kinerja protokol routing dalam komunikasi real-time

advertisement
2
Router
Router adalah sebuah komputer. Router
bekerja berdasarkan informasi pada lapisan
ketiga dari model jaringan Open System
Interconnection (OSI) yaitu network. Router
bekerja dengan membaca alamat IP tujuan
dari sebuah paket (CISCO 2010). Pertama
kali digunakan oleh Advanced Research
Projects Agency Network (ARPANET)
berupa sebuah komputer mini Honeywell 316
pada 30 Agustus 1969. Router memilki
perangkat keras dan perangkat lunak seperti:
 Central Processing Unit (CPU)
 Random Access Memory (RAM)
 Read Only Memory (ROM)
 Internetworking Operating System (IOS)
Fungsi utama dari router adalah
meneruskan paket yang ditujukan pada
jaringan lokal atau remote dengan cara:
 Menentukan rute (path) terbaik untuk
mengirimkan data
 Meneruskan (forwarding) paket sampai ke
tujuannya.
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui
unuk meneruskan sebuah paket (CISCO
2005), yaitu:
1 Menentukkan apakah tujuan dari paket
dapat dicapai oleh router (reachable).
2 Menentukkan hop selanjutnya untuk
menuju ke jaringan tujuannya dan
interface pada hop selanjutnya harus dapat
dicapai oleh router.
3 Menulis ulang (rewrite) informasi header
dari Media Access Control (MAC) paket
agar sampai ke hop selanjutnya.
Cisco IOS switching mendefinisikan aliran
paket dalam router. Ada 2 metode switching
yang digunakan oleh Cisco IOS, yaitu:
1 Process Switching
Process switching adalah proses pemilihan
rute yang paling dasar dari semua proses
switching. Process switching ditentukan oleh
dua elemen penting, yaitu:
 Pemilihan rute dan informasi yang
digunakan untuk menulis kembali header
MAC dari paket diambil dari tabel routing
dan Address Resolution Protocol (ARP)
cache.
 Forwarding decision paket berjalan dalam
IOS atau dengan kata lain dijadwalkan
melalui scheduler IOS dan berjalan seperti
proses lainnya. Proses yang sedang
berjalan dalam router tidak diinterupsi
untuk memproses paket.
Tahapan-tahapan dalam process switching
adalah (Gambar 1):
1 Prosesor dari interface akan mendeteksi
paket yang ada dalam media jaringan
kemudian memindahkan paket tersebut ke
memori input/output dari router.
2 Prosesor dari interface akan mengirimkan
interupsi penerimaan (receive interrupt).
Selama interupsi ini, prosesor utama akan
menentukan jenis paket yang diterima dan
meletakkannya dalam antrian (queue)
proses input dan menghentikan interupsi.
3 Proses ip_input menunggu antrian proses
yang dijalankan oleh scheduler IOS.
4 Saat ip_input dijalankan, ip_input akan
berkonsultasi dengan tabel routing untuk
menentukan hop selanjutnya dan interface
keluaran dari pesan. Kemudian ip_input
akan berkonsultasi dengan Address
Resolution Protocol (ARP) cache untuk
menentukan pengalamatan fisik dari hop
selanjutnya.
5 Kemudian ip_input akan menulis ulang
header MAC dari paket dan meletakkan
paket pada output queue dari interface
keluaran yang tepat.
6 Paket disalin dari output queue dari
interface keluaran menuju transmit queue
dari interface keluaran.
7 Prosesor
dari
interface
keluaran
mendeteksi adanya paket dalam transmit
queue dan kemudian mengirimkan paket
ke dalam media jaringan.
2 Interrupt Contetx Switching
Interrupt Contex Switching bekerja dengan
menggunakan cache yang menyimpan
informasi dari paket yang pertama kali datang.
Paket berikutnya dengan informasi yang sama
akan mendapatkan informasi switching dari
cache terlebih dahulu sebelum masuk ke
dalam prosesor.
Tabel Routing
Langkah 4
ip_input process
Langkah 3
Langkah 5
Processor
Langkah 2
Processor memory
Input/output memory
Langkah 1
Input
interface
processor
Network
media
Langkah 6
Input
interface
processor
Langkah 7
Network
media
Gambar 1 Diagram
Interrupt
Context
Switching (CISCO 2005).
3
Tahapan-tahapan dalam interrupt context
switching adalah (Gambar 2):
1 Prosesor dari interface akan mendeteksi
paket yang ada dalam media jaringan
kemudian memindahkan paket tersebut ke
memori input/output dari router.
2 Prosesor dari interface akan mengirimkan
interupsi penerimaan (receive interrupt).
Selama interupsi ini, prosesor utama akan
menentukan jenis paket yang diterima dan
langsung melakukan proses switching.
3 Prosesor akan mencari dalam router cache
untuk
menentukan
apakah
paket
reachable, interface keluaran yang akan
digunakan, dan header MAC yang akan
digunakan
untuk
mencapai
hop
berikutnya.
Prosesor
menggunakan
informasi ini untuk menulis ulang header
MAC dari paket.
4 Paket disalin dari output queue dari
interface keluaran menuju transmit queue
dari
interface
keluaran.
Interupsi
dihentikan dan proses yang lain berjalan
kembali.
5 Prosesor
dari
interface
keluaran
mendeteksi adanya paket dalam transmit
queue dan kemudian mengirimkan paket
ke dalam media jaringan.
Dalam kondisi default kedua metode
switching ini diaktifkan oleh Cisco IOS.
Interrupt context switching sendiri terbagi
menjadi 3 macam yaitu Fast Switching,
Optimum Switching, dan Cisco Express
Forwarding.
Interface
Interface dalam sebuah router merujuk
pada sebuah konektor fisik yang ada pada
router (CISCO
2010). Fungsi interface
adalah untuk menerima dan meneruskan paket
IP. Router bisa memiliki banyak interface
Router Cache
ip_input process
Langkah 3
yang setiap interface-nya mewakili satu buah
jaringan. Setiap interface bisa dihubungkan
dengan berbagai macam tipe jaringan dan tipe
media yang digunakan. Oleh karena itu,
router bisa memilki tipe-tipe konektor yang
bemacam-macam
dan
tidak
menutup
kemungkinan sebuah router memiliki lebih
dari 1 tipe konektor. Sebagai contoh sebuah
router yang memiliki interface FastEthernet
(Fa) untuk menghubungkan dengan sebuah
jaringan LAN dan sebuah interface Serial (Se)
untuk menghubungkan dengan jaringan
WAN.
Routing
Dalam RFC 791, routing didefinisikan
sebagai proses pemilihan rute untuk
melakukan transmisi data. Sedangkan menurut
Puzmanova (2002), routing didefinisikan
sebagai proses pemilihan rute terbaik (best
path) dan meneruskan paket melewati rute
tersebut agar sampai ke tujuannya. Dalam
melakukan
routing,
router
membaca
informasi paket yang masuk ke router
terutama pada bagian alamat tujuan dari paket
(destination address). Informasi ini kemudian
dicocokkan dengan informasi-informasi rute
yang ada pada tabel routing. Setelah
menemukan rute yang sesuai, paket akan
diteruskan melalui interface yang bersesuaian.
Router
dalam
melakukan
routing
mengikuti 3 prinsip routing dari Alex Zinnin
(Zinnin 2001) yaitu:
1 Setiap router mengambil keputusannya
sendiri, berdasarkan informasi yang ada
pada tabel routing.
2 Apabila sebuah router memiliki sebuah
informasi dalam tabel routing-nya, tidak
berarti bahwa router lain harus
mempunyai informasi yang sama.
3 Informasi routing adalah mengenai rute
dari satu jaringan ke jaringan yang lain,
tetapi tidak menyediakan informasi rute
kembalinya pesan.
Tabel Routing
Processor
Langkah 2
Processor memory
Input/output memory
Langkah 1
Input
interface
processor
Network
media
Langkah 4
Input
interface
processor
Langkah 5
Network
media
Gambar 2 Diagram
Process
(CISCO 2005).
Switching
Tabel routing atau Routing Information
Base (RIB), adalah sebuah pangkalan data
pada router yang berisi daftar rute ke
jaringan-jaringan tertentu (CISCO 2010).
Setiap rute juga disertai metrik yaitu jarak
atau
biaya
yang
dibutuhkan
untuk
menggunakan rute tersebut. Setiap rute yang
ada dalam tabel routing adalah rute dengan
metrik yang terbaik. Informasi rute berupa
informasi fisik dari interface (nomor dan tipe
konektor) disebut sebagai exit interface atau
4
alamat IP dari router yang akan dilewati
berikutnya disebut sebagai next hop.
Untuk mengisi tabel routing, ada 2 cara
yang bisa dilakukan (Lamlee 2007). Cara
pertama adalah menggunakan routing statis.
Dalam routing statis, seorang administrator
harus mengetikkan secara manual rute menuju
jaringan remote dari router tersebut. Apabila
terjadi
perubahan
dalam
jaringan,
administrator harus melakukan penyesuaian
secara
manual.
Cara
kedua
adalah
menggunakan routing dinamis. Dalam routing
dinamis, ada sebuah protokol routing yang
mengatur pertukaran informasi antar-router,
sehingga router bisa secara otomatis
membangun tabel routing-nya masingmasing. Apabila terjadi perubahan dalam
jaringan, protokol routing ini akan secara
otomatis melakukan penyesuaian terhadap
jaringan.
Protokol Routing
Protokol routing oleh Lamlee (2007),
mendefinisikan serangkaian aturan yang
digunakan oleh sebuah router saat bertukar
informasi routing dengan router yang
bertetanggaan. Proses saling mengirimkan
informasi routing ini disebut sebagai routing
updates. Informasi-informasi routing ini
selanjutnya digunakan oleh router untuk
mengalkulasikan nilai metrik semua rute yang
ada dalam jaringan dengan algoritmealgoritme routing tertentu. Rute dengan nilai
metrik paling kecil dianggap sebagai rute
terbaik dan dimasukkan ke dalam tabel
routing.
Protokol routing juga secara dinamis
melakukan pemeliharaan terhadap tabel
routing (CISCO 2010). Setiap ada perubahan
dalam jaringan, misalkan penambahan atau
pengurangan rute, protokol routing secara
otomatis melakukan penyesuaian terhadap
topologi jaringan yang baru.
Exterior Gateway Protocol:
- BGP (Border Gateway Protocol)
Autonomous System
Autonomous System (AS) atau yang biasa
disebut sebagai routing domain adalah
sekumpulan router yang berada dalam satu
administrasi yang sama (CISCO
2010),
sehingga bisa diartikan bahwa setiap router
dalam satu AS menggunakan protokol routing
yang sama. AS membagi protokol routing
menjadi 2 macam yaitu:
1. Interior Gateway Protocols (IGP).
IGP adalah protokol routing yang bekerja
dalam satu AS. Informasi routing yang
dikirimkan tidak akan keluar dari satu AS
sehingga setiap router akan memiliki tabel
routing yang sama. IGP dapat dibagi menjadi
2 kategori yaitu:
 Protokol routing distance-vector
 Protokol routing link-state
2. Exterior Gateway Protocols (EGP)
EGP adalah protokol yang digunakan
untuk komunikasi antar-AS. Sebagi contoh
dari protokol ini adalah Border Gateway
Protocol (BGP). Gambar 3 menunjukkan
sebuah protokol EGP yang menghubungkan
dua buah AS.
Protokol Routing Distance-vector
Protokol routing distance-vector akan
mengirimkan semua informasi rute yang
dimiliki dalam bentuk vektor jarak (distance)
dan arah (direction). Jarak diartikan sebagai
metrik dan arah diartikan sebagai next-hop
atau exit interface dari rute tersebut (CISCO
2010). Gambar 4 menunjukkan ilustrasi
proses update dari protokol distance-vector.
Dalam protokol distance-vector, setiap
router akan mengirimkan informasi berupa
semua rute yang ada dalam tabel routing
miliknya. Informasi update dikirimkan ke
semua router yang bertetanggaan. Apabila
sebuah router mendapatkan informasi rute
yang sama dengan rute yang ada dalam tabel
routing-nya, router akan memilih rute dengan
metrik terbaik. Apabila nilai metriknya tidak
lebih baik, router akan mengabaikan
informasi rute yang baru. Metode ini biasa
disebut routing by rumor.
Distance = Jarak/Metrik
Autonomous 200
Interior Gateway Protocol:
- RIP (Routing Information Protocol)
- EIGRP (Enchanced Interior Gateway Routing Protocol)
- OSPF (Open Short Path First)
Gambar 3 Hubungan antara IGP dan EGP
(Puzmanova 2007).
Serial0/0/0
172.16.3.0/24
Vector = Arah
Gambar 4 Ilustrasi protokol routing distancevector (CISCO 2010).
5
Algoritme Bellman-Ford digunakan untuk
menentukan rute terbaik. Menurut Corman et
al. (2010) algoritme ini menghitung jarak
terpendek (shortest-path) dari satu sumber
(single-source) dalam sebuah digraf berbobot
(weighted
directed
graph).
Semua
kemungkinan rute dari satu router menuju ke
satu jaringan dihitung jaraknya kemudian
dibandingkan untuk mencari rute dengan jarak
terpendek.
Dalam operasinya, ada 5 karakteristik dari
distance-vector, yaitu:
1 Informasi update secara berkala walaupun
tidak terjadi perubahan dalam jaringan.
2 Definisi router yang bertetanggaan
(neighbour) adalah router-router yang
berbagi satu link yang sama dan
menggunakan protokol routing yang sama.
Setiap router hanya akan memiliki
informasi mengenai jaringan pada setiap
interface-nya dan informasi alamat
jaringan yang bisa dicapai melalui semua
neighbour. Oleh karena itu, router yang
menggunakan protokol distance-vector
tidak mempunyai informasi mengenai
topologi jaringan secara lengkap.
3 Setiap update informasi routing akan
dikirimkan ke alamat 255.255.255.255
(broadcast updates). Setiap neighbour
akan memroses routing update sampai ke
layer 3 dari OSI.
4 Setiap update informasi routing berisi
semua isi dari tabel routing. Semua
informasi dalam routing table diproses
untuk menemukan informasi yang
dibutuhkan dan membuang yang tidak
perlu.
5 Melakukan update seketika (triggered
updates) apabila terjadi perubahan dalam
routing. Hal-hal yang dapat memicu
terjadinya
update
seketika
adalah
perubahan status dari interface dan sebuah
rute tidak dapat dijangkau (unreachable).
Routing Information Protocol
Protokol Routing Information Protocol
(RIP) adalah protokol routing tertua dari
protokol distance-vector. RIP pertama kali
dikembangkan oleh Xerox yang disebut
sebagai Gateway Information Protocol
(GWINFO). Seiring dengan berkembangnya
Xerox Network System (XNS), GWINFO
berkembang menjadi RIP.
Ada 4 karakteristik dari RIP (CISCO
2010), yaitu:
1 RIP bekerja berdasarkan algoritme
Bellman-Ford.
2 RIP menggunakan hop-count sebagai satusatunya metrik untuk pemilihan rute.
Maksimum hop-count dari RIP adalah 15.
Rute dengan metrik bernilai lebih dari 15
berarti tidak dapat dijangkau.
3 Informasi update RIP bersifat broadcast
yang dikirimkan setiap 30 detik. Infomasi
update yang dikirim adalah keseluruhan isi
dari tabel routing.
4 Apabila terjadi perubahan dalam jaringan,
terutama dalam tabel routing-nya, RIP
akan
melakukan
update
seketika
(triggered updates). Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan waktu konvergensi
yang lebih cepat.
Ada 3 macam protokol dari RIP, yaitu:
1 RIPv1
RIP
version
1
(RIPv1)
hanya
memperbolehkan penggunaan satu subnet
mask untuk setiap nomor jaringan
(Puzmanova 2002). Hal ini disebabkan
RIPv1 tidak menyertakan 32-bit infomasi
subnet mask dalam update informasi
routing. Informasi mask dari rute yang
masuk, ditentukan berdasarkan mask dari
interface yang menerima update. RIPv1
tidak memberikan dukungan untuk
autentikasi.
Update
dalam
RIPv1
dilakukan secara berkala ke alamat
255.255.255.255 yang dipetakan ke alamat
fisik FF-FF-FF-FF-FF-FF.
2 RIPv2
RIP version 2 (RIPv2) menyertakan 32-bit
informasi subnet mask dalam update
informasi routing (Puzmanova 2002),
sehingga RIPv2 mampu mendukung
Clasless-Inter Domain Routing (CIDR)
dan Variable Length Subnet Mask
(VLSM).
RIPv2 juga mendukung
autentikasi router menggunakan MD5.
RIPv2 melakukan update secara berkala
dengan cara multicast ke alamat 224.0.0.9
yang dipetakan ke alamat fisik 01-00-5E00-00-09.
3 RIPng
RIP next generation (RIPng) adalah
protokol RIP yang bekerja pada
pengalamatan IPv6 (Puzmanova 2002).
Operasi dasar dari RIP tidak berubah pada
RIPng. Autentikasi dihilangkan dalam
RIPng, karena IPv6 telah memiliki fitur
keamanan sendiri yang tidak ada pada
IPv4.
6
Enhanced Interior
Protocol (EIGRP)
Gateway
Routing
Protokol Enhanced Interior Gateway
Routing
Protocol
(EIGRP)
adalah
pengembangan dari Interior Gateway Routing
Protocol (IGRP). Dikeluarkan pada tahun
1992 dalam IOS 9.21. IGRP dan EIGRP
hanya bekerja pada router-router Cisco.
Berbeda dengan IGRP, EIGRP menyertakan
informasi subnet mask dalam update
informasi routingnya sehingga EIGRP mampu
mendukung pengalamatan classless dalam
jaringan. EIGRP mempunyai nilai maksimum
hop count 255 dengan konfigurasi default-nya
adalah 100. Update informasi dikirimkan
secara unicast dan multicast. Alamat multicast
dari EIGRP adalah 224.0.0.10 yang dipetakan
ke alamat fisik 01-00-5E-00-00-0A (Lamlee
2007).
EIGRP terkadang disebut sebagai protokol
routing hybrid. Hal ini disebabkan EIGRP
mempunyai karakteristik dari protokol
distance-vector dan link -state (CISCO 2010).
EIGRP menggunakan
metode update
informasi routing dari protokol distancevector. EIGRP mengirimkan informasi
mengenai jaringan dan metriknya berdasarkan
perspektif dari router yang mengirimkan
update.
Akan
tetapi,
EIGRP
juga
menggunakan paket HELLO layaknya sebuah
router dengan protokol link-state.
EIGRP tidak menggunakan algoritme
tradisional dari distance-vector seperti
algoritme Bellman-Ford tetapi menggunakan
Difussing Update Algorithm (DUAL).
Algoritme ini bekerja dengan membuat
sebuah tabel topologi yang berbeda dengan
tabel routing. Tabel topologi ini berisi rute
terbaik untuk mencapai sebuah jaringan dan
rute cadangan (backup) yang mungkin ada
dan bebas dari loop (loop-free) (CISCO
2010). Apabila sebuah rute tidak dapat
digunakan, algoritme DUAL akan mencari
rute cadangan dari tabel topologi. Rute
cadangan ini akan langsung masuk ke dalam
tabel routing. Apabila tidak ada rute
cadangan, DUAL akan melakukan pencarian
dalam jaringan untuk mencari rute lainnya
yang mungkin ada.
Untuk menentukan rute cadangan, router
harus mencari rute yang mencapai Feasibility
Condition (FC). Sebuah rute cadangan
dikatakan feasible apabila metrik router
tetangga terdekat (Reported Distance-RD)
lebih kecil dibandingkan metrik rute utama
(Feasible Distance-FD). Apabila tidak ada
yang mencapai FC, sebuah rute utama tidak
akan memiliki rute cadangan. Rute yang
mencapai kondisi feasible disebut sebagai
Feasible Sucessor (FS). Pada Gambar 5, path
menuju 172.17.0.0/24 melalui R4-R3 dapat
menjadi FS dikarenakan RD-nya lebih kecil
dibandingkan FD melalui R1-R3-R3.
EIGRP menentukan metrik menggunakan
metrik komposit berdasarkan parameterparameter berikut ini:
 Bandwidth (bw).
 Delay (d).
 Reliability (r).
 Load (l).
Persamaaan yang digunakan adalah:
metrik = K1*bw+
K2*bw
K5
+K3*d *
... (1)
r+K4
256-l
K1 sampai K5 adalah bobot dari metrik
EIGRP. Dalam kondisi default, K1 dan K3
bernilai 1 sedangkan K2, K4, dan K5 bernilai
0. Sehingga persamaan default yang
digunakan adalah:
metrik = K1*bandwidth+K3*delay .......... (2)
Karena K1 dan K3 bernilai 1, persamaan
disederhanakan menjadi:
metrik = bandwidth+delay ....................... (3)
dengan perhitungan bandwidth dan delay
sebagai berikut:
10.000.000
bandwidth = bandwidth terlambat *256 ..... (4)
delay =
delay
10 *256 ................................. (5)
Dalam persamaan (4), bandwidth terlambat
adalah bandwidth link dari rute yang dipilih
dengan kecepatan paling lambat, sedangkan
delay dalam persamaan (5) adalah total delay
semua interface yang digunakan dalam rute
yang akan dipilih.
Paket-paket yang digunakan oleh protokol
EIGRP (CISCO 2010) adalah:
1 Paket HELLO yaitu paket yang digunakan
untuk membangun adjacencies dengan
router yang bertetanggaan.
2 Paket UPDATE yaitu paket yang
Path Utama, FD = 2127416
R1
R2
R4
R3
172.17.0.0/24
Path Cadangan,
RD = 28160
Gambar 5 Ilustrasi pemilihan path algoritme
DUAL (CISCO 2010).
7
digunakan untuk mengirimkan informasi
routing protokol EIGRP. Tidak serperti
RIP, EIGRP tidak mengirimkan updates
dalam periode waktu 30 detik. Informasi
dikirimkan hanya pada saat dibutuhkan,
tidak mengirimkan keseluruhan isi tabel
routing dan hanya dikirimkan kepada
router yang membutuhkan.
3 Paket ACK yaitu paket yang digunakan
untuk konfirmasi dari pengiriman paket
EIGRP melalui komunikasi yang reliable.
4 Paket QUERY yaitu paket yang digunakan
oleh algoritme DUAL untuk mencari
jaringan dan tugas-tugas lainnya. Paket ini
dapat dikirimkan secara unicast atau
multicast dan dikirimkan menggunakan
komunikasi yang reliable.
5 Paket REPLY yaitu paket yang dikirimkan
sebagai balasan dari paket QUERY. Setiap
router yang mendapatkan paket QUERY,
harus mengirimkan paket REPLY
walaupun tidak memiliki informasi yang
diminta.
Protokol Routing Link-state
Protokol Link-state routing dikenal juga
dengan nama shortest path first protocols.
Protokol ini dikembangkan berdasarkan
algoritme Shortest Path First (SPF) dari
Djikstra. Setiap router berkontribusi dengan
mengirimkan sebagian informasi mengenai
jaringan-jaringan aktif yang terhubung
langsung dengan router (local environment).
Informasi ini disebut sebagai link-state yang
berisikan identitas jaringan dan cost dari link
tersebut (CISCO 2010).
Setiap router akan mengirimkan semua
link-state miliknya kepada router-router yang
bertetanggaan. Informasi link-state ini
selanjutnya akan dikirimkan lagi ke semua
router dalam topologi. Proses ini yang disebut
sebagai flooding. Hasil akhirnya adalah semua
router dalam topologi akan mempunyai
pangkalan data link-state yang sama.
Pangkalan data ini akan berisikan semua linkstate yang ada dalam jaringan. Dengan
menggunakan pangkalan data ini, setiap
router akan membangun peta jaringannya
masing-masing.
Router kemudian akan menjalankan
algoritme SPF untuk membuat tree dengan
root nya adalah router lokal dan jaringanjaringan yang bisa dicapai sebagai cabangnya.
Algoritme SPF menghitung metrik dari
sebuah rute dengan menjumlahkan semua cost
dari link-state yang digunakan. Kemudian
algoritme SPF memilih setiap rute dengan
metrik terbaik untuk diletakkan dalam tabel
routing.
Ada 5 proses yang dilakukan dalam
protokol routing link-state yaitu:
1 Setiap router belajar mengenai setiap link
yang dia miliki yaitu setiap jaringan yang
terhubung langsung. Caranya dengan
mendeteksi setiap interface yang berada
dalam kondisi hidup.
2 Setiap
router
akan
menjalin
keterhubungan dengan router tetangganya.
Semua router link-state akan saling
bertukar paket HELLO dengan tetanggatetangganya.
3 Setiap router akan membangun Link -State
Packet (LSP). LSP berisi kondisi dari
setiap link yang terhubung langsung.
Informasi ini berupa neighbour ID, tipe
dari link dan bandwidth.
4 Setiap router akan melakukan flooding
LSP ke router tetangganya. Router
tetangga selanjutnya akan flooding LSP
ke router tetangganya lagi sampai semua
router dalam area menerima LSP tersebut.
Setiap LSP yang diterima akan disimpan
dalam sebuah pangkalan data pada
masing-masing router.
5 Setiap router akan membangun peta
lengkap dari jaringan menggunakan
pangkalan data LSP. Kemudian dengan
menggunakan algoritme SPF, setiap router
akan memilih rute terbaik menuju setiap
jaringan.
Ada 2 macam protokol routing link-state
yaitu:
 Open Shortest Path First (OSPF)
 Intermediate
System-to-Intermediate
System (IS-IS)
Open Short Path First
Open Short Path First (OSPF) adalah
protokol routing pertama dari algoritme SPF.
OSPF mulai dikembangkan pada tahun 1987
oleh Internet Engineering Task Force (IETF)
dan mencapai standar pada OSPFv2 di tahun
1998 melalui RFC 2328. OSPF mengirimkan
Link-state Advertisesments (LSAs) ke semua
router yang berada pada AS yang sama. LSAs
ini berisikan LSP dari router. Apabila terjadi
perubahan dalam topologi, router OSPF akan
mengirimkan LSAs seketika dan dikirimkan
secara multicast ke alamat 224.0.0.5 dan
224.0.0.6 yang dipetakan ke alamat fisik 0100-5E-00-00-05 dan 01-00-5E-00-00-06.
OSPF mendukung VLSM dan CIDR serta
autentikasi dari LSAs.
8
OSPF
menggunakan
cost
sebagai
metriknya. Dalam RFC 2328, cost
didefiniskan sebagai keluaran dari setiap
interface router. Nilai cost ditentukan oleh
seorang administrator. Dalam CISCO
Internetwork Operating System (IOS), cost
dihitung sebagai akumulasi bandwidth dari
interfaces keluaran dari router hingga ke
jaringan yang dituju. Dalam perhitungannya,
OSPF menggunakan bandwidth referensi
yaitu 108 bps atau 100 Mbps. Persamaan yang
digunakan adalah:
reference bandwidth
bandwidth = interface bandwidth ............. (6)
cost =
bandwidth ................................. (7)
Persamaan (6) menghitung bandwidth pada
setiap link yang terdapat dalam LSAs. Dengan
menggunakan reference bandwidth 108 bps,
didapatkan nilai terkecil untuk link dengan
interface bandwidth paling besar. Cost dari
sebuah rute dihitung dengan menjumlahkan
bandwidth dari setiap link yang digunakan
dalam rute yang akan digunakan. Rute dengan
cost terkecil akan digunakan.
Paket-paket data yang digunakan oleh
protokol OSPF (Cisco 2010) antara lain:
1 Paket HELLO yaitu paket yang digunakan
untuk membangun dan mempertahankan
adjacency dengan router OSPF yang lain.
2 Paket The Database Description (DBD).
Yaitu paket yang berisikan pangkalan data
link-state dari pengirim pesan. Paket data
ini nantinya akan digunakan oleh penerima
untuk sinkronisasi pangkalan data
miliknya.
3 Paket Link-State Request (LSR) yaitu
paket yang digunakan untuk mencari
informasi mengenai entri dari DBD.
4 Paket Link-State Update (LSU) yaitu paket
yang digunakan sebagai balasan dari paket
LSR. Paket ini berisi informasi-informasi
LSAs yang diminta oleh LSR.
5 Paket LSAck yaitu paket yang dikirimkan
oleh router yang menerima paket LSU
sebagai konfirmasi telah menerima paket
LSU.
Protokol OSPF dapat mengatur interval
waktu dari operasi algoritme SPF yang satu
dengan yang lain. Hal ini dilakukan untuk
membatasi banyaknya proses iterasi SPF
akibat perubahan dalam jaringan. Proses
Dalam IOS versi 12.2 dan 12.4 waktu
menunggu default-nya adalah selama 5 detik.
Iterasi pertama dari algoritme SPF baru akan
dimulai setelah menunggu 5 detik dari
perubahan pangkalan data LSAs.
Media Streaming
Media streaming adalah teknologi
pengiriman konten kepada klien yang dapat
diputar langsung setelah diterima. Konten
dikirimkan secara real time, satu bagian dalam
satu waktu, yang dapat diputar walaupun
belum semua bagian diterima oleh klien.
Proses ini membutuhkan sebuah server
khusus yang disebut sebagai streaming server.
Proses streaming berlangsung pada saat
sebuah media dikirimkan dari sebuah
streaming server menuju sebuah klien. Pada
saat yang bersamaan, klien akan memutar
konten menggunakan sebuah aplikasi pemutar
(player) berdasarkan bagian-bagian yang
sudah masuk ke dalam memory buffer dari
klien. Setelah sebuah bagian konten selesai
diputar, player akan membuang bagian konten
tersebut. Hal ini menyebabkan konten yang
diterima tidak akan lengkap sehingga tidak
akan bisa diputar lagi di waktu lain (Sosinsky
2009).
Protokol Streaming
Media streaming melibatkan proses dari
mulai menciptakan konten, memasangnya
dalam server dan mengirimkannya kepada
klien. Protokol-protokol streaming dapat
digunakan untuk mengatur proses pengiriman
konten kepada klien. IETF telah menetapkan
beberapa protokol yang menjadi standar
dalam proses streaming. Protokol-protokol
tersebut antara lain:
1 Real-Time Streaming Protocol
Real-Time Streaming Protocol (RTSP)
adalah protokol pada lapisan application dari
model jaringan OSI. RTSP digunakan oleh
sebuah player untuk mengatur aliran data
(stream) dari sebuah streaming server
(Sosinsky
2009). RTSP dikonfigurasi
menggunakan port well-known pada nomor
554. RTSP menyediakan perintah-perintah
navigasi yang dikirimkan player ke streaming
server yaitu:
 PLAY. Perintah ini digunakan player
untuk memutar sebuah stream. Perintah ini
dapat digunakan sebagai posisi awal dari
stream.
 PAUSE. Perintah ini digunakan untuk
menghentikan pemutaran sebuah stream.
Perintah PLAY digunakan untuk memutar
kembali stream dari posisi berhentinya.
 SETUP. Perintah SETUP digunakan untuk
menciptakan koneksi stream dan harus
9
dilakukan sebelum melakukan play. Setup
berisikan protokol Uniform Resource
Locator (URL), protokol dari lapisan
transport OSI seperti port yang digunakan
untuk menerima pesan audio, video, dan
metadata RTCP lainnya.
 TEARDOWN. Perintah ini menghentikan
proses streaming dan melepas semua sesi
data yang ada pada buffer server.
 DESCRIBE. Pesan ini mencakup URL
RTSP (rtsp://..) dan jenis file yang dapat
diputar.
 RECORD. Pesan ini digunakan untuk
mengirimkan sebuah stream kepada
sebuah server untuk disimpan.
2 Real-Time Transpot Protocol
Real-Time Transport Protocol (RTP)
dirancang untuk memberikan layanan
pengiriman end-to-end dengan karakteristik
interaktif seperti audio, secara unicast atau
multicast dalam sebuah jaringan komputer
(IETF 2003). Protokol RTP berjalan
menggunakan User Datagram Protocol
(UDP) sebagai media pengiriman. Dalam RTP
terdapat mekanisme penomoran urutan paket
RTP yang digunakan untuk merekonstruksi
ulang paket. Inisialisasi penomoran urutan
dilakukan secara acak untuk menjamin
keamanannya. RTP menggunakan alamat port
UDP 6872 untuk video dan 6870 untuk audio.
3 Real-Time Control Protocol
Real-Time Control Protocol (RTCP)
bekerja pada lapisan Session dari model OSI.
Protokol ini menyediakan feedback untuk
kinerja dari aliran data RTP. RTCP
memeriksa kedatangan byte dan paket, jumlah
paket, delay dalam jaringan, dan statistik
lainnya (Sosinsky 2009). Dengan demikian,
RTCP bekerja untuk memastikan proses
streaming sesuai dengan Quality of Service
(QoS). Paket-paket yang ditransmisikan oleh
RTCP adalah:
 Sender Reports (SR), paket yang berisikan
jumlah data yang dikirim dan diterima
bersama waktu yang diperlukan untuk
sinkronisasi paket RTP.
 Receiver Reports (RR), paket yang
dikirimkan oleh klien yang tidak
mengirimkan paket RTP berisikan statistik
QoS.
 Application Specific (APP), paket yang
digunakan aplikasi untuk mendefinisikan
pesan yang mereka gunakan.
 Source Description (SDES), pesan ini
mendefinisikan sumber (source) dari
sebuah stream dan informasi detail
mengenai pemiliknya,
 Goodbye (BYE), pesan yang dikirimkan
saat sumber menghentikan stream.
Video-on-Demand
Video-on-Demand (VOD) atau Audio and
Video-on-Demand (AVOD) adalah sistem
yang memungkinkan user untuk memilih dan
menonton atau mendengarkan konten video
dan audio yang tersimpan dalam sebuah
server. Klien akan melakukan permintaan
(demand)
untuk
memutar
konten
menggunakan player. Server kemudian akan
mengirimkan stream konten sesuai dengan
konten yang diminta oleh klien (Follansbee
2004).
Konvergensi
Konvergensi diartikan sebagai sebuah
keadaan ketika setiap router mempunyai
pemahaman yang sama terhadap semua
jaringan yang ada dalam topologi. Sebuah
jaringan disebut konvergen apabila semua
router memiliki tabel routing yang lengkap
dan akurat. Waktu konvergensi didefinisikan
sebagai waktu yang dibutuhkan untuk router
berbagi informasi dan mengalkulasikan rute
terbaik dan memperbaharui isi dari tabel
routing-nya (CISCO
2010). Kehilangan
konvergensi bisa diakibatkan perubahan status
dari router atau perubahan status dari link
(Puzmanova 2002). Waktu konvergensi ulang
router haruslah cepat sebelum router
meneruskan paket data dengan menggunakan
informasi yang salah. Dalam penelitian ini,
waktu konvergensi yang dihitung adalah
waktu konvergensi ulang yang dibutuhkan
router dari jaringan server streaming menuju
jaringan klien.
Packet Loss
Packet loss adalah satu atau lebih paket
data yang berhasil dikirim dari sumber namun
tidak berhasil mencapai tujuannya (Kurose &
Rose 2010). Salah satu penyebabnya adalah
perangkat-perangkat jaringan seperti switch
dan router terkadang harus membuang (drop)
paket-paket data apabila terjadi perubahan
dalam topologi jaringan. Paket yang loss harus
dikirimkan
kembali
walaupun
harus
menambah waktu transmisi (Puzmanova
2007). Untuk protokol User Datagram
Protocol (UDP) tidak ada mekanisme untuk
mengirim ulang paket yang drop. Hal ini
menyebabkan data yang dikirimkan tidak
lengkap ataupun rusak. Untuk proses
streaming video, packet loss yang masih
10
diperbolehkan tidak boleh lebih dari 5%
jumlah paket yang dikirimkan (Szigeti &
Hattigh 2004).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dibagi menjadi lima tahapan.
Kelima tahapan tersebut adalah analisis
permasalahan,
praproses,
perancangan
pengujian, implementasi, dan analisis hasil.
Metode penelitian dapat dilihat pada Gambar
6.
Analisis Permasalahan
Dalam tahapan ini, dilakukan identifikasi
masalah yang yang berkaitan dengan protokol
routing dan streaming video. Bit rate dalam
video yang digunakan tidak melebihi 96 Kbps.
Hal
ini
dikarenakan
semua
router
menggunakan WIC 2A/S untuk WAN
interface card-nya dengan bandwidth
maksimum adalah 128 Kbps dan bandwidth
aktual 96 Kbps.
Parameter yang diuji adalah waktu
konvergensi ulang dan packet loss. Penelitian
ini tidak menguji jitter dan delay dikarenakan
jaringan yang digunakan adalah berkabel dan
terjadi kegagalan dalam proses NTP untuk
klien dan server. Namun untuk perangkat
router, protokol NTP dapat berjalan dengan
meletakkan NTP master pada router A.
Untuk mendapatkan packet loss, jaringan
yang dibuat akan diberikan gangguan pada
saat melakukan streaming. Cara yang
digunakan adalah dengan mematikan satu
buah router dalam rute yang digunakan pada
saat streaming sedang berlangsung. Sehingga
router yang lain akan berusaha mencari rute
pengganti. Selama proses mencari rute yang
Analisis Permasalahan
Praproses
Perancangan Pengujian
Implementasi
Analisis Hasil
Gambar 6 Metode penelitian.
baru, paket RTP dari streaming akan tetap
dikirimkan oleh server. Selama belum
menemukan rute yang baru, paket RTP ini
akan dibuang oleh router. Data paket yang
dibuang inilah yang menjadi data packet loss.
Untuk mencatat data packet loss ini,
digunakan sniffer yang diletakkan satu buah
dalam jaringan server dan satu buah dalam
jaringan klien.
Pada saat router akan mencari rute yang
baru, prosesnya dicatat dalam sebuah syslog
server. Waktu yang dibutuhkan untuk
mendapatkan rute baru dicatat sebagai data
waktu konvergensi ulang dari router.
Berdasarkan kedua data ini, kinerja setiap
protokol routing dibandingkan.
Untuk protokol OSPF, selang waktu antara
proses iterasi SPF dikonfigurasi seminimum
mungkin. Hal ini bertujuan supaya proses SPF
langsung berjalan begitu ada perubahan pada
pangkalan data LSAs.
Praproses
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini
adalah persiapan perangkat-perangkat yang
digunakan untuk pengambilan data. Perangkat
lunak yang digunakan adalah:
1 Router
Perangkat router yang digunakan ada 2
macam yaitu:
 1 buah Cisco Router 1841.
 8 buah Cisco Router 2620XM.
2 Switch
Perangkat switch yang digunakan adalah
Cisco Catalyst 2950 sebanyak 2 buah.
3 Streaming Server
Perangkat yang digunakan adalah sebuah
komputer dengan spesifikasi:
 Perangkat keras AMD Athlon TM II X2
255 3.1 GHz dengan RAM 2.96 GB.
 Sistem operasi Ubuntu 11.04 Natty
Narwhal.
 Darwin Streaming Server (DSS) 6.0.
4 Syslog Server
Perangkat yang digunakan adalah sebuah
komputer dengan spesifikasi:
 Perangkat keras AMD Athlon TM II X2
255 3.1 GHz dengan RAM 2.96 GB.
 Sistem operasi Microsoft WindowsTM
XP Profesional Service Pack 2.
 Kiwi Syslog Server 9.2.0 dengan mode
trial.
5 Klien Streaming
Klien yang digunakan untuk streaming
adalah sebuah netbook dengan spesifikasi:
Download