Bernavigasi melewati Kerentanan

advertisement
Bernavigasi melewati Kerentanan
Agus D.W. Martowardojo
Gubernur Bank Indonesia
(sebagaimana disusun untuk diserahkan, Indonesia Fixed Income and High Yield
Bond Forum 2015) 22 September 2015, Jakarta, Indonesia
• Bpk. Sumit Dutta, Chief Executive Officer, HSBC Indonesia
• Bpk. Scenaider C.H. Siahaan, Direktur Strategi & Portofolio
Pembiayaan, Kementerian Keuangan Republik Indonesia
• Peserta dari berbagai lembaga dalam negeri dan
internasional,
• Hadirin yang saya hormati,
Selamat pagi dan selamat datang di acara ini,
1.
Pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Euromoney
Institutional Investor yang telah mengundang saya untuk memberikan
sambutan utama dalam 4th Indonesia Fixed Income and High Yield Bonds
Forum.
2.
Senantiasa menjadi kebahagiaan bagi saya untuk dapat berkumpul dengan
Anda dan memiliki kesempatan berharga ini untuk berbincang dengan
investor tentang tantangan ekonomi Indonesia saat ini dan respons
kebijakan yang diberikan.
Hadirin yang saya hormati,
3.
Sejak terjadinya krisis keuangan dan ekonomi pada tahun 2008, kita hidup
dalam dunia yang semakin tidak menentu. Dalam beberapa bulan terakhir,
pasar keuangan global telah mengalami guncangan berulang kali, yang
beberapa di antaranya disebabkan oleh kebijakan moneter yang berbeda di
antara negara-negara maju, krisis Yunani, terus menurunnya harga-harga
1
komoditas, dan perubahan yang mengejutkan dalam pengaturan kurs mata
uang renminbi Tiongkok.
4.
Dengan suku bunga hampir mendekati nol, Bank of Japan dan ECB
melanjutkan program pembelian aset mereka untuk merangsang kegiatan
ekonomi dan membuat inflasi lebih mendekati target. Pada saat yang
sama, Federal Reserve Amerika Serikat dan Bank of England terus
menyiapkan peserta pasar untuk menaikkan suku bunga mereka.
5.
Meskipun waktu gerakan pertama Federal Reserve menjadi semakin tidak
pasti, perbedaan suku bunga antara Amerika Serikat dan banyak negara
lain tetap besar, dengan konsekuensi signifikan pada pasar valuta asing, di
mana dollar AS mengalami tren apresiasi sejak pertengahan 2014.
6.
Sementara itu, setelah mengalami pemulihan singkat pada triwulan kedua
2015,
harga
sebagian
besar
komoditas
terus
menurun,
sehingga
menambah tekanan pada kurs produsen komoditas tersebut. Persepsi
tentang melemahnya permintaan global akibat jatuhnya pertumbuhan
investasi Tiongkok dan suplai yang tetap tinggi dalam hal minyak,
memainkan peran penting.
7.
Karena semakin cepatnya penurunan harga di pasar komoditas, investor
menjadi semakin khawatir dengan prospek pertumbuhan di Negara-Negara
dengan Pertumbuhan Ekonomi Cepat dan dampaknya terhadap ekonomi
global.
8.
Terkait dengan krisis Yunani, pasar keuangan global kembali menjadi kacau
setelah penurunan tajam di pasar ekuitas Tiongkok dan perubahan
mengejutkan pada pengaturan kurs renminbi Tiongkok.
9.
Mata uang berbagai negara di wilayah Asia, termasuk Rupiah Indonesia,
mengalami depresiasi tajam sebagai akibat dari melemahnya mata uang
Tiongkok.
Khususnya, ringgit Malaysia –sebagai eksportir komoditas–
bereaksi sangat keras dengan depresiasi sampai melebihi 6% sejak
pengumuman tersebut.
2
10. Pada 20 Agustus, Kazakhstan sebagai eksportir komoditas dengan mitra
dagang utama Rusia dan Tiongkok, mengumumkan akan membiarkan
perdagangan mata uangnya secara bebas; mata uang Kazakhstan seketika
kehilangan lebih dari seperlima nilainya terhadap dollar AS.
11. Pelambatan ekonomi Tiongkok dan apresiasi dollar AS telah menghadapkan
Negara-Negara dengan Pertumbuhan Ekonomi Cepat pada tantangan
ganda:
prospek pertumbuhan telah melemah, terutama bagi
eksportir komoditas, dan beban utang dalam denominasi dollar
telah meningkat terkait dengan mata uang lokal.
12. Dengan latar belakang ini, sejumlah negara dengan pertumbuhan ekonomi
cepat dan bank-bank sentral pada negara-negara eksportir komoditas
melonggarkan kebijakan moneternya, termasuk Tiongkok, Hungaria, India,
Rusia, dan Thailand.
13. Di Brazil, di mana resesi bertemu dengan peningkatan inflasi dan tekanan
politik, bank sentralnya menaikkan suku bunganya dari 12,75% pada awal
Maret menjadi 14,25%, dengan mengutamakan inflasi di atas target
sebagai perhatian utamanya, tetapi menunjukkan jeda dalam pengetatan
lebih lanjut.
Hadirin yang saya hormati,
14. Sebagai ekonomi dengan sedikit keterbukaan, Indonesia tentu tidak
terisolasi dari sejumlah kerentanan dalam pasar keuangan global. Kita
dapat berasumsi bahwa berbagai risiko gelombang lebih lanjut dalam
kerentanan pasar keuangan global akan tetap ada.
15. Perubahan jalur kebijakan moneter global, siklus super dollar AS,
pelambatan Tiongkok, dan terus menurunnya harga berbagai komoditas,
merupakan risiko-risiko utama terhadap stabilitas dan gambaran ekonomi
Indonesia.
16. Beberapa waktu terakhir ini, media memberikan perhatian khusus terhadap
hal ini, dengan membandingkan krisis 1997/1998 dengan tekanan pasar
3
saat ini. Menurut hemat saya, dalam menghadapi skenario tak menentu
dengan potensi biaya yang sangat tinggi, akan jauh lebih baik bagi kita
untuk tetap waspada, namun tidak ada alasan untuk panik.
17. Pertama, Indonesia memiliki kondisi keuangan yang lebih baik saat ini
daripada
beberapa
menyebabkan
krisis
dekade
mata
yang
uang,
lalu,
saat
perbankang,
kerentanan
dan
utang
keuangan
negara.
Restrukturisasi kredit macet bank-bank di Indonesia yang mulai terjadi
sekitar satu dekade yang lalu, menghasilkan neraca sektor keuangan yang
lebih sehat saat ini.
18. Hal ini terlihat dari rasio kecukupan modal (CAR) bank yang jauh lebih
tinggi daripada persyaratan minimum, likuiditas industri yang relatif tinggi,
rasio kredit macet yang relatif rendah, profitabilitas yang terjaga,
manajemen risiko yang baik, dan pengawasan yang ketat.
19. Kedua, posisi fiskal Indonesia yang berkembang pesat, baik utang maupun
defisit, harus memastikan bahwa Indonesia dapat melakukan respons
kebijakan yang kuat saat diperlukan. Dalam peraturan anggaran, jumlah
kumulatif defisit anggaran dan anggaran daerah dibatasi sampai maksimum
3% dari PDB, sedangkan total utang pemerintah yang belum dibayar
dibatasi sampai maksimum 60% dari PDB.
20. Pada November 2014, kami menyambut baik tindakan pemerintah saat ini
yang menghapus subsidi BBM ke sistem yang lebih terarah dengan
kebijakan untuk memberikan ruang dalam anggaran pemerintah untuk
pengeluaran infrastruktur yang lebih penting bagi pertumbuhan.
21. Ketiga, penerapan kerangka sasaran inflasi (ITF) sejak 2005 memastikan
kerangka kebijakan moneter yang disiplin, transparan, dan akuntabel.
Kerangka ini yang dikombinasikan dengan kebijakan makroprudensial
menjamin kestabilan makroekonomi dan keuangan. Peran utama kerangka
ITF terlihat jelas dari gambaran inflasi inti yang selama ini berkisar antara
4.5-5.0% dalam enam tahun terakhir.
4
22. Kami yakin bahwa kerangka kebijakan moneter dan fiskal yang kredibel
akan
senantiasa
mendukung
kepercayaan
investor
pada
kualitas
pengelolaan kebijakan makroekonomi. Hal ini ditunjukkan dalam bentuk
aliran modal masuk ke Indonesia yang terus suportif dalam tiga tahun
terakhir.
23. Keempat, Indonesia memiliki kurs yang fleksibel, yang membuat kita
tidak
lebih
rentan
terhadap
jatuhnya
tonggak
mata
uang
yang
mengganggu, serta memadainya cadangan valuta asing untuk melindungi
Indonesia dari ujian terhadap mata uang kita dan simpanan bank.
24. Dalam hal ini, kami tetap yakin untuk menerapkan praktik yang lebih
berbasis pasar dalam pasar valuta asing dan pasar uang domestik, serta
praktik lindung nilai dan transaksi berbasis harga pasar.
Hadirin sekalian,
25. Kami memahami bahwa perbaikan fundamental yang saya sebutkan
sebelumnya telah membuat Indonesia memiliki pijakan yang lebih baik saat
ini daripada 1997/1998. Tetapi, Indonesia tetap terpapar pada risiko
kerentanan
sebagai
kelompok
Negara
dengan
Pertumbuhan
Ekonomi Cepat yang mengharuskan para pembuat kebijakan untuk lebih
waspada.
26. Beberapa unsur sangat jelas dalam hal ini. Pertama, pada awal goncangan
eksternal seperti ini, pasar memberikan respons yang agak serampangan
terhadap kelompok negara dengan pertumbuhan ekonomi cepat, dengan
diferensiasi setelah rentang waktu yang relatif singkat.
27. Kedua, diferensiasi dilakukan berdasarkan kekuatan fondasi ekonomi.
Khususnya, negara dengan kekuatan eksternal dan fiskal yang lebih kuat,
inflasi yang lebih rendah, cadangan internasional yang lebih besar, dan
sektor keuangan yang baik dan mantap, biasanya mengalami reaksi pasar
yang lebih terkendali. Hal ini juga menekankan pentingnya membangun
penyangga kebijakan pada waktu yang baik.
5
28. Ketiga, pasar memberikan penghargaan tepat waktu dan tindakan
kebijakan yang kredibel, karena berbagai negara yang menjawab beragam
tantangan yang muncul dengan cara yang fleksibel dan dengan instrumen
yang tepat umumnya berjalan lebih baik.
29. Keempat, meskipun menggunakan kurs valuta asing sebagai peredam
tegangan telah terbukti efektif dalam membantu negara-negara dengan
pertumbuhan ekonomi cepat menghadapi kondisi keuangan global yang
semakin sulit,
intervensi dalam pasar ini dapat bermanfaat untuk
menghadapi kerentanan sementara dalam situasi cadangan internasional
yang memadai dan kurs yang tidak overvaluasi;
tetapi,
efektivitas
intervensi cenderung hilang saat tingkat ketidakpastian pasar mencapai
level yang sangat tinggi.
30. Terakhir, potensi pertumbuhan adalah unsur penting lainnya dari
diferensiasi
dalam
masa
pergolakan;
lebih
khusus
lagi,
prospek
pertumbuhan yang lebih baik akan menimbulkan gangguan keuangan yang
tidak lebih berat.
Hadirin sekalian,
31. Izinkan saya untuk lebih berfokus pada inisiatif terbaru Bank Indonesia.
Pertama-tama, saya ingin menegaskan kembali bahwa Bank Indonesia
senantiasa menjaga kebijakan moneter ketat, untuk menjangkarkan
ekspektasi inflasi dan mengelola tekanan eksternal terkait dengan
kerentanan
saat
ini.
Sebagaimana
diperlukan,
kami
senantiasa
menggunakan kebijakan makroprudensial sebagai peran penyeimbang
dalam mendukung pertumbuhan kredit sambil menjaga stabilitas keuangan.
32. Terkait dengan kurs, kami melanjutkan kebijakan untuk memastikan
pergerakan kurs sesuai dengan nilai dasarnya dan memungkinkan
fleksibilitas kurs memainkan peran sebagai peredam ketegangan dalam
ekonomi. Kami melakukan kebijakan intervensi terukur dalam pasar valas
6
untuk mengatasi kerentanan dan memastikan keteraturan kondisi pasar,
sejalan dengan praktik yang ada.
33. Kami
akan
senantiasa
pengoperasian
moneter,
melakukan
yang
peningkatan
dilengkapi
dalam
dengan
kerangka
berbagai
upaya
pendalaman pasar keuangan yang dilakukan BI saat ini untuk memperkuat
mekanisme transmisi kebijakan moneter.
34. Kami
mengetahui
adanya
sejumlah
kantung
kerentanan
akibat
meningkatnya utang korporat dan utang dalam mata uang asing tanpa
lindung nilai. Meskipun sekitar 70 persen dari utang non-BUMN dalam mata
uang asing
diperkirakan telah dilakukan oleh perusahaan dengan
pembiayaan yang terkait dengan ILA dan/atau arus kas valas, beberapa
perusahaan masih mungkin mengalami risiko valas.
35. Oleh karena itu, untuk meminimalkan risiko tersebut, kami telah
mengeluarkan peraturan yang mengharuskan perusahaan menjaga tingkat
minimum
lindung
nilai
dan
rasio
likuiditas
untuk
mengurangi
ketidaksesuaian mata uang dan likuiditas. Kebijakan ini tidak dimaksudkan
untuk menghambat aliran masuk utang asing swasta namun untuk
memastikan manajemen risiko yang memadai oleh sektor bisnis.
Hadirin yang saya hormati,
36. Izinkan saya menutup sambutan ini dengan memberikan beberapa
pandangan akhir sebagai berikut. Indonesia saat ini ditantang dengan
berbagai
risiko
eksternal
dan
internal.
Hal
ini
bukannya
tidak
menguntungkan karena ada juga berbagai peluang untuk mendorong kita
mempersiapkan diri untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
37. Dalam dunia yang semakin rentan, kita harus berbuat lebih banyak.
Berbagai upaya kita jangan hanya untuk mengatasi fluktuasi jangka
pendek, namun juga memberikan fondasi jangka panjang untuk masa
depan Indonesia. Hal ini membutuhkan rencana aksi ke depan oleh semua
pemangku kepentingan. Bank Indonesia akan senantiasa memastikan
lingkungan keuangan dan ekonomi yang stabil sehingga berbagai bisnis
7
dapat berkembang dan setiap orang dapat memiliki standar hidup yang lebih
baik secara berkelanjutan.
Terima kasih.
Agus D.W. Martowardojo
Gubernur Bank Indonesia
8
Download