Efektif Jurnal Bisnis dan EkonomiEfektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi 30 Juni 2015 Vol. 6, No 1, Juni 2015, 30 - 46 ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI PT. BURSA EFEK INDONESIA PERIODE : 2010 -2013 Chusnul Khotimah [email protected] Sri Yuli Waryati [email protected] Fakultas Ekonomi Universitas Janabadra Yogyakarta ABSTRACT This study is performed to analyse the effect of Cash Position, Debt to Equity Ratio and Return On Assets toward Dividend Payout Ratio on manufacture companies listed in PT. Indonesia Stock Exchange period 2010‐2013. The samples were collected using the purposive sampling method and it has resulting 10 companies for the samples. This study uses a quantitative approach with multiple regression analysis model. The results of study indicate that all variables: Cash Position, Debt to Equity Ratio and Return On Assets together had no significant effect on Dividend Payout Ratio. The result also indicates that Return On Asset had a positive and significant effect to Dividend Payout Ratio, while Cash Position and Debt to Equity Ratio had no significant effect to Dividend Payout Ratio. Keywords: Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Dividend Payout Ratio PENDAHULUAN 1. Latar belakang Pasar modal memiliki peranan besar dalam perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (emiten). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal hasil bagi pemilik dana, sesuai karakteristik investasi yang dipilih. Dalam aktivitas dipasar modal, para investor memiliki harapan dari investasi yang dilakukannya, yaitu berupa capital gain dan dividen (Zulaiha, 2013 : 1). Dividen diartikan sebagai pembayaran kepada pemegang saham oleh perusahaan atas keuntungan yang diperoleh perusahaan. Kebijakan pembayaran dividen mempunyai pengaruh bagi pemegang saham dan perusahaan yang membayar dividen. Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian akan hasil yang diharapkan dari investasi yang mereka lakukan dan juga dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap Juni 2015 Chusnul Khotimah dan Sri Yuli Waryati perusahaan sehingga nilai saham juga dapat meningkat. Bagi perusahaan, pilihan untuk membagikan laba dalam bentuk dividen akan mengurangi sumber dana internalnya, sebaliknya jika perusahaan menahan labanya dalam bentuk laba ditahan maka kemampuan pembentukan dana internalnya akan semakin besar yang dapat digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehingga mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap dana eksternal dan sekaligus akan memperkecil risiko perusahaan (Lisa dan Clara, 2009 : 1). Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout rationya yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai, artinya besar kecilnya dividend payout ratio akan mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan. Pertimbangan mengenai dividend payout ratio ini diduga sangat berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus maka perusahaan tersebut akan mampu menetapkan besarnya dividend payout ratio sesuai dengan harapan pemegang saham dan tentu saja tanpa mengabaikan kepentingan perusahaan untuk tetap sehat dan tumbuh (Lisa dan Clara, 2009 : 1). Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan arus kas keluar (cash out flow), maka makin kuatnya posisi kas atau likuiditas perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen (Riyanto, 2001). Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh (Sudarsih, 2002) yang menyatakan 31 bahwa bagi perusahaan yang memiliki posisi kas yang lebih kuat maka akan semakin besar kemampuan untuk membayarkan dividen. Faktor debt to equity ratio juga perlu dipertimbangkan dalam pembayaran dividen yang mana rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang dipergunakan untuk membayar hutang. Dalam hal ini dapat dilihat jika perusahaan mempunyai debt to equity ratio yang kecil berarti perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk melunasi semua kewajibannya, dan sebaliknya, jika perusahaan mempunyai debt to equity ratio yang lebih tinggi dibandingkan ketersediaan modal sendiri yang dimiliki berarti perusahaan yang bersangkutan mempunyai kemampuan yang rendah untuk memenuhi kewajibannya. Return on assets menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi return on assets maka kemungkinan pembagian dividen juga semakin banyak. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah return on assets maka kemungkinan pembagian dividen juga akan semakin sedikit. Pada kondisi tertentu profitabilitas berpengaruh positif terhadap dividen. Hal ini terjadi bila perusahaan yakin memiliki kepastian bahwa earning dimasa mendatang terprediksi secara jelas (Sartono, 2001:54). Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan (Sudarsi, 2002), dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Perbankan yang Listed di Bursa Efek Jakarta(BEJ)” menguji pengaruh cash position, return on assets dan growth potential terhadap dividend 32 Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi payout rasio. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa cash position, return on assets dan growth potential tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio. Lisa dan Clara (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Return on Assets Terhadap Dividend Payout Ratio” pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cash Position dan Return on Assets berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio tetapi Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Febrijani, Theresia dan Mujilan (2013) menganalisis “Pengaruh return on investment, current ratio, debt to equity ratio, growth dan firm size terhadap dividend payout ratio”. Hasil penelitiannya yaitu return on investment dan debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio sedangkan growth berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. current ratio dan firm size tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio. Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap perusahaan manufaktur. Selain itu nampak beberapa hasil penelitian terdahulu yang tidak konsisten. Hal ini sangat menarik peneliti untuk melakukan penelitian ulang dengan mereplikasi penelitian yang dilakukan Lisa Marlina dan Clara Danica (2009). Atas dasar alasan hasil yang tidak konsisten, peneliti akan melakukan penelitian “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Juni 2015 Manufaktur Yang Terdaftar Di PT. Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013”. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi permasalahan penelitian ini adalah terdapat perbedaan atau research gap dari penelitian-penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Dari identifikasi masalah di atas, maka dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah Cash Position (CP) mempunyai pengaruh secara parsial terhadap DPR (dividend payout ratio) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh secara parsial terhadap DPR (dividend payout ratio) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh secara parsial terhadap DPR (dividend payout ratio) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap DPR (dividend payout ratio) pada sektor industri manufaktur yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia? TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 1. Investasi dan Pasar Modal Menurut Tandelilin (2001:3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang Juni 2015 Chusnul Khotimah dan Sri Yuli Waryati dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada assets riil (tanah, emas, mesin atau bangunan), maupun assets financial (deposito, saham ataupun obligasi) merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan. Bagi investor yang lebih pintar dan lebih berani menanggung risiko, aktivitas investasi yang mereka lakukan juga bisa mencakup investasi pada aset-aset finansial lainnya yang lebih kompleks seperti warrants, option dan futures maupun ekuitas internasional. Menurut Tandelilin (2001:13) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat dimana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan Bursa Efek. Oleh karena itu, Bursa Efek merupakan arti dari pasar modal secara fisik. Pasar modal pada dasarnya bertujuan untuk menjembatani aliran dana dari pihak yang memiliki dana (investor), dengan pihak perusahaan yang memerlukan dana (untuk ekspansi usaha ataupun untuk memperbaiki struktur modal perusahaan). Sedangkan untuk kasus pasar modal Indonesia, cakupan tujuan dan misi yang diemban pasar modal Indonesia bersifat 33 lebih luas, sesuai dengan idealisme bangsa Indonesia yang berusaha untuk menjalankan perekonomian yang berasaskan kekeluargaan (Tandelilin, 2001). Untuk mewujudkan tujuan tersebut ada tiga aspek mendasar yang ingin dicapai pasar modal Indonesia, yaitu: a. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam pemilikan saham-saham perusahaan. b. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemilikan saham. c. Menggairahkan masyarakat dalam mengerahkan dan penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif. Pada dasarnya, pasar modal memang merupakan produk dari sistem perekonomian kapitalis. Sedangkan dalam proses sosialisasi pasar modal di Indonesia, tujuan didirikannya pasar modal sudah disisipi muatan idealisme. Pasar modal Indonesia diharapkan mampu memberikan alternatif sumber dana eksternal yang berasal dari masyarakat (investor) bagi perusahaan, sehingga nantinya kredit sektor perbankan dapat dialihkan untuk pembiayaan usaha industri kecil dan menengah. 2. Dividen Menurut Riyanto (2001:265) dalam Zulaiha (2013) dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investors. Keuntungan para pemegang saham atau investor dapat berupa dividen dan capital gain. Keuntungan yang didapat dari selisih lebih antara harga jual saham dengan harga beli saham disebut capital gain. Hanafi (2008: 361) menyatakan bahwa dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham disamping capital gain. Dividen ini 34 Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Menurut Ang (1997: 68) dividen merupakan pendapatan bersih setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earning) yang ditahan sebagai cadangan perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa dividen adalah keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham sehubungan atas keuntungan yang diperoleh perusahaan. Dividend payout ratio adalah dividen kas tahunan dibagi dengan penghasilan tahunan atau dividen per lembar saham dibagi dengan laba per lembar saham (Sabardi, 1994). Rasio ini menunjukkan persentase penghasilan perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa perusahaan berupa dividen kas. Apabila penghasilan perusahaan saat ini ditahan dalam jumlah yang besar, berarti penghasilan yang akan dibayarkan sebagai dividen menjadi lebih kecil. Jadi, aspek penting dari kebijakan dividen perusahaan adalah menentukan alokasi laba yang sesuai diantara pembayaran dengan tambahan laba yang ditahan perusahaan. Berdasarkan bentuk dividen yang dibayarkan, dividen dapat dibedakan atas empat jenis (Ang, 1997), yaitu: a. Dividen Tunai (Cash Dividend) Dividen tunai merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Tujuan dari emiten untuk memberikan dividen dalam bentuk tunai adalah untuk memacu kinerja saham di bursa efek, yang juga merupakan return (pengembalian keuntungan) kepada para pemegang saham. b. Dividen Saham (Stock Dividend) Dividen saham merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Selain tujuan yang sama dengan dividen tunai, juga bertujuan Juni 2015 untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham di bursa efek. Kemungkinan perusahaan ingin menurunkan nilai sahamnya guna memperluas kepemilikan dan posisi likuiditas perusahaan yang tidak memungkinkan membagikan dividen dalam bentuk tunai. c. Sertifikat Dividen (Script Dividend) Sertifikat dividen (script dividend) merupakan dividen yang dibayarkan dengan sertifikat atau promes yang telah dikeluarkan oleh perusahaan yang menyatakan bahwa suatu waktu sertifikat itu dapat ditukarkan dalam bentuk uang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sertifikat dividen (dividend script) yaitu hutang dividen dalam bentuk script atau pembayaran dividen pada masa yang akan datang. d. Property Dividend Property dividend yaitu pembayaran dividen dalam bentuk kekayaan seperti barang dagangan, real estate atau investasi dalam bentuk lain yang dirancang oleh dewan direksi. 3. Bentuk-bentuk Kebijakan Dividen Menurut Weston dan Brigham dan Gapenski (1989) dividen yang optimal adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertambahan di masa yang akan datang sehingga memaksimalkan harga saham perusahaan. Prosentase laba yang dibayarkan sebagai dividen akan berfluktuasi dari satu periode ke periode lainnya seiring dengan jumlah peluang yang diterima perusahaan. Dengan dibayarkannya dividen maka diharapkan perusahaan tersebut akan memiliki nilai yang tinggi di mata investor. Selain itu dengan pembayaran dividen yang terus menerus, perusahaan mampu menghadapi gejolak perekonomian dan mampu memberikan hasil kepada para pemegang saham. Juni 2015 Chusnul Khotimah dan Sri Yuli Waryati Menurut Riyanto (2001: 269) ada beberapa kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan yaitu: a. Kebijakan Pembayaran Dividen yang Stabil Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan pembayaran dividen yang stabil, artinya jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham pertahunnya berfluktuasi. Dividen yang stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun, dan apabila ternyata pendapatan tersebut tampak mantap dan relatif permanen, barulah besarnya dividen per lembar dinaikkan dan dividen yang dinaikkan ini akan dipertahankan dalam waktu yang relatif panjang. Alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan dividen yang stabil antara lain sebagai berikut: 1) Kebijakan dividen yang stabil dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang. 2) Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima dari dividen. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai adanya dividen yang tidak stabil, dimana golongan ini menginginkan kepastian dividen yang dibayarkan. b. Kebijakan Pembayaran Dividen dengan Penetapan Jumlah Minimal Plus Jumlah Ekstra Tertentu Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik maka perusahaan akan membayarkan dividen ekstra di atas jumlah minimal tersebut. Bagi pemodal ada kepastian 35 akan menerima jumlah dividen yang minimal setiap tahunnya meskipun keadaan keuangan perusahaan sedikit memburuk. Tetapi di lain pihak jika keadaan keuangan baik maka pemodal akan menerima dividen minimal tersebut ditambah dengan dividen ekstra. Jika keadaan keuangan memburuk lagi maka yang dibayarkan hanya dividen yang minimal saja. c. Kebijakan Pembayaran Dividen dengan Penetapan Dividend Payout yang Konstan Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan Dividend Payout Ratio yang konstan misalnya 50%. Ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham tiap tahunnya yang dibayarkan akan berfluktuatif sesuai dengan perkembangan keuntungan netto tiap tahunnya. d. Kebijakan Pembayaran Dividen yang Fleksibel Perusahaan menetapkan Dividend Payout Ratio besarnya tiap tahunnya disesuaikan dengan posisi keuangan dan kebijakan finansial dari perusahaan yang bersangkutan. Apabila keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang dibagikan relatif tinggi, dan sebaliknya jika tingkat keuntungan rendah maka besarnya dividen yang dibayarkan juga rendah, atau dapat dikatakan besarnya selalu proporsional dengan tingkat keuntungan dividen yang telah diumumkan oleh emiten (dividen tunai dan dividen saham). 4. Teori Kebijakan Dividen Menurut Sartono (2001: 282) ada beberapa teori tentang kebijakan dividen antara lain: a. Teori Dividen adalah tidak Relevan Teori ini dikemukakan oleh 36 Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Modigliani dan Miller (M.M). Mereka berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba serta risiko bisnisnya atau dengan kata lain kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. b. Bird in the Hand Theory Salah satu asumsi dari teori M.M menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor. Sementara itu menurut Gordon dan Lintner tingkat keuntungan yang disyaratkan akan naik apabila pembagian dividen dikurangi, karena investor lebih yakin terhadap penerimaan dividen daripada kenaikan nilai modal (capital gain) yang akan dihasilkan dari laba ditahan. c. Tax Differential Theory Suatu teori yang menyatakan bahwa jika capital gain dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah daripada pajak atas dividen, maka saham yang memiliki pertumbuhan tinggi menjadi lebih menarik. Tetapi sebaliknya jika capital gain dikenai pajak yang sama dengan pendapatan atas dividen, maka keuntungan capital gain menjadi berkurang. Juni 2015 d. Information Content atau Signalling Hypothesis M-M menyatakan bahwa reaksi investor terhadap perubahan dividen tidak berarti sebagai indikasi bahwa investor lebih menyukai dividen dibanding dengan laba ditahan atau dengan kata lain teori ini menyatakan bahwa investor menganggap perubahan dividen sebagai pertanda bagi perkiraan manajemen atas laba (Weston dan Bringham,1989). e. Clientele Effect Teori menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Misalnya, kelompok investor dengan tingkat pajak yang tinggi akan menghindari dividen, karena dividen mempunyai tingkat pajak yang tinggi dibanding dengan capital gain. Sebaliknya, kelompok investor dengan tingkat pajak yang rendah akan menyukai dividen. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu dividend payout ratio yang tinggi, sedangkan kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih. Juni 2015 37 Chusnul Khotimah dan Sri Yuli Waryati Tabel 1. Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti 1 Sutrisno (2001) 2 Variabel penelitian Model analisis Hasil penelitian • Cash position • Growth potential • Firm size • DER • Profitability dan holding • Model Analysis of Moment Structure (AMOS) • Hanya variabel cash position dan DER yang berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR). Sri Sudarsi (2002) • Cash Position (CP) • Profitabilitas (ROA) • Growth Potential (GP) • Firm size • DER • Regresi berganda • CP, ROA dan GP tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DPR. 3 Kartika Nuringsih (2005) • Kepemilikan • DER • ROA • Ukuran perusahaan • Regresi linier berganda • ROA dan DER memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap DPR • Ukuran perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap DPR. • Variabel Kepemilikan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. 4 Eska Prima M.D (2006) • Cash position • Profitability • Growth potential • Frm size dan • Debt to equity ratio Regresi berganda • Variabel CP dan profitability berpengaruh secara positif tidak signifikan terhadap DPR • GP, firm size dan DER berpengaruh secara negatif tidak signifikan terhadap DPR 5 Lisa Marlina dan Clara Danica (2009) • Cash Position (CP) • DER • ROA Regresi linier berganda • CP dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. • DER tidak berpengaruh terhadap DPR. 6 Rini Dwiyani dan Lely Triani (2009) • Cash ratio • Net profit margin (NPM) • ROI. Regresi linier berganda 7 Abdul Kadir (2010) • ROI • Current ratio • DER • Assets turnover. Regresi linier berganda • ROI berpengaruh signifikan terhadap DPR • Cash ratio dan NPM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap DPR. • ROI, DER, dan assets turnover mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DPR. • Current ratio tidak mempunyai pengaruh terhadap DPR. 38 8 Juni 2015 Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Zaipul • • • • • • Cash Position (CP) Growth Potential ROE DER Firm Size Investment 9 Vikcy Megawati (2011) • • • • • Regresi Cash position (CP) • berganda Debt to equity ratio Return on Assets (ROA) firm size. • CP, ROA dan firm size berpengaruh positif signifikan terhadap DPR. • DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. 10 Siti Syamsiroh Difah (2011) • • • • Return onAsset (ROA) Cash Ratio(CR) Growth Size Regresi berganda • CR, Growth dan size berpengaruh signifikan positif terhadap DPR. • ROA dan dividen tahun lalu tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR 11 Sutari Sri Rejeki (2011) • • Regresi berganda • • • DER Net Profit Margin(NPM) Asset Growth Firm Size Current Ratio(CR) • NPM, dan Firm Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. • DER, Asset Growth, dan CR berpengaruh negatif dan tidak signifikan t erhadap DPR. Achmad (2011) Regresi linier berganda • Variabel growth potential, firm size, ROE berpengaruh positif terhadap DPR. • CP, DER dan investment tidak berpengaruh terhadap DPR 12 Febrijani, Theresia dan Mujilan (2013) • • • • • ROI Current ratio (CR) DER Growth Potential(GP) Firm size Regresi berganda • ROI dan DER berpengaruh positif terhadap DPR. • GP berpengaruh negatif terhadap DPR. • CR dan firm size tidak berpengaruh secara signifikan terhadap DPR. 13 Zulaiha (2013) • • • • Return on Assets, DER Cash Position Firm Size Regresi berganda • HIPOTESIS H1 : Cash position berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. H2 : Debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. • Variabel return on asset dan cash position berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR Sedangkan variabel DER dan firm size tidak berpengaruh terhadap DPR. H3 : Return on assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. H4: Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets Secara bersama-sama berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Dividend payout Ratio. Juni 2015 Chusnul Khotimah dan Sri Yuli Waryati METODE PENELITIAN 1. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini digunakan dua macam variabel, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Sedangkan variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,2007). saldo kas akhir dengan laba bersih setelah pajak. Bagi perusahaan yang memiliki posisi kas yang semakin kuat akan semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen. Cash Position bisa dihitung sebagai berikut: (Sri Sudarsi, 2002 ). Dividen per lembar saham DPR = –––––––––––––––––––––– Laba per lembar saham 2. Variabel Independen (X) a. Cash Position (CP) yang diberi Simbol X1 Cash Position dihitung berdasarkan perbandingan antara Saldo kas akhir CP = –––––––––––––––––––––– Laba bersih setelah pajak b. Debt to Equity Ratio (DER) yang diberi Simbol X2 Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi nilai rasio ini maka menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan (Sartono,2011). Oleh karena itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untui membayar semua kewajibannya. Debt to Equity Ratio (DER) dapat dirumuskan sebagai berikut: Variabel dependen dalam penelitian adalah Dividend Payout Ratio dan variabel independen adalah Cash Position, Debt to Equiti Ratio, dan Return on Assets. Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu: 1. Variabel Dependen (Y) Dalam penelitian ini variabel dependen (Y) adalah Dividend Payout Ratio. Dividend Payout Ratio merupakan persentase pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dengan Earning per Share (EPS). Menurut Darmadji dan fakhruddin (2006) dalam Hardinugroho (2012) rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio) merupakan perbandingan Dividend per Share terhadap laba perusahaan atau Earning per Share. Dividend Payout Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut (Halfert.A Erich, 1995:70) 39 Total Hutang DER = –––––––––––––– Total ekuitas c. Return on Assets (ROA) yang diberi Simbol X3 Return on Assets (ROA) adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Return on Assets diukur dari laba bersih setelah pajak (Earning After Tax) terhadap total asetnya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan 40 Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan. ROA merupakan salah satu ukuran profitabilitas perusahaan yang mana merupakan ukuran efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan atau memanfaatkan aktiva tetap untuk kegiatan operasi (Ang, 1997 dalam Megawati,2011). ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (Hanafi,2008: 42): Laba bersih ROA = –––––––––––––– Total aset 2. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah sebagian populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap mewakili kesuluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah populasi). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode Purposive Sampling atau pemilihan sampel dengan kriteria – kriteria tertentu. Kriteria tersebut antara lain: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai dengan 2013 2. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyampaikan laporannya secara rutin dan mempunyai data keuangan yang lengkap sesuai yang dibutuhkan dalam penelitian ini. 3. Perusahaan yang terus menerus membagikan dividen kepada pemegang sahamnya selama tahun 2010 sampai dengan 2013. 4. Devidend payout ratio (DPR) yang dimiliki adalah lebih kecil atau sama dengan satu, karena untuk Juni 2015 menghindari indikasi permasalahan kebangkrutan bagi perusahaan. Berdasarkan kriteria – kriteria purposive sampling diatas, dari total 146 perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2013, perusahaan yang memenuhi keempat kriteria di atas berjumlah 10 perusahaan. TEKNIK ANALISIS DATA 1. Uji Asumsi Klasik Proses pengujian asumsi klasik OLS (Ordinary Least Squares) terlebih dahulu dilakukan sehingga hasil yang diperoleh layak digunakan. Ada empat uji asumsi klasik yang digunakan, yaitu uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas. Uji normalitas yang dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal. b. Uji Multikolinieritas. Uji multikolinieritas merupakan uji yang ditujukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antarvariabel bebas (independen). Model uji regresi yang baik selayaknya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (independen). c. Uji Autokorelasi. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji adanya kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntutan sepanjang waktu berkaitan Juni 2015 41 Chusnul Khotimah dan Sri Yuli Waryati satu sama lainnya. Autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson test. d. Uji Heteroskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas menguji apakah dalam model regresi yang dipakai, terjadi ketidaksamaan varian residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika terjadi perbedaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan lain, maka disebut heteroskedastisitas. 2. Analisis Regresi Berganda Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda. Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut: b. Uji Multikolinieritas Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Berdasarkan Tabel 2, bahwa Pengujian normalitas menggunakan uji NonParametrik K o l m o g o r o v Smirnov menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,858 Angka ini lebih b e s a r dari a = 0,05 atau probabilitas diatas 0,05 (0,858 > 0,05) maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. Tabel 3. Hasil Uji Multikolonieritas Variabel Tolerance VIF Kesimpulan CP 0,932 1,073 Tidak terjadi multikolonieritas DER 0,875 1,142 Tidak terjadi multikolonieritas ROA 0,858 1,165 Tidak terjadi multikolonieritas 3. Pengujian Hipotesis Penelitian Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis statistik regresi berganda, yang terdiri dari adjusted R square, uji Statistik t untuk menguji hipotesis antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen, uji Statistik F untuk menguji hipotesis antara lebih dari satu variabel independen terhadap satu variabel dependen. Berdasarkan hasil pengujian yang ditunjukkan pada Tabel 3, nilai tolerance variabel bebas lebih besar dari 10% atau 0,1 dan nilai VIF semua variabel lebih kecil dari 10. M a k a dalam Uji ini tidak terjadi gejala multikolinieritas. c. Uji Autokorelasi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil uji asumsi klasik a. Uji Normalitas Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Z AsympKeterangan sig 0,605 0,858 Data berdisOne sample tribusi normal K-S Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi N Variabel independen DW/d dL dU 40 CP,DER,ROA 2,302 1,338 1,658 Berdasarkan Tabel 4, nilai DW atau d sebesar 2,302. Diketahui N=40; k=3 dengan a = 5%, maka diperoleh nilai dL = 1,338 dan nilai dU =1,658 (yang dapat dilihat melalu tabel D u r b i n Watson : lampiran 9) nilai 4-dL 42 Juni 2015 Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi 2. Hasil Uji Hipotesis a. Koefisien Determinasi (R2) = 2,662 dan nilai 4-dU = 2,342. Nilai DW atau d m a s u k dalam kategori dU < d < 4 – dU (1,658 < 2,302 < 2,342 ), sehingga dapat disimpulkan data dalam penelitian tidak ada indikasi terjadi gejala autokorelasi positif dan negatif. Tabel 5. Koefisien Determinasi (R2) Model 1 R Square Adjusted R Square .130 .057 Std. Error of the Estimate .150302620 Berdasarkan tabel 5. Koefisien Determinasi (R2), nilai Adjusted R Square sebesar 0,057 atau 5,7%. Hal ini menunjukkan bahwa 5,7% dividend payout ratio dipengaruhi oleh cash position, debt to equity ratio dan return on assets. Sedangkan 94,3% dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi. b. Uji Statistik F Berdasarkan Tabel 6. Uji statistik F di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 1,785 dengan tingkat signifikan sebesar 0,167. Karena probabilitas tingkat kesalahan signifikan Fhitung ≥ a (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen cash position, debt to equity ratio dan return on assets secara bersamasama tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Gambar 1. Grafik Scatterplot .360a d. Uji Heteroskedastisitas R Dari Gambar 1. Grafik scatterplot di atas dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas dan titiktitik menyebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Tabel 6. Hasil Uji F Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares .121 .813 .934 ANOVAb Df 3 36 39 Mean Square .040 .023 F 1.785 Sig. .167a Juni 2015 43 Chusnul Khotimah dan Sri Yuli Waryati c. Uji Statistik t Dari Tabel 7 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Variabel cash position (X1), mempunyai sig 0,989 ≥ a (0,05) sehingga H1 ditolak dan Ho diterima. Variabel cash position (X1) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dividend payout ratio. 2) Variabel debt to equity ratio (X2), mempunyai sig 0,147 ≥ a (0,05) sehingga H2 ditolak dan Ho diterima. Variabel debt to equity ratio (X2) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dividend payout ratio. 3) Variabel return on assets (X3), mempunyai sig 0,040 ≤ a (0,05), sehingga H3 diterima dan Ho ditolak. Variabel return on assets (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dividend payout ratio. a. Cash Position (CP) tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap DPR (dividend payout ratio) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia b. Debt to Equity Ratio (DER) tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap DPR (dividend payout ratio) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia. c. Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh secara parsial terhadap DPR (dividend payout ratio) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia d. Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return on Assets (ROA) tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap DPR (dividend payout ratio) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia. Tabel 7. Hasil Uji t Coefficientsa Model 1 (Constant) Unstandardized Coefficients B Std. Error .180 .099 Cash Position Debt to Equity Ratio Return on Assets .000 .069 .968 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian pada bab lima, yang menggunakan bantuan program SPSS 17.00 for windows dengan metode regresi berganda dapat disimpulkan sebagai berikut: .023 .046 .455 Standardized Coefficients Beta -.002 .246 .357 t 1.814 Sig. .078 -.014 1.481 2.127 .989 .147 .040 2. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan- keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel dari perusahaan manufaktur. Hal ini menyebabkan penelitian belum tentu 44 Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi bisa digeneralisasi pada jenis-jenis perusahaan yang berbeda lainnya. b. Dilihat dari nilai koefisien determinasi yaitu sebesar 5,7%. Hal ini menunjukkan bahwa 5,7% dividend payout ratio dipengaruhi oleh cash position, debt to equity ratio dan return on assets. Sedangkan 94,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dirumuskan dalam model penelitian. Hal ini berarti masih ada variabel lain yang perlu diidentifikasi untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio. 3. Saran a. Pada penelitian ini hanya diambil sampel 10 perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia dengan kurun waktu penelitian selama empat tahun. Penelitian selanjutnya dapat mencoba meneliti dengan sektor perusahaan yang berbeda dan jangka waktu yang lebih panjang agar dapat mempertegas ataupun memberi sanggahan terhadap hasil penelitian ini. b. Pada penelitian ini hanya terbatas pada tiga variabel, yaitu Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return on Assets (ROA). Sedangkan masih banyak variabel yang belum diteliti. Diharapkan peneliti berikutnya menggunakan variabel lain yang dianggap relevan terhadap DPR. Juni 2015 DAFTAR PUSTAKA Ang, Robert, 1997, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (Terjemahan), Mediasoft Indonesia, Jakarta. Brigham, Eugene dan Joel F.Houston, 1989, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 9, Jilid 2, Jakarta, Erlangga. Damarsiwi, Eska P.M, 2006, FaktorFaktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEJ, Skripsi S-1 Program Manajemen UJB, Yogyakarta. Febrijanti, Theresia dan Mujilan, 2013, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 20092011, Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi, Vol. 01, No.02, Hal:13-21, diunduh dari http: scholar.google.com pada tanggal 2 November 2014. Ghozali, Imam, 2002, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 2, Semarang :Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Halim,Abdul dan Sarwoko,1995, Manajemen Keuangan, Edisi 1, Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Hanafi, Mahmud M, 2004. Manajemen Keuangan, Edisi 1, Yogyakarta: BPFE. Helfert, Erich A, 1995, Analisis Laporan Keuangan, Edisi 7, Jakarta: Erlangga. Juni 2015 Chusnul Khotimah dan Sri Yuli Waryati Horne,Van dkk, 1997, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, (Terjemahan), Heru Sutojo, Edisi 9, Jakarta: Salemba Empat. Indrawati M, Elyzabeth, dkk, 2009, Pengaruh profitabilitas dan Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Dividen: studi Empirik pada Emiten Pembentuk Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, Vol.1, No.1, Hal: 70-84, diunduh dari http:// www.google.com pada tanggal 15 November 2014. Lisa Marlina dan Clara danica, 2009, Analisi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Return on Assets Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Manajemen Bisnis, Vol.2, No.1, Hal. 1-6, diunduh dari http: scholar.google.com pada tanggal 20 November 2014. Megawati, Vicky, 2011, Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manaufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi S-1 Program Manajemen UPN Veteran, Yogyakarta, diuduh dari http: repository. upnyk.ac.id pada tanggal 20 November 2014. Nuringsih, Kartika, 2005, Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang, ROA dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividend: Studi 1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.2, No.2, Hal: 45 103-123, diuduh dari http: journal.ui.ac.id pada tanggal 21 November 2014. Putera, Cendikiawan S, 2011, Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Dividend Payout Ratio (pada Perusahaan Manufaktur Periode 2006-2008) Skripsi S-1 Program manajemen UNDIP, Semarang, diunduh dari http: scholar.google.com pada tanggal 24 November 2014. Rejeki, Sutari S, 2011, Pengaruh Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin, Asset Growth, Firm Size, Dan Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio, Skripsi S-1 Program Manajemen UNDIP, Semarang, diunduh dari http://eprints.undip.ac.id pada tanggal 20 November 2014. Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4, Yogyakarta: BPFEUGM. Sabardi, Agus, 1994, Manajemen Keuangan, Jilid 2, Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Sartono, R Agus, 2001, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi 4, Yogyakarta: BPFE. Sudarsi, Sri, 2002, Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Penbankan yang Listed di Bursa efek Jakarta (BEJ), Jurnal Bisnis dan Ekonomi, diunduh dari www. google.co.id pada tanggal 9 November 2014. 46 Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV.Alfabeta. Sutrisno, 2001, Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Publik Indonesia, TEMA, Vol.2, No 1. Tandelilin, Eduardus, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi 1, Yogyakarta: BPFE-UGM. Zaipul, Achmad, 2011. Analisis Cash Position, Growth Potential, Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Firm Size, Investment Terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Sektor barang Konsumen yang Listing di BEI. Jurnal Skripsi, diunduh dari http:// library.gunadarma.ac.id pada tanggal 10 November 2014 Juni 2015 Zulaiha, 2013, Analisis Pengaruh Return on Assets, Debt to Equity Ratio, Cash Position dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratio, Skripsi S-1 Program Manajemen UMY, Yogyakarta. http://junaidichaniago.wordpress.com diunduh pada tanggal 23 Januari 2015. www.britama.com diunduh pada tanggal 20 Desember 2014. www.idx.co.id diunduh pada tangga 18 November 2014.