ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL KEUANGAN DAN RESIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Oleh JAMALUL ABIDIN 087017017/Akt SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL KEUANGAN DAN RESIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Oleh JAMALUL ABIDIN 087017017/Akt SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL KEUANGAN DAN RESIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Nama Mahasiswa : Jamalul Abidin Nomor Pokok : 087017017 Program Studi : Akuntansi Menyetujui Komisi Pembimbing (Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) Ketua Ketua Program Studi (Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak) Anggota Direktur (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc) Tanggal lulus : 07 September 2009 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Telah diuji pada Tanggal : 07 September 2009 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Anggota : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak 1. Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak. 2. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak. 3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak 4. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang yang berjudul : “ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL KEUANGAN DAN RESIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas. Medan, 07 September 2009 Yang Membuat Pernyataan Jamalul Abidin Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 ABSTRAK Analisis fundamental keuangan dan resiko sistematik digunakan untuk menilai kelayakan investasi pada saham karena dapat menghasilkan variabelvariabel yang menentukan harga saham di masa mendatang. Konsep penilaian harga saham dengan analisis fundamental keuangan dan resiko sistematik akan menghasilkan informasi tentang apakah saham tertentu layak dibeli atau tidak layak, dalam penelitian ini difokuskan pada analisis pengaruh faktor-faktor fundamental keuangan dan resiko sistematik terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dilakukan terhadap 30 sampel perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan data time series dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Variabel yang digunakan adalah return on investment (ROI), return on assets (ROA), return on equity (ROE), earning pershare (EPS), price earning ratio (PER), operating profit margin (OPM), book value (BV), payout ratio (b), debt to equity ratio (DER), required rate of return (r) sebagai variabel independen dan harga saham perusahaan (CLP) sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan regresi linear metode stepwise dan regresi linier berganda untuk melihat indikator variabel fundamental keuangan yang lebih berpengaruh dan besarnya kontribusi masing-masing variabel secara individu dan secara simultan dalam mempengaruhi harga saham Hasil pengujian menunjukkan bahwa return on asset (ROA), return on equity (ROE), price earning ratio (PER), payout ratio (PER), debt equity ratio (DER) dan required rate of return (r) tereliminasi dalam proses uji regresi linier metode stepwise karena memiliki pengaruh yang rendah terhadap harga saham. Earning pershare (EPS) mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap harga saham perusahaan consumer goods. Hal ini berarti bahwa earning pershare (PES) merupakan tolok ukur yang lebih baik dalam menilai harga saham perusahaan consumer goods. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa earning pershare (EPS), book value (BV), return on investment (ROI), operating profit margin (OPM) dan beta berpengaruh secara simultan terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, variabel beta tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kata Kunci : Earning Pershare (EPS), Book Value (BV), Return on Investment (ROI), Operating Profit Margin (OPM), Resiko Sistematik (BETA) dan Harga saham (CLP). Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 ABSTRACT The financial fundamental analysis and the systematic risk are used to appraise the suitable investment on stock because it can produce the variables that could determine the stock price in the future. The concept of appraisal stock price with the financial fundamental analysis and the systematic risk will produce the information about the properness of buying stock. This research is focused on the financial fundamental analysis factors affects and the systematic risk to the stock price of the consumer goods company which is registered in Indonesia Stock Exchange. This research takes 30 samples of consumer goods companies which are registered in Indonesia Stock Exchange by using the time series data year 2004 to 2008. The variable that used are return on investment (ROI), return on assets (ROA), return on equity (ROE) earning per share (EPS), price earning ratio (PER), operating profit margin (OPM) book value (BV), payout ratio (b), debt to equity ratio (DER), required rate of return (r) as the independent variable and the company stock price (CLP) as the dependent variable. This research is using the linear regression stepwise method and double linear regression to see the variable indicator of the financial fundamental which is give more influence and big contribution of each variable individually and simultaneous in affected the stock price. The testing result shows that the return on asset (ROA), return on equity (ROE), price earning ratio (PER), payout ratio (PER), debt equity ratio (DER) and required rate of return (r) are eliminated in the process of the linear regression test of the stepwise method because it dominantly influence to the stock price. Earning per share (EPS) has a dominant influence to the stock price of the consumer goods company. It means that earning per share (PES) is the better standard to appraise the stock price of the consumer goods company. The test result is also show that earning per share (EPS), book value (BV), return on investment (ROI), operating profit margin (OPM) and beta simultaneous affected the stock price of the consumer goods company that registered at the Indonesia Stock Exchange and beta variable is not partial significantly affected the stock price of the consumer goods company which is registered at Indonesia Stock Exchange. Keywords : Earning Per Share (EPS), Book Value (BV), Return on Investment (ROI),Operating Profit Margin (OPM), Sistematic Risk (BETA) and Stock Price (CLP) Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala rahmatNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL KEUANGAN DAN RESIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Periode Penelitian 2004 – 2008), untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Magister Sains, pada Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Bantuan, bimbingan, petunjuk, saran dan fasilitas bahkan teguran dari berbagi pihak telah peneliti terima dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, oleh karena itu dengan sepenuh hati peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A.(K)., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai dosen pembimbing utama yang telah banyak meluangkan waktu untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyusun tesis ini. 4. Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam mangarahkan, membimbing dan memberikan saran saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini. 5. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 6. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak. selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini 7. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini. 8. Ir. Joefly J.Bahroeny, MM yang telah banyak membantu baik secara moril maupun materil, khususnya dalam pembiayaan selama menjalani pendidikan. 9. Kepada Rekan sekerja di RSA Group yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan dalam penyelesaian tesis ini. 10. Yang tersayang Ibundaku Masdalifah yang selama ini telah menjadi dasar motivasi bagiku, kakakku dan adik-adikku yang telah memberikan dorongan dalam menyelesaikan tesis ini. 11. Yang tercinta istriku Yeni Susmita, SE, anak-anakku Jihan Nitya Pavita, Fildza Rizki Husna dan Muhammad Fadhli yang menjadi sumber motivasi sejak awal pendidikan hingga penyelesaian tesis ini. 12. Dan pihak-pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu peneliti dalam penyusunan tesis ini. Peneliti menyadari bahwa keterbatasan yang dimiliki untuk menjadikan tesis ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu sangat diperlukan masukan-masukan dan saran-saran yang bersifat membangun dari pembaca. Namun demikian besar harapan peneliti, agar tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Medan, 07 September 2009 Jamalul Abidin Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 RIWAYAT HIDUP 1. Nama : Jamalul Abidin 2. Tempat / Tanggal Lahir : Kisaran / 13 April 1970 3. Pekerjaan : Pegawai Swasta 4. Agama : Islam a. Ayah : Syahmiran Haryanto (Alm) b. Ibu : Masdalifah 6. Alamat : Jl. Ikhlas No. 1 Bromo Ujung Medan 7. Telepon/ HP : 081 163 4882 8. Pendidikan : a. SD : SD Muhammadiyah Kisaran lulus tahun 1983 b. SLTP : SMP Negeri 2 Kisaran lulus tahun 1986 c. SLTA : SMEA Negeri Kisaran lulus tahun 1989 d. Universitas : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, lulus 5. Orang Tua tahun 1993 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 DAFTAR ISI ABSTRAK ……………………………………......................................... ABSTRACT ……………………………………......................................... KATA PENGANTAR ............................................................................... RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... DAFTAR ISI ............................................................................................... DAFTAR TABEL ....................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... Halaman i ii iii v vi viii ix x BAB I 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. PENDAHULUAN .................................................................. Latar Belakang ……………………….......…………………. Rumusan Masalah ……………………….......……………… Tujuan Penelitian ……………………………......………….. Manfaat Penelitian ………………………………......…….... Originalitas …………………………………………......…… 1 1 8 8 8 9 BAB II 2.1. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... Landasan Teori ………………………………………........…. 2.1.1. Faktor Fundamental Keuangan Yang Mempengaruhi Harga Saham … …………………..............…....…... 2.1.2. Resiko Sistematik …………….......…....……………. 2.1.3. Harga saham ……………………….......…………….. Review Peneliti Terdahulu (Theoretical Mapping) …....…..… 10 10 10 25 31 36 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS .......................... 3.1. Kerangka Konsep ….......…………………………......…….. 3.2. Hipotesis Penelitian .………………....…………………..… 40 40 46 BAB IV 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6. 47 47 47 48 49 50 54 2.2. METODE PENELITIAN ...................................................... Jenis Penelitian ………………………………........……….. Lokasi Penelitian …….……………………………........….. Populasi dan Sampel …………………………………......... Metode Pengumpulan Data ……………………………….. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel Metode Analisis Data …………………………………….. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................. 5.1. Hasil Penelitian .................................................................. 5.2. Pembahasan ........................................................................ 63 63 78 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 6.1. Kesimpulan ........................................................................ 6.2. Keterbatasan ....................................................................... 6.3 Saran ................................................................................... 90 90 90 91 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 92 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 DAFTAR TABEL No. Judul Halaman 2.1 Daftar Review Penelitian Terdahulu ............................................ 38 4.1 Daftar jumlah Perusahaan Sampel ............................................... 49 4.2 Defenisi Operasional Variabel ..................................................... 50 4.3 Bentuk Transformasi Data .......................................................... 56 5.1 Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi dari Variabel – Variabel Penelitian Descriptive Statistics ..................................... 64 5.2 Uji Autokorelasi .......................................................................... 71 5.3 Hasil Uji Multikolinearitas -1 ...................................................... 73 5.4 Hasil Uji Multikolinearitas -2 ...................................................... 74 5.5 Hasil Uji Regresi Metode Stepwise Variabel Fundamental Keuangan .................................................................................... 76 5.6 Nilai R Square Hipotesis ............................................................ 79 5.7 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis ........................................... 81 5.8 Uji Hipotesis .............................................................................. 82 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 DAFTAR GAMBAR No. Judul Halaman 3.1 Kerangka Pemikiran Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ........................................ 45 5.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Dilakukan Transformasi ............... 68 5.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Dilakukan Transformasi ................... 69 5.3 Kurva Uji Autokorelasi ................................................................... 71 5.4 Uji Heterokedastisitas ..................................................................... 72 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 DAFTAR LAMPIRAN No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Judul Halaman Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2008 ...................................................... 96 Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan Harga Saham Tahun 2004-2008 . 97 Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan ROI Tahun 2004-2008 .............. 98 Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan ROA Tahun 2004-2008 ............. 99 Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan ROE Tahun 2004-2008 ............. 100 Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan EPS Tahun 2004-2008 .............. 101 Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan PER Tahun 2004-2008 .............. 102 Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan OPM Tahun 2004-2008 ............. 103 Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan BV Tahun 2004-2008 ................ 104 Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan b Tahun 2004-2008 ................... 105 Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan DER Tahun 2004-2008 .............. 106 Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan r Tahun 2004-2008 .................... 107 Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 14. Indonesia, dan Perkembangan β Tahun 2004-2008 ................ 108 Hasil Uji SPSS ........................................................................ 109 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara, hal ini dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus fungsi keuangan (Husnan,2003). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal berfungsi sebagai salah satu sistem mobilitas dana jangka panjang yang efisien bagi pemerintah. Prospek pertumbuhan pasar modal di Indonesia yang demikian pesat ternyata didorong oleh minat investor yang masuk ke pasar modal. Dengan adanya pasar modal, para investor dapat melakukan investasi pada banyak pilihan investasi, sesuai dengan kemampuan menganalisa dan keberanian mengambil resiko dimana para investor akan selalu memaksimalkan return yang dikombinasikan dengan resiko tertentu dalam setiap keputusan investasinya. Teori keuangan secara umum mengatakan apabila resiko suatu investasi meningkat maka disyaratkan tingkat keuntungan yang semakin besar. Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut (Ahmad, 2004). Umumnya investasi dikategorikan atas dua jenis yaitu arus kas dalam asset riil yang bersifat berwujud seperti gedung-gedung, kenderaan dan sebagainya, dan asset finansial atau asset keuangan yang merupakan dokumen (surat-surat) klaim Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 tidak langsung pemegangnya terhadap aktiva riil pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut. Keputusan investasi pada dasarnya menyangkut masalah pengelolaan dana pada suatu periode tertentu, dimana para investor mempunyai harapan untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan dari dana yang diinvestasikan selama periode waktu tertentu. Sebelum mengambil keputusan investasi baru, para investor perlu mengadakan analisa yang cermat. Dalam mengambil keputusan investasi para invenstor mengharapkan hasil yang maksimal dengan resiko tertentu atau hasil tertentu dengan resiko yang minimal terhadap investasi yang dilakukan. Keuntungan investasi sangat tergantung banyak hal, tapi hal yang utama adalah tergantung pada kemampuan atau strategi penanam modal atau investor dalam membaca keadaan dan situasi pasar yang tidak menentu. Bila harga saham naik maka keuntungan yang dimiliki pemodal akan meningkat. Kenaikan harga saham dan permintaan yang tinggi merupakan daya tarik tersendiri bagi perusahaan untuk menerbitkan saham. Penanam modal yang membeli saham berarti mereka membeli prospek suatu perusahaan. Bagi pihak yang kekurangan dana maka pasar modal dapat dijadikan sebagai alternatif dalam penyediaan dana. Bila seorang penanam modal atau investor memutuskan akan menginvestasikan dananya di pasar modal (dengan membeli sekuritas yang diperdagangkan di bursa) maka sebelumnya ia harus percaya bahwa informasi yang diterima investor adalah informasi yang benar, dan tidak ada pihak manapun yang memanipulasi informasi dalam perdagangan tersebut. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Salah satu informasi yang ditentukan pemodal adalah informasi laporan keuangan atau laporan keuangan tahunan. Paling sedikit satu kali dalam setahun perusahaan publik berkewajiban menerbitkan laporan keuangan tahunan kepada para pemodal yang ada di bursa efek. Bagi pemodal, laporan keuangan tahunan merupakan sumber berbagai macam informasi khususnya neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Oleh karena itu, publikasi laporan keuangan perusahaan (emiten) merupakan saat-saat yang ditunggu oleh para pemodal di pasar modal karena dari publikasi laporan keuangan itu para pemodal dapat mengetahui perkembangan emiten, yang digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk membeli atau menjual saham-saham yang dimiliki. Persoalan yang timbul adalah sejauh mana informasi perusahaan publik tersebut mempengaruhi harga saham dipasar modal dan faktor atau variabel apa saja yang menjadi indikator, sehingga perusahaan dapat mengendalikannya dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan nilai saham yang diperdagangkan di pasar modal dapat dicapai. Keputusan investasi bagi para investor mengandung resiko dan ketidakpastian. Pengetahuan tentang resiko merupakan suatu hal yang penting untuk dimiliki oleh setiap investor maupun calon investor. Seorang investor yang rasional, sebelum mengambil keputusan investasi harus mempertimbangkan dua hal, yaitu pendapatan yang diharapkan (expected return) dan resiko (risk) yang tergantung pada jenis investasinya. Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat resiko yang lebih besar dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain seperti obligasi, deposito dan Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 tabungan. Hal ini disebabkan karena pendapatan yang diharapkan dari investasi pada saham bersifat tidak pasti. Tujuan utama investor untuk melakukan investasi adalah untuk memperoleh return (tingkat pengembalian). Semua investor ingin agar investasinya mendapatkan return yang setinggi-tingginya. Akan tetapi kenyataan membuktikan bahwa return dari investasi adalah tidak pasti. Ketidakpastian dari investasi inilah yang dinamakan dengan resiko, yang diukur dengan varian dari return. Resiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan ekspektasi. Pada dasarnya ada dua macam resiko, yaitu resiko tidak sistematik (unsystematic risk) adalah risiko yang bisa dihilangkan dengan membentuk portofolio, dan resiko sistematik (systematic risk) adalah bagian dari resiko sekuritas yang tidak dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio/ didiversifikasi. Resiko sistematik ini dimiliki/melekat pada semua perusahaan, yang disebabkan oleh faktor makro ekonomi misalnya inflasi. Resiko tidak sistematik tidak relevan dalam perhitungan resiko suatu saham karena dapat dihilangkan dengan menambah jumlah kepemilikan saham dari beberapa perusahaan. Dalam pengembangan suatu model yang dinamakan Capital Assets Pricing Model (CAPM), resiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio yang relatif terhadap resiko pasar dinyatakan sebagai beta (β) yang besarnya berbeda untuk masing-masing saham. Beta merupakan kuantitatif yang mengukur sensitivitas keuntungan dari suatu sekuritas dalam merespon pergerakan keuntungan pasar. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Semakin tinggi tingkat beta, semakin tinggi resiko sistematik yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Harga saham dipasar modal ditentukan oleh kekuatan mekanisme pasar berdasarkan kinerja perusahaan atau merupakan cermin keputusan manajemen dalam mengelola perusahaan. Dalam menganalisa saham dapat menggunakan konsep analisis fundamental keuangan . Analisis fundamental keuangan itu adalah suatu analisa yang dilakukan dan ditujukan kepada aspek-aspek yang fundamental di suatu perusahaan yang terjun ke pasar modal atau dapat juga dikatakan suatu analisa yang mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi perusahaan, dengan melihat pada indikator ekonomi terutama yang berkaitan pada penampilan perusahaan seperti volume penjualan, kekayaan dan keuntungan. Konsep pendekatan fundamental menggunakan dasar dari hasil laporan keuangan perusahaan dan perkembangan harga saham di Pasar Bursa Efek. Dasardasar pertimbangan utama adalah faktor-faktor internal dari perusahaan seperti laba perlembar saham, dividen persaham, struktur permodalan, potensi pertumbuhan dan prospek perusahaan di masa mendatang yang menunjukkan kinerja perusahaan (faktor fundamental keuangan) yang mempengaruhi harga saham. karena faktor fundamental keuangan ini beranggapan bahwa investor adalah rasional, sehingga mereka akan mencoba mempelajari hubungan harga saham dengan kondisi perusahaan dengan menggunakan analisis rasio-rasio keuangan perusahaan. Dimana harga saham mewakili nilai perusahaan (Tandelilin,2001). Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Analisis fundamental dapat membantu para investor dan calon investor untuk mengetahui harga suatu saham di Pasar Bursa Efek apakah terlalu mahal ataupun murah, sehingga investor dan calon investor dapat mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham-saham dari masing-masing emiten. Nguyen (2004) menyatakan bahwa analisa fundamental dapat membantu untuk memprediksi pengembalian saham dimasa yang akan datang dan untuk menjelaskan momentum dalam harga-harga saham. Beberapa penelitian terhadap analisa fundamental diantaranya Sunarto (2001), Gunawan (2003), Wu (2005), Ulupui (2006), Indra (2006) dan Violeta (2007). Maniatis (2006) menyatakan bahwa parameter penting dalam menilai resiko suatu saham adalah seperti ukuran perusahaan, price earning ratio, kebijakan dividen suatu perusahaan, dan bagian perspektifnya lainnya. Gunawan (2003) dalam penelitiannya menggunakan variabel return on assets (ROA), return on equity (ROE), book value (BV), payout ratio (b), debt equity ratio (DER), required rate of return (r) dan resiko sistematik (beta) dalam penelitiannya meneliti pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Indra (2006) menggunakan variabel debt equity ratio (DER), return on equity (ROE), earning pershare (EPS), price earning ratio (PER), operating profit margin (OPM) dan resiko sistematik pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Nainggolan (2004) menyatakan bahwa ada beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan yaitu earning pershare (EPS), debt equity ratio (DER), price earning Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 ratio (PER), return on investment (ROI), dan return on equity (ROE). Pada perusahaan sektor properti dan sektor manufaktur, fundamental keuangan dan resiko sistematik berpengaruh terhadap harga saham, artinya para investor masih melihat keterkaitan analisis fundamental keuangan dan resiko sistematik dalam keputusan investasinya. Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada perusahaan sektor consumer goods, dimana perusahaan consumer goods merupakan produsen barang-barang konsumsi yang menjadi kebutuhan utama bagi konsumen dan sektor consumer goods pada umumnya kurang berpengaruh terhadap kondisi ekonomi, artinya perubahan ekonomi tidak banyak mempengaruhi konsumen atas kebutuhannya terhadap produk perusahaan consumer goods. Peneliti ingin meneliti apakah para investor masih melihat keterkaitan analisis fundamental keuangan dan resiko sistematik terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam keputusan investasinya, peneliti akan menggunakan seluruh variabel yang digunakan Gunawan (2003) ditambah dengan variabel yang digunakan oleh Nainggolan (2004) yaitu return on investment (ROI), earning pershare (EPS), price earning ratio (PER), dan ditambah variabel yang telah digunakan oleh Indra (2006) yaitu operating profit margin (OPM). Variabel-variabel tersebut telah digunakan oleh para peneliti sebelumnya sebagai faktor fundamental keuangan dan resiko sistematik yang dihubungkan dengan harga saham. Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan meneliti faktor-faktor fundamental keuangan dan resiko sistematik terhadap harga saham di sektor perusahaam consumer goods di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu peneliti mengambil judul : “ Analisis Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia “ 1.2. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang tersebut di atas, permasalahan yang akan diteliti yaitu: apakah faktor-faktor fundamental keuangan dan resiko sistematik mempengaruhi harga saham di sektor perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan dan parsial ? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh faktor-faktor fundamental keuangan dan resiko sistematik terhadap harga saham di sektor perusahaam consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan dan parsial. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman kepada peneliti tentang pasar modal, khususnya pada sektor perusahaan consumer goods. 2. Investor Hasil penelitian ini dapat membantu investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi di sektor perusahaan consumer goods. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 3. Emiten Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang membantu emiten tentang keadaan dan kondisi perusahaan yang dapat tercermin dalam laporan keuangan perusahaan, serta dapat membantu dalam pembuatan kebijakan yang tepat agar dapat melakukan penjualan sahamnya. 4. Bagi peneliti selanjutnya. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya sesuai dengan topik penelitian ini. 1.5. Originalitas Penelitian ini difokuskan pada pengaruh faktor-faktor fundamental keuangan dan resiko sistematik terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Gunawan (2003), penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu karena objek yang diteliti dan kondisi ekonomi yang relatif berbeda. Objek penelitian Gunawan (2003) adalah sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 1996-2001 sedangkan pada penelitian ini yang menjadi objek adalah perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2008. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Faktor Fundamental Keuangan Yang Mempengaruhi Harga Saham Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitikberatkan pada rasio finansial dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan (http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_fundamental). Sebagian pakar berpendapat teknis analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang. Analisis fundamental yang lebih luas diterima dan diaplikasikan, merupakan proses menentukan nilai perusahaan dengan menganalisis dan menginterpretasikan faktor-faktor kunci untuk ekonomi, industri dan perusahaan. Analisis fundamental berkaitan dengan kinerja perusahaan, tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya . Untuk menganalisis kinerja perusahaan dapat digunakan rasio keuangan, dengan analisis tersebut para analis mencoba memperkirakan return saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran return saham. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio (Wild, Subramanyam, dan Hasley,2004). Praktek bisnis yang nyata masih mengaplikasikan analisa rasio keuangan ini sebagai salah satu model analisis keuangan, meskipun relevansinya tentu bersifat sangat subyektif, tergantung kepada tujuan dan kepentingan masingmasing analis (Bambang,2002). Menurut Nainggolan (2004) ada beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu EPS, DER, PER, ROI dan ROE. a. EPS (Earning pershare) merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per saham merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam struktur modal. Laba per saham telah sejak dulu dihitung dan digunakan oleh para analis keuangan. Perhitungan laba per saham yang mengarah ke masa depan mencoba memberikan informasi mengenai laba per saham yang mungkin akan diperoleh di masa datang. Rumus EPS sebagai berikut : Laba Bersih EPS = ------------------------------Jumlah Lembar Saham (2.1.1.1) b. DER (Debt to equity ratio) Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 merupakan rasio yang mengukur besarnya hutang yang ditanggung melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Debt equity ratio adalah instrumen untuk mengetahui kemampuan ekuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya. Rumus DER sebagai berikut : Total Hutang DER = ----------------------Modal Sendiri (2.1.1.2) c. PER (Price earning ratio) rasio harga dengan penghasilan atau price earning ratio sering digunakan untuk membandingkan peluang investasi. Suatu rasio harga dan penghasilan saham dihitung dengan membagi harga pasar per lembar saham (market price share) dengan penghasilan per lembar saham (PER). Harahap (2002) mengatakan bahwa price earning ratio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Rumus PER sebagai berikut : Harga Saham PER = -----------------------Modal Sendiri (2.1.1.3) d. ROI (Return on investment) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan asset (Kasmir, 2003). Rumus ROI sebegai berikut : Laba Operasi ROI = ---------------------Total Investasi (2.1.1.4) Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 e. ROE (Return on equity) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang ada untuk mendapatkan net income. Rumus ROE sebagai berikut : Laba Bersih ROE = -------------------Modal (2.1.1.5) Husnan (2003) mengemukakan bahwa return saham atau tingkat keuntungan saham lebih tepat disebut sebagai prosentase perubahan harga saham. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham, sebagai berikut : a. Harapan investor terhadap tingkat keuntungan dividen untuk masa yang akan datang. Jika pendapatan atau dividen suatu saham stabil maka harga saham cenderung stabil. Sebaliknya jika pendapatan atau dividen suatu saham berfluktuasi maka harga saham cenderung akan berfluktuasi. b. Tingkat pendapatan perusahaan. Tingkat pendapatan perusahaan yang tercermin dari EPS (earning per share) berhubungan erat dengan peningkatan harga saham. Apabila fluktuasi EPS makin tinggi maka semakin tinggi juga perubahan harga sahamnya. c. Kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian saat ini dan sekarang salah satunya dipengaruhi oleh kondisi perekonomian masa lalu. Apabila kondisi perekonomian stabil dan mantap maka investor optimis terhadap kondisi perekonomian yang akan datang sehingga harga saham cenderung stabil. d. Disamping dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut di atas, harga saham juga dipengaruhi oleh psikologis pembeli, tindakan irasional yaitu ikut-ikutan membeli saham, kondisi perusahaan, tingkat suku bunga, harga komoditas, kondisi perekonomian, faktor investasi, inflasi, permintaan dan penawaran dan sebagainya. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi pengharapan investor adalah kinerja keuangan dari tahun ke tahun. Kinerja keuangan perusahaan dapat menjadi petunjuk arah naik turunnya harga saham suatu perusahaan. Membeli saham adalah membeli sebagian atau suatu kekayaan atau keuntungan perusahaan serta hak-hak lain yang melekat padanya. Oleh karena itu, harga saham lebih banyak ditentukan oleh reputasi atau performance perusahaan itu sendiri dibandingkan faktor-faktor lainnya. Secara umum kinerja keuangan perusahaan ditunjukkan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan yang kemudian di analisis menggunakan rasio keuangan. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Dalam penilaian saham, terdapat beberapa model teoritis yang dapat digunakan terkait dengan analisis fundamental dan analisis teknikal. Namun secara sederhana variabilitas harga saham tergantung pada earning dan deviden suatu perusahaan seperti yang dinyatakan Fuller and Farrell (1987), “key determinant of security price is expectations concerning the firm’s earning and dividends and their associated risk”. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi penilaian terhadap harga saham, baik itu yang bersifat fundamental maupun teknikal. Namun demikian secara sederhana variabilitas harga saham bergantung pada bagaimana earning dan dividend yang terjadi pada perusahaan (Fuller & Farrell,1987). Selanjutnya untuk menurunkan faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi harga saham dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan Gordon yaitu dividend discount model (DDM) yang bersifat constant growth (Jogiyanto,1998) dengan persamaan sebagai berikut : P0 = D1 (r − g ) (2.1.1.6) Dimana: D1 = EPS x b EPS = EAT / Total saham b = Payout ratio = D/EPS P 0 = Harga Saham Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 r = Required rate of return Model (1) disubstitusikan, sehingga menjadi sebagai berikut : P0 = EPS x (b) (r − g ) (2.1.1.7) Dimana: EPS = EAT / Total saham = ROE x (book value) BVS = Equity / Total saham Model (2) disubstitusikan, sehingga menjadi sebagai berikut : P0 = ROE x ( BV ) x (b) (r − g ) (2.1.1.8) Dimana: ROE = EAT / Equity = ROA x (1 + debt equity ratio) Model (3) disubstitusikan, sehingga menjadi sebagai berikut : P0 = ROA x (1 + Debt / Equity ) x ( BV ) x (b) (r − g ) (2.1.1.9) Model (4) menurut Fuller and Farrell (1987), growth rate dapat diturunkan sebagai berikut: g= D1 − D0 D0 (2.1.1.10) Dimana: D 1 = EPS 1 x (payout ratio) D 0 = EPS 0 x (payout ratio) Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Jika payout ratio (b) adalah konstan maka: g= EPS1 − EPS 0 EPS 0 (2.1.1.11) Dimana: EPS 1 = ROE x book value t EPS 0 = ROE x book value t-1 Jika ROE adalah konstan, maka : g= BV1 − BVt −1 BV1 (2.1.1.12) Jika tidak ada penambahan dana (emisi), maka perubahan nilai buku (BV 1 - BV t −1 ) sama dengan EPS 0 – D 0 = EPS 0 x (1-b) maka : g= EPS 0 x (1 − b) EPS 0 = (1 − b) BVt −1 BVt −1 (2.1.1.13) Jadi g = ROE x (1-b) Sehingga model 2, 3, 4 jika disubstitusikan menjadi : P0 = ROA x (1 + Debt / Equity ) x ( BV ) x (b) r − ROE (1 − b) (2.1.1.14) Sedangkan untuk pencarian beta saham terkoreksi dan r diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: Rm = IHSGt − IHSGt −1 IHSGt −1 (2.1.1.15) Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Ri = Pit − Pit −1 − Dit Pit −1 (2.1.1.16) Dimana: Rm = Return market IHSG Pi t = Indeks Harga Saham Gabungan = Harga saham i bulan t Pi t −1 = Harga saham i bulan t-1 Di = Deviden saham i Ri = Return saham i Beta = (n∑ Rm x Ri − ∑ Rm ∑R i ( n ∑ Rm − ( ∑ Rm ) ) 2 2 Model CAPM Æ r = R f + ( beta x (R m - R f )) (2.1.1.17) (2.1.1.18) Dimana: r = Required rate of return Rf = Risk free Rm = Return market Beta = Risiko sistematik Maka dari model-model tersebut di atas dapat ditulis suatu fungsi : Harga saham (P 0 ) = f (ROA, ROE, BV, b, DER, r, beta) Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 dimana ROA (return on asset), ROE (return on equity), BV (book value), b (payout ratio), DER (debt equity ratio) merupakan variabel dari analisis fundamental. Variabel indikator r (required rate of return) dapat dicari menggunakan model CAPM, dan untuk menggambarkan resiko sistematik, yang dimasukkan dalam model analisis adalah variabel beta. CAPM merupakan suatu model yang digunakan untuk menentukan harga suatu asset dengan mempertimbangkan resikonya. Dengan keseimbangan pasar, suatu saham diharapkan untuk memberikan keuntungan sesuai dengan resiko yang tidak bisa dihindarkan / resiko yang sistematik / resiko pasar. Semakin tinggi resiko yang tidak bisa dihindarkan, maka akan semakin tinggi pula keuntungan yang diharapkan dari saham tersebut. Model hubungan antara keuntungan yang diharapkan dengan resiko yang tidak terhindarkan dapat dijelaskan dengan model CAPM. Model ini dikembangkan oleh Sharp dan Litner (Lubis,2008). Sebagian asumsi yang digunakan untuk CAPM juga digunakan untuk pendekatan normatif dalam investasi. Asumsi-asumsi ini adalah sebagai berikut (Lubis,2008) : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Investor mengevaluasi portofolio dengan melihat ekspektasi return dan standar deviasi (sebagai risiko) portofolio untuk satu periode. Investor tidak pernah puas, jadi jika diberi pilihan antara dua portofolio yang identik, mereka akan memilih portofolio yang memberi ekspektasi return yang lebih tinggi. Investor adalah risk averse, jadi jika diberi pilihan antara dua portofolio identik, mereka memilih portofolio dengan standar diviasi yang lebih rendah. Asset individual dapat dibagi tidak terbatas, artinya investor dapat membeli sebagian saham jika investor berminat. Terdapat tingkat bebas risiko dengan investor dapat memberi pinjaman (berinvestasi) atau meminjam uang. Pajak dan biaya transaksi tidak relevan. Asumsi tambahan: Semua investor memiliki satu periode yang sama. Tingkat bunga bebas risiko sama untuk semua investor. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 9. 10. Informasi ini bebas diperoleh dan tersedia secara cepat untuk semua investor. Investor mempunyai ekspektasi yang homogen (homogeneous expectation), artinya mereka memiliki persepsi yang sama dalam hal ekspektasi return, standar diviasi dan kovarian sekurtas. Variabel ROA mewakili efektifitas “earning power” perusahaan yang mencerminkan kinerja manajemen dalam menghasilkan laba bersamaan dengan asset yang ada. Variabel ROE digunakan untuk mengukur pengembalian modal pemilik perusahaan. Variabel BV mengukur nilai buku per lembar saham. Variabel payout ratio menunjukkan prosentase dari pendapatan yang akan dibayarkan pada pemegang saham sebagai cash devident. Variabel DER mewakili proporsi hutang terhadap modal perusahaan. Faktor-faktor di atas sebagai variabel untuk menggambarkan resiko dan return yang akan diterima para pemodal atas investasinya pada saham. Beberapa faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham yakni return on assets (ROA), return on equity (ROE), earning pershare (EPS), price earning ratio (PER), operating profit margin (OPM), book value (BV), payout ratio (b), debt equity ratio (DER), required rate of return (r) dan resiko sistematik (Beta). Return on asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio rentabilitas / profitabilitas yang lainnya. ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara net income after tax (NIAT) terhadap total assets. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar (Robert Ang,1997) Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut : NIAT ROA = ----------------Total Assets (2.1.1.19) Return on equity menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi pemegang saham (earning available for common stockholder’s) agar bisa terlihat seberapa besar kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan laba, maka diperlukan perhitungan laba bersih yang sudah dikurangi dengan biaya bunga dari modal asing (cost of debt) dan pajak perseroan (income tax). Sedangkan modal yang dihitung adalah modal sendiri yang bekerja dalam perusahaan, ROE bisa dihitung dengan formula sebagai berikut : Earnings after Tax and Interest ROE = --------------------------------------Equity (2.1.1.20) Dari sudut pandang investor ROE merupakan salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa mendatang. Dengan mengetahui tingkat ROE, investor dapat menilai prospek perusahaan di masa mendatang. Dengan mengetahui tingkat ROE, investor dapat melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ROE sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diharapkan investor, ROE akan berubah jika earnings after tax atau equity mengalami perubahan. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Dalam menentukan pilihannya, investor biasanya akan mempertimbangkan perusahaan yang mampu memberikan kontribusi ROE yang lebih besar. Bagi investor semakin tinggi ROE menunjukkan resiko investasi kecil. Atau dengan kata lain dikatakan bahwa semakin tinggi ROE akan mengakibatkan beta saham tersebut semakin rendah, sebaliknya bila ROE rendah akan mengakibatkan beta sahamnya semakin tinggi. Informasi earning pershare suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun tidak semua perusahaan mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, besarnya EPS dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan. EPS suatu perusahaan dapat dihitung, sebagai berikut : Earning after Tax (EAT) and Interest EPS = --------------------------------------------Number of share (2.1.1.21) EPS (2.1.1.22) = ROE x Book value per share Earning after Tax and Investment Equity EPS = ----------------------------------------- x -------------------Equity Number of share (2.1.1.23) Informasi price earning ratio mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earnings perusahaan atau dengan kata lain, PER menunjukkan besarnya harga setiap satu rupiah earning perusahaan. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Dengan demikian bisa dikatakan bahwa PER juga merupakan ukuran harga relatif dari saham perusahaan. PER dapat dihitung, sebagai berikut : D1 / E1 PER = ----------k–g (2.1.1.24) Keterangan : D1 / E1 = Tingkat dividend payout ratio yang diharapkan K = Tingkat return yang diharapkan g = Tingkat pertumbuhan yang diharapkan Dari persamaan di atas, ada tiga komponen untuk menghitung PER, yaitu : a. Dividend payout ratio (DPR) yang diharapkan yang menunjukkan besarnya dividen yang akan dibayarkan perusahaan dari total earning yang diperoleh perusahaan b. Tingkat return yang diisyaratkan (k) yang menunjukkan tingkat return yang diisyaratkan investor atas suatu saham, sebagai kompensasi atau resiko yang harus ditanggung investor. Secara matematis tingkat return yang diisyaratkan adalah : k = Rf + Rp (2.1.1.25) Keterangan: K = tingkat return bebas resiko + premi resiko c. Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan (g), yang merupakan fungsi dari besarnya ROE dan tingkat laba ditahan perusahaan. Operating profit margin mengukur prosentase setiap penjualan setelah semua cost and expenses diluar biaya bunga dan pajak. OPM menunjukkan laba murni (pure Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 profit) yang diperoleh dari setiap penjualan. Bagi investor yang diinginkannya tentu adalah operating profit margin. Formula untuk menghitung operating profit margin sudah dikenal luas sebagai berikut : Operating Profit OPM = ----------------------Sales (2.1.1.26) OPM adalah salah satu alat untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan. Tanpa profit, perusahaan tidak akan menarik bagi investor. Oleh karena itu rasio ini sangat penting bagi investor untuk menilai masa depan perusahaan. Dalam memilih investasi saham, investor akan memilih perusahaan yang memiliki OPM yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang hanya memiliki OPM rendah. Bagi investor perusahaan yang memiliki tingkat OPM yang tinggi memberikan indikasi bahwa resiko pada perusahaan tersebut adalah rendah. Dapat dikatakan semakin tinggi OPM akan semakin rendah beta sahamnya, sebaliknya semakin rendah OPM akan mengakibatkan beta sahamnya semakin tinggi. Book value atau nilai buku ekuitas yaitu jumlah lembar saham yang beredar dikali dengan nominal saham. Payout ratio merupakan rasio dari dividen dibagi dengan earning pershare. Setiap sumber dana selalu mempunyai biaya masing-masing yang biasa disebut cost of funds. Pada saat akan digunakan, dana dari luar perusahaan dalam bentuk hutang atau obligasi dan biasanya akan timbul biaya-biaya (cost of debt) yang Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 minimal harus ditanggung adalah sebesar biaya bunga. Sementara jika dari modal sendiri (equity), akan timbul biaya yang tidak kelihatan yang merupakan opportunity cost dari modal tersebut. Mengingat begitu bervariasinya biaya dari luar maupun dari dalam perusahaan, maka perlu dipertimbangkan dengan seksama sebaiknya dari sumber dana mana investasi yang harus dibiayai, karena akan berpengaruh terhadap harga saham di bursa. Formulasi struktur modal itu sendiri adalah sebagai berikut : Total Debt DER = ------------------Equity (2.1.1.27) DER yang semakin besar akan mengakibatkan resiko financial perusahaan yang semakin tinggi. Dengan penggunaan hutang yang semakin besar akan mengakibatkan semakin tingginya resiko untuk tidak mampu membayar hutang. Penggunaan hutang dalam valuta asing juga akan menimbulkan currency risk dimana resiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai mata uang domestik terhadap mata uang negara lain. Investor biasanya selalu menghindari resiko, maka semakin tinggi DER akan mengakibatkan saham perusahaan tersebut semakin dihindari investor, sehingga harga saham akan semakin rendah. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa hubungan DER dengan beta saham adalah positif artinya semakin tinggi tingkat DER akan mengakibatkan semakin tinggi resiko pasar dan sebaliknya tingkat DER yang rendah akan mengakibatkan resiko sahamnya rendah. Terakhir untuk required rate of return (r) akan dihitung dengan menggunakan model CAPM yaitu r = rf + β (rm-rf). Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 2.1.2. Resiko sistematik Resiko (risk) didefenisikan dalam kamus Webster sebagai suatu halangan, gangguan, ekposur terhadap kerugian atau kecelakaan. Jadi resiko diartikan sebagai peluang akan terjadinya suatu peristiwa yang tidak diinginkan (Brigham,2004). Resiko sistematik (systematic risk) adalah bagian dari resiko sekuritas yang tidak dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio/didiversifikasi. Resiko sistematik ini dimiliki/melekat pada semua perusahaan, karena disebabkan oleh faktor makro ekonomi misalnya inflasi dan tingkat suku bunga. Sumber resiko dapat dibagi atas 2 (dua) kelompok yaitu resiko yang sistematik yang merupakan resiko yang mempengaruhi semua (banyak) perusahaan dan resiko tidak sistematik yang merupakan resiko yang mempengaruhi atau (sekelompok kecil) perusahaan. Resiko sistematik menurut Beaver, Kettle dan Scholes (1970) : “A, systematic component reflects common movement of a single security’s return with the average return of all other securities in the market, the larger the value, the greater the riskiness of the security a β of the implies an averages riskiness” Defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa resiko sistematik suatu saham merupakan indikator yang menunjukkan sensitivitas pergerakan return saham terhadap pergerakan return saham-saham lainnya di pasar. Adanya kaitan antara saham individual dengan pasar membawa pemikiran bahwa besarnya resiko sistematik suatu saham seharusnya dapat diperkirakan dari aspek fundamental perusahaan dengan karakteristik pasar. Jika aspek fundamental keuangan tersebut Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 diketahui maka akan sangat membantu investor dalam menganalisa kepekaan pergerakan return saham terhadap pergerakan saham. Faktor-faktor fundamental keuangan merupakan data akuntansi berupa rasio-rasio yang dapat membantu investor untuk memprediksi resiko saham. Parameter yang digunakan dalam mengukur resiko ini adalah beta. Pengertian beta menurut Jones (1996) adalah “Beta a measure of volatility, or relative systematic risck”. Dimana pengertian volatilitas adalah sebagai fluktuasi dari return suatu sekuritas dalam suatu periode tertentu. Jika fluktuasi return sekuritas secara statistik mengikuti fluktuasi return pasar, maka beta dari sekuritas tersebut bernilai 1. Misalnya apabila return pasar naik sebesar 5%, maka investor akan mengharapkan kenaikan return sekuritasnya sebesar 5% pula. Scott et. al. (2000) menyatakan bahwa “Beta a measure stock’s volatility relative to an average stock”. Lain halnya dengan pendapat Brealey, et. al. (2001) yang mendefenisikan “Beta is a sensitivity of a stock’s return to the return on the market portofolio”. Sedangkan menurut Ross et al. (2003) beta adalah “ The amount of systematic risk present a particular risky asset relative to that in an average risky asset”. Dapat disimpulkan bahwa beta adalah pengukur volatilitas suatu resiko sistematik pada sekuritas. Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan titik estimasi yang menggunakan data historis maupun estimasi secara subjektif. Beta historis dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar (return sekuritas dan return pasar). Mengetahui beta masing-masing sekuritas juga berguna untuk pertimbangan memasukkan sekuritas tersebut ke dalam portofolio yang akan dibentuk Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 (Jogiyanto,2000). Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini selanjutnya dapat digunakan untuk mengestimasi beta masa mendatang. Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa beta historis mampu menyediakan informasi tentang beta masa depan (Elton dan Gruber,1994). Bagian dari resiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio yang well-diversified disebut dengan resiko yang dapat didiversifikasi (diversifiable risk) atau resiko perusahaan (company risk) atau resiko spesifik (spesifik risk) atau resiko unik (unique risk) atau resiko yang tidak sistematik (unsystematik risk). Karena resiko ini unik untuk suatu perusahaan, yaitu hal yang buruk terjadi di suatu perusahaan dapat diimbangi dengan hal yang baik terjadi diperusahaan lain, maka resiko ini dapat didiversifikasi di dalam portofolio. Contoh dari diversifiable risk adalah pemogokan buruh, tuntutan dari pihak lain, penelitian yang berhasil atau tidak berhasil dan lain sebagainya. Pengukuran resiko sistematik diwakili oleh nilai beta, karena beta saham merupakan indikator pengukuran resiko sistematik yang mencerminkan sensitivitas saham perusahaan terhadap indikator pasar. Sedangkan bagian yang tidak bisa didiversifikasi disebut dengan dengan nondiversifible atau market risk atau disebut juga sistematic risk (Lubis, 2008). Resiko ini terjadi karena kejadian-kejadian di luar kegiatan perusahaan, seperti inflasi, resesi, dan lain sebagainya. Resiko total (total risk) merupakan penjumlahan dari diversifiable dan nondiversdifiable risk sebagai berikut : Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Resiko total = = = = Resiko dapat di-diversifikasi + Resiko tidak dapat didiversifikasi Resiko perusahaan + resiko pasar Resiko tidak sistematik + resiko sistematik Resiko spesifik (unik) + resiko umum. Metode yang paling banyak digunakan untuk menentukan beta adalah cara penaksiran dengan menggunakan data historis untuk menghitung beta masa itu, yang kemudian dipergunakan sebagai taksiran beta masa datang. Beta untuk tiap saham dapat dihitung dengan menggunakan persamaan regresi dari single indeks model. Saham-saham dengan beta lebih besar dari satu (β > 1) digolongkan sebagai saham-saham agresif (aggressive stock) karena saham melonjak lebih cepat dari pada pasar dalam situasi boom (bull market) sebaliknya jatuh lebih tajam dari pada pasar pada situasi lesu (bear market), saham-saham jenis ini lebih peka sehingga mempunyai resiko yang tinggi. Saham-saham dengan beta kurang dari satu (β < 1) digolongkan sebagai saham defensive (devensive stock), keuntungan saham ini berfluktuasi kurang dari kondisi pasar secara keseluruhan. Saham-saham dengan beta sama dengan satu, merupakan saham-saham netral karena pergerakan return saham sejalan dengan market return. Estimasi besarnya resiko sistematik (β) dihitung dengan menggunakan formula standar (Elton/Gruber, 1994) sebagai berikut : − − ⎡⎛ ⎞⎛ ⎞⎤ − R R R R − ⎜ ⎟ ⎜ ∑ it mt mt ⎟ ⎥ ⎢ it ⎝ ⎠⎝ ⎠⎦ = t =1 ⎣ 2 N ⎡ − ⎛ ⎞ ⎤ R R − ⎜ ⎢ ∑ mt mt ⎟ ⎥ ⎠ ⎦⎥ t =1 ⎣ ⎢⎝ N βi = σ im σ2 m (2.1.2.1) Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Keterangan : βi : σ im : σ 2 im : − R it − : R mt : Resiko sistematik untuk saham i Kovarian antara retrun saham Ri dengan market return Rm . Varian market return. Rata-rata dari return on security Rata-rata dari market return Penggunaan konsep model indeks tunggal dalam menentukan nilai beta memerlukan nilai beta dari saham-saham yang akan dimasukkan ke dalam portofolio. Cara lain adalah dengan menggunakan data historis untuk menghitung beta waktu lalu yang dipergunakan sebagai taksiran beta di masa yang akan datang. Secara sistematik model indeks tunggal adalah sebagai berikut : Ri = α i + β i Rm + ei (2.1.2.2) Keterangan : Ri : Return saham i Rm : Return indeks pasar αi : Bagian return saham i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar βi : Ukuran kepekaan return saham i terhadap perubahan return saham ei : Kesalahan residual Persamaan tersebut hanyalah memecah tingkat keuntungan suatu saham menjadi dua bagian, yaitu yang independent dari perubahan pasar dan yang dipengaruhi oleh pasar. Persamaan di atas juga merupakan persamaan regresi linier sederhana yang dihitung dengan Ri sebagai variabel dependent dan Rm sebagai variabel independent. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Penggunaan model indeks tunggal menghasilkan tingkat keuntungan yang diharapkan, deviasi standar tingkat keuntungan dan covariance antar saham sebagai berikut : 1. Tingkat keuntungan yang diharapkan, E (Ri ) = α i + β i E (Rm ) 2. (2.1.2.3) Varian tingkat keuntungan, σ i 2 = β i 2 σ m 2 + σ ei 2 3. (2.1.2.4) Covarian tingkat keuntungan saham i dan j, σ ei = β i β j σ m 2 (2.1.2.5) Model indeks tunggal menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan terdiri dari dua komponen yaitu α i dan bagian yang berhubungan dengan pasar yaitu β i E (Rm ) . Demikian juga varian tingkat keuntungan terdiri dari dua bagian. Yaitu resiko yang unik (σ ) dan resiko yang berhubungan dengan pasar 2 ei β i 2 σ m 2 , sebaliknya covarian semata-mata tergantung pada resiko pasar. Salah satu alasan penggunaan model indeks tunggal adalah untuk mengurangi jumlah variabel yang perlu ditaksir karena untuk portofolio model indeks tunggal mempunyai karakteristik yaitu bahwa beta portofolio (β p ) merupakan rata-rata tertimbang dari beta saham-saham yang membentuk portofolio tersebut. β p = ∑ X i βi (2.1.2.6) Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Demikian juga alpha portofolio (α p ) adalah, α p = ∑ X i αi (2.1.2.7) Untuk varian portofolio rumusnya adalah sebagai berikut : α p 2 = β p 2 σ m 2 + ∑ X i σ ei 2 2 (2.1.2.8) Resiko yang tidak bisa dihilangkan kalau bentuk portofolio merupakan resiko yang berkaitan dengan β p . Kalau resiko residual dianggap nol, maka resiko portofolio akan mendekati : α p = β p2 σ m2 = β pσ m = σ m [∑ X β ] i i (2.1.2.9) 2.1.3. Harga saham Harga saham atau nilai saham merupakan nilai sekarang dari aliran kas di masa mendatang. Harga saham atau nilai saham dapat ditentukan berdasarkan nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku (book value) merupakan nilai yang tertera dalam neraca yang dihitung dengan cara membagi total seluruh ekuitas atau modal sendiri dengan jumlah lembar saham yang beredar (out standing shares). Harga pasar atau nilai pasar merupakan harga jual saham di pasar. Sedangkan nilai intrinsik atau sering disebut dengan nilai teoritis adalah harga yang ditentukan setelah mempertimbangkan faktor-faktor mempengaruhi nilai saham. Tujuan utama analisis nilai intrinsik adalah untuk mengetahui harga sesungguhnya dari suatu saham pada periode tertentu dengan mempertimbangkan Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 faktor-faktor fundamental keuangan. Dengan mengetahui nilai intrinsik saham, dapat diperoleh apakah suatu saham over price atau under price. Jika saham under price berarti pasar gagal atau tidak menemukan adanya faktor-faktor yang membenarkan harganya harus lebih tinggi artinya nilai sekuritas lebih tinggi dari pada harga jualnya. Namun setelah investor menyadari situasi tersebut misalnya karena manajemen mengumumkan earning pershare lebih tinggi dari yang diharapkan, para investor akan membeli saham, sehingga mengakibatkan harga saham naik. Investor yang membeli saham pada saat under price akan mendapat keuntungan, sebaliknya yang membeli pada saat saham over price akan menderita rugi. Sementara investor yang telah sebelumnya memiliki saham dalam portofolionya, jika saham over price maka investor tersebut akan segera melepas atau menjual sahamnya, dan jika under price akan tetap mempertahankannya. Analisis fundamental keuangan menyatakan bahwa saham memiliki nilai intrinsik (nilai yang seharusnya) tertentu. Analisis ini membandingkan antara nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar saham tersebut sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum (Halim,2005). Nilai intrinsik suatu saham ditentukan oleh faktor-faktor fundamental keuangan yang mempengaruhinya. Pendekatan penilaian harga saham dapat digunakan dengan berbagai model, seperti the zero growth model (model pertumbuhan nol), the constant growth model (model pertumbuhan konstan), the multiple growth model (model pertumbuhan Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 ganda), the finite holding period model dan the price earnings model (Bodi, Kane and Markus, 2005). The Zero-Growth Model (model pertumbuhan nol) mengasumsikan bahwa pertumbuhan dividen pada waktu tak terhingga sama dengan nol, artinya besaran dividen setiap periode adalah sama, yaitu: D0 = D1 = D2 = ..... = D ∞ (2.1.3.1) Dimana D adalah besaran dividen. Nilai sekarang dari dividen dengan model pertumbuhan nol adalah: V= ∞ ∞ D0 D 1 D = 1 = ∑ 0∑ t t k t =1 (1 + k ) t =1 (1 + k ) (2.1.3.2) Dimana k adalah tingkat diskonto bebas resiko dari arus kas atau dividen. Substitusi nilai saham (V) dengan harga pasar saham (P) sekarang, fairly price, maka tingkat diskonto bebas resiko atau internal rate of return adalah: k= D1 P (2.1.3.3) Persamaan (2.1.3.3) menjelaskan bahwa semakin tinggi dividen,maka nilai saham akan semakin tinggi, sebaliknya, semakin tinggi tingkat diskonto bebas resiko akan mengakibatkan nilai saham yang semakin rendah. Jika V > P, maka kondisi ini disebut underprice dan menjadi signal yang baik untuk membeli saham. Sebaliknya, jika V < P maka kondisi ini disebut overprice atau signal untuk menjual saham. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 The constant growth model (model pertumbuhan konstan) mengasumsikan bahwa pertumbuhan dividen pada waktu tak terhingga adalah konstan, artinya pertumbuhan dividen sama setiap periode sampai waktu tak terhingga, yaitu: Dt = Dt − 1(1 + g ) t = D0 (1 + g ) t (2.1.3.4) Dimana g adalah pertumbuhan dividen konstan. Nilai sekarang dari dividen dengan model pertumbuhan nol adalah: ∞ D0 (1 + g ) t ⎛ 1+ g ⎞ (1 + g ) t ⎟⎟ = V =∑ D = D0 ⎜⎜ ∑ 0 t t (1 + k ) t =1 t =1 (1 + k ) ⎝k −g⎠ ∞ (2.1.3.5) Persamaan (2.1.3.5) menjelaskan bahwa semakin tinggi dividen dan pertumbuhan dividen, maka nilai saham akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin tinggi tingkat diskonto bebas resiko, maka semakin rendah nilai saham. The Multiple-Growth Model mengasumsikan bahwa pertumbuhan dividen konstan sampai periode waktu T, dan setiap investor dapat meramalkan waktu T, yaitu: T Vt − = ∑ t =1 ⎛ 1 Dt ⎛ 1 ⎞ ⎟⎟, dan VT + = VT ⎜⎜ , VT = D T +1 ⎜⎜ t t (1 + k ) ⎝k −g⎠ ⎝ (1 + k ) ⎞ ⎟⎟ ⎠ (2.1.3.6) Dari persamaan (2.1.3.6) diperoleh bahwa nilai saham (V) merupakan penjumlahan nilai saham VT- dan VT+, yaitu: T V = VT − + VT + = ∑ t =1 Dt DT +1 + t (1 + k ) (k − g )(1 + k ) T (2.1.3.7) Persamaan (2.1.3.7) menjelaskan empat faktor penting dalam penilaian saham, yaitu dividen pada periode t, dividen periode t+1, tingkat diskonto bebas Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 resiko dan tingkat pertumbuhan dividen konstan. Semakin tinggi dividen dan pertumbuhan dividen konstan dan semakin lama memegang saham, maka semakin tinggi nilai saham. Sebaliknya semakin tinggi tingkat diskonto bebas resiko, maka semakin rendah nilai saham. The Finite Holding Period Model mengasumsikan bahwa investor memegang saham dengan waktu terbatas. Arus kas pembelian saham diharapkan dapat ditutupi oleh arus kas dividen dan arus kas penjualan saham periode berikutnya, yaitu: V = ∞ Dt D D1 + P1 , dim ana P1 = 2 + ... = ∑ t −1 1+ k 1+ k t = 2 (1 + k ) (2.1.3.8) Persamaan (2.1.3.8) menjelaskan bahwa semakin tinggi dividen dan ekspektasi harga, maka nilai saham akan semakin tinggi, dan sebaliknya semakin tinggi tingkat diskonto bebas resiko, maka nilai saham akan semakin rendah. Keempat model penilaian saham di atas belum menunjukkan hubungan yang eksplisit antara nilai saham dengan informasi laporan keuangan. Penjelasan hubungan secara eksplisit antara nilai saham dengan informasi laporan keuangan sangat penting untuk menjelaskan pembentukan harga saham. Untuk itu digunakan model rasio harga terhadap laba atau disebut dengan the price – earning ratio model. The priceearning model menyatakan bahwa harga saham dan tingkat keuntungan saham ditentukan oleh rasio selisih harga jual dan harga pembelian saham ditambah dividen dengan harga pembelian, yang dirumuskan dengan: P1 = P1 E1 x E1 (2.1.3.9) Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Dimana E1 adalah ekspektasi earnings pershare, sehingga ekspektasi dividen per lembar saham merupakan perkalian antara dividend payout ratio dengan earnings per share, yaitu: Dt = Pt x Et (2.1.3.10) Dari persamaan (2.1.3.10) ditunjukkan bahwa nilai saham sampai waktu tak terhingga merupakan perkalian antara dividend payout ratio (p t= Dt/Et) dan earnings pershare, yaitu: ∞ V =∑ t =1 pt Et (1 + k ) t (2.1.3.11) Earnings pershare periode t merupakan perkalian antara earnings pershare periode t-1 dengan tingkat pertumbuhan dividen pada periode t. 2.2. Review Peneliti Terdahulu (Theoretical Mapping) Sunarto (2003) meneliti tentang pengaruh rasio profitabilitas dan leverage terhadap return saham perusahaan manufaktur di BEJ. Dengan menggunakan regresi linier berganda menunjukkan hasil uji hipotesis bahwa rasio profitabilitas (ROA dan ROE) dan leverage (DTA) signifikan mempengaruhi return saham di BEJ untuk periode 1998/1999 dan 1999/2000. Hasil Penelitian Nguyen (2004) dengan menggunakan metode F-score hasil penelitiannya menunjukkan bahwa analisis fundamental memiliki korelasi yang signifikan terhadap return saham, dan saham dengan nilai pasar atau nilai buku tinggi menyediakan resiko dan reward mereka sendiri sementara ukuran terlihat bermanfaat Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 bagi perusahaan besar ketimbang perusahaan kecil, dimana bertolak belakang dengan bukti yang dilaporkan Banz (1981) untuk pasar Amerika. Hasil penelitian Gunawan (2003) menyatakan bahwa hanya faktor fundamental book value (BV) yang mempengaruhi harga saham properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta secara parsial, sedangkan faktor fundamental yang lainnya berpengaruh secara bersama-sama. Hasil penelitian WuWei dan Xu Jiuping (2005) dengan menggunakan variabel SMI, RRS, NAPS, CR, NOS, MBG, IT, NAIR and NCFS menunjukkan bahwa harga saham di masa yang akan datang dapat diprediksi secara signifikan dengan menggunakan pendekatan jaringan neural. Hasil Penelitian Ulupui (2006) menunjukkan bahwa variabel current ratio, return on asset memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan debt equity ratio menunjukkan hasil yang positif tetapi tidak signifikan, dan total asset turn over menunjukkan hasil yang negatif dan tidak signifikan. Hasil Penelitian Indra (2006) menyatakan bahwa faktor-faktor fundamental seperti DER, ROE, EPS, PER dan OPM mempunyai pengaruh terhadap resiko sistematis beta, hal ini terjadi karena banyak perusahaan yang memiliki tingkat DER yang tinggi sementara tingkat ROE nya rendah. Hasil Penelitian Maniatis (2006) menunjukkan bahwa koefisien resiko beta adalah relatif, tidak dapat mengestimasi resiko saham terhadap semua sumber ketidakpastian. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Violeta (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa Fundamental analysis dan Technical analysis berpengaruh secara simultan terhadap harga saham. Mozana (2008) dengan menggunakan variabel ROE, DER, NBV, DPR, GTH, KSS dan harga saham perusahaan (CLP) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa NBV mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. ROE, DER, NBV, DPR, GTH dan KSS berpengaruh secara simultan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tabel 2.1 Daftar Review Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisa Data Hasil Penelitian 1 Sunarto (2001) Analisis Faktor Fundamental Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Jakarta. ROA, ROE,Rasio Leverage dan Return Saham. Regresi berganda (multiple regression) dengan uji hipotesis T-test dan F-test pada level of significance 5% ( α = 0.05). Rasio profitabilitas (ROA dan ROE) dan leverage (DTA) signifikan mempengaruhi return saham di BEJ periode 1998/1999 dan 1999/2000 2 Nguyen Pascal (2004) Fundamental analysis and stock return : Japan 19932003 ROA, ΔROE Uji F-score 3 Gunawan Yanny Widiastuty (2003). Analisis Faktor Fundamental Dan Risiko Sitematik Terhadap Harga Saham Properti Di BEJ ROA,ROE,BV,Payout Ratio,DER,Required Rate of Return dan resiko sistematik (beta) Faktor fundamental ROA,ΔROAdan ΔROE memiliki korelasi yang signifikan terhadap return saham. Secara empiris faktor fundamental (ROA, ROE,BV,b,DER,r) dan resiko sistematik (beta) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham secara bersama-sama. Dan hanya variebel book value (BV) yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham secara parsial. ΔROA and Regresi berganda dengan menggunakan uji BLUE Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 lanjutan tabel 21…………. No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisa Data 4 Wu Wei, Xu Jiuping (2005) SMI, RRS, NAPS, CR, NOS, MBG, IT, NAIR and NCFS Pendekatan jaringan Neural Analisis fundamental dapat memprediksi pergerakan harga saham dimasa depan secara signifikan. 5 Ulupui IG.K.A (2006) Current Ratio, Return on Asset, Debt Equity Ratio dan Total Asset Turn Over Regresi berganda dengan menggunakan uji-F dan uji t-statistik Current ratio dan return on asset memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan debt equity ratio menunjukkan hasil yang positif tetapi tidak signifikan, dan total asset turn over menunjukan hasil yang negatif dan tidak signifikan. 6 Indra Zubaidi (2006) DER, ROE, EPS, PER, OPM dan Resiko Sistematis Beta Regresi linier sederhana 7 Maniatis Paraschos (2006) Fundamental Analysis of Stock Price by artificial neural network model based on rough set theory Analisis Pengaruh Rasio Likwiditas , Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Study Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ Faktor-faktor Fundamental Keuangan Yang Mempengaruhi Resiko Saham Beta Risk Estimation In Stocks The Firm’s size, The price-earning ratio, The dividend policy of the firm, its part and perspectives Regresi dengan menggunakan analysis faktor 8 Violeta Achim Monica (2007) Mozana Amin (2008) Fundamenatal Analysis (MC, EPS,PER, PBR and PSR) and Technical analysis ROE,DER,NBV, DPR, GTH, KSS dan harga saham perusahaan (CLP) Analisa rasio dan analisa trend 9 Financial Analysis Of Companies On The Capital Market Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Tarhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Faktor fundamental DER,ROE,EPS,PER dan OPM mempunyai pengaruh terhadap resiko sistematik beta. Koefisien resiko beta adalah nilai relatif, tidak dapat mengestimasi resiko saham terhadap semua sumber ketidakpastian. Fundamental analysis dan technical analysis berpengaruh secara simultan terhadap harga saham NBV mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap harga saham. ROE, DER, NBV, DPR, GTH dan KSS berpengaruh secara simultan terhadap harga saham A. Regresi Linier Berganda Hasil Penelitian Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konsep untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor fundamental keuangan dan resiko sistematik terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang go public di Bursa Efek Indonesia dapat digambarkan sebagaimana ditunjukkan Gambar 3.1. Dari jumlah variabel terdapat 1 (satu) variabel terikat, yaitu harga saham perusahaan Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia, dan variabel bebasnya adalah fundamental keuangan dan resiko sistematik, sebagai indikator variabel dari fundamental keuangan yaitu return on investment (ROI), return on asset (ROA), return on equity (ROE), earning pershare (EPS), price earning ratio (PER), operating profit margin (OPM), book value (BV), payout ratio (POR), debt equity ratio (DER), required rate of return (RRR). Variabel-variabel tersebut digunakan berdasarkan : 1. Variabel-variabel yang digunakan dari penelian yang direflikasi. Dalam peneliatiannya (Gunawan,2003) menggunakan variabel ROA, ROE, BV, payout ratio, DER dan required rate of return sebagai variabel bebasnya. 2. Dari landasasan teoritis, menurut Nainggolan (2004) ada beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu EPS, DER, PER, ROI dan ROE. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 3. Indra (2006) pada penelitian terdahulu menggunakan variabel OPM dalam penelitiannya menganalisis faktor-faktor fundamental keuangan yang mempengaruhi resiko saham. Asosiasi variabel independen pada penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.1. 1. Pengaruh operating profit terhadap Total Investasi. Meningkatnya ROI akan menunjukkan kinerja yang semakin baik bagi perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan assetnya. 2. Pengaruh net income after tax terhadap Total asset. Meningkatnya ROA akan menunjukkan kinerja yang semakin baik karena tingkat kembalian semakin besar (Robert Ang,1997). 3. Pengaruh earning after interest and tax terhadap equity. Meningkatnya ROE akan meningkatkan kepercayaan penyandang dana (investor dan kreditor) dalam menanamkan dananya ke perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan investor maupun kreditor terhadap perusahaan maka harga saham di pasar modal diprediksikan meningkat. 4. Pengaruh earning after tax terhadap number of share. EPS menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagi kepada semua pemegang saham. Informasi ini dapat menarik perhatian dan kepercayaan para investor dan calon investor. 5. Pengaruh price of share terhadap equity. PER menunjukkan besarnya harga setiap satu rupiah earning perusahaan. PER dapat memberikan informasi ukuran harga relatif dari saham perusahaan. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 6. Pengaruh operating profit terhadap sales. OPM adalah salah satu alat untuk mengukur propitabilitas suatu perusahaan. Dalam memilih investasi saham, investor akan memilih perusahaan yang memiliki OPM yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang memiliki OPM yang lebih rendah. 7. Pengaruh equity terhadap number of share. BV menunjukkan nilai perlembar saham. Informasi ini akan mampu menarik kepercayaan para investor serta mendorong naiknya harga saham. 8. Pengaruh divident terhadap earning pershare. Tingkat payout ratio dapat menarik kepercayaan investor sehingga dapat mendorong naiknya harga saham. 9. Pengaruh total debt terhadap equity. Meningkatnya DER akan mengakibatkan resiko financial semakin tinggi, demikian sebaliknya bahwa menurunnya DER akan menarik kepercayaan investor maupun kreditor yang juga dapat meningkatkan harga saham. 10. Pengaruh required rate of return Informasi required rate of return merupakan informasi yang sangat penting bagi para investor. Semakin tinggi tingkat return akan semakin dapat menarik kepercayaan bagi para investor. Pengukuran resiko sistematik diwakili oleh nilai beta, karena beta saham merupakan indikator pengukuran resiko sistematik yang mencerminkan sensitivitas saham perusahaan terhadap indikator pasar. Indeks beta ditentukan dengan cara Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 membandingkan covariance pasar. Secara sistematik model yang digunakan adalah metode indeks tunggal dengan rumus : Ri = α i + β i Rm + ei (3.1.1) Keterangan : Ri : Tingkat keuntungan saham individual masa depan Rm : Tingkat keuntungan indeks pasar αi : Nilai yang menunjukkan nilai pengharapan dari bagian tingkat saham i yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar atau αi adalah resiko tidak sistematik. βi : Parameter yang mengukur perubahan yang diharapkan pada Ri kalau terjadi perubahan Rm atai βi adalah resiko sistematik. ei : Menunjukkan elemen acak dari bagian tingkat keuntungan saham i yang dapat dipengaruhi oleh perubahan pasar e(ei) = 0 Alasan penggunaan model indeks tunggal adalah untuk mengurangi jumlah varabel yang perlu ditaksir karena untuk portofolio model indeks tunggal mempunyai karakteristik yaitu bahwa beta portofolio (βp) merupakan rata-rata tertimbang dari beta saham-saham yang membentuk portofolio tersebut. Pendekatan penilaian harga saham yang digunakan adalah model The Zero- Growth Model (model pertumbuhan nol) yang mengasumsikan bahwa pertumbuhan dividen pada waktu tak terhingga sama dengan nol, artinya besaran dividen setiap periode adalah sama, yaitu: D0 = D1 = D2 = ..... = D ∞ (3.1.2) Dimana D adalah besaran dividen. Nilai sekarang dari dividen dengan model pertumbuhan nol adalah: Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 V= ∞ ∞ D0 D 1 = 1 = D ∑ 0∑ t t k t =1 (1 + k ) t =1 (1 + k ) (3.1.3) Dimana k adalah tingkat diskonto bebas resiko dari arus kas atau dividen. Substitusi nilai saham (V) dengan harga pasar saham (P) sekarang, fairly price, maka tingkat diskonto bebas resiko atau internal rate of return adalah: k= D1 P (3.1.4) Persamaan menjelaskan bahwa semakin tinggi dividen,maka nilai saham akan semakin tinggi, sebaliknya, semakin tinggi tingkat diskonto bebas resiko akan mengakibatkan nilai saham yang semakin rendah. Jika V > P, maka kondisi ini disebut underprice dan menjadi signal yang baik untuk membeli saham. Sebaliknya, jika V < P maka kondisi ini disebut overprice atan signal untuk menjual saham. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN Indikator Variabel Independen ROI = OP/TI ROA = NIAT/TA ROE = EAT / E EPS = EAT/NS PER = PS/E FUNDAMENTAL KEUANGAN (X 1 ) OPM = OP/S BV = E/NS H HARGA SAHAM (Y) POR = D/EPS DER = D/E RRR Gambar 3.1. RESIKO SISTEMATIK (BETA) (X 2 ) Kerangka Pemikiran Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terfdaftar di Bursa Efek Indonesia Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 3.2 Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis penelitian sebagai berikut : ” Faktor-faktor fundamental keuangan dan resiko sistematik berpengaruh terhadap harga saham perusahaan consumer goods secara simultan dan parsial.” Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Berdasarkan perspektif tujuan penelitian, maka penelitian dapat dibedakan atas 3 jenis (Erlina, 2007) : 1. Studi Eksplorasi (Eksploration Study) Studi ini disebut juga studi penjajakan yaitu studi yang bertujuan untuk memahami karakteristik fenomena atau masalah yang diteliti. 2. Studi Deskriptif (Descriptive Study) Studi deskriptif adalah penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh oleh peneliti dari subyek berupa individu, organisasional, industri, atau perspektif yang lain. 3. Pengujian Hipotesis (Hypotheses Testing). Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Tipe hubungan antar dua variabel atau lebih dapat berupa hubungan korelasional, komparatif dan sebab akibat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan pengujian hipotesis, yaitu metode yang mendiskripsikan (mengambarkan) secara umum harga saham perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian dan menghubungkan faktor independen dan faktor dependennya, kemudian mengambil suatu kesimpulan khusus. 4.2. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi Ditetapkannya Bursa Efek Indonesia pada Bursa Efek Indonesia (BEI). sebagai tempat penelitian dengan Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 mempertimbangkan bahwa Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu sentral penjualan saham perusahaan yang go public di Indonesia. 4.3. Populasi dan Sampel Menurut Arikunto (2002) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2004 – 2008 yang berjumlah 35 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu, (Cooper,2006). Untuk memenuhi tujuan dan manfaat penelitian maka kriteria pemilihan sampel perusahaan consumer goods harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan dimaksud mempunyai laporan keuangan yang diaudit selama periode pengamatan pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. 2. Memiliki data harga pasar saham selama periode pengamatan pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. 3. Perusahaam consumer goods yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004 sampai dengan tahun 2008 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Jumlah perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah : Tabel 4.1. Daftar Jumlah Perusahaan Sampel No 1 2 Keterangan Jumlah perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI periode tahun 2004 sampai tahun 2008 Jumlah anggota perusahaan populasi yang terkoreksi oleh kreteria kelengkapan laporan keuangan, data harga pasar saham dan keaktipan saham selama periode tahun 2004 sampai 2008 Jumlah Perusahaan Sampel Jumlah 35 (5) 30 4.4. Metode Pengumpulan Data Sesuai dengan jenis data yang digunakan yaitu data sekunder dan teknik sampling yang digunakan, maka pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui Capital Market Directory periode tahun 2004 sampai dengan 2008. Data sekunder yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Data return on investment tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 2. Data return on asset tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 3. Data return on equity tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 4. Data earning pershare tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 5. Data price earning ratio tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 6. Data operating profit margin tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. 7. Data book value tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 8. Data payout ratio tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 9. Data debt equity ratio tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 10. Data required rate of return tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 11. Data resiko sistematik yang dinilai dengan nilai beta saham tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 4.5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel Tabel 4.2. Definisi Operasional Variabel Jenis Variabel Variabel Independen Nama Variabel 1. Faktor-faktor Fundamental. Indikator : - ROI - ROA - ROE - EPS - PER - OPM - BV - POR - DER - RRR Variabel Dependen 2. Beta CLP Definisi Variabel Skala Pengukuran Rasio laba operasi terhadap total aktiva tetap Rasio laba setelah pajak terhadap total aktiva. Tingkat pengembalian ekuitas atas perolehan laba bagi pemegang saham selama periode akuntansi Rasio laba sebelum pajak terhadap jumlah lembar saham Rasio harga saham terhadap equity. Rasio laba operasi terhadap penjualan Rasio ekuitas terhadap jumlah lembar sahan saham Nilai Dividen terhadap earning pershare Rasio utang terhadap total ekuitas yaitu perbandingan total utang terhadap ekuitas Required rate of return Rasio Nilai beta saham. harga saham pada waktu penutupan (Closing Price) aktivitas di Bursa Efek Indonesia yang datanya diambil per 31 Desember Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Metode pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel terikat/dependen (Y) Variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel dependen adalah harga saham penutup per tahun, hal ini disebabkan karena harga saham dapat berubah-ubah yang disebabkan banyak faktor, atau dengan kata lain tergantung dari variabel lain. Data mengenai harga saham diukur dengan satuan rupiah. 2. Variabel bebas/independen (X 1 ) Variabel bebas adalah variabel yang tidak dapat dipengaruhi oleh variabel lain, yang termasuk variabel bebas dalam penelitian ini adalah fundamental keuangan, dengan faktor-faktor indikator variabel sebagai berikut : a. Return on investment (ROI) Return on investment menggambarkan kemampuan perusahaan memperoleh laba operasi dengan memanfaatkan asset yang dimilikinya, dapat diukur dengan : Laba Operasi ROI = ----------------------Total Investasi (4.5.1) b. Return on asset (ROA) Return on asset menggambarkan kinerja yang semakin baik, dapat diukur dengan : Laba Bersih Setelah Pajak ROA = -------------------------------------Total Aktiva (4.5.2) Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 c. Return on equity (ROE) Return on equity menggambarkan kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham, dapat diukur dengan : Laba Setelah Pajak ROE = -------------------------------Ekuitas (4.5.3) d. Earning pershare (EPS) Earning pershare menggambarkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan, dapat diukur dengan : Laba Setelah Pajak EPS = --------------------------------Jumlah Lembar Saham (4.5.4) e. Price earning ratio (PER) Price earning ratio menggambarkan besarnya harga setiap satu rupiah earning perusahaan, dapat diukur dengan : Harga Saham PER = ---------------------Ekuitas (4.5.5) f. Operating profit margin (OPM) Operating profit margin menggambarkan laba murni yang diperoleh dari setiap penjualan, dapat diukur dengan : Laba Operasi OPM = ----------------------Penjualan (4.5.6) Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 g. Book value (BV) Book value menggambarkan nilai perlembar saham, dapat diukur dengan : Modal BV = -----------------------------Jumlah Lembar Saham (4.5.7) h. Payout ratio (POR) Payout ratio menggambarkan nilai dividen perlembar saham, dapat diukur dengan : Dividen POR = -----------------EPS (4.5.8) i. Debt equity ratio (DER) Debt equity ratio menggambarkan bagian dari setiap rupiah modal dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang, dapat diukur dengan : Total Hutang DER = ----------------------Equitas (4.5.9) j. Required rate of return (RRR) Required rate of return dapat di hitung dengan menggunakan model CAPM k. Resiko sistematik (X 2 ) Pengukuran resiko sistematik diwakili oleh nilai beta saham yang dikoreksi, karena beta saham merupakan indikator pengukuran resiko sistematik yang Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 mencerminkan sensitivitas saham perusahaan terhadap indikator pasar. Beta saham akan dihitung dengan menggunakan metode indeks tunggal : Ri = α i + β i Rm + ei (4.5.10) Dimana : Ri : Return saham i Rm : Return indeks pasar α i : Bagian return saham i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar β i : Ukuran kepekaan return saham i terhadap perubahan return saham ei : Kesalahan residual 4.6. Metode Analisis Data Untuk memperoleh nilai yang tidak bias dan efisien dari model persamaan linier, maka haruslah memenuhi asumsi-asumsi klasik yang mendasari model linier (Gujarati, 2003), melalui uji asumsi klasik. Setelah data memenuhi asumsi klasik, maka data layak dianalisis lebih lanjut untuk pengujian hipotesis dengan analisis regresi linier. 1. Uji Asumsi Klasik Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Penyimpangan asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji heterokedastisitas dan multikolinearitas yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 a. Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi dalam penelitian, antara variabel dependen dengan variabel independen keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk dapat dianalisis data harus berdistribusi normal atau mendekati normal. Cara mendeteksi normalitas adalah dengan pengamatan melalui nilai residual. Cara lain adalah dengan melihat distribusi dari variabel-variabel yang akan diteliti. Jika variabel tidak berdistribusi secara normal (menceng kekiri atau menceng kekanan) maka hasil uji statistik akan terdegradasi. Normalitas suatu variabel umumnya dideteksi dengan grafik atau uji statistik sedangkan normalitas nilai residual dideteksi dengan metode grafik. Secara statistik ada dua komponen normalitas yaitu skewness dan kurtosis. Skewness berhubungan dengan simetris distribusi. Skewed variabel (variabel menceng) adalah variabel yang nilai mean-nya tidak di tengah-tengah distribusi. Sedangkan kurtosis berhubungan dengan puncak dari suatu distribusi. Jika variabel terdistribusi secara normal maka nilai skewness dan kurtosis sama dengan nol (Ghozali dalam Pratisto, 2009). Normalitas variabel dideteksi juga dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan cara melihat nilai probabilitas signifikan yang bernilai diatas nilai 0.05 maka data berdistribusi normal dan selain itu juga dengan metode grafik histogram data. Jika data tidak berdistribusi normal, maka dapat dilakukan transformasi agar menjadi normal. Untuk menormalkan data harus diketahui terlebih dahulu bagaimana bentuk grafik histogram dari data yang ada apakah moderate positive Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 skewness, subtansial positive skewness, severe positive skewness dengan bentuk L dan sebagainya. Dengan mengetahui bentuk grafik histogram data, maka dapat ditentukan bentuk transformasinya. Berikut ini bentuk transformasi yang dapat dilakukan sesuai dengan grafik histogram. Tabel 4.3. Bentuk Transformasi Data Bentuk Grafik Histogram Bentuk Transformasi Moderate positive skewness SQRT (x) atau akar kuadrat Subtansial positive skewness LG10(x) atau logaritma 10 atau LN Severe positive skewness dengan bentuk L 1/x atau inverse Moderate negative skewness SQRT (k-x) Subtansial negative skewness LG10 (k-x) Severe negative skewness dengan bentuk L 1/(k-x) Sumber: Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Dimana k adalah konstanta yang berasal dari setiap skor dikurangkan sehingga skor terkecil adalah 1 (Ghozali dalam Pratisto,2009). Setelah dilakukan transformasi data maka, normalitas data dilihat kembali dengan menggunakan metode grafik normalitas P-P Plot dengan aturan melihat sebaran data yang mengikuti garis diagonal maka data berdistribusi normal atau mendekati distribusi normal. b. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi antar anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data time series) atau ruang (seperti dalam data cross sectional). Adanya autokorelasi dalam model regresi artinya ada korelasi Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time series (Algifari, 2000). Cara mendeteksi adanya gejala autokorelasi adalah dengan melihat nilai Durbin-Watson (DW). Asumsi penggunaan analisis DW ini jika digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama dan model regresi yang ada mempunyai intercept (constant) serta tidak terdapat variabel lagi. Penggambilan keputusan bila menggunakan uji DW adalah sebagai berikut: 1. Nilai DW terletak di antara du dan 4-du maka autokorelasi sama dengan nol, dan dapat diartikan tidak ada autokorelasi. du < DW < 4-du. 2. Nilai DW terletak di bawah lower boud (dl), maka akan mempunyai koefisien korelasi lebih besar dari nol dan memiliki autokorelasi positif. 3. Nilai DW > (4-dl), maka koefisien korelasi kurang dari nol, sehingga memiliki autokorelasi negatif. 4. Nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau terletak antara (4-du) dan (4-dl) sehingga hasilnya tak dapat disimpulkan. Cara untuk mengatasi autokorelasi diantaranya adalah dengan menggunakan metode Hidrent-Lu, yaitu jika menemukan autokorelasi yang positif atau negatif dari model yang ditelitinya maka dapat menggunakan ρ dimulai dari -0.9, -0.8,…, 0.8, 0.9. Untuk setiap nilai ρ yang di coba, dilakukan proses transformasi yang diikuti dengan perhitungan regresi yang bersangkutan. Dari setiap hasil regresi kemudian diperoleh dan yang terbaik adalah melihat jumlah kuadrat yang terkecil (sum of square residuals) dari model regresinya (Arief, 2006). Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 c. Uji Heterokedastisitas Menurut Santoso (2002), pengujian heterokedastisitas dilakukan dalam sebuah model regresi, dengan tujuan bahwa apabila suatu regresi tersebut terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari setiap pengamatan. Jika varians residual dari pengamatan ke pengamatan heteroskedastisitas. Dalam perhitungan lainnya berbeda heteroskedastisitas maka dapat disebut dilakukan dalam banyak model salah satunya adalah menggunakan chart (diagram pencar), dengan dasar pemikiran bahwa: a. Jika ada pola tertentu, terdapat titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk suatu pola yang beraturan (bergelombang, kemudian menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar keatas dan di bawah nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. d. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terdapat hubungan yang sempurna antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi (Gujarati,2003). Uji Multikolinearitas dapat diukur dengan collinearity statistics dengan menggunakan Tolerance Value atau lawannya Variace Inflation Factor (VIF). Dengan menggunakan VIF nilai yang terbentuk harus kurang dari 10 dan nilai tolerance harus lebih dari 10%, bila tidak maka terjadi multikolinearitas dan model regresi tidak layak untuk digunakan. Uji Variace Inflation Factor (VIF) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 VIF = 1 / Tolerance (4.6.1) 2. Uji Regresi Stepwise Tahap uji data selanjutnya adalah menentukan faktor-faktor fundamental keuangan yang memiliki korelasi tertinggi terhadap harga saham dengan menggunakan analisis regresi stepwise. Analisis regresi stepwise merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk mengurangi (reduction) dan meringkas (summarization) variable indikator dan saling ketergantungan. Hubungan ketergantungan antara satu variabel dengan yang lain akan diuji untuk diidentifikasikan dimensinya. Mason dan Lind (1996), menjelaskan keuntungan menggunakan metode stepwise sebagai berikut : 1. Hanya koefisien regresi yang nyata yang berada dalam persamaan. 2. Langkah-langkah pembuatan persamaan dapat terlihat jelas. 3. Perubahan langkah demi langkah dari kesalahan baku pendugaan dan koefisien determinasi diperlihatkan. Model analisis regresi stepwise menggunakan persamaan berikut : Y = α - b 1 X 1 + ..............+b n X n (4.6.2) Dimana : Y = harga saham α = konstanta Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 b 1− n = koefisien regresi X 1−n = variabel independen yang digunakan 3. Uji Hipotesis Penelitian Model analisis selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor fundamental keuangan dan resiko sistematik terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah regresi linier berganda, persamaan yang digunakan sebagai berikut : Y = α + b 1 X 1 + .......................................... + b n X n + ei (4.6.3) dimana : Y = harga saham α = konstanta b 1− n = koefisien regresi X 1−n = variabel independen yang digunakan ei = kesalahan pengganggu Besarnya konstanta tercermin dalam ”α”, dan besarnya koefisien dari masingmasing variabel independen ditunjukkan dengan b1, .. b n . Variabel bebas tersebut merupakan faktor fundamental perusahaan dan resiko sistematik, sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X) adalah menggunakan regresi linier berganda. Adapun langkah-langkah analisis ini adalah sebagai berikut : a) Uji Regresi Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas tehadap variabel terikat. Prosedur yang digunakan untuk melakukan uji F adalah : 1. Merumuskan hipotesis H 1 : b 1 : b n ≠ 0, artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dan parsial. 2. Menentukan tingkat signifikasi Hipotesis ini diuji dengan menggunakan tingkat signifikasi sebesar α = 0.05 3. Menentukan kriteria pengujian hipotesis penelitian Hipotesis diterima jika Fsignifikan < 0.05 Hipotesis ditolak jika Fsignifikan > 0.05 b) Uji Regresi Parsial (Uji t) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji t Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Prosedur yang digunakan untuk melakukan uji t adalah : 1. Merumuskan hipotesis H 1 : b 1 : b n ≠ 0, artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dan parsial. 2. Menentukan tingkat signifikasi Hipotesis ini diuji dengan menggunakan tingkat signifikasi sebesar α = 0.05 3. Menentukan kriteria pengujian hipotesis penelitian Hipotesis diterima jika tsignifikan < 0.05 Hipotesis ditolak jika tsignifikan > 0.05 Keterangan : Ri : Return saham i Rm : Return indeks pasar αi : Bagian return saham i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar βi : Ukuran kepekaan return saham i terhadap perubahan return saham ei : Kesalahan residual Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Setelah melalui berbagai proses tahapan penelitian yang telah direncanakan, penelitian ini menghasilkan berbagai hal terkait dengan masalah yang diajukan pada bagian awal. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini. Sebelum melakukan pengujian hipotesis melalui pengujian model, terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap kualitas data yang digunakan dengan uji asumsi klasik dan uji regresi linier stepwise. Pengujian ini digunakan untuk menjamin terpenuhinya asumsi yang diperlukan dalam melakukan pengujian terhadap model regresi. 5.1.1 Statistik Deskriptif Berikut akan dijelaskan analisis deskriftif yaitu menjelaskan deskriftif data dari seluruh variabel yang akan dimasukkan dalam metode penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.1 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Tabel 5.1 Hasil perhitungan mean dan standar deviasi dari variabel penelitian Descriptive Statistics Mean PRICE ROI ROA ROE EPS PER OPM BV POR DER RRR BETA 8817.7267 .4519 .1948 1.1301 1.0090 .0258 .1504 197.5717 225888.4082 6.0128 .0515 .0762 Std. Deviation 20795.25230 .56194 .25032 3.84693 2.94214 .07247 .17013 628.16602 1268711.54208 21.92745 .13951 .19385 N 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 Dari Tabel 5.1. dapat dijelaskan bahwa : 1. Selama periode penelitian, harga saham (Y) pada perusahaan consumer goods di BEI yang dijadikan sampel berkisar dengan nilai rata-rata harga saham dari 30 perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI, dari 30 perusahaan sampel dan lima tahun periode penelitian dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 adalah sebesar Rp. 8817.723. Sedangkan standar deviasi sebesar 20795,25 artinya bahwa penyebaran dari variabel harga saham adalah sebesar 20795.25 selama 5 tahun dari 30 perusahaan yang diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari deskripsi variabel ini dilakukan untuk memberikan gambaran atas variabelvariabel yang diteliti, agar dapat memberikan indikasi terhadap pengujian secara empiris. Hasil dari standar deviasi ini dapat digunakan untuk mendukung pengambilan suatu kesimpulan. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 2. Rata-rata nilai ROI selama penelitian adalah sebesar 0.4519 dan ukuran penyebaran variabel ROI sebesar 0.56194 % selama 5 tahun dari 30 perusahaan consumer goods yang diteliti. Hal ini menunjukkan berdasarkan nilai rata-ratanya dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini mampu menghasilkan laba dengan semua investasi yang dilakukannya. 3. Rata-rata ROA adalah sebesar 0.1948%. Ukuran penyebaran dari variabel ROA adalah sebesar 0.25032% selama 5 tahun dari 30 perusahaan yang diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan nilai rata-ratanya dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini mampu menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan. 4. Selama periode penelitian rata-rata ROE dari adalah sebesar 1.1301%. Standar deviasi atau ukuran penyebaran variabel ROE adalah sebesar 3.84693 % selama 5 tahun dari 30 perusahaan yang diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan nilai rata ratanya dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini mampu menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki. 5. Selama periode penelitian, rata-rata EPS dari adalah sebesar Rp 1.0090. Sedangkan standar deviasi atau ukuran penyebaran dari variabel EPS adalah sebesar 2.94214 selama 5 tahun dari 30 consumer goods yang diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan nilai rata-ratanya dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini mampu menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 6. Rata-rata PER atau harga saham dengan ekuitas adalah sebesar 0.0258%. Dan standar deviasi atau ukuran penyebaran dari variabel PER adalah sebesar 0.07247% selama 5 tahun pada 30 perusahaan yang di teliti. Hal ini menunjukkan berdasarkan nilai rata-ratanya dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini mampu menujukkan peningkatan harga saham dengan ekuitas yang dimiliki. 7. Selama periode penelitian rata-rata OPM atau rasio antara laba operasi dengan penjualan adalah sebesar 0.1504%. Sedangkan standar deviasi atau ukuran penyebaran dari variabel OPM adalah sebesar 0.17013% selama 5 tahun dari 30 perusahaan yang diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan nilai rataratanya dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini mampu menghasilkan keuntungan dari penjualannya. 8. Selama periode penelitian rata-rata BV adalah sebesar 197.5717. Dan ukuran penyebaran dari variabel BV adalah sebesar 628.16602 selama 5 tahun dari 30 perusahaan yang diteliti. 9. Selama periode penelitian, POR atau payout ratio adalah berkisar dengan nilai rata-rata sebesar 225888.41 dengan standar deviasi sebesar 1268711.54 atau penyebaran dari variabel payout ratio selama 5 tahun dari 30 perusahaan yang diteliti. 10. Rata-rata DER atau rasio antara total hutang dengan total modal sendiri perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendapatan usaha berkisar dengan nilai rata-rata sebesar 6.0128 artinya bahwa selama periode penelitian rata-rata Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 DER dari setiap modal sendiri untuk dijadikan jaminan atas keseluruhan hutang adalah sebesar 6.0128%. Sedangkan standar deviasi sebesar 21.92745 artinya selama periode penelitian ukuran penyebaran dari variabel DER adalah sebesar 21.92745 selama 5 tahun dari 30 perusahaan yang diteliti. 11. Selama periode penelitian, RRR atau required rate of return berkisar dengan nilai rata-rata sebesar 0.0515 dengan standar deviasi 0.13951 atau penyebaran dari variabel required rate of return sebesar 0.13951% selama 5 tahun dari 30 perusahaan yang diteliti. 12. Beta saham sebagai resiko sistematik berkisar dengan nilai rata-rata sebesar 0.762 artinya bahwa selama periode penelitian rata-rata Beta saham dari 30 perusahaan consumer goods adalah sebesar 0.762. Sedangkan ukuran penyebaran dari variabel beta saham adalah sebesar 0.19385 selama 5 tahun dari 30 perusahaan yang diteliti. 5.1.2 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Hasil uji normalitas dengan Normal P-P Plot dengan regresi dapat ditunjukkan pada Gambar 5.1. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Gambar 5.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Dilakukan Transformasi Dari Gambar 5.1 di atas terlihat titik-titik menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Langkah selanjutnya, data yang tidak berdistribusi normal ditransformasi dengan logaritma 10 atau LN dengan menggunakan SPSS. Data variabel penelitian dapat dilihat dari gambar normalitas P-P Plot pada gambar 5.2 (setelah transformasi) dapat dijelaskan bahwa penyebaran data mengikuti garis diagonal , dengan demikian distribusi data mendekati normal. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Gambar 5.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Dilakukan Transformasi Uji normalitas setelah transformasi variabel yang telah dilakukan mengakibatkan adanya perubahan pada pemakaian defenisi operasional variabel. Adapun defenisi operasional variabel untuk penyajian pembahasan berikutnya adalah a. Fundamental keuangan (X 1 ) : 1. ROI adalah hasil bagi akar kuadrat laba operasi dengan akar kuadrat total investasi 2. ROA adalah hasil bagi akar kuadrat laba bersih setelah pajak dengan akar kuadrat total aktiva 3. ROE adalah hasil bagi antara akar kuadrat laba setelah pajak dengan akar kuadrat ekuitas Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 4. EPS adalah hasil bagi antara akar kuadrat laba setelah pajak dengan akar kuadrat jumlah lembar saham 5. PER adalah hasil bagi antara akar kuadrat harga saham dengan akar kuadrat ekuitas. 6. OPM adalah hasil bagi antara akar kuadrat laba operasi dengan akar kuadrat penjualan 7. BV adalah hasil bagi antara akar kuadrat modal dengan akar kuadrat jumlah lembar saham 8. POR adalah hasil bagi antara akar kuadrat dividen dengan akar kuadrat earning pershare 9. DER adalah hasil bagi antara kuadrat total hutang dengan akar kuadrat ekuitas 10. RRR adalah akar kuadrat dari CAPM b. Beta (X 2 ) adalah akar kuadrat dari nilai beta saham c. Harga Saham (Y) adalah akar kuadrat dari harga saham penutupan. 2. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui dan mendeteksi adanya autokorelasi. Autokorelasi dalam penelitian dengan menggunakan besaran Durbin- Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Watson. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Hasil uji autokorelasi : Tabel 5.2 Uji Autokorelasi Model Summaryb Std. Error of the Model 1 R R Square .763a Estimate Adjusted R Square .582 .567 Durbin-Watson 1.39271 1.889 a. Predictors: (Constant), LN_Beta, LN_OPM, LN_EPS, LN_BV, LN_ROI b. Dependent Variable: LN_Price Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson 1.889 dan dapat dibaca dari tabel statistik Durbin Watson dengan α 0.05 dl dan du (1.48 dan 1.60), dan nilai dari 4-dl dan 4-du (2.52 dan 2.40). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai du < DW < 4-du atau 1.60 < 1.889 < 2.40, yang artinya tidak terjadi autokelasi. Selanjutnya dapat dilihat pada gambar 5.3 berikut ini: Tidak Autokorela si Daerah ketidakpas tian Daerah ketidakpas tian Autokorela si positif Autokorelasi negatif dl = 1 .48 du = 1 .60 Dw = 1 . 889 4 − du = 2 . 4 4 − dl = 2 . 52 Gambar 5.3. Kurva Uji Autokorelasi Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 3. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai residu variabel dependen SRESID dengan nilai prediksi variabel independen ZPRED. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Dimana Y adalah nilai residual dan X adalah nilai yang telah prediksi. Adapun grafik scatterplot dalam uji heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 5.4 berikut ini. Gambar 5.4. Uji Heterokedastisitas Berdasarkan gambar 5.4 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. 4. Uji Multikolinearitas Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Uji Multikolinearitas dapat diukur dengan collinearity statistics dengan menggunakan Tolerance Value atau Variance Inflation Factor (VIF). Dengan menggunakan VIF nilai yang terbentuk harus kurang dari 10 dan nilai tolerance harus lebih dari 10%, bila tidak maka terjadi multikolinearitas dan model regresi tidak layak untuk digunakan untuk pengujian lebih lanjut. Tabel 5.3 Hasil Uji Multikolinearitas -1 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Standardized Coefficients Std. Error 2322.219 1184.098 ROI -1617.871 2016.640 ROA 9349.742 5380.366 ROE -547.626 321.148 EPS 6772.872 444.695 PER -535.727 OPM BV Collinearity Statistics T Beta Sig. Tolerance VIF 1.961 .052 -.044 -.802 .424 .140 7.130 .113 1.738 .084 .099 10.071 -.101 -1.705 .090 .118 8.474 .958 15.230 .000 .105 9.504 18468.054 -.002 -.029 .977 .101 9.946 -7265.609 4818.051 -.059 -1.508 .134 .268 3.731 -.892 .810 -.027 -1.101 .273 .696 1.437 POR .000 .000 .016 .577 .565 .554 1.806 DER 89.882 52.401 .095 1.715 .089 .136 7.330 RRR 1260.738 9476.853 .008 .133 .894 .103 9.705 BETA -2497.607 6815.880 -.023 -.366 .715 .103 9.692 Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa pada variabel ROI, ROE, EPS, PER, OPM, BV, POR, DER, RRR dan BETA nilai VIF nya dibawah nilai 10 artinya variabelvariabel tersebut tidak terjadi multikolonieritas, sementara ROA nilai VIF nya sebesar 10.071 atau diatas nilai 10 dimana nilai tolerance 0.099 atau kurang dari 10 %, dengan demikian telah terjadi multikolinearitas pada variabel ROA. Salah satu cara Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 mengobati multikoloniearitas menurut Ghozali (2009) adalah keluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu prediksi. Setelah dilakukan pengeluaran variabel ROA dari variabel independen, maka hasil uji multikolinearitas dapat dilihat 5.4 berikut : Tabel 5.4 Hasil Uji Multikolinearitas -2 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B Standardized Coefficients Std. Error Beta (Constant) 1999.294 1177.891 ROI 1239.797 1175.746 .034 ROE -461.874 319.631 EPS 6864.510 444.754 PER -3204.311 OPM -3190.221 -.858 BV Collinearity Statistics T Sig. Tolerance VIF 1.697 .092 1.054 .293 .419 2.389 -.085 -1.445 .151 .121 8.274 .971 15.434 .000 .107 9.371 18537.328 -.011 -.173 .863 .101 9.877 4239.224 -.026 -.753 .453 .351 2.847 .816 -.026 -1.052 .295 .696 1.436 POR .000 .000 .017 .597 .551 .554 1.805 DER 73.980 51.969 .078 1.424 .157 .141 7.107 RRR 3181.650 9480.300 .021 .336 .738 .104 9.573 BETA -1101.950 6817.394 -.010 -.162 .872 .105 9.557 a. Dependent Variable: PRICE Uji Multikolinearitas yang telah dilakukan mengakibatkan adanya perubahan pada pemakaian defenisi operasional variabel yang disebabkan dari dihilangkankannya variabel ROA. Adapun defenisi operasional variabel untuk penyajian pembahasan berikutnya adalah : a. Fundamental keuangan (X 1 ) : Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 1. ROI adalah hasil bagi akar kuadrat laba operasi dengan akar kuadrat total investasi 2. ROE adalah hasil bagi antara akar kuadrat laba setelah pajak dengan akar kuadrat ekuitas 3. EPS adalah hasil bagi antara akar kuadrat laba setelah pajak dengan akar kuadrat jumlah lembar saham 4. PER adalah hasil bagi antara akar kuadrat harga saham dengan akar kuadrat ekuitas. 5. OPM adalah hasil bagi antara akar kuadrat laba operasi dengan akar kuadrat penjualan 6. BV adalah hasil bagi antara akar kuadrat modal dengan akar kuadrat jumlah lembar saham 7. POR adalah hasil bagi antara akar kuadrat dividen dengan akar kuadrat earning pershare 8. DER adalah hasil bagi antara kuadrat total hutang dengan akar kuadrat ekuitas 9. RRR adalah akar kuadrat dari CAPM b. Beta (X 2 ) adalah akar kuadrat dari nilai beta saham c. Harga Saham (Y) adalah akar kuadrat dari harga saham penutupan. Data telah diuji dengan asumsi klasik , maka uji regresi linier pada penelitian ini selanjutnya dapat di lanjutkan. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 5.1.3 Persamaan Regresi Linier Metode Stepwise Pada tahap ini yang akan dilakukan adalah menentukan faktor-faktor fundamental keuangan yang memiliki korelasi tertinggi terhadap harga saham dengan menggunakan analisis regresi stepwise. Analisis regresi stepwise akan mengurangi (reduction) dan meringkas (summarization) variabel indikator dan saling ketergantungan. Hubungan ketergantungan antara satu variabel fundamental keuangan dengan variabel fundamental keuangan yang lain akan diuji untuk diidentifikasikan dimensinya. Uji regresi linier metode stepwise akan dilakukan menggunakan SPSS. Hasil uji regresi metode stepwise terhadap variabel fundamental keuangan dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut. Tabel 5.5 Hasil Uji Regresi Metode Stepwise Variabel Fundamental Keuangan Variables Entered/Removeda Model 1 2 3 4 Variables Variables Entered Removed Method LN_EPS . LN_BV . LN_ROI . LN_OPM . Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= .050, Probability-of-F-to-remove >= .100). Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= .050, Probability-of-F-to-remove >= .100). Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= .050, Probability-of-F-to-remove >= .100). Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= .050, Probability-of-F-to-remove >= .100). a. Dependent Variable: LN_Price Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Dari hasil uji regresi metode stepwise menunjukkan bahwa indikator variabel fundamental keuangan yang memiliki korelasi tertinggi terhadap harga saham adalah indikator variabel EPS (earning pershare), BV (book value), ROI (return on investment) dan OPM (operating profit margin). Hasil uji regresi metode stepwise mengakibatkan adanya perubahan pada pemakaian defenisi operasional variabel yang disebabkan tereliminasinya beberapa indikator variabel faktor fundamental keuangan yang memiliki tingkat korelasi rendah terhadap harga saham, sebegai berikut : a. Fundamental keuangan (X 1 ) : 1. EPS, yaitu hasil bagi antara akar kuadrat dari laba setelah pajak dari akar kuadrat jumlah lembar saham. 2. BV, yaitu hasil bagi antara akar kuadrat modal dari akar kuadrat jumlah lembar saham. 3. ROI, yaitu hasil bagi antara akar kuadrat laba operasi dari akar kuadrat total investasi. 4. OPM, yaitu hasil bagi antara akar kuadrat laba operasi dari akar kuadrat penjualan. b. Beta (X 2 ), yaitu akar kuadrat nilai beta dan sebagai variabel dependen adalah c. Harga saham (Y), yaitu akar kuadrat dari harga saham penutupan. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 5.2 Pembahasan 5.2.1 Uji Regresi Linier Berganda Setelah dilakukan uji data menggunakan uji asumsi klasik dan uji regresi linier dengan metode stepwise, maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi linier berganda. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji apakah faktor faktor fundamental keuangan earning pershare (EPS), book value (BV), return on investement (ROI), operating profit margin (OPM), dan resiko sistematik (beta) berpengaruh terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan. Sebelum melakukan pengujian variabel faktor fundamental keuangan dan resiko sistematik sebagai variabel X terhadap harga saham sebagai variabel Y terlebih dahulu menyusun variabel X dan Y dengan perubahan defenisi operasional sebagai berikut : 1. EPS (X 1 ), yaitu hasil bagi antara akar kuadrat dari laba setelah pajak dari akar kuadrat jumlah lembar saham. 2. BV (X 2 ), yaitu hasil bagi antara akar kuadrat modal dari akar kuadrat jumlah lembar saham. 3. ROI (X 3 ), yaitu hasil bagi antara akar kuadrat laba operasi dari akar kuadrat total investasi. 4. OPM (X 4 ), yaitu hasil bagi antara akar kuadrat laba operasi dari akar kuadrat penjualan. 5. Beta (X 5 ), yaitu akar kuadrat nilai beta dan sebagai variabel dependen adalah Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 6. Harga Saham (Y) adalah akar kuadrat dari harga saham penutupan. Dari defenisi operasional di atas, model persamaan regresi linier berganda diformulasikan sebagai berikut : Y = α + b1X1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + e (5.2.1) Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini. Tabel 5.6 Nilai R Square Hipotesis Model 1 R R Square .763a Adjusted R Square .582 .567 a. Predictors: (Constant), LN_Beta, LN_OPM, LN_EPS, LN_BV, LN_ROI b. Dependent Variable: LN_Price Nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Dari hasil pengujian hipotesis diketahui nilai R2 sebesar 0.582 mempunyai arti bahwa variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 58.2% . Dengan kata lain 58.2% harga saham mampu dijelaskan variabel fundamental keuangan earning pershare (EPS), book value (BV), return on investment (ROI), operating profit margin (OPM) dan resiko sistematik beta sedangkan 41.8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Nilai R disebut juga dengan koefisien korelasi. Nilai R menerangkan tingkat hubungan antara variabel independen fundamental keuangan EPS, BV, ROI, OPM dan resiko sistematik beta. Dari hasil pengujian hipotesis diketahui nilai R sebesar 0.763, berarti bahwa hubungan antara faktor fundamental keuangan EPS, BV, ROI, OPM dan resiko sistematik beta terhadap harga saham sebesar 76.3%. Dengan menggunakan regresi linier berganda akan menunjukan model dengan urutan tingkat signifikansi variabel independen terhadap variabel dependen. Dari perubahan tingkat signifikan variabel independen terhadap variabel dependen mengakibatkan adanya perubahan pada pemakaian defenisi operasional variabel untuk penyajian pembahasan berikutnya : 1. ROI (X 1 ), yaitu hasil bagi antara akar kuadrat laba operasi dari akar kuadrat total investasi. 2. EPS (X 2 ), yaitu hasil bagi antara akar kuadrat dari laba setelah pajak dari akar kuadrat jumlah lembar saham. 3. OPM (X 3 ), yaitu hasil bagi antara akar kuadrat laba operasi dari akar kuadrat penjualan. 4. BV (X 4 ), yaitu hasil bagi antara akar kuadrat modal dari akar kuadrat jumlah lembar saham. 5. Beta (X 5 ), yaitu akar kuadrat nilai beta dan sebagai variabel dependen adalah 6. Harga Saham (Y) adalah akar kuadrat dari harga saham penutupan. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Regresi linier berganda untuk menguji hipotesis secara parsial dan simultan secara bersama – sama dengan model sebagai berikut : Y = α + b1X1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + e (5.2.2) Dimana: Y : Harga saham b1 : Koefisien Regresi ROI (return on investment) b2 : Koefisien Regresi EPS (earning pershare) b3 : Koefisien Regresi OPM (operating profit margin) b4 : Koefisien Regresi BV (book value) b5 : Koefisien Regresi Beta X1 : ROI (return on investment) X2 : EPS (earning pershare) X3 : OPM (operating profit margin) X4 : BV (book value) X5 : Beta ε Standard Error : Tabel 5.7 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis Model 1 Sum of Squares Df Mean Square Regression 388.799 5 77.760 Residual 279.310 144 1.940 Total 668.109 149 F 40.090 Sig. .000a a. Predictors: (Constant), LN_Beta, LN_OPM, LN_EPS, LN_BV, LN_ROI b. Dependent Variable: LN_Price Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Dari tabel 5.7 didapat nilai Fhitung sebesar 40.090 dengan probabilitas 0.000 yang telah menguji pengaruh antara variabel independen (faktor fundamental keuangan EPS, BV, ROI, OPM dan resiko sistematik beta) terhadap variabel dependen (harga saham), karena probabilitas tersebut jauh lebih kecil dari α 0.05, maka dapat dikatakan bahwa fundamental keuangan earning pershare (EPS), book value (BV), return on investement (ROI), operating profit margin (OPM) dan resiko sistematik beta secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Untuk mengetahui pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut ini : Tabel 5.8 Uji hipotesis Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error (Constant) 7.150 .391 LN_ROI 1.108 .156 LN_EPS .263 LN_OPM T Beta Sig. 18.281 .000 .853 7.118 .000 .049 .343 5.349 .000 -1.151 .181 -.766 -6.369 .000 LN_BV -.311 .047 -.422 -6.656 .000 LN_Beta -.010 .053 -.010 -.188 .851 a. Dependent Variable: LN_Price Dari tabel 5.8 dapat dilihat bahwa koefisien dari fundamental keuangan ROI, EPS, OPM, BV dan resiko sistematik beta yang positif memberi makna bahwa informasi tentang return on investment (ROI), earning pershare (EPS), operating profit margin (OPM), book value (BV), dan resiko sistematik beta dapat direspon Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 positif oleh investor sehingga meningkatkan harga saham. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan maka model 5.2.3 untuk hipotesis secara empiris menunjukkan bahwa return on investment (ROI), earning pershare (EPS), operating profit margin (OPM), book value (BV), dan resiko sistematik beta berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI tahun 2004-2008 dengan model (5.2.2) dapat di terima dengan tingkat signifikansi pvalue 0.000 jauh lebih kecil dari nilai 0.05 (Tabel 5.7). Model persamaan yang telah melalui transformasi dapat disusun sebagai berikut : Log Y = 7.150 + 1.108 log X 1 + 0.263 log X 2 −1.151 log X 3 − 0.311log X 4 − 0.10 log X 5 (5.2.3) Bentuk persamaan tersebut di atas perlu dikembalikan ke bentuk persamaan semula, yaitu persamaan polinominal dengan cara meng anti-log-kan persamaan tersebut. Antilog koefisien konstanta α = antilog 7.150 = 14.125, maka persamaan model menjadi : Y = 14.125. X 11.108 X 20.263 X 3−1.151 X 4−0.311 X 5−0.10 (5.2.4) Berdasarkan hasil penelitian dalam tabel 5.8, diketahui bahwa jika di uji secara parsial variabel fundamental keuangan ROI, EPS, OPM, BV dan resiko sistematik beta terhadap harga saham ditemukan terdapat variabel independen yang tidak signifikan yaitu variabel resiko sistematik beta merupakan variabel yang tidak Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 berpengaruh t hitung -0.188 dan tingkat signifikansi p value 0.851 lebih besar dari 0.05 (Tabel 5.8). Berdasarkan koefisien regresi untuk masing-masing variabel bebas (independen) dapat diintreprestasikan sebagai berikut : 1. Konstanta (α) = 14.125. Hal ini menunjukkan bahwa jika setiap variabel bebas ROI, EPS, OPM, BV dan beta sama dengan nol, maka nilai dari harga saham mengalami kenaikan 14.125 satuan. 2. Koefisien regresi b1 sebesar 1.108, menunjukkan bahwa hubungan variabel ROI dengan harga saham adalah positif, artinya bahwa setiap kenaikan ROI satu satuan akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 1.108. 3. Koefisien regresi b2 sebesar 0.263, menunjukkan bahwa hubungan variabel EPS dengan harga saham adalah positif, artinya bahwa setiap kenaikan EPS satu satuan akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 0.263. 4. Koefisien regresi b3 sebesar -1.151, menunjukkan bahwa hubungan variabel OPM dengan harga saham adalah negatif, artinya bahwa setiap kenaikan OPM satu satuan akan diikuti oleh penurunan harga saham sebesar -1.151. 5. Koefisien regresi b4 sebesar -0.311, menunjukkan hubungan bahwa variabel BV dengan harga saham adalah negatif, artinya bahwa setiap kenaikan BV satu satuan akan diikuti penurunan harga saham sebesar -0.311. 6. Koefisien regresi b5 sebesar -0.010, menunjukkan bahwa hubungan variabel beta dengan harga saham adalah negatif, artinya bahwa setiap kenaikan beta saham satu satuan akan diikuti oleh penurunan harga saham sebesar -0.010. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 5.2.2. Pengujian Hipotesis a. Uji Simultan (Uji F-hitung) Uji-F digunakan untuk menganalisis besarnya pengaruh faktor fundamental keuangan ROI, EPS. OPM, BV dan resiko sistematik beta secara simultan (bersamasama) terhadap harga saham dengan tingkat signifikasi 5% (α = 0,05). Apabila nilai signifikan F hitung < tingkat signifikasi tertentu (5%) maka terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Begitu juga sebaliknya, apabila nilai signifikasi F hitung > tingkat signifikasi tertentu (5%) maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam uji F terdapat juga R² hasil dari analisis signifikasi model regresi yang dilakukan. Hasil analisis regresi linier berganda pada tabel 5.7 menunjukkan tingkat signifikansi F sebesar 0,000 dan variabel bebas memberikan R² pada tabel 5.6 sebesar 0,582 artinya bahwa variabel independen yang meliputi: ROI, EPS, BV, OPM dan beta saham secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI. Naik turunnya harga saham yang dipengaruhi oleh ROI, EPS, BV, OPM dan beta saham secara langsung akan mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasinya. Dilihat dari besarnya Adjusted R Square menunjukkan adanya pengaruh variabel-variabel bebas (independent) terhadap harga saham sebesar 56,7%, sedangkan 43,3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar persamaan model regresi. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 b. Uji Parsial (Uji t-hitung) Uji-t digunakan untuk menganalisis besarnya pengaruh faktor fundamental keuangan ROI, EPS, OPM, BV dan resiko sistematik beta secara parsial (sendirisendiri) terhadap harga saham dengan tingkat signifikasi 5% (α = 0,05). Apabila nilai signifikan t hitung < tingkat signifikasi tertentu (5%) maka terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Begitu juga sebaliknya, apabila nilai signifikasi t hitung > tingkat signifikasi tertentu (5%) maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil analisis regresi linier berganda pada Tabel 5.8 pengujian t-hitung untuk masing-masing variabel sebagai berikut: 1. Hasil Pengujian mengenai pengaruh ROI terhadap harga saham menunjukkan t signifikan 0.000 lebih kecil dari tingkat signifikan 0.05 sehingga secara statistik ROI secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian ini mendukung pendapat Kasmir (2003) yang menyatakan bahwa ROI menghubungkan laba operasi dengan total investasi yang mengukur tingkat profitabilitas perusahaan atas investasinya. ROI juga merupakan indikator earning power perusahaan yang mencerminkan kinerja manajemen dalam menggunakan seluruh asset yang dimiliki. Adanya pengaruh ROI terhadap harga saham disebabkan ROI menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan total asset yang dimiliki perusahaan sehingga hal ini begitu baik dalam mengambarkan perkembangan dan prospek perusahan di masa yang akan datang. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 2. Hasil Pengujian mengenai pengaruh EPS terhadap harga saham menunjukkan t signifikan 0.000 lebih kecil dari tingkat signifikan 0.05 sehingga secara statistik EPS secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Violeta (2007) yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan memperoleh deviden atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembiayaan deviden dan kenaikan nilai saham yang akan datang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan EPS yang dilaporkan perusahaan. EPS adalah jumlah laba yang menjadi hak untuk setiap pemegang satu lembar saham biasa. 3. Hasil Pengujian mengenai pengaruh OPM terhadap harga saham menunjukkan t signifikan 0.000 lebih kecil dari tingkat signifikan 0.05 sehingga secara statistik EPS secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Indra (2006) dalam penelitian menunjukkan bahwa OPM berpengaruh terhadap resiko sistematik beta, dimana dapat dikatakan semakin tinggi OPM akan semakin rendah beta sahamnya, sebaliknya semakin rendah OPM akan mengakibatkan beta sahamnya semakin tinggi. OPM adalah salah satu alat untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan. Tanpa profit, perusahaan tidak akan menarik bagi investor. Oleh karena itu rasio ini sangat penting bagi investor untuk menilai masa depan perusahaan. Dalam memilih investasi saham, investor akan memilih perusahaan yang memiliki OPM yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang hanya memiliki OPM rendah. Bagi investor perusahaan yang Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 memiliki tingkat OPM yang tinggi memberikan indikasi bahwa resiko pada perusahaan tersebut adalah rendah. 5. Hasil Pengujian mengenai pengaruh BV terhadap harga saham menunjukkan t signifikan 0.000 lebih kecil dari tingkat signifikan 0.05 sehingga secara statistik BV secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Gunawan (2003) yang menyatakan bahwa BV berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dari hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa harga pasar atas ekuitas perusahaan (menurut price equity) mengacu pada nilai bukunya (book value of equity). Semakin tinggi nilai bukunya berarti nilai riil perusahaan tersebut akan semakin meningkat, berarti akan semakin naik harga sahamnya karena banyak investor yang ingin memiliki saham tersebut. 6. Hasil Pengujian mengenai pengaruh beta saham sebagai resiko sistematik terhadap harga saham menunjukkan t signifikan 0.851 lebih besar dari tingkat signifikan 0.05 sehingga secara statistik beta saham secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Gunawan (2003) yang menyatakan bahwa beta saham tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Setiap investor memiliki kondisi yang berbeda yang menyebabkan investor memiliki tingkat ketidaksukaan resiko (degree of risk aversion) yang berbeda pula. Ada investor yang memiliki kemampuan mengambil resiko yang tinggi dan ada pula yang rendah. Ada beberapa hal yang menentukan ketidaksukaan investor terhadap resiko, Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 diantaranya adalah faktor psikologis, usia, dan kemampuan mendapatkan income. Faktor psikologis menjelaskan tingkat kemampuan seorang investor mengambil resiko. Bagi investor risk averse (menghindari risiko) hanya akan mengambil investasi yang beresiko rendah, tetapi bagi investor risk seeker (menyukai resiko) akan mengambil tingkat resiko yang tinggi dengan harapan mendapatkan return yang tinggi pula. Perusahaan consumer goods adalah perusahaan produsen barang-barang konsumsi, dimana barang konsumsi tidak sepenuhnya berpengaruh dengan kondisi ekonomi, dengan demikian para investor akan mengabaikan beta saham sebab para investor akan memiliki pandangan bahwa barang-barang produk perusahaan consumer goods merupakan barang konsumsi yang tetap dibutuhkan oleh para konsumen dalam kesehariannya dan perusahaan consmer goods merupakan jenis usaha yang lebih mampu untuk mendapatkan laba. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa secara simultan faktor fundamental keuangan seperti return on investment (ROI), earning per share (EPS), operating profit margin (OPM), book value (BV), dan beta saham sebagai resiko sistematik berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI. Sedangkan secara parsial return on investment (ROI), earning per share (EPS), operating profit margin (OPM), book value (BV) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel beta saham sebagai risiko sistematik tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang direflikasi (Gunawan,2003) dimana faktor fundamental keuangan book value (BV) yang mempengaruhi harga saham properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta secara parsial, sedangkan return on assets (ROA), return on equity (ROE), payout ratio (POR), debt equity ratio (DER), required rate of return (RRR) dan beta berpengaruh secara simultan. 6.2 Keterbatasan 1. Keterbatasan dalam mengambil variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu hanya terbatas pada variabel-variabel akuntansi saja, dengan tidak melibatkan faktor ekonomi makro seperti tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan lain-lain. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 2. Keterbatasan dalam mengambil jenis perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini hanya perusahaan consumer goods saja, sehingga tidak mencerminkan reaksi dari pasar modal secara keseluruhan. 3. Keterbatasan dalam menggunakan rasio keuangan perusahaan hanya diwakili oleh sepuluh buah rasio keuangan, yaitu ROI, ROA, ROE, EPS, PER, OPM, BV, POR, DER dan RRR sebab terdapat kemungkinan rasio-rasio keuangan lain yang lebih signifikan pengaruhnya terhadap perubahan harga saham. 6.3 Saran Dari analisa data yang telah dilakukan, berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan, penulis mencoba untuk memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi para investor dan calon investor yang ingin berinvestasi saham di sektor consumer goods, hendaknya mempertimbangkan faktor fundamental dan psikologi pasar saham secara umum di Indonesia. 2. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya tidak hanya terbatas pada satu industri saja, tetapi keseluruhan industri yang ada di Bursa Efek Indonesia sehingga dapat diketahui perbedaan pengaruh faktor-faktor fundamental bagi masing-masing industri. 3. Untuk peneliti selanjutnya hendaknya meneliti variabel diluar ROI, ROA, ROE, EPS, PER, OPM, BV, POR, DER dan RRR yang bisa mempengaruhi harga saham, atau menambah variabel dari variabel penelitian ini. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Kamarudin. 2004. Dasar-dasar Manajemen Investasi, Rineka Cipta, Jakarta. Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Arief, Sritua. 2006. Metodologi Penelitian Ekonomi, UI Press, Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Peraktek. Edisi Revisi. Rineka Cipta, Jakarta. Banz, R. 1981. The Relationship Between Return and Market Value of Common Stock, Journal of Financial Economics 9,3-18 Beaver, Kettler, dan M. Scholes. 1970 . The Association Between Market Determined and Accounting Determined Risk Measures, Accounting Review 45. Bambang, Agus Pramuka. 2002. Evaliasi Kegunaan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba di Masa Yang Akan Datang : Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEJ, Tesis, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Brealey, Richard A.Stewart C, Myers. Alan J, Marcus. 2001. Fundamental of Corporate Finance. Third Edition. Singapore, Mc Graw-Hill. Bringham, F. Eugene, Houston F. Joel. 2004. Fundamentals Of Financial Management, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Terjemahan Ali Akbar Yulianto, Edisi 10, Penerbit Salemba Empat, Buku 1, Jakarta. Bodie, Zvi, Alex Kane and Alan J. Marcus. 2005. Investments. Sixth Edition, Mc Graw-Hill Companies. Cooper, R. Donald, Pamela S. Schindler. 2006. Business Research Methods. 9th Edition, Mc Graw-Hill Companies. Elton, Edwin J. and Gruber, Matin J. 1994. Modern Portofolio Theory and Investment Analysis, 5th Edition. Jhon Wiley & Sons, Inc., New York Erlina, Sri Mulyani. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Terbitan pertama, USU Press, Medan Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Fuller, Russel J. and Farrell James L.Jr. 1987. Modern Investment and Security Analysis, International Editions Financial Series, Singapore : McGraw Hill. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis dan Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penelitian Universitas Diponegoro, Edisi 1, cetakan IV, Semarang. Gujarati, Damodar : 2003. Basic Econometrics. Fourth Edition. New York : Mc. Graw Hill Inc. Erlangga, Jakarta. Gunawan, Yanny Widiastuty, Wijiyanti Imelda. 2003. Analisis Faktor Fundamental Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti Di BEJ. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol.5, No.2, Nopember 2003 : 123 – 132. Halim, Abdul, 2005, Analisis Investasi, Edisi kedua, Salemba empat, Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, PT. Raja Granfindo Persada, Jakarta. Husnan, Suad. 2003. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi ketiga, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_fundamental. Di Download tanggal19 Juni 2009 Indra, A. Zubaidi 2006. Faktor-Faktor Fundamental Keuangan Yang mempengaruhi Resiko Saham. Jurnal Bisnis & Manajemen. Volume 2 No.3. Mei 2006 : 159 – 256 : Bandar Lampung. Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Jones, Sussane. (1996). Financial, The Dryden Press. Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Lubis, Ade Fatma. 2008. Pasar Modal, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi universitas Indonesia, Jakarta Maniatis, Parachos. 2006. Beta Risk Estimation In Stock. International Business & Economics Research Journal. Volume 5. Number 11. November 2006 : Greece Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Mason, Rober D.; Lind, Douglas A., 1996. Teknik Statistika untuk Bisnis & Ekonomi, Edisi kesembilan, Terjemahan, Erlangga, Jilid 2 Jakarta. Mozana, Amin. 2008. Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, Tesis, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Nainggolan, Pahala. 2004. Cara Mudah Memahami Akuntansi, PPM, Jakarta. Nguyen, Pascal. 2004. Fundamental Analysis And Stock Return : Japan 1993-2003 Pratisto, Arif. 2009. Statistik Menjadi Mudah dengan SPSS17. Penerbit Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta. Robert, Ang. 1997. Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia Ross, A. Stephen.; Westerfield, Randolph W.; Jordan, Bradford D. 2003. Fundamentals of Corporate Finance. Sixth edition. New York : Mc GrawHill. Santoso, Singgih. 2002. Latihan SPSS Statistik Parametrik. Penerbit PT. Elexmedia Komputindo, Jakarta. Scott, Besley., Eugene F, Bringham. 2000. Essentials of Managerial Finance, Twelfth Edition. Orlando : Harcourt Inc. Sunarto. 2003. Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di BEJ. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Maret 2001. Semarang. Tandellilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada,Yogyakarta. Ulupui, IG.K.A. 2006. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan Profitabilitas Terhadap Return saham (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ). Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Violeta, Achim Monica. 2007. Financial Analysis Of Companies On The Capital Market, Babes-Bolyai University, Faculty of Economics and Business Administration, Cluj-Napaco, Str. Teodor Mihali. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Wild, J.John, Subramanyam K.R., Halsey F. Robert. 2004. Financial Statement Analysis, Analisis Laporan Keuangan, Edisi 8, Terjemahan Yanivi S. Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap, Salemba empat, Buku 1, Jakarta Wu Wei, Xu Jiuping. 2005. Fundamental analysis of stock price by artificial neural network model based on rough set theory. World Journal of Modelling and Simulation. Volume 2 (2006) No. 1, pp 36-44 : P.R. China. Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 LAMPIRAN Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Lampiran 1 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek Indonesia, Tahun 2004-2008 No TICK NAMA PERUSAHAAN 1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk 4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 5 DLTA Delta Djakarta Tbk 6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 8 MYOR Mayora Indah Tbk 9 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 10 SKLT Sekar Laut Tbk 11 STTP Siantar TOP Tbk 12 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk 13 BATI BAT Indonesia Tbk 14 GGRM Gudang Garam Tbk 15 HMSP H.M Sampoerna Tbk 16 RMBA Bentoel International Inv. Tbk 17 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 18 INAF Indofarma Tbk 19 KAEF Kimia Farma Tbk 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 21 MERK Merck Tbk 22 PYFA Pyridam Farma Tbk 23 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk 24 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 25 MRAT Mustika Ratu Tbk 26 TCID Mandom Indonesia Tbk 27 UNVR Unilever Indonesia Tbk 28 KDSI Kedawung Setia Industrial 29 KICI Kedaung Indah Can Tbk 30 LMPI Langgeng Makmur Plastic I Tbk 31 DAVO Davomas Abadi Tbk 32 SKBM Sekar Bumi Tbk 33 SQBB Bristol-Myers Squibb Ind. Tbk 34 SQBI Bristol-Myers Squibb Ind. Tbk 35 PROD Sara Lee Body Care Indonesia Tbk Sumber : Stock Watch BEI SAMPLING PURPOSIVE KRITERIA Menerbit Memiliki Sahamnya kan Data Harga Aktif di Laporan Pasar Saham Bursa Keuangan 2004-2008 Efek 2004-2008 tahun 20042008 Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Sample Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Lampiran 2 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan Harga Saham Tahun 2004-2008 No TICK NAMA PERUSAHAAN 1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk 4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 5 DLTA Delta Djakarta Tbk 6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 8 MYOR Mayora Indah Tbk 9 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 10 SKLT Sekar Laut Tbk 11 STTP Siantar TOP Tbk 12 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk 13 BATI BAT Indonesia Tbk 14 GGRM Gudang Garam Tbk 15 HMSP H.M Sampoerna Tbk 16 RMBA Bentoel International Inv. Tbk 17 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 18 INAF Indofarma Tbk 19 KAEF Kimia Farma Tbk 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 21 MERK Merck Tbk 22 PYFA Pyridam Farma Tbk 23 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk 24 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 25 MRAT Mustika Ratu Tbk 26 TCID Mandom Indonesia Tbk 27 UNVR Unilever Indonesia Tbk 28 KDSI Kedawung Setia Industrial 29 KICI Kedaung Indah Can Tbk 30 LMPI Langgeng Makmur Plastic I Tbk Sumber : Stock Watch BEI 2004 2.275 210 48.000 300 14.500 800 42.500 1.200 105 450 180 425 9.000 13.550 6.650 110 700 170 205 550 22.800 60 11.500 7.600 410 4.000 3.300 130 195 85 2005 1.660 215 63.000 600 36.000 910 50.000 820 80 400 150 310 7.500 11.650 8.900 135 750 115 145 990 24.300 45 11.000 5.650 270 4.100 4.275 80 195 155 TAHUN 2006 2007 1.110 730 175 750 110.000 129.500 590 800 22.800 16.000 1.350 2.575 55.000 55.000 1.620 1.750 100 51 285 75 210 370 435 650 4.000 4.600 10.200 8.500 9.700 14.300 310 560 1.510 1.600 100 205 165 305 1.190 1.260 40.000 52.500 50 81 9.000 21.500 900 750 320 295 6.950 8.400 6.950 6.750 140 275 105 135 170 160 2008 225 425 127.000 700 20.000 930 49.500 1.140 100 90 150 800 5.000 4.250 8.100 520 960 50 76 400 35.500 50 10.350 400 153 5.500 7.800 98 100 70 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Lampiran 3 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan ROI Tahun 2004-2008 No TICK NAMA PERUSAHAAN 1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk 4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 5 DLTA Delta Djakarta Tbk 6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 8 MYOR Mayora Indah Tbk 9 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 10 SKLT Sekar Laut Tbk 11 STTP Siantar TOP Tbk 12 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk 13 BATI BAT Indonesia Tbk 14 GGRM Gudang Garam Tbk 15 HMSP H.M Sampoerna Tbk 16 RMBA Bentoel International Inv. Tbk 17 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 18 INAF Indofarma Tbk 19 KAEF Kimia Farma Tbk 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 21 MERK Merck Tbk 22 PYFA Pyridam Farma Tbk 23 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk 24 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 25 MRAT Mustika Ratu Tbk 26 TCID Mandom Indonesia Tbk 27 UNVR Unilever Indonesia Tbk 28 KDSI Kedawung Setia Industrial 29 KICI Kedaung Indah Can Tbk 30 LMPI Langgeng Makmur Plastic I Tbk Sumber : Stock Watch BEI 2004 1.9174 0.0124 0.4594 0.0805 0.3684 0.0921 0.4441 0.1955 0.0171 0.7498 0.1623 0.0010 0.1322 0.3620 0.8331 0.1781 0.4804 0.1657 0.2414 0.9862 1.2537 0.0366 0.0683 0.6618 0.1634 0.5321 1.2623 0.2027 0.1941 0.1756 2005 1.3324 0.0121 0.5743 0.1533 0.8711 0.0998 0.4976 0.1272 0.0124 0.6347 0.1288 0.0007 0.1049 0.2964 1.0619 0.2082 0.4202 0.1068 0.1626 1.6906 1.2726 0.0261 0.0622 0.4686 0.1025 0.5194 1.5574 0.1188 0.1849 0.3049 TAHUN 2006 0.8485 0.0094 0.9549 0.1436 0.5254 0.1410 0.5212 0.2394 0.0147 0.4307 0.1717 0.0010 0.0533 0.2471 1.1023 0.4553 0.9400 0.0884 0.1762 1.9354 1.9950 0.0276 0.0485 0.0711 0.1157 0.8385 2.4114 0.1980 0.0948 0.3185 2007 0.5315 0.0384 1.0707 0.1854 0.3516 0.2561 0.4965 0.2463 0.0072 0.1079 0.2882 0.0014 0.0584 0.1961 1.5476 0.7833 0.9485 0.1726 0.3103 1.9517 2.4938 0.0426 0.1103 0.0556 0.1015 0.9652 2.2305 0.3704 0.1161 0.2855 2008 0.1560 0.0207 1.0000 0.1545 0.4180 0.0881 0.4255 0.1528 0.0134 0.1234 0.1113 0.0016 0.0604 0.0934 0.8349 0.6927 0.5420 0.0401 0.0736 0.5901 1.6060 0.0251 0.0501 0.0287 0.0502 0.6019 2.4547 0.1257 0.0819 0.1190 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Lampiran 4 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan ROA Tahun 2004-2008 No TICK NAMA PERUSAHAAN 1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk 4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 5 DLTA Delta Djakarta Tbk 6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 8 MYOR Mayora Indah Tbk 9 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 10 SKLT Sekar Laut Tbk 11 STTP Siantar TOP Tbk 12 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk 13 BATI BAT Indonesia Tbk 14 GGRM Gudang Garam Tbk 15 HMSP H.M Sampoerna Tbk 16 RMBA Bentoel International Inv. Tbk 17 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 18 INAF Indofarma Tbk 19 KAEF Kimia Farma Tbk 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 21 MERK Merck Tbk 22 PYFA Pyridam Farma Tbk 23 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk 24 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 25 MRAT Mustika Ratu Tbk 26 TCID Mandom Indonesia Tbk 27 UNVR Unilever Indonesia Tbk 28 KDSI Kedawung Setia Industrial 29 KICI Kedaung Indah Can Tbk 30 LMPI Langgeng Makmur Plastic I Tbk Sumber : Stock Watch BEI 2004 1.4404 0.0079 0.1989 0.0535 0.1261 0.0544 0.2308 0.0981 0.0090 0.3911 0.0869 0.0007 0.0334 0.1248 0.2646 0.0461 0.1757 0.0488 0.1053 0.2162 0.4112 0.0299 0.0273 0.2035 0.0447 0.2531 0.5755 0.0943 0.1126 0.1166 2005 1.0204 0.0078 0.2534 0.1038 0.3040 0.0601 0.2636 0.0651 0.0066 0.3375 0.0703 0.0005 0.0270 0.1042 0.3438 0.0550 0.1828 0.0320 0.0723 0.3778 0.4255 0.0218 0.0254 0.1469 0.0286 0.2519 0.7238 0.0564 0.1093 0.2065 TAHUN 2006 0.6625 0.0062 0.4296 0.0991 0.1869 0.0865 0.2815 0.1249 0.0081 0.2335 0.0956 0.0007 0.0140 0.0886 0.3637 0.1225 0.3573 0.0271 0.0799 0.4409 0.6800 0.0235 0.0202 0.2271 0.0329 0.4145 1.1424 0.0958 0.0572 0.2198 2007 0.4230 0.0258 0.4911 0.1305 0.1273 0.1602 0.2733 0.1310 0.0040 0.0596 0.1636 0.0010 0.0156 0.0717 0.5206 0.2149 0.3675 0.0538 0.1434 0.4533 0.8665 0.0370 0.0468 0.0184 0.0294 0.4864 1.0772 0.1826 0.0713 0.2009 2008 0.1266 0.0142 0.4675 0.1108 0.1545 0.0562 0.2388 0.0824 0.0076 0.0695 0.0644 0.0012 0.0165 0.0348 0.2863 0.1937 0.2141 0.0127 0.0347 0.1397 0.5689 0.0221 0.0219 0.0095 0.0148 0.3092 1.2086 0.0632 0.0513 0.0853 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Lampiran 5 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan ROE Tahun 2004-2008 No TICK NAMA PERUSAHAAN 1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk 4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 5 DLTA Delta Djakarta Tbk 6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 8 MYOR Mayora Indah Tbk 9 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 10 SKLT Sekar Laut Tbk 11 STTP Siantar TOP Tbk 12 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk 13 BATI BAT Indonesia Tbk 14 GGRM Gudang Garam Tbk 15 HMSP H.M Sampoerna Tbk 16 RMBA Bentoel International Inv. Tbk 17 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 18 INAF Indofarma Tbk 19 KAEF Kimia Farma Tbk 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 21 MERK Merck Tbk 22 PYFA Pyridam Farma Tbk 23 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk 24 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 25 MRAT Mustika Ratu Tbk 26 TCID Mandom Indonesia Tbk 27 UNVR Unilever Indonesia Tbk 28 KDSI Kedawung Setia Industrial 29 KICI Kedaung Indah Can Tbk 30 LMPI Langgeng Makmur Plastic I Tbk Sumber : Stck Watch BEI 2004 8.4878 0.0309 0.3765 0.0759 0.1624 0.2003 0.4874 0.1446 0.0062 0.1161 0.1286 0.0011 0.0577 0.2110 0.6295 0.0857 0.2375 0.1000 0.1517 0.5350 0.5352 0.0339 0.8412 0.2545 0.0531 0.3006 0.9180 0.4353 0.2097 13.8449 2005 6.0718 0.0310 0.4850 0.1488 0.3953 0.2233 0.5622 0.0968 0.0046 0.1011 0.1050 0.0008 0.0472 0.1778 0.8260 0.1031 0.2494 0.0663 0.1052 0.9441 0.5592 0.0249 0.7889 0.1855 0.0343 0.3021 1.1659 0.2626 0.2056 24.7516 TAHUN 2006 3.9805 0.0247 0.8294 0.1434 0.2455 0.3248 0.6063 0.1876 0.0056 0.0707 0.1442 0.0011 0.0247 0.1526 0.8826 0.2322 0.4924 0.0565 0.1173 1.1126 0.9025 0.0272 0.6328 0.0290 0.0398 0.5020 1.8583 0.4506 0.1085 26.6146 2007 2.5665 0.1040 0.9572 0.1907 0.1689 0.6075 0.5944 0.1987 0.0028 0.0182 0.2490 0.0016 0.0278 0.1247 1.2756 0.4112 0.5115 0.1136 0.2127 1.1550 1.1613 0.0431 1.4820 0.0237 0.0360 0.5949 1.7695 0.8678 0.1368 24.5579 2008 0.7755 0.0578 0.9203 0.1636 0.2070 0.2151 0.5245 0.1270 0.0054 0.0214 0.0990 0.0019 0.0296 0.0611 0.7084 0.3744 0.3009 0.0272 0.0520 0.3595 0.7699 0.0261 0.6994 0.0124 0.0183 0.3819 2.0046 0.3032 0.0994 10.5334 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Lampiran 6 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan EPS Tahun 2004-2008 No TICK NAMA PERUSAHAAN 1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk 4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 5 DLTA Delta Djakarta Tbk 6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 8 MYOR Mayora Indah Tbk 9 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 10 SKLT Sekar Laut Tbk 11 STTP Siantar TOP Tbk 12 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk 13 BATI BAT Indonesia Tbk 14 GGRM Gudang Garam Tbk 15 HMSP H.M Sampoerna Tbk 16 RMBA Bentoel International Inv. Tbk 17 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 18 INAF Indofarma Tbk 19 KAEF Kimia Farma Tbk 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 21 MERK Merck Tbk 22 PYFA Pyridam Farma Tbk 23 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk 24 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 25 MRAT Mustika Ratu Tbk 26 TCID Mandom Indonesia Tbk 27 UNVR Unilever Indonesia Tbk 28 KDSI Kedawung Setia Industrial 29 KICI Kedaung Indah Can Tbk 30 LMPI Langgeng Makmur Plastic I Tbk Sumber : Stock Watch BEI 2004 0.0012 0.0000 6.9620 0.0360 0.0004 0.2450 4.9130 0.1110 0.0300 0.1000 0.0218 0.0020 0.2650 1.5170 0.4540 0.0121 0.1430 0.0023 0.0149 0.0903 3.7020 0.0027 0.0920 0.7210 0.0310 0.5290 0.1920 0.0750 0.1310 0.1140 2005 0.0009 0.0000 9.1376 0.0720 0.0009 0.2787 5.7800 0.0759 0.0229 0.0889 0.0182 0.0015 0.2208 1.3043 0.6076 0.0149 0.1532 0.0016 0.0105 0.1626 3.9456 0.0020 0.0880 0.5360 0.0204 0.5422 0.2487 0.0462 0.1310 0.2079 TAHUN 2006 2007 0.0006 0.0004 0.0000 0.0001 15.9546 18.7829 0.0708 0.0960 0.0006 0.0004 0.4134 0.7886 6.3580 6.3580 0.1498 0.1619 0.0286 0.0146 0.0633 0.0167 0.0255 0.0449 0.0020 0.0031 0.1178 0.1354 1.1419 0.9516 0.6622 0.9763 0.0342 0.0618 0.3085 0.3269 0.0014 0.0028 0.0120 0.0221 0.1954 0.2069 6.4947 8.5243 0.0022 0.0036 0.0720 0.1720 0.0854 0.0712 0.0242 0.0223 0.9191 1.1109 0.4044 0.3927 0.0808 0.1587 0.0705 0.0907 0.2280 0.2146 2008 0.0001 0.0000 18.4203 0.0840 0.0005 0.2848 5.7222 0.1054 0.0286 0.0200 0.0192 0.0038 0.1472 0.4758 0.5530 0.0573 0.1961 0.0007 0.0055 0.0657 5.7641 0.0022 0.0828 0.0380 0.0116 0.7274 0.4538 0.0565 0.0672 0.0939 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Lampiran 7 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan PER Tahun 2004-2008 No TICK NAMA PERUSAHAAN 1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk 4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 5 DLTA Delta Djakarta Tbk 6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 8 MYOR Mayora Indah Tbk 9 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 10 SKLT Sekar Laut Tbk 11 STTP Siantar TOP Tbk 12 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk 13 BATI BAT Indonesia Tbk 14 GGRM Gudang Garam Tbk 15 HMSP H.M Sampoerna Tbk 16 RMBA Bentoel International Inv. Tbk 17 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 18 INAF Indofarma Tbk 19 KAEF Kimia Farma Tbk 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 21 MERK Merck Tbk 22 PYFA Pyridam Farma Tbk 23 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk 24 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 25 MRAT Mustika Ratu Tbk 26 TCID Mandom Indonesia Tbk 27 UNVR Unilever Indonesia Tbk 28 KDSI Kedawung Setia Industrial 29 KICI Kedaung Indah Can Tbk 30 LMPI Langgeng Makmur Plastic I Tbk Sumber : Stock Watch BEI 2004 0.00013 0.00000 0.13540 0.00147 0.00000 0.00019 0.16076 0.00014 0.00040 0.00119 0.00057 0.00001 0.02250 0.00111 0.00137 0.00010 0.00219 0.00001 0.00003 0.00045 0.14803 0.00001 0.00605 0.00444 0.00166 0.01006 0.00144 0.00158 0.00214 0.01982 2005 0.00009 0.00000 0.17772 0.00293 0.00001 0.00021 0.18913 0.00009 0.00031 0.00106 0.00047 0.00000 0.01875 0.00096 0.00183 0.00013 0.00235 0.00000 0.00002 0.00081 0.15777 0.00001 0.00578 0.00330 0.00109 0.01031 0.00186 0.00097 0.00214 0.03615 TAHUN 2006 0.00006 0.00000 0.31030 0.00288 0.00001 0.00032 0.20804 0.00019 0.00038 0.00075 0.00066 0.00001 0.01000 0.00084 0.00200 0.00029 0.00473 0.00000 0.00002 0.00098 0.25970 0.00001 0.00473 0.00053 0.00129 0.01747 0.00303 0.00170 0.00115 0.03965 2007 0.00004 0.00001 0.36531 0.00391 0.00000 0.00061 0.20804 0.00020 0.00019 0.00020 0.00116 0.00001 0.01150 0.00070 0.00294 0.00053 0.00502 0.00001 0.00004 0.00103 0.34086 0.00001 0.01130 0.00044 0.00119 0.02112 0.00294 0.00335 0.00148 0.03731 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 2008 0.00001 0.00000 0.35825 0.00342 0.00001 0.00022 0.18724 0.00013 0.00038 0.00024 0.00047 0.00001 0.01250 0.00035 0.00167 0.00049 0.00301 0.00000 0.00001 0.00033 0.23049 0.00001 0.00544 0.00023 0.00062 0.01383 0.00340 0.00119 0.00110 0.01632 Lampiran 8 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan OPM Tahun 2004-2008 No TICK NAMA PERUSAHAAN 1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk 4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 5 DLTA Delta Djakarta Tbk 6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 8 MYOR Mayora Indah Tbk 9 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 10 SKLT Sekar Laut Tbk 11 STTP Siantar TOP Tbk 12 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk 13 BATI BAT Indonesia Tbk 14 GGRM Gudang Garam Tbk 15 HMSP H.M Sampoerna Tbk 16 RMBA Bentoel International Inv. Tbk 17 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 18 INAF Indofarma Tbk 19 KAEF Kimia Farma Tbk 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 21 MERK Merck Tbk 22 PYFA Pyridam Farma Tbk 23 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk 24 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 25 MRAT Mustika Ratu Tbk 26 TCID Mandom Indonesia Tbk 27 UNVR Unilever Indonesia Tbk 28 KDSI Kedawung Setia Industrial 29 KICI Kedaung Indah Can Tbk 30 LMPI Langgeng Makmur Plastic I Tbk Sumber : Stock Watch BEI 2004 1.1814 0.0129 0.1001 0.0926 0.0904 0.0476 0.0935 0.4656 0.0086 0.3189 0.5737 0.0017 0.0169 0.1058 0.1734 0.0214 0.1775 0.0371 0.0642 0.1911 0.2208 0.0620 0.0143 0.1837 0.0539 0.1493 0.2347 0.0659 0.2176 0.2502 2005 0.8210 0.0125 0.1252 0.1764 0.2138 0.0515 0.1048 0.3030 0.0062 0.2700 0.0455 0.0012 0.0134 0.0866 0.2210 0.0250 0.1811 0.0239 0.0432 0.3276 0.2241 0.0443 0.0130 0.1301 0.0338 0.1458 0.2895 0.0386 0.2073 0.4345 TAHUN 2006 0.5228 0.0097 0.2081 0.1652 0.1290 0.0728 0.1098 0.5701 0.0074 0.1832 0.0607 0.0015 0.0068 0.0722 0.2294 0.0546 0.3473 0.0198 0.0468 0.3751 0.3514 0.0469 0.0101 0.0197 0.0382 0.2353 0.4483 0.0644 0.1063 0.4539 2007 0.3275 0.0397 0.2333 0.2133 0.0862 0.1327 0.1045 0.5865 0.0036 0.0459 0.1019 0.0022 0.0075 0.0573 0.3220 0.0939 0.3505 0.0386 0.0824 0.3782 0.4392 0.0723 0.0231 0.0157 0.0335 0.2709 0.4146 0.1204 0.1301 0.4068 2008 0.0961 0.0214 0.2179 0.1778 0.1026 0.0455 0.0896 0.3639 0.0067 0.0525 0.0393 0.0026 0.0077 0.0273 0.1737 0.0830 0.2003 0.0090 0.0196 0.1143 0.2828 0.0425 0.0106 0.0080 0.0166 0.1689 0.4563 0.0409 0.0918 0.1695 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Lampiran 9 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan BV Tahun 2004-2008 No TICK NAMA PERUSAHAAN 1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk 4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 5 DLTA Delta Djakarta Tbk 6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 8 MYOR Mayora Indah Tbk 9 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 10 SKLT Sekar Laut Tbk 11 STTP Siantar TOP Tbk 12 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk 13 BATI BAT Indonesia Tbk 14 GGRM Gudang Garam Tbk 15 HMSP H.M Sampoerna Tbk 16 RMBA Bentoel International Inv. Tbk 17 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 18 INAF Indofarma Tbk 19 KAEF Kimia Farma Tbk 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 21 MERK Merck Tbk 22 PYFA Pyridam Farma Tbk 23 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk 24 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 25 MRAT Mustika Ratu Tbk 26 TCID Mandom Indonesia Tbk 27 UNVR Unilever Indonesia Tbk 28 KDSI Kedawung Setia Industrial 29 KICI Kedaung Indah Can Tbk 30 LMPI Langgeng Makmur Plastic I Tbk Sumber : Stock Watch BEI 2004 0.1396 0.7008 0.3815 0.3661 0.2207 2.0380 0.4176 0.0623 0.1819 0.8616 3.5630 0.4465 65.3733 3.1248 3.4989 9.6169 2.9448 4.2742 4.4366 2.0692 0.5047 1.1046 0.1292 5.4501 6.0734 6.2884 5.6734 3.0629 3.6397 0.6336 2005 0.1424 0.7148 0.2259 0.0936 2.2509 16.0659 0.3077 13.6094 1.8554 111.2306 523.3288 855.9909 96.0203 4.3117 1.9925 651.2605 26.1656 95.2696 904.5345 6.5142 0.4532 20.0303 14.4050 10.0586 1428.4800 6.1051 3.4483 82.4969 37.1248 0.1943 TAHUN 2006 2007 0.1453 0.1482 0.7291 0.7437 0.0756 0.0556 0.0985 0.0546 2.2960 2.3419 7.4460 2.0875 0.2594 0.2646 3.5566 3.1088 1.8925 1.9303 223.4882 3291.7130 272.3446 89.4858 443.4189 202.5658 344.3227 265.5646 5.7372 8.4267 1.7109 0.8030 125.9793 39.3774 6.5841 5.9815 128.5140 31.1920 712.5140 212.6972 4.5987 4.1840 0.1706 0.1010 16.5490 6.4319 21.9489 3.9230 404.3409 593.8959 1037.2940 1244.9670 2.1672 1.5132 1.3308 1.4390 27.4765 7.2636 130.6036 80.5873 0.1648 0.1898 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 2008 0.1516 0.7586 0.0590 0.0728 2.3887 16.3238 0.3332 7.4723 1.9689 2331.6300 555.3607 136.3996 229.2694 34.3811 2.5528 46.5818 16.9477 534.8237 3494.0930 42.3459 0.2253 17.2176 17.2671 2129.6740 4720.8390 3.6003 1.0992 58.3399 149.8077 1.0112 Lampiran 10 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan POR Tahun 2004-2008 No TICK NAMA PERUSAHAAN 1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk 4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 5 DLTA Delta Djakarta Tbk 6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 8 MYOR Mayora Indah Tbk 9 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 10 SKLT Sekar Laut Tbk 11 STTP Siantar TOP Tbk 12 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk 13 BATI BAT Indonesia Tbk 14 GGRM Gudang Garam Tbk 15 HMSP H.M Sampoerna Tbk 16 RMBA Bentoel International Inv. Tbk 17 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 18 INAF Indofarma Tbk 19 KAEF Kimia Farma Tbk 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 21 MERK Merck Tbk 22 PYFA Pyridam Farma Tbk 23 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk 24 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 25 MRAT Mustika Ratu Tbk 26 TCID Mandom Indonesia Tbk 27 UNVR Unilever Indonesia Tbk 28 KDSI Kedawung Setia Industrial 29 KICI Kedaung Indah Can Tbk 30 LMPI Langgeng Makmur Plastic I Tbk Sumber : Stock Watch BEI 2004 1 71 709 1 7 1334 1059 4715 143 312 23344 18445 4483 337 436 1 1647 1288 711 31151 730 266 -165 2005 356510 19384 1 8 72089 5589 1 1541 20 9773 196003 77638 1673 1461 2685 969052 2772 520339 3760453 14112 3 7903 125 3040 302999 690 18933 19666 2711 51 TAHUN 2006 363641 19772 0 0 73530 2591 1 403 20 19636 102001 4332 6001 1944 2306 187453 698 701911 2962159 9962 1 6530 191 122189 220023 245 7307 6550 9538 43 2007 370913 20167 0 0 75001 726 1 352 21 289216 33515 1987 4628 2856 1082 58592 634 170363 884254 9064 1 2538 34 179471 264074 171 7901 1732 5885 49 2008 378332 20571 0 0 76501 5679 1 846 21 204862 207999 1449 3996 11651 3440 69312 1796 2921074 14526115 91735 2 6794 150 643573 1001351 407 6035 13907 10940 263 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Lampiran 11 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan DER Tahun 2004-2008 No TICK NAMA PERUSAHAAN 1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk 4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 5 DLTA Delta Djakarta Tbk 6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 8 MYOR Mayora Indah Tbk 9 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 10 SKLT Sekar Laut Tbk 11 STTP Siantar TOP Tbk 12 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk 13 BATI BAT Indonesia Tbk 14 GGRM Gudang Garam Tbk 15 HMSP H.M Sampoerna Tbk 16 RMBA Bentoel International Inv. Tbk 17 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 18 INAF Indofarma Tbk 19 KAEF Kimia Farma Tbk 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 21 MERK Merck Tbk 22 PYFA Pyridam Farma Tbk 23 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk 24 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 25 MRAT Mustika Ratu Tbk 26 TCID Mandom Indonesia Tbk 27 UNVR Unilever Indonesia Tbk 28 KDSI Kedawung Setia Industrial 29 KICI Kedaung Indah Can Tbk 30 LMPI Langgeng Makmur Plastic I Tbk Sumber : Stock Watch BEI 2004 4.8925 2.9195 0.8931 0.4194 0.2879 2.6816 1.1121 0.4733 0.3142 0.7032 0.4787 0.6054 0.7304 0.6901 1.3796 0.8588 0.3515 1.4938 0.4405 1.4745 0.3016 0.1334 29.7592 0.2506 0.1891 0.1877 0.5952 3.6144 0.8626 117.7278 2005 4.9503 2.9580 0.9117 0.4333 0.3005 2.7177 1.1328 0.4877 0.3074 0.7003 0.4932 0.6211 0.7474 0.7066 1.4029 0.8770 0.3648 1.0695 0.4547 1.4987 0.3143 0.1445 30.0608 0.2628 0.2007 0.1993 0.6109 3.6596 0.8809 118.8918 TAHUN 2006 5.0086 2.9968 0.9304 0.4473 0.3133 2.7541 1.1537 0.5023 0.3006 0.6974 0.5078 0.6370 0.7645 0.7234 1.4264 0.8954 0.3782 1.0897 0.4689 1.5232 0.3272 0.1557 30.3653 0.2752 0.2125 0.2110 0.6266 3.7053 0.8993 120.0673 2007 5.0675 3.0359 0.9494 0.4615 0.3262 2.7909 1.1749 0.5170 0.2938 0.6944 0.5226 0.6530 0.7402 0.7403 1.4502 0.9140 0.3917 1.1102 0.4833 1.5480 0.3402 0.1670 30.6728 0.2877 0.2244 0.2229 0.6426 3.7514 0.9176 121.2542 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 2008 5.1270 3.0755 0.9685 0.4759 0.3392 2.8281 1.1962 0.5319 0.2869 0.6914 0.5376 0.6692 0.7993 0.7573 1.4743 0.9328 0.4053 1.1309 0.4979 1.5729 0.3533 0.1785 30.9833 0.3003 0.2364 0.2349 0.6587 3.7980 0.9367 122.4528 Lampiran 12 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan RRR Tahun 2004-2008 No TICK NAMA PERUSAHAAN 1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk 4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 5 DLTA Delta Djakarta Tbk 6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 8 MYOR Mayora Indah Tbk 9 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 10 SKLT Sekar Laut Tbk 11 STTP Siantar TOP Tbk 12 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk 13 BATI BAT Indonesia Tbk 14 GGRM Gudang Garam Tbk 15 HMSP H.M Sampoerna Tbk 16 RMBA Bentoel International Inv. Tbk 17 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 18 INAF Indofarma Tbk 19 KAEF Kimia Farma Tbk 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 21 MERK Merck Tbk 22 PYFA Pyridam Farma Tbk 23 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk 24 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 25 MRAT Mustika Ratu Tbk 26 TCID Mandom Indonesia Tbk 27 UNVR Unilever Indonesia Tbk 28 KDSI Kedawung Setia Industrial 29 KICI Kedaung Indah Can Tbk 30 LMPI Langgeng Makmur Plastic I Tbk Sumber : Stock Watch BEI 2004 0.0975 0.0790 0.0748 0.0750 0.0760 0.0744 0.0751 0.0756 0.0746 0.0755 0.0743 0.0747 0.0743 0.0744 0.0753 0.0745 0.0744 0.0763 0.0744 0.0753 0.0747 0.0748 0.0746 0.0754 0.0743 0.0778 0.0745 0.0747 0.0745 0.0803 2005 0.0923 0.0920 0.0922 0.0968 0.0937 0.0925 0.0920 0.0920 0.0924 0.0919 0.0919 0.0921 0.0919 0.0918 0.0922 0.0921 0.0920 0.0919 0.0919 0.0933 0.0919 0.0919 0.0918 0.0919 0.0921 0.0918 0.0921 0.0922 0.0921 0.0990 TAHUN 2006 0.1199 0.1188 0.1245 0.1184 0.1210 0.1236 0.1185 0.1278 0.1250 0.1200 0.1220 0.1249 0.1238 0.1184 0.1185 0.1303 0.1411 0.1184 0.1188 0.1196 0.1235 0.1203 0.1189 0.1209 0.1197 0.1232 0.1242 0.1367 0.1270 0.1212 2007 0.2527 0.1362 0.0869 0.0893 0.0878 0.0949 0.0864 0.0868 0.0876 0.0995 0.0950 0.0964 0.0873 0.0867 0.0894 0.0929 0.0865 0.1018 0.1009 0.0865 0.0879 0.0953 0.1083 0.0865 0.0865 0.0872 0.0864 0.1081 0.0877 0.0870 2008 -0.1173 -0.1125 0.0795 -0.0393 0.0296 -0.2581 0.0834 0.0127 -0.3438 0.0112 -0.2700 0.0044 0.0699 -0.1390 -0.0612 0.0368 -0.0120 -0.7831 -0.7918 -0.4761 -0.4935 -0.0267 -0.1058 -0.0881 -0.0903 -0.0008 0.0700 -0.1285 0.0439 -0.0685 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Lampiran 13 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek Indonesia, dan Perkembangan BETA (β) Tahun 2004-2008 No TICK NAMA PERUSAHAAN 1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk 4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 5 DLTA Delta Djakarta Tbk 6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 8 MYOR Mayora Indah Tbk 9 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 10 SKLT Sekar Laut Tbk 11 STTP Siantar TOP Tbk 12 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk 13 BATI BAT Indonesia Tbk 14 GGRM Gudang Garam Tbk 15 HMSP H.M Sampoerna Tbk 16 RMBA Bentoel International Inv. Tbk 17 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 18 INAF Indofarma Tbk 19 KAEF Kimia Farma Tbk 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 21 MERK Merck Tbk 22 PYFA Pyridam Farma Tbk 23 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk 24 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 25 MRAT Mustika Ratu Tbk 26 TCID Mandom Indonesia Tbk 27 UNVR Unilever Indonesia Tbk 28 KDSI Kedawung Setia Industrial 29 KICI Kedaung Indah Can Tbk 30 LMPI Langgeng Makmur Plastic I Tbk Sumber : Stock Watch BEI 2004 0.0890 0.0180 0.0024 0.0027 0.0068 0.0005 0.0031 0.0052 0.0012 0.0047 0.0002 0.0016 0.0003 0.0004 0.0038 0.0009 0.0007 0.0068 0.0006 0.0039 0.0015 0.0022 0.0012 0.0044 0.0003 0.0136 0.0009 0.0016 0.0009 0.0232 2005 0.0063 0.0019 0.0055 0.0675 0.0248 0.0088 0.0020 0.0023 0.0073 0.0006 0.0009 0.0034 0.0014 0.0003 0.0055 0.0031 0.0027 0.0015 0.0016 0.0207 0.0012 0.0008 0.0001 0.0015 0.0037 0.0020 0.0043 0.0057 0.0044 0.0977 TAHUN 2006 0.0045 0.0014 0.0179 0.0002 0.0079 0.0153 0.0005 0.0274 0.0193 0.0049 0.0108 0.0190 0.0158 0.0004 0.0007 0.0347 0.0660 0.0004 0.0014 0.0037 0.0149 0.0057 0.0016 0.0074 0.0041 0.0143 0.0172 0.0533 0.0069 0.0085 2007 0.4669 0.1400 0.0019 0.0086 0.0045 0.0244 0.0003 0.0015 0.0039 0.0371 0.0246 0.0285 0.0028 0.0013 0.0088 0.0187 0.0008 0.0438 0.0411 0.0007 0.0046 0.0253 0.0618 0.0008 0.0007 0.0025 0.0005 0.0612 0.0040 0.0022 2008 0.2963 0.2895 0.0175 0.1858 0.0882 0.4959 0.0119 0.1121 0.6174 0.1143 0.5127 0.1238 0.0310 0.3271 0.2169 0.0780 0.1472 1.2398 1.2521 0.8048 0.8295 0.1679 0.2800 0.2550 0.2581 0.1312 0.0309 0.3122 0.0679 0.2272 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Lampiran 14. Hasil Uji SPSS Pengujian 1. Sebelum Memenuhi Uji Asumsi Klasik Descriptive Statistics Mean PRICE ROI ROA ROE EPS PER OPM BV POR DER RRR BETA 8817.7267 .4519 .1948 1.1301 1.0090 .0258 .1504 197.5717 225888.4082 6.0128 .0515 .0762 Std. Deviation 20795.25230 .56194 .25032 3.84693 2.94214 .07247 .17013 628.16602 1268711.54208 21.92745 .13951 .19385 N 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Correlations PRICE ROI ROA ROE EPS PER OPM Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N BV b DER r BETA PRICE 1.000 .306 .282 -.046 .969 .910 .080 -.128 -.073 -.072 .064 -.082 ROI .306 1.000 .914 .081 .311 .365 .667 -.198 -.098 -.097 .094 -.085 ROA .282 .914 1.000 .183 .284 .319 .789 -.192 -.088 -.041 .119 -.084 ROE -.046 .081 .183 1.000 -.026 .040 .418 -.089 -.043 .899 .063 -.025 EPS .969 .311 .284 -.026 1.000 .941 .102 -.106 -.061 -.069 .040 -.057 PER .910 .365 .319 .040 .941 1.000 .134 -.109 -.064 -.006 .014 -.030 OPM .080 .667 .789 .418 .102 .134 1.000 -.218 -.108 .181 .155 -.105 BV -.128 -.198 -.192 -.089 -.106 -.109 -.218 1.000 .515 -.078 -.302 .298 POR -.073 -.098 -.088 -.043 -.061 -.064 -.108 .515 1.000 -.043 -.545 .553 DER -.072 -.097 -.041 .899 -.069 -.006 .181 -.078 -.043 1.000 .018 .000 RRR .064 .094 .119 .063 .040 .014 .155 -.302 -.545 .018 1.000 -.943 BETA -.082 -.085 -.084 -.025 -.057 -.030 -.105 .298 .553 .000 -.943 1.000 PRICE . .000 .000 .287 .000 .000 .164 .060 .189 .191 .219 . .000 .163 .000 .000 .000 .008 .117 .119 .127 .159 ROI .000 ROA .000 .000 ROE .287 .163 .012 EPS .000 .000 .000 .375 PER .000 .000 .000 .316 .000 OPM .164 .000 .000 .000 .107 .051 BV .060 .008 .009 .140 .099 .092 .004 POR .189 .117 .142 .303 .230 .220 .094 .000 DER .191 .119 .308 .000 .201 .470 .013 .170 .302 RRR .219 .127 .073 .220 .313 .430 .029 .000 .000 .414 . .000 BETA .159 .150 .155 .378 .244 .357 .101 .000 .000 .498 .000 . PRICE 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 ROI 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 ROA 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 ROE 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 EPS 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 PER 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 OPM 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 BV 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 POR 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 DER 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 RRR 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 BETA 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 . .012 .000 .000 .000 .009 .142 .308 .073 . .375 .316 .000 .140 .303 .000 .220 . .000 .107 .099 .230 .201 .313 . .051 .092 .220 .470 .430 . .004 .094 .013 .029 . .000 .170 .000 . .302 .000 . .414 .150 .155 .378 .244 .357 .101 .000 .000 .498 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Variables Entered/Removeda Variables Model Variables Entered Removed 1 Method Stepwise (Criteria: Probabilityof-F-to-enter EPS . <= .050, Probabilityof-F-toremove >= .100). a. Dependent Variable: PRICE Model Summaryb Std. Error of the Model R R Square .969a 1 Adjusted R Square .938 Estimate .938 5195.01927 Durbin-Watson 2.269 a. Predictors: (Constant), EPS b. Dependent Variable: PRICE ANOVAb Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares df Mean Square 6.044E10 1 3.994E9 148 F Sig. a 6.044E10 2.239E3 .000 2.699E7 6.443E10 149 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square 1 Regression 6.044E10 Residual 1 3.994E9 148 Total F Sig. 6.044E10 2.239E3 .000a 2.699E7 6.443E10 149 a. Predictors: (Constant), EPS b. Dependent Variable: PRICE Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error 1 (Constant) 1910.515 EPS 6845.494 Beta Collinearity Correlations Statistics ZeroSig. order Partial Part Tolerance t 448.581 4.259 .000 144.654 .969 47.323 .000 .969 .969 .969 VIF 1.000 1.000 a. Dependent Variable: PRICE Excluded Variablesb Collinearity Statistics Model Beta In t Sig. Partial Correlation Tolerance VIF Minimum Tolerance .005a .245 .807 .020 .903 1.107 .903 a .328 .744 .027 .919 1.088 .919 a -1.015 .312 -.083 .999 1.001 .999 PER a -.012 -.194 .846 -.016 .114 8.744 .114 OPM -.018a -.897 .371 -.074 .990 1.010 .990 a -1.254 .212 -.103 .989 1.011 .989 a -.672 .502 -.055 .996 1.004 .996 a -.256 .798 -.021 .995 1.005 .995 a 1.219 .225 .100 .998 1.002 .998 a -1.312 .192 -.108 .997 1.003 .997 1 ROI ROA ROE BV POR DER RRR BETA .007 -.021 -.026 -.014 -.005 .025 -.027 a. Predictors in the Model: (Constant), EPS Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Excluded Variablesb Collinearity Statistics Model Beta In t Sig. Partial Correlation Tolerance VIF Minimum Tolerance .005a .245 .807 .020 .903 1.107 .903 a .328 .744 .027 .919 1.088 .919 a -1.015 .312 -.083 .999 1.001 .999 PER a -.012 -.194 .846 -.016 .114 8.744 .114 OPM -.018a -.897 .371 -.074 .990 1.010 .990 a -1.254 .212 -.103 .989 1.011 .989 a -.672 .502 -.055 .996 1.004 .996 a -.256 .798 -.021 .995 1.005 .995 a 1.219 .225 .100 .998 1.002 .998 a -1.312 .192 -.108 .997 1.003 .997 1 ROI ROA ROE BV .007 -.021 -.026 POR DER RRR BETA -.014 -.005 .025 -.027 b. Dependent Variable: PRICE Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions Model Dimension Eigenvalue Condition Index 1 (Constant) EPS 1 1.325 1.000 .34 .34 2 .675 1.402 .66 .66 a. Dependent Variable: PRICE Casewise Diagnosticsa Case Number Std. Residual PRICE Predicted Value Residual 35 65 113 125 6.561 4.020 3.544 3.481 3.60E4 2.28E4 2.15E4 2.00E4 1916.6059 1914.3725 3087.9397 1913.8987 3.40834E4 2.08856E4 1.84121E4 1.80861E4 a. Dependent Variable: PRICE Residuals Statisticsa Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 1.9105E3 1.3049E5 8.8177E3 20140.39280 150 Residual -7.76385E3 3.40834E4 .00000 5177.55697 150 Std. Predicted Value -.343 6.041 .000 1.000 150 Std. Residual -1.494 6.561 .000 .997 150 a. Dependent Variable: PRICE Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Charts Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Pengujian 2. Uji Regresi Linier Metode Stepwise Indikator Variabel Fundamental Keuangan Setelah Transformasi dan Uji Uji Asumsi Klasik Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N LN_Price 7.038264866E0 2.1175343986E0 150 LN_ROI -1.679741032E0 1.6300129768E0 150 LN_ROE -1.688456304E0 1.9033025379E0 150 LN_EPS -2.714517762E0 2.7615840623E0 150 LN_PER -7.130953881E0 3.0581640091E0 150 LN_OPM -2.610240686E0 1.4092788861E0 150 LN_BV 1.890567194E0 2.8755207964E0 150 LN_POR 7.534591552E0 4.1987721639E0 150 LN_DER -5.257292873E-2 1.4107940383E0 150 LN_RRR -2.435692992E0 .4103132152 150 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Correlations LN_Price LN_ROI LN_ROE LN_EPS LN_PER LN_OPM LN_BV LN_b LN_DER LN_r Pearson LN_Price Correlation LN_ROI 1.000 .505 .505 LN_ROE .380 LN_EPS Sig. (1tailed) N .380 .586 .579 .308 -.436 -.492 -.034 .022 1.000 .789 .499 .514 .868 -.343 -.148 .008 .145 .789 1.000 .390 .506 .790 -.501 -.231 .558 .196 .586 .499 .390 1.000 .821 .381 -.254 -.576 .007 .038 LN_PER .579 .514 .506 .821 1.000 .389 -.353 -.665 .156 .080 LN_OPM .308 .868 .790 .381 .389 1.000 -.479 -.216 .065 .106 LN_BV -.436 -.343 -.501 -.254 -.353 -.479 1.000 .701 -.241 -.101 LN_POR -.492 -.148 -.231 -.576 -.665 -.216 .701 1.000 -.089 .001 LN_DER -.034 .008 .558 .007 .156 .065 -.241 -.089 1.000 .096 LN_RRR .022 .145 .196 .038 .080 .106 -.101 .001 .096 1.000 LN_Price . .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .339 .393 LN_ROI .000 . .000 .000 .000 .000 .000 .035 .460 .039 LN_ROE .000 .000 . .000 .000 .000 .000 .002 .000 .008 LN_EPS .000 .000 .000 . .000 .000 .001 .000 .464 .321 LN_PER .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000 .028 .165 LN_OPM .000 .000 .000 .000 .000 . .000 .004 .213 .098 LN_BV .000 .000 .000 .001 .000 .000 . .000 .001 .110 LN_POR .000 .035 .002 .000 .000 .004 .000 LN_DER .339 .460 .000 .464 .028 .213 .001 .140 LN_RRR .393 .039 .008 .321 .165 .098 .110 .497 .122 . LN_Price 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 LN_ROI 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 LN_ROE 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 LN_EPS 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 LN_PER 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 LN_OPM 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 LN_BV 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 LN_POR 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 LN_DER 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 LN_RRR 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 . .140 .497 . .122 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Variables Entered/Removeda Variables Variables Entered Removed Model 1 2 3 4 Method LN_EPS . LN_BV . LN_ROI . LN_OPM . Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= .050, Probability-of-F-to-remove >= .100). Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= .050, Probability-of-F-to-remove >= .100). Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= .050, Probability-of-F-to-remove >= .100). Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= .050, Probability-of-F-to-remove >= .100). a. Dependent Variable: LN_Price Model Summarye Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .586a .344 .339 1.7212457509E0 2 b .657 .432 .424 1.6069911851E0 3 .680c .462 .451 1.5687076613E0 4 .763d .582 .570 1.3880731967E0 1.892 a. Predictors: (Constant), LN_EPS b. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_BV c. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_BV, LN_ROI d. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_BV, LN_ROI, LN_OPM e. Dependent Variable: LN_Price Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 ANOVAe Model Sum of Squares df Mean Square 1 Regression 229.631 1 Residual 438.478 148 Total 668.109 149 2 Regression 288.493 2 Residual 379.616 147 Total 668.109 149 3 Regression 308.826 3 Residual 359.283 146 Total 668.109 149 4 Regression 388.730 4 Residual 279.378 145 Total 668.109 149 F Sig. 229.631 77.508 .000a 2.963 144.246 55.857 .000b 2.582 102.942 41.832 .000c 2.461 97.183 50.439 .000d 1.927 a. Predictors: (Constant), LN_EPS b. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_BV c. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_BV, LN_ROI d. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_BV, LN_ROI, LN_OPM e. Dependent Variable: LN_Price Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearity B 1 (Constant) 8.259 .197 41.839 .000 LN_EPS .450 .051 .586 8.804 .000 2 (Constant) 8.524 .192 44.284 .000 LN_EPS .390 .049 .508 7.910 .000 -.226 .047 -.307 -4.774 .000 3 (Constant) 8.720 .200 43.612 .000 LN_EPS .319 .054 .417 5.916 .000 -.191 .048 -.259 -3.984 .000 LN_ROI .271 .094 .208 2.874 .005 4 (Constant) 7.198 .295 24.374 .000 LN_EPS .264 .049 .345 5.446 .000 -.312 .046 -.424 -6.734 .000 1.110 .155 .854 7.175 .000 -1.154 .179 -.768 -6.440 .000 LN_BV LN_BV LN_BV LN_ROI LN_OPM Beta t ZeroSig. order Partial Part Tolerance Model Std. Error Statistics Correlations VIF .586 .586 .586 1.000 1.000 .586 .546 .492 .936 1.069 -.436 -.366 .586 .297 .440 .359 -.436 -.313 .242 .936 1.069 .743 1.346 .873 1.145 .505 .231 .174 .701 1.427 .586 .412 .292 .720 1.389 -.436 -.488 .505 .362 .512 .385 .308 -.472 .346 .729 1.372 .203 4.916 .203 4.931 a. Dependent Variable: LN_Price Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Excluded Variablese Collinearity Statistics Partial Model 1 LN_ROI LN_ROE LN_PER Beta In t Sig. Minimum Correlation Tolerance VIF Tolerance a 3.848 .000 .303 .751 1.332 .751 a 2.512 .013 .203 .848 1.179 .848 a .211 .325 3.075 .325 .283 .178 2.619 .010 a .099 1.376 .171 .113 .855 1.170 .855 -.307a -4.774 .000 -.366 .936 1.069 .936 a -2.906 .004 -.233 .668 1.497 .668 a -.576 .565 -.047 1.000 1.000 1.000 a -.001 .999 .000 .999 1.001 .999 b .208 2.874 .005 .231 .701 1.427 .701 LN_ROE .041b .546 .586 .045 .675 1.481 .675 LN_PER b .175 1.559 .121 .128 .303 3.302 .303 LN_OPM -.047b -.632 .529 -.052 .699 1.431 .699 LN_POR b .047 .438 .662 .036 .339 2.949 .339 LN_DER -.119b -1.874 .063 -.153 .939 1.065 .878 LN_RRR b -.451 .653 -.037 .990 1.010 .927 c -2.276 .024 -.186 .316 3.164 .316 .130c 1.164 .246 .096 .296 3.382 .296 LN_OPM c -.768 -6.440 .000 -.472 .203 4.931 .203 LN_POR -.169c -1.357 .177 -.112 .237 4.226 .237 LN_DER c LN_OPM LN_BV LN_POR LN_DER LN_RRR 2 LN_ROI 3 LN_ROE LN_PER .300 -.231 -.038 .000 -.028 -.242 -1.740 .084 -.143 .935 1.070 .698 c -.051 -.829 .408 -.069 .974 1.027 .690 4 LN_ROE -.114d -1.171 .243 -.097 .301 3.320 .175 LN_PER d .020 .197 .844 .016 .287 3.487 .193 LN_POR -.155d -1.404 .162 -.116 .237 4.228 .183 LN_DER d -.102 -1.859 .065 -.153 .935 1.070 .203 LN_RRR -.078d -1.433 .154 -.119 .969 1.032 .200 LN_RRR -.108 a. Predictors in the Model: (Constant), LN_EPS b. Predictors in the Model: (Constant), LN_EPS, LN_BV c. Predictors in the Model: (Constant), LN_EPS, LN_BV, LN_ROI d. Predictors in the Model: (Constant), LN_EPS, LN_BV, LN_ROI, LN_OPM e. Dependent Variable: LN_Price Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions Model Dimension Eigenvalue Condition Index (Constant) LN_EPS LN_BV LN_ROI LN_OPM 1 2 3 4 1 1.702 1.000 .15 .15 2 .298 2.391 .85 .85 1 2.197 1.000 .08 .08 .09 2 .506 2.084 .12 .16 .91 3 .297 2.717 .81 .77 .00 1 2.937 1.000 .04 .03 .04 .03 2 .517 2.384 .05 .09 .93 .02 3 .305 3.104 .89 .32 .00 .09 4 .242 3.482 .02 .56 .03 .86 1 3.854 1.000 .01 .02 .02 .01 .00 2 .520 2.722 .02 .06 .81 .00 .00 3 .328 3.429 .14 .65 .01 .00 .01 4 .269 3.785 .15 .19 .03 .19 .01 5 .029 11.562 .68 .09 .14 .80 .98 a. Dependent Variable: LN_Price Residuals Statisticsa Minimum Predicted Value Residual Maximum 3.149280787E0 1.062917137E1 Mean Std. Deviation N 7.038264866E0 1.6152180927E0 150 -3.1487886906E0 3.7764883041E0 -4.8997842820E-15 1.3693145885E0 150 Std. Predicted Value -2.408 2.223 .000 1.000 150 Std. Residual -2.268 2.721 .000 .986 150 a. Dependent Variable: LN_Price Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Charts Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Pengujian 3. Uji Fundamental Keuangan Yang Lulus Stepwise dengan Beta terhadap harga saham menggunakan Regresi Linier Berganda Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N LN_Price 7.038264866E0 2.1175343986E0 150 LN_ROI -1.679741032E0 1.6300129768E0 150 LN_EPS -2.714517762E0 2.7615840623E0 150 LN_OPM -2.610240686E0 1.4092788861E0 150 LN_BV 1.890567194E0 2.8755207964E0 150 LN_Beta -4.766868373E0 2.1955112473E0 150 Correlations LN_Price LN_ROI LN_EPS LN_OPM LN_BV LN_Beta Pearson Correlation LN_Price Sig. (1-tailed) N 1.000 .505 .586 .308 -.436 -.172 LN_ROI .505 1.000 .499 .868 -.343 -.098 LN_EPS .586 .499 1.000 .381 -.254 -.191 LN_OPM .308 .868 .381 1.000 -.479 -.046 LN_BV -.436 -.343 -.254 -.479 1.000 .113 LN_Beta -.172 -.098 -.191 -.046 .113 1.000 LN_Price . .000 .000 .000 .000 .018 LN_ROI .000 . .000 .000 .000 .116 LN_EPS .000 .000 . .000 .001 .010 LN_OPM .000 .000 .000 . .000 .288 LN_BV .000 .000 .001 .000 . .083 LN_Beta .018 .116 .010 .288 .083 . LN_Price 150 150 150 150 150 150 LN_ROI 150 150 150 150 150 150 LN_EPS 150 150 150 150 150 150 LN_OPM 150 150 150 150 150 150 LN_BV 150 150 150 150 150 150 LN_Beta 150 150 150 150 150 150 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Variables Entered/Removedb Model Variables Entered Variables Removed Method LN_Beta, LN_OPM, LN_EPS, LN_BV, LN_ROIa 1 . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: LN_Price Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson a 1 .763 .582 .567 1.3927130152E0 1.889 a. Predictors: (Constant), LN_Beta, LN_OPM, LN_EPS, LN_BV, LN_ROI b. Dependent Variable: LN_Price ANOVAb Model Sum of Squares 1 Regression 388.799 df Mean Square 5 77.760 Residual 279.310 144 1.940 Total 668.109 149 F Sig. 40.090 .000a a. Predictors: (Constant), LN_Beta, LN_OPM, LN_EPS, LN_BV, LN_ROI b. Dependent Variable: LN_Price Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Correlations ZeroSig. order Partial Part Tolerance Model B 1 (Constant) 7.150 .391 18.281 .000 LN_ROI 1.108 .156 .853 7.118 .000 .505 .510 .384 .202 4.943 LN_EPS .263 .049 .343 5.349 .000 .586 .407 .288 .706 1.416 -1.151 .181 -.766 -6.369 .000 .308 -.469 .343 .201 4.979 -.311 .047 -.422 -6.656 .000 -.436 -.485 .359 .721 1.387 -.010 .053 -.010 -.172 -.016 .010 .950 1.053 LN_OPM LN_BV LN_Beta Std. Error t Collinearity Statistics Beta -.188 .851 VIF a. Dependent Variable: LN_Price Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions Model Dimension Eigenvalue Condition Index (Constant) LN_ROI LN_EPS LN_OPM LN_BV LN_Beta 1 1 4.516 1.000 .00 .00 .01 .00 .01 .01 2 .634 2.669 .02 .01 .01 .00 .39 .08 3 .459 3.136 .01 .03 .28 .00 .39 .04 4 .284 3.987 .01 .13 .56 .02 .05 .01 5 .079 7.574 .50 .06 .04 .03 .03 .86 6 .029 12.547 .47 .77 .09 .94 .13 .01 a. Dependent Variable: LN_Price Residuals Statisticsa Minimum Predicted Value Residual Maximum 3.166165113E0 1.063256264E1 Mean Std. Deviation N 7.038264866E0 1.6153610424E0 150 -3.1694462299E0 3.7825260162E0 -3.3395508581E-15 1.3691459498E0 150 Std. Predicted Value -2.397 2.225 .000 1.000 150 Std. Residual -2.276 2.716 .000 .983 150 a. Dependent Variable: LN_Price Charts Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009