ANALISIS SENSITIVITAS HARGA PADA PASAR KOMODITAS TELUR ITIK TAMBAK DI B ANJARMASIN .Lanny Purnama Kosasi ABSTRAK Untuk dapat mengambil keputusan yang efektif dan bermakna atas pergerakan dinamika barang yang diminta pada permintaan komoditas Telur Itik Tambak di pasar tradisional kota Banjarmasin dapat ditoleransi pergerakaannya pada level bawah sebesar 10.727 biji per bulan rata-rata pasar dan level atas sebesar 21.503 biji per bula rata-rata pasar. Kuantitas barang yang diminta atas permintaan pasar komoditas Telur Itik Tambak di pasar tradisional dari 10 buah pasar yang dicacah ternyata sebanyak 7 buah pasar memenuhi toleransi pergerakan atau 7 /10 = 70%, sedangkan dinamika pergerakkan di luar toleransi hanya sebanyak 3 buah pasar ( 3/10 = 30%). Apabila disimpulkan dinamika secara keseluruhan atas kuantitas barang yang diminta dapat dikatakan refresentatif Sehubungan dengan kepekaan harga terhadap kuantitas barang yang diminta atas komoditas Telur Itik Tambak di pasar tradisional kota Banjarmasin direkomendasikan berkonotasi elastis, sebaiknya agen atau pedagang memperhatikan dinamika harga, karena pada situasi terjadinya kenaikan harga akan mendorong kuat penurunan kuantitas barang yang diminta dan apabila situasional terjadi penurunan harga akan mendorong kuat kenaikan kuantitas barang yang diminta. Karena perubahan harga komoditas Telur Itik Tambak peka terhadap kuantitas barang yang diminta, tentunya kepekaan harga seperti ini dapat melahirkan kebijakan yang menguntungkan bagi pedagang dan memberi utility bagi pembeli. Kata Kunci ; Sensitivitas Harga, Pasar Komoditas PENDAHULUAN Memahami akan berperannya perekonomiaan daerah membangkitkan kemandirian masyarakat untuk menunju ke arah kemakmuran tentunya hal ini ditandai dengan mudahnya masyarakat mendapatkan alat pemuas kebutuhan hidup, karena pasar dapat mendistribusikan produk secara merata. Dalam kajian ini keberadaan pengetahuan mengenai ekonomi pasar sangat dibutuhkan para konsumen untuk mampu bertransaksi di pasar terhadap dinamika perilaku produsen. Kadang- Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi daerah sangat menentukan kemampuan daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan memperoleh alat pemuas kebutuhan hidup di pasar. Daya beli masyarakat yang terjangkau ini dipicu oleh pendapatan masyarakat yang dapat dibelanjakan dalam perekonomiaan. 210 211 kadang terjadi negoisasi yang alot antara pembeli dan penjual hanya untuk memindahkan hak milik atas produk tertentu, dan sebaliknya sangat mudah terjadinya mekanisme pasar pada situasi dan kondisi tertentu. Biasanya dalam masyarakat berkembang pertimbangan utama konsumen menjatuhkan pilihan dalam proses keputusan pembelian didominasi oleh kebijaksanaan harga produsen atau penjual dalam pasar. Oleh karenanya dinamika jumlah barang yang biasanya diminta pembeli sangat ditentukan oleh tendensi harga barang yang ditawarkan penjual. Berkonotasi dengan dinamika pembeli dan penjual selama ini di pasar, tentunya perubahan harga barang yang diminta pembeli sangat menentukan perubahan jumlah barang yang diminta. Apabila harga yang ditawarkan penjual naik tentu akan memicu penurunan jumlah barang yang diminta pembeli atau sebaliknya. Secara ilmiah fenomena ekonomi pasar seperti ini dinamakan sensitivitas permintaan, dan kajian ilmiah yang tepat secara teori ekonomi pasar adalah elastisitas permintaan. Dalam ekonomi pasar di kota Banjarmasin pada pasar tradisional, nampak sekali komoditi yang ada di pasar umumnya berorientasi pada hukum permintaan, dimana sensitivitas permintaan mendominasi terjadinya mekanisme pasar (jual beli). Begitu juga dengan komoditas Telur Itik Tambak yang menjadi salah satu alat pemuas kebutuhan hidup masyarakat kota Banjarmasin. Komoditas Telur Itik Tambak selalu ditawarkan penjual untuk kebutuhan pembeli baik sebagai pengganti ikan maupun untuk kebutuhan lainnya termasuk pasokan sektor industri makanan. Di kota Banjarmasin banyak terdapat pasar-pasar tradisional dalam wilayah 5 kecamatan meliputi Banjarmasin Utara, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin Selatan, Banjarmasin Timur, dan Banjarmasin Barat. Ada yang berskala besar, sedang maupun kecil dengan istilah pasar sejumput. Pada tingkat permintaan pembeli banyak pada bulan-bulan tertentu harga akan Telur Itik Tambak biasanya beranjak naik, dan sebaliknya pada bulan-bulan yang sepi harga akan Telur Itik Tambak umumnya turun. Disini terjadi sensitivitas permintaan dari semua pasar tradisional di Banjarmasin. Adanya kutub-kutub pasar tradisional sesuai dengan karakter pasar tersebut akan menentukan level sensitivitas permintaan akan Telur Itik Tambak. Disinilah ketertarikan yang tinggi sebagai pendorong keinginan penulis untuk melaksanakan penelitian seputar Analisis Sensitivitas Telur Itik Tambak di Banjarmasin. Perumusan Masalah 1. Bagaimana dinamika harga permintaan komoditas Telur Itik Tambak Di Pasar Tradisional di Kota Banjarmasin 2. Bagaimana dinamika kuantitas permintaan komoditas Telur Itik Tambak Di Pasar Tradisional di Kota Banjarmasin 3. Bagaimana sensitivitas permintaan komoditas Telur Itik Tambak Di Pasar Tradisional di Kota Banjarmasin Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dinamika harga permintaan komoditas Telur Itik Tambak Di Pasar Tradisional di Kota Banjarmasin 2. Untuk mengetahui dinamika kuantitas permintaan komoditas Telur Itik Tambak Di Pasar Tradisional di Kota Banjarmasin 3. Untuk mengetahui sensitivitas permintaan komoditas Telur Itik Tambak Di Pasar Tradisional di Kota Banjarmasin Manfaat Penelitian Penelitian ini akan bermanfaat atau memberikan kontribusi yang positif bagi peneliti, perguruan tinggi maupun pelaku pasar tradisional. Peneliti dapat 212 mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai ekonomi pasar dalam rangka penjenjangan karier dan tri dharma perguruan tinggi. Bagi perguruan tinggi khususnya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin bermanfaat untuk mengembangkan pembelajaran yang futuristik. Sedangan bagi pelaku ekonomi pasar dapat menjadikan penelitian ini sebagai salah satu dasar kebijakan penentuan harga jual yang ideal sesuai dengan kadar sensitivitas permintaan yang terjadi . TINJAUAN PUSTAKA Esiensi Permintaan Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Permintaan berkaitan dengan keinginan konsumen akan suatu barang dan jasa yang ingin dipenuhi dan kecenderungan permintaan konsumen akan barang dan jasa tak terbatas(http://id.wikipedia.org/wiki/Perminta an). Sehubungan dengan definisi permintaan di atas akan berlaku hukum permintaan, dimana hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta (http://id.wikipedia.org/wiki/Permintaan). Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi: “ Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta. ” Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor- faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan Setiap konsumen berperilaku dalam pasar sasaran tidak lain semata-mata konsumen itu sendiri ingin mencari atau menemukan kepuasan itu, dimana secara ilmu ekonomi mikro tingkat permintaan akan selalu dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya faktor selera konsumen, ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap, pendapatan/penghasilankonsumen,perkiraa n harga di masa depan, dan intensitas kebutuhan konsumen (http://wartawarga.gunadarma.ac.id). Sementara yang lain ada mengetengahkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan meliputi hal sebagai berikut : (http://id.wikipedia.org/wiki/Permintaan). Harga barang itu sendiri Harga barang akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika harga naik jumlah permintaan barang tersebut akan meningkat, sedangkan jika harga turun maka jumlah permintaan barang akan menurun. Harga barang substitusi (pengganti) Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) ikut memengaruhi jumlah barang dan jasa yang diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan beralih pada barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik maka orang akan tetap menggunakan barang yang semula. barang komplementer Harga (pelengkap) Barang pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang/jasa. Misalnya sepeda motor, barang komplementernya bensin. Apabila harga bensin naik, maka kecenderungan orang untuk membeli sepeda motor akan turun, begitu juga sebaliknya. Jumlah Pendapatan Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya permintaan akan barang dan jasa. Apabila 213 pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka kemampuan kemampu untuk membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun. Selera konsumen Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan aan terhadap barang tersebut akan meningkat pula. Intensitas kebutuhan konsumen Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta. Kebutuhan terhadap suatu barang atau jasa yang tidak mendesak, akan menyebabkan permintaan masya masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut rendah. Sebaliknya jika kebutuhan terhadap barang atau jasa sangat mendesak maka permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut menjadi meningkat. Perkiraan harga di masa depan Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen cenderung menambah jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan semakin mahal. Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun, maka konsumen cenderung mengurangi urangi jumlah barang yang dibeli. Jumlah penduduk Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan meningkat. Hakekat Sensitivitas Permintaan Istilah sensitivitas tidak berbeda maksudnya dengan istilah elestisitas dalam ilmu ekonomi mikro. Elastisitas permintaan adalah tingkat perubahan permintaan terhadap barang/jasa, yang diakibatkan perubahan harga barang/jasa tersebut. Besar atau kecilnya tingkat ngkat perubahan tersebut dapat diukur dengan angka-angka angka yang disebut koefisien elastisitas permintaan (http://t1489.wordpress.com/ http://t1489.wordpress.com/). Salah satu ukuran derajat kepekaan yang digunakan dalam analisis permintaan adalah ah elastisitas, yang didefinisikan sebagai persentase perubahan kuantitas yang diminta sebagai akibat dari 1 persen perubahan nilai salah satu variabel yang menentukan permintaan (http://latansablog.wordpress http://latansablog.wordpress.com). Sehubungan dengan definisi elastisitas permintaan di atas, maka dapatlah diketengahkan rumusan elastisitas permintaan sebagai berikut : Elastisitas Prosentase Perubahan Q ΔQ X = -------------------------------------- = -------- x ------Prosentase Perubahan X ΔX Q Macam-Macam Macam Sensitivitas Permintaan Dalam kaidah konsepsi elastisitas untuk mengukur sensitivitas dari permintaan produk dari konsumen akan ditentukan oleh pendekatan atau metode yang digunakan mulai elastisitas harga, elastisitas penghasilan, dan elastisitas silang. (http://t1489.wordpress.com/ http://t1489.wordpress.com/). 1. Elastisitas Harga Elastisitas harga adalah derajat atau kepekaan atas perubahan barang yang diminta atas perubahan harga yang terjadi, sehingga akan menentukan besarnya pendapatan yang merupakan perkalian antara harga dan kuan kuantitas barang yang diminta, dengan rumusan sebagai berikut : (http://untungkasirin.files.wordpress.co http://untungkasirin.files.wordpress.co m). Tabel 1 Hubungan antara Elastisitas Permintaan dengan Total Penerimaan Elastis Nilai Elastisitas Harga (%ΔQ > εh > 1 %ΔP) Dampak Kenaikkan Harga Penerimaan menurun Elastisitas εh = 1 Penerimaan tetap Penerimaan tetap Bentuk Permintaan (%ΔQ = Dampak Penurunan Harga Penerimaan meningkat 214 Uniter Inelastis %ΔP) εh < 1 (%ΔQ < Penerimaan %ΔP) meningkat Tabel 3 Interpretasi Elastisitas Silang Penerimaan menurun Nilai Elastisitas Hubungan Silang antarbarang 2. Elastisitas Penghasilan Permintaan suatu barang atau jasa oleh konsumen dipengaruhi oleh perubahan penghasilan konsumen yang bersangkutan, baik dalam pengertian nominal maupun riil. Suatu konsep untuk mengukur derajat respons perubahan permintaan terhadap adanya perubahan penghasilan adalah elastisitas penghasilan. Oleh karena itu, elastisitas penghasilan merupakan tingkat perubahan relatif dari jumlah barang yang diminta konsumen karena adanya perubahan penghasilan. Rumusan Ru untuk elastisitas penghasilan dapat merujuk formulasi sebagai berikut : (http://untungkasirin.files.wordpress.co http://untungkasirin.files.wordpress.co m). E>0 E=0 Substitutif Tidak berhubungan E<0 Komplementer Kenaikan Harga Barang A Penurunan Harga Barang A Mengakibatkan Mengakibatkan Barang B yang diminta naik Barang B yang diminta turun Barang B yang diminta tetap Barang B yang diminta tetap Barang B yang diminta turun Barang B yang diminta naik Kualifikasi Sensitivitas Permintaan Dalam ilmu ekonomi mikro atau dikenal pada kajian teori ekonomi dengan sebutan ekonomi pasar, tentunya sensitivitas permintaan akan mengikuti kualifikasi yang umum dikembangkan seperti permintaan in elastis sempurna sampai dengan permintaan elastis sempurna (http://t1489.wordpress.com/ http://t1489.wordpress.com/). 1. Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0) Permintaan inelastis sempurna terjadi ketika perubahan harga yang terjadi tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan (koefisien E = 0). Sebagai contoh adalah permintaan terhadap garam. 2. Permintaan Inelastis (E < 1) Tabel 2 Permintan inelastis terjadi jika Interpretasi Elastisitas Penghasilan perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan Nilai Kenaikan Harga akan Penurunan Harga akan Elastisitas Sebutan Mengakibatkan Mengakibatkan permintaan. Nilai E < 1, artinya E<0 Barang Inferior Jumlah diminta menurun Jumlah diminta naik 0 < E < 1 Barang Normal Jumlah diminta naik dengan Jumlah diminta menurun dengan kenaikan harga sebesar 1 persen persentase lebih rendah persentase lebih rendah hanya diikuti penurunan jumlah yang Jumlah diminta naik dengan E>1 Barang Mewah persentase Jumlah diminta menurun dengan diminta kurang dari satu persen, lebih tinggi persentase lebih tinggi sebaliknya penurunan harga sebesar 1 persen menyebabkan kenaikan jumlah barang yang 3. Elastisitas Silang diminta kurang dari 1 persen. Elastisitas silang menunjukkan Sebagai contoh adalah permintaan hubungan antara jumlah barang masyarakat terhadap beras atau yang diminta terhadap perubahan kebutuhan n pokok lainnya. harga barang lain yang mempunyai 3. Permintaan Elastis Uniter (E = 1) hubungan dengan barang tersebut. Permintaan elastis uniter terjadi jika Hubungan tersebut dapat bersifat perubahan permintaan sebanding pengganti, dapat pula bersifat dengan perubahan harga. Koefisien pelengkap. Terdapat tiga macam elastisitas permintaan uniter adalah respons perubahan permintaan satu (E = 1), artinya kenaikan harga suatu barang (misal barang A) sebesar 1 persen diikuti ol oleh karena na perubahan harga barang lain penurunan jumlah permintaan (barang B), yaitu: positif, negatif, dan sebesar 1 persen, dan sebaliknya. nol. 215 4. Permintaan Elastis (E > 1) Permintaan elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari perubahan harga. Koefisien permintaan elastis bernilai lebih dari satu (E > 1), artinya kenaikan harga sebesar 1 persen menyebabkan kenaikan jumlah permintaan lebih dari 1 persen, dan sebaliknya. Kondisi ini biasanya terjadi pada permintaan terhadap mobil dan barang mewah lainnya. 5. Permintaan Elastis Sempurna (E = ~) Permintaan elastis sempurna terjadi jika perubahan permintaan tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga. Kurvanya akan sejajar dengan sumbu X atau Q (kuantitas barang). METODE PENELITIAN Definisi Operasional Variabel 1. Harga barang yang diminta adalah kebijakan harga yang umumnya ditentukan oleh penjual yang terdapat di pasar tradisional di Kota Banjarmasin sesuai dengan situasi dan kondisi perekonomian daerah terhadap komoditas Telur Itik Tambak. 2. Kuantitas barang yang diminta adalah banyaknya barang yang diminta atas keputusan pembelian yang diambil pembeli dengan kebijakan harga yang ditentukan penjual atas komoditas Telur Itik Tambak di pasar tradisional di kota Banjarmasin. 3. Sensitivitas permintaan adalah derajat kepekaan perubahan barang yang diminta pembeli atas perubahan harga yang ditentukan penjual selama ini terhadap komoditas Telur Itik Tambak di pasar tradisional di Kota Banjarmasin. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah potensi pasar tradisional di Banjarmasin yang umumnya melaksanakan jual beli terhadap pembeli akan komoditas Telur Itik Tambak di kota Banjarmasin selama 6 bulan terakhir, yang diekuvalenkan dengan total permintaan pembeli dalam pasar tradisional rata-rata per bulanya dengan rata-rata kebijaksanaan harga yang ditetapkan. Berdasarkan survei peneliti sesuai dengan jangkauan waktu dan tempat, ada sebanyak kurang lebih 50 buah pasar tradisional sesuai dengan skala pasar yang ada. Dari jumlah populasi yang tersedia tersebut, peneliti hanya menetapkan sebagai sampel sebanyak 10 buah pasar tradisional yang dapat mewakili penelitian ini sesuai dengan penggunaan sampel dengan jenis judgment sample. Jenis Data Sehubungan dengan penelitian ini dan untuk tepatnya penggunaan data, peneliti sepenuhnya menggunakan data primer dimana dari mulai mendapatkan dan mengolah data semuanya dilakukan oleh peneliti. Tehnik Pengumpulan Data Ada 3 macam tehnik pengumpulan data yang dianggap cocok dan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini menyangkut studi pustaka, studi observasi, dan studi wawancara. Melalui studi pustaka, peneliti menelusuri referensi yang dianggap relevan mewakili secara ilmiah penelitian ini. Dengan studi observasi, peneliti secara langsung terjun ke lapangan untuk melihat dari dekat mekanisme kerja pasar tradisional di Banjarmasin. Dan studi wawancara peneliti bermaksud melengkapi hasil penelitian supaya akurat Tehnik Analisis Data Sehubungan untuk mengetahui derajat kepekaan atas permintaan akan komoditas Telur Itik Tambak di pasar tradisional di Kota Banjarmasin, tentunya peneliti akan mengimplementasikan rumusan elastisitas harga permintaan di bawah ini : 216 Prosentase Perubahan Q, dimana Q =Kuantitas Elastisitas Harga Permintaan = --------------------------------------------------------Prosentase Perubahan P, dimana P= Harga ΔQ/Q ΔQ P = -------- = ------- x -------ΔP/P ΔP Q Dapatlah diintepretasikan mengenai derajat kepekaan (sensitivitas permintaan) dari Korelasi Pearson sebagai berikut : (Sugiyono : 2006). 1. Korelasi 0,00--0,399 direkomendasikan Lemah (Sensitivitasnya In Elastis) 2. Korelasi 0,40 0,599 direkomendasikan Cukup (Sensitivitasnya Unitary) 3. Korelasi 0,60 1,00 direkomendasikan Kuat (Sensitivitasnya Elastis) Untuk mencari angka elastisitas permintaan peneliti menggunakan analisis regresi berganda dengan rumusan yang mengadopsi variabel yang diteliti sebagai berikut : Y = a + bnXn ....... (Santoso : 2002) Dimana : Y = nilai taksiran Y a= nilai Y pada sumbu Y Xn = nilai variable bebas bn = slop variable bebas Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil tempat pada pasar tradisional di kota Banjarmasin yang umum menjual Telur Itik Tambak dengan waktu penelitian selama 3 bulan dalam semester Genap Tahun Akademik 2012/2012. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Sehubungan dengan permintaan pasar yang direkam peneliti pada 10 buah pasar tradisional di kota Banjarmasin yang menjual komoditas Telur Itik Tambak ternyata kuantitas barang yang diminta dan harga yang ditawarkan bervariasi, dimana tendensi tersebut tergantung dari potensi masing-masing pasar dengan gambaran sebagai berikut : Tabel 4.1 Potensi Permintaan Pasar Komoditas Telur Itik Tambak Pasar Kuantitas Barang Yang Diminta (Q) (dalam biji) Harga Barang Yang Diminta (P) (dalam rupiah) 1 8000 2 10000 3 12000 4 13000 5 15000 6 17000 7 18000 8 20000 9 22000 10 23000 Sumber : Data diolah oleh peneliti 2600 2500 2450 2400 2350 2300 2250 2200 2200 2100 Dilihat dari variasi kebijaksanaan harga yang ditetapkan penjual yang disetujui dan disepakati oleh pembeli ternyata harga terendah akan komoditas Telur Itik Tambak berkisar seharga Rp 2.100 per biji sedangkan harga tertinggi berkisar sebesar Rp 2.600 per biji. Dengan kebijaksanaan harga seperti itu, ternyata kuantitas barang yang diminta dan disetujui pembeli akan komoditas Telur Itik Tambak yang terendah berkisar sebanyak 8.000 biji rata-rata per bulan, sedangkan yang tertinggi berkisar sebanyak 23.000 biji rata-rata perbulan. Dengan menggunakan SPSS versi 20 dapatlah disarikan statistik inferennya sebagai berikut: : Tabel 4.2 Pergerakan Kuantitas Barang Yang Disepakati (Q) Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent 8000 1 10.0 10.0 10.0 10000 1 10.0 10.0 20.0 12000 1 10.0 10.0 30.0 13000 1 10.0 10.0 40.0 15000 1 10.0 10.0 50.0 17000 1 10.0 10.0 60.0 18000 1 10.0 10.0 70.0 20000 1 10.0 10.0 80.0 22000 1 10.0 10.0 90.0 23000 1 10.0 10.0 100.0 Total 10 100.0 100.0 Sumber : SPSS Versi 20 217 Tabel 4.3 Pergerakan Harga Barang Yang Disepakati (P) Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent 2100 1 10.0 10.0 10.0 2200 2 20.0 20.0 30.0 2250 1 10.0 10.0 40.0 2300 1 10.0 10.0 50.0 2350 1 10.0 10.0 60.0 2400 1 10.0 10.0 70.0 2450 1 10.0 10.0 80.0 2500 1 10.0 10.0 90.0 2600 1 10.0 10.0 100.0 Total 10 100.0 100.0 Sumber : SPSS Versi 20 Analisis dan Pembahasan 1 Uji Normalitas Data Untuk dapat mengambil keputusan yang efektif dan bermakna atas pergerakan data, alangkah tepatnya secara statistik pergerakan data tersebut berorientasi pada terdapatnya distribusi normal yang mengilustrasikan kondisi normal data. Melalui uji Normal PP Plot dapatlah disarikan kenormalan data untuk pergerakan harga yang disepakati (P) dan jumlah barang yang disepakati (Q) atas permintaan pasar komoditas Telur Itik Tambak di pasa tradisional di kota Banjarmasin. Dengan menggunakan SPSS versi 20 ternyata secara uji normal PP Plot of P dan normal PP plot of Q ternyata keduanya menunjukkan distribusi data yang normal, karena pergerakan data disepanjang atas dan di bawah garis trend regresi (lihat gambar di bawah ini. Gambar 4.1 Hasil Uji Normal PP Plot of P Sumber : SPSS versi 20. Gambar 4.2 Hasil Uji Normal PP Plot of Q Sumber : SPSS versi 20. 2 Dinamika Kuantitas Komoditas Telur Itik Tambak Untuk melihat secara jelas dinamika kuantitas permintaan akan komoditas Telur Itik Tambak di pasar tradisional di Kota Banjarmasin peneliti akan menggunakan aplikasi statistik inferen melalui distribusi frekuensi. Dengan menggunakan SPSS versi 20 dapatlah diketengahkan dinamika kuantitas permintaan akan komoditas Telur Itik Tambak sebagai berikut : Tabel 4.4 Dinamika Kuantitas Permintaan Komoditas Telur Itik Tambak Memperhatikan isi tabel di atas ternyata dinamika kuantitas atas permintaan 218 komoditas Telur Itik Tambak dari pasar tradisional di kota Banjarmasin memiliki data rata-rata Q sebesar 15.800 biji per bulan, dimana secara statistik inferen terjadi deviasi standar sebesar 5.073 atas pergerakan data tersebut. Dengan menggunakan mean Q dan deviasi standar Q serta dengan menggunakan batas pengendalian atau toleransi Mean Q +/- Deviasi Standar, maka dapat dipastikan dinamika kuantitas permintaan komoditas Telur Itik Tambak di pasar tradisional di kota Banjarmasin sebagai berikut : 1. Batas Bawah adalah Mean Q - Deviasi Standar = 15.800 – 5.073 = 10.727 biji 2. Batas Atas adalah Mean Q + Deviasi Standar = 15.800 + 5.703 = 21.503 biji Dengan demikian dinamika barang yang diminta pada permintaan komoditas Telur Itik Tambak di pasar tradisional kota Banjarmasin dapat ditoleransi pergerakaannya pada level bawah sebesar 10.727 biji per bulan rata-rata pasar dan level atas sebesar 21.503 biji per bula ratarata pasar. Kuantitas barang yang diminta atas permintaan pasar komoditas Telur Itik Tambak di pasar tradisional dari 10 buah pasar yang dicacah ternyata sebanyak 7 buah pasar memenuhi toleransi pergerakan atau 7 /10 = 70%, sedangkan dinamika pergerakkan di luar toleransi hanya sebanyak 3 buah pasar ( 3/10 = 30%). Apabila disimpulkan dinamika secara keseluruhan atas kuantitas barang yang diminta dapat dikatakan refresentatif . 3 Dinamika Harga Komoditas Telur Itik Tambak Untuk melihat dinamika harga komoditas Telur Itik Tambak di pasar tradisional kota Banjarmasin atas 10 buah pasar yang telah dicacah dapatlah dikatakan bahwa rata-rata harga dipasar tradisional berlaku sebesar Rp 2.335 per biji sedangkan deviasi standarnya terwujud sebesar Rp 154,65 (dapat dilihat statstik inferen pada SPSS 16 di bawah ini). Tabel 4.5 Dinamika Harga Komoditas Telur Itik Tambak Apabila dianalisis menggunakan pengendalian pergerakkan dinamika harga komoditas Telur Itik Tambak dengan model Mean P +/- Deviasi Standar P, maka dapatlah disarikan rentang pengendaliannya sebagai berikut : 1. Batas Bawah = Mean P – Deviasi Standar P = Rp 2.335 – 154,65 = Rp 2.180,35 2. Batasa Atas = Mean P + Deviasi Standar P = Rp 2.335 + 154,65 = Rp 2489,65. Melalui rentang toleransi pergerakkan harga komoditas Telur Itik Tambak di atas, dapatlah disarikan bahwa sebanyak 8 buah pasar atau sebesar 8/10 = 80% harga bergerak dalam batas toleransi yang ada sedangkan sebanyak 2 buah pasar atau sebesar 2/10 = 20% harga bergerak di luar batas toleransi, namun secara general pergerakkan harga di seluruh pasar dapat dikatakan refresentatif dalam toleransi harga yang berlaku . .4. Analisis Sensitivas Harga Komoditas Telur Itik Tambak Dengan menggunakan statistik induktif melalui korelasi Pearson dapat terlihat dengan jelas bahwa korelasi harga terhadap kuantitas komoditas Telur Itik Tambak berkonotasi sebesar -0,989 pada level alpha 1% ; artinya harga memberikan pengaruh yang terbalik terhadap kuantitas 219 yang diminta atas komoditas Telur Itik Tambak dengan simbol interpretasi korelasi disetarakan kuat artinya sensititas harga komoditas Telur Itik Tambak dapat dikatakan elastis. (lihat print out SPSS 16 korelasi Pearson di bawah ini). 32,427X, dimana X adalah variabel harga (P) sedangkan Y adalah variabel kuantitas barang yang diminta (Q) atas komoditas Telur Itik Tambak. (Lihat Analisis Coefficients di bawah ini) Tabel 4. 7 Analisis Coefficients Tabel 4.6 Korelasi Pearson P dan Q Komoditas Telur Itik Tambak Q Q Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N P Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Model P -.989 ** .000 10 10 -.989** 1 .000 10 10 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sensitivitas harga komoditas Telur itik Tambak di pasar tradisional kota Banjarmasin dapat ditelaah dengan rumusan elasisitas di bawah ini : Prosentase Perubahan Q, dimana Q =Kuantitas Elastisitas Harga Permintaan = --------------------------------------------------------Prosentase Perubahan P, dimana P= Harga ΔQ/Q ΔQ P = -------- = ------- x -------ΔP/P ΔP Q (pasar 1 dan 2) 2.000/8.000 0,25 = ---------------- = -------- = - 6,25 (Elastis) -100/2.600 0,04 Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa sensitivitas harga komoditas Telur Itik Tambak di pasar tradisional kota Banjarmasin umumnya berkonotasi elastis dengan angka E > 1, dimana perubahan harga berpengaruh kuat terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta, dimana apabila harga turun sebesar Rp 1,00 maka akan mendorong kenaikan kuantitas barang yang diminta sebesar 98,9% dan apabila harga naik sebesar Rp 1,00 akan mendorong penurunan kuantitas barang yang diminta sebesar 98,9%. Apabila secara keseluruhan elastisitas harga permintaan atas komoditas Telur Itik Tambak dapat pula dianalisis melalui uji Regresi Berganda dimana Pengaruh harga terhadap barang yang diminta akan membentuk garis estimasi Y = 91.518,002 – 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) P Std. Error 91518.002 4087.724 -32.427 1.747 Beta -.989 t Sig. 22.388 .000 -18.560 .000 a. Dependent Variable: Q Berdasarkan analisis di atas dapatlah disarikan secara keseluruhan sensitivitas harga komoditas Telur Itik Tambak sebagai berikut : Prosentase Perubahan Q, dimana Q =Kuantitas Elastisitas Harga Permintaan = --------------------------------------------------------Prosentase Perubahan P, dimana P= Harga ΔQ/Q ΔQ P = -------- = ------- x -------ΔP/P ΔP Q 2.335 = -.32, 427 x ------------ = - 4,8 (Elastis) 15.800 Apabila disarikan analisis sensitivitas harga komoditas Telur Itik Tambak di pasar tradisional kota Banjarmasin dari 3 macam analisis yang digunakan secara korelasi Pearson dapat dikatakan sensitivitasnya adalah elastis, rumusan elastititas harga permintaan (contoh pasar 1 dan pasar 2) juga merekomendasikan sensitivitas harga Telur Itik Tambak juga elastis, dan pada keseluruhan pasar status sensitivitas harga komoditas Telur Itik Tambak di pasar tradisional kota Banjarmasin melalui Analisis Regresi Berganda juga merekomendasikan elastis Kesimpulan Sehubungan dengan dinamika harga dan kuantitas atas komoditas Telur Itik Tambak di pasar tradisional kota Banjarmasin serta sensititas harga terhadap 220 kuantitas yang diminta, maka dapatlah ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut 1. Dinamika kuantitas barang yang diminta melalui Mean Q +/- Deviasi Standar secara refresentatif bergerak dalam batas toleransi yang ada. 2. Dinamika harga yang diminta melalui Mean P +/- Deviasi Standar secara refresentatif bergerak dalam batas torelansi yang ada. 3. Pengaruh harga terhadap kuantitas barang yang diminta atas komoditas Telur Itik Tambak di pasar tradisional kota Banjarmasin direkemendasikan kuat dan sensitivitasnya dapat dikatakan elastis. Saran Sehubungan dengan kepekaan harga terhadap kuantitas barang yang diminta atas komoditas Telur Itik Tambak di pasar tradisional kota Banjarmasin direkomendasikan berkonotasi elastis, sebaiknya agen atau pedagang memperhatikan dinamika harga, karena pada situasi terjadinya kenaikan harga akan mendorong kuat penurunan kuantitas barang yang diminta dan apabila situasional terjadi penurunan harga akan mendorong kuat kenaikan kuantitas barang yang diminta. Karena perubahan harga komoditas Telur Itik Tambak peka terhadap kuantitas barang yang diminta, tentunya kepekaan harga seperti ini dapat melahirkan kebijakan yang menguntungkan bagi pedagang dan memberi utility bagi pembeli. DAFTAR PUSTAKA http://t1489.wordpress.com http://latansablog.wordpress.com http://untungkasirin.files.wordpress.com http://id.wikipedia.org/wiki/Permintaan http://wartawarga.gunadarma.ac.id Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV.Alfabeta, Jakarta. Santoso,Singgih, 2002, SPSS For Windows, Penerbit PT Gramedia,Jakarta