tatalaksana kanker paru karsinoma bukan sel kecil (kpkbsk) stage iv

advertisement
TATALAKSANA KANKER PARU KARSINOMA BUKAN SEL KECIL (KPKBSK)
STAGE IV
1. STAGE IV A
Tatalaksana pada pasien dengan stage IV A adalah pengobatan paliatif bukan kuratif.
Pasien sebaiknya diperiksa EGFR, bila EGFR (-) diberikan kemoterapi (Performance Status (PS) 02) dan Best Supportive Care dengan atau tanpa radiasi paliatif (PS 3-4). Bila dalam evaluasi
terjadi progresif, terapi dapat diganti menjadi kemoterapi lini kedua. Bila dalam evaluasi tumor
menetap, terapi kemoterapi lini pertama dilanjutkan sampai 6 siklus dan dievaluasi dikembali.
Bila dalam evaluasi kembali tumor progresif, terapi diganti dengan kemoterapi lini kedua. Bila
tumor menetap, kemoterapi dilanjutkan dengan regimen yang sama sampai tumor progresif
atau dapat diberikan maintenance therapy atau erlotinib. Penggunaan kemoterapi lini kedua
diberikan sesuai dengan PS pasien, Kemoterapi lini kedua diberikan pada PS pasien 0-2 dan Best
Supportive Care dengan atau tanpa radiasi paliatif pada PS 3-4. Pada pasien dengan EGFR (+)
dapat diberikan erlotinib, tetapi bila pasien tidak mampu dengan erlotinib dapat diberikan
kemoterapi lini pertama. Pasien yang memeriksa EGFR pada saat pemberian kemoterapi lini
pertama dan hasil (+), kemoterapi dapat diganti dengan erlotinib. Bila dalam evaluasi tumor
menjadi progresif, erlotinib dapat dilanjutkan bila pasien tidak ada keluhan. Bila pasien ada
keluhan, terapi dibagi menjadi keluhan di otak atau sistemik. Tatalaksana disesuaikan dengan
keluhan yang dirasakan pasien.
Pada pasien dengan tampilan umum yang baik dan lokasi tumor sentral dengan
kemungkinan
ancaman
kegawatan
respirasi
dapat
diberikan
radioterapi.
Teknik
kemoradioterapi adalah konkuren.
Regimen kemoterapi yang dapat diberikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Pemberian kemoterapi minimal diberikan dua kali sebelum dievaluasi total pemberian
kemoterapi. Pasien biasanya dapat diberikan 4-6 kali dan sebaiknya dievaluasi setelah
pemberian siklus 3-4 kali.
No
1*
2*
3**
4*
5*
6*
7*
8*
9*
10**
11*8
Paduan
Sisplatin
Etoposid
(siklus 21 - 28 hari)
Karboplatin
Etoposid
(siklus 21 - 28 hari)
CAP II
 Siklofosfamid
 Adriamisin
 Sisplatin
(siklus 21 - 28 hari)
Paklitaksel
Sisplatin
(siklus 21 hari)
Paklitaksel
Karboplatin
(siklus 21 hari)
Dosetaksel
Sisplatin
(siklus 21 hari)
Dosetaksel
Karboplatin
(siklus 21 hari)
Gemsitabin
Sisplatin
(siklus 21 hari)
Gemsitabin
Karboplatin
(siklus 21 hari)
CAMP
 Siklofosfamid
 Adriamisin
 Metotreksat
 Prokarbazine
(siklus 28 hari)
Ifosfamide
Mesna, hari ke-1, 2 & 8
Mitomisin-C, hari ke-1
(siklus 28 hari)
Catatan
*dosis yang direkomendasi Pokja Kanker PDPI
** dosis yang direkomendasi UICC
Dosis
Pemberian
50 – 60 mg/m2
100 mg/m2
Hari ke-1
Hari ke-1, 2 & 3
AUC 5-6
100 mg/m2
Hari ke-1
Hari ke-1, 2 & 3
400 mg/m2
40 mg /m2
60 mg/m2
Hari ke-1
Hari ke-1
Hari ke-1
175 mg/m2
60 mg/m2
Hari ke-1 & 8
Hari ke-1
175 mg/m2
AUC 5-6
Hari ke-1 & 8
Hari ke-1
175 mg/m2
60 mg/m2
Hari ke-1 & 8
Hari ke-1
175 mg/m2
AUC 5-6
Hari ke-1 & 8
Hari ke-1
1250 mg/m2
60 mg/m2
Hari ke-1 & 8
Hari ke-1
1250 mg/m2
AUC 5 –6
Hari ke-1 & 8
Hari ke-1
300 mg/m2
20 mg/m2
15 mg/m2
100 mg/m2
Hari ke-1 & 8
Hari ke-1 & 9
Hari ke-1 & 8
Hari ke-1 s/d 10
2000 mg/m2
400 mg/m2
6 mg/m2
Hari ke-1, 2 & 3
Hari ke-1, 2 & 3
Hari ke-1
Dosis radiasi yang dapat diberikan umumnya 5000-6000 cGy, dengan cara pemberian
200 cGy/kali selama 5 hari perminggu. Pada pasien dengan PS 3-4 dapat diberikan radiasi
paliatif bila terdapat Sindrom Vena Kava Superior (SVKS) dan terdapat penyakit paru yang
menimbulkan gejala. Dosis radiasi yang diberikan sebagai berikut:
Sindrom SVKS
30-45 Gy
3 Gy
2-3 minggu
Penyakit Paru dengan gejala (+) dengan
17 Gy
8,5 Gy
1-2 minggu
8-20 Gy
4-8 Gy
1 hari-1 minggu
PS 3-4
Metastasis dengan PS 3-4
2. STAGE IV B
Metastasis di otak dan hanya terdapat satu nodul dapat dilakukan operasi reseksi tumor
dengan dilanjutkan dengan radioterapi seluruh otak atau Stereotactic Radiosurgery (SRS) atau
SRS dengan radioterapi seluruh otak. Lesi tumor di paru dievaluasi dan bila stage 1-2B dapat
dilakukan operasi reseksi tumor di paru dan dilanjutkan dengan kemoterapi atau dilakukan
Stereotactic ablative radiotherapy of lung lesion atau kemoterapi yang dilanjutkan dengan
operasi reseksi tumor di paru. Bila tumor di paru stage minimal 3A, dapat dilakukan terapi
dengan pemberian kemoterapi, kemoradioterapi dan Best Supportive Care dengan atau tanpa
radiasi paliatif sesuai dengan stage dan PS pasien. Bila nodul lebih dari satu dapat dilakukan
radioterapi paliatif dan dilanjutkan dengan tatalaksana tumor di paru dengan kemoterapi,
kemoradioterapi dan Best Supportive Care tergantung PS pasien. Pada metastasis nodul soliter
di kelenjar adrenal dan stage tumor di paru masih stage 1-2B dapat diberikan terapi lokal
dengan radioterapi. Tumor di paru dilakukan operasi reseksi tumor dan dilanjutkan dengan
kemoterapi atau dilakukan Stereotactic ablative radiotherapy of lung lesion atau kemoterapi
yang dilanjutkan dengan operasi reseksi tumor di paru. Pada metastasis nodul soliter tetapi
tumor paru stage minimal 3A dan pada multipel nodul, dapat dilakukan radiasi paliatif dan
tumor di paru dilakukan dengan kemoterapi, kemoradioterapi dan Best Supportive Care
tergantung PS pasien. Pada metastasis di tulang, dapat diberikan radioterapi paliatif untuk
mengurangi nyeri yang dirasakan pasien. Dosis radiasi tergantung dengan ada tidaknya tumor
di jaringan ikat. Bila terdapat tumor di jaringan ikat, dosis radiasi adalah 20-30 Gy, dengan dosis
sekali pemberian 3-4 Gy selama 1-2 minggu. Bila tidak ada tumor di jaringan ikat, dosis radiasi
adaah 8-30 Gy, dengan sekali pemberian 3-8 Gy selama 1 hari sampai 1 minggu. Tumor di paru
dapat ditatalaksana dengan kemoterapi, kemoradioterapi dan Best Supportive Care tergantung
PS pasien. Pada tumor di hepar bila nodul soliter dapat dipertimbangkan terapi lokal dengan
radioterapi dan bila nodul multipel dapat dipertimbangkan radiasi paliatif. Tumor di paru
ditatalaksana dengan kemoterapi, kemoradioterapi dan Best Supportive Care tergantung PS
pasien.
Dr. Achmad Faik
Download