UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH NAGA MERAH (Hylocereus

advertisement
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DAN
SIMVASTATIN TERHADAP PENURUNAN
KADAR KOLESTEROL TOTAL MENCIT JANTAN
(Mus musculus L.) HIPERKOLESTEROLEMIA
(Skripsi)
Oleh:
Tetania Tiara Putri
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DAN
SIMVASTATIN TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL
MENCIT JANTAN (Mus musculus L.) HIPERKOLESTEROLEMIA
Oleh :
Tetania Tiara Putri
Masyarakat Indonesia cenderung memakan makanan siap saji, makanan yang mengandung
lemak jenuh dan kalori tinggi, kurang memakan buah dan serat, serta jarang berolahraga. Hal
ini dapat menyebabkan seseorang menderita hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia
adalah peningkatan kadar kolesterol dalam serum darah di atas batas normal. Dalam proses
penyembuhannya sebagian masyarakat mengkonsumsi obat sintetis kimia. Penggunaan obat
kimia dalam jangka panjang memiliki efek samping bagi penggunanya, sehingga kini
masyarakat diharapkan beralih dengan pengobatan tradisional upaya menekan resiko efek
samping tersebut, seperti halnya mengkonsumsi buah naga merah karena buah tersebut
mengandung senyawa penurun kolesterol seperti niasin, vitamin C dan serat pangan
pektin.Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus) dan simvastatin terhadap penurunan kolesterol total mencit jantan
(Mus musculus L.) hiperkolesterolemia. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap yang terbagi dalam 5 kelompok perlakuan dengan masing-masing 5 pengulangan.
Kelompok kontrol – (diberi pakan standar dan air minum hingga akhir penelitian), kontrol+
(diberi otak sapi sebanyak 0,5 ml selama 15 hari dan selanjutnya diberi simvastatin selama 15
hari), kelompok P1 (diberi otak sapi sebanyak 0,5 ml selama 15 hari dan selanjutnya diberi
ekstrak buah naga dengan dosis 18mg/ekor/hari selama 15 hari), P2 (diberi otak sapi
sebanyak 0,5 ml selama 15 hari dan selanjutnya diberi ekstrak buah naga dengan dosis
21mg/ekor/hari selama 15 hari) dan P3 (diberi otak sapi sebanyak 0,5 ml selama 15 hari dan
selanjutnya diberi ekstrak buah naga dengan dosis 24mg/ekor/hari selama 15 hari). Hasil
penelitian ini menunjukkan pemberian simvastatin pada kontrol+ dan ekstrak buah naga
merah pada kelompok P1, P2 dan P3 dapat menurunkan kolesterol total mencit
hiperkolesterolemia. Dosis ekstrak buah naga merah yang paling berepengaruh menurunkan
kolesterol total yaitu 24mg/ekor/hari.
Kata kunci : Hylocereus polyrhizus, simvastatin, Mus musculus .L, kolesterol total
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH NAGA MERAH (Hylocereus
polyrhizus) DAN SIMVASTATIN TERHADAP PENURUNAN KADAR
KOLESTEROL TOTAL MENCIT JANTAN (Mus musculus L.)
HIPERKOLESTEROLEMIA
Oleh
TETANIA TIARA PUTRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lampung
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 25 April 1995. Penulis
merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara oleh pasangan Bapak Syahrizal DEM
dan Ibu Fatimah.
Penulis mulai menempuh pendidikan pertamanya di Taman Kanak-Kanak Kartika
II-25 Bandar Lampung pada tahun 2000. Pada tahun 2001, penulis melanjutkan
pendidikannya di Sekolah Dasar Kartika II-5 Bandar Lampung. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 25 Bandar
Lampung pada tahun 2007. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikannya
di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bandar Lampung.
Pada tahun 2013, penulis tercatat sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi
Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Lampung
melalui Jalur Paralel. Selama menjadi mahasiswa di Jurusan Biologi FMIPA
Unila, Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Fisiologi Hewan.
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Margasari, Kecamatan
Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur pada Januari-Maret 2016 dan
melaksanakan Kerja Praktik di Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Lampung pada Juli-Agustus 2016 dengan
vii
judul “IDENTIFIKASI PENYAKIT IKAN GOLONGAN BAKTERI DAN
VIRUS DI STASIUN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN
KEAMANAN HASIL PERIKANAN KELAS I LAMPUNG”.
viii
PERSEMBAHAN
ِ‫ﷲِ اﻟﺮﱠﺣْ َﻤ ِﻦ اﻟ ﱠﺮﺣِﯿﻢ‬
‫ﺑِﺴْﻢِ ﱠ‬
Dengan mencgucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas
segala limpahan Rahmat, Ridho, dan Karunia-Nya yang tak
henti-hentinya Dia berikan, Kupersembahkan karya kecilku
ini untuk :
Mama dan Papa tercinta yang senantiasa mengucap
namaku dalam do’a, mencurahkan kasih dan sayangnya
untukku, serta selalu mendukung dan memotivasi dalam
setiap langkahku,
Kedua kakakku tersayang yang juga selalu mendo’akan dan
memberikan semangat,
Bapak dan Ibu Dosen yang selalu memberikanku ilmu yang
bermanfaat dan membantuku dalam menggapai kesuksesan,
serta Almamaterku tercinta.
MOTTO
”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya
memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akhirat,
maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki
keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”.
(HR. Turmudzi)
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka ALLAH
akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim, no. 2699)
“Bermimpilah semaumu, kejarlah mimpi itu
Genggamlah dunia sebelum dunia menggenggammu”
“Learn from yesterday, Live for today And hope for tomorrow”
(Albert Einstein)
“Jangan menunggu hari esok, karena esok merupakan misteri yang tidak
dapat diketahui oleh siapa pun”
“Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya,ia akan
memotongmu (menggilasmu)”
(H.R. Muslim)
“Do the best, be good, then you will be the best”
SANWACANA
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT. Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Uji Efektivitas Pemberian Ekstrak
Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Dan Simvastatin Terhadap
Penurunan Kadar Kolesterol Total Mencit (Mus musculus L.)
Hiperlipidemia” dan tentunya tidak terlepas dari dukungan dan motivasi
berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis dengan tulus mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Dr. Hendri Busman, M.Biomed., selaku Pembimbing I yang begitu
sabar memberikan masukan, memberikan perhatian, bimbingan, arahan
serta memberikan rasa kepercayaan diri bagi penulis hingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.
2. Bapak Prof. Dr. Sutyarso, M.Biomed., selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan nasihatnya kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Pembahas dan Ketua Jurusan
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lampung yang banyak memberikan nasihat,saran dan masukan yang baik
bagi penulis.
4. Bapak Jani Master, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan masukan dan motivasi kepada penulis.
5. Bapak Dr. G. Nugroho Susanto, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik
yang selalu memberikan masukan dan motivasi kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Biologi Fakultas Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung yang telah banyak
memberikan ilmu, pengalaman, pengetahuan yang luas, motivasi, saran,
nasihat dan semangat selama penulis menyelesaikan studi.
7. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
8. Seseorang yang spesial Januar Jalu Anggoro S.H yang selalu ada dan setia
menemani penulis di setiap kondisi suka maupun duka dari masa SMA
hingga kini, selalu memberikan dukungan, kasih sayang, perhatian,
bantuan, semangat, nasihat dan kritikan yang membangun, menjadi
pendengar yang baik, memberikan canda tawa, pembelajaran yang baik
serta pengalaman hidup yang berarti.
9. Partner penelitian penulis Ezanda Vozza D.P dan Veni Yulia yang telah
sabar memberikan bantuan, masukan, motivasi, dukungan dan selalu setia
dalam menghadapi suka dan duka penulis hingga menyelesaikan skripsi.
10. Sahabat tercinta dan teman-teman kesayangan penulis Irva Arifin, Dika
Pratiwi Adifa, Devi Restina, Annisa Aprilia, Nidya Annisa, Lathifa
Meisya, Putri Pratiwi, Sarah Fadhilah, Rana Anggraini, Ayu Aprilia,
Diwang Yoscar, Renatha Caesar, Auranggie Yufida, Lidya Novadinda,
Carina Pertiwi, Eva Octarianita, Fatmawati Putri, Nasyiatul Himmah, Ulfa
Devina, Wilma Dewasuti, Anastasia Gardina, Vita Lestari, Nur Rohman,
Iffa Afiqa terima kasih atas segala dukungan, kebersamaan, motivasi,
hiburan serta canda tawa dan selalu ada disetiap penulis membutuhkan.
11. Teman-teman seperjuangan, Putri Damayanti, Indria Nabilla, Bella F.D, I
Nyoman, Harnes Abrini, The Mencit dan Biologi 2013 Kelas B
terimakasih atas perjalanan kuliah, semangat, kebersamaan, kebahagian,
kekompakan dan kekeluargaan yang terjalin selama ini.
12. Mbak Nunung dan teman-teman Laboratorium Biomolekuler yang telah
banyak memberi masukan, saran, informasi dan hiburan selama ini.
13. Almamater tercinta, Semoga Allah SWT. senantiasa membalas semua
kebaikan yang telah kalian berikan. Akhir kata, penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan didalam penyusunan skripsi ini dan masih jauh
dari kesempurnaan, namun Penulis berharap semoga skripsi sederhana ini
dapat berguna serta bermanfaat bagi Penulis pribadi maupun yang
membacanya. Aamiin Ya Rabbal‘alamin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, Juli 2017
Penulis,
Tetania Tiara Putri
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... .......... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ..........ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ..........iii
RIWAYAT HIDUP........................................................................................ ......... iv
MOTTO .......................................................................................................... ..........vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................... .........vii
SANWACANA ............................................................................................... .........viii
DAFTAR ISI................................................................................................... .........xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... .........xiii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ........ xiv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... .........1
1.2 Tujuan Penelitian................................................................................... .........4
1.3 Manfaat ................................................................................................. .........4
1.4 Kerangka Pemikiran .............................................................................. .........4
1.5 Hipotesis................................................................................................ .........5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lipid................................................................................................... ........6
2.2 Metabolisme Lipid............................................................................. ........6
2.2.1 Metabolisme Jalur Endogen ..................................................... ........7
2.2.2 Metabolisme Jalur Eksogen ...................................................... ........8
2.3 Kolesterol........................................................................................... ........8
2.4 Trigliserida......................................................................................... ........11
2.5 Kolesterol Total ................................................................................. ........12
2.6 Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol .................................. .....12
2.7 Hiperkolesterolemia........................................................................... .....14
2.8 Statin .................................................................................................. .....15
2.9 Simvastatin ....................................................................................... . ..15
2.10 Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) ..................................... . ..16
2.10.1 Karakteristik Tanaman............................................................ . ..17
2.10.2 Kandungan Buah Naga Merah................................................ .....18
2.11 Mencit (Mus musculus)..................................................................... .... 19
III. METODE KERJA
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
Waktu dan Tempat…......................................................................... ....23
Alat dan Bahan ................................................................................. ....23
Desain Penelitian .............................................................................. ....24
Pelaksanaan Penelitian....................................................................... ....25
Diagram Alir Penelitian ..................................................................... ....30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian.................................................................................. ... 31
A. Rerata Kolesterol Total Mencit ................................................... ... 31
B. Rerata Berat Badan Mencit.......................................................... ....33
4.2 Pembahasan ....................................................................................... ....35
A. Rerata Kolesterol Total Mencit Setelah Diberikan Perlakuan..... ....35
B. Perubahan Berat Badan Mencit Setelah Diberikan Perlakuan .... ... 41
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ............................................................................................ ...44
5.2 Saran ................................................................................................. ...44
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... ...45
LAMPIRAN.................................................................................................... ...51
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data biologi mencit ........................................................................... 22
Tabel 2. Berat Badan Awal Mencit Sebelum Diberikan Otak Sapi ................ . 33
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Simvastatin ................................................................................... . 16
Gambar 2. Buah Naga Merah......................................................................... . 19
Gambar 3. Mencit........................................................................................... . 20
Gambar 4. Diagram Alir Penelitian ...............................................................
30
Gambar 5. Rerata Kadar Kolesterol Total Mencit Setelah Diberikan Ekstrak Buah Naga
Merah dan Simvastatin.................................................................. . 32
Gambar 6. Rerata Berat Badan Mencit Setelah Diberikan Ekstrak Buah Naga Merah dan
Simvastatin.................................................................................... . 34
Gambar 7. Alkohol 95%................................................................................. . 56
Gambar 8. Hasil Maserasi Basah ................................................................... . 56
Gambar 9. Ekstrak Buah Naga Merah............................................................ . 56
Gambar 10. Otak Sapi Setelah di Kukus........................................................ . 56
Gambar 11. Otak Sapi Setelah di Kukus........................................................ . 57
Gambar 12. Proses Pencekokkan Otak Sapi dan Ekstrak Buah Naga Merah .
57
Gambar 13. Proses Pengambilan Darah Mencit............................................. . 57
Gambar 14. Pemeriksaan Kadar Kolesterol ................................................... . 57
Gambar 15. Kadang Mencit ........................................................................... . 57
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi dan ekonomi yang cukup pesat telah membawa
perubahan pada gaya hidup masyarakat dunia termasuk Indonesia. Perubahan
terjadi pada pola hidup masyarakat yang santai dan disertai perubahan pada
pola makan (Siswono, 2002). Masyarakat Indonesia cenderung memakan
makanan siap saji, makanan yang mengandung lemak jenuh dan kalori tinggi,
kurang memakan buah dan serat, serta jarang berolahraga (Almatsier, 2003).
Hal ini dapat menyebabkan seseorang menderita hiperkolesterolemia (Matfin,
2003). Beberapa ahli kesehatan menyatakan bahwa seseorang yang
terindikasi hiperkolesterolemia dapat memicu berbagai penyakit seperti
aterosklerosis, sehingga dapat menyebabkan penyakit jantung koroner dan
stroke (Kaplan dan Stamler, 1994).
Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol dalam serum di atas
batas normal. Pada keadaan normal kadar kolesterol dalam serum darah akan
terjaga pada batas normal karena pasokan kolesterol dari makanan akan
menghambat produksi kolesterol secara endogen dalam hati dengan
menghambat kerja HMG Ko-A reduktase (Murray et. al., 2003).
2
Menurut Riansari (2008), kolesterol total adalah salah satu variabel lipid yang
berpengaruh besar terhadap kadar lipid plasma. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa setiap penurunan kadar kolesterol total 1% dapat
menurunkan resiko penyakit kardiovaskular sebesar 2%. Terjadinya
peningkatan kadar kolesterol berperan dalam produksi radikal bebas yang
dipercepat oleh reaksi stres oksidatif. Reaksi Stres Oksidatif (ROS) dapat
menyebabkan kerusakan makromolekul biologi yang meliputi oksidasi low
density lipoprotein (oxidized- LDL), trigliserida (Heryani, 2016). Untuk
menurunkan kadar kolesterol dapat menggunakan obat-obatan kimia seperti
golongan asam fibrat, resin, penghambat Hidroksi Metilglutaril Ko-enzim A
(HMG CoA) reduktase (statin) dan asam nikotinat (niasin), namun
penggunaan obat kimia dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek
samping serta harganya tidak ekonomis. Salah satu contoh obat golongan
statin yang sering digunakan dikalangan masyarakat adalah simvastatin.
Menurut penelitian pada buku penyakit jantung Braunwalds, simvastatin
menurunkan 20% kadar total kolesterol (Adesta, 2010). Dibalik keunggulan
simvastatin ada efek samping yang diberikan salah satunya mengenai
penurunan memori jangka pendek.
Kesadaran kembali ke alam (back to nature) mulai berkembang pada masa
sekarang ini (Wijayakusuma, 2000). Masyarakat banyak memilih
menggunakan tanaman obat karena lebih aman dibandingkan dengan obat
sintetis (Javed et al., 2009). Sebuah studi menunjukkan bahwa komponen gizi
pada sayur dan buah dapat menurunkan kadar kolesterol. Salah satu buah
yang dipercaya menurunkan kolesterol adalah buah naga merah (Oenzil,
3
2012). Buah naga merah mengandung berbagai zat aktif yang dapat
menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah, yaitu niasin, vitamin C
serta serat pangan dari bentuk pektin (Kristanto, 2008). Niasin merupakan
bagian dari vitamin B komplek yang disebut juga vitamin B3. Banyak
terdapat dalam biji-bijian dan kacang-kacangan. Khasiatnya untuk
menurunkan kadar kolesterol. Niasin dapat menurunkan produksi very low
density lipoprotein (VLDL) di hati sehingga produksi kolesterol total, low
density lipoprotein (LDL) dan trigliserida menurun (Sotyaningtyas, 2007).
Penelitian Mahattanawee (2006), menunjukkan buah naga merah memiliki
kandungan antioksidan yang tinggi (Pertiwi, 2014). Vitamin C berperan
meningkatkan laju ekskresi kolesterol dalam bentuk asam empedu,
meningkatkan kadar high density lipoprotein ( HDL) dan berfungsi sebagai
pencahar sehingga meningkatkan pembuangan feses. Hal ini akan
menurunkan penyerapan kembali asam empedu dan pengubahannya menjadi
kolesterol (Sotyaningtyas, 2007). Vitamin C dapat menurunkan kolesterol dan
trigliserida pada sejumlah orang yang biasanya memiliki kadar kolesterol dan
trigliserida tinggi. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti
“Efektivitas Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dan Simvastatin
Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Mencit Jantan (Mus musculus L.)
Hiperkolesterolemia”.
4
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dari pemberian buah
naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan simvastatin terhadap penurunan
kolesterol total mencit (Mus musculus L.) hiperkolesterolemia.
1.3 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai
pengaruh buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap kadar kolsterol
total mencit ( Mus musculus L.) dan dapat digunakan oleh masyarakat sebagai
obat alternatif penurun kolesterol.
1.4 Kerangka Pikir
Pada zaman modern seperti sekarang kebiasan hidup masyarakat menjadi
serba praktis termasuk dalam pola makan. Kebiasaan mengkonsumsi
makanan cepat saji dapat mengakibatkan obesitas sehingga dapat
meningkatkan kolesterol dalam darah atau hiperkolesterolemia (Schroder dkk,
2003). Dalam proses penyembuhannya sebagian masyarakat mengkonsumsi
obat sintetis kimia. Penggunaan obat kimia dalam jangka panjang memiliki
efek samping bagi penggunanya, sehingga kini masyarakat diharapkan beralih
dengan pengobatan tradisional upaya menekan resiko efek samping tersebut.
Kementerian Kesehatan mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.
1076/Menkes/SK/2003 tentang Pengobatan Tradisional dan Keputusan
5
Menteri Kesehatan No. 1109/Menkes/PER/IX/2007 tentang Penyelenggaraan
Pengobatan Komplementer-Alternatif di fasilitas kesehatan untuk mendukung
penyelenggaraan pengobatan tersebut. Pengobatan komplementer tradisionalalternatif adalah pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif (Kemenkes RI, 2012). Salah satu upaya
yang dianjurkan oleh pasien hiperkolesterolemia adalah rajin mengkonsumsi
makananan kaya akan serat seperti buah dan sayur. Salah satu buah yang
memiliki potensi untuk menurunkan kolesterol adalah buah naga merah
karena memiliki kandungan vitamin C, antioksidan, flavanoid, vitamin B3 dan
lainnya (Pertiwi, 2014).
1.5 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan adalah buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)
efektif terhadap penurunan kadar kolesterol total mencit (Mus musculus L.)
dibandingkan simvastatin.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lipid
Lemak disebut juga lipid adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi
sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lipid plasma
terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas yang
berasal dari makanan (eksogen) dan dari sintesis lemak (endogen). Suatu
molekul dikategorikan dalam lipid bila mempunyai kelarutan yang rendah
dalam air, larut dalam pelarut organik (eter, khlorofom) dan terdiri dari C
(karbon), H (hidrogen), dan O (oksigen) (Murray dkk, 2003). Fungsi lemak
adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel,
sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat
protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan
memelihara suhu tubuh (Nugroho, 2009). Menurut Lichtensein dan Jones
(2001), lemak yang penting adalah fosfolipid, trigliserida (lemak netral),
kolesterol, dan asam lemak.
2.2 Metabolisme Lipid
Lemak yang ada pada tubuh manusia tidak larut dalam plasma darah sehingga
harus berikatan dengan protein dan membentuk lipoprotein. Lipoprotein
7
tersebut ditransport ke dalam aliran darah melalui jalur eksogen dan endogen.
Selain itu, terdapat jalur reverse cholesterol transport yang khusus
berhubungan dengan metabolisme kolesterol HDL (Eduard, 2016; Adam,
2009).
2.2.1 Metabolisme Jalur Endogen
Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati akan disekresi ke
dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang
terkandung dalam VLDL adalah apolipoprotein B100. Dalam sirkulasi,
trigliserida di VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein
lipase (LPL), dan VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan
mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL. Sebagian dari VLDL,
IDL, dan LDL akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. LDL
adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol.
Sebagian dari kolesterol di LDL akan dibawa ke hati dan jaringan
steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang
mempunyai reseptor untuk kolesterol LDL. Sebagian lagi dari
kolesterol LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reseptor
scavenger-A (SRA) di makrofag dan akan menjadi sel busa (foam cell).
Makin banyak kadar kolesterol LDL dalam plasma, makin banyak yang
akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah
kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang
terkandung dalam LDL (Adam, 2009).
8
2.2.2 Metabolisme Jalur Eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserida dan
kolesterol. Selain kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus
juga terdapat kolesterol yang berasal dari hati yang diekskresi bersama
empedu ke usus halus. Baik lemak di usus halus yang berasal dari
makanan maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen.
Trigliserida dan kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam
enterosit mukosa usus halus. Trigliserida akan diserap sebagai asam
lemak bebas, sedangkan kolesterol sebagai kolesterol. Di dalam usus
halus, asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserida,
sedangkan kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol
ester dan keduanya bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein akan
membentuk lipoprotein yang dikenal dengan kilomikron (Adam, 2009).
2.3 Kolesterol
Kolesterol adalah salah satu jenis sterol yang berfungsi penting karena ikut
menjadi bagian struktural dari membran sel, juga sebagai bahan untuk
pembentukan berbagai hormon steroid, asam empedu dan vitamin D3 (Lubis
dkk, 2014).
Kolesterol merupakan sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi
dan sangat dibutuhkan tubuh, terutama untuk membentuk membran sel dalam
tubuh. Kolesterol juga berguna dalam pembentukan asam empedu, hormonhormon steroid dan vitamin D (Ning, 2004). Kolesterol dalam tubuh berasal
9
dari dua sumber utama, yaitu dari dalam tubuh sendiri (kolesterol endogen)
dan dari makanan (kolesterol eksogen). Semua jaringan yang mengandung
sel berinti seperti hati, korteks adrenal, kulit, usus, testis dan aorta sanggup
mensintesis kolesterol (Pareira, 2007).
Biosintesis kolesterol dibagi menjadi beberapa tahap (Murray dkk, 2003),
yaitu :
1. pembentukan HMG-KoA dari asetil-KoA
2. pembentukan mevalonat
3. pembentukan isopentil difosfat
4. pembentukan skualen
5. pembentukan sterol.
Menurut Wiryowidagdo dkk (2002), di dalam plasma darah terdapat beberapa
jenis kolesterol, yaitu:
- Very Low Density Lipoprotein (VLDL)
Merupakan lipoprotein yang dibentuk di dalam hati, yaitu lipoprotein
dengan densitas sangat rendah yang terutama terdiri atas trigliserida. VLDL
yang terbentuk di hati mengangkut kolesterol ke dalam plasma (Murray dkk,
2003).
- Intermediate Density Lipoprotein (IDL)
IDL ini kurang mengandung trigliserida (30%), lebih banyak kolesterol
(20%) dan relatif lebih banyak mengandung apoprotein B dan E. IDL
adalah zat perantara yang terjadi sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi
10
LDL, tidak terdapat dalam kadar yang besar kecuali bila terjadi hambatan
konversi lebih lanjut (Suyatna, 2007).
- Low Density Lipoprotein (LDL)
LDL yang terutama terdiri atas kolesterol, bersirkulasi dalam tubuh dan
dibawa ke sel-sel otot, lemak dan sel-sel lain. Penangkapan LDL oleh
reseptor LDL penting dalam pengontrolan kolesterol darah. Di dalam
pembuluh darah juga terdapat sel-sel perusak yang dapat merusak LDL.
Molekul LDL dioksidasi melalui jalur sel-sel perusak ini (scavenger
pathway), sehingga tidak dapat masuk kembali ke dalam aliran darah.
Kolesterol yang banyak terdapat dalam LDL akan menumpuk dalam sel-sel
perusak (Almatsier, 2001).
Fungsi utama dari low density lipoprotein (LDL) adalah membawa sterol ke
jaringan perifer yang digunakan untuk konstruksi membran atau
pembentukan hormon steroid (Samsuari, 2006). Metabolisme LDL diawali
dengan terikatnya partikel LDL pada reseptor spesifik apo B-100/E, yang
terletak pada permukaan sel (Prihantika, 2016). Jumlah LDL kolesterol
dalam darah dipengaruhi oleh tingkat keberadaan reseptor LDL. Reseptor
LDL adalah partikel protein yang dalam batas-batas tertentu berperan dalam
mengendalikan jumlah LDL kolesterol. Pengendalian dilakukan dengan
jalan menangkap LDL dan mengubahnya menjadi komponen yang berbeda
sifatnya. Berkurangnya jumlah reseptor LDL menyebabkan kadar LDL
dalam darah akan meningkat (Tisnadjaja, 2006).
11
- High Density Lipoprotein (HDL)
High Density Lipoprotein adalah jenis kolesterol yang membawa kolesterol
jahat (LDL kolesterol) dari arteri dan kembali ke hati. HDL kolesterol ini
sering disebut sebagai kolesterol baik, karena itu ada kebutuhan untuk
memiliki tingkat tinggi HDL dalam tubuh untuk melindungi terhadap
serangan jantung. Angka ideal untuk HDL kolesterol setidaknya 40mg/dl,
namun, jumlah ini dapat bervariasi untuk pria dan wanita, tetapi tidak boleh
lebih dari 60 mg/dl karena ini akan berarti lebih besar risiko stroke dan
penyakit jantung (Guyton dan Hall, 1997). HDL mengambil kelebihan
kolesterol dan fosfolipida yang ada di dalam aliran darah, serta sebagai
media transpor kolesterol bebas dari jaringan perifer ke hati untuk
dikatabolisasi dan diekskresi. HDL merupakan lipoprotein protektif yang
menurunkan risiko penyakit jantung koroner (Almatsier, 2001).
2.4 Trigliserida
Trigliserida merupakan hasil uraian tubuh pada makanan yang mengandung
lemak dan kolesterol. Setelah mengalami proses di dalam tubuh, trigliserida
akan diserap usus dan masuk ke dalam plasma darah kemudian akan
disalurkan ke seluruh jaringan tubuh dalam bentuk kilomikron dan very low
density lipoprotein (VLDL). Sebagai VLDL, trigliserida dibentuk oleh hati
dengan bantuan hormon insulin dari dalam tubuh. Sisa hidrolisis kemudian
akan dimetabolisme oleh hati menjadi kolesterol low density lipoprotein
(LDL). Kalori yang didapatkan tubuh dari makanan yang dikonsumsi tidak
akan langsung digunakan oleh tubuh melainkan disimpan dalam bentuk
12
trigliserida dalam sel-sel lemak di dalam tubuh yang berfungsi sebagai energi
cadangan tubuh (Samsuari, 2006).
2.5 Kolesterol Total
Kadar kolesterol total darah manusia sebaiknya < 200mg/dl, bila >200 mg/dl
berarti risiko meningkat. Bila kadar kolesterol darah berkisar antara 200- 239
mg/dl, tetapi tidak ada faktor risiko lainnya, maka biasanya tidak perlu
penanggulangan yang serius. Akan tetapi bila dengan kadar tersebut
didapatkan 2 faktor risiko lainnya, maka perlu pengobatan yang intensif
seperti halnya penderita dengan kadar kolesterol yang tinggi atau >240 mg/dl
(Anwar, 2004).
Perubahan asupan asam-asam lemak dari makanan dapat mengubah kadar
kolesterol darah total dengan mempengaruhi satu atau lebih mekanisme yang
melibatkan keseimbangan kolesterol. Kadar kolesterol darah cenderung
meningkat oleh ingesti asam-asam lemak jenuh yang terutam terdapat di
lemak hewan dan minyak tumbuhan tropis. Asam-asam lemak ini
merangsang sintesis kolesterol dan menghambat perubahannya menjadi
garam-garam empedu (Sherwood, 2001).
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol
- Hormon tiroid menginduksi peningkatan jumlah reseptor LDL pada sel hati,
yang akan meningkatkan kecepatan sekresi kolesterol, sehingga
konsentrasi kolesterol plasma akan menurun (Guyton dan Hall, 1997).
13
- Diet (asupan karbohidrat, lemak, kolesterol, serat)
Pembatasan diet kolesterol hingga kurang dari 200 mg/hari pada individu
normal dapat berakibat penurunan kolesterol serum hingga 10-15 %.
Asupan karbohidrat dapat meningkatkan kadar trigliserida serum secara
maksimum dalam 1-5 minggu. Hati mensekresi VLDL yang sangat
terpengaruh oleh asupan energi yang melampaui kebutuhan untuk aktivitas
fisik dan metabolisme basal. Pembatasan asupan lemak jenuh hingga 8%
dari total kalori diet khas orang Amerika Utara menunjukkan penurunan
sebesar 10-15% dari kadar kolesterol serum. Konsumsi serat terutama serat
larut air bermanfaat dalam menurunkan kadar kolesterol darah (Sherwood,
2001).
- Aktivitas fisik
Gerakan tubuh yang dilakukan otot-otot rangka untuk menghasilkan energi
dapat mengurangi faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.
Aktivitas fisik juga dapat meningkatkan kolesterol HDL, mengurangi
kolesterol LDL dan trigliserida, menurunkan tekanan darah dan
meningkatkan sensitivitas insulin. Aktivitas fisik pada hewan coba
dikendalikan dengan menggunakan kandang individu dan sistem
pengandangan sama sehingga tikus memiliki ruang gerak yang sama
(Rachmandiar, 2012).
14
2.7 Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol dalam serum di atas
batas normal. Pada keadaan normal kadar kolesterol dalam serum darah akan
terjaga pada batas normal karena pasokan kolesterol dari makanan akan
menghambat produksi kolesterol secara endogen dalam hati dengan
menghambat kerja HMG Ko-A reduktase (Murray dkk, 2003). Pada saat
dilakukan diet tinggi kolesterol tidak semua kelebihan kolesterol dapat
diekskresikan dari tubuh melalui hati yang merupakan jalur utama eliminasi
kolesterol. Hal ini terjadi karena hati tidak sanggup menyingkirkan kolesterol
dari lipoprotein LDL sehingga banyak kolesterol yang diendapkan dalam
dinding arteri (Guyton, 1996).
Hiperkolesterolemia dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya yaitu
hiperkolesterolemia primer terutama disebabkan oleh faktor genetik, usia,
jenis kelamin dan hiperkolesterolemia sekunder yang disebabkan oleh
kebiasaan diet lemak jenuh, kurangnya aktivitas fisik, obesitas serta sindrom
nefrotik (Matfin, 2003). Hiperkolesterolemia dapat merupakan
hiperkolesterol familial atau dapat disebabkan karena konsumsi kolesterol
tinggi. Menurut Prawitasari dkk (2011), hiperkolesterolemia familial (HF)
merupakan kelainan genetik tersering penyebab terjadinya penyakit jantung
koroner/aterosklerosis. Hiperkolesterol terutama fraksi LDL, adalah faktor
terpenting terbentuknya aterosklerosis (Murwani dkk, 2006).
15
2.8 Statin
Statin merupakan persenyawaan yang analog dengan struktur 3-hidroksi-3metilglutaril-koenzim A (HMGKoA). Obat pertama dari kelas ini adalah
kompaktin. Turunan yang dekat adalah lovastatin. Simvastatin, pravastatin,
dan fluvastatin adalah obat yang serupa (Katzung, 2002).
2.9 Simvastin
Gambar 1. Simvastatin (Suyatna, 2007)
Simvastatin adalah obat golongan statin yang larut lemak sehingga dapat
menembus sawar darah otak dan mempengaruhi aktivitas sistem saraf pusat.
Simvastatin bekerja dengan cara menghambat HMG-CoA reduktase secara
kompetitif pada proses sintesis kolesterol di hati. Simvastatin menghambat
HMG-CoA reduktase pada proses mengubah asetil-CoA menjadi asam
mevalonat (Witztum, 1996). Simvastatin mampu menurunkan kadar LDL
(low density lipoprotein) dan kolesterol total dalam 2-4 minggu. Kadar
(VLDL) very low densit lipoprotein dan TG juga dapat diturunkan, sedangkan
HDL (high density lipoprotein) dinaikkan sedikit (Tan dan Rahardja, 2007).
16
Menurut Suyatna dkk (1995), efek samping dari pemakaian simvastatin pada
manusia adalah miopati. Insiden terjadinya miopati cukup rendah (<1%).
Akan tetapi, pada pasien dengan risiko tinggi terhadap gangguan otot,
pemberian simvastatin harus diperhatikan . Wanita hamil tidak boleh
menggunakannya karena berdaya teratogen (mengakibatkan cacat pada bayi).
2.10 Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)
Klasifikasi menurut Kristanto (2008) adalah:
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Caryophyllales
Famili
: Cactaceae
Genus
: Hylocereus
Spesies
: Hylocereus polyrhizus
Gambar 2. Buah Naga Merah (Handayani, 2011)
17
2.10.1
Karakteristik tanaman
Buah naga merah berbentuk bulat lonjong seperti nanas yang memiliki
sirip warna kulitnya merah jambu dihiasi sulur atau sisik seperti naga.
Buah ini termasuk dalam keluarga kaktus, yang batangnya berbentuk
segitiga dan tumbuh memanjat. Batang tanaman ini mempunyai duri
pendek dan tidak tajam. Bunganya seperti terompet putih bersih,
terdiri atas sejumlah benang sari berwarna kuning (Bellec dkk, 2006).
Biji buah naga sangat banyak dan tersebar di dalam daging buah.
Bijinya kecil-kecil seperti biji selasih. Biji buah naga dapat langsung
dimakan tanpa mengganggu kesehatan. Biji buah naga dapat
dikecambahkan untuk dijadikan bibit. Buah naga terdiri atas empat
jenis, yaitu Hylocereus undatus dengan kulit buah berwarna merah
dan daging buah putih, Hylocereus polyrhizus dengan kulit buah
berwarna merah muda dengan daging buah merah, Selenicereus
megalanthus dengan kulit buah kuning dan daging buah putih, serta
Hylocereus costaricensis dengan kulit buah berwarna merah dan
daging buah super merah. Di sekujur kulit dipenuhi dengan jumbaijumbai berukuran 1-2 cm yang dianalogikan dengan sisik seekor naga
(Winarsih, 2007).
Buah naga termasuk tanaman tropis dan sangat mudah beradaptasi
pada berbagai lingkungan tumbuh dan perubahan cuaca seperti sinar
matahari, angin dan curah hujan. Curah hujan yang ideal untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini adalah sekitar 60
18
mm/bulan atau 720 mm/tahun. Sementara intensitas sinar matahari
yang disukai sekitar 70% – 80 %. Oleh karena itu tanaman ini
sebaiknya ditanam di lahan yang tidak terdapat naungan. Sirkulasi
udaranya harus baik. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini
akan lebih baik bila ditanam di daerah dataran rendah antara 0 – 350
m dpl. Suhu udara yang ideal bagi tanaman ini antara 26º - 36º C dan
kelembapan 70 – 90 %. Tanahnya harus beraerasi baik. Sementara
derajat keasaman (pH) tanah yang disukainya bersifat sedikit alkalis
6,5 – 7 (Hardjadinata, 2010).
2.10.2 Kandungan buah naga
Buah naga merah memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi
dibandingkan jenis yang putih. Kandungan zat gizi buah naga merah,
yaitu: air, protein, lemak, betakaroten , kalsium, fosfor, besi, vitamin
B1, vitamin B2, vitamin C, niasin. Selain zat gizi, buah naga merah
juga mengandung fitokimia yang baik bagi tubuh, diantaranya
flavonoid. Kandungan flavonoid pada daging buah naga merah
sebanyak 7,21 ± 0,02 mg CE/100 gram (Wu dkk, 2005).
Buah naga mengandung berbagai zat aktif yang dapat menurunkan
kadar kolesterol dan trigliserida darah, yaitu niasin, vitamin C serta
serat pangan dari bentuk pektin (Kristanto, 2008). Selain itu, buah ini
mengandung phytoalbumin antioxidant, polyunsaturated fatty acid
(PUFA) atau asam lemak tak jenuh ganda, besi, kalsium, fosfor,
protein (Ariffin dkk, 2008).
19
Zat makanan lain yang terkandung di dalam buah naga ialah serat ,
kalsium, zat besi, dan fosfor yang bermanfaat untuk mencegah
hipertensi (Zainoldin dan Baba,2009). Buah naga merah baik untuk
memperbaiki penglihatan mata karena kandungan karetonoidnya yang
tinggi (Raveh dkk,1998). Fitokimia berupa flavonoid di dalam buah
naga juga diketahui dapat mengurangi risiko kanker (Wu dkk, 2005).
2.11 Mencit (Mus musculus L.)
Mencit (Mus musculus) merupakan hewan mamalia hasil domestikasi dari
mencit liar yang paling umum digunakan sebagai hewan percobaan pada
laboratorium, yaitu sekitar 40%-80%. Banyak keunggulan yang dimiliki oleh
mencit sebagai hewan percobaan, yaitu memiliki kesamaan fisiologis dengan
manusia, siklus hidup yang relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak,
variasi sifat-sifatnya tinggi dan mudah dalam penanganan (Moriwaki dkk,
1994).
Gambar 3. Mencit (Mus musculus L.) (Prihantika, 2016)
20
Menurut Arrington (1972), sistematika mencit (Mus musculus L.)
berdasarkan taksonomi adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Rodentia
Famili
: Muridae
Genus
: Mus
Spesies
: Mus musculus L.
Menurut Retnaningsih (2008), mencit sering digunakan sebagai hewan
percobaan karena mencit memiliki beberapa keunggulan. Pertama, gen
mencit relatif mirip dengan manusia, kedua, merupakan binatang menyusui
(mamalia), kemampuan berkembangbiak mencit sangat tinggi, relatif cocok
untuk digunakan dalam eksperimen massal. Hewan percobaan adalah
hewan yang digunakan dalam penelitian biologis maupun biomedis dan
dipelihara secara intensif di laboratorium. Salah satu hewan laboratorium
yang sering digunakan adalah mencit (Mus musculus L.).
Mencit akan lebih aktif pada senja atau malam hari, mereka tidak
menyukai terang. Mereka juga hidup di tempat tersembunyi yang dekat dari
sumber makanan. Hewan ini memiliki kadar kolesterol normal tubuh
sebesar 26,0-82,4 mg/dl (Kusumawati, 2004). Nenek moyang mencit
berasal dari mencit liar yang mempunyai warna bulu agouti (abu-abu),
sedangkan pada mencit laboratorium lainnya berwarna putih. Mencit hidup
21
di daerah yang cukup luas penyebarannya, mulai dari iklim dingin, sedang,
maupun panas dan dapat hidup terus menerus dalam kandang atau secara
bebas sebagai hewan liar (Malole dan Pramono, 1989). Hewan ini dinilai
cukup efisien dan ekonomis karena mudah dipelihara, tidak memerlukan
tempat yang luas, memiliki waktu hamil yang singkat, dan banyak memiliki
anak per kelahiran (Retnaningsih, 2008). Mencit laboratorium digunakan
untuk penelitian dalam bidang obat-obatan, genetik, diabetes mellitus, dan
obesitas.
22
Menurut Prihantika (2016), data biologi mencit sebagai berikut :
Tabel 1. Data biologi mencit
Data Biologi
Berat badan jantan (gram)
Keterangan
20-40
Berat badan betina (gram)
18-35
Lama hidup (tahun)
1-3
Termperatur tubuh (°C)
36,5
Kebutuhan air
Ad libitum
Kebutuhan makanan (g/hari)
4-5
Pubertas (hari)
28-49
Lama kebuntingan (hari)
17-21
Mata membuka (hari)
12-13
Tekanan darah :
Sistolik (mmHg)
133-160
Diastolik (mmHg)
102-110
Kolesterol (mg/dl)
26,0- 82,4
23
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2017-Maret 2017 di Laboratorium
Zoologi dan Laboratorium Biomolekuler Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang mencit
berupa bak plastik berukuran 30 x 25 x 10 cm dilengkapi dengan kawat kasa
untuk menutup bak plastik agar mencit tidak keluar, tempat pakan dan
minumannya. Sekam sebagai alas tempat mencit. Jarum sebagai alat untuk
mengambil darah mencit, spuit 1 ml dan sonde lambung untuk pemberian
pakan tinggi kolesterol pada mencit. Pengukus dan blender untuk membuat
suspensi otak sapi. Alat test strip kolesterol (Easy Touch check) dan strip
kolesterol untuk mengukur kadar kolesterol total.
Adapun bahan yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan, buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus), simvastatin, pakan standar berupa pellet, makanan
tinggi kolesterol berupa 1 ml suspensi otak sapi, tisu untuk membersihkan
luka mencit dan alkohol sebagai bahan untuk membersihkan luka pada mencit.
24
3.3 Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan mencit jantan
sebagai hewan uji. Rancangan yang digunakan dalam penelitan ini
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Menurut Federer (1991), untuk
menghitung besar sampel digunakan rumus sebagai berikut :
t (n-1) ≥15
Nilai t pada rumus tersebut adalah jumlah perlakuan yang diberikan selama
percobaan, sedangkan nilai n merupakan jumlah pengulangan atau jumlah
sampel dalam setiap kelompok perlakuan. Dari rumus di atas dapat dilakukan
perhitungan besaran sampel sebagai berikut:
t ( n-1 ) ≥ 15
5 ( n-1 ) ≥ 15
5n-5 ≥ 15
5n ≥ 20
n ≥ 20/5
n≥4
Dari rumus yang digunakan, diperoleh jumlah minimal sampel yang
digunakan adalah 4, namun pada penelitian ini besar sampel yang digunakan
adalah 5 ekor mencit per kelompok. Maka jumlah sampel yang diperlukan
untuk percobaan ini adalah sebanyak 25 ekor mencit.
25
3.4 Pelaksanaan Penelitian
a. Persiapan Kandang dan Hewan Uji
Kandang mencit yang digunakan sebanyak 25 unit beserta penutupnya di
cuci hingga bersih dan diberi alas berupa sekam padi. Dalam penelitian ini
digunakan mencit jantan sebanyak 25 ekor dengan berat badan 20-40 gram
yang diperoleh dari Balai Veteriner Lampung. Sebelum penelitian dimulai
mencit diaklimasi selama 7 hari dalam kondisi laboratorium. Setiap hari
mencit diberi pakan standar dan air minum aquabides.
b. Pembuatan Pakan Tinggi Kolesterol
Pakan tinggi kolesterol khusus untuk meningkatkan kadar kolesterol
diberikan setiap hari selama 15 hari. Otak sapi diolah dengan cara
mengukusnya terlebih dahulu kemudian diblender dan ditambahkan air
sebanyak 1:1. Dalam 100 gram otak sapi terkandung sekitar 2 gram
kolesterol dan 2,9 gram asam lemak jenuh (Prihantika, 2016).
c. Persiapan dosis simvastatin
Dosis simvastatin yang digunakan mengikuti penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Surialaga (2013), untuk hewan mencit yaitu dengan dosis
=
0,0026x10mg
0,02 kg
= 1,3 mg x 30g
= 0,52 mg/ekor/hari.
26
Sehingga dosis yang digunakan pada mencit setiap harinya adalah
0,52 mg/ekor/hari.selama 15 hari.
d. Persiapan ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)
Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang digunakan untuk
penelitian ini dibeli dari sebuah supermarket di Bandar Lampung. Untuk
mendapatkan pulp dari buah naga, buah tersebut dikupas manual
menggunakan pisau stainless steel. Daging buah yang telah dikupas dan di
potong dadu sekitar 2-3 gram diblender selama 1-2 menit sampai pulp
berubah ke bentuk pasta. Setelah sampel homogen kemudian lakukan
proses freeze dry untuk menurunkan kadar air sehingga proses ekstraksi
lebih efisien. Kemudian sampel dimasukkan ke dalam tabung silinder dan
kemudian ditambahkan 250 ml etanol 70%. Setelah itu dikocok selama 48
jam, lalu campuran tersebut disaring menggunakan kertas filter Nomor 4.
Semua maserat etanol digabungkan dan diuapkan dengan menggunakan
alat penguap vakum putar (rotary evaporator) pada temperature 400C
selama 4 jam. Ekstrak etanol ditangguhkan 1% CMC (karboksimetil
selulosa) dan siap untuk digunakan (Kanedi dkk, 2016).
e.
Persiapan dosis ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)
Berdasarkan penelitian Heryani (2016), dosis buah naga yang paling
mempengaruhi dalam penurunan kadar kolesterol pada mencit yang
diberikan perlakuan adalah 600 gram. Dengan demikian dosis yang
dipilih dalam penelitian ini adalah:
27
Perlakuan 1
= dosis x berat badan
= 600 mg x 0,03 kg
= 18 mg/ekor/hari
Perlakuan 2
= dosis x berat badan
= 700 mg x 0,03 kg
= 21 mg/ekor/hari
Perlakuan 3
= dosis x berat badan
= 800 mg x 0,03 kg
= 24 mg/ekor/hari
f. Pemberian Perlakuan
Pemberian perlakuan mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok dilakukan
setelah kadar kolesterol darah mencit mencapai di atas 100 mg/dl.
Penelitian ini akan dilakukan selama 30 hari. Untuk kelompok perlakuan,
hari ke-1 hingga ke-15 mencit diberikan pakan tinggi kolesterol berupa
otak sapi (Prihantika, 2016) dan hari ke- 15 hingga ke -30 mencit
diberikan perlakuan menggunakan ekstrak buah naga merah sesuai dosis
yang sudah ditentukan (Heryani, 2016). Adapun kelompok perlakuannya
adalah :
28
Kontrol (-) :
pakan standar berupa pellet sampai akhir masa
penelitian selama 30 hari.
Kontrol (+) :
pakan tinggi kolesterol yang terdiri atas 1 ml suspensi
otak sapi yang diberikan menggunakan sonde lambung,
pakan standar berupa pellet dan simvastatin dengan
dosis 0,52 mg/ekor/hari.
Perlakuan 1 : pakan tinggi kolesterol yang terdiri atas 1 ml suspensi
otak sapi, pakan standar berupa pellet dan ditambahkan
ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)
dengan dosis 18 mg/ekor/hari.
Perlakuan 2 : pakan tinggi kolesterol yang terdiri atas 1 ml suspensi
otak sapi, pakan standar berupa pellet dan ditambahkan
ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)
dengan dosis 21 mg/ekor/hari.
Perlakuan 3 : pakan tinggi kolesterol yang terdiri atas 1 ml suspensi
otak sapi, pakan standar berupa pellet dan ditambahkan
ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)
dengan dosis 24 mg/ekor/hari.
g. Pemeriksaan Parameter
Darah sebanyak 0,5 cc diambil pada setiap mencit melalui vena pembuluh
dari ekor mencit dengan menggunakan jarum yang sebelumnya telah
dipuasakan selama 8 jam terlebih dahulu. Pengambilan darah dilakukan
pada awal perlakuan, setelah pemberian pakan tinggi lemak yaitu pada hari
29
ke-15 untuk menunjukkan kadar kolesterol darah hiperkolesterolemia
mencapai di atas 100 mg/dl dan selanjutnya pengambilan darah pada akhir
perlakuan dilakukan pada hari ke-30 setelah pemberian ekstrak buah naga
merah (Hylocereus polyrhizus).
h. Analisis Data
Data yang diperoleh dari parameter uji berupa berat badan dan kadar
kolesterol darah total yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji
ANOVA pola searah dengan taraf signifikasi α = 5% dan jika ada
perbedaan antar perlakuan akan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf
signifikasi α = 5%.
30
3.5 Diagram Alir Penelitian
Persiapan Penelitian
-
Alat dan Bahan
Hewan Uji
Mencit diaklimasi selama 7 hari
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
Diberikan
pakan
standar
berupa
pellet
Diberikan
1 ml
suspensi
otak sapi +
simvastatin
0,026/ekor/
hari
Kelompok
Perlakuan
I
Diberikan
1 ml
suspensi
otak sapi +
ekstrak
buah naga
merah 18
mg/ekor
/hari.
Kelompok
Perlakuan
II
Diberikan
1 ml
suspensi
otak sapi+
ekstrak
buah naga
merah 21
mg/ekor
/hari.
Kelompok
Perlakuan
III
Diberikan
1 ml
suspensi
otak sapi +
ekstrak
buah naga
merah 24
mg/ekor
/hari.
Pengambilan darah sampel sebanyak 0,5 cc setiap mencit
Pengambilan darah sampel
sebanyak
0,5 cc setiap
mencit
Pemeriksaan
parameter
Analisis data
Gambar 4. Diagram Alir Penelitian
44
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1.
Ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) lebih efektif
menurunkan kadar kolesterol total mencit (Mus musculus L.)
hiperkolesterolemia dibandingkan simvastatin.
2.
Pemberian ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dengan
dosis 24 mg/ekor/hari merupakan dosis terbaik dalam menurunkan kadar
kolesterol total pada mencit (Mus musculus L.) hiperkolesterolemia.
5.2 Saran
Perlu dilakukan uji farmakologi sebagai uji lanjutan untuk penggunaannya
pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, J.M.F. 2009. Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi V Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI.
Adesta, F.E.A. 2010. Pengaruh Pemberian Simvastatin Terhadap Fungsi Memori Jangka
Pendek Tikus Wistar Hiperlipidemia. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro: Semarang.
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Almatsier, S. 2003. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
64 – 72,185 – 200, 271.
Angela, S.H. 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyantha)
Terhadap Kadar Trigliserida Serum Tikus Jantan Galur Wistar Hiperlipidemia.
[Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro : Semarang.
Anwar, TB.2004. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner [Tesis].
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara : Medan.
Ariffin, A.A.B, Jamilah, T., Chin, P., Rahman, R.A., Karim, R & Loi, C.C. 2008. Essential
fatty acids of pitaya (dragon fruit) seed oil. Food Chemistry (in Press).
Arrington, L. R. 1972. Introductory Laboratory Animal Science, the Breeding,
Care and Management of Experimental Animal. The Interstate Printers and Publisers,
Inc. Denville.
Bellec L F, Vaillant, F., Imbert, E. 2006. Pitahaya (Hylocereus spp.): A new fruit crop, a
market with a future. Fruits, 61: 237-250.
Davidson, M. H. 2003. Niacin: a powerful adjunct to other lipid-lowering drugs in reducing
plaque progression and acute coronary events. Current Atherosclerosis Report. 5: 418422
Eduard. 2016. Pengaruh Pemberian Tempe Terhadap Fraksi Lemak Darah
Mencit Obesitas [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung : Bandar
Lampung
Federer W. 1991. Statistics and Society: Data Collection and Interpretation. 2nd Edition.
New York: Marcel Dekker
Guyton, A.C.1996. Buku Ajar Fisiologi Edisi Tujuh. Alih Bahasa, Tengadi, dkk. Jakarta:
EGC.
Guyton, A.C. dan J.E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-9.
Irawati Setiawan. Editor Bahasa Indonesia. ECG. Jakarta. hlm: 1079, 1085,
1087, 1088, 1090, 1192, 1226.
Handayani, S. 2011. Kandungan Kimia Beberapa Tanaman dan Kulit Buah Berwarna Serta
Manfaatnya Bagi Kesehatan. [Skripsi]. Tim PPM Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA.
Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta.
Harindraputra, R. 2009. Pengaruh pemberian seduhan rosela (Hibiscus sabdariffa) terhadap
kadar kolesterol total darah tikus putih (Rattus norvegicus). [Skripsi]. Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret : Surakarta.
Hardjadinata, S. 2010. Budi Daya Buah Naga Super Red Secara Organik. Penebar Swadaya:
Jakarta.
Heryani, R. 2016. Pengaruh Ekstrak Buah Naga Merah Terhadap Profil Lipid Darah Tikus
Putih Hiperlipidemia. Jurnal STIKes Pekanbaru Medical Center. Pekanbaru Riau
Himani,B., Bisht S., Nath B., Yadav M., Singh V., and Singh M. (2013). Misai Kuching: A
Glmpse of Maestro. Internasional Journal of Pharmaceutical Sciences Review and
Research, 22 (2),55-59.
Jamila, B., Shu, C. E., Kharidah, M., Dzulkifly, M.A and Noraniza n, A. 2011. Physicochemical characteristics of red pitaya (Hylocereuspolyrhizus) peel. Journal of
Agricultural Food Chemistry, 18: 279-286
Javed, I., Rahman, Z.U., Khan, M.Z., Muhammad, Aslam., Iqbal, Z. Sultan. 2009.
Antihyperlipidaemic efficacy of Trachyspermum ammi in albino rabbits.
Acta Vet Brno 78: 229–236.
Kanedi, M., Sutyarso., Nurjanah, S., Wahidah,L.K .2016. Testicular Dysfunction in Male
Rats Reversed by Ethanolic Extract of Pitaya Fruit. Journal of Diseases and Medicinal
Plants 2016; 2(4): 51-55.
Kaplan, N. M. & Stamler J. 1994. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: EGC
Katzung, B. G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi II. Jakarta, Salemba Medika.
Halaman 671, 677-678.
Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan dan
Obesitas pada Anak Sekolah. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kristanto, D. 2008. Buah Naga : Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Jakarta:Penebar
Swadaya.
Kusumawati, D. 2004. Bersahabat dengan Hewan Coba. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Lestari E., 2005. Pengaruh Penambahan Bekatul Terhadap Kadar Kolesterol. [Skripsi].
Universitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta.
Lichtenstein, A.H., Jones, P.J.H. 2001. Lipids absorption and transport. In Present
Knowledge in Nutrtion. 8th Ed. p 93-103/ ISLI Press, Washington DC.
Lubis L.D.U.A., Sihombing, D.O.L., Setiowati, N., Sophiana, S .2014. Fungsi Empedu dalam
Pencernaan Lemak . Jurnal Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan
Lullmann H, Mohr K, Hein L, Bieger D (2005). Color Atlas of Pharmacology. Edisi ke
3.Stuttgart : Thieme. Pp : 254-255.
Mahattanatawee K, Manthey JA, Luzio G, Talcott ST, Goodner K, Baldwin EA. 2006. Total
Antioxidant Activity and Fiber Content of Select Florida-grown Tropical Fruits. Journal
of Agricultural and Food Chemistry, 54 (19): 7363-7355
Malole, M.B.M. and Pramono, C.S.U. 1989.Pengantar Hewan-Hewan Percobaan di
Laboratorium. Pusat Antara Universitas Bioteknologi IPB: Bogor.
Maryanto S.,Yustinus. 2004. Pengaruh pemberian jambu biji (Psidium guajava L) pada lipid
serum tikus (Sprague dawley) hiperkolesterolemia. Jurnal Media Medika Indonesia.
39(2):10-16
Matfin, G. 2003. Disorders of Blood Flow in the Systemic Circulation in Phatophysiology
Concepts of Alterd Health States. Lippincott Willians and Wilkins.
Moriwaki, K.T., Shiroishi, H., Yonekawa. 1994. Genetic in Wild Mice. Its Aplication to
Biomedical Research. Tokyo: Japan Scientific Sosieties Press. Karger.
Moses, S. 2008. Pharmacology Center. [Internet]. Available at :
http://www.fpnotebook.com/cv/Pharm/Ncn.htm
Murray, R.K., Granner, dan Rodwell. 2003. Biokimia Harper. Andry Hartono.
Penerjemah. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Terjemahan dari : EGC.
Murwani., Ali, M., Maliartha, K. 2006. Diet Aterogenik pada Tikus (Rattus novergicus strain
Wistar) Sebagai Model Hewan Aterosklerosis. Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol. XXII.
Ning, H. 2004. Jenis Tanaman Obat Untuk Diabetes Melitus. Dalam: Menumpas Diabetes
Mellitus bersama Mahkota Dewa. Jakarta: PT. Agro Media Pustaka. h. 30-1.
Nugroho, H.S.W. 2009. Metabolisme Lipid. [Internet]. Available at :
http://www.scribd.com/doc/21052341/5-Metabolisme-Lipid. (27 Juli 2009).
Oenzil, F. 2012. Gizi Meningkatkan Kualitas Manusia. Jakarta : EGC
Pareira F.M.M, 2007. Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Putih (Hylocereus undatus
H.)Terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Putih (Rattus norvegicus). [Skripsi]. Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret : Surakarta.
Pertiwi WA. 2014. Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)
terhadap Kadar HDL Pria Dislipidemia. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro : Semarang.
Prawitasari, T.,Sastroasmoro, S., Sjarif DR. 2011. Skrinnimg Sistematik Terhadap
Hiperkolesterolemia Familial Pada Anak. Sari Pediatri.13(2):152-8.
Prihantika, S., 2016. Pemberian Sargassum sp. dan Taurin Terhadap Penurunan Kadar
Kolesterol Total Mencit (Mus musculus L.) Jantan Hiperkolesterolemia. [Skripsi].
FMIPA Biologi Universitas Lampung : Bandar Lampung.
Prior, R. 2003. Fruit and Vegetables in The Prevention of Cellular Oxidative
Damage. Arkansas. The American Journal of Clinical Nutrition. Vol. 78:
570-578.
Rachmandiar, R., 2012. Perbedaan Pengaruh Jus Kacang Merah, Yoghurt Susu Dan Yoghurt
Kacang Merah Terhadap Kadar Kolesterol Total Dan Trigliserida Serum Pada Tikus
Dislipidemia. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro: Semarang.
Raveh, E., Nerd, A. And Mizrahi, Y. 1998. Responses of Two Hemi Epiphytic
Fruit Crop Cacti to Different Degrees of shde. Scientia Holticultura, 73:
151-164.
Retnaningsih, C.H. 2008. Potensi Fraksi Aktif Antioksidan, Anti Kolesterol Kacang Koro
(Mucuna pruriens) dalam Pencegahan Arteroskerosis. Laporan
penelitian Hibah Bersaing DIKTI 2008/2009 UKS Semarang.
Riansari, A., 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyantha) Terhadap
Kadar Kolesterol Total Serum Tikus Jantan Galur Wistar Hiperlipidemia. [Skripsi].
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro: Semarang.
Santoso, A. 2011. Serat Pangan (Dietary Fiber) dan Manfaatnya. Magistra No. 75 Th. XXIII
Samsuari. 2006. Penelitian Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut Eucheuma
cottonii di Wilayah Perairan Kabupaten Jeneponto propinsi Sulawesi Selatan. [Skripsi].
Institut Pertanian Bogor : Bogor.
Saragih. S. 2009. Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri (Apium graveolens L.) terhadap
Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot (Cavia cabaya). [Skripsi]. Medan : Universitas
Sumatera Utara.
Schroder H, Marrugat J, Elosua R, Covas M.I. 2003. Relationship between body
mass index , serum cholesterol , leisure-time physical activity , and diet in a
Mediterranean Southern-Europe population. Brit J Nutr. 90: 431–39.
Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Edisi ke-2. Brahm U.
Pendit. Alih Bahasa. EGC. Jakarta. Hlm. 291-292.
Shipp J, Abdel-Aal, 2010. Food Applications and Physiological Effects of Anthocyanins as
Functional Food Ingredients. In: The Open Food Science Journal, 4: p. 7-22
Siswono. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia PUstaka Utama. Jakarta
Sotyaningtyas, C. 2007. Sehat & Segar dari Alam. [Internet]. Available at :
http://theeazayoe.blogspot.com/2007_07_01_archive.html
Surialaga, S., 2013. Efek Antihiperkolesterol Jus Buah Belimbing Wuluh (Averhoa bilimbi
L.) terhadap Mencit Galur Swiss Webster Hiperkolesterolemia. Jurnal Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran: Bandung
.
Suyatna FD, Zunilda SB, Setiawati A. Pengantar Farmakologi. 1995. Dalam: Ganiswarna
SG, Setiabudi R, Suyatna ED, Purwantyastuti, Nafrialdi, Editors. Farmakologi dan
Terapi, Edisi 4 ( Cetak ulang 2001). Jakarta: Bagian Farmakologi FKUI ;1-23
Suyatna FD. 2007. Hipolipidemik. Hlm 373–388 Dalam: Gunawan SG, Setiabudy R,
Nafrialdi, Elysabeth. (ed). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Gaya Baru.
Tan, H.T., dan Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting Khasiat,
Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam, 262, 269-271,
PT. Elex Media Komputindo, Jakarta
Tisnadjaja, D. 2006, Bebas kolesterol & demam berdarah dengan angkak, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Wijayakusuma, H. 2000. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Darah Tinggi. Cetakan VI.
Jakarta : Penebar Swadaya.
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Wiryowidagdo, S. 2002. Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi,
dan Kolesterol. Cetakan ketiga. Jakarta: Penerbit PT. Agromedia Pustaka.
Hal 35-38.
Witztum, J.L. 1996. Drugs Used in tha Treatment of Hyperlipoproteinemias. In: Molinoff,
P.B., and Ruddon, R.W. (editor). Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basic Of
Therapeutics. Ninth Edition. New York : McGraw Hill, Inc. Page 887.
Wu, J. dan H. Prentice. 2005. Role of Taurine in The Central Nervous System.
Journal Biomedical Science.
Wybraniec, S., Platzner, L., Geresh, S., Gottlieb, H.E., Heimberg, M., Mogilnitzki, M. And
Mizrahi, Y. 2001. Betacyanin from vine cactus Hylocereus Polyrhizus. Phytochemistry,
58:1209-1212.
Zainoldin, K., and Baba, A.S. 2009. The effect of Hylocereus polyrhizu sand Hylocereus
undatus on physicochemical, proteolysis, and antioxidant activity in yoghurt. World
Academy of Science, Engineering, and Technology (60): 361-366.
Zimmerman, M. 2001. Burgerstein’s handbook of nutrition, micronutrients in the prevention
and therapy of disease. Tubingen, Germany: Gulde Druck 30: 2753-2759.
Download