analisis faktor fundamental keuangan dan resiko sistematik

advertisement
ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL KEUANGAN DAN
RESIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM
PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
TESIS
Oleh
JAMALUL ABIDIN
087017017/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL KEUANGAN DAN
RESIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM
PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Akuntansi
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
JAMALUL ABIDIN
087017017/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Judul Tesis
: ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL KEUANGAN
DAN RESIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA
SAHAM PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Nama Mahasiswa : Jamalul Abidin
Nomor Pokok
: 087017017
Program Studi
: Akuntansi
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak)
Ketua
Ketua Program Studi
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak)
(Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak)
Anggota
Direktur
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc)
Tanggal lulus : 07 September 2009
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Telah diuji pada
Tanggal : 07 September 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua
:
Anggota :
Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak
1. Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak.
2. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak.
3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak
4. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang yang berjudul :
“ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL KEUANGAN DAN RESIKO
SISTEMATIK
TERHADAP
HARGA
SAHAM
PERUSAHAAN
CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan
oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang
digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, 07 September 2009
Yang Membuat Pernyataan
Jamalul Abidin
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
ABSTRAK
Analisis fundamental keuangan dan resiko sistematik digunakan untuk
menilai kelayakan investasi pada saham karena dapat menghasilkan variabelvariabel yang menentukan harga saham di masa mendatang. Konsep penilaian
harga saham dengan analisis fundamental keuangan dan resiko sistematik akan
menghasilkan informasi tentang apakah saham tertentu layak dibeli atau tidak
layak, dalam penelitian ini difokuskan pada analisis pengaruh faktor-faktor
fundamental keuangan dan resiko sistematik terhadap harga saham perusahaan
consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian dilakukan terhadap 30 sampel perusahaan consumer goods yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan data time series dari tahun
2004 sampai dengan tahun 2008. Variabel yang digunakan adalah return on
investment (ROI), return on assets (ROA), return on equity (ROE), earning pershare
(EPS), price earning ratio (PER), operating profit margin (OPM), book value (BV),
payout ratio (b), debt to equity ratio (DER), required rate of return (r) sebagai
variabel independen dan harga saham perusahaan (CLP) sebagai variabel dependen.
Penelitian ini menggunakan regresi linear metode stepwise dan regresi linier
berganda untuk melihat indikator variabel fundamental keuangan yang lebih
berpengaruh dan besarnya kontribusi masing-masing variabel secara individu dan
secara simultan dalam mempengaruhi harga saham
Hasil pengujian menunjukkan bahwa return on asset (ROA), return on equity
(ROE), price earning ratio (PER), payout ratio (PER), debt equity ratio (DER) dan
required rate of return (r) tereliminasi dalam proses uji regresi linier metode stepwise
karena memiliki pengaruh yang rendah terhadap harga saham. Earning pershare
(EPS) mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap harga saham perusahaan
consumer goods. Hal ini berarti bahwa earning pershare (PES) merupakan tolok
ukur yang lebih baik dalam menilai harga saham perusahaan consumer goods. Hasil
pengujian juga menunjukkan bahwa earning pershare (EPS), book value (BV),
return on investment (ROI), operating profit margin (OPM) dan beta berpengaruh
secara simultan terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia, variabel beta tidak berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Kata Kunci : Earning Pershare (EPS), Book Value (BV), Return on Investment
(ROI), Operating Profit Margin (OPM), Resiko Sistematik (BETA)
dan Harga saham (CLP).
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
ABSTRACT
The financial fundamental analysis and the systematic risk are used to appraise
the suitable investment on stock because it can produce the variables that could
determine the stock price in the future. The concept of appraisal stock price with the
financial fundamental analysis and the systematic risk will produce the information
about the properness of buying stock. This research is focused on the financial
fundamental analysis factors affects and the systematic risk to the stock price of the
consumer goods company which is registered in Indonesia Stock Exchange.
This research takes 30 samples of consumer goods companies which are
registered in Indonesia Stock Exchange by using the time series data year 2004 to
2008. The variable that used are return on investment (ROI), return on assets (ROA),
return on equity (ROE) earning per share (EPS), price earning ratio (PER),
operating profit margin (OPM) book value (BV), payout ratio (b), debt to equity ratio
(DER), required rate of return (r) as the independent variable and the company stock
price (CLP) as the dependent variable. This research is using the linear regression
stepwise method and double linear regression to see the variable indicator of the
financial fundamental which is give more influence and big contribution of each
variable individually and simultaneous in affected the stock price.
The testing result shows that the return on asset (ROA), return on equity
(ROE), price earning ratio (PER), payout ratio (PER), debt equity ratio (DER) and
required rate of return (r) are eliminated in the process of the linear regression test
of the stepwise method because it dominantly influence to the stock price. Earning
per share (EPS) has a dominant influence to the stock price of the consumer goods
company. It means that earning per share (PES) is the better standard to appraise the
stock price of the consumer goods company. The test result is also show that earning
per share (EPS), book value (BV), return on investment (ROI), operating profit
margin (OPM) and beta simultaneous affected the stock price of the consumer goods
company that registered at the Indonesia Stock Exchange and beta variable is not
partial significantly affected the stock price of the consumer goods company which is
registered at Indonesia Stock Exchange.
Keywords : Earning Per Share (EPS), Book Value (BV), Return on Investment
(ROI),Operating Profit Margin (OPM), Sistematic Risk (BETA) and
Stock Price (CLP)
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala
rahmatNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul ANALISIS
FAKTOR
FUNDAMENTAL
KEUANGAN
DAN
RESIKO
SISTEMATIK
TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Periode Penelitian 2004 – 2008),
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Magister Sains, pada
Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Bantuan, bimbingan, petunjuk, saran dan fasilitas bahkan teguran dari berbagi
pihak telah peneliti terima dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, oleh karena
itu dengan sepenuh hati peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A.(K)., selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak. selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai
dosen pembimbing utama yang telah banyak meluangkan waktu untuk
mengarahkan, membimbing, dan memberikan saran-saran kepada penulis dalam
menyusun tesis ini.
4. Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dalam mangarahkan, membimbing dan memberikan saran
saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.
5. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku dosen pembanding yang telah banyak
memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
6. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak. selaku dosen pembanding yang telah banyak
memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini
7. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai pembanding
yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan
tesis ini.
8. Ir. Joefly J.Bahroeny, MM yang telah banyak membantu baik secara moril
maupun materil, khususnya dalam pembiayaan selama menjalani pendidikan.
9. Kepada Rekan sekerja di RSA Group yang telah banyak memberikan bantuan dan
dorongan dalam penyelesaian tesis ini.
10. Yang tersayang Ibundaku Masdalifah yang selama ini telah menjadi dasar
motivasi bagiku, kakakku dan adik-adikku yang telah memberikan dorongan
dalam menyelesaikan tesis ini.
11. Yang tercinta istriku Yeni Susmita, SE, anak-anakku Jihan Nitya Pavita, Fildza
Rizki Husna dan Muhammad Fadhli yang menjadi sumber motivasi sejak awal
pendidikan hingga penyelesaian tesis ini.
12. Dan pihak-pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah
banyak membantu peneliti dalam penyusunan tesis ini.
Peneliti menyadari bahwa keterbatasan yang dimiliki untuk menjadikan tesis
ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu sangat diperlukan masukan-masukan dan
saran-saran yang bersifat membangun dari pembaca. Namun demikian besar harapan
peneliti, agar tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, 07 September 2009
Jamalul Abidin
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
RIWAYAT HIDUP
1. Nama
:
Jamalul Abidin
2. Tempat / Tanggal Lahir :
Kisaran / 13 April 1970
3. Pekerjaan
:
Pegawai Swasta
4. Agama
:
Islam
a. Ayah
:
Syahmiran Haryanto (Alm)
b. Ibu
:
Masdalifah
6. Alamat
:
Jl. Ikhlas No. 1 Bromo Ujung Medan
7. Telepon/ HP
:
081 163 4882
8. Pendidikan
:
a. SD
:
SD Muhammadiyah Kisaran lulus tahun 1983
b. SLTP
:
SMP Negeri 2 Kisaran lulus tahun 1986
c. SLTA
:
SMEA Negeri Kisaran lulus tahun 1989
d. Universitas
:
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, lulus
5. Orang Tua
tahun 1993
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………….........................................
ABSTRACT …………………………………….........................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
RIWAYAT HIDUP .....................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................
DAFTAR TABEL .......................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
Halaman
i
ii
iii
v
vi
viii
ix
x
BAB I
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
PENDAHULUAN ..................................................................
Latar Belakang ……………………….......………………….
Rumusan Masalah ……………………….......………………
Tujuan Penelitian ……………………………......…………..
Manfaat Penelitian ………………………………......……....
Originalitas …………………………………………......……
1
1
8
8
8
9
BAB II
2.1.
TINJAUAN PUSTAKA .........................................................
Landasan Teori ………………………………………........….
2.1.1. Faktor Fundamental Keuangan Yang Mempengaruhi
Harga Saham … …………………..............…....…...
2.1.2. Resiko Sistematik …………….......…....…………….
2.1.3. Harga saham ……………………….......……………..
Review Peneliti Terdahulu (Theoretical Mapping) …....…..…
10
10
10
25
31
36
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ..........................
3.1. Kerangka Konsep ….......…………………………......……..
3.2. Hipotesis Penelitian .………………....…………………..…
40
40
46
BAB IV
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
47
47
47
48
49
50
54
2.2.
METODE PENELITIAN ......................................................
Jenis Penelitian ………………………………........………..
Lokasi Penelitian …….……………………………........…..
Populasi dan Sampel ………………………………….........
Metode Pengumpulan Data ………………………………..
Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Metode Analisis Data ……………………………………..
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................
5.1. Hasil Penelitian ..................................................................
5.2. Pembahasan ........................................................................
63
63
78
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................
6.1. Kesimpulan ........................................................................
6.2. Keterbatasan .......................................................................
6.3 Saran ...................................................................................
90
90
90
91
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
92
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
DAFTAR TABEL
No.
Judul
Halaman
2.1
Daftar Review Penelitian Terdahulu ............................................
38
4.1
Daftar jumlah Perusahaan Sampel ...............................................
49
4.2
Defenisi Operasional Variabel .....................................................
50
4.3
Bentuk Transformasi Data ..........................................................
56
5.1
Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi dari Variabel –
Variabel Penelitian Descriptive Statistics .....................................
64
5.2
Uji Autokorelasi ..........................................................................
71
5.3
Hasil Uji Multikolinearitas -1 ......................................................
73
5.4
Hasil Uji Multikolinearitas -2 ......................................................
74
5.5
Hasil Uji Regresi Metode Stepwise Variabel Fundamental
Keuangan ....................................................................................
76
5.6
Nilai R Square Hipotesis ............................................................
79
5.7
Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis ...........................................
81
5.8
Uji Hipotesis ..............................................................................
82
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
DAFTAR GAMBAR
No.
Judul
Halaman
3.1
Kerangka Pemikiran Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental
Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ........................................
45
5.1
Hasil Uji Normalitas Sebelum Dilakukan Transformasi ...............
68
5.2
Hasil Uji Normalitas Setelah Dilakukan Transformasi ...................
69
5.3
Kurva Uji Autokorelasi ...................................................................
71
5.4
Uji Heterokedastisitas .....................................................................
72
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
DAFTAR LAMPIRAN
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Judul
Halaman
Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2004-2008 ......................................................
96
Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan Harga Saham Tahun 2004-2008 .
97
Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan ROI Tahun 2004-2008 ..............
98
Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan ROA Tahun 2004-2008 .............
99
Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan ROE Tahun 2004-2008 .............
100
Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan EPS Tahun 2004-2008 ..............
101
Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan PER Tahun 2004-2008 ..............
102
Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan OPM Tahun 2004-2008 .............
103
Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan BV Tahun 2004-2008 ................
104
Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan b Tahun 2004-2008 ...................
105
Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan DER Tahun 2004-2008 ..............
106
Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan r Tahun 2004-2008 ....................
107
Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public Di Bursa Efek
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
14.
Indonesia, dan Perkembangan β Tahun 2004-2008 ................
108
Hasil Uji SPSS ........................................................................
109
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu
negara, hal ini dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus
fungsi keuangan (Husnan,2003). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal berfungsi
sebagai salah satu sistem mobilitas dana jangka panjang yang efisien bagi
pemerintah. Prospek pertumbuhan pasar modal di Indonesia yang demikian pesat
ternyata didorong oleh minat investor yang masuk ke pasar modal. Dengan adanya
pasar modal, para investor dapat melakukan investasi pada banyak pilihan investasi,
sesuai dengan kemampuan menganalisa dan keberanian mengambil resiko dimana
para investor akan selalu memaksimalkan return yang dikombinasikan dengan resiko
tertentu dalam setiap keputusan investasinya. Teori keuangan secara umum
mengatakan apabila resiko suatu investasi meningkat maka disyaratkan tingkat
keuntungan yang semakin besar.
Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk
memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut
(Ahmad, 2004). Umumnya investasi dikategorikan atas dua jenis yaitu arus kas dalam
asset riil yang bersifat berwujud seperti gedung-gedung, kenderaan dan sebagainya,
dan asset finansial atau asset keuangan yang merupakan dokumen (surat-surat) klaim
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
tidak langsung pemegangnya terhadap aktiva riil pihak yang menerbitkan sekuritas
tersebut.
Keputusan investasi pada dasarnya menyangkut masalah pengelolaan dana
pada suatu periode tertentu, dimana para investor mempunyai harapan untuk
memperoleh pendapatan atau keuntungan dari dana yang diinvestasikan selama
periode waktu tertentu. Sebelum mengambil keputusan investasi baru, para investor
perlu mengadakan analisa yang cermat. Dalam mengambil keputusan investasi para
invenstor mengharapkan hasil yang maksimal dengan resiko tertentu atau hasil
tertentu dengan resiko yang minimal terhadap investasi yang dilakukan. Keuntungan
investasi sangat tergantung banyak hal, tapi hal yang utama adalah tergantung pada
kemampuan atau strategi penanam modal atau investor dalam membaca keadaan dan
situasi pasar yang tidak menentu.
Bila harga saham naik maka keuntungan yang dimiliki pemodal akan
meningkat. Kenaikan harga saham dan permintaan yang tinggi merupakan daya tarik
tersendiri bagi perusahaan untuk menerbitkan saham. Penanam modal yang membeli
saham berarti mereka membeli prospek suatu perusahaan. Bagi pihak yang
kekurangan dana maka pasar modal dapat dijadikan sebagai alternatif dalam
penyediaan dana. Bila seorang penanam modal atau investor memutuskan akan
menginvestasikan dananya di pasar modal (dengan membeli sekuritas yang
diperdagangkan di bursa) maka sebelumnya ia harus percaya bahwa informasi yang
diterima investor adalah informasi yang benar, dan tidak ada pihak manapun yang
memanipulasi informasi dalam perdagangan tersebut.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Salah satu informasi yang ditentukan pemodal adalah informasi laporan
keuangan atau laporan keuangan tahunan. Paling sedikit satu kali dalam setahun
perusahaan publik berkewajiban menerbitkan laporan keuangan tahunan kepada para
pemodal yang ada di bursa efek. Bagi pemodal, laporan keuangan tahunan merupakan
sumber berbagai macam informasi khususnya neraca dan laporan laba rugi
perusahaan. Oleh karena itu, publikasi laporan keuangan perusahaan (emiten)
merupakan saat-saat yang ditunggu oleh para pemodal di pasar modal karena dari
publikasi laporan keuangan itu para pemodal dapat mengetahui perkembangan
emiten, yang digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk membeli atau menjual
saham-saham yang dimiliki.
Persoalan yang timbul adalah sejauh mana informasi perusahaan publik
tersebut mempengaruhi harga saham dipasar modal dan faktor atau variabel apa saja
yang menjadi indikator, sehingga perusahaan dapat mengendalikannya dengan tujuan
meningkatkan
nilai
perusahaan
melalui
peningkatan
nilai
saham
yang
diperdagangkan di pasar modal dapat dicapai.
Keputusan
investasi
bagi
para
investor
mengandung
resiko
dan
ketidakpastian. Pengetahuan tentang resiko merupakan suatu hal yang penting untuk
dimiliki oleh setiap investor maupun calon investor. Seorang investor yang rasional,
sebelum mengambil keputusan investasi harus mempertimbangkan dua hal, yaitu
pendapatan yang diharapkan (expected return) dan resiko (risk) yang tergantung pada
jenis investasinya. Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat resiko yang lebih
besar dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain seperti obligasi, deposito dan
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
tabungan. Hal ini disebabkan karena pendapatan yang diharapkan dari investasi pada
saham bersifat tidak pasti.
Tujuan utama investor untuk melakukan investasi adalah untuk memperoleh
return (tingkat pengembalian). Semua investor ingin agar investasinya mendapatkan
return yang setinggi-tingginya. Akan tetapi kenyataan membuktikan bahwa return
dari investasi adalah tidak pasti. Ketidakpastian dari investasi inilah yang dinamakan
dengan resiko, yang diukur dengan varian dari return.
Resiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome
yang diterima dengan ekspektasi. Pada dasarnya ada dua macam resiko, yaitu resiko
tidak sistematik (unsystematic risk) adalah risiko yang bisa dihilangkan dengan
membentuk portofolio, dan resiko sistematik (systematic risk) adalah bagian dari
resiko sekuritas yang tidak dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio/
didiversifikasi. Resiko sistematik ini dimiliki/melekat pada semua perusahaan, yang
disebabkan oleh faktor makro ekonomi misalnya inflasi. Resiko tidak sistematik tidak
relevan dalam perhitungan resiko suatu saham karena dapat dihilangkan dengan
menambah jumlah kepemilikan saham dari beberapa perusahaan.
Dalam pengembangan suatu model yang dinamakan Capital Assets Pricing
Model (CAPM), resiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio yang relatif
terhadap resiko pasar dinyatakan sebagai beta (β) yang besarnya berbeda untuk
masing-masing saham. Beta merupakan kuantitatif yang mengukur sensitivitas
keuntungan dari suatu sekuritas dalam merespon pergerakan keuntungan pasar.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Semakin tinggi tingkat beta, semakin tinggi resiko sistematik yang tidak dapat
dihilangkan karena diversifikasi.
Harga saham dipasar modal ditentukan oleh kekuatan mekanisme pasar
berdasarkan kinerja perusahaan atau merupakan cermin keputusan manajemen dalam
mengelola perusahaan. Dalam menganalisa saham dapat menggunakan konsep
analisis fundamental keuangan . Analisis fundamental keuangan itu adalah suatu
analisa yang dilakukan dan ditujukan kepada aspek-aspek yang fundamental di suatu
perusahaan yang terjun ke pasar modal atau dapat juga dikatakan suatu analisa yang
mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi perusahaan, dengan
melihat pada indikator ekonomi terutama yang berkaitan pada penampilan perusahaan
seperti volume penjualan, kekayaan dan keuntungan.
Konsep pendekatan fundamental menggunakan dasar dari hasil laporan
keuangan perusahaan dan perkembangan harga saham di Pasar Bursa Efek. Dasardasar pertimbangan utama adalah faktor-faktor internal dari perusahaan seperti laba
perlembar saham, dividen persaham, struktur permodalan, potensi pertumbuhan dan
prospek perusahaan di masa mendatang yang menunjukkan kinerja perusahaan
(faktor fundamental keuangan) yang mempengaruhi harga saham. karena faktor
fundamental keuangan ini beranggapan bahwa investor adalah rasional, sehingga
mereka akan mencoba mempelajari hubungan harga saham dengan kondisi
perusahaan dengan menggunakan analisis rasio-rasio keuangan perusahaan. Dimana
harga saham mewakili nilai perusahaan (Tandelilin,2001).
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Analisis fundamental dapat membantu para investor dan calon investor untuk
mengetahui harga suatu saham di Pasar Bursa Efek apakah terlalu mahal ataupun
murah, sehingga investor dan calon investor dapat mengambil keputusan untuk
membeli atau menjual saham-saham dari masing-masing emiten.
Nguyen (2004) menyatakan bahwa analisa fundamental dapat membantu
untuk memprediksi pengembalian saham dimasa yang akan datang dan untuk
menjelaskan momentum dalam harga-harga saham. Beberapa penelitian terhadap
analisa fundamental diantaranya Sunarto (2001), Gunawan (2003), Wu (2005),
Ulupui (2006), Indra (2006) dan Violeta (2007). Maniatis (2006) menyatakan bahwa
parameter penting dalam menilai resiko suatu saham adalah seperti ukuran
perusahaan, price earning ratio, kebijakan dividen suatu perusahaan, dan bagian
perspektifnya lainnya.
Gunawan (2003) dalam penelitiannya menggunakan variabel return on assets
(ROA), return on equity (ROE), book value (BV), payout ratio (b), debt equity ratio
(DER), required rate of return (r) dan resiko sistematik (beta) dalam penelitiannya
meneliti pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan properti yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta. Indra (2006) menggunakan variabel debt equity ratio (DER),
return on equity (ROE), earning pershare (EPS), price earning ratio (PER),
operating profit margin (OPM) dan resiko sistematik pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Nainggolan (2004) menyatakan bahwa ada
beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan yaitu earning pershare (EPS), debt equity ratio (DER), price earning
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
ratio (PER), return on investment (ROI), dan return on equity (ROE). Pada
perusahaan sektor properti dan sektor manufaktur, fundamental keuangan dan resiko
sistematik berpengaruh terhadap harga saham, artinya para investor masih melihat
keterkaitan analisis fundamental keuangan dan resiko sistematik dalam keputusan
investasinya. Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada
perusahaan sektor consumer goods, dimana perusahaan consumer goods merupakan
produsen barang-barang konsumsi yang menjadi kebutuhan utama bagi konsumen
dan sektor consumer goods pada umumnya kurang berpengaruh terhadap kondisi
ekonomi, artinya perubahan ekonomi tidak banyak mempengaruhi konsumen atas
kebutuhannya terhadap produk perusahaan consumer goods. Peneliti ingin meneliti
apakah para investor masih melihat keterkaitan analisis fundamental keuangan dan
resiko sistematik terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dalam keputusan investasinya, peneliti akan menggunakan
seluruh variabel yang digunakan Gunawan (2003) ditambah dengan variabel yang
digunakan oleh Nainggolan (2004) yaitu
return on investment (ROI), earning
pershare (EPS), price earning ratio (PER), dan ditambah variabel yang telah
digunakan oleh Indra (2006) yaitu operating profit margin (OPM). Variabel-variabel
tersebut telah digunakan oleh para peneliti sebelumnya sebagai faktor fundamental
keuangan dan resiko sistematik yang dihubungkan dengan harga saham.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan meneliti faktor-faktor fundamental
keuangan dan resiko sistematik terhadap harga saham di sektor perusahaam consumer
goods di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu peneliti mengambil judul : “ Analisis
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia “
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut di atas, permasalahan yang akan diteliti
yaitu:
apakah
faktor-faktor
fundamental
keuangan
dan
resiko
sistematik
mempengaruhi harga saham di sektor perusahaan consumer goods yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia secara simultan dan parsial ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh faktor-faktor fundamental
keuangan dan resiko sistematik terhadap harga saham di sektor perusahaam
consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan dan
parsial.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman kepada peneliti tentang pasar modal, khususnya pada sektor
perusahaan consumer goods.
2. Investor
Hasil penelitian ini dapat membantu investor dalam mengambil keputusan
untuk berinvestasi di sektor perusahaan consumer goods.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
3. Emiten
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
membantu emiten tentang keadaan dan kondisi perusahaan yang dapat
tercermin dalam laporan keuangan perusahaan, serta dapat membantu dalam
pembuatan kebijakan yang tepat agar dapat melakukan penjualan sahamnya.
4. Bagi peneliti selanjutnya. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan acuan untuk penelitian selanjutnya sesuai dengan topik penelitian ini.
1.5. Originalitas
Penelitian ini difokuskan pada pengaruh faktor-faktor fundamental keuangan
dan resiko sistematik terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian
Gunawan (2003), penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu karena objek
yang diteliti dan kondisi ekonomi yang relatif berbeda. Objek penelitian Gunawan
(2003) adalah sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 1996-2001
sedangkan pada penelitian ini yang menjadi objek adalah perusahaan consumer goods
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2008.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Faktor Fundamental Keuangan Yang Mempengaruhi Harga Saham
Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada
fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitikberatkan pada rasio
finansial dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi
kinerja
keuangan
perusahaan
(http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_fundamental). Sebagian pakar berpendapat
teknis analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih
saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang. Analisis fundamental
yang lebih luas diterima dan diaplikasikan, merupakan proses menentukan nilai
perusahaan dengan menganalisis dan menginterpretasikan faktor-faktor kunci untuk
ekonomi, industri dan perusahaan. Analisis fundamental berkaitan dengan kinerja
perusahaan, tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya . Untuk
menganalisis kinerja perusahaan dapat digunakan rasio keuangan, dengan analisis
tersebut para analis mencoba memperkirakan return saham dimasa yang akan datang
dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga
saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut
sehingga diperoleh taksiran return saham.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar
perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan
mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio (Wild, Subramanyam,
dan Hasley,2004). Praktek bisnis yang nyata masih mengaplikasikan analisa rasio
keuangan ini sebagai salah satu model analisis keuangan, meskipun relevansinya
tentu bersifat sangat subyektif, tergantung kepada tujuan dan kepentingan masingmasing analis (Bambang,2002). Menurut Nainggolan (2004) ada beberapa rasio
keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu EPS, DER, PER,
ROI dan ROE.
a. EPS (Earning pershare)
merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per saham
merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai
entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba suatu entitas dari
waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam struktur modal. Laba per saham
telah sejak dulu dihitung dan digunakan oleh para analis keuangan. Perhitungan
laba per saham yang mengarah ke masa depan mencoba memberikan informasi
mengenai laba per saham yang mungkin akan diperoleh di masa datang. Rumus
EPS sebagai berikut :
Laba Bersih
EPS = ------------------------------Jumlah Lembar Saham
(2.1.1.1)
b. DER (Debt to equity ratio)
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
merupakan rasio yang mengukur besarnya hutang yang ditanggung melalui modal
sendiri yang dimiliki perusahaan.
Debt equity ratio adalah instrumen untuk
mengetahui kemampuan ekuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk
melunasi seluruh kewajibannya. Rumus DER sebagai berikut :
Total Hutang
DER = ----------------------Modal Sendiri
(2.1.1.2)
c. PER (Price earning ratio)
rasio harga dengan penghasilan atau price earning ratio sering digunakan untuk
membandingkan peluang investasi. Suatu rasio harga dan penghasilan saham
dihitung dengan membagi harga pasar per lembar saham (market price share)
dengan penghasilan per lembar saham (PER). Harahap (2002) mengatakan bahwa
price earning ratio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar
atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang
diterima. Rumus PER sebagai berikut :
Harga Saham
PER = -----------------------Modal Sendiri
(2.1.1.3)
d. ROI (Return on investment)
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan
pendapatan dari pengelolaan asset (Kasmir, 2003). Rumus ROI sebegai berikut :
Laba Operasi
ROI = ---------------------Total Investasi
(2.1.1.4)
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
e. ROE (Return on equity)
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola
modal yang ada untuk mendapatkan net income. Rumus ROE sebagai berikut :
Laba Bersih
ROE = -------------------Modal
(2.1.1.5)
Husnan (2003) mengemukakan bahwa return saham atau tingkat keuntungan
saham lebih tepat disebut sebagai prosentase perubahan harga saham. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi harga saham, sebagai berikut :
a. Harapan investor terhadap tingkat keuntungan dividen untuk masa yang akan
datang. Jika pendapatan atau dividen suatu saham stabil maka harga saham
cenderung stabil. Sebaliknya jika pendapatan atau dividen suatu saham
berfluktuasi maka harga saham cenderung akan berfluktuasi.
b. Tingkat pendapatan perusahaan. Tingkat pendapatan perusahaan yang tercermin
dari EPS (earning per share) berhubungan erat dengan peningkatan harga saham.
Apabila fluktuasi EPS makin tinggi maka semakin tinggi juga perubahan harga
sahamnya.
c. Kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian saat ini dan sekarang salah
satunya dipengaruhi oleh kondisi perekonomian masa lalu. Apabila kondisi
perekonomian stabil dan mantap maka investor optimis terhadap kondisi
perekonomian yang akan datang sehingga harga saham cenderung stabil.
d. Disamping dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut di atas, harga saham juga
dipengaruhi oleh psikologis pembeli, tindakan irasional yaitu ikut-ikutan membeli
saham, kondisi perusahaan, tingkat suku bunga, harga komoditas, kondisi
perekonomian, faktor investasi, inflasi, permintaan dan penawaran dan
sebagainya. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi pengharapan investor
adalah kinerja keuangan dari tahun ke tahun. Kinerja keuangan perusahaan dapat
menjadi petunjuk arah naik turunnya harga saham suatu perusahaan. Membeli
saham adalah membeli sebagian atau suatu kekayaan atau keuntungan perusahaan
serta hak-hak lain yang melekat padanya. Oleh karena itu, harga saham lebih
banyak ditentukan oleh reputasi atau performance perusahaan itu sendiri
dibandingkan faktor-faktor lainnya. Secara umum kinerja keuangan perusahaan
ditunjukkan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan yang kemudian di
analisis menggunakan rasio keuangan.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Dalam penilaian saham, terdapat beberapa model teoritis yang dapat
digunakan terkait dengan analisis fundamental dan analisis teknikal. Namun secara
sederhana variabilitas harga saham tergantung pada earning dan deviden suatu
perusahaan seperti yang dinyatakan Fuller and Farrell (1987), “key determinant of
security price is expectations concerning the firm’s earning and dividends and their
associated risk”.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi penilaian terhadap harga saham,
baik itu yang bersifat fundamental maupun teknikal. Namun demikian secara
sederhana variabilitas harga saham bergantung pada bagaimana earning dan dividend
yang terjadi pada perusahaan (Fuller & Farrell,1987). Selanjutnya untuk menurunkan
faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi harga saham dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Gordon yaitu dividend discount model (DDM) yang
bersifat constant growth (Jogiyanto,1998) dengan persamaan sebagai berikut :
P0 =
D1
(r − g )
(2.1.1.6)
Dimana:
D1
=
EPS x b
EPS
=
EAT / Total saham
b = Payout ratio = D/EPS
P 0 = Harga Saham
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
r
= Required rate of return
Model (1) disubstitusikan, sehingga menjadi sebagai berikut :
P0 =
EPS x (b)
(r − g )
(2.1.1.7)
Dimana:
EPS
=
EAT / Total saham = ROE x (book value)
BVS
=
Equity / Total saham
Model (2) disubstitusikan, sehingga menjadi sebagai berikut :
P0 =
ROE x ( BV ) x (b)
(r − g )
(2.1.1.8)
Dimana:
ROE =
EAT / Equity = ROA x (1 + debt equity ratio)
Model (3) disubstitusikan, sehingga menjadi sebagai berikut :
P0 =
ROA x (1 + Debt / Equity ) x ( BV ) x (b)
(r − g )
(2.1.1.9)
Model (4) menurut Fuller and Farrell (1987), growth rate dapat diturunkan sebagai
berikut:
g=
D1 − D0
D0
(2.1.1.10)
Dimana:
D 1 = EPS 1 x (payout ratio)
D 0 = EPS 0 x (payout ratio)
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Jika payout ratio (b) adalah konstan maka:
g=
EPS1 − EPS 0
EPS 0
(2.1.1.11)
Dimana:
EPS 1 = ROE x book value t
EPS 0 = ROE x book value t-1
Jika ROE adalah konstan, maka :
g=
BV1 − BVt −1
BV1
(2.1.1.12)
Jika tidak ada penambahan dana (emisi), maka perubahan nilai buku (BV 1 - BV t −1 )
sama dengan EPS 0 – D 0 = EPS 0 x (1-b) maka :
g=
EPS 0 x (1 − b) EPS 0
=
(1 − b)
BVt −1
BVt −1
(2.1.1.13)
Jadi g = ROE x (1-b)
Sehingga model 2, 3, 4 jika disubstitusikan menjadi :
P0 =
ROA x (1 + Debt / Equity ) x ( BV ) x (b)
r − ROE (1 − b)
(2.1.1.14)
Sedangkan untuk pencarian beta saham terkoreksi dan r diperlukan langkah-langkah
sebagai berikut:
Rm =
IHSGt − IHSGt −1
IHSGt −1
(2.1.1.15)
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Ri =
Pit − Pit −1 − Dit
Pit −1
(2.1.1.16)
Dimana:
Rm
= Return market
IHSG
Pi t
=
Indeks Harga Saham Gabungan
= Harga saham i bulan t
Pi t −1 = Harga saham i bulan t-1
Di
= Deviden saham i
Ri
= Return saham i
Beta =
(n∑ Rm x Ri − ∑ Rm
∑R
i
( n ∑ Rm − ( ∑ Rm ) )
2
2
Model CAPM Æ r = R f + ( beta x (R m - R f ))
(2.1.1.17)
(2.1.1.18)
Dimana:
r
= Required rate of return
Rf
= Risk free
Rm
= Return market
Beta = Risiko sistematik
Maka dari model-model tersebut di atas dapat ditulis suatu fungsi :
Harga saham (P 0 ) = f (ROA, ROE, BV, b, DER, r, beta)
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
dimana ROA (return on asset), ROE (return on equity), BV (book value), b (payout
ratio), DER (debt equity ratio) merupakan variabel dari analisis fundamental.
Variabel indikator r (required rate of return) dapat dicari menggunakan model
CAPM, dan untuk menggambarkan resiko sistematik, yang dimasukkan dalam model
analisis adalah variabel beta. CAPM merupakan suatu model yang digunakan untuk
menentukan harga suatu asset dengan mempertimbangkan resikonya. Dengan
keseimbangan pasar, suatu saham diharapkan untuk memberikan keuntungan sesuai
dengan resiko yang tidak bisa dihindarkan / resiko yang sistematik / resiko pasar.
Semakin tinggi resiko yang tidak bisa dihindarkan, maka akan semakin tinggi pula
keuntungan yang diharapkan dari saham tersebut. Model hubungan antara
keuntungan yang diharapkan dengan resiko yang tidak terhindarkan dapat dijelaskan
dengan model CAPM. Model ini dikembangkan oleh Sharp dan Litner (Lubis,2008).
Sebagian asumsi yang digunakan untuk CAPM juga digunakan untuk pendekatan
normatif dalam investasi. Asumsi-asumsi ini adalah sebagai berikut (Lubis,2008) :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Investor mengevaluasi portofolio dengan melihat ekspektasi return dan standar
deviasi (sebagai risiko) portofolio untuk satu periode.
Investor tidak pernah puas, jadi jika diberi pilihan antara dua portofolio yang
identik, mereka akan memilih portofolio yang memberi ekspektasi return yang
lebih tinggi.
Investor adalah risk averse, jadi jika diberi pilihan antara dua portofolio identik,
mereka memilih portofolio dengan standar diviasi yang lebih rendah.
Asset individual dapat dibagi tidak terbatas, artinya investor dapat membeli
sebagian saham jika investor berminat.
Terdapat tingkat bebas risiko dengan investor dapat memberi pinjaman
(berinvestasi) atau meminjam uang.
Pajak dan biaya transaksi tidak relevan.
Asumsi tambahan:
Semua investor memiliki satu periode yang sama.
Tingkat bunga bebas risiko sama untuk semua investor.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
9.
10.
Informasi ini bebas diperoleh dan tersedia secara cepat untuk semua investor.
Investor mempunyai ekspektasi yang homogen (homogeneous expectation),
artinya mereka memiliki persepsi yang sama dalam hal ekspektasi return, standar
diviasi dan kovarian sekurtas.
Variabel ROA mewakili efektifitas “earning power” perusahaan yang
mencerminkan kinerja manajemen dalam menghasilkan laba bersamaan dengan asset
yang ada. Variabel ROE digunakan untuk mengukur pengembalian modal pemilik
perusahaan. Variabel BV mengukur nilai buku per lembar saham. Variabel payout
ratio menunjukkan prosentase dari pendapatan yang akan dibayarkan pada pemegang
saham sebagai cash devident. Variabel DER mewakili proporsi hutang terhadap
modal perusahaan.
Faktor-faktor di atas sebagai variabel untuk menggambarkan resiko dan return
yang akan diterima para pemodal atas investasinya pada saham. Beberapa faktor
fundamental yang mempengaruhi harga saham yakni return on assets (ROA), return
on equity (ROE), earning pershare (EPS), price earning ratio (PER), operating
profit margin (OPM), book value (BV), payout ratio (b), debt equity ratio (DER),
required rate of return (r) dan resiko sistematik (Beta).
Return on asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di
dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio rentabilitas / profitabilitas
yang lainnya. ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara net income after
tax (NIAT) terhadap total assets. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar (Robert Ang,1997) Secara
matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut :
NIAT
ROA = ----------------Total Assets
(2.1.1.19)
Return on equity menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tersedia bagi pemegang saham (earning available for
common stockholder’s) agar bisa terlihat seberapa besar kemampuan modal sendiri
dalam menghasilkan laba, maka diperlukan perhitungan laba bersih yang sudah
dikurangi dengan biaya bunga dari modal asing (cost of debt) dan pajak perseroan
(income tax). Sedangkan modal yang dihitung adalah modal sendiri yang bekerja
dalam perusahaan, ROE bisa dihitung dengan formula sebagai berikut :
Earnings after Tax and Interest
ROE = --------------------------------------Equity
(2.1.1.20)
Dari sudut pandang investor ROE merupakan salah satu indikator penting
untuk menilai prospek perusahaan di masa mendatang. Dengan mengetahui tingkat
ROE, investor dapat menilai prospek perusahaan di masa mendatang. Dengan
mengetahui tingkat ROE, investor dapat melihat sejauh mana pertumbuhan
profitabilitas perusahaan. Indikator ROE sangat penting diperhatikan untuk
mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan
mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diharapkan investor,
ROE akan berubah jika earnings after tax atau equity mengalami perubahan.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Dalam menentukan pilihannya, investor biasanya akan mempertimbangkan
perusahaan yang mampu memberikan kontribusi ROE yang lebih besar. Bagi investor
semakin tinggi ROE menunjukkan resiko investasi kecil. Atau dengan kata lain
dikatakan bahwa semakin tinggi ROE akan mengakibatkan beta saham tersebut
semakin rendah, sebaliknya bila ROE rendah akan mengakibatkan beta sahamnya
semakin tinggi.
Informasi earning pershare suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba
bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.
Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan
perusahaan. Meskipun tidak semua perusahaan mencantumkan besarnya EPS
perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, besarnya EPS dapat dihitung
berdasarkan laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan. EPS suatu perusahaan
dapat dihitung, sebagai berikut :
Earning after Tax (EAT) and Interest
EPS = --------------------------------------------Number of share
(2.1.1.21)
EPS
(2.1.1.22)
=
ROE x Book value per share
Earning after Tax and Investment
Equity
EPS = ----------------------------------------- x -------------------Equity
Number of share
(2.1.1.23)
Informasi price earning ratio mengindikasikan besarnya rupiah yang harus
dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earnings perusahaan atau dengan
kata lain, PER menunjukkan besarnya harga setiap satu rupiah earning perusahaan.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa PER juga merupakan ukuran harga relatif
dari saham perusahaan. PER dapat dihitung, sebagai berikut :
D1 / E1
PER = ----------k–g
(2.1.1.24)
Keterangan :
D1 / E1 =
Tingkat dividend payout ratio yang diharapkan
K
=
Tingkat return yang diharapkan
g
=
Tingkat pertumbuhan yang diharapkan
Dari persamaan di atas, ada tiga komponen untuk menghitung PER, yaitu :
a. Dividend payout ratio (DPR) yang diharapkan yang menunjukkan besarnya
dividen yang akan dibayarkan perusahaan dari total earning yang diperoleh
perusahaan
b. Tingkat return yang diisyaratkan (k) yang menunjukkan tingkat return yang
diisyaratkan investor atas suatu saham, sebagai kompensasi atau resiko yang
harus ditanggung investor. Secara matematis tingkat return yang diisyaratkan
adalah :
k = Rf + Rp
(2.1.1.25)
Keterangan:
K = tingkat return bebas resiko + premi resiko
c. Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan (g), yang merupakan fungsi dari
besarnya ROE dan tingkat laba ditahan perusahaan.
Operating profit margin mengukur prosentase setiap penjualan setelah semua
cost and expenses diluar biaya bunga dan pajak. OPM menunjukkan laba murni (pure
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
profit) yang diperoleh dari setiap penjualan. Bagi investor yang diinginkannya tentu
adalah operating profit margin. Formula untuk menghitung operating profit margin
sudah dikenal luas sebagai berikut :
Operating Profit
OPM = ----------------------Sales
(2.1.1.26)
OPM adalah salah satu alat untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan.
Tanpa profit, perusahaan tidak akan menarik bagi investor. Oleh karena itu rasio ini
sangat penting bagi investor untuk menilai masa depan perusahaan. Dalam memilih
investasi saham, investor akan memilih perusahaan yang memiliki OPM yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang hanya memiliki OPM rendah. Bagi
investor perusahaan yang memiliki tingkat OPM yang tinggi memberikan indikasi
bahwa resiko pada perusahaan tersebut adalah rendah. Dapat dikatakan semakin
tinggi OPM akan semakin rendah beta sahamnya, sebaliknya semakin rendah OPM
akan mengakibatkan beta sahamnya semakin tinggi.
Book value atau nilai buku ekuitas yaitu jumlah lembar saham yang beredar
dikali dengan nominal saham. Payout ratio merupakan rasio dari dividen dibagi
dengan earning pershare.
Setiap sumber dana selalu mempunyai biaya masing-masing yang biasa
disebut cost of funds. Pada saat akan digunakan, dana dari luar perusahaan dalam
bentuk hutang atau obligasi dan biasanya akan timbul biaya-biaya (cost of debt) yang
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
minimal harus ditanggung adalah sebesar biaya bunga. Sementara jika dari modal
sendiri (equity), akan timbul biaya yang tidak kelihatan yang merupakan opportunity
cost dari modal tersebut. Mengingat begitu bervariasinya biaya dari luar maupun dari
dalam perusahaan, maka perlu dipertimbangkan dengan seksama sebaiknya dari
sumber dana mana investasi yang harus dibiayai, karena akan berpengaruh terhadap
harga saham di bursa. Formulasi struktur modal itu sendiri adalah sebagai berikut :
Total Debt
DER = ------------------Equity
(2.1.1.27)
DER yang semakin besar akan mengakibatkan resiko financial perusahaan
yang semakin tinggi. Dengan penggunaan hutang yang semakin besar akan
mengakibatkan semakin tingginya resiko untuk tidak mampu membayar hutang.
Penggunaan hutang dalam valuta asing juga akan menimbulkan currency risk dimana
resiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai mata uang domestik terhadap mata uang
negara lain. Investor biasanya selalu menghindari resiko, maka semakin tinggi DER
akan mengakibatkan saham perusahaan tersebut semakin dihindari investor, sehingga
harga saham akan semakin rendah. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
hubungan DER dengan beta saham adalah positif artinya semakin tinggi tingkat DER
akan mengakibatkan semakin tinggi resiko pasar dan sebaliknya tingkat DER yang
rendah akan mengakibatkan resiko sahamnya rendah.
Terakhir untuk required rate of return (r) akan dihitung dengan menggunakan
model CAPM yaitu r = rf + β (rm-rf).
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
2.1.2. Resiko sistematik
Resiko (risk) didefenisikan dalam kamus Webster sebagai suatu halangan,
gangguan, ekposur terhadap kerugian atau kecelakaan. Jadi resiko diartikan sebagai
peluang akan terjadinya suatu peristiwa yang tidak diinginkan (Brigham,2004).
Resiko sistematik (systematic risk) adalah bagian dari resiko sekuritas yang
tidak dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio/didiversifikasi. Resiko
sistematik ini dimiliki/melekat pada semua perusahaan, karena disebabkan oleh faktor
makro ekonomi misalnya inflasi dan tingkat suku bunga.
Sumber resiko dapat dibagi atas 2 (dua) kelompok yaitu resiko yang
sistematik yang merupakan resiko yang mempengaruhi semua (banyak) perusahaan
dan resiko tidak sistematik yang merupakan resiko yang mempengaruhi atau
(sekelompok kecil) perusahaan. Resiko sistematik menurut Beaver, Kettle dan
Scholes (1970) : “A, systematic component reflects common movement of a single
security’s return with the average return of all other securities in the market, the
larger the value, the greater the riskiness of the security a β of the implies an
averages riskiness”
Defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa resiko sistematik suatu saham
merupakan indikator yang menunjukkan sensitivitas pergerakan return saham
terhadap pergerakan return saham-saham lainnya di pasar. Adanya kaitan antara
saham individual dengan pasar membawa pemikiran bahwa besarnya resiko
sistematik suatu saham seharusnya dapat diperkirakan dari aspek fundamental
perusahaan dengan karakteristik pasar. Jika aspek fundamental keuangan tersebut
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
diketahui maka akan sangat membantu investor dalam menganalisa kepekaan
pergerakan return saham terhadap pergerakan saham. Faktor-faktor fundamental
keuangan merupakan data akuntansi berupa rasio-rasio yang dapat membantu
investor untuk memprediksi resiko saham.
Parameter yang digunakan dalam mengukur resiko ini adalah beta. Pengertian
beta menurut Jones (1996) adalah “Beta a measure of volatility, or relative
systematic risck”. Dimana pengertian volatilitas adalah sebagai fluktuasi dari return
suatu sekuritas dalam suatu periode tertentu. Jika fluktuasi return sekuritas secara
statistik mengikuti fluktuasi return pasar, maka beta dari sekuritas tersebut bernilai 1.
Misalnya apabila return pasar naik sebesar 5%, maka investor akan mengharapkan
kenaikan return sekuritasnya sebesar 5% pula.
Scott et. al. (2000) menyatakan bahwa “Beta a measure stock’s volatility
relative to an average stock”. Lain halnya dengan pendapat Brealey, et. al. (2001)
yang mendefenisikan “Beta is a sensitivity of a stock’s return to the return on the
market portofolio”. Sedangkan menurut Ross et al. (2003) beta adalah “ The amount
of systematic risk present a particular risky asset relative to that in an average risky
asset”. Dapat disimpulkan bahwa beta adalah pengukur volatilitas suatu resiko
sistematik pada sekuritas. Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan titik estimasi
yang menggunakan data historis maupun estimasi secara subjektif. Beta historis dapat
dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar (return sekuritas dan
return pasar).
Mengetahui beta masing-masing sekuritas juga berguna untuk
pertimbangan memasukkan sekuritas tersebut ke dalam portofolio yang akan dibentuk
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
(Jogiyanto,2000). Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini selanjutnya dapat
digunakan untuk mengestimasi beta masa mendatang. Bukti-bukti empiris
menunjukkan bahwa beta historis mampu menyediakan informasi tentang beta masa
depan (Elton dan Gruber,1994).
Bagian dari resiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk
portofolio yang well-diversified disebut dengan resiko yang dapat didiversifikasi
(diversifiable risk) atau resiko perusahaan (company risk) atau resiko spesifik
(spesifik risk) atau resiko unik (unique risk) atau resiko yang tidak sistematik
(unsystematik risk). Karena resiko ini unik untuk suatu perusahaan, yaitu hal yang
buruk terjadi di suatu perusahaan dapat diimbangi dengan hal yang baik terjadi
diperusahaan lain, maka resiko ini dapat didiversifikasi di dalam portofolio. Contoh
dari diversifiable risk adalah pemogokan buruh, tuntutan dari pihak lain, penelitian
yang berhasil atau tidak berhasil dan lain sebagainya.
Pengukuran resiko sistematik diwakili oleh nilai beta, karena beta saham
merupakan indikator pengukuran resiko sistematik yang mencerminkan sensitivitas
saham perusahaan terhadap indikator pasar.
Sedangkan bagian yang tidak bisa didiversifikasi disebut dengan dengan
nondiversifible atau market risk atau disebut juga sistematic risk (Lubis, 2008).
Resiko ini terjadi karena kejadian-kejadian di luar kegiatan perusahaan, seperti
inflasi, resesi, dan lain sebagainya. Resiko total (total risk) merupakan penjumlahan
dari diversifiable dan nondiversdifiable risk sebagai berikut :
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Resiko total
=
=
=
=
Resiko dapat di-diversifikasi + Resiko tidak dapat didiversifikasi
Resiko perusahaan + resiko pasar
Resiko tidak sistematik + resiko sistematik
Resiko spesifik (unik) + resiko umum.
Metode yang paling banyak digunakan untuk menentukan beta adalah cara
penaksiran dengan menggunakan data historis untuk menghitung beta masa itu, yang
kemudian dipergunakan sebagai taksiran beta masa datang. Beta untuk tiap saham
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan regresi dari single indeks model.
Saham-saham dengan beta lebih besar dari satu (β > 1) digolongkan sebagai
saham-saham agresif (aggressive stock) karena saham melonjak lebih cepat dari pada
pasar dalam situasi boom (bull market) sebaliknya jatuh lebih tajam dari pada pasar
pada situasi lesu (bear market), saham-saham jenis ini lebih peka sehingga
mempunyai resiko yang tinggi. Saham-saham dengan beta kurang dari satu (β < 1)
digolongkan sebagai saham defensive (devensive stock), keuntungan saham ini
berfluktuasi kurang dari kondisi pasar secara keseluruhan. Saham-saham dengan beta
sama dengan satu, merupakan saham-saham netral karena pergerakan return saham
sejalan dengan market return. Estimasi besarnya resiko sistematik (β) dihitung
dengan menggunakan formula standar (Elton/Gruber, 1994) sebagai berikut :
−
−
⎡⎛
⎞⎛
⎞⎤
−
R
R
R
R
−
⎜
⎟
⎜
∑
it
mt
mt ⎟ ⎥
⎢ it
⎝
⎠⎝
⎠⎦
= t =1 ⎣
2
N ⎡
−
⎛
⎞ ⎤
R
R
−
⎜
⎢
∑
mt
mt ⎟ ⎥
⎠ ⎦⎥
t =1 ⎣
⎢⎝
N
βi =
σ im
σ2 m
(2.1.2.1)
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Keterangan :
βi :
σ im :
σ 2 im :
−
R it
−
:
R mt :
Resiko sistematik untuk saham i
Kovarian antara retrun saham Ri dengan market return Rm .
Varian market return.
Rata-rata dari return on security
Rata-rata dari market return
Penggunaan konsep model indeks tunggal dalam menentukan nilai beta
memerlukan nilai beta dari saham-saham yang akan dimasukkan ke dalam portofolio.
Cara lain adalah dengan menggunakan data historis untuk menghitung beta waktu
lalu yang dipergunakan sebagai taksiran beta di masa yang akan datang. Secara
sistematik model indeks tunggal adalah sebagai berikut :
Ri = α i + β i Rm + ei
(2.1.2.2)
Keterangan :
Ri :
Return saham i
Rm :
Return indeks pasar
αi :
Bagian return saham i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar
βi :
Ukuran kepekaan return saham i terhadap perubahan return saham
ei
:
Kesalahan residual
Persamaan tersebut hanyalah memecah tingkat keuntungan suatu saham
menjadi dua bagian, yaitu yang independent dari perubahan pasar dan yang
dipengaruhi oleh pasar. Persamaan di atas juga merupakan persamaan regresi linier
sederhana yang dihitung dengan Ri sebagai variabel dependent dan Rm sebagai
variabel independent.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Penggunaan model indeks tunggal menghasilkan tingkat keuntungan yang
diharapkan, deviasi standar tingkat keuntungan dan covariance antar saham sebagai
berikut :
1.
Tingkat keuntungan yang diharapkan,
E (Ri ) = α i + β i E (Rm )
2.
(2.1.2.3)
Varian tingkat keuntungan,
σ i 2 = β i 2 σ m 2 + σ ei 2
3.
(2.1.2.4)
Covarian tingkat keuntungan saham i dan j,
σ ei = β i β j σ m 2
(2.1.2.5)
Model indeks tunggal menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang
diharapkan terdiri dari dua komponen yaitu α i dan bagian yang berhubungan dengan
pasar yaitu β i E (Rm ) . Demikian juga varian tingkat keuntungan terdiri dari dua
bagian. Yaitu resiko yang unik
(σ ) dan resiko yang berhubungan dengan pasar
2
ei
β i 2 σ m 2 , sebaliknya covarian semata-mata tergantung pada resiko pasar.
Salah satu alasan penggunaan model indeks tunggal adalah untuk mengurangi
jumlah variabel yang perlu ditaksir karena untuk portofolio model indeks tunggal
mempunyai karakteristik yaitu bahwa beta portofolio (β p ) merupakan rata-rata
tertimbang dari beta saham-saham yang membentuk portofolio tersebut.
β p = ∑ X i βi
(2.1.2.6)
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Demikian juga alpha portofolio (α p ) adalah,
α p = ∑ X i αi
(2.1.2.7)
Untuk varian portofolio rumusnya adalah sebagai berikut :
α p 2 = β p 2 σ m 2 + ∑ X i σ ei 2
2
(2.1.2.8)
Resiko yang tidak bisa dihilangkan kalau bentuk portofolio merupakan resiko
yang berkaitan dengan β p . Kalau resiko residual dianggap nol, maka resiko
portofolio akan mendekati :
α p = β p2 σ m2 = β pσ m = σ m
[∑ X β ]
i
i
(2.1.2.9)
2.1.3. Harga saham
Harga saham atau nilai saham merupakan nilai sekarang dari aliran kas di
masa mendatang. Harga saham atau nilai saham dapat ditentukan berdasarkan nilai
buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value).
Nilai buku (book value) merupakan nilai yang tertera dalam neraca yang dihitung
dengan cara membagi total seluruh ekuitas atau modal sendiri dengan jumlah lembar
saham yang beredar (out standing shares). Harga pasar atau nilai pasar merupakan
harga jual saham di pasar. Sedangkan nilai intrinsik atau sering disebut dengan nilai
teoritis adalah harga yang ditentukan setelah mempertimbangkan faktor-faktor
mempengaruhi nilai saham.
Tujuan utama analisis nilai intrinsik adalah untuk mengetahui harga
sesungguhnya dari suatu saham pada periode tertentu dengan mempertimbangkan
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
faktor-faktor fundamental keuangan. Dengan mengetahui nilai intrinsik saham, dapat
diperoleh apakah suatu saham over price atau under price. Jika saham under price
berarti pasar gagal atau tidak menemukan adanya faktor-faktor yang membenarkan
harganya harus lebih tinggi artinya nilai sekuritas lebih tinggi dari pada harga jualnya.
Namun setelah investor menyadari situasi tersebut misalnya karena manajemen
mengumumkan earning pershare lebih tinggi dari yang diharapkan, para investor
akan membeli saham, sehingga mengakibatkan harga saham naik. Investor yang
membeli saham pada saat under price akan mendapat keuntungan, sebaliknya yang
membeli pada saat saham over price akan menderita rugi. Sementara investor yang
telah sebelumnya memiliki saham dalam portofolionya, jika saham over price maka
investor tersebut akan segera melepas atau menjual sahamnya, dan jika under price
akan tetap mempertahankannya.
Analisis fundamental keuangan menyatakan bahwa saham memiliki nilai
intrinsik (nilai yang seharusnya) tertentu. Analisis ini membandingkan antara nilai
intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar
saham tersebut sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum (Halim,2005).
Nilai intrinsik suatu saham ditentukan oleh faktor-faktor fundamental keuangan yang
mempengaruhinya.
Pendekatan penilaian harga saham dapat digunakan dengan berbagai model,
seperti the zero growth model (model pertumbuhan nol), the constant growth model
(model pertumbuhan konstan), the multiple growth model (model pertumbuhan
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
ganda), the finite holding period model dan the price earnings model (Bodi, Kane and
Markus, 2005).
The Zero-Growth Model (model pertumbuhan nol) mengasumsikan bahwa
pertumbuhan dividen pada waktu tak terhingga sama dengan nol, artinya besaran
dividen setiap periode adalah sama, yaitu:
D0 = D1 = D2 = ..... = D ∞
(2.1.3.1)
Dimana D adalah besaran dividen. Nilai sekarang dari dividen dengan model
pertumbuhan nol adalah:
V=
∞
∞
D0
D
1
D
= 1
=
∑
0∑
t
t
k
t =1 (1 + k )
t =1 (1 + k )
(2.1.3.2)
Dimana k adalah tingkat diskonto bebas resiko dari arus kas atau dividen. Substitusi
nilai saham (V) dengan harga pasar saham (P) sekarang, fairly price, maka tingkat
diskonto bebas resiko atau internal rate of return adalah:
k=
D1
P
(2.1.3.3)
Persamaan (2.1.3.3) menjelaskan bahwa semakin tinggi dividen,maka nilai
saham akan semakin tinggi, sebaliknya, semakin tinggi tingkat diskonto bebas resiko
akan mengakibatkan nilai saham yang semakin rendah. Jika V > P, maka kondisi ini
disebut underprice dan menjadi signal yang baik untuk membeli saham. Sebaliknya,
jika V < P maka kondisi ini disebut overprice atau signal untuk menjual saham.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
The constant growth model (model pertumbuhan konstan) mengasumsikan
bahwa pertumbuhan dividen pada waktu tak terhingga adalah konstan, artinya
pertumbuhan dividen sama setiap periode sampai waktu tak terhingga, yaitu:
Dt = Dt − 1(1 + g ) t = D0 (1 + g ) t
(2.1.3.4)
Dimana g adalah pertumbuhan dividen konstan. Nilai sekarang dari dividen dengan
model pertumbuhan nol adalah:
∞
D0 (1 + g ) t
⎛ 1+ g ⎞
(1 + g ) t
⎟⎟
=
V =∑
D
= D0 ⎜⎜
∑
0
t
t
(1 + k )
t =1
t =1 (1 + k )
⎝k −g⎠
∞
(2.1.3.5)
Persamaan (2.1.3.5) menjelaskan bahwa semakin tinggi dividen dan
pertumbuhan dividen, maka nilai saham akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin
tinggi tingkat diskonto bebas resiko, maka semakin rendah nilai saham.
The Multiple-Growth Model mengasumsikan bahwa pertumbuhan dividen
konstan sampai periode waktu T, dan setiap investor dapat meramalkan waktu T,
yaitu:
T
Vt − = ∑
t =1
⎛ 1
Dt
⎛ 1 ⎞
⎟⎟, dan VT + = VT ⎜⎜
, VT = D T +1 ⎜⎜
t
t
(1 + k )
⎝k −g⎠
⎝ (1 + k )
⎞
⎟⎟
⎠
(2.1.3.6)
Dari persamaan (2.1.3.6) diperoleh bahwa nilai saham (V) merupakan
penjumlahan nilai saham VT- dan VT+, yaitu:
T
V = VT − + VT + = ∑
t =1
Dt
DT +1
+
t
(1 + k )
(k − g )(1 + k ) T
(2.1.3.7)
Persamaan (2.1.3.7) menjelaskan empat faktor penting dalam penilaian
saham, yaitu dividen pada periode t, dividen periode t+1, tingkat diskonto bebas
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
resiko dan tingkat pertumbuhan dividen konstan. Semakin tinggi dividen dan
pertumbuhan dividen konstan dan semakin lama memegang saham, maka semakin
tinggi nilai saham. Sebaliknya semakin tinggi tingkat diskonto bebas resiko, maka
semakin rendah nilai saham.
The Finite Holding Period Model mengasumsikan bahwa investor memegang
saham dengan waktu terbatas. Arus kas pembelian saham diharapkan dapat ditutupi
oleh arus kas dividen dan arus kas penjualan saham periode berikutnya, yaitu:
V =
∞
Dt
D
D1 + P1
, dim ana P1 = 2 + ... = ∑
t −1
1+ k
1+ k
t = 2 (1 + k )
(2.1.3.8)
Persamaan (2.1.3.8) menjelaskan bahwa semakin tinggi dividen dan
ekspektasi harga, maka nilai saham akan semakin tinggi, dan sebaliknya semakin
tinggi tingkat diskonto bebas resiko, maka nilai saham akan semakin rendah.
Keempat model penilaian saham di atas belum menunjukkan hubungan yang
eksplisit antara nilai saham dengan informasi laporan keuangan. Penjelasan hubungan
secara eksplisit antara nilai saham dengan informasi laporan keuangan sangat penting
untuk menjelaskan pembentukan harga saham. Untuk itu digunakan model rasio
harga terhadap laba atau disebut dengan the price – earning ratio model. The priceearning model menyatakan bahwa harga saham dan tingkat keuntungan saham
ditentukan oleh rasio selisih harga jual dan harga pembelian saham ditambah dividen
dengan harga pembelian, yang dirumuskan dengan:
P1 =
P1
E1
x E1
(2.1.3.9)
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Dimana E1 adalah ekspektasi earnings pershare, sehingga ekspektasi dividen per
lembar saham merupakan perkalian antara dividend payout ratio dengan earnings per
share, yaitu:
Dt = Pt
x
Et
(2.1.3.10)
Dari persamaan (2.1.3.10) ditunjukkan bahwa nilai saham sampai waktu tak
terhingga merupakan perkalian antara dividend payout ratio (p t= Dt/Et) dan earnings
pershare, yaitu:
∞
V =∑
t =1
pt Et
(1 + k ) t
(2.1.3.11)
Earnings pershare periode t merupakan perkalian antara earnings pershare periode
t-1 dengan tingkat pertumbuhan dividen pada periode t.
2.2. Review Peneliti Terdahulu (Theoretical Mapping)
Sunarto (2003) meneliti tentang pengaruh rasio profitabilitas dan leverage
terhadap return saham perusahaan manufaktur di BEJ. Dengan menggunakan regresi
linier berganda menunjukkan hasil uji hipotesis bahwa rasio profitabilitas (ROA dan
ROE) dan leverage (DTA) signifikan mempengaruhi return saham di BEJ untuk
periode 1998/1999 dan 1999/2000.
Hasil Penelitian Nguyen (2004) dengan menggunakan metode F-score hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa analisis fundamental memiliki korelasi yang
signifikan terhadap return saham, dan saham dengan nilai pasar atau nilai buku tinggi
menyediakan resiko dan reward mereka sendiri sementara ukuran terlihat bermanfaat
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
bagi perusahaan besar ketimbang perusahaan kecil, dimana bertolak belakang dengan
bukti yang dilaporkan Banz (1981) untuk pasar Amerika.
Hasil penelitian Gunawan (2003) menyatakan bahwa hanya faktor
fundamental book value (BV) yang mempengaruhi harga saham properti yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta secara parsial, sedangkan faktor fundamental yang
lainnya berpengaruh secara bersama-sama.
Hasil penelitian WuWei
dan Xu Jiuping (2005) dengan menggunakan
variabel SMI, RRS, NAPS, CR, NOS, MBG, IT, NAIR and NCFS menunjukkan bahwa
harga saham di masa yang akan datang dapat diprediksi secara signifikan dengan
menggunakan pendekatan jaringan neural.
Hasil Penelitian Ulupui (2006) menunjukkan bahwa variabel current ratio,
return on asset memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham,
sedangkan debt equity ratio menunjukkan hasil yang positif tetapi tidak signifikan,
dan total asset turn over menunjukkan hasil yang negatif dan tidak signifikan.
Hasil Penelitian Indra (2006) menyatakan bahwa faktor-faktor fundamental
seperti DER, ROE, EPS, PER dan OPM mempunyai pengaruh terhadap resiko
sistematis beta, hal ini terjadi karena banyak perusahaan yang memiliki tingkat DER
yang tinggi sementara tingkat ROE nya rendah.
Hasil Penelitian Maniatis (2006) menunjukkan bahwa koefisien resiko beta
adalah relatif, tidak dapat mengestimasi resiko saham terhadap semua sumber
ketidakpastian.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Violeta (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa Fundamental
analysis dan Technical analysis berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.
Mozana (2008) dengan menggunakan variabel ROE, DER, NBV, DPR, GTH,
KSS dan harga saham perusahaan (CLP) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
NBV mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap harga saham perusahaan
manufaktur. ROE, DER, NBV, DPR, GTH dan KSS berpengaruh secara simultan
terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Tabel 2.1 Daftar Review Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel Penelitian
Teknik
Analisa Data
Hasil Penelitian
1
Sunarto
(2001)
Analisis Faktor
Fundamental
Dan
Resiko
Sistematik
Terhadap Harga
Saham Di Bursa
Efek Jakarta.
ROA,
ROE,Rasio
Leverage dan Return
Saham.
Regresi
berganda
(multiple
regression)
dengan
uji
hipotesis T-test
dan F-test pada
level
of
significance 5%
( α = 0.05).
Rasio
profitabilitas
(ROA dan ROE) dan
leverage
(DTA)
signifikan
mempengaruhi return
saham di BEJ periode
1998/1999
dan
1999/2000
2
Nguyen
Pascal
(2004)
Fundamental
analysis
and
stock return :
Japan
19932003
ROA,
ΔROE
Uji F-score
3
Gunawan
Yanny
Widiastuty
(2003).
Analisis Faktor
Fundamental
Dan
Risiko
Sitematik
Terhadap Harga
Saham Properti
Di BEJ
ROA,ROE,BV,Payout
Ratio,DER,Required
Rate of Return dan
resiko
sistematik
(beta)
Faktor
fundamental
ROA,ΔROAdan
ΔROE
memiliki
korelasi
yang
signifikan
terhadap
return saham.
Secara empiris faktor
fundamental
(ROA,
ROE,BV,b,DER,r) dan
resiko sistematik (beta)
mempunyai pengaruh
signifikan
terhadap
harga saham secara
bersama-sama.
Dan
hanya variebel book
value
(BV)
yang
mempunyai pengaruh
yang
signifikan
terhadap harga saham
secara parsial.
ΔROA
and
Regresi
berganda dengan
menggunakan uji
BLUE
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
lanjutan tabel 21………….
No
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel Penelitian
Teknik
Analisa Data
4
Wu Wei, Xu
Jiuping
(2005)
SMI, RRS, NAPS, CR,
NOS, MBG, IT, NAIR
and NCFS
Pendekatan
jaringan Neural
Analisis fundamental
dapat
memprediksi
pergerakan
harga
saham dimasa depan
secara signifikan.
5
Ulupui
IG.K.A
(2006)
Current Ratio, Return
on Asset, Debt Equity
Ratio dan Total Asset
Turn Over
Regresi
berganda dengan
menggunakan
uji-F dan uji
t-statistik
Current ratio dan
return
on
asset
memiliki
pengaruh
yang
positif
dan
signifikan
terhadap
return
saham,
sedangkan debt equity
ratio
menunjukkan
hasil yang positif tetapi
tidak signifikan, dan
total asset turn over
menunjukan hasil yang
negatif
dan
tidak
signifikan.
6
Indra
Zubaidi
(2006)
DER, ROE, EPS, PER,
OPM dan Resiko
Sistematis Beta
Regresi
linier
sederhana
7
Maniatis
Paraschos
(2006)
Fundamental
Analysis
of
Stock Price by
artificial neural
network model
based on rough
set theory
Analisis
Pengaruh Rasio
Likwiditas
,
Leverage,
Aktivitas, dan
Profitabilitas
Terhadap
Return Saham
(Study
Pada
Perusahaan
Makanan Dan
Minuman
Dengan
Kategori
Industri Barang
Konsumsi
Di
BEJ
Faktor-faktor
Fundamental
Keuangan Yang
Mempengaruhi
Resiko Saham
Beta
Risk
Estimation In
Stocks
The Firm’s size, The
price-earning ratio,
The dividend policy of
the firm, its part and
perspectives
Regresi dengan
menggunakan
analysis faktor
8
Violeta
Achim
Monica
(2007)
Mozana
Amin (2008)
Fundamenatal
Analysis
(MC,
EPS,PER, PBR and
PSR) and Technical
analysis
ROE,DER,NBV, DPR,
GTH, KSS dan harga
saham
perusahaan
(CLP)
Analisa rasio dan
analisa trend
9
Financial
Analysis
Of
Companies On
The
Capital
Market
Analisis
Pengaruh
Faktor-Faktor
Fundamental
Tarhadap Harga
Saham
Perusahaan
Manufaktur
Yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Jakarta
Faktor
fundamental
DER,ROE,EPS,PER
dan OPM mempunyai
pengaruh
terhadap
resiko sistematik beta.
Koefisien resiko beta
adalah nilai relatif,
tidak
dapat
mengestimasi resiko
saham terhadap semua
sumber ketidakpastian.
Fundamental analysis
dan technical analysis
berpengaruh
secara
simultan
terhadap
harga saham
NBV
mempunyai
pengaruh yang paling
dominan
terhadap
harga saham. ROE,
DER, NBV, DPR,
GTH
dan
KSS
berpengaruh
secara
simultan
terhadap
harga saham
A.
Regresi Linier
Berganda
Hasil Penelitian
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1
Kerangka Konsep
Kerangka konsep untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor fundamental
keuangan dan resiko sistematik terhadap harga saham perusahaan consumer goods
yang go public di Bursa Efek Indonesia dapat digambarkan sebagaimana ditunjukkan
Gambar 3.1. Dari jumlah variabel terdapat 1 (satu) variabel terikat, yaitu harga saham
perusahaan Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia, dan variabel bebasnya adalah
fundamental keuangan dan resiko sistematik, sebagai indikator variabel dari
fundamental keuangan yaitu return on investment (ROI), return on asset (ROA),
return on equity (ROE), earning pershare (EPS), price earning ratio (PER),
operating profit margin (OPM), book value (BV), payout ratio (POR), debt equity
ratio (DER), required rate of return (RRR). Variabel-variabel tersebut digunakan
berdasarkan :
1. Variabel-variabel yang digunakan dari penelian yang direflikasi. Dalam
peneliatiannya (Gunawan,2003) menggunakan variabel ROA, ROE, BV, payout
ratio, DER dan required rate of return sebagai variabel bebasnya.
2. Dari landasasan teoritis, menurut Nainggolan (2004) ada beberapa rasio keuangan
yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu EPS, DER, PER, ROI
dan ROE.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
3. Indra (2006) pada penelitian terdahulu menggunakan variabel OPM dalam
penelitiannya
menganalisis
faktor-faktor
fundamental
keuangan
yang
mempengaruhi resiko saham.
Asosiasi variabel independen pada penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.1.
1. Pengaruh operating profit terhadap Total Investasi.
Meningkatnya ROI akan menunjukkan kinerja yang semakin baik bagi
perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan assetnya.
2. Pengaruh net income after tax terhadap Total asset.
Meningkatnya ROA akan menunjukkan kinerja yang semakin baik karena tingkat
kembalian semakin besar (Robert Ang,1997).
3. Pengaruh earning after interest and tax terhadap equity.
Meningkatnya ROE akan meningkatkan kepercayaan penyandang dana (investor
dan kreditor) dalam menanamkan dananya ke perusahaan. Dengan meningkatnya
kepercayaan investor maupun kreditor terhadap perusahaan maka harga saham di
pasar modal diprediksikan meningkat.
4. Pengaruh earning after tax terhadap number of share.
EPS menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagi kepada
semua pemegang saham. Informasi ini dapat menarik perhatian dan kepercayaan
para investor dan calon investor.
5. Pengaruh price of share terhadap equity.
PER menunjukkan besarnya harga setiap satu rupiah earning perusahaan. PER
dapat memberikan informasi ukuran harga relatif dari saham perusahaan.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
6. Pengaruh operating profit terhadap sales.
OPM adalah salah satu alat untuk mengukur propitabilitas suatu perusahaan.
Dalam memilih investasi saham, investor akan memilih perusahaan yang
memiliki OPM yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang memiliki
OPM yang lebih rendah.
7. Pengaruh equity terhadap number of share.
BV menunjukkan nilai perlembar saham. Informasi ini akan mampu menarik
kepercayaan para investor serta mendorong naiknya harga saham.
8. Pengaruh divident terhadap earning pershare.
Tingkat
payout ratio dapat menarik kepercayaan investor sehingga dapat
mendorong naiknya harga saham.
9. Pengaruh total debt terhadap equity.
Meningkatnya DER akan mengakibatkan resiko financial semakin tinggi,
demikian sebaliknya bahwa menurunnya DER akan menarik kepercayaan
investor maupun kreditor yang juga dapat meningkatkan harga saham.
10. Pengaruh required rate of return
Informasi required rate of return merupakan informasi yang sangat penting bagi
para investor. Semakin tinggi tingkat return akan semakin dapat menarik
kepercayaan bagi para investor.
Pengukuran resiko sistematik diwakili oleh nilai beta, karena beta saham
merupakan indikator pengukuran resiko sistematik yang mencerminkan sensitivitas
saham perusahaan terhadap indikator pasar. Indeks beta ditentukan dengan cara
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
membandingkan covariance pasar. Secara sistematik model yang digunakan adalah
metode indeks tunggal dengan rumus :
Ri = α i + β i Rm + ei
(3.1.1)
Keterangan :
Ri :
Tingkat keuntungan saham individual masa depan
Rm :
Tingkat keuntungan indeks pasar
αi :
Nilai yang menunjukkan nilai pengharapan dari bagian tingkat
saham i yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar atau αi
adalah resiko tidak sistematik.
βi :
Parameter yang mengukur perubahan yang diharapkan pada Ri
kalau terjadi perubahan Rm atai βi adalah resiko sistematik.
ei
:
Menunjukkan elemen acak dari bagian tingkat keuntungan saham i
yang dapat dipengaruhi oleh perubahan pasar e(ei) = 0
Alasan penggunaan model indeks tunggal adalah untuk mengurangi jumlah
varabel yang perlu ditaksir karena untuk portofolio model indeks tunggal mempunyai
karakteristik yaitu bahwa beta portofolio (βp) merupakan rata-rata tertimbang dari
beta saham-saham yang membentuk portofolio tersebut.
Pendekatan penilaian harga saham yang digunakan adalah model The Zero-
Growth Model (model pertumbuhan nol) yang mengasumsikan bahwa pertumbuhan
dividen pada waktu tak terhingga sama dengan nol, artinya besaran dividen setiap
periode adalah sama, yaitu:
D0 = D1 = D2 = ..... = D ∞
(3.1.2)
Dimana D adalah besaran dividen. Nilai sekarang dari dividen dengan model
pertumbuhan nol adalah:
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
V=
∞
∞
D0
D
1
= 1
=
D
∑
0∑
t
t
k
t =1 (1 + k )
t =1 (1 + k )
(3.1.3)
Dimana k adalah tingkat diskonto bebas resiko dari arus kas atau dividen. Substitusi
nilai saham (V) dengan harga pasar saham (P) sekarang, fairly price, maka tingkat
diskonto bebas resiko atau internal rate of return adalah:
k=
D1
P
(3.1.4)
Persamaan menjelaskan bahwa semakin tinggi dividen,maka nilai saham akan
semakin tinggi, sebaliknya, semakin tinggi tingkat diskonto bebas resiko akan
mengakibatkan nilai saham yang semakin rendah. Jika V > P, maka kondisi ini
disebut underprice dan menjadi signal yang baik untuk membeli saham. Sebaliknya,
jika V < P maka kondisi ini disebut overprice atan signal untuk menjual saham.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
VARIABEL INDEPENDEN
VARIABEL DEPENDEN
Indikator Variabel
Independen
ROI = OP/TI
ROA = NIAT/TA
ROE = EAT / E
EPS = EAT/NS
PER = PS/E
FUNDAMENTAL
KEUANGAN
(X 1 )
OPM = OP/S
BV = E/NS
H
HARGA SAHAM
(Y)
POR = D/EPS
DER = D/E
RRR
Gambar 3.1.
RESIKO SISTEMATIK
(BETA)
(X 2 )
Kerangka Pemikiran Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental
Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods Yang
Terfdaftar di Bursa Efek Indonesia
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
3.2
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah hipotesis penelitian sebagai berikut :
” Faktor-faktor fundamental keuangan dan resiko sistematik berpengaruh
terhadap harga saham perusahaan consumer goods secara simultan dan
parsial.”
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Berdasarkan perspektif tujuan penelitian, maka penelitian dapat dibedakan
atas 3 jenis (Erlina, 2007) :
1. Studi Eksplorasi (Eksploration Study)
Studi ini disebut juga studi penjajakan yaitu studi yang bertujuan untuk
memahami karakteristik fenomena atau masalah yang diteliti.
2. Studi Deskriptif (Descriptive Study)
Studi deskriptif adalah penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu
yang diperoleh oleh peneliti dari subyek berupa individu, organisasional,
industri, atau perspektif yang lain.
3. Pengujian Hipotesis (Hypotheses Testing).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang
menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Tipe hubungan
antar dua variabel atau lebih dapat berupa hubungan korelasional, komparatif
dan sebab akibat.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif
dan
pengujian
hipotesis,
yaitu
metode
yang
mendiskripsikan
(mengambarkan) secara umum harga saham perusahaan yang menjadi sampel
dalam penelitian dan menghubungkan faktor independen dan faktor dependennya,
kemudian mengambil suatu kesimpulan khusus.
4.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi
Ditetapkannya
Bursa
Efek
Indonesia
pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
sebagai
tempat
penelitian
dengan
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
mempertimbangkan bahwa Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu sentral
penjualan saham perusahaan yang go public di Indonesia.
4.3. Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto (2002) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan consumer goods yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2004 – 2008 yang berjumlah 35
perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,
yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu, (Cooper,2006). Untuk
memenuhi tujuan dan manfaat penelitian maka kriteria pemilihan sampel perusahaan
consumer goods harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan dimaksud mempunyai laporan keuangan yang diaudit selama periode
pengamatan pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.
2. Memiliki data harga pasar saham selama periode pengamatan pada tahun 2004
sampai dengan tahun 2008.
3. Perusahaam consumer goods
yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2004 sampai dengan tahun 2008
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Jumlah perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah :
Tabel 4.1. Daftar Jumlah Perusahaan Sampel
No
1
2
Keterangan
Jumlah perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI
periode tahun 2004 sampai tahun 2008
Jumlah anggota perusahaan populasi yang terkoreksi oleh
kreteria kelengkapan laporan keuangan, data harga pasar
saham dan keaktipan saham selama periode tahun 2004
sampai 2008
Jumlah Perusahaan Sampel
Jumlah
35
(5)
30
4.4. Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan jenis data yang digunakan yaitu data sekunder dan teknik
sampling yang digunakan, maka pengumpulan data dilakukan dengan metode
dokumentasi didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek
Indonesia melalui Capital Market Directory periode tahun 2004 sampai dengan
2008. Data sekunder yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Data return on investment tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
2. Data return on asset tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
3. Data return on equity tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
4. Data earning pershare tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
5. Data price earning ratio tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
6. Data operating profit margin tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.
7. Data book value tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
8. Data payout ratio tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
9. Data debt equity ratio tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
10. Data required rate of return tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
11. Data resiko sistematik yang dinilai dengan nilai beta saham tahun 2004 sampai
dengan tahun 2008
4.5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Tabel 4.2. Definisi Operasional Variabel
Jenis
Variabel
Variabel
Independen
Nama Variabel
1. Faktor-faktor
Fundamental.
Indikator :
- ROI
- ROA
- ROE
- EPS
- PER
- OPM
- BV
- POR
- DER
- RRR
Variabel
Dependen
2. Beta
CLP
Definisi Variabel
Skala
Pengukuran
Rasio laba operasi terhadap total
aktiva tetap
Rasio laba setelah pajak terhadap
total aktiva.
Tingkat pengembalian ekuitas atas
perolehan laba bagi pemegang
saham selama periode akuntansi
Rasio laba sebelum pajak terhadap
jumlah lembar saham
Rasio harga saham terhadap equity.
Rasio laba operasi terhadap
penjualan
Rasio ekuitas terhadap jumlah
lembar sahan saham
Nilai Dividen terhadap earning
pershare
Rasio utang terhadap total ekuitas
yaitu perbandingan total utang
terhadap ekuitas
Required rate of return
Rasio
Nilai beta saham.
harga saham pada waktu penutupan
(Closing Price) aktivitas di Bursa
Efek Indonesia yang datanya
diambil per 31 Desember
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Metode pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel terikat/dependen (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain.
Variabel dependen adalah harga saham penutup per tahun, hal ini disebabkan karena
harga saham dapat berubah-ubah yang disebabkan banyak faktor, atau dengan kata
lain tergantung dari variabel lain. Data mengenai harga saham diukur dengan satuan
rupiah.
2. Variabel bebas/independen (X 1 )
Variabel bebas adalah variabel yang tidak dapat dipengaruhi oleh variabel
lain, yang termasuk variabel bebas dalam penelitian ini adalah fundamental
keuangan, dengan faktor-faktor indikator variabel sebagai berikut :
a. Return on investment (ROI)
Return on investment menggambarkan kemampuan perusahaan memperoleh
laba operasi dengan memanfaatkan asset yang dimilikinya, dapat diukur dengan :
Laba Operasi
ROI = ----------------------Total Investasi
(4.5.1)
b. Return on asset (ROA)
Return on asset menggambarkan kinerja yang semakin baik, dapat diukur
dengan :
Laba Bersih Setelah Pajak
ROA = -------------------------------------Total Aktiva
(4.5.2)
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
c. Return on equity (ROE)
Return on equity menggambarkan kemampuan modal sendiri dalam
menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham, dapat diukur dengan :
Laba Setelah Pajak
ROE = -------------------------------Ekuitas
(4.5.3)
d. Earning pershare (EPS)
Earning pershare menggambarkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap
dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan, dapat diukur dengan :
Laba Setelah Pajak
EPS = --------------------------------Jumlah Lembar Saham
(4.5.4)
e. Price earning ratio (PER)
Price earning ratio menggambarkan besarnya harga setiap satu rupiah
earning perusahaan, dapat diukur dengan :
Harga Saham
PER = ---------------------Ekuitas
(4.5.5)
f. Operating profit margin (OPM)
Operating profit margin menggambarkan laba murni yang diperoleh dari
setiap penjualan, dapat diukur dengan :
Laba Operasi
OPM = ----------------------Penjualan
(4.5.6)
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
g. Book value (BV)
Book value menggambarkan nilai perlembar saham, dapat diukur dengan :
Modal
BV = -----------------------------Jumlah Lembar Saham
(4.5.7)
h. Payout ratio (POR)
Payout ratio menggambarkan nilai dividen perlembar saham, dapat diukur
dengan :
Dividen
POR = -----------------EPS
(4.5.8)
i. Debt equity ratio (DER)
Debt equity ratio menggambarkan bagian dari setiap rupiah modal dijadikan
jaminan untuk keseluruhan utang, dapat diukur dengan :
Total Hutang
DER = ----------------------Equitas
(4.5.9)
j. Required rate of return (RRR)
Required rate of return dapat di hitung dengan menggunakan model CAPM
k. Resiko sistematik (X 2 )
Pengukuran resiko sistematik diwakili oleh nilai beta saham yang dikoreksi,
karena beta saham merupakan indikator pengukuran resiko sistematik yang
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
mencerminkan sensitivitas saham perusahaan terhadap indikator pasar. Beta saham
akan dihitung dengan menggunakan metode indeks tunggal :
Ri = α i + β i Rm + ei
(4.5.10)
Dimana :
Ri : Return saham i
Rm : Return indeks pasar
α i : Bagian return saham i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar
β i : Ukuran kepekaan return saham i terhadap perubahan return saham
ei
: Kesalahan residual
4.6. Metode Analisis Data
Untuk memperoleh nilai yang tidak bias dan efisien dari model persamaan
linier, maka haruslah memenuhi asumsi-asumsi klasik yang mendasari model linier
(Gujarati, 2003), melalui uji asumsi klasik. Setelah data memenuhi asumsi klasik,
maka data layak dianalisis lebih lanjut untuk pengujian hipotesis dengan analisis
regresi linier.
1. Uji Asumsi Klasik
Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan
ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang
mendasari model regresi. Penyimpangan asumsi klasik yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji heterokedastisitas dan
multikolinearitas yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi dalam
penelitian, antara variabel dependen dengan variabel independen keduanya
memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk dapat dianalisis data harus
berdistribusi normal atau mendekati normal. Cara mendeteksi normalitas adalah
dengan pengamatan melalui nilai residual. Cara lain adalah dengan melihat
distribusi dari variabel-variabel yang akan diteliti. Jika variabel tidak berdistribusi
secara normal (menceng kekiri atau menceng kekanan) maka hasil uji statistik
akan terdegradasi. Normalitas suatu variabel umumnya dideteksi dengan grafik
atau uji statistik sedangkan normalitas nilai residual dideteksi dengan metode
grafik. Secara statistik ada dua komponen normalitas yaitu skewness dan kurtosis.
Skewness berhubungan dengan simetris distribusi. Skewed variabel (variabel
menceng) adalah variabel yang nilai mean-nya tidak di tengah-tengah distribusi.
Sedangkan kurtosis berhubungan dengan puncak dari suatu distribusi. Jika
variabel terdistribusi secara normal maka nilai skewness dan kurtosis sama
dengan nol (Ghozali dalam Pratisto, 2009). Normalitas variabel dideteksi juga
dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan cara melihat nilai
probabilitas signifikan yang bernilai diatas nilai 0.05 maka data berdistribusi
normal dan selain itu juga dengan metode grafik histogram data.
Jika data tidak berdistribusi normal, maka dapat dilakukan transformasi agar
menjadi normal. Untuk menormalkan data harus diketahui terlebih dahulu
bagaimana bentuk grafik histogram dari data yang ada apakah moderate positive
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
skewness, subtansial positive skewness, severe positive skewness dengan bentuk L
dan sebagainya. Dengan mengetahui bentuk grafik histogram data, maka dapat
ditentukan bentuk transformasinya. Berikut ini bentuk transformasi yang dapat
dilakukan sesuai dengan grafik histogram.
Tabel 4.3. Bentuk Transformasi Data
Bentuk Grafik Histogram
Bentuk Transformasi
Moderate positive skewness
SQRT (x) atau akar kuadrat
Subtansial positive skewness
LG10(x) atau logaritma 10 atau LN
Severe positive skewness dengan bentuk L
1/x atau inverse
Moderate negative skewness
SQRT (k-x)
Subtansial negative skewness
LG10 (k-x)
Severe negative skewness dengan bentuk L
1/(k-x)
Sumber: Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS
Dimana k adalah konstanta yang berasal dari setiap skor dikurangkan sehingga
skor terkecil adalah 1 (Ghozali dalam Pratisto,2009). Setelah dilakukan
transformasi data maka, normalitas data dilihat kembali dengan menggunakan
metode grafik normalitas P-P Plot dengan aturan melihat sebaran data yang
mengikuti garis diagonal maka data berdistribusi normal atau mendekati distribusi
normal.
b. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antar anggota serangkaian observasi yang diurutkan
menurut waktu (seperti dalam data time series) atau ruang (seperti dalam data
cross sectional). Adanya autokorelasi dalam model regresi artinya ada korelasi
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Penyimpangan asumsi
ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time series (Algifari,
2000). Cara mendeteksi adanya gejala autokorelasi adalah dengan melihat nilai
Durbin-Watson (DW). Asumsi penggunaan analisis DW ini jika digunakan untuk
autokorelasi tingkat pertama dan model regresi yang ada mempunyai intercept
(constant) serta tidak terdapat variabel lagi. Penggambilan keputusan bila
menggunakan uji DW adalah sebagai berikut:
1. Nilai DW terletak di antara du dan 4-du maka autokorelasi sama dengan nol,
dan dapat diartikan tidak ada autokorelasi. du < DW < 4-du.
2. Nilai DW terletak di bawah lower boud (dl), maka akan mempunyai koefisien
korelasi lebih besar dari nol dan memiliki autokorelasi positif.
3. Nilai DW > (4-dl), maka koefisien korelasi kurang dari nol, sehingga
memiliki autokorelasi negatif.
4. Nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau terletak
antara (4-du) dan (4-dl) sehingga hasilnya tak dapat disimpulkan.
Cara untuk mengatasi autokorelasi diantaranya adalah dengan menggunakan
metode Hidrent-Lu, yaitu jika menemukan autokorelasi yang positif atau negatif
dari model yang ditelitinya maka dapat menggunakan ρ dimulai dari -0.9, -0.8,…,
0.8, 0.9. Untuk setiap nilai ρ yang di coba, dilakukan proses transformasi yang
diikuti dengan perhitungan regresi yang bersangkutan. Dari setiap hasil regresi
kemudian diperoleh dan yang terbaik adalah melihat jumlah kuadrat yang terkecil
(sum of square residuals) dari model regresinya (Arief, 2006).
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
c. Uji Heterokedastisitas
Menurut Santoso (2002), pengujian heterokedastisitas dilakukan dalam sebuah
model regresi, dengan tujuan bahwa apabila suatu regresi tersebut terjadi
ketidaksamaan varians dari residual dari setiap pengamatan. Jika varians residual
dari
pengamatan
ke
pengamatan
heteroskedastisitas. Dalam perhitungan
lainnya
berbeda
heteroskedastisitas
maka
dapat
disebut
dilakukan
dalam banyak model salah satunya adalah menggunakan chart (diagram pencar),
dengan dasar pemikiran bahwa:
a. Jika ada pola tertentu, terdapat titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk
suatu pola yang beraturan (bergelombang, kemudian menyempit) maka terjadi
heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar keatas dan di bawah
nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terdapat hubungan yang
sempurna antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi
(Gujarati,2003). Uji Multikolinearitas dapat diukur dengan collinearity statistics
dengan menggunakan Tolerance Value atau lawannya Variace Inflation Factor
(VIF). Dengan menggunakan VIF nilai yang terbentuk harus kurang dari 10 dan
nilai tolerance harus lebih dari 10%, bila tidak maka terjadi multikolinearitas dan
model regresi tidak layak untuk digunakan. Uji Variace Inflation Factor (VIF)
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
VIF = 1 / Tolerance
(4.6.1)
2. Uji Regresi Stepwise
Tahap uji data selanjutnya adalah menentukan faktor-faktor fundamental
keuangan yang memiliki korelasi tertinggi terhadap harga saham dengan
menggunakan analisis regresi stepwise.
Analisis regresi stepwise merupakan suatu teknik statistik yang digunakan
untuk mengurangi (reduction) dan meringkas (summarization) variable indikator dan
saling ketergantungan. Hubungan ketergantungan antara satu variabel dengan yang
lain akan diuji untuk diidentifikasikan dimensinya.
Mason dan Lind (1996), menjelaskan keuntungan menggunakan metode
stepwise sebagai berikut :
1. Hanya koefisien regresi yang nyata yang berada dalam persamaan.
2. Langkah-langkah pembuatan persamaan dapat terlihat jelas.
3. Perubahan langkah demi langkah dari kesalahan baku pendugaan dan koefisien
determinasi diperlihatkan.
Model analisis regresi stepwise menggunakan persamaan berikut :
Y = α - b 1 X 1 + ..............+b n X n
(4.6.2)
Dimana :
Y = harga saham
α = konstanta
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
b 1− n = koefisien regresi
X 1−n = variabel independen yang digunakan
3. Uji Hipotesis Penelitian
Model analisis selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh faktor-faktor fundamental keuangan dan resiko sistematik
terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia adalah regresi linier berganda, persamaan yang digunakan sebagai berikut :
Y
= α + b 1 X 1 + .......................................... + b n X n + ei
(4.6.3)
dimana :
Y = harga saham
α = konstanta
b 1− n = koefisien regresi
X 1−n = variabel independen yang digunakan
ei = kesalahan pengganggu
Besarnya konstanta tercermin dalam ”α”, dan besarnya koefisien dari masingmasing variabel independen ditunjukkan dengan b1, .. b n . Variabel bebas tersebut
merupakan faktor fundamental perusahaan dan resiko sistematik, sedangkan variabel
dependennya adalah harga saham.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel dependen
(Y) dengan variabel independen (X) adalah menggunakan regresi linier berganda.
Adapun langkah-langkah analisis ini adalah sebagai berikut :
a) Uji Regresi Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama
antara variabel bebas tehadap variabel terikat. Prosedur yang digunakan untuk
melakukan uji F adalah :
1. Merumuskan hipotesis
H 1 : b 1 : b n ≠ 0, artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dan
parsial.
2. Menentukan tingkat signifikasi
Hipotesis ini diuji dengan menggunakan tingkat signifikasi sebesar α = 0.05
3. Menentukan kriteria pengujian hipotesis penelitian
Hipotesis diterima jika Fsignifikan < 0.05
Hipotesis ditolak jika Fsignifikan > 0.05
b) Uji Regresi Parsial (Uji t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji t
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel
independennya. Prosedur yang digunakan untuk melakukan uji t adalah :
1. Merumuskan hipotesis
H 1 : b 1 : b n ≠ 0, artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dan
parsial.
2. Menentukan tingkat signifikasi
Hipotesis ini diuji dengan menggunakan tingkat signifikasi sebesar α = 0.05
3. Menentukan kriteria pengujian hipotesis penelitian
Hipotesis diterima jika tsignifikan < 0.05
Hipotesis ditolak jika tsignifikan > 0.05
Keterangan :
Ri :
Return saham i
Rm :
Return indeks pasar
αi :
Bagian return saham i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar
βi :
Ukuran kepekaan return saham i terhadap perubahan return saham
ei
:
Kesalahan residual
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Setelah melalui berbagai proses tahapan penelitian yang telah direncanakan,
penelitian ini menghasilkan berbagai hal terkait dengan masalah yang diajukan pada
bagian awal. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum terhadap data
yang digunakan dalam penelitian ini. Sebelum melakukan pengujian hipotesis melalui
pengujian model, terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap kualitas data yang
digunakan dengan uji asumsi klasik dan uji regresi linier stepwise. Pengujian ini
digunakan untuk menjamin terpenuhinya asumsi yang diperlukan dalam melakukan
pengujian terhadap model regresi.
5.1.1 Statistik Deskriptif
Berikut akan dijelaskan analisis deskriftif yaitu menjelaskan deskriftif data
dari seluruh variabel yang akan dimasukkan dalam metode penelitian. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.1
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Tabel 5.1 Hasil perhitungan mean dan standar deviasi dari variabel penelitian
Descriptive Statistics
Mean
PRICE
ROI
ROA
ROE
EPS
PER
OPM
BV
POR
DER
RRR
BETA
8817.7267
.4519
.1948
1.1301
1.0090
.0258
.1504
197.5717
225888.4082
6.0128
.0515
.0762
Std. Deviation
20795.25230
.56194
.25032
3.84693
2.94214
.07247
.17013
628.16602
1268711.54208
21.92745
.13951
.19385
N
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
Dari Tabel 5.1. dapat dijelaskan bahwa :
1. Selama periode penelitian, harga saham (Y) pada perusahaan consumer goods di
BEI yang dijadikan sampel berkisar dengan nilai rata-rata harga saham dari 30
perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI, dari 30 perusahaan sampel
dan lima tahun periode penelitian dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
adalah sebesar Rp. 8817.723. Sedangkan standar deviasi sebesar 20795,25 artinya
bahwa penyebaran dari variabel harga saham adalah sebesar 20795.25 selama 5
tahun dari 30 perusahaan yang diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari
deskripsi variabel ini dilakukan untuk memberikan gambaran atas variabelvariabel yang diteliti, agar dapat memberikan indikasi terhadap pengujian secara
empiris. Hasil dari standar deviasi ini dapat digunakan untuk mendukung
pengambilan suatu kesimpulan.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
2. Rata-rata nilai ROI selama penelitian adalah sebesar 0.4519 dan ukuran
penyebaran variabel ROI sebesar 0.56194 % selama 5 tahun dari 30 perusahaan
consumer goods yang diteliti. Hal ini menunjukkan berdasarkan nilai rata-ratanya
dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
mampu menghasilkan laba dengan semua investasi yang dilakukannya.
3. Rata-rata ROA adalah sebesar 0.1948%. Ukuran penyebaran dari variabel ROA
adalah sebesar 0.25032% selama 5 tahun dari 30 perusahaan yang diteliti. Hal ini
menunjukkan bahwa berdasarkan nilai rata-ratanya dapat disimpulkan bahwa
perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini mampu menghasilkan laba
dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan.
4. Selama periode penelitian rata-rata ROE dari adalah sebesar 1.1301%. Standar
deviasi atau ukuran penyebaran variabel ROE adalah sebesar 3.84693 % selama
5 tahun dari 30 perusahaan yang diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan
nilai rata ratanya dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini mampu menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri
yang dimiliki.
5. Selama periode penelitian, rata-rata EPS dari adalah sebesar Rp 1.0090.
Sedangkan standar deviasi atau ukuran penyebaran dari variabel EPS adalah
sebesar 2.94214 selama 5 tahun dari 30 consumer goods yang diteliti. Hal ini
menunjukkan bahwa berdasarkan nilai rata-ratanya dapat disimpulkan bahwa
perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini mampu menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
6. Rata-rata PER atau harga saham dengan ekuitas adalah sebesar 0.0258%. Dan
standar deviasi atau ukuran penyebaran dari variabel PER adalah sebesar
0.07247% selama 5 tahun pada 30 perusahaan yang di teliti. Hal ini menunjukkan
berdasarkan nilai rata-ratanya dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini mampu menujukkan peningkatan harga
saham dengan ekuitas yang dimiliki.
7. Selama periode penelitian rata-rata OPM atau rasio antara laba operasi dengan
penjualan adalah sebesar 0.1504%. Sedangkan standar deviasi atau ukuran
penyebaran dari variabel OPM adalah sebesar 0.17013% selama 5 tahun dari 30
perusahaan yang diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan nilai rataratanya dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini mampu menghasilkan keuntungan dari penjualannya.
8. Selama periode penelitian rata-rata BV adalah sebesar 197.5717. Dan ukuran
penyebaran dari variabel BV adalah sebesar 628.16602 selama 5 tahun dari 30
perusahaan yang diteliti.
9. Selama periode penelitian, POR atau payout ratio adalah berkisar dengan nilai
rata-rata sebesar 225888.41 dengan standar deviasi sebesar 1268711.54 atau
penyebaran dari variabel payout ratio selama 5 tahun dari 30 perusahaan yang
diteliti.
10. Rata-rata DER atau rasio antara total hutang dengan total modal sendiri
perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendapatan usaha berkisar dengan
nilai rata-rata sebesar 6.0128 artinya bahwa selama periode penelitian rata-rata
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
DER dari setiap modal sendiri untuk dijadikan jaminan atas keseluruhan hutang
adalah sebesar 6.0128%. Sedangkan standar deviasi sebesar 21.92745 artinya
selama periode penelitian ukuran penyebaran dari variabel DER adalah sebesar
21.92745 selama 5 tahun dari 30 perusahaan yang diteliti.
11. Selama periode penelitian, RRR atau required rate of return berkisar dengan nilai
rata-rata sebesar 0.0515 dengan standar deviasi 0.13951 atau penyebaran dari
variabel required rate of return sebesar 0.13951% selama 5 tahun dari 30
perusahaan yang diteliti.
12. Beta saham sebagai resiko sistematik berkisar dengan nilai rata-rata sebesar 0.762
artinya bahwa selama periode penelitian rata-rata Beta saham dari 30 perusahaan
consumer goods adalah sebesar 0.762. Sedangkan ukuran penyebaran dari
variabel beta saham adalah sebesar 0.19385 selama 5 tahun dari 30 perusahaan
yang diteliti.
5.1.2
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau
mendekati normal. Hasil uji normalitas dengan Normal P-P Plot dengan regresi dapat
ditunjukkan pada Gambar 5.1.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Gambar 5.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Dilakukan Transformasi
Dari Gambar 5.1 di atas terlihat titik-titik menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas. Langkah selanjutnya, data yang tidak berdistribusi normal ditransformasi
dengan logaritma 10 atau LN dengan menggunakan SPSS. Data variabel penelitian
dapat dilihat dari gambar normalitas P-P Plot pada gambar 5.2 (setelah transformasi)
dapat dijelaskan bahwa penyebaran data mengikuti garis diagonal , dengan demikian
distribusi data mendekati normal.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Gambar 5.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Dilakukan Transformasi
Uji
normalitas
setelah
transformasi
variabel
yang
telah
dilakukan
mengakibatkan adanya perubahan pada pemakaian defenisi operasional variabel.
Adapun defenisi operasional variabel untuk penyajian pembahasan berikutnya adalah
a. Fundamental keuangan (X 1 ) :
1. ROI adalah hasil bagi akar kuadrat laba operasi dengan akar kuadrat total
investasi
2. ROA adalah hasil bagi akar kuadrat laba bersih setelah pajak dengan akar
kuadrat total aktiva
3. ROE adalah hasil bagi antara akar kuadrat laba setelah pajak dengan akar
kuadrat ekuitas
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
4. EPS adalah hasil bagi antara akar kuadrat laba setelah pajak dengan akar
kuadrat jumlah lembar saham
5. PER adalah hasil bagi antara akar kuadrat harga saham dengan akar kuadrat
ekuitas.
6. OPM adalah hasil bagi antara akar kuadrat laba operasi dengan akar kuadrat
penjualan
7. BV adalah hasil bagi antara akar kuadrat modal dengan akar kuadrat jumlah
lembar saham
8. POR
adalah hasil bagi antara akar kuadrat dividen dengan akar kuadrat
earning pershare
9. DER
adalah hasil bagi antara kuadrat total hutang dengan akar kuadrat
ekuitas
10. RRR adalah akar kuadrat dari CAPM
b. Beta (X 2 ) adalah akar kuadrat dari nilai beta saham
c. Harga Saham (Y) adalah akar kuadrat dari harga saham penutupan.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui dan mendeteksi adanya
autokorelasi. Autokorelasi dalam penelitian dengan menggunakan besaran Durbin-
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Watson. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.
Hasil uji autokorelasi :
Tabel 5.2 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Std. Error of the
Model
1
R
R Square
.763a
Estimate
Adjusted R Square
.582
.567
Durbin-Watson
1.39271
1.889
a. Predictors: (Constant), LN_Beta, LN_OPM, LN_EPS, LN_BV, LN_ROI
b. Dependent Variable: LN_Price
Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson 1.889 dan dapat dibaca
dari tabel statistik Durbin Watson dengan α 0.05 dl dan du (1.48 dan 1.60), dan nilai
dari 4-dl dan 4-du (2.52 dan 2.40). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai
du < DW < 4-du atau 1.60 < 1.889 < 2.40, yang artinya tidak terjadi autokelasi.
Selanjutnya dapat dilihat pada gambar 5.3 berikut ini:
Tidak
Autokorela si
Daerah
ketidakpas tian
Daerah
ketidakpas tian
Autokorela si positif
Autokorelasi negatif
dl = 1 .48
du = 1 .60
Dw = 1 . 889
4 − du = 2 . 4
4 − dl = 2 . 52
Gambar 5.3. Kurva Uji Autokorelasi
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik
scatterplot antara nilai residu variabel dependen SRESID dengan nilai prediksi
variabel independen ZPRED. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED. Dimana Y adalah nilai residual dan X adalah nilai yang telah prediksi.
Adapun grafik scatterplot dalam uji heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 5.4
berikut ini.
Gambar 5.4. Uji Heterokedastisitas
Berdasarkan gambar 5.4 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heterokedastisitas.
4. Uji Multikolinearitas
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Uji Multikolinearitas dapat diukur dengan collinearity statistics dengan
menggunakan Tolerance Value atau Variance Inflation Factor (VIF). Dengan
menggunakan VIF nilai yang terbentuk harus kurang dari 10 dan nilai tolerance harus
lebih dari 10%, bila tidak maka terjadi multikolinearitas dan model regresi tidak layak
untuk digunakan untuk pengujian lebih lanjut.
Tabel 5.3 Hasil Uji Multikolinearitas -1
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
2322.219
1184.098
ROI
-1617.871
2016.640
ROA
9349.742
5380.366
ROE
-547.626
321.148
EPS
6772.872
444.695
PER
-535.727
OPM
BV
Collinearity Statistics
T
Beta
Sig.
Tolerance
VIF
1.961
.052
-.044
-.802
.424
.140
7.130
.113
1.738
.084
.099
10.071
-.101
-1.705
.090
.118
8.474
.958
15.230
.000
.105
9.504
18468.054
-.002
-.029
.977
.101
9.946
-7265.609
4818.051
-.059
-1.508
.134
.268
3.731
-.892
.810
-.027
-1.101
.273
.696
1.437
POR
.000
.000
.016
.577
.565
.554
1.806
DER
89.882
52.401
.095
1.715
.089
.136
7.330
RRR
1260.738
9476.853
.008
.133
.894
.103
9.705
BETA
-2497.607
6815.880
-.023
-.366
.715
.103
9.692
Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa pada variabel ROI, ROE, EPS, PER, OPM,
BV, POR, DER, RRR dan BETA nilai VIF nya dibawah nilai 10 artinya variabelvariabel tersebut tidak terjadi multikolonieritas, sementara ROA nilai VIF nya sebesar
10.071 atau diatas nilai 10 dimana nilai tolerance 0.099 atau kurang dari 10 %,
dengan demikian telah terjadi multikolinearitas pada variabel ROA. Salah satu cara
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
mengobati multikoloniearitas menurut Ghozali (2009) adalah keluarkan satu atau
lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan
identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu prediksi. Setelah
dilakukan pengeluaran variabel ROA dari variabel independen, maka hasil uji
multikolinearitas dapat dilihat 5.4 berikut :
Tabel 5.4 Hasil Uji Multikolinearitas -2
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
Standardized
Coefficients
Std. Error
Beta
(Constant)
1999.294
1177.891
ROI
1239.797
1175.746
.034
ROE
-461.874
319.631
EPS
6864.510
444.754
PER
-3204.311
OPM
-3190.221
-.858
BV
Collinearity Statistics
T
Sig.
Tolerance
VIF
1.697
.092
1.054
.293
.419
2.389
-.085
-1.445
.151
.121
8.274
.971
15.434
.000
.107
9.371
18537.328
-.011
-.173
.863
.101
9.877
4239.224
-.026
-.753
.453
.351
2.847
.816
-.026
-1.052
.295
.696
1.436
POR
.000
.000
.017
.597
.551
.554
1.805
DER
73.980
51.969
.078
1.424
.157
.141
7.107
RRR
3181.650
9480.300
.021
.336
.738
.104
9.573
BETA
-1101.950
6817.394
-.010
-.162
.872
.105
9.557
a. Dependent Variable: PRICE
Uji Multikolinearitas yang telah dilakukan mengakibatkan adanya perubahan
pada
pemakaian
defenisi
operasional
variabel
yang
disebabkan
dari
dihilangkankannya variabel ROA. Adapun defenisi operasional variabel untuk
penyajian pembahasan berikutnya adalah :
a. Fundamental keuangan (X 1 ) :
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
1. ROI adalah hasil bagi akar kuadrat laba operasi dengan akar kuadrat total
investasi
2. ROE adalah hasil bagi antara akar kuadrat laba setelah pajak dengan akar
kuadrat ekuitas
3. EPS adalah hasil bagi antara akar kuadrat laba setelah pajak dengan akar
kuadrat jumlah lembar saham
4. PER adalah hasil bagi antara akar kuadrat harga saham dengan akar kuadrat
ekuitas.
5. OPM adalah hasil bagi antara akar kuadrat laba operasi dengan akar kuadrat
penjualan
6. BV adalah hasil bagi antara akar kuadrat modal dengan akar kuadrat jumlah
lembar saham
7. POR adalah hasil bagi antara akar kuadrat dividen dengan akar kuadrat
earning pershare
8. DER adalah hasil bagi antara kuadrat total hutang dengan akar kuadrat ekuitas
9. RRR adalah akar kuadrat dari CAPM
b. Beta (X 2 ) adalah akar kuadrat dari nilai beta saham
c. Harga Saham (Y) adalah akar kuadrat dari harga saham penutupan.
Data telah diuji dengan asumsi klasik , maka uji regresi linier pada penelitian
ini selanjutnya dapat di lanjutkan.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
5.1.3 Persamaan Regresi Linier Metode Stepwise
Pada tahap ini yang akan dilakukan adalah menentukan faktor-faktor
fundamental keuangan yang memiliki korelasi tertinggi terhadap harga saham dengan
menggunakan analisis regresi stepwise. Analisis regresi stepwise akan mengurangi
(reduction)
dan
meringkas
(summarization)
variabel
indikator
dan
saling
ketergantungan. Hubungan ketergantungan antara satu variabel fundamental
keuangan dengan variabel fundamental keuangan yang lain akan diuji untuk
diidentifikasikan dimensinya. Uji regresi linier metode stepwise akan dilakukan
menggunakan SPSS. Hasil uji regresi metode stepwise terhadap variabel fundamental
keuangan dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut.
Tabel 5.5 Hasil Uji Regresi Metode Stepwise Variabel Fundamental Keuangan
Variables Entered/Removeda
Model
1
2
3
4
Variables
Variables
Entered
Removed
Method
LN_EPS
.
LN_BV
.
LN_ROI
.
LN_OPM
.
Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= .050,
Probability-of-F-to-remove >= .100).
Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= .050,
Probability-of-F-to-remove >= .100).
Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= .050,
Probability-of-F-to-remove >= .100).
Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= .050,
Probability-of-F-to-remove >= .100).
a. Dependent Variable: LN_Price
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Dari hasil uji regresi metode stepwise menunjukkan bahwa indikator variabel
fundamental keuangan yang memiliki korelasi tertinggi terhadap harga saham adalah
indikator variabel EPS (earning pershare), BV (book value), ROI (return on
investment) dan OPM (operating profit margin).
Hasil uji regresi metode stepwise mengakibatkan adanya perubahan pada
pemakaian defenisi operasional variabel yang disebabkan tereliminasinya beberapa
indikator variabel faktor fundamental keuangan yang memiliki tingkat korelasi
rendah terhadap harga saham, sebegai berikut :
a. Fundamental keuangan (X 1 ) :
1. EPS, yaitu hasil bagi antara akar kuadrat dari laba setelah pajak dari akar
kuadrat jumlah lembar saham.
2. BV, yaitu hasil bagi antara akar kuadrat modal dari akar kuadrat jumlah
lembar saham.
3. ROI, yaitu hasil bagi antara akar kuadrat laba operasi dari akar kuadrat total
investasi.
4. OPM, yaitu hasil bagi antara akar kuadrat laba operasi dari akar kuadrat
penjualan.
b. Beta (X 2 ), yaitu akar kuadrat nilai beta dan sebagai variabel dependen adalah
c. Harga saham (Y), yaitu akar kuadrat dari harga saham penutupan.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
5.2
Pembahasan
5.2.1 Uji Regresi Linier Berganda
Setelah dilakukan uji data menggunakan uji asumsi klasik dan uji regresi
linier dengan metode stepwise, maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis
dengan menggunakan regresi linier berganda. Pengujian hipotesis dilakukan untuk
menguji apakah faktor faktor fundamental keuangan earning pershare (EPS), book
value (BV), return on investement (ROI), operating profit margin (OPM), dan resiko
sistematik (beta) berpengaruh terhadap harga saham baik secara parsial maupun
simultan. Sebelum melakukan pengujian variabel faktor fundamental keuangan dan
resiko sistematik sebagai variabel X terhadap harga saham sebagai variabel Y terlebih
dahulu menyusun variabel X dan Y dengan perubahan defenisi operasional sebagai
berikut :
1. EPS (X 1 ), yaitu hasil bagi antara akar kuadrat dari laba setelah pajak dari akar
kuadrat jumlah lembar saham.
2. BV (X 2 ), yaitu hasil bagi antara akar kuadrat modal dari akar kuadrat jumlah
lembar saham.
3. ROI (X 3 ), yaitu hasil bagi antara akar kuadrat laba operasi dari akar kuadrat total
investasi.
4. OPM (X 4 ), yaitu hasil bagi antara akar kuadrat laba operasi dari akar kuadrat
penjualan.
5. Beta (X 5 ), yaitu akar kuadrat nilai beta dan sebagai variabel dependen adalah
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
6. Harga Saham (Y) adalah akar kuadrat dari harga saham penutupan.
Dari defenisi operasional di atas, model persamaan regresi linier berganda
diformulasikan sebagai berikut :
Y = α + b1X1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + e
(5.2.1)
Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini.
Tabel 5.6 Nilai R Square Hipotesis
Model
1
R
R Square
.763a
Adjusted R Square
.582
.567
a. Predictors: (Constant), LN_Beta, LN_OPM, LN_EPS, LN_BV, LN_ROI
b. Dependent Variable: LN_Price
Nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Dari
hasil pengujian hipotesis diketahui nilai R2 sebesar 0.582 mempunyai arti bahwa
variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 58.2% .
Dengan kata lain 58.2% harga saham mampu dijelaskan variabel fundamental
keuangan earning pershare (EPS), book value (BV), return on investment (ROI),
operating profit margin (OPM) dan resiko sistematik beta sedangkan 41.8%
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Nilai R disebut juga dengan koefisien korelasi. Nilai R menerangkan tingkat
hubungan antara variabel independen fundamental keuangan EPS, BV, ROI, OPM
dan resiko sistematik beta. Dari hasil pengujian hipotesis diketahui nilai R sebesar
0.763, berarti bahwa hubungan antara faktor fundamental keuangan EPS, BV, ROI,
OPM dan resiko sistematik beta terhadap harga saham sebesar 76.3%.
Dengan menggunakan regresi linier berganda akan menunjukan model dengan
urutan tingkat signifikansi variabel independen terhadap variabel dependen. Dari
perubahan tingkat signifikan variabel independen terhadap variabel dependen
mengakibatkan adanya perubahan pada pemakaian defenisi operasional variabel
untuk penyajian pembahasan berikutnya :
1. ROI (X 1 ), yaitu hasil bagi antara akar kuadrat laba operasi dari akar kuadrat total
investasi.
2. EPS (X 2 ), yaitu hasil bagi antara akar kuadrat dari laba setelah pajak dari akar
kuadrat jumlah lembar saham.
3. OPM (X 3 ), yaitu hasil bagi antara akar kuadrat laba operasi dari akar kuadrat
penjualan.
4. BV (X 4 ), yaitu hasil bagi antara akar kuadrat modal dari akar kuadrat jumlah
lembar saham.
5. Beta (X 5 ), yaitu akar kuadrat nilai beta dan sebagai variabel dependen adalah
6. Harga Saham (Y) adalah akar kuadrat dari harga saham penutupan.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Regresi linier berganda untuk menguji hipotesis secara parsial dan simultan
secara bersama – sama dengan model sebagai berikut :
Y = α + b1X1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + e
(5.2.2)
Dimana:
Y
:
Harga saham
b1
:
Koefisien Regresi ROI (return on investment)
b2
:
Koefisien Regresi EPS (earning pershare)
b3
:
Koefisien Regresi OPM (operating profit margin)
b4
:
Koefisien Regresi BV (book value)
b5
:
Koefisien Regresi Beta
X1
:
ROI (return on investment)
X2 :
EPS (earning pershare)
X3 :
OPM (operating profit margin)
X4 :
BV (book value)
X5 :
Beta
ε
Standard Error
:
Tabel 5.7 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis
Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
388.799
5
77.760
Residual
279.310
144
1.940
Total
668.109
149
F
40.090
Sig.
.000a
a. Predictors: (Constant), LN_Beta, LN_OPM, LN_EPS, LN_BV, LN_ROI
b. Dependent Variable: LN_Price
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Dari tabel 5.7 didapat nilai Fhitung sebesar 40.090 dengan probabilitas 0.000
yang telah menguji pengaruh antara variabel independen (faktor fundamental
keuangan EPS, BV, ROI, OPM dan resiko sistematik beta) terhadap variabel
dependen (harga saham), karena probabilitas tersebut jauh lebih kecil dari α 0.05,
maka dapat dikatakan bahwa fundamental keuangan earning pershare (EPS), book
value (BV), return on investement (ROI), operating profit margin (OPM) dan resiko
sistematik beta secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Untuk
mengetahui pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut ini :
Tabel 5.8 Uji hipotesis
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
7.150
.391
LN_ROI
1.108
.156
LN_EPS
.263
LN_OPM
T
Beta
Sig.
18.281
.000
.853
7.118
.000
.049
.343
5.349
.000
-1.151
.181
-.766
-6.369
.000
LN_BV
-.311
.047
-.422
-6.656
.000
LN_Beta
-.010
.053
-.010
-.188
.851
a. Dependent Variable: LN_Price
Dari tabel 5.8 dapat dilihat bahwa koefisien dari fundamental keuangan ROI,
EPS, OPM, BV dan resiko sistematik beta yang positif memberi makna bahwa
informasi tentang return on investment (ROI), earning pershare (EPS), operating
profit margin (OPM), book value (BV), dan resiko sistematik beta dapat direspon
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
positif oleh investor sehingga meningkatkan harga saham. Berdasarkan uji hipotesis
yang telah dilakukan maka model 5.2.3 untuk hipotesis secara empiris menunjukkan
bahwa return on investment (ROI), earning pershare (EPS), operating profit margin
(OPM), book value (BV), dan resiko sistematik beta berpengaruh secara simultan
terhadap harga saham pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI tahun
2004-2008 dengan model (5.2.2) dapat di terima dengan tingkat signifikansi pvalue
0.000 jauh lebih kecil dari nilai 0.05 (Tabel 5.7).
Model persamaan yang telah melalui transformasi dapat disusun sebagai
berikut :
Log Y = 7.150 + 1.108 log X 1 + 0.263 log X 2 −1.151 log X 3 − 0.311log X 4
− 0.10 log X 5
(5.2.3)
Bentuk persamaan tersebut di atas perlu dikembalikan ke bentuk persamaan
semula, yaitu persamaan polinominal dengan cara meng anti-log-kan persamaan
tersebut. Antilog koefisien konstanta α = antilog 7.150 = 14.125, maka persamaan
model menjadi :
Y = 14.125. X 11.108 X 20.263 X 3−1.151 X 4−0.311 X 5−0.10
(5.2.4)
Berdasarkan hasil penelitian dalam tabel 5.8, diketahui bahwa jika di uji
secara parsial variabel fundamental keuangan ROI, EPS, OPM, BV dan resiko
sistematik beta terhadap harga saham ditemukan terdapat variabel independen yang
tidak signifikan yaitu variabel resiko sistematik beta merupakan variabel yang tidak
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
berpengaruh t hitung -0.188 dan tingkat signifikansi p value 0.851 lebih besar dari
0.05 (Tabel 5.8).
Berdasarkan
koefisien
regresi
untuk
masing-masing
variabel
bebas
(independen) dapat diintreprestasikan sebagai berikut :
1. Konstanta (α) = 14.125. Hal ini menunjukkan bahwa jika setiap variabel bebas
ROI, EPS, OPM, BV dan beta sama dengan nol, maka nilai dari harga saham
mengalami kenaikan 14.125 satuan.
2. Koefisien regresi b1 sebesar 1.108, menunjukkan bahwa hubungan variabel ROI
dengan harga saham adalah positif, artinya bahwa setiap kenaikan ROI satu
satuan akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 1.108.
3. Koefisien regresi b2 sebesar 0.263, menunjukkan bahwa hubungan variabel EPS
dengan harga saham adalah positif, artinya bahwa setiap kenaikan EPS satu
satuan akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 0.263.
4. Koefisien regresi b3 sebesar -1.151, menunjukkan bahwa hubungan variabel OPM
dengan harga saham adalah negatif, artinya bahwa setiap kenaikan OPM satu
satuan akan diikuti oleh penurunan harga saham sebesar -1.151.
5. Koefisien regresi b4 sebesar -0.311, menunjukkan hubungan bahwa variabel BV
dengan harga saham adalah negatif, artinya bahwa setiap kenaikan BV satu satuan
akan diikuti penurunan harga saham sebesar -0.311.
6. Koefisien regresi b5 sebesar -0.010, menunjukkan bahwa hubungan variabel beta
dengan harga saham adalah negatif, artinya bahwa setiap kenaikan beta saham
satu satuan akan diikuti oleh penurunan harga saham sebesar -0.010.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
5.2.2. Pengujian Hipotesis
a. Uji Simultan (Uji F-hitung)
Uji-F digunakan untuk menganalisis besarnya pengaruh faktor fundamental
keuangan ROI, EPS. OPM, BV dan resiko sistematik beta secara simultan (bersamasama) terhadap harga saham dengan tingkat signifikasi 5% (α = 0,05). Apabila nilai
signifikan F hitung < tingkat signifikasi tertentu (5%) maka terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Begitu juga sebaliknya,
apabila nilai signifikasi F hitung > tingkat signifikasi tertentu (5%) maka tidak
terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dalam uji F terdapat juga R² hasil dari analisis signifikasi model regresi yang
dilakukan.
Hasil analisis regresi linier berganda pada tabel 5.7 menunjukkan tingkat
signifikansi F sebesar 0,000 dan variabel bebas memberikan R² pada tabel 5.6 sebesar
0,582 artinya bahwa variabel independen yang meliputi: ROI, EPS, BV, OPM dan
beta saham secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI. Naik turunnya harga saham yang
dipengaruhi oleh ROI, EPS, BV, OPM dan beta saham secara langsung akan
mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasinya. Dilihat dari
besarnya Adjusted R Square menunjukkan adanya pengaruh variabel-variabel bebas
(independent) terhadap harga saham sebesar 56,7%, sedangkan 43,3% dipengaruhi
oleh variabel lain di luar persamaan model regresi.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
b. Uji Parsial (Uji t-hitung)
Uji-t digunakan untuk menganalisis besarnya pengaruh faktor fundamental
keuangan ROI, EPS, OPM, BV dan resiko sistematik beta secara parsial (sendirisendiri) terhadap harga saham dengan tingkat signifikasi 5% (α = 0,05). Apabila nilai
signifikan t hitung < tingkat signifikasi tertentu (5%) maka terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Begitu juga sebaliknya,
apabila nilai signifikasi t hitung > tingkat signifikasi tertentu (5%) maka tidak
terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Hasil analisis regresi linier berganda pada Tabel 5.8 pengujian t-hitung untuk
masing-masing variabel sebagai berikut:
1. Hasil Pengujian mengenai pengaruh ROI terhadap harga saham menunjukkan t
signifikan 0.000 lebih kecil dari tingkat signifikan 0.05 sehingga secara statistik
ROI secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian ini
mendukung
pendapat
Kasmir
(2003)
yang
menyatakan
bahwa
ROI
menghubungkan laba operasi dengan total investasi yang mengukur tingkat
profitabilitas perusahaan atas investasinya. ROI juga merupakan indikator
earning power perusahaan yang mencerminkan kinerja manajemen dalam
menggunakan seluruh asset yang dimiliki. Adanya pengaruh ROI terhadap harga
saham disebabkan ROI menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dengan total asset yang dimiliki perusahaan sehingga
hal ini begitu baik dalam mengambarkan perkembangan dan prospek perusahan di
masa yang akan datang.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
2. Hasil Pengujian mengenai pengaruh EPS terhadap harga saham menunjukkan t
signifikan 0.000 lebih kecil dari tingkat signifikan 0.05 sehingga secara statistik
EPS secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian
ini mendukung penelitian Violeta (2007) yang menyatakan bahwa EPS
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Seorang investor membeli dan
mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan memperoleh deviden
atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembiayaan deviden
dan kenaikan nilai saham yang akan datang. Oleh karena itu, para pemegang
saham biasanya tertarik dengan EPS yang dilaporkan perusahaan. EPS adalah
jumlah laba yang menjadi hak untuk setiap pemegang satu lembar saham biasa.
3. Hasil Pengujian mengenai pengaruh OPM terhadap harga saham menunjukkan t
signifikan 0.000 lebih kecil dari tingkat signifikan 0.05 sehingga secara statistik
EPS secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Indra (2006)
dalam penelitian menunjukkan bahwa OPM berpengaruh terhadap resiko
sistematik beta, dimana dapat dikatakan semakin tinggi OPM akan semakin
rendah beta sahamnya, sebaliknya semakin rendah OPM akan mengakibatkan
beta sahamnya semakin tinggi. OPM adalah salah satu alat untuk mengukur
profitabilitas suatu perusahaan. Tanpa profit, perusahaan tidak akan menarik bagi
investor. Oleh karena itu rasio ini sangat penting bagi investor untuk menilai
masa depan perusahaan. Dalam memilih investasi saham, investor akan memilih
perusahaan yang memiliki OPM yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan yang hanya memiliki OPM rendah. Bagi investor perusahaan yang
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
memiliki tingkat OPM yang tinggi memberikan indikasi bahwa resiko pada
perusahaan tersebut adalah rendah.
5. Hasil Pengujian mengenai pengaruh BV terhadap harga saham menunjukkan t
signifikan 0.000 lebih kecil dari tingkat signifikan 0.05 sehingga secara statistik
BV secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian ini
mendukung penelitian sebelumnya oleh Gunawan (2003) yang menyatakan
bahwa BV berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dari hasil analisis
tersebut menunjukkan bahwa harga pasar atas ekuitas perusahaan (menurut price
equity) mengacu pada nilai bukunya (book value of equity). Semakin tinggi nilai
bukunya berarti nilai riil perusahaan tersebut akan semakin meningkat, berarti
akan semakin naik harga sahamnya karena banyak investor yang ingin memiliki
saham tersebut.
6. Hasil Pengujian mengenai pengaruh beta saham sebagai resiko sistematik
terhadap harga saham menunjukkan t signifikan 0.851 lebih besar dari tingkat
signifikan 0.05 sehingga secara statistik beta saham secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian Gunawan (2003) yang menyatakan bahwa beta saham tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Setiap investor memiliki kondisi
yang berbeda yang menyebabkan investor memiliki tingkat ketidaksukaan resiko
(degree of risk aversion) yang berbeda pula. Ada investor yang memiliki
kemampuan mengambil resiko yang tinggi dan ada pula yang rendah. Ada
beberapa hal yang menentukan ketidaksukaan investor terhadap resiko,
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
diantaranya adalah faktor psikologis, usia, dan kemampuan mendapatkan income.
Faktor psikologis menjelaskan tingkat kemampuan seorang investor mengambil
resiko. Bagi investor risk averse (menghindari risiko) hanya akan mengambil
investasi yang beresiko rendah, tetapi bagi investor risk seeker (menyukai resiko)
akan mengambil tingkat resiko yang tinggi dengan harapan mendapatkan return
yang tinggi pula. Perusahaan consumer goods adalah perusahaan produsen
barang-barang konsumsi, dimana barang konsumsi tidak sepenuhnya berpengaruh
dengan kondisi ekonomi, dengan demikian para investor akan mengabaikan beta
saham sebab para investor akan memiliki pandangan bahwa barang-barang
produk perusahaan consumer goods merupakan barang konsumsi yang tetap
dibutuhkan oleh para konsumen dalam kesehariannya dan perusahaan consmer
goods merupakan jenis usaha yang lebih mampu untuk mendapatkan laba.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Dari hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa secara simultan faktor fundamental keuangan seperti return on investment
(ROI), earning per share (EPS), operating profit margin (OPM), book value (BV),
dan beta saham sebagai resiko sistematik berpengaruh signifikan terhadap harga
saham perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI. Sedangkan secara parsial
return on investment (ROI), earning per share (EPS), operating profit margin
(OPM), book value (BV) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel beta
saham sebagai risiko sistematik tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang direflikasi (Gunawan,2003)
dimana faktor fundamental keuangan book value (BV) yang mempengaruhi harga
saham properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta secara parsial, sedangkan return
on assets (ROA), return on equity (ROE), payout ratio (POR), debt equity ratio
(DER), required rate of return (RRR) dan beta berpengaruh secara simultan.
6.2
Keterbatasan
1. Keterbatasan dalam mengambil variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu
hanya terbatas pada variabel-variabel akuntansi saja, dengan tidak melibatkan
faktor ekonomi makro seperti tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan lain-lain.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
2. Keterbatasan dalam mengambil jenis perusahaan yang digunakan sebagai sampel
dalam penelitian ini hanya perusahaan consumer goods saja, sehingga tidak
mencerminkan reaksi dari pasar modal secara keseluruhan.
3. Keterbatasan dalam menggunakan rasio keuangan perusahaan hanya diwakili oleh
sepuluh buah rasio keuangan, yaitu ROI, ROA, ROE, EPS, PER, OPM, BV,
POR, DER dan RRR sebab terdapat kemungkinan rasio-rasio keuangan lain yang
lebih signifikan pengaruhnya terhadap perubahan harga saham.
6.3 Saran
Dari analisa data yang telah dilakukan, berdasarkan kesimpulan dan
keterbatasan, penulis mencoba untuk memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi para investor dan calon investor yang ingin berinvestasi saham di sektor
consumer goods, hendaknya mempertimbangkan faktor fundamental dan
psikologi pasar saham secara umum di Indonesia.
2. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya tidak hanya terbatas pada satu industri saja,
tetapi keseluruhan industri yang ada di Bursa Efek Indonesia sehingga dapat
diketahui perbedaan pengaruh faktor-faktor fundamental bagi masing-masing
industri.
3. Untuk peneliti selanjutnya hendaknya meneliti variabel diluar ROI, ROA, ROE,
EPS, PER, OPM, BV, POR, DER dan RRR yang bisa mempengaruhi harga
saham, atau menambah variabel dari variabel penelitian ini.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamarudin. 2004. Dasar-dasar Manajemen Investasi, Rineka Cipta, Jakarta.
Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi. Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Arief, Sritua. 2006. Metodologi Penelitian Ekonomi, UI Press, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Peraktek. Edisi
Revisi. Rineka Cipta, Jakarta.
Banz, R. 1981. The Relationship Between Return and Market Value of Common
Stock, Journal of Financial Economics 9,3-18
Beaver, Kettler, dan M. Scholes. 1970 . The Association Between Market Determined
and Accounting Determined Risk Measures, Accounting Review 45.
Bambang, Agus Pramuka. 2002. Evaliasi Kegunaan Rasio Keuangan Dalam
Memprediksi Perubahan Laba di Masa Yang Akan Datang : Studi Empiris
Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEJ, Tesis, Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
Brealey, Richard A.Stewart C, Myers. Alan J, Marcus. 2001. Fundamental of
Corporate Finance. Third Edition. Singapore, Mc Graw-Hill.
Bringham, F. Eugene, Houston F. Joel. 2004. Fundamentals Of Financial
Management, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Terjemahan Ali Akbar
Yulianto, Edisi 10, Penerbit Salemba Empat, Buku 1, Jakarta.
Bodie, Zvi, Alex Kane and Alan J. Marcus. 2005. Investments. Sixth Edition, Mc
Graw-Hill Companies.
Cooper, R. Donald, Pamela S. Schindler. 2006. Business Research Methods. 9th
Edition, Mc Graw-Hill Companies.
Elton, Edwin J. and Gruber, Matin J. 1994. Modern Portofolio Theory and Investment
Analysis, 5th Edition. Jhon Wiley & Sons, Inc., New York
Erlina, Sri Mulyani. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan
Manajemen, Terbitan pertama, USU Press, Medan
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Fuller, Russel J. and Farrell James L.Jr. 1987. Modern Investment and Security
Analysis, International Editions Financial Series, Singapore : McGraw Hill.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis dan Multivariate dengan Program SPSS.
Badan Penelitian Universitas Diponegoro, Edisi 1, cetakan IV, Semarang.
Gujarati, Damodar : 2003. Basic Econometrics. Fourth Edition. New York : Mc.
Graw Hill Inc. Erlangga, Jakarta.
Gunawan, Yanny Widiastuty, Wijiyanti Imelda. 2003. Analisis Faktor Fundamental
Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti Di BEJ. Jurnal
Akuntansi & Keuangan Vol.5, No.2, Nopember 2003 : 123 – 132.
Halim, Abdul, 2005, Analisis Investasi, Edisi kedua, Salemba empat, Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, PT. Raja
Granfindo Persada, Jakarta.
Husnan, Suad. 2003. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi
ketiga, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_fundamental. Di Download tanggal19 Juni 2009
Indra, A. Zubaidi 2006. Faktor-Faktor Fundamental Keuangan Yang mempengaruhi
Resiko Saham. Jurnal Bisnis & Manajemen. Volume 2 No.3. Mei 2006 : 159 –
256 : Bandar Lampung.
Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua, Badan
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Jones, Sussane. (1996). Financial, The Dryden Press.
Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Lubis, Ade Fatma. 2008. Pasar Modal, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
universitas Indonesia, Jakarta
Maniatis, Parachos. 2006. Beta Risk Estimation In Stock. International Business &
Economics Research Journal. Volume 5. Number 11. November 2006 :
Greece
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Mason, Rober D.; Lind, Douglas A., 1996. Teknik Statistika untuk Bisnis & Ekonomi,
Edisi kesembilan, Terjemahan, Erlangga, Jilid 2 Jakarta.
Mozana, Amin. 2008. Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap
Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Jakarta, Tesis, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.
Nainggolan, Pahala. 2004. Cara Mudah Memahami Akuntansi, PPM, Jakarta.
Nguyen, Pascal. 2004. Fundamental Analysis And Stock Return : Japan 1993-2003
Pratisto, Arif. 2009. Statistik Menjadi Mudah dengan SPSS17. Penerbit Kelompok
Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta.
Robert, Ang. 1997. Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia
Ross, A. Stephen.; Westerfield, Randolph W.; Jordan, Bradford D. 2003.
Fundamentals of Corporate Finance. Sixth edition. New York : Mc GrawHill.
Santoso, Singgih. 2002. Latihan SPSS Statistik Parametrik. Penerbit PT. Elexmedia
Komputindo, Jakarta.
Scott, Besley., Eugene F, Bringham. 2000. Essentials of Managerial Finance,
Twelfth Edition. Orlando : Harcourt Inc.
Sunarto. 2003. Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return Saham
Perusahaan Manufaktur Di BEJ. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Maret 2001.
Semarang.
Tandellilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi
Pertama. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah
Mada,Yogyakarta.
Ulupui, IG.K.A. 2006. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan
Profitabilitas Terhadap Return saham (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan
Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ). Tesis.
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Violeta, Achim Monica. 2007. Financial Analysis Of Companies On The Capital
Market, Babes-Bolyai University, Faculty of Economics and Business
Administration, Cluj-Napaco, Str. Teodor Mihali.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Wild, J.John, Subramanyam K.R., Halsey F. Robert. 2004. Financial Statement
Analysis, Analisis Laporan Keuangan, Edisi 8, Terjemahan Yanivi S. Bachtiar
dan S. Nurwahyu Harahap, Salemba empat, Buku 1, Jakarta
Wu Wei, Xu Jiuping. 2005. Fundamental analysis of stock price by artificial neural
network model based on rough set theory. World Journal of Modelling and
Simulation. Volume 2 (2006) No. 1, pp 36-44 : P.R. China.
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
LAMPIRAN
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Lampiran 1 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek
Indonesia, Tahun 2004-2008
No
TICK
NAMA PERUSAHAAN
1
ADES
Ades Waters Indonesia Tbk
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3
AQUA
Aqua Golden Mississippi Tbk
4
CEKA
Cahaya Kalbar Tbk
5
DLTA
Delta Djakarta Tbk
6
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
7
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
8
MYOR
Mayora Indah Tbk
9
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
10
SKLT
Sekar Laut Tbk
11
STTP
Siantar TOP Tbk
12
ULTJ
Ultra Jaya Milk Tbk
13
BATI
BAT Indonesia Tbk
14
GGRM
Gudang Garam Tbk
15
HMSP
H.M Sampoerna Tbk
16
RMBA
Bentoel International Inv. Tbk
17
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk
18
INAF
Indofarma Tbk
19
KAEF
Kimia Farma Tbk
20
KLBF
Kalbe Farma Tbk
21
MERK
Merck Tbk
22
PYFA
Pyridam Farma Tbk
23
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
24
TSPC
Tempo Scan Pacific Tbk
25
MRAT
Mustika Ratu Tbk
26
TCID
Mandom Indonesia Tbk
27
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
28
KDSI
Kedawung Setia Industrial
29
KICI
Kedaung Indah Can Tbk
30
LMPI
Langgeng Makmur Plastic I Tbk
31
DAVO
Davomas Abadi Tbk
32
SKBM
Sekar Bumi Tbk
33
SQBB
Bristol-Myers Squibb Ind. Tbk
34
SQBI
Bristol-Myers Squibb Ind. Tbk
35
PROD
Sara Lee Body Care Indonesia Tbk
Sumber : Stock Watch BEI
SAMPLING PURPOSIVE
KRITERIA
Menerbit
Memiliki
Sahamnya
kan
Data Harga
Aktif di
Laporan
Pasar Saham
Bursa
Keuangan
2004-2008
Efek
2004-2008
tahun
20042008
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Sample
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
S1
S2
S3
S4
S5
S6
S7
S8
S9
S10
S11
S12
S13
S14
S15
S16
S17
S18
S19
S20
S21
S22
S23
S24
S25
S26
S27
S28
S29
S30
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Lampiran 2 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan Harga Saham Tahun 2004-2008
No
TICK
NAMA PERUSAHAAN
1
ADES
Ades Waters Indonesia Tbk
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3
AQUA
Aqua Golden Mississippi Tbk
4
CEKA
Cahaya Kalbar Tbk
5
DLTA
Delta Djakarta Tbk
6
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
7
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
8
MYOR
Mayora Indah Tbk
9
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
10
SKLT
Sekar Laut Tbk
11
STTP
Siantar TOP Tbk
12
ULTJ
Ultra Jaya Milk Tbk
13
BATI
BAT Indonesia Tbk
14
GGRM
Gudang Garam Tbk
15
HMSP
H.M Sampoerna Tbk
16
RMBA
Bentoel International Inv. Tbk
17
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk
18
INAF
Indofarma Tbk
19
KAEF
Kimia Farma Tbk
20
KLBF
Kalbe Farma Tbk
21
MERK
Merck Tbk
22
PYFA
Pyridam Farma Tbk
23
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
24
TSPC
Tempo Scan Pacific Tbk
25
MRAT
Mustika Ratu Tbk
26
TCID
Mandom Indonesia Tbk
27
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
28
KDSI
Kedawung Setia Industrial
29
KICI
Kedaung Indah Can Tbk
30
LMPI
Langgeng Makmur Plastic I Tbk
Sumber : Stock Watch BEI
2004
2.275
210
48.000
300
14.500
800
42.500
1.200
105
450
180
425
9.000
13.550
6.650
110
700
170
205
550
22.800
60
11.500
7.600
410
4.000
3.300
130
195
85
2005
1.660
215
63.000
600
36.000
910
50.000
820
80
400
150
310
7.500
11.650
8.900
135
750
115
145
990
24.300
45
11.000
5.650
270
4.100
4.275
80
195
155
TAHUN
2006
2007
1.110
730
175
750
110.000 129.500
590
800
22.800
16.000
1.350
2.575
55.000
55.000
1.620
1.750
100
51
285
75
210
370
435
650
4.000
4.600
10.200
8.500
9.700
14.300
310
560
1.510
1.600
100
205
165
305
1.190
1.260
40.000
52.500
50
81
9.000
21.500
900
750
320
295
6.950
8.400
6.950
6.750
140
275
105
135
170
160
2008
225
425
127.000
700
20.000
930
49.500
1.140
100
90
150
800
5.000
4.250
8.100
520
960
50
76
400
35.500
50
10.350
400
153
5.500
7.800
98
100
70
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Lampiran 3 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan ROI Tahun 2004-2008
No
TICK
NAMA PERUSAHAAN
1
ADES
Ades Waters Indonesia Tbk
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3
AQUA
Aqua Golden Mississippi Tbk
4
CEKA
Cahaya Kalbar Tbk
5
DLTA
Delta Djakarta Tbk
6
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
7
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
8
MYOR
Mayora Indah Tbk
9
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
10
SKLT
Sekar Laut Tbk
11
STTP
Siantar TOP Tbk
12
ULTJ
Ultra Jaya Milk Tbk
13
BATI
BAT Indonesia Tbk
14
GGRM
Gudang Garam Tbk
15
HMSP
H.M Sampoerna Tbk
16
RMBA
Bentoel International Inv. Tbk
17
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk
18
INAF
Indofarma Tbk
19
KAEF
Kimia Farma Tbk
20
KLBF
Kalbe Farma Tbk
21
MERK
Merck Tbk
22
PYFA
Pyridam Farma Tbk
23
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
24
TSPC
Tempo Scan Pacific Tbk
25
MRAT
Mustika Ratu Tbk
26
TCID
Mandom Indonesia Tbk
27
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
28
KDSI
Kedawung Setia Industrial
29
KICI
Kedaung Indah Can Tbk
30
LMPI
Langgeng Makmur Plastic I Tbk
Sumber : Stock Watch BEI
2004
1.9174
0.0124
0.4594
0.0805
0.3684
0.0921
0.4441
0.1955
0.0171
0.7498
0.1623
0.0010
0.1322
0.3620
0.8331
0.1781
0.4804
0.1657
0.2414
0.9862
1.2537
0.0366
0.0683
0.6618
0.1634
0.5321
1.2623
0.2027
0.1941
0.1756
2005
1.3324
0.0121
0.5743
0.1533
0.8711
0.0998
0.4976
0.1272
0.0124
0.6347
0.1288
0.0007
0.1049
0.2964
1.0619
0.2082
0.4202
0.1068
0.1626
1.6906
1.2726
0.0261
0.0622
0.4686
0.1025
0.5194
1.5574
0.1188
0.1849
0.3049
TAHUN
2006
0.8485
0.0094
0.9549
0.1436
0.5254
0.1410
0.5212
0.2394
0.0147
0.4307
0.1717
0.0010
0.0533
0.2471
1.1023
0.4553
0.9400
0.0884
0.1762
1.9354
1.9950
0.0276
0.0485
0.0711
0.1157
0.8385
2.4114
0.1980
0.0948
0.3185
2007
0.5315
0.0384
1.0707
0.1854
0.3516
0.2561
0.4965
0.2463
0.0072
0.1079
0.2882
0.0014
0.0584
0.1961
1.5476
0.7833
0.9485
0.1726
0.3103
1.9517
2.4938
0.0426
0.1103
0.0556
0.1015
0.9652
2.2305
0.3704
0.1161
0.2855
2008
0.1560
0.0207
1.0000
0.1545
0.4180
0.0881
0.4255
0.1528
0.0134
0.1234
0.1113
0.0016
0.0604
0.0934
0.8349
0.6927
0.5420
0.0401
0.0736
0.5901
1.6060
0.0251
0.0501
0.0287
0.0502
0.6019
2.4547
0.1257
0.0819
0.1190
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Lampiran 4 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan ROA Tahun 2004-2008
No
TICK
NAMA PERUSAHAAN
1
ADES
Ades Waters Indonesia Tbk
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3
AQUA
Aqua Golden Mississippi Tbk
4
CEKA
Cahaya Kalbar Tbk
5
DLTA
Delta Djakarta Tbk
6
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
7
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
8
MYOR
Mayora Indah Tbk
9
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
10
SKLT
Sekar Laut Tbk
11
STTP
Siantar TOP Tbk
12
ULTJ
Ultra Jaya Milk Tbk
13
BATI
BAT Indonesia Tbk
14
GGRM
Gudang Garam Tbk
15
HMSP
H.M Sampoerna Tbk
16
RMBA
Bentoel International Inv. Tbk
17
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk
18
INAF
Indofarma Tbk
19
KAEF
Kimia Farma Tbk
20
KLBF
Kalbe Farma Tbk
21
MERK
Merck Tbk
22
PYFA
Pyridam Farma Tbk
23
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
24
TSPC
Tempo Scan Pacific Tbk
25
MRAT
Mustika Ratu Tbk
26
TCID
Mandom Indonesia Tbk
27
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
28
KDSI
Kedawung Setia Industrial
29
KICI
Kedaung Indah Can Tbk
30
LMPI
Langgeng Makmur Plastic I Tbk
Sumber : Stock Watch BEI
2004
1.4404
0.0079
0.1989
0.0535
0.1261
0.0544
0.2308
0.0981
0.0090
0.3911
0.0869
0.0007
0.0334
0.1248
0.2646
0.0461
0.1757
0.0488
0.1053
0.2162
0.4112
0.0299
0.0273
0.2035
0.0447
0.2531
0.5755
0.0943
0.1126
0.1166
2005
1.0204
0.0078
0.2534
0.1038
0.3040
0.0601
0.2636
0.0651
0.0066
0.3375
0.0703
0.0005
0.0270
0.1042
0.3438
0.0550
0.1828
0.0320
0.0723
0.3778
0.4255
0.0218
0.0254
0.1469
0.0286
0.2519
0.7238
0.0564
0.1093
0.2065
TAHUN
2006
0.6625
0.0062
0.4296
0.0991
0.1869
0.0865
0.2815
0.1249
0.0081
0.2335
0.0956
0.0007
0.0140
0.0886
0.3637
0.1225
0.3573
0.0271
0.0799
0.4409
0.6800
0.0235
0.0202
0.2271
0.0329
0.4145
1.1424
0.0958
0.0572
0.2198
2007
0.4230
0.0258
0.4911
0.1305
0.1273
0.1602
0.2733
0.1310
0.0040
0.0596
0.1636
0.0010
0.0156
0.0717
0.5206
0.2149
0.3675
0.0538
0.1434
0.4533
0.8665
0.0370
0.0468
0.0184
0.0294
0.4864
1.0772
0.1826
0.0713
0.2009
2008
0.1266
0.0142
0.4675
0.1108
0.1545
0.0562
0.2388
0.0824
0.0076
0.0695
0.0644
0.0012
0.0165
0.0348
0.2863
0.1937
0.2141
0.0127
0.0347
0.1397
0.5689
0.0221
0.0219
0.0095
0.0148
0.3092
1.2086
0.0632
0.0513
0.0853
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Lampiran 5 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan ROE Tahun 2004-2008
No
TICK
NAMA PERUSAHAAN
1
ADES
Ades Waters Indonesia Tbk
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3
AQUA
Aqua Golden Mississippi Tbk
4
CEKA
Cahaya Kalbar Tbk
5
DLTA
Delta Djakarta Tbk
6
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
7
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
8
MYOR
Mayora Indah Tbk
9
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
10
SKLT
Sekar Laut Tbk
11
STTP
Siantar TOP Tbk
12
ULTJ
Ultra Jaya Milk Tbk
13
BATI
BAT Indonesia Tbk
14
GGRM
Gudang Garam Tbk
15
HMSP
H.M Sampoerna Tbk
16
RMBA
Bentoel International Inv. Tbk
17
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk
18
INAF
Indofarma Tbk
19
KAEF
Kimia Farma Tbk
20
KLBF
Kalbe Farma Tbk
21
MERK
Merck Tbk
22
PYFA
Pyridam Farma Tbk
23
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
24
TSPC
Tempo Scan Pacific Tbk
25
MRAT
Mustika Ratu Tbk
26
TCID
Mandom Indonesia Tbk
27
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
28
KDSI
Kedawung Setia Industrial
29
KICI
Kedaung Indah Can Tbk
30
LMPI
Langgeng Makmur Plastic I Tbk
Sumber : Stck Watch BEI
2004
8.4878
0.0309
0.3765
0.0759
0.1624
0.2003
0.4874
0.1446
0.0062
0.1161
0.1286
0.0011
0.0577
0.2110
0.6295
0.0857
0.2375
0.1000
0.1517
0.5350
0.5352
0.0339
0.8412
0.2545
0.0531
0.3006
0.9180
0.4353
0.2097
13.8449
2005
6.0718
0.0310
0.4850
0.1488
0.3953
0.2233
0.5622
0.0968
0.0046
0.1011
0.1050
0.0008
0.0472
0.1778
0.8260
0.1031
0.2494
0.0663
0.1052
0.9441
0.5592
0.0249
0.7889
0.1855
0.0343
0.3021
1.1659
0.2626
0.2056
24.7516
TAHUN
2006
3.9805
0.0247
0.8294
0.1434
0.2455
0.3248
0.6063
0.1876
0.0056
0.0707
0.1442
0.0011
0.0247
0.1526
0.8826
0.2322
0.4924
0.0565
0.1173
1.1126
0.9025
0.0272
0.6328
0.0290
0.0398
0.5020
1.8583
0.4506
0.1085
26.6146
2007
2.5665
0.1040
0.9572
0.1907
0.1689
0.6075
0.5944
0.1987
0.0028
0.0182
0.2490
0.0016
0.0278
0.1247
1.2756
0.4112
0.5115
0.1136
0.2127
1.1550
1.1613
0.0431
1.4820
0.0237
0.0360
0.5949
1.7695
0.8678
0.1368
24.5579
2008
0.7755
0.0578
0.9203
0.1636
0.2070
0.2151
0.5245
0.1270
0.0054
0.0214
0.0990
0.0019
0.0296
0.0611
0.7084
0.3744
0.3009
0.0272
0.0520
0.3595
0.7699
0.0261
0.6994
0.0124
0.0183
0.3819
2.0046
0.3032
0.0994
10.5334
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Lampiran 6 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan EPS Tahun 2004-2008
No
TICK
NAMA PERUSAHAAN
1
ADES
Ades Waters Indonesia Tbk
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3
AQUA
Aqua Golden Mississippi Tbk
4
CEKA
Cahaya Kalbar Tbk
5
DLTA
Delta Djakarta Tbk
6
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
7
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
8
MYOR
Mayora Indah Tbk
9
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
10
SKLT
Sekar Laut Tbk
11
STTP
Siantar TOP Tbk
12
ULTJ
Ultra Jaya Milk Tbk
13
BATI
BAT Indonesia Tbk
14
GGRM
Gudang Garam Tbk
15
HMSP
H.M Sampoerna Tbk
16
RMBA
Bentoel International Inv. Tbk
17
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk
18
INAF
Indofarma Tbk
19
KAEF
Kimia Farma Tbk
20
KLBF
Kalbe Farma Tbk
21
MERK
Merck Tbk
22
PYFA
Pyridam Farma Tbk
23
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
24
TSPC
Tempo Scan Pacific Tbk
25
MRAT
Mustika Ratu Tbk
26
TCID
Mandom Indonesia Tbk
27
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
28
KDSI
Kedawung Setia Industrial
29
KICI
Kedaung Indah Can Tbk
30
LMPI
Langgeng Makmur Plastic I Tbk
Sumber : Stock Watch BEI
2004
0.0012
0.0000
6.9620
0.0360
0.0004
0.2450
4.9130
0.1110
0.0300
0.1000
0.0218
0.0020
0.2650
1.5170
0.4540
0.0121
0.1430
0.0023
0.0149
0.0903
3.7020
0.0027
0.0920
0.7210
0.0310
0.5290
0.1920
0.0750
0.1310
0.1140
2005
0.0009
0.0000
9.1376
0.0720
0.0009
0.2787
5.7800
0.0759
0.0229
0.0889
0.0182
0.0015
0.2208
1.3043
0.6076
0.0149
0.1532
0.0016
0.0105
0.1626
3.9456
0.0020
0.0880
0.5360
0.0204
0.5422
0.2487
0.0462
0.1310
0.2079
TAHUN
2006
2007
0.0006
0.0004
0.0000
0.0001
15.9546 18.7829
0.0708
0.0960
0.0006
0.0004
0.4134
0.7886
6.3580
6.3580
0.1498
0.1619
0.0286
0.0146
0.0633
0.0167
0.0255
0.0449
0.0020
0.0031
0.1178
0.1354
1.1419
0.9516
0.6622
0.9763
0.0342
0.0618
0.3085
0.3269
0.0014
0.0028
0.0120
0.0221
0.1954
0.2069
6.4947
8.5243
0.0022
0.0036
0.0720
0.1720
0.0854
0.0712
0.0242
0.0223
0.9191
1.1109
0.4044
0.3927
0.0808
0.1587
0.0705
0.0907
0.2280
0.2146
2008
0.0001
0.0000
18.4203
0.0840
0.0005
0.2848
5.7222
0.1054
0.0286
0.0200
0.0192
0.0038
0.1472
0.4758
0.5530
0.0573
0.1961
0.0007
0.0055
0.0657
5.7641
0.0022
0.0828
0.0380
0.0116
0.7274
0.4538
0.0565
0.0672
0.0939
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Lampiran 7 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan PER Tahun 2004-2008
No
TICK
NAMA PERUSAHAAN
1
ADES
Ades Waters Indonesia Tbk
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3
AQUA
Aqua Golden Mississippi Tbk
4
CEKA
Cahaya Kalbar Tbk
5
DLTA
Delta Djakarta Tbk
6
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
7
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
8
MYOR
Mayora Indah Tbk
9
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
10
SKLT
Sekar Laut Tbk
11
STTP
Siantar TOP Tbk
12
ULTJ
Ultra Jaya Milk Tbk
13
BATI
BAT Indonesia Tbk
14
GGRM
Gudang Garam Tbk
15
HMSP
H.M Sampoerna Tbk
16
RMBA
Bentoel International Inv. Tbk
17
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk
18
INAF
Indofarma Tbk
19
KAEF
Kimia Farma Tbk
20
KLBF
Kalbe Farma Tbk
21
MERK
Merck Tbk
22
PYFA
Pyridam Farma Tbk
23
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
24
TSPC
Tempo Scan Pacific Tbk
25
MRAT
Mustika Ratu Tbk
26
TCID
Mandom Indonesia Tbk
27
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
28
KDSI
Kedawung Setia Industrial
29
KICI
Kedaung Indah Can Tbk
30
LMPI
Langgeng Makmur Plastic I Tbk
Sumber : Stock Watch BEI
2004
0.00013
0.00000
0.13540
0.00147
0.00000
0.00019
0.16076
0.00014
0.00040
0.00119
0.00057
0.00001
0.02250
0.00111
0.00137
0.00010
0.00219
0.00001
0.00003
0.00045
0.14803
0.00001
0.00605
0.00444
0.00166
0.01006
0.00144
0.00158
0.00214
0.01982
2005
0.00009
0.00000
0.17772
0.00293
0.00001
0.00021
0.18913
0.00009
0.00031
0.00106
0.00047
0.00000
0.01875
0.00096
0.00183
0.00013
0.00235
0.00000
0.00002
0.00081
0.15777
0.00001
0.00578
0.00330
0.00109
0.01031
0.00186
0.00097
0.00214
0.03615
TAHUN
2006
0.00006
0.00000
0.31030
0.00288
0.00001
0.00032
0.20804
0.00019
0.00038
0.00075
0.00066
0.00001
0.01000
0.00084
0.00200
0.00029
0.00473
0.00000
0.00002
0.00098
0.25970
0.00001
0.00473
0.00053
0.00129
0.01747
0.00303
0.00170
0.00115
0.03965
2007
0.00004
0.00001
0.36531
0.00391
0.00000
0.00061
0.20804
0.00020
0.00019
0.00020
0.00116
0.00001
0.01150
0.00070
0.00294
0.00053
0.00502
0.00001
0.00004
0.00103
0.34086
0.00001
0.01130
0.00044
0.00119
0.02112
0.00294
0.00335
0.00148
0.03731
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
2008
0.00001
0.00000
0.35825
0.00342
0.00001
0.00022
0.18724
0.00013
0.00038
0.00024
0.00047
0.00001
0.01250
0.00035
0.00167
0.00049
0.00301
0.00000
0.00001
0.00033
0.23049
0.00001
0.00544
0.00023
0.00062
0.01383
0.00340
0.00119
0.00110
0.01632
Lampiran 8 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan OPM Tahun 2004-2008
No
TICK
NAMA PERUSAHAAN
1
ADES
Ades Waters Indonesia Tbk
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3
AQUA
Aqua Golden Mississippi Tbk
4
CEKA
Cahaya Kalbar Tbk
5
DLTA
Delta Djakarta Tbk
6
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
7
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
8
MYOR
Mayora Indah Tbk
9
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
10
SKLT
Sekar Laut Tbk
11
STTP
Siantar TOP Tbk
12
ULTJ
Ultra Jaya Milk Tbk
13
BATI
BAT Indonesia Tbk
14
GGRM
Gudang Garam Tbk
15
HMSP
H.M Sampoerna Tbk
16
RMBA
Bentoel International Inv. Tbk
17
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk
18
INAF
Indofarma Tbk
19
KAEF
Kimia Farma Tbk
20
KLBF
Kalbe Farma Tbk
21
MERK
Merck Tbk
22
PYFA
Pyridam Farma Tbk
23
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
24
TSPC
Tempo Scan Pacific Tbk
25
MRAT
Mustika Ratu Tbk
26
TCID
Mandom Indonesia Tbk
27
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
28
KDSI
Kedawung Setia Industrial
29
KICI
Kedaung Indah Can Tbk
30
LMPI
Langgeng Makmur Plastic I Tbk
Sumber : Stock Watch BEI
2004
1.1814
0.0129
0.1001
0.0926
0.0904
0.0476
0.0935
0.4656
0.0086
0.3189
0.5737
0.0017
0.0169
0.1058
0.1734
0.0214
0.1775
0.0371
0.0642
0.1911
0.2208
0.0620
0.0143
0.1837
0.0539
0.1493
0.2347
0.0659
0.2176
0.2502
2005
0.8210
0.0125
0.1252
0.1764
0.2138
0.0515
0.1048
0.3030
0.0062
0.2700
0.0455
0.0012
0.0134
0.0866
0.2210
0.0250
0.1811
0.0239
0.0432
0.3276
0.2241
0.0443
0.0130
0.1301
0.0338
0.1458
0.2895
0.0386
0.2073
0.4345
TAHUN
2006
0.5228
0.0097
0.2081
0.1652
0.1290
0.0728
0.1098
0.5701
0.0074
0.1832
0.0607
0.0015
0.0068
0.0722
0.2294
0.0546
0.3473
0.0198
0.0468
0.3751
0.3514
0.0469
0.0101
0.0197
0.0382
0.2353
0.4483
0.0644
0.1063
0.4539
2007
0.3275
0.0397
0.2333
0.2133
0.0862
0.1327
0.1045
0.5865
0.0036
0.0459
0.1019
0.0022
0.0075
0.0573
0.3220
0.0939
0.3505
0.0386
0.0824
0.3782
0.4392
0.0723
0.0231
0.0157
0.0335
0.2709
0.4146
0.1204
0.1301
0.4068
2008
0.0961
0.0214
0.2179
0.1778
0.1026
0.0455
0.0896
0.3639
0.0067
0.0525
0.0393
0.0026
0.0077
0.0273
0.1737
0.0830
0.2003
0.0090
0.0196
0.1143
0.2828
0.0425
0.0106
0.0080
0.0166
0.1689
0.4563
0.0409
0.0918
0.1695
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Lampiran 9 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan BV Tahun 2004-2008
No
TICK
NAMA PERUSAHAAN
1
ADES
Ades Waters Indonesia Tbk
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3
AQUA
Aqua Golden Mississippi Tbk
4
CEKA
Cahaya Kalbar Tbk
5
DLTA
Delta Djakarta Tbk
6
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
7
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
8
MYOR Mayora Indah Tbk
9
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
10
SKLT
Sekar Laut Tbk
11
STTP
Siantar TOP Tbk
12
ULTJ
Ultra Jaya Milk Tbk
13
BATI
BAT Indonesia Tbk
14
GGRM Gudang Garam Tbk
15
HMSP
H.M Sampoerna Tbk
16
RMBA Bentoel International Inv. Tbk
17
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk
18
INAF
Indofarma Tbk
19
KAEF
Kimia Farma Tbk
20
KLBF
Kalbe Farma Tbk
21
MERK
Merck Tbk
22
PYFA
Pyridam Farma Tbk
23
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
24
TSPC
Tempo Scan Pacific Tbk
25
MRAT
Mustika Ratu Tbk
26
TCID
Mandom Indonesia Tbk
27
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
28
KDSI
Kedawung Setia Industrial
29
KICI
Kedaung Indah Can Tbk
30
LMPI
Langgeng Makmur Plastic I Tbk
Sumber : Stock Watch BEI
2004
0.1396
0.7008
0.3815
0.3661
0.2207
2.0380
0.4176
0.0623
0.1819
0.8616
3.5630
0.4465
65.3733
3.1248
3.4989
9.6169
2.9448
4.2742
4.4366
2.0692
0.5047
1.1046
0.1292
5.4501
6.0734
6.2884
5.6734
3.0629
3.6397
0.6336
2005
0.1424
0.7148
0.2259
0.0936
2.2509
16.0659
0.3077
13.6094
1.8554
111.2306
523.3288
855.9909
96.0203
4.3117
1.9925
651.2605
26.1656
95.2696
904.5345
6.5142
0.4532
20.0303
14.4050
10.0586
1428.4800
6.1051
3.4483
82.4969
37.1248
0.1943
TAHUN
2006
2007
0.1453
0.1482
0.7291
0.7437
0.0756
0.0556
0.0985
0.0546
2.2960
2.3419
7.4460
2.0875
0.2594
0.2646
3.5566
3.1088
1.8925
1.9303
223.4882 3291.7130
272.3446
89.4858
443.4189
202.5658
344.3227
265.5646
5.7372
8.4267
1.7109
0.8030
125.9793
39.3774
6.5841
5.9815
128.5140
31.1920
712.5140
212.6972
4.5987
4.1840
0.1706
0.1010
16.5490
6.4319
21.9489
3.9230
404.3409
593.8959
1037.2940 1244.9670
2.1672
1.5132
1.3308
1.4390
27.4765
7.2636
130.6036
80.5873
0.1648
0.1898
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
2008
0.1516
0.7586
0.0590
0.0728
2.3887
16.3238
0.3332
7.4723
1.9689
2331.6300
555.3607
136.3996
229.2694
34.3811
2.5528
46.5818
16.9477
534.8237
3494.0930
42.3459
0.2253
17.2176
17.2671
2129.6740
4720.8390
3.6003
1.0992
58.3399
149.8077
1.0112
Lampiran 10 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan POR Tahun 2004-2008
No
TICK
NAMA PERUSAHAAN
1
ADES
Ades Waters Indonesia Tbk
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3
AQUA
Aqua Golden Mississippi Tbk
4
CEKA
Cahaya Kalbar Tbk
5
DLTA
Delta Djakarta Tbk
6
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
7
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
8
MYOR
Mayora Indah Tbk
9
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
10
SKLT
Sekar Laut Tbk
11
STTP
Siantar TOP Tbk
12
ULTJ
Ultra Jaya Milk Tbk
13
BATI
BAT Indonesia Tbk
14
GGRM
Gudang Garam Tbk
15
HMSP
H.M Sampoerna Tbk
16
RMBA
Bentoel International Inv. Tbk
17
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk
18
INAF
Indofarma Tbk
19
KAEF
Kimia Farma Tbk
20
KLBF
Kalbe Farma Tbk
21
MERK
Merck Tbk
22
PYFA
Pyridam Farma Tbk
23
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
24
TSPC
Tempo Scan Pacific Tbk
25
MRAT
Mustika Ratu Tbk
26
TCID
Mandom Indonesia Tbk
27
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
28
KDSI
Kedawung Setia Industrial
29
KICI
Kedaung Indah Can Tbk
30
LMPI
Langgeng Makmur Plastic I Tbk
Sumber : Stock Watch BEI
2004
1
71
709
1
7
1334
1059
4715
143
312
23344
18445
4483
337
436
1
1647
1288
711
31151
730
266
-165
2005
356510
19384
1
8
72089
5589
1
1541
20
9773
196003
77638
1673
1461
2685
969052
2772
520339
3760453
14112
3
7903
125
3040
302999
690
18933
19666
2711
51
TAHUN
2006
363641
19772
0
0
73530
2591
1
403
20
19636
102001
4332
6001
1944
2306
187453
698
701911
2962159
9962
1
6530
191
122189
220023
245
7307
6550
9538
43
2007
370913
20167
0
0
75001
726
1
352
21
289216
33515
1987
4628
2856
1082
58592
634
170363
884254
9064
1
2538
34
179471
264074
171
7901
1732
5885
49
2008
378332
20571
0
0
76501
5679
1
846
21
204862
207999
1449
3996
11651
3440
69312
1796
2921074
14526115
91735
2
6794
150
643573
1001351
407
6035
13907
10940
263
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Lampiran 11 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan DER Tahun 2004-2008
No
TICK
NAMA PERUSAHAAN
1
ADES
Ades Waters Indonesia Tbk
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3
AQUA
Aqua Golden Mississippi Tbk
4
CEKA
Cahaya Kalbar Tbk
5
DLTA
Delta Djakarta Tbk
6
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
7
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
8
MYOR Mayora Indah Tbk
9
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
10
SKLT
Sekar Laut Tbk
11
STTP
Siantar TOP Tbk
12
ULTJ
Ultra Jaya Milk Tbk
13
BATI
BAT Indonesia Tbk
14
GGRM
Gudang Garam Tbk
15
HMSP
H.M Sampoerna Tbk
16
RMBA
Bentoel International Inv. Tbk
17
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk
18
INAF
Indofarma Tbk
19
KAEF
Kimia Farma Tbk
20
KLBF
Kalbe Farma Tbk
21
MERK
Merck Tbk
22
PYFA
Pyridam Farma Tbk
23
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
24
TSPC
Tempo Scan Pacific Tbk
25
MRAT
Mustika Ratu Tbk
26
TCID
Mandom Indonesia Tbk
27
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
28
KDSI
Kedawung Setia Industrial
29
KICI
Kedaung Indah Can Tbk
30
LMPI
Langgeng Makmur Plastic I Tbk
Sumber : Stock Watch BEI
2004
4.8925
2.9195
0.8931
0.4194
0.2879
2.6816
1.1121
0.4733
0.3142
0.7032
0.4787
0.6054
0.7304
0.6901
1.3796
0.8588
0.3515
1.4938
0.4405
1.4745
0.3016
0.1334
29.7592
0.2506
0.1891
0.1877
0.5952
3.6144
0.8626
117.7278
2005
4.9503
2.9580
0.9117
0.4333
0.3005
2.7177
1.1328
0.4877
0.3074
0.7003
0.4932
0.6211
0.7474
0.7066
1.4029
0.8770
0.3648
1.0695
0.4547
1.4987
0.3143
0.1445
30.0608
0.2628
0.2007
0.1993
0.6109
3.6596
0.8809
118.8918
TAHUN
2006
5.0086
2.9968
0.9304
0.4473
0.3133
2.7541
1.1537
0.5023
0.3006
0.6974
0.5078
0.6370
0.7645
0.7234
1.4264
0.8954
0.3782
1.0897
0.4689
1.5232
0.3272
0.1557
30.3653
0.2752
0.2125
0.2110
0.6266
3.7053
0.8993
120.0673
2007
5.0675
3.0359
0.9494
0.4615
0.3262
2.7909
1.1749
0.5170
0.2938
0.6944
0.5226
0.6530
0.7402
0.7403
1.4502
0.9140
0.3917
1.1102
0.4833
1.5480
0.3402
0.1670
30.6728
0.2877
0.2244
0.2229
0.6426
3.7514
0.9176
121.2542
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
2008
5.1270
3.0755
0.9685
0.4759
0.3392
2.8281
1.1962
0.5319
0.2869
0.6914
0.5376
0.6692
0.7993
0.7573
1.4743
0.9328
0.4053
1.1309
0.4979
1.5729
0.3533
0.1785
30.9833
0.3003
0.2364
0.2349
0.6587
3.7980
0.9367
122.4528
Lampiran 12 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan RRR Tahun 2004-2008
No
TICK
NAMA PERUSAHAAN
1
ADES
Ades Waters Indonesia Tbk
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3
AQUA
Aqua Golden Mississippi Tbk
4
CEKA
Cahaya Kalbar Tbk
5
DLTA
Delta Djakarta Tbk
6
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
7
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
8
MYOR
Mayora Indah Tbk
9
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
10
SKLT
Sekar Laut Tbk
11
STTP
Siantar TOP Tbk
12
ULTJ
Ultra Jaya Milk Tbk
13
BATI
BAT Indonesia Tbk
14
GGRM
Gudang Garam Tbk
15
HMSP
H.M Sampoerna Tbk
16
RMBA
Bentoel International Inv. Tbk
17
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk
18
INAF
Indofarma Tbk
19
KAEF
Kimia Farma Tbk
20
KLBF
Kalbe Farma Tbk
21
MERK
Merck Tbk
22
PYFA
Pyridam Farma Tbk
23
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
24
TSPC
Tempo Scan Pacific Tbk
25
MRAT
Mustika Ratu Tbk
26
TCID
Mandom Indonesia Tbk
27
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
28
KDSI
Kedawung Setia Industrial
29
KICI
Kedaung Indah Can Tbk
30
LMPI
Langgeng Makmur Plastic I Tbk
Sumber : Stock Watch BEI
2004
0.0975
0.0790
0.0748
0.0750
0.0760
0.0744
0.0751
0.0756
0.0746
0.0755
0.0743
0.0747
0.0743
0.0744
0.0753
0.0745
0.0744
0.0763
0.0744
0.0753
0.0747
0.0748
0.0746
0.0754
0.0743
0.0778
0.0745
0.0747
0.0745
0.0803
2005
0.0923
0.0920
0.0922
0.0968
0.0937
0.0925
0.0920
0.0920
0.0924
0.0919
0.0919
0.0921
0.0919
0.0918
0.0922
0.0921
0.0920
0.0919
0.0919
0.0933
0.0919
0.0919
0.0918
0.0919
0.0921
0.0918
0.0921
0.0922
0.0921
0.0990
TAHUN
2006
0.1199
0.1188
0.1245
0.1184
0.1210
0.1236
0.1185
0.1278
0.1250
0.1200
0.1220
0.1249
0.1238
0.1184
0.1185
0.1303
0.1411
0.1184
0.1188
0.1196
0.1235
0.1203
0.1189
0.1209
0.1197
0.1232
0.1242
0.1367
0.1270
0.1212
2007
0.2527
0.1362
0.0869
0.0893
0.0878
0.0949
0.0864
0.0868
0.0876
0.0995
0.0950
0.0964
0.0873
0.0867
0.0894
0.0929
0.0865
0.1018
0.1009
0.0865
0.0879
0.0953
0.1083
0.0865
0.0865
0.0872
0.0864
0.1081
0.0877
0.0870
2008
-0.1173
-0.1125
0.0795
-0.0393
0.0296
-0.2581
0.0834
0.0127
-0.3438
0.0112
-0.2700
0.0044
0.0699
-0.1390
-0.0612
0.0368
-0.0120
-0.7831
-0.7918
-0.4761
-0.4935
-0.0267
-0.1058
-0.0881
-0.0903
-0.0008
0.0700
-0.1285
0.0439
-0.0685
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Lampiran 13 : Sampel Perusahaan Consumer Goods Go-Public di Bursa Efek
Indonesia, dan Perkembangan BETA (β) Tahun 2004-2008
No
TICK
NAMA PERUSAHAAN
1
ADES
Ades Waters Indonesia Tbk
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3
AQUA
Aqua Golden Mississippi Tbk
4
CEKA
Cahaya Kalbar Tbk
5
DLTA
Delta Djakarta Tbk
6
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
7
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
8
MYOR
Mayora Indah Tbk
9
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
10
SKLT
Sekar Laut Tbk
11
STTP
Siantar TOP Tbk
12
ULTJ
Ultra Jaya Milk Tbk
13
BATI
BAT Indonesia Tbk
14
GGRM
Gudang Garam Tbk
15
HMSP
H.M Sampoerna Tbk
16
RMBA
Bentoel International Inv. Tbk
17
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk
18
INAF
Indofarma Tbk
19
KAEF
Kimia Farma Tbk
20
KLBF
Kalbe Farma Tbk
21
MERK
Merck Tbk
22
PYFA
Pyridam Farma Tbk
23
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
24
TSPC
Tempo Scan Pacific Tbk
25
MRAT
Mustika Ratu Tbk
26
TCID
Mandom Indonesia Tbk
27
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
28
KDSI
Kedawung Setia Industrial
29
KICI
Kedaung Indah Can Tbk
30
LMPI
Langgeng Makmur Plastic I Tbk
Sumber : Stock Watch BEI
2004
0.0890
0.0180
0.0024
0.0027
0.0068
0.0005
0.0031
0.0052
0.0012
0.0047
0.0002
0.0016
0.0003
0.0004
0.0038
0.0009
0.0007
0.0068
0.0006
0.0039
0.0015
0.0022
0.0012
0.0044
0.0003
0.0136
0.0009
0.0016
0.0009
0.0232
2005
0.0063
0.0019
0.0055
0.0675
0.0248
0.0088
0.0020
0.0023
0.0073
0.0006
0.0009
0.0034
0.0014
0.0003
0.0055
0.0031
0.0027
0.0015
0.0016
0.0207
0.0012
0.0008
0.0001
0.0015
0.0037
0.0020
0.0043
0.0057
0.0044
0.0977
TAHUN
2006
0.0045
0.0014
0.0179
0.0002
0.0079
0.0153
0.0005
0.0274
0.0193
0.0049
0.0108
0.0190
0.0158
0.0004
0.0007
0.0347
0.0660
0.0004
0.0014
0.0037
0.0149
0.0057
0.0016
0.0074
0.0041
0.0143
0.0172
0.0533
0.0069
0.0085
2007
0.4669
0.1400
0.0019
0.0086
0.0045
0.0244
0.0003
0.0015
0.0039
0.0371
0.0246
0.0285
0.0028
0.0013
0.0088
0.0187
0.0008
0.0438
0.0411
0.0007
0.0046
0.0253
0.0618
0.0008
0.0007
0.0025
0.0005
0.0612
0.0040
0.0022
2008
0.2963
0.2895
0.0175
0.1858
0.0882
0.4959
0.0119
0.1121
0.6174
0.1143
0.5127
0.1238
0.0310
0.3271
0.2169
0.0780
0.1472
1.2398
1.2521
0.8048
0.8295
0.1679
0.2800
0.2550
0.2581
0.1312
0.0309
0.3122
0.0679
0.2272
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Lampiran 14. Hasil Uji SPSS
Pengujian 1. Sebelum Memenuhi Uji Asumsi Klasik
Descriptive Statistics
Mean
PRICE
ROI
ROA
ROE
EPS
PER
OPM
BV
POR
DER
RRR
BETA
8817.7267
.4519
.1948
1.1301
1.0090
.0258
.1504
197.5717
225888.4082
6.0128
.0515
.0762
Std. Deviation
20795.25230
.56194
.25032
3.84693
2.94214
.07247
.17013
628.16602
1268711.54208
21.92745
.13951
.19385
N
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Correlations
PRICE ROI ROA ROE EPS PER OPM
Pearson
Correlation
Sig. (1-tailed)
N
BV
b
DER
r
BETA
PRICE 1.000 .306 .282 -.046 .969 .910 .080 -.128 -.073 -.072 .064 -.082
ROI
.306 1.000 .914 .081 .311 .365 .667 -.198 -.098 -.097 .094 -.085
ROA
.282 .914 1.000 .183 .284 .319 .789 -.192 -.088 -.041 .119 -.084
ROE
-.046 .081 .183 1.000 -.026 .040 .418 -.089 -.043 .899 .063 -.025
EPS
.969 .311 .284 -.026 1.000 .941 .102 -.106 -.061 -.069 .040 -.057
PER
.910 .365 .319 .040 .941 1.000 .134 -.109 -.064 -.006 .014 -.030
OPM
.080 .667 .789 .418 .102 .134 1.000 -.218 -.108 .181 .155 -.105
BV
-.128 -.198 -.192 -.089 -.106 -.109 -.218 1.000 .515 -.078 -.302
.298
POR
-.073 -.098 -.088 -.043 -.061 -.064 -.108 .515 1.000 -.043 -.545
.553
DER
-.072 -.097 -.041 .899 -.069 -.006 .181 -.078 -.043 1.000 .018
.000
RRR
.064 .094 .119 .063 .040 .014 .155 -.302 -.545 .018 1.000 -.943
BETA
-.082 -.085 -.084 -.025 -.057 -.030 -.105 .298 .553 .000 -.943 1.000
PRICE
. .000 .000 .287 .000 .000 .164 .060 .189 .191 .219
. .000 .163 .000 .000 .000 .008 .117 .119 .127
.159
ROI
.000
ROA
.000 .000
ROE
.287 .163 .012
EPS
.000 .000 .000 .375
PER
.000 .000 .000 .316 .000
OPM
.164 .000 .000 .000 .107 .051
BV
.060 .008 .009 .140 .099 .092 .004
POR
.189 .117 .142 .303 .230 .220 .094 .000
DER
.191 .119 .308 .000 .201 .470 .013 .170 .302
RRR
.219 .127 .073 .220 .313 .430 .029 .000 .000 .414
.
.000
BETA
.159 .150 .155 .378 .244 .357 .101 .000 .000 .498 .000
.
PRICE
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
ROI
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
ROA
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
ROE
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
EPS
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
PER
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
OPM
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
BV
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
POR
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
DER
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
RRR
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
BETA
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
. .012 .000 .000 .000 .009 .142 .308 .073
. .375 .316 .000 .140 .303 .000 .220
. .000 .107 .099 .230 .201 .313
. .051 .092 .220 .470 .430
. .004 .094 .013 .029
. .000 .170 .000
. .302 .000
. .414
.150
.155
.378
.244
.357
.101
.000
.000
.498
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Variables Entered/Removeda
Variables
Model
Variables Entered
Removed
1
Method
Stepwise
(Criteria:
Probabilityof-F-to-enter
EPS
. <= .050,
Probabilityof-F-toremove >=
.100).
a. Dependent Variable: PRICE
Model Summaryb
Std. Error of the
Model
R
R Square
.969a
1
Adjusted R Square
.938
Estimate
.938
5195.01927
Durbin-Watson
2.269
a. Predictors: (Constant), EPS
b. Dependent Variable: PRICE
ANOVAb
Model
1 Regression
Residual
Total
Sum of Squares df Mean Square
6.044E10
1
3.994E9 148
F
Sig.
a
6.044E10 2.239E3 .000
2.699E7
6.443E10 149
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
ANOVAb
Model
Sum of Squares df Mean Square
1 Regression
6.044E10
Residual
1
3.994E9 148
Total
F
Sig.
6.044E10 2.239E3 .000a
2.699E7
6.443E10 149
a. Predictors: (Constant), EPS
b. Dependent Variable: PRICE
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
1 (Constant) 1910.515
EPS
6845.494
Beta
Collinearity
Correlations
Statistics
ZeroSig. order Partial Part Tolerance
t
448.581
4.259 .000
144.654
.969 47.323 .000
.969
.969 .969
VIF
1.000 1.000
a. Dependent Variable: PRICE
Excluded Variablesb
Collinearity Statistics
Model
Beta In
t
Sig.
Partial Correlation Tolerance VIF Minimum Tolerance
.005a
.245
.807
.020
.903 1.107
.903
a
.328
.744
.027
.919 1.088
.919
a
-1.015
.312
-.083
.999 1.001
.999
PER
a
-.012
-.194
.846
-.016
.114 8.744
.114
OPM
-.018a
-.897
.371
-.074
.990 1.010
.990
a
-1.254
.212
-.103
.989 1.011
.989
a
-.672
.502
-.055
.996 1.004
.996
a
-.256
.798
-.021
.995 1.005
.995
a
1.219
.225
.100
.998 1.002
.998
a
-1.312
.192
-.108
.997 1.003
.997
1 ROI
ROA
ROE
BV
POR
DER
RRR
BETA
.007
-.021
-.026
-.014
-.005
.025
-.027
a. Predictors in the Model: (Constant), EPS
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Excluded Variablesb
Collinearity Statistics
Model
Beta In
t
Sig.
Partial Correlation Tolerance VIF Minimum Tolerance
.005a
.245
.807
.020
.903 1.107
.903
a
.328
.744
.027
.919 1.088
.919
a
-1.015
.312
-.083
.999 1.001
.999
PER
a
-.012
-.194
.846
-.016
.114 8.744
.114
OPM
-.018a
-.897
.371
-.074
.990 1.010
.990
a
-1.254
.212
-.103
.989 1.011
.989
a
-.672
.502
-.055
.996 1.004
.996
a
-.256
.798
-.021
.995 1.005
.995
a
1.219
.225
.100
.998 1.002
.998
a
-1.312
.192
-.108
.997 1.003
.997
1 ROI
ROA
ROE
BV
.007
-.021
-.026
POR
DER
RRR
BETA
-.014
-.005
.025
-.027
b. Dependent Variable: PRICE
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Model Dimension Eigenvalue Condition Index
1
(Constant)
EPS
1
1.325
1.000
.34
.34
2
.675
1.402
.66
.66
a. Dependent Variable: PRICE
Casewise Diagnosticsa
Case Number Std. Residual PRICE Predicted Value Residual
35
65
113
125
6.561
4.020
3.544
3.481
3.60E4
2.28E4
2.15E4
2.00E4
1916.6059
1914.3725
3087.9397
1913.8987
3.40834E4
2.08856E4
1.84121E4
1.80861E4
a. Dependent Variable: PRICE
Residuals Statisticsa
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation N
Predicted Value
1.9105E3 1.3049E5 8.8177E3 20140.39280 150
Residual
-7.76385E3 3.40834E4
.00000 5177.55697 150
Std. Predicted Value
-.343
6.041
.000
1.000 150
Std. Residual
-1.494
6.561
.000
.997 150
a. Dependent Variable: PRICE
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Charts
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Pengujian 2. Uji Regresi Linier Metode Stepwise Indikator Variabel
Fundamental Keuangan Setelah Transformasi dan Uji
Uji Asumsi Klasik
Descriptive Statistics
Mean
Std. Deviation
N
LN_Price
7.038264866E0 2.1175343986E0 150
LN_ROI
-1.679741032E0 1.6300129768E0 150
LN_ROE -1.688456304E0 1.9033025379E0 150
LN_EPS -2.714517762E0 2.7615840623E0 150
LN_PER -7.130953881E0 3.0581640091E0 150
LN_OPM -2.610240686E0 1.4092788861E0 150
LN_BV
1.890567194E0 2.8755207964E0 150
LN_POR
7.534591552E0 4.1987721639E0 150
LN_DER -5.257292873E-2 1.4107940383E0 150
LN_RRR -2.435692992E0
.4103132152 150
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Correlations
LN_Price LN_ROI LN_ROE LN_EPS LN_PER LN_OPM LN_BV LN_b LN_DER LN_r
Pearson
LN_Price
Correlation
LN_ROI
1.000
.505
.505
LN_ROE
.380
LN_EPS
Sig. (1tailed)
N
.380
.586
.579
.308
-.436 -.492
-.034 .022
1.000
.789
.499
.514
.868
-.343 -.148
.008 .145
.789
1.000
.390
.506
.790
-.501 -.231
.558 .196
.586
.499
.390
1.000
.821
.381
-.254 -.576
.007 .038
LN_PER
.579
.514
.506
.821
1.000
.389
-.353 -.665
.156 .080
LN_OPM
.308
.868
.790
.381
.389
1.000
-.479 -.216
.065 .106
LN_BV
-.436
-.343
-.501
-.254
-.353
-.479
1.000 .701
-.241 -.101
LN_POR
-.492
-.148
-.231
-.576
-.665
-.216
.701 1.000
-.089 .001
LN_DER
-.034
.008
.558
.007
.156
.065
-.241 -.089
1.000 .096
LN_RRR
.022
.145
.196
.038
.080
.106
-.101 .001
.096 1.000
LN_Price
.
.000
.000
.000
.000
.000
.000 .000
.339 .393
LN_ROI
.000
.
.000
.000
.000
.000
.000 .035
.460 .039
LN_ROE
.000
.000
.
.000
.000
.000
.000 .002
.000 .008
LN_EPS
.000
.000
.000
.
.000
.000
.001 .000
.464 .321
LN_PER
.000
.000
.000
.000
.
.000
.000 .000
.028 .165
LN_OPM
.000
.000
.000
.000
.000
.
.000 .004
.213 .098
LN_BV
.000
.000
.000
.001
.000
.000
. .000
.001 .110
LN_POR
.000
.035
.002
.000
.000
.004
.000
LN_DER
.339
.460
.000
.464
.028
.213
.001 .140
LN_RRR
.393
.039
.008
.321
.165
.098
.110 .497
.122
.
LN_Price
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
LN_ROI
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
LN_ROE
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
LN_EPS
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
LN_PER
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
LN_OPM
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
LN_BV
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
LN_POR
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
LN_DER
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
LN_RRR
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
.
.140 .497
. .122
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Variables Entered/Removeda
Variables
Variables
Entered
Removed
Model
1
2
3
4
Method
LN_EPS
.
LN_BV
.
LN_ROI
.
LN_OPM
.
Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= .050,
Probability-of-F-to-remove >= .100).
Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= .050,
Probability-of-F-to-remove >= .100).
Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= .050,
Probability-of-F-to-remove >= .100).
Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= .050,
Probability-of-F-to-remove >= .100).
a. Dependent Variable: LN_Price
Model Summarye
Model
R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1
.586a
.344
.339
1.7212457509E0
2
b
.657
.432
.424
1.6069911851E0
3
.680c
.462
.451
1.5687076613E0
4
.763d
.582
.570
1.3880731967E0
1.892
a. Predictors: (Constant), LN_EPS
b. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_BV
c. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_BV, LN_ROI
d. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_BV, LN_ROI, LN_OPM
e. Dependent Variable: LN_Price
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
ANOVAe
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
1 Regression
229.631
1
Residual
438.478
148
Total
668.109
149
2 Regression
288.493
2
Residual
379.616
147
Total
668.109
149
3 Regression
308.826
3
Residual
359.283
146
Total
668.109
149
4 Regression
388.730
4
Residual
279.378
145
Total
668.109
149
F
Sig.
229.631 77.508 .000a
2.963
144.246 55.857 .000b
2.582
102.942 41.832 .000c
2.461
97.183 50.439 .000d
1.927
a. Predictors: (Constant), LN_EPS
b. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_BV
c. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_BV, LN_ROI
d. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_BV, LN_ROI, LN_OPM
e. Dependent Variable: LN_Price
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Collinearity
B
1 (Constant)
8.259
.197
41.839 .000
LN_EPS
.450
.051
.586 8.804 .000
2 (Constant)
8.524
.192
44.284 .000
LN_EPS
.390
.049
.508 7.910 .000
-.226
.047
-.307 -4.774 .000
3 (Constant)
8.720
.200
43.612 .000
LN_EPS
.319
.054
.417 5.916 .000
-.191
.048
-.259 -3.984 .000
LN_ROI
.271
.094
.208 2.874 .005
4 (Constant)
7.198
.295
24.374 .000
LN_EPS
.264
.049
.345 5.446 .000
-.312
.046
-.424 -6.734 .000
1.110
.155
.854 7.175 .000
-1.154
.179
-.768 -6.440 .000
LN_BV
LN_BV
LN_BV
LN_ROI
LN_OPM
Beta
t
ZeroSig. order Partial Part Tolerance
Model
Std. Error
Statistics
Correlations
VIF
.586
.586 .586
1.000 1.000
.586
.546 .492
.936 1.069
-.436 -.366
.586
.297
.440 .359
-.436 -.313
.242
.936 1.069
.743 1.346
.873 1.145
.505
.231 .174
.701 1.427
.586
.412 .292
.720 1.389
-.436 -.488
.505
.362
.512 .385
.308 -.472
.346
.729 1.372
.203 4.916
.203 4.931
a. Dependent Variable: LN_Price
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Excluded Variablese
Collinearity Statistics
Partial
Model
1 LN_ROI
LN_ROE
LN_PER
Beta In
t
Sig.
Minimum
Correlation
Tolerance VIF
Tolerance
a
3.848
.000
.303
.751 1.332
.751
a
2.512
.013
.203
.848 1.179
.848
a
.211
.325 3.075
.325
.283
.178
2.619
.010
a
.099
1.376
.171
.113
.855 1.170
.855
-.307a
-4.774
.000
-.366
.936 1.069
.936
a
-2.906
.004
-.233
.668 1.497
.668
a
-.576
.565
-.047
1.000 1.000
1.000
a
-.001
.999
.000
.999 1.001
.999
b
.208
2.874
.005
.231
.701 1.427
.701
LN_ROE
.041b
.546
.586
.045
.675 1.481
.675
LN_PER
b
.175
1.559
.121
.128
.303 3.302
.303
LN_OPM
-.047b
-.632
.529
-.052
.699 1.431
.699
LN_POR
b
.047
.438
.662
.036
.339 2.949
.339
LN_DER
-.119b
-1.874
.063
-.153
.939 1.065
.878
LN_RRR
b
-.451
.653
-.037
.990 1.010
.927
c
-2.276
.024
-.186
.316 3.164
.316
.130c
1.164
.246
.096
.296 3.382
.296
LN_OPM
c
-.768
-6.440
.000
-.472
.203 4.931
.203
LN_POR
-.169c
-1.357
.177
-.112
.237 4.226
.237
LN_DER
c
LN_OPM
LN_BV
LN_POR
LN_DER
LN_RRR
2 LN_ROI
3 LN_ROE
LN_PER
.300
-.231
-.038
.000
-.028
-.242
-1.740
.084
-.143
.935 1.070
.698
c
-.051
-.829
.408
-.069
.974 1.027
.690
4 LN_ROE
-.114d
-1.171
.243
-.097
.301 3.320
.175
LN_PER
d
.020
.197
.844
.016
.287 3.487
.193
LN_POR
-.155d
-1.404
.162
-.116
.237 4.228
.183
LN_DER
d
-.102
-1.859
.065
-.153
.935 1.070
.203
LN_RRR
-.078d
-1.433
.154
-.119
.969 1.032
.200
LN_RRR
-.108
a. Predictors in the Model: (Constant),
LN_EPS
b. Predictors in the Model: (Constant), LN_EPS, LN_BV
c. Predictors in the Model: (Constant), LN_EPS, LN_BV, LN_ROI
d. Predictors in the Model: (Constant), LN_EPS, LN_BV, LN_ROI, LN_OPM
e. Dependent Variable: LN_Price
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Model Dimension Eigenvalue Condition Index (Constant) LN_EPS LN_BV LN_ROI LN_OPM
1
2
3
4
1
1.702
1.000
.15
.15
2
.298
2.391
.85
.85
1
2.197
1.000
.08
.08
.09
2
.506
2.084
.12
.16
.91
3
.297
2.717
.81
.77
.00
1
2.937
1.000
.04
.03
.04
.03
2
.517
2.384
.05
.09
.93
.02
3
.305
3.104
.89
.32
.00
.09
4
.242
3.482
.02
.56
.03
.86
1
3.854
1.000
.01
.02
.02
.01
.00
2
.520
2.722
.02
.06
.81
.00
.00
3
.328
3.429
.14
.65
.01
.00
.01
4
.269
3.785
.15
.19
.03
.19
.01
5
.029
11.562
.68
.09
.14
.80
.98
a. Dependent Variable: LN_Price
Residuals Statisticsa
Minimum
Predicted Value
Residual
Maximum
3.149280787E0 1.062917137E1
Mean
Std. Deviation
N
7.038264866E0 1.6152180927E0 150
-3.1487886906E0 3.7764883041E0 -4.8997842820E-15 1.3693145885E0 150
Std. Predicted Value
-2.408
2.223
.000
1.000 150
Std. Residual
-2.268
2.721
.000
.986 150
a. Dependent Variable: LN_Price
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Charts
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Pengujian 3. Uji Fundamental Keuangan Yang Lulus Stepwise dengan
Beta terhadap harga saham menggunakan Regresi Linier
Berganda
Descriptive Statistics
Mean
Std. Deviation
N
LN_Price 7.038264866E0 2.1175343986E0 150
LN_ROI -1.679741032E0 1.6300129768E0 150
LN_EPS -2.714517762E0 2.7615840623E0 150
LN_OPM -2.610240686E0 1.4092788861E0 150
LN_BV
1.890567194E0 2.8755207964E0 150
LN_Beta -4.766868373E0 2.1955112473E0 150
Correlations
LN_Price LN_ROI LN_EPS LN_OPM LN_BV LN_Beta
Pearson Correlation LN_Price
Sig. (1-tailed)
N
1.000
.505
.586
.308
-.436
-.172
LN_ROI
.505
1.000
.499
.868
-.343
-.098
LN_EPS
.586
.499
1.000
.381
-.254
-.191
LN_OPM
.308
.868
.381
1.000
-.479
-.046
LN_BV
-.436
-.343
-.254
-.479
1.000
.113
LN_Beta
-.172
-.098
-.191
-.046
.113
1.000
LN_Price
.
.000
.000
.000
.000
.018
LN_ROI
.000
.
.000
.000
.000
.116
LN_EPS
.000
.000
.
.000
.001
.010
LN_OPM
.000
.000
.000
.
.000
.288
LN_BV
.000
.000
.001
.000
.
.083
LN_Beta
.018
.116
.010
.288
.083
.
LN_Price
150
150
150
150
150
150
LN_ROI
150
150
150
150
150
150
LN_EPS
150
150
150
150
150
150
LN_OPM
150
150
150
150
150
150
LN_BV
150
150
150
150
150
150
LN_Beta
150
150
150
150
150
150
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables Removed Method
LN_Beta, LN_OPM, LN_EPS, LN_BV, LN_ROIa
1
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: LN_Price
Model Summaryb
Model
R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
a
1
.763
.582
.567
1.3927130152E0
1.889
a. Predictors: (Constant), LN_Beta, LN_OPM, LN_EPS, LN_BV, LN_ROI
b. Dependent Variable: LN_Price
ANOVAb
Model
Sum of Squares
1 Regression
388.799
df
Mean Square
5
77.760
Residual
279.310 144
1.940
Total
668.109 149
F
Sig.
40.090 .000a
a. Predictors: (Constant), LN_Beta, LN_OPM, LN_EPS, LN_BV, LN_ROI
b. Dependent Variable: LN_Price
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Correlations
ZeroSig. order Partial Part Tolerance
Model
B
1 (Constant)
7.150
.391
18.281 .000
LN_ROI
1.108
.156
.853 7.118 .000
.505
.510 .384
.202 4.943
LN_EPS
.263
.049
.343 5.349 .000
.586
.407 .288
.706 1.416
-1.151
.181
-.766 -6.369 .000
.308 -.469
.343
.201 4.979
-.311
.047
-.422 -6.656 .000
-.436 -.485
.359
.721 1.387
-.010
.053
-.010
-.172 -.016
.010
.950 1.053
LN_OPM
LN_BV
LN_Beta
Std. Error
t
Collinearity
Statistics
Beta
-.188 .851
VIF
a. Dependent Variable: LN_Price
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Model Dimension Eigenvalue Condition Index (Constant) LN_ROI LN_EPS LN_OPM LN_BV LN_Beta
1
1
4.516
1.000
.00
.00
.01
.00
.01
.01
2
.634
2.669
.02
.01
.01
.00
.39
.08
3
.459
3.136
.01
.03
.28
.00
.39
.04
4
.284
3.987
.01
.13
.56
.02
.05
.01
5
.079
7.574
.50
.06
.04
.03
.03
.86
6
.029
12.547
.47
.77
.09
.94
.13
.01
a. Dependent Variable: LN_Price
Residuals Statisticsa
Minimum
Predicted Value
Residual
Maximum
3.166165113E0 1.063256264E1
Mean
Std. Deviation
N
7.038264866E0 1.6153610424E0 150
-3.1694462299E0 3.7825260162E0 -3.3395508581E-15 1.3691459498E0 150
Std. Predicted Value
-2.397
2.225
.000
1.000 150
Std. Residual
-2.276
2.716
.000
.983 150
a. Dependent Variable: LN_Price
Charts
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Jamalul Abidin : Analisis Faktor Fundamental Keuangan Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Download