Lanny Purnama Kosasi - Sistem Informasi Akademik STIE Pancasetia

advertisement
ANALISIS SENSITIVITAS HARGA PADA PASAR KOMODITAS TELUR ITIK
TAMBAK DI B ANJARMASIN
.Lanny Purnama Kosasi
ABSTRAK
Untuk dapat mengambil keputusan yang efektif dan bermakna atas
pergerakan dinamika barang yang diminta pada permintaan komoditas Telur
Itik Tambak di pasar tradisional kota Banjarmasin dapat ditoleransi
pergerakaannya pada level bawah sebesar 10.727 biji per bulan rata-rata
pasar dan level atas sebesar 21.503 biji per bula rata-rata pasar. Kuantitas
barang yang diminta atas permintaan pasar komoditas Telur Itik Tambak di
pasar tradisional dari 10 buah pasar yang dicacah ternyata sebanyak 7 buah
pasar memenuhi toleransi pergerakan atau 7 /10 = 70%, sedangkan
dinamika pergerakkan di luar toleransi hanya sebanyak 3 buah pasar ( 3/10
= 30%). Apabila disimpulkan dinamika secara keseluruhan atas kuantitas
barang yang diminta dapat dikatakan refresentatif
Sehubungan dengan kepekaan harga terhadap kuantitas barang yang
diminta atas komoditas Telur Itik Tambak di pasar tradisional kota
Banjarmasin direkomendasikan berkonotasi elastis, sebaiknya agen atau
pedagang memperhatikan dinamika harga, karena pada situasi terjadinya
kenaikan harga akan mendorong kuat penurunan kuantitas barang yang
diminta dan apabila situasional terjadi penurunan harga akan mendorong
kuat kenaikan kuantitas barang yang diminta. Karena perubahan harga
komoditas Telur Itik Tambak peka terhadap kuantitas barang yang diminta,
tentunya kepekaan harga seperti ini dapat melahirkan kebijakan yang
menguntungkan bagi pedagang dan memberi utility bagi pembeli.
Kata Kunci ; Sensitivitas Harga, Pasar Komoditas
PENDAHULUAN
Memahami
akan
berperannya
perekonomiaan daerah membangkitkan
kemandirian masyarakat untuk menunju ke
arah kemakmuran tentunya hal ini ditandai
dengan
mudahnya
masyarakat
mendapatkan alat pemuas kebutuhan
hidup, karena pasar dapat mendistribusikan
produk secara merata.
Dalam
kajian
ini
keberadaan
pengetahuan mengenai ekonomi pasar
sangat dibutuhkan para konsumen untuk
mampu bertransaksi di pasar terhadap
dinamika perilaku produsen. Kadang-
Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi daerah sangat
menentukan
kemampuan
daya
beli
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
memperoleh alat pemuas kebutuhan hidup
di pasar. Daya beli masyarakat yang
terjangkau ini dipicu oleh pendapatan
masyarakat yang dapat dibelanjakan dalam
perekonomiaan.
210
211
kadang terjadi negoisasi yang alot antara
pembeli
dan
penjual
hanya
untuk
memindahkan hak milik atas produk
tertentu, dan sebaliknya sangat mudah
terjadinya mekanisme pasar pada situasi
dan kondisi tertentu.
Biasanya
dalam
masyarakat
berkembang
pertimbangan
utama
konsumen menjatuhkan pilihan dalam
proses keputusan pembelian didominasi
oleh kebijaksanaan harga produsen atau
penjual dalam pasar.
Oleh karenanya
dinamika jumlah barang yang biasanya
diminta pembeli sangat ditentukan oleh
tendensi harga barang yang ditawarkan
penjual.
Berkonotasi dengan dinamika pembeli
dan penjual selama ini di pasar, tentunya
perubahan harga barang yang diminta
pembeli sangat menentukan perubahan
jumlah barang yang diminta. Apabila harga
yang ditawarkan penjual naik tentu akan
memicu penurunan jumlah barang yang
diminta pembeli atau sebaliknya. Secara
ilmiah fenomena ekonomi pasar seperti ini
dinamakan sensitivitas permintaan, dan
kajian ilmiah yang tepat secara teori
ekonomi
pasar
adalah
elastisitas
permintaan.
Dalam ekonomi pasar di kota
Banjarmasin pada pasar
tradisional,
nampak sekali komoditi yang ada di pasar
umumnya
berorientasi
pada
hukum
permintaan, dimana sensitivitas permintaan
mendominasi terjadinya mekanisme pasar
(jual beli). Begitu juga dengan komoditas
Telur Itik Tambak yang menjadi salah satu
alat pemuas kebutuhan hidup masyarakat
kota Banjarmasin. Komoditas Telur Itik
Tambak selalu ditawarkan penjual untuk
kebutuhan pembeli baik sebagai pengganti
ikan maupun untuk kebutuhan lainnya
termasuk pasokan sektor industri makanan.
Di kota Banjarmasin banyak terdapat
pasar-pasar tradisional dalam wilayah 5
kecamatan meliputi Banjarmasin Utara,
Banjarmasin Tengah, Banjarmasin Selatan,
Banjarmasin Timur, dan Banjarmasin Barat.
Ada yang berskala besar, sedang maupun
kecil dengan istilah pasar sejumput.
Pada tingkat permintaan pembeli
banyak pada bulan-bulan tertentu harga
akan Telur Itik Tambak biasanya beranjak
naik, dan sebaliknya pada bulan-bulan yang
sepi harga akan Telur Itik Tambak
umumnya turun. Disini terjadi sensitivitas
permintaan dari semua pasar tradisional di
Banjarmasin.
Adanya kutub-kutub pasar
tradisional sesuai dengan karakter pasar
tersebut akan menentukan level sensitivitas
permintaan akan Telur Itik Tambak.
Disinilah ketertarikan yang tinggi
sebagai pendorong keinginan penulis untuk
melaksanakan penelitian seputar Analisis
Sensitivitas
Telur
Itik
Tambak
di
Banjarmasin.
Perumusan Masalah
1. Bagaimana dinamika harga permintaan
komoditas Telur Itik Tambak Di Pasar
Tradisional di Kota Banjarmasin
2. Bagaimana
dinamika
kuantitas
permintaan
komoditas
Telur
Itik
Tambak Di Pasar Tradisional di Kota
Banjarmasin
3. Bagaimana sensitivitas permintaan
komoditas Telur Itik Tambak Di Pasar
Tradisional di Kota Banjarmasin
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dinamika harga
permintaan
komoditas
Telur
Itik
Tambak Di Pasar Tradisional di Kota
Banjarmasin
2. Untuk mengetahui dinamika kuantitas
permintaan
komoditas
Telur
Itik
Tambak Di Pasar Tradisional di Kota
Banjarmasin
3. Untuk
mengetahui
sensitivitas
permintaan
komoditas
Telur
Itik
Tambak Di Pasar Tradisional di Kota
Banjarmasin
Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan bermanfaat atau
memberikan kontribusi yang positif bagi
peneliti, perguruan tinggi maupun pelaku
pasar
tradisional.
Peneliti
dapat
212
mengembangkan
ilmu
pengetahuan
mengenai ekonomi pasar dalam rangka
penjenjangan karier dan tri dharma
perguruan tinggi. Bagi perguruan tinggi
khususnya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Pancasetia Banjarmasin bermanfaat untuk
mengembangkan
pembelajaran
yang
futuristik. Sedangan bagi pelaku ekonomi
pasar dapat menjadikan penelitian ini
sebagai salah satu dasar kebijakan
penentuan harga jual yang ideal sesuai
dengan kadar sensitivitas permintaan yang
terjadi
.
TINJAUAN PUSTAKA
Esiensi Permintaan
Permintaan adalah sejumlah barang
yang dibeli atau diminta pada suatu harga
dan waktu tertentu. Permintaan berkaitan
dengan keinginan konsumen akan suatu
barang dan jasa yang ingin dipenuhi dan
kecenderungan permintaan konsumen akan
barang
dan
jasa
tak
terbatas(http://id.wikipedia.org/wiki/Perminta
an).
Sehubungan
dengan
definisi
permintaan di atas akan berlaku hukum
permintaan, dimana hukum permintaan
adalah hukum yang menjelaskan tentang
adanya hubungan yang bersifat negatif
antara tingkat harga dengan jumlah barang
yang
diminta
(http://id.wikipedia.org/wiki/Permintaan).
Apabila harga naik jumlah barang yang
diminta sedikit dan apabila harga rendah
jumlah barang yang diminta meningkat.
Dengan demikian hukum permintaan
berbunyi:
“
Semakin turun tingkat harga, maka
semakin banyak jumlah barang yang
tersedia diminta, dan sebaliknya
semakin naik tingkat harga semakin
sedikit jumlah barang yang bersedia
diminta.
”
Pada hukum permintaan berlaku asumsi
ceteris paribus. Artinya hukum permintaan
tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-
faktor selain harga tidak berubah (dianggap
tetap).
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Tingkat Permintaan
Setiap konsumen berperilaku dalam
pasar sasaran tidak lain semata-mata
konsumen itu sendiri ingin mencari atau
menemukan kepuasan itu, dimana secara
ilmu ekonomi mikro tingkat permintaan akan
selalu dipengaruhi oleh banyak faktor
diantaranya faktor selera konsumen,
ketersediaan dan harga barang sejenis
pengganti
dan
pelengkap,
pendapatan/penghasilankonsumen,perkiraa
n harga di masa depan, dan intensitas
kebutuhan
konsumen
(http://wartawarga.gunadarma.ac.id).
Sementara yang lain ada mengetengahkan
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
permintaan meliputi hal sebagai berikut :
(http://id.wikipedia.org/wiki/Permintaan).
 Harga barang itu sendiri
Harga barang akan memengaruhi jumlah
barang yang diminta. Jika harga naik jumlah
permintaan
barang
tersebut
akan
meningkat, sedangkan jika harga turun
maka jumlah permintaan barang akan
menurun.
 Harga barang substitusi (pengganti)
Harga barang dan jasa pengganti
(substitusi) ikut memengaruhi jumlah
barang dan jasa yang diminta. Apabila
harga dari barang substitusi lebih murah
maka orang akan beralih pada barang
substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga
barang substitusi naik maka orang akan
tetap menggunakan barang yang semula.
barang
komplementer
 Harga
(pelengkap)
Barang pelengkap juga dapat memengaruhi
permintaan barang/jasa. Misalnya sepeda
motor, barang komplementernya bensin.
Apabila
harga
bensin
naik,
maka
kecenderungan orang untuk membeli
sepeda motor akan turun, begitu juga
sebaliknya.
 Jumlah Pendapatan
Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh
seseorang turut menentukan besarnya
permintaan akan barang dan jasa. Apabila
213
pendapatan yang diperoleh tinggi maka
permintaan akan barang dan jasa juga
semakin
tinggi.
Sebaliknya
jika
pendapatannya turun, maka kemampuan
kemampu
untuk membeli barang juga akan turun.
Akibatnya jumlah barang akan semakin
turun.
 Selera konsumen
Selera konsumen terhadap barang dan jasa
dapat memengaruhi jumlah barang yang
diminta. Jika selera konsumen terhadap
barang
tertentu
meningkat
maka
permintaan
aan terhadap barang tersebut akan
meningkat pula.
 Intensitas kebutuhan konsumen
Intensitas
kebutuhan
konsumen
berpengaruh terhadap jumlah barang yang
diminta. Kebutuhan terhadap suatu barang
atau jasa yang tidak mendesak, akan
menyebabkan
permintaan
masya
masyarakat
terhadap barang atau jasa tersebut rendah.
Sebaliknya jika kebutuhan terhadap barang
atau jasa sangat mendesak maka
permintaan masyarakat terhadap barang
atau jasa tersebut menjadi meningkat.
 Perkiraan harga di masa depan
Apabila konsumen memperkirakan bahwa
harga akan naik maka konsumen
cenderung menambah jumlah barang yang
dibeli karena ada kekhawatiran harga akan
semakin
mahal.
Sebaliknya
apabila
konsumen memperkirakan bahwa harga
akan turun, maka konsumen cenderung
mengurangi
urangi jumlah barang yang dibeli.
 Jumlah penduduk
Pertambahan penduduk akan memengaruhi
jumlah barang yang diminta. Jika jumlah
penduduk dalam suatu wilayah bertambah
banyak, maka barang yang diminta akan
meningkat.
Hakekat Sensitivitas Permintaan
Istilah sensitivitas tidak berbeda
maksudnya dengan istilah elestisitas dalam
ilmu ekonomi mikro. Elastisitas permintaan
adalah tingkat perubahan permintaan
terhadap barang/jasa, yang diakibatkan
perubahan harga barang/jasa tersebut.
Besar atau kecilnya tingkat
ngkat perubahan
tersebut dapat diukur dengan angka-angka
angka
yang
disebut
koefisien
elastisitas
permintaan (http://t1489.wordpress.com/
http://t1489.wordpress.com/).
Salah satu ukuran derajat kepekaan
yang digunakan dalam analisis permintaan
adalah
ah elastisitas, yang didefinisikan
sebagai persentase perubahan kuantitas
yang diminta sebagai akibat dari 1 persen
perubahan nilai salah satu variabel yang
menentukan
permintaan
(http://latansablog.wordpress
http://latansablog.wordpress.com).
Sehubungan
dengan
definisi
elastisitas permintaan di atas, maka
dapatlah diketengahkan rumusan elastisitas
permintaan sebagai berikut :
Elastisitas
Prosentase Perubahan Q
ΔQ
X
= -------------------------------------- = -------- x ------Prosentase Perubahan X
ΔX
Q
Macam-Macam
Macam Sensitivitas Permintaan
Dalam kaidah konsepsi elastisitas
untuk mengukur sensitivitas dari permintaan
produk dari konsumen akan ditentukan oleh
pendekatan atau metode yang digunakan
mulai
elastisitas
harga,
elastisitas
penghasilan,
dan
elastisitas
silang.
(http://t1489.wordpress.com/
http://t1489.wordpress.com/).
1. Elastisitas Harga
Elastisitas harga adalah derajat atau
kepekaan atas perubahan barang yang
diminta atas perubahan harga yang
terjadi, sehingga akan menentukan
besarnya pendapatan yang merupakan
perkalian antara harga dan kuan
kuantitas
barang yang diminta, dengan rumusan
sebagai
berikut
:
(http://untungkasirin.files.wordpress.co
http://untungkasirin.files.wordpress.co
m).
Tabel 1
Hubungan antara Elastisitas Permintaan dengan Total
Penerimaan
Elastis
Nilai Elastisitas
Harga
(%ΔQ >
εh > 1
%ΔP)
Dampak
Kenaikkan
Harga
Penerimaan
menurun
Elastisitas
εh = 1
Penerimaan tetap Penerimaan tetap
Bentuk
Permintaan
(%ΔQ =
Dampak
Penurunan
Harga
Penerimaan
meningkat
214
Uniter
Inelastis
%ΔP)
εh < 1
(%ΔQ < Penerimaan
%ΔP)
meningkat
Tabel 3
Interpretasi Elastisitas Silang
Penerimaan
menurun
Nilai Elastisitas Hubungan
Silang
antarbarang
2. Elastisitas Penghasilan
Permintaan suatu barang atau jasa
oleh konsumen dipengaruhi oleh
perubahan penghasilan konsumen
yang
bersangkutan,
baik
dalam
pengertian nominal maupun riil. Suatu
konsep untuk
mengukur
derajat
respons
perubahan
permintaan
terhadap
adanya
perubahan
penghasilan
adalah
elastisitas
penghasilan. Oleh karena itu, elastisitas
penghasilan
merupakan
tingkat
perubahan relatif dari jumlah barang
yang diminta konsumen karena adanya
perubahan penghasilan. Rumusan
Ru
untuk elastisitas penghasilan dapat
merujuk formulasi sebagai berikut :
(http://untungkasirin.files.wordpress.co
http://untungkasirin.files.wordpress.co
m).
E>0
E=0
Substitutif
Tidak
berhubungan
E<0
Komplementer
Kenaikan Harga Barang A Penurunan Harga Barang A
Mengakibatkan
Mengakibatkan
Barang B yang diminta
naik
Barang B yang diminta turun
Barang B yang diminta
tetap
Barang B yang diminta tetap
Barang B yang diminta
turun
Barang B yang diminta naik
Kualifikasi Sensitivitas Permintaan
Dalam ilmu ekonomi mikro atau
dikenal pada kajian teori ekonomi dengan
sebutan
ekonomi
pasar,
tentunya
sensitivitas permintaan akan mengikuti
kualifikasi yang umum dikembangkan
seperti permintaan in elastis sempurna
sampai
dengan
permintaan
elastis
sempurna (http://t1489.wordpress.com/
http://t1489.wordpress.com/).
1. Permintaan Inelastis Sempurna (E
= 0)
Permintaan
inelastis
sempurna
terjadi ketika perubahan harga yang
terjadi tidak berpengaruh terhadap
jumlah permintaan (koefisien E = 0).
Sebagai contoh adalah permintaan
terhadap garam.
2. Permintaan Inelastis (E < 1)
Tabel 2
Permintan inelastis terjadi jika
Interpretasi Elastisitas Penghasilan
perubahan
harga
kurang
berpengaruh
pada
perubahan
Nilai
Kenaikan Harga akan
Penurunan Harga akan
Elastisitas Sebutan
Mengakibatkan
Mengakibatkan
permintaan. Nilai E < 1, artinya
E<0
Barang Inferior Jumlah diminta menurun
Jumlah diminta naik
0 < E < 1 Barang Normal Jumlah diminta naik dengan Jumlah diminta menurun dengan
kenaikan harga sebesar 1 persen
persentase lebih rendah
persentase lebih rendah
hanya diikuti penurunan jumlah yang
Jumlah diminta naik dengan
E>1
Barang Mewah persentase
Jumlah diminta menurun dengan
diminta kurang dari satu persen,
lebih tinggi
persentase lebih tinggi
sebaliknya
penurunan
harga
sebesar 1 persen menyebabkan
kenaikan jumlah barang yang
3. Elastisitas Silang
diminta kurang dari 1 persen.
Elastisitas
silang
menunjukkan
Sebagai contoh adalah permintaan
hubungan antara jumlah barang
masyarakat terhadap beras atau
yang diminta terhadap perubahan
kebutuhan
n pokok lainnya.
harga barang lain yang mempunyai
3. Permintaan Elastis Uniter (E = 1)
hubungan dengan barang tersebut.
Permintaan elastis uniter terjadi jika
Hubungan tersebut dapat bersifat
perubahan permintaan sebanding
pengganti, dapat pula bersifat
dengan perubahan harga. Koefisien
pelengkap. Terdapat tiga macam
elastisitas permintaan uniter adalah
respons perubahan permintaan
satu (E = 1), artinya kenaikan harga
suatu barang (misal barang A)
sebesar 1 persen diikuti ol
oleh
karena
na perubahan harga barang lain
penurunan
jumlah
permintaan
(barang B), yaitu: positif, negatif, dan
sebesar 1 persen, dan sebaliknya.
nol.
215
4. Permintaan Elastis (E > 1)
Permintaan elastis terjadi jika
perubahan permintaan lebih besar
dari perubahan harga. Koefisien
permintaan elastis bernilai lebih dari
satu (E > 1), artinya kenaikan harga
sebesar 1 persen menyebabkan
kenaikan jumlah permintaan lebih
dari 1 persen, dan sebaliknya.
Kondisi ini biasanya terjadi pada
permintaan terhadap mobil dan
barang mewah lainnya.
5. Permintaan Elastis Sempurna (E =
~)
Permintaan elastis sempurna terjadi
jika perubahan permintaan tidak
dipengaruhi sama sekali oleh
perubahan harga. Kurvanya akan
sejajar dengan sumbu X atau Q
(kuantitas barang).
METODE PENELITIAN
Definisi Operasional Variabel
1. Harga barang yang diminta adalah
kebijakan harga yang umumnya
ditentukan oleh penjual yang terdapat
di pasar tradisional di Kota Banjarmasin
sesuai dengan situasi dan kondisi
perekonomian
daerah
terhadap
komoditas Telur Itik Tambak.
2. Kuantitas barang yang diminta adalah
banyaknya barang yang diminta atas
keputusan pembelian yang diambil
pembeli dengan kebijakan harga yang
ditentukan penjual atas komoditas Telur
Itik Tambak di pasar tradisional di kota
Banjarmasin.
3. Sensitivitas permintaan adalah derajat
kepekaan perubahan barang yang
diminta pembeli atas perubahan harga
yang ditentukan penjual selama ini
terhadap komoditas Telur Itik Tambak
di
pasar
tradisional
di
Kota
Banjarmasin.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
potensi pasar tradisional di Banjarmasin
yang umumnya melaksanakan jual beli
terhadap pembeli akan komoditas Telur Itik
Tambak di kota Banjarmasin selama 6
bulan terakhir, yang diekuvalenkan dengan
total permintaan pembeli dalam pasar
tradisional rata-rata per bulanya dengan
rata-rata kebijaksanaan harga yang
ditetapkan. Berdasarkan survei peneliti
sesuai dengan jangkauan waktu dan
tempat, ada sebanyak kurang lebih 50
buah pasar tradisional sesuai dengan skala
pasar yang ada.
Dari jumlah populasi yang tersedia
tersebut, peneliti hanya menetapkan
sebagai sampel sebanyak 10 buah pasar
tradisional yang dapat mewakili penelitian
ini sesuai dengan penggunaan sampel
dengan jenis judgment sample.
Jenis Data
Sehubungan dengan penelitian ini
dan untuk tepatnya penggunaan data,
peneliti sepenuhnya menggunakan data
primer dimana dari mulai mendapatkan dan
mengolah data semuanya dilakukan oleh
peneliti.
Tehnik Pengumpulan Data
Ada 3 macam tehnik pengumpulan
data yang dianggap cocok dan digunakan
oleh
peneliti
dalam
penelitian
ini
menyangkut studi pustaka, studi observasi,
dan studi wawancara.
Melalui studi
pustaka, peneliti menelusuri referensi yang
dianggap relevan mewakili secara ilmiah
penelitian ini. Dengan studi observasi,
peneliti secara langsung terjun ke lapangan
untuk melihat dari dekat mekanisme kerja
pasar tradisional di Banjarmasin. Dan studi
wawancara peneliti bermaksud melengkapi
hasil penelitian supaya akurat
Tehnik Analisis Data
Sehubungan
untuk
mengetahui
derajat kepekaan atas permintaan akan
komoditas Telur Itik Tambak di pasar
tradisional di Kota Banjarmasin, tentunya
peneliti
akan
mengimplementasikan
rumusan elastisitas harga permintaan di
bawah ini :
216
Prosentase Perubahan Q, dimana Q =Kuantitas
Elastisitas
Harga Permintaan = --------------------------------------------------------Prosentase Perubahan P, dimana P= Harga
ΔQ/Q
ΔQ
P
= -------- = ------- x -------ΔP/P
ΔP
Q
Dapatlah diintepretasikan mengenai
derajat kepekaan (sensitivitas permintaan)
dari Korelasi Pearson sebagai berikut :
(Sugiyono : 2006).
1. Korelasi 0,00--0,399 direkomendasikan
Lemah (Sensitivitasnya In Elastis)
2. Korelasi 0,40 0,599 direkomendasikan
Cukup (Sensitivitasnya Unitary)
3. Korelasi 0,60 1,00 direkomendasikan
Kuat (Sensitivitasnya Elastis)
Untuk
mencari
angka
elastisitas
permintaan peneliti menggunakan analisis
regresi berganda dengan rumusan yang
mengadopsi variabel yang diteliti sebagai
berikut :
Y = a + bnXn ....... (Santoso : 2002)
Dimana :
Y = nilai taksiran Y
a= nilai Y pada sumbu Y
Xn = nilai variable bebas
bn = slop variable bebas
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil tempat pada
pasar tradisional di kota Banjarmasin yang
umum menjual Telur Itik Tambak dengan
waktu penelitian selama 3 bulan dalam
semester
Genap
Tahun
Akademik
2012/2012.
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Sehubungan
dengan
permintaan
pasar yang direkam peneliti pada 10 buah
pasar tradisional di kota Banjarmasin yang
menjual komoditas Telur Itik Tambak
ternyata kuantitas barang yang diminta dan
harga yang ditawarkan bervariasi, dimana
tendensi tersebut tergantung dari potensi
masing-masing pasar dengan gambaran
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Potensi Permintaan Pasar Komoditas Telur Itik Tambak
Pasar
Kuantitas Barang Yang
Diminta (Q)
(dalam biji)
Harga Barang Yang
Diminta (P)
(dalam rupiah)
1
8000
2
10000
3
12000
4
13000
5
15000
6
17000
7
18000
8
20000
9
22000
10
23000
Sumber : Data diolah oleh peneliti
2600
2500
2450
2400
2350
2300
2250
2200
2200
2100
Dilihat dari variasi kebijaksanaan
harga yang ditetapkan penjual yang
disetujui dan disepakati oleh pembeli
ternyata harga terendah akan komoditas
Telur Itik
Tambak berkisar seharga Rp
2.100 per biji sedangkan harga tertinggi
berkisar sebesar Rp 2.600 per biji.
Dengan kebijaksanaan harga seperti
itu, ternyata kuantitas barang yang diminta
dan disetujui pembeli akan komoditas Telur
Itik Tambak yang terendah berkisar
sebanyak 8.000 biji rata-rata per bulan,
sedangkan yang tertinggi berkisar sebanyak
23.000 biji rata-rata perbulan. Dengan
menggunakan SPSS versi 20 dapatlah
disarikan statistik inferennya sebagai
berikut:
: Tabel 4.2 Pergerakan Kuantitas Barang Yang
Disepakati (Q)
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
8000
1
10.0
10.0
10.0
10000
1
10.0
10.0
20.0
12000
1
10.0
10.0
30.0
13000
1
10.0
10.0
40.0
15000
1
10.0
10.0
50.0
17000
1
10.0
10.0
60.0
18000
1
10.0
10.0
70.0
20000
1
10.0
10.0
80.0
22000
1
10.0
10.0
90.0
23000
1
10.0
10.0
100.0
Total
10
100.0
100.0
Sumber : SPSS Versi 20
217
Tabel 4.3 Pergerakan Harga Barang Yang
Disepakati (P)
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
2100
1
10.0
10.0
10.0
2200
2
20.0
20.0
30.0
2250
1
10.0
10.0
40.0
2300
1
10.0
10.0
50.0
2350
1
10.0
10.0
60.0
2400
1
10.0
10.0
70.0
2450
1
10.0
10.0
80.0
2500
1
10.0
10.0
90.0
2600
1
10.0
10.0
100.0
Total
10
100.0
100.0
Sumber : SPSS Versi 20
Analisis dan Pembahasan
1 Uji Normalitas Data
Untuk dapat mengambil keputusan
yang efektif dan bermakna atas pergerakan
data, alangkah tepatnya secara statistik
pergerakan data tersebut berorientasi pada
terdapatnya
distribusi
normal
yang
mengilustrasikan kondisi normal data.
Melalui uji Normal PP Plot dapatlah
disarikan
kenormalan
data
untuk
pergerakan harga yang disepakati (P) dan
jumlah barang yang disepakati (Q) atas
permintaan pasar komoditas Telur Itik
Tambak di pasa tradisional di kota
Banjarmasin. Dengan menggunakan SPSS
versi 20 ternyata secara uji normal PP Plot
of P dan normal PP plot of Q ternyata
keduanya menunjukkan distribusi data yang
normal,
karena
pergerakan
data
disepanjang atas dan di bawah garis trend
regresi (lihat gambar di bawah ini.
Gambar 4.1 Hasil Uji Normal PP Plot of P
Sumber : SPSS versi 20.
Gambar 4.2 Hasil Uji Normal PP Plot of Q
Sumber : SPSS versi 20.
2 Dinamika Kuantitas Komoditas Telur
Itik Tambak
Untuk melihat secara jelas dinamika
kuantitas permintaan akan komoditas Telur
Itik Tambak di pasar tradisional di Kota
Banjarmasin peneliti akan menggunakan
aplikasi statistik inferen melalui distribusi
frekuensi. Dengan menggunakan SPSS
versi 20 dapatlah diketengahkan dinamika
kuantitas permintaan akan komoditas Telur
Itik Tambak sebagai berikut :
Tabel
4.4
Dinamika
Kuantitas
Permintaan Komoditas Telur Itik Tambak
Memperhatikan isi tabel di atas
ternyata dinamika kuantitas atas permintaan
218
komoditas Telur Itik Tambak dari pasar
tradisional di kota Banjarmasin memiliki
data rata-rata Q sebesar 15.800 biji per
bulan, dimana secara statistik inferen terjadi
deviasi standar sebesar 5.073 atas
pergerakan data tersebut.
Dengan menggunakan mean Q dan
deviasi
standar
Q
serta
dengan
menggunakan batas pengendalian atau
toleransi Mean Q +/- Deviasi Standar,
maka dapat dipastikan dinamika kuantitas
permintaan komoditas Telur Itik Tambak di
pasar tradisional di kota Banjarmasin
sebagai berikut :
1. Batas Bawah adalah Mean Q - Deviasi
Standar
= 15.800 – 5.073 = 10.727 biji
2. Batas Atas adalah Mean Q + Deviasi
Standar
= 15.800 + 5.703 = 21.503 biji
Dengan demikian dinamika barang
yang diminta pada permintaan komoditas
Telur Itik Tambak di pasar tradisional kota
Banjarmasin
dapat
ditoleransi
pergerakaannya pada level bawah sebesar
10.727 biji per bulan rata-rata pasar dan
level atas sebesar 21.503 biji per bula ratarata pasar. Kuantitas barang yang diminta
atas permintaan pasar komoditas Telur Itik
Tambak di pasar tradisional dari 10 buah
pasar yang dicacah ternyata sebanyak 7
buah pasar memenuhi toleransi pergerakan
atau 7 /10 = 70%, sedangkan dinamika
pergerakkan di luar toleransi hanya
sebanyak 3 buah pasar ( 3/10 = 30%).
Apabila disimpulkan dinamika secara
keseluruhan atas kuantitas barang yang
diminta dapat dikatakan refresentatif
.
3 Dinamika Harga Komoditas Telur Itik
Tambak
Untuk melihat dinamika harga
komoditas Telur Itik Tambak di pasar
tradisional kota Banjarmasin atas 10 buah
pasar yang telah dicacah dapatlah
dikatakan bahwa rata-rata harga dipasar
tradisional berlaku sebesar Rp 2.335 per biji
sedangkan deviasi standarnya terwujud
sebesar Rp 154,65 (dapat dilihat statstik
inferen pada SPSS 16 di bawah ini).
Tabel 4.5 Dinamika Harga Komoditas
Telur Itik Tambak
Apabila
dianalisis
menggunakan
pengendalian pergerakkan dinamika harga
komoditas Telur Itik Tambak dengan model
Mean P +/- Deviasi Standar P, maka
dapatlah
disarikan
rentang
pengendaliannya sebagai berikut :
1. Batas Bawah = Mean P – Deviasi
Standar P
= Rp 2.335 – 154,65 = Rp 2.180,35
2. Batasa Atas
= Mean P + Deviasi
Standar P
= Rp 2.335 + 154,65 = Rp 2489,65.
Melalui rentang toleransi pergerakkan harga
komoditas Telur Itik Tambak di atas,
dapatlah disarikan bahwa sebanyak 8 buah
pasar atau sebesar 8/10 = 80% harga
bergerak dalam batas toleransi yang ada
sedangkan sebanyak 2 buah pasar atau
sebesar 2/10 = 20% harga bergerak di luar
batas toleransi, namun secara general
pergerakkan harga di seluruh pasar dapat
dikatakan refresentatif dalam toleransi
harga yang berlaku
.
.4. Analisis Sensitivas Harga Komoditas
Telur Itik Tambak
Dengan
menggunakan
statistik
induktif melalui korelasi Pearson dapat
terlihat dengan jelas bahwa korelasi harga
terhadap kuantitas komoditas Telur Itik
Tambak berkonotasi sebesar -0,989 pada
level alpha 1% ; artinya harga memberikan
pengaruh yang terbalik terhadap kuantitas
219
yang diminta atas komoditas Telur Itik
Tambak dengan simbol interpretasi korelasi
disetarakan kuat artinya sensititas harga
komoditas Telur Itik Tambak dapat
dikatakan elastis. (lihat print out SPSS 16
korelasi Pearson di bawah ini).
32,427X, dimana X adalah variabel harga
(P) sedangkan Y adalah variabel kuantitas
barang yang diminta (Q) atas komoditas
Telur
Itik
Tambak.
(Lihat
Analisis
Coefficients di bawah ini)
Tabel 4. 7 Analisis Coefficients
Tabel 4.6 Korelasi Pearson P dan Q Komoditas
Telur Itik Tambak
Q
Q
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
P
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Model
P
-.989
**
.000
10
10
-.989**
1
.000
10
10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sensitivitas harga komoditas Telur itik
Tambak
di
pasar
tradisional
kota
Banjarmasin
dapat
ditelaah
dengan
rumusan elasisitas di bawah ini :
Prosentase Perubahan Q, dimana Q =Kuantitas
Elastisitas
Harga Permintaan = --------------------------------------------------------Prosentase Perubahan P, dimana P= Harga
ΔQ/Q
ΔQ
P
= -------- = ------- x -------ΔP/P
ΔP
Q
(pasar 1 dan 2)
2.000/8.000
0,25
= ---------------- = -------- = - 6,25 (Elastis)
-100/2.600
0,04
Dengan demikian dapatlah dikatakan
bahwa sensitivitas harga komoditas Telur
Itik Tambak di pasar tradisional kota
Banjarmasin umumnya berkonotasi elastis
dengan angka E > 1, dimana perubahan
harga
berpengaruh
kuat
terhadap
perubahan kuantitas barang yang diminta,
dimana apabila harga turun sebesar Rp
1,00 maka akan mendorong kenaikan
kuantitas barang yang diminta sebesar
98,9% dan apabila harga naik sebesar Rp
1,00 akan mendorong penurunan kuantitas
barang yang diminta sebesar 98,9%.
Apabila secara keseluruhan elastisitas
harga permintaan atas komoditas Telur Itik
Tambak dapat pula dianalisis melalui uji
Regresi Berganda dimana Pengaruh harga
terhadap barang yang diminta akan
membentuk garis estimasi Y = 91.518,002 –
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
P
Std. Error
91518.002
4087.724
-32.427
1.747
Beta
-.989
t
Sig.
22.388
.000
-18.560
.000
a. Dependent Variable: Q
Berdasarkan analisis di atas dapatlah
disarikan secara keseluruhan sensitivitas
harga komoditas Telur Itik Tambak sebagai
berikut :
Prosentase Perubahan Q, dimana Q =Kuantitas
Elastisitas
Harga Permintaan = --------------------------------------------------------Prosentase Perubahan P, dimana P= Harga
ΔQ/Q
ΔQ
P
= -------- = ------- x -------ΔP/P
ΔP
Q
2.335
= -.32, 427 x ------------ = - 4,8 (Elastis)
15.800
Apabila disarikan analisis sensitivitas harga
komoditas Telur Itik Tambak di pasar
tradisional kota Banjarmasin dari 3 macam
analisis yang digunakan secara korelasi
Pearson dapat dikatakan sensitivitasnya
adalah elastis, rumusan elastititas harga
permintaan (contoh pasar 1 dan pasar 2)
juga merekomendasikan sensitivitas harga
Telur Itik Tambak juga elastis, dan pada
keseluruhan pasar status sensitivitas harga
komoditas Telur Itik Tambak di pasar
tradisional kota Banjarmasin melalui
Analisis
Regresi
Berganda
juga
merekomendasikan elastis
Kesimpulan
Sehubungan dengan dinamika harga
dan kuantitas atas komoditas Telur Itik
Tambak
di
pasar
tradisional
kota
Banjarmasin serta sensititas harga terhadap
220
kuantitas yang diminta, maka dapatlah
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut
1. Dinamika kuantitas barang yang
diminta melalui Mean Q +/- Deviasi
Standar secara refresentatif bergerak
dalam batas toleransi yang ada.
2. Dinamika harga yang diminta melalui
Mean P +/- Deviasi Standar secara
refresentatif bergerak dalam batas
torelansi yang ada.
3. Pengaruh harga terhadap kuantitas
barang yang diminta atas komoditas
Telur Itik Tambak di pasar tradisional
kota Banjarmasin direkemendasikan
kuat
dan
sensitivitasnya
dapat
dikatakan elastis.
Saran
Sehubungan dengan kepekaan harga
terhadap kuantitas barang yang diminta atas
komoditas Telur Itik Tambak di pasar
tradisional
kota
Banjarmasin
direkomendasikan
berkonotasi
elastis,
sebaiknya
agen
atau
pedagang
memperhatikan dinamika harga, karena
pada situasi terjadinya kenaikan harga akan
mendorong kuat penurunan kuantitas barang
yang diminta dan apabila situasional terjadi
penurunan harga akan mendorong kuat
kenaikan kuantitas barang yang diminta.
Karena perubahan harga komoditas Telur
Itik Tambak peka terhadap kuantitas barang
yang diminta, tentunya kepekaan harga
seperti ini dapat melahirkan kebijakan yang
menguntungkan
bagi
pedagang
dan
memberi utility bagi pembeli.
DAFTAR PUSTAKA
http://t1489.wordpress.com
http://latansablog.wordpress.com
http://untungkasirin.files.wordpress.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Permintaan
http://wartawarga.gunadarma.ac.id
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Bisnis,
Penerbit CV.Alfabeta, Jakarta.
Santoso,Singgih,
2002, SPSS For
Windows,
Penerbit
PT
Gramedia,Jakarta
Download