Kuspriyanto, Protokol Concurrency Control 29 PROTOKOL CONCURRENCY CONTROL PADA REAL-TIME DATABASE SYSTEM Kuspriyanto(1), Rusdi HS(2), Hartanto(3) Abstract: Control Concurrency on RTDBS more complex than in conventional database system. Besides guarantee database consistency, on RTDBS control concurrency can support transaction deadlines. Mean while validities and value of data item change depend on time. Conventional control concurrency algorithm can be divided to two groups: Pessimistic Concurrency Control (PCC) and Optimistic Concurrency Control (OCC). PCC prevent conflict between transactions executed while OCC overcome between transactions after that transaction executed that restarted in conflict happened. These algorithms have weakness if applied in RTDBS that gives tight time on transaction execution because as a parameter is number of transactions done before deadlines, not only number of concurrency maximum and throughput. To overcome those two algorithms weakness some researches done. Between results modifications is speculative concurrency control and Hybrid concurrency control for the Nested model. But between alternatives there are some weaknesses, so it needs development for better control concurrency for RTDBS. Keywords: RTDBS, PCC, OCC, Hybrid Concurrency Control, Nested Model Real-time Database System (RTDBS) memelihara integritas dan kebenaran data, teknik merupakan perpaduan Real-time System (RTS) dan pengelolaan dan mengakses data yang efisien, dan Database System (DBS). RTS memiliki karakteristik menjamin eksekusi yang benar dari transaksi- pembatasan waktu eksekusi tasks dan data-data transaksi. yang diproses dengan nilai dan validitas yang berubah RTDBS banyak diaplikasikan oleh sistem menurut waktu. Pada DBS ditandai dengan adanya komando militer, sistem pesawat ruang angkasa, peningkatan volume data yang diproses serta kontrol penerbangan, kontrol lalu-lintas, tele- persyaratan durability, security dan consistency komunikasi dan manajemen jaringan komputer, dari data yang diproses. Maka RTDBS merupakan sistem pelayanan directory telepon, computer sistem database yang dirancang untuk memproses integrated manufacturing (CIM), otomatisasi pa- transaksi-transaksi yang memiliki deadline, data-data brik dan robot, workflow systems, medical mo- yang diakses dengan perubahan validitas dan nilai nitoring, sistem pengontrolan stok barang, sistem menurut waktu, deskripsi data yang didukung, cara multimedia. Kuspriyanto, Jurusan Teknik Elektro,Institut Teknologi Bandung (ITB), E-mail: [email protected] Rudi HS, Jurusan Teknik Elektro,Institut Teknologi Bandung (ITB), E-mail: [email protected] (3) Hartanto, Jurusan Teknik Elektro,Institut Teknologi Bandung (ITB), E-mail: [email protected] (1) (2) 30 GEMATIKA JURNAL MANAJEMEN INFORMATIKA, VOLUME 9 NOMOR 1, DESEMBER 2007 Keunggulan RTDBS adalah kemampuannya Oleh karena itu, beberapa penelitian telah dalam menyelesaikan beberapa permasalahan penting dilakukan dan merumuskan solusi-solusi yang dapat yang dibutuhkan oleh sistem sesuai persyaratan mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada kinerja yang ditentukan sistem khususnya memenuhi mekanisme concurency control seperti speculative deadline yang telah ditentukan. Dalam sistem concurency control, Hybrid concurency control komputer peningkatan kinerja ditentukan oleh for the Nested model, dan 2-version Database kemampuan melakukan eksekusi dalam waktu yang Pointer concurency control. bersamaan dari operasi-operasi yang harus dilakukan dan hal ini dilakukan dengan concurency control. Protokol Concurrency Control Faktor-faktor yang menentukan kinerja real- Permasalahan yang paling utama dihadapi oleh time pada RTDBS adalah arsitektur sistem database, RTDBS adalah penurunan kinerja sistem karena prosesor yang digunakan dan kecepatan pengaksesan pengguguran transaksi dan pengulangan kembali disk. Namun demikian, untuk suatu konfigurasi sistem transaksi-transaksi (aborts and restarts tran- yang ada faktor utama penentu kinerja real-time sactions). Pengulangan-pengulangan transaksi itu adalah policy penjadwalan transaction untuk terjadi karena percobaan protokol concurency resource-resource sistem. Policy ini menentukan control untuk menyelesaikan kembali konflik di antara kapan layanan diberikan untuk sustu transaksi dan transaksi-transaksi. karena itu secara langsung mempengaruhi apakah Mekanisme concurency control yang ada untuk sistem database konvensional adalah transaksi dapat diselesaikan sebelum batas deadline atau tidak. locking (pesimistic), validation (optimistic), time- Policy penjadwalan pengaksesan data yang stamping dan multiversion concurrency control. digunakan dalam sistem database umumnya Tujuannya adalah untuk meminimalkan waktu mengacu ke protokol yang disebut dengan respon rata-rata dari transaksi atau memaksi- concurency control. Protokol concurency control malkan throughtput dari sistem. Pada RTDBS menyiapkan layanan database secara terpadu tujuan (kinerja yang ditargetkan) dari mekanisme dengan menyelesaikan non-serial pengaksesan data concurrency control adalah untuk memini- transaksi-transaksi yang berjalan dengan cara malkan jumlah transaksi yang melanggar dead- menginduksi urutan serialisasi di antara transaksi- line (bila dihubungkan dengan parameter dead- transaksi yang konflik. Pada Soft Real-Time line yang ditentukan untuk setiap transaksi). Database System pendekatan untuk problem Jadi berbeda memang dengan kinerja yang ditar- penjadwalan umumnya menggunakan teknik yang ada getkan pada database konvensional, sehingga dalam penjadwalan CPU, buffer management, I/O concurrency control pada sistem database schedulling dan concurrency control serta konvensional tidak dapat langsung diaplika- menerapkan metoda penjadwalan time-critical sikan begitu saja pada sistem database nyata untuk mengobservasi persyaratan waktu dari waktu. transaksi. Kuspriyanto, Protokol Concurrency Control 31 Mekanisme concurency control yang ada untuk priority abort dan priority inheritance. Pendekatan sistem database konvensional secara garis besar priority abort didasarkan pada pengguguran dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu Pesimistic transaction yang memiliki prioritas lebih rendah Concurrency Control (PCC) dan Optimistic apabila terjadi priority inversion. Sementara Concurrency Control (OCC). Tujuannya adalah pendekatan priority inheritance membolehkan untuk meminimalkan waktu respon rata-rata dari transaction yang memiliki prioritas rendah untuk transaksi atau memaksimalkan throughtput dari dieksekusi ketika transaction yang memiliki prioritas sistem. Pada RTDBS tujuan (kinerja yang ditar- paling tinggi di antara transaction yang memiliki getkan) dari mekanisme concurrency control adalah prioritas yang lebih tinggi sedang diblok. Hasil untuk meminimalkan jumlah transaksi yang percobaan menunjukan bahwa protokol locking melanggar deadline (bila dihubungkan dengan untuk real-time yang didasarkan pada pende- parameter deadline yang ditentukan untuk setiap katan priority inheritance menghasilkan kinerja transaksi). Jadi berbeda memang dengan kinerja yang lebih baik dari pada pendekatan priority yang ditargetkan pada databse konvensional, abort. sehingga concurrency control pada sistem data- Algoritma priority abort memodifikasi dasar base konvensional tidak dapat langsung diapli- protokol 2PL dengan penyatuan sebuah skema kasikan begitu saja pada sistem database nyata resolusi konflik yang dapat menjamin transaction waktu. dengan prioritas tinggi tidak akan tertunda oleh transaction yang berprioritas rendah. Tepatnya, bila Pessimistic Concurrency Control sebuah transaction Tr meminta sebuah lock pada Protokol pesssimistic concurrency control objek yang sedang dipegang oleh satu atau lebih yang paling umum digunakan pada sistem databse transaction dengan prioritas yang lebih rendah pada konvensional adalah Two Phase Locking (2PL). suatu kasus konflik (conflicting mode), maka lock Protokol 2PL mempersyaratkan suatu transaksi yang sedang dipegang tersebut harus di restart dan mendapatkan sebuah lock sebelum mengakses suatu Tr dibolehkan untuk lock tersebut. Jika Tr yang objek database. Eksekusi transaction terdiri atas memiliki prioritas lebih rendah dari suatu transaction dua phase. Dalam phase pertama lock objek dibuat yang memegang lock, maka ia harus menunggu dan operasi transaction dieksukusi sementara dalam sampai dilepaskan (sesuai standar 2PL). Kele- phase kedua lock objek dilepas, lock baru tidak dapat mahan dari priority abort adalah suatu transac- dibuat. Apabila sebuah transaksi Tr meminta sebuah tion akan menjadi restart oleh transaction yang lock pada suatu objek yang dipegang oleh memiliki prioritas lebih tinggi dan boleh jadi akhir- transaction lain Tu di dalam sebuah konflik, Tr nya discarded. Restart dapat menurunkan ki- diblok dan harus menunggu sampai lock dilepas oleh nerja. Tu. Protokol priority inheritance dapat mengatasi Protokol locking pada sistem database nyata problem priority inversion dengan mempertim- waktu adalah berdasarkan dua pendekatan, yaitu bangkan konflik yang terjadi. Dengan protokol ini, 32 GEMATIKA JURNAL MANAJEMEN INFORMATIKA, VOLUME 9 NOMOR 1, DESEMBER 2007 jika terjadi permintaan lock terhadap transaction abort. Dia mengemukakan bahwa I/O yang dibentuk yang sedang memegang lock, maka lock tersebut untuk transaction yang memiliki prioritas rendah (yang sedang memgang lock) mewarisi prioritas meng-akibatkan waktu tunggu yang berlebihan pada peminta lock tersebut sampai ia menye-lesaikan yang diblok, transaction yang memiliki prioritas eksekusinya dan melepaskan lock. Karena terjadinya tinggi, kecuali jika waktunya sedikit, misalnya peningkatan prioritas pada transaction yang sedang transac- memegang lock, maka ia menyelesaikan eksekusinya hampir selesai. tion berprioritas rendah tersebut sudah lebih awal dan mengurangi waktu blok untuk Protokol concurrency control lainnya yang transaction yang memiliki prioritas tinggi. Kerugian didasarkan pada locking adalah protokol priority yang paling besar dari protokol ini adalah waktu blok ceilling yang dikembangkan dari protokol priority (blocking time) dari transaction yang memiliki inheritance untuk mengatasi deadlock dan prioritas tinggi bisa jadi dikurangi bahkan dalam durasi bounding the blocking time dari transaction yang waktu yang tidak dapat diperkirakan. Problem memiliki prioritas tinggi agar tidak terjadi lebih dari menjadi lebih buruk lagi jika suatu tran-saction satu kali waktu eksekusi transaction. Protokol ini dengan prioritas tinggi diblok oleh tran-saction tidak dapat mengatasi semua problem yang terjadi berprioritas rendah secara berulang sepan-jang karena priority inheritance, seperti potensi konflik eksekusinya sehingga akan terjadi suatu situasi yang yang besar. Misalnya bila ukuran objek-objek data disebut blok berantai (chained blocking). sangat besar. Kelemahan lainnya adalah protokol Permasalahan lainnya adalah transaction yang Priority Ceilling mempersyaratakan harus diketahui memiliki priorritas lebih rendah yang mewarisi prio- sebelumnya objek-objek data yang diakses oleh ritas tinggi akan berebut resource sistem (CPU, I/ setiap transaction, padahal belum tentu semua data O. objek-objek data) dengan transaction berprioritas tersebut tersedia. tinggi, terjadinya peningkatan konflik ini dapat menurunkan kinerja sistem. Optimistic Concurrency Control Apabila transaction yang memiliki prioritas Optimistic concurrency control meman- rendah hampir menyelesaikan eksekusi, ia mewarisi faatkan bahwa rendahnya kemungkinan dua transaksi prioritas dari transaction yang memiliki prioritas yang berjalan akan meminta objek database yang tinggi untuk menghindari abort (pengguguran) dan sama. Semua operasi database yang muncul oleh pembuangan hasil dari resource. Sebaliknya bila transaksi dibentuk ketika diminta permintaan write transaction yang memiliki prioritas rendah digu- tidak segera merubah database yang dibu-tuhkan gurkan dan blocking time yang panjang terhadap bersama tetapi ditunda sampai transaksi mencoba transaction yang memiliki prioritas tinggi dapat untuk commit. Sebelum suatu transaksi didizinkan dihindari. Suatu percobaan yang dilakukan oleh untuk commit, ia harus melewati test validasi yang Huang menunjukkan bahwa priority inheritance memeriksa dan memastikan bahwa tidak ada konflik yang tidak dimodifikasi tidak bekerja tanpa di antara transaksi yang divalidasi dan transaksi yang Conditional Priority Inheritance atau Priority telah commit sejak eksekusi dimulai. Validasi dapat Kuspriyanto, Protokol Concurrency Control 33 dilakuakn dengan cara backward atau forward (Huang). Priority wait mempunyai fitur-fitur positif, tetapi juga memiliki kerugian. Ketika suatu transaksi yang Pada validasi backward, pengujian dilakukan akhirnya commit setelah menunggu untuk beberapa terhadap objek-objek read oleh suatu transaction lama, hal ini akan menyebabkan transaksi-transaksi Tu yang sedang mencoba untuk commit. Jika objek yang konflik dan memiliki prioritas yang lebih rendah tertentu ditulis oleh suatu transaction yang telah menjadi restarted pada waktu yang lebih mundur. commit setelah Tu mulai eksekusi, Tu digugurkan, Restart yang tertunda menurunkan peluang transaksi karena Tu harus diurutkan setelah transaction yang untuk memenuhi deadline-nya dan hasil-hasil di dalam commit, tidak dapat melihat nilai baru dari objek ini sumber-sumber yang lebih terbuang. Selain itu karena semua write ditunda sampai waktu commit transaksi yang divalidasi juga dapat menimbulkan dalam protokol optimistic. Sementara pada forward konflik baru selama periode menunggunya. validation, sekelompok item yang ditulis oleh Tu dibandingkan ke sekumpulan item read oleh suatu Timestamping Ordering transaction yang aktif (belum commit). Jika ada Di samping protokol concurrency control PCC suatu empty intersection, maka kesalahan serialisasi dan OCC yang telah dijelaskan tersebut terdapat juga akan terjadi apabila semua transaction adalah pendekatan concurrency control lain yang lazim commit. Dalam kasus ini, ada kemungkinan untuk digunakan pada sistem database konvensional, yaitu memilih menggugurkan transaction Tu yang commit timestamping ordering dan multiversion con- atau semua transaction yang konflik dengan Tu. currency control. Ada suatu pendekatan lain dari optimistic Timestamping ordering adalah pendekatan concurrency control yang dinamakan dengan concurrency control yang menghindari penggunaan optimistic concurrency control with Broadcast clock. Setiap transaction diberi sebuah time- Commit (OCC with Broadcast Commit) yang stamping pada saat memasuki sistem. Transation- digunakan untuk memperhitungkan prioritas tran- transaction ini yang commit diurutkan dalam urutan saksi. Apabila suatu konflik terdeteksi, maka prioritas timestamp. Suatu operasi read dan write yang tidak dari transaksi-transaksi yang sedang konflik tersebut valid menyebabkan transaction tersebut diminta diuji. Di mana apabila transaksi yang commit untuk digugurkan. Penjadwalan real-time database mempunyai prioritas yang lebih tinggi dari semua system tidaklah secara mudah dapat menerapkan transaksi yang lain maka transaksi yang sedang timestamping karena order dalam suatu kumpulan dieksekusi digugurkan. Namun pada beberapa kasus transaction yang aktif masuk ke sistem tidak yang transaksi yang dieksekusi memiliki prioritas yang dihubungkan dengan prioritas real-time relatifnya dan lebih tinggi, maka transaksi yang commit bisa jadi deadline-nya. menunggu transaksi yang sedang dieksekusi sampai Ada suatu algoritma yang merupakan gabungan commit dengan transaksi tersebut tidak akan teknik timestamp dan optimistic concurrency digugurkan oleh validasi dari beberapa transaksi yang control, dan melibatkan prioritas real-time dalam lain. penentuan sebuah timestamp order di antara 34 GEMATIKA JURNAL MANAJEMEN INFORMATIKA, VOLUME 9 NOMOR 1, DESEMBER 2007 transaction-transaction. Selain itu, ada pula tersebut (restart). Kedua algoritma ini memiliki algoritma yang menggunakan gagasan alokasi kelemahan bila dihadapkan pada RTDBS yang dynamic timestamp ke pertimbangan secara dinamis memberikan batasan waktu yang ketat pada eksekusi order urutan dari tansaction-tansaction melalui transaksi, sehingga yang menjadi parameter adalah penggunaan timestamp intervals. Transaction yang jumlah transaksi yang dapat diselesaikan sebelum konflik dikelompokan menjadi kumpulan konflik deadline-nya, bukan hanya maximum concurrency reconcilably dan kumpulan konflik irreconcialably. atau thruoghput saja. Konflik reconcilably tidak digugurkan dan sebagai Untuk memenuhi kebutuhan aplikasi pada gantinya histori eksekusinya dipertimbangkan dengan RTDBS telah dikembangkan modifikasi dari kedua menggunakan timestamp intervals. Protokol ini kelompok algoritma concurrency control tradisional meningkatkan kemampuan untuk mendeteksi dan tersebut seperti Speculative Concurrency Control memecahkan konflik lebih awal dan menghindari (SCC), Hybrid concurency control for the Nested pengguguran yang tidak perlu. model, dan 2-version Database Pointer concurency control. Multiversion Concurrency Control Teknik lain dari concurrency control memperlakukan write operations, sebagai kreasi dari versi baru objek database yang berlawanan dengan semantic yang biasa diberikan pada updatein-place (locking) dan deferred-update (optimistic). Timestamp digunakan untuk menghasilkan versi yang tepat untuk read request. Teknik ini dinamakan Speculative concurrency control Algoritma SCC menggabungkan kelebihan yang terdapat algoritma PCC dan OCC dan menghindari kelemahan yang terdapat pada kedua algoritma tersebut SCC bekerja mirip dengan PCC dalam hal pendeteksian secepat mungkin terhadap potensi konflik yang merugikan dan SCC juga serupa dengan dengan Multiversion Concurrency Control. OCC dalam hal menjalankan transaksi-transaksi yang Protokol Real-Time Concurrency Control Hasil yang tidak perlu dapat dihindarkan karena dapat Modifikasi membahayakan komitmen waktu transaksi ter- Seperti telah disinggung pada bagian terdahulu, konflik secara concurrently sehingga penundaan sebut. algoritma concurrency control konvensional secara SCC menggunakan redundancy untuk men- garis besar dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu jamin bahwa eksekusi yang dapat diserialisasi- Pesimistic Concurrency Control (PCC) dan kan ditemukan dan diadopsi sesegera mungkin Optimistic Concurrency Control (OCC). Algoritma sehingga terjadi peningkatan yang paling mungkin PCC berusaha mencegah terjadinya konflik di antara terhadap komitmen waktu dari transaksi-transaksi transaksi-transaksi yang akan dieksekusi sementara yang memiliki batasan waktu yang ketat. Oleh karena algoritma OCC mengatasi konflik yang terjadi di itu, aplikasi algoritma SCC mempersyaratkan antara transaksi-transaksi setelah taransaksi tersebut tersedianya kapasitas yang cukup dalam sistem. Hal dijalankan dengan pengulangan kembali transaksi ini dibutuhkan untuk menampung tambahan/le- Kuspriyanto, Protokol Concurrency Control 35 dakan beban sementara yang berat karena re- point eksekusi yang berbeda. Jadi satu diantara kedua dundancy. transaksi tersebut akan commit dan yang lain Tidak sama dengan cara algoritma PCC dan digugurkan. OCC dalam penanganan konflik di antara transaksitransaksi, SCC mendeteksi konflik segera setelah Hybrid Concurrency Control for the Nested model konflik tersebut terjadi dan segera pula mengatasi- Selain algoritma Speculative Concurrency nya dengan menggunakan komputansi redundasi Control (SCC) untuk mengatasi kelemahan yang spekultatif (speculative redundat computa- terdapat pada PCC dan OCC juga telah dikembangkan tions). Hybrid Concurrency Control for the Nested Pendekatan SCC dapat dijelaskan melalui model. Pada algoritma ini transaction tree diseriali- Gambar 1. Ketika transaksi T 2 meminta untuk sasikan dengan dengan transaksi yang lain meng- membaca data x, terjadi konflik antara transaksi T1 gunakan algoritma optimistic (OCC), tetapi transaksi dan T2 karena T1 sedang melakukan update terhadap pada tree yang sama diserialisasikan menggunakan data tersebut. Apabila pada protokol PCC yang algoritma pesimistic (PCC). secara pesimis memblok T 2 setelah melakukan Pada transaksi Nested Model berlaku ketentuan pengecekan sebelumnya dan pada protokol OCC bahwa setiap transaksi terdiri dari sejumlah subtran- yang secara optimis mengetahui konflik dan saksi dan masing-masing subtransaksi bisa jadi terdiri mengulang kembali transaksi T2 yang telah dijalankan atas sejumlah subtransaksi lagi. Suatu subtransaksi tersebut (restart), maka pendekatan SCC membuat dijalankan setelah parent dari subtransaksi tersebut copy (shadow) dari transaksi baca T2. Transaksi dijalankan dan berakhit sebelum parent-nya berakhir. baca T 2 yang asli tetap terus dijalankan tanpa Suatu transaksi tidak dapat commit sebelum semua diinterupsi sedangkan shadow transaction T’ 2 subtransaksinya berakhir. Kemudian apabila sub- diulang kembali (restart) pada sebuah prsesor yang transaksi gagal, parent tidak harus digugurkan tetapi berbeda dan dimungkinkan dijalankan secara dimungkinkan untuk mencari pemecahannya yang concurrent. Dengan kata lain dua versi dari transaksi dapat dilakukan apabila parent mengenal kondisi, yang sama dijalankan secara paralel masing pada memilih untuk mencoba kembali subtransaksi, menginisiasi substransaksi lain yang mengimple- T1 S Wx mentasikan suatu tindakan alternatif dan meng- V/C gugurkan. Tetapi pada Hybrid Concurrency Control for T2 T’ 2 S Rx S A T2 Rx V/C Deadline the Nested model yang dikembangkan oleh Ekaterina Pavlova dan Igor Nekrestyanov semua subtransaksi diperlakukan memiliki tingkat derajat yang sama sehingga apabila subtransaksi gagal parent juga waktu mengulang kembali (restart) subtransaksinya itu. Gambar 1 Penjadawalan dengan Pendekatan SCC Pengulangan kembali (restart) transaksi terjadi 36 GEMATIKA JURNAL MANAJEMEN INFORMATIKA, VOLUME 9 NOMOR 1, DESEMBER 2007 apabila satu atau lebih subtransaksi tidak melanggar membutuhkan resource yang banyak untuk deadline. memenuhi kebutuhan rudundancy dan algoritma Hybrid Concurrency Control for the Nested Hybrid Concurrency Control for the Nested model model bekerja berdasarkan interaksi dari dua jenis belum menentukan batasan tipe algoritma pesimistic manager transaksi. Satu manager menggunakan dan optimistic yang dapat digunakan untuk strategi optimistic dan yang lain menggunakan memungkinkan pemilihan yang terbaik sesuai dengan strategi pesimistic. Semua transaction tree yang fitur-fitur yang spesifik dari suatu sistem. Demikian baru dikontrol oleh manager optimistic dan pula algoritma-algoritma lainnya. selanjutnya diteruskan ke manager pesimistic. Masih dibutuhkan riset lebih lanjut untuk Manager pesimistic mengontrol eksekusi transaksi mengembangkan algoritma yang ada atau pada satu tree sampai semuanya commit. menemukan algoritma baru sehingga didapatkan suatu Teknik ini memungkinkan manager pesimistic algoritma yang lebih optimal untuk aplikasi RTDBS. yang terpisah untuk setiap transaction tree atau manager pesimistic yang sama akan mengontrol RUJUKAN semua tree. Dan juga memungkinkan secara simultan Abbott, R, and Molina, HG. 1988. Schedulling Real-time Transaction: a Performance Evaluation. Princeton: Departement of Computer Science, Princeton University NJ 08544. Braudakis, S. 1995. Concurrency Control Protocol for Real-Time Database, Boston: University Graduate School. Krishna, C. M., and Kang G. Shin, ____.Real-Time Systems, ____: The McGraw-Hill. Krzyzagorsky, P. ____. Concurrency Control in Real-Time Database System.Poland: Poznan University of Technology, Institut of Computing Science. Lindstrom, Jan dan Kimmo Raatikainen. 2000.Using RealTime serializability and Optimistic Concurrency Control in Firm Real-Time Database. Finland.University of Helsinki, Departement of Computer Science, P.O. Box 26 (Teollisuuskatu 23), FIN-00014 University of Helsinki. Nystrom, D, Nolin, M, Tesanovic, A, Norstrom, C, dan Hansson, J.____. Pessimistic Concurrency Control and Versioning to Support Database Pointers in Real-Time Database.Sweden: Malardedalen University, Malardalen Real-Time Research Centre, Vasteras, Swedwen dan Linkoping University, Dept. Of Computer Science. Son, SH. ____. Advances In Real-Time Systems.England Cliffs. Prentice Hall. NJ 07632. manager-manager pesimistic yang berbeda. Penentuan jenis manager pesimistic tersebut dibuat oleh manager optimistic sesuai dengan tipe transaksi yang baru. SIMPULAN Algoritma concurrency control konvensional yang secara garis besar dikelompokan menjadi pesimistic concurrency control (PCC) dan optimistic concurrency control (OCC) tidak dapat memenuhi kebutuhan Real-Time Database System (RTDBS) karena tidak dapat memenuhi ketentuan pembatasan waktu yang ketat (deadline). Modifikasi dari kedua algoritma konvensional tersebut telah menghasilkan berbagai protokol concurrency control yang dapat memenuhi kebutuhan RTDBS. Akan tetapi masih tetap memiliki kelemahan pada setiap algoritmanya. Seperti algoritma Speculative Concurrency Control (SCC)