PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak

advertisement
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
Umum
a. Pendirian Perusahaan
PT. Pacific Strategic Financial, Tbk ("Perusahaan") d/h bernama PT. Pan Pacific International, Tbk didirikan di Jakarta pada tanggal 22 Februari 1989
berdasarkan akta No. 57 dari Notaris Arianny Lamoen Redjo. S, SH, dengan nama PT. Citramas Securindo. Akta ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-3432.HT.01.01.TH.1989 tanggal 19 April 1989 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia nomor 92, Tambahan Berita Negara nomor 3064 tanggal 17 November 1989. Kemudian Perusahaan merubah nama menjadi PT Artha Pacific
Securities berdasarkan akta no. 3 tanggal 3 Juli 2000 dibuat dihadapan Sukawati Sumadi, SH Notaris di Jakarta dan mendapat persetujuan dari Menteri
Hukum dan perundang-undangan RI berdasarkan Surat Keputusan no. C-18074 HT.01.04.TH.2000 tanggal 16 Agustus 2000. Anggaran dasar Perusahaan
telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dengan akta Notaris P. Sutrisno A. Tampubolon,S.H.,M.Kn. nomor 47 tanggal 14 Juni 2004,
mengenai pengeluaran saham baru dan perubahan anggaran dasar Perusahaan. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia nomor C-15242 HT.01.04.TH.2004 tanggal 18 Juni 2004.
Sesuai dengan maksud dan tujuan pada anggaran dasarnya, ruang lingkup Perusahaan adalah menjalankan usaha selaku Perusahaan Efek. Perusahaan
telah mendapatkan ijin operasional dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), yaitu sebagai Perantara Perdagangan Efek dengan surat
Keputusannya No. KEP-180/PM/1992 tertanggal 10 April 1992 dan sebagai Penjamin Emisi Efek dengan surat Keputusannya No. KEP-04/PM/PEE/2001
tertanggal 7 Desember 2001.
Pada tanggal 25 Nopember 2002, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. S-2514/PM/2002
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana. Penawaran Umum Perdana ini terdiri dari 80.000.000 (delapan puluh juta) Saham Biasa Atas Nama dengan
nilai nominal Rp.200 (dua ratus rupiah) setiap saham dan harga penawaran Rp.210 (dua ratus sepuluh rupiah) per saham dan sejumlah 80.000.000 (delapan
puluh juta) Waran Seri I yang diterbitkan menyertai saham biasa atas nama yang ditawarkan kepada publik. Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma
sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar penjatahan Penawaran Umum yang dilakukan oleh Penjamin
Pelaksana Emisi Efek pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang 1 (satu) saham memperoleh 1 (satu) Waran Seri I dimana setiap 1 (satu) Waran Seri I
memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) saham baru Perusahaan yang dikeluarkan dari portepel dengan nilai nominal Rp.200 (dua
ratus rupiah), setiap sahamnya dengan harga pelaksanaan sebesar Rp. 210 (dua ratus sepuluh rupiah) setiap saham.
Kemudian dengan Akta Notaris Mardiah Said, SH nomor 10 tanggal 15 Oktober 2004 Perusahaan mengganti nama menjadi PT. Artha Pacific Internasional,
Tbk dan mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-26169 HT.01.04.TH.2004
tanggal 20 Oktober 2004 serta pengesahan dari Ketua Bapepam .
Berdasarkan akta Notaris Mardiah Said, SH no. 9 tanggal 15 Oktober 2004 Perusahaan telah melakukan perubahan kegiatan usaha dari Perusahaan Efek
menjadi Perusahaan Investasi, mengembalikan ijin usaha sebagai perantara pedagang efek dan penjamin emisi efek kepada Bapepam, melakukan transaksi
material dengan mendirikan anak perusahaan baru yang melakukan kegiatan usaha sebagai perusahaan efek bernama PT Artha Pacific Sekuritas (sekarang
PT Pacific Capital) bekerja sama dengan Richard Husseiy, dimana Perusahaan melakukan penyetoran modal sebesar Rp. 30.000.000.000,- atau 60% dan
Richard Husseiy sebesar Rp. 20.000.000.000,- atau 40%. Perusahaan melakukan penyetoran tunai sebesar Rp. 29.488.000.000,- dan inbreng berupa saham
PT Bursa Efek Jakarta sebesar Rp. 512.000.000,- sedangkan penyetoran modal Richard Husseiy dilakukan secara tunai.
Kemudian berdasarkan akta penegasan pemindahan hak-hak atas saham PT. Pacific Capital No. 25 tanggal 9 Juni 2009 dibuat dihadapan Yulia, SH Notaris
di Jakarta, Richard Husseiy telah menjual saham-sahamnya kepada PT. Pan Pacific Investama.
Dengan akta no. 9 tanggal 29 Juni 2006 dibuat dihadapan Mardiah Said, SH Notaris di Jakarta dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Perundangundangan dengan Surat Keputusan no. C-19940 HT.01.04 TH.2006 tanggal 7 Juli 2006, perusahaan kembali mengalami perubahan nama menjadi PT Pan
Pacific International, Tbk.
Perubahan terakhir berdasarkan akta No. 03 dan 04 tanggal 3 Nopember 2010 dibuat dihadapan Mahendra Adinegara, SH, M.Kn Notaris di Jakarta,
perusahaan kembali mengalami perubahan anggaran dasar, merubah nama menjadi PT.Pacific Strategic Financial,Tbk. Perubahan tersebut telah mendapat
persetujuan melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-60990.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 31 Desember
2010.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dan berkantor di Sona Topas Tower, Lt. 18 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 26, Jakarta 12920 dan beroperasi secara komersil
sejak tahun 1989.
6
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
Umum - ( lanjutan )
b. Susunan pengurus
Berdasarkan Akta Notaris Eko Putranto,SH Nomor 6 tanggal 11 Juni 2010 di Jakarta, susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah
sebagai berikut :
Komisaris
Komisaris utama
Komisaris independen
: Wiyana
: Haswanto Pramita Abadi
Direksi
Direktur utama
Direktur
: Triadi Pramita Abadi
: Mardianto Tjahja
Berdasarkan Akta Notaris P.Sutrisno A.Tampubolon,SH Nomor 40 tanggal 19 Juni 2009 di Jakarta, susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31
Desember 2009 adalah sebagai berikut :
Komisaris
Komisaris utama
Komisaris independen
: Wiyana
: Emiyulia
Direksi
Direktur utama
Direktur
: Thomas Hindarto
: Mardianto Tjahja
c. Anak Perusahaan
PT. Pacific Capital Investment (Anak Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris Fathiah Helmi S.H. No. 13 tanggal 06 Juni 2002. Anggaran dasar
Perusahaan ini kemudian diubah dengan akta notaris Fathiah Helmi, S.H. No. 71 tanggal 25 Juni 2002 mengenai perubahan susunan pengurus Perusahaan.
Akta ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-12853 HT.01.01.TH.2002
tanggal 12 Juli 2002.
Nama Perusahaan
Bidang Usaha
Didirikan
Pemilikan saham
Jumlah aset per 31 Desember 2010
Jumlah aset per 31 Desember 2009
: PT. Pacific Capital Investment
: Kegiatan Perusahaan Efek
: 6 Juni 2002
: 99.90%
: 32,625,363,525
: 30,852,020,206
PT. Pacific Capital (Anak Perusahaan) didirikan berdasarkan akta Notaris Mardiah Said S.H. No. 13 tanggal 21 Oktober 2004. Akta ini telah disahkan oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-27916 HT.01.01.TH.2004 tanggal 8 November 2004.
Nama Perusahaan
Bidang Usaha
Didirikan
Pemilikan saham
Jumlah aset per 31 Desember 2010
Jumlah aset per 31 Desember 2009
: PT. Pacific Capital
: Kegiatan Perusahaan Efek
: 21 Oktober 2004
: 60.00%
: 116,790,452,633
: 110,562,404,384
PT. Pacific Multi Finance (Anak Perusahaan) didirikan berdasarkan akta Notaris Humberg Lie,SH. No. 55 tanggal 17 Nopember 2010.
Nama Perusahaan
Bidang Usaha
Didirikan
Pemilikan saham
Jumlah aset per 31 Desember 2010
: PT. Pacific Multi Finance
: Kegiatan Jasa Pengelolaan Keuangan dan lembaga Pembiayaan
: 17 Nopember 2009
: 99.00%
: 50,000,000
7
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
Ikhtisar kebijakan akuntansi
a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi
Perusahaan menetapkan kebijakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan dengan menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
42 tentang "Akuntansi Perusahaan Efek" yang berlaku efektif 1 Januari 1998, serta prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan
keuangan disusun berdasarkan prinsip harga perolehan (historical cost ), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana
diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut dan mengikuti prinsip kesinambungan (going concern ).
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan.
Laporan arus kas tersebut dikelompokan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta disajikan secara terpisah antara kelompok utama
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto, kecuali transaksi yang memenuhi kriteria seperti disebutkan dibawah ini disajikan menurut arus kas bersih :
1)
Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan, arus kas lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas
Perusahaan; dan
2)
Penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat, dengan volume transaksi yang besar, dan dengan jangka waktu singkat
(maturity short).
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah mata uang Rupiah.
b. Prinsip konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak
langsung. Saldo dan transaksi termasuk keuntungan/ kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar Perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi
keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Pembukuan perusahaan diselenggarakan dalam Mata Uang Rupiah, transaksi-transaksi selama periode berjalan dalam mata uang asing dicatat dicatat
dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk
mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian periode
yang bersangkutan.
d. Transaksi dengan Pihak - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 yang dimaksud dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut :
1).
Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermedieries), mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian
bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries).
2).
Perusahaan asosiasi (associated company ).
3).
Perorangan yang memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara
signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan keluarga dekat adalah mereka yang diharapkan dapat
mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor).
4).
Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan
perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang
tersebut.
5).
Perusahaan dimana suatu kepentingan substantial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh orang yang diuraikan
dalam 3) dan 4) atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas Perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang
dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai
anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.
Seluruh transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga dan persyaratan normal
sebagaimana dilakukan dengan pihak di luar hubungan istimewa, diungkapkan dalam laporan keuangan.
8
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
Ikhtisar kebijakan akuntansi - (lanjutan)
e. Aset dan Kewajiban Keuangan
Perusahaan telah menerapkan kebijakan akuntansi berikut berdasarkan PSAK 50 dan 55 yang berlaku efektif 1 Januari 2010 :
Perusahaan mengakui aset keuangan atau kewajiban keuangan pada neraca, jika dan hanya jika, Perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan
pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrumen keuangan diakui pada tanggal penyelesaian.
Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang
diterima (dalam hal kewajiban keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar
yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi
jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis
dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi, termasuk biaya transaksi.
Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau kewajiban keuangan,
dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut
diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan
metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat
mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan
periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan dan anak
perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa
mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat
pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung
dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih.
Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut
memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia
untuk dijual, kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan kewajiban lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategorikategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan.
Penentuan Nilai Wajar
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal neraca adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi
penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang
terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan
signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi.
Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga,
maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian.
Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi,
model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal menggunakan teknik
penilaian, maka investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai.
9
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
Ikhtisar kebijakan akuntansi - (lanjutan)
e. Aset dan Kewajiban Keuangan
Aset Keuangan
1. Aset Keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang
pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki
untuk diperdagangkan apabila aset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat. Derivatif juga diklasifikasikan
sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif.
Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari
pengukuran aset atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau
b. Aset tersebut merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, kewajiban keuangan, atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi
berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan; atau
c. Instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau
terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak dapat dilakukan.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada neraca pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui
dalam laporan laba rugi. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga, sedangkan pendapatan dividen dicatat sebagai bagian dari
pendapatan lain-lain sesuai dengan persyaratan dalam kontrak, atau pada saat hak untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut telah
ditetapkan.
2. Pinjaman yang diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di
pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset tersedia untuk dijual.
Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, dikurangi
penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan
dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi.
Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi. Pinjaman yang diberikan dan piutang disajikan sebagai aset lancar jika akan
jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca, jika tidak, maka disajikan sebagai aset tidak lancar.
3. Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah
ditetapkan, dan manajemen Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila
Perusahaan menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh
tempo, maka seluruh aset keuangan dalam kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule ) dan harus direklasifikasi ke kelompok tersedia
untuk dijual.
Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, setelah dikurangi penurunan nilai.
Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan
bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian
yang timbul diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai dan melalui proses amortisasi
menggunakan metode bunga efektif.
10
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi - (lanjutan)
e. Aset dan Kewajiban Keuangan
Aset Keuangan
4. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen
keuangan yang lain. Aset keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat dijual sewaktu-waktu untuk memenuhi
kebutuhan likuiditas atau karena perubahan kondisi ekonomi.
Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar. Komponen hasil (yield ) efektif dari surat berharga hutang tersedia
untuk dijual serta dampak penjabaran mata uang asing (untuk surat berharga hutang dalam mata uang asing) diakui dalam laporan laba rugi. Laba atau
rugi yang belum direalisasi yang timbul dari penilaian pada nilai wajar atas aset keuangan tersedia untuk dijual tidak diakui dalam laporan laba rugi,
melainkan dilaporkan sebagai laba atau rugi bersih yang belum direalisasi pada bagian ekuitas dalam neraca dan laporan perubahan ekuitas.
Aset keuangan tersedia untuk dijual disajikan sebagai aset lancar jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca, jika tidak, maka
disajikan sebagai aset tidak lancar.
Apabila aset keuangan dilepaskan, atau dihentikan pengakuannya, maka laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi
langsung diakui dalam laporan laba rugi. Jika Perusahaan memiliki lebih dari satu jenis surat berharga yang sama, maka diterapkan dasar masuk pertama
keluar pertama (first-in, first out basis ). Bunga yang diperoleh dari aset keuangan tersedia untuk dijual diakui sebagai pendapatan bunga yang dihitung
berdasarkan suku bunga efektif. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai aset keuangan juga diakui dalam laporan laba rugi.
Kewajiban Keuangan
1. Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila kewajiban tersebut merupakan hasil dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif
yang tidak dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Perusahaan memilih untuk menetapkan kewajiban keuangan tersebut dalam kategori ini.
Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi.
2. Kewajiban Keuangan Lain-Lain
Kategori ini merupakan kewajiban keuangan yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan lain-lain, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan
Perusahaan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika kewajiban tersebut diselesaikan melalui
penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan. Komponen instrumen keuangan yang diterbitkan
yang terdiri dari komponen kewajiban dan komponen ekuitas harus dipisahkan, dimana komponen ekuitas merupakan bagian residual dari keseluruhan
instrumen keuangan setelah dikurangi nilai wajar komponen kewajiban pada tanggal penerbitan. Setelah pengakuan awal, komponen kewajiban diukur
pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau
diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Dampak penjabaran atas
kewajiban keuangan dalam mata uang asing diakui dalam laporan laba rugi.
Kewajiban keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi,
dengan memperhitungkan dampak amortisasi (akresi) berdasarkan suku bunga bunga efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung.
11
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi - (lanjutan)
f.
Instrumen Keuangan Derivatif
Derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama dan dicatat sebagai derivatif jika seluruh kondisi berikut terpenuhi :
a. Karakteristik ekonomi dan risiko dari derivatif melekat tidak berkaitan erat dengan karakteristik ekonomi dan risiko dari kontrak utama.
b. Instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif melekat memenuhi definisi sebagai derivatif;
c. Instrumen campuran atau instrumen yang digabungkan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Derivatif yang berdiri sendiri dan derivatif melekat yang dipisahkan diklasifikasikan sebagai aset atau kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi, kecuali derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Pada pengakuan awal, instrumen derivatif diukur pada nilai
wajar pada tanggal transaksi derivatif terjadi atau dipisahkan, dan selanjutnya diukur pada nilai wajar.
Derivatif disajikan sebagai aset apabila nilai wajarnya positif, dan disajikan sebagai kewajiban apabila nilai wajarnya negatif. Laba atau rugi dari perubahan
nilai wajar derivatif langsung diakui dalam laporan laba rugi.
Manajemen menelaah apakah derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya pada saat pertama kali Perusahaan menjadi salah satu pihak dari
kontrak tersebut. Penelaahan kembali dilakukan apabila terdapat perubahan syarat-syarat kontrak yang mengakibatkan modifikasi arus kas secara signifikan.
g. Reklasifikasi Aset Keuangan
Perusahaan tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.
Perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun dua
tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum
jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi
tersebut;
1. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh
secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;
2. terjadi setelah Perusahaan telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau
Perusahaan telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau
3. terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Perusahaan, tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Perusahaan.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau
kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada keuntungan
atau kerugian akumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi Perusahaan.
h. Saling Hapus Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, Perusahaan saat ini memiliki hak yang
berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk
merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. Dalam hal terdapat kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara neto (master
netting agreements ), aset dan kewajiban yang terkait tidak dapat disajikan saling hapus dalam neraca.
i.
Penurunan Nilai Aset Keuangan
Pada setiap tanggal neraca, manajemen Perusahaan menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan
nilai.
12
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi - (lanjutan)
i.
Penurunan Nilai Aset Keuangan
1. Aset keuangan pada biaya perolehan diamortisasi
Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan
secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak
terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak
signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai
penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui
atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki
hingga jatuh tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak
termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan
suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau
menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi.
Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai
tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya
diakui dalam laporan laba rugi, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi
pada tanggal pemulihan tersebut.
2. Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak
diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara
nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar
untuk aset keuangan serupa.
3. Aset keuangan tersedia untuk dijual
Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya
perolehannya yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari
selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi,
dikeluarkan dari ekuitas dan dan diakui dalam laporan laba rugi. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan
melalui laporan laba rugi (harus diakui melalui ekuitas). Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui di ekuitas.
Dalam hal instrumen hutang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang
dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakui berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah
diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar instrumen hutang
meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang
sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui laporan laba rugi.
j.
Penghentian Pengakuan Aset dan Kewajiban Keuangan
1. Aset Keuangan
Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika sebagai berikut :
a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir.
b. Perusahaan tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk
membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu
kesepakatan, atau;
c. Perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan
manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun
telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.
13
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi - (lanjutan)
j.
Penghentian Pengakuan Aset dan Kewajiban Keuangan
1. Aset Keuangan
Ketika Perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan
secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset
tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk
pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran
yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perusahaan.
2. Kewajiban Keuangan
Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya jika kewajiban keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika kewajiban keuangan
tertentu digantikan dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial,
atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap
sebagai penghentian pengakuan kewajiban keuangan awal. Pengakuan timbulnya kewajiban keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat kewajiban
keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi.
k. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas meliputi kas, bank dan investasi jangka pendek yang sangat likuid, yang segera dapat dikonversikan ke sejumlah kas tertentu dan
memiliki resiko perubahan nilai yang tidak signifikan.
l.
Penyisihan piutang ragu - ragu
Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap akun piutang masing-masing nasabah pada akhir tahun.
m. Transaksi efek
1.
Transaksi pembelian dan penjualan efek baik untuk nasabah maupun untuk sendiri diakui pada saat timbulnya perikatan atas transaksi efek.
2.
Pembelian efek untuk nasabah di catat sebagai piutang nasabah dan hutang LKP, sedangkan penjualan efek dicatat sebagai piutang LKP dan
hutang nasabah.
3.
Pembelian efek untuk sendiri dicatat sebagai persediaan portofolio efek dan hutang, sedangkan penjualan efek dicatat sebagai piutang dan
mengurangi jumlah tercatat portofolio efek serta mengakui keuntungan atau kerugian atas penjualan efek tersebut.
4.
Pada tanggal penyelesaian, kegagalan untuk menyelesaikan transaksi pembelian efek dicatat sebagai gagal terima dan disajikan di neraca sebagai
kewajiban, sedangkan kegagalan untuk menyelesaikan transaksi penjualan efek dicatat sebagai gagal serah dan disajikan sebagai aset.
5.
Penerimaan dana dari nasabah pemilik rekening dalam rangka pembelian efek, pembayaran dan penerimaan atas transaksi pembelian dan
penjualan efek untuk nasabah pemilik rekening di catat sebagai rekening nasabah. Saldo dana pada rekening nasabah disajikan di neraca sebagai
kewajiban, sedangkan kekurangan dana pada rekening nasabah disajikan sebagai aset.
n. Portofolio efek
Portofolio efek yang dimiliki perusahaan terdiri dari portofolio efek hutang, ekuitas dan unit penyertaan reksadana.Investasi pada portofolio efek hutang dan
ekuitas dinilai sesuai dengan klasifikasi efek yang bersangkutan sebagai berikut :
1.
Efek hutang dan ekuitas untuk diperdagangkan dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan
(penurunan) harga pasar dilaporkan dalam laporan laba (rugi) konsolidasian tahun berjalan.
2.
Efek hutang untuk dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi (ditambahkan) dengan amortisasi premi
(diskonto). Penurunan nilai secara permanen dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
14
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi-(lanjutan)
o. Penyertaan Saham
Penyertaan saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia serta dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan
sebesar biaya perolehan. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya
dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
p. Transaksi Jual Efek dengan Janji Beli Kembali / Beli Efek dengan Janji Jual Kembali
Transaksi jual efek dengan janji beli kembali (repo) dan transaksi beli efek dengan janji jual kembali (reverse repo) merupakan transaksi pembelian (penjualan)
efek dengan jaminan efek tersebut. Perlakuan akuntansi untuk transaksi ini adalah sebagai berikut :
1.
Efek yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali (repo) diakui sebagai kewajiban repo sebesar harga pembelian kembali dikurangi beban bunga
yang belum direalisasi. Beban bunga yang belum direalisasi yang merupakan selisih antara harga jual dan harga pembelian kembali, diakui sebagai
beban sesuai dengan jangka waktu sejak efek dijual hingga dibeli kembali.
2.
Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) diakui sebagai piutang reverse repo sebesar harga penjualan kembali dikurangi
pendapatan bunga yang belum direalisas, yang merupakan selisih antara harga beli dan harga penjualan kembali, diakui sebagai pendapatan sesuai
dengan jangka waktu sejak efek dibeli hingga dijual kembali.
q. Aset tetap
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
Efektif tanggal 1 Januari 2008, perusahaan menerapkan PSAK No.16 (Revisi 2007), "Aset Tetap" yang menggantikan PSAK No.16 (1994), Aset Tetap dan
Lain-lain" dan PSAK No.17 (1994), "Akuntansi Penyusutan". Berdasarkan standar ini, suatu entitas harus memilih antara model biaya atau model revaluasi
sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi
pengukuran aset tetapnya. Penerapan standar yang telah direvisi ini tidak memiliki pengaruh terhadap laporan keuangan konsolidasian perusahaan.
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutannya. Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis
lurus (straight line method)I, berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :
Komputer dan telekomunikasi
Partisi
Peralatan kantor
Kendaraan
: 25% per tahun
: 25% per tahun
: 25% per tahun
: 20% per tahun
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan dalam perhitungan laba-rugi pada saat terjadinya, pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar yang
meningkatkan produktivitas atau menambah masa manfaat ekonomis aset, akan dikapitalisasi. aset dalam penyelesaian akan dimasukkan kedalam kelompok
aset tetap dan disusutkan setelah aset tersebut selesai, aset yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang
bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam perhitungan laba rugi yang bersangkutan.
r.
Sewa guna usaha
Transaksi sewa guna usaha di golongkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi ("capital lease") sesuai dengan pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 30 tentang "Akuntansi Sewa Guna Usaha" yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1)
Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa guna usahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harta yang telah
disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.
2)
Seluruh pembayaran berkala ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian biaya perolehan aset yang disewa guna usahakan serta
bunganya, sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full payout lease).
3)
Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua ) tahun.
15
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi-(lanjutan)
r.
Sewa guna usaha
Jika salah satu dari kriteria tersebut diatas tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha dikelompokan sebagai transaksi sewa guna usaha biasa
(operating lease).
Aset sewa guna usaha dengan hak opsi (disajikan sebagai bagian dari aset tetap) dinyatakan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha
selama masa sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi ) yang harus dibayar pada akhir masa sewa usaha. Penyusutan dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus ("straight line method") berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset sewa guna usaha.
s. Pengakuan pendapatan dan beban
t.
1.
Pendapatan dari jasa pengelolaan investasi dan jasa penasehat investasi diakui pada saat jasa diberikan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
2.
Keuntungan (kerugian) dari perdagangan efek meliputi keuntungan (kerugian) yang timbul dari penjualan efek dan keuntungan (kerugian) akibat
kenaikan (penurunan) harga pasar portofolio efek.
3.
Jasa penjaminan emisi efek diakui pada saat aktivitas penjaminan emisi secara substansi telah selesai dan jumlah pendapatan telah dapat
ditentukan.
4.
Pendapatan komisi perantara pedagang efek dan jasa lainnya diakui berdasarkan tanggal transaksi.
5.
Pendapatan dividen dari portofolio efek diakui pada saat emiten mengumumkan pembayaran dividen.
6.
Biaya yang timbul sehubungan proses penjaminan emisi diakumulasi dan dibebankan pada saat pendapatan penjaminan emisi diakui. Dalam hal
kegiatan penjaminan emisi tidak diselesaikan dan emisi efek dibatalkan, maka biaya penjaminan emisi tersebut dibebankan pada periode berjalan.
7.
Biaya yang terjadi sehubungan dengan kegiatan pengelolaan investasi dan penasehat investasi dibebankan pada saat terjadinya.
8.
Beban lainnya diakui sesuai dengan manfaatnya pada periode yang bersangkutan (accrual basis).
Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan persediaan ditentukan dengan
metode rata-rata tertimbang. Biaya perolehan meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke lokasi dan
kondisi sekarang. Perusahaan melakukan penyisihan persediaan usang dan rusak berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir
periode.
u. Perpajakan
1.
Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan
metode kewajiban (liability). Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini.
2.
Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa
mendatang akan memadai untuk dikompensasi.
v. Laba per saham
Laba usaha dan laba bersih per saham di hitung dengan membagi laba usaha dan laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang dari jumlah saham
Perusahaan yang beredar pada periode yang bersangkutan.
w. Transaksi dengan mata uang asing
Pembukuan Perusahaan dan Anak Perusahaan, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang
asing yaitu Dolar Amerika Serikat dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008, seluruh aset dan
kewajiban moneter dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dijabarkan ke dalam rupiah dengan menggunakan nilai kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia. Selisih yang timbul akibat penjabaran tersebut dicatat sebagai laba atau rugi tahun berjalan.
16
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi-(lanjutan)
x. Kesejahteraan Karyawan
Pada tahun 2003, Pemerintah mengeluarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan sebagaimana disebutkan dalam pasal 156 dimana
dalam hal pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang pengganti hak
yang seharusnya diterima. Akrual atas kewajiban ini ditentukan berdasarkan estimasi dari pihak manajemen.
3.
Instrumen Keuangan
Klasifikasi instrumen Keuangan
Rincian kebijakan akuntansi penting dan metode yang diterapkan (termasuk kriteria untuk pengakuan, dasar pengukuran, dan dasar pengakuan pendapatan dan
beban) untuk setiap klasifikasi aset keuangan, kewajiban dan instrumen ekuitas diungkapkan dalam catatan 2.
Klasifikasi aset keuangan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut :
Tidak memiliki
Kuotasi Harga di
Pasar aktif dan
Nilai wajarnya
tidak dapat diakui
dengan andal
Pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi
Ditetapkan
Kelompok
untuk Diukur
Diperdagangkan
Pada Nilai Wajar
Pinjaman
yang diberikan
dan Piutang
Jumlah
-
-
-
8,316,271,784
8,316,271,784
128,345,500,000
-
-
471,444,242
11,100,000,000
13,314,517,500
11,697,257,357
964,016,654
448,767,757
46,312,275,293
471,444,242
128,345,500,000
11,100,000,000
13,314,517,500
11,697,257,357
587,000,000
964,016,654
448,767,757
175,244,775,293
Kas dan Setara Kas
Deposito Berjangka
yang dibatasi
penggunaannya
Portofolio efek
Reverse Repo
Piutang LKP
Piutang Nasabah
Penyertaan Saham
Piutang lain-lain
Aset Lain-lain
Jumlah
128,345,500,000
-
587,000,000
587,000,000
Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai wajar aset keuangan tidak berbeda material dengan nilai tercatatnya,
Biaya dan pajak dibayar di muka tidak diklasifikasi sebagai aset keuangan berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006).
Klasifikasi kewajiban keuangan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut :
Nilai Wajar
melalui Laporan
Laba Rugi
Hutang LKP
Hutang Nasabah
Biaya yang masih harus dibayar
Hutang lain-lain
Jumlah
Biaya Perolehan
yang diamortisasi
Jumlah
-
12,358,068,000
13,419,664,712
393,157,226
1,114,973,548
12,358,068,000
13,419,664,712
393,157,226
1,114,973,548
-
27,285,863,485
27,285,863,485
Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai wajar kewajiban keuangan tidak berbeda material dengan nilai tercatatnya,
Hutang pajak tidak diklasifikasi sebagai aset keuangan berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006).
17
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
Kebijakan dan Tujuan Manajemen Resiko Keuangan
Perusahaan telah mendokumentasikan kebijakan manajemen resiko keuangannya. Kebijakan yang ditetapkan merupakan strategi bisnis secara menyeluruh dan
filosofi manajemen resiko. Keseluruhan strategi manajemen resiko Perusahaan ditujukan untuk meminimalkan pengaruh ketidakpastian yang dihadapi dalam
pasar terhadap kinerja keuangan Perusahaan.
Perusahaan beroperasi di dalam negeri dan menghadapi berbagai resiko keuangan termasuk modal, harga pasar, suku bunga, kredit, dan likuiditas.
a. Resiko Modal
Perusahaan mengelola modal ditujukan untuk memastikan kemampuan perusahaan melanjutkan usaha secara berkelanjutan dan memaksimumkan imbal
hasil kepada pemegang saham melalui optimalisasi saldo hutang dan ekuitas. Untuk memelihara atau mencapai struktur modal yang optimal, perusahaan
dapat menyesuaikan jumlah pembayaran deviden, pengurangan modal, penerbitan saham baru atau membeli kembali saham beredar, mendapatkan
pinjaman baru atau menjual aset untuk mengurangi pinjaman.
Perusahaan juga diwajibkan untuk memelihara persyaratan minimum modal kerja bersih, seperti yang disebutkan dalam peraturan Bapepam-LK No.V.D.5 dan
peraturan Bapepam-LK No.X.E.1 yang antara lain, menentukan Modal Kerja Bersih Disesuaikan untuk perusahaan efek yang beroperasi sebagai perantara
perdagangan efek, manajer investasi, dan penjamin emisi sebesar Rp. 25,2 Miliar, jika hal ini tidak dipantau atau disesuaikan, dapat mengakibatkan berbagai
sanksi mulai dari denda sampai dengan penghentian sebagian atau seluruh kegiatan usaha.
Perusahaan telah memenuhi persyaratan Modal Kerja Bersih Disesuaikan pada tanggal 30 Desember 2010, juga telah memenuhi persyaratan ketentuan
modal disetor sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No.153/PMK.010/2010 tentang kepemilikan saham dan permodalan perusahaan efek.
b. Resiko Harga Pasar
Eksposur perusahaan terhadap resiko harga pasar terutama muncul dari counterparty yang gagal memenuhi kewajibannya atau melalui kesalahan
perdagangan dan kesalahan lainnya. Dalam transaksi perdagangan di bursa, Peusahaan bertindak sebagai prinsipal dan kemudian menovasi kontrak tersebut
ke nasabah, kegagalan nasabah menerima perdagangan akan menyebabkan Perusahaan terkena resiko harga pasar.
Perusahaan tidak memiliki eksposur resiko konsentrasi yang signifikan untuk setiap investasi.
c. Resiko Suku Bunga
Resiko suku bunga arus kas adalah resiko arus kas di masa datang atas instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Nilai
wajar resiko suku bunga adalah resiko nilai wajar instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Perusahaan dihadapkan pada
berbagai resiko terkait dengan fluktuasi suku bunga pasar.
Aset dan kewajiban keuangan yang berpotensi terpengaruh resiko suku bunga terutama terdiri dari; deposito berjangka, piutang dan hutang marjin,
perdagangan hutang jatuh tempo dan pinjaman dari lembaga keuangan. Perusahaan memonitor perubahan suku bunga pasar untuk memastikan suku bunga
Perusahaan sesuai dengan pasar. Perusahaan belum melakukan lindung nilai yang efektif untuk pinjaman yang suku bunganya mengambang.
d. Resiko Kredit
Perusahaan memiliki kebijakan kredit untuk menetapkan batas kredit nasabah dan memantau saldonya secara berkelanjutan. Kualitas kredit dinilai setelah
mempertimbangkan posisi keuangan dan pengalaman masa lalu pelanggan.
Perusahaan akan membentuk suatu penyisihan yang merupakan estimasi kerugian yang terjadi dalam akun piutang premi.
Penyisihan digunakan untuk mencatat kerugian atas penurunan nilai suatu akun kecuali, jika Perusahaan merasa yakin bahwa tidak ada pemulihan yang
mungkin terjadi terhadap tagihan tersebut. Pada saat itu, aset keuangan dianggap tidak tertagih dan beban penyisihannya dihapuskan atas nilai tercatat dari
aset keuangan.
e. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas timbul jika Perusahaan mengalami kesulitan dalam mendapatkan sumber pendanaan. Manajemen Risiko likuiditas berarti menjaga kecukupan
saldo kas dan bank. Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan pengawasan proyeksi dan arus kas aktual secara terus menerus serta pengawasan
tanggal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan.
18
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.
Kas dan setara kas
31 Desember 2010
Akun ini terdiri dari :
Kas
Bank :
Rupiah
PT. Bank CIMB Niaga,Tbk
PT. Bank Central Asia,Tbk
PT. Bank Mandiri (Persero).Tbk
PT. Bank Capital
PT. Bank Victoria,Tbk
Dolar Amerika Serikat
PT. Bank Central Asia,Tbk
Citibank N.A.
PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk
Deposito
PT. Bank Capital *
52,868,000
2,828,500
6,321,224,614
1,419,384,966
297,930,004
204,787,236
3,591,761
2,596,755,413
996,071,071
12,019,936
57,016,729
3,822,786
6,960,895
9,524,308
7,505,500
10,000,000,000
Jumlah
6.
31 Desember 2009
8,316,271,784
13,676,019,935
Deposito Berjangka yang dibatasi penggunaannya
Akun ini merupakan deposito berjangka pada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia ('KPEI") Tbk, yang digunakan sebagai jaminan penyelesaian transaksi harian
kepada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia ('KPEI") Tbk, sehubungan dengan perdagangan efek melalui Bursa Efek Indonesia ("BEI").
7.
Portofolio efek
31 Desember 2010
Akun ini terdiri dari :
31 Desember 2009
-
Efek bersifat ekuitas
Perusahaan
PT. Polaris Investama, Tbk
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi
Anak Perusahaan
PT. Pacific Capital
PT. Bank Bukopin, Tbk
PT. Bumi Resources, Tbk
PT. Elnusa, Tbk
PT. Polaris Investama, Tbk
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi
PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk
PT. Bank Bumi Arta, Tbk
Jasa Marga (Persero)
PT. Pan Brothers, Tbk
PT. Polaris Investama, Tbk
PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, Tbk
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi
16,330,000,000
6,900,000,000
3,400,000,000
1,425,000,000
493,850,000
45,279,693,548
(6,515,043,548)
4,464,517,500
400,000,000
1,820,000,000
294,730,000
43,352,500,000
70,000,000
J u m l a h - dipindahkan
67,313,500,000
19
(2,381,615,000)
48,020,132,500
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
Portofolio efek - (lanjutan)
31 Desember 2010
Akun ini terdiri dari :
Jumlah - pindahan
67,313,500,000
Anak Perusahaan
PT. Pacific Capital Investment
PT. Evergreen Invesco, Tbk
PT. Polaris Investama, Tbk
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi
PT. Inti Agri Resourches, Tbk
PT. Polaris Investama, Tbk
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi
Efek bersifat hutang
Perusahaan
Obligasi Berlian Laju Tanker IV 2009 B
Obligasi Bakrie Telkom I Th.2007
Anak Perusahaan
Obligasi Berlian Laju Tanker IV 2009 B
Obligasi Bakrie Telkom I Th.2007
48,020,132,500
25,000,000,000
2,328,737,589
(296,737,589)
4,050,000,000
(50,000,000)
9,000,000,000
2,500,000,000
15,000,000,000
7,500,000,000
Jumlah
8.
31 Desember 2009
128,345,500,000
52,020,132,500
Piutang lembaga kliring dan penjaminan
Akun ini merupakan tagihan kepada PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sehubungan dengan transaksi jual efek yang dilakukan oleh Perusahaan.
9.
Piutang nasabah
Akun ini merupakan piutang yang timbul dari transaksi perdagangan efek dengan nasabah, dengan rincian sebagai berikut:
31 Desember 2010
31 Desember 2009
Pihak ketiga:
Saldo masing-masing
lebih atau sama dengan 5%
kurang dari 5%
10,782,126,916
915,130,442
10,455,663,505
1,451,456,973
Jumlah
11,697,257,357
11,907,120,478
Perusahaan tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu karena pihak manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang nasabah tersebut dapat ditagih, dan
mempunyai jaminan yang cukup untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya rekening nasabah.
10. Beli Efek Dengan Janji Jual Kembali (Reverse Repo)
Akun ini merupakan efek ekuitas yang dibeli perusahaan dengan perjanjian untuk menjual kembali kepada pemilik efek pada tanggal tertentu dengan harga jual
yang telah disepakati.
31 Desember 2010
Akun ini terdiri dari :
31 Desember 2009
Efek untuk diperdagangkan :
Beli Efek dengan Janji jual Kembali ( Reverse Repo )
11,100,000,000
18,028,000,000
Jumlah
11,100,000,000
18,028,000,000
20
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. Beli Efek Dengan Janji Jual Kembali (Reverse Repo) - (lanjutan)
Dengan Perincian sebagai berikut :
Per 31 Desember 2010
Anak Perusahaan
Tanggal
Jumlah Saham
PT. Pacific Capital
PLAS
4,800,000
PLAS
1,000,000
PLAS
900,000
PLAS
5,800,000
PT. Pacific Capital Investment
IIKP
9,100,000
Perolehan
Jual Kembali
Harga
01-Dec-10
04-Dec-10
08-Dec-10
14-Dec-10
01-Jun-11
04-Jun-11
08-Jun-11
14-Jun-11
3,000,000,000
500,000,000
500,000,000
3,000,000,000
01-Jun-10
31-May-11
4,100,000,000
Jumlah
11,100,000,000
Per 31 Desember 2009
Anak Perusahaan
Tanggal
Jumlah Saham
PT. Pacific Capital
PLAS
4,500,000
PLAS
11,400,000
PLAS
2,200,000
PLAS
4,800,000
PLAS
1,000,000
PLAS
900,000
PLAS
5,000,000
PT. Pacific Capital Investment
IIKP
9,100,000
Perolehan
Jual Kembali
Harga
28-May-09
28-May-09
01-Dec-09
28-May-09
04-Dec-09
08-Dec-09
14-Dec-09
28-May-10
28-May-10
10-Jun-10
28-May-10
04-Jun-10
08-Jun-10
14-Jun-10
2,000,000,000
5,000,000,000
1,000,000,000
3,000,000,000
500,000,000
500,000,000
3,000,000,000
01-Jun-09
31-May-10
3,028,000,000
Jumlah
18,028,000,000
11. Piutang Lain -lain
31 Desember 2010
Akun ini terdiri dari
Piutang karyawan
Piutang Lain-lain
Jumlah
964,016,654
964,016,654
31 Desember 2009
94,029,040
1,453,194,468
1,547,223,508
12. Beban dibayar di muka
31 Desember 2010
Akun ini terdiri dari
31 Desember 2009
Sewa
Parkir
Asuransi dibayar di muka
Lain-lain
233,095,800
22,500,000
12,103,979
5,400,000
211,071,000
7,475,000
10,762,711
1,319,800,000
Jumlah
273,099,779
1,549,108,711
21
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. Pajak dibayar di muka
31 Desember 2010
Akun ini terdiri dari
31 Desember 2009
PPN Masukan
PPh Pasal 23
1,146,018,897
-
465,223,680
220,000
Jumlah
1,146,018,897
465,443,680
14. Penyertaan saham
Penyertaan saham pada PT. Bursa Efek Jakarta merupakan salah satu persyaratan sebagai anggota bursa, dinyatakan sebesar biaya perolehan.
15. Promissory Note
Saldo promissory Note adalah sebagai berikut :
31 Desember 2010
31 Desember 2009
Saldo Promissory Note
-
41,688,592,035
Jumlah
-
41,688,592,035
16. Aset tetap
31 Desember 2010
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Nilai perolehan
Kepemilikan langsung
Komputer dan
telekomunikasi
Peralatan kantor
Kendaraan
Partisi
3,275,598,610
4,920,122,022
10,689,402,500
2,437,041,275
1,561,593,935
4,600,000
208,000,000
-
2,438,677,500
34,837,497
4,097,944,986
-
Jumlah
21,322,164,407
1,774,193,935
6,571,459,983
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
2,398,515,045
4,889,884,525
6,799,457,514
2,437,041,275
16,524,898,359
Saldo Akhir
Akumulasi penyusutan
Kepemilikan langsung
Komputer dan
telekomunikasi
Peralatan kantor
Kendaraan
Partisi
Jumlah
Nilai buku
3,183,414,674
1,005,534,137
326,996,131
1,388,676,519
135,950,796
1,141,254,065
1,989,451,998
314,203,754
40,083,132
511,560,117
-
3,319,365,470
2,106,705,070
1,804,888,012
1,702,880,273
5,904,621,461
15,417,542,946
3,580,860,613
-
8,933,838,825
7,591,059,542
22
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. Aset tetap - (lanjutan)
31 Desember 2009
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Nilai perolehan
Kepemilikan langsung
Komputer dan
telekomunikasi
Peralatan kantor
Kendaraan
Partisi
Jumlah
3,323,502,199
2,923,515,122
3,597,555,000
1,962,041,275
182,038,908
1,996,606,900
7,706,597,500
475,000,000
229,942,497
614,750,000
-
3,275,598,610
4,920,122,022
10,689,402,500
2,437,041,275
11,806,613,596
10,360,243,308
-
21,322,164,407
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Akumulasi penyusutan
Kepemilikan langsung
Komputer dan
telekomunikasi
Peralatan kantor
Kendaraan
Partisi
3,046,895,749
354,041,018
1,149,716,664
1,171,845,084
136,518,926
651,493,119
610,696,129
216,831,435
1,433,416,662
-
3,183,414,674
1,005,534,137
326,996,131
1,388,676,519
Jumlah
Nilai buku
5,722,498,515
6,084,115,081
1,615,539,609
-
5,904,621,461
15,417,542,947
17. Aset lain-lain
31 Desember 2010
Akun ini terdiri dari :
31 Desember 2009
Jaminan sewa gedung dan telepon
Lain-lain
130,465,300
318,302,457
124,038,500
Jumlah
448,767,757
124,038,500
18. Hutang lembaga kliring dan penjaminan
Merupakan kewajiban Perusahaan kepada pihak PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia akibat perhitungan penyelesaian (settlement) transaksi beli efek yang
dilakukan oleh Perusahaan.
19. Hutang nasabah
Akun ini merupakan kewajiban yang timbul dari transaksi perdagangan efek yang dilakukan Perusahaan dengan nasabah, dengan rincian sebagai berikut:
31 Desember 2010
31 Desember 2009
Pihak ketiga:
Saldo masing-masing
lebih atau sama dengan 5%
kurang dari 5%
11,122,261,200
2,297,403,512
11,364,981,338
1,458,253,815
Jumlah
13,419,664,712
12,823,235,153
23
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. Beban masih harus dibayar
31 Desember 2010
Akun ini terdiri dari :
31 Desember 2009
Beban transaksi *}
Telepon
385,390,029
7,767,197
109,983,920
9,276,036
Jumlah
393,157,226
119,259,956
*)
Akun ini merupakan beban transaksi yang masih harus dibayar Perusahaan kepada Bursa Efek Jakarta atas transaksi efek yang dilakukan oleh nasabah dan
Perusahaan.
21. Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
**) Pada tahun 2003, pemerintah mengeluarkan UU No.13 tentang ketenagakerjaan terutama pasal 156 mengenai "Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja
dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan", yang mengharuskan Perusahaan untuk membayar uang
pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian kepada karyawan dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja pada kondisi seperti yang
dinyatakan dalam surat keputusan tersebut.
31 Desember 2010
Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Jumlah
2,760,875,139
2,760,875,139
31 Desember 2009
1,149,957,952
1,149,957,952
22. Hutang Lain-lain
31 Desember 2010
31 Desember 2009
Hutang Lain - lain
1,114,973,548
1,151,317,409
Jumlah
1,114,973,548
1,151,317,409
23. Perpajakan
Manfaat ( beban ) pajak penghasilan perusahaan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut :
31 Desember 2010
Pajak Kini
Manfaat ( beban ) pajak tangguhan
Jumlah
31 Desember 2009
855,287,546
(354,562,320)
28,632,377
855,287,546
(325,929,943)
Pajak kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan laba kena pajak tahun yang berakhir pada tanggal - tanggal 31
Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut :
31 Desember 2010
31 Desember 2009
Laba ( rugi ) sebelum taksiran pajak penghasilan menurut laporan laba rugi
10,725,783,932
6,924,364,604
(4,065,072,981)
(6,889,770,563)
6,660,710,951
34,594,041
Rugi ( laba ) anak perusahaan sebelum taksiran pajak penghasilan bersih
Laba ( rugi ) sebelum taksiran pajak penghasilan - Induk perusahaan
24
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23. Perpajakan - (lanjutan)
31 Desember 2010
31 Desember 2009
Perbedaan Temporer
kesejahteraan karyawan
- Unrealized Gain(loss) efek
Penyusutan aset tetap
92,274,590
(6,900,000,000)
390,638,331
4,313,309
-
Jumlah perbedaan temporer
(6,417,087,079)
4,313,309
269,196,875
(756,134,032)
(241,500,000)
(4,373,654)
Perbedaan Permanen
Penyusutan
Pendapatan bunga deposito dan jasa giro
Pendapatan fixed Income
Sumbangan
Laba - rugi realisasi
Laba - rugi penjualan aset
Beban PPh Ps 21
Pajak
Beban lain - lain
Jumlah Perbedaan Permanen
4,000,000
Jumlah koreksi fiskal
Laba kena pajak
390,000,000
256,887,915
6,091,750
3,000,000
2,750,000
(69,707,492)
8,398,750
90,988,553
99,013,649
(6,486,794,571)
103,326,959
173,916,380
137,921,000
-
-
173,916,380
137,921,000
Kompensasi kerugian
Laba kena pajak setelah kompensasi
Pajak Kini
31 Desember 2010
31 Desember 2009
Taksiran Pajak Penghasilan Badan
10%
15%
30%
X
X
X
5,000,000
7,500,000
20,705,700
Jumlah Taksiran Pajak Penghasilan Perusahaan
21,739,548
19,308,940
Jumlah taksiran pajak penghasilan anak perusahaan
322,077,575
335,253,380
Jumlah Taksiran Pajak Penghasilan Bersih
343,817,123
354,562,320
316,435,270
316,435,270
17,930,000
200,795,752
316,435,270
21,739,548
1,378,940
5,642,305
134,457,628
27,381,853
38,127,050
Pajak dibayar di muka
PPh ps 25 Perusahaan
PPh ps 25 anak Perusahaan
Jumlah pajak dibayar di muka
Taksiran PPh badan ( Lebih ) Kurang bayar Perusahaan
Taksiran PPh badan ( Lebih ) Kurang bayar anak Perusahaan
Taksiran PPh Badan
Jumlah taksiran panghasilan kena pajak untuk tahun 2010 sebagai estimasi pajak penghasilan badan tahun berjalan. Sedangkan pajak penghasilan
periode 31 Desember 2009 telah sesuai dengan surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Badan ( SPT Badan ) yang disampaikan ke kantor pelayanan pajak.
25
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23. Perpajakan - (lanjutan)
d Pajak Tangguhan
Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan
dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Rincian dari aset dan kewajiban pajak tangguhan perusahaan per 31 Desember 2010, dan 2009 adalah :
31 Desember 2010
31 Desember 2009
Taksiran penghasilan ( beban ) pajak tangguhan
Induk Perusahaan
Penyusutan aset tetap
Kesejahteraan karyawan
33,649,609
11,534,324
603,863
Anak Perusahaan
Rugi ( laba ) fiskal
Penyusutan aset tetap
Kesejahteraan karyawan
481,429,947
328,673,666
(30,838,085)
58,866,599
855,287,546
28,632,377
-
Jumlah Taksiran Penghasilan ( Beban ) Pajak Tangguhan
Pengaruh pajak atas beda temporer yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak fiskal adalah sebagai berikut :
31 Desember 2010
31 Desember 2009
Aset ( kewajiban ) Pajak Tangguhan
Saldo Awal aset Pajak tangguhan
Pajak tangguhan tahun berjalan
Aset ( kewajiban ) Pajak Tangguhan - Bersih
-
2,751,953,959
855,287,546
2,723,321,582
28,632,377
3,607,241,505
2,751,953,959
31 Desember 2010
31 Desember 2009
Pajak masih harus dibayar
PPh pasal 21
PPh pasal 23
PPh pasal 4 ( 2 )
PPh pasal 25
PPh transaksi penjualan saham
PPN Keluaran
Pajak pertambahan nilai
PPh Ps 29 anak perusahaan
PPh Ps 29 Induk Perusahaan
Pajak Levy
Jumlah
26
29,409,095
11,066,526
21,964,525
32,376,208
210,650,523
906,011,672
12,672,413
795,647
27,168,526
20,006,718
146,767,452
313,611,740
18,622,223
21,739,548
133,133,707
134,457,628
1,378,940
-
1,384,974,027
656,859,063
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. Modal Saham
Susunan pemegang saham pada Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, adalah sebagai berikut :
Susunan pemegang saham pada 31 Desember 2010, adalah sebagai berikut :
Jumlah
Saham
Nama pemegang saham
69,000,000
15,923,500
55,100,250
140,023,750
PT. Pan Pacific Investama
Aswin Wirawan
Masyarakat
Jumlah
%
Kepemilikan
49.28%
11.37%
39.35%
100%
Susunan pemegang saham pada 31 Desember 2009, adalah sebagai berikut :
Jumlah
Saham
Nama pemegang saham
69,000,000
20,820,000
50,203,750
140,023,750
PT. Pan Pacific Investama
Aswin Wirawan
Masyarakat
Jumlah
31 Desember 2010
Agio saham *)
Biaya emisi **)
Saldo
%
Kepemilikan
49.28%
14.87%
35.85%
100%
31 Desember 2009
800,000,000
(724,564,066)
800,000,000
(724,564,066)
75,435,934
75,435,934
Penawaran Umum Perdana sejumlah 80.000.000 saham dengan harga Rp. 210,- Untuk nominal Rp. 200,*)
Akun ini merupakan selisih kenaikan nilai saham Perusahaan atas Penawaran Umum Saham Perdana kepada masyarakat ( Initial Public Offering) dengan
nilai nominal saham sebesar Rp. 200,- per lembar menjadi Rp. 210,- per lembar.
**) Akun ini merupakan biaya yang berkaitan dengan penerbitan efek ekuitas Perusahaan. Biaya ini mencakup jasa dan komisi yang dibayarkan kepada penjamin
emisi, lembaga dan profesi penunjang pasar modal, biaya percetakan dokumen, pernyataan pendaftaran, biaya pencatatan efek ekuitas di bursa efek, dan
biaya promosi. Sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam No. 06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000.
25. Komisi perantara pedagang efek
Akun ini merupakan komisi yang diperoleh dari aktivitas perantara pedagang efek ekuitas.
26. Pendapatan atas Transaksi Pendapatan Tetap
Akun ini merupakan komisi yang diperoleh dari aktivitas perantara perdagangan obligasi
27. Keuntungan (kerugian) perdagangan efek yang terealisasi
Akun ini merupakan realisasi keuntungan (kerugian) dari transaksi perdagangan efek bersifat ekuitas dan hutang.
27
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. Keuntungan (kerugian) portofolio efek yang belum direalisasi
Akun ini merupakan keuntungan (kerugian) perdagangan efek ekuitas dan hutang yang belum direalisasi, karena perbedaan antara harga perolehan dengan harga
pasar yang terdiri dari :
31 Desember 2010
31 Desember 2009
Efek ekuitas
3,548,196,452
(2,436,615,000)
Jumlah
3,548,196,452
(2,436,615,000)
29. Bunga Pendanaan Nasabah
Akun ini merupakan pendapatan bunga perusahaan atas keterlambatan pembayaran nasabah.
30. Laba ( Rugi ) Error Trading
Akun ini merupakan pencatatan transaksi laba ( rugi ) atas kesalahan transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan
31. Jasa penjaminan emisi
Akun ini merupakan pendapatan dari aktivitas Perusahaan sebagai penjaminan emisi efek.
32. Jasa penasehat keuangan
Akun ini merupakan pendapatan sehubungan dengan kegiatan Perusahaan sebagai penasehat keuangan.
33. Jasa atas agen penjualan
Akun ini merupakan untuk mencatat pendapatan atas jasa sebagai agen penjualan.
34. Beban Administrasi dan Umum
Akun ini terdiri dari
31 Desember 2010
31 Desember 2009
Kesejahteraan Karyawan
Informasi dan telekomunikasi
Listrik dan Air
Percetakan dan perlengkapan kantor
Transportasi dan perjalanan dinas
Pemeliharaan inventaris
Profesional Fee
Representasi dan sumbangan
Komisi
Administrasi
Perijinan
Bunga
Biaya Transaksi
Asuransi
Pengembangan SDM
Pajak
Iklan dan Promosi
Pengiriman dan Kurir
Jamuan
Lain-lain
1,610,917,189
294,410,271
30,546,400
85,573,875
171,611,346
59,397,835
702,902,971
25,749,800
2,571,931,061
28,562,952
61,208,449
184,243,066
283,739,754
16,233,107
100,000
8,953,385
44,943,525
3,436,125
27,869,218
12,151,354
235,836,849
527,770,627
28,876,800
119,874,850
202,358,432
49,196,709
275,255,102
11,855,900
978,987,224
116,064,517
69,770,900
59,257,756
46,946,967
16,744,155
4,632,750
130,385,850
53,326,000
5,016,645
26,945,229
1,850,651
Jumlah
6,224,481,682
2,960,953,912
28
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. Pendapatan bunga dan jasa giro
Akun ini untuk mencatat pendapatan bunga atas efek beli dengan janji jual kembali dan jasa giro
36. Laba per saham
Pada tanggal 10 Desember 1999, Ikatan Akuntan Indonesia mengeluarkan PSAK 56 tentang Laba Per Saham. PSAK 56 efektif berlaku untuk penyajian laporan
keuangan yang berakhir 31 Desember 2000.
Laba usaha dan laba bersih
Laba usaha dan laba bersih untuk tujuan penghitungan laba per saham (pembilang) adalah sebagai berikut :
31 Desember 2010
Laba usaha
Laba bersih
5,420,897,572
9,797,222,386
31 Desember 2009
5,692,614,466
4,403,545,956
Jumlah saham
Perubahan nilai nominal saham merupakan penambahan jumlah saham tanpa disertai perubahan sumber daya, oleh karena itu, untuk tujuan perhitungan jumlah
rata-rata tertimbang saham beredar, perubahan nilai nominal saham dianggap sudah terjadi pada awal periode dari laporan keuangan.
Jumlah saham berdasarkan rata-rata tertimbang saham beredar (penyebut) untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar setelah disesuaikan dengan
perubahan nilai nominal saham menjadi Rp. 400 per saham untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 sejumlah 140,023,750 lembar saham.
37. Informasi segmen usaha
Laporan keuangan konsolidasi terdiri dari laporan keuangan PT.Pacific Strategic Financial,Tbk, PT.Pacific Capital Investment dan PT. Pacific Capital ( anak
perusahaan ). Informasi yang menyangkut segmen usaha perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari :
31 Desember 2010
31 Desember 2009
a. Laba ( rugi ) usaha
PT.Pacific Strategic Financial, Tbk
PT Pacific Capital Investment
PT Pacific Capital
5,826,742,925
(891,674,725)
485,830,377
14,533,697
503,570,754
5,390,346,864
Jumlah
5,420,898,577
5,908,451,315
31 Desember 2010
b
Laba ( rugi ) bersih
PT.Pacific Strategic Financial, Tbk
PT Pacific Capital Investment
PT Pacific Capital
Jumlah
6,684,156,216
3,542,694,192
997,424,909
18,907,351
831,320,257
6,289,973,845
11,224,275,317
7,140,201,453
31 Desember 2010
c
31 Desember 2009
31 Desember 2009
Jumlah Aset
PT.Pacific Strategic Financial, Tbk
PT Pacific Capital Investment
PT Pacific Capital
88,095,182,242
32,625,363,524
116,790,452,633
77,927,401,010
30,612,020,206
110,562,404,384
Jumlah
237,510,998,399
219,101,825,600
29
PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. Standar Akuntansi Baru
Standar Akuntansi yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sampai dengan penyelesaian laporan keuangan Perusahaan
tetapi belum efektif adalah sebagai berikut:
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011:
a. PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan” menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose
financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain.
b. PSAK 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas” memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui
laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode.
c. PSAK 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi” informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat
dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.
d. PSAK 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan” menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan
kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan
koreksi kesalahan.
e. PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset” menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan
jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui.
f.
PSAK 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi” bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi,
kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk
memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.
g. PSAK 58 (Revisi 2009) “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan” bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk aset yang
dimiliki untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan.
Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari PSAK revisi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan.
39. Reklasifikasi Akun
Laporan Keuangan tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan Laporan Keuangan yang berakhir tanggal 31
Desember 2010.
40. Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 21 Maret 2011
30
Download