OLAHAN PANGAN BERBASIS GANYONG Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN Kebutuhan dunia akan pangan terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini selain disebabkan meningkatnya jumlah penduduk. Pada saat ini diversifikasi pangan didorong oleh pemerintah untuk berkembang dimasyarakat. Bahan lokal yang merupakan pangan lokal sejak dulu seperti sagu di Maluku, Jagung di Madura, Ubi di Papua. Program penganekaragaman konsumsi pangan yang telah diprogramkan oleh pemerintah tentang ketahanan pangan, peraturan Presiden No. 22 Tahun 2009 Tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis sumberdaya lokal. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan pangan sumbersumber pangan alternatif terus ditingkatkan, salah satunya bahan pangan yang cukup penting adalah karbohidrat. Banyak karbohidrat yang telah dimanfaatkan antaranya adalah beras, gandum, jagung, singkong, ubi jalar, sagu, sorgum dan sebagainya. Beberapa tanaman sumber karbohidrat sebenarnya juga banyak terdapat di masyarakat namun belum banyak diperhatikan, salah satu diantaranya adalah ganyong. Ganyong (C.edulis) merupakan tanaman yang efisien, kelebihan ganyong dengan umbi-umbian yang lain yaitu umbi yang dapat dimakan mencapai 68 % dari berat rimpang segar, mengandung banyak serat dan zat besi lebih tinggi dibandingkan kentang serta menghasilkan tepung amilum 4-10 ton per hektar. Amilum ganyong mudah dicerna dan sebagian besar berbentuk butiran. Butiran ganyong 100 kali lebih besar dibandingkan butiran amilum pada tumbuhan golongan talas-talasan (Araceae). Umbi ganyong selain digemari masyarakat sebagai kudapan, juga sangat potensial untuk dijadikan sebagai bahan baku industri. Ganyong merupakan bahan makanan sehat dan dapat diolah beraneka jenis bahan makanan kecil/snack dan pati, tepung dan lain-lain. Pati dan tepung ganyong dapat digunakan sebagai penganti tepung terigu dan mengandung karbohidrat tinggi. Kandungan gizi ganyong mempunyai kelebihan dibandingan dengan ubi kayu dan ubi jalar. Kadar amilosa ganyong hampir sama dengan ubi kayu dan ubi jalar tetapi tidak mengandung mengandung senyawa anti nutrisi seperti HCN dalam ubi kayu fenol dan oligosakarida dalam ubi jalar. Tanaman ganyong ini mempunyai kandungan kimia yang terletak di dalam rimpangnya, yaitu zat pati yang berguna sebagai sumber karbohidrat. Guna meningkatkan pemanfaatan ganyong sebagai sumber pangan maka perlu dilakukan pengolahan agar masyarakat lebih mudah mengkonsumsi sehingga memacu petani untuk memanfaatkan lahan untuk menanam ganyong tentu saja akan menambah penghasilan. Ganyong dapat diolah menjadi tepung, sohun, kue, ganyong dan sebagainya. Permasalahan yang mendasar dalam pengolahan umbi ganyong menjadi tepung ganyong adalah ketersediaan bahan baku yang masih kurang. Pada saat ini jumlah produksi ganyong pun belum diketahui secara pasti karena penanamanya belum dibudidayakan dengan baik. Padahal bila diperhatikan umbi ganyong termasuk bahan pangan non beras yang cukup tinggi, khususnya kandungan fasfor, kalsium, dan karbohidrat. Ganyong memiliki komponen kimia berupa serat pangan dengan kadar yang cukup tinggi sehingga sangat baik dicerna oleh usus bayi atau orang sakit. Dengan mengolahanya menjadi tepung, maka dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk berbagai produk olahan pangan. II. MENGENAL GANYONG Ganyong berasal dari Amerika Selatan Masyarakat daerah ini telah mengenal tanaman ganyong sejak 2500 tahun sebelum Masehi dan telah memanfaatkan sebagai makanan sebelum mengenal padi dan singkong. Tanaman ini dapat tumbuh di segala jenis tanah dan suhu udara serta tahan terhadap naungan. Namun demikian ganyong tidak tahan tumbuh di tempat yang terbuka dengan angin yang kuat karena tidak termasuk tanaman herba atau terna hingga mempunyai batang yang rapuh dan tidak tahan terhadap hembusan angin. Pada daerah yang mempunyai angin kencang, tanaman ini memerlukan lajur-lajur pelindung. Ganyong dapat dimanfaatkan sebagai sayur atau digunakan untuk diambil patinya yang merupakan pati berkualitas tinggi. Pucuk daun dan tangkai daunnya dapat pula digunakan sebagai pakan ternak. Tepungnya yang baik dan mudah dicerna sangat dianjurkan untuk konsumsi bayi atau orang sakit. Ganyong juga dikenal di banyak daerah salah satunya “buah tasbih”, “ubi pikul”. Ganyol atau “sinetra”. Selain itu dikenal juga nama quessland arrowroot atau edible canna. Di Indonesia pusat produksi ganyong terdapat di Jawa Tengah (Klaten, Wonosobo dan Purworejo) dan Jawa Barat (Majalengka, Sumedang, Ciamis, Cianjur, Garut, Subang dan Karawang). Daerah yang telah membudidayakan ganyong secara intensif adalah daerah pengunungan Andes (Amerika Selatan). Didaerah ini dikenal dua varietas ganyong yaitu verdes dan morados. Verdes mempunyai umbi berwarna putih dengan daun hijau terang, sedangkan umbi morados tertutup sisik yang berwarna ungu. Tanaman ini dibudidayakan secara teratur di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur Pembudidayaaan tidak teratur meliputi daerah D.I. Yogyakarta, Jambi dan Jawa Barat. Pada umumnya para petani yang telah membudidayakan tanaman ganyong tersebut melakukan penyiangan, pembumbunan tetapi memang belum dilaksanakan pemberantasan hama/penyakit. Di Indonesia di kenal dua kultivar dan varietas ganyong, yaitu ganyong merah dan ganyong putih. Ganyong merah ditandai dengan warna batang, daun dan pelepahnya yang berwarna merah dan ungu, sedangkan yang warna batang,daun dan pelepahnya hijau dan sisik umbinya kecokletan disebut ganyong putih. Dari kedua tersebut mempunyai beberapa sifat sebagai berikut: a. Ganyong merah Memiliki batang lebih besar, agak tahan kena sinar dan tahan kekeringan, sulit menghasilkan biji, hasil umbi basah lebih besar tapi kadar patinya rendah dan umbi lazim dimakan segar (direbus) b. Ganyong Putih Memiliki batang lebih kecil dan pendek, kurang tahan kena sinar tetapi tahan kekeringan, selalu menghasilkan biji dan bisa diperbanyak menjadi anakan tanaman, hasil umbi basah lebih kecil, tapi kadar patinya tinggi dan hanya lazim diambil patinya. Umbi ganyong memiliki kandungan yang relatif tinggi (+23%) bila dibandingkan dengan umbi-umbian yang lain. Sehingga umbi ganyong dan produk olahannya sangat tepat dikonsumsi bagi balita, anak-anak, usia lanjut, dan penderita kekurangan zat besi. Kandungan karbohidrat umbi ganyong cukup tinggi, setara dengan umbi-umbian yang lain sehingga cocok dijadikan sumber energi Serat kasar bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menentukan kadar serat kasar, yaitu asam sulfat (H2S04 1,25%) dan natrium hidroksida (NaOH 1,25%), sedangkan serat pangan adalah bagian dari bahan pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan. Oleh karena itu, kadar serat kasar nilainya lebih rendah dibandingkan dengan kadar serat pangan, karena asam sulfat dan natrium hidroksida mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menghidrolisis komponen-komponen pangan dibandingkan dengan enzim-enzim pencernaan. Serat makanan dapat mengurangi resiko kanker yang disebabkan saluran pencernaan tidak sempurna, dan menurunkan kadar kolesterol. Serat makanan juga dapat membantu mengikat zatzat karsinogenik. Umbi ganyong yang digunakan memiliki serat yang cukup tinggi, dan produk yang akan diolah ini adalah kulit dari umbi ganyong tersebut. Bagian dari umbi tersebut juga akan ikut sedikit terpotong sehingga menghasilkan serat kasar yang tinggi dan bahan yang digunakan adalah kulit ganyong yang akan menghasilkan serat lebih tinggi. Komposisi Kimia Umbi Ganyong (tiap 100 g bahan) Air : 75 Kalori(kal) : 95 Protein (g) :1 Lemak (g) :0,1 Karbohidrat (g) : 22,6 Kalsium (mg) : 21 Fasfor (mg) : 70 Besi (mg) : 20 Vitamin B1 (mg) : 0,1 Vitamin C (mg) : 10 Rendemen (%) :65 (Susanto dan Saneto, 1994) Umbi ganyong kita konsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi. Kandungan karbohidrat ganyong memang tinggi, setara dengan umbi-umbi yang lain, namun lebih rendah daripada singkong, tetapi karbohidrat umbi dan tepung ganyong lebih tinggi bila dibandingkan dengan kentang, begitu juga dengan kandungan mineral kalsium, fasfor dan besi. Dengan demikian ganyong sangat tepat bila digunakan untuk keragaman makanan sebagai pengganti beras. Kegunaan tanaman ganyong bagi kehidupan memang banyak sekali, tidak hanya untuk melengkapi pangan manusia tapi juga untuk pakan hewan. Bahkan hasil sisa atau bunganya dapat dimanfaatkan manusia untuk bahan bakar atau kompos, kegunaan ganyong ada dua yaitu kegunaan utamanya untuk diambil umbinya. Umbi yang masih muda bisa dimakan dengan cara membakar atau merebusnya lebih dulu bahkan kadangkadang disayur, sedangkan yang tua untuk diambil tepungnya. Kegunaan yang lain merupakan kegunaan sampingan, misalnya daun dan batang untuk makanan ternak. III. TEPUNG GANYONG Berbeda dengan tepung-tepung lainnya, tepung ganyong berwarna kekuningan. Pembuatan tepung di Indonesia umumnya masih dikerjakan secara tradisional. Sedang di Negara yang telah maju telah diusahakan secara besar-besaran. Tepung ganyong sering digunakan untuk makanan bayi. Keistimewaan lainnya granul dari tepung ganyong sangat besar dengan bentuk oval dan panjangnya bisa mencapai 145 mikron lain lagi halnya dengan di Afrika, maka tepung ini umumnya digunakan untuk makanan ternak. Pemanfaatan ganyong dapat dibuat gaplek seperti halnya singkong, dan bahan makanan sejenisnya. Dari gaplek ganyong tersebut dapat pula dibuat tepung. Permasalahan yang mendasar dalam pengolahan umbi ganyong menjadi tepung ganyong adalah ketersediaan bahan baku yang masih kurang. Pada saat ini jumlah produksi ganyong pun belum dibudidayakan dengan baik. Padahal bila diperhatikan umbi ganyong termasuk bahan pangan non beras yang cukup tinggi. Manfaat lain dari tepung ganyong adalah campuran untuk nasi jagung dan bahan campuran pembuatan bihun yang bahan utamanya biasanya dari tepung beras. Tepung ganyong memiliki komponen kimia berupa serat pangan dengan kadar yang cukup tinggi sehingga sangat baik dicerna oleh usus bayi atau orang sakit. Berikut cara pembuatan tepung ganyong: 1. Kupas kulit ganyong, dibersihkan dan dicuci 2. Diiris tipis seperti keripik. Irisan dilakukan menurut arah serat umbi 3. Dijemur di bawah sinar matahari sampai irisan ganyong mudah dipatahkan 4. Ditumbuk, lalu tampi tepung yang dihasilkan 5. Ditumbuk lagi sampai halus sisa yang masih ada 6. Dilakukan pengayakan 7. Jadilah tepung ganyong yang diinginkan 8. Dikemas Komposisi KimiaTepung Ganyong (tiap 100 g bahan) Air : 14 Protein (g) : 0,7 Lemak (g) : 0,2 Karbohidrat (g) : 85,2 Kalsium (mg) :8 Fasfor (mg) : 22 Besi (mg) : 1,5 Vitamin A (UI) :0 Vitamin B (mg) : 0,4 Vitamin C (mg) :0 (Susanto dan Saneto, 1994) IV. Aneka Olahan Tepung Ganyong Sesudah menjadi tepung ganyong, pengolahan menjadi lebih mudah dan beragam. Mau dibuat kue kering, brownies dan beragam pangan lainnya. a. Kue Kering Ganyong Bahan: 200 gram tepung ganyong 125 gram mentega 100 gram gula halus 1 butir kuning telur 15 gram susu bubuk 1 butir kuning telur olesan Selai nanas secukupnya sebagai hiasan Keju parut secukupnya untuk taburan cake case Cara Membuat: Terlebih dahulu mentega, telur, gula halus dicampurkan, kemudian diaduk hingga rata Masukkan Tepung Ganyong hingga adonan kalis Cetak adonan sebesar kelereng, isi dengan selai nenas Olesi dengan kuning telur permukaannya kemudian taburi dengan keju parut Di oven hingga matang b. Kue Kacang ganyong Bahan: 200 gram margarin 200 gram gula halus 400 gram pati ganyong 50 g kacang sangrai 1 butir telur Cara Membuat: Kocok gula dan margarine sampai halus Masukkan telur kocok sampai putih Tuang pati ganyong sedikit demi sedikit, aduk rata Cetak sesuai keinginan Masukkan ke Loyang yang telah diolesi margarin Oven sampai matang c. Brownies kukus ganyong Bahan: 100 gram tepung ganyong 125 ml minyak goreng 4 butir telur 50 gram cokelat bubuk 50 ml susu kental manis 100 ml air Cara Membuat: Terlebih dahulu telur dan gula pasir dikocok selama 6 menit Tepung ganyong dan cokelat bubuk dimasukkkan dan dikocok selama 3 Menit, sisihkan Diwadah lain campurkan minyak goreng dengan air, dan susu Adonan tepung ganyong dan telur dimasukkan kemudian aduk rata dengan sendok Masukkan adonan ke dalam cetakan, kemudian kukus selama 20 menit Sampai matang d. Ongol-ongol ganyong Bahan: 250 gram tepung ganyong 750 cc air (kurang lebih 3 gelas) 250 gram gula jawa, disisir halus 1 lembar daun pandan ½ butir kelapa parut Garam halus Cara Membuat: Campurkan tepung ganyong bersama 250 cc air. Aduk-aduk sampai tepung larut, sisihkan Masak sisa air bersama gula jawa, gula pasir dan pandan. Sesudah gula gula larut angkat dan saring. Taruh kembali di atas api dan didihkan Tuang adonan ke dalamnya sambil diaduk-aduk sampai kental Dan matang, angkat, kemudian tuang ke dalam Loyang Sisihkan sampai dingin, setelah itu dipotong-potong sesuai selera. Gulingkan ke dalam kelapa parut yang sudah dengan garam. V. PENUTUP Ganyong merupakan bahan makanan sehat dan dapat diolah beraneka jenis bahan makanan kecil/snack dan pati, tepung dan lain-lain. Tepung ganyong dapat digunakan sebagai penganti tepung terigu dan mengandung karbohidrat tinggi dan sudah mulai dikembangkan sekarang ini dan tentu saja mempunyai potensi sebagai bahan pangan alternatif penganti beras. DAFTAR PUSTAKA Anonim. http: //kamiitp08.blogspot.com/2010/10/tepung-ganyong.html Anonim.http://bkpd.jabarprov.go.id/kue-kering-ganyong/ Anonim.http://bkpd.jabarprov.go.id/membuat-brownies-ganyong-kukus/ Anonim.http://biogen.litbang.pertanian.go.id/index.php/2014/07/diversifikasi-olahanbahan-pangan-lokal-berbasis-ubi-kelapa-ganyong-dan-sukun/ Anonim. 2009. Pengolahan Umbi Non Konvensial (Ganyong, Garut, Gadung, Gembili Dan Uwi).eBookPangan.com Slamet, D. S. Dan I Tarwotjo.1980.Komposisi Zat Gizi Makanan Indonesia. Balitan Bogor. Susanto dan Saneto, 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Bina Ilmu, Surabaya. Syarief, R. dan A. Irawati, 1998. Pengetahuan Bahan Pangan Untuk Industri Pertanian Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta. [b]I.PENDAHULUAN [/b] Kebutuhan dunia akan pangan terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini selain disebabkan meningkatnya jumlah penduduk. Pada saat ini diversifikasi pangan didorong oleh pemerintah untuk berkembang dimasyarakat. Bahan lokal yang merupakan pangan lokal sejak dulu seperti sagu di Maluku, Jagung di Madura, Ubi di Papua. Program penganekaragaman konsumsi pangan yang telah diprogramkan oleh pemerintah tentang ketahanan pangan, peraturan Presiden No. 22 Tahun 2009 Tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis sumberdaya lokal. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan pangan sumber-sumber pangan alternatif terus ditingkatkan, salah satunya bahan pangan yang cukup penting adalah karbohidrat. Banyak karbohidrat yang telah dimanfaatkan antaranya adalah beras, gandum, jagung, singkong, ubi jalar, sagu, sorgum dan sebagainya. Beberapa tanaman sumber karbohidrat sebenarnya juga banyak terdapat di masyarakat namun belum banyak diperhatikan, salah satu diantaranya adalah ganyong. Ganyong [i](C.edulis)[/i] merupakan tanaman yang efisien, kelebihan ganyong dengan umbiumbian yang lain yaitu umbi yang dapat dimakan mencapai 68 % dari berat rimpang segar, mengandung banyak serat dan zat besi lebih tinggi dibandingkan kentang serta menghasilkan tepung amilum 4-10 ton per hektar. Amilum ganyong mudah dicerna dan sebagian besar berbentuk butiran. Butiran ganyong 100 kali lebih besar dibandingkan butiran amilum pada tumbuhan golongan talas-talasan [i](Araceae)[/i]. Umbi ganyong selain digemari masyarakat sebagai kudapan, juga sangat potensial untuk dijadikan sebagai bahan baku industri. Ganyong merupakan bahan makanan sehat dan dapat diolah beraneka jenis bahan makanan kecil/snack dan pati, tepung dan lain-lain. Pati dan tepung ganyong dapat digunakan sebagai penganti tepung terigu dan mengandung karbohidrat tinggi. Kandungan gizi ganyong mempunyai kelebihan dibandingan dengan ubi kayu dan ubi jalar. Kadar amilosa ganyong hampir sama dengan ubi kayu dan ubi jalar tetapi tidak mengandung mengandung senyawa anti nutrisi seperti HCN dalam ubi kayu fenol dan oligosakarida dalam ubi jalar. Tanaman ganyong ini mempunyai kandungan kimia yang terletak di dalam rimpangnya, yaitu zat pati yang berguna sebagai sumber karbohidrat. Guna meningkatkan pemanfaatan ganyong sebagai sumber pangan maka perlu dilakukan pengolahan agar masyarakat lebih mudah mengkonsumsi sehingga memacu petani untuk memanfaatkan lahan untuk menanam ganyong tentu saja akan menambah penghasilan. Ganyong dapat diolah menjadi tepung, sohun, kue, ganyong dan sebagainya. Permasalahan yang mendasar dalam pengolahan umbi ganyong menjadi tepung ganyong adalah ketersediaan bahan baku yang masih kurang. Pada saat ini jumlah produksi ganyong pun belum diketahui secara pasti karena penanamanya belum dibudidayakan dengan baik. Padahal bila diperhatikan umbi ganyong termasuk bahan pangan non beras yang cukup tinggi, khususnya kandungan fasfor, kalsium, dan karbohidrat. Ganyong memiliki komponen kimia berupa serat pangan dengan kadar yang cukup tinggi sehingga sangat baik dicerna oleh usus bayi atau orang sakit. Dengan mengolahanya menjadi tepung, maka dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk berbagai produk olahan pangan. [b]II.MENGENAL GANYONG [/b] Ganyong berasal dari Amerika Selatan Masyarakat daerah ini telah mengenal tanaman ganyong sejak 2500 tahun sebelum Masehi dan telah memanfaatkan sebagai makanan sebelum mengenal padi dan singkong. Tanaman ini dapat tumbuh di segala jenis tanah dan suhu udara serta tahan terhadap naungan. Namun demikian ganyong tidak tahan tumbuh di tempat yang terbuka dengan angin yang kuat karena tidak termasuk tanaman herba atau terna hingga mempunyai batang yang rapuh dan tidak tahan terhadap hembusan angin. Pada daerah yang mempunyai angin kencang, tanaman ini memerlukan lajur-lajur pelindung. Ganyong dapat dimanfaatkan sebagai sayur atau digunakan untuk diambil patinya yang merupakan pati berkualitas tinggi. Pucuk daun dan tangkai daunnya dapat pula digunakan sebagai pakan ternak. Tepungnya yang baik dan mudah dicerna sangat dianjurkan untuk konsumsi bayi atau orang sakit. Ganyong juga dikenal di banyak daerah salah satunya “buah tasbih”, “ubi pikul”. Ganyol atau “sinetra”. Selain itu dikenal juga nama *i+quessland arrowroot*/i+ atau [i]edible canna[/i]. Di Indonesia pusat produksi ganyong terdapat di Jawa Tengah (Klaten, Wonosobo dan Purworejo) dan Jawa Barat (Majalengka, Sumedang, Ciamis, Cianjur, Garut, Subang dan Karawang). Daerah yang telah membudidayakan ganyong secara intensif adalah daerah pengunungan Andes (Amerika Selatan). Didaerah ini dikenal dua varietas ganyong yaitu verdes dan morados. Verdes mempunyai umbi berwarna putih dengan daun hijau terang, sedangkan umbi morados tertutup sisik yang berwarna ungu. Tanaman ini dibudidayakan secara teratur di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur Pembudidayaaan tidak teratur meliputi daerah D.I. Yogyakarta, Jambi dan Jawa Barat. Pada umumnya para petani yang telah membudidayakan tanaman ganyong tersebut melakukan penyiangan, pembumbunan tetapi memang belum dilaksanakan pemberantasan hama/penyakit. Di Indonesia di kenal dua kultivar dan varietas ganyong, yaitu ganyong merah dan ganyong putih. Ganyong merah ditandai dengan warna batang, daun dan pelepahnya yang berwarna merah dan ungu, sedangkan yang warna batang,daun dan pelepahnya hijau dan sisik umbinya kecokletan disebut ganyong putih. Dari kedua tersebut mempunyai beberapa sifat sebagai berikut: [b]a.Ganyong merah[/b] Memiliki batang lebih besar, agak tahan kena sinar dan tahan kekeringan, sulit menghasilkan biji, hasil umbi basah lebih besar tapi kadar patinya rendah dan umbi lazim dimakan segar (direbus) [b]b.Ganyong Putih[/b] Memiliki batang lebih kecil dan pendek, kurang tahan kena sinar tetapi tahan kekeringan, selalu menghasilkan biji dan bisa diperbanyak menjadi anakan tanaman, hasil umbi basah lebih kecil, tapi kadar patinya tinggi dan hanya lazim diambil patinya. Umbi ganyong memiliki kandungan yang relatif tinggi (23%) bila dibandingkan dengan umbiumbian yang lain. Sehingga umbi ganyong dan produk olahannya sangat tepat dikonsumsi bagi balita, anak-anak, usia lanjut, dan penderita kekurangan zat besi. Kandungan karbohidrat umbi ganyong cukup tinggi, setara dengan umbi-umbian yang lain sehingga cocok dijadikan sumber energi Serat kasar bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menentukan kadar serat kasar, yaitu asam sulfat (H2S04 1,25%) dan natrium hidroksida (NaOH 1,25%), sedangkan serat pangan adalah bagian dari bahan pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan. Oleh karena itu, kadar serat kasar nilainya lebih rendah dibandingkan dengan kadar serat pangan, karena asam sulfat dan natrium hidroksida mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menghidrolisis komponen-komponen pangan dibandingkan dengan enzim-enzim pencernaan. Serat makanan dapat mengurangi resiko kanker yang disebabkan saluran pencernaan tidak sempurna, dan menurunkan kadar kolesterol. Serat makanan juga dapat membantu mengikat zat-zat karsinogenik. Umbi ganyong yang digunakan memiliki serat yang cukup tinggi, dan produk yang akan diolah ini adalah kulit dari umbi ganyong tersebut. Bagian dari umbi tersebut juga akan ikut sedikit terpotong sehingga menghasilkan serat kasar yang tinggi dan bahan yang digunakan adalah kulit ganyong yang akan menghasilkan serat lebih tinggi. [b]Komposisi Kimia Umbi Ganyong (tiap 100 g bahan)[/b] Air : 75 Kalori(kal) : 95 Protein (g) :1 Lemak (g) :0,1 Karbohidrat (g) : 22,6 Kalsium (mg) : 21 Fasfor (mg) : 70 Besi (mg) : 20 Vitamin B1 (mg) : 0,1 Vitamin C (mg) : 10 Rendemen (%) :65 [b](Susanto dan Saneto, 1994)[/b] Umbi ganyong kita konsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi. Kandungan karbohidrat ganyong memang tinggi, setara dengan umbi-umbi yang lain, namun lebih rendah daripada singkong, tetapi karbohidrat umbi dan tepung ganyong lebih tinggi bila dibandingkan dengan kentang, begitu juga dengan kandungan mineral kalsium, fasfor dan besi. Dengan demikian ganyong sangat tepat bila digunakan untuk keragaman makanan sebagai pengganti beras. Kegunaan tanaman ganyong bagi kehidupan memang banyak sekali, tidak hanya untuk melengkapi pangan manusia tapi juga untuk pakan hewan. Bahkan hasil sisa atau bunganya dapat dimanfaatkan manusia untuk bahan bakar atau kompos, kegunaan ganyong ada dua yaitu kegunaan utamanya untuk diambil umbinya. Umbi yang masih muda bisa dimakan dengan cara membakar atau merebusnya lebih dulu bahkan kadang-kadang disayur, sedangkan yang tua untuk diambil tepungnya. Kegunaan yang lain merupakan kegunaan sampingan, misalnya daun dan batang untuk makanan ternak. [b]III.TEPUNG GANYONG [/b] Berbeda dengan tepung-tepung lainnya, tepung ganyong berwarna kekuningan. Pembuatan tepung di Indonesia umumnya masih dikerjakan secara tradisional. Sedang di Negara yang telah maju telah diusahakan secara besar-besaran. Tepung ganyong sering digunakan untuk makanan bayi. Keistimewaan lainnya granul dari tepung ganyong sangat besar dengan bentuk oval dan panjangnya bisa mencapai 145 mikron lain lagi halnya dengan di Afrika, maka tepung ini umumnya digunakan untuk makanan ternak. Pemanfaatan ganyong dapat dibuat gaplek seperti halnya singkong, dan bahan makanan sejenisnya. Dari gaplek ganyong tersebut dapat pula dibuat tepung. Permasalahan yang mendasar dalam pengolahan umbi ganyong menjadi tepung ganyong adalah ketersediaan bahan baku yang masih kurang. Pada saat ini jumlah produksi ganyong pun belum dibudidayakan dengan baik. Padahal bila diperhatikan umbi ganyong termasuk bahan pangan non beras yang cukup tinggi. Manfaat lain dari tepung ganyong adalah campuran untuk nasi jagung dan bahan campuran pembuatan bihun yang bahan utamanya biasanya dari tepung beras. Tepung ganyong memiliki komponen kimia berupa serat pangan dengan kadar yang cukup tinggi sehingga sangat baik dicerna oleh usus bayi atau orang sakit. Berikut cara pembuatan tepung ganyong: 1. Kupas kulit ganyong, dibersihkan dan dicuci 2. Diiris tipis seperti keripik. Irisan dilakukan menurut arah serat umbi 3 .Dijemur di bawah sinar matahari sampai irisan ganyong mudah dipatahkan 4. Ditumbuk, lalu tampi tepung yang dihasilkan 5. Ditumbuk lagi sampai halus sisa yang masih ada 6. Dilakukan pengayakan 7. Jadilah tepung ganyong yang diinginkan 8. Dikemas [b]Komposisi KimiaTepung Ganyong (tiap 100 g bahan)[/b] Air : 14 Protein (g) : 0,7 Lemak (g) : 0,2 Karbohidrat (g) : 85,2 Kalsium (mg) :8 Fasfor (mg) : 22 Besi (mg) : 1,5 Vitamin A (UI) :0 Vitamin B (mg) : 0,4 Vitamin C (mg) : 0 [b](Susanto dan Saneto, 1994)[b] [b]IV.Aneka Olahan Tepung Ganyong[/b] Sesudah menjadi tepung ganyong, pengolahan menjadi lebih mudah dan beragam. Mau dibuat kue kering, brownies dan beragam pangan lainnya. [b]a.Kue Kering Ganyong[/b] Bahan: • 200 gram tepung ganyong • 125 gram mentega • 100 gram gula halus • 1 butir kuning telur • 15 gram susu bubuk • 1 butir kuning telur olesan • Selai nanas secukupnya sebagai hiasan • Keju parut secukupnya untuk taburan cake case Cara Membuat: • Terlebih dahulu mentega, telur, gula halus dicampurkan, kemudian diaduk hingga rata • Masukkan Tepung Ganyong hingga adonan kalis • Cetak adonan sebesar kelereng, isi dengan selai nenas • Olesi dengan kuning telur permukaannya kemudian taburi dengan keju parut • Di oven hingga matang [b]b.Kue Kacang ganyong[/b] Bahan: • 200 gram margarin • 200 gram gula halus • 400 gram pati ganyong • 50 g kacang sangrai • 1 butir telur Cara Membuat: • Kocok gula dan margarine sampai halus • Masukkan telur kocok sampai putih • Tuang pati ganyong sedikit demi sedikit, aduk rata • Cetak sesuai keinginan • Masukkan ke Loyang yang telah diolesi margarin • Oven sampai matang [b]c.Brownies kukus ganyong[b] Bahan: •100 gram tepung ganyong •125 ml minyak goreng •4 butir telur •50 gram cokelat bubuk •50 ml susu kental manis •100 ml air Cara Membuat: • Terlebih dahulu telur dan gula pasir dikocok selama 6 menit • Tepung ganyong dan cokelat bubuk dimasukkkan dan dikocok selama 3 Menit, sisihkan • Diwadah lain campurkan minyak goreng dengan air, dan susu • Adonan tepung ganyong dan telur dimasukkan kemudian aduk rata dengan sendok • Masukkan adonan ke dalam cetakan, kemudian kukus selama 20 menit Sampai matang [b]d.Ongol-ongol ganyong[/b] Bahan: • 250 gram tepung ganyong • 750 cc air (kurang lebih 3 gelas) • 250 gram gula jawa, disisir halus • 1 lembar daun pandan • ½ butir kelapa parut • Garam halus Cara Membuat: • Campurkan tepung ganyong bersama 250 cc air. Aduk-aduk sampai tepung larut, sisihkan • Masak sisa air bersama gula jawa, gula pasir dan pandan. Sesudah gula larut angkat dan saring. Taruh kembali di atas api dan didihkan • Tuang adonan ke dalamnya sambil diaduk-aduk sampai kental Dan matang, angkat, kemudian tuang ke dalam Loyang • Sisihkan sampai dingin, setelah itu dipotong-potong sesuai selera. Gulingkan ke dalam kelapa parut yang sudah dengan garam. [b]V.PENUTUP[/b] Ganyong merupakan bahan makanan sehat dan dapat diolah beraneka jenis bahan makanan kecil/snack dan pati, tepung dan lain-lain. Tepung ganyong dapat digunakan sebagai penganti tepung terigu dan mengandung karbohidrat tinggi dan sudah mulai dikembangkan sekarang ini dan tentu saja mempunyai potensi sebagai bahan pangan alternatif penganti beras. [b]DAFTAR PUSTAKA[/b] Anonim. http: //kamiitp08.blogspot.com/2010/10/tepung-ganyong.html Anonim.http://bkpd.jabarprov.go.id/kue-kering-ganyong/ Anonim.http://bkpd.jabarprov.go.id/membuat-brownies-ganyong-kukus/ Anonim.http://biogen.litbang.pertanian.go.id/index.php/2014/07/diversifikasi-olahan-bahanpangan-lokal-berbasis-ubi-kelapa-ganyong-dan-sukun/ Anonim. 2009. Pengolahan Umbi Non Konvensial (Ganyong, Garut, Gadung, Gembili Dan Uwi).eBookPangan.com Slamet, D. S. Dan I Tarwotjo.1980.Komposisi Zat Gizi Makanan Indonesia. Balitan Bogor. Susanto dan Saneto, 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Bina Ilmu, Surabaya. Syarief, R. dan A. Irawati, 1998. Pengetahuan Bahan Pangan Untuk Industri Pertanian Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.