berita daerah kota semarang - Satu Data Pemerintah Kota Semarang

advertisement
BERITA DAERAH
KOTA SEMARANG
TAHUN 2009 NOMOR 19
PERATURAN WALIKOTA SEMARANG
NOMOR 28 TAHUN 2009
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI WARGA
MISKIN DAN/ATAU TIDAK MAMPU DI KOTA SEMARANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA SEMARANG,
Menimbang
: a. bahwa berdasarkan Pasal 9 Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor
4 Tahun 2008 tentang Penanggulangan Kemiskinan Kota
Semarang, maka setiap warga miskin mempunyai hak atas
pelayanan kesehatan;
b. bahwa untuk mewujudkan pelayanan kesehatan bagi warga miskin
dan/atau tidak mampu di Kota Semarang agar lebih optimal dan
terarah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Kota Semarang pada umumnya,
diperlukan
petunjuk
pelaksanaannya;
c. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut diatas, maka perlu
diterbitkan Peraturan Walikota Semarang tentang Pedoman
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Bagi Warga Miskin dan/atau
Tidak Mampu di Kota Semarang.
Mengingat
: 1. Undang.Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur,
Jawa Tengab, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 3495);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 150);
-1-
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan
Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3079);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan
Kecamatan di wilayah KabupatenKabupaten Daerah Tingkat II
Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara dan Kendal serta Penataan
Kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang
dalam Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor89);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
9. Surat Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor125/Menkes/SK/II/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Program Jaminan Masyarakat Tahun 2008;
10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2009
tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 Nomor 1);
11. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2000 tentang
Retribusi Pelayanan Kesehatan (Lembaran Daerah Kota Semarang
Tahun 2000 Nomor 26 Seri D);
12. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Penge101aan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Semarang
Tahun 2006 Nomor 11 seri E);
13. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Penanggulangan Kemiskinan di Kota Semarang (Lembaran Daerah
Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 16);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN
WALIKOTA
TENTANG
PEDOMAN
PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI WARGA
MISKIN DAN/ATAU TIDAK MAMPU DI KOTA SEMARANG
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Daerah adalah Walikota
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
-2-
dan
Perangkat
Daerah
sebagai
oosur
2. Pusat Kesehatan Masyarakat Kota Semarang yang selanjutnya disingkat Puskesmas
adalah Pusat Kesehatan Masyarakat yang memberikan pe1ayanan kesehatan tingkat
dasar di Kota Semarang.
3. Pemberi Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disingkat PPK adalah Pemberi
Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan.
4. Pemberi Pelayanan Kesehatan Tingkat I yang selanjutnya disingkat PPK I adalah Unit
Pelayanan Kesehatan dasar atau Puskesmas.
5. Pemberi Pelayanan Kesehatan Tingkat II yang selanjutnya disingkat PPK II adalah Unit
Pelayanan Kesehatan yang merupakan rujukan dari pelayanan dasar, antara lain :
Rumah Sakit dan sederajatnya, Balai Kesehatan Indra Masyarakat (BKIM), Balai
Kesehatan Pam Masyarakat (BKPM).
6. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Pemerintah dan/atau swasta yang memberi pelayanan
kesehatan bagi Warga miskin Kota Semarang.
7. Komite Medik adalah wadah non strulctural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi
yang dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit untuk memberikan pertimbangan strategis
kepada Direktur rumah sakit dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan
rumah sakit.
8. Warga miskin adalah orang miskin yang berdomisili di Kota Semarang dan memiliki
Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan atau Kartu Keluarga (KK) Kota Semarang.
9. Warga tidak mampu adalah orang Kota Semarang yang memiliki Kartu Tanda
Penduduk (KTP) dan atau Kartu Keluarga (KK) Kota Semarang, yang secara ekonomi
tidak mampu dan men~pat Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kepala
Kelurahan yang diketahui Camat setempat.
10. Surat Keterangan Miskin yang selanjutnya disingkat SKM adalah Surat Keterangan dari
Kepala Kelurahan yang diketahui Camat yang menerangkan bahwa yang bersangkutan
betul-betul miskin.
11. Surat Keterangan Tidak Mampu yang selanjutnya disingkat SKTM, adalah surat
keterangan dari Kepala Kelurahan yang diketahui Camat setempat yang menerangkan
bahwa yang bersangkutan betul-betul tidak mampu secara ekonomi.
12. Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin dan atau tidak mampu Kota Semarang
yang selanjutnya disebut Kartu Jamkesmaskot adalah kartu peserta Jaminan
Kesehatan Masyarakat yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Semarang dan biayanya
ditanggung oleh Pemerintah Kota Semarang
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud diterbitkannya Peraturan Walikota ini adalah sebagai Pedoman bagi PPK dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan bagi warga miskin dan/atau tidak mampu di Kota
Semarang.
Pasal 3
Tujuan diterbitkannya Peraturan Walikota ini adalah untuk memberikan pelayanan
kesehatan bagi warga miskin dan/atau tidak mampu di Kota Semarang secara optimal guna
lebih meningkatkan kesejahteraan warga miskin dan/atau tidak marnpu di Kota Semarang.
-3-
BAB III
PELAKSANAAN
Pasa1 4
(1.) Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan bagi Warga Miskin dan/atau Tidak Mampu
dilakukan oleh PPK yaitu :
a. Puskesmas;
b. Balai Kesehatan Indra Masyarakat (BKIM);
c. Balai Kesehatan Pam Masyarakat (BKPM); dan
d. Rumah Sakit yang ditunjuk oleh Pemerintah Kota Semarang.
(2.) Pelaksanaan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,c dan d
ditetapkan dengan Perjanjian Kerjasama.
(3.) Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Walikota ini, yang merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
BAB IV
PENGAWASAN
Pasal 5
Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi warga miskin
dan/atau tidak mampu Kota Semarang dilakukan oleh Aparat Pengawas Fungsional.
BABV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 6
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Semarang.
Ditetapkan di Semarang
pada tanggal 17 Desember 2009
WALIKOTA SEMARANG
ttd
H. SUKAWI SUTARIP
Diundangkan di Semarang
Pada tanggal 17 Desember 2009
Plt. SEKRETARIS
DAERAH KOTA
SEMARANG
ttd
Hj. HARINI KRISNIATI
Kepala Dinas Sosial
Pemuda dan Olah Raga
Kota Semarang
BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2009 NOMOR 28
-4-
LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SEMARANG
NOMOR
: 28 TAHUN 2009
T ANGGAL
: 17 DESEMBER 2009
PEDOMAN PELAKSANAAN PELA YANAN KESEHA TAN
BAGI WARGA MISKIN DANIA TAU TIDAK MAMPU DI KOTA SEMARANG
A. PENDAHULUAN
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992
tentang kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh
perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar
terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi warga miskin dan atau tidak
Masyarakat miskin biasanya rentan terhadap penyakit dan mudah terjadi penularan
penyakit karena berbagai kondisi seperti kurangnya kebersihan lingkungan dan perumahan
yang saling berhimpitan. perilaku hidup bersih masyarakat yang belum membudaya,
pengetahuan terhadap kesehatan dan pendidikan yang umumnya masih rendah. Derajat
kesehatan masyarakat berdasarkan indikator Jumlah Kematian Bayi dan Jumlah Kematian
Ibu di kota Semarang, masih cukup tinggi, yaitu Jumlah Kematian Bayi sebesar 466 per
1000 kelahiran hidup, dan Jumlah Kematian Ibu 20 per 100.000 kelahiran hidup serta
Umur Harapan Hidup 70,5 tahun.
Derajat kesehatan masyarakat yang masih rendah dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang
mahal. Peningkatan biaya kesehatan yang diakibatkan oleh berbagai faktor seperti
perubahan pola penyakit, perkembangan teknologi kesehatan dan kedokteran, pola
pembiayaan kesehatan berbasis pembayaran out of pocket, kondisi geografis yang sulit
untuk menjangkau sarana kesehatan. Derajat kesehatan yang rendah berpengaruh terhadap
rendahnya produktifitas kerja, yang pada akhimya menjadi beban masyarakat dan
pemerintah.
Berdasarkan: 1). Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) 2008, jumlah kuota masyarakat miskin dan tidak mampu di Kota Semarang
tahun 2008 sebanyak 306.700 orang, dan setelah dilakukan pendataan kembali pada awal
Juni 2008 terdapat 498.985 orang, sehingga kelebihan 192.285 orang.
2). Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 4 Tahun 2008 tentang penanggulangan
Kemiskinan di Kola Semarang, pasal 16 disebutkan bahwa :
a. pembebasan seIuruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
Dasar yang komprehensif pada Puskesmas dan jaringannya termasuk Puskesmas Rawat
Inap; dan
b. pembebasan Pelayanan Kesehatan Rawat Ialan Tingkat Lanjutan dan Rawat Inap
Tingkat Lanjutan pada ruang perawatan kelas III, pada instansi pe1ayanan kesehatan
pemerintah atau pelayanan kesehatan yang ditunjuk dan diberikan sesuai dengan
peratuan perundang-undangan yang berlaku.
Oleh karena itu periu disusun Peraturan Walikota Semarang tentang pedoman
pelaksanaan pelayanan kesehatan warga miskin dan atau tidak mampu di Kota Semarang.
-5-
B. TUJUAN
TUJUAN:
TUJUAN UMUM:
Meningkatkan akses dan mutu pe1ayanan kesehatan kepada warga miskin dan/atau
tidak mampu.
TUJUAN KHUSUS:
a. meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada warga miskin dan/atau tidak
mampu di Puskesmas serta jaringannya dan Rumah Sakit; dan
b. meningkatkan mutu pelayanan kesehatan secara menyeIuruh bagi warga miskin
dan/atau tidak mampu.
C. PROSEDUR MENDAPATKAN PELA YANAN KESEHA TAN
1. Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas
Warga Kota Semarang yang memiliki kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin
dan/atau tidak mampu Kota Semarang (Jamkesmaskot) atau SKM atau SKTM dari
Kepala Kelurahan setempat, diketahui Carnat dan dilengkapi Foto Copy KTP
danKK.
2. Pelayanan Kesehatan Rujukan di Rumah Sakit.
a. warga Kota Semarang yang memiliki kartu Jamkesmaskot atau SKM atau
SKTM dari Kepala Kelurahan setempat, diketahui Camat dilengkapi Foto Copy
KTP dan/atau KK;
b. membawa dan menunjukkan surat rujukan dari Puskesmas;
c. warga miskin dan/atau tidak mampu dalam keadaan Emergency (Gawat Darurat)
apabila belum dapat menunjukan kartu jamkesmaskot atau SKM atau
SKTM,diberi waktu selambat-Iambatnya 2 x 24 jam hari kerja untuk melengkapi
persyaratan. dan tidak perlu membawa rujukan dari Puskesmas;
d. pasien gawat darurat yang perlu tindak lanjut rawat inap perlu melengkapi surat
rujukan dari Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit tersebut;
e. pasien yang perlu tindak lanjut rawat inap dan tindakan yang dilimpahkan ke
Rumah Sakit lain harus dilengkapi surat rujukan dari Rumah Sakit yang
merujuk.
3. SKM dan/atau SKTM hanya berlaku selama Kartu Jamkesmaskot belum terbit.
D. PELAYANAN KESEHATAN
1.
Pelayanan kesehatan diberikan secara berjenjang.
2.
Pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) diberikan di Puskesmas,
Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.
3.
Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) diberikan di Balai
Kesehatan Pam Masyarakat ( BKPM ), Balai Kesehatan Indra Mata (BKIM) dan
Rumah Sakit yang ditunjuk Pemerintah Kota Semarang, khusus Rumah Sakit dr.
Kariadi Semarang merupakan rujukan tersier (rujukan ketiga).
-6-
4.
Pelayanan kesehatan rawat inap diberikan di Puskesmas Perawatan atau ruang rawat
inap kelas III (tiga) di Balai Kesehatan Paru Masyarakat ( BKPM ), Balai Kesehatan
Indra Mata (BKIM) dan Rumah Sakit yang ditunjuk Pemerintah Kota Semarang.
5.
Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan
Jamkesmas yang masih berlaku dengan beberapa pembatasan pelayanan kesehatan.
6.
Pelayanan kesehatan yang dibatasi :
a.
pelayanan Haemodialisa (cuci darah) untuk gagal ginjal akut hanya diberikan
maksimal 10 (sepuluh) kali setiap pasien;
b.
kacamata diberikan dengan lensa minimal +1/-1 berdasarkan resep dokter,
maksimal Rp. 150.000,-;
c.
alat bantu dengar diberi penggantian sesuai resep dari dokter THT, pemilihan
alat bantu dengar berdasarkan harga yang paling murah dan ketersediaan alat di
daerah;
d.
alat bantu gerak yang ditanggung terbatas pada alat : tongkat penyangga dan
korset, diberikan berdasarkan resep dokter dan disetujui Komite Medik dengan
mempertimbangkan alat tersebut memang dibutuhkan untuk mengembalikan
fungsi dalam aktivitas sosial. Pemulihan alat bantu gerak berdasarkan harga
yang paling murah dan ketersediaan alat di daerah;
e.
tindakan khusus dan penunjang diagnostik canggih antara lain:
(1) CT -Scan yaitu tindakan F otoradiografi menegakkan diagnosa dengan
melihat fungsi organ sampai dengan pembuluh darah.
(2) MRI (Magnetic Resonan Imaging) yaitu tindakan foto radiografi untuk
menegakkan diagnosa dengan melihat organ tertentu yang bertujuan untuk
menentukan besarnya tumor/perluasannya (foto lebih jelas untuk lapisan
otot) Misalnya pada kepala, leher, abdomen tertentu, kaki.
(3) Endoscopy yaitu suatu tindakan untuk menegakkan diagnosa dengan
melihat jaringan di dalam tubuh yang berlubang contohnya saluran
kencing, saluran cerna, saluran nafas.
(4) Laparascopy yaitu tindakan pembedahan pada abdomen/perut untuk melihat
adanya kelainan.
yang diberikan pada kasus-kasus tertentu untuk lifesaving (perlindungan hidup)
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dengan pengkajian dan pengendalian
oleh Komite Medik dengan persetujuan Dinas Kesehatan Kota Semarang; dan
f. alat kesehatan tertentu seperti stent, screw, pen diberikan pada kasus-kasus tertentu
untuk lifesaving (perlindungan hidup) sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan
dengan pengkajian dan pengendalian oleh Komite Medik dengan persetujuan Dinas
Kesehatan Kota Semarang.
7. Pelayanan Kesehatan yang tidak di tanggung Pemerintah Kota Semarang:
a. pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan;
b. bahan, alat dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetika;
c. General check up (pemeriksaan medis secara menyeluruh);
d. Operasi Caesar yang bukan dengan alasan medis;
e. Kemotherapi yaitu tindakan penyinaran pada daerah tertentu yang bertujuan
memperkuat pengobatan (mengobati karena ada jenis kanker tertentu yang dapat
ditekan laju perkembangannya tau metasfase atau perluasan), diobati dengan
menggunakan radiasi sinar pengion (radiasi yang keluar dari suatu bahan yang
dipakai tergantung kedalaman dari massa tumor;
-7-
f. Prothesis gigi timan (pemasangan gigi palsu);
g. IOL (Intra Oculer Lens) yaitu lensa yang ditanam, contohnya untuk kasus
katarak;
h. Peserta pindah kelas perawatan yang lebih tinggi;
i. Pengobatan altematif (antara lain akupuntur, pengobatan tradisional) dan
pengobatan lain yang belum terbukti secara ilmiah;
j.
Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upaya mendapat
ketumnan, termasuk bayi tabung dan pengobatan impotensi;
k. Pelayanan kesehatan pada masa tanggap darurat bencana alam; dan 1. Pelayanan
kesehatan yang diberikan pada kegiatan bakti sosia1.
E. PEMBIAYAAN
1. Sumber Pembiayaan
Pembiayan pelayanan kesehatan warga miskin dan/atau tidak mampu Kota
Semarang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota
Semarang.
2. Rekening Anggaran berada di Dinas Kesehatan Kota Semarang.
F. TARIF
1. Paket tarif setinggi-tingginya sesuai paket tarifProgram Jamkesmas yang berlaku.
2. Untuk Rumah Sakit Pemerintah Kota Semarang besamya tarif adalah sesuai
Ketentuan yang berlaku.
3. Untuk Rumah Sakit Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Rumah Sakit Tugu, RSJ.
Amino Gondohutomo, BKIM, dan BKPM) besamya tarif adalah tarif terendah
antara Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah tentang Retribusi Pelayanan
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dengan tarifpaket program Jamkesmas.
G. TATA CARA PENGAJUAN KLAIM PEMBAYARAN
1. Puskesmas, BKIM, BKPM, dan/atau Rumah Sakit mengajukan berkas klaim ke
Dinas Kesehatan dengan data pendukung:
i.
Rekapitulasi rincian biaya
ii.
Foto Kopi Kartu lamkesmaskot atau SKM atau SKTM yang dilengkapi foto
kopi KTP dan/atau KK dari pasien yang te1ah dilayani
iii.
Kode Diagnosa medis
iv.
Foto kopi surat rujukan
v.
Bukti pelayanan
2. Berkas klaim setelah disetujui Kepala Dinas Kesehatan, maka Puskesmas, BKIM,
BKPM, Rumah Sakit mengajukan kelengkapan administrasi sebagai berikut:
i. Surat Permohonan pembayaran
ii. Berita Acara Pembayaran
iii. Surat Keterangan Nomor Rekening dari Bank
iv. Kwitansi tagihan/klaim
-8-
v. Form A2 dari Pemerintah Kota Semarang
vi. Rekapitulasi rincian biaya yang telah disetujui
3. Apabila tagihan/Klaim dari PPK sudah memenuhi syaratllayak bayar, Dinas
kesehatan akan mentransfer tagihanlklaim tersebut ke rekening yang bersangkutan.
4. Tagihanlklaim diajukan ke Dinas Kesehatan pada tanggal bulan berikutnya.
5. Karena sesuatu hal PPK belum bisa mengajukan klaim pada tahun berjalan, dapat
diajukan dengan di klaim dan atau ditagihkan tahun anggaran berikutnya.
F. PENUTUP
Dengan ditetapkan Peraturan Walikota tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan bagi
warga miskin dan atau tidak mampu di Kota Semarang, akan memperjelas dan
memudahkan operasional di lapangan baik bagi warga miskin dan tidak mampu yang ingin
mendapatkan pelayanan kesehatan maupun PPK dalam memberikan pelayanan kesehatan
bagi warga miskin dan atau tidak mampu di Kota Semarang.
WALIKOTA SEMARANG
ttd
SUKAWI SUTARIP
-9-
Download