error analysis in written language of sixth semester students, english

advertisement
CHAPTER 5
SUMMARY
BINA NUSANTARA UNIVERSITY
Faculty of Humanities
English Department
Strata 1 Program
2013
ERROR ANALYSIS IN WRITTEN LANGUAGE OF SIXTH
SEMESTER STUDENTS, ENGLISH DEPARTMENT OF BINA
NUSANTARA UNIVERSITY
Fenny
NIM: 1301043893
Tugas akhir ini berfokus pada kemampuan menulis yang dimiliki oleh
mahasiswa semester 6, jurusan sastra inggris Bina Nusantara University.
Sebagaimana tertulis pada judul penelitian diatas, dalam menyelesaikan tugas akhir
ini Penulis melakukan penelitian secara langsung ke setiap kelas, di mana kelas yang
di masuki Penulis dalam melakukan penelitian tersebut terdiri dari 4 kelas dari
jurusan Sastra Inggris, yaitu 06 PAG, PBG, PCG, dan PDG. Di sini Penulis
menggambarkan kemampuan menulis Mahasiswa semester 6 jurusan sastra Inggirs.
70
71
Dalam penelitian, Penulis memberikan 2 buah cara untuk melengkapi
penelitian kepada semua responden semester 6. Adapun 2 cara tersebut meliputi,
kuisioner dan writing test, dimana semua responden harus mengisi semua pilihan di
dalam kuisioner yang Penulis telah bagikan. Setelah mengisi kuisioner, selanjutnya
Penulis meminta agar semua responden untuk melakukan penelitian selanjutnya yaitu
writing test Di sini setiap responden harus menulis maksimal 3 paragraf dalam
bentuk argumentasi mengenai hal yang sedang booming di masyarakat pada saat ini,
yaitu fenomena Korean Pop. Penulis memberikan waktu sekitar 30 menit untuk
mengerjakan writing test tersebut beserta kuisoner.
Penulis bertolak dari anggapan bahwa apabila tingkat dalam sebuah
pendidikan tidak menjamin bahwa kemampuan seseorang akan lebih tinggi juga
dibandingkan tingkat yang di bawah nya atau yang lebih rendah, khusus nya dalam
hal kemampuan menulis dengan menggunakan bahasa Inggris. Faktanya, masih
banyak responden yang tidak cukup baik dalam kemampuan menulis mereka.
Dengan kata lain, kemampuan menulis mereka masih rendah.
Kemampuan menulis yang baik merupakan bagian kecil dari apa yang
disebut sebagai kemampuan linguistik sebagaimana dikemukakan oleh Cohen
(1994). Di mana, menurut Cohen (1994) berdasarkan aspek yang diterapkan di dalam
proses menulis, pelajar harus memperhatikan aspek menulis itu agar mereka mampu
menulis dengan baik dan benar. Kemampuan menulis responden dapat dilihat dari
aspek menulis yang dikemukakan oleh Cohen (1994) tersebut. Cohen (1994),
mengemukakan bahwa ada 5 aspek penting dalam hal menulis yang perlu
diperhatikan, seperti pertama isi (meliputi main idea dan pendapat yang jelas), kedua
organisasinya, mempunyai paragraf yang bagus, grammar, vocabulary, dan terakhir
mechanism yang terdiri dari preposition dan spelling. Penulis pun menambahkan
72
bahwa punctuation dan capitalization error dapat di katakan juga berpengaruh dalam
aspek hal menulis, karena Penulis banyak menemukan punctuation dan
capitalization error di dalam hasil tes mereka.
Disisi lain, berdasarkan teori menulis yang dikemukakan oleh Witte (1992),
dalam hal menulis juga di butuhkan untuk menyatukan faktor sosial, faktor kognitif,
dan faktor tekstual. Adapun, untuk menyamaratakan hasil yang baik dalam hal
menulis, bukan hanya membutuhkan faktor kognitif saja, melainkan juga faktor
sosial. Ini berarti, Penulis hanya memusatkan pada faktor sosial, dan faktor kognitif
sebagai teori kedua yang sebagaimana diterapkan oleh Witte (1992) yang
mendukung bagaimana seseorang mampu menulis dengan baik.
Dalam melakukan analisis, baik kuisoner dan tes menulis tersebut, Penulis
mempunyai 3 hal besar yang menjadi poin penting. Dengan demikian, Penulis dapat
menemukan dan menganalisa kesalahan apa saja yang sering terjadi dan paling
banyak terjadi. Pertama, Penulis membaca terlebih dahulu hasil tes menulis mereka
beserta kuisionernya. Kedua, untuk writing test, Penulis menganalisa kesalahan apa
saja yang sering muncul, dan mengkalsifikasi hasilnya berdasarkan aspek menulis.
Sedangkan, untuk kuisoner, Penulis mengelompokan hasil pilihan mereka kedalam
setiap tabel berdasarkan masing- masing pertanyaan yang diberikan Penulis. Selain
itu, dari hasil kuisoner kita juga dapat mengetahui sejauh manakah faktor- faktor
sosial dapat mempengaruhi mereka terhadap kemampuan menulis mereka. Ketiga,
Penulis akan menghitung jumlah error khususnya dalam tes menulis dan jumlah
pilihan para responden yang terdapat pada kuisioner, lalu menjadikan itu ke dalam
bentuk persentasi rata- rata agar lebih mudah di pahami.
Setelah dua buah tes selesai diberikan, Penulis mendapati bahwa grammar
merupakan tingkat atau persentasi tertinggi di dalam writing test mereka di antara
73
pilihan lain nya. Di dalam kuisioner, grammar juga mendapatkan peringkat terbesar
dalam persentasi sebagai bagian tersulit di dalam hal menulis. Bagi mereka,
grammar itu terlalu membingungkan dan terlalu banyak aturan, baik dalam
pengunaan tenses nya maupun dalam hal lainnya. Beberapa dari responden juga tidak
menyukai grammar dan juga writing, mereka lebih menyukai speaking daripada
writing. Itu lah sebabnya menagapa grammar sering muncul di dalam hasil tes
menulis mereka.
Terkait peringkat 2, 3, dan peringkat 4, terdapat perbedaan antara hasil di
dalam kuisioner dan hasil tes menulis mereka. Hasil di dalam kuisoner menunjukkan
bahwa vocabulary menjadi posisi kedua terjadinya error terbanyak setelah grammar.
Karena bagi mereka vocabulary lah yang merupakan bagian tersulit didalam menulis.
Namun, menurut hasil dari tes menulis yang diberikan oleh Penulis, bukan
vocabulary yang menjadi posisi kedua kesalahan terbanyak setelah grammar,
melainkan punctuation dan capitalization error.
Selain itu, menurut hasil kuisoner yang menjadi posisi ketiga sebagai bagian
tersulit didalam tes menulis adalah coherence. Faktanya, didalam hasil tes menulis
mereka, Penulis lebih banyak menemukan kesalahan di bagian vocabulary,
dibandingkan dengan coherence. Punctuation dan capitalization
malah menjadi
posisi ke empat di dalam kuisoner sebagai bagian tersulit di dalam hal menulis.
Sementara itu, coherence di dalam kuisoner merupakan bagian tersulit ketiga, namun
dalam hasil tes menulis mereka, coherence mendapatkan posisi ke empat yang
merupakan kesalahan terbanyak setelah vocabulary. Terakhir, Penulis tidak banyak
menemukan kesalahan yang terjadi pada preposition error. Bagi mereka, preposition
tidak lah begitu sulit, dan itu di buktikan dalam hasil tes menulis mereka, maka
74
daripada itu, preposition merupakan persentasi terkecil menurut pilihan mereka, baik
di dalam kuisioner maupun di dalam hasil tes menulis para responden.
Penentuan narasumber, melakukan penelitian secara langsung, serta
menerapkan landasan teori yang relevan membantu Penulis memetakan hasil
penelitian yang terbagi dalam tiga buah pertanyaan besar, yaitu apa saja jenis
kesalahan yang mereka buat (mahasiswa/ mahasiswi dari Bina Nusantara University)
di dalam sebuah teks tertulis, alasan- alasan mengapa kesalahan itu bisa terjadi atau
sering muncul, dan sejauh mana faktor- faktor sosial terkait dapat mempengaruhi
mereka di dalam kemampuan menulis.
Tidak lupa, Penulis memberikan saran-saran dengan harapan bahwa apabila
di masa mendatang ada yang menggunakan topik yang serupa, maka di harapkan
orang tersebut akan mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
Download