akuntansi yang baru diterapkan tersebut dipilih”. Unsur komparabilitas dan konsistensi dalam laporan keuangan membantu pengguna untuk dapat mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan kinerja keuangan, disamping itu pengguna juga dapat memperbandingkan laporan keuangan antar peerusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif (PSAK, 2007). Implikasi penting yang dapat diperoleh dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa para pengguna akan dapat memperoleh informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut. Para pengguna dimungkinkan untuk dapat mengidentifikasi perbedaan kebijakan akuntansi yang diperlukan untuk transasksi atas peristiwa lain yang sama dalam sebuah perusahaan dari satu periode ke periode dan dalam perusahaan yang berbeda. 2.3 Standar Konsistensi Pelaporan Audit Menurut Pernyataan Standar Auditing No. 2 tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, 30 hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Salah satu karakteristik kualitatif informasi akuntansi (laporan keuangan) adalah comparability (yang didalamnya termasuk juga konsistensi). Informasi akuntansi suatu perusahaan akan memiliki kegunaan, jika informasi tersebut dapat diperbandingkan dengan informasi yang sama dari perusahaan lain atau informasi yang sama untuk periode yang berbeda (FASB 1980). Perbandingan informasi yang sama untuk periode yang berbeda mengharuskan adanya konsistensi dalam penyajian informasi. Konsistensi yang dituntut adalah konsistensi dalam penerapan metode akuntansi dan penyajiannya dalam laporan keuangan (Julius, 2004). Pentingnya konsistensi dalam penyajian laporan keuangan juga dinyatakan dalam IFRS Interpretation and Application menurut IAS 1 yang menyatakan bahwa “The presentation and classification of items in the financial statements should be consistent from one period to the next”. Prinsip konsistensi ini juga diatur dalam standar auditing dalam Standar pelaporan kedua Seksi 420 PSA No. 09 paragraf 01 (sebagai standar konsistensi) yang berbunyi : “Laporan auditor harus menunjukkan jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya”. 31 Standar pelaporan tersebut secara tersirat mengandung arti bahwa auditor puas bahwa daya banding laporan keuangan di antara dua periode akuntansi tidak dipengaruhi secara material oleh perubahan prinsip akuntansi dan bahwa prinsip akuntansi tersebut telah diterapkan secara konsisten diantara dua atau lebih periode akuntansi baik karena tidak terjadi perubahan prinsip akuntansi atau terdapat perubahan prinsip akuntansi atau metode penerapannya, namun dampak perubahan prinsip akuntansi terhadap daya banding laporan keuangan tidak material. Tujuan dari standar konsistensi ini adalah untuk memberikan jaminan bahwa jika daya banding laporan keuangan di antara dua periode dipengaruhi secara material oleh perubahan prinsip akuntansi, auditor akan mengungkapkan perubahan tersebut dalam laporannya. Dalam seksi 508 PSA No. 29 Paragraf 16 dinyatakan bahwa pengungkapan auditor terhadap ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi akan dinyatakan dalam paragraf penjelasan didalam laporannya. Paragraf penjelasan tersebut (setelah paragraf pendapat) harus menunjukkan sifat perubahan dan mengacu ke catatan atas laporan keuangan yang membahas secara rinci perubahan tersebut. Persetujuan auditor terhadap suatu perubahan bersifat tersirat kecuali jika auditor mengecualikan perubahan tersebut dalam menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 32 2.3.1 Perubahan Akuntansi yang dapat Mempengaruhi Konsistensi Berdasarkan Seksi 420 PSA 09 (2001:2) serupa dengan penjelasan yang yang ada dalam SAS 420 tentang “Consistency of Application of Generally Accepted Accounting Principles” (GAAS, 2003), perubahan akuntansi yang dapat mempengaruhi konsistensi dibedakan menjadi : a. Perubahan dalam Prinsip Akuntansi Perubahan dalam prinsip akuntansi terjadi karena adanya pemakaian suatu prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dalam suatu periode berbeda dengan yang digunakan untuk tujuan pelaporan dalam periode sebelumnya. Istilah prinsip akuntansi meliputi tidak hanya prinsip-prinsip akuntansi dan praktik-praktik akuntansi tetapi juga cara atau metode penerapannya. b. Perubahan dalam Entitas yang Membuat Laporan Perubahan dalam entitas yang membuat laporan merupakan bentuk khusus perubahan dalam prinsip akuntansi, maka standar konsistensi juga berlaku. Perubahan dalam entitas yang membuat laporan yang menuntut pengakuan dalam laporan auditor meliputi : 1) Penyajian laporan konsolidasi atau gabungan sebagai pengganti laporan keuangan masing-masing perusahaan 2) Perubahan anak perusahaan tertentu yang merupakan anggota grup perusahaan yang termasuk dalam laporan keuangan konsolidasian. 3) Perubahan perusahaan yang termasuk dalam laporan keuangan gabungan 33 4) Perubahan di antara metode-metode akuntansi seperti metode biaya (cost method), metode ekuitas (equity method), metode konsolidasian untuk anak perusahaan atau investasi lainnya dalam bentuk saham biasa. c. Perubahan akibat Kesalahan Penerapan dalam Prinsip Perubahan suatu prinsip akuntansi yang tidak berlaku umum ke suatu prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, termasuk koreksi kesalahan dalam penerapan suatu prinsip, merupakan suatu koreksi kesalahan, namun perubahan ini harus dikemukakan dalam laporan auditor melalui penambahan paragraf penjelasan. d. Perubahan dalam Prinsip yang tidak dapat dipisahkan dari Perubahan dalam Estimasi Akuntansi Pengaruh suatu perubahan dalam prinsip akuntansi mungkin tidak dapat dipisahkan dari pengaruh perubahan dalam estimasi akuntansi. Walaupun perlakuan akuntansi untuk perubahan semacam itu sama dengan perlakuan akuntansi untuk perubahan yang hanya menyangkut estimasi akuntansi, tetapi didalamnya terdapat pula perubahan dalam prinsip akuntansi. Oleh karena itu, perubahan semacam ini perlu dikemukakan dalam laporan auditor melalui paragraf penjelasan. e. Perubahan dalam Penyajian Arus Kas Untuk kepentingan penyajian arus kas, prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia menyatakan sebagai berikut “Suatu perubahan harus mengungkapkan kebijakannya dalam menentukan unsur-unsur yang diperlakukan secara kas (cash equivalent)”. 34 Suatu perubahan dalam kebijakan ini merupakan perubahan dalam prinsip akuntansi yang harus diperhitungkan dampaknya, dengan menyatakan kembali laporan arus kas tahun sebelumnya, yang disajikan dalam bentuk laporan arus kas komparatif. Perubahan dalam prinsip akuntansi yang mempunyai pengaruh material atas laporan keuangan memerlukan penjelasan seperti telah dijelaskan sebelumnya yaitu dengan cara menambahkan paragraf penjelasan yang disajikan setelah paragraf pendapat. Paragraf penjelasan yang sesuai dengan bentuk perubahan sebagai akibat ketidakkonsistenan menurut PSA paragraf 17 adalah sebagai berikut “Seperti telah dijelaskan pada catatan X atas laporan keuangan, perusahaan mengubah metode perhitungan depresiasi dalam tahun 20X2”. Tambahan paragraf penjelasan ini harus dicantumkan dalam laporan auditor atas laporan keuangan tahun berikutnya, jika tahun terjadinya perubahan disajikan dan dilaporkan. Namun jika perubahan akuntansi dipertanggungjawabkan dengan cara penyajian kembali laporan keuangan yang terpengaruh, paragraf tambahan harus disajikan hanya dalam tahun terjadinya perubahan, karena dalam tahun-tahun berikutnya semua periode yang disajikan akan dapat dibandingkan. 35 2.3.2 Perubahan Akuntansi yang tidak Mempengaruhi Konsistensi Disamping perubahan akuntansi yang mempengaruhi konsistensi ada juga perubahan yang tidak mempengaruhi konsistensi (SPAP 2001; GAAS 2003) antara lain : a. Perubahan dalam estimasi akuntansi Bentuk perubahan akuntansi ini diperlukan oleh keadaan yang berubah yang mempengaruhi daya banding laporan keuangan, tetapi tidak melibatkan standar konsistensi. Auditor independen selain untuk memuaskan dirinya berkenaan dengan keadaan-keadaan yang menimbulkan perubahan dalam estimasi akuntansi, harus meyakinkan dirinya bahwa perubahan tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap perubahan prinsip akuntansi b. Koreksi kesalahan yang tidak melibatkan prinsip akuntansi Koreksi kesalahan dari laporan keuangan tahun sebelumnya yang disebabkan oleh kesalahan perhitungan, kekeliruan atau kesalahan penggunaan fakta yang timbul pada saat laporan keuangan dipersiapkan, tidak melibatkan standar konsistensi jika tidak ada unsur prinsip akuntansi atau penerapannya yang terkait di dalamnya. c. Perubahan dalam klasifikasi dan reklasifikasi Klasifikasi dalam laporan keuangan tahun berjalan dapat berbeda dari klasifikasi dalam laporan keuangan tahun sebelumnya. Perubahan ini dan reklasifikasi yang diterbitkan dalam tahun sebelumnya dengan tujuan untuk mempertinggi daya banding laporan tersebut dengan laporan 36 keuangan tahun berjalan, biasanya tidak perlu disebutkan dalam laporan auditor. d. Transaksi atau peristiwa yang sangat berbeda Prinsip akuntansi dipilih pada saat peristiwa atau pada saat transaksi pertama kali mempunyai pengaruh yang material. Penerapan prinsip tersebut, demikian pula perubahan atau pemakaian suatu prinsip akuntansi yang menjadi perlu oleh karena transaksi atau oleh karena peristiwa yang secara jelas berbeda sekali dengan yang terjadi pada periode sebelumnya, tidak berkaitan dengan standar konsistensi, walaupun pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan mungkin diperlukan. e. Perubahan akuntansi yang diperkirakan berdampak material di masa yang akan datang Bila perubahan akuntansi tidak mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan periode sekarang, tetapi perubahan tersebut akan mempunyai pengaruh yang besar pada periode yang akan datang, perubahan ini harus diungkapkan oleh manajemen dalam catatan atas laporan keuangan dalam periode terjadinya perubahan tersebut, namun auditor tidak perlu mengungkapkannya dalam laporannya. Permasalahan-permasalahan terkait dengan perubahan akuntansi ini meskipun tidak memerlukan penambahan paragraf penjelasan tentang konsistensi dalam laporan auditor, namun auditor harus menyatakan pendapat pendapat wajar dengan pengecualian karena masalah pengungkapan jika pengungkapan atas permasalahan-permasalahan ini tidak diungkapkan oleh klien. Seorang auditor 37 harus mengakui apakah muncul informasi mengenai konsisten atau tidak dengan kondisi sebelumnya berdasarkan bukti-bukti audit yang ditemukan (Sprinkle, 1998). Berdasarkan Seksi 431 PSA No. 10 (2001:1) “Bila manajemen menghilangkan dari laporan keuangan, informasi yang seharusnya diungkapkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, termasuk catatan atas laporan keuangan, auditor harus memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar karena alasan tersebut dan harus memberikan informasi yang cukup dalam laporannya”. 2.4 Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran sejauh mana tingkat konsistensi penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahanperusahaan publik di Indonesia sehingga menggambarkan kualitas dari laporan keuangan yang dihasilkan agar dapat digunakan oleh para pengguna informasi keungan. Konsistensi sebagai sebuah bagian dalam karakteristik kualitatif laporan keuangan akan menunjukkan kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan sehingga bisa diperbandingkan agar tidak terjadi bias. Akuy dalam Christiawan (2000) melakukan penelitian terhadap lima belas perusahaan publik yang berkantor pusat di Jawa Timur. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa hanya ada dua perusahaan yang konsisten dalam menyajikan laporan keuangan auditan tahun 1996 yang disajikan dalam laporan tahunan tahun 1996 dan 1997. Penelitian serupa dilakukan Christiawan (2000) terhadap opini auditor independen dan laporan keuangan auditan untuk melihat sejauh mana laporan 38 keuangan tersebut disajikan secara konsisten. Hasil penelitian menunjukkan adanya ketidakkonsistenan penyajian pada laporan keuangan auditan tahun 2000 perusahaan publik. Hal ini tentunya akan membuat laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan oleh para pengguna laporan keuangan. Kemudian Sutikno (2000) menemukan bahwa empat pemakai laporan keuangan di BEJ yaitu investor, kreditor, penjamin emisi efek, dan agen penjualan efek menyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta cenderung menyajikan informasi yang kurang relevan serta kurang dapat diperbandingkan. Susiana (2007) menemukan bahwa tingkat integritas sebuah laporan keuangan dipengaruhi oleh tingkat independensi auditor, faktor corporate governance, serta kualitas audit yang ada. Laporan keuangan dengan tingkat integritas yang tinggi akan memberikan informasi secara benar dan jujur. Feliana (2007) juga menemukan bahwa daya informasi akuntansi sebagai gambaran mengenai kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan dipengaruhi oleh struktur kepemilikan perusahaan dan transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa Selanjutnya Arifin (2003) menemukan bahwa prinsip “full disclosure” yang diwajibkan oleh Bapepam oleh perusahaan publik di Indonesia cenderung menghasilkan informasi akuntansi yang kurang relevan bagi para pemakai. Para pemakai laporan keuangan lebih menyukai metode pengungkapan yang diterapkan oleh para perusahaan publik dalam laporan keuangannya adalah lampiran penjelas, laporan tambahan, footnote, yang disertakan dalam laporan keuangan utama. 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Dasar Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2008:1) yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi. Penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan analisis dokumen secara kritis (dialectical document approach). Melalui pendekatan ini, laporan keuangan auditan (neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas) dibaca dengan teliti, ditabulasi, dibandingkan dengan dokumen lain dalam hal opini auditor dan catatan atas laporan keuangan dan ditarik suatu makna atas fenomena yang ditemukan. Penelitian ini akan melanjutkan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Christiawan (2000) terhadap 32 perusahaan publik Indonesia yang listed di Bursa Efek dengan menganalisis dan memperbandingkan laporan keuangan selama dua tahun yaitu tahun 2000 dan 2001, sementara pada penelitian ini data yang akan digunakan yaitu laporan keuangan berupa neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas periode 2007 dan 2008. Penelitian ini merujuk rekomendasi Christiawan untuk melakukan cros check ulang hasil temuan pada penelitian sebelumnya apakah perusahaan yang dulu ditemukan tidak konsisten 39 40 dalam menyajikan laporan keuangannya setelah beberapa tahun ini yaitu antara tahun 2001 sampai tahun 2006 sudah konsisten atau masih tidak konsisten, serta apakah perusahaan yang dulu ditemukan sudah konsisten sekarang masih konsisten atau justru tidak konsisten 3.2 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah 32 perusahaan sampel yang dahulu telah diteliti oleh Christiawan, namun pada perkembangannya dari 32 perusahaan tersebut saat ini hanya tinggal 27 perusahaan dikarenakan ada 5 perusahaan telah tidak listed pada tahun 2007 sampai 2008. Daftar 27 perusahaan sampel dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1 Daftar nama perusahaan sampel yang diteliti No Nama Perusahaan 1. PT Darya Varia Laboratoria tbk 2. PT Duta Pertiwi Nusantara tbk 3. PT Fortune Indonesia tbk 4. PT HM Sampoerna tbk 5. PT Indosiar Karya Media tbk 6. PT Kalbe Farma tbk 7. PT Kimia Farma Persero tbk 8. PT Schering-Plough Indonesia tbk 9. PT Surya Semesta Internusa tbk 10. PT Tempo Intimedia tbk 11. PT Unilever Indonesia tbk 12. PT Zebra Nusantara 13. PT Alakasa Industrindo tbk 14. PT Aneka Tambang tbk 15. PT Astra Internasional tbk 41 No Nama Perusahaan 16. PT Berlina tbk 17. PT Budi Acid Jaya tbk 18. PT Gajah Tunggal tbk 19. PT Indofood Sukses Makmur tbk 20. PT Lautan Luas tbk 21. PT Lippo Securities tbk 22. PT Surya Intrindo Makmur tbk 23. PT Suryamas Duta Makmur tbk 24. PT Bintang Mitra Semesta Raya tbk 25. PT Bank Mega tbk 26. PT Lippo General Insurance tbk 27. PT Intiland Development tbk Sumber : ISX 2008 3.3 Fokus Penelitian Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu ketidakkonsistenan penyajian laporan keuangan pada 29 perusahaan sampel tahun 2007. Ketidakkonsistenan yang dimaksud adalah laporan keuangan tahun 2007 yang disajikan pada akhir tahun 2007 dan awal tahun 2008. 3.4 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia. Data diperoleh dari IDX corner Undip Semarang. 42 3.5 Teknik Pengumpulan Data Menurut Arikunto (1997:236) dalam Metode dokumentasi, peneliti mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa laporan keuangan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil dan menganalisis laporan keuangan untuk mengetahui ketidakkonsistenan penyajian laporan keuangan. 3.6 Metode Analisis Data Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya (Moleong, 2005). Penelitian ini akan menganalisis data berupa laporan keuangan perusahaan tahun 2007 yang diungkapkan dalam laporan tahunan tahun 2007 dan 2008. Langkah-langkah untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah : 1. Mengelompokkan akun menjadi 15 kelompok akun yang diadopsi dari Christiawan (2000), yaitu : (1) current assets, (2) non current assets, (3) total assets, (4) current liability, (5) non current liability, (6) equity, (7) revenue, (8) cost of good sold, (9) operating expense, (10) other income (charges), (11) tax expense, (12) net income, (13) total net cash flow from operating activities, (14) total net cash flow from investing activities, dan (15) total net cash flow from financing activities. 2. Membandingkan kelompok akun laporan keuangan masing-masing perusahaan tahun 2007 yang disajikan pada akhir tahun 2007 dan akhir tahun 2008 43 3. Menganalisis masing-masing kelompok akun untuk melihat ketidakkonsistenan jumlah saldo dari masing-masing kelompok akun tersebut yang disajikan dalam laporan keuangan 4. Menelusur penyajian jumlah saldo dari masing-masing akun yang menjadi penyebab dalam tiap-tiap kelompok akun yang diindikasi terdapat ketidakkonsistenan. 5. Melakukan penelusuran pada Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) untuk melihat ada tidaknya penjelasan terkait dengan ketidakkonsistenan yang terjadi. 6. Melakukan penelusuran terhadap Laporan Auditor Independen (LAI) apakah auditor memberikan keterangan terkait dengan ketidakkonsistenannya. Untuk mengambil kesimpulan dalam penelitian ini dilihat dari : Konsisten 1. Jumlah saldo kelompok akun sama Tidak Konsisten dan dijelaskan 1. Jumlah saldo kelompok akun tidak sama 2. Ada penjelasan ketidakkonsistenan CALK dan LAI Tidak konsisten dan tidak dijelaskan 1. Jumlah saldo kelompok akun tidak sama tentang pada 2. Ada penjelasan ketidakkonsistenan CALK dan LAI tentang pada 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang telah menjadi objek penelitian pada penelitian sebelumnya. Daftar 27 perusahaan yang diperoleh dari pojok Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Daftar perusahaan yang akan diperbandingkan berdasarkan kriteria No Nama Perusahaan Jumlah Sampel 1. Pharmaceutical 4 2. Real Estate and Property 4 3. Apparel and Other Textile Products 2 4. Chemical and Allied Products 2 5. Automotive and Allied products 2 6. Tobacco Manufactures 1 7. Customer Goods 1 8. Transportation Services 1 9. Holding and Other Investment Company 1 10. Mining and Mining Service 1 11. Plastics and Glass Products 1 12. Food and Beverages 1 13. Securities 1 14. Banking 1 15. Insurance 1 16. Adhesive 1 17. Others 2 Sumber :Data Sekunder diolah, 2009 44 45 4.1.2 Hasil Analisis Data 4.1.2.1 Pengelompokan Akun Laporan keuangan perusahaan terdiri dari 5 jenis laporan yaitu Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Laba Ditahan, dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Dalam tahap penelitian ini, laporan keuangan perusahaan yang digunakan 3 jenis, yaitu Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas. Dari ketiga laporan tersebut langkah awal adalah melakukan pengelompokkan akun-akun ke dalam 15 kelompok akun yang diadopsi dari Christiawan (2000), dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses membandingkan jumlah saldo setiap akun dalam setiap laporan keuangan yang disajikan. 4.1.2.2 Analisis terhadap kelompok akun Current Asset Tahap pertama dari analisis data yaitu dengan melakukan pembandingan jumlah masing-masing kelompok akun laporan keuangan perusahaan apakah disajikan sama atau tidak untuk mengetahui apakah laporan keuangan perusahaan tersebut telah konsisten disajikan. Hasil dari proses membandingkan kelompok akun Current Asset dapat dilihat pada tabel 4.2. 46 Tabel 4.2 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Current asset No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria PT Duta Pertiwi Nusantara PT Fortune Indonesia PT HM Sampoerna PT Indosiar Karya Media PT Kalbe Farma tbk PT Kimia Farma Persero PT Schering-Plough Indonesia tbk PT Surya Semesta Internusa tbk PT Tempo Intimedia tbk PT Unilever Indonesia tbk PT Zebra Nusantara PT Alakasa Industrindo tbk PT Aneka Tambang tbk PT Astra Internasional PT Berlina PT Budi Acid Jaya PT Gajah Tunggal PT Indofood Sukses Makmur PT Lautan Luas PT Lippo Securities PT Surya Intrindo Makmur PT Suryamas Duta Makmur PT Bintang Mitra Semesta Raya PT Bank Mega PT Lippo General Insurance PT Intiland Development Jumlah Saldo Current Assets tahun 2007 Dalam penyajian Dalam penyajian per 31 Desember per 31 Desember 2007 2008 404.205.846.000 110.412.340.806 170.866.539.721 11.056.457.000.000 548.783.350.873 579.361.974.172 893.446.818.652 90.821.675.911 444.661.702.497 56.668.139.000 2.694.667.000.000 12.131.425.521 137.917.915 8.048.099.750 19.474.163.000.000 175.648.603.536 665.210.000.000 3.445.377.000.000 11.766.665.000.000 1.130.674.000.000 372.506.021.441 63.434.145.916 217.511.238.289 71.630.220.250 14.981.721.000.000 644.039.804.566 680.078.837.085 404.205.846.000 110.412.340.806 170.866.539.721 11.056.457.000.000 548.783.350.873 579.361.974.172 893.446.818.652 90.821.675.911 444.661.702.497 56.668.139.000 2.694.667.000.000 12.131.425.521 137.917.915 8.048.099.750 28.160.000.000.000 175.648.603.536 665.210.000.000 3.359.456.000.000 11.809.129.000.000 1.130.674.000.000 372.506.021.441 63.434.145.916 217.511.238.289 71.630.220.250 14.981.721.000.000 644.039.804.566 680.078.837.085 Hasil dari membandingkan laporan keuangan diketahui 3 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan Current Asset yaitu PT Astra Internasional tbk, PT Gajah Tunggal tbk, PT Indofood Sukses Makmur tbk. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya dimana terdapat 11 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan current assetnya. 47 Setelah dilakukan pembandingan terhadap masing-masing kelompok akun maka langkah selanjutnya yaitu melakukan penelusuran terhadap akun-akun apa saja yang menjadi penyebab ketidakkonsistenan pada masing-masing kelompok akun. Dari hasil penelusuran terhadap kelompok akun current asset dapat dilihat pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Current Asset No 1. 2. 3. Nama Perusahaan Nama Akun Penyebab Ketidakkonsistenan Current Asset PT Astra a. Piutang pembiayaan Internasional PT Gajah b. Investasi sementara Tunggal c. Kas dan setara kas d. Piutang bukan usaha pihak ketiga e. Persediaan bersih f. Uang muka dan PT Indofood jaminan Sukses g. Pajak dibayar Makmur dimuka h. Beban tanaman ditangguhkan i. Biaya dibayar dimuka Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan 2007 2008 Tidak disajikan 8.685.000.000.000 7 58.418.000.000 672.497.000.000 4.536.937.000.000 146.972.000.000 4.538.051.000.000 146.983.000.000 4.169.150.000.000 234.186.000.000 4.172.388.000.000 239.116.000.000 154.883.000.000 Tidak disajikan 160.660.000.000 27.037.000.000 76.352.000.000 76.709.000.000 Akun yang disajikan secara tidak konsisten yaitu piutang pembiayaan, investasi sementara, kas dan setara kas, piutang bukan usaha pada pihak ketiga, persediaan bersih, uang muka jaminan, pajak dibayar dimuka, beban tanaman ditangguhkan, serta biaya dibayar dimuka. Hal yang menjadi ketidakkonsistenan pada akun current asset ini antara lain munculnya akun baru pada laporan keuangan tahun 2007 yang disajikan pada 48 laporan keuangan tahun 2008 sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan jumlah current asset dengan periode sebelumnya, terjadinya penurunan nilai akun yang disajikan pada laporan keuangan tahun berikutnya dengan nilai akun yang disajikan pada laporan keuangan periode sebelumnya. Setelah dilakukan pembandingan terhadap kelompok akun current asset ini kemudian selanjutnya dilakukan penelusuran terhadap catatan atas laporan keuangan dan opini auditor untuk melihat apakah terdapat penjelasan terkait dengan ketidakkonsistenan yang terjadi. Hasil penelusuran terhadap kelompok akun current asset dapat dilihat pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor Kelompok akun current asset No 1 2 3 Nama perusahaan PT astra internasional PT gajah tunggal PT Indofood sukses makmur Memberikan Memberikan Keterangan Pada Keterangan Pada CALK Opini auditor √ √ √ √ Dari ketiga perusahaan tersebut hanya satu perusahaan yang tidak memberikan keterangan sama sekali baik dalam catatan atas laporan keuangan maupun dalam opini auditor yaitu PT Gajah Tunggal. Alasan yang diberikan perusahaan terkait dengan ketidakkonsistenan yang dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan antara lain sebagai bentuk penyisihan untuk menutupi kemungkinan tidak tertagihnya piutang pembiayaan serta sebagai bentuk penerapan PSAK No. 38 revisi 2004 tentang akuntansi restrukturisasi entitas. 49 4.1.2.3 Analisis terhadap kelompok akun Non Current Asset Kemudian hasil dari proses membandingkan kelompok akun Non Current Asset dapat dilihat pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Non Current Asset No Nama Perusahaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 PT Darya Varia Laboratoria PT Duta Pertiwi Nusantara PT Fortune Indonesia PT HM Sampoerna PT Indosiar Karya Media PT Kalbe Farma PT Kimia Farma Persero tbk PT Schering-Plough Indonesia tbk PT Surya Semesta Internusa tbk PT Tempo Intimedia tbk PT Unilever Indonesia tbk PT Zebra Nusantara PT Alakasa Industrindo tbk PT Aneka Tambang tbk PT Astra Internasional PT Berlina PT Budi Acid Jaya PT Gajah Tunggal PT Indofood Sukses Makmur PT Lautan Luas PT Lippo Securities PT Surya Intrindo Makmur PT Suryamas Duta Makmur PT Bintang Mitra Semesta Raya PT Bank Mega PT Lippo General Insurance PT Intiland Development Jumlah Saldo Non-Current Assets tahun 2007 Dalam penyajian per Dalam penyajian 31 Desember 2007 per 31 Desember 2008 156.724.896.000 156.724.896.000 45.640.110.941 45.640.110.941 19.579.120.843 19.579.120.843 4.624.085.000.000 4.624.085.000.000 722.599.650.731 722.599.650.731 1.378.204.880.656 1.378.204.880.656 493.292.331.069 493.292.331.069 37.743.727.259 37.743.727.259 1.096.408.884.404 1.096.408.884.404 61.855.631.000 61.855.631.000 2.638.729.000.000 2.638.729.000.000 81.119.717.510 81.119.717.510 13.045.975.000 13.045.975.000 3.989.817.172.000 3.995.591.190.000 44.045.435.000.000 35.360.000.000.000 211.624.381.374 211.327.326.678 820.441.000.000 820.441.000.000 5.009.316.000.000 5.095.237.000.000 17.760.801.000.000 17.897.766.000.000 1.004.410.000.000 1.004.410.000.000 1.261.676.053 1.261.676.053 54.245.335.091 54.245.335.091 1.804.590.859.810 1.804.590.859.810 116.657.092.401 116.657.092.401 19.926.007.000.000 19.926.007.000.000 15.700.624.695 15.700.624.695 546.104.569.206 546.104.569.206 50 Hasil penelitian menunjukkan 6 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan Non-Current Asset yaitu PT Aneka Tambang, PT Astra Internasional, PT Berlina, PT Gajah Tunggal, PT Indofood Sukses Makmur, dan PT Lippo Securities. Sementara pada penelitian sebelumnya diketahui ada 11 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan kelompok akun non-current asset. Dari hasil penelusuran terhadap kelompok akun non current asset, akunakun yang menjadi penyebab ketidakkonsistenan dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Non Current Asset No 1. 2. 3. 4. 5. Nama Perusahaan PT Aneka Tambang Nama Akun Penyebab Ketidakkonsistenan Non Current Asset Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan 2007 2008 a. Aktiva pajak tangguhan b. Aktiva tidak lancar lainnya 308.994.852.000 314.768.870.000 84.830.476.000 63.477.416.000 PT Astra a. Piutang Internasional pembiayaan b. Investasi jangka panjang lain-lain 16.351.996.000.000 7.667.000.000.000 1.120.680.000.000 1.059.000.000.000 500.776.429 203.721.733 Tidak disajikan 85.921.000.000 155.613.000.000 167.299.000.000 8.079.455.000.000 439.779.000.000 8.166.816.000.000 477.336.000.000 900.400.000.000 900.761.000.000 PT Berlina a. Kerugian tangguhan atas transaksi jual dan sewa balik PT Gajah a. Investasi jangka Tunggal panjang PT Indofood a. Aktiva pajak Sukses tangguhan Makmur b. Aset tetap c. Beban ditangguhkan d. Aktiva tidak berwujud 51 No 6. Nama Perusahaan PT Lippo Securities Nama Akun Penyebab Ketidakkonsistenan Non Current Asset a. Investasi Perusahaan Asosiasi Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan 2007 2008 pada 351.416.274.428 424.705.694.108 Akun yang disajikan secara tidak konsisten antara lain aktiva pajak tangguhan, aktiva tidak lancar lainnya, piutang pembiayaan, investasi jangka panjang, kerugian tangguhan atas transaksi jual dan sewa balik, aktiva pajak tangguhan, beban ditangguhkan, aktiva tidak berwujud, investasi pada perusahaan asosiasi. Hal yang menjadi letak ketidakkonsistenan adalah terjadinya penurunan nilai akun yang disajikan dari periode sebelumnya dengan periode berikutnya sehingga menyebabkan perbedaan dalam hal jumlah non-current asset misalnya pada akun aktiva tidak lancar, piutang pembiayaan, serta investasi jangka panjang lain. Munculnya akun baru tanpa adanya penyajian pada laporan keuangan periode sebelumnya seperti akun investasi jangka panjang. Setelah dilakukan penelusuran terhadap akun-akun penyebab ketidakkonsistenan kemudian dilakukan penelusuran terhadap catatan atas laporan keuangan dan opini auditor. Tabel 4.7 menyajikan hasil penelusuran terhadap catatan atas laporan keuangan dan opini auditor kelompok akun non current asset. 52 Tabel 4.7 Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor Kelompok akun non current asset No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK Memberikan Keterangan Pada Opini auditor 1. 2. 3. 4. 5. PT aneka tambang PT astra internasional PT Berlina PT gajah tunggal PT Indofood sukses makmur PT Lippo securities √ √ √ √ √ √ √ √ - 6. Dari 6 perusahaan satu perusahaan tidak memberikan keterangan sama sekali baik dalam catatan atas laporan keuangan maupun dalam opini auditor yaitu PT Gajah Tunggal tbk. Dua perusahaan tidak memberikan penjelasan dalam opini auditornya namun memberikan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan, perusahaan tersebut adalah PT Aneka Tambang tbk dan PT Lippo Securities tbk. Sementara 4 perusahaan lainnya memberikan penjelasannya terkait ketidakkonsistenan yang ada, alasan yang diungkapkan antara lain untuk menerapkan PSAK No. 30 revisi 2007 tentang sewa menggantikan PSAK No 30 1990 tentang akuntansi sewa guna usaha serta penerapan PSAK 16 revisi 2007 tentang Aset Tetap mengenai selisih penilaian selisih perubahan ekuitas anak perusahaan yang telah direklasifikasi ke saldo laba. 53 4.1.2.4 Analisis terhadap kelompok akun Total Asset Tabel 4.8 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Total Asset No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria PT Duta Pertiwi Nusantara PT Fortune Indonesia PT HM Sampoerna PT Indosiar Karya Media PT Kalbe Farma tbk PT Kimia Farma Persero tbk PT Schering-Plough Indonesia tbk PT Surya Semesta Internusa tbk PT Tempo Intimedia tbk PT Unilever Indonesia tbk PT Zebra Nusantara PT Alakasa Industrindo tbk PT Aneka Tambang tbk PT Astra Internasional PT Berlina PT Budi Acid Jaya PT Gajah Tunggal PT Indofood Sukses Makmur PT Lautan Luas PT Lippo Securities PT Surya Intrindo Makmur PT Suryamas Duta Makmur PT Bintang Mitra Semesta Raya PT Bank Mega PT Lippo General Insurance PT Intiland Development Jumlah Saldo Total Assets tahun 2007 Dalam penyajian Dalam penyajian per 31 Desember per 31 Desember 2007 2008 560.930.742.000 156.052.451.747 190.445.660.564 15.680.542.000.000 1.271.383.001.604 5.138.212.506.980 1.386.739.149.721 128.565.403.170 1.541.070.586.901 118.523.770.000 5.333.406.000.000 93.251.143.031 150.963.890 12.037.916.922.000 63.519.598.000.000 387.272.984.910 1.485.651.000.000 8.454.693.000.000 29.527.466.000.000 21.355.084.000.000 373.352.780.209 117.679.481.007 2.021.932.008.075 188.287.312.651 34.907.728.000.000 659.656.925.261 2.015.697.387.214 560.930.742.000 156.052.451.747 190.445.660.564 15.680.542.000.000 1.271.383.001.604 5.138.212.506.980 1.386.739.149.721 128.565.403.170 1.541.070.586.901 118.523.770.000 5.333.406.000.000 93.251.143.031 150.963.890 12.043.690.940.000 63.519.598.000.000 386.975.930.214 1.485.651.000.000 8.454.693.000.000 29.706.895.000.000 21.355.084.000.000 446.642.199.889 117.679.481.007 2.021.932.008.075 188.287.312.651 34.907.728.000.000 659.656.925.261 2.015.697.387.214 Hasil penelitian pada kelompok akun total asset diperoleh 4 perusahaan yang tidak konsisten yaitu PT Aneka Tambang tbk, PT Berlina, PT Indofood Sukses Makmur, serta PT Lippo Securities. 54 Dari hasil penelusuran terhadap kelompok akun total asset, akun-akun yang menjadi penyebab ketidakkonsistenan pada kelompok akun ini dapat dilihat pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Total Asset No 1. 2. 3. 4. Nama Perusahaan Nama Akun Penyebab Ketidakkonsistenan Non Current Asset PT Aneka a. Aktiva pajak Tambang tbk tangguhan b. Aktiva tidak lancar lainnya PT Berlina a. Kerugian tangguhan atas transaksi jual dan sewa balik PT Indofood a. Kas dan setara kas Sukses b. Piutang bukan Makmur usaha pihak ketiga c. Persediaan bersih d. Uang muka dan jaminan e. Pajak dibayar dimuka f. Beban tanaman ditangguhkan g. Biaya dibayar dimuka e. Aktiva pajak tangguhan f. Aset tetap g. Beban ditangguhkan h. Aktiva tidak berwujud PT Lippo a. Investasi pada Securities Perusahaan Asosiasi Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan 2007 2008 308.994.852.000 314.768.870.000 84.830.476.000 63.477.416.000 500.776.429 203.721.733 4.536.937.000.000 146.972.000.000 4.538.051.000.000 146.983.000.000 4.169.150.000.000 234.186.000.000 4.172.388.000.000 239.116.000.000 154.883.000.000 Tidak disajikan 160.660.000.000 27.037.000.000 76.352.000.000 155.613.000.000 76.709.000.000 167.299.000.000 439.779.000.000 8.079.455.000.000 900.400.000.000 8.166.816.000.000 477.336.000.000 900.761.000.000 351.416.274.428 424.705.694.108 55 Akun yang disajikan secara tidak konsisten antara lain aktiva pajak tangguhan, aktiva tidak lancar lainnya, kerugian ditangguhkan atas transaksi jual dan sewa balik, kas dan setara kas, piutang bukan usaha pihak ketiga, persediaan bersih, uang muka jaminan, pajak dibayar dimuka, biaya dibayar dimuka, aktiva pajak tangguhan, asset tetap, beban ditangguhkan, aktiva tidak berwujud, investasi pada perusahaan asosiasi. Ketidakkonsistenan yang terjadi pada current asset dan non current asset menjadikan total asset menjadi tidak konsisten jumlahnya antara laporan keuangan tahun 2007 yang disajikan pada laporan keuangan tahun 2007 dengan laporan keuangan tahun 2007 yang disajikan pada laporan keuangan tahun 2008. Tabel 4.10 Berikut ini menunjukkan hasil penelusuran terhadap catatan atas laporan keuangan dan opini auditor Tabel 4.10 Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor Kelompok akun total asset No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK 1. 2. 3. PT aneka tambang PT Berlina PT Indofood sukses makmur PT Lippo securities √ √ √ Memberikan Keterangan Pada Opini auditor √ √ √ - 4. Hasil penelitian menunjukkan dari 4 perusahaan yang tidak konsisten diketahui 2 perusahaan tidak memberikan keterangan dalam opini auditornya namun memberikan keterangan dalam catatan atas laporan keuangan. Dua 56 perusahaan tersebut adalah PT Aneka Tambang tbk dan PT Lippo Securities tbk. Alasan yang diberikan terkait dengan ketidakkonsistenan antara lain untuk mencerminkan akrual beban tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan, untuk menerapkan PSAK No. 30 revisi 2007 tentang sewa menggantikan PSAK No 30 1990 tentang akuntansi sewa guna usaha, dan sebagai bentuk penerapan PSAK No 38 revisi 2004 mengenai akuntansi restrukturisasi entitas sepengendali. 4.1.2.5 Analisis terhadap kelompok akun Current Liability Hasil dari proses membandingkan kelompok akun Current Liability dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini Tabel 4.11 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Current Liability No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria PT Duta Pertiwi Nusantara PT Fortune Indonesia PT HM Sampoerna PT Indosiar Karya Media PT Kalbe Farma tbk PT Kimia Farma Persero tbk PT Schering-Plough Indonesia tbk PT Surya Semesta Internusa tbk PT Tempo Intimedia tbk PT Unilever Indonesia tbk PT Zebra Nusantara PT Alakasa Industrindo tbk PT Aneka Tambang tbk PT Astra Internasional PT Berlina PT Budi Acid Jaya PT Gajah Tunggal PT Indofood Sukses Makmur PT Lautan Luas Jumlah Saldo Current Liability tahun 2007 Dalam penyajian Dalam penyajian per 31 Desember per 31 Desember 2007 2008 75.375.454.000 75.375.454.000 26.741.187.875 26.741.187.875 99.611.003.436 99.611.003.436 6.212.685.000.000 6.212.685.000.000 274.721.870.653 274.721.870.653 754.629.114.054 754.629.114.054 433.564.022.986 433.564.022.986 118.233.257.877 118.233.257.877 535.483.148.811 535.483.148.811 34.158.384.000 34.158.384.000 2.428.128.000.000 2.428.128.000.000 33.364.532.398 33.364.532.398 97.670.338 97.670.338 1.798.816.747.000 1.818.003.474.000 21.343.163.000.000 21.343.163.000.000 72.922.684.297 72.922.684.297 445.862.000.000 412.457.000.000 1.560.032.000.000 1.560.032.000.000 12.776.365.000.000 12.888.677.000.000 1.363.316.000.000 1.363.316.000.000 57 No 21 22 23 24 25 26 27 Jumlah Saldo Current Liability tahun 2007 Dalam penyajian Dalam penyajian per 31 Desember per 31 Desember 2007 2008 Nama Perusahaan PT Lippo Securities PT Surya Intrindo Makmur PT Suryamas Duta Makmur PT Bintang Mitra Semesta Raya PT Bank Mega PT Lippo General Insurance PT Intiland Development 39.912.187.342 39.912.187.342 65.775.662.529 56.328.633.834 820.100.758.747 820.100.758.747 630.649.492 630.649.492 30.694.333.000.000 30.694.333.000.000 26.975.193.748 26.975.193.748 1.714.582.771.215 1.714.582.771.215 Hasil penelitian pada kelompok akun current liability diperoleh 4 perusahaan yang tidak konsisten yaitu PT Aneka Tambang tbk, PT Budi Acid Jaya, PT Indofood Sukses Makmur, serta PT Surya Intrindo Makmur. Dari hasil penelusuran terhadap kelompok akun current liability, akunakun yang menjadi penyebab ketidakkonsistenan pada kelompok akun ini dapat dilihat pada tabel 4.12 Tabel 4.12 Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Current Liability No Nama Perusahaan 1. PT Aneka Tambang 4. PT Budi Acid Jaya Nama Akun Penyebab Ketidakkonsistenan Current Liability a. Hutang program tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan a. Pinjaman Jangka Pendek b. Uang Muka Pendapatan c. Pinjaman Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan 2007 2008 Tidak disajikan 19.246.727.000 120.988.000.000 33.791.000.000 48.776.000.000 386.000.000 110.409.000.000 182.621.000.000 58 No 3. 4. Nama Perusahaan Nama Akun Penyebab Ketidakkonsistenan Current Liability PT Indofood a. Hutang usaha pada Sukses pihak ketiga Makmur b. Hutang bukan usaha pada pihak ketiga c. Hutang bukan usaha pada pihak yang memiliki hubungan istimewa d. Hutang pajak e. Hutang sewa PT Surya a. Biaya yang Masih Intrindo Harus Dibayar Makmur Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan 2007 2008 1.750.631.000.000 1.764.253.000.000 478.627.000.000 505.075.000.000 55.481.000.000 124.291.000.000 495.556.000.000 2.995.000.000 496.279.000.000 5.704.000.000 13.280.678.753 3.833.650.058 Akun yang disajikan secara tidak konsisten antara lain hutang program tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan, pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo pada waktu satu tahun, hutang usaha pihak ketiga, hutang bukan usaha pihak ketiga, hutang bukan usaha kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, hutang pajak, hutang sewa, biaya yang masih harus dibayar. Letak ketidakkonsistenan pada kelompok akun ini yaitu terdapat pada penyajian nilai akun yang mengalami perbedaan baik mengalami kenaikan maupun penurunan yaitu pada akun hutang usaha pihak ketiga, hutang bukan usaha pihak ketiga, pinjaman jangka pendek, uang muka pendapatan, serta pada akun pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu selama satu tahun. Kemudian dilakukan penelusuran terhadap catatan atas laporan keuangan dan opini auditor. Hasil penelusuran dapat dilihat pada tabel 4.13 59 Tabel 4.13 Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor Kelompok akun current liability No 1 PT aneka tambang √ Memberikan Keterangan Pada Opini auditor √ 2 3 PT Budi acid jaya PT Indofood sukses makmur PT surya intrindo makmur √ √ - - 4 Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK Dari 4 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan current liability dua perusahaan diketahui tidak memberikan penjelasan sama sekali terkait dengan ketidakkonsistenan yang ada baik dalam opini auditor maupun dalam catatan atas laporan keuangan. Dua perusahaan yang tidak memberikan penjelasan sama sekali adalah PT Budi Acid Jaya tbk dan PT Surya Intrindo Makmur tbk. Namun 2 perusahaan lainnya memberikan penjelasannya dalam catatan atas laporan keuangan dan opini auditornya. Alasan yang ditemukan antara lain untuk mencerminkan akrual beban tanggung jawab sosial dan untuk menerapkan PSAK No. 38 revisi 2004 tentang akuntansi restrukturisasi entitas sepengendali. 4.1.2.6 Analisis terhadap kelompok akun Non Current Liability Tabel 4.14 berikut menunjukkan hasil pembandingan terhadap kelompok akun non current liability 60 Tabel 4.14 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Non Current Liability No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria PT Duta Pertiwi Nusantara PT Fortune Indonesia PT HM Sampoerna PT Indosiar Karya Media PT Kalbe Farma tbk PT Kimia Farma Persero tbk PT Schering-Plough Indonesia tbk PT Surya Semesta Internusa tbk PT Tempo Intimedia tbk PT Unilever Indonesia tbk PT Zebra Nusantara PT Alakasa Industrindo tbk PT Aneka Tambang tbk PT Astra Internasional PT Berlina PT Budi Acid Jaya PT Gajah Tunggal PT Indofood Sukses Makmur PT Lautan Luas PT Lippo Securities PT Surya Intrindo Makmur PT Suryamas Duta Makmur PT Bintang Mitra Semesta Raya PT Bank Mega PT Lippo General Insurance PT Intiland Development Jumlah Saldo Non Current Liability Tahun 2007 Dalam penyajian Dalam penyajian per 31 Desember per 31 Desember 2007 2008 23.325.087.000 23.325.087.000 14.288.235.370 14.288.235.370 5.889.507.000 5.889.507.000 1.401.703.000.000 1.401.703.000.000 734.353.531.764 734.353.531.764 366.559.019.698 366.559.019.698 45.147.528.200 45.147.528.200 8.533.251.388 8.533.251.388 346.838.990.298 346.838.990.298 17.617.261.000 17.617.261.000 211.159.000.000 211.159.000.000 7.789.596.875 7.789.596.875 30.081.939.000 30.081.939.000 1.474.300.753.000 1.474.300.753.000 10.169.000.000.000 10.169.000.000.000 137.744.452.973 137.447.398.277 375.493.000.000 408.898.000.000 4 .508.847.000.000 4 .508.847.000.000 5.899.543.000.000 12.888.677.000.000 81.027.000.000 81.027.000.000 113.542.017.704 113.542.017.704 11.313.448.680 20.760.477.375 497.921.866.130 497.921.866.130 933.655.252 933.655.252 1.274.258.000.000 1.274.258.000.000 93.395.805.827 93.395.805.827 1.009.075.402.417 1.009.075.402.417 Hasil penelitian mendapatkan 4 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan Non Current Liability, yaitu PT Berlina, PT Budi Acid Jaya, PT Indofood Sukses Makmur, PT Surya Intrindo Makmur, sementara pada penelitian sebelumnya ada 11 perusahaan yang tidak konsisten dalam penyajian akun ini. 61 Dari hasil penelusuran terhadap kelompok akun non current liability, akun-akun yang menjadi penyebab ketidakkonsistenan pada kelompok akun ini dapat dilihat pada tabel 4.15 Tabel 4.15 Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Non Current Liability No 1. 2. 3. 4. Nama Perusahaan PT Berlina Nama Akun Penyebab Ketidakkonsistenan Non Current Liability a. Keuntungan ditangguhkan aktiva dijual dan disewaguna usahakan kembali PT Budi a. Uang Muka Acid Jaya Pendapatan PT Indofood a. Hutang sewa Sukses b. Estimasi kewajiban Makmur imbalan kerja PT Surya a. Kewajiban Bunga Intrindo Jangka Panjang Makmur Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan 2007 2008 297.054.696 Tidak disajikan Tidak disajikan 33.405.000.000 3.417.000.000 729.049.000.000 6.549.000.000 729.081.000.000 Tidak disajikan 9.447.028.695 Akun yang disajikan secara tidak konsisten antara lain keuntungan ditangguhkan aktiva dijual dan disewagunausahakan kembali uang muka pendapatan, hutang sewa, estimasi kewajiban imbalan kerja, serta kewajiban bunga jangka panjang. Letak ketidakkonsistenan yaitu pada penyajian akun yang mengalami kenaikan maupun penurunan saldo pada periode berikutnya dibandingkan dengan periode sebelumnya, munculnya akun baru pada periode berikutnya yaitu akun uang muka pendapatan serta kewajiban bunga jangka panjang dimana pada laporan keuangan sebelumnya akun ini belum ada. 62 Tabel 4.16 Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor Kelompok akun non current liability No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK 1. 2. 3. PT Berlina PT Budi acid jaya PT Indofood sukses makmur PT surya intrindo makmur √ √ Memberikan Keterangan Pada Opini auditor √ √ - - 4. Serupa dengan kelompok current liability terdapat 2 perusahaan yang tidak memberikan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan dan opini auditornya yaitu PT Budi Acid Jaya tbk dan PT Surya Intrindo Makmur tbk. Sementara 2 perusahaan lainnya memberikan penjelasan. Alasan yang diungkapkan antara lain penerapan PSAK No. 30 revisi 2007 mengenai sewa menggantikan PSAK No. 30 tahun 1990 tentang akuntansi sewa. 4.1.2.7 Analisis terhadap kelompok akun Equity Hasil pembandingan terhadap kelompok akun equity dapat dilihat pada tabel 4.17 Tabel 4.17 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Equity No 1 2 3 4 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria PT Duta Pertiwi Nusantara PT Fortune Indonesia PT HM Sampoerna Jumlah Saldo Equity Tahun 2007 Dalam penyajian Dalam penyajian per 31 Desember per 31 Desember 2007 2008 462.230.201.000 109.254.879.164 84.743.355.389 8.063.542.000.000 462.230.201.000 109.254.879.164 84.743.355.389 8.063.542.000.000 63 No 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Nama Perusahaan PT Indosiar Karya Media PT Kalbe Farma PT Kimia Farma Persero PT Schering-Plough Indonesia PT Surya Semesta Internusa PT Tempo Intimedia PT Unilever Indonesia PT Zebra Nusantara PT Alakasa Industrindo PT Aneka Tambang PT Astra Internasional PT Berlina PT Budi Acid Jaya PT Gajah Tunggal PT Indofood Sukses Makmur PT Lautan Luas PT Lippo Securities PT Surya Intrindo Makmur PT Suryamas Duta Makmur PT Bintang Mitra Semesta Raya PT Bank Mega PT Lippo General Insurance PT Intiland Development Jumlah Saldo Equity Tahun 2007 Dalam penyajian Dalam penyajian per 31 Desember per 31 Desember 2007 2008 262.281.763.533 262.281.763.533 3.386.861.941.228 3.386.861.941.228 908.027.598.535 908.027.598.535 1.798.893.905 1.798.893.905 606.470.877.124 606.470.877.124 66.748.125.000 66.748.125.000 2.692.141.000.000 2.692.141.000.000 52.003.743.349 52.003.743.349 23.211.613.000 23.211.613.000 8.763.578.938.000 8.750.106.229.000 26.963.000.000.000 26.963.000.000.000 156.531.653.892 156.531.653.892 625.962.000.000 625.962.000.000 2 .385.814.000.000 2 .385.814.000.000 7.126.596.000.000 5.902.707.000.000 596.140.000.000 596.140.000.000 219.898.575.163 293.187.994.843 39.133.414.203 39.133.414.203 208.408.160.696 208.408.160.696 173.627.759.947 173.627.759.947 1.274.258.000.000 1.274.258.000.000 539.285.925.686 539.285.925.686 262.281.763.533 262.281.763.533 Hasil dari penelusuran juga didapatkan 3 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan kelompok akun Equity yaitu PT Aneka Tambang, PT Indofood Sukses Makmur, PT Lippo Securities. Dari hasil penelusuran terhadap kelompok akun equity, akun-akun yang menjadi penyebab ketidakkonsistenan pada kelompok akun ini dapat dilihat pada tabel 4.18 64 Tabel 4.18 Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Equity No 1. 2. 3. Nama Perusahaan PT Aneka Tambang Nama Akun Penyebab Ketidakkonsistenan Equity a. Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya PT Indofood a. Modal proforma Sukses Makmur PT Lippo a. Selisih Transaksi Securities Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi b. Defisit Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan 2007 2008 5.132.460.443 5.118.967.734 Tidak disajikan 63.953.000.000 230.047.928.520 267.784.201.883 859.290.760.939 823.737.614.622 Akun yang disajikan secara tidak konsisten antara lain saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya, modal proforma, selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi, serta defisit. Letak ketidakkonsistenan yaitu pada penyajian nilai akun saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya dimana terjadi penurunan dalam penyajiannya, kemudian akun modal proforma dimana pada periode sebelumnya akun ini tidak disajikan namun pada periode berikutnya akun ini muncul, serta kenaikan nilai akun selisih transaksi perubahan ekuitas dalam penyajian dalam laporan keuangan periode berikutnya. 65 Tabel 4.19 Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor Kelompok akun equity No 1. 2. 3. Nama perusahaan PT aneka tambang PT Indofood sukses makmur PT Lippo securities Memberikan Keterangan Pada CALK √ √ Memberikan Keterangan Pada Opini auditor √ √ - Dari 3 perusahaan yang tidak konsisten dalam penyajian laporan keuangan terdapat 2 perusahaan yaitu PT Aneka Tambang tbk dan PT Lippo Securities tbk yang tidak memberikan keterangan dalam opini auditornya namun kedua perusahaan tersebut memberikan keterangan dalam catatan atas laporan keuangannya. Hanya PT Indofood yang memberikan alasan terkait dengan ketidakkonsitenan yang ada, alasan yang diberikan yaitu untuk menerapkan PSAK No. 38 revisi 2004 tentang akuntansi restrukturisasi entitas sepengendali. 66 4.1.2.8 Analisis terhadap kelompok akun Revenue Hasil dari proses membandingkan kelompok akun Revenue dapat dilihat pada tabel 4.20 Tabel 4.20 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Revenue No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria PT Duta Pertiwi Nusantara PT Fortune Indonesia PT HM Sampoerna PT Indosiar Karya Media PT Kalbe Farma PT Kimia Farma Persero tbk PT Schering-Plough Indonesia tbk PT Surya Semesta Internusa tbk PT Tempo Intimedia tbk PT Unilever Indonesia tbk PT Zebra Nusantara PT Alakasa Industrindo tbk PT Aneka Tambang tbk PT Astra Internasional PT Berlina PT Budi Acid Jaya PT Gajah Tunggal PT Indofood Sukses Makmur PT Lautan Luas PT Lippo Securities PT Surya Intrindo Makmur PT Suryamas Duta Makmur PT Bintang Mitra Semesta Raya PT Bank Mega PT Lippo General Insurance PT Intiland Development Jumlah Saldo Revenue Tahun 2007 Dalam penyajian Dalam penyajian per 31 Desember per 31 Desember 2007 2008 509.497.885.000 100.743.082.833 332.221.816.659 29.787.725.000.000 608.344.242.860 161.144.612.055 2.365.635.901.845 170.351.303.609 1.217.802.649.127 154.423.687.000 12.544.901.000.000 27.418.208.001 1.410.253.635 12.008.202.498 70.183.000.000.000 375.941.140.518 1.350.298.000.000 6.659.854.000.000 27.858.304.000.000 2.712.536.000.000 23.717.218.842 132.129.201.923 159.931.395.093 115.784.360.000 1.390.848.000.000 141.984.372.158 264.290.686.921 494.832.487.000 100.743.082.833 332.221.816.659 29.787.725.000.000 608.344.242.860 161.144.612.055 2.365.635.901.845 170.351.303.609 1.217.802.649.127 154.423.687.000 12.544.901.000.000 27.418.208.001 1.410.253.635 12.008.202.498 70.183.000.000.000 375.941.140.518 1.350.298.000.000 6.659.854.000.000 27.858.304.000.000 2.712.536.000.000 23.717.218.842 132.129.201.923 159.931.395.093 115.784.360.000 1.390.848.000.000 141.984.372.158 264.290.686.921 67 Perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan Revenue adalah PT Darya Varia Laboratoria tbk, hal ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya dimana akun revenue disajikan secara konsisten oleh 32 perusahaan. Kemudian dari hasil penelusuran pada catatan atas laporan keuangan dan opini auditor hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.21 Tabel 4.21 Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor Kelompok akun revenue No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK 1. PT darya varia laboratoria √ Memberikan Keterangan Pada Opini auditor - Perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan Revenue adalah PT Darya Varia Laboratoria tbk, hal ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya dimana akun revenue disajikan secara konsisten oleh 32 perusahaan. Akun yang disajikan tidak konsisten disebabkan karena adanya penjualan kepada pihak ketiga dan pihak-pihak dengan hubungan istimewa. Tidak ada penjelasan yang diberikan terkait ketidakkonsistenan pada opini auditor namun pada catatan atas laporan keuangan diperoleh alasan yaitu untuk menerapkan keputusan Bapepam terkait dengan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. 68 4.1.2.9 Analisis terhadap kelompok akun Cost of Good Sold Hasil dari proses membandingkan kelompok akun Cost of Good Sold dapat dilihat pada tabel 4.22 Tabel 4.22 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cost of Good Sold No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria PT Duta Pertiwi Nusantara PT Fortune Indonesia PT HM Sampoerna PT Indosiar Karya Media PT Kalbe Farma tbk PT Kimia Farma Persero tbk PT Schering-Plough Indonesia tbk PT Surya Semesta Internusa tbk PT Tempo Intimedia tbk PT Unilever Indonesia tbk PT Zebra Nusantara PT Alakasa Industrindo tbk PT Aneka Tambang tbk PT Astra Internasional PT Berlina PT Budi Acid Jaya PT Gajah Tunggal PT Indofood Sukses Makmur PT Lautan Luas PT Lippo Securities PT Surya Intrindo Makmur PT Suryamas Duta Makmur PT Bintang Mitra Semesta Raya PT Bank Mega PT Lippo General Insurance PT Intiland Development Jumlah Saldo Cost of Good Sold Tahun 2007 Dalam penyajian Dalam penyajian per 31 Desember per 31 Desember 2007 2008 184.255.338.000 169.589.940.000 81.834.859.353 81.834.859.353 287.123.384.397 287.123.384.397 21.005.260.000.000 21.025.772.000.000 161.144.612.055 161.144.612.055 1.717.630.506.289 1.717.630.506.289 88.348.863.593 88.348.863.593 1.066.852.170.911 1.066.852.170.911 84.557.245.000 84.557.245.000 6.247.189.000.000 6.247.189.000.000 27.311.187.193 27.311.187.193 1.393.627.029 1.393.627.029 4.794.958.334 4.678.817.665 53.694.000.000.000 53.694.000.000.000 303.847.315.377 303.847.315.377 1.136.511.000.000 1.136.511.000.000 5.484.650.000.000 5.484.650.000.000 21.281.752.000.000 21.232.761.000.000 2.195.855.000.000 2.195.855.000.000 124,107,821,052 124,107,821,052 127.193.023.023 127.193.023.023 107.062.189.704 107.062.189.704 165.599.153.251 165.599.153.251 69 Dari hasil penelusuran terhadap kelompok akun ini diperoleh 5 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan Cost of Good Sold yaitu PT Darya Varia Laboratoria, PT HM Sampoerna, PT Aneka Tambang tbk, PT Indofood Sukses Makmur, dan PT Suryamas Duta Makmur. Tabel 4.23 Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor Kelompok akun cost of good sold No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK 1. 2. 3. 4. PT darya varia laboratoria PT HM sampoerna PT aneka tambang PT Indofood sukses makmur PT suryamas duta makmur √ √ √ Memberikan Keterangan Pada Opini auditor √ - - 5. Dari 5 perusahaan yang tidak konsisten diketahui 2 perusahaan tidak memberikan keterangan sama sekali terkait ketidakkonsistenan yaitu PT Suryamas Dutamakmur tbk dan PT Aneka Tambang tbk serta 2 perusahaan yaitu PT Darya Varia Laboratoria tbk dan PT HM Sampoerna tbk, tidak memberikan penjelasan dalam opini auditornya namun memberikan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangannya. Alasan yang dikemukakan antara lain untuk menerapkan keputusan Bapepam terkait dengan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. 70 4.1.2.10 Analisis terhadap kelompok akun Operating Expenses Tabel 4.24 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Operating Expenses No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria PT Duta Pertiwi Nusantara PT Fortune Indonesia PT HM Sampoerna PT Indosiar Karya Media PT Kalbe Farma tbk PT Kimia Farma Persero tbk PT Schering-Plough Indonesia tbk PT Surya Semesta Internusa tbk PT Tempo Intimedia tbk PT Unilever Indonesia tbk PT Zebra Nusantara PT Alakasa Industrindo tbk PT Aneka Tambang tbk PT Astra Internasional PT Berlina PT Budi Acid Jaya PT Gajah Tunggal PT Indofood Sukses Makmur PT Lautan Luas PT Lippo Securities PT Surya Intrindo Makmur PT Suryamas Duta Makmur PT Bintang Mitra Semesta Raya PT Bank Mega PT Lippo General Insurance PT Intiland Development Jumlah Saldo Operating Expenses Tahun 2007 Dalam penyajian Dalam penyajian per 31 Desember per 31 Desember 2007 2008 257.583.067.000 19.305.147.552 35.296.049.396 3.205.187.000.000 659.035.575.419 2.422.276.109.762 570.505.678.071 64.192.436.239 101.561.520.346 64.276.070.000 3.520.352.000.000 11.447.739.021 7.855.927.000 417.152.629.000 7.988.000.000.000 45.215.977.581 66.931.000.000 510.455.000.000 3.682.124.000.000 328.248.000.000 3.789.893.159 8.322.402.512 44.500.848.530 4.434.600.680 1.953.050.000.000 11.354.400.585 72.520.898.513 257.583.067.000 19.305.147.552 35.296.049.396 3.176.973.000.000 659.035.575.419 2.422.276.109.762 570.505.678.070 64.192.436.239 101.561.520.346 64.276.070.000 3.520.352.000.000 11.447.739.021 7.855.927.000 552.540.025.000 7.988.000.000.000 45.215.977.581 66.931.000.000 510.455.000.000 3.749.103.000.000 328.248.000.000 3.789.893.159 8.322.402.512 40.379.786.477 4.434.600.680 1.953.050.000.000 11.354.400.585 72.520.898.513 Dari hasil penelitian juga didapatkan 5 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan Operating Expenses yaitu PT HM Sampoerna, PT Kimia Farma Persero, PT Aneka Tambang, PT Indofood Sukses Makmur, serta PT 71 Suryamas Duta Makmur. Sementara pada penelitian sebelumnya hanya terdapat 4 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan kelompok akun ini. Dari hasil penelusuran juga diperoleh akun-akun yang menjadi penyebab tidak konsistennya saldo kelompok akun operating expenses. Akun-akun yang menjadi penyebab dapat dilihat pada tabel 4.25 Tabel 4.25 Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Operating Expenses No Nama Perusahaan Nama Akun Penyebab Ketidakkonsistenan Operating Expenses 1. PT HM Sampoerna 2. PT Kimia Farma Persero 3. PT Aneka a. Umum Tambang tbk dan administrasi b. Penjualan dan pemasaran PT Indofood a. Penjualan Sukses b. Umum dan Makmur administrasi PT Suryamas a. Umum dan Duta administrasi Makmur 4. 5. a. Penjualan b. Umum dan administrasi a. Penjualan b. Umum dan administrasi Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan 2007 2008 2.439.241.000.000 765.946.000.000 2.458.051.000.000 718.922.000.000 344.664.639.648 211.172.284.103 351.960.527.048 218.545.151.022 348.000.054.000 8.626.361.000 367.246.781.000 124.767.030 2.339.110.000.000 1.343.014.000.000 2.339.821.000.000 1.409.282.000.000 36.616.174.099 36.616.174.099 Akun yang disajikan secara tidak konsisten antara lain beban penjualan, beban umum dan administrasi, beban penjualan dan pemasaran. Letak ketidakkonsistenan yaitu pada penyajian nilai akun yang mengalami penurunan maupun kenaikan pada periode berikutnya dibandingkan dengan periode sebelumnya. 72 Kemudian setelah dilakukan penelusuran pada akun-akun penyebab ketidakkonsistenan maka selanjutnya dilakukan penelusuran pada catatan atas laporan keuangan. Hasil penelusuran dapat dilihat pada tabel 4.26 Tabel 4.26 Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor Kelompok akun operating expenses No 1. 2. 3. 4. 5. Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK PT HM sampoerna PT Kimia Farma Persero PT aneka tambang PT Indofood sukses makmur PT suryamas duta makmur √ √ √ Memberikan Keterangan Pada Opini auditor √ - - Dari penelitian diketahui 2 perusahaan tidak memberikan keterangannya baik dalam opini auditor maupun dalam catatan atas laporan keuangannya terkait dengan ketidakkonsistenan yaitu PT Kimia Farma tbk dan PT Suryamas Dutamakmur tbk. Serta 2 perusahaan yang tidak memberikan keterangannya dalam opini auditornya namun memberikan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan. Alasan yang diberikan antara lain untuk menerapkan PSAK No. 7 mengenai pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. 4.1.2.11 Analisis terhadap kelompok akun Other Income Selanjutnya dilakukan analisis terhadap kelompok akun other income. Hasil penelusuran dapat dilihat pada tabel 4.27 73 Tabel 4.27 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Other Income No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria PT Duta Pertiwi Nusantara PT Fortune Indonesia PT HM Sampoerna PT Indosiar Karya Media PT Kalbe Farma tbk PT Kimia Farma Persero tbk PT Schering-Plough Indonesia tbk PT Surya Semesta Internusa tbk PT Tempo Intimedia tbk PT Unilever Indonesia tbk PT Zebra Nusantara PT Alakasa Industrindo tbk PT Aneka Tambang tbk PT Astra Internasional PT Berlina PT Budi Acid Jaya PT Gajah Tunggal PT Indofood Sukses Makmur PT Lautan Luas PT Lippo Securities PT Surya Intrindo Makmur PT Suryamas Duta Makmur PT Bintang Mitra Semesta Raya PT Bank Mega PT Lippo General Insurance PT Intiland Development Jumlah Saldo Other Income Tahun 2007 Dalam penyajian Dalam penyajian per 31 Desember per 31 Desember 2007 2008 9.649.129.000 2.133.490.241 1.253.626.964 232.275.000.000 128.281.177.550 29.312.694.604 4.970.209.556 11.509.152.306 32.730.673.815 1.564.977.000 44.081.000.000 532.777.186 3.708.178.000 505.557.104.000 301.594.000.000 10.227.687.421 74.292.000.000 541.121.000.000 829.199.000.000 65.029.000.000 11.061.534.638 5.531.418.660 86.527.156.080 52.715.850 9.649.129.000 2.133.490.241 1.253.626.964 239.977.000.000 128.281.177.550 29.312.694.604 4.970.209.556 11.509.152.306 32.730.673.815 1.564.977.000 44.081.000.000 532.777.186 3.708.178.000 505.557.104.000 301.594.000.000 10.227.687.421 74.292.000.000 541.121.000.000 835.031.000.000 65.029.000.000 11.061.534.638 5.531.418.660 86.527.156.080 52.715.850 12.485.174.814 12.485.174.814 Perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan Other Income dari hasil penelitian diketahui ada 2 perusahaan yaitu PT HM Sampoerna dan PT Indofood Sukses Makmur. Sedangkan pada penelitian sebelumnya diketahui ada 3 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan kelompok akun other income. 74 Dari penelusuran terhadap kelompok akun other income maka diperoleh akun-akun yang menjadi penyebab ketidakkonsistenan yang dapat dilihat pada tabel 4.28 Tabel 4.28 Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Other Income No 1. 2. Nama Perusahaan Nama Akun Penyebab Ketidakkonsistenan Other Income PT HM Sampoerna a. Penghasilan sewa b. Rugi)/laba atas penjualan investasi c. Amortisasi goodwill d. Lain-lain PT Indofood a. Penghasilan bunga Sukses b. Beban bunga dan Makmur pendanaan lainnya c. Laba/(rugi) kurs d. Lain-lain Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan 2007 2008 1.143.000.000 Tidak disajikan Tidak disajikan 19,206.000.000 71.149.000.000 79,120.000.000 158.309.000.000 710.045.000.000 158.347.000.000 710.615.000.000 13.500.000.000 290.963.000.000 13.411.000.000 296.174.000.000 Akun yang disajikan secara tidak konsisten antara lain penghasilan sewa, rugi/laba penjualan investasi, amortissasi goodwill, penghasilan bunga, beban bunga dan pendanaan bunga, laba/ rugi kurs bersih. Letak ketidakkonsistenan yaitu terletak pada penyajian nilai suatu akun dimana pada periode sebelumnya disajikan namun pada periode 2008 tidak disajikan seperti pada amortisasi goodwill, kemudian pada akun laba/rugi kurs, serta akun lain-lain dimana telah terjadi penurunan nilai pada penyajian akun ini di laporan keuangan tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007. 75 Tabel 4.29 Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor Kelompok akun other income No 1. 2. Nama perusahaan PT HM sampoerna PT Indofood sukses makmur Memberikan Keterangan Pada CALK √ √ Memberikan Keterangan Pada Opini auditor √ Dari penelitian diketahui 2 perusahaan tidak memberikan keterangannya baik dalam opini auditor maupun dalam catatan atas laporan keuangannya terkait dengan ketidakkonsistenan yaitu PT Kimia Farma tbk dan PT Suryamas Dutamakmur tbk. Serta 2 perusahaan yang tidak memberikan keterangannya dalam opini auditornya namun memberikan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan. Alasan yang diberikan antara lain untuk menerapkan PSAK No. 7 mengenai pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. 4.1.2.12 Analisis terhadap kelompok akun Tax Expenses Setelah dilakukan analisis terhadap kelompok akun other income kemudian selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap kelompok akun tax expenses. Tabel 4.30 Menunjukkan hasil analisis perbandingan terhadap kelompok akun tax expenses 76 Tabel 4.30 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Tax Expenses No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria PT Duta Pertiwi Nusantara PT Fortune Indonesia PT HM Sampoerna PT Indosiar Karya Media PT Kalbe Farma tbk PT Kimia Farma Persero tbk PT Schering-Plough Indonesia tbk PT Surya Semesta Internusa tbk PT Tempo Intimedia tbk PT Unilever Indonesia tbk PT Zebra Nusantara PT Alakasa Industrindo tbk PT Aneka Tambang tbk PT Astra Internasional PT Berlina PT Budi Acid Jaya PT Gajah Tunggal PT Indofood Sukses Makmur PT Lautan Luas PT Lippo Securities PT Surya Intrindo Makmur PT Suryamas Duta Makmur PT Bintang Mitra Semesta Raya PT Bank Mega PT Lippo General Insurance PT Intiland Development Jumlah Saldo Tax Expenses Tahun 2007 Dalam penyajian Dalam penyajian per 31 Desember per 31 Desember 2007 2008 27.390.756.000 1.056.881.179 3.768.496.014 1.712.231.000.000 49.675.582.669 347.019.997.214 30.280.491.696 3,732,001,400 11.462.267.340 1.471.964.000 859.294.000.000 2.607.788.358 743.211.000 2.169.528.312 2.663.000.000.000 3.376.769.850 25.696.000.000 49.480.000.000 696.842.000.000 20.748.000.000 40.620 515.558.274 23.110.991.095 1.341.542.063 225.301.000.000 1.192.994.752 16.266.561.661 27.390.756.000 1.056.881.179 3.768.496.014 1.712.231.000.000 49.675.582.669 347.019.997.214 30.280.491.696 3,732,001,400 11.462.267.340 1.471.964.000 859.294.000.000 2.607.788.358 743.211.000 2.163.754.294 2.663.000.000.000 3.376.769.850 25.696.000.000 49.480.000.000 690.692.000.000 20.748.000.000 40.620 515.558.274 23.110.991.095 1.341.542.063 225.301.000.000 1.192.994.752 16.266.561.661 Dari hasil penelitian terhadap kelompok akun Tax Expenses diperoleh 2 perusahaan yang tidak konsisten dalam melakukan penyajian yaitu PT Aneka Tambang dan PT Indofood Sukses Makmur. 77 Tabel 4.31 berikut ini menyajikan akun-akun apa saja yang menjadi penyebab ketidakkonsistenan kelompok akun tax expenses Tabel 4.31 Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Tax Expenses No 1. 2. Nama Perusahaan Nama Akun Penyebab Ketidakkonsistenan Tax Expenses PT Aneka a. Pajak tangguhan Tambang PT Indofood a. Pajak tangguhan Sukses Makmur Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan 2007 2008 144.119.129.000 149.893.147.000 181.164.000.000 187.314.000.000 Akun-akun yang menjadi penyebab ketidakkonsistenan pada kelompok akun tax expenses adalah akun pajak tangguhan, dimana yang menjadi penyebab ketidakkonsistenan adalah pada penyajiannya dimana telah terjadi peningkatan nilai akun yang disajikan tidak sama dengan periode sebelumnya. Tabel 4.32 Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor Kelompok akun tax expenses No 1. 2. Nama perusahaan PT aneka tambang PT Indofood sukses makmur Memberikan Keterangan Pada CALK √ √ Memberikan Keterangan Pada Opini auditor √ Dari hasil penelusuran terhadap catatan atas laporan keuangan dan opini auditor diketahui terdapat 1 perusahaan yaitu PT Aneka Tambang tbk yang tidak memberikan keterangan terkait dengan ketidakkonsistenan dalam opini auditornya 78 namun memberikan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan. Alasan yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yaitu sebagai bentuk penerapan metode kewajiban (liability) dalam pengakuan pajak tangguhan untuk semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat untuk tujuan pelaporan finansial aktiva dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan. 4.1.2.13 Analisis terhadap kelompok akun Net Income Hasil dari proses membandingkan kelompok akun Net Income dapat dilihat pada tabel 4.33 Tabel 4.33 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Net income No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria PT Duta Pertiwi Nusantara PT Fortune Indonesia PT HM Sampoerna PT Indosiar Karya Media PT Kalbe Farma tbk PT Kimia Farma Persero tbk PT Schering-Plough Indonesia tbk PT Surya Semesta Internusa tbk PT Tempo Intimedia tbk PT Unilever Indonesia tbk PT Zebra Nusantara PT Alakasa Industrindo tbk PT Aneka Tambang tbk PT Astra Internasional PT Berlina PT Budi Acid Jaya PT Gajah Tunggal PT Indofood Sukses Makmur PT Lautan Luas PT Lippo Securities PT Surya Intrindo Makmur Jumlah Saldo Net income Tahun 2007 Dalam penyajian Dalam penyajian per 31 Desember per 31 Desember 2007 2008 49.917.853.000 1 .377.235.706 7.282.334.767 3.624.018.000.000 (129.284.550.810) 705.694.196.679 52.189.435.346 2,568,850,071 11.725.734.253 2.553.431.000 1.964.652.000.000 (8.275.571.759) 7.285.411.000 5.132.460.443 6.519.000.000.000 10.380.457.348 46.177.000.000 90.841.000.000 980.357.000.000 71.670.000.000 114.521.967.828 (4.597.617.191) 49.917.853.000 1 .377.235.706 7.282.334.767 3.624.018.000.000 (129.284.550.810) 705.694.196.679 52.189.435.346 2,568,850,071 11.725.734.253 2.553.431.000 1.964.652.000.000 (8.275.571.759) 7.285.411.000 5.118.987.734 6.519.000.000.000 10.380.457.348 46.177.000.000 90.841.000.000 980.357.000.000 71.670.000.000 150.075.114.145 (4.597.617.191) 79 No 23 24 25 26 27 Jumlah Saldo Net income Tahun 2007 Dalam penyajian Dalam penyajian per 31 Desember per 31 Desember 2007 2008 Nama Perusahaan PT Suryamas Duta Makmur PT Bintang Mitra Semesta Raya PT Bank Mega PT Lippo General Insurance PT Intiland Development 121.289.904.944 2.402.046.614 520.719.000.000 15.398.883.124 20.429.374.533 121.289.904.944 2.402.046.614 520.719.000.000 15.398.883.124 20.429.374.533 Dari hasil penelitian juga diketahui terdapat 2 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan Net Income yaitu PT Aneka Tambang dan PT Lippo Securities. Namun pada penelitian terdahulu hanya 1 perusahaan yang tidak konsisten dalam penyajiannya. Tabel 4.34 Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor Kelompok akun net income No Nama perusahaan 1. 2. 3 PT alakasa industrindo PT aneka tambang PT Lippo securities √ √ √ perusahaan penjelasan Ketiga tidak Memberikan Keterangan Pada CALK memberikan Memberikan Keterangan Pada Opini auditor - terkait dengan ketidakkonsistenannya dalam opini auditor namun memberikan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan. Alasan yang diungkapkan antara lain untuk menerapkan keputusan Bapepam LK No. IX.E.1 dan PSAK No. 7 terkait dengan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. 80 4.1.2.14 Analisis terhadap kelompok akun Cash from Operating Analisis selanjutnya yaitu dilakukan pada kelompok akun cash from operating. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.35 Tabel 4.35 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cash from Operating No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria PT Duta Pertiwi Nusantara PT Fortune Indonesia PT HM Sampoerna PT Indosiar Karya Media PT Kalbe Farma tbk PT Kimia Farma Persero tbk PT Schering-Plough Indonesia tbk PT Surya Semesta Internusa tbk PT Tempo Intimedia tbk PT Unilever Indonesia tbk PT Zebra Nusantara PT Alakasa Industrindo tbk PT Aneka Tambang tbk PT Astra Internasional PT Berlina PT Budi Acid Jaya PT Gajah Tunggal PT Indofood Sukses Makmur PT Lautan Luas PT Lippo Securities PT Surya Intrindo Makmur PT Suryamas Duta Makmur PT Bintang Mitra Semesta Raya PT Bank Mega PT Lippo General Insurance PT Intiland Development Jumlah Saldo Cash from Operating tahun 2007 Dalam penyajian Dalam penyajian per 31 Desember per 31 Desember 2007 2008 93.490.909.000 93.490.909.000 5 .575.831.917 5.575.831.917 4.186.528.774 4.186.528.774 1.786.380.000.000 1.786.380.000.000 26.837.391.202 26.837.391.202 (14.406.835.513) 362.898.238.846 55.512.643.134 55.512.643.134 (4,920,893,506) (4,920,893,506) 57.686.754.166 (8.217.111.731) 14.294.129.000 14.294.129.000 2.250.013.000.000 2.250.013.000.000 (389.813.992) (389.813.992) 5.952.441.000 6.029.876.000 6.182.805.905.000 4.835.907.373 11.244.000.000.000 11.244.269.000.000 12.697.251.924 12.697.251.924 5 .763.000.000 5.763.000.000 449.548.000.000 449.548.000.000 2.502.001.000.000 2.613.759.000.000 51.188.000.000 51.188.000.000 13.770.710.367 13.770.710.367 (1,850,070,403) (1,850,070,403) 48.786.737.258 26.128.601.198 57.304.742.331 68.325.242.330 277.639.000.000 277.639.000.000 (1.390.633.057) (1.390.633.057) 17.366.736.032 16.192.600.695 81 Diketahui dari hasil penelitian terdapat 4 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan Cash from Operating Activities yaitu PT Alakasa Industrindo, PT Indofood Sukses Makmur, PT Suryamas Duta Makmur, dan PT Bintang Mitra Semesta Raya. Hal ini tidak sama dengan hasil penelitian sebelumnya dimana terdapat 10 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan kelompok akun ini. Tabel 4.36 Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Cash from Operating No 1. 2, 3. Nama Perusahaan PT Alakasa Industrindo tbk Nama Akun Penyebab Ketidakkonsistenan Cash from Operating a. Kenaikan investasi efek tertentu b. Pembayaran lainlain c. Pembayaran pajak penghasilan d. Pembayaran lainlain PT Indofood a. Pembayaran kas Sukses kepada pemasok Makmur b. Pembayaran untuk beban usaha c. Pembayaran kepada karyawan PT Suryamas a. Penerimaan Duta pembayaran Makmur piutang lain-lain b. Perolehan aset real estat c. Pembayaran piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan 2007 2008 77.435 Tidak disajikan 252.282 Tidak disajikan Tidak disajikan 240.236.000 Tidak disajikan 17.301.543.000.000 12.046.000 17.296.724.000.000 3.745.675.000.000 3.766.853.000.000 2.204.192.000.000 2.214.666.000.000 2.390.227.709 Tidak disajikan Tidak disajikan 25.390.800.580 342.326.811 Tidak disajikan 82 No 4. Nama Perusahaan PT Bintang Mitra Semesta Raya Nama Akun Penyebab Ketidakkonsistenan Cash from Operating Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan 2007 2008 a. Penerimaan kas dari pelanggan b. Pembayaran kas kepada pemasok c. Beban usaha d. Pajak penghasilan 182.346.650.176 93.302.507.042 106.779.238.220 18.493.812.600 16.705.294.411 1.557.375.214 4.925.177.251 1.558.274.861 Akun yang disajikan secara tidak konsisten antara lain kenaikan investasi efek tertentu, pembayaran lain-lain, pembayaran pajak penghasilan, pembayaran kas kepada pemasok, pembayaran untuk beban usaha, pembayaran kepada karyawan, penerimaan pembayaran piutang lain-lain, perolehan aset real estate, pembayaran piutang kepada pihak dengan hubungan istimewa, penerimaan kas dari pelanggan, pembayaran kas kepada pemasok, beban usaha, serta pajak penghasilan. Letak ketidakkonsistenan pada kelompok akun ini yaitu pada penyajian akun-akun yang tidak sama jumlahnya dari periode ke periode yaitu pada akun pembayaran kas pada pemasok, pembayaran untuk beban usaha, pembayaran kepada karyawan, pembayaran lain-lain. Munculnya akun baru yang tidak disajikan pada periode sebelumnya seperti pembayaran pajak penghasilan, perolehan aset real estate serta pembayaran piutang kepada pihak dengan hubungan istimewa. Setelah dilakukan penelusuran terhadap akun-akun penyebab ketidakkonsistenan maka selanjutnya akan dilakukan penelusuran terhadap catatan atas laporan keuangan dan opini auditor. 83 Tabel 4.37 Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor Kelompok akun cash from operating No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK 1. 2. PT alakasa industrindo PT Indofood sukses makmur PT suryamas duta makmur PT bintang mitra semesta raya - Memberikan Keterangan Pada Opini auditor - - √ - √ 3. 4 Dari hasil penelusuran diperoleh keterangan 4 perusahaan tidak memberikan keterangan dalam catatan atas laporan keuangan serta 2 perusahaan yang tidak memberikan keterangan dalam opini auditornya yaitu PT Suryamas Dutamakmur tbk dan PT Bintang Mitra Semestaraya tbk. 4.1.2.15 Analisis terhadap kelompok akun Cash from Investing Tabel 4.38 berikut ini menyajikan hasil pembandingan kelompok akun cash from investing Tabel 4.38 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cash from Investing No 1 2 3 4 5 6 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria PT Duta Pertiwi Nusantara PT Fortune Indonesia PT HM Sampoerna PT Indosiar Karya Media PT Kalbe Farma tbk Jumlah Saldo Cash from Investing tahun 2007 Dalam penyajian Dalam penyajian per 31 Desember per 31 Desember 2007 2008 33.149.363.000 (513.849.984) (970.811.094) 1,786,380.000.000 34.628.267.204 (14.406.835.513) 33.149.363.000 (513.849.984) (970.811.094) 1,786,380.000.000 34.628.267.204 (42.271.083.212) 84 No 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Nama Perusahaan PT Kimia Farma Persero tbk PT Schering-Plough Indonesia tbk PT Surya Semesta Internusa tbk PT Tempo Intimedia tbk PT Unilever Indonesia tbk PT Zebra Nusantara PT Alakasa Industrindo tbk PT Aneka Tambang tbk PT Astra Internasional PT Berlina PT Budi Acid Jaya PT Gajah Tunggal PT Indofood Sukses Makmur PT Lautan Luas PT Lippo Securities PT Surya Intrindo Makmur PT Suryamas Duta Makmur PT Bintang Mitra Semesta Raya PT Bank Mega PT Lippo General Insurance PT Intiland Development Jumlah Saldo Cash from Investing tahun 2007 Dalam penyajian Dalam penyajian per 31 Desember per 31 Desember 2007 2008 28.202.146.346 (8,006,272,967) 57.686.754.166 (912.873.000) 1.191.516.000.000 (2.504.116.452) (793.308.000) (262.350.439.000) 2.739.000.000.000 28.169.615.104 254.159.000.000 958.830.000.000 6.266.997.000.000 287.183.000.000 18.578.906.352 1,661,922,843 24.502.858,232 913.016.000.000 704.867.652 7.228.228.212 28.202.146.346 (8,006,272,967) (40.712.408.859) (912.873.000) 1.191.516.000.000 (2.504.116.452) (870.743.000) (262.350.439.000) 3.030.042.000.000 28.169.615.104 254.159.000.000 958.830.000.000 6.454.753.000.000 279.986.000.000 18.578.906.352 1,661,922,843 47.503.321.103 11.020.500.000 913.016.000.000 704.867.652 (3.955.117.709) Dari hasil penelitian 5 perusahaan diketahui tidak konsisten dalam menyajikan Cash from Investing Activities yaitu PT Alakasa Industrindo, PT Astra Internasional, PT Indofood Sukses Makmur, PT Lautan Luas, PT Suryamas Duta Makmur, dan PT Bintang Mitra Semesta Raya. Pada penelitian sebelumnya diketahui terdapat 7 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan kelompok akun ini. Dari hasil penelusuran terhadap kelompok akun cash from investing diperoleh akun-akun yang menjadi penyebab ketidakkonsistenan kelompok akun ini, akun-akun tersebut dapat dilihat pada tabel 4.39 85 Tabel 4.39 Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Cash from Investing No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nama Perusahaan PT Alakasa Industrindo tbk Nama Akun Penyebab Ketidakkonsistenan Cash from Investing a. Hasil penjualan (penempatan) investasi efek yang diperdagangkan PT Astra a. Perolehan aktiva Internasional tetap b. Penambahan investasi jangka panjang lain-lain c. Akuisisi anak perusahaan d. Pembelian dari pemegang saham minoritas PT Indofood a. Penambahan aset Sukses tetap dan tanaman Makmur perkebunan b. Pembayaran untuk piutang plasma dan uang muka pembelian aktiva c. Kapitalisasi beban tanaman ditangguhkan PT Lautan a. Kenaikan atau Luas penurunan hutang hubungan istimewa PT Suryamas a. Perolehan aktiva Duta real estate Makmur b. Kenaikan piutang lain-lain - bersih PT Bintang a. Kenaikan investasi Mitra jangka pendek Semesta Raya Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan 2007 2008 Tidak disajikan 77.435.000 3.259.663.000.000 604.038.000.000 2.969.000.000.000 594.000.000.000 Tidak disajikan 35.000.000.000 1.108.731.000.000 1.169.762.000.000 Tidak disajikan 109.458.000.000 Tidak disajikan 17.267.000.000 Tidak disajikan 10.000.000.000 7.649.000.000 Tidak disajikan 25.390.800.580 Tidak disajikan Tidak disajikan 2.390.337.709 Tidak disajikan 11.020.500.000 86 Akun yang disajikan secara tidak kosisten antara lain hasil penjualan investasi efek yang diperdagangkan, perolehan aktiva tetap, penambahan investasi jangka panjang lain-lain, akuisisi anak perusahaan, embelian dari pemegang saham minoritas, penambahan aset tetap dan tanaman perkebunan, pembayaran untuk piutang plasma kapitalisasi beban tanaman ditangguhkan, kenaikan atau penurunan hutang hubungan istimewa, kapitalisasi beban tanaman ditangguhkan, perolehan aktiva real estate, kenaikan investasi jangka pendek. Hal yang menjadi letak ketidakkonsistenan adalah munculnya akun-akun baru seperti hasil penjualan investasi efek yang diperdagangkan, pembayaran untuk piutang plasma dan uang muka pembelian aktiva, kapitalisasi beban tanaman ditangguhkan. Adanya penyajian akun-akun secara tidak konsisten jumlahnya baik mengalami kenaikan maupun penurunan pada periode berikutnya seperti akun penambahan aset tetap dan tanaman perkebunan. Tabel 4.40 Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor Kelompok akun cash from investing No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK 1. 2. 3. PT alakasa industrindo PT astra internasional PT Indofood sukses makmur PT lautan luas PT suryamas duta makmur PT bintang mitra semesta raya - Memberikan Keterangan Pada Opini auditor √ √ - √ - - - 4. 5. 6. 87 Lima perusahaan tidak memberikan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan serta hanya 3 perusahaan yang memberikan penjelasan dalam opini auditornya. Dua perusahaan yang tidak memberikan penjelasan dalam opini auditornya yaitu PT Alakasa Industrindo tbk dan PT Suryamas Dutamakmur tbk. Serta satu perusahaan tidak menyajikan cash from investing yaitu PT Bintang Mitra Semestaraya tbk. 4.1.2.16 Analisis terhadap kelompok akun Cash from Financing Hasil dari proses membandingkan kelompok akun Cash from Financing dapat dilihat pada tabel 4.41 Tabel 4.41 Hasil pembandingan terhadap kelompok akun Cash from Financing No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria PT Duta Pertiwi Nusantara PT Fortune Indonesia PT HM Sampoerna PT Indosiar Karya Media PT Kalbe Farma tbk PT Kimia Farma Persero tbk PT Schering-Plough Indonesia tbk PT Surya Semesta Internusa tbk PT Tempo Intimedia tbk PT Unilever Indonesia tbk PT Zebra Nusantara PT Alakasa Industrindo tbk PT Aneka Tambang tbk PT Astra Internasional PT Berlina PT Budi Acid Jaya PT Gajah Tunggal PT Indofood Sukses Makmur PT Lautan Luas PT Lippo Securities PT Surya Intrindo Makmur Jumlah Saldo Cash from Financing tahun 2007 Dalam penyajian per Dalam penyajian per 31 Desember 2007 31 Desember 2008 63.245.827.000 1 .102.600.000 545.549.396 934,615.000.000 (36.149.730.302) (14.406.835.513) 13.177.968.742 15,966,158,426 57.686.754.166 (12.852.051.000) (1.637.785.000.000) 3.027.281.021 (752.876.000) (1.113.989.181.000) 6.817.284.000.000 50.714.230.775 388.345.000.000 839.623.000.000 6.028.714.000.000 236.432.000.000 32.032.376.712 41,666,666 63.245.827.000 1.102.600.000 (788.199.122) 934,615.000.000 (36.149.730.302) (473.789.467.691) 13.177.968.742 15,966,158,426 57.686.754.166 (12.852.051.000) (1.637.785.000.000) 3.027.281.021 (752.876.000) (1.113.989.181.000) 7.108.000.000.000 50.714.230.775 388.345.000.000 839.623.000.000 6.103.714.000.000 229.235.000.000 32.032.376.712 41,666,666 88 No 23 24 25 26 27 Nama Perusahaan PT Suryamas Duta Makmur PT Bintang Mitra Semesta Raya PT Bank Mega PT Lippo General Insurance PT Intiland Development Jumlah Saldo Cash from Financing tahun 2007 Dalam penyajian per Dalam penyajian per 31 Desember 2007 31 Desember 2008 4.427.976.456 19.581.565.067 254.125.000.000 (456.498.459) (14.406.835.513) 4.770.303.267 19.581.565.067 254.125.000.000 (456.498.459) (6.789.565.742) Dari hasil penelitian juga ditemukan ada 4 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan kelompok akun Cash from Financing Activities yaitu PT Astra Internasional, PT Indofood Sukses Makmur, PT Lautan Luas, dan PT Suryamas Duta Makmur. Hal ini sama dengan hasil penelitian sebelumnya dimana terdapat 4 perusahaan yang konsisten dalam penyajian kelompok akun Cash from Financing Activities. Tabel 4.42 berikut ini menyajikan akun-akun yang menjadi penyebab tidak konsistennya kelompok akun cash from financing expenses Tabel 4.42 Hasil penelusuran terhadap kelompok akun Cash from Financing No 1. 2. Nama Perusahaan Nama Akun Penyebab Ketidakkonsistenan Cash from Financing PT Astra a. Penerimaan hutang Internasional jangka panjang b. Kenaikan/(penurun an) kas atau deposito berjangka yang dibatasi penggunannya PT Indofood a. Penerimaan dari Sukses penerbitan saham Makmur baru Anak Perusahaan Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan 2007 2008 10.749.519.000.000 10.459.000.000.000 496.000.000 Tidak disajikan 2.379.949.000.000 Tidak disajikan 89 No 3. 4. Nama Perusahaan Nama Akun Penyebab Ketidakkonsistenan Cash from Financing Saldo Akun yang tidak Konsisten Saldo Akun Tahun Saldo Akun Tahun 2007 pada Penyajian 2007 pada Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan 2007 2008 PT Lautan Luas a. Pembayaran 2.588.000.000 17.434.000.000 deviden kepada pemegang saham minoritas b. Kenaikan hutang Tidak disajikan 7.649.000.000 hubungan istimewa PT Suryamas a. Pembayaran 342.326.811 Tidak disajikan Duta piutang kepada Makmur pihak yang mempunyai hubungan istimewa b. Pembayaran 4.770.303.267 4.660.544.608 hutang pokok dan bunga lembaga keuangan c. Pembayaran Tidak disajikan 109.758.659 hutang pokok dan bunga obligasi Akun yang disajikan secara tidak kosisten antara lain penerimaan hutang jangka panjang, kenaikan/(penurunan) kas atau deposito berjangka yang dibatasi penggunannya, penerimaan dari penerbitan saham baru anak perusahaan, pembayaran deviden kepada saham minoritas, kenaikan hutang hubungan istimewa, pembayaran piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, pembayaran hutang pokok dan bunga lembaga keuangan, pembayaran hutang pokok dan bunga obligasi. Hal yang menjadi letak ketidakkonsistenan yaitu pada penurunan maupun kenaikan nilai akun-akun yang berbeda dari periode ke periode seperti akun penerimaan hutang jangka panjang, pembayaran deviden kas kepada minoritas, pembayaran hutang pokok dan bunga lembaga keuangan. Munculnya akun baru yang tidak disajikan pada laporan keuangan 90 periode sebelumnya seperti kenaikan atau penurunan kas atau deposito berjangka yang dibatasi penggunannya, kenaikan hutang hubungan istimewa, pembayaran piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, serta pembayaran hutang pokok dan bunga obligasi. Tabel 4.43 Tabel Penelusuran pada Catatan atas Laporan Keuangan dan Opini Auditor Kelompok akun cash from investing No Nama perusahaan Memberikan Keterangan Pada CALK 1. 2. Memberikan Keterangan Pada Opini auditor √ √ PT astra internasional PT Indofood sukses makmur 3. PT lautan luas √ 4. PT suryamas duta makmur Dari 4 perusahaan yang tidak konsisten dalam menyajikan cash from financing diketahui 1 perusahaan tidak memberikan penjelasan apapun terkait ketidakkonsistenan baik dalam opini auditor maupun dalam catatan atas laporan keuangan yaitu PT Suryamas Dutamakmur tbk. 91 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan dalam Bab IV maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Banyak laporan keuangan auditan yang masih disajikan secara tidak konsisten 2. Masih banyak laporan keuangan konsolidasi yang tidak memberikan catatan penjelas atau keterangan terkait ketidakkonsistenan dalam catatan atas laporan keuangan 3. Masih banyak akuntan publik yang tidak memberikan opininya dalam laporan auditor independen mengenai ketidakkonsistenan yang terjadi pada laporan keuangan konsolidasi 5.2 Saran a. Lembaga akuntan publik dalam hal ini Ikatan Akuntan Indonesia harus lebih tegas dalam menindak terjadinya pelanggaran terkait penayajian laporan keuangan yang tidak konsisten yang dapat menyesatkan investor dan para pengguna laporan keuangan lainnya b. Investor dan para pemakai laporan keuangan lainnya harus lebih teliti dan waspada dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan 91 92 c. konsolidasi, terutama dalam melakukan perbandingan terhadap laporan keuangan konsolidasi secara tahunan d. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan sampel yang lebih representatif yaitu dengan melakukan sampling ulang terhadap laporan keuangan perusahaan publik agar diperoleh hasil penelitian yang lebih tepat dan akurat 93 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2006. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta Bachtaruddin. T, 2003. “Struktur Teori Akuntansi Keuangan”. Universitas Sumatera Utara, Digitally Library, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Bapepam, 2000. Pedoman Penyajian Laporan http//www.bapepam.go.id, dilihat pada tanggal 9 Maret 2009 Keuangan. Baridwan, Zaki, 2000. ”Intermediate Accounting”. BPFE, Yogyakarta Belkoui, dan Riahi, Ahmed, 2006. ”Accounting Theory, Teori Akuntansi”. Jakarta, Salemba Empat Christiawan, Julius Yogi, 2000. ”Konsistensi Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan Publik : Analisis Kritis atas Opini Auditor dan Laporan Keuangan Auditan Tahun 2000”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 8 No. 1, Hal: 40-54 Departemen Keuangan RI, 2005. ”Studi Tentang Analisis Laporan Keuangan secara Elektronik”. Departemen Keuangan Republik Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal, Proyek Peningkatan Efisiensi Pasar Modal Tahun 2005 Epstein, Barry J and K, Eva, 2008. International Financial Reporting Standard ”Interpretation and Application of IFRS”. Wiley, Jermakowicz, USA FASB, 1986. ”Qualitative Characteritic of Accounting Information”. Online Learning Center, http//www.google.com/fasb, dilihat pada tanggal 15 Maret 2009 FASB, 1986. Accounting Standards Statements of Financial Accounting Concepts 1-6. Mc. Graw-Hill Book Company, USA Feliana, Yie Ke, 2007. ”Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan dan Transaksi dengan Pihak-Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa Terhadap Daya Informasi Akuntansi”. Simposium Nasional Akuntansi X, IAI Guy, Dan M, Carmichael, and Lach, Linda A, 2003. Practitioner’s Guide to GAAS Covering All SASs, SSARSs, and Interpretations. Willey, United State of Amerika 94 Harahap, Sofyan Safri, 2004. Teori Akuntansi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Hertanti, Dewi, 2005. ”Pengaruh Pengungkapan Faktor-faktor Fundamental terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang IAI, 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba Empat, Jakarta IAI, 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta Juniarti, 2001. ”Contemporary Theory sebagai Pendekatan Alternatif dalam Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan No. 3, Vol. 1, Mei 2001, Hal: 1-17, Universitas Kristen Petra, Jakarta Kodrat, David Sukardi, 2006. ”Studi Banding Penyusunan Laporan Keuangan dengan Metode Historical Cost Accounting dan General Price Level Accounting pada Masa Inflasi”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 8, No. 2, November 2006, Hal: 78-91, Universitas Kristen Petra, Jakarta Koroy, Tri Ramaraya, 2008. ”Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan oleh Auditor Eksternal”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 1, Mei 2008, Hal: 22-33 Kusuma, Hadri, 2006. ”Dampak Manajemen Laba Terhadap Relevansi Informasi Akuntansi: Bukti Empiris dari Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 8, No. 2, November 2006 Hal: 78-91, Universitas Kristen Petra, Jakarta Maines, Laureen A and Mc Daniel, Linda S, 1999. ”Effect of ComprehensiveIncome Characteristics on Non Professional Investors Judgements: The Role of Financial Statement Precentation Format”. The Accounting Review, April 2000, American Accounting Information Moleong, Lexy J, 2005. ”Metodologi Penelitian Kualitatif”. Bandung, PT Remaja Rosdakarya Munawir, 2001. Analisis Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta Nashirudin, Imam, 2008. ”Masih Relevankah Laporan Keuangan Dipakai sebagai Dasar Pengambilan Keputusan ?”. Artikel Solusi untuk Indonesia http//www.google.com, dilihat pada tanggal 20 Maret 2009 95 Rizky, Yanuar, 2003. ”Sistem Manjemen, Standar Akuntansi, dan Sistem Audit”. Artikel Sistem Informasi http//www.google.com, dilihat pada tanggal 20 Maret 2009 S. Arifin, 2003. ”Analisis Relevansi Informasi Akuntansi dalam Laporan Keuangan Perusahaan Berdasarkan FASB Concept No. 2”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 5 No. 3, Desember 2003, Hal: 322-355 Sari, Dian Indra, XXX. ”Akuntansi Inflasi dalam Menilai Relevansi Laporan Keuangan Suatu Perusahaan”. Magister Manajemen, Universitas Sumatera Utara Sprinkle, Geoffrey B dan Tubbs, Richard M, 1998. ”The Effect of Audit Risk an Information Importance on Auditor Memory During Working Paper Review”. The Accounting Review, Vol. 73, No. 4, Oktober 1998 Susiana dan Herawaty, Arleen, 2007. ”Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi X, IAI Sutikno, I dan Sabeni, A, 2000. ”Evaluasi Terhadap Relevansi, Reliabilitas, dan Komparabilitas laporan Keuangan : Studi Empiris pada Perusahaan ’Go Public’ di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No. 3, Desember 2000, Hal: 225-236 Tenaya, Agus Indra, XXX. ”Decision Usefulness: Trade off antara Relability dan Relevance”. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Yadnyana, I Ketut dan Mertha, Made. 2005 ”Pengaruh Kemampuan Manajemen terhadap Kualitas Informasi Akuntansi pada Hotel Berbintang di Bali”. Buletin Studi Ekonomi, Vol. 13, No. 1 Tahun 2008 LAMPIRAN 1 Daftar Perusahaan yang Konsisten dan Tidak Konsisten dalam Menyajikan Laporan Keuangan Perusahaan No Nama Perusahaan Kategori Perusahaan 1 PT Kalbe Farma tbk Pharmaceutical Konsisten/Tidak Konsisten Konsisten 2 PT Darya Varia Laboratoria tbk Pharmaceutical Tidak Konsisten 3 PT Kimia Farma Persero tbk Pharmaceutical Tidak Konsisten 4 PT Schering-Plough Indonesia tbk Pharmaceutical Konsisten 5 PT Intiland Development tbk Real Estate and Property Konsisten 6 PT Surya Semesta Internusa tbk Real Estate and Property Konsisten 7 PT Suryamas Duta Makmur tbk Real Estate and Property Tidak Konsisten 8 PT Bintang Mitra Semesta Raya tbk Real Estate and Property Tidak Konsisten 9 PT Fortune Indonesia tbk Konsisten 10 PT Surya Intrindo Makmur tbk 11 PT Budi Acid Jaya tbk 12 PT Lautan Luas tbk Apparel and Other Textile Products Apparel and Other Textile Products Chemical and Allied Products Chemical and Allied Products Tidak Konsisten Tidak Konsisten Tidak Konsisten 96 13 PT Gajah Tunggal tbk Tidak Konsisten PT Indosiar Karya Media tbk Automotive and Allied Product Automotive and Allied Product Others 14 PT Astra Internasional tbk 15 16 PT Tempo Intimedia tbk Others Konsisten 17 PT HM Sampoerna tbk Tobacco Manufacturers Tidak Konsisten 18 PT Unilever Indonesia tbk Customer Good Konsisten 19 PT Zebra Nusantara Transportation Service Konsisten 20 PT Alakasa Industrindo tbk 21 PT Aneka Tambang tbk 22 PT Berlina tbk Holding and Other Tidak Konsisten Investment Company Mining and Mining Tidak Konsisten Service Plastics & Glass Products Tidak Konsisten 23 PT Indofood Sukses Makmur tbk Food and Beverages Tidak Konsisten 24 PT Lippo Securities tbk Securities Tidak Konsisten 25 PT Bank Mega tbk Banking Konsisten 26 PT Lippo General Insurance tbk Insurance Konsisten 27 PT Duta Pertiwi Nusantara tbk Adhesive Konsisten Tidak Konsisten Konsisten 97 Lampiran 2 Daftar Perusahaan yang Memberikan Keterangan Pada Catatan atas Laporan Keuangan No Perusahaan 1 PT alakasa industrindo PT darya varia laboratoria PT HM sampoerna PT Kimia Farma Persero PT aneka tambang PT astra internasional PT Berlina 2 3 4. 5. 6 7 8 9 10 11 12 13 PT Budi acid jaya PT gajah tunggal PT Indofood sukses makmur PT lautan luas PT Lippo securities PT surya intrindo makmur Current asset Noncurrent asset Total asset Current liability Noncurrent liability equity revenue √ HPP Operating expenses Other income Tax expenses Net income Cash from operating Cash from investing √ - - Cash from financing √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ √ - √ - √ √ √ √ √ - v √ √ √ - - - - - - - √ - 98 14 15 PT suryamas duta makmur PT bintang mitra semesta raya - - - - - x - 99 Lampiran 3 Daftar Perusahaan yang Memberikan Keterangan Pada Opini auditor No 1 2 3 4. 5. 6 7 8 9 10 11 12 13 Perusahaan PT alakasa industrindo PT darya varia laboratoria PT HM sampoerna PT Kimia Farma Persero PT aneka tambang PT astra internasional PT Berlina PT Budi acid jaya PT gajah tunggal PT Indofood sukses makmur PT lautan luas PT Lippo securities PT surya intrindo makmur Current asset Noncurrent asset Total asset Current liability Noncurrent liability equity revenue HPP Operating expenses Other income Tax expenses Net income - Cash from operating Cash from investing √ - Cash from financing - - - √ - √ - - - - - √ √ - - √ √ - √ √ - √ - √ √ - √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - - 100 14 15 PT suryamas duta makmur PT bintang mitra semesta raya - - - - - x - 101 No Nama Perusahaan 1 PT Darya Varia Laboratoria tbk 2 PT Duta Pertiwi Nusantara tbk 3 PT Fortune Indonesia 4 PT HM Sampoerna 5 PT Indosiar Karya Media 6 PT Kalbe Farma 7 PT Kimia Farma Persero 8 PT Schering-Plough Indonesia 9 PT Surya Semesta Internusa 10 PT Tempo Inti Media tbk 11 PT Unilever Indonesia 12 PT Zebra Nusantara 13 PT Alakasa Industrindo 14 PT Aneka Tambang tbk 15 PT Astra Internasional tbk 16 PT Berlina tbk 17 PT Budi Acid Jaya tbk 18 PT Gajah Tunggal tbk 19 PT Indofood Sukses Makmur tbk 20 PT Lautan Luas tbk 21 PT Lippo Securities tbk 22 PT Surya Intrindo Makmur tbk 23 PT Suryamas Duta Makmur tbk 24 PT Bintang Mitra Semestaraya tbk 25 PT Bank Mega 26 PT Lippo General Insurance tbk 27 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia 28 PT Mas Murni Indonesia 29 PT Intiland Development 30 PT Texmaco Jaya Current asset non current asset Total asset current liability non current liability equity revenue cost of good sold operating expenses other income (charge) tax expenses net income cash from operating cash from investation cash from financing √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ tidak ada HPP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - - √ - - - √ - √ - - √ - - √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - - - - √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - - - - - √ - - - - √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - - - - √ √ - √ tidak ada HPP √ √ √ - √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - tidak ada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ tidak ada HPP √ √ √ √ √ √ Lampiran 4 Daftar Pengelompokan Perusahaan Konsisten dan Tidak Konsisten Berdasarkan Kelompok Akunnya No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria tbk PT Duta Pertiwi Nusantara tbk PT Fortune Indonesia PT HM Sampoerna PT Indosiar Karya Media PT Kalbe Farma PT Kimia Farma Persero PT Schering-Plough Indonesia PT Surya Semesta Internusa PT Tempo Inti Media tbk PT Unilever Indonesia PT Zebra Nusantara PT Alakasa Industrindo PT Aneka Tambang tbk PT Astra Internasional tbk PT Berlina tbk PT Budi Acid Jaya tbk PT Gajah Tunggal tbk PT Indofood Sukses Makmur tbk PT Lautan Luas tbk PT Lippo Securities tbk PT Surya Intrindo Makmur tbk PT Suryamas Duta Makmur tbk PT Bintang Mitra Semestaraya tbk PT Bank Mega PT Lippo General Insurance tbk PT Intiland Development Current asset √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ non current asset √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Total asset √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ current liability √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ non current liability √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ No Nama Perusahaan equity revenue HPP operating expenses other income 1 PT Darya Varia Laboratoria tbk √ - - √ √ 2 PT Duta Pertiwi Nusantara tbk √ √ √ √ √ 3 PT Fortune Indonesia √ √ √ √ √ 4 PT HM Sampoerna √ √ - - - 5 PT Indosiar Karya Media √ √ x √ √ 6 PT Kalbe Farma √ √ √ √ √ 7 PT Kimia Farma Persero √ √ √ - √ 8 PT Schering-Plough Indonesia √ √ √ √ √ 9 PT Surya Semesta Internusa √ √ √ √ √ 10 PT Tempo Inti Media tbk √ √ √ √ √ 11 PT Unilever Indonesia √ √ √ √ √ 12 PT Zebra Nusantara √ √ √ √ √ 13 PT Alakasa Industrindo √ √ √ √ √ 14 PT Aneka Tambang tbk - √ - - √ 15 PT Astra Internasional tbk √ √ √ √ 16 PT Berlina tbk √ √ √ √ √ 17 PT Budi Acid Jaya tbk √ √ √ √ √ 18 PT Gajah Tunggal tbk √ √ √ √ √ 19 PT Indofood Sukses Makmur tbk - √ - - - 20 PT Lautan Luas tbk √ √ √ √ √ 21 PT Lippo Securities tbk - √ x √ √ 22 PT Surya Intrindo Makmur tbk √ √ √ √ √ 23 √ √ - - √ 24 PT Suryamas Duta Makmur tbk PT Bintang Mitra Semestaraya tbk √ √ √ √ √ 25 PT Bank Mega √ √ √ √ √ 26 PT Lippo General Insurance tbk √ √ √ √ √ 27 PT Intiland Development √ √ √ √ √ No Nama Perusahaan tax expenses net income cash from operating cash from investation cash from financing 1 PT Darya Varia Laboratoria tbk √ √ √ √ √ 2 PT Duta Pertiwi Nusantara tbk √ √ √ √ √ 3 PT Fortune Indonesia √ √ √ √ √ 4 PT HM Sampoerna √ √ √ √ √ 5 PT Indosiar Karya Media √ √ √ √ √ 6 PT Kalbe Farma √ √ √ √ √ 7 PT Kimia Farma Persero √ √ √ √ √ 8 PT Schering-Plough Indonesia √ √ √ √ √ 9 PT Surya Semesta Internusa √ √ √ √ √ 10 PT Tempo Inti Media tbk √ √ √ √ √ 11 PT Unilever Indonesia √ √ √ √ √ 12 PT Zebra Nusantara √ √ √ √ √ 13 PT Alakasa Industrindo √ √ - - √ 14 PT Aneka Tambang tbk - - √ √ √ 15 PT Astra Internasional tbk √ √ √ - - 16 PT Berlina tbk √ √ √ √ √ 17 PT Budi Acid Jaya tbk √ √ √ √ √ 18 PT Gajah Tunggal tbk √ √ √ √ √ 19 PT Indofood Sukses Makmur tbk - √ - - - 20 PT Lautan Luas tbk √ √ √ - - 21 PT Lippo Securities tbk √ - √ √ √ 22 PT Surya Intrindo Makmur tbk √ √ √ √ √ 23 √ √ - - - 24 PT Suryamas Duta Makmur tbk PT Bintang Mitra Semestaraya tbk √ √ - - √ 25 PT Bank Mega √ √ √ √ √ 26 PT Lippo General Insurance tbk √ √ √ √ √ 27 PT Intiland Development √ √ √ √