1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang . Tujuan perusahaan pada umumnya adalah memaksimumkan nilai perusahaan (firm value). Nilai perusahaan yang tinggi menjadi cerminan positif atas kinerja perusahaan sehingga dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Nilai perusahaan dapat diukur salah satunya dengan market value yang didefinisikan pada harga saham di akhir tahun (Chen et al, 2011). Nilai perusahaan adalah harga suatu perusahaan yang yang bersedia dibayar oleh investor apabila dijual (Suad Husnan, 2005; Wiagustini,2010). Selanjutnya Chandra (2003) memberikan pengertian nilai perusahaan (value of the firm) adalah ukuran keberhasilan manajemen suatu perusahaan dalam menjalankan operasi bisnis di masa lalu dan prospek bisnis di masa yang akan datang untuk meyakinkan pemegang saham. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan, maka semakin tinggi kemakmuran pemegang saham. Meningkatkan nilai perusahaan tersebut juga dapat dilakukan dengan peningkatan keuntungan (dividen) yang dibagikan (Suad Husnan,2005). Secara fundamental nilai perusahaan dipengaruhi oleh kinerja keuangan, dimana semakin baik kinerja keuangan, maka permintaan saham meningkat, harga saham naik, dan akhirnya meningkatkan nilai perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dipergunakan sebagai dasar investor untuk menentukan pemilihan investasi suatu 2 saham. Bagi sebuah perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan dapat memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Informasi keuangan tersebut mempunyai fungsi sebagai wujud pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan/pemegang saham. Analisis dari laporan keuangan akan menggambarkan posisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan. Untuk mengetahui seberapa kuat posisi keuangan perusahaan dalam memenuhi atau melampaui ekspektasi perusahaan (Subramanyam et al , 2008). Para pelaku pasar modal seringkali menggunakan informasi tersebut sebagai tolok-ukur atau pedoman dalam melakukan investasi saham suatu perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan maka secara fundamental investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya, sehingga harga saham akan naik, dan return yang akan diperoleh oleh investor meningkat. Proksi dari kinerja keuangan yang diambil dalam penelitian ini adalah Rasio Profitabilitas, yaitu Return On Assets (ROA).Pemilihan proksi kinerja keuangan menggunakan profitabilias dilakukan karena semakin tinggi nilai rasio profitabilitas, maka semakin tinggi laba yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga semakin baik pula kondisi keuangan perusahaan. Setiap perusahaan akan menghadapi 2 variabel bisnis dalam melakukan operasi perusahaan yang memberikan indikasi terhadap prospek bisnis dari perusahaan tersebut, yaitu : risiko keuangan dan pertumbuhan penjualan. Perusahaan yang mempunyai risiko tinggi karena harus membayar biaya bunga yang tinggi atas hutang, sedang disisi 3 lain terdapat ketidakpastian dalam pengembalian aset. Perusahaan dapat menghindari kebangkrutan perusahaan dengan mengurangi penggunaan hutang. Sedangkan pertumbuhan penjualan adalah ukuran mengenai besarnya pendapatan per saham perusahaan yang diperbesar oleh leverage. Tingkat pertumbuhan penjualan diwaktu yang akan datang merupakan ukuran sejauh mana laba per lembar saham bisa diperoleh dari pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham Penelitian yang mengkaji pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan telah banyak dilakukan, seperti yang dilakukan oleh Kabajeh et al. (2012) ditemukan bahwa kinerja keuangan yang diukur dari Profitabilitas (Return On Asset, Return on Investment dan Return on Equity) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada Bursa Efek Yordania; Hatta et al. (2012) menemukan profitabilitas yang diukur dari Return On Asset berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada Bursa Efek Indonesia; selanjutnya hal yang sama juga ditemukan oleh Thim et al. (2012) pada perusahaan properti di Pasar Modal Malaysia; Nirmala et al. (2012) di Pasar Modal India dan Aras and Yilmaz (2008) di Pasar Modal berkembang Pada sisi lain Machfiro dan Eko Ganis (2012) menemukan bahwa profitabilitas yang diukur dari Return On Asset berpengaruh negatif terhadap harga saham yang merupakan proksi nilai perusahaan pada perusahaan food and Beverage di Bursa Efek Indonesia, hal yang sama juga ditemukan oleh Menaje (2012) pada perusahaan publik di Philipina. Selanjutnya Atif Ali (2012) menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan Industri Manufaktur di Pasar Modal Pakistan 4 Kontroversi temuan penelitian pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan, menarik diteliti kembali untuk memperjelas temuan penelitian tersebut. Pada penelitian ini dilakukan pada perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 - 2012. Profitabilitas sebuah perusahaan dipengaruhi oleh variabel-variabel keuangan lainnya: Booth et al. (2000) meneliti kaitan risiko keuangan dengan kinerja keuangan yang diukur dengan profitabilitas, ditemukan bahwa perusahaan yang memiliki risiko keuangan meningkat akan mengalami kesulitan mendapatkan dana eksternal, sehingga menurunkan kinerja keuangannya. Temuan yang sama juga ditemukan oleh Chen (2003). dan Chandra (2007). Sugihen (2003) meneliti kaitan pertumbuhan penjualan sebagai proksi produktivitas aktiva terhadap kinerja keuangan, ditemukan bahwa pertumbunan penjualan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan yang diukur dari profitabilitas. Pada sisi lain Chandra (2007) menemukan bahwa produktivitas aktiva yang diproksikan dengan pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan pada perusahaan development board, sedangkan pada main board dan total board tidak signifikan. Adanya temuan yang masih kontroversi mengenai pengaruh produktivitas aktiva terhadap kinerja perusahaan, menyebabkan diperlukan penelitian kembali, untuk memperjelas temuan penelitian tersebut. Penelitian ini membahas pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap nilai perusahaan, yang tidak diteliti oleh Sugihen (2003) dan Chandra (2007). Karena nilai perusahaan merupakan muara dari keputusan keuangan, yaitu semua keputusan keuangan yang dilakukan oleh 5 perusahaan secara normatif harus mampu meningkatkan kinerja keuangan dan akhirnya meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian ini mengkaji tentang “Pengaruh Risiko Keuangan dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Profitabilitas Perusahaan dan Nilai Perusahaan”, Penelitian yang ada berkaitan dengan variabel tersebut dilakukan secara parsial, penelitian ini membahas pengaruh risiko keuangan, pertumbuhan penjualan, profitabilitas perusahaan secara terintegrasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang komprehensif tentang keterkaitan antar variabel tersebut. Penelitian yang terintegrasi ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dalam kaitannya mengelola risiko keuangan dan pertumbuhan penjualan yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada investor dalam melakukan investasi berkaitan dengan risiko keuangan, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan bidang property di Bursa Efek Indonesia dengan alasan perkembangan perekonomian Indonesia saat ini sudah menuju kearah peningkatan. Hal ini dibuktikan oleh pemerintah dengan pembangunan infrastruktur-infrastruktur yang vital dan dapat menunjang perkembangan perekonomian di Indonesia. Salah satu sektor yang akan mendapatkan manfaat dari berkualitasnya insfrastruktur adalah usaha di bidang property terutama pada perumahan mewah atau real estate, insfrastruktur yang baik akan merangsang investor untuk berinvestasi di bidang ini, karena dengan infrastruktur yang baik diharapkan mampu menjadikan real estate bisa diterima oleh masyarakat, sehingga baik itu pengembang, investor, maupun masyarakat 6 dapat merasakan manfaat dari insfrastruktur yang berkualiatas. (Wibowo & Diyah Pujiati , 2011) Kondisi perekonomian dewasa ini relatif stabil dengan tingkat bunga dibawah 10 %, maka inflasi akan berada dibawah dua digit sehingga nilai tukar mata uang akan stabil (Wibawa,2013). Maka pilihan untuk berinvestasi pada sektor property adalah pilihan yang sangat tepat karena memiliki risiko keuangan yang sangat kecil bahkan menguntungkan. Hal ini dikaitkan dengan jumlah penduduk yang terus bertambah dan diiringi pertumbuhan tingkat ekonomi masyarakat sehingga bisnis pada sektor property terjadi peningkatan permintaan yang mengakibatkan pertumbuhan penjualan (sales growth) yang sangat potensial. Kondisi tersebut akan memberi pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan property untuk menghasilkan laba (profitabilitas). Profitabilitas yang tinggi akan meyakinkan para investor untuk berinvestasi membeli saham perusahaan property sehingga berdampak positif terhadap harga saham perusahaan tersebut. Harga saham merupakan indikator nilai perusahaan (value of the firm) semakin tinggi harga saham perusahaan memberikan informasi bahwa nilai perusahaan property juga semakin tinggi. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : 1) Apakah Risiko Keuangan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Perusahaan 2) Apakah Pertumbuhan Penjualan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Perusahaan ? 7 3) Apakah Risiko Keuangan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan ? 4) Apakah Pertumbuhan Penjualan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan ? 5) Apakah Profitabilitas Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan ? 1.3.Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh Risiko Keuangan terhadap Profitabilitas Perusahaan. 2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Profitabilitas Perusahaan. 3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh Risiko Keuangan terhadap Nilai Perusahaan 4) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan. 5) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh Profitabilitas Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah 1) Manfaat Teoritis Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam bentuk empiris kepada Ilmu Manajemen Keuangan tentang Pengaruh 8 Risiko Keuangan, Pertumbuhan Penjualan terhadap Profitabilitas Perusahaan dan Nilai Perusahaan 2) Manfaat Praktis - Bagi Emiten atau Manajemen Perusahaan, diharapkan dapat memberikan informasi sebagai dasar mengambil keputusan dalam meningkatkan profitabilitas perusahaannya. - Bagi Investor diharapkan dapat memberikan informasi sebagai dasar mengambil keputusan investasi di Pasar Modal. 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Nilai Perusahaan Tujuan akhir yang harus dicapai dari keseluruhan keputusan keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham (maximization wealth of stockholders) melalui memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan ini dipergunakan karena dengan memaksimumkan nilai perusahaan maka pemilik perusahaan menjadi lebih makmur ( Agus Sartono, 2001). Tujuan yang harus dicapai manajer keuangan bukan hanya memaksimumkan profit saja, melainkan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Tujuan meningkatkan nilai perusahaan harus melandasi segala bentuk keputusan yang diambil oleh manajemen perusahaan. Nilai perusahaan adalah harga suatu perusahaan yang bersedia dibayar oleh investor apabila dijual (Suad Husnan, 2005; Wiagustini,2010). Chandra (2007) memberikan pengertian nilai perusahaan Selanjutnya ( value of the firm ) adalah ukuran keberhasilan manajemen suatu perusahaan dalam menjalankan operasi bisnis di masa lalu dan prospek bisnis di masa yang akan datang untuk meyakinkan pemegang saham. Bagi perusahaan terbuka harga saham yang diperjualbelikan di pasar modal merupakan indikator nilai perusahaan. Keputusan keuangan secara tepat yang ditetapkan oleh manajer keuangan akan meningkatkan nilai perusahaan dan akan berdampak pada kemakmuran pemilik perusahaan tersebut. 2.2.Profitabilitas Perusahaan Profitabilitas Perusahaan adalah kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dengan modal yang digunakan ( Wiagustini, 2010). Pengukuran 10 kinerja keuangan tersebut meliputi hasil perhitungan rasio-rasio keuangan yang berdasarkan pada laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan dan telah diaudit oleh akuntan publik. Rasio-rasio keuangan dirancang untuk membantu para analis dalam mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangan ( Horne,2005 ). Analisis rasio keuangan pada dasarnya dilakukan karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan (Mamduh M. Hanafi & Abdul Halim. 2007:5). Ukuran profitabilitas terdiri dari berbagai macam seperti : laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi atau aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Horne (2005) mengatakan bahwa, rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis yaitu, rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan (margin laba kotor dan margin laba bersih) return on asset (ROA), dan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi yaitu return on equity (ROE). Wiagustini (2010) dalam mengukur profitabilitas digunakan return on investment (ROI) dan return on equity (ROE). ROI merupakan tingkat pengembalian atas investasi perusahaan pada aktiva. ROI sering disebut juga return on asset (ROA). ROA merupakan perbandingan laba bersih dengan jumlah aktiva perusahaan, sedangkan ROE merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan ekuitas yang akan diinvestasikan pemegang saham pada 11 perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam modal ekuitas untuk menghasilkan laba. 2.3. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan adalah ukuran mengenai besarnya pendapatan per saham perusahaan yang diperbesar oleh leverage. Tingkat pertumbuhan penjualan diwaktu yang akan datang merupakan ukuran sejauh mana laba per lembar saham bisa diperoleh dari pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland, 1992). Dalam Kaaro (2003) pertumbuhan penjualan mencerminkan prospek perusahaan dengan horison waktu yang lebih panjang dari profitabilitas tetapi lebih pendek dari pertumbuhan total aktiva. Pertama, pertumbuhan penjualan mencerminkan tingkat produktifitas terpasang siap operasi, kedua mencerminkan kapasitas saat ini yang dapat diserap pasar dan mencerminkan daya saing perusahaan dalam pasar. Peningkatan penjualan mencerminkan peningkatan penerimaan, sehingga hal ini paralel dengan pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal yang samasama memiliki pengaruh negatif. Tingkat pertumbuhan penjualan suatu perusahaan menjadi salah satu pertimbangan dalam kebijakan struktur modal. Menurut Brigham dan Houston(2001) perusahaan dengan tingkat penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Selain itu perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan lebih mudah untuk memperoleh hutang. 12 Weston dan Brigham (1993) mengatakan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Floating cost pada emisi saham biasa adalah lebih tinggi dibanding emisi obligasi Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang (obligasi) dibanding perusahaan yang lambat pertumbuhannya. Menurut Kaaro (2003) Pertumbuhan total aktiva cenderung berdampak positif terhadap leverage perusahaan. Konsep ini didasarkan pada dua argumentasi. Pertama, dengan pertumbuhan penjualan dari setiap upaya (termasuk biaya) yang dilakukan secara langsung membawa implikasi pada penerimaan, pertumbuhan aktiva perusahaan lebih mencerminkan horison waktu lebih panjang dari pertumbuhan penjualan. kedua, investasi pada aktiva membutuhkan waktu sebelum siap dioperasikan sehingga aktivitas yang dilakukan tidak langsung terkait dengan penerimaan. Peningkatan aktiva atau aset perusahaan dilakukan bila perusahaan terdapat prospek yang bagus. Kebutuhan dana internal tidak mencukupi akan mendorong perusahaan menggunakan hutang. Pertumbuhan aktiva cenderung berdampak positif terhadap struktur modal perusahaan. 2.4. Risiko Keuangan Menurut Husnan (2005) setiap perusahaan akan menghadapi risiko sebagai akibat dari dilakukannya operasi perusahaan, baik itu risiko bisnis maupun risiko hutang yang harus digunakan perusahaan. Perbedaan risiko bisnis tidak hanya berasal dari satu industri ke industri yang lainnya saja, melainkan antara perusahaan ke perusahaan dalam satu industri tertentu. Perusahaan yang mempunyai risiko tinggi karena harus membayar biaya bunga yang tinggi atas hutang, sedang disisi lain terdapat ketidakpastian dalam pengembalian aset. 13 Perusahaan sebaiknya menghindari kebangkrutan perusahaan dengan mengurangi penggunaan hutang (Yuniningsih, 2002). 2.5. Empiris Variabel Penelitian 2.5.1 Pengaruh Risiko Keuangan terhadap Profitabilitas Perusahaan Setiap perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan profit, salah satu cara yang umum adalah dengan menggunankan leverage. Menurut Modigliani dan Miller dalam Husnan (2002), dengan menggunakan sumber dana modal yang berasal dari hutang maka perusahaan punya kewajiban membayar bunga atas hutang tersebut sehingga akan mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak (bersifat tax deductable), dan bisa berakibat menaikkan profit. Menurut Weston dan Copeland (1997) apabila tingkat pengembalian atas aktiva (return) dari penggunaan hutang adalah lebih besar dari biaya hutang, maka leverage tersebut menguntungkan dan hasil pengembalian atas modal dengan penggunaan leverage juga meningkat, tetapi apabila hasil pengembalian atas aktiva lebih kecil daripada biaya hutang, maka leverage akan mengurangi tingkat pengembalian atas modal. Semakin besar penggunaan leverage semakin besar pula pengurangan tingkat pengembalian atas modalnya, sehingga leverage dapat digunakan untuk meningkatkan profitabilitas tetapi memiliki risiko akan meningkatkan kerugian di masa suram. Perusahaan akan menghadapi risiko sebagai akibat dari dilakukannya operasi bisnis, perusahaan yang mempunyai leverage tinggi akan berisiko tinggi karena harus membayar biaya bunga yang tinggi atas hutang, sedang di sisi lain terdapat ketidakpastian dalam pengembalian asset, semakin besar leverage yang digunakan oleh perusahaan makin besar pula naik turunnya profitabilitas. Agar 14 menghindari kebangkrutan perusahaan maka sebaiknya penggunaan leverage harus memperhatikan pecking order theory dan memperhatikan keimbangan dalam struktur modal. Menurut balancing theory , mengharuskan mempertimbangkan faktor-faktor : corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax. sehingga perusahaan dapat mempertimbangkan dalam memilih struktur modal tertentu, sejauh efek manfaat lebih besar , hutang akan ditambah,tetapi apabila pengorbanan karena hutang sudah lebih besar, maka hutang tak boleh lagi ditambah ( Husnan, 2002). Booth et al (2000) meneliti kaitan risiko keuangan dengan kinerja keuangan yang diukur dengan profitabilitas, ditemukan bahwa risiko keuangan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas karena perusahaan yang memiliki risiko keuangan meningkat akan mengalami kesulitan mendapatkan dana eksternal, sehingga menurunkan kinerja keuangannya dan Nilai Perusahaan. Temuan yang sama juga ditemukan oleh Chen (2003). dan Chandra (2007). 2.5.2 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhdap Profitabilitas Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari pertumbuhan aset yang dimiliki perusahaan . Aset menunjukkan aktiva yang digunakan dalam aktivitas operasional perusahaan, semakin besar aset diharapkan semakin besar hasil operasional dari perusahaan tersebut. Peningkatan aset disertai peningkatan hasil operasional akan semakin menambah kepercayaan investor terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan investor maka peluang untuk menambah leverage menjadi lebih mudah karena keyakinan kreditor dalam berinvestasi ke perusahaan didukung oleh besarnya aset yang dimiliki perusahaan. 15 Indikator pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari kenaikan penjualan dari tahun ke tahun. Perusahaan yang mempunyai laju pertumbuhan penjualan yang tinggi, didukung oleh modal yang cukup untuk pembelanjaan pengeluaran perusahaan. Perusahaan dengan pertumbuhan yang pesat cenderung memanfaatkan leverage yang lebih banyak daripada perusahaan dengan pertumbuhan lambat. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan dan laba yang tinggi akan cenderung menggunakan leverage sebagai sumber dana eksternal yang lebih besar dibandinkan dengan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang rendah. . Sugihen (2003) meneliti pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap kinerja keuangan, ditemukan bahwa pertumbunan penjualan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan yang diukur dari profitabilitas. Pada sisi lain Chandra (2007) menemukan Pertumbuhan penjualan hanya berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan pada perusahaan development board sedangkan untuk main board dan total board tidak signifikan. 2.5.3 Pengaruh Risiko Keuangan terhadap Nilai Perusahaan Berkaitan dengan faktor pajak maka nilai perusahaan atau harga saham dipengaruhi oleh struktur modal perusahaan teori tax saving financial costs (trade off theory) dari Franco Moligliani dan Merton Miller (1963). Penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan sampai pada pada suatu titik struktur modal yang optimal. Nilai perusahaan akan mulai menurun dengan semakin bertambahnya proporsi hutang dalam struktur modal. Hal ini diakibatkan oleh manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang menjadi lebih kecil dari biaya yang timbul atas penggunaan hutang tersebut ( Agus Sartono, 2001). 16 Menurut Husnan (2005) setiap perusahaan akan menghadapi risiko sebagai akibat dari dilakukannya operasi perusahaan, baik itu risiko bisnis maupun risiko hutang yang harus digunakan perusahaan. Perbedaan risiko bisnis tidak hanya berasal dari satu industri ke industri yang lainnya saja, melainkan antara perusahaan-perusahaan dalam satu industri tertentu. Perusahaan yang mempunyai risiko tinggi karena harus membayar biaya bunga yang tinggi atas hutang, sedang disisi lain terdapat ketidakpastian dalam pengembalian aset. Rayan,Kuben (2008), meneliti tentang Financial Leverage and Firm Value, ditemukan bahwa risiko keuangan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian yang sama juga terdapat dalam penelitian oleh Sudarma (2004) dan penelitian Chandra (2007). 2.5.4 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi perkembangan perusahaan. Bagi investor, pertumbuhan suatu perusahaan sebagai tanda dari perusahaan tersebut memiliki aspek yang menguntungkan, sedangkan bagi investor dari pertumbuhan perusahaan tersebut diharapkan memperoleh tingkat pengembalian ( rate of return) yang lebih baik atas investasi yang mereka lakukan (Kusumajaya, 2011). Sriwardany(2006), meneliti tentang dampak pertumbuhan penjualan terhadap perubahan harga saham, ditemukan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan harga saham sebagai indikasi bahwa informasi pertumbuhan perusahaan mendapatkan respon positif oleh investor sehingga harga saham naik dan identik dengan nilai perusahaan 17 meningkat. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Safrida, Eli (2008), menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Cheng et al (2010) yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara tingkat pertumbuhan penjualan (growth of sales) dengan nilai perusahaan (value of the firm). Adanya perbedaan hasil penelitian tersebut menarik untuk dicermati kembali.Penelitian ini membahas tentang pengaruh risiko keuangan dan pertumbuhan penjualan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan di perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 - 2012. 2.5.5 Pengaruh Profitabilitas Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dengan modal yang digunakan (Wiagustini,2010). Perusahaan yang dapat menciptakan profit atau laba yang besar berarti mampu menciptakan pendanaan internal yang dapat digunakan sebagai laba ditahan atau dividen. Penelitian oleh Ulupui (2007) menemukan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham satu periode ke depan,penelitian oleh Carlson dan Bathala (1997) dalam Suranta dan Pratana (2004) menemukan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, penelitian yang dilakukan oleh Kabajeh et al (2012) menemukan bahwa kinerja keuangan yang diukur dari Profitabilitas (Return On Asset, Return on Investment dan Return on Equity) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada Bursa Efek Yordania, penelitian oleh Hatta et al (2012) menemukan profitabilitas yang diukur dari Return On Asset berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan di Bursa Efek Indonesia dan hasil penelitian yang sama 18 juga ditemukan oleh Thim et al (2012) pada perusahaan properti di Pasar Modal Malaysia; Nirmala et al (2012) di Pasar Modal India dan Aras and Yilmaz (2008) di Pasar Modal berkembang Menurut Sujoko dan Soebintoro (2007) profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang menguntungkan sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat. Profitabilitas dalam teori ekonomi berhubungan positif dengan nilai perusahaan, yaitu semakin tinggi profitabilitas maka nilai perusahaan semakin tinggi atau semakin rendah profitabilitas maka nilai perusahaan juga semakin rendah. Penelitian-penelitian lain tentang profitabilitas menunjukkan hasil yang berbeda, seperti penelitian oleh Machfiro dan Eko Ganis (2012) menemukan bahwa profitabilitas yang diukur dari Return On Asset berpengaruh negatif terhadap harga saham yang merupakan proksi nilai perusahaan pada perusahaan food and Beverage di Bursa Efek Indonesia, hasil penelitian oleh Menaje (2012) juga menemukan hal yang sama pada perusahaan publik di Philipina dan penelitian oleh Atif Ali (2012) menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan Industri Manufaktur di Pasar Modal Pakistan. 19 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir dan Konseptual 3.1.1. Kerangka Berpikir Tujuan dari manajemen keuangan melalui alternatif-alternatif keputusan keuangannya meliputi : analisis investasi, manajemen modal kerja, sumber dan biaya modal, penentuan struktur modal, kebijakan dividen dan analisis risiko dan return (Agus Sartono, 2001 ) adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Proses terciptanya nilai perusahaan pada perusahaan terbuka dipengaruhi sejumlah faktor. Dalam penelitian ini akan dikaji faktor-faktor yang sangat rentan mempengaruhi terciptanya nilai perusahaan, antara lain:Profitabilitas Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan dan Risiko Keuangan. Kajian teoritis yang digunakan dan ditambah dengan kajian temuan studi empiris memberikan gambaran mengenai variabel dan keterkaitan antar variabel sehingga dapat dirumuskan hipotesis penelitian. Berdasarkan proses berpikir ini diharapkan mampu menghasilkan kajian tesis yang mampu memberikan kontribusi secara teoritis maupun praktis terkait nilai perusahaan property di Indonesia. Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan di halaman berikut. 3.1.2. Kerangka Konseptual Berdasarkan kerangka berpikir tersebut maka konsep yang mendasari penelitian ini adalah berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan empiris yang ada, akan dicoba untuk menguji signifikansi pengaruh Risiko Keuangan dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Profitabilitas Perusahaan dan nilai Perusahaan dengan kerangka konseptual sebagai berikut : 20 Gambar 3.1 Kerangka Proses Berpikir Risiko Keuangan H1 H3 Profitabilitas Pertumbuhan Penjualan H2 H5 Nilai Perusahaan H4 Gambar 3.2 Kerangka Konseptual Pengaruh Risiko Keuangan dan Pertumbunan Penjualan terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan 21 3.2. Hipotesis Penelitian 3.2.1 Pengaruh Risiko Keuangan terhadap Profitabilitas Apabila perusahaan memiliki risiko keuangan meningkat akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan dana eksternal, sehingga menurunkan Profitabilitas Perusahaan. Penelitian yang mengkaji kaitan Risiko Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan dengan menggunakan variabel-variabel yang mempengaruhi Kinerja Keuangan tersebut pernah dilakukan oleh : Booth et al (2000), didukung penelitian oleh Chen (2003) dan Chandra(2007) hasilnya bahwa Risiko Keuangan berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas.. Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H1: Risiko Keuangan berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas 3.2.2 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Profitabilitas Apabila penjualan meningkat maka peluang memperoleh laba juga lebih banyak. Sehingga pertumbuhan penjualan yang semakin meningkat akan dapat meningkatkan profitabilitas. Penelitian berkaitan dengan ini pernah dilakukan oleh Sugihen (2003) didukung pula oleh penelitian oleh Chandra (2007). Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H2: Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap Profitabilitas 3.2.3 Pengaruh Risiko Keuangan terhadap Nilai Perusahaan Bagi perusahaan-perusahaan Go Public di BEI untuk perusahaan papan atas (main board) penambahan hutang akan berdampak meningkatkan nilai perusahaan tetapi di sisi lain akan menaikan cost of debt sehingga menurunkan produktifitas aktiva yang akhirnya juga menurunkan nilai perusahaan. Jadi penggunaan hutang merupakan hal yang baik tetapi kalau berlebihan akan 22 menurunkan nilai perusahaan, sedangkan bagi perusahaan lapis kedua (development board), penambahan hutang tak banyak mempengaruhi nilai perusahaan bahkan menurunkan kinerja keuangan dan akhirnya menurunkan nilai perusahaan. Sesuai dengan pecking order theory, maka perusahaan dengan profitabilitas rendah akan mempunyai dana internal yang relatif sedikit sehingga memerlukan lebih banyak pendanaan eksternal, yang terutama berasal dari hutang, karena semakin rendah profitabilitas terkait dengan nilai perusahaan yang semakin rendah dan tingkat hutang yang semakin tinggi, akibatnya terdapat hubungan negatif antara tingkat hutang dan nilai perusahaan. Implikasi ini terdapat dalam penelitian oleh Sudarma (2004) , penelitian Chandra (2007) dan Rayan,Kuben (2008). Berdasarkan hal tersebut diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H3: Risiko Keuangan berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan. 3.2.4 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan Pertumbuhan penjualan adalah ukuran mengenai besarnya pendapatan per saham perusahaan yang diperbesar oleh leverage (Weston dan Copeland, 1997:35). Tingkat pertumbuhan penjualan di waktu yang akan datang merupakan ukuran sejauh mana laba per lembar saham bisa diperoleh dari pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland, 1996). Pertumbuhan penjualan mencerminkan prospek perusahaan dengan horison waktu yang lebih panjang dari profitabilitas tetapi lebih pendek dari pertumbuhan total aktiva. Pertama, pertumbuhan penjualan mencerminkan tingkat produktifitas terpasang siap 23 operasi, kedua mencerminkan kapasitas saat ini yang dapat diserap pasar dan mencerminkan daya saing dari perusahaan dalam persaingan pasar (Kaaro 2003). Penelitian berkaitan dengan ini pernah dilakukan oleh : Sriwardany(2006), menemukan bahwa pertumbuhan penjualan berdampak positif terhadap perubahan harga saham, Cheng et al (2010) yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara tingkat pertumbuhan penjualan (growth of sales) dengan nilai perusahaan (value of the firm). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Safrida, Eli (2008), menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H4 : Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan 3.2.5 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Secara fundamental profitabilitas perusahaan meningkat dapat meningkatkan nilai perusahaan, karena perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dapat meningkatkan permintaan sahamnya, kondisi ini akan berdampak pada kenaikan harga saham sehingga nilai perusahaan meningkat. Penelitian yang berkaitan dengan ini telah dilakukan oleh Ratnawati (2001) dan Indahwati (2004) dengan temuan variabel Profitabilitas Perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan development board sedangkan untuk main board dan total board tidak signifikan. Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H5: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan 24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian kausalitas yang akan menguji pengaruh Risiko Keuangan, Pertumbuhan Penjualan terhadap Profitabilitas Perusahaan dan Nilai Perusahaan pada perusahaan property yang terdaftar di BEI. 4.1.2 Ruang Lingkup Penelitian Lingkup penelitian ini adalah variabel-variabel yang mepengaruhi nilai perusahaan. Penelitian akan dilakukan pada perusahaan property yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010 – 2012. 4.2 Variabel Penelitian 4.2.1 Identifikasi Variabel Identifikasi variabel perlu dilakukan untuk memberikan gambaran dan acuan dalam penelitian. Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan, variabel-variabel dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1) Variabel eksogen Variabel eksogen dalam model jalur ialah semua variabel yang tidak ada penyebab-penyebab eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada anak-anak panah menuju ke arahnya, selain pada bagian kesalahan pengukuran, (Sarwono & Suhayati, 2010). Dalam penelitian ini variabel eksogen adalah: Risiko Keuangan (X1) dan Pertumbuhan penjualan (X2) . 2) Variabel endogen 25 Variabel endogen adalah variabel yang mempunyai anak panah menuju kearah variabel tersebut. Variabel yang mancangkup di dalamnya adalah mencangkup variabel perantara dan tergantung/terikat. Variabel perantara endogen mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya dan dari arah variabel tersebut dalam suatu model diagram jalur (Sarwono & Suhayati, 2010). Variable perantara adalah Profitabilitas (X3). Sedangkan variabel tergantung/terikat mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya, yang dijadikan variabel tergantung/terikat adalah Nilai Perusahaan (Y). 4.2.2 Definisi Operasional Variabel 1) Nilai Perusahaan ( Y ) Nilai Perusahaan merupakan ukuran keberhasilan manajemen dalam operasi dimasa lalu dan prospek yang akan dihadapi di masa yang akan datang sehingga meyakinkan para pemegang saham. Menurut Brighmam & Houston (2001) , analisis rasio dalam penilaian market value, dapat dilakukan dengan price book value ratio (PBVR atau PBV), price earning ratio (PER), market book ratio (MBR), deviden yield ratio dan deviden payout ratio (DPR). Dalam penelitian ini nilai perusahaan akan dipilih menggunakan PBV, dimana rasio PBV ini dirumuskan sebagai berikut : PBV = Keterangan : = harga pasar saham BVS (book value per share) = nilai buku per lembar saham 26 PBV menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan nilai relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Berdasarkan formula PBV dapat diamati bahwa rasio PBV yang tinggi berarti harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku per lembar saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi keuntungan yang akan diperoleh oleh pemegang saham. Keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham membuat nilai perusahaan tersebut juga semakin tinggi bagi para investor saham. Ukuran variabel Nilai Perusahaan dalam penelitian ini adalah kenaikan / penurunan dari Price to Book Value (PBV) dalam Summary of Financial Statement yang dipublikasikan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dari tahun 2010 – 2012. Nilai Perusahaan dirumuskan sebagai berikut : Y = PBV dalam satuan rasio 2) Risiko Keuangan ( X1 ) Risiko Keuangan dapat digambarkan dengan seberapa sensitive earning per share ( EPS ) akibat adanya perubahan dari EBIT. Ukuran yang digunakan adalah perubahan EPS dibagi dengan perubahan pada EBIT dari tahun 2010 – 2012. Variabel ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Prasad et al (1997) dan Sudarma ( 2004) Risiko Keuangan dirumuskan sebagai berikut: X1 = = dalam satuan rasio 27 3) Pertumbuhan Penjualan ( X2 ) Pertumbuhan Penjualan akan menggambarkan pertumbuhan penjualan perusahaan yang akan mempengaruhi struktur perusahaan dan profitabilitas perusahaan serta nilai perusahaan. Ukuran yang digunakan adalah dengan menghitung proporsi kenaikan atau penurunan penjualan dari tahun 2010 – 2012. Penelitian dengan variabel ini merujuk penelitian oleh Chathoch (2003), Tian Pao et al (2003), Eldomiaty ( 2003), Bunkanwanicha et al ( 2003) Pertumbuhan Penjualan dirumuskan sebagai berikut : X2 = dalam satuan rasio 4) Profitabilitas Perusahaan ( X3 ) Kinerja Keuangan adalah ukuran keberhasilan dari operasi perusahaan tersebut melalui keputusan-keputusan yang telah dibuat oleh manajemen perusahaan secara terus menerus. Kinerja Keuangan dapat digambarkan dengan indikator ROA (return on Assets). ROA menunjukkan besarnya laba yang dihasilkan dari investasi setiap rupiah aktiva perusahaan. Ukuran yang dipakai rasio ini adalah laba bersih dibagi dengan jumlah aktiva dari tahun 2010 – 2012. Penelitian variabel ini merujuk pada penelitian oleh Booth et al, (2000), Sugihen (2003), Tien Pao et al (2003) dan Buncanwanicha et al, ( 2003). Profitabilitas dirumuskan sebagai berikut : X3 = ROA = dalam satuan rasio 28 4.3 Pengumpulan Data 4.3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa data dalam bentuk angka-angka dan dinyatakan dalam satuan hitung yang bisa diolah dengan teknik yang relevan. Data Kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan, laporan perdagangan saham dan laporan pemegang saham perusahaan yang dipublikasikan pada pusat informasi pasar modal periode 2010 – 2012 yang diunduh dari http://www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). 4.3.2 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap periode tahun 2010–2012, jumlahnya sebanyak 26 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan secara sensus yaitu mengambil seluruh populasi yang ada untuk diteliti. 4.3.3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah nonparticipant observation yaitu peneliti tidak ikut terlibat dalam pengumpulan data tetapi hanya sebagai pengamat independent ( Sugiyono, 2004). Pada penelitian ini hanya melakukan observasi pada laporan keuangan, laporan perdagangan saham, laporan pemegang saham dari perusahaan-perusahaan property yang dimaksud yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010 – 2012. 29 4.4 Metode Analisis Data Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis penelitian terlihat bahwa hubungan antara variabel yang menjadi fokus penelitian ini secara keseluruhan menunjukkan hubungan kausal kompleks dan berjenjang. Hubungan ini melibatkan variabel endogen yaitu profitabilitas dan nilai perusahaan; variabel eksogen yaitu Risiko Keuangan dan Pertumbuhan penjualan. Permasalahan yang memiliki karakteristik hubungan berjenjang dan jenis variabel semacam tersebut, maka teknik analisis yang dapat dipergunakan adalah menggunakan persamaan silmutanus dengan teknik estimasi path analysis (Hair et al, 2006). Program aplikasi SPSS versi 17.0 digunakan untuk membantu dalam menganalisis data yang digunakan dalam penelitian. 4.4.1 Analisis Jalur (Path Analysis) Teknik analisis yang dipergunakan untuk menjawab masalah adalah analisis jalur (path analysis). Dalam analisis jalur terdapat suatu variabel yang berperan ganda yaitu sebagai variabel independent pada suatu hubungan, namun menjadi variabel dependent pada hubungan lain mengingat adanya hubungan kausalitas yang berjenjang. Variabel tersebut dinamakan sebagai variabel intervening. Ferdinand (2002:179), pengaruh kausal antar variabel dapat dibedakan menjadi tiga yaitu (1) pengaruh kausal langsung adalah pengaruh satu variabel eksogen terhadap variabel endogen yang terjadi tanpa melalui variabel endogen yang lain; (2) pengaruh kausal tidak langsung adalah pengaruh satu variabel eksogen terhadap variabel endogen lain yang terdapat dalam satu model kausalitas 30 yang sedang dianalisis melalui variabel intervening; (3) pengaruh kausal total adalah jumlah dari pengaruh kausal langsung dan pengaruh kausal tidak langsung. Solimun (2002), menyusun langkah-langkah dalam analisis jalur (Path Analysis) sebagai berikut: 1) Merancang model berdasarkan konsep dan teori. Berdasarkan hubungan antar variabel secara teoritis dapat dibuat model dalam bentuk diagram path sebagai berikut: Risiko Keuangan (X1) e2 b3 b1 e1 Profitabilitas (X3) b5 Nilai Perusahaan (Y) b2 Pertumbuhan Penjualan (X2) b4 Gambar 4.1 Diagram Jalur Pengaruh Risiko Keuangan dan Pertumbunan penjualan terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Model dalam Gambar 4.1 dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sehingga membentuk sistim persamaan. Sistim persamaan ini ada yang menamakan sistem persamaan simultan, atau ada juga yang menyebut model struktural. (a) Hubungan kausal antara variabel X1, X2 dan X3 X3= b1X1+b2X2 +e1 …………………………………………... (1) Keterangan : 31 X3 b1 b2 X1 X2 e1 = Profitabilitas = Koefisien jalur X1 dan X3 = Koefisien jalur X2 dan X3 = Risiko Keuangan = Pertumbuhan penjualan = error (b) Hubungan kausal antara variabel X1, X2, X3 dan Y Y= b3X1+b4X2+b5 X3+e2………………………..…..………...... (2) Keterangan : Y = Nilai Perusahaan b3 = Koefisien jalur X1 dan Y b4 = Koefisien jalur X2 dan Y b5 = Koefisien jalur X3 dan Y X1 = Risiko Keuangan X2 = Pertumbuhan penjualan X3 = Profitabilitas e2 = error 2) Pemeriksaan terhadap asumsi-asumsi yang melandasi analisis path. Asumsi yang melandasi adalah : (a) Di dalam model analisis path, hubungan antar variabel adalah linier dan aditif. (b) Hanya model rekursif yang dipertimbangkan, yaitu hanya sistem aliran kausal ke satu arah. Model yang mengandung kausal respirokal tidak dapat dilakukan analisis path. (c) Variabel endogen minimal dalam skala ukuran interval. (d) Observed variables diukur tanpa kesalahan. (e) Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan. 3) Pendugaan parameter atau perhitungan koefisien path. Perhitungan koefisien pada gambar diagram path. 32 (a) Unsur anak panah bolak-balik koefisiennya merupakan koefisien korelasi r. (b) Untuk anak panah satu arah digunakan perhitungan regresi variabel dibakukan secara parsiil pada masing-masing persamaan. Metode yang digunakan adalah OLS (Ordinary Least Square) yaitu model metode kuadrat terkecil biasa. Hal ini dapat dilakukan mengingat modelnya rekursif. Berdasarkan hasil perhitungan regresi akan diperoleh koefisien path secara langsung. Di dalam analisis path, disamping ada pengaruh langsung juga terdapat pengaruh tidak langsung dan pengaruh total. Koefisien bi dinamakan koefisien path secara langsung. Pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung dan pengaruh total disajikan dalam tabel 4.1. Tabel 4.1 Pengaruh Langsung, Pengaruh Tak Langsung dan Pengaruh Total Pengaruh Variabel Pengaruh Langsung X1X3 b1 Pengaruh Tidak Langsung (Melalui Profitabilitas) - X2X3 b2 - b2 X1Y b3 b1X b5 b3+( b1X b5) X2Y b4 b2X b5 b4+( b2X b5) X3Y b5 - b5 Pengaruh Total b1 Catatan : X1 = Risiko Keuaangan , X2 = Pertumbuhan Penjualan X3 = Profitabilitas dan Y = Nilai Peruasahaan Pendugaan parameter dengan metode OLS (Ordinary Least Squere), dimana keseluruhan proses perhitungan path analysis dilakukan dengan program SPSS versi 17.0 untuk menghitung analisis regresi yang 33 dilakukan pada masing-masing persamaan secara parsiil. Pemeriksaaan validitas atau kesalahan model tergantung dari terpenuhi atau tidaknya asumsi yang melandasinya. Terdapat dua indikator validitas model dalam analisis jalur yaitu dengan menggunakan koefisien determinasi total dan theory trimming sebagai berikut : a) Koefisien Determinasi Total Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan : R2m = 1-P2e1P2e2…P2ei Dalam hal ini interpetasi terhadap R2m sama dengan interpretasi koefisien determinasi (R2) pada analisa regresi. Pe1 merupakan standard error of estimate dari model regresi dihitung dengan rumus. Pei = b) Theory Triming Uji validitas koefisien path pada setiap jalur untuk pengaruh langsung adalah sama dengan pada regresi, menggunakan nilai p dan uji t, yaitu pengujian koefisien regresi variabel yang dibakukan secara parsiil. Berdasarkan theory triming , maka jalur-jalur yang nonsignifikan dibuang sehingga diperoleh model yang didukung oleh data empirik. Langkah terakhir di dalam analisis jalur adalah dengan melakukan interpretasi hasil analisis yaitu menentukan jalur-jalur pengaruh yang signifikan dan mengidentifikasi jalur yang pengaruhnya lebih kuat, yaitu dengan membandingkan besarnya koefisien jalur yang terstandar. 34 4.4.2 Pengujian kesesuaian Model: Koefisien Q Uji kesesuaian model (goodness of fit test) dimaksudkan untuk menguji apakah model yang diusulkan memiliki kesesuaian (fit) dengan data atau tidak. Shumacker dan Lomax (1996) serta Riduwan dan Engkos (2008) menyatakan bahwa dalam analisis jalur untuk suatu model yang diusulkan dikatakan fit dengan data apabila matriks korelasi sampel tidak jauh berbeda dengan matriks kolerasi estimasi (reproduced correlation matrix) atau korelasi yang diharapkan (expected correlation matrix). Hal ini dapat digunakan uji statistik kesesuaian model koefisien Q dengan rumus : – Keterangan : Q = Koefisien Q R2m = 1 – (1 – R21)(1 – R22) M = R2m setelah dilakukan trimming =1 – (1 – R21)(1 – R2triming) Apabila Q =1 mengindikasikan model fit sempurna. Jika Q < 1, untuk menentukan fit tidaknya model maka statistik koefisien Q perlu diuji dengan statistik W yang dihitung dengan rumus : Whitung= - (N – d) Ln Q Keterangan : N = menunjukan ukuran sampel d = banyaknya koefisien jalur yang tidak signifikan sama dengan degree of freedom = derajat bebas. 2 R m = koefisien determinasi multiple untuk model yang diusulkan. M =menunjukan koefisien determinasi multiple setelah koefisien jalur yang tidak signifikan dihilangkan. Setelah diperoleh nilai Whitung, maka untuk menentukan fit tidaknya model maka digunakan metode statistik W dan Chi square. Dalam metode statistik W dan Chi Square berlaku hipotesa sebagai berikut : 35 a) Hipotesis nol (H0) menyatakan tidak ada perbedaan matriks korelasi sampel dengan matriks korelasi estimasi apabila nilai Whitung < Chi Square b) Hipotesis satu (H1) menyatakan ada perbedaan matriks korelasi sample dengan matriks korelasi estimasi, H0 ditolak karena Whitung > Chi Square. Berdasarkan hipotesa diatas untuk pengujian fit model akan dilakukan dalam tiga tahapan : pertama melakukan penghitungan Nilai Whitung , kedua mencari nilai Chi square dari tabel dan ketiga menyimpulkan fit data dengan membandingkan Nilai Whitung dengan Nilai Chi Square 36 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Model dan Deskripsi Variabel Penelitian Langkah pertama di dalam analisis path adalah merancang model berdasarkan konsep dan teori untuk menjawab permasalahan penelitian. Model hipotetik yang dibangun atas variabel-variabel Risiko Keuangan, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas dan Nilai Perusahaan adalah sebagai berikut : Risiko Keuangan (X1) e2 b3 b1 e1 Profitabilitas (X3) b5 Nilai Perusahaan (Y) b2 Pertumbuhan Penjualan (X2) b4 Gambar 5.1 Model hipotetik penelitian Berdasarkan model penelitian diatas dapat dirumuskan persamaan model struktural sebagai berikut : X3= b1X1+b2X2 +e1 dan Y= b3X1+b4X2+b5 X3+e2. Variabel Nilai Perusahaan (Y) dioperasikan sebagai variabel endogen yang diproksikan dengan nilai hasil pembagian harga saham (t+1) / nilai buku saham(t). Variabel Profitabilitas (X3) dioperasikan sebagai variabel endogen dan intervening yang diproksikan dengan Return on Asset ( ROA).Variabel Pertumbuhan Penjualan (X2) dioperasikan sebagai variabel eksogen yang diproksikan nilai hasil pembagian delta penjualan /penjualan(t). Variabel Risiko 37 Keuangan (X1) dioperasikan sebagai variabel eksogen yang diproksikan dengan nilai hasil pembagian delta EPS/delta EBIT. Statistik deskriptif masing-masing variabel dapat dilihat pada table 5.1 berikut : Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Variabel Risiko Keuangan, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas dan Nilai Perusahaan N Minimum Maximum RISIKO 52 -.003286 .001888 .00028469 .000687254 PERTUMBUHAN 52 -.604230 1.230156 .20611330 .419215283 PROFITABILITAS 52 -9.690000 16.870000 5.17442308 5.491026695 NILAI 52 Valid N (listwise) 52 .220000 Mean Std. Deviation 3.840000 1.49365385 1.003441194 Sumber : lampiran 2 . Statistik Deskriptif Berdasarkan tabel 5.1 dan lampiran 1 dapat dirumuskan bahwa selama periode 2010 sd 2012 sebagai berikut : variabel Risiko Keuangan memiliki mean sebesar 0,00028 per tahun dan standar deviasi 0.00069 ( variasi Risiko Keuangan dari rata-ratanya sebesar 0,00069). Risiko Keuangan minimum selama pengamatan yaitu pada PT RBMS sebesar -0,00329 Risiko Keuangan maksimum yaitu pada PT LPCK sebesar 0,00189. Variabel Pertumbuhan Penjualan memiliki mean sebesar 0,20611330 per tahun dan standar deviasi 0,419215283 ( variasi Pertumbuhan Penjualan dari rataratanya sebesar 0,419215283). Pertumbuhan Penjualan minimum selama pengamatan yaitu pada PT BKDP sebesar -0,60423. Pertumbuhan Penjualan maksimum yaitu pada PT LPCK sebesar 0,97628 . Variabel Profitabilitas memiliki mean sebesar 5,17442308 per tahun dan standar deviasi 5,491026695(variasi Profitabilitas dari rata-ratanya sebesar 38 5,491026695). Profitabilitas minimum selama pengamatan yaitu pada PT.RBMS sebesar -9,690000.Profitabilitas maksimum yaitu pada PT SSIA sebesar 16,87000. Variabel Nilai Perusahaan memiliki mean sebesar 1.49365385per tahun dan standar deviasi 1.003441194 ( variasi Nilai Perusahaan dari rata-ratanya sebesar 1.003441194). Nilai Perusahaan minimum selama pengamatan yaitu pada PT RBMS sebesar 0,220000. Nilai Perusahaan maksimum yaitu pada PT.JRPT sebesar 3.840000 5.1.2 Pemeriksaan Asumsi Linearitas pada Analisis Jalur ( Path analysis ) Pemeriksaan terhadap pemenuhan asumsi-asumsi yang melandasi analisis jalur : a) Pengujian asumsi linearitas terhadap hubungan antar variabel dalam model struktural dilakukan dengan metode Curve Fit, dihitung dengan bantuan software SPSS 17. Hasil pengujian secara lengkap pada Tabel 5.2 Tabel 5.2 Hasil Pengujian Asumsi Linearitas Keterangan Variabel Bebas Variabel Terikat Hasil Pengujian Risiko Keuangan(X1) Profitabilitas(X3) .002 Model linier signifikan Pertumbuhan Penjualan(X2) Profitabilitas(X3) .010 Model linier signifikan Risiko Keuangan(X1 ) Nilai Perusahaan(Y) .943 Model linier tidak signifikan Pertumbuhan Penjualan(X2) Nilai Perusahaan(Y) .315 Model linier tidak signifikan Profitabilitas (X3) Nilai Perusahaan(Y) .001 Model linier signifikan Sumber: Lampiran 3 ( signifikan jika < 0,05) 39 b) Model bersifat rekursif yaitu sistem aliran causal ke satu arah. c) Variabel endogen telah dibuat dalam skala ukur interval, dimana data-data input dari variabel-variabel endogen, eksogen maupun intervening telah dikalkulasikan dari data laporan keuangan setiap perusahaan property ke dalam bentuk data rasio. d) Instrument pengukuran valid dan reliable dengan melakukan download dari www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dari tahun 2010 – 2012. e) Model telah dianalisis / diidentifikasi dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan. 5.1.3 Hasil Pengujian Hipotesis Langkah ketiga dalam analisis path adalah perhitungan koefisien path. Karena anak panah satu arah (rekursif) maka digunakan perhitungan regresi variabel dibakukan, secara parsiil pada masing-masing persamaan. Dengan metode OLS akan diperoleh koefisien path pengaruh langsung. Pendugaan Hipotesis diuji dengan t-test pada masing-masing jalur pengaruh langsung secara parsial. Hasil analisis secara lengkap terdapat dalam hasil analisis jalur (dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5). Di dalam analisis path terhadap model hipotetis diatas akan dapat dihitung besarnya koefisien – koefisien pengaruh tidak langsung dan pengaruh total dari jalur rekursif yang ada setelah diketahui koefisien pengaruh langsungnya. Tabel 5.3 menyajikan hasil pengujian hipotesis pengaruh langsung, pengaruh tak langsung dan pengaruh total risiko keuangan dan pertumbuhan penjualan terhadap nilai perusahaan : 40 Tabel 5.3 HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS (Sumber: Lampiran 4 dan 5). Pengaruh Variabel Pengaruh Langsung Sig X1X3 0,469 0,000 Pengaruh Tidak Langsung (Melalui Profitabilitas) Pengaruh Total Keterangan - 0,469 Risiko keuangan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas X2X3 0,409 0,001 - 0,409 Pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas X1Y 0,091 0,469x0,591 -0,250+0,277 = 0,277 =0,027 Risiko keuangan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas mampu memediasi pengaruh risiko keuangan terhadap nilai perusahaan X2Y 0,495 0,409x0,591 -0,097+0,242 Pertumbuhan penjualan = 0,242 =0,145 berpengaruh negatif tak signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas mampu memediasi pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap nilai perusahaan X3Y 0,591 0,000 - 0,591 Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan Keterangan : X1 = Risiko keuangan X2 = Pertumbuhan penjualan X3 = Profitabiltias Y = Nilai Perusahaan = Non Signifikan Pengaruh tak langsung X1Y = b1 x b5 Pengaruh tak langsung X2Y = b2 x b5 Pengaruh Total = Pengaruh langsung + Pengaruh tak langsung 41 Berdasarkan tabel diatas , dapat dibuat persamaan regresi untuk struktur 1 yaitu tentang pengaruh Risiko keuangan (X1) dan Pertumbuhan penjualan (X2) terhadap Profitabilitas (X3) sebagai berikut: X3 = 0,469 X1 + 0,409 X2 + e1 Besarnya nilai error term (e1) dapat diketahui dengan mengambil nilai = 0,343 dari lampiran 4 , maka : e1 1 R 2 e1 1 0,343 e1 0,8106 Berdasarkan analisis pada Lampiran 5 , dapat dibuat persamaan regresi untuk struktur 2 yaitu tentang pengaruh Risiko keuangan (X1), Pertumbuhan penjualan (X2) dan Profitabilitas (X3) terhadap Nilai perusahaan (Y) sebagai berikut: Y = -0,250 X1 – 0,097 X2 + 0,591 X3 + e2 Besarnya nilai error term (e2) dapat diketahui dengan mengambil nilai = 0,250 dari lampiran 5 , maka : e2 1 R 2 e 2 1 0,250 e 2 0,866 Hasil perhitungan-perhitungan diatas memberikan hasil pengujian hipotesis sesuai model sebagai berikut : 42 RISIKO KEUANGAN (X1) -0,250(ns) 0,469(s) PROFITABILITAS (X3) e1=0,8106 0,591(s) NILAI PERUSAHAAN (Y) 0,409(s) e2=0,866 -0,097(ns) PERTUMBUHAN PENJUALAN (X2 ) 0,872 Keterangan: (s) = jalur signifikan, (ns) = jalur nonsignifikan Gambar 5.2 DIAGRAM JALUR PENGARUH LANGSUNG Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara statistik pada Tabel 5.3 dan Gambar 5.2, maka didapatkan sebagai berikut : 1. Risiko keuangan (X1) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (X3). Hasil analisis diperoleh koefisien jalur sebesar 0,469 dengan p= 0,000 sehingga dikatakan signifikan. Mengingat koefisien jalur bertanda positif, dapat diartikan bahwa semakin bertambah Risiko keuangan (X1) maka Profitabilitas (X3) semakin meningkat. 2. Pertumbuhan penjualan (X2) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (X3). Hasil analisis diperoleh koefisien jalur sebesar 0,409 dengan p= 0,001 sehingga dikatakan signifikan. Mengingat koefisien jalur bertanda positif, dapat diartikan bahwa semakin bertambah pertumbuhan penjualan (X2) maka Profitabilitas (X3) semakin meningkat. 3. Profitabilitas (X3) berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y). Hasil analisis diperoleh koefisien jalur sebesar 0,591 dengan p= 0,000 43 sehingga dikatakan signifikan. Mengingat koefisien jalur bertanda positif, dapat diartikan bahwa semakin tingggi Profitabilitas (X3) maka Nilai Perusahaan (Y) semakin tinggi. 4. Risiko keuangan (X1) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y). Hasil analisis diperoleh koefisien jalur sebesar -0,250 dengan p= 0,091 sehingga dikatakan tidak signifikan. Hasil ini diartikan bahwa semakin tingggi risiko keuangan (X1) maka semakin rendah nilai perusahaan(Y), atau semakin rendah risiko keuangan (X1) maka semakin tinggi nilai perusahaan (Y). Tetapi karena tingkat signifikansi (p) > 0,05 maka perubahan risiko keuangan (X1) tidak akan berpengaruh langsung secara signifikan menjadikan nilai perusahaan (Y) semakin rendah atau semakin tinggi. 5. Pertumbuhan penjualan (X2) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y). Hasil analisis diperoleh koefisien jalur sebesar -0,097 dengan p= 0,495 sehingga dikatakan tidak signifikan. Mengingat koefisien jalur bertanda negatif , dapat diartikan bahwa semakin tingggi Pertumbuhan penjualan (X2) maka nilai perusahaan (Y) semakin rendah atau sebaliknya semakin rendah pertumbuhan penjualan (X2) semakin tinggi nilai perusahaan(Y). Tetapi karena tingkat signifikansi sangat jauh dari batas validitas yaitu (p=0,495) >> (p sig =0,05), maka perubahan pertumbuhan penjualan (X2) tidak akan berpengaruh langsung secara signifikan menjadikan nilai perusahaan (Y) semakin rendah atau semakin tinggi. 5.1.4 Pemeriksaan Validitas Model 44 Dalam pemeriksaan validitas atas sahih tidaknya analisa dalam memenuhi asumsi-asumsi yang melandasi analisis path, digunakan dua indikator validitas model yaitu : Koefisien Determinasi Total dan Theory Trimming. a) Koefisien Determinasi Total Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan : R2m = 1-P2e1 P2 …P2 Dalam hal ini interpetasi terhadap R2m sama dengan interpretasi koefisien determinasi (R2) pada analisa regresi. Pe1 merupakan standard error of estimate dari model regresi dihitung dengan rumus yang telah dihitung dengan rumus Pei = yaitu e1 1 0,343 e1 0,8106 dan e 2 1 0,250 e 2 0,866 maka diperoleh koefisien determinasi total : R2m = 1- = 1 - 0,49275 = 0,50725 = 51% , artinya keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model tersebut adalah sebesar 51%, sedangkan 49 % dijelaskan oleh variabel lain (yang belum terdapat di dalam model ) dan error b) Theory Triming Berdasarkan theory trimming, maka jalur yang non signifikan dibuang sehingga diperoleh model yang didukung data empirik. Gambar diagram jalur beserta koefisien signifikansi sebagai berikut : 45 RISIKO KEUANGAN (X1) 0,469(s) (s) PROFITABILITAS 0,591 NILAI (X3) PERUSAHAAN (Y) e1=0,8106 0,409(s) e2=0,866 PERTUMBUHAN PENJUALAN (X2 ) 0,872 Gambar 5.3 DIAGRAM JALUR SETELAH DILAKUKAN TRIMING 5.1.5 Interpretasi hasil Pemeriksaan Validitas Model Interpretasi dari hasil analisis path dilakukan dengan memperhatikan hasil validitas model dan menentukan jalur-jalur pengaruh yang signifikan dan mengidentifikasi jalur yang pengaruhnya lebih kuat, yaitu dengan membandingkan besarnya koefisien jalur yang terstandar. Dengan memperhatikan hasil validitas model, diperoleh informasi sebagai berikut : a) Berdasarkan koefisien determinasi total, diperoleh bahwa model dapat menjelaskan informasi yang terkandung di dalam data sebesar 51 %. Angka ini cukup besar sehingga layak dilakukan interpretasi lebih lanjut. Kemungkinan ada variabel lain yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang belum disebutkan dalam model risiko keuangan menuju nilai perusahaan dan pertumbuhan penjualan menuju nilai perusahaan melalui Profitabilitas. 46 b) Dengan memperhatikan pengaruh total dari setiap variabel eksogen yang mempunyai pengaruh kausal ke variabel endogen, diperoleh informasi sebagai berikut : Pengaruh total Risiko Keuangan terhadap Nilai Perusahaan merupakan pengaruh tak langsung sebesar = 0,469 x 0,591 = 0,277, sedangkan pengaruh total Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan merupakan pengaruh tak langsung sebesar = 0,409 x 0,591= 0,242. Dari besarnya koefisien pengaruh total dari kedua jalur tersebut, maka dapat dibandingkan bahwa pengaruh total risiko keuangan terhadap nilai perusahaan melalui profitabiltas lebih besar dari pada pengaruh total pertumbuhan penjualan terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas ( 0,277 > 0,242). 5.1.6 Pengujian Kesesuaian Model (Goodness of Fit Model) Uji kesesuaian model (goodness of fit test) dimaksudkan untuk menguji apakah model yang diusulkan memiliki kesesuaian (fit) dengan data atau tidak. Shumacker dan Lomax (1996) serta Riduwan dan Engkos (2008) menyatakan bahwa dalam analisis jalur untuk suatu model yang diiusulkan dikatakan fit dengan data apabila matriks korelasi sampel tidak jauh berbeda dengan matriks korelasi estimasi (reproduced correlation matrix) atau korelasi yang diharapkan (expected correlation matrix). Hal ini dapat digunakan uji statistik kesesuaian model koefisien Q dengan rumus: Q Keterangan : Q = koefisien Q R2m= 1 –(1-R21)(1-R22) M = R2m setelah dilakukan triming. 1 R 2m 1- M 47 Apabila Q=1 mengindikasikan model fit sempurna. Jika Q < 1, untuk menentukan fit tidaknya model maka statistik koefisien Q perlu diuji dengan statistik W yang dihitung dengan rumus: Whitung = -(N-d)Ln Q Keterangan: N = ukuran sampel d = banyaknya koefisien jalur yang tidak signifikan sama dengan degree of freedom Koefisien determinasi multiple untuk model yang diusulkan dari diagram jalur tersebut diperoleh nilai sebagai berikut: R21 = 0,343 (Lampiran 4) R22 = 0,250 (Lampiran 5) R2 m = 1 – ( 1 – Koefisien ) = 1 – (0,657)(0,750) = 1 – 0,49275=0,50725 determinasi untuk model setelah koefisien jalur tidak signifikan dikeluarkan ( trimming)adalah: R21 = 0,343 (Lampiran 4) R22triming = 0,203 (Lampiran 6) M = R2m setelah dilakukan triming , M = 1 – ( 1 – 0,343 ) = 1-(0,657)(0,797) = 1 – 0,523629 = 0,476371 Berdasarkan data diatas, besarnya nilai Q adalah : 48 Q 1 R 2 m 1 0,50725 0,49275 0,941028atau Q 1 1- M 1 0,476371 0,523629 Karena diperoleh nilai Q < 1, maka untuk menentukan fit tidaknya model digunakan metode statistik W dan Chi square. Dalam metode statistik W dan Chi Square berlaku hipotesa sebagai berikut : a) Hipotesis nol (H0) menyatakan tidak ada perbedaan matriks korelasi sampel dengan matriks korelasi estimasi. (Whitung < Chi Square ) b) Hipotesis satu (H1) menyatakan ada perbedaan matriks korelasi sample dengan matriks korelasi estimasi. (H0 ditolak karena Whitung > Chi Square ) Berdasarkan hipotesa diatas untuk pengujian fit model akan dilakukan dalam tiga tahapan : pertama melakukan penghitungan Nilai Whitung , kedua mencari nilai Chi square dari tabel dan ketiga menyimpulkan fit data dengan membandingkan Nilai Whitung dengan Nilai Chi Square : 1) Langkah pertama : Nilai Whitung = -(N-d)Ln Q Karena ada 52 data dan terdapat 2 jalur yang tak signifikan maka N=52 dan d = 2 , maka : Nilai Whitung = -(52-2)Ln Q = -(50Ln 0,941028) = - (50) ( -0,060782384) Nilai Whitung = 3,039119213 2) Langkah kedua : menggunakan tabel distribusi untuk menemukan nilai Chi Square . Karena ada 2 jalur tidak signifikan maka dk = 2, dan untuk tingkat signifikansi =0,05 maka diperoleh nilai Chi square =5,991. 49 3) Langkah ketiga adalah menyimpulkan fit data : Dari hasil perhitungan diperoleh Nilai Whitung (=3,039119213) < Chi square (=5,991) maka Ho diterima, artinya dalam analisis jalur untuk suatu model yang diiusulkan dikatakan fit dengan data karena matriks korelasi sampel tidak jauh berbeda dengan matriks korelasi estimasi (reproduced correlation matrix) atau korelasi yang diharapkan (expected correlation matrix). 5.2 Pembahasan Penelitian 5.2.1 Pengaruh Risiko Keuangan terhadap Profitabilitas Penelitian ini menemukan bahwa risiko keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap pofitabilitas sehingga dengan bertambahnya risiko keuangan pada perusahaan property maka profitabiltas perusahaan juga akan meningkat. Makin besar risiko keuangan yang dihadapi dalam menjalankan bisnis property maka peluang mendapatkan keuntungan bagi perusahaan tersebut juga semakin tinggi (high risk high return ). Semakin baik manajemen perusahaan menangani risiko keuangan sebagai akibat dilakukannya operasi perusahaan, baik itu risiko bisnis maupun risiko hutang yang harus digunakan oleh perusahaan, maka akan semakin produktif dalam melakukan pengelolaan financial untuk meningkatkan laba sehingga meningkatkan profitabilitas yang merupakan indikator keberhasilan operasi perusahaan. Hal ini berlawanan dengan penelitian sebelumnya oleh Booth et al (2000) dan juga penelitian oleh Chen (2003). Dimana pada hipotesanya menyatakan risiko keuangan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan, dengan argumentasi bahwa perusahaan yang memiliki risiko 50 keuangan meningkat akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan dana eksternal, sehingga menurunkan profitabilitas. 5.2.2 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Profitabilitas Penelitian ini menemukan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini berarti bahwa meningkatnya pertumbuhan penjualan perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mampu meningkatkan pendapatan perusahaan sehingga meningkatkan laba dan akan meningkatkan profitabilitas. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Sugihen (2003) dan Chandra(2007) yang secara general meneliti untuk semua perusahaan go public dengan temuan pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan 5.2.3 Pengaruh Risiko Keuangan terhadap Nilai Perusahaan Penelitian ini menemukan risiko keuangan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini berarti meningkatnya risiko keuangan tidak mampu secara nyata menurunkan nilai perusahan property. Temuan ini menunjukkan bahwa investor yang ingin berinvestasi di saham perusahaan property menghindari risiko keuangan. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa investor pada umumnya memiliki risk over ( menghindari risiko ) berarti investor dalam melakukanan investasi menginginkan return yang lebih besar dari risiko keuangan yang harus ditanggung. Temuan tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Rayan Kuben (2008), Sudarma (2004) dan Chandra (2007), ditemukan bahwa risiko keuangan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, karena 51 pertimbangan cost of debt dari pemakaian hutang oleh perusahaan sehingga menurunkan profitabilitas yang akan menurunkan nilai perusahaan . 5.2.4 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan Penelitian ini menemukan bahwa pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh langsung negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Berarti meningkatkannya penjualan tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan tetapi sebaliknya menurunkan nilai perusahaan,hal ini menunjukkan bahwa investor tidak melihat pertumbuhan penjualan dalam berinvestasi saham dalam perusahaan property di Bursa Efek Indonesia, karena pertumbuhan penjualan belum final merupakan pendapatan bersih perusahaan karena pertumbuhan masih dikurangi biaya operasi sehingga investor tidak tertarik dengan melihat pertumbuhan penjualan. Temuan ini tidak mendukung penelitian sebelumnya oleh Sriwardany(2006) dan Cheng et al (2010), dimana Sriwardany(2006) menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan harga saham sebagai indikasi bahwa informasi pertumbuhan perusahaan mendapatkan respon positif oleh investor sehingga harga saham naik dan identik dengan nilai perusahaan meningkat. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Cheng et al (2010) menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara tingkat pertumbuhan penjualan (growth of sales) dengan nilai perusahaan (value of the firm). Sedangkan hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Safrida, Eli (2008), ditemukan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. 52 5.2.5 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Penelitian ini menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Meningkatnya profitabilitas mengundang investor untuk melalkukan investasi saham di perusahaan property. Secara fundamental profitabilitas perusahaan meningkat akan dapat meningkatkan nilai perusahaan, karena perusahaan yang memiliki profitabilitas yang baik akan menjadi tujuan dari para investor di pasar modal untuk berinvestasi saham. Makin banyak investor berminat terhadap suatu saham perusahaan maka harga saham perusahaan tersebut akan naik. Dan harga saham naik berdampak pada nilai perusahaan juga akan naik. Hasil penelitian mendukung penelitian sebelumnya oleh : Ulupui (2007), Carlson dan Bathala (1997), Kabajeh et al (2012), Hatta et al (2012), Thim et al (2012), Nirmala et al (2012) dan Aras and Yilmaz (2008) menyatakan profitabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. 5.3 Implikasi Penelitian Penelitian ini menemukan risiko dan pertumbuhan penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan property harus mampu mengelola risiko keuangan dan meningkatkan volume penjualan dalam meningkatkan profitabilitas. Penelitian ini juga menemukan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan . investasi dalam perusahaan property Bagi investor yang ingin melakukan agar memperhatikan profitabilitas perusahaan tersebut sehingga investasi akan mendapatkan return sesuai dengan yang diharapkan investor. 53 RISIKO KEUANGAN (X1) NS S PROFITABILITAS (X3) S NILAI PERUSAHAAN (Y) S NS PERTUMBUHAN PENJUALAN (X2 ) Keterangan: (s) = jalur signifikan, (ns) = jalur nonsignifikan Gambar 5.4 IMPLIKASI HASIL PENELITIAN 54 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil-hasil penelitian sebagai output dari pengumpulan dan pengolahan data serta pengujian hipotesis sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka pada penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1) Risiko Keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas perusahaan. Semakin tinggi Risiko Keuangan maka semakin tinggi Profitabilitas yang dihasilkan. 2) Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas. Semakin tinggi Pertumbuhan Penjualan maka Profitabilitas juga semakin tinggi. Peningkatan penjualan mencerminkan peningkatan laba. 3) Risiko keuangan berpengaruh negatif tidak signifikan. Meningkatnya risiko keuangan mengurangi permintaan investor dalam pembelian saham perusahaan property di BEI 4) Pertumbuhan Penjualan berpengaruh negatif tidak signifikan. Meningkatnya volume penjualan tidak menjadi indikator bagi investor dalam berinvestasi di saham perusahaan property. 5) Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Meningkatnya profitabilitas menjadi indikator investor dalam melakukan investasi. Secara fundamental profitabilitas perusahaan meningkat akan dapat meningkatkan nilai perusahaan. 55 6.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, maka dapat disarankan sebagai berikut : Penelitian selanjutnya : Penelitian ini dapat dijadikan sumber ide bagi pengembangan penelitian di masa yang akan datang. Untuk pengembangan penelitian ini dapat disarankan kepada peneliti berikutnya untuk menggunakan proksi lain yang bisa dijadikan ukuran variabel risiko keuangan, pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan nilai perusahaan. Investor : Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, diharapkan bagi investor khususnya pada saham perusahaan property untuk memperhatikan profitabilitas Emiten : Bagi manajemen perusahaan untuk mampu mengelola risiko dan meningkatkan volum penjualan karena penelitian menemukan risiko keuangan dan pertumbuhan penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. 56 DAFTAR PUSTAKA Atika Jauharia Hatta, Bambang Sugeng Dwiyanto. 2012. The Company Fundamental Factors And Systematic Risk In Increasing Stock Price. Journal of Economics, Business, and Accountancy Ventura Volume 15, No. 2, August 2012, pages 245 – 256 Booth, Laurence, Varouj Aivazian, Asli Demirguc Kunt & Vojislav Maksimovic, 2001, Capital Structure in Developing Countries, The journal of finance Vol 56 no 1, Feb 2001. Brigham, Eugene F dan J Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Penerjemah : Herman Wibowo. Edisi kedelapan. Buku II. Jakarta. Erlangga Bunkanwanicha, Pramuan, Jyoti Gupta,Rofikoh Rokhim. 2003, Debt and Entrenchment : Evidence from Thailand and Indonesia, ROSESCNRS Maison des Sciences Economiques, University Paris, September 2003. Chathoth, Prakash K. 2002, Coalignment Between Environment Risk, Corporate Strategy, Capital Structure, and Firm Performance: An Empirical Investigation of Restaurant Firms, Dissertation to the Faculty of the Virginia Polytechnic Institute and State University Chen, Jean J. 2003, Institutional Effects Upon Firm’ Capital Structure – Evidence From Chinese Listed Companies, 2003 FMA European Conference. Chen, Shun-Yu., Liu-Ju Chen. 2011. Capital Structure Determinants : An Empirical Study in Taiwan. African Journal of Business Management Vol. 5 (27). pp. 10974-10983. Eldomiaty, Tarek I. 2003, Dynamics of Firm’s Market Value, Capital Structure and Systematic Risk,The 3rd International Conference of Economics and Management ‘Financial Management Trends 2003', Kaunas University of Technology – Lithuania and Kaliningrad State Technical University Engkos Achmad Kuncoro dan Riduwan. 2007. Cara Menggunakan Dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis).Bandung. ALFABETA. Ferdinand, A..2002. Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen . Edisi ke 2. Semarang. BP UNDIP. 57 Guler Aras and Mustafa Kemal Yilmaz. 2008. Price-Earnings Ratio, Dividen Yield, And Market-To-Book Ratio To Predict Return On Stock Market: Evidence From The Emerging Markets. Journal of Global Business and Technology, Volume. 4, Number 1, pp.18-30 Hair,A, Tatham dan Black. 2006. Multivariate Data Analysis, Sixth Edition, Prentice Hall, New Jersey Horne,V. 2005. Prinsip=prinsip Manajemen Keuangan. Edisi 9 Jilid 1. Jakarta. Salemba Empat Husnan. S dan Pudjiastuti 2002, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi ketiga, Jogjakarta: AMP YKPN Husnan,S. 2005. Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. Yogyakarta. UPPSTIM YKPN Indahwati. 2003, Analisis Pengaruh Leverage dan Kebijakan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan-Perusahaan Go Public di Pasar Modal Indonesia Selama Masa Krisis 1998-2001, Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang Kaaro, Hermeindito.2003., Simultaneous Analysis of Corporate Investment, Dividend, and Finance: Empirical Evidence Under High Uncertainty, Journal of Accounting, Management, and Economics Research (JAMER), Vol. 3(1), pp. 1-17, Kusumajaya, D.K.O. 2011.Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, Tesis, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Majed Abdel Majid Kabajeh, Dahmash. 2012. The Ratios with Jordanian International Journal June 2012 Said Mukhled Ahmed AL Nu’aimat, Firas Naim Relationship between the ROA, ROE and ROI Insurance Public Companies Market Share Prices. of Humanities and Social Science Vol. 2 No. 11; Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. 2007,Analisa Laporan Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. O’Brien, Jonathan P. 2003, The Capital Structure Implications of Persuing a Strategy of Innovation, Strategic Management Journal, Vol. 24, Iss.5, p.415, May 2003. 58 P. S. Nirmala, P. S. Sanju, M. Ramachandran. 2011. Determinants of Share Prices in India. Journal of Emerging Trends in Economics and Management Sciences; Vol. 2, No. 2.pp 124-130 Placido M. Menaje, Jr. 2012. Impact of Selected Financial Variables on Share Price of Publicly Listed Firms in the Philippines. American International Journal of Contemporary Research Vol. 2 No. 9; September 2012 Ratnawati, Kusuma. 2001, Analisis Perbedaan Struktur Modal dan Faktor Interen, Faktor Eksteren Perusahaan Industri PMA dan Perusahaan Industri PMDN di Bursa Efek Jakarta, Serta Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan, Disertasi Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya. Rayan, Kuben,2008, Financial Leverage and Firm Value, University of Pretoria, Pretoria. Tesis. www.google.com. Safrida, Eli. 2008. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Tesis.www.google.com Sartono, R.A. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi . Edisi 4. Yogyakarta. BPFE-UGM Solimun. 2002, Structural Equation Modeling, Lisrel dan Amos, Makalah Diklat, Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang Sonia Machfiro and Eko Ganis Sukoharsono. 2012. The Effect Of Financial Variables On The Company’s Value (Study on Food and Beverage Companies that are listed on Indonesia Stock Exchange Period 20082011).http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/177/140 Sriwardany,2006, Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijaksanaan Struktur Modal dan Dampaknya terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur, Tesis. www.google.com Subramanyam. K.R., Wild J.J. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10. Penerjemah Dewi Yanti. Jakarta. Salemba Empat Sudarma, Made. 2004, Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Struktur Modal dan Nilai Perusahaan (Studi pada Industri yang Go-Public di Bursa Efek Jakarta), Disertasi Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang. Sugihen, Syafruddin Ginting. 2003, Pengaruh Struktur Modal Terhadap Produktivitas Aktiva dan Kinerja Keuangan serta Nilai Perusahaan 59 Industri Manufaktur Terbuka di Indonesia, Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya. Disertasi Program Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Keenam. Bandung. CV Alfabeta Sujoko dan Soebiantoro, Ugy.2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ektern terhadap Nilai Perusahaan. Journal. Www/petra.ac.id-puslit/journals/dir.php Suranta, Eddy dan Pratana Puspita Merdistusi. 2004, Tobin's Q, Agency Problems dan Kinerja Perusahaan, Makalah Simposium Nasional Akutansi VII, Bali , 2-3 Desember Syed. Atif Ali, Amir. Razi. 2012. Impact of Companies Internal Variables on Stock Prices: A Case Study of Major Industries of Pakistan. International Conference on Education, Applied Sciences and Management (ICEASM'2012) December 26-27, 2012 Dubai (UAE) Teddy Chandra. 2007. Pengaruh Environment Risk, Corporate Strategy dan Struktur Modal terhadap Produktivitas Aktiva, Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan pada perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta, Disertasi, Fakultas ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Tien Pao, Hsiao, Bohdan Pikas, & Tenpao Lee. 2003, The Determinants of Capital Structure Choice using Linier Models : High Technology Vs.Traditional Corporations, Journal of Academy of Business and Economics, January 2003 Ulupui, I.G.K.A.2007. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas terhadap Return Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman kategori Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol 2. No.1, Januari . 88 - 102 Weston, J.F dan T. Copeland. 1997. Manajemen Keuangan. Jilid 2 Edisi 9. Binarupa Aksara Wiagustini.2010. Dasar-dasar Manajemen Denpasar. Udayana University Press. Keuangan. Cetakan Pertama. Wibawa, K.A.C.. 2013. Jurnal Ilmiah Forum Manajemen. Volume 11 nomer 2 tahun 2013. Juli - Desember 2013. 60 Wibowo, H.A. & Diyah Pujiati. 2011. The Indonesian Accounting Review. Volume 1, No. 2, July 2011, pages 155 – 178 Wiksuana, Wiagustini, Panji I.B.. 2001. Buku Ajar Manajemen Keuangan. Denpasar. UPT Penerbit Universitas Udayana Yuniningsih. 2002. Interdepedensi antara Kebijakan Deviden Payout Ratio, Financial Leverage dan Investasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 9(2). 164-182