STUDI TENTANG UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN

advertisement
STUDI TENTANG UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN DIRI SISWA SD NEGERI 1 PENGASIH
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Dettiany Pritama
NIM 09108244070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JUNI 2015
Studi Tentang Upaya .... (Dettiany Pritama) 1
STUDI TENTANG UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN
DIRI SISWA SD NEGERI 1 PENGASIH
STUDY OF TEACHER'S EFFORTS IN BOOSTING STUDENTS CONFIDENCE IN SD NEGERI 1
PENGASIH
Oleh: Dettiany Pritama, mahasiswa pgsd fip uny
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa SD Negeri 1
Pengasih dan mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa SD Negeri 1
Pengasih. Subjek penelitian adalah guru kelas 1 (SM) dan guru kelas 3 (ES). Setting penelitian ini mengambil
tempat di SD Negeri 1 Pengasih menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian deskriptif. Metode yang
digunakan dalam mengumpulkan data dengan observasi berperan serta jenis partisipasi pasif dan wawancara
mendalam. Metode yang digunakan untuk menganalisis data menggunakan model Interaktif Huberman & Miles.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) upaya guru meningkatkan kepercayaan diri siswa di SD Negeri 1
Pengasih adalah (a) memberikan motivasi kepada siswa. (b) memberikan apresiasi kepada siswa. (c) mengajak
siswa berkomunikasi aktif. (d) memberikan tanggung jawab khusus pada siswa yang memiliki kepercayaan diri
rendah. (e) mengatur tempat duduk siswa. (f) mengkomunikasikan upaya meningkatkan kepercayaan diri siswa
kepada kepala sekolah dan teman sesama guru. (2) kendala yang dihadapi guru dalam meningkatkan kepercayaan
diri siswa adalah (a) guru SM dan guru ES terkendala kurangnya pengetahuan yang dimiliki dalam upaya
meningkatkan kepercayaan diri siswa. (b) guru ES terkendala dengan ketidakmauan siswa bekerjasama dalam
upaya meningkatkan kepercayaan diri siswa. (c) guru ES kesulitan mengajak berkomunikasi siswa yang memiliki
kepercayaan diri rendah.
Kata kunci: upaya guru, kepercayaan diri siswa
Abstract
This research aims to know the teacher’s efforts in boosting students self confidence in SD Negeri 1
Pengasih and to know the constraints faced by teachers in boosting students self confidence in SD Negeri
1 Pengasih. The subject is the teacher of grade 1 (SM) and grade 3 (ES). Setting of this research taking
place in SD Negeri 1 Pengasih using qualitative approach kind of descriptive research. The methods used
in collecting data with participant observations the kind of passive participation and in-depth interviews.
The methods used to analyze the data using Interactive model Huberman & Miles. The results showed
that (1) the teacher’s efforts increase students self confidence in SD Negeri 1 Pengasih are (a) provide
the motivation to students. (b) give the appreciation to students. (c) invite students to communicate
actively. (d) provide a special responsibility on students who have low self confidence. (e) arrange the
seating of students. (f) communicate the efforts of improving the students self confidence to the
headmaster and friends of fellow teachers. (2) constraints faced by teachers in boosting student
confidence are (a) both of the teacher lack of knowledge in an attempt to boost the students self
confidence. (b) the subject teacher ES has been hampered by the unwillingness of students to team up in
an attempt to boost the student’s self confidence. (c) teacher ES difficulty to communicating with students
who have low self confidence.
Keywords: teacher’s effort, students self confident
2
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 2015
diri untuk dapat dihargai, tidak hanya oleh dirinya
PENDAHULUAN
Percaya terhadap kemampuan yang dimiliki
merupakan bekal yang sangat penting bagi
seseorang dalam kehidupannya. Ketika seseorang
percaya terhadap kemampuan yang dimilikinya
maka dirinya akan merasa mampu melakukan
suatu hal. Kepercayaan terhadap dirinya yang
akan memotivasi untuk berusaha mencapai
tujuannya. Kesuksesan dalam segala bidang akan
sulit dicapai jika seseorang tidak memiliki
tetapi juga oleh orang lain. Siswa yang memiliki
kepercayaan
kegagalan
diri
yang
bukan
kuat
merupakan
menganggap
sesuatu
yang
menyedihkan, memalukan bahkan mematahkan
semangat tetapi sebagai langkah untuk menuju
keberhasilan. Dalam hal ini siswa dapat semakin
memacu
semangat
dan
motivasinya
untuk
berprestasi dalam belajar.
Tidak semua siswa memiliki rasa percaya diri
yang cukup. Rasa minder, malu, takut dan lain-
kepercayaan diri yang cukup.
Percaya diri merupakan salah satu faktor
lain dapat menjadi kendala bagi siswa dalam
keberhasilan seseorang. Hal ini ditegaskan oleh
berinteraksi
baik
Peter Lauster (1997: 4) yang mengatakan bahwa
lingkungan
sekolah
“percaya diri mempengaruhi sikap hati-hati,
masyarakat. Seperti yang dijelaskan karena rasa-
ketidaktergantungan, ketidakserakahan, toleransi
rasa tersebut siswa dapat merasa tidak yakin
dan cita-cita.” Kepercayaan diri mempengaruhi
dengan kemampuan dan keterampilan dirinya,
banyak hal yang mendasar pada kepribadian
sehingga dapat mengakibatkan siswa tersebut
seseorang seseorang. Seseorang yang memiliki
menutup diri, kurang mendapatkan informasi
rasa
dalam
bahkan terisolir dari lingkungannya. Hal tersebut
bertindak dan mengambil keputusan. Keyakinan
tentu saja merupakan kendala yang cukup besar
terhadap kemampuan diri akan menimbulkan rasa
dalam proses pembelajaran.
percaya
diri
akan
berhati-hati
dalam
proses
maupun
di
belajar
di
lingkungan
kemandirian dan tidak ketergantungan terhadap
Siswa yang merasa dirinya kurang mampu,
orang lain juga menjadikan seseorang menjadi
minder, malu, takut serta menutup diri tersebut
tidak egois serta lebih toleran. Cita-cita bagi
merupakan
orang yang memiliki rasa percaya diri juga
memiliki kepercayaan diri rendah. Siswa yang
tergolong normal karena tidak perlu bagi dirinya
tergolong memiliki kepercayaan diri rendah
untuk menutupi ketidakpercayaan dirinya dengan
sering kali prestasi belajarnya juga rendah karena
cita-cita yang berlebihan.
ketidakyakinan pada kemampuan dirinya sendiri.
Kepercayaan diri dimiliki oleh semua orang
gambaran
dari
seseorang
yang
Selain itu siswa yang memiliki kepercayaan diri
Dasar.
rendah juga rentan mendapatkan pelecehan sosial
Kepercayaan diri sangat dibutuhkan oleh siswa
yang dapat berupa ejekan dari lingkungannya.
dalam pembelajaran sehingga dapa memotivasi
Hal tersebut tentu saja semakin membuat individu
siswa untuk meraih prestasi dalam belajar. Bila
siswa sensitif dan merendahkan kepercayaan
seorang siswa memiliki rasa percaya diri yang
dirinya. Senada dengan pernyataan dari Bambang
kuat maka siswa tersebut akan percaya terhadap
Hartono (1997: 27) siswa yang tidak mempunyai
tidak
terkecuali
siswa
Sekolah
kemampuan diri sehingga akan menggali potensi
rasa percaya diri akan takut bereksperimen, tidak
Studi Tentang Upaya .... (Dettiany Pritama) 3
kreatif,
sehingga
berkembang
kemampuannya
sehingga
dapat
kurang
dihadapkan pada situasi yang menantang dan
menyebabkan
perasaan yang menyenangkan maka kepercayaan
semakin merosotnya rasa pecaya dirinya. Bila
diri siswa pun akan meningkat.
tidak terjadi perubahan atau intervensi maka
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
berlangsunglah perasaan tersebut sepanjang hidup
peneliti pada hari Senin 8 Maret 2013 di kelas 2
siswa.
SD
Negeri
1
Pengasih,
dalam
proses
Guru sebagai pendidik memiliki peranan yang
pembelajaran masih ditemukan siswa yang
besar dalam mendidik siswa di sekolah. Oleh
tergolong memiliki rasa percaya diri yang rendah.
karena itu, upaya yang dilakukan guru untuk
Terlihat dengan keengganan siswa untuk tampil
meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam
di depan kelas. Saat guru menawarkan siswa
proses pembelajaran khususnya sangat penting.
untuk mengerjakan soal di papan tulis hanya
Upaya meningkatkan kepercayaan diri siswa
terdapat seorang siswa yang dengan suka rela
sangatlah bervariasi dan guru dituntut untuk
mengacungkan
kreatif
serta
menawarkan kepada siswa untuk mengerjakan
dengan
soal selanjutnya di papan tulis hanya siswa tadi
dalam
menyesuaikan
mempergunakan
upaya-upaya
tersebut
Ketika
guru
yang
kepada kemampuan yang dimilikinya bahwa
menganggap siswa tersebut sudah terlalu sering
dirinya bisa melakukan sesuatu sesuai dengan
untuk maju mengerjakan soal hingga akhirnya
kemampuannya. Pembelajaran disertai dengan
guru menunjuk seorang siswa lain untuk maju
pemberian
rasa
mengerjakan soal di papan tulis. Siswa yang
akan
ditunjuk
kepercayaan
diri
dan
penanaman
terhadap
siswa
meningkatkan prestasi belajar.
mengacungkan
tersebut
tidak
jari.
kembali
kondisi siswa. Siswa harus terbiasa untuk percaya
motivasi
kembali
jari.
langsung
Guru
maju
mengerjakan hingga guru kembali memanggil
Disebutkan dalam hasil penelitian Trends in
namanya. Sebelum maju siswa yang ditunjuk
International Mathematics and Science Study
tersebut melihat hasil jawaban teman sebelahnya
(dalam Mahrita Julia Hapsari 2011: 338) yang
terlebih dahulu. Dalam menuliskan jawaban soal
menunjukkan
siswa
di papan tulis, siswa tersebut terlihat ragu-ragu
Indonesia masih rendah yaitu dibawah 30%.
dan sering menoleh kepada temannya untuk
Indeks hasil tersebut dikaitkan dengan faktor
meminta bantuan. Hal yang sama terjadi saat guru
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
meminta siswa untuk bertanya mengenai materi
yang masih didominasi oleh metode ceramah.
yang belum dipahami, tidak seorang siswapun
Dengan metode tersebut siswa cenderung pasif
yang mengacungkan jari untuk bertanya. Ketika
dalam proses pembelajaran sehingga kurang
guru bertanya untuk memastikan pemahaman
mengasah kepercayaan dirinya. Menurut Jossey-
materi dan pendapat siswa, siswa kembali diam
Bass Teacher (dalam Mahrita Julia Hapsari 2011:
dan tidak menjawab pertanyaan guru.
bahwa
self
confidence
341) guru dan metode pembelajaran yang
diterapkannya
di
kelas
akan
Melalui uraian hasil observasi tersebut di atas
berpengaruh
diduga siswa cenderung pasif, terlihat dengan
langsung pada kepercayaan diri siswa, saat siswa
keengganan siswa tampil di kelas dan tidak mau
4
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 2015
menyampaikan
kemampuan kognitif saja tetapi kepercayaan diri
pendapatnya. Akan tetapi terdapat pula siswa
mempengaruhi kepercayaan terhadap kemampuan
yang dengan suka rela mau tampil di kelas
yang dimilikinya sehingga dapat berhasil dalam
dengan maju mengerjakan soal yang diberikan
tugas-tugas sekolah. Upaya yang dilakukan oleh
guru tetapi hanya siswa tertentu saja dan
guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa
cenderung siswa yang itu-itu saja yang memiliki
di dalam kelas sangat perlu dilakukan. Oleh
prestasi yang cukup baik di kelas.
karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai
bila
diminta
Dalam
bertanya
pengamatan
yang
dilakukan
upaya
yang
dilakukan
oleh
guru
dalam
sebelumnya, peneliti juga menemukan bahwa
meningkatkan kepercayaan diri siswa SD Negeri
guru hanya terfokus pada materi pelajaran. Guru
1 Pengasih. Penelitian mengenai upaya yang
tidak
dilakukan
pernah
mencatatkan
perkembangan
oleh
guru
dalam
meningkatkan
psikologi siswa khususnya tingkat kepercayaan
kepercayaan diri siswa SD Negeri 1 Pengasih ini
diri. Dalam proses pembelajaran guru juga
bertujuan untuk mengetahui upaya dan kendala
terlihat kurang memperdulikan kepercayaan diri
guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa
siswa.
SD Negeri 1 Pengasih.
Guru
kurang
mendampingi
serta
memotivasi siswa yang memiliki kepercayaan diri
rendah. Pada saat guru menawarkan untuk
mengerjakan soal di papan tulis terdapat siswa
yang dengan suka rela mengacungkan jari tetapi
karena guru menganggap siswa tersebut sudah
terlalu sering maka beliau menunjuk siswa lain
yang tidak mengacungkan jari. Guru juga kurang
memberikan apresiasi pada siswa yang maju ke
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang dipergunakan
peneliti untuk memperoleh data di lapangan
adalah pendekatan penelitian deskriptif kualitatif.
Alasan
digunakannya
pendekatan
penelitian
deskriptif kualitatif adalah karena peneliti ingin
depan kelas ataupun menjawab pertanyaan.
mengetahui pengetahuan dan gambaran apa
Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan
adanya terkait upaya yang dilakukan oleh guru
kepercayaan diri siswa di dalam kelas juga belum
dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa.
optimal. Metode pembelajaran yang digunakan
oleh guru cenderung monoton sehingga kurang
mendapat perhatian siswa. Banyak siswa yang
tidak memperhatikan, mengobrol bahkan bermain
sendiri saat pembelajaran berlangsung. Metode
pembelajaran masih sering menggunakan metode
ceramah yang membuat siswa cenderung pasif
dan kurang mengasah kepercayaan diri siswa.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa
kepercayaan diri siswa sangat penting dalam
proses pembelajaran. Tidak hanya kecerdasan dan
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas 1 dan 3 di SD
Negeri 1 Pengasih, Desa Pengasih, Kecamatan
Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
Penelitian dilaksanakan pada September-Oktober
tahun 2013.
Studi Tentang Upaya .... (Dettiany Pritama) 5
terdiri dari tiga hal utama, yaitu: (1) reduksi data;
Target/ Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dipilih adalah guru
(2) penyajian data; dan (3) penarikan kesimpulan/
kelas 1 dan 3 SD Negeri 1 Pengasih berinisial SM
verifikasi. Ketiga kegiatan tersebut merupakan
dan
teknik
kegiatan yang jalin-menjalin pada saat sebelum,
alasan
selama, dan sesudah pengumpulan data dalam
penentuan subjek didasarkan menurut pendapat
bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan
Enung Fatimah (2006: 150) faktor pola asuh dan
umum yang disebut analisis.
ES,
dengan
nonprobability
menggunakan
sampling.
Adapun
interaksi di usia dini merupakan faktor yang amat
mendasar bagi pembentukan rasa percaya diri.
Oleh karena itu apabila diterapkan dalam sekolah
Keabsahan Data
Peneliti
mempergunakan
triangulasi
dan
dasar usia dini adalah siswa kelas rendah. Dalam
pengamatan berulang sebagai cara untuk menguji
penelitian ini, subjek penelitian adalah guru kelas
keabsahan data dalam penelitian ini. Menurut
rendah SD Negeri 1 Pengasih.
Sugiyono
(2011:
363)
triangulasi
diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
dengan berbagai cara, dan berbagai waktu
Data
Triangulasi yang akan dipergunakan peneliti
Penelitian ini menggunakan peneliti sendiri
sebagai instrumen utama dalam penelitian dengan
mempergunakan alat bantu di lapangan berupa
adalah
triangulasi
metode
(methodological
triangulation).
Triangulasi metode dalam penelitian ini
pedoman observasi dan pedoman wawancara.
dipergunakan untuk menguji hasil wawancara
Pedoman observasi dipergunakan sebagai alat
dengan guru kelas 1 dan 3 SD Negeri 1 Pengasih
bantu peneliti untuk memperoleh data upaya yang
terkait upaya meningkatkan kepercayaan diri
dilakukan
siswa. Sumber data yang menjadi bagian dari
oleh
guru
dalam
meningkatkan
triangulasi adalah dengan menggunakan data
kepercayaan diri siswa.
Pedoman wawancara mendalam dipergunakan
hasil wawancara dan data hasil observasi.
untuk memperoleh data dari subjek penelitian dan
Sumber data yang menjadi bagian dari
informan, yaitu subjek guru dan kepala sekolah
triangulasi adalah guru kelas 1 dan kelas 3 dan
sebagai
Pedoman
kepala SD Negeri 1 Pengasih. Pengamatan
wawancara pada subjek penelitian meliputi upaya
berulang dalam penelitian ini dilakukan dengan
guru meningkatkan kepercayaan diri siswa dan
melakukan observasi oleh peneliti lebih dari 1
kendala guru dalam meningkatkan kepercayaan
kali sampai data jenuh.
sumber
triangulasi
data.
diri siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Teknik Analisis Data
Data
dalam
penelitian
Berdasarkan hasil penelitian untuk mengetahui
ini
dianalisis
menggunakan model interaktif Huberman &
Miles (Muhammad Idrus, 2009: 147-148) yang
upaya guru dalam meningkatkan kepercayaan diri
6
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 2015
siswa SD Negeri 1 Pengasih, akan diuraikan
kepercayaan diri siswa dengan mengajak
dalam pembahasan sebagai berikut
siswa
1. Upaya guru meningkatkan kepercayaan
mengelilingi kelas mengawasi pekerjaan
berkomunikasi
saat
berputar
siswa. Saat siswa mengerjakan tugas yang
diri siswa
Kedua subjek guru SM dan guru ES
diberikan subjek berjalan mengelilingi kelas
memberikan motivasi kepada siswa dengan
dan beberapa kali berhenti mengajak siswa
memberikan
berkomunikasi
kata-kata
yang
mendorong
mengenai
tugas
yang
semangat siswa. Selain itu kedua subjek guru
diberikan. Selain itu, guru SM sering
SM dan guru ES memberikan apresiasi
memanggil nama siswa yang memiliki
kepada siswa yang mau membaca atau
kepercayaan
mengerjakan di depan kelas berupa kata-kata
pembelajaran.
diri
rendah
dalam
proses
Upaya guru meningkatkan kepercayaan
pujian, tepuk tangan dan hadiah.
Upaya guru meningkatkan kepercayaan
diri
siswa
dengan
melakukan
upaya
diri siswa dengan memberikan motivasi dan
meningkatkan kepercayaan diri siswa dengan
apresiasi
dari
mengajak siswa berkomunikasi juga sesuai
beberapa ahli antara lain pendapat dari
dengan pendapat Thursan Hakim (2009)
menurut Harter (dalam John W. Santrock
yang menyebutkan:
2003: 339) terdapat empat cara, yaitu
1) Memupuk keberanian untuk bertanya.
melalui:
2) Peran aktif pendidik untuk bertanya
sesuai
dengan
1) Mengidentifikasi
pendapat
penyebab
dari
kepada siswanya.
rendahnya rasa percaya diri dan domain-
3) Mengerjakan soal di depan kelas.
domain kompetensi diri yang penting.
4) Aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
2) Dukungan emosional dan penerimaan
maupun organisasi sekolah.
5) Bersaing dalam mencapai prestasi belajar.
sosial.
6) Penerapan disiplin yang konsisten
3) Prestasi.
4) Mengatasi masalah (coping).
Upaya kedua subjek guru SM dan guru
Upaya guru meningkatkan kepercayaan
ES meningkatkan kepercayaan diri siswa
diri siswa dengan memberikan motivasi dan
dengan mengajak siswa berkomunikasi saat
memberikan apresiasi kepada siswa sesuai
berputar
dengan pendapat Harter (dalam John W.
pekerjaan siswa sesuai dengan pendapat dari
Santrock 2003: 339) yang menyebutkan
Thursan Hakim (2005) yang salah satunya
dukungan emosional dan penerimaan sosial.
menyebutkan peran aktif pendidik untuk
Dukungan emosional dan penerimaan sosial
bertanya kepada siswanya.
dari guru yang berupa dapat pemberian
Selanjutnya kedua subjek guru SM dan
melakukan
upaya
guru
kelas
SM
mengawasi
meningkatkan
kepercayaan diri siswa dengan memberikan
motivasi dan apresiasi.
ES
Subjek
mengelilingi
meningkatkan
tanggung jawab khusus pada siswa siswa
yang memiliki kepercayaan diri rendah
Studi Tentang Upaya .... (Dettiany Pritama) 7
berupa memimpin teman-teman tugas piket
saat waktu senggang di kantor dan meminta
menyapu dan sesekali memimpin berdoa.
saran dah informasi untuk meningkatkan
Sedangkan subjek guru ES meningkatkan
kepercayaan diri siswa.
kepercayaan diri siswa dengan mengatur
Meningkatkan kepercayaan diri siswa
tempat duduk siswa. Subjek guru ES
dengan
mengatur
dengan
meningkatkan kepercayaan diri siswa kepada
melakukan rotasi tempat duduk siswa tiap
kepala sekolah dan teman sesama guru sesuai
minggu.
pula dengan pendapat Harter (dalam John W.
tempat
duduk
siswa
Upaya yang dilakukan guru meningkatkan
mengkomunikasikan
upaya
Santrock 2003: 339) yang menyebutkan
kepercayaan diri siswa dengan memberikan
mengatasi
masalah
(coping).
Mengatasi
tanggung jawab khusus dan mengatur tempat
masalah yang dilakukan oleh guru yaitu
duduk siswa sesuai pendapat dari Tarsi
dengan
Tarmudji (1998: 47) adalah pertama, dengan
meminta
melenyapkan rasa takut dan bimbang yang
sekolah dan teman sesama guru.
mengkomunikasikan
bantuan
saran
kepada
dengan
kepala
memojokkan bila dibiarkan. Kedua, untuk
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian
mencapai sukses dalam segala sesuatu perlu
teori dapat disimpulkan bahwa upaya guru
mengambil risiko dalam mencoba sesuatu
meningkatkan kepercayaan diri siswa adalah:
yang baru. Ketiga, bersikap adil jika orang
a. Memberikan motivasi kepada siswa.
lain mengalami kegagalan juga dan pujilah
b. Memberikan apresiasi kepada siswa.
kesuksesan dan prestasi orang lain. Keempat,
c. Mengajak siswa aktif berkomunikasi.
gunakan daya khayal untuk memperoleh
d. Memberikan tanggung jawab khusus pada
siswa yang memiliki kepercayaan diri
pekerjaan yang diinginkan.
Upaya guru meningkatkan kepercayaan
rendah.
diri siswa dengan memberikan tanggung
e. Mengatur tempat duduk siswa.
jawab khusus pada siswa dan mengatur
f. Mengkomunikasikan upaya meningkatkan
tempat duduk siswa sesuai dengan pendapat
kepercayaan diri siswa kepada kepala
Tarsi Tarmudji (1998: 47) yang menyebutkan
sekolah dan teman sesama guru.
bahwa untuk mencapai sukses dalam segala
sesuatu
perlu
mengambil
risiko
dalam
mencoba sesuatu yang baru.
Selanjutnya kedua subjek guru SM dan
2. Kendala
guru
dalam
meningkatkan
kepercayaan diri siswa
Subjek guru SM menjelaskan bahwa
kepercayaan
diri
adalah
percaya
pada
subjek ES meningkatkan kepercayaan diri
kemampuan diri sendiri sehingga memiliki
siswa dengan mengkomunikasikan upaya
keberanian untuk melakukan berbagai hal,
meningkatkan kepercayaan diri siswa kepada
tidak minder, takut ataupun malu. Sedangkan
kepala sekolah dan teman sesama guru.
guru ES mengatakan bahwa kepercayaan diri
Subjek berdiskusi dengan kepala sekolah dan
adalah percaya pada diri sendiri termasuk
teman sesama guru mengenai keadaan kelas
8
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 2015
kemampuan yang dimilikinya atau istilah
diri,
umum digunakan PD (percaya diri).
sedangkan
Pendapat kedua subjek tersebut sesuai
kondisi
fisik,
faktor
pengalaman
hidup
eksternal
berupa
pendidikan, pekerjaan dan lingkungan.
dengan pendapat Thursan Hakim (2005: 6)
Menurut guru SM, ciri-ciri siswa yang
yang menyebutkan bahwa percaya diri adalah
memiliki kepercayaan diri tinggi antara lain:
suatu keyakinan seserorang terhadap segala
(1) turut aktif dalam pembelajaran, (2)
aspek
dan
mandiri, (3) berani, (4) kreatif, (5) berpikiran
merasa
positif, (6) mudah bergaul dan banyak teman
mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan
sedangkan ciri-ciri siswa yang memiliki
di dalam hidupnya.
kepercayaan diri rendah diantaranya adalah:
kelebihan
keyakinan
yang
tersebut
dimilikinya
membuatnya
Selanjutnya subjek guru SM mengatakan
(1) cenderung pendiam, (2) kurang mampu
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
bergaul dengan teman, (3) kurang mandiri,
kepercayaan diri berasal dari dalam dan dari
(4) pemalu dan minder, (5) memiliki teman
luar pribadi siswa. Faktor dari dalam pribadi
yang terbatas. Sedangkan menurut guru ES,
siswa dipengaruhi oleh keadaan fisik dan
ciri-ciri siswa yang memiliki kepercayaan
psikis siswa, sedangkan faktor dari luar
diri
pribadi siswa antara lain pola asuh, keadaan
keberanian, (2) mandiri, (3) mudah diajak
keluarga, keadaan ekonomi keluarga, teman
komunikasi baik dengan guru maupun teman,
sepermainan dan lingkungan tempat tinggal.
(4) mudah bergaul. Ciri-ciri siswa yang
Subjek guru ES mengatakan bahwa faktor-
memiliki kepercayaan diri rendah menurut
faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri
guru ES adalah: (1) pemalu, (2) pendiam, (3)
berasal dari diri siswa sendiri dan dari luar
biasanya memiliki prestasi yang kurang, (4)
diri siswa. Faktor dari diri siswa dipengaruhi
sulit diajak berkomunikasi, (5) sulit bergaul.
tinggi
antara
lain:
(1)
memiliki
oleh keadaan mental dan pola pikir siswa,
Pendapat dari kedua subjek guru SM dan
sedangkan faktor dari luar diri siswa adah
guru ES belum sesuai dengan pendapat dari
lingkungan dan keluarga meliputi cara orang
Peter Lauster (dalam Nur Ghufron & Rini
tua mengasuh anak, serta keadaan keluarga
R.S., 2011: 35-36), ciri-ciri kepercayaan diri
termasuk keutuhan tumah tangga, keadaan
adalah
ekonomi dan lingkungan tempat tinggal.
1) Keyakinan kemampuan diri
Pendapat dari guru SM dan guru ES
Keyakinan kemampuan diri adalah sikap
cukup sesuai dengan pendapat dari Peter
positif
Lauster (dalam Nur Ghufron & Rini R.S.,
merupakan keyakinan kemampuan diri. Ia
2011) yang mengemukakan bahwa rasa
mampu secara sungguh-sungguh akan apa
percaya diri dapat dipengaruhi oleh beberapa
yang dilakukannya.
faktor yang dapat digolongkan menjadi dua,
seseorang
tentang
dirinya
2) Optimis
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Optimis adalah sikap positif yang dimiliki
Faktor internal meliputi: konsep diri, harga
seseorang yang selalu berpandangan baik
Studi Tentang Upaya .... (Dettiany Pritama) 9
dalam menghadapi segala hal tentang diri
kependidikan, pimpinan satuan pendidikan,
dan kemampuannya.
orang tua/ wali peserta didik, dan bergaul
secara santun dengan masyarakat.
3) Objektif
memandang
Berdasarkan kajian penelitian dan kajian
permasalahan sesuai dengan kebenaran
teori di atas, peneliti dapat menyimpulkan
yang semestinya, bukan menurut dirinya.
bahwa
Seseorang
yang
Bertanggung jawab
sesuatu
untuk
guru
dalam
upaya
meningkatkan kepercayaan diri siswa antara
4) Bertanggung jawab
seseorang
kendala
adalah
kesediaan
segala
a. Kedua subjek guru SM dan guru ES
menjadi
terkendala kurangnya pengetahuan yang
menanggung
yang
telah
lain:
dimiliki
konsekuensinya.
dalam
upaya
meningkatkan
kepercayaan diri siswa.
5) Rasional dan realistis
Rasional dan realistis adalah analisis
b. Subjek
guru
ES
terkendala
dengan
terhadap suatu masalah, sesuatu hal, dan
ketidakmauan siswa bekerjasama dalam
suatu
upaya meningkatkan kepercayaan diri
kejadian
dengan
menggunakan
pemikiran yang dapat diterima oleh akal
c. Subjek guru ES kesulitan mengajak
dan sesuai dengan kenyataan
Subjek guru ES mengatakan bahwa beliau
terkendala
dengan
siswa.
ketidakmauan
siswa
berkomunikasi
siswa
yang
memiliki
kepercayaan diri rendah.
bekerjasama dalam upaya meningkatkan
kepercayaan diri siswa. Selain itu guru ES
SIMPULAN
mengaku kesulitan mengajak berkomunikasi
Simpulan
siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
karena guru ES menyadari bahwa beliau
upaya guru meningkatkan kepercayaan diri siswa
memiliki sifat tidak sabar. Berdasarkan
di SD Negeri 1 Pengasih, dapat disimpulkan
wawancara dan observasi kendala guru ES
sebagai berikut: Berdasarkan hasil penelitian dan
tidak sesuai dengan kompetensi guru yang
pembahasan,
terdapat di dalam Undang-Undang kemudian
1. Upaya guru meningkatkan kepercayaan diri
dijabarkan
oleh
Rochmat
Wahab
dan
siswa di SD Negeri 1 Pengasih, dapat
Sukirman (2011: 5) yang salah satunya
disimpulkan sebagai berikut:
adalah kompetensi sosial. Kompetensi sosial
a. Memberikan motivasi kepada siswa.
adalah kemampuan sebagai bagian dari
b. Memberikan apresiasi kepada siswa.
masyarakat
c. Mengajak siswa berkomunikasi aktif.
yang
meliputi
kompetensi
berkomunikasi lisan, tulisan dan/ atau isyarat,
d. Memberikan tanggung jawab khusus pada
menggunakan teknologi komunikasi dan
siswa yang memiliki kepercayaan diri
informasi, bergaul secara efektif dengan
rendah.
peserta didik, sesama pendidik, tenaga
e. Mengatur tempat duduk siswa.
10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 2015
f. Mengkomunikasikan upaya meningkatkan
kepercayaan diri siswa kepada kepala
sekolah dan teman sesama guru.
2. Kendala
yang
dihadapi
guru
dalam
meningkatkan kepercayaan diri siswa adalah
a. Kedua subjek guru SM dan guru ES
terkendala kurangnya pengetahuan yang
dimiliki
dalam
upaya
meningkatkan
kepercayaan diri siswa.
b. Subjek
guru
ES
terkendala
dengan
ketidakmauan siswa bekerjasama dalam
upaya
meningkatkan
kepercayaan
guru
ES
berkomunikasi
kesulitan
siswa
yang
Muhammad Idrus. (2009). Metode Penelitian
Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga.
Nur Ghufron & Rini R.S. (2011). Teori-Teori
Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Rochmat Wahab & Sukirman. (2011).
Pengembangan
Profesi
Guru, Bahan
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Sertifikasi Guru Rayon 111. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
diri
siswa.
c. Subjek
Mahrita
Julia
Hapsari.
(2011).
Upaya
Meningkatkan Self-Confidence Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika Melalui Model
Inkuiri Terbimbing. Prosiding, Seminar
Nasional. Yogyakarta: FMIPA UNY.
mengajak
memiliki
kepercayaan diri rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Hartono. (1997). Melatih Anak Percaya
Diri. Jakarta: Gunung Mulia
Enung
Fatimah.
(2006).
Psikologi
Perkembangan:
Perkembangan
Peserta
Didik. Bandung: Pustaka Setia.
Lauster, Peter. (1997). Tes Kepribadian.
(Terjemahan: D.H Gulo). Jakarta: Bumi
Aksara.
Santrock, John W. (2003). Edisi Keenam
Adolfscence
Perkembangan
Remaja.
(Terjemahan: Shinto B. Adelar, Sherly
Saragih). Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Tarsi Tarmudji. (1998). Pengembangan Diri.
Yogyakarta: Liberty.
Thursan Hakim. (2005). Mengatasi Rasa Tidak
Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.
Download