BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1 Perkembangan teknologi banyak memberikan solusi yang lebih baik untuk kemudahan kehidupan kita, dan dapat menunjang kegiatan kita sehari-hari. Motor adalah salah satu bagian dari teknologi yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan kita sejak dahulu hingga kini, karena fungsinya yang dapat merubah energi listrik menjadi energi gerak maka banyak di manfaatkan pada dunia industri. Contoh dari pemanfaatan pada dunia industri adalah lift, conveyor, pompa dan lain-lain (Prama, 2012) Motor DC brushless banyak digunakan dalam dunia industri, dan salah satu aplikasinya dapat pula digunakan sebagai motor penggerak mobil listrik. Salah satu keunggulan yang membuat motor ini banyak dipilih adalah tidak diperlukannya brush dan komutator yang selama ini menjadi persoalan utama pada motor DC. (Lukas,1997). Brushless motor biasanya memiliki efisiensi 85-90%, sedangkan motor DC dengan brushgear biasanya hanya 75-80% efisiennya. Tetapi kendala dari motor DC brushless adalah kecepatan putaran yang tidak stabil (Ismail, 2004) Motor DC Brushless yang umum digunakan harus memiliki kontrol kecepatan yang tepat, seperti dalam disk drive komputer atau di perekam kaset video, yang spindles dalam CD, CD-ROM, drive, dan mekanisme dalam kantor produk seperti fans, laser printer dan photocopiers (Sahadi, 2007). Pada motor DC brushless terdapat enam bagian penting yang bisa kita ingat : rotor, stator, axle (sumbu), sensor (hall), controller dan inverter. Motor menggunakan magnet untuk menghasilkan gerakan (putaran). Mungkin jika kita ingat dulu pernah bermain dengan magnet maka masih ingat hal mendasar dari sifat magnet itu sendiri : kutub yang sama akan saling tolak menolak dan yang berlainan akan tarik-menarik. Jadi jika kita punya dua buah magnet dan menandai satu sisi magnet tersebut dengan "north" (utara) dan yang lainnya dengan "south" (selatan), maka bagian sisi "north" akan coba menarik "south", sebaliknya sisi "north" magnet yang pertama akan melawan/menolak sisi "north" magnet kedua dan seterusnya. Di dalam sebuah elektrik motor kondisi saling "tarik-menarik" dan "tolak-menolak" ini akan menghasilkan gerakan berputar atau sering disebut sebagai rotational motion (Rudy, 2001). Dengan menambahkan komponen permanent magnet, electronic inverter (yang menimbulkan medan putar) dan position control (umumnya menggunakan sensor hall), maka akan di dapat motor DC Brushless (Rahmad, 2000) Brushless Motor mempunyai banyak keuntungan dibandingkan dengan tipe motor yang biasa (brushed) : Karena bukan "brushed" tetapi rangkaian komputer kecil yang mengontrol maka arus tersebut akan bisa lebih akurat (presisi). Komputer juga dapat perpindahan arus, mengatur kecepatan motor lebih baik sehingga membuat "brushless motor" lebih efisien. Tidak adanya storing/mekanical noise dan tidak menggunakan "brushes" yang dapat rusak setelah lamanya pemakaian. Dengan posisi "electromagnets" di bagian "stator", maka pendinginan motor menjadi lebih mudah. Jumlah "electromagnets" di stator dapat sebanyak mungkin untuk mendapatkan kontrol yang lebih presisi dan akurat (Wisnu, 2005). Pada proyek akhir ini akan dilakukan pengendalian kecepatan putaran motor DC brushless dengan program microcontroller. Pengendalian kecepatan motor secara mekanik pada mobil listrik dapat dirubah dengan pengendalian secara elektris, dengan menggunakan metoda PWM (Pulse Width Modulation). Pembangkitan sinyal PWM secara digital dapat memberikan unjuk kerja sistem yang bagus karena lebih kebal terhadap gangguan. Perancangan sebuah pembangkit sinyal PWM menggunakan mikrokontroler memiliki beberapa keuntungan yaitu mudah diprogram, rangkaian control dan driver motor menjadi lebih sederhana (Bagja, 2012) 1.2 Tujuan Berikut tujuan yang akan dicapai dalam Proyek Akhir ini : 1. Merencanakan dan merealisaikan rangkaian pengendali penggerak motor DC Brushless 350W/48V dengan menggunakan perangkat mikrokontroller sebagai pengendali kecepatan menggunakan metode PWM (Pulse Width Modulation) 2. Merencanakan dan merealisasikan alat pengendali Swiching untuk 6 buah MOSFET berdasarkan urutan komutasi Motor DC Brushless. 3. Dapat melakukan komunikasi parallel antara microcontroller master dan microcontroller slave. 1.3 Perumusan Masalah 1. Bagaimana merancang perangkat lunak dan perangkat keras sebagai realisasi proses pengendalian kecepatan motor DC Brushless dengan metode PWM (pulse width modulation) 2. Bagaimana menentukan swiching MOSFET yang berguna untuk mengerakan motor DC brushless sesuai dengan tabel komutasi 3. Bagaimana agar mikrocontroller master dapat berkomunikasi dengan mikrocontroller 1.4 slave. Pembatasan Masalah Agar proyek akhir ini tidak menyimpang dari pembahasan yang dilakukan, maka dibuat batasan masalah yaitu : 1. Pengendalian dilakukan untuk Motor DC Brushless dengan kapasitas 350W/48V dengan metode PWM (Pulse Width Modulation) 2. Pengendalian untuk mentrigger 6 buah MOSFET di driver 3. Pengendali yang digunakan adalah menggunakan mikrokontroler Atmega 16. 4. Software yang digunakan adalah Bascom-AVR Metoda Pelaksanaan 1.5 1. Studi Literatur Penulis mencoba mencari literatur dalam bentuk jurnal, buku panduan, media cetak ataupun internet yang berhubungan dengan pengendalian kecepatan motor DC brushless menggunakan mikrokontroler. 2. Bimbingan Dalam pelaksanaann proyek akhir ini penulis melakukan bimbingan kepada dosen pembimbing untuk konsultasi langsung mengenai permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan Proyek Akhir. 3. Perancangan dan Realisasi Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka penulis melakukan perancangan dan realisasi dengan menghubungkan perangkat lunak (software) dengan modul sehingga dapat diketahui kerja alat sudah sesuai atau belum 4. Analisa dan Evaluasi Analisis dilakukan berdasarkan data-data yang dilambil baik saat pengerjaan alat dan saat alat tersebut selesai dikerjakan, setelah itu dilakukan evaluasi dari data-data yang didapat bila terjadi kesalahan atau error dalam pengerjaan Proyek Akhir tersebut 5. Perbaikan dan Penyempurnaan dilakukan pada saat terjadi kesalahan dan penyempurnaan dilakukan pada Perbaikan akhir kegiatan proyek akhir ketika semua kegiatan Proyek Akhir telah selesai. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan proyek akhir ini disusun terdiri atas bab – bab dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab I merupakan pendahuluan dari penulisan laporan tugas akhir yang berisi mengenai latar belakang masalah, tujuan penulisan, pembatasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab II merupakan bagian yang berisi mengenai teori dasar yang mendukung judul proyek akhir mengenai pengendalian motor DC brushless berbasis mikrokontroller. BAB III PERANCANGAN DAN RELISASI Bab III merupakan bagian yang berisi perancangan dan realisasi alat pengendalian motor DC brushless berbasis mikrokontroller. berdasarkan hasil kajian secara teoritis. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab IV merupakan bagian yang berisi data pengujian alat pengendalian motor DC brushless berbasis mikrokontroller, pengujian kecepatan dan kestabilan motor dan analisis dari data pengujian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V berisi mengenai kesimpulan dan saran dari penulisan proyek akhir.