1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedelai merupakan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Kedelai mengandung protein yang tidak kalah dibanding dengan sumber protein lain, baik dari segi jumlah maupun mutunya. Kedelai memiliki kadar protein yang tinggi yaitu 35-45 %. Selain itu, kedelai merupakan sumber protein yang murah, sehingga pada saat ini kedelai telah dapat diolah menjadi bermacam-macam makanan atau bahan pangan dengan tujuan penganekaragaman makanan untuk meningkatkan citarasa. Hasil penelitian di berbagai bidang kesehatan telah membuktikan bahwa konsumsi produk-produk kedelai berperan pentmg dalam menurunkan resiko terkena penyakit degeneratif, Hal tersebut disebabkan adanya zat isoflavon dalam kedelai. Isoflavon kedelai dapat menurunkan resiko penyakit jantung dengan membantu menurunkan kadar kolesterol darah. Studi epidemologi juga telah membuktikan bahwa masyarakat yang secara teratur mengonsumsi makanan dari kedelai, memiliki kasus kanker payudara, kolon dan prostat yang lebih rendah (Koswara, 2006). ' Salah satu produk olahan kedelai adalah susu kedelai. Susu kedelai dapat digunakan sebagai altematif pengganti susu sapi karena mengandung gizi yang hampir sama dengan harga yang lebih murah. Protein susu kedelai memiliki susunan asam amino yang hampir sama dengan susu sapi. Selain itu, susu kedelai juga mengandung lemak, karbohidrat, kaisium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin Bi, vitamin B2, dan isoflavon. Kandungan asam lemak tak jenuh pada susu kedelai lebih besar serta tidak mengandung kolesterol. Selain bisa dikonsumsi iangsung, susu kedelai bisa diolah lebih lanjut dengan proses fermentasi. Fermentasi dapat menimbulkan citarasa baru dan membentuk tekstur sehingga mampu memperbaiki penerimaan produk kedelai. Salah satu produk fermentasi yang bisa dikembangkan menggunakan bahan baku susu kedelai adalah yoghurt susu kedelai yang dikenal dengan nama soyghurt. Menurut Robinson dan Tamime (2007) soyghurt merupakan produk fermentasi 1 seperti yoghurt yang terbuat dari susu kedelai dengan menggunakan bakteri probiotik seperti Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus delbrueckii dan Lactobacillus acidophilus. Teknik fermentasi pada pembuatan soyghurt mempunyai kesulitan karena jenis karbohidrat yang terdapat dalam susu kedelai terdiri dari golongan oligosakarida dan polisakarida yang tidak dapat digunakan oleh kultur starter sebagai sumber energi maupun sumber karbon. Kandungan gula yang terdapat pada susu kedelai yang dapat dimanfaatkan oleh kultur starter sangat terbatas. Oleh karena itu, dalam pembuatan soyghurt perlu dilakukan penambahan sumber gula lain seperti sukrosa yang nantinya akan dimanfaatkan oleh BAL sebagai nutrien untuk pertumbuhannya. Pemilihan sukrosa sebagai sumber karbon dikarenakan sukrosa memiliki tingkat kemanisan yang cukup tinggi dan mudah didapat. Salah satu upaya untuk meningkatan kualitas soyghurt adalah dengan menambahkan sumber prebiotik, yaitu komponen pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim pencemaan manusia namun dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktivltas BAL. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa prebiotik dapat meningkatkan kultur probiotik, misalnya dalam produk makanan fermentasi susu (Shin et al., 2000). Salah satu substansi makanan yang diyakini sebagai prebiotik adalah inului. Inulin adalah salah satu komponen bahan pangan yang kandungan serat pangannya tinggi dan dimanfaatkan dalam pangan fungsional. Inulin juga dimanfaatkan sebagai pengganti lemak dan gula pada produk makanan rendah kalori serta penggunaan inulin sebagai serat makanan sering mengarah untuk peningkatan rasa dan tekstur. Beberapa hasil penelitian menghasilkan bahwa penambahan inulin mempengaruhi jumlah bakteri probiotik pada produk susu fermentasi. Hasil penelitian lancu et al. (2010) menyimpulkan bahwa penambahan inulin pada soyghurt memberi pengaruh positif terhadap pertumbuhan BAL hingga konsentrasi 5%. Namun setelah 10 jam diinkubasi pada konsentrasi inulin di atas 5% terjadi penurunan terhadap pertumbuhan BAL, Salah satu penyebabnya adalah tidak adanya penambahan sumber gula sebagai sumber karbon maupun sumber energi bagi pertumbuhan BAL. Dengan latar belakang inilah diajukan penelitian 3 dengan judul "Kualitas Soyghurt dengan Variasi Konsentrasi Sukrosa dan Inulin". 1.2. Perumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh penambahan sukrosa dan inulin pada pembuatan soyghurt? 2. Pada konsentrasi berapa penambahan sukrosa dan inulin dapat menghasilkan .soyg/jMrt terbaik? J,, 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk: 1. Mengetahui pengaruh penambahan sukrosa dan inulin pada pembuatan soyghurt. 2. Menghasilkan soyghurt dengan kualitas yang lebih baik. Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu: 1. Mendapatkan konsentrasi sukrosa dan konsentrasi inulin sebagai sumber nutrisi bagi BAL untuk menghasilkan soyghurt dengan kualitas terbaik. 2. Meningkatkan gizi soyghurt sebagai pangan fungsional. 3