p5 ARUH SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIK

advertisement
Media Prestasi
Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI
Vol.12 No. 2(2013) p556-p62 Pendidikan
PENGARUH SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA PADA
PRESTASI BELAJAR SISWA SMP DI KABUPATEN MAGETAN
ERNY UNTARI, M.Pd.
Dosen Tetap STKIP PGRI Ngawi
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap siswa terhadap
matematika pada prestasi belajar matematika siswa. Penelitian ini merupakan penelitian
semu, yang meliputi tahap perencanaa, pelaksanaan,
pelaksanaa , analisa data dan hasil penelitian.
Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Magetan tahun pelajaran
2011/2012. Teknik pengumpulan
pengumpulan data meliputi angket dan tes. Analisis data yang
digunakan analisis variansi satu jalan dengan sel tak sama. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada pengaruh antara sikap siswa terhadap matematika pada prestasi belajar
matematika siswa, dengan deskripsi:1)
deskripsi:1) prestasi belajar siswa yang memilki sikap terhadap
matematika tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa yang memiliki sikap
terhadap matemaika sedang dan rendah 2) prestasi belajar siswa yang memiliki sikap
terhadap matematika sedang lebih baik
baik daripada prestasi belajar siswa yang memiliki
sikap terhadap matematika rendah.
Kata Kunci: Sikap siswa terhadap matematika, prestasi belajar siswa
Latar Belakang Masalah
Banyak orang memandang matematika
sebagai bidang studi yang sulit. Meskipun
demikian, semua orang harus mempelajarinya
karena merupakan sarana untuk memecahkan
masalah kehidupan sehari-hari.
hari. Seperti halnya
bahasa, membaca, dan menulis kesulitan
belajar matematika
ematika harus diatasi sedini
mungkin.
Hasil belajar seorang siswa dalam proses
pembelajaran ditentukan oleh faktor internal
dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal
adalah sikap pada diri siswa yaitu sikap siswa
pada matematika, sebagai reaksi afektif
af
pada
diri
siswa
dan
diketahui
sebagai
kecenderungan mendekati atau menghindar
dari matematika, dan diwarnai oleh unsur
senang atau tidak senang terhadap matematika.
Sikap siswa terhadap matematika merupakan
faktor yang mempengaruhi dalam hasil belajar
belaj
siswa. Dengan demikian, pembelajaran yang
berlangsung hendaknya dapat menumbuhkan
sikap positif siswa terhadap matematika,
sehingga akan diperoleh hasil yang optimal.
Mengingat
pentingnya
kemampuan
matematika bagi siswa dalam proses belajar
selanjutnya, maka masalah rendahnya hasil
belajar matematika siswa SMP perlu
diupayakan pemecahannya.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang di atas
dapat diidentifikasikan masalah sebagai
berikut:
Prestasi belajar matematika siswa
masih rendah, bilaa dibandingkan dengan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
yang lain.
Prestasi belajar matematika siswa yang
masih rendah mungkin diakibatkan rendahnya
sikap siswa terhadap matematika. Terkait
dengan ini perlu dikaji apakah benar bahwa
sikap siswa terhadap matematika berpengaruh
terhadap hasil belajarnya.
Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini lebih terarah dan tidak
menyimpang dari apa yang akan menjadi
tujuan dilaksanakannya penelitian, maka
peneliti perlu memberikan
emberikan batasan-batasan
batasan
permasalahan. Adapun pembatasan masalah
pada penelitian ini adalah :
Sikap siswa terhadap matematika
dimaksudkan adalah reaksi afektif pada diri
siswa sebagai kecenderungan menghindar atau
mendekati matematika, dan diwarnai unsur
unsure
senang atau tidak senang terhadap matematika.
56
Media Prestasi
Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI
Vol.12 No. 2(2013) p56-p62 Pendidikan
Prestasi belajar matematika yang
dimaksud adalah prestasi belajar matematika
siswa kelas VIII SMP se Kabupaten Magetan
semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012
pada pokok bahasan persamaan garis lurus.
proses membuat penalaran atas apa yang
dipelajari dengan cara menca
mencari makna.
Membandingkan dengan apa yang telah ia
ketahui dengan apa yang ia perhatikan dalam
pengalaman yang baru (Paul Suparno, 2004 :
61). Dari beberapa pendapat tesebut di atas
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
aktif yang dilakukan oleh individu
indi
dengan
mengkonstruksikan
pengetahuan
atau
pengalaman baru kemudian menghubungkan
dengan pengalaman yang telah dimiliki
sebelumnya, sehingga timbul perubahan aspek
kognitif (pengetahuan), afektif (sikap),
psikomotor (keterampilan).
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah,
identifikasi masalah dan pembatasan masalah
tersebut di atas, permasalahan penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
Manakah yang mempunyai prestasi belajar
matematika yang lebih baik, siswa yang
memiliki sikap terhadap matematika tinggi,
sedang atau rendah?
Hakikat Prestasi Belajar
Menurut Gagne dalam Winkel (1996 : 482)
“ Kemampuan-kemampuan
kemampuan itu digolongkan
atas kemampuan dalam hal informasi verbal,
kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan
kognitif, kemampuan motorik, dan sikap.”
Kemampuan-kemampuan
kemampuan tersebut merupaka
kemampuan
emampuan internal yang harus dinyatakan
dalam suatu prestasi.
Pencapaian prestasi belajar siswa tidak hanya
tergantung dari siswa itu sendiri, akan tetapi
juga dipengaruhi oleh faktor dari luar diri
siswa yang belajar. Hal ini seperti
dikemukakan oleh Mulyono
ono Abdurrahman
(1996 : 35) yaitu prestasi atau hasil belajar
dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari
dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari
lingkungannya.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan
yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Untuk mengetahui manakah yang mempunyai
prestasi belajar matematika yang lebih
lebi baik,
siswa yang memiliki sikap terhadap
matematika tinggi, sedang atau rendah.
Manfaat Penelitian
Dengan mengetahui pengaruh sikap siswa
terhadap matematika, dapat dimanfaatkan
sejauh mana pengaruhnya terhadap prestasi
belajar matematika siswa.
Pengertian Belajar
Belajar merupakan faktor yang penting
sebagai upaya mencapai tujuan pendidikan.
Para ahli telah banyak mengemukakan
pengertian belajar. Slameto (2003 : 2)
menyatakan bahwa belajar merupakan kata
yang tidak asing lagi bagi semua orang. Semua
orang pernah mendengar
endengar atau bahkan
melakukan apa yang disebut dengan belajar.
Tidak setiap orang tahu dan megerti tentang
pengertian belajar yang sebenarnya.
Belajar adalah aktivitas mental yang
berlangsung
dalam
interaksi
dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan
perubahanperubahan,
pengetahuan,
pemahaman,
ketrampilan dan nilai sikap serta perubahan itu
bersifat konstan dan berbekas (W.S. Winkel,
1991 : 36). Lebih lanjut belajar adalah suatu
proses yang berlangsung dari keadaan tidak
tahu menjadi tahu atau dari tahu menjadi
menjad lebih
tahu, dari belum cerdas menjadi cerdas, dari
sikap belum baik menjadi baik, dari pasif
menjadi aktif, dari tidak teliti menajadi teliti
(Purwoto, 2003 : 21). Belajar juga merupakan
Faktor-faktor
faktor Yang Mempengaruhi Hasil
Belajar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh ddua
faktor utama yaitu dari dalam diri siswa dan
faktor yang datang dari luar diri siswa atau
faktor lingkungan. Menurut Slameto (2003 :
72), faktor-faktor
faktor yang mempengaruhi belajar
adalah:
Faktor-faktor
faktor internal yaitu yang ada dalam
individu yang sedang belajar.
lajar. Faktor internal
ini meliputi (1) faktor jasmaniah (kesehatan,
cacat
tubuh),
(2)
faktor
psikologis
(intelegensia, perhatian, minat, sikap, bakat,
motivasi, kematangan, kesiapan), (3) faktor
kelelahan.
Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar
individu
ndividu yang sedang belajar. Faktor eksternal
meliputi (1) faktor keluarga, (2) faktor sekolah,
(3) faktor masyarakat.
57
Media Prestasi
Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI
Vol.12 No. 2(2013) p56-p62 Pendidikan
Dalam penelitian ini faktor internal yang
dibahas adalah sikap siswa, sedangkan faktor
eksternalnya adalah model atau metode
pembelajaran.
dipandang sebagai hasil belajar yang relatif
stabil.
Berdasarkan
pendapat
tersebut,
yang
dimaksud sikap siswa terhadap matematika
adalah reaksi afektif pada diri siswa yang
merupakan hasil belajar dan diketahui sebagai
kecenderungan mendekati atau menghindar
terhadap matematika dan diwarnai oleh unsur
senang atau tidak senang terhadap matematika.
Selanjutnya sikap siswa terhadap matematika
dapat diketahui dari komponen kognisi, afeksi,
dan konasi dari sikap siswa terhadap
matematika. Komponen
kognisi siswa
terungkap melalui jawaban dari pertanyaan ap
apa
yang difikirkan atau dipersesikan tentang
matematika, komponen afeksi siswa terungkap
melalui jawaban dari pertanyaan tentang apa
yang dirasakan (senang / tidak senang)
terhadap matematika, dan komponen konasi
siswa terungkap melalui jawaban dari
pertanyaan
aan bagaimana kesediaan / kesiapan
untuk bertindak terhadap matematika.
Pengertian sikap terhadap matematika
Hasil belajar seoarang siswa dalam proses
pembelajaran ditentukan oleh faktor internal
dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal
adalah sikap pada diri siswa, yaitu sikap
terhadap matematika sebagai reaksi
aksi afektif
pada diri siswa yang merupakan hasil belajar
dan
diketahui
sebagai
kecenderungan
mendekati atau menghindar, dan diwarnai
unsur senang atau tidak senang terhadap
matematika. Menurut Haris dalam Mar’at
(1981 : 9) menyatakan bahwa sikap adalah
sebagai
bagai suatu konstruk psikologik atau variabel
tersembunyi yang perlu ditafsirkan dari reaksi
yang dapat diawasi dan memiliki konsistensi.
Reaksi
tersebut
diketahui
sebagai
kecenderungan mendekati atau menghindar
dari obyek, di sampin diwarnai oleh unsur
senang
nang atau tidak senang sesuai dengan
identitaasnya.
Selanjutnya Shaver dalam Mar’at (1981 : 21)
menyatakan untuk bertindak senang atau tidak
senang terhadap obyek tertentu mencakup
komponen kognisi, afeksi, dan konasi.
Komponen kognisi akan menjawab pertanyaan
pert
apa yang difikirkan atau dipersepsikan tentang
obyek.
Komponen
afeksi
menjawab
pertanyaan tentang apa yang dirasakan (senang
/ tidak senang) terhadap obyek. Komponen
konasi akan menjawab pertanyaan bagaimana
kesediaan atau kesiapan untuk bertindak
terhadap obyek.
Saifuddin Azwar (1995 : 7) merangkum
pendapat para ahli menyatakan bahwa
komponen kognisi, afeksi, dan konasi sebagai
tiga komponen yang menyatu ke dalam
konsepsi mengenai sikap. Lebih lanjut
dikatakan bahwa dengan melihat salah satu
saja diantara ketiga komponen tersebut sikap
seseorang sudah dapat diketahui. Meskipun
demikian, diskripsi lengkap mengenai sikap
individu tentu harus diperoleh dengan melihat
ketiga macam komponen tersebut.
Dari pendapat di atas, terangkum bahwa
sikap dipandang
ndang sebagai seperangkat reaksireaksi
reaksi afektif terhadap obyek berdasarkan hasil
penalaran, pemahaman, penghayatan, dan
penilaian individu. Jika dilihat dari proses
perubahan sikap tersebut, maka sikap dapat
Keterkaitan sikap dan proses pembelajaran
Seorang siswa sebelum mengikuit proses
pembelajaran,
kesiapan
belajar
sangat
diperlukan. Faktor kesiapan ini erat
hubungannya dengan masalah
ah kematangan,
minat, kebutuhan, dan usaha. Belajar dengan
minat akan mendorong siswa belajar lebih
baik. Minat ini timbul apabila siswa tertarik
atau senang sesuatu yang akan dipelajari
karena akan bermakna bagi dirinya. Minat
tanpa adanya usaha sikap yang
yan baik, maka
belajar akan sulit berhasil.
Oemar Hamalik (2001 : 32) mengatakan
bahwa belajar yang efektif sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor
faktor kondisional yang ada, seperti
: a) belajar siswa akan lebih berhasil jika siswa
merasa berhasil dan mendapatka kepuasan. b)
faktor kesiapan belajar. Siswa yang telah siap
belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar
lebih mudah dan lebih berhasil. Faktor
kesiapan ini erat hubungannya dengan masalah
kematangan, minat, kebutuhan dan tugas
tugas-tugas
perkembangan. c) faktor
tor minat dan usaha.
Belajar dengan minat akan mendorong siswa
belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat.
Minat ini timbul apabila siswa tertarik akan
ssesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya
atau merasa bahwa sesuatu yang akan
dipelajari bermakna bagi dirinya. Namun minat
tanpa usaha yang baik, maka belajar juga akan
sulit berhasil.
58
Media Prestasi
Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI
Vol.12 No. 2(2013) p56-p62 Pendidikan
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa sikap siswa terhadap
matematika
merupakan
faktor
yang
mempengaruhi dalam hasil belajar siswa.
Dengan
demikian,
pembelajaran
embelajaran
yang
berlangsung hendaknya dapat menumbuhkan
sikap positif siswa terhadap matematika,
sehingga akan diperoleh hasil belajar yang
optimal.
Siswa yang memilki sikap terhadap
matematika sedang memiliki prestasi belajar
matematika yang lebih baik dibandingkan
siswa yang memilki sikap terhadap matematika
rendah.
Tempat dan subyek penelitian
an
Penelitian dilaksanakan di SMP Kabupaten
Magetan. Subyek penelitian ini adalah siswa
semester genap Kelas VIII semester gasal
tahun pelajaran 2011/2012.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan penyajian deskripsi di atas, dapat
disusun suatu kerangka berpikir untuk
memperjelas
mperjelas arah dan maksud penelitian.
Kerangkaberpikir ini disusun berdasarkan
variabel yang dipakai dalam penelitian yaitu
sikap siswa terhadap matematika dan prestasi
belajar. Pembelajaran dengan memperhatikan
sikap siswa terhadap matematika ialah
memanfaatkan
aatkan sikap tersebut sebagai potensi
yang memang harus didayagunakan dalam
proses pembelajaran. Sikap siswa tehadap
matematika ini merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
dalam belajar matematika.
Berdasarkan uraian di atas ternyata sikap siswa
terhadap matematika merupakan faktor yang
perlu diperhatikan guru dalam proses
pembelajaran matematika.
Sikap siswa terhadap matematika sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam
belajar matematika.
a. Siswa yang memiliki sikap
terhadap matematika tinggi cenderung lebih
semangat belajar bila dibandingkan dengan
siswa yang memiliki sikap terhadap
matematika sedang maupun rendah. Dengan
demikian, siswa yang memiliki sikap terhadap
matematika tinggi akan memiliki hasil belajar
yang lebih baik dibandingkan siswa yang
memiliki sikap terhadap matematika sedang
maupun rendah.
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester gasal
tahun pelajaran 2011/2012
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah merupakan penelitian
eksperimen semu. Seperti dikemukakan
Budiyono (2003 : 82), “Tujuan eksperimental
semu adalah untuk memperoleh informasi
yang merupakan perkiraan bagi informasi yang
dapat diperoleh dengan eksperimen
eksperim
yang
sebenarnya dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk mengontrol dan
memanipulasi semua variabel yang relevan”.
Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa
Kelas VIII SMP di Kabupaten Magetan tahun
ajaran 2011/2012, yang terdiri dari 53 sekolah.
Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
stratified cluster random sampling. Sampel
penelitian adalah siswa Kelas VIII SMP di
Kabupaten Magetan, yang terdiri dari tiga
sekolahan, SMPN 1 Plaosan, SMPN 1 P
Parang,
SMPN 2 Kawedanan, masing-masing
masing diambl
satu kelas.
Identifikasi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada 2 variabel yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
Variabelvariabel itu adalah sebagai berikut :
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka
berpikir di atas, dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
Terdapat pengaruh antara sikap siswa terhadap
matematika pada prestasi belajar matematika
siswa, dengan deskripsi sebagai berikut:
Siswa yang memiliki sikap terhadap
matematika tinggi memiliki prestasi belajar
matematika lebih baik dibandingkan siswa
yang
ng memiliki sikap terhadap matematika
sedang dan rendah.
Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
sikap siswa terhadap matematika.
Sikap siswa terhadap matematika
Definisi operasioanal sikap siswa
terhadap matematika adalah reaksi afektif pada
diri
siswa
yang
diketahui
sebagai
59
Media Prestasi
Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI
Vol.12 No. 2(2013) p56-p62 Pendidikan
kecenderungan mendekati atau menghindar
dari matematika dan diwarnai oleh unusr
senang atau tidak senang pada matematika.
Indikator
Skor hasil angket sikap siswa terhadap
matematika yang mengacu pada dimensi sikap
dan obyek sikap. Dimensi sikap meliputi
komponen kognisi: persepsi, kepercayaan dan
da
stereotipe (pengalaman);
man); komponen afeksi:
perasaan senang atau tidak senang; komponen
konasi: kecenderungan berperilaku. Obyek
sikap meliputi aspek matematika, belajar
matematika di sekolah dan belajar matematika
di rumah.
sejumlah pertanyaan-pertanyaan
pertanyaan atau suruhan
suruhansuruhan kepada subyek peneliti. Tes dalam
penelitian ini berbentuk tes tertulis bentuk
pilihan ganda yang memuat beberapa
pertanyaan soal matematika. Jika siswa
menjawab benar diberi nilai 1 dan jika salah
diberi nilai 0.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
yang berupa soal tes digunakan untuk
memperoleh data prestasi belajar matematika
siswa dan angket yang digunakan untuk
memperoleh
mperoleh data tentang sikap siswa terhadap
matematika.
Variabel terikat
kat dalam penelitian ini adalah
Variabel terikat
prestasi belajar siswa
Definisi operasional : prestasi belajar siswa
yaitu prestasi yang berupa kemampuan hasil
belajar yang berupa skor atau angka yang
diperoleh siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran matematika.
Indikator
ator : berupa nilai tes prestasi belajar
setelah
memperoleh
perlakuan
atau
pembelajaran.
Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
Metode Angket
Menurut Budiyono (2003 : 47) metode angket
adalah cara pengumpulan data melalui
pengajuan
pertanyaan-pertanyaan
pertanyaan
tertulis
kepada subyek penelitian, responden atau
sumber data dan jawabannya diberikan pula
secara tertulis.
Kategori angket dibagi menjadi tiga kategori
yaitu
aitu tinggi, sedang dan rendah. Dalam
penelitian ini, angket sikap siswa terhadap
matematika disusun dengan menggunakan
skala Likert dengan lima jawaban, yaitu Sangat
Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Agak
Setuju (AS), Setuju (S) dan Sangat Setuju
(SS).
Uji Prasyarat Analisis
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui
apakah sampel penelitian diambil dari populasi
berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji
normalitas ini digunakan metode
etode Lilliefors.
Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui
apakah populasi penelitian mempunyai
variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji
homogenitas ini digunakan metode Bartllet
dengan statistik uji Chi kuadrat.
Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis pada penelitian ini
menggunakan analisis variansi satu jalan
dengan sel tak sama.
Uji Komparasi Ganda
Apabila H0 ditolak maka perlu dilakukan uji
lanjut anava. Metode yang digunakan untuk uji
lanjut adalah metode Scheffe’.
Data Skor Angket Sikap Siswa
Terhadap Matematika
Data skor angket sikap siswa terhadap
matematika
dikumpulkan
menggunakan
Instrumen angket yang dilakukan setelah
berakhirnya pembelajaran. Dari kedua data
skor angket sikap siswa terhadap matematika
yang diperoleh mempunyai rata – rata ( )
sebesar 116,677 dan simpangan baku (s)
sebesar 9,367. Selanjutnya data skor sikap
siswa terhadap matematika
tematika dikelompokkan ke
dalam tiga kategori yaitu sikap siswa terhadap
matematika tinggi, sedang dan rendah. Sikap
siswa terhadap matematika tinggi adalah siswa
yang mempunyai skor lebih dari atau sama
dengan 121,045, sikap siswa terhadap
matematika sedang
ng adalah siswa yang
Metode Tes
Budiyono (2003 : 54) Metode tes adalah cara
pengumpulan data
ta yang menghadapkan
sejumlah pertanyaan-pertanyaan
pertanyaan atau suruhansuruhan
suruhan kepada subyek penelitian. Menurut
Suharsimi Arikunto (1992 : 139) Tes adalah
serentak pertanyaan atau latihan atau alat yang
digunakan untuk mengukur kemampuan atau
bakat yang dimiliki
ki individu atau cara
pengumpulan data yang menghadapkan
60
Media Prestasi
Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI
Vol.12 No. 2(2013) p56-p62 Pendidikan
mempunyai skor lebih dari atau sama
dengan111,677 atau kurang dari 121,045 dan
sikap siswa terhadap matematika rendah
adalah siswa yang mempunyai skor kurang
dari 111,677.
Data Prestasi Belajar Matematika Siswa
Data prestasi belajarr matematika kelas VIII
diperoleh dari tes prestasi belajar matematika.
Data prestasi belajar matematika 30siswa
kelas VIII-F
F SMPN 1 Plaosan, 34 siswa kelas
VIII-D
D dari SMPN 1 Parang dan 37 siswa
kelas VIII-C SMPN 2 Kawedanan.
Hasil Analisis Data
Kemampuan Awal
Kemampuan awal pada penelitian ini
diambilkan dari hasil ulangan pada pokok
bahasan kedua yaitu fungsi. Kemudian data
tersebut diuji normalitas, uji homogenitas.
Uji Prasyarat
Uji prasyarat dalam penelitian ini adalah uji
normalitas dan uji homogenitas.
enitas. Uji normalitas
untuk mengetahui bahwa sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal, uji
normalitas menggunakan uji Lilliefors.
Sedangkan uji homogenitas untuk mengetahui
apakah variansi-variansi
variansi berasal dari populasi
yang homogen, uji homogenitas
ogenitas menggunakan
uji Bartlett.
Uji normalitas
Uji normalitas data prestasi belajar matematika
siswa kelas VIII semester I materi persamaan
garis lurus meliputi uji normalitas untuk:
Kelompok siswa dengan sikap terhadap
matematika tinggi, sedang dan rendah..
rendah.
Uji homogenitas untuk prestasi belajar
matematika siswa kelas VIII materi persamaan
garis lurus meliputi uji homogenitas untuk:
Kelompok siswa dengan sikap terhadap
matematika tinggi, sedang dan rendah.
µ3 dan µ2 vs µ3. Ini berarti siswa yang memiliki
sikap terhadap matematika tinggi dan sedang,
siswa yang memiliki sikap terhadap
matematika tinggi dan rendah dan siswa yang
memiliki sikap terhadap matematika tinggi dan
rendah mempunyai
nyai pengaruh yang berbeda
pada prestasi belajar matematika. Jika dilihat
dari rerata masing-masing
masing tingkat sikap siswa
terhadap matematika yaitu 81,46; 68,54; 57,45
maka terdapat kecenderungan siswa yang
memiliki sikap terhadap matematika lebih
tinggi prestasi
stasi belajar matematikanya lebih
baik dibandingkan siswa yang memiliki sikap
terhadap matematika lebih rendah. Jadi dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika
siswa yang memilki sikap terhadap matematika
tinggi lebih baik daripada prestasi belajar
belaja
matematika siswa yang memiliki sikap
terhadap matematika sedang maupun rendah,
dan prestasi belajar matematika siswa yang
memilki sikap terhadap matematika sedang
lebih baik daripada prestasi belajar matematika
siswa yang memilki sikap terhadap matematik
matematika
rendah.
Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan
hasil
analisis data dan
pembahasan penelitian dapat disimpulkan
sebagai berikut.
Prestasi belajar matematika siswa yang
memilki sikap terhadap matematika tinggi
lebih baik daripada prestasi belajar matematika
siswa
iswa yang memiliki sikap terhadap
matematika sedang maupun rendah, dan
prestasi belajar matematika siswa yang
memilki sikap terhadap matematika sedang
lebih baik daripada prestasi belajar matematika
siswa yang memilki sikap terhadap matematika
rendah.
Saran
Dalam
pembelajaran
guru
perlu
memperhatikan
sikap
siswa
terhadap
matematika, karena dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tingkat sikap siswa
terhadap matematika terbukti berpengaruh
terhadap prestasi belajar matematika. Guru
diharapkan senantiasaa dapat menciptakan
pembelajaran yang dapat menumbuhkan sikap
siswa terhadap matematika misalnya dengan
pujian,
hadiah,
suasana
kelas
yang
menyenangkan, menghubungkan pelajaran
matematika dengan kebutuhan dan minat anak,
sehingga dapat memupuk sikap positif
positi siswa
terhadap matematika.
Uji Anava
Hasil perhitungan uji hipotesis
ipotesis dengan
d
analisis variansi satu jalan dengan sel tidak
sama dan taraf signifikansi α = 0,05
menunjukkan F0,05;2;98=3,00, sedangkan F0bs
sebesar 119,7749, sehingga Fobs lebih besar
daripada Ftabel, dengan demikian H0 ditolak.
Hal ini berarti terdapat pengaruh sikap siswa
terhadap matematika pada prestasi belajar
matematika siswa, artinya terdapat perbedaan
prestasi belajar antara tingkat sikap siswa
terhadap matematika tinggi, sedang dan
rendah. Dengan uji komparasi yang dilakukan
tampak bahwa H0 ditolak untuk µ1 vs µ2,µ1 vs
61
Media Prestasi
Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI
Vol.12 No. 2(2013) p56-p62 Pendidikan
Slameto. 2003. Belajar dan faktorfaktor
faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suharsimi A. 1999. Dasar
Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bina Aksara.
Sumadi
Suryabrata.
1987.
Pengembangan Tes Hasil Belajar.Jakarta :
Rajawali.
Sujana. 2000. Strategi Pembellajaran.
Bandung:CV Production.
Winkel. 1991. Psikologi Pendidikan.
Jakarta : Widia Sarana.
Saifuddin Azwar. 2005. Sikap
Manusia
teori
dan
Pengukurannya.
Yokyakarta:Pustaka Pelajar.
Winkel,
W.S. 1996. Psikologi
Pendidikan
dan
Evaluasi
Belajar.
Jakarta:Gramedia
Kepada Peneliti/ Calon Peneliti
Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat
digunakan untuk kepentingan penelitian
selanjutnya bagi peneliti yang lain. Penulis
juga berharap agar peneliti atau calon peneliti
dapat meneruskan atau mengembangkan
penelitian ini untuk variabel–variabel
variabel lain
sehingga dapat menambah wawasan dan
pendidikan pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono.
2003.
Metodologi
Penelitian Pendidikan. Surakarta : UNS Press.
Budiyono. 2009. Statistika Dasar
Untuk Penelitian. Surakarta : UNS Press.
Muhammad Nur. Pengantar Teori
Te Tes.
Jakarta. PPLPTK Dirjen Dikti Depdikbud.
Mulyono
Abdurrahman.
1999.
Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Oemar Hamalik. 1995. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Purwoto. 2003. Strategi Pembelajaran
Matematika.
matika. Surakarta : Sebelas Maret
University Press.
62
Download