BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Matriks Definisi 2.1 (Lipschutz, 2006): Matriks adalah susunan segiempat dari skalar- skalar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: ⋯ ⋯ = ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ … Setiap skalar yang terdapat dalam matriks disebut elemen matriks atau entri matriks. Entri ij atau elemen ij, muncul pada baris i dan kolom j. Biasanya = matriks hanya ditulis sebagai . Suatu matriks dengan m baris dan n kolom disebut dengan matriks m kali n, ditulis disebut ukuran matriks. 2.2 × . Pasangan bilangan m dan n Operasi Matriks Adapun macam- macam operasi matriks diantaranya sebagai berikut: a. Penjumlahan Matriks Penjumlahan dua matriks dapat dilakukan jika ukuran-ukuran matriksnya = sama. Misalkan dan × . Jumlah sama, misalnya = dan adalah dua matriks yang ukurannya ditulis + , adalah matriks yang diperoleh dengan menjumlahkan elemen-elemen yang bersesusaian dari dan yaitu: + b. Perkalian Matriks = + + … + + + … … … … + Definisi 2.2 (Lipschutz, 2006): Anggaplah + = + … + dan = matriks-matriks yang sedemikian rupa sehingga banyaknya kolom dari dengan banyaknya baris dari ; Misalnya, adalah sama adalah matriks yang berukuran II-1 × dan adalah matriks × berukuran dari yang entri . dengan Hasil kali … … … … … . . = -nya diperoleh dengan cara mengalikan baris ke- + … … … … … . . . Invers Matriks + ⋯+ ≠ terdapat matriks . . . . . . = adalah matriks . Definisi 2.3 (Anton, 2004): Jika , maka . . . … … … … … tidak dapat ditentukan jika matriks. × , dimana dari adalah matriks yang dengan kolom ke- dari . Yaitu, . 2.3 × . Maka hasil kali … … . . . … … × dan adalah sebuah matriks bujursangkar, dan jika yang ukurannya sama sedemikian rupa sehingga dikatakan dapat dibalik (invertible) dan . Jika matriks adalah = = dinamakan invers (inverse) tidak dapat didefinisikan, maka dinyatakan matriks singular. Untuk mencari invers dari matriks yang dapat dibalik, kita harus mencari suatu urutan operasi baris elementer yang mereduksi dan melakukan urutan operasi yang sama terhadap sehingga matriks akhir akan mempunyai bentuk Contoh 2.1 : | menjadi identitas untuk memperoleh , . Tentukan invers matriks di bawah ini: 1 −1 0 A = 1 0 − 1 −6 2 3 Penyelesaian: Dengan menggunakan operasi baris elementer maka invers matriks dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1 1 −6 −1 0 1 0 0 0 − 1 0 1 0 2 3 0 0 1 II-2 Kalikan baris pertama dengan (− 1) dan tambahkan ke baris kedua 1 0 −6 − 1 0 1 0 0 1 − 1 − 1 1 0 2 3 0 0 1 Kalikan baris pertama dengan (6) dan tambahkan ke baris ketiga 1 0 0 − 1 0 1 0 0 1 − 1 − 1 1 0 − 4 3 6 0 1 Kalikan baris kedua dengan (1) dan tambahkan ke baris pertama 1 0 0 0 − 1 0 1 0 1 − 1 − 1 1 0 − 4 3 6 0 1 Kalikan baris kedua dengan (− 4) dan tambahkan ke baris ketiga 1 0 0 0 − 1 0 1 1 − 1 − 1 1 0 − 1 2 4 0 0 1 Kalikan baris ketiga dengan (− 1) 1 0 0 0 − 1 0 1 0 1 − 1 − 1 1 0 0 1 − 2 − 4 − 1 Kalikan baris ketiga dengan (1) dan tambahkan ke baris pertama 1 0 0 0 0 − 2 − 3 − 1 1 − 1 − 1 1 0 0 1 − 2 − 4 − 1 Kalikan baris ketiga dengan (1) dan tambahkan ke baris kedua 1 0 0 0 0 − 2 1 0 − 3 0 1 − 2 Sehingga diperoleh : 2.4 −3 −1 −3 −1 −4 −1 − 2 − 3 − 1 = − 3 − 3 − 1 − 2 − 4 − 1 Matriks Diagonal Sebuah matriks bujursangkar yang mempunyai elemen-elemen nol kecuali elemen-elemen pada diagonal utamanya disebut matriks diagonal (Gere, 1987). Contoh untuk matriks seperti ini adalah: II-3 = 0 … 0 0 … 0 … … … … 0 0 … Invers matriks diagonal dapat diperoleh dengan mudah, yaitu matriks diagonal lain yang elemen pada diagonal utamanya berkebalikan dengan elemen yang sepadan pada matriks asal, sehingga: 1 = 2.5 0 … 1 0 … … … … 0 0 … 0 0 … 1 Sistem Persamaan Linear Definisi 2.4 (Lipschutz, 2006): Persamaan linear dengan variabel tidak diketahui , ,… dengan adalah persamaan yang dapat disusun dalam bentuk standar: , ,… dan + + ⋯+ adalah konstanta. = Definisi 2.5 (Lipschutz, 2006): Sistem persamaan linear adalah sekumpulan persamaan linear dengan variable-variabel tidak diketahui yang sama. Secara khusus, sistem persamaan linear yang terdiri dari dengan variabel tidak diketahui standar diketahui dan + ⋯+ + + ⋯+ + ⋯+ adalah konstanta. Huruf pada persamaan ,… + + dengan , dan persamaan , ,… , dapat disusun dalam bentuk = = = adalak koefisien dari variable tidak adalah konstanta dari persamaan . II-4 2.6 Rank Matriks Definisi 2.6 (Ruminta, 2009): Rank dari suatu matriks berukuran × adalah jumlah maksimum dari vektor baris (kolom) yang bebas linear (independen linear). Rank dari suatu matriks merupakan dimensi dari vektor baris (kolom) non-zero pada matriks tersebut. matriks dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu matriks itu singular atau non singular. Jika dengan dimensi × , maka: a. matriks b. matriks adalah non singular apabilah merupakan matriks singular apabila = matriks bujur sangkar < Solusi sistem persamaan (baik untuk yang non homogen ataupun homogen) mempunyai beberapa bentuk solusi. Keadaan solusi, bahkan ada atau tidaknya solusi dapat ditentukan dengan menyelidiki rank dari dua macam matriks. Matriks yang pertama adalah matriks koefisien dari persamaan = yang dinyatakan dengan . Matriks kedua, disebut matriks lengkap, yaitu matriks yang dilengkapi oleh suatu kolom yang unsurnya diambil dari vektor ruas kanan yang dinyatakan dengan , yaitu: = Tabel 2.1 Syarat-syarat Solusi Tipe Persamaan Persamaan konsisten Persamaan tak konsisten Persamaan homogen … … … … … … Persamaan Syarat dari Rank = = = = = < Sumber: Aljabar Matriks untuk Para Insinyur … … Keadaan Solusi Solusi tunggal < Banyak solusi = Solusi tunggal < Tidak mempunyai solusi Banyak solusi II-5 Contoh 2.2 : Tentukan dari matriks dibawah ini: 1 2 = 2 3 3 5 Penyelesaian : 3 4 7 Dengan menggunakan operasi baris elementer kita dapat menentukan dari matriks dengan cara melihat banyaknya baris tak nol pada matriks elementer yang didapat. Maka perhitungannya dapat dilakukan sebagai berikut: Jadi rank dari matriks 2.7 = 2 1 = 2 3 1 = 0 3 1 = 0 0 1 = 0 0 2 3 3 4 − 2 5 7 2 3 −1 −2 -3 5 7 2 3 − 1 − 2 −1 −2 2 3 −1 −2 0 0 Generalized Invers Definisi 2.7 (Searle, 1971): Jika adalah generalized invers dari adalah matriks berukuran = Jika × dengan ukuran matriks mempunyai invers, maka × , kemudian maka berlaku (2.1) dapat dikalikan dengan kedua sisi dari persamaan (2.1) sehingga diperoleh = = Selanjutnya dari persamaan (2.1) diperoleh artinya = terhadap = = . Hal Ini membenarkan istilah generalized inverse. Selanjutnya akan dilihat bahwa setiap matriks berukuran generalized inverse. Tetapi, jika matriks × setidaknya memiliki satu berukuran × dan memiliki II-6 invers, ada banyak generalized inverse yang berbeda, sehingga bersifat tidak tunggal. Jika persamaan (2.1) dikali dengan = , misalkan = = dan × adalah matriks adalah matriks proyeksi berukuran × . berukuran Secara umum jika = ( ) dan kata lain, jika = { = + : Jika atas range = ∈ dan × dan , maka = , dan dan − = , kita dapat mengatakan bahwa = dengan ruang Kedua proyeksi menunjukkan dan bagaimana : × = − , maka berlaku untuk ada di dalam range = yang adalah matriks proyeksi × , maka untuk setiap = dan merupakan matriks adalah matriks = untuk semua } (range dari ). = dan adalah matriks proyeksi, maka adalah matriks ∈ + , = = maka berlaku untuk disebut dengan matriks proyeksi. Sehingga proyeksi. Karena = yang berbentuk − ∈ = . Dengan di dalam ruang − memenuhi = 0. Disebabkan = merupakan matriks proyeksi = 0. muncul pada hasil selanjutnya, yang generalized inverse dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan matriks. Contoh 2.3 : Diberikan matriks Buktikan = dan sebagai berikut: 1 2 dan 3 6 = 1 0 0 0 adalah generalized invers dari ! Penyelesaian: Akan ditunjukkan adalah generalized invers dari apabila berlaku yaitu: = 1 3 2 1 0 1 6 0 0 3 2 1 = 6 3 sehingga disimpulkan bahwa 0 1 2 1 2 = = 0 3 6 3 6 = , adalah generalized invers dari . II-7 Ada beberapa metode yang digunakan untuk menemukan generalized inverse dari suatu matriks, yaitu dengan metode pendiagonalan matriks dan aturan algoritma. 2.7.1 Metode Pendiagonalan Matriks (Searle, 1971) menyatakan bahwa matriks diagonal merupakan suatu matriks dimana semua elemen diluar diagonal utama mempunyai nilai nol dan paling tidak satu elemen pada diagonal utama ≠ 0, biasanya diberi simbol . Jika berdimensi direduksi menjadi bentuk diagonal dapat dinyatakan sebagai = ∆ Atau secara sederhana dinyatakan 0 = ∆ dengan : dan ≡ 0 ≡ 0 0 ( ( ) ) 0 0 = operasi baris elementer = rank matriks = matriks diagonal orde r. Secara umum apabila sebarang matriks diagonal ,…, menyatakan elemen-elemen diagonal dari , dengan menggunakan notasi untuk , dapat dinyatakan: 0 ≡ … 0 Invers dari ∆ = Maka 0 = 0 … 0 … … … … 0 0 ≡ … dinyatakan dengan ∆ 0 0 ∆ . ≡ untuk = 1, …, . yang ditulis (2.2) II-8 Adapun langkah-langkah aturan pendiagonalan matriks adalah sebagai berikut : a. Diketahui matriks sembarang A yang berukuran n x n. b. Menentukan matriks P dengan melakukan operasi baris elementer (OBE) pada matriks c. dengan bentuk [ | ]. Menentukan matriks Q dengan menggunakan operasi kolom elementer (OKE) pada matriks d. Hitung e. Menentukan ∆ . f. yang telah di OBE dengan bentuk . = PAQ. Selanjutnya cari G = Q∆ P dengan G adalah generalized inverse dari matriks tersebut. Contoh 2.4 : 412 Diketahui matriks = 115 , dengan aturan pendiagonalan maka matriks 313 mempunyai generalized inverse sebagai berikut: Penyelesaian: a. Diketahui matriks sembarang A yang berukuran 3 × 3. 412 = 115 313 b. Akan dicari matriks P dengan melakukan operasi baris elementer (OBE) pada matriks dengan bentuk | | | | , maka akan diperoleh : 4 1 = 1 1 3 1 1 1 = 4 1 3 1 1 1 = 4 1 0 −2 2| 5| 3| 5| 2| 3| 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 5 | 2 | − 12| 0 0 1 0 0 1 ↔ − 3 0 1 0 1 0 0 0 −3 1 − 4 II-9 | | 1 1 = 0 −3 0 −2 5 | − 18| − 12| 0 1 0 0 1 = 0 0 = − | 1 5 | − 3 − 18 0 0 | 2 3 1 −4 1 − 3 0 1 0 1 −4 0 0 −3 1 0 1 2 − 3 1 0 −4 0 1 − 1 3 − 2 3 1 c. Kemudian dengan melakukan operasi kolom elementer (OKE) pada matriks yang telah di OBE dengan bentuk = = = d. Setelah didapatkan = 1 1 0 −3 0 0 − − 1 0 0 1 0 0 1 0 0 −3 0 0 − − 1 −1 0 1 0 0 1 0 0 −3 0 0 − − 1 −1 0 1 0 0 1 −1 0 1 0 0 dan , maka akan diperoleh : 5 − 18 0 − 0 0 1 0 − 18 0 − −5 0 1 0 0 0 − 1 −6 1 1 −6 1 − 5 − 6 selanjutnya akan ditentukan dengan menggunakan persamaan ∆= II-10 ∆= 0 1 = 1 −4 412 1 115 0 1 − 1 313 0 2 − 0 0 3 1 0 ∆= 0 − 3 0 0 3 0 0 0 −1 1 1 −6 0 1 e. Kemudian dicari ∆ , diperoleh : 1 0 0 1 ∆ = 0 − 0 3 0 0 0 f. Selanjutnya cari matriks yaitu: = = ∆ ∆ 1 = 0 0 dengan 1 −1 1 1 − 6 0 0 1 0 1 1 −1 0 = −1 4 0 3 0 0 0 1 1 − 0 3 3 = −1 4 0 3 3 0 0 0 adalah generalized inverse dari 0 − 1 3 0 0 0 0 0 1 − 2 3 1 −4 − 1 3 0 0 1 2.7.2 Aturan Algoritma (Searle, 1971) menyatakan bahwa dalam mencari invers suatu matriks terkadang matriks dibagi-bagi menjadi beberapa matriks yang lebih kecil yang disebut submatriks. Proses membagi-bagi matriks menjadi beberapa submatriks dinamakan partisi matriks. Sedangkan generalized inverse diperoleh berdasarkan penyusunan kembali invers submatriks non-singular dan null matriks yang memenuhi persamaan = . II-11 | | = ____ ____ | | | = | | − | − dengan : ____ _____ − = , = = , = dengan submatriks dan adalah non-singular berukuran merupakan matriks nol. Selanjutnya ditentukan invers dari submatriks sehingga diperoleh submatriks ( ( ), , 0 ) dengan rank ; , lalu di transposekan ) . Susun kembali submatriks submatriks dengan ketentuan submatriks selain submatriks ( dan dinolkan. ( × ) 0 0 Kemudian ditransposekan kembali untuk memperoleh generalized inverse dari matriks 0 sehingga 0 0 dengan bentuk di atas merupakan generalized inverse dari = = yang memenuhi yaitu : Sehingga terbukti 0 = 0 0 . = II-12 Adapun langkah-langkah aturan algoritma adalah sebagai berikut : a. Dalam matriks dengan rank , temukan sembarang matriks minor non singular dengan orde . Notasikan dengan b. Temukan invers matriks c. Dalam matriks , yaitu . kemudian transposkan, , ganti setiap elemen matriks . dengan elemen matriks dan ganti elemen lainnya dengan nol. d. Transposkan matriks . Hasilnya berupa matriks dan adalah generalized inverse dari . Contoh 2.5 : 4 1 2 = 1 1 5 , dengan aturan algoritma maka matriks 3 1 3 Diketahui matriks mempunyai generalized inverse sebagai berikut Penyelesaian: Akan ditentukan rank dari matriks dengan operasi baris elementer sebagai berikut : 4 = 1 3 1 = 4 0 1 = 0 0 1 2 ↔ 1 5 1 3 1 5 1 2 − 2 − 12 1 5 − 3 − 18 0 0 Jadi rank matriks a. Dalam matriks 1 = 4 3 1 = 0 0 − 4 adalah . dengan rank , temukan sembarang matriks minor nonsingular dengan orde . Notasikan dengan = 1 2 1 5 b. Temukan invers matriks = 1 5 − 3 1 2 1 3 1 5 − − 3 − 18 − 2 − 12 5 −2 ; −1 1 , yaitu = . kemudian transposkan, − . − II-13 c. Dalam matriks , ganti setiap elemen matriks dengan elemen matriks dan ganti elemen lainnya dengan nol. 5 1 − 3 3 = 2 1 0 − 3 3 0 0 0 0 d. Transposkan matriks dan hasilnya berupa matriks dan adalah generalized inverse dari . = 2.8 0 = 0 − − 0 0 . 0 Solusi Umum Sistem Persamaan Linear dengan Generalized Inverse Teorema 2.1 (S.Sawyer, 2008): Misalkan diasumsikan bahwa untuk i. ∈ adalah generalized invers dari = , ∈ dan hanya jika = + − = , kita dapat gunakan Bukti: = (i). Diketahui Jika didalam range pada proyeksi = Diketahui dan adalah solusi dari = dan = dan ) . Maka = = = = (2.4) untuk = , akan dibuktikan = , artinya jika . . Akan dibuktikan (artinya, jika adalah solusi dari untuk ∈ catatan : jika kita ingin sebuah solusi tertentu dari dan ) mempunyai banyak solusi, maka = = jika dan hanya jika ada didalam range pada proyeksi jika dan hanya jika × (2.3) ∈ mempunyai solusi untuk Jika = (berarti, yang tetap Persamaan ii. matriks berukuran didalam range . , maka = = II-14 = Jika berarti = , maka = = . Sehingga ( ∈ memiliki solusi untuk (ii). − Diketahui , kalikan − Diketahui = + = = dan − = Jadi solusi dari Contoh 2.6 : = ) = + − = dan = = + − = = , akan dibuktikan + − , akan dibuktikan = = adalah solusi khusus. Jika terhadap persamaan (2.4) maka diperoleh , − = , sedangkan . Selanjutnya, jika yang diberikan, maka Dari persamaan (2.4) ganti + = = = + = = + + − pada persamaan sisi kanan, maka diperoleh = + − = . adalah persamaan (2.4) dengan = . Tentukanlah solusi dari sistem persamaan linear berikut: + 3 2 1 + 2 + = 1 = 0 = 2 Penyelesaian: Sistem persamaan linear di atas dapat diubah menjadi matriks lengkap atau matriks yang diperluas (augmented matrix), yaitu: 1 1 3 1 = 2 1 1 2 | 1 | 0 | 2 akan ditentukan rank dari matriks dengan operasi baris elementer sebagai berikut : 1 1 3 1 = 2 1 1 2 | 1 | 0 | 2 − − II-15 1 1 | 1 1 | −1 2 1 − | 1 2 1 | 1 1 | −1 2 0 | 0 = 0 0 1 = 0 0 Jadi rank matriks + adalah . Berdasarkan Tabel 2.1, jika = = < maka persamaan di atas mempunyai banyak solusi. Dengan aturan algoritma diperoleh generalized inverse sebagai berikut : a. Dalam matriks dengan rank , temukan sembarang matriks minor nonsingular dengan orde . Notasikan dengan = 1 1 3 2 1 b. Temukan invers matriks = 3 −2 ; −2 2 c. Dalam matriks , yaitu = . kemudian transposkan, 3 −2 −2 2 , ganti setiap elemen matriks . dengan elemen matriks dan ganti elemen lainnya dengan nol. 3 −2 = −2 2 0 0 d. Transposkan matriks = = dan hasilnya berupa matriks . 3 −2 0 −2 2 0 Terakhir didapat bentuk solusi umum dari sistem persamaan linear sebagai berikut: = dengan + = − 3 −2 0 −2 2 0 II-16 maka diperoleh: 1 3 −2 0 = 0 + −2 2 0 2 = 3 + −2 ambil , 1 0 = 0, maka 0 3 + 0 −2 3 = = −2 = sehingga nilai sebagai 0 1 − 1 0 dan = 3 dan 1 0 0 1 0 3 −2 − 1 −2 2 1 1 3 0 1 2 0 1 1 2 diperoleh dengan nilai = − 2. dan − 2 atau dapat ditulis II-17