UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DAN SIMVASTATIN TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL MENCIT JANTAN (Mus musculus L.) HIPERKOLESTEROLEMIA (Skripsi) Oleh: Tetania Tiara Putri JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DAN SIMVASTATIN TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL MENCIT JANTAN (Mus musculus L.) HIPERKOLESTEROLEMIA Oleh : Tetania Tiara Putri Masyarakat Indonesia cenderung memakan makanan siap saji, makanan yang mengandung lemak jenuh dan kalori tinggi, kurang memakan buah dan serat, serta jarang berolahraga. Hal ini dapat menyebabkan seseorang menderita hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol dalam serum darah di atas batas normal. Dalam proses penyembuhannya sebagian masyarakat mengkonsumsi obat sintetis kimia. Penggunaan obat kimia dalam jangka panjang memiliki efek samping bagi penggunanya, sehingga kini masyarakat diharapkan beralih dengan pengobatan tradisional upaya menekan resiko efek samping tersebut, seperti halnya mengkonsumsi buah naga merah karena buah tersebut mengandung senyawa penurun kolesterol seperti niasin, vitamin C dan serat pangan pektin.Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan simvastatin terhadap penurunan kolesterol total mencit jantan (Mus musculus L.) hiperkolesterolemia. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terbagi dalam 5 kelompok perlakuan dengan masing-masing 5 pengulangan. Kelompok kontrol – (diberi pakan standar dan air minum hingga akhir penelitian), kontrol+ (diberi otak sapi sebanyak 0,5 ml selama 15 hari dan selanjutnya diberi simvastatin selama 15 hari), kelompok P1 (diberi otak sapi sebanyak 0,5 ml selama 15 hari dan selanjutnya diberi ekstrak buah naga dengan dosis 18mg/ekor/hari selama 15 hari), P2 (diberi otak sapi sebanyak 0,5 ml selama 15 hari dan selanjutnya diberi ekstrak buah naga dengan dosis 21mg/ekor/hari selama 15 hari) dan P3 (diberi otak sapi sebanyak 0,5 ml selama 15 hari dan selanjutnya diberi ekstrak buah naga dengan dosis 24mg/ekor/hari selama 15 hari). Hasil penelitian ini menunjukkan pemberian simvastatin pada kontrol+ dan ekstrak buah naga merah pada kelompok P1, P2 dan P3 dapat menurunkan kolesterol total mencit hiperkolesterolemia. Dosis ekstrak buah naga merah yang paling berepengaruh menurunkan kolesterol total yaitu 24mg/ekor/hari. Kata kunci : Hylocereus polyrhizus, simvastatin, Mus musculus .L, kolesterol total UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DAN SIMVASTATIN TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL MENCIT JANTAN (Mus musculus L.) HIPERKOLESTEROLEMIA Oleh TETANIA TIARA PUTRI Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SAINS Pada Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 25 April 1995. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara oleh pasangan Bapak Syahrizal DEM dan Ibu Fatimah. Penulis mulai menempuh pendidikan pertamanya di Taman Kanak-Kanak Kartika II-25 Bandar Lampung pada tahun 2000. Pada tahun 2001, penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dasar Kartika II-5 Bandar Lampung. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 25 Bandar Lampung pada tahun 2007. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bandar Lampung. Pada tahun 2013, penulis tercatat sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Lampung melalui Jalur Paralel. Selama menjadi mahasiswa di Jurusan Biologi FMIPA Unila, Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Fisiologi Hewan. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur pada Januari-Maret 2016 dan melaksanakan Kerja Praktik di Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Lampung pada Juli-Agustus 2016 dengan vii judul “IDENTIFIKASI PENYAKIT IKAN GOLONGAN BAKTERI DAN VIRUS DI STASIUN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN KELAS I LAMPUNG”. viii PERSEMBAHAN ِﷲِ اﻟﺮﱠﺣْ َﻤ ِﻦ اﻟ ﱠﺮﺣِﯿﻢ ﺑِﺴْﻢِ ﱠ Dengan mencgucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Ridho, dan Karunia-Nya yang tak henti-hentinya Dia berikan, Kupersembahkan karya kecilku ini untuk : Mama dan Papa tercinta yang senantiasa mengucap namaku dalam do’a, mencurahkan kasih dan sayangnya untukku, serta selalu mendukung dan memotivasi dalam setiap langkahku, Kedua kakakku tersayang yang juga selalu mendo’akan dan memberikan semangat, Bapak dan Ibu Dosen yang selalu memberikanku ilmu yang bermanfaat dan membantuku dalam menggapai kesuksesan, serta Almamaterku tercinta. MOTTO ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akhirat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi) “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka ALLAH akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699) “Bermimpilah semaumu, kejarlah mimpi itu Genggamlah dunia sebelum dunia menggenggammu” “Learn from yesterday, Live for today And hope for tomorrow” (Albert Einstein) “Jangan menunggu hari esok, karena esok merupakan misteri yang tidak dapat diketahui oleh siapa pun” “Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya,ia akan memotongmu (menggilasmu)” (H.R. Muslim) “Do the best, be good, then you will be the best” SANWACANA Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT. Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Uji Efektivitas Pemberian Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Dan Simvastatin Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Mencit (Mus musculus L.) Hiperlipidemia” dan tentunya tidak terlepas dari dukungan dan motivasi berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis dengan tulus mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. Hendri Busman, M.Biomed., selaku Pembimbing I yang begitu sabar memberikan masukan, memberikan perhatian, bimbingan, arahan serta memberikan rasa kepercayaan diri bagi penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. 2. Bapak Prof. Dr. Sutyarso, M.Biomed., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran, dan nasihatnya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Pembahas dan Ketua Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung yang banyak memberikan nasihat,saran dan masukan yang baik bagi penulis. 4. Bapak Jani Master, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan masukan dan motivasi kepada penulis. 5. Bapak Dr. G. Nugroho Susanto, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan masukan dan motivasi kepada penulis. 6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Biologi Fakultas Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung yang telah banyak memberikan ilmu, pengalaman, pengetahuan yang luas, motivasi, saran, nasihat dan semangat selama penulis menyelesaikan studi. 7. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. 8. Seseorang yang spesial Januar Jalu Anggoro S.H yang selalu ada dan setia menemani penulis di setiap kondisi suka maupun duka dari masa SMA hingga kini, selalu memberikan dukungan, kasih sayang, perhatian, bantuan, semangat, nasihat dan kritikan yang membangun, menjadi pendengar yang baik, memberikan canda tawa, pembelajaran yang baik serta pengalaman hidup yang berarti. 9. Partner penelitian penulis Ezanda Vozza D.P dan Veni Yulia yang telah sabar memberikan bantuan, masukan, motivasi, dukungan dan selalu setia dalam menghadapi suka dan duka penulis hingga menyelesaikan skripsi. 10. Sahabat tercinta dan teman-teman kesayangan penulis Irva Arifin, Dika Pratiwi Adifa, Devi Restina, Annisa Aprilia, Nidya Annisa, Lathifa Meisya, Putri Pratiwi, Sarah Fadhilah, Rana Anggraini, Ayu Aprilia, Diwang Yoscar, Renatha Caesar, Auranggie Yufida, Lidya Novadinda, Carina Pertiwi, Eva Octarianita, Fatmawati Putri, Nasyiatul Himmah, Ulfa Devina, Wilma Dewasuti, Anastasia Gardina, Vita Lestari, Nur Rohman, Iffa Afiqa terima kasih atas segala dukungan, kebersamaan, motivasi, hiburan serta canda tawa dan selalu ada disetiap penulis membutuhkan. 11. Teman-teman seperjuangan, Putri Damayanti, Indria Nabilla, Bella F.D, I Nyoman, Harnes Abrini, The Mencit dan Biologi 2013 Kelas B terimakasih atas perjalanan kuliah, semangat, kebersamaan, kebahagian, kekompakan dan kekeluargaan yang terjalin selama ini. 12. Mbak Nunung dan teman-teman Laboratorium Biomolekuler yang telah banyak memberi masukan, saran, informasi dan hiburan selama ini. 13. Almamater tercinta, Semoga Allah SWT. senantiasa membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan. Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penyusunan skripsi ini dan masih jauh dari kesempurnaan, namun Penulis berharap semoga skripsi sederhana ini dapat berguna serta bermanfaat bagi Penulis pribadi maupun yang membacanya. Aamiin Ya Rabbal‘alamin. Wassalamualaikum Wr. Wb. Bandar Lampung, Juli 2017 Penulis, Tetania Tiara Putri DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ...................................................................................................... .......... i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ..........ii HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ..........iii RIWAYAT HIDUP........................................................................................ ......... iv MOTTO .......................................................................................................... ..........vi PERSEMBAHAN .......................................................................................... .........vii SANWACANA ............................................................................................... .........viii DAFTAR ISI................................................................................................... .........xi DAFTAR TABEL .......................................................................................... .........xiii DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ........ xiv I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................................... .........1 1.2 Tujuan Penelitian................................................................................... .........4 1.3 Manfaat ................................................................................................. .........4 1.4 Kerangka Pemikiran .............................................................................. .........4 1.5 Hipotesis................................................................................................ .........5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid................................................................................................... ........6 2.2 Metabolisme Lipid............................................................................. ........6 2.2.1 Metabolisme Jalur Endogen ..................................................... ........7 2.2.2 Metabolisme Jalur Eksogen ...................................................... ........8 2.3 Kolesterol........................................................................................... ........8 2.4 Trigliserida......................................................................................... ........11 2.5 Kolesterol Total ................................................................................. ........12 2.6 Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol .................................. .....12 2.7 Hiperkolesterolemia........................................................................... .....14 2.8 Statin .................................................................................................. .....15 2.9 Simvastatin ....................................................................................... . ..15 2.10 Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) ..................................... . ..16 2.10.1 Karakteristik Tanaman............................................................ . ..17 2.10.2 Kandungan Buah Naga Merah................................................ .....18 2.11 Mencit (Mus musculus)..................................................................... .... 19 III. METODE KERJA 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 Waktu dan Tempat…......................................................................... ....23 Alat dan Bahan ................................................................................. ....23 Desain Penelitian .............................................................................. ....24 Pelaksanaan Penelitian....................................................................... ....25 Diagram Alir Penelitian ..................................................................... ....30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian.................................................................................. ... 31 A. Rerata Kolesterol Total Mencit ................................................... ... 31 B. Rerata Berat Badan Mencit.......................................................... ....33 4.2 Pembahasan ....................................................................................... ....35 A. Rerata Kolesterol Total Mencit Setelah Diberikan Perlakuan..... ....35 B. Perubahan Berat Badan Mencit Setelah Diberikan Perlakuan .... ... 41 V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ............................................................................................ ...44 5.2 Saran ................................................................................................. ...44 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... ...45 LAMPIRAN.................................................................................................... ...51 DAFTAR TABEL Tabel 1. Data biologi mencit ........................................................................... 22 Tabel 2. Berat Badan Awal Mencit Sebelum Diberikan Otak Sapi ................ . 33 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Simvastatin ................................................................................... . 16 Gambar 2. Buah Naga Merah......................................................................... . 19 Gambar 3. Mencit........................................................................................... . 20 Gambar 4. Diagram Alir Penelitian ............................................................... 30 Gambar 5. Rerata Kadar Kolesterol Total Mencit Setelah Diberikan Ekstrak Buah Naga Merah dan Simvastatin.................................................................. . 32 Gambar 6. Rerata Berat Badan Mencit Setelah Diberikan Ekstrak Buah Naga Merah dan Simvastatin.................................................................................... . 34 Gambar 7. Alkohol 95%................................................................................. . 56 Gambar 8. Hasil Maserasi Basah ................................................................... . 56 Gambar 9. Ekstrak Buah Naga Merah............................................................ . 56 Gambar 10. Otak Sapi Setelah di Kukus........................................................ . 56 Gambar 11. Otak Sapi Setelah di Kukus........................................................ . 57 Gambar 12. Proses Pencekokkan Otak Sapi dan Ekstrak Buah Naga Merah . 57 Gambar 13. Proses Pengambilan Darah Mencit............................................. . 57 Gambar 14. Pemeriksaan Kadar Kolesterol ................................................... . 57 Gambar 15. Kadang Mencit ........................................................................... . 57 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ekonomi yang cukup pesat telah membawa perubahan pada gaya hidup masyarakat dunia termasuk Indonesia. Perubahan terjadi pada pola hidup masyarakat yang santai dan disertai perubahan pada pola makan (Siswono, 2002). Masyarakat Indonesia cenderung memakan makanan siap saji, makanan yang mengandung lemak jenuh dan kalori tinggi, kurang memakan buah dan serat, serta jarang berolahraga (Almatsier, 2003). Hal ini dapat menyebabkan seseorang menderita hiperkolesterolemia (Matfin, 2003). Beberapa ahli kesehatan menyatakan bahwa seseorang yang terindikasi hiperkolesterolemia dapat memicu berbagai penyakit seperti aterosklerosis, sehingga dapat menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke (Kaplan dan Stamler, 1994). Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol dalam serum di atas batas normal. Pada keadaan normal kadar kolesterol dalam serum darah akan terjaga pada batas normal karena pasokan kolesterol dari makanan akan menghambat produksi kolesterol secara endogen dalam hati dengan menghambat kerja HMG Ko-A reduktase (Murray et. al., 2003). 2 Menurut Riansari (2008), kolesterol total adalah salah satu variabel lipid yang berpengaruh besar terhadap kadar lipid plasma. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap penurunan kadar kolesterol total 1% dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskular sebesar 2%. Terjadinya peningkatan kadar kolesterol berperan dalam produksi radikal bebas yang dipercepat oleh reaksi stres oksidatif. Reaksi Stres Oksidatif (ROS) dapat menyebabkan kerusakan makromolekul biologi yang meliputi oksidasi low density lipoprotein (oxidized- LDL), trigliserida (Heryani, 2016). Untuk menurunkan kadar kolesterol dapat menggunakan obat-obatan kimia seperti golongan asam fibrat, resin, penghambat Hidroksi Metilglutaril Ko-enzim A (HMG CoA) reduktase (statin) dan asam nikotinat (niasin), namun penggunaan obat kimia dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping serta harganya tidak ekonomis. Salah satu contoh obat golongan statin yang sering digunakan dikalangan masyarakat adalah simvastatin. Menurut penelitian pada buku penyakit jantung Braunwalds, simvastatin menurunkan 20% kadar total kolesterol (Adesta, 2010). Dibalik keunggulan simvastatin ada efek samping yang diberikan salah satunya mengenai penurunan memori jangka pendek. Kesadaran kembali ke alam (back to nature) mulai berkembang pada masa sekarang ini (Wijayakusuma, 2000). Masyarakat banyak memilih menggunakan tanaman obat karena lebih aman dibandingkan dengan obat sintetis (Javed et al., 2009). Sebuah studi menunjukkan bahwa komponen gizi pada sayur dan buah dapat menurunkan kadar kolesterol. Salah satu buah yang dipercaya menurunkan kolesterol adalah buah naga merah (Oenzil, 3 2012). Buah naga merah mengandung berbagai zat aktif yang dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah, yaitu niasin, vitamin C serta serat pangan dari bentuk pektin (Kristanto, 2008). Niasin merupakan bagian dari vitamin B komplek yang disebut juga vitamin B3. Banyak terdapat dalam biji-bijian dan kacang-kacangan. Khasiatnya untuk menurunkan kadar kolesterol. Niasin dapat menurunkan produksi very low density lipoprotein (VLDL) di hati sehingga produksi kolesterol total, low density lipoprotein (LDL) dan trigliserida menurun (Sotyaningtyas, 2007). Penelitian Mahattanawee (2006), menunjukkan buah naga merah memiliki kandungan antioksidan yang tinggi (Pertiwi, 2014). Vitamin C berperan meningkatkan laju ekskresi kolesterol dalam bentuk asam empedu, meningkatkan kadar high density lipoprotein ( HDL) dan berfungsi sebagai pencahar sehingga meningkatkan pembuangan feses. Hal ini akan menurunkan penyerapan kembali asam empedu dan pengubahannya menjadi kolesterol (Sotyaningtyas, 2007). Vitamin C dapat menurunkan kolesterol dan trigliserida pada sejumlah orang yang biasanya memiliki kadar kolesterol dan trigliserida tinggi. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti “Efektivitas Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dan Simvastatin Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Mencit Jantan (Mus musculus L.) Hiperkolesterolemia”. 4 1.2 Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dari pemberian buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan simvastatin terhadap penurunan kolesterol total mencit (Mus musculus L.) hiperkolesterolemia. 1.3 Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap kadar kolsterol total mencit ( Mus musculus L.) dan dapat digunakan oleh masyarakat sebagai obat alternatif penurun kolesterol. 1.4 Kerangka Pikir Pada zaman modern seperti sekarang kebiasan hidup masyarakat menjadi serba praktis termasuk dalam pola makan. Kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji dapat mengakibatkan obesitas sehingga dapat meningkatkan kolesterol dalam darah atau hiperkolesterolemia (Schroder dkk, 2003). Dalam proses penyembuhannya sebagian masyarakat mengkonsumsi obat sintetis kimia. Penggunaan obat kimia dalam jangka panjang memiliki efek samping bagi penggunanya, sehingga kini masyarakat diharapkan beralih dengan pengobatan tradisional upaya menekan resiko efek samping tersebut. Kementerian Kesehatan mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1076/Menkes/SK/2003 tentang Pengobatan Tradisional dan Keputusan 5 Menteri Kesehatan No. 1109/Menkes/PER/IX/2007 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer-Alternatif di fasilitas kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan pengobatan tersebut. Pengobatan komplementer tradisionalalternatif adalah pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif (Kemenkes RI, 2012). Salah satu upaya yang dianjurkan oleh pasien hiperkolesterolemia adalah rajin mengkonsumsi makananan kaya akan serat seperti buah dan sayur. Salah satu buah yang memiliki potensi untuk menurunkan kolesterol adalah buah naga merah karena memiliki kandungan vitamin C, antioksidan, flavanoid, vitamin B3 dan lainnya (Pertiwi, 2014). 1.5 Hipotesis Hipotesis yang diajukan adalah buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) efektif terhadap penurunan kadar kolesterol total mencit (Mus musculus L.) dibandingkan simvastatin. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid Lemak disebut juga lipid adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lipid plasma terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas yang berasal dari makanan (eksogen) dan dari sintesis lemak (endogen). Suatu molekul dikategorikan dalam lipid bila mempunyai kelarutan yang rendah dalam air, larut dalam pelarut organik (eter, khlorofom) dan terdiri dari C (karbon), H (hidrogen), dan O (oksigen) (Murray dkk, 2003). Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan memelihara suhu tubuh (Nugroho, 2009). Menurut Lichtensein dan Jones (2001), lemak yang penting adalah fosfolipid, trigliserida (lemak netral), kolesterol, dan asam lemak. 2.2 Metabolisme Lipid Lemak yang ada pada tubuh manusia tidak larut dalam plasma darah sehingga harus berikatan dengan protein dan membentuk lipoprotein. Lipoprotein 7 tersebut ditransport ke dalam aliran darah melalui jalur eksogen dan endogen. Selain itu, terdapat jalur reverse cholesterol transport yang khusus berhubungan dengan metabolisme kolesterol HDL (Eduard, 2016; Adam, 2009). 2.2.1 Metabolisme Jalur Endogen Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati akan disekresi ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah apolipoprotein B100. Dalam sirkulasi, trigliserida di VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL), dan VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL, dan LDL akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian dari kolesterol di LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolesterol LDL. Sebagian lagi dari kolesterol LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reseptor scavenger-A (SRA) di makrofag dan akan menjadi sel busa (foam cell). Makin banyak kadar kolesterol LDL dalam plasma, makin banyak yang akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung dalam LDL (Adam, 2009). 8 2.2.2 Metabolisme Jalur Eksogen Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserida dan kolesterol. Selain kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol yang berasal dari hati yang diekskresi bersama empedu ke usus halus. Baik lemak di usus halus yang berasal dari makanan maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen. Trigliserida dan kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus halus. Trigliserida akan diserap sebagai asam lemak bebas, sedangkan kolesterol sebagai kolesterol. Di dalam usus halus, asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserida, sedangkan kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester dan keduanya bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk lipoprotein yang dikenal dengan kilomikron (Adam, 2009). 2.3 Kolesterol Kolesterol adalah salah satu jenis sterol yang berfungsi penting karena ikut menjadi bagian struktural dari membran sel, juga sebagai bahan untuk pembentukan berbagai hormon steroid, asam empedu dan vitamin D3 (Lubis dkk, 2014). Kolesterol merupakan sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi dan sangat dibutuhkan tubuh, terutama untuk membentuk membran sel dalam tubuh. Kolesterol juga berguna dalam pembentukan asam empedu, hormonhormon steroid dan vitamin D (Ning, 2004). Kolesterol dalam tubuh berasal 9 dari dua sumber utama, yaitu dari dalam tubuh sendiri (kolesterol endogen) dan dari makanan (kolesterol eksogen). Semua jaringan yang mengandung sel berinti seperti hati, korteks adrenal, kulit, usus, testis dan aorta sanggup mensintesis kolesterol (Pareira, 2007). Biosintesis kolesterol dibagi menjadi beberapa tahap (Murray dkk, 2003), yaitu : 1. pembentukan HMG-KoA dari asetil-KoA 2. pembentukan mevalonat 3. pembentukan isopentil difosfat 4. pembentukan skualen 5. pembentukan sterol. Menurut Wiryowidagdo dkk (2002), di dalam plasma darah terdapat beberapa jenis kolesterol, yaitu: - Very Low Density Lipoprotein (VLDL) Merupakan lipoprotein yang dibentuk di dalam hati, yaitu lipoprotein dengan densitas sangat rendah yang terutama terdiri atas trigliserida. VLDL yang terbentuk di hati mengangkut kolesterol ke dalam plasma (Murray dkk, 2003). - Intermediate Density Lipoprotein (IDL) IDL ini kurang mengandung trigliserida (30%), lebih banyak kolesterol (20%) dan relatif lebih banyak mengandung apoprotein B dan E. IDL adalah zat perantara yang terjadi sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi 10 LDL, tidak terdapat dalam kadar yang besar kecuali bila terjadi hambatan konversi lebih lanjut (Suyatna, 2007). - Low Density Lipoprotein (LDL) LDL yang terutama terdiri atas kolesterol, bersirkulasi dalam tubuh dan dibawa ke sel-sel otot, lemak dan sel-sel lain. Penangkapan LDL oleh reseptor LDL penting dalam pengontrolan kolesterol darah. Di dalam pembuluh darah juga terdapat sel-sel perusak yang dapat merusak LDL. Molekul LDL dioksidasi melalui jalur sel-sel perusak ini (scavenger pathway), sehingga tidak dapat masuk kembali ke dalam aliran darah. Kolesterol yang banyak terdapat dalam LDL akan menumpuk dalam sel-sel perusak (Almatsier, 2001). Fungsi utama dari low density lipoprotein (LDL) adalah membawa sterol ke jaringan perifer yang digunakan untuk konstruksi membran atau pembentukan hormon steroid (Samsuari, 2006). Metabolisme LDL diawali dengan terikatnya partikel LDL pada reseptor spesifik apo B-100/E, yang terletak pada permukaan sel (Prihantika, 2016). Jumlah LDL kolesterol dalam darah dipengaruhi oleh tingkat keberadaan reseptor LDL. Reseptor LDL adalah partikel protein yang dalam batas-batas tertentu berperan dalam mengendalikan jumlah LDL kolesterol. Pengendalian dilakukan dengan jalan menangkap LDL dan mengubahnya menjadi komponen yang berbeda sifatnya. Berkurangnya jumlah reseptor LDL menyebabkan kadar LDL dalam darah akan meningkat (Tisnadjaja, 2006). 11 - High Density Lipoprotein (HDL) High Density Lipoprotein adalah jenis kolesterol yang membawa kolesterol jahat (LDL kolesterol) dari arteri dan kembali ke hati. HDL kolesterol ini sering disebut sebagai kolesterol baik, karena itu ada kebutuhan untuk memiliki tingkat tinggi HDL dalam tubuh untuk melindungi terhadap serangan jantung. Angka ideal untuk HDL kolesterol setidaknya 40mg/dl, namun, jumlah ini dapat bervariasi untuk pria dan wanita, tetapi tidak boleh lebih dari 60 mg/dl karena ini akan berarti lebih besar risiko stroke dan penyakit jantung (Guyton dan Hall, 1997). HDL mengambil kelebihan kolesterol dan fosfolipida yang ada di dalam aliran darah, serta sebagai media transpor kolesterol bebas dari jaringan perifer ke hati untuk dikatabolisasi dan diekskresi. HDL merupakan lipoprotein protektif yang menurunkan risiko penyakit jantung koroner (Almatsier, 2001). 2.4 Trigliserida Trigliserida merupakan hasil uraian tubuh pada makanan yang mengandung lemak dan kolesterol. Setelah mengalami proses di dalam tubuh, trigliserida akan diserap usus dan masuk ke dalam plasma darah kemudian akan disalurkan ke seluruh jaringan tubuh dalam bentuk kilomikron dan very low density lipoprotein (VLDL). Sebagai VLDL, trigliserida dibentuk oleh hati dengan bantuan hormon insulin dari dalam tubuh. Sisa hidrolisis kemudian akan dimetabolisme oleh hati menjadi kolesterol low density lipoprotein (LDL). Kalori yang didapatkan tubuh dari makanan yang dikonsumsi tidak akan langsung digunakan oleh tubuh melainkan disimpan dalam bentuk 12 trigliserida dalam sel-sel lemak di dalam tubuh yang berfungsi sebagai energi cadangan tubuh (Samsuari, 2006). 2.5 Kolesterol Total Kadar kolesterol total darah manusia sebaiknya < 200mg/dl, bila >200 mg/dl berarti risiko meningkat. Bila kadar kolesterol darah berkisar antara 200- 239 mg/dl, tetapi tidak ada faktor risiko lainnya, maka biasanya tidak perlu penanggulangan yang serius. Akan tetapi bila dengan kadar tersebut didapatkan 2 faktor risiko lainnya, maka perlu pengobatan yang intensif seperti halnya penderita dengan kadar kolesterol yang tinggi atau >240 mg/dl (Anwar, 2004). Perubahan asupan asam-asam lemak dari makanan dapat mengubah kadar kolesterol darah total dengan mempengaruhi satu atau lebih mekanisme yang melibatkan keseimbangan kolesterol. Kadar kolesterol darah cenderung meningkat oleh ingesti asam-asam lemak jenuh yang terutam terdapat di lemak hewan dan minyak tumbuhan tropis. Asam-asam lemak ini merangsang sintesis kolesterol dan menghambat perubahannya menjadi garam-garam empedu (Sherwood, 2001). 2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol - Hormon tiroid menginduksi peningkatan jumlah reseptor LDL pada sel hati, yang akan meningkatkan kecepatan sekresi kolesterol, sehingga konsentrasi kolesterol plasma akan menurun (Guyton dan Hall, 1997). 13 - Diet (asupan karbohidrat, lemak, kolesterol, serat) Pembatasan diet kolesterol hingga kurang dari 200 mg/hari pada individu normal dapat berakibat penurunan kolesterol serum hingga 10-15 %. Asupan karbohidrat dapat meningkatkan kadar trigliserida serum secara maksimum dalam 1-5 minggu. Hati mensekresi VLDL yang sangat terpengaruh oleh asupan energi yang melampaui kebutuhan untuk aktivitas fisik dan metabolisme basal. Pembatasan asupan lemak jenuh hingga 8% dari total kalori diet khas orang Amerika Utara menunjukkan penurunan sebesar 10-15% dari kadar kolesterol serum. Konsumsi serat terutama serat larut air bermanfaat dalam menurunkan kadar kolesterol darah (Sherwood, 2001). - Aktivitas fisik Gerakan tubuh yang dilakukan otot-otot rangka untuk menghasilkan energi dapat mengurangi faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Aktivitas fisik juga dapat meningkatkan kolesterol HDL, mengurangi kolesterol LDL dan trigliserida, menurunkan tekanan darah dan meningkatkan sensitivitas insulin. Aktivitas fisik pada hewan coba dikendalikan dengan menggunakan kandang individu dan sistem pengandangan sama sehingga tikus memiliki ruang gerak yang sama (Rachmandiar, 2012). 14 2.7 Hiperkolesterolemia Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol dalam serum di atas batas normal. Pada keadaan normal kadar kolesterol dalam serum darah akan terjaga pada batas normal karena pasokan kolesterol dari makanan akan menghambat produksi kolesterol secara endogen dalam hati dengan menghambat kerja HMG Ko-A reduktase (Murray dkk, 2003). Pada saat dilakukan diet tinggi kolesterol tidak semua kelebihan kolesterol dapat diekskresikan dari tubuh melalui hati yang merupakan jalur utama eliminasi kolesterol. Hal ini terjadi karena hati tidak sanggup menyingkirkan kolesterol dari lipoprotein LDL sehingga banyak kolesterol yang diendapkan dalam dinding arteri (Guyton, 1996). Hiperkolesterolemia dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya yaitu hiperkolesterolemia primer terutama disebabkan oleh faktor genetik, usia, jenis kelamin dan hiperkolesterolemia sekunder yang disebabkan oleh kebiasaan diet lemak jenuh, kurangnya aktivitas fisik, obesitas serta sindrom nefrotik (Matfin, 2003). Hiperkolesterolemia dapat merupakan hiperkolesterol familial atau dapat disebabkan karena konsumsi kolesterol tinggi. Menurut Prawitasari dkk (2011), hiperkolesterolemia familial (HF) merupakan kelainan genetik tersering penyebab terjadinya penyakit jantung koroner/aterosklerosis. Hiperkolesterol terutama fraksi LDL, adalah faktor terpenting terbentuknya aterosklerosis (Murwani dkk, 2006). 15 2.8 Statin Statin merupakan persenyawaan yang analog dengan struktur 3-hidroksi-3metilglutaril-koenzim A (HMGKoA). Obat pertama dari kelas ini adalah kompaktin. Turunan yang dekat adalah lovastatin. Simvastatin, pravastatin, dan fluvastatin adalah obat yang serupa (Katzung, 2002). 2.9 Simvastin Gambar 1. Simvastatin (Suyatna, 2007) Simvastatin adalah obat golongan statin yang larut lemak sehingga dapat menembus sawar darah otak dan mempengaruhi aktivitas sistem saraf pusat. Simvastatin bekerja dengan cara menghambat HMG-CoA reduktase secara kompetitif pada proses sintesis kolesterol di hati. Simvastatin menghambat HMG-CoA reduktase pada proses mengubah asetil-CoA menjadi asam mevalonat (Witztum, 1996). Simvastatin mampu menurunkan kadar LDL (low density lipoprotein) dan kolesterol total dalam 2-4 minggu. Kadar (VLDL) very low densit lipoprotein dan TG juga dapat diturunkan, sedangkan HDL (high density lipoprotein) dinaikkan sedikit (Tan dan Rahardja, 2007). 16 Menurut Suyatna dkk (1995), efek samping dari pemakaian simvastatin pada manusia adalah miopati. Insiden terjadinya miopati cukup rendah (<1%). Akan tetapi, pada pasien dengan risiko tinggi terhadap gangguan otot, pemberian simvastatin harus diperhatikan . Wanita hamil tidak boleh menggunakannya karena berdaya teratogen (mengakibatkan cacat pada bayi). 2.10 Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) Klasifikasi menurut Kristanto (2008) adalah: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllales Famili : Cactaceae Genus : Hylocereus Spesies : Hylocereus polyrhizus Gambar 2. Buah Naga Merah (Handayani, 2011) 17 2.10.1 Karakteristik tanaman Buah naga merah berbentuk bulat lonjong seperti nanas yang memiliki sirip warna kulitnya merah jambu dihiasi sulur atau sisik seperti naga. Buah ini termasuk dalam keluarga kaktus, yang batangnya berbentuk segitiga dan tumbuh memanjat. Batang tanaman ini mempunyai duri pendek dan tidak tajam. Bunganya seperti terompet putih bersih, terdiri atas sejumlah benang sari berwarna kuning (Bellec dkk, 2006). Biji buah naga sangat banyak dan tersebar di dalam daging buah. Bijinya kecil-kecil seperti biji selasih. Biji buah naga dapat langsung dimakan tanpa mengganggu kesehatan. Biji buah naga dapat dikecambahkan untuk dijadikan bibit. Buah naga terdiri atas empat jenis, yaitu Hylocereus undatus dengan kulit buah berwarna merah dan daging buah putih, Hylocereus polyrhizus dengan kulit buah berwarna merah muda dengan daging buah merah, Selenicereus megalanthus dengan kulit buah kuning dan daging buah putih, serta Hylocereus costaricensis dengan kulit buah berwarna merah dan daging buah super merah. Di sekujur kulit dipenuhi dengan jumbaijumbai berukuran 1-2 cm yang dianalogikan dengan sisik seekor naga (Winarsih, 2007). Buah naga termasuk tanaman tropis dan sangat mudah beradaptasi pada berbagai lingkungan tumbuh dan perubahan cuaca seperti sinar matahari, angin dan curah hujan. Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini adalah sekitar 60 18 mm/bulan atau 720 mm/tahun. Sementara intensitas sinar matahari yang disukai sekitar 70% – 80 %. Oleh karena itu tanaman ini sebaiknya ditanam di lahan yang tidak terdapat naungan. Sirkulasi udaranya harus baik. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini akan lebih baik bila ditanam di daerah dataran rendah antara 0 – 350 m dpl. Suhu udara yang ideal bagi tanaman ini antara 26º - 36º C dan kelembapan 70 – 90 %. Tanahnya harus beraerasi baik. Sementara derajat keasaman (pH) tanah yang disukainya bersifat sedikit alkalis 6,5 – 7 (Hardjadinata, 2010). 2.10.2 Kandungan buah naga Buah naga merah memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan jenis yang putih. Kandungan zat gizi buah naga merah, yaitu: air, protein, lemak, betakaroten , kalsium, fosfor, besi, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, niasin. Selain zat gizi, buah naga merah juga mengandung fitokimia yang baik bagi tubuh, diantaranya flavonoid. Kandungan flavonoid pada daging buah naga merah sebanyak 7,21 ± 0,02 mg CE/100 gram (Wu dkk, 2005). Buah naga mengandung berbagai zat aktif yang dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah, yaitu niasin, vitamin C serta serat pangan dari bentuk pektin (Kristanto, 2008). Selain itu, buah ini mengandung phytoalbumin antioxidant, polyunsaturated fatty acid (PUFA) atau asam lemak tak jenuh ganda, besi, kalsium, fosfor, protein (Ariffin dkk, 2008). 19 Zat makanan lain yang terkandung di dalam buah naga ialah serat , kalsium, zat besi, dan fosfor yang bermanfaat untuk mencegah hipertensi (Zainoldin dan Baba,2009). Buah naga merah baik untuk memperbaiki penglihatan mata karena kandungan karetonoidnya yang tinggi (Raveh dkk,1998). Fitokimia berupa flavonoid di dalam buah naga juga diketahui dapat mengurangi risiko kanker (Wu dkk, 2005). 2.11 Mencit (Mus musculus L.) Mencit (Mus musculus) merupakan hewan mamalia hasil domestikasi dari mencit liar yang paling umum digunakan sebagai hewan percobaan pada laboratorium, yaitu sekitar 40%-80%. Banyak keunggulan yang dimiliki oleh mencit sebagai hewan percobaan, yaitu memiliki kesamaan fisiologis dengan manusia, siklus hidup yang relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi dan mudah dalam penanganan (Moriwaki dkk, 1994). Gambar 3. Mencit (Mus musculus L.) (Prihantika, 2016) 20 Menurut Arrington (1972), sistematika mencit (Mus musculus L.) berdasarkan taksonomi adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mamalia Ordo : Rodentia Famili : Muridae Genus : Mus Spesies : Mus musculus L. Menurut Retnaningsih (2008), mencit sering digunakan sebagai hewan percobaan karena mencit memiliki beberapa keunggulan. Pertama, gen mencit relatif mirip dengan manusia, kedua, merupakan binatang menyusui (mamalia), kemampuan berkembangbiak mencit sangat tinggi, relatif cocok untuk digunakan dalam eksperimen massal. Hewan percobaan adalah hewan yang digunakan dalam penelitian biologis maupun biomedis dan dipelihara secara intensif di laboratorium. Salah satu hewan laboratorium yang sering digunakan adalah mencit (Mus musculus L.). Mencit akan lebih aktif pada senja atau malam hari, mereka tidak menyukai terang. Mereka juga hidup di tempat tersembunyi yang dekat dari sumber makanan. Hewan ini memiliki kadar kolesterol normal tubuh sebesar 26,0-82,4 mg/dl (Kusumawati, 2004). Nenek moyang mencit berasal dari mencit liar yang mempunyai warna bulu agouti (abu-abu), sedangkan pada mencit laboratorium lainnya berwarna putih. Mencit hidup 21 di daerah yang cukup luas penyebarannya, mulai dari iklim dingin, sedang, maupun panas dan dapat hidup terus menerus dalam kandang atau secara bebas sebagai hewan liar (Malole dan Pramono, 1989). Hewan ini dinilai cukup efisien dan ekonomis karena mudah dipelihara, tidak memerlukan tempat yang luas, memiliki waktu hamil yang singkat, dan banyak memiliki anak per kelahiran (Retnaningsih, 2008). Mencit laboratorium digunakan untuk penelitian dalam bidang obat-obatan, genetik, diabetes mellitus, dan obesitas. 22 Menurut Prihantika (2016), data biologi mencit sebagai berikut : Tabel 1. Data biologi mencit Data Biologi Berat badan jantan (gram) Keterangan 20-40 Berat badan betina (gram) 18-35 Lama hidup (tahun) 1-3 Termperatur tubuh (°C) 36,5 Kebutuhan air Ad libitum Kebutuhan makanan (g/hari) 4-5 Pubertas (hari) 28-49 Lama kebuntingan (hari) 17-21 Mata membuka (hari) 12-13 Tekanan darah : Sistolik (mmHg) 133-160 Diastolik (mmHg) 102-110 Kolesterol (mg/dl) 26,0- 82,4 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2017-Maret 2017 di Laboratorium Zoologi dan Laboratorium Biomolekuler Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang mencit berupa bak plastik berukuran 30 x 25 x 10 cm dilengkapi dengan kawat kasa untuk menutup bak plastik agar mencit tidak keluar, tempat pakan dan minumannya. Sekam sebagai alas tempat mencit. Jarum sebagai alat untuk mengambil darah mencit, spuit 1 ml dan sonde lambung untuk pemberian pakan tinggi kolesterol pada mencit. Pengukus dan blender untuk membuat suspensi otak sapi. Alat test strip kolesterol (Easy Touch check) dan strip kolesterol untuk mengukur kadar kolesterol total. Adapun bahan yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan, buah naga merah (Hylocereus polyrhizus), simvastatin, pakan standar berupa pellet, makanan tinggi kolesterol berupa 1 ml suspensi otak sapi, tisu untuk membersihkan luka mencit dan alkohol sebagai bahan untuk membersihkan luka pada mencit. 24 3.3 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang digunakan dalam penelitan ini Rancangan Acak Lengkap (RAL). Menurut Federer (1991), untuk menghitung besar sampel digunakan rumus sebagai berikut : t (n-1) ≥15 Nilai t pada rumus tersebut adalah jumlah perlakuan yang diberikan selama percobaan, sedangkan nilai n merupakan jumlah pengulangan atau jumlah sampel dalam setiap kelompok perlakuan. Dari rumus di atas dapat dilakukan perhitungan besaran sampel sebagai berikut: t ( n-1 ) ≥ 15 5 ( n-1 ) ≥ 15 5n-5 ≥ 15 5n ≥ 20 n ≥ 20/5 n≥4 Dari rumus yang digunakan, diperoleh jumlah minimal sampel yang digunakan adalah 4, namun pada penelitian ini besar sampel yang digunakan adalah 5 ekor mencit per kelompok. Maka jumlah sampel yang diperlukan untuk percobaan ini adalah sebanyak 25 ekor mencit. 25 3.4 Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Kandang dan Hewan Uji Kandang mencit yang digunakan sebanyak 25 unit beserta penutupnya di cuci hingga bersih dan diberi alas berupa sekam padi. Dalam penelitian ini digunakan mencit jantan sebanyak 25 ekor dengan berat badan 20-40 gram yang diperoleh dari Balai Veteriner Lampung. Sebelum penelitian dimulai mencit diaklimasi selama 7 hari dalam kondisi laboratorium. Setiap hari mencit diberi pakan standar dan air minum aquabides. b. Pembuatan Pakan Tinggi Kolesterol Pakan tinggi kolesterol khusus untuk meningkatkan kadar kolesterol diberikan setiap hari selama 15 hari. Otak sapi diolah dengan cara mengukusnya terlebih dahulu kemudian diblender dan ditambahkan air sebanyak 1:1. Dalam 100 gram otak sapi terkandung sekitar 2 gram kolesterol dan 2,9 gram asam lemak jenuh (Prihantika, 2016). c. Persiapan dosis simvastatin Dosis simvastatin yang digunakan mengikuti penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Surialaga (2013), untuk hewan mencit yaitu dengan dosis = 0,0026x10mg 0,02 kg = 1,3 mg x 30g = 0,52 mg/ekor/hari. 26 Sehingga dosis yang digunakan pada mencit setiap harinya adalah 0,52 mg/ekor/hari.selama 15 hari. d. Persiapan ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang digunakan untuk penelitian ini dibeli dari sebuah supermarket di Bandar Lampung. Untuk mendapatkan pulp dari buah naga, buah tersebut dikupas manual menggunakan pisau stainless steel. Daging buah yang telah dikupas dan di potong dadu sekitar 2-3 gram diblender selama 1-2 menit sampai pulp berubah ke bentuk pasta. Setelah sampel homogen kemudian lakukan proses freeze dry untuk menurunkan kadar air sehingga proses ekstraksi lebih efisien. Kemudian sampel dimasukkan ke dalam tabung silinder dan kemudian ditambahkan 250 ml etanol 70%. Setelah itu dikocok selama 48 jam, lalu campuran tersebut disaring menggunakan kertas filter Nomor 4. Semua maserat etanol digabungkan dan diuapkan dengan menggunakan alat penguap vakum putar (rotary evaporator) pada temperature 400C selama 4 jam. Ekstrak etanol ditangguhkan 1% CMC (karboksimetil selulosa) dan siap untuk digunakan (Kanedi dkk, 2016). e. Persiapan dosis ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) Berdasarkan penelitian Heryani (2016), dosis buah naga yang paling mempengaruhi dalam penurunan kadar kolesterol pada mencit yang diberikan perlakuan adalah 600 gram. Dengan demikian dosis yang dipilih dalam penelitian ini adalah: 27 Perlakuan 1 = dosis x berat badan = 600 mg x 0,03 kg = 18 mg/ekor/hari Perlakuan 2 = dosis x berat badan = 700 mg x 0,03 kg = 21 mg/ekor/hari Perlakuan 3 = dosis x berat badan = 800 mg x 0,03 kg = 24 mg/ekor/hari f. Pemberian Perlakuan Pemberian perlakuan mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok dilakukan setelah kadar kolesterol darah mencit mencapai di atas 100 mg/dl. Penelitian ini akan dilakukan selama 30 hari. Untuk kelompok perlakuan, hari ke-1 hingga ke-15 mencit diberikan pakan tinggi kolesterol berupa otak sapi (Prihantika, 2016) dan hari ke- 15 hingga ke -30 mencit diberikan perlakuan menggunakan ekstrak buah naga merah sesuai dosis yang sudah ditentukan (Heryani, 2016). Adapun kelompok perlakuannya adalah : 28 Kontrol (-) : pakan standar berupa pellet sampai akhir masa penelitian selama 30 hari. Kontrol (+) : pakan tinggi kolesterol yang terdiri atas 1 ml suspensi otak sapi yang diberikan menggunakan sonde lambung, pakan standar berupa pellet dan simvastatin dengan dosis 0,52 mg/ekor/hari. Perlakuan 1 : pakan tinggi kolesterol yang terdiri atas 1 ml suspensi otak sapi, pakan standar berupa pellet dan ditambahkan ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dengan dosis 18 mg/ekor/hari. Perlakuan 2 : pakan tinggi kolesterol yang terdiri atas 1 ml suspensi otak sapi, pakan standar berupa pellet dan ditambahkan ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dengan dosis 21 mg/ekor/hari. Perlakuan 3 : pakan tinggi kolesterol yang terdiri atas 1 ml suspensi otak sapi, pakan standar berupa pellet dan ditambahkan ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dengan dosis 24 mg/ekor/hari. g. Pemeriksaan Parameter Darah sebanyak 0,5 cc diambil pada setiap mencit melalui vena pembuluh dari ekor mencit dengan menggunakan jarum yang sebelumnya telah dipuasakan selama 8 jam terlebih dahulu. Pengambilan darah dilakukan pada awal perlakuan, setelah pemberian pakan tinggi lemak yaitu pada hari 29 ke-15 untuk menunjukkan kadar kolesterol darah hiperkolesterolemia mencapai di atas 100 mg/dl dan selanjutnya pengambilan darah pada akhir perlakuan dilakukan pada hari ke-30 setelah pemberian ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus). h. Analisis Data Data yang diperoleh dari parameter uji berupa berat badan dan kadar kolesterol darah total yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA pola searah dengan taraf signifikasi α = 5% dan jika ada perbedaan antar perlakuan akan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf signifikasi α = 5%. 30 3.5 Diagram Alir Penelitian Persiapan Penelitian - Alat dan Bahan Hewan Uji Mencit diaklimasi selama 7 hari Kontrol Negatif Kontrol Positif Diberikan pakan standar berupa pellet Diberikan 1 ml suspensi otak sapi + simvastatin 0,026/ekor/ hari Kelompok Perlakuan I Diberikan 1 ml suspensi otak sapi + ekstrak buah naga merah 18 mg/ekor /hari. Kelompok Perlakuan II Diberikan 1 ml suspensi otak sapi+ ekstrak buah naga merah 21 mg/ekor /hari. Kelompok Perlakuan III Diberikan 1 ml suspensi otak sapi + ekstrak buah naga merah 24 mg/ekor /hari. Pengambilan darah sampel sebanyak 0,5 cc setiap mencit Pengambilan darah sampel sebanyak 0,5 cc setiap mencit Pemeriksaan parameter Analisis data Gambar 4. Diagram Alir Penelitian 44 V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) lebih efektif menurunkan kadar kolesterol total mencit (Mus musculus L.) hiperkolesterolemia dibandingkan simvastatin. 2. Pemberian ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dengan dosis 24 mg/ekor/hari merupakan dosis terbaik dalam menurunkan kadar kolesterol total pada mencit (Mus musculus L.) hiperkolesterolemia. 5.2 Saran Perlu dilakukan uji farmakologi sebagai uji lanjutan untuk penggunaannya pada manusia. DAFTAR PUSTAKA Adam, J.M.F. 2009. Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Adesta, F.E.A. 2010. Pengaruh Pemberian Simvastatin Terhadap Fungsi Memori Jangka Pendek Tikus Wistar Hiperlipidemia. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro: Semarang. Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Almatsier, S. 2003. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 64 – 72,185 – 200, 271. Angela, S.H. 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyantha) Terhadap Kadar Trigliserida Serum Tikus Jantan Galur Wistar Hiperlipidemia. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro : Semarang. Anwar, TB.2004. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner [Tesis]. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara : Medan. Ariffin, A.A.B, Jamilah, T., Chin, P., Rahman, R.A., Karim, R & Loi, C.C. 2008. Essential fatty acids of pitaya (dragon fruit) seed oil. Food Chemistry (in Press). Arrington, L. R. 1972. Introductory Laboratory Animal Science, the Breeding, Care and Management of Experimental Animal. The Interstate Printers and Publisers, Inc. Denville. Bellec L F, Vaillant, F., Imbert, E. 2006. Pitahaya (Hylocereus spp.): A new fruit crop, a market with a future. Fruits, 61: 237-250. Davidson, M. H. 2003. Niacin: a powerful adjunct to other lipid-lowering drugs in reducing plaque progression and acute coronary events. Current Atherosclerosis Report. 5: 418422 Eduard. 2016. Pengaruh Pemberian Tempe Terhadap Fraksi Lemak Darah Mencit Obesitas [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung : Bandar Lampung Federer W. 1991. Statistics and Society: Data Collection and Interpretation. 2nd Edition. New York: Marcel Dekker Guyton, A.C.1996. Buku Ajar Fisiologi Edisi Tujuh. Alih Bahasa, Tengadi, dkk. Jakarta: EGC. Guyton, A.C. dan J.E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-9. Irawati Setiawan. Editor Bahasa Indonesia. ECG. Jakarta. hlm: 1079, 1085, 1087, 1088, 1090, 1192, 1226. Handayani, S. 2011. Kandungan Kimia Beberapa Tanaman dan Kulit Buah Berwarna Serta Manfaatnya Bagi Kesehatan. [Skripsi]. Tim PPM Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA. Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta. Harindraputra, R. 2009. Pengaruh pemberian seduhan rosela (Hibiscus sabdariffa) terhadap kadar kolesterol total darah tikus putih (Rattus norvegicus). [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret : Surakarta. Hardjadinata, S. 2010. Budi Daya Buah Naga Super Red Secara Organik. Penebar Swadaya: Jakarta. Heryani, R. 2016. Pengaruh Ekstrak Buah Naga Merah Terhadap Profil Lipid Darah Tikus Putih Hiperlipidemia. Jurnal STIKes Pekanbaru Medical Center. Pekanbaru Riau Himani,B., Bisht S., Nath B., Yadav M., Singh V., and Singh M. (2013). Misai Kuching: A Glmpse of Maestro. Internasional Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research, 22 (2),55-59. Jamila, B., Shu, C. E., Kharidah, M., Dzulkifly, M.A and Noraniza n, A. 2011. Physicochemical characteristics of red pitaya (Hylocereuspolyrhizus) peel. Journal of Agricultural Food Chemistry, 18: 279-286 Javed, I., Rahman, Z.U., Khan, M.Z., Muhammad, Aslam., Iqbal, Z. Sultan. 2009. Antihyperlipidaemic efficacy of Trachyspermum ammi in albino rabbits. Acta Vet Brno 78: 229–236. Kanedi, M., Sutyarso., Nurjanah, S., Wahidah,L.K .2016. Testicular Dysfunction in Male Rats Reversed by Ethanolic Extract of Pitaya Fruit. Journal of Diseases and Medicinal Plants 2016; 2(4): 51-55. Kaplan, N. M. & Stamler J. 1994. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: EGC Katzung, B. G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi II. Jakarta, Salemba Medika. Halaman 671, 677-678. Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan dan Obesitas pada Anak Sekolah. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kristanto, D. 2008. Buah Naga : Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Jakarta:Penebar Swadaya. Kusumawati, D. 2004. Bersahabat dengan Hewan Coba. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Lestari E., 2005. Pengaruh Penambahan Bekatul Terhadap Kadar Kolesterol. [Skripsi]. Universitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta. Lichtenstein, A.H., Jones, P.J.H. 2001. Lipids absorption and transport. In Present Knowledge in Nutrtion. 8th Ed. p 93-103/ ISLI Press, Washington DC. Lubis L.D.U.A., Sihombing, D.O.L., Setiowati, N., Sophiana, S .2014. Fungsi Empedu dalam Pencernaan Lemak . Jurnal Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan Lullmann H, Mohr K, Hein L, Bieger D (2005). Color Atlas of Pharmacology. Edisi ke 3.Stuttgart : Thieme. Pp : 254-255. Mahattanatawee K, Manthey JA, Luzio G, Talcott ST, Goodner K, Baldwin EA. 2006. Total Antioxidant Activity and Fiber Content of Select Florida-grown Tropical Fruits. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 54 (19): 7363-7355 Malole, M.B.M. and Pramono, C.S.U. 1989.Pengantar Hewan-Hewan Percobaan di Laboratorium. Pusat Antara Universitas Bioteknologi IPB: Bogor. Maryanto S.,Yustinus. 2004. Pengaruh pemberian jambu biji (Psidium guajava L) pada lipid serum tikus (Sprague dawley) hiperkolesterolemia. Jurnal Media Medika Indonesia. 39(2):10-16 Matfin, G. 2003. Disorders of Blood Flow in the Systemic Circulation in Phatophysiology Concepts of Alterd Health States. Lippincott Willians and Wilkins. Moriwaki, K.T., Shiroishi, H., Yonekawa. 1994. Genetic in Wild Mice. Its Aplication to Biomedical Research. Tokyo: Japan Scientific Sosieties Press. Karger. Moses, S. 2008. Pharmacology Center. [Internet]. Available at : http://www.fpnotebook.com/cv/Pharm/Ncn.htm Murray, R.K., Granner, dan Rodwell. 2003. Biokimia Harper. Andry Hartono. Penerjemah. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Terjemahan dari : EGC. Murwani., Ali, M., Maliartha, K. 2006. Diet Aterogenik pada Tikus (Rattus novergicus strain Wistar) Sebagai Model Hewan Aterosklerosis. Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol. XXII. Ning, H. 2004. Jenis Tanaman Obat Untuk Diabetes Melitus. Dalam: Menumpas Diabetes Mellitus bersama Mahkota Dewa. Jakarta: PT. Agro Media Pustaka. h. 30-1. Nugroho, H.S.W. 2009. Metabolisme Lipid. [Internet]. Available at : http://www.scribd.com/doc/21052341/5-Metabolisme-Lipid. (27 Juli 2009). Oenzil, F. 2012. Gizi Meningkatkan Kualitas Manusia. Jakarta : EGC Pareira F.M.M, 2007. Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Putih (Hylocereus undatus H.)Terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Putih (Rattus norvegicus). [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret : Surakarta. Pertiwi WA. 2014. Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Kadar HDL Pria Dislipidemia. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro : Semarang. Prawitasari, T.,Sastroasmoro, S., Sjarif DR. 2011. Skrinnimg Sistematik Terhadap Hiperkolesterolemia Familial Pada Anak. Sari Pediatri.13(2):152-8. Prihantika, S., 2016. Pemberian Sargassum sp. dan Taurin Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Mencit (Mus musculus L.) Jantan Hiperkolesterolemia. [Skripsi]. FMIPA Biologi Universitas Lampung : Bandar Lampung. Prior, R. 2003. Fruit and Vegetables in The Prevention of Cellular Oxidative Damage. Arkansas. The American Journal of Clinical Nutrition. Vol. 78: 570-578. Rachmandiar, R., 2012. Perbedaan Pengaruh Jus Kacang Merah, Yoghurt Susu Dan Yoghurt Kacang Merah Terhadap Kadar Kolesterol Total Dan Trigliserida Serum Pada Tikus Dislipidemia. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro: Semarang. Raveh, E., Nerd, A. And Mizrahi, Y. 1998. Responses of Two Hemi Epiphytic Fruit Crop Cacti to Different Degrees of shde. Scientia Holticultura, 73: 151-164. Retnaningsih, C.H. 2008. Potensi Fraksi Aktif Antioksidan, Anti Kolesterol Kacang Koro (Mucuna pruriens) dalam Pencegahan Arteroskerosis. Laporan penelitian Hibah Bersaing DIKTI 2008/2009 UKS Semarang. Riansari, A., 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyantha) Terhadap Kadar Kolesterol Total Serum Tikus Jantan Galur Wistar Hiperlipidemia. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro: Semarang. Santoso, A. 2011. Serat Pangan (Dietary Fiber) dan Manfaatnya. Magistra No. 75 Th. XXIII Samsuari. 2006. Penelitian Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut Eucheuma cottonii di Wilayah Perairan Kabupaten Jeneponto propinsi Sulawesi Selatan. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor : Bogor. Saragih. S. 2009. Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graveolens L.) terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot (Cavia cabaya). [Skripsi]. Medan : Universitas Sumatera Utara. Schroder H, Marrugat J, Elosua R, Covas M.I. 2003. Relationship between body mass index , serum cholesterol , leisure-time physical activity , and diet in a Mediterranean Southern-Europe population. Brit J Nutr. 90: 431–39. Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Edisi ke-2. Brahm U. Pendit. Alih Bahasa. EGC. Jakarta. Hlm. 291-292. Shipp J, Abdel-Aal, 2010. Food Applications and Physiological Effects of Anthocyanins as Functional Food Ingredients. In: The Open Food Science Journal, 4: p. 7-22 Siswono. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia PUstaka Utama. Jakarta Sotyaningtyas, C. 2007. Sehat & Segar dari Alam. [Internet]. Available at : http://theeazayoe.blogspot.com/2007_07_01_archive.html Surialaga, S., 2013. Efek Antihiperkolesterol Jus Buah Belimbing Wuluh (Averhoa bilimbi L.) terhadap Mencit Galur Swiss Webster Hiperkolesterolemia. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran: Bandung . Suyatna FD, Zunilda SB, Setiawati A. Pengantar Farmakologi. 1995. Dalam: Ganiswarna SG, Setiabudi R, Suyatna ED, Purwantyastuti, Nafrialdi, Editors. Farmakologi dan Terapi, Edisi 4 ( Cetak ulang 2001). Jakarta: Bagian Farmakologi FKUI ;1-23 Suyatna FD. 2007. Hipolipidemik. Hlm 373–388 Dalam: Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Elysabeth. (ed). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Gaya Baru. Tan, H.T., dan Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam, 262, 269-271, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta Tisnadjaja, D. 2006, Bebas kolesterol & demam berdarah dengan angkak, Penebar Swadaya, Jakarta. Wijayakusuma, H. 2000. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Darah Tinggi. Cetakan VI. Jakarta : Penebar Swadaya. Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Penerbit Kanisius. Yogyakarta Wiryowidagdo, S. 2002. Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi, dan Kolesterol. Cetakan ketiga. Jakarta: Penerbit PT. Agromedia Pustaka. Hal 35-38. Witztum, J.L. 1996. Drugs Used in tha Treatment of Hyperlipoproteinemias. In: Molinoff, P.B., and Ruddon, R.W. (editor). Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basic Of Therapeutics. Ninth Edition. New York : McGraw Hill, Inc. Page 887. Wu, J. dan H. Prentice. 2005. Role of Taurine in The Central Nervous System. Journal Biomedical Science. Wybraniec, S., Platzner, L., Geresh, S., Gottlieb, H.E., Heimberg, M., Mogilnitzki, M. And Mizrahi, Y. 2001. Betacyanin from vine cactus Hylocereus Polyrhizus. Phytochemistry, 58:1209-1212. Zainoldin, K., and Baba, A.S. 2009. The effect of Hylocereus polyrhizu sand Hylocereus undatus on physicochemical, proteolysis, and antioxidant activity in yoghurt. World Academy of Science, Engineering, and Technology (60): 361-366. Zimmerman, M. 2001. Burgerstein’s handbook of nutrition, micronutrients in the prevention and therapy of disease. Tubingen, Germany: Gulde Druck 30: 2753-2759.