BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, kanker payudara merupakan penyakit dimana terjadi pertumbuhan sel yang tidak normal di jaringan payudara. Kanker payudara merupakan penyakit yang menakutkan wanita. Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan ke-2 penyebab kematian akibat kanker pada wanita. Insidensi kanker payudara di kebanyakan negara meningkat 1-2% tiap tahun, sehingga mulai tahun 2000 kira-kira 1 juta wanita menderita penyakit ini. Menurut data American Cancer Society (ACS) tahun 2009, insidensi kematian akibat kanker payudara paling banyak ditemui pada wanita dengan umur antara 45-55 tahun. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 4,3 per 1000 penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke, tuberkulosis, hipertensi, cedera, perinatal, dan diabetes melitus. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh rumah sakit (RS) di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%). Hal ini sama dengan estimasi Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2008, kanker tertinggi yang diderita wanita Indonesia adalah kanker payudara dengan angka 1 2 kejadian 26 per 100.000 perempuan, disusul oleh kanker leher rahim dengan 16 per 100.000 perempuan. Gejala awal kanker payudara sering tidak disadari oleh penderita sehingga banyak penderita yang berobat pada kondisi lanjut. Hal tersebut menyebabkan tingginya angka kematian kanker payudara. Padahal pada stadium dini, kematian akibat kanker masih dapat dicegah. Apabila penyakit kanker payudara ditemukan pada stadium dini, angka harapan hidupnya (life expectancy) tinggi, berkisar antara 85% hingga 89%. Namun sebanyak 70% hingga 90% penderita datang ke rumah sakit setelah masuk ke stadium lanjut (Pane, 2002). Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh para dokter terhadap pasien berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dan merupakan salah satu komponen utama pelayanan kesehatan. Tersedianya obat bagi sebagian masyarakat merupakan indikator penting dalam upaya pelayanan kesehatan yaitu dalam memperbaiki dan meningkatkan derajat kesehatan karena pada dasarnya intervensi terapi menggunakan obat. Obat adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup. Obat akan masuk ke dalam sistem sirkulasi tubuh dan menimbulkan efek (Sastramihardja, 1997).Terdapat empat pengobatan utama pada pasien kanker payudara yaitu pembedahan, kemoterapi, radioterapi dan terapi hormon. Pembedahan dan radioterapi merupakan terapi lokal sedangkan kemoterapi dan terapi hormon adalah terapi 3 sistemik, dimana obat akan dihantar melewati sirkulasi untuk mengobati tumor primer dan penyakit metastasis (American Cancer Society, 2009). Peningkatan insiden kanker kambuhan memberi indikasi bahwa tumor primer sudah bermetastasis sebelum tumor tadi dibuang. Metastasis peringkat awal adalah terlalu kecil sehingga uji diagnostik yang ada sekarang tidak dapat mendeteksinya, dan dikenal sebagai mikrometastasis (Dipiro et al., 2008). Terapi adjuvan didefinisikan sebagai penggunaan agen sistemik untuk menghambat penyakit mikrometastasis setelah terapi lokal seperti pembedahan, radiasi, atau keduanya. Agen terapi sistemik adakalanya diberikan kepada pasien sebelum operasi dan dikenali sebagai terapi neoadjuvan. Tujuan terapi neoadjuvan adalah untuk meningkatkan efektivitas terapi utama lain dengan cara mengurangi ukuran tumor dan mengeliminasi mikrometastasis (American Cancer Society, 2009). Manajemen terapi yang efektif pada pasien kanker payudara adalah kombinasi dari empat pengobatan utama. Kondisi pasien dan stadium kanker menjadi acuan utama dalam pemilihan terapi. Sebagian pasien diberikan terapi adjuvan sebagai terapi lini pertama sedangkan sebagian lainnya mendapat terapi neoadjuvan. Terdapat pasien yang mengalami peningkatan kualitas hidup setelah mendapatkan terapi dan ada pula pasien yang mengalami metastasis. Outcome terapi akan menentukan efektivitas dari terapi yang diberikan.Gambaran pola perawatan kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta diharapkan dapat digunakan 4 menjadi sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan medis terhadap pasien kanker payudara sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. B. Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai: 1. Seperti apakah karakteristik pasien kanker payudara dilihat dari umur pasien, jenis kelamin, riwayat kanker payudara, stadium kanker, riwayat penyakit penyerta dan riwayat kesehatan di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta pada tahun 2012? 2. Seperti apa pola pengobatan kanker payudara pada pasien kanker payudara? 3. Bagaimana outcome perawatan setelah pengobatan diberikan pada pasien kanker payudara? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui karakteristik pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta pada tahun 2012 yang meliputi umur pasien, jenis kelamin, riwayat kanker payudara, stadium kanker, riwayat penyakit penyerta dan riwayat kesehatan. 2. Untuk mengetahui pola pengobatan kanker payudara serta pola pengobatan pada kondisi spesifik pada pasien kanker payudara. 5 3. Untuk mengetahui outcome pengobatan kanker payudara dari kondisi umum pasien dan efek samping yang diderita pasien akibat kemoterapi. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini secara teoritis mempunyai manfaat yang dapat digunakan untuk: 1. Mendapatkan informasi mengenai demografi pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta terutama dalam penatalaksanaan pengobatan pasien dan efektivitas pengobatan. 2. Menyadarkan pasien dan masyarakat tentang peran farmasis terhadap pelayanan farmasi di rumah sakit. 3. Meningkatkan kualitas pelayanan farmasi di rumah sakit. 4. Menjadi salah satu sumber informasi mengenai manajemen pengobatan untuk pasien kanker payudara.