Pakar Moneter Jelaskan Faktor Penyebab Inflasi UNAIR NEWS – Fenomena kenaikan harga yang terjadi pada sebagian besar komoditi menjelang hari raya dapat menyebabkan peluang inflasi di bulan Juli lebih besar dari bulan-bulan sebelumnya. Prediksi tersebut disampaikan oleh pakar ekonomi moneter Dr. Wisnu Wibowo. Menurut Wisnu, fenomena tahunan tersebut disebabkan gejolak harga dari komoditas yang tidak stabil seperti peningkatan permintaan pangan dan sandang. “Secara sosiologis ini adalah ekspresi masyarakat dalam menyambut bulan spesial yang hanya terjadi satu tahun sekali,” tutur Wisnu. Wisnu mengatakan, permintaan konsumsi pada bulan puasa cenderung meningkat karena tingginya keinginan masyarakat dan daya beli. Daya beli menjelang hari raya juga meningkat karena faktor pemberian tunjangan hari raya ataupun gaji ke-13. Di sisi penawaran, umumnya produsen telah mengantisipasi dengan meningkatkan kapasitas produksi minimal 10 persen. Namun, apabila persoalan jumlah kenaikan permintaan sudah diantisipasi oleh para produsen, tetapi lonjakan harga masih tetap terjadi. “Hal tersebut juga dipengaruhi beberapa faktor seperti ekspektasi masyarakat yang tinggi sehingga sektor usaha atau produsen tak mampu mengantisipasi. Kedua, sisi distribusi. Untuk membentuk harga yang terjadi di pasar dibutuhkan waktu untuk mekanisme pembentukan harga yang melewati jalur distribusi. Jadi, tidak hanya bergantung pada layanan infrastruktur,”imbuh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. “Selain itu, faktor penting lainnya ada pada infrastruktur kelembagaannya, yaitu struktur pasar atau siapa saja yang berperan dalam mata rantai distribusi barang,” jelasnya. Terlepas dari dampak pada kenaikan harga, inflasi juga berimbas pada pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua akan meningkat seiring peningkatan konsumsi secara agregat. Tak hanya itu, peningkatan permintaan dapat membuka kesempatan kerja baru sehingga mampu memberikan nilai tambah. Masyarakat yang dulunya tidak bekerja dapat bekerja sebagai pembuat kue atau baju lebaran. Dalam hal ini pemerintah dapat berupaya untuk mengantisipasi persediaan, memperlancar jalur distribusi, serta mengendalikan ekspektasi masyarakat untuk menghindari pembelian yang berlebih. “Tidak ada yang perlu ditakutkan pada inflasi, diantisipasi saja.” tutupnya. Penulis: Siti Nur Umami Editor: Defrina Sukma S