SUKU BANYAK Bentuk umum dari pembagian suku banyak dinyatakan : Misalkan suku banyak f (x ) dibagi dengan P ( x ) memberikan hasil bagi H ( x ) dan sisa S ( x ). Persamaan umum yang menyatakan hubungan antara f ( x ) dengan P (x ), H ( x ) dan S (x ) dituliskan : f ( x ) = P ( x ) . H ( x ) + S (x ) Dengan : f ( x ) merupakan suku banyak yang dibagimisalnya diketahui berderajat n P ( x ) merupakan pembagi, misalnya berderajad m ( m n ) H ( x ) merupakan hasil bagi, berderajat n – m atau derajat suku banyak yang dibagi dikurangi dengan derajat pembagi S ( x ) merupakan sisa, berderajat maksimum m – 1 atau berderajat maksimum sama dengan derajat pembagi dikurangi satu Pembagi dengan ( x – k ) Jika pembagi P ( x ) = ( x – k ), maka persamaan pembagian dapat dituliskan sebagai berikut: f (x)=(x–k).H(x)+S , yang berlaku untuk tiap x bilangan real. Oleh karena pembagi P ( x ) = ( x – k ) berderajad satu, maka sisa S maksimum berderajad nol, yaitu suatu konstanta yang tidak memuat x. Sisa S dapat ditentukan dengan menggunakan teorema berikut ini. A. Teorema Sisa 1) F(x) = (x – b)· H(x) + S, maka S = F(b) 2) F(x) = (ax – b)· H(x) + S, maka S =F( b ) a 3) F(x) : [(x – a)(x – b)], maka S(x) = f (a ) f (b) af (b) bf (a ) x . a b a b Dengan H(x): Hasil pembagian dan S: sisa pembagian B. Teorema Faktor (x – b) adalah faktor dari f(x) bila S = f(b) = 0 C. Akar Rasional Persamaan Suku Banyak Bentuk umum : axn + bxn –1 + cxn –2 + … + d = 0. Akar–akarnya adalah x1, x2, …, xn. 1) x1 + x2 + …+ xn = b a 2) x1 · x2 · …· xn = da (bila berderajat genap) 3) x1 · x2 · …· xn = da (bila berderajat ganjil) 4) x1 · x2 + x1 · x3 + x2 · x3 + … = c a Contoh Soal 1. Sisa pada pembagian suku banyak f( x ) = 3x4 – 2x3 + x – 7 dibagi dengan x – 2 adalah .... Jawab : Suku banyak f ( x ) = 3 x4 – 2 x3 + x – 7 dibagi x – 2 , sisanya S = f ( 2 ). Metode substitusi f ( 2 ) = 3 ( 2 )4 – 2 ( 2 )3 + 2 – 7 f ( 2 ) = 48 – 16 + 2 – 7 = 27 Jadi sisa pembagiannya adalah S = f (2) = 27 2. Hasil bagi dan sisa pembagian 3x3 + 5x2 -11x +8 dengan 3x – 1 adalah .... Jawab : Dapat diselesaikan dengan 2 metode : 1. Metode substitusi 1 1 1 1 ) = 3( )3 + 5( )2 -11( ) +8 3 3 3 3 f( f( 1 1 1 1 ) = 3. + 5. - 11. + 8 3 27 9 3 f( 1 ) =5 3 1 Jadi sisa pembagiannya S = f ( ) = 5 3 2. Metode bagan / skema 1 3 3 5 1 3 6 -11 2 -9 Dengan f (x) = (x = (x - 8 -3 1 5 = f( ) 3 1 ).(3x2 + 6x -9) + 5 3 1 ).3(x2 + 2x -3) + 5 3 = (3x – 1). (x2 + 2x -3) + 5 Atau dari bagan diatas diperoleh koefisien-koefisien dari H(x), sehingga 3x 3 6 x 2 9 H(x)= = x3 + 2x2 -3. 3 Jadi, hasil baginya (x3 + 2x2 -3) dan sisa 5 3. Jika f(x) = x 3 + ax 2 - 11x + 30 mempunyai faktor (x + 3), maka nilai a = .... Jawab : f(x) = x 3 + ax 2 - 11x + 30 mempunyai faktor (x + 3), syaratnya f(-3) = 0 f(-3) = (-3) 3 + a(-3) 2 - 11(-3) + 30 0 = -27 + 9a + 33 + 30 -36 = 9a a = -4 Jadi f(x) = x 3 + ax 2 - 11x + 30 mempunyai faktor (x + 3) untuk nilai a = -4 4. Akar – akar dari persamaan sukubanyak f(x) = x 3 - 6x 2 + 9x – 2 = 0 adalah .... Jawab : Dengan mencoba –coba bilangan faktor 2 kita temukan sisa pembagian 0 untuk x = 2 f(2) = (2) 3 - 6(2) 2 + 9(2) – 2 = 0 atau 2 1 -6 9 -2 2 -8 2 1 -4 1 0 Sehingga dapat dituliskan menjadi f(x) = x 3 - 6x 2 + 9x – 2 = 0 = ( x – 2 )( x 2 - 4x + 1 ) = 0 Akar – akar irasionalnya ditentukan dari persamaan kuadrat x 2 - 4x + 1 = 0 Denganmenggunakan rumus kuadrat diperoleh x = 2 - 3 atau x = 2 + 3 Jadi, persamaan sukubanyak f(x) = x 3 - 6x 2 + 9x – 2 = 0 mempunyai akar rasional 2 dan akar – akar irasional 2 - 3 atau 2 + 3 , ditulis himpunan penyelesaiannya HP = { 2, 2 - 3 , 2 + 3 }. LATIHAN SOAL SOAL PILIHAN GANDA 1. Sisa pembagian suku banyak (x4 – 4x3 + 3x2 – 2x + 1) oleh (x2 – x – 2) adalah …. a. –6x + 5 b. –6x – 5 c. 6x + 5 d. 6x – 5 e. 6x – 6 2. Salah satu faktor suku banyak P(x) = x3 – 11x2 + 30x – 8 adalah …. a. (x + 1) b. (x – 1) c. (x – 2) d. (x – 4) e. (x – 8) 3. Suku banyak berderajat 3, Jika dibagi (x2 – x – 6) bersisa (5x – 2), Jika dibagi (x2 – 2x – 3) bersisa (3x + 4). Suku banyak tersebut adalah …. a. x3 – 2x2 + x + 4 b. x3 – 2x2 – x + 4 c. x3 – 2x2 – x – 4 d. x3 – 2x2 + 4 e. x3 + 2x2 – 4 4. Suku banyak berderajat 3, jika dibagi (x2 + 2x – 3) bersisa (3x – 4), jika di bagi (x2 – x – 2) bersisa (2x + 3). Suku banyak tersebut adalah…. a. x3 – x2 – 2x – 1 b. x3 + x2 – 2x – 1 c. x3 + x2 + 2x – 1 d. x3 + x2 – 2x – 1 e. x3 + x2 + 2x + 1 5. Diketahui suku banyak f(x) = ax3 + 2x2 + bx + 5, a ≠ 0 dibagi oleh (x + 1) sisanya 4 dan dibagi oleh (2x – 1) sisanya juga 4. Nilai dari a + 2b adalah …. a. –8 b. –2 c. 2 d. 3 e. 8 6. Diketahui (x – 2) adalah faktor suku banyak f(x) = 2x3 + ax2 + bx – 2. Jika f(x) dibagi (x + 3), maka sisa pembagiannya adalah – 50. nilai (a + b) = .… a. 10 b. 4 c. –6 d. –11 e. –13 7. Sisa pembagian suku banyak f(x) oleh (x + 2) adalah 4, jika suku banyak tersebut dibagi (2x – 1) sisanya 6. Sisa pembagian suku banyak tersebut oleh 2x2 + 3x – 2 adalah …. A. 4 5 x 5 53 B. 4 5 x 2 52 C. 4x + 12 D. 4x + 4 E. 4x – 4 8. Suku banyak f(x) dibagi (x + 1) sisanya 10 dan jika dibagi (2x – 3) sisanya 5. Jika suku banyak f(x) dibagi (2x2 – x – 3), sisanya adalah …. a. –2x + 8 b. –2x + 12 c. –x + 4 d. –5x + 5 e. –5x +15 9. Salah satu akar persamaan suku banyak 𝑥 3 − 7𝑥 − 6 = 0 adalah 3, maka akar-akar yang lain adalah . . . . a. 1 dan 2 b. -1 dan 2 c. 1 dan -2 d. -1 dan -2 e. 3 dan -2 10. Nilai a yang memenuhi pernyataan (𝑥 − 2) adalah faktor dari 𝑃(𝑥) = 𝑥 4 + 𝑎𝑥 2 − 𝑎𝑥 + 2 yaitu . . . . a. -10 b. -9 c. -6 d. 9 e. 10 SOAL ESSAY 1. Diketahui (x-1) salah satu faktor dari suku banyak f(x) = 3x4 – 5x3 + px2 + 13x + 6. Tentukan factor-faktor lain dari suku banyak tersebut. 2. Diketahui : f(x) = x3 – 4x2 + 5x + a dan g(x) = x2 + 3x – 2, jika f(x) dan g(x) dibagi (x+1) bersisa sama. Tentukan nilai a. 3. Diketahui persamaan 5x4 + kx3 = 2x – 3 mempunyai akar x = 1, tentukan jumlah ketiga akar yang lain dari persamaan itu. 4. Tentukan sisa pembagian f(x) = x3 – 1 bila dibagi (x2 – 5x + 6). 5. Diketahui suku banyak f(x) dibagi (x2 – x) dan (x2 + x) masing-masing bersisa (5x + 1) dan (3x + 1). Tentukan sisa pembagiannya jika dibagi (x2 – 1). IRISAN KERUCUT A Parabola dan unsur-unsurnya Parabola adalah tempat kedudukan atau himpunan titik-titik (pada bidang datar) yang memiliki jarak tetap terhadap suatu titik dan suatu garis tertentu. Selanjutnya titik itu disebut fokus parabola, sedangkan garis yang dimaksud adalah garis arah/direktriks. Parabola dapat dilukiskan jika diketahui garis arah dan titik fokus yang terletak pada suatu garis yang tegak lurus garis arah. 1. Persamaan Parabola dengan puncak O (0,0) Jika jarak yang tetap adalah 2p, maka untuk menentukan persamaan parabola perhatikan sket gambar berikut : Persamaan parabola horizontal membuka ke kanan Panjang FP = Panjang PQ y Garis arah Q (-p,y) Dengan rumus jarak dapatlah ditemukan persamaan sebagai P(x,y) O p F(p,0) p berikut : x FP2 PQ2 x p 2 y 02 x p 2 y y 2 x 2 2 px p 2 y 2 x 2 2 px p 2 y 2 4 px Persamaan Parabola yang Puncaknya di (0, 0) dan focus F (p, 0) adalah y 2 4 px , p = parameter. Dengan: Persamaan garis direktriksnya x = - p Sumbu simetri berimpit dengan sumbu x ( y = 0 ) Persamaan parabola horizontal membuka ke kiri. Persamaan Parabola yang Puncaknya di (0, 0) dan focus F (-p, 0) adalah y 2 4 px , p = parameter. Dengan: Persamaan garis direktriksnya x = p Sumbu simetri berimpit dengan sumbu x ( y = 0 ) Persamaan parabola vertical membuka ke atas. Persamaan Parabola yang Puncaknya di (0, 0) dan focus F (0, p) adalah x 2 4 py , p = parameter. Dengan: Persamaan garis direktriksnya y = - p Sumbu simetri berimpit dengan sumbu y ( x = 0 ) Persamaan parabola vertical membuka ke bawah. Persamaan Parabola yang Puncaknya di (0, 0) dan focus F (0, - p) adalah x 2 4 py , p = parameter. Dengan: Persamaan garis direktriksnya y = p Sumbu simetri berimpit dengan sumbu y ( x = 0 ) 2. Persamaan Parabola dengan Puncak A (a, b) Persamaan parabola puncak A (a, b) horizontal membuka ke kanan y Garis arah Q (a-p, y) P(x,y) Sb. simetri A (a,b) p F(a+p, 0) p x Persamaan Parabola dengan puncak di titik A(a, b) sumbu simetri sejajar dengan sumbu x dengan focus F(a+p, b) y b 2 4 p( x a) dengan: , p = parameter Sumbu simetri y = b sejajar sumbu x Persamaan garis direktriks x = a – p Persamaan parabola puncak A (a, b) horizontal membuka ke kiri Persamaan parabola yang puncaknya di (a, b) dengan focus F (a-p, b) adalah y b2 4 p( x a) dengan : , p = parameter Persamaan sumbu simetri y = b sejajar sumbu x Persamaan garis direktriks x = a + p. Persamaan parabola puncak A (a, b) vertical terbuka ke atas Persamaan parabola yang puncaknya di (a, b) dengan focus F (a, b+p) adalah x a 2 4 p( y b) , p = parameter dengan: Persamaan sumbu simetri x = a sejajar sumbu y Persamaan garis direktriks y = b - p. Persamaan parabola puncak A (a, b) vertical terbuka ke bawah Persamaan parabola yang puncaknya di (a, b) dengan focus F (a, b-p) adalah x a 2 4 p( y b) dengan : , p = parameter Persamaan sumbu simetri x = a sejajar sumbu y Persamaan garis direktriks y = b + p. B. Ellips dan unsur-unsurnya Ellips didefinisikan sebagai himpunan titik-titik pada bidang datar yang jumlah jaraknya terhadap dua titik tertentu besarnya tetap. Selanjutnya dua titik itu disebut titik fokus ellips. Gambar ellips : Keterangan: C L P(x,y) Titik O adalah pusat ellips A, B, C, D puncak ellips. B A F2 R g O F1 (c, 0) dan F2 (-c, 0) focus F1 ellips. D AB = sumbu panjang/mayor g CD = sumbu pendek/minor Persamaan ellips 1. Persamaan ellips dengan pusat di O (0,0) adalah : x 2 a 2 y 2 b 2 1 a. Titik Fokus F1 (c, 0 ) dan F2( -c, 0 ) dengan c 2 a 2 b 2 b. Titik puncak A(-a, 0); B(a, 0); C(0, b) dan D(0, -b). c. Sumbu panjang (mayor) = 2a dan sumbu pendek (minor) = 2b. d. Perbandingan jarak dari titik pada ellips ke titik focus dengan jarak titik ke garis direktris disebut eksentrisitas (e), e c dengan 0 < e < a 1. e. Persamaan garis direktrik ellips adalah x a2 c f. Ruas garis yang melalui focus tegak lurus sumbu mayor sepanjang ellips disebut Latus Rectum (LR). LR 2b 2 a 2. Persamaan ellips dengan pusat di titik P(x1, y1) adalah ( x x1 ) 2 ( y y1 ) 2 1 a2 b2 a. Puncak ellips di titik A(x1 + a, y1); B(x1 - a, y1) ; C(x1 , y1 +b) ; D (x1 , y1 - b) b. Koordinat focus di titik F1 (x1 + c, y1); F2 (x1 - c, y1); c. Persamaan garis direktrik x x1 d. Panjang Latus Rectum LR = 2 a2 c b2 a 3. Persamaan garis singgung pada ellips x 2 a 2 y 2 b 2 1 dengan gradient m dan berpusat di : a. Titik O (0,0) adalah : y = mx b 2 a 2 m 2 b. Titik P (x1,y1) adalah : y y1 m( x x1 ) b 2 a 2 m2 4. Persamaan garis singgung di T (x1,y1) dengan pusat O (0,0) adalah x1x a 2 y1y b 2 1 5. Persamaan garis singgung di P (xp,yp) dengan pusat P (x1,y1) adalah : ( x x p )( x1 x p ) a2 ( y y p )( y1 y p ) b2 1 C. Hiperbola dan unsur-unsurnya Hiperbola didefinisikan sebagai himpunan titik-titik (pada bidang datar) yang selisih jaraknya terhadap dua titik tertentu tetap besarnya. Selanjutnya dua titik itu disebut Titik Fokus Hiperbola. Jadi hiperbola dapat dilukis jika diketahui dua titik fokus hiperbola dan suatu ruas garis yang panjangnya kurang dari dari jarak kedua titik fokus itu diketahui. Unsur-unsur Hiperbola y Titik O disebut titik pusat Hiperbola Titik A dan B disebut titik-titik puncak T (xi,yi) hiperbola. F2 F1 x F1 dan F2 disebut titik-titik fokus hiperbola. AB dan CD disebut sumbu mayor O (sumbu panjang) dan sumbu minor (sumbu pendek). a a 1. Persamaan Hiperbola dengan Pusat O (0,0) adalah : x 2 a 2 y 2 b 2 a. Fokus di F1 (c,0) dan F2 (-c,0) b. Puncaknya di A (a,0) dan B (-a,0) c. Persamaan asimtotnya : y d. Eksentrisitas numeriknya : e e. Persamaan garis arah : x = c a b x a 1 2 a c 2. Persamaan Hiperbola dengan Pusat pada P (xp,yp) adalah: ( x xp) a 2 2 ( y yp) b 2 2 1 a. Focus di F1(xp + c, yp) dan F2(xp – c, yp). b. Puncaknya di A (xp + a, yp) dan B (xp – a, yp). 1 b a c. Persamaan asimtotnya : y yp ( x xp) d. Eksentrisitas numeriknya : e= c >1 a CONTOH SOAL 1. Diketahui persamaan parabola sebagai berikut : y2 + 4y – 4x + 8 = 0.Tentukan koordinat puncak , koordinat focus, persamaan sumbu simetri, persamaan direktriks, dan sketsa gambarnya ! Jawab: y2 + 4y – 4x + 8 = 0 y2 + 4y = 4x - 8 (y + 2)2 – 4 = 4x - 8 (y + 2)2 = 4x - 4 (y + 2)2 = 4(x – 1) (y - )2 = 4p(x - ) Berarti : = -2; = 1; p = 1 Jadi, koordinat puncaknya (1, -2), koordinat fokusnya ( + p, ) = (2, -2), persamaan sumbu simetrinya y = -2, dan persamaan garis direktriksnya : x = -px=1–1x=0 Grafiknya : Y 1 2 X O -1 y = -2 -2 F 2. Tentukan persamaan hiperbola yang fokus (4, 0) dan titik-titik ujung (2, 0). Jawab: Karena fokus yang diberikan terletak pada sumbu-x maka bentuk baku dari persamaan hiperbola yang dicari seperti pada teorema 6.1. Dari titik fokus yang diberikan maka diperoleh c = 4, titik ujung diperoleh a = 2 dan b2 = c2 – a2 = 16 – 4 = 12. Jadi persamaan yang dicari adalah y2 x2 – =1 4 12 3x2 – y2 = 12 3. Sebuah hiperbola mempunyai persamaan 9x2 – 4y2 – 36x – 8y + 68 = 0 Tentukan pusat, titik ujung, titik fokus hiperbola tersebut. Jawab: Kita ubah bentuk persamaan di atas ke dalam bentuk baku. 9x2 – 4y2 – 36x – 8y + 68 = 0 9x2 – 36x – 4y2 – 8y = –68 9(x2 – 4x + 4) – 4(y2 + 2y + 1) = –68 + 36 – 4 9(x – 2)2 – 4(y + 1)2 = –36 4(y + 1) 2 – 9(x – 2)2 = 36 ( y 1) 2 ( x 2) 2 – =1 9 4 Dari persamaan terakhir diperoleh informasi h = 2, k = –1, a2 = 9, dan b2 = 4. Dengan demikian c2 = a2 + b2 = 9 + 4 = 13. Dapat disimpulkan bahwa hiperbola yang terjadi berpusat di (2, –1), titiktitik ujungnya (2, –1 + 3) = (2, 2) dan (2, –1 – 3) = (2, –4), titik fokusnya adalah (2, –1 + 13 ) dan (2, –1 – 13 ). 4. Tentukan : pusat, focus, sumbu simetri, sumbu panjang, sumbu pendek, direktriks, dan eksentrisitas dari persamaan elips berikut ini : a) 9x2 + 25y2 = 900 b) x2 + 4y2 – 4x + 24y + 4 = 0 Jawab: a) 9x2 + 25y2 = 900 x2 y2 1 100 36 a = 10, b = 6, c = 8 pusat O(0,0) Fokus (8, 0) dan (-8, 0) Sumbu simetri : sumbu X dan sumbu Y Sumbu panjang = 2a = 20 Sumbu pendek = 2b = 12 a2 100 1 Direktriks : x = = = 12 2 8 c Eksentrisitas : e = c 8 4 a 10 5 b) x2 + 4y2 – 4x + 24y + 4 = 0 (x – 2)2 – 4 + 4(y + 3)2 – 36 = -4 (x – 2)2 + 4(y + 3)2 = 36 ( x 2) 2 ( y 3) 2 1 36 9 pusat (2, -3) a = 6, b = 3, c = a 2 b 2 39 9 27 3 3 Fokus (3 3 2, -3) Sumbu simetri : x = 2 dan y = -3 Sumbu panjang = 2a = 12 Sumbu pendek = 2b = 6 Direktriks : x = 36 a2 = 2 4 3 2 c 3 3 Eksentrisitas : e = c 3 3 1 3 a 6 2 LATIHAN SOAL SOAL PILIHAN GANDA 1. Koordinat titik focus parabola y2 = -12x adalah …. a. (-12, 0) b. (-4, 0) c. (-3, 0) d. (0, -3) e. (0, -4) 2. Koordinat tititk puncak parabola y2 + 2x – 6y + 11 = 0 adalah …. a. (-1, 3) b. (1, -3) c. (2, -6) d. (2, -3) e. (-2, 6) 3. Persamaan parabola yang berpuncak di titik (4, -2) , mempunyai sumbu simetri garis x = 4 dan panjang lactus rectum 8 adalah …. a. (y + 2)2 = 8(x – 4 ) b. (y - 2)2 = 8(x – 4 ) c. (y + 1)2 = 8(x + 4 ) d. (y + 2)2 = - 8(x + 2 ) e. (y + 2)2 = - 8(x – 2 ) 4. Persamaan garis singgung parabola (y - 3)2 = 8(x + 5 ) yang tegak lurus dengan garis x – 2y – 4 = 0 adalah …. a. 2x + y – 4 = 0 b. 2x + y + 2 = 0 c. 2x + y + 8 = 0 d. 2x - y – 2 = 0 e. 2x - 8y – 5 = 0 5. Panjang sumbu mayor dari persamaan elips 20x2 + 36y2 = 720 adalah .… a. 2 5 b. 6 c. 12 d. 20 e. 36 6. Koordinat titik focus dari persamaan elips 9x2 + 25y2 + 18x – 100y = 116 adalah …. a. (5, 2) dan (-3, 2) b. (-3, -2) dan (1, 3) c. (3, 2) dan (5, 2) d. (-1, 6) dan (5, 3) e. (5, 2) dan (-3, 5) 7. Persamaan elips dengan pusat O (0, 0).Puncak (10, 0) dan (-10, 0) serta salah satu fokusnya (-6, 0) adalah …. a. 10x2 + 6y2 = 60 b. 36x2 + 16y2 = 400 c. 16x2 + 9y2 = 400 d. 9x2 + 16y2 = 144 e. 9x2 + 25y2 = 225 8. Persamaan garis singgung elips 5x2 + 20y2 =100 pada titik (4, 1) adalah …. a. x - y + 5 = 0 b. x + y + 5 = 0 c. x + y = 5 d. x + y = -5 e. -x - y = 5 9. Koordinat titik puncak hiperbola x2 - 4y2 - 2x + 24y - 39 = 0 adalah …. a. (1, 2) dan (-1, 2) b. (3, 2) dan (-1, 2) c. (1, 3) dan (-1, 3) d. (1, 0) dan (1, 4) e. (1, -2) dan (1, -4) 10. Persamaan garis singgung hiperbola 4x2 - y2 - 40x - 4y + 48 = 0 di titik (9, 2) adalah …. a. 4x - y + 21 = 0 b. 4x - y - 34 = 0 c. 4x - y - 28 = 0 d. 9x - 2y - 34 = 0 e. 9x - 2y + 21 = 0 SOAL ESSAY 1. Tentukan persamaan parabola yang berpuncak di O(0,0) dengan keterangan sebagai berikut : a. titik fokus di F(-3, 0) b. titik fokus di F(0, 3) 2. Diketahui parabola dengan persamaan (y + 2)2 = 4(x – 1). Tentukan: a. koordinat titik puncak b. koordinat titik fokus c. peramaan direktriks d. persamaan sumbu simetri 3. Tentukan persamaan parabola jika titik puncak A(2, 4) dan titik fokus di F(8, 4) ! 4. Diketahui elips dengan persamaan x2 y2 1. 16 25 Tentukan : a) Koordinat titik puncak d) Persamaan direktriks b) Koordinat titik fokus e) Nilai eksentrisitas c) Panjang sumbu mayor dan sumbu minor 5. Diketahui hiperbola : ( x 2) 2 ( y 1) 2 1 16 9 a) Titik pusat e) Titik fokus b) Titik puncak f) Eksentrisitas c) Persamaan sumbu utama dan sekawan g) Persamaan direktriks d) Persamaan asymtot IRISAN DUA LINGKARAN A. Kuasa Lingkaran 1. Kuasa Titik terhadap Lingkaran Jika diketahui sebuah titik P dan lingkaran L yang berpusat di M dan sembarang garis yang melalui P dan memotong lingkaran di A dan B maka yang dimaksud dengan kuasa titik P terhadap lingkaran L adalah perkalian panjang PA dengan panjang PB. C M P A Gambar 1 B Perhatikan gambar 1 Menurut definisi maka kuasa titik P ditulis K(P) atau KP adalah KP = PAPB (1) Misalkan C adalah titik singgung garis yang melalui P. Perhatikan segitiga PBC dan segitiga PCA. Terlihat bahwa : dan BPC = CPA (2) PAC = PCB = ½ AMC (3) Oleh karena dua segitiga PAC dan PCB mempunyai dua pasang sudut yang berukuran sama, maka kedua segitiga tersebut adalah sebangun. Akibatnya terdapat hubungan perbandingan: PA PC = PC PB atau PAPB = PC2 Jika (4) disubstitusikan ke (1) maka diperoleh (4) KP = PC2 (5) Perhatikan bahwa PC merupakan panjang garis singgung dari titik P ke titik singgung di lingkaran. Jadi kuasa titik P terhadap lingkaran L sebenarnya adalah kuadrat panjang garis singgung lingkaran dari titik P ke titik singgungnya. Selanjutnya perhatikan bahwa segitiga PCM adalah siku-siku di C, karena PC adalah garis singgung. Menurut dalil Pythagoras terdapat hubungan PM2 = PC2 + CM2 atau PC2 = PM2 – CM2 (6) Apabila koordinat titik P adalah (x1, y1) dan lingkaran L mempunyai persamaan yang berbentuk (x – h)2 + (y – k)2 = r2, maka PM2 = (x1 – h)2 + (y1 – k)2 dan CM2 = r2 (7) sebab CM merupakan jari-jari lingkaran. Jika persamaan (7) disubstitusikan ke (6) dan (5) diperoleh kuasa titik P terhadap lingkaran L adalah KP = (x1 – h)2 + (y – k)2 – r2 (8). Jika persamaan lingkaran L berbentuk umum x2 + y2 + ax + by + c = 0, maka kuasa titik P(x1, y1) terhadap lingkaran L adalah KP = x12 + y12 + ax1 + by1 + c (9) 2. Garis Kuasa Tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai kuasa sama terhadap dua lingkaran berupa garis lurus dan disebut garis kuasa. Jika diberikan dua lingkaran L1 dan L2 maka garis kuasa dapat dicari. Misalkan kita akan menentukan persamaan garis kuasa lingkaran L1 x2 + y2 + a1x + b1y + c1 dan lingkaran L2 x2 + y2 + a2x + b2y + c2 dan misalkan P(xP, yP) adalah titik yang mempunyai kuasa sama terhadap L1 dan L2. Menurut (9) maka kuasa titik P terhadap lingkaran L1 adalah KP = xP2 + yP2 + a1xP + b1yP + c1 dan kuasa titik P terhadap lingkaran L1 adalah KP = xP2 + yP2 + a2xP + b2yP + c2 Kuasa titik P terhadap kedua lingkaran adalah sama sehingga: xP2 + yP2 + a1xP + b1yP + c1 = xP2 + yP2 + a2xP + b2yP + c2 (a1 – a2)xP + (b1 – b2)yP + (c1 – c2) = 0 Jika titik P dijalankan maka diperoleh tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai kuasa sama terhadap lingkaran L1 dan L2 yaitu (a1 – a2)x + (b1 – b2)y + (c1 – c2) = 0 (10) Secara simbolis persamaan garis kuasa lingkaran L1 = 0 dan L2 = 0 dituliskan sebagai : L1 – L2 = 0 (11) 3. Titik Kuasa Misalkan L1, L2, L3 adalah tiga lingkaran yang pusat-pusatnya tidak berada pada satu garis lurus (konsentris). Ketiga lingkaran tersebut mempunyai tiga garis kuasa yang saling berpotongan di satu titik. Titik potong ketiga garis ini disebut titik kuasa. Jika ketiga lingkaran adalah konsentris maka garis-garis kuasanya sejajar, dan ini berarti titik kuasa ketiga lingkaran berada di titik tak hingga. 4. Keluarga Lingkaran Jika sebuah persamaan linier memuat satu konstanta sembarang, atau parameter, maka persamaan itu menyatakan sebuah himpunan semua garis pada bidang. Situasi yang sama juga ada untuk lingkaran. Persamaan lingkaran yang memuat parameter disebut keluarga lingkaran. Misalkan persamaan (x – 2)2 + (y – 3)2 = r2 akan menyatakan keluarga lingkaran yang berpusat di (2, 3) (lihat gambar 2). Y (2, 3) O Gambar 2 X Dengan memberikan nilai tertentu untuk r maka akan menunjuk pada lingkaran tertentu secara unik. Persamaan dalam bentuk (x – h)2 + (y h)2 = h2 akan menyatakan keluarga lingkaran yang meyinggung kedua sumbu koordinat (perhatikan gambar 3). Gambar 3 Juga sangat memungkinkan mempunyai keluarga lingkaran yang mempunyai dua parameter. Sebagai contoh, persamaan (x – h)2 + (y – 2h)2 = r2 menyatakan keluarga lingkaran yang mempunyai pusat pada garis y = 2x, tetapi dengan jari-jari sebagai variabel. B. Berkas Lingkaran Pandang dua lingkaran L1 dan L2 yang berpotongan (baik real maupun imajiner) dengan persamaan sebagai berikut: L1 x2 + y2 + a1x + b1y + c1 = 0 dan L2 x2 + y2 + a2x + b2y + c2 = 0; Pandang pula persamaan yang berbentuk: L1 + kL2 x2 + y2 + a1x + b1y + c1 + k(x2 + y2 + a2x + b2y + c2) = 0 (1) C1 + C2 = 0 C2 = 0 C1 = 0 C1 + kC2 = 0 Untuk sembarang nilai k –1 maka persamaan L1 + kL2 = 0 menyatakan lingkaran yang melalui titik potong kedua lingkaran L1 dan L2. Ini mudah dipahami bahwa (1) adalah suatu lingkaran dengan menyusun kembali persamaan (1) dalam bentuk: x2 + y2 + b b c c a1 a 2 x+ 1 2 y+ 1 2 =0 1 k 1 k 1 k (2) yang mana menurut seksi 4.2 persamaan di atas merupakan sebuah lingkaran. Koordinat titik potong kedua lingkaran L1 dan L2 juga memenuhi lingkaran dengan persamaan L1 + kL2 = 0, sebab titik potong itu memenuhi persamaan L1 dan L2. Sedangkan untuk k = –1, maka L1 – L2 = 0 merupakan garis kuasa kedua lingkaran yang juga dapat dianggap sebagai lingkaran dengan pusat pada garis hubung titik pusat kedua lingkaran dan terletak di tak hingga, sehingga busurnya berupa garis lurus. Jika diberikan semua nilai parameter k yang mungkin maka himpunan semua lingkaran yang berbentuk L1 + kL2 = 0 disebut berkas lingkaran dengan L1 dan L2 sebagai lingkaran dasar/basis. Sifat istimewa yang dimiliki anggota berkas lingkaran adalah bahwa semua anggota berkas lingkaran mempunyai sebuah garis kuasa berserikat dan pusatnya adalah berada pada garis lurus yang menghubungkan kedua titik pusat lingkaran dasarnya. CONTOH SOAL 1. Tentukan titik pada sumbu-x yang mempunyai kuasa sama terhadap lingkaran L1 (x – 1)2 + (y – 4)2 = 16 dan L2 = x2 + y2 + 2x – 6y – 15 = 0, dan tentukan kuasa titik tersebut terhadap kedua lingkaran. Jawab: Persamaan garis kuasa kedua lingkaran adalah L1 – L2 = 0. Jadi persamaan garis kuasanya adalah : (x – 1)2 + (y – 4)2 –16 – (x2 + y2 + 2x – 6y – 15) = 0 –4x – 2y + 16 = 0 2x + y – 8 = 0 Semua titik yang berada pada garis ini mempunyai kuasa sama terhadap kedua lingkaran L1 dan L2 di atas. Sedangkan titik yang ditanyakan adalah berada pada sumbu-x, yaitu titik potong sumbu-x dengan garis kuasa. Jadi ordinat titik yang dicari adalah y = 0. Substitusi ke garis kuasa diperoleh absis titik yang dicari yaitu 2x + 0 – 8 = 0, atau x = 4. Jadi koordinat titik yang dicari adalah P(–4, 0) dan kuasa titik P terhadap kedua lingkaran adalah KP = (4 – 1)2 + (0 – 4)2 – 16 = 9 2. Tentukan titik kuasa lingkaran L1 x2 + y2 + 3x + 5y – 7 = 0; L2 x2 + y2 – 2x + 4y – 6 = 0; dan L3 x2 + y2 + 4x – 2y – 2 = 0. Jawab: Garis kuasa lingkaran L1 dan L2 adalah L1 – L2 = 0 yaitu 5x + y – 1 = 0 (1) Garis kuasa lingkaran L1 dan L3 adalah L1 – L3 = 0 yaitu x – 7y + 5 = 0 (2) Dari persamaan simultan (1) dan (2) menghasilkan penyelesaian x = 1/18 dan y = 13/18. Dengan demikian koordinat titik kuasa ketiga lingkaran tersebut adalah (1/18, 13/18). 3. Tentukan persamaan lingkaran yang melalui titik potong lingkaran L1 x2 + y2 + 4x – 6y – 96 = 0 dan L2 x2 + y2 – 18x – 8y + 48 = 0, dan melalui titik asal. Jawab: Lingkaran yang dicari merupakan salah satu anggota berkas lingkaran dengan basis L1 dan L2, yaitu (x2 + y2 + 4x – 6y – 96) + k(x2 + y2 – 18x – 8y + 48) = 0. Karena lingkaran juga melalui titik asal O(0, 0) maka substitusikan x = 0 dan y = 0 pada persamaan di atas diperoleh –96 + 48k = 0, atau k = 2 Substitusikan nilai k pada berkas lingkaran diperoleh persamaan lingkaran yang dicari yaitu : 3x2 + 3y2 – 32x – 22y = 0 LATIHAN SOAL SOAL PILIHAN GANDA 1. Diketahui tiga buah persamaan lingkaran berikut. L1 = x2 + y2 + x + y – 14 = 0 L2 = x2 + y2 = 13 L1 = x2 + y2 + 3x - 2y – 26 = 0 Koordinat-koordinat titik kuasa lingkaran-lingkaran tersebut adalah …. A. (3, -2) B. (2, 3) C. (-2, -3) D. (1, -2) E. (-2, 1) 2. Diketahui persamaan lingkaran berikut. L1 x2 + y2 + 4x – 6y – 48 = 0 L2 x2 + y2 – 18x – 8y + 48 = 0 Persamaan lingkaran yang melalui titik potong kedua lingkaran tersebut adalah …. A. 2x2 + 2y2 – 14x – 14y = 0 B. 3x2 + 3y2 – 32x – 22y = 0 C. 2x2 + 2y2 – 32x – 22y = 0 D. x2 + y2 – 32x – 22y = 0 E. 3x2 + 3y2 – 32x – 12y = 0 3. Letak kuasa titik (3, 2) kepada lingkaran x2+y2+2x-6y+1=0 adalah …. A. k = ±2√2 B. k = ±√5 C. k = ±3 D. k = ±8 E. k = ±3√3 4. garis kuasa kedua lingkaran dengan persamaan x2+y2=25 dan x2+y2+6x-8y+11=0 adalah …. A. 3x – 4y – 7 = 0 B. 3x – 4y – 9 = 0 C. 5x – 4y – 7 = 0 D. 4x – 3y – 7 = 0 E. 3x – 3y – 7 = 0 5. persamaan berkas yang melalui titik potong L1 = x2 + y2 – 6x – 8y – 11 = 0 L2 = x2 + y2 - 4x – 6y – 22 = 0 Lingkaran ini melalui titik pangkal O(0,0) adalah …. A. x2 + y2 – 8x – 10y = 0 B. 2x2 + 2y2 – 8x – 10y = 0 C. 3x2 + 3y2 – 8x – 10y = 0 D. 3x2 + 3y2 – 4x – 5y = 0 E. 2x2 + 2y2 – 4x – 5y = 0 6. Persamaan lingkaran yang melalui titik-titik potong lingkaran x2 + y2 – 6x – 10y – 15 = 0 dan x2 + y2 + 2x + 4y – 17 = 0 dan yang titik pusatnya terletak pada garis 5x – 3y + 1 = 0 adalah …. A. x2 + y2 – 14x + 24y – 13 = 0 B. x2 + y2 – 14x + 4y – 13 = 0 C. x2 + y2 – 14x + 14y – 13 = 0 D. x2 + y2 – 4x + 24y – 18 = 0 E. x2 + y2 – 24x + 24y – 16 = 0 7. Koordinat-koordinat dari titik kuasa lingkaran-lingkaran x2 + y2 + x + y – 14 = 0, x2 + y2 = 13, dan x2 + y2 + 3x - 2y – 26 = 0 adalah …. A. (3, -2) B. (2, 3) C. (1, 3) D. (-2, 3) E. (-3, -2) 8. Diketahui lingkaran x2 + y2 – 2x + 4y = p membagi dua sama besar lingkaran x2 + (y – 1)2 = 4. Nilai p = …. A. 7 B. 8 C. 9 D. 10 E. 11 9. Kuasa titik T(1, 3) terhadap lingkaran x2 + y2 – 2x – 4y – 20 = 0 adalah …. A. 12 B. 24 C. -24 D. -12 E. -6 10. Kuasa titik T(1, 3) terhadap lingkaran 2x2 + 2y2 – x = 0 adalah …. A. 4,5 B. 5,5 C. 6,5 D. 8,5 E. 9,5 SOAL ESSAY 1. Tentukan persamaan keluarga lingkaran yang berpusat pada garis x – y – 5 = 0 dan (a) melalui titik asal. (b) menyinggung sumbu-y. 2. Tentukan persamaan keluarga lingkaran yang melalui titik (2, 3) dan titik (–4, 5). 3. Tentukan persamaan lingkaran yang melalui perpotongan lingkaran x2 + y2 + 10x + 12y + 45 = 0, dan melalui titik asal. x2 + y2 + 6x – 2y – 15 = 0, 4. Tentukan persamaan lingkaran yang melalui perpotongan lingkaran x2 + y2 – 6x + 2y = 0, x2 + y2 + 6x – 4y – 12 = 0, dan melalui titik (5, 3). 5. Tentukan persamaan garis kuasa lingkaran L1 x2 + y2 – 2x – 4y – 4 = 0 dan lingkaran L2 x2 + y2 + 6x + 10y – 15 = 0. Buktikan bahwa garis kuasa itu tegak lurus dengan garis hubung pusat-pusat lingkaran basis. Buktikan pula bahwa semua pusat singkaran anggota berkas adalah terletak pada satu garis lurus, yaitu garis hubung kedua pusat lingkaran dasar. STATISTIKA A. Pengambilan Sampel (Sampling) Penentuan sampel merupakan langkah penting dalam penelitian kuantitatif, konsep dasar dari penentuan sampel adalah bahwa agregasi dari orang, rumah tangga atau organisasi yang sangat besar dapat dikaji secara efektif dan efisien serta akurat melalui pengkajian yang terinci dan hati-hati pada sebagian agregasi yang terpilih. Agregasi (Keseluruhan) disebut populasi atau universe yang terdiri dari unit total informasi yang ingin diketahui. Dari populasi yang ingin dikaji kemudian ditentukan sampelnya, melalui prosedur sampling yang sesuai dengan karakteristik populasinya. Penelitian bidang sosial dan Pendidikan banyak dilakukan dengan menggunakan sampel (Sampling Methods), hal ini tidak hanya karena alasan biaya dan waktu, tapi juga untuk menghindari kekeliruan akibat pengumpulan, pemrosesan dan penganalisaan data dari agregasi yang sangat besar. Dengan penarikan sampel maka estimasi dapat dilakukan serta hipotesis dapat diuji yang hasilnya dapat berlaku terhadap populasi darimana sampel itu diambil. Pengkajian terhadap sampel pada dasarnya dimaksudkan untuk menemukan generalisasi atas populasi atau karakteristik populasi (Parameter), sehingga dapat dilakukan penyimpulan (inferensi) tentang universe, oleh karena itu penarikan sampel jangan sampai bias dan harus menggambarkan seluruh unsur dalam populasi secara proporsional, hal ini bisa dilakukan dengan cara memberikan kesempatan yang sama pada seluruh elmen dalam populasi. Adapun langkah-langkah dalam penentuan sampel adalah : a. Mendefinisikan populasi yang akan dijadikan obyek penelitian b. Menentukan prosedur sampling c. Menentukan besarnya sampel pendefinisian populasi merupakan langkah pertama yang sangat penting, dari sini dapat tergambar bagaimana keadaan populasi, sub-sub unit populasi, karakteristik umum populasi serta keluasan dari populasi tersebut. Dalam hubungan ini perlu dibedakan antara populasi target (Target/actual population) dan populasi terjangkau (Accessible population), populasi target adalah populasi yang ingin digeneralisasi oleh peneliti, sedangkan populasi terjangkau adalah populasi yang dapat digeneralisasi oleh peneliti, target populasi merupakan pilihan ideal dan populasi terjangkau merupakan pilihan yang realistis. Sesudah diperoleh gambaran tersebut kemudian ditentukan prosedur apa yang akan diambil dalam penentuan sampel, sesudah langkah ini baru kemudian ditentukan besarnya sampel yang akan dijadikan obyek penelitian. Sebagai Contoh akan dikemukakan berikut ini: Masalah penelitian yang akan dikaji : Akibat pemanfaatan media elektronik terhadap prestasi belajar Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Sleman. Populasi Target : Seluruh Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Sleman Populasi Terjangkau : Seluruh Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman Kerangka Sampel : Daftar Nama siswa yang tercatat pada Dinas Pendidikan Kecamatan Sleman Sampel : Lima belas persen Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman Masalah penelitian yang akan dikaji : Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru di Kabupaten Sleman. Populasi Target : Seluruh Guru di Kabupaten Sleman Populasi Terjangkau : Seluruh Guru SMU di Kabupaten Sleman Kerangka Sampel : Daftar Guru SMU yang tercatat pada Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Sampel : Dua puluh persen Guru SMU di Kabupaten Sleman 1. Simple Random Sampling Pengambilan sampel acak sederhana adalah cara pengambilan sampel dimana setiap unsur yang membentuk populasi diberi kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel, cara ini akan sangat mudah apabila telah terdapat daptar lengkap unsur-unsur populasi. Prosedur yang cukup akurat untuk pengambilan sampel secara acak adalah dengan menggunakan tabel angka acak (Table of random numbers), disamping itu dapat pula dilakukan dengan cara mengundi. 2. Pengambilan Sampel secara Sistimatis Systematic Sampling merupakan Alternatif lain pengambilan sampel yang sangat bermanfaat untuk pengambilan sampel dari populasi yang sangat besar. Pengambilan sampel secara sistematis adalah suatu metode dimana hanya unsur pertama dari sampel yang dipilih secara acak, sedang unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut suatu pola tertentu. Sebagai contoh Kepala Dinas Pendidikan ingin mengetahui bagaimana Motivasi Kerja Kepala Sekolah di Kabupaten Sleman yang berjumlah 1000 orang dan akan mengambil sempel 100 orang Kepala sekolah, kemudian Nama-nama Kepala Sekolah disusun secara alpabetis, lalu dipilih sampel per sepuluh Kepala Sekolah, untuk itu disusun nomor dari 1 sampai 10, lalu diundi untuk memilih satu angka, jika angka lima yang keluar, maka sampelnya adalah nomor 5, 15, 25, 35, dan seterusnya sampai diperoleh jumlah sampel yang dikehendaki. 3. Pengambilan Sampel berstrata (Stratified Sampling) Pengambilan sampel berstrata merupakan teknik pengambilan sampel dimana populasi dikelompokan dalam strata tertentu, kemudian diambil sampel secara random dengan proporsi yang seimbang sesuai dengan posisinya dalam populasi. Sebagai contoh : seorang Kepala Sekolah ingin mengetahui tanggapan Siswa tentang pelaksanaan program Keterampilan. Jumlah Siswa sebanyak 2000 orang dengan komposisi kelas 3 sebanyak 600 siswa, kelas 2 sebanyak 400 siswa dan kelas 1 sebanyak 1000 siswa, besarnya sampel yang akan diambil adalah 200 orang, jika stratanya berdasarkan Kelas maka langkah yang harus dilakukan adalah : a. Tetapkan proporsi strata dari populasi hasilnya kelas 3 sebesar 30%, Kelas 2 sebesar 20% dan kelas 1 sebesar 50%. b. Hitung besarnya sampel untuk masing-masing strata, hasilnya kelas 3 sebanyak 60 siswa, kelas 2 sebanyak 40 siswa dan kelas 1 sebanyak 100 siswa c. Kemudian pilih anggota sampel untuk masing-masing strata secara acak (random sample). 4. Pengambilan sampel Kelompok (Cluster Sampling) Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana pemilihannya mengacu pada kelompok bukan pada individu. Cara seperti ini baik sekali untuk dilakukan apabila tidak terdapat atau sulit menentukan/menemukan kerangka sampel, meski dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampelnya sudah ada. Sebagai contoh : Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman ingin mengetahui bagaimana Sikap Guru SLTP terhadap Kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), besarnya sampel adalah 300 orang, kemudian ditentukan Clusternya, misalnya sekolah, Jumlah SLTP sebanyak 66 Sekolah dengan rata-rata jumlah Guru 50 orang, maka jumlah cluster yang diambil adalah 300 : 50 = 6, kemudian dipilih secara acak enam Sekolah dan dari enam sekolah ini dipilih secara acak 50 orang Guru sebagai anggota sampel. Pengambilan sampel dengan cara yang sudah disebutkan di atas umumnya dilakukan pada populasi yang bersifat terbatas (Finit), sementara itu untuk Populasi yang jumlah dan identitas anggota populasinya tidak diketahui (Infinit) pengambilan sampel biasanya dilakukan secara tidak acak (Non random Sampling). Adapun yang termasuk pada cara ini adalah : 1. Quota Sampling : yaitu penarikan sampel yang hanya menekankan pada jumlah sampel yang harus dipenuhi. 2. Purposive Sampling : pengambilan sampel hanya pada individu yang didasarkan pada pertimbangan dan karakteristik tertentu. 3. Accidental Sampling : pengambilan sampel dengan jalan mengambil individu siapa saja yang dapat dijangkau atau ditemui. B. Pengujian Hipotesis Hipotesis statistik merupakan pernyataan sementara tentang satu populasi atau lebih. Dalam statistika, pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting untuk mengambil keputusan. Dengan melakukan pengujian hipotesis seorang peneliti akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan menyatakan penolakan atau penerimaan terhadap hipotesis. Kebenaran hipotesis secara pasti tidak pernah diketahui kecuali jika dilakukan pengamatan terhadap seluruh anggota populasi. Untuk melakukan hal ini sangatlah tidak efisien apalagi bila ukuran populasinya sangat besar. Dalam pengujian hipotesis ada dua jenis tipe kesalahan yaitu kesalahan jenis I dan kesalahan jenis kedua. Kesalahan jenis I adalah kesalahan yang terjadi akibat menolak H 0 padahal H0 benar, sedangkan kesalahan jenis II adalah kesalahan yang terjadi akibat menerima H0 padahal H1 benar. Secara ringkas tabel dari dua jenis tipe kesalahan tersebut adalah : Keputusan Galat jenis I Ho benar Ho salah Terima Ho Keputusan benar Galat jenis II Tolak Ho Galat jenis I Keputusan benar = P (menolak Ho Ho benar) = = taraf nyata Galat jenis II = P (menerima Ho Ho salah) = Sifat-sifat penting dari dan adalah : dan saling berhubungan. Menurunnya probabilitas yang satu akan meningkatkan 1. probabilitas yang lain. 2. Ukuran wilayah kritis, yang selalu berarti peluang melakukan galat jenis I, selalu dapat diperkecil dengan mengubah nilai kritisnya. 3. Peningkatan ukuran sampel (n) akan memperkecil dan secara bersamaan. 4. Bila Ho salah, nilai akan semakin besar bila parameternya dekat dengan nilai yang dihipotesiskan. Semakin besar jarak antara nilai yang sesungguhnya dengan nilai yang dihipotesiskan, maka akan semakin kecil nilai . Suatu uji hipotesis statistik yang alternatifnya bersifat satu-arah dinyatakan sebagai : Ho : = o H1 : > o atau Ho : = o H1 : < o disebut uji satu arah. Sedangkan uji hipotesis statistik yang alternatifnya bersifat dua-arah seperti Ho : = o H1 : o disebut uji dua arah. Ho selalu dituliskan dengan tanda kesamaan, sehingga menspesifikasi suatu nilai tunggal. Dengan cara ini peluang melakukan galat jenis I dapat dikendalikan. Langkah-langkah pengujian hipotesis : 1. Nyatakan hipotesis nol (Ho), yaitu Ho : θ = θo 2. Pilih hipotesis alternatif H1 yang sesuai. 3. Tentukan taraf nyatanya (). 4. Pilih statistik uji yang sesuai dan tentukan wilayah kritisnya. 5. Hitung nilai statistik uji berdasarkan data sampel. 6. Ambil keputusan : a. Tolak Ho bila nilai statistik uji terletak dalam wilayah kritis, b. Terima Ho bila nilai statistik uji jatuh di luar wilyah kritis. C. Variabel Acak Pengertian variable acak dalam suatu eksperimen yaitu suatu variabel yang dapat bernilai numeric yang didefinisikan dalam suatu ruang sampel. Variabel tersebut disebut diskrit jika variabel itu hanya dapat memiliki nilai tertentu dan disebut kontinu jika variabel itu dapat memiliki nilai-nilai pada suatu interval tertentu. D. Distribusi Binomial Perumusan mengenai distribusi binomial (disebut juga; distribusi kemungkinan Bernoulli) ini diketemukan oleh seseorang tahu matematika bangsa Swiss yang bernama Jacob Bernoulli. Perumusan yang dikemukakan disebut; fungsi kepadatan kemungkinan binomial (binomial probablilty density function). Bentuk perumusan adalah sebagai berikut : Pr(r/n,P) = aCrPrQn-r Dalam perumusan diatas dapat dilihat bahwa n merupakan banyaknya suatu percobaan dilakukan atau diulang. Ini menunjukkan bahwa suatu percobaan dapat dilakukan lebih dari sekali. Proses pengulangan tersebut disebut proses Bernoulli dan memiliki sifat-sifat sebagai berikut : 1. Hanya terdapat dua buah hasil yang mungkin untuk setiap percobaan; 2. Data yang dikumpulkan di dalam percobaan merupakan hasil perhitungan dan sebaran kemungkinan Bernouli itu merupakan sebuah distribusi diskrit; 3. Kemungkinan suatu hasil (sukses) (P) tetap sama untuk setiap percobaan, demikian juga dengan kemungkinan suatu kegagalan (Q atau 1-P); 4. Percobaan-percobaan yang dilakukan adalah independen (bebas) satu sama lain, sehingga tiada suatu pola tertentu mengenai hasil-hasilnya. Contoh Soal 1. Suatu jenis vaksin influenza yang beredar di pasaran diketahui hanya 25% efektif setelah periode dua tahun. Untuk menentukan apakah suatu vaksin baru lebih unggul dalam memberikan perlindungan terhadap virus yang sama untuk periode yang lebih lama, dilakukan penelitian. 20 orang diambil secara acak dan diinokulasi dengan vaksin baru tersebut. Bila 9 atau lebih di antara yang menerima vaksin baru terbebas dari virus tersebut selama periode 2 tahun, maka vaksin baru dinilai lebih unggul. a. Hitung peluang melakukan galat jenis I. b. Jika Ho salah, dan yang benar H1 : p = ½, maka hitung peluang melakukan galat jenis II. c. Jika Ho salah, dan yang benar H1 : p = 0,7, maka hitung peluang melakukan galat jenis II. d. Misalkan kriteria pengujiannya diubah menjadi : jika 8 atau lebih berhasil melampaui periode 2 tahun dengan baik, maka vaksin baru dinilai lebih unggul. Tentukan peluang melakukan galat jenis I dan II (dengan H1 : p = ½). e. Misalkan ukuran sampel diperbesar menjadi 100 orang, dan kriteria pengujiannya : jika 37 orang berhasil melampaui periode 2 tahun tersebut, maka vaksin baru dinilai lebih unggul. Tentukan peluang melakukan galat jenis I dan II (dengan H1: p = ½). Jawab : a. = P (galat jenis I) = P (x 9 bila p = ¼ ) 20 = 8 b(x; 20, ¼) = 1 - x 9 b(x; 20, ¼) = 1 – 0,9591 x 0 = 0,0409 b. = P (galat jenis II) = P (x < 9 bila p = ½ ) 8 = b(x; 20, ½ ) = 0,2517 x 0 8 c. = P (x < 9 bila p = 0,7 ) = b(x; 20, 0,7 ) = 0,0051 x 0 d. = P (x 8 bila p = ¼ ) 20 = 7 b(x; 20, ¼) = 1 - x 8 b(x; 20, ¼) = 1 – 0,8982 x 0 = 0,1018 7 = P (x < 8 bila p = ½ ) = x 0 e. Digunakan hampiran normal : Bila Ho benar b(x; 20, ¼) = 0,1316 = n p = 100 ( ¼ ) = 25 2 = n p q = 100 ( ¼ ) ( ¾ ) = 300/16 = P (galat jenis I) = P (x > 36,5 bila p = ¼ ) = P (z > 2,66) = 0,0039 Bila H1 benar = n p = 100 ( ½ ) = 50 2 = n p q = 100 (½) (½) = 25 = P (galat jenis II) = P (x < 36,5 bila p = ½ ) = P (z < -2,7) = 0,0035 2. Dimisalkan N = 8; P = 0,8 Q = 1-P. Hitunglah kemungkinan untuk r = 3 dengan perumusan Binomial! Jawab : Nilai kemungkinannya dihitung sebagai berikut : Pr (r = 3/n = 8, P = 0,8) = 8C3. (0,8)3. (0,2)8-3 8C3 8! 8 x 7 x 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x1 8 x 7 x 6 336 56 3!(8 3)! (3 x 2 x1) x (5 x 4 x 3 x 2 x1) 3 x 2 x1 6 Pr(r = 3/n=, 8, P = 0,8) = 56 x 0.512 x 0.00032 = 0.00917504 = 0.0092 Atau bila dinyatakan dalam persen = 0,92% Latihan Soal SOAL PILIHAN GANDA 1. Seorang guru Matematika akan meneliti hasil ulangan matematika untuk materi statistika kelas XII SMA Negeri 96 Yogyakarta yang terdiri dari 4 kelas. Penelitian dilakukan di kelas XII-1 dan XII-3. Populasi dari kejadian tersebut adalah …. a. Seluruh siswa SMA 96 Yogyakarta b. Seluruh siswa kelas XII c. Siswa kelas XII-1 d. Siswa kelas XII-2 e. Siswa kelas XII-3 2. Untuk mengetahui daya beli masyarakat, Biro Pusat Statistik (BPS) melakukan survei ke beberapa penduduk di Indonesia. Sampel dari kejadian tersebut adalah …. a. Seluruh masyarakat Indonesia b. Seluruh penduduk yang disurvei c. Daya beli masyarakat d. Biro Pusat Statistik e. Penduduk yang tidak disurvei 3. Seorang Camat Wilayah A ingin mengetahui jenis penyakit binatang sapi di wilayahnya. Untuk keperluan itu, diteliti maisng-masing 20 ekor sapi pada beberapa kelurahan di wilayah A. Populasi kejadian tersebut adalah …. a. 20 ekor sapi b. seluruh sapi di wilayah A c. sapi di beberapa kelurahan d. petugas kecamatan e. Camat Wilayah A 4. Dalam penelitian terhadap kemampuan Matematika siswa SMA se DIY, maka setiap Kodya mengirimkan 3 sekolah secara acak untuk diberikan tes diagnostik. Sampel dalam penelitian tersebut adalah …. a. Seluruh siswa SMA di DIY b. Seluruh siswa SMA di setiap Kodya c. Seluruh siswa SMA yang mendapat tes d. Seluruh siswa SMA yang tidak mendapat tes e. Seluruh siswa SMA yang mendapat tes di sekolah satu Kodya 5. Variabel acak X merupakan variabel acak diskrit jika X menyatakan …. A. Tinggi badan manusia B. Tahan hidup bola lampu C. Banyaknya sisi belakang (B) yang muncul pada lambung 2 mata uang logam bersama-sama 1 kali D. Jarak yang ditempuh oleh pejalan kaki dalam 1 jam E. Kecepatan sebuah mobil 6. Variabel acak Y merupakan variabel acak diskrit jika Y menyatakan …. A. Banyaknya sisi M yang muncul pada lambungan 3 mata uang logam bersama-sama satu kali B. Selisih banyaknya mata dadu yang muncul pada lambungan 2 dadu bersama-sama 1 kali C. Tinggi tempat dari permukaan laut D. Jarak yang ditempuh oleh pejalan kaki dalam 1 jam E. Banyaknya jawaban yang benar dari 10 soal yang diberikan kepada para siswa 7. Dalam suatu penelitian tentang warna ditemukan bahwa 20 % dari responden memilih warna hijau dari berbagai warna yang ditawarkan. Jika responden diambil 20 orang secara acak, maka probabilitas bahwa 10 orang memilih warna hijau adalah …. A. 0,001 B. 0,002 C. 0,003 D. 0,004 E. 0,005 8. Akan diperiksa 3 sampel hasil suatu produksi. Jika probabiliras hasil produksi itu rusak adalah ¼ , maka probalitas bahwa paling sedikit 2 dari 3 sampel itu adalah sampel yang rusak adalah …. A. B. C. D. E. 𝟗 𝟔𝟒 𝟑 𝟑𝟐 𝟏𝟎 𝟔𝟒 𝟔 𝟔𝟒 𝟕 𝟔𝟒 9. Dari SMA “ABC”, diketahui 10 % siswanya memakai kacamata. Diambil sampel sebesar 30 secara random. Harapan banyaknya siswa terambil sebagai sampel berkacamata adalah …. A. 3 B. 6 C. 9 D. 10 E. 12 10. Probabilitas suatu komponen radio bertahan pada suatu tes adalah ¾ . Diambil 4 komponen untuk dites. Probabilitas bahwa tepat 2 komponen dapat bertahan adalah …. A. B. C. 𝟗 𝟏𝟐𝟖 𝟐𝟕 𝟏𝟐𝟖 𝟗 𝟔𝟒 D. 𝟐𝟕 E. 𝟓𝟒 𝟔𝟒 𝟔𝟒 SOAL ESSAY 1. Sebuah mata uang logam dilambungkan 3 kali. Tentukan nilai dari variabel acak yang menyatakan banyaknya sisi muka yang muncul dikurangi banyaknya sisi belakang yang muncul. 2. Dua buah kotak masing-masing berisi 5 kartu dituliskan angka 1, 2, 3, 4, 5. Dari kotak I dan II masing-masing diambil sebuah kartu secara random. Tentukan nilai dari variabel random yang menyatakan jumlah kedua angka pada kartu yang diambil. 3. Pada label kawat baja tertulis : Diameter (2 ± 0,0005) mm Tentukan nilai dari variabel acak yang menunjukkan diameter kawat baja yang diproduksi pabrik tersebut. 4. Probabilitas seorang pasien sembuh dari penyakit langka adalah 0,4. Limabelas orang telah diketahui terjangkit penyakit tersebut. Berapakah probabilitasnya. a. Paling sedikit 10 orang dapat bertahan dan sembuh b. Antara 3 sampai dengan 8 orang dapat sembuh c. Tepat 5 orang yang dapat sembuh 5. Dari suatu klinik bersalin terjadi 10 kelahiran tiap minggu. Tentukan probabilitas lahirnya 3 orang anak laki-laki dalam seminggu. LIMIT FUNGSI A. Limit fungsi trigonometri sin ax ax a lim x0 bx x0 sin bx b 1. lim tan ax ax a lim x0 bx x0 tan bx b 2. lim Catatan Identitas trigonometri yang biasa digunakan a. 1 – cos A = 2 sin 2 ( 12 A) b. 1 = csc x sin x c. 1 = secan x cos x d. cos A – cos B = – 2 sin 12 (A + B) sin 12 (A – B) e. cos A sin B = ½{sin(A + B) – sin(A – B)} B. Limit Mendekati Tak Berhingga 1. lim ax n bx n 1 ... x cx m dx m 1 ... a. p = = p , dimana: a , jika m = n c b. p = 0, jika n < m c. p = , jika n > m 2. lim x ax b cx d = q, dimana: a. q = , bila a > c b. q = 0, bila a = c c. q = –, bila a < c 3. lim x ax bx c ax 2 qx r 2 Contoh Soal x2 .... 1. lim x 0 1 cos x Jawab : x2 2 x lim 2(1) 2 x 0 1 cos x x 0 sin x lim 2. lim 1 cos x .... x 0 2 x sin 3x Jawab : lim x 0 3. lim x 1 cos x 1 cos x sin x 1 lim lim 2 x 0 x 0 2 x sin 3x 6x 12 x 12 ( x p)( x q x .... Jawab: lim lim x x x lim x ( x p)( x q) x 2 (p q) x pq x 2 (p q) 2 1 pq 2 sin x 2 4. lim .... x x 2 2 4 Jawab : bq 2 a sin x 2 0 lim 0 x x 2 2 4 Dalil L’Hospital cos x 1 2 lim 2 1 1/ 2 x 2 1 2 1x . 2 2 2 1 1 sin 1 cos1 x x .... 5. lim x 1 ( x 1) Jawab: 1 1 sin 1 cos1 x x lim x 1 ( x 1) 1 1 1 2 sin 1 cos 1 2 x x lim x 1 ( x 1) 1 1 sin 21 2 x lim x 1 ( x 1) 1 x 1 sin 2 2 x lim x 1 ( x 1) 1 1 sin 2x 1 2 x lim x 1 ( x 1) lim x 1 1 1 . 2. 1 2 1 LATIHAN SOAL SOAL PILIHAN GANDA 1. Nilai lim 1 cos 2 x = …. x0 1 cos 4 x a. 12 b. 14 c. 0 d. 1 16 e. 1 4 2. Nilai lim x0 cos 4 x 1 = …. x tan 2 x A. 4 B. 2 C. – 1 D. – 2 E. – 4 3. Nilai lim x A. 0 B. 1 2 C. 1 D. 2 E. 4 5 x 4 3x 9 ) = …. 4x 4. Nilai lim x x(4 x 5) 2 x 1 = …. A. 0 B. 1 4 C. 1 2 D. 9 4 E. 5. lim 1 𝑥 1 𝑥 sin(1− ) cos(1− ) 𝑥−1 𝑥→1 =.... a. -∞ b. -1 c. 0 d. 1 e. ∞ 6. lim √(𝑥 + 𝑎)(𝑥 + 𝑏) − 𝑥 = . . . . 𝑥→∞ a. 𝑎+𝑏 b. 2𝑎+𝑏 c. 𝑎+2𝑏 d. 2𝑎−𝑏 e. 𝑎−𝑏 2 2 2 2 2 cos 2𝑥 7. lim sin 𝑥−cos 𝑥 = . . . . 𝑥→𝜋 a. √2 b. 1 c. 0 d. -1 e. −√2 8. lim sin 𝑎𝑥 𝑥→0 cos 𝑏𝑥 a. – =.... 𝑏 𝑎 𝑎 b. − 𝑏 c. 0 d. 𝑎 e. 𝑏 𝑏 𝑎 sin 2𝑥 9. lim 3−√2𝑥+9 = . . . . 𝑥→0 a. -12 b. -9 c. -6 d. -3 e. 0 1−cos 𝑥 10. lim 𝑥 sin 2𝑥 = . . . . 𝑥→0 1 a. − 4 1 b. − 2 c. 0 d. 1 e. 1 2 4 SOAL ESSAY 1. Hitunglah limit berikut. a. b. lim 1 cos 4 x x 0 x2 1 cos 2 x lim x 0 2 x sin 2 x 2. Hitunglah limit berikut. a. lim x x(4x 5) 4x 2 3 2x 2 2x 3 2x 2 2x 3 2 b. lim x x tan 3x . x sin 2 6 x 3. Tentukan nilai lim 4. Tentukan nilai lim ( x a)( x b) x x 5. Hitunglah limit berikut. x a. lim x 1 x 1 x b. lim 3x 2 9 x 2 2 x 5 x TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI A. TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI Dengan menggunakan definisi turunan kita bias menentukan turunan dari : 1. f(x) = sin x, yaitu : f(x) = sin x f(x + h) = sin (x + h) f’(x) = lim h o f ( x h) f ( x ) h sin( x h) sin( x) h 0 h = lim 1 1 2 cos (2 x h) sin h 2 2 = lim h 0 h 1 = lim 2 cos (2 x h) lim h 0 h 0 2 = 2 cos sin 1 h 2 h 1 1 (2 x). 2 2 = cos x 2. f(x) = cos x, yaitu : f(x) = cos x f(x + h) = cos ( x + h ) f’(x) = lim h o = lim h 0 f ( x h) f ( x ) h cos( x h) cos( x) h 2 sin = lim h 0 1 1 (2 x h) sin h 2 2 h = lim (2 sin h 0 = - 2 sin 1 (2 x h) lim h 0 2 sin 1 h 2 ) h 1 1 (2 x). 2 2 = - sin x Jadi diperoleh rumus turunan fungsi trigonometri : 1. a. f(x) = sin x → f’ (x) = cos x a. f(x) = cos x → f’ (x) = - sin x 2. a. f(x) = sin (ax + b) → f’(x) = a cos (ax + b ) b. f(x) = cos (ax + b) → f’(x) = - a sin (ax + b ) dan jika u suatu fungsi maka: 3. a. f(x) = sin u → f’(x) = u’ cos u b. f(x) = cos u → f’(x) = - u’ sin u B. DALIL RANTAI UNTUK MENENTUKAN TURUNAN Apabila y = f(g(x)) maka y’ = f’ (g(x)). g’(x) Dari rumus y = f(g(x)) → y’ = f’ (g(x)). g’(x) Jika g(x) = u→ g’ (x) = du dy dan f(g(x)) = f(u) → y = f(u) → = f’(u) = f’(g(x)) dx du Maka f’(x) = f’ (g(x)). g’(x) dapat dinyatakan ke notasi Leibniz menjadi dy dy du . dx du dx Dan bentuk tersebut dapat dikembangkan jika y = f ( u(v)) maka: dy dy du dv . . dx du dv dx CONTOH SOAL 1. Tentuka turunan dari: b. f(x) = 3 sin x + 2 cos x c. f(x) = sin (5x – 2) d. f(x) = tan x Jawab: a. f(x) = 3 sin x + 2 cos x f’(x) = 3 cos x - 2 sin x b. f(x) = sin (5x – 2) f’ (x) = 5 cos (5x – 2 ) c. f(x) = tan x = sin x cos x missal : u = sin x → u’ = cos x v = cos x → v’ = - sin x f’ (x) = u ' v uv' v2 = cos x. cos x sin x.( sin x) cos 2 x = cos 2 x sin 2 x cos 2 x = 1 cos 2 x = sec2 x 2. Dengan notasi Leibniz tentukam yurunan dari : 4 a. y = (x2 – 3x) 3 b. y = cos5 ( 3 2x ) Jawab: 4 a. y = (x2 – 3x) 3 missal : u = x2 – 3x → du = 2x – 3 dx 1 3 y=u4 → dy 4 3 u du 3 1 4 = ( x 2 3x) 3 3 Sehingga : 1 dy dy du 4 2 . = ( x 3 x ) 3 .(2x – 3) dx du dx 3 8 = 4 x 2 3x x b. y = cos5 ( Misal: v = 3 2x 3 y = u5 → 1 3 ) 2x → u = cos v → dv = -2 dx du = - sin v = - sin ( 2 x ) dv 3 dy = 5u4 = 5(cos v)4 du Sehingga : dy dy du dv = 5(cos v)4 . - sin ( 2 x ) . -2 . dx du dv dx 3 = 10 (cos v)4 sin ( = 10 (cos( 3 3 2x ) 2 x ) )4 sin ( 3 2x ) LATIHAN SOAL PILIHAN GANDA 1. Turunan pertama dari y = 14 sin 4 x adalah y’ =…. A. –cos 4x 1 cos 4 x B. 16 C. 1 cos 4 x 2 D. cos 4x E. 1 cos 4 x 16 2. Turunan pertama fungsi f(x) = sin2(8x – 2) adalah f’(x) = …. A. 2 sin (8x – 2) B. 8 sin (8x – 2) C. 2 sin (16x – 4) D. 8 sin (16x – 4) E. 16 sin (16x – 4) 3. Turunan pertama dari f(x) = sin2(2x – 3) adalah f’(x) = … A. 2cos(4x – 6) B. 2 sin(4x – 6) C. –2cos(4x – 6) D. –2 sin(4x – 6) E. 4 sin(2x – 3) 4. Turunan pertama dari f(x) = 3 sin 2 3x adalah f’(x) = … A. 2 3 cos B. 2 cos C. 1 3 1 3 1 2 cos 3 3 3x 3x 3x sin 3x D. –2 cot 3x · 3 sin 2 3x E. 2 cot 3x · 3 sin 2 3x 5. Turunan pertama dari f(x) = (3x2 – 5) cos x adalah f’(x) = … A. 3x sin x + (3x2 – 5) cos x B. 3x cos x + (3x2 – 5) sin x C. –6x sin x – (3x2 – 5) cos x D. 6x cos x + (3x2 – 5) sin x E. 6x cos x – (3x2 – 5) sin x 6. Turunan pertama f(x) = cos3x adalah … A. f'(x) = – 23 cos x sin 2x B. f'(x) = 3 2 cos x sin 2x C. f'(x) = –3 sin x cos x D. f'(x) = 3 sin x cos x E. f'(x) = –3 cos2x 7. Diketahui f(x) = (1 + sin x)2 (1 + cos x)4 dan f’(x) adalah turunan pertama f(x). nilai f’( 2 ) = … A. –20 B. –16 C. –12 D. –8 E. –4 8. Jika f ( x ) A. 1 4 B. 1 C. 3 4 D. 1 E. 2 1 3 sin x cos x 1 , maka f ' …. sin x 3 9. Turunan pertama dari fungsi f ( x ) A. 1 sin x sin 2 x B. sin x 1 cos x 1 C. 2 cos x 1 D. 2 sin x 1 E. 1 cos x 1 1 cos x adala f’ (x) = … sin x 10. Turunan pertama dari y = cos4 x adalah,… A. 1 cos 3 x 4 3 B. 4 cos sin x 1 C. cos 3 x 4 3 D. 4 cos sin x 3 E. 4 cos x SOAL ESSAY Tentukan turunan fungsi-fungsi berikut. 1. 𝑓(𝑥) = −10𝑥 + 3 cos 𝑥 2. 𝑓(𝑥) = 5 sin 𝑥 cot 𝑥 3. 𝑓(𝑥) = 1+cot 𝑥 4. 𝑓(𝑥) = 𝑐𝑜𝑠 3 𝑥 sin 𝑥 tan 𝑞 5. 𝑝 = 1+tan 𝑞 APLIKASI TURUNAN FUNGSI A. Aplikasi turunan suatu fungsi Turunan suatu fungsi dapat digunakan dalam penafsiran geometris dari suatu fungsi, diantaranya: 1) Gradien garis singgung kurva f(x) di titik x = a , yaitu m = f’(a) Rumus persamaan garis singgung kurva yang melalui titik (a, b) dan bergradien m adalah: y – b = m(x – a) 2) Fungsi f(x) naik, jika f’(x) > 0, dan turun, jika f’(x) < 0 3) Fungsi f(x) stasioner jika f’(x) = 0 Nilai stasioner f(x) maksimum jika f’’(x) < 0, dan minimum jika f’’(x) > 0 CONTOH SOAL 1. Pada selang -1 ≤ x ≤ 2, fungsi y = x3 – 3x2 + 3 mempunyai nilai maksimum … Jawab: –1≤x≤2 y = x3 – 3x2 + 3 y’ = 3x2 – 6x 0 = 3x (x – 2) → x = 0 atau x = 2 o x = - 1 → y = (-1)3 – 3 (-1)2 + 3 = - 1 o x = 0 → y = (0)3 – 3(0)2 + 3 = 3 o x = 2 → y = (2)3 – 3(0)2 + = - 1 nilai maksimum = 3 2. Jarak terpendek titik (4, 2) ke titik pada parabola y2- = 8x adalah … Jawab: Jarak terpendek titik (4, 2) ke titik pada parabola y2 = 8x d ( x 1 x 2 ) 2 ( y1 y 2 ) 2 2 y2 d 4 ( y 2) 2 8 y2 2 y 2 4 2( y 2) 8 8 d' 0 2 2 y 2 4 ( y 2) 2 8 y3 = 64 → y = 4 2 42 d 4 (4 2) 2 2 2 8 3. Jarak yang ditempuh sebuah mobil dalam waktu t diberikan oleh fungsi S(t) = 1 3 t 3t 2 5t. kecepatan tertinggi mobil itu di capai pada waktu t = … 3 Jawab: 1 s( t ) t 3 3t 2 5t 3 v( t ) ds t 2 6t 5 dt v(t) = - 2t + 6 0 = - 2t + 6 t = 3 4. Sebuah pintu berbetuk seperti gambar. Keliling pintu sama dengan p. Agar luas pintu maksimum, maka x sama dengan … Jawab: keliling = p x x y 2x 1 2 x 2 y x p 2 2x + 2y + πx = p 2y = p – 2x – πx x x y 2x 1 L (2x ).y x 2 2 1 L (p 2x x ) x x 2 2 1 L px 2x 2 x 2 2 Agar luas maksimum L (x) = 0 L (x) = p – 4x – πx 0 = p – (4 + π)x x p 4 5. Seekor semut merayap pada bidang xoy. Pada saat t ia berada di titik (x(t),y(t) dengan x(t) dan y(t)=t2-4t + 5. Semut itu akan berjarak minimum ke sumbu x pada saat jarak semut itu dari sumbu y sama dengan… A. 2 B. 3 C. 4 D. 5 E. 6 Jawab: C x(t) = t2 t x y(t) = t2 – 4t + 5 semut merayap xoy y x 2 4 x 5 y x4 x 5 Jarak minimum bila y’ = 0 y' 1 2 x 0 1 2 x 2 1 x x 2 atau x = 4 x = 4 y 4 4 4 5 1 jarak minimum semut ke sumbu x pada saat semut di titik dengan x = 4 LATIHAN SOAL SOAL PILIHAN GANDA 1. Garis singgung kurva y = (x2 + 2)2 yang melalui titik (1, 9) memotong sumbu Y di titik … A. (0, 8) B. (0, 4) C. (0, –3) D. (0, –12) E. (0, –21) 2. Diketahui h adalah garis singgung kurva y = x3 – 4x2 + 2x – 3 pada titik (1, – 4). Titik potong garis h dengan sumbu X adalah … A. (–3, 0) B. (–2, 0) C. (–1, 0) D. (– 12 , 0) E. (– 13 , 0) 3. Jarak yang ditempuh sebuah mobil dalam waktu t diberikan oleh fungsi s(t) = 14 t 4 32 t 3 6t 2 5t . Kecepatan maksimum mobil tersebut akan tercapai pada saat t = … detik A. 6 B. 4 C. 3 D. 2 E. 1 4. Sebuah segitiga dibatasi oleh garis x + 2y = 4, sumbu X dan sumbu Y. Dari sebuah titik pada garis itu dibuat garis–garis tegak lurus pada sumbu X dan sumbu Y sehingga membentuk sebuah persegi panjang seperti pada gambar berikut. Luas maksimum daerah persegi panjang yang diarsir adalah ... satuan luas A. 1 4 B. 1 2 Y (x,y ) C. 1 D. 2 E. 3 X 0 X + 2y = 4 5. Suatu perusahaan memproduksi x unit barang, dengan biaya (4x2 – 8x + 24) dalam ribu rupiah untuk tiap unit. Jika barang tersebut terjual habis dengan harga Rp40.000,00 tiap unit, maka keuntungan maksimum yang diperoleh perusahaan tersebut adalah … A. Rp16.000,00 B. Rp32.000,00 C. Rp48.000,00 D. Rp52.000,00 E. Rp64.000,00 6. Suatu perusahaan menghsilkan x produk dengan biaya sebesar (9000 + 1000x + 10x 2) rupiah. Jika semua hasil produk perusahaan tersebut habis dijual dengan harga Rp5.000,00 untuk satu produknya, maka laba maksimum yang dapat diperoleh perusahaan tersebut adalah … A. Rp149.000,00 B. Rp249.000,00 C. Rp391.000,00 D. Rp609.000,00 E. Rp757.000,00 7. Selembar karton berbentuk persegi panjang dengan lebar 5 dm dan panjang 8 dm akan dibuat kotak tanpa tutup. Pada keempat pojok karton dipotong persegi yang sisinya x dm. ukuran kotak tersebut (panjang, lebar, tinggi) agar volum maksimum berturut– turut adalah … A. 10 dm, 7 dm, 1 dm B. 8 dm, 5 dm, 1 dm C. 7 dm, 4 dm, 2 dm D. 7 dm, 4 dm, 1 dm E. 6 dm, 3 dm, 1 dm 8. Santo ingin membuat sebuah tabung tertutup dari selembar karton dengan volum 16 dm3. Agar luas permukaan tabung minimal, maka jari–jari lingkaran alasnya adalah … A. B. C. 3 4 dm 2 dm 3 4 3 dm D. 2 3 dm E. 4 3 dm 9. Koordinat titik maksimum dan minimum dari grafik y = x3 + 3x2 + 4 berturut–turut adalah … A. (–2,4) dan (0,3) B. (0,3) dan (–2,4) C. (–2,6) dan (0,5) D. (0,4) dan (–2,8) E. (–2,8) dan (0,4) 10. Nilai maksimum dari fungsi f(x) = 1 3 x 3 32 x 2 2 x 9 pada interval 0 x 3 adalah … A. 9 23 B. 9 56 C. 10 D. 10 12 E. 10 23 SOAL ESSAY 1. Tentukan gradien garis singgung pada kurva: a. y = x2 – 6x di titik (-1,7) 1 b. y = sin 2x di titik ( , 2) 2 2 2. Suatu garis singgung pada kurva y = 3 + 2x – x2 sejajar dengan garis 4x + y = 3, tentukan : a. Titik singgung b. persamaan garis singgung 3. Tentukan pada interval mana fungsi berikut merupakan fungsi naik atau fungsi turun. a. f(x) = x2 – 6x b. f(x) = 1 3 x + 4x2 – 20x + 2 3 c. f(x) = (x2 -1) (x+1) 4. Tunjukkan bahwa fungsi f(x) = x3 – 6x2 + 12x + 6 tidak pernah turun. 5. Tentukan nilai stasioner dan jenisnya pada fungsi berikut : a. f(x) = x2 – 6x b. f(x) = 2x3 – 9x2 + 12x c. f(x) = 1 4 1 2 x x 4 2 d. f(x) = x4 – 8x2 -9 ( x 1) 2 e. f(x) = x4