100%, 84.72%, dan 78.33%. Nilai tersebut dapat dilihat pada Lampiran 5. praproses pengelompokkan variabel umur menggunakan algoritma clustering tertentu. Perbandingan Ketepatan kelompok data antara family history nilai 0 berdasarkan umur Pemilihan faktor pemulus yang optimal juga sangat disarankan, misalnya menggunakan algoritma genetika sehingga dapat dihasilkan ketepatan prediksi yang lebih tinggi. Nilai ketepatan rata-rata umur dewasa memiliki ketepatan tertinggi, kemudian diikuti oleh umur anak dan tua, masing-masing 58.09%, 16.67%, dan 12.50 %. Nilai tersebut dapat dilihat pada Lampiran 6. Perbandingan Ketepatan kelompok data antara family history nilai 1 dengan nilai 0 Setelah seluruh percobaan dilaksanakan, terlihat bahwa nilai rata-rata ketepatan kelompok data dengan family history nilai 1 memiliki ketepatan jauh lebih besar dari pada kelompok data dengan family history 0. Data tersebut dapat dilihat pada Lampiran 7. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1 pada kelompok data dengan family history nilai 1 memiliki rata-rata ketepatan jauh lebih besar dengan kelompok data dengan family history nilai 0, 2 penelitian ini menghasilkan rata-rata ketepatan yang lebih besar dari data kelompok umur dewasa baik dengan familiy history bernilai 1 ataupun 0, 3 4 berdasarkan algoritma PNN, rata-rata ketepatan kelompok data family history nilai 1 yang dihasilkan pada penelitian ini mencapai 87.68% sehingga algoritma PNN dapat dijadikan salah satu alternatif untuk identifikasi penyakit erythematosquamous. berdasarkan algoritma PNN, rata-rata ketepatan kelompok data family history nilai 0 yang dihasilkan pada penelitian ini mencapai 42.38% sehingga algoritma PNN tidak dapat dijadikan salah satu alternatif untuk identifikasi penyakit erythemato-squamous. Saran Penulis mengharapkan agar penelitian ini dapat dikembangkan lagi pada penelitianpenelitian selanjutnya. Misalnya, dengan DAFTAR PUSTAKA Arana E, Delicado P, Bonmati ML. 1999. “Validation procedures in radiological diagnostic models. Neural networks and logistik regression”. http://www.econ.upf.es/deehome/what/wp apers/postscripts/414.pdf [16 November 2006]. Fajriati M. 2005. Model Jaringan Syaraf Tiruan dengan Inisialisasi Pembobot Awal Nguyen-Widrow dan Acak untuk Prediksi Penyakit ErythematoSquamous [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Fu LM. 1994. Neural Networks in Computer Intelligence. Singapore: Mc Graw-Hill. Ganchev, TD. 2005. Speaker Recognition [Tesis]. Greece: Wire Communication Laboratory, Department of Computer and Electrical Engineering, University of Patras. http://wcl.ee.upatras.gr/ai/papers/Ganchev _PhDThesis.pdf [16 November 2006]. Güvenir HA, Demiröz G, İlter N. 1998. Learning differential diagnosis of erythemato-squamous diseases using voting feature intervals. Artificial Intelligence in Medicine 13: 147-165. [3 Agustus 2005]. Kustiyo A. 2004. Model Neural Network dengan Inisialisasi Pembobot Awal Menggunakan Regresi Logistik Biner untuk Memprediksi Jenis Penyakit Erythemato-squamous [Tesis]. Surabaya: Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh November. Lay B, Khalid M, Yusof R. 1999. Intelligent Database by Neural Network and Data Mining. http://www.cairo.utm.my/4_cairo_publicat ions.htm [16 November 2006]. Merz C, Murphy M. 1996. UCI repository of machine learning databases. University of California, Irvine, Department of Information and Computer Science. 14