Studi Banding Delegasi Perbenihan Kentang NTB ke Australia Barat Dalam rangka mendukung rencana pengembangan perbenihan kentang di Pulau Lombok, Dr Terry Hill, Director Horticulture pada Department of Agriculture and Food Western Australia (DAFWA) atas nama pemerintah Australia Barat mengundang berbagai pihak dari NTB untuk melakukan studi banding tentang perbenihan kentang dan upaya isolasi wilayah dari gangguan OPT. Pihak-pihak yang diundang tersebut antara lain Anggota Tim Pelaksana ACIAR Project No. AGB/2005/167 NTB, Dinas terkait serta petani kooperator yang terlibat pada kegiatan "Optimalisasi produktivitas pada sistem pertanaman kentang di NTB". Kegiatan berlangsung dari tanggal 7 sampai 13 Februari 2010. Sudjudi, BSc., SP (BPTP NTB) merupakan wakil dari Badan Litbang yang turut serta dalam kegiatan tersebut. Visit Study tersebut sebagai upaya peningkatkan produksi dan proteksi industri kentang dari hama dan penyakit eksotis khususnya Nematoda Sista Kentang (NSK), Globodera rostochiensis, di NTB. Materi yang disajikan antara lain (1) sistem industri produksi perbenihan kentang (rotasi areal, pemupukan pertanaman kentang, inspeksi dan monitoring hama dan penyakit khususnya NSK, penyimpanan benih kentang dalam Cool Storage dan pembelahan benih kentang); (2) kebijakan regulasi pemerintah setempat tentang inspeksi dan sertifikasi perbenihan kentang; (3) kebijakan regulasi pemerintah tentang pengawasan karantina tumbuhan dan biosecurity. Kunjungan lapang dilakukan di daerah Australia Barat bagian selatan (Albany dan Manjimup) yang merupakan salah satu daerah sentra produksi beberapa komoditas hortikultura termasuk kentang konsumsi maupun kentang bibit dengan kualitas yang prima. Keuntungan alam seperti iklim yang ideal dan lingkungan yang bersih mengkondisikan phytosanitary yang optimal. Di kawasan tersebut kondisi pertumbuhan pertanaman kentang di lapangan hampir dapat disamakan dengan kondisi pertanaman di rumah kasa (screen house). Hal ini didukung dengan hasil pengamatan di lapangan yang hampir tidak diketemukan penyakit layu bakteri, Ralstonia solanacearum, Penyakit busuk daun, Phytopthora infestans (late blight), kentang rusak karena NSK, atau kentang berpenyakit virus Y, aphids dan thrips, sehingga wajar bahwa negara bagian Australia Barat merupakan eksportir benih kentang baik untuk negara bagian lainnya di Australia maupun ke negara-negara di Asia Tenggara. Proses Inspeksi dan Sertifikasi setiap generasi dilakukan oleh Inspektur dan Sertifikasi dari DAFWA dengan persyaratan yang ketat untuk mengurangi degenerasi mutu benih, yaitu antara lain sistem rotasi areal pertanaman yang hanya ditanami 4 tahun sekali, isolasi blok pertanaman antar generasi dengan jarak tanam 5 -10 m (untuk famili Solanacea sejauh 50 m), inspeksi lapangan tentang kemurnian varietas, hama dan penyakit tanaman 2 x selama pertumbuhan saat tanaman berumur 1 bulan dan pada fase pembungaan serta biosecurity terhadap petugas inspeksi dan peralatannya untuk menghindari kontaminasi hama dan penyakit antar lokasi. Negara bagian Australia Barat telah dinyatakan sebagai kawasan bebas NSK, sehingga pengawasan Lembaga Pelayanan Karantina dan Inspeksi Australia (Australia Quarantine and Inspection Service atau AQIS) mempunyai peran untuk memastikan kegiatan eksport dan import buah-buahan dan sayuran memenuhi persyaratan yang telah ditentukan untuk memproteksi produk yang masuk maupun memberikan jaminan kelayakan untuk produk yang dieksport. Di akhir kegiatan, dilakukan diskusi untuk me"review" hasil kunjungan dan rencana tindak lanjut tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk memproteksi Sembalun (NTB) khususnya yang diharapkan merupakan sentra produksi kentang bibit karena wilayahnya belum diketemukan NSK. Peter Dawson sebagai Project Manajer kegiatan ini sangat berharap agar pengalaman dan semua materi pelatihan singkat dan kunjungan lapang serta komitmen petani maupun pemerintah Australia Barat untuk bersama memproteksi sistem perbenihan kentang dalam kegiatan Visit Study ini dapat dijadikan pedoman untuk mengamankan Sembalun terhadap hama dan penyakit eksotis dalam upaya optimalisasi produksi kentang yang mulai menggeliat ini dapat berkembang dimasa yang akan datang.