BAB I PENDAHULUAN

advertisement
 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Terdapat perubahan filosofi audit intern dari paradigma lama menuju
paradigma baru. Perubahan ini ditandai dengan pergeseran orientasi dan peran profesi
auditor intern. Menurut paradigma lama, auditor intern lebih berorientasi untuk
memberikan kepuasan kepada jajaranpimpinan. Dalam masa sekarang ini, fungsi
auditor intern tidak dapat lagi hanya berperan sebagai watchdog, namun harus dapat
berperan sebagai mitra bagi manajemen.
Salah satu ciri paradigma baru dari audit intern adalah pendekatan audit
berbasis risiko. Sebagaimana terlihat di atas, peran auditor intern pada awalnya
adalah sebagai watchdog. Peran auditor intern sebagai watchdog kemudian beralih
fungsi menjadi konsultan bagi manajemen. Perkembangan terakhir peran auditor
intern adalah sebagai katalis yang diharapkan mampu mempercepat pencapaian
tujuan organisasi.
Audit intern berbasis risiko adalah suatu metodologi yang memberikan
jaminan bahwa risiko dikelola sampai pada suatu tingkat yang dapat diterima oleh
organisasi. Dengan kata lain, audit intern adalah suatu proses pengelolaan risiko
sampai pada suatu level yang dipertimbangkan untuk dapat diterima untuk bekerja
secara efektif dan efisien.
1
2
Salah satu tahap terpenting dalam audit adalah perencanaan audit. Kesalahan
dalam tahap perencanaan audit akan mengakibatkan kegagalan dalam mencapai
tujuan dari audit. Dengan demikian tahap perencanaan audit sama pentingnya dengan
pelaksanaan audit itu sendiri.
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan
dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi
dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan
pengetahuan tentang ciri khas entitas. Dengan demikian, auditor harus merencanakan
pekerjaan auditnya sebaik-baiknya, sehingga kemungkinan menanggung risiko yang
besar dapat dihindari.
1.2. RumusanPermasalahan
Inspektorat Jenderal KementerianEnergi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
adalah unit eselonI yang mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan audit intern pada
Kementerian ESDM. Salah satu tugas rutin yang dilakukan Inspektorat Jenderal
Kementerian ESDM adalah melakukan Audit Operasional/Kinerja pada Instansi
Pemerintah yang bergerak di sektor energi dan sumberdaya mineral. Selama ini,
kegiatan audit dilaksanakan secara konvensional, dan belum menerapkan audit
berbasis risiko.
Dalam
rangka
mengikuti
perkembangan
zaman
dan
juga
untuk
memaksimalkan peran audit intern di lingkungan Kementerian ESDM, perlu
menerapkan audit berbasis risiko dalam kegiatan audit operasional/kinerja yang
3
dilaksanakan Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM. Inspektorat Jenderal
Kementerian ESDM juga harus ikut menjadi katalisator bagi pembangunan di sektor
energi dan sumber daya mineral.
Rumusan-rumusan masalah yang terjadi adalah:
1. Audit operasional/kinerja yang dilaksanakan Inspektorat Jenderal Kementerian
ESDM masih berbasis pada anggaran bukan pada risiko yang ada.
2. Kegiatan Audit operasional/kinerja di Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM
sering tidak selesai tepat waktu karena kekurangan sumber daya manusia ataupun
karena jangka waktu audit yang tidak relevan/pas.
3. Program KerjaAudit Tahunan (PKAT) Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM
belum memadai, baik dalam segi pembagianauditable units(obyek pemeriksaan)
maupun dalam pengalokasian sumber daya manusia.
1.3. Tujuan dan Manfaat
1.3.1. Tujuan
Group Field Project(GFP) yang dilaksanakan di Inspektorat Jenderal
KementerianESDM ini, akan bertindak sebagai konsultan bagi Inspektorat
JenderalKementerian ESDM dengan tujuan:
1. Menyusun Audit Universe dan Menetapkan Auditable Units di Lingkungan
Kementerian ESDM.
Katalog audit atau audit universe adalah daftar berisi database audit yang memuat
profil semua unit/satuan kerja bahkan kegiatan yang layak audit (auditable unit)
4
dalam suatu organisasi yang akan dilakukan audit oleh auditor intern selama satu
periode tertentu.
2. Menyusun Prioritas Auditable Units.
Penyusunan prioritas ini ditentukan dengan melakukan penaksiran risiko (risk
assessment) untuk mempertimbangkan risiko dari masing-masingauditable units,
sehingga memberikan keuntungan bagi Kementerian ESDM.
3. Menyusun Program Kerja Audit Tahunan (PKAT) Berbasis Risiko pada
Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM.
Dengan adanya perencanaan audit berbasis risiko pada Inspektorat Jenderal
Kementerian ESDM, diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan audit operasional/kinerja di lingkungan Kementerian ESDM.
1.3.2. Manfaat
Group Field Project ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi pelaksana
dan bagi Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM.
1. Bagi Pelaksana GFP
Pelaksana GFP diharapkan dapat menambah pengetahuan melalui pengalaman,
baik secara teori maupun praktek, dalam mengaplikasikan pengetahuan dalam
mengobservasi, menganalisa dan memberikan masukan kepada Inspektorat
Jenderal Kementerian ESDM.
5
2. Bagi Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM
Pihak Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM akan mendapatkan jasa
konsultansi dalam perencanaan audit tahunan, baik aspek teknis maupun
manajerial dalam rangka pemecahan masalah. Dengan adanya komitmen dalam
GFP ini, Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM, baik secara langsung maupun
tidak langsung, diharapkan mengalami perbaikan sekaligus mendapatkan
perkembangan pengetahuan dalam hal-hal yang menjadi tujuan GFP ini.
Lebih jauh lagi, dengan adanya GFP ini akan dapat memberikan gambaran
tentang perbaikan-perbaikan dan pengembangan peran audit intern di
KementerianESDM.
1.4. Ruang Lingkup
GFP ini mempunyai ruang lingkup sebagai berikut:
1. Pembahasan dan analisis di Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM mengenai
penerapan audit berbasis risiko, khususnya dalam perencanaan audit tahunan;
2. Menyusunaudit universe dan menetapkan auditable unitsKementerian ESDM
yang menjadi lingkup tugas dan fungsi audit operasional/kinerja Inspektorat
Jenderal KementerianESDM;
3. Membuat PKAT berbasis risiko pada Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM.
Download