PENDAHULUAN Obat pereda sakit kepala dengan 2 kandungan zat aktif, parasetamol dan kafein, telah diproduksi oleh perusahaan farmasi dengan memenuhi cara pembuatan obat yang baik (CPOB) yang dipersyaratkan oleh badan pengawasan obat dan makanan (BPOM). Parasetamol memiliki sifat analgesik yang efektif untuk menghilangkan rasa nyeri ringan dan mengobati sakit kepala, sedangkan kafein berfungsi sebagai stimulan (ASHSP 2001). Obat pereda sakit kepala tablet diproduksi dalam jumlah yang semakin bertambah seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen. Penambahan jumlah produksi berdampak terhadap penambahan jumlah analisis yang dilakukan sebagai jaminan kualitas produk. Oleh karena itu, diperlukan metode analisis yang cepat dan tepat untuk memenuhi keperluan tersebut. Metode penetapan kadar parasetamol dan kafein dalam obat sakit kepala menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) hasil pengembangan in house oleh RnD menggunakan fase gerak asetonitril 10%, fase diam RP-18 125 × 4 mm 5µm, waktu alir 1.0 mL/menit dapat memisahkan parasetamol dan kafein dengan resolusi 13.2, waktu retensi parasetamol ±3.2 menit, kafein ±9.1 menit, dan lama waktu pengujian ±10 menit (Scientist 2003). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengoptimasi kondisi pengujian tersebut sehingga dapat mempersingkat waktu analisis untuk mencapai efisiensi pengujian. Modifikasi dengan melakukan perubahan komposisi fase gerak dan waktu alir. Kondisi optimum ditentukan menggunakan metodologi permukaan respons. Kondisi terpilih kemudian divalidasi untuk memastikan bahwa metode memberikan hasil uji yang terpercaya dan digunakan untuk analisis rutin. Parameter validasi meliputi batas deteksi, batas kuantitasi, kecermatan, kesaksamaan, linearitas, ketangguhan, dan kekuatan metode. TINJAUAN PUSTAKA Tablet Obat Sakit Kepala Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, tablet dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan kempa. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembap pada tekanan rendah dalam lubang cetakan (Depkes RI 1995). Bahan yang digunakan dalam pembuatan obat terdiri atas bahan utama (zat aktif) dan bahan tambahan (zat aditif). Bahan utama adalah zat kimia yang berfungsi menyembuhkan penyakit yang dialami oleh penderita, sedangkan bahan tambahan adalah zat kimia yang berfungsi menambah bobot yang diinginkan, mempermudah proses pencetakan, atau mempermudah proses pengikatan pada saat semua bahan obat tercampur. Obat sakit kepala tablet diproduksi dengan sediaan padat berbentuk tablet bundar berwarna putih, tidak berbau, berasa pahit, diameter 13 mm, dan memiliki kandungan bahan utama 500 mg parasetamol dan 30 mg kafein. Bahan tambahan terdiri atas larutan natrium benzoat sebagai pengikat pada proses granulasi basah sekaligus pengawet, bahan pengisi yang terdiri atas Primojel dan Kolidon, sedangkan fase luar terdiri atas Mg stearat dan Aerosil 200 yang berfungsi memudahkan proses pencetakan. Parasetamol Parasetamol atau dikenal sebagai asetaminofen (Gambar 1) merupakan zat aktif berbentuk serbuk hablur putih dan tidak berbau dengan rumus kimia C8H9NO2 dan bobot molekul 151.16 g/mol. Parasetamol larut di dalam air mendidih dan NaOH 1 N, serta mudah larut dalam etanol. Suhu leburnya 168– 172 oC, sisa pijar ≤0.1%, kadar air ≤0.5%, dan logam berat ≤0.001% (Depkes RI 1995). Parasetamol sangat stabil di dalam air dan memiliki kestabilan maksimum pada kisaran pH 5–7 (Connors et al. 1986). Parasetamol merupakan senyawa turunan dari p-aminofenol yang memiliki sifat analgesik dan antipiretik. Parasetamol memberi efek analgesik sementara, tidak memiliki efek antirematik, efektif menghilangkan rasa nyeri ringan, dan mengobati sakit kepala. Parasetamol ditemukan dapat dikombinasikan dengan kafein, aspirin, salisilamida, dan opiat (ASHSP 2001). Gambar 1 Rumus struktur parasetamol.