BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tujuan perusahaan

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
.
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah memaksimumkan nilai
perusahaan (firm value). Nilai perusahaan yang tinggi menjadi cerminan positif
atas kinerja perusahaan sehingga dapat menarik investor untuk menanamkan
modalnya di perusahaan tersebut. Nilai perusahaan dapat diukur salah satunya
dengan market value yang didefinisikan pada harga saham di akhir tahun (Chen et
al, 2011). Nilai perusahaan adalah harga suatu perusahaan yang yang bersedia
dibayar oleh investor apabila dijual (Suad Husnan, 2005; Wiagustini,2010).
Selanjutnya Chandra (2003) memberikan pengertian nilai perusahaan (value of the
firm) adalah ukuran keberhasilan manajemen suatu perusahaan dalam
menjalankan operasi bisnis di masa lalu dan prospek bisnis di masa yang akan
datang untuk meyakinkan pemegang saham.
Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara
maksimum apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham sebuah
perusahaan, maka semakin tinggi kemakmuran pemegang saham. Meningkatkan
nilai perusahaan tersebut juga dapat dilakukan dengan peningkatan keuntungan
(dividen) yang dibagikan (Suad Husnan,2005). Secara fundamental nilai
perusahaan dipengaruhi oleh kinerja keuangan, dimana semakin baik kinerja
keuangan, maka permintaan saham meningkat, harga saham naik, dan akhirnya
meningkatkan nilai perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang
dipergunakan sebagai dasar investor untuk menentukan pemilihan investasi suatu
2
saham. Bagi sebuah perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan
adalah suatu keharusan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh
investor. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan dapat memberikan
informasi tentang kinerja keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Informasi
keuangan
tersebut
mempunyai
fungsi
sebagai
wujud
pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan/pemegang saham.
Analisis dari laporan keuangan akan menggambarkan posisi dan Kinerja
Keuangan Perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan. Untuk
mengetahui seberapa kuat posisi keuangan perusahaan dalam memenuhi atau
melampaui ekspektasi perusahaan (Subramanyam et al , 2008).
Para pelaku pasar modal seringkali menggunakan informasi tersebut
sebagai tolok-ukur atau pedoman dalam melakukan investasi saham suatu
perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan maka secara fundamental investor
akan tertarik untuk menanamkan modalnya, sehingga harga saham akan naik, dan
return yang akan diperoleh oleh investor meningkat.
Proksi dari kinerja keuangan yang diambil dalam penelitian ini adalah
Rasio Profitabilitas, yaitu Return On Assets (ROA).Pemilihan proksi kinerja
keuangan menggunakan profitabilias dilakukan karena semakin tinggi nilai rasio
profitabilitas, maka semakin tinggi laba yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga
semakin baik pula kondisi keuangan perusahaan. Setiap perusahaan akan
menghadapi 2 variabel bisnis dalam melakukan operasi perusahaan yang
memberikan indikasi terhadap prospek bisnis dari perusahaan tersebut, yaitu :
risiko keuangan dan pertumbuhan penjualan. Perusahaan yang mempunyai risiko
tinggi karena harus membayar biaya bunga yang tinggi atas hutang, sedang disisi
3
lain terdapat ketidakpastian dalam pengembalian aset. Perusahaan dapat
menghindari kebangkrutan perusahaan dengan mengurangi penggunaan hutang.
Sedangkan pertumbuhan penjualan adalah ukuran mengenai besarnya pendapatan
per saham perusahaan yang diperbesar oleh leverage. Tingkat pertumbuhan
penjualan diwaktu yang akan datang merupakan ukuran sejauh mana laba per
lembar saham bisa diperoleh dari pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang
jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham
Penelitian yang mengkaji pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan telah banyak dilakukan, seperti yang dilakukan oleh Kabajeh et al.
(2012) ditemukan bahwa kinerja keuangan yang diukur dari Profitabilitas (Return
On Asset, Return on Investment dan Return on Equity) berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan
pada Bursa Efek Yordania; Hatta et al. (2012)
menemukan profitabilitas yang diukur dari Return On Asset berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan pada Bursa Efek Indonesia; selanjutnya hal yang sama
juga ditemukan oleh Thim et al. (2012) pada perusahaan properti di Pasar Modal
Malaysia; Nirmala et al. (2012) di Pasar Modal India dan Aras and Yilmaz
(2008) di Pasar Modal berkembang
Pada sisi lain Machfiro dan Eko Ganis (2012) menemukan bahwa
profitabilitas yang diukur dari Return On Asset berpengaruh negatif terhadap
harga saham yang merupakan proksi nilai perusahaan pada perusahaan food and
Beverage di Bursa Efek Indonesia, hal yang sama juga ditemukan oleh Menaje
(2012) pada perusahaan publik di Philipina. Selanjutnya Atif Ali (2012)
menemukan bahwa profitabilitas
tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan Industri Manufaktur di Pasar Modal Pakistan
4
Kontroversi temuan penelitian pengaruh profitabilitas terhadap nilai
perusahaan, menarik diteliti kembali untuk memperjelas temuan penelitian
tersebut. Pada penelitian ini dilakukan pada perusahaan properti yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 - 2012.
Profitabilitas sebuah perusahaan dipengaruhi oleh variabel-variabel
keuangan lainnya: Booth et al. (2000) meneliti kaitan risiko keuangan dengan
kinerja keuangan yang diukur dengan profitabilitas, ditemukan bahwa perusahaan
yang
memiliki
risiko
keuangan
meningkat
akan
mengalami
kesulitan
mendapatkan dana eksternal, sehingga menurunkan kinerja keuangannya. Temuan
yang sama juga ditemukan oleh Chen (2003). dan Chandra (2007).
Sugihen (2003) meneliti kaitan pertumbuhan penjualan sebagai proksi
produktivitas aktiva terhadap kinerja keuangan, ditemukan bahwa pertumbunan
penjualan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan yang diukur dari
profitabilitas. Pada sisi lain Chandra (2007) menemukan bahwa produktivitas
aktiva yang diproksikan dengan pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif
terhadap kinerja keuangan pada perusahaan development board, sedangkan pada
main board dan total board tidak signifikan.
Adanya temuan yang masih kontroversi mengenai pengaruh produktivitas
aktiva terhadap kinerja perusahaan, menyebabkan diperlukan penelitian kembali,
untuk memperjelas temuan penelitian tersebut. Penelitian ini membahas pengaruh
pertumbuhan penjualan terhadap nilai perusahaan, yang tidak diteliti oleh Sugihen
(2003) dan Chandra (2007). Karena nilai perusahaan merupakan muara dari
keputusan keuangan, yaitu semua keputusan keuangan yang dilakukan oleh
5
perusahaan secara normatif harus mampu meningkatkan kinerja keuangan dan
akhirnya meningkatkan nilai perusahaan.
Penelitian ini mengkaji tentang “Pengaruh Risiko Keuangan dan
Pertumbuhan Penjualan terhadap Profitabilitas Perusahaan dan Nilai Perusahaan”,
Penelitian yang ada berkaitan dengan variabel tersebut dilakukan secara parsial,
penelitian ini membahas pengaruh risiko keuangan, pertumbuhan penjualan,
profitabilitas perusahaan secara terintegrasi.
Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi yang komprehensif tentang keterkaitan antar variabel
tersebut. Penelitian yang terintegrasi ini juga
diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi perusahaan dalam kaitannya mengelola risiko keuangan dan
pertumbuhan penjualan yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Penelitian
ini dapat memberikan informasi kepada investor dalam melakukan investasi
berkaitan dengan risiko keuangan, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas
perusahaan.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan bidang property di Bursa Efek
Indonesia dengan alasan perkembangan perekonomian Indonesia saat ini sudah
menuju kearah peningkatan. Hal ini dibuktikan oleh pemerintah dengan
pembangunan infrastruktur-infrastruktur yang vital dan dapat menunjang
perkembangan perekonomian di Indonesia. Salah satu sektor yang akan
mendapatkan manfaat dari berkualitasnya insfrastruktur adalah usaha di bidang
property terutama pada perumahan mewah atau real estate, insfrastruktur yang
baik akan merangsang investor untuk berinvestasi di bidang ini, karena dengan
infrastruktur yang baik diharapkan mampu menjadikan real estate bisa diterima
oleh masyarakat, sehingga baik itu pengembang, investor, maupun masyarakat
6
dapat merasakan manfaat dari insfrastruktur yang berkualiatas. (Wibowo & Diyah
Pujiati , 2011)
Kondisi perekonomian dewasa ini relatif stabil dengan tingkat bunga
dibawah
10 %, maka inflasi akan berada dibawah dua digit sehingga nilai tukar
mata uang akan stabil (Wibawa,2013). Maka pilihan untuk berinvestasi pada
sektor property adalah pilihan yang sangat tepat karena memiliki risiko keuangan
yang sangat kecil bahkan menguntungkan. Hal ini dikaitkan dengan jumlah
penduduk yang terus bertambah dan diiringi pertumbuhan tingkat ekonomi
masyarakat sehingga bisnis pada sektor property terjadi peningkatan permintaan
yang mengakibatkan pertumbuhan penjualan (sales growth) yang sangat
potensial. Kondisi tersebut akan memberi pengaruh positif terhadap peningkatan
kinerja keuangan perusahaan property untuk menghasilkan laba (profitabilitas).
Profitabilitas yang tinggi akan meyakinkan para investor untuk berinvestasi
membeli saham perusahaan property sehingga berdampak positif terhadap harga
saham perusahaan tersebut. Harga saham merupakan indikator nilai perusahaan
(value of the firm) semakin tinggi harga saham perusahaan memberikan informasi
bahwa nilai perusahaan property juga semakin tinggi.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat disusun
rumusan masalah sebagai berikut :
1) Apakah Risiko Keuangan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas
Perusahaan
2) Apakah Pertumbuhan Penjualan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas
Perusahaan ?
7
3) Apakah Risiko Keuangan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan ?
4) Apakah Pertumbuhan Penjualan berpengaruh signifikan terhadap Nilai
Perusahaan ?
5) Apakah Profitabilitas Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Nilai
Perusahaan ?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh Risiko Keuangan terhadap
Profitabilitas Perusahaan.
2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap
Profitabilitas Perusahaan.
3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh Risiko Keuangan terhadap Nilai
Perusahaan
4) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap
Nilai Perusahaan.
5) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh Profitabilitas Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah
1) Manfaat Teoritis
Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
bentuk empiris kepada Ilmu Manajemen Keuangan tentang Pengaruh
8
Risiko
Keuangan,
Pertumbuhan
Penjualan
terhadap
Profitabilitas
Perusahaan dan Nilai Perusahaan
2) Manfaat Praktis
-
Bagi
Emiten atau Manajemen Perusahaan, diharapkan dapat
memberikan informasi sebagai dasar mengambil keputusan dalam
meningkatkan profitabilitas perusahaannya.
-
Bagi Investor diharapkan dapat memberikan informasi sebagai dasar
mengambil keputusan investasi di Pasar Modal.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.Nilai Perusahaan
Tujuan akhir yang harus dicapai dari keseluruhan keputusan keuangan
adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham (maximization wealth of
stockholders)
melalui
memaksimumkan
nilai
perusahaan.
Tujuan
ini
dipergunakan karena dengan memaksimumkan nilai perusahaan maka pemilik
perusahaan menjadi lebih makmur ( Agus Sartono, 2001). Tujuan yang harus
dicapai manajer keuangan bukan hanya memaksimumkan profit saja, melainkan
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Tujuan meningkatkan nilai
perusahaan harus melandasi segala bentuk keputusan yang diambil oleh
manajemen perusahaan.
Nilai perusahaan adalah harga suatu perusahaan yang bersedia dibayar
oleh investor apabila dijual (Suad Husnan, 2005; Wiagustini,2010).
Chandra (2007) memberikan pengertian nilai perusahaan
Selanjutnya
( value of the firm )
adalah ukuran keberhasilan manajemen suatu perusahaan dalam menjalankan
operasi bisnis di masa lalu dan prospek bisnis di masa yang akan datang untuk
meyakinkan pemegang saham. Bagi perusahaan terbuka harga saham yang
diperjualbelikan di pasar modal merupakan indikator nilai perusahaan. Keputusan
keuangan secara tepat yang ditetapkan oleh manajer keuangan akan meningkatkan
nilai perusahaan dan akan berdampak pada kemakmuran pemilik perusahaan
tersebut.
2.2.Profitabilitas Perusahaan
Profitabilitas Perusahaan adalah kemampuan perusahaan memperoleh
keuntungan dengan modal yang digunakan ( Wiagustini, 2010).
Pengukuran
10
kinerja keuangan tersebut meliputi hasil perhitungan rasio-rasio keuangan yang
berdasarkan pada laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan dan telah
diaudit oleh akuntan publik. Rasio-rasio keuangan dirancang untuk membantu
para analis dalam mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangan
( Horne,2005 ).
Analisis rasio keuangan pada dasarnya dilakukan karena ingin mengetahui
tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu
perusahaan (Mamduh M. Hanafi & Abdul Halim. 2007:5).
Ukuran profitabilitas terdiri dari berbagai macam seperti : laba operasi, laba
bersih, tingkat pengembalian investasi atau aktiva, dan tingkat pengembalian
ekuitas pemilik. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba pada masa mendatang dan merupakan indikator dari
keberhasilan operasi perusahaan. Horne (2005) mengatakan bahwa, rasio
profitabilitas terdiri atas dua jenis yaitu, rasio yang menunjukkan profitabilitas
dalam kaitannya dengan penjualan (margin laba kotor dan margin laba bersih)
return on asset (ROA), dan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi yaitu
return on equity (ROE).
Wiagustini (2010) dalam mengukur profitabilitas digunakan return on
investment (ROI) dan return on equity (ROE). ROI merupakan tingkat
pengembalian atas investasi perusahaan pada aktiva. ROI sering disebut juga
return on asset (ROA). ROA merupakan perbandingan laba bersih dengan jumlah
aktiva perusahaan, sedangkan ROE merupakan perbandingan antara laba bersih
setelah pajak dengan ekuitas yang akan diinvestasikan pemegang saham pada
11
perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam modal ekuitas
untuk menghasilkan laba.
2.3.
Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan adalah ukuran mengenai besarnya pendapatan per
saham perusahaan yang diperbesar oleh leverage. Tingkat pertumbuhan penjualan
diwaktu yang akan datang merupakan ukuran sejauh mana laba per lembar saham
bisa diperoleh dari pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang,
saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland, 1992).
Dalam Kaaro (2003) pertumbuhan penjualan mencerminkan prospek perusahaan
dengan horison waktu yang lebih panjang dari profitabilitas tetapi lebih pendek
dari pertumbuhan total aktiva. Pertama, pertumbuhan penjualan mencerminkan
tingkat produktifitas terpasang siap operasi, kedua mencerminkan kapasitas saat
ini yang dapat diserap pasar dan mencerminkan daya saing perusahaan dalam
pasar. Peningkatan penjualan mencerminkan peningkatan penerimaan, sehingga
hal ini paralel dengan pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal yang samasama memiliki pengaruh negatif.
Tingkat pertumbuhan penjualan suatu perusahaan menjadi salah satu
pertimbangan dalam
kebijakan struktur modal. Menurut
Brigham
dan
Houston(2001) perusahaan dengan tingkat penjualan yang relatif stabil dapat lebih
aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
Selain itu perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan
lebih mudah untuk memperoleh hutang.
12
Weston dan Brigham (1993) mengatakan perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal.
Floating cost pada emisi saham biasa adalah lebih tinggi dibanding emisi obligasi
Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung
lebih banyak menggunakan hutang (obligasi) dibanding perusahaan yang lambat
pertumbuhannya. Menurut Kaaro (2003) Pertumbuhan total aktiva cenderung
berdampak positif terhadap leverage perusahaan. Konsep ini didasarkan pada dua
argumentasi. Pertama, dengan pertumbuhan penjualan dari setiap upaya (termasuk
biaya) yang dilakukan secara langsung membawa implikasi pada penerimaan,
pertumbuhan aktiva perusahaan lebih mencerminkan horison waktu lebih panjang
dari pertumbuhan penjualan. kedua, investasi pada aktiva membutuhkan waktu
sebelum siap dioperasikan sehingga aktivitas yang dilakukan tidak langsung
terkait dengan penerimaan. Peningkatan aktiva atau aset perusahaan dilakukan
bila perusahaan terdapat prospek yang bagus. Kebutuhan dana internal tidak
mencukupi akan mendorong perusahaan menggunakan hutang. Pertumbuhan
aktiva cenderung berdampak positif terhadap struktur modal perusahaan.
2.4.
Risiko Keuangan
Menurut Husnan (2005) setiap perusahaan akan menghadapi risiko sebagai
akibat dari dilakukannya operasi perusahaan, baik itu risiko bisnis maupun risiko
hutang yang harus digunakan perusahaan. Perbedaan risiko bisnis tidak hanya
berasal dari satu industri ke industri yang lainnya saja, melainkan antara
perusahaan ke perusahaan dalam satu industri tertentu. Perusahaan yang
mempunyai risiko tinggi karena harus membayar biaya bunga yang tinggi atas
hutang, sedang disisi lain terdapat ketidakpastian dalam pengembalian aset.
13
Perusahaan sebaiknya menghindari kebangkrutan perusahaan dengan mengurangi
penggunaan hutang (Yuniningsih, 2002).
2.5. Empiris Variabel Penelitian
2.5.1
Pengaruh Risiko Keuangan terhadap Profitabilitas Perusahaan
Setiap perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan profit, salah satu cara
yang umum adalah dengan menggunankan leverage. Menurut Modigliani dan
Miller dalam Husnan (2002), dengan menggunakan sumber dana modal yang
berasal dari hutang maka perusahaan punya kewajiban membayar bunga atas
hutang tersebut sehingga akan mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak
(bersifat tax deductable), dan bisa berakibat menaikkan profit. Menurut Weston
dan Copeland (1997) apabila tingkat pengembalian atas aktiva (return) dari
penggunaan hutang adalah lebih besar dari biaya hutang, maka leverage tersebut
menguntungkan dan hasil pengembalian atas modal dengan penggunaan leverage
juga meningkat, tetapi apabila hasil pengembalian atas aktiva lebih kecil daripada
biaya hutang, maka leverage akan mengurangi tingkat pengembalian atas modal.
Semakin besar penggunaan leverage semakin besar pula pengurangan tingkat
pengembalian atas modalnya, sehingga leverage dapat digunakan untuk
meningkatkan profitabilitas tetapi memiliki risiko akan meningkatkan kerugian di
masa suram.
Perusahaan akan menghadapi risiko sebagai akibat dari dilakukannya
operasi bisnis, perusahaan yang mempunyai leverage tinggi akan berisiko tinggi
karena harus membayar biaya bunga yang tinggi atas hutang, sedang di sisi lain
terdapat ketidakpastian dalam pengembalian asset, semakin besar leverage yang
digunakan oleh perusahaan makin besar pula naik turunnya profitabilitas. Agar
14
menghindari kebangkrutan perusahaan maka sebaiknya penggunaan leverage
harus memperhatikan pecking order theory dan memperhatikan keimbangan
dalam
struktur
modal.
Menurut
balancing
theory
,
mengharuskan
mempertimbangkan faktor-faktor : corporate tax, biaya kebangkrutan, dan
personal tax. sehingga perusahaan dapat mempertimbangkan dalam memilih
struktur modal tertentu, sejauh efek manfaat lebih besar , hutang akan
ditambah,tetapi apabila pengorbanan karena hutang sudah lebih besar, maka
hutang tak boleh lagi ditambah ( Husnan, 2002).
Booth et al (2000) meneliti kaitan risiko keuangan dengan kinerja keuangan
yang diukur dengan profitabilitas, ditemukan bahwa risiko keuangan berpengaruh
negatif terhadap profitabilitas karena perusahaan yang memiliki risiko keuangan
meningkat akan mengalami kesulitan mendapatkan dana eksternal, sehingga
menurunkan kinerja keuangannya dan Nilai Perusahaan. Temuan yang sama juga
ditemukan oleh Chen (2003). dan Chandra (2007).
2.5.2
Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhdap Profitabilitas
Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari pertumbuhan aset yang dimiliki
perusahaan . Aset menunjukkan aktiva yang digunakan dalam aktivitas
operasional perusahaan, semakin besar aset diharapkan semakin besar hasil
operasional dari perusahaan tersebut. Peningkatan aset disertai peningkatan hasil
operasional akan semakin menambah kepercayaan investor terhadap perusahaan.
Dengan meningkatnya kepercayaan investor maka peluang untuk menambah
leverage menjadi lebih mudah karena keyakinan kreditor dalam berinvestasi ke
perusahaan didukung oleh besarnya aset yang dimiliki perusahaan.
15
Indikator pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari kenaikan penjualan
dari tahun ke tahun. Perusahaan yang mempunyai laju pertumbuhan penjualan
yang tinggi, didukung oleh modal yang cukup untuk pembelanjaan pengeluaran
perusahaan.
Perusahaan
dengan
pertumbuhan
yang
pesat
cenderung
memanfaatkan leverage yang lebih banyak daripada perusahaan dengan
pertumbuhan lambat. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan
dan laba yang tinggi akan cenderung menggunakan leverage sebagai sumber dana
eksternal yang lebih besar dibandinkan dengan perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan penjualan yang rendah.
. Sugihen (2003) meneliti pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap
kinerja keuangan, ditemukan bahwa pertumbunan penjualan berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan yang diukur dari profitabilitas. Pada sisi lain Chandra
(2007) menemukan Pertumbuhan penjualan hanya berpengaruh positif terhadap
Kinerja Keuangan pada perusahaan development board sedangkan untuk main
board dan total board tidak signifikan.
2.5.3
Pengaruh Risiko Keuangan terhadap Nilai Perusahaan
Berkaitan dengan faktor pajak maka nilai perusahaan atau harga saham
dipengaruhi oleh struktur modal perusahaan teori tax saving financial costs (trade
off theory) dari Franco Moligliani dan Merton Miller (1963). Penggunaan hutang
akan meningkatkan nilai perusahaan sampai pada pada suatu titik struktur modal
yang optimal. Nilai perusahaan akan mulai menurun dengan semakin
bertambahnya proporsi hutang dalam struktur modal. Hal ini diakibatkan oleh
manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang menjadi lebih kecil dari biaya
yang timbul atas penggunaan hutang tersebut ( Agus Sartono, 2001).
16
Menurut Husnan (2005) setiap perusahaan akan menghadapi risiko sebagai
akibat dari dilakukannya operasi perusahaan, baik itu risiko bisnis maupun risiko
hutang yang harus digunakan perusahaan. Perbedaan risiko bisnis tidak hanya
berasal dari satu industri ke industri yang lainnya saja, melainkan antara
perusahaan-perusahaan dalam satu industri tertentu. Perusahaan yang mempunyai
risiko tinggi karena harus membayar biaya bunga yang tinggi atas hutang, sedang
disisi lain terdapat ketidakpastian dalam pengembalian aset.
Rayan,Kuben (2008), meneliti tentang Financial Leverage and Firm
Value, ditemukan bahwa risiko keuangan berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan. Hasil penelitian yang sama juga terdapat dalam penelitian oleh
Sudarma (2004) dan penelitian Chandra (2007).
2.5.4
Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun
eksternal perusahaan karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi
perkembangan perusahaan. Bagi investor, pertumbuhan suatu perusahaan sebagai
tanda dari perusahaan tersebut memiliki aspek yang menguntungkan, sedangkan
bagi investor dari pertumbuhan perusahaan tersebut diharapkan memperoleh
tingkat pengembalian ( rate of return) yang lebih baik atas investasi yang mereka
lakukan (Kusumajaya, 2011).
Sriwardany(2006), meneliti tentang dampak pertumbuhan penjualan
terhadap perubahan harga saham, ditemukan bahwa pertumbuhan perusahaan
mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan harga saham sebagai indikasi
bahwa informasi pertumbuhan perusahaan mendapatkan respon positif oleh
investor sehingga harga saham naik dan identik dengan nilai perusahaan
17
meningkat. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Safrida, Eli (2008),
menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Cheng et al
(2010) yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara tingkat
pertumbuhan penjualan (growth of sales) dengan nilai perusahaan (value of the
firm).
Adanya perbedaan hasil penelitian tersebut menarik untuk dicermati
kembali.Penelitian ini membahas tentang pengaruh risiko keuangan dan
pertumbuhan penjualan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan di perusahaan
property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 - 2012.
2.5.5
Pengaruh Profitabilitas Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan
dengan modal yang digunakan (Wiagustini,2010). Perusahaan yang dapat
menciptakan profit atau laba yang besar berarti mampu menciptakan pendanaan
internal yang dapat digunakan sebagai laba ditahan atau dividen. Penelitian oleh
Ulupui (2007) menemukan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap
return saham satu periode ke depan,penelitian oleh Carlson dan Bathala (1997)
dalam Suranta dan Pratana (2004) menemukan bahwa ROA berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan, penelitian yang dilakukan oleh Kabajeh et al (2012)
menemukan bahwa kinerja keuangan yang diukur dari Profitabilitas (Return On
Asset, Return on Investment dan Return on Equity) berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan pada Bursa Efek Yordania, penelitian oleh Hatta et al (2012)
menemukan profitabilitas yang diukur dari Return On Asset berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan di Bursa Efek Indonesia dan hasil penelitian yang sama
18
juga ditemukan oleh Thim et al (2012) pada perusahaan properti di Pasar Modal
Malaysia; Nirmala et al (2012) di Pasar Modal India dan Aras and Yilmaz
(2008) di Pasar Modal berkembang
Menurut Sujoko dan Soebintoro (2007) profitabilitas yang tinggi
menunjukkan prospek perusahaan yang menguntungkan sehingga investor akan
merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat.
Profitabilitas dalam teori ekonomi berhubungan positif dengan nilai perusahaan,
yaitu semakin tinggi profitabilitas maka nilai perusahaan semakin tinggi atau
semakin rendah profitabilitas maka nilai perusahaan juga semakin rendah.
Penelitian-penelitian lain tentang profitabilitas menunjukkan hasil yang
berbeda, seperti penelitian oleh Machfiro dan Eko Ganis (2012) menemukan
bahwa profitabilitas
yang diukur dari Return On Asset berpengaruh negatif
terhadap harga saham yang merupakan proksi nilai perusahaan pada perusahaan
food and Beverage di Bursa Efek Indonesia, hasil penelitian oleh Menaje (2012)
juga menemukan hal yang sama pada perusahaan publik di Philipina dan
penelitian oleh Atif Ali (2012) menemukan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan Industri Manufaktur di
Pasar Modal Pakistan.
19
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka Berpikir dan Konseptual
3.1.1. Kerangka Berpikir
Tujuan dari manajemen keuangan melalui alternatif-alternatif keputusan
keuangannya meliputi : analisis investasi, manajemen modal kerja, sumber dan
biaya modal, penentuan struktur modal, kebijakan dividen dan analisis risiko dan
return (Agus Sartono, 2001 ) adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Proses
terciptanya nilai perusahaan pada perusahaan terbuka dipengaruhi sejumlah
faktor. Dalam penelitian ini akan dikaji faktor-faktor yang sangat rentan
mempengaruhi terciptanya nilai perusahaan, antara lain:Profitabilitas Perusahaan,
Pertumbuhan Penjualan dan Risiko Keuangan.
Kajian teoritis yang digunakan dan ditambah dengan kajian temuan studi
empiris memberikan gambaran mengenai variabel dan keterkaitan antar variabel
sehingga dapat dirumuskan hipotesis penelitian. Berdasarkan proses berpikir ini
diharapkan mampu menghasilkan kajian tesis yang mampu memberikan
kontribusi secara teoritis maupun praktis terkait nilai perusahaan property di
Indonesia. Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan di halaman berikut.
3.1.2. Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut maka konsep yang mendasari
penelitian ini adalah berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan empiris yang ada,
akan dicoba untuk menguji signifikansi pengaruh Risiko Keuangan dan
Pertumbuhan Penjualan terhadap Profitabilitas Perusahaan dan nilai Perusahaan
dengan kerangka konseptual sebagai berikut :
20
Gambar 3.1 Kerangka Proses Berpikir
Risiko
Keuangan
H1
H3
Profitabilitas
Pertumbuhan
Penjualan
H2
H5
Nilai
Perusahaan
H4
Gambar 3.2
Kerangka Konseptual Pengaruh Risiko Keuangan dan Pertumbunan
Penjualan terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan
21
3.2. Hipotesis Penelitian
3.2.1 Pengaruh Risiko Keuangan terhadap Profitabilitas
Apabila perusahaan memiliki risiko keuangan meningkat akan mengalami
kesulitan dalam mendapatkan dana eksternal, sehingga menurunkan Profitabilitas
Perusahaan. Penelitian yang mengkaji kaitan Risiko Keuangan dengan
Profitabilitas
Perusahaan
dengan
menggunakan
variabel-variabel
yang
mempengaruhi Kinerja Keuangan tersebut pernah dilakukan oleh : Booth et al
(2000), didukung penelitian oleh Chen (2003) dan Chandra(2007) hasilnya bahwa
Risiko Keuangan berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas..
Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1: Risiko Keuangan berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas
3.2.2 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Profitabilitas
Apabila penjualan meningkat maka peluang memperoleh laba juga lebih
banyak. Sehingga pertumbuhan penjualan yang semakin meningkat akan dapat
meningkatkan profitabilitas. Penelitian berkaitan dengan ini pernah dilakukan
oleh Sugihen (2003) didukung pula oleh penelitian oleh Chandra (2007).
Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H2: Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap Profitabilitas
3.2.3 Pengaruh Risiko Keuangan terhadap Nilai Perusahaan
Bagi perusahaan-perusahaan Go Public di BEI untuk perusahaan papan
atas (main board) penambahan hutang akan berdampak meningkatkan nilai
perusahaan tetapi di sisi lain akan menaikan cost of debt sehingga menurunkan
produktifitas aktiva yang akhirnya juga menurunkan nilai perusahaan. Jadi
penggunaan hutang merupakan hal yang baik tetapi kalau berlebihan akan
22
menurunkan nilai perusahaan, sedangkan bagi perusahaan lapis kedua
(development board), penambahan hutang tak banyak mempengaruhi nilai
perusahaan bahkan menurunkan kinerja keuangan dan akhirnya menurunkan nilai
perusahaan.
Sesuai dengan pecking order theory, maka perusahaan dengan
profitabilitas rendah akan mempunyai dana internal yang relatif sedikit sehingga
memerlukan lebih banyak pendanaan eksternal, yang terutama berasal dari
hutang, karena semakin rendah profitabilitas terkait dengan nilai perusahaan yang
semakin rendah dan tingkat hutang yang semakin tinggi, akibatnya terdapat
hubungan negatif antara tingkat hutang dan nilai perusahaan. Implikasi ini
terdapat dalam penelitian oleh Sudarma (2004) , penelitian Chandra (2007) dan
Rayan,Kuben (2008).
Berdasarkan hal tersebut diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H3: Risiko Keuangan berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan.
3.2.4 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan
Pertumbuhan penjualan adalah ukuran mengenai besarnya pendapatan per
saham perusahaan yang diperbesar oleh leverage (Weston dan Copeland,
1997:35). Tingkat pertumbuhan penjualan di waktu yang akan datang merupakan
ukuran sejauh mana laba per lembar saham bisa diperoleh dari pembiayaan
permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal
pemegang saham (Weston dan Copeland, 1996). Pertumbuhan penjualan
mencerminkan prospek perusahaan dengan horison waktu yang lebih panjang dari
profitabilitas tetapi lebih pendek dari pertumbuhan total aktiva. Pertama,
pertumbuhan penjualan mencerminkan tingkat produktifitas terpasang siap
23
operasi, kedua mencerminkan kapasitas saat ini yang dapat diserap pasar dan
mencerminkan daya saing dari perusahaan dalam persaingan pasar (Kaaro 2003).
Penelitian berkaitan dengan ini pernah dilakukan oleh : Sriwardany(2006),
menemukan bahwa pertumbuhan penjualan berdampak positif
terhadap
perubahan harga saham, Cheng et al (2010) yang menemukan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara tingkat pertumbuhan penjualan (growth of sales)
dengan nilai perusahaan (value of the firm). Sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh Safrida, Eli (2008), menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hal
tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H4 : Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
3.2.5 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Secara
fundamental
profitabilitas
perusahaan
meningkat
dapat
meningkatkan nilai perusahaan, karena perusahaan yang memiliki kinerja
keuangan yang baik dapat meningkatkan permintaan sahamnya, kondisi ini akan
berdampak pada kenaikan harga saham sehingga nilai perusahaan meningkat.
Penelitian yang berkaitan dengan ini telah dilakukan oleh Ratnawati (2001) dan
Indahwati (2004) dengan temuan variabel Profitabilitas Perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan development board
sedangkan untuk main board dan total board tidak signifikan.
Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H5: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
24
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian
4.1.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini dirancang sebagai penelitian kausalitas yang akan menguji
pengaruh Risiko Keuangan, Pertumbuhan Penjualan terhadap Profitabilitas
Perusahaan dan Nilai Perusahaan pada perusahaan property yang terdaftar di BEI.
4.1.2 Ruang Lingkup Penelitian
Lingkup penelitian ini adalah variabel-variabel yang mepengaruhi nilai
perusahaan. Penelitian akan dilakukan pada perusahaan property yang sudah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010 – 2012.
4.2 Variabel Penelitian
4.2.1 Identifikasi Variabel
Identifikasi variabel perlu dilakukan untuk memberikan gambaran dan
acuan dalam penelitian. Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang
diajukan, variabel-variabel dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai
berikut:
1) Variabel eksogen
Variabel eksogen dalam model jalur ialah semua variabel yang tidak
ada penyebab-penyebab eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada
anak-anak panah menuju ke arahnya, selain pada bagian kesalahan
pengukuran, (Sarwono & Suhayati, 2010). Dalam penelitian ini
variabel eksogen adalah: Risiko Keuangan (X1) dan Pertumbuhan
penjualan (X2) .
2) Variabel endogen
25
Variabel endogen adalah variabel yang mempunyai anak panah menuju
kearah variabel tersebut. Variabel yang mancangkup di dalamnya
adalah mencangkup variabel perantara dan tergantung/terikat. Variabel
perantara endogen mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya dan
dari arah variabel tersebut dalam suatu model diagram jalur (Sarwono
& Suhayati, 2010). Variable perantara adalah Profitabilitas (X3).
Sedangkan variabel tergantung/terikat mempunyai anak panah yang
menuju ke arahnya, yang dijadikan variabel tergantung/terikat adalah
Nilai Perusahaan (Y).
4.2.2
Definisi Operasional Variabel
1) Nilai Perusahaan ( Y )
Nilai Perusahaan merupakan ukuran keberhasilan manajemen dalam
operasi dimasa lalu dan prospek yang akan dihadapi di masa yang akan
datang sehingga meyakinkan para pemegang saham.
Menurut Brighmam & Houston (2001) , analisis rasio dalam penilaian
market value, dapat dilakukan dengan price book value ratio (PBVR atau
PBV), price earning ratio (PER), market book ratio (MBR), deviden yield
ratio dan deviden payout ratio (DPR). Dalam penelitian ini nilai
perusahaan akan dipilih menggunakan PBV, dimana rasio PBV ini
dirumuskan sebagai berikut :
PBV =
Keterangan :
= harga pasar saham
BVS (book value per share) = nilai buku per lembar saham
26
PBV menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan nilai
relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Berdasarkan formula
PBV dapat diamati bahwa rasio PBV yang tinggi berarti harga saham yang
tinggi dibandingkan nilai buku per lembar saham. Semakin tinggi harga
saham semakin tinggi keuntungan yang akan diperoleh oleh pemegang
saham.
Keberhasilan
perusahaan
menghasilkan
keuntungan
bagi
pemegang saham membuat nilai perusahaan tersebut juga semakin tinggi
bagi para investor saham.
Ukuran variabel Nilai Perusahaan dalam penelitian ini adalah
kenaikan / penurunan dari Price to Book Value (PBV) dalam Summary of
Financial Statement yang dipublikasikan pada Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) dari tahun 2010 – 2012.
Nilai Perusahaan dirumuskan sebagai berikut :
Y = PBV dalam satuan rasio
2) Risiko Keuangan ( X1 )
Risiko Keuangan dapat digambarkan dengan seberapa sensitive earning
per share ( EPS ) akibat adanya perubahan dari EBIT.
Ukuran yang digunakan adalah perubahan EPS dibagi dengan perubahan
pada EBIT dari tahun 2010 – 2012.
Variabel ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Prasad et al
(1997) dan Sudarma ( 2004)
Risiko Keuangan dirumuskan sebagai berikut:
X1 =
=
dalam satuan rasio
27
3) Pertumbuhan Penjualan ( X2 )
Pertumbuhan Penjualan akan menggambarkan pertumbuhan penjualan
perusahaan
yang
akan
mempengaruhi
struktur
perusahaan
dan
profitabilitas perusahaan serta nilai perusahaan. Ukuran yang digunakan
adalah dengan menghitung proporsi kenaikan atau penurunan penjualan
dari tahun 2010 – 2012.
Penelitian dengan variabel ini merujuk penelitian oleh Chathoch (2003),
Tian Pao et al (2003), Eldomiaty ( 2003), Bunkanwanicha et al ( 2003)
Pertumbuhan Penjualan dirumuskan sebagai berikut :
X2 =
dalam satuan rasio
4) Profitabilitas Perusahaan ( X3 )
Kinerja Keuangan adalah ukuran keberhasilan dari operasi perusahaan
tersebut melalui keputusan-keputusan yang telah dibuat oleh manajemen
perusahaan secara terus menerus.
Kinerja Keuangan dapat digambarkan dengan indikator ROA (return on
Assets). ROA menunjukkan besarnya laba yang dihasilkan dari investasi
setiap rupiah aktiva perusahaan. Ukuran yang dipakai rasio ini adalah laba
bersih dibagi dengan jumlah aktiva dari tahun 2010 – 2012.
Penelitian variabel ini merujuk pada penelitian oleh Booth et al, (2000),
Sugihen (2003), Tien Pao et al (2003) dan Buncanwanicha et al, ( 2003).
Profitabilitas dirumuskan sebagai berikut :
X3 = ROA =
dalam satuan rasio
28
4.3 Pengumpulan Data
4.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
berupa data dalam bentuk angka-angka dan dinyatakan dalam satuan
hitung yang bisa diolah dengan teknik yang relevan. Data Kuantitatif yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan, laporan
perdagangan saham dan laporan pemegang saham perusahaan yang
dipublikasikan pada pusat informasi pasar modal periode 2010 – 2012
yang diunduh dari http://www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market
Directory (ICMD).
4.3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan property yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan keuangannya secara
lengkap periode tahun 2010–2012, jumlahnya sebanyak 26 perusahaan.
Pengambilan sampel dilakukan secara sensus yaitu mengambil seluruh populasi
yang ada untuk diteliti.
4.3.3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah nonparticipant
observation yaitu peneliti tidak ikut terlibat dalam pengumpulan data tetapi hanya
sebagai pengamat independent ( Sugiyono, 2004). Pada penelitian ini hanya
melakukan observasi pada laporan keuangan, laporan perdagangan saham, laporan
pemegang saham dari perusahaan-perusahaan property yang dimaksud yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010 – 2012.
29
4.4 Metode Analisis Data
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis penelitian terlihat bahwa
hubungan antara variabel yang menjadi fokus penelitian ini secara keseluruhan
menunjukkan hubungan kausal kompleks dan berjenjang. Hubungan ini
melibatkan variabel endogen yaitu profitabilitas dan nilai perusahaan; variabel
eksogen yaitu Risiko Keuangan dan Pertumbuhan penjualan. Permasalahan yang
memiliki karakteristik hubungan berjenjang dan jenis variabel semacam tersebut,
maka teknik analisis yang dapat dipergunakan adalah menggunakan persamaan
silmutanus dengan teknik estimasi path analysis (Hair et al, 2006). Program
aplikasi SPSS versi 17.0 digunakan untuk membantu dalam menganalisis data
yang digunakan dalam penelitian.
4.4.1 Analisis Jalur (Path Analysis)
Teknik analisis yang dipergunakan untuk menjawab masalah adalah
analisis jalur (path analysis). Dalam analisis jalur terdapat suatu variabel yang
berperan ganda yaitu sebagai variabel independent pada suatu hubungan, namun
menjadi variabel dependent pada hubungan lain mengingat adanya hubungan
kausalitas yang berjenjang. Variabel tersebut dinamakan sebagai variabel
intervening.
Ferdinand (2002:179), pengaruh kausal antar variabel dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu (1) pengaruh kausal langsung adalah pengaruh satu variabel
eksogen terhadap variabel endogen yang terjadi tanpa melalui variabel endogen
yang lain; (2) pengaruh kausal tidak langsung adalah pengaruh satu variabel
eksogen terhadap variabel endogen lain yang terdapat dalam satu model kausalitas
30
yang sedang dianalisis melalui variabel intervening; (3) pengaruh kausal total
adalah jumlah dari pengaruh kausal langsung dan pengaruh kausal tidak langsung.
Solimun (2002), menyusun langkah-langkah dalam analisis jalur (Path Analysis)
sebagai berikut:
1) Merancang model berdasarkan konsep dan teori. Berdasarkan hubungan antar
variabel secara teoritis dapat dibuat model dalam bentuk diagram path sebagai
berikut:
Risiko
Keuangan
(X1)
e2
b3
b1
e1
Profitabilitas
(X3)
b5
Nilai
Perusahaan
(Y)
b2
Pertumbuhan
Penjualan
(X2)
b4
Gambar 4.1
Diagram Jalur Pengaruh Risiko Keuangan dan Pertumbunan penjualan
terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan
Model dalam Gambar 4.1 dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan sehingga membentuk sistim persamaan. Sistim persamaan ini
ada yang menamakan sistem persamaan simultan, atau ada juga yang
menyebut model struktural.
(a) Hubungan kausal antara variabel X1, X2 dan X3
X3= b1X1+b2X2 +e1 …………………………………………... (1)
Keterangan :
31
X3
b1
b2
X1
X2
e1
= Profitabilitas
= Koefisien jalur X1 dan X3
= Koefisien jalur X2 dan X3
= Risiko Keuangan
= Pertumbuhan penjualan
= error
(b) Hubungan kausal antara variabel X1, X2, X3 dan Y
Y= b3X1+b4X2+b5 X3+e2………………………..…..………...... (2)
Keterangan :
Y
= Nilai Perusahaan
b3
= Koefisien jalur X1 dan Y
b4
= Koefisien jalur X2 dan Y
b5
= Koefisien jalur X3 dan Y
X1
= Risiko Keuangan
X2
= Pertumbuhan penjualan
X3
= Profitabilitas
e2
= error
2) Pemeriksaan terhadap asumsi-asumsi yang melandasi analisis path.
Asumsi yang melandasi adalah :
(a) Di dalam model analisis path, hubungan antar variabel adalah
linier dan aditif.
(b) Hanya model rekursif yang dipertimbangkan, yaitu hanya sistem
aliran kausal ke satu arah. Model yang mengandung kausal
respirokal tidak dapat dilakukan analisis path.
(c) Variabel endogen minimal dalam skala ukuran interval.
(d) Observed variables diukur tanpa kesalahan.
(e) Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan
benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan.
3) Pendugaan parameter atau perhitungan koefisien path. Perhitungan
koefisien pada gambar diagram path.
32
(a) Unsur anak panah bolak-balik
koefisiennya merupakan
koefisien korelasi r.
(b) Untuk anak panah satu arah
digunakan perhitungan
regresi variabel dibakukan secara parsiil pada masing-masing
persamaan. Metode yang digunakan adalah OLS (Ordinary
Least Square) yaitu model metode kuadrat terkecil biasa. Hal
ini dapat dilakukan mengingat modelnya rekursif. Berdasarkan
hasil perhitungan regresi akan diperoleh koefisien path secara
langsung.
Di dalam analisis path, disamping ada pengaruh langsung juga
terdapat pengaruh tidak langsung dan pengaruh total. Koefisien bi
dinamakan koefisien path secara langsung. Pengaruh langsung, pengaruh
tidak langsung dan pengaruh total disajikan dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1
Pengaruh Langsung, Pengaruh Tak Langsung dan Pengaruh Total
Pengaruh
Variabel
Pengaruh
Langsung
X1X3
b1
Pengaruh Tidak
Langsung
(Melalui Profitabilitas)
-
X2X3
b2
-
b2
X1Y
b3
b1X b5
b3+( b1X b5)
X2Y
b4
b2X b5
b4+( b2X b5)
X3Y
b5
-
b5
Pengaruh
Total
b1
Catatan : X1 = Risiko Keuaangan , X2 = Pertumbuhan Penjualan
X3 = Profitabilitas dan Y = Nilai Peruasahaan
Pendugaan parameter dengan metode OLS (Ordinary Least Squere),
dimana keseluruhan proses perhitungan path analysis dilakukan dengan
program SPSS versi 17.0 untuk menghitung analisis regresi yang
33
dilakukan pada masing-masing persamaan secara parsiil. Pemeriksaaan
validitas atau kesalahan model tergantung dari terpenuhi atau tidaknya
asumsi yang melandasinya. Terdapat dua indikator validitas model dalam
analisis jalur yaitu dengan menggunakan koefisien determinasi total dan
theory trimming sebagai berikut :
a) Koefisien Determinasi Total
Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan :
R2m = 1-P2e1P2e2…P2ei
Dalam hal ini interpetasi terhadap R2m sama dengan interpretasi koefisien
determinasi (R2) pada analisa regresi. Pe1 merupakan standard error of
estimate dari model regresi dihitung dengan rumus.
Pei =
b) Theory Triming
Uji validitas koefisien path pada setiap jalur untuk pengaruh langsung
adalah sama dengan pada regresi, menggunakan nilai p dan uji t, yaitu
pengujian koefisien regresi variabel yang dibakukan secara parsiil.
Berdasarkan theory triming , maka jalur-jalur yang nonsignifikan dibuang
sehingga diperoleh model yang didukung oleh data empirik.
Langkah terakhir di dalam analisis jalur adalah dengan melakukan
interpretasi hasil analisis yaitu menentukan jalur-jalur pengaruh yang
signifikan dan mengidentifikasi jalur yang pengaruhnya lebih kuat, yaitu
dengan membandingkan besarnya koefisien jalur yang terstandar.
34
4.4.2
Pengujian kesesuaian Model: Koefisien Q
Uji kesesuaian model (goodness of fit test) dimaksudkan untuk menguji
apakah model yang diusulkan memiliki kesesuaian (fit) dengan data atau tidak.
Shumacker dan Lomax (1996) serta Riduwan dan Engkos (2008) menyatakan
bahwa dalam analisis jalur untuk suatu model yang diusulkan dikatakan fit dengan
data apabila matriks korelasi sampel tidak jauh berbeda dengan matriks kolerasi
estimasi (reproduced correlation matrix) atau korelasi yang diharapkan (expected
correlation matrix). Hal ini dapat digunakan uji statistik kesesuaian model
koefisien Q dengan rumus :
–
Keterangan : Q = Koefisien Q
R2m = 1 – (1 – R21)(1 – R22)
M = R2m setelah dilakukan trimming =1 – (1 – R21)(1 – R2triming)
Apabila Q =1 mengindikasikan model fit sempurna. Jika Q < 1, untuk
menentukan fit tidaknya model maka statistik koefisien Q perlu diuji dengan
statistik W yang dihitung dengan rumus :
Whitung= - (N – d) Ln Q
Keterangan :
N = menunjukan ukuran sampel
d = banyaknya koefisien jalur yang tidak signifikan sama dengan
degree of freedom = derajat bebas.
2
R m = koefisien determinasi multiple untuk model yang diusulkan.
M =menunjukan koefisien determinasi multiple setelah koefisien
jalur yang tidak signifikan dihilangkan.
Setelah diperoleh nilai Whitung, maka untuk menentukan fit tidaknya model maka
digunakan metode statistik W dan Chi square. Dalam metode statistik W dan Chi
Square berlaku hipotesa sebagai berikut :
35
a) Hipotesis nol (H0) menyatakan tidak ada perbedaan matriks korelasi
sampel dengan matriks korelasi estimasi apabila nilai Whitung < Chi Square
b) Hipotesis satu (H1) menyatakan ada perbedaan matriks korelasi sample
dengan matriks korelasi estimasi, H0 ditolak karena Whitung > Chi Square.
Berdasarkan hipotesa diatas untuk pengujian fit model akan dilakukan dalam tiga
tahapan : pertama melakukan penghitungan Nilai Whitung , kedua mencari nilai
Chi square dari tabel dan ketiga menyimpulkan fit data dengan membandingkan
Nilai Whitung dengan Nilai Chi Square
36
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Model dan Deskripsi Variabel Penelitian
Langkah pertama di dalam analisis path adalah merancang model
berdasarkan konsep dan teori untuk menjawab permasalahan penelitian. Model
hipotetik yang dibangun atas variabel-variabel Risiko Keuangan, Pertumbuhan
Penjualan, Profitabilitas dan Nilai Perusahaan adalah sebagai berikut :
Risiko
Keuangan
(X1)
e2
b3
b1
e1
Profitabilitas
(X3)
b5
Nilai
Perusahaan
(Y)
b2
Pertumbuhan
Penjualan
(X2)
b4
Gambar 5.1
Model hipotetik penelitian
Berdasarkan model penelitian diatas dapat dirumuskan persamaan model
struktural sebagai berikut :
X3= b1X1+b2X2 +e1 dan
Y= b3X1+b4X2+b5 X3+e2.
Variabel Nilai Perusahaan (Y) dioperasikan sebagai variabel endogen yang
diproksikan dengan nilai hasil pembagian harga saham (t+1) / nilai buku saham(t).
Variabel Profitabilitas (X3) dioperasikan sebagai variabel endogen dan
intervening yang diproksikan dengan
Return on Asset ( ROA).Variabel
Pertumbuhan Penjualan (X2) dioperasikan sebagai variabel eksogen yang
diproksikan nilai hasil pembagian delta penjualan /penjualan(t). Variabel Risiko
37
Keuangan (X1) dioperasikan sebagai variabel eksogen yang diproksikan dengan
nilai hasil pembagian delta EPS/delta EBIT.
Statistik deskriptif masing-masing variabel dapat dilihat pada table 5.1 berikut :
Tabel 5.1
Statistik Deskriptif Variabel Risiko Keuangan, Pertumbuhan Penjualan,
Profitabilitas dan Nilai Perusahaan
N
Minimum
Maximum
RISIKO
52
-.003286
.001888
.00028469
.000687254
PERTUMBUHAN
52
-.604230
1.230156
.20611330
.419215283
PROFITABILITAS
52 -9.690000 16.870000 5.17442308 5.491026695
NILAI
52
Valid N (listwise)
52
.220000
Mean
Std. Deviation
3.840000 1.49365385 1.003441194
Sumber : lampiran 2 . Statistik Deskriptif
Berdasarkan tabel 5.1 dan lampiran 1 dapat dirumuskan bahwa selama
periode 2010 sd 2012 sebagai berikut : variabel Risiko Keuangan memiliki mean
sebesar 0,00028 per tahun dan standar deviasi 0.00069 ( variasi Risiko Keuangan
dari rata-ratanya sebesar 0,00069). Risiko Keuangan minimum selama
pengamatan yaitu pada PT RBMS sebesar -0,00329 Risiko Keuangan maksimum
yaitu pada PT LPCK sebesar 0,00189.
Variabel Pertumbuhan Penjualan memiliki mean sebesar 0,20611330 per
tahun dan standar deviasi 0,419215283 ( variasi Pertumbuhan Penjualan dari rataratanya sebesar 0,419215283). Pertumbuhan Penjualan minimum selama
pengamatan yaitu pada PT BKDP sebesar -0,60423. Pertumbuhan Penjualan
maksimum yaitu pada PT LPCK sebesar 0,97628 .
Variabel Profitabilitas memiliki mean sebesar 5,17442308 per tahun dan
standar deviasi 5,491026695(variasi Profitabilitas dari rata-ratanya sebesar
38
5,491026695). Profitabilitas minimum selama pengamatan yaitu pada PT.RBMS
sebesar -9,690000.Profitabilitas maksimum yaitu pada PT SSIA sebesar 16,87000.
Variabel Nilai Perusahaan memiliki mean sebesar 1.49365385per tahun
dan standar deviasi 1.003441194 ( variasi Nilai Perusahaan dari rata-ratanya
sebesar 1.003441194). Nilai Perusahaan minimum selama pengamatan yaitu pada
PT RBMS sebesar 0,220000. Nilai Perusahaan maksimum yaitu pada PT.JRPT
sebesar 3.840000
5.1.2
Pemeriksaan Asumsi Linearitas pada Analisis Jalur ( Path analysis )
Pemeriksaan terhadap pemenuhan asumsi-asumsi yang melandasi analisis jalur :
a) Pengujian asumsi linearitas terhadap hubungan antar variabel
dalam
model struktural dilakukan dengan metode Curve Fit, dihitung dengan
bantuan software SPSS 17. Hasil pengujian secara lengkap pada Tabel 5.2
Tabel 5.2
Hasil Pengujian Asumsi Linearitas
Keterangan
Variabel Bebas
Variabel
Terikat
Hasil
Pengujian 
Risiko Keuangan(X1)
Profitabilitas(X3)
.002
Model linier
signifikan
Pertumbuhan
Penjualan(X2)
Profitabilitas(X3)
.010
Model linier
signifikan
Risiko Keuangan(X1 )
Nilai
Perusahaan(Y)
.943
Model linier tidak
signifikan
Pertumbuhan
Penjualan(X2)
Nilai
Perusahaan(Y)
.315
Model linier tidak
signifikan
Profitabilitas (X3)
Nilai
Perusahaan(Y)
.001
Model linier
signifikan
Sumber: Lampiran 3
( signifikan
jika  < 0,05)
39
b) Model bersifat rekursif yaitu sistem aliran causal ke satu arah.
c) Variabel endogen telah dibuat dalam skala ukur interval, dimana data-data
input dari variabel-variabel endogen, eksogen maupun intervening telah
dikalkulasikan dari data laporan keuangan setiap perusahaan property ke
dalam bentuk data rasio.
d) Instrument pengukuran valid dan reliable dengan melakukan download
dari www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dari
tahun 2010 – 2012.
e) Model telah dianalisis / diidentifikasi dengan benar berdasarkan teori-teori
dan konsep-konsep yang relevan.
5.1.3 Hasil Pengujian Hipotesis
Langkah ketiga dalam analisis path adalah perhitungan koefisien path.
Karena anak panah satu arah (rekursif) maka digunakan perhitungan regresi
variabel dibakukan, secara parsiil pada masing-masing persamaan. Dengan
metode OLS akan diperoleh koefisien path pengaruh langsung.
Pendugaan Hipotesis diuji dengan t-test pada masing-masing jalur
pengaruh langsung secara parsial. Hasil analisis secara lengkap terdapat dalam
hasil analisis jalur (dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5). Di dalam
analisis path terhadap model hipotetis diatas akan dapat dihitung besarnya
koefisien – koefisien pengaruh tidak langsung dan pengaruh total dari jalur
rekursif yang ada setelah diketahui koefisien pengaruh langsungnya.
Tabel 5.3 menyajikan hasil pengujian hipotesis pengaruh langsung,
pengaruh tak langsung dan pengaruh total risiko keuangan dan pertumbuhan
penjualan terhadap nilai perusahaan :
40
Tabel 5.3 HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS (Sumber: Lampiran 4 dan 5).
Pengaruh
Variabel
Pengaruh
Langsung
Sig
X1X3
0,469
0,000
Pengaruh Tidak
Langsung
(Melalui
Profitabilitas)
Pengaruh
Total
Keterangan
-
0,469
Risiko keuangan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
X2X3
0,409
0,001
-
0,409
Pertumbuhan penjualan
berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas
X1Y
0,091
0,469x0,591
-0,250+0,277
= 0,277
=0,027
Risiko keuangan berpengaruh
negatif
tidak
signifikan terhadap nilai
perusahaan. Profitabilitas mampu memediasi
pengaruh
risiko
keuangan terhadap nilai
perusahaan
X2Y
0,495
0,409x0,591
-0,097+0,242
Pertumbuhan penjualan
= 0,242
=0,145
berpengaruh negatif tak
signifikan terhadap nilai
perusahaan. Profitabilitas mampu memediasi
pengaruh pertumbuhan
penjualan terhadap nilai
perusahaan
X3Y
0,591
0,000
-
0,591
Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan
Keterangan :
X1 = Risiko keuangan
X2 = Pertumbuhan penjualan
X3 = Profitabiltias
Y = Nilai Perusahaan
= Non Signifikan
Pengaruh tak langsung X1Y = b1 x b5
Pengaruh tak langsung X2Y = b2 x b5
Pengaruh Total = Pengaruh langsung + Pengaruh tak langsung
41
Berdasarkan tabel diatas , dapat dibuat persamaan regresi untuk struktur 1
yaitu tentang pengaruh Risiko keuangan (X1) dan Pertumbuhan penjualan (X2)
terhadap Profitabilitas (X3) sebagai berikut:
X3 = 0,469 X1 + 0,409 X2 + e1
Besarnya nilai error term (e1) dapat diketahui dengan mengambil nilai
= 0,343
dari lampiran 4 , maka :
e1  1  R 2
e1  1  0,343
e1  0,8106
Berdasarkan analisis pada Lampiran 5 , dapat dibuat persamaan regresi
untuk struktur 2 yaitu tentang pengaruh Risiko keuangan (X1), Pertumbuhan
penjualan (X2) dan Profitabilitas (X3) terhadap Nilai perusahaan (Y) sebagai
berikut:
Y = -0,250 X1 – 0,097 X2 + 0,591 X3 + e2
Besarnya nilai error term (e2) dapat diketahui dengan mengambil nilai
= 0,250
dari lampiran 5 , maka :
e2  1  R 2
e 2  1  0,250 e 2  0,866
Hasil perhitungan-perhitungan diatas memberikan hasil pengujian hipotesis sesuai
model sebagai berikut :
42
RISIKO
KEUANGAN (X1)
-0,250(ns)
0,469(s)
PROFITABILITAS
(X3)
e1=0,8106
0,591(s)
NILAI
PERUSAHAAN (Y)
0,409(s)
e2=0,866
-0,097(ns)
PERTUMBUHAN
PENJUALAN (X2
)
0,872
Keterangan: (s) = jalur signifikan, (ns) = jalur nonsignifikan
Gambar 5.2
DIAGRAM JALUR PENGARUH LANGSUNG
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara statistik pada Tabel 5.3 dan
Gambar 5.2, maka didapatkan sebagai berikut :
1. Risiko keuangan (X1) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (X3).
Hasil analisis diperoleh koefisien jalur sebesar 0,469 dengan p= 0,000
sehingga dikatakan signifikan. Mengingat koefisien jalur bertanda positif,
dapat diartikan bahwa semakin bertambah Risiko keuangan (X1)
maka
Profitabilitas (X3) semakin meningkat.
2. Pertumbuhan penjualan (X2) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas
(X3). Hasil analisis diperoleh koefisien jalur sebesar 0,409 dengan p= 0,001
sehingga dikatakan signifikan. Mengingat koefisien jalur bertanda positif,
dapat diartikan bahwa semakin bertambah pertumbuhan penjualan (X2) maka
Profitabilitas (X3) semakin meningkat.
3. Profitabilitas
(X3) berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y).
Hasil analisis diperoleh koefisien jalur sebesar 0,591 dengan p= 0,000
43
sehingga dikatakan signifikan. Mengingat koefisien jalur bertanda positif,
dapat diartikan bahwa semakin tingggi Profitabilitas (X3) maka Nilai
Perusahaan (Y) semakin tinggi.
4. Risiko keuangan (X1) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Nilai
Perusahaan (Y). Hasil analisis diperoleh koefisien jalur sebesar -0,250 dengan
p= 0,091 sehingga dikatakan tidak signifikan.
Hasil ini diartikan bahwa
semakin tingggi risiko keuangan (X1) maka semakin rendah nilai
perusahaan(Y), atau semakin rendah risiko keuangan (X1) maka semakin
tinggi nilai perusahaan (Y). Tetapi karena tingkat signifikansi (p) > 0,05 maka
perubahan risiko keuangan (X1) tidak akan berpengaruh langsung secara
signifikan menjadikan nilai perusahaan (Y) semakin rendah atau semakin
tinggi.
5. Pertumbuhan penjualan (X2) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
Nilai Perusahaan (Y). Hasil analisis diperoleh koefisien jalur sebesar -0,097
dengan p= 0,495 sehingga dikatakan tidak signifikan. Mengingat koefisien
jalur bertanda negatif , dapat diartikan bahwa semakin tingggi Pertumbuhan
penjualan (X2) maka nilai perusahaan (Y) semakin rendah atau sebaliknya
semakin rendah
pertumbuhan penjualan
(X2) semakin tinggi
nilai
perusahaan(Y). Tetapi karena tingkat signifikansi sangat jauh dari batas
validitas yaitu (p=0,495) >> (p sig =0,05), maka perubahan pertumbuhan
penjualan (X2) tidak akan berpengaruh langsung secara signifikan menjadikan
nilai perusahaan (Y) semakin rendah atau semakin tinggi.
5.1.4 Pemeriksaan Validitas Model
44
Dalam pemeriksaan validitas atas sahih tidaknya analisa dalam memenuhi
asumsi-asumsi yang melandasi analisis path, digunakan dua indikator validitas
model yaitu : Koefisien Determinasi Total dan Theory Trimming.
a) Koefisien Determinasi Total
Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan :
R2m = 1-P2e1 P2 …P2
Dalam hal ini interpetasi terhadap R2m sama dengan interpretasi koefisien
determinasi (R2) pada analisa regresi. Pe1 merupakan standard error of
estimate dari model regresi dihitung dengan rumus yang telah dihitung
dengan rumus
Pei =
yaitu e1  1  0,343 e1  0,8106 dan
e 2  1  0,250 e 2  0,866 maka diperoleh koefisien determinasi total :
R2m = 1-
= 1 - 0,49275 = 0,50725 = 51% , artinya
keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model tersebut adalah sebesar
51%, sedangkan 49 % dijelaskan oleh variabel lain (yang belum terdapat
di dalam model ) dan error
b) Theory Triming
Berdasarkan theory trimming, maka jalur yang non signifikan dibuang
sehingga diperoleh model yang didukung data empirik. Gambar diagram
jalur beserta koefisien signifikansi sebagai berikut :
45
RISIKO
KEUANGAN (X1)
0,469(s)
(s)
PROFITABILITAS 0,591
NILAI
(X3)
PERUSAHAAN (Y)
e1=0,8106
0,409(s)
e2=0,866
PERTUMBUHAN
PENJUALAN (X2
)
0,872
Gambar 5.3
DIAGRAM JALUR SETELAH DILAKUKAN TRIMING
5.1.5 Interpretasi hasil Pemeriksaan Validitas Model
Interpretasi dari hasil analisis path dilakukan dengan memperhatikan hasil
validitas model dan menentukan jalur-jalur pengaruh yang signifikan dan
mengidentifikasi
jalur
yang
pengaruhnya
lebih
kuat,
yaitu
dengan
membandingkan besarnya koefisien jalur yang terstandar. Dengan memperhatikan
hasil validitas model, diperoleh informasi sebagai berikut :
a) Berdasarkan koefisien determinasi total, diperoleh bahwa model dapat
menjelaskan informasi yang terkandung di dalam data sebesar 51 %.
Angka ini cukup besar sehingga layak dilakukan interpretasi lebih lanjut.
Kemungkinan
ada variabel lain yang berpengaruh terhadap nilai
perusahaan yang belum disebutkan dalam model risiko keuangan menuju
nilai perusahaan dan pertumbuhan penjualan menuju nilai perusahaan
melalui Profitabilitas.
46
b) Dengan memperhatikan pengaruh total dari setiap variabel eksogen yang
mempunyai pengaruh kausal ke variabel endogen, diperoleh informasi
sebagai berikut :
Pengaruh total Risiko Keuangan terhadap Nilai Perusahaan merupakan
pengaruh tak langsung sebesar = 0,469 x 0,591 = 0,277, sedangkan
pengaruh total Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan
merupakan pengaruh tak langsung sebesar = 0,409 x 0,591= 0,242.
Dari besarnya koefisien pengaruh total dari kedua jalur tersebut, maka dapat
dibandingkan bahwa pengaruh total risiko keuangan terhadap nilai perusahaan
melalui profitabiltas lebih besar dari pada pengaruh total pertumbuhan penjualan
terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas ( 0,277 > 0,242).
5.1.6 Pengujian Kesesuaian Model (Goodness of Fit Model)
Uji kesesuaian model (goodness of fit test) dimaksudkan untuk menguji
apakah model yang diusulkan memiliki kesesuaian (fit) dengan data atau tidak.
Shumacker dan Lomax (1996) serta Riduwan dan Engkos (2008) menyatakan
bahwa dalam analisis jalur untuk suatu model yang diiusulkan dikatakan fit
dengan data apabila matriks korelasi sampel tidak jauh berbeda dengan matriks
korelasi estimasi (reproduced correlation matrix) atau korelasi yang diharapkan
(expected correlation matrix). Hal ini dapat digunakan uji statistik kesesuaian
model koefisien Q dengan rumus: Q 
Keterangan :
Q = koefisien Q
R2m= 1 –(1-R21)(1-R22)
M = R2m setelah dilakukan triming.
1 R 2m
1- M
47
Apabila Q=1 mengindikasikan model fit sempurna. Jika Q < 1, untuk menentukan
fit tidaknya model maka statistik koefisien Q perlu diuji dengan statistik W yang
dihitung dengan rumus:
Whitung = -(N-d)Ln Q
Keterangan:
N = ukuran sampel
d = banyaknya koefisien jalur yang tidak signifikan sama dengan degree of
freedom
Koefisien determinasi multiple untuk model yang diusulkan dari diagram jalur
tersebut diperoleh nilai sebagai berikut:
R21 = 0,343 (Lampiran 4)
R22 = 0,250 (Lampiran 5)
R2 m = 1 – ( 1 –
Koefisien
) = 1 – (0,657)(0,750) = 1 – 0,49275=0,50725
determinasi untuk model setelah koefisien jalur tidak signifikan
dikeluarkan ( trimming)adalah:
R21 = 0,343 (Lampiran 4)
R22triming = 0,203 (Lampiran 6)
M = R2m setelah dilakukan triming ,
M = 1 – ( 1 – 0,343
) = 1-(0,657)(0,797) = 1 – 0,523629 = 0,476371
Berdasarkan data diatas, besarnya nilai Q adalah :
48
Q
1  R 2 m 1  0,50725
0,49275


 0,941028atau Q  1
1- M
1  0,476371 0,523629
Karena diperoleh nilai Q < 1, maka untuk menentukan fit tidaknya model
digunakan metode statistik W dan Chi square. Dalam metode statistik W dan Chi
Square berlaku hipotesa sebagai berikut :
a) Hipotesis nol (H0) menyatakan tidak ada perbedaan matriks korelasi
sampel dengan matriks korelasi estimasi. (Whitung < Chi Square )
b) Hipotesis satu (H1) menyatakan ada perbedaan matriks korelasi sample
dengan matriks korelasi estimasi. (H0 ditolak karena Whitung > Chi Square )
Berdasarkan hipotesa diatas untuk pengujian fit model akan dilakukan dalam tiga
tahapan : pertama melakukan penghitungan Nilai Whitung , kedua mencari nilai
Chi square dari tabel dan ketiga menyimpulkan fit data dengan membandingkan
Nilai Whitung dengan Nilai Chi Square :
1) Langkah pertama :
Nilai Whitung = -(N-d)Ln Q
Karena ada 52 data dan terdapat 2 jalur yang tak signifikan maka N=52
dan d = 2 , maka :
Nilai Whitung = -(52-2)Ln Q = -(50Ln 0,941028) = - (50) ( -0,060782384)
Nilai Whitung = 3,039119213
2) Langkah kedua : menggunakan tabel distribusi
untuk menemukan nilai
Chi Square . Karena ada 2 jalur tidak signifikan maka dk = 2, dan untuk
tingkat signifikansi =0,05 maka diperoleh nilai Chi square =5,991.
49
3) Langkah ketiga adalah menyimpulkan fit data : Dari hasil perhitungan
diperoleh Nilai Whitung (=3,039119213) < Chi square (=5,991) maka Ho
diterima, artinya dalam analisis jalur untuk suatu model yang diiusulkan
dikatakan fit dengan data karena matriks korelasi sampel tidak jauh
berbeda dengan matriks korelasi estimasi (reproduced correlation matrix)
atau korelasi yang diharapkan (expected correlation matrix).
5.2 Pembahasan Penelitian
5.2.1 Pengaruh Risiko Keuangan terhadap Profitabilitas
Penelitian ini menemukan bahwa risiko keuangan berpengaruh positif
signifikan terhadap pofitabilitas sehingga dengan bertambahnya risiko keuangan
pada perusahaan property maka profitabiltas perusahaan juga akan meningkat.
Makin besar risiko keuangan yang dihadapi dalam menjalankan bisnis property
maka peluang mendapatkan keuntungan bagi perusahaan tersebut juga semakin
tinggi (high risk high return ). Semakin baik manajemen perusahaan menangani
risiko keuangan sebagai akibat dilakukannya operasi perusahaan, baik itu risiko
bisnis maupun risiko hutang yang harus digunakan oleh perusahaan, maka akan
semakin produktif dalam melakukan pengelolaan financial untuk meningkatkan
laba sehingga meningkatkan profitabilitas yang merupakan indikator keberhasilan
operasi perusahaan.
Hal ini berlawanan dengan penelitian sebelumnya oleh Booth et al
(2000) dan juga penelitian oleh Chen (2003). Dimana pada hipotesanya
menyatakan risiko keuangan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas
perusahaan, dengan argumentasi bahwa perusahaan yang memiliki risiko
50
keuangan meningkat akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan dana
eksternal, sehingga menurunkan profitabilitas.
5.2.2 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Profitabilitas
Penelitian ini menemukan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh
positif signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini berarti bahwa meningkatnya
pertumbuhan penjualan perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia mampu meningkatkan pendapatan perusahaan sehingga meningkatkan
laba dan akan meningkatkan profitabilitas.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Sugihen
(2003) dan Chandra(2007) yang secara general meneliti untuk semua perusahaan
go public dengan temuan pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan
5.2.3 Pengaruh Risiko Keuangan terhadap Nilai Perusahaan
Penelitian ini menemukan risiko keuangan berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini berarti meningkatnya risiko keuangan
tidak mampu secara nyata menurunkan nilai perusahan property. Temuan ini
menunjukkan bahwa investor yang ingin berinvestasi di saham perusahaan
property menghindari risiko keuangan. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa
investor pada umumnya memiliki risk over ( menghindari risiko ) berarti investor
dalam melakukanan investasi menginginkan return yang lebih besar dari risiko
keuangan yang harus ditanggung.
Temuan tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh Rayan Kuben (2008), Sudarma (2004) dan Chandra (2007), ditemukan
bahwa risiko keuangan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, karena
51
pertimbangan cost of debt dari pemakaian hutang oleh perusahaan sehingga
menurunkan profitabilitas yang akan menurunkan nilai perusahaan .
5.2.4 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan
Penelitian ini menemukan bahwa pertumbuhan penjualan memiliki
pengaruh langsung negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Berarti
meningkatkannya penjualan tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan tetapi
sebaliknya menurunkan nilai perusahaan,hal ini menunjukkan bahwa investor
tidak melihat pertumbuhan penjualan dalam berinvestasi saham dalam perusahaan
property di Bursa Efek Indonesia, karena pertumbuhan penjualan belum final
merupakan pendapatan bersih perusahaan karena pertumbuhan masih dikurangi
biaya operasi sehingga investor tidak tertarik dengan melihat pertumbuhan
penjualan.
Temuan
ini
tidak
mendukung
penelitian
sebelumnya
oleh
Sriwardany(2006) dan Cheng et al (2010), dimana Sriwardany(2006) menemukan
bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan
harga saham sebagai indikasi bahwa informasi pertumbuhan perusahaan
mendapatkan respon positif oleh investor sehingga harga saham naik dan identik
dengan nilai perusahaan meningkat. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh
Cheng et al (2010) menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara
tingkat pertumbuhan penjualan (growth of sales) dengan nilai perusahaan (value
of the firm).
Sedangkan hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Safrida, Eli (2008), ditemukan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
52
5.2.5 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Penelitian ini menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan. Meningkatnya profitabilitas mengundang
investor untuk melalkukan investasi saham di perusahaan property. Secara
fundamental profitabilitas perusahaan meningkat akan dapat meningkatkan nilai
perusahaan, karena perusahaan yang memiliki profitabilitas yang baik akan
menjadi tujuan dari para investor di pasar modal untuk berinvestasi saham. Makin
banyak investor berminat terhadap suatu saham perusahaan maka harga saham
perusahaan tersebut akan naik. Dan harga saham naik berdampak pada nilai
perusahaan juga akan naik.
Hasil penelitian mendukung penelitian sebelumnya oleh : Ulupui
(2007), Carlson dan Bathala (1997), Kabajeh et al (2012), Hatta et al (2012),
Thim et al (2012), Nirmala et al (2012) dan Aras and Yilmaz (2008) menyatakan
profitabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
5.3 Implikasi Penelitian
Penelitian ini menemukan risiko dan pertumbuhan penjualan berpengaruh
positif signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
property harus mampu mengelola risiko keuangan dan meningkatkan volume
penjualan dalam meningkatkan profitabilitas.
Penelitian ini juga menemukan profitabilitas berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan .
investasi
dalam
perusahaan
property
Bagi investor yang ingin melakukan
agar
memperhatikan
profitabilitas
perusahaan tersebut sehingga investasi akan mendapatkan return sesuai dengan
yang diharapkan investor.
53
RISIKO
KEUANGAN (X1)
NS
S
PROFITABILITAS
(X3)
S
NILAI
PERUSAHAAN (Y)
S
NS
PERTUMBUHAN
PENJUALAN (X2 )
Keterangan: (s) = jalur signifikan, (ns) = jalur nonsignifikan
Gambar 5.4
IMPLIKASI HASIL PENELITIAN
54
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil-hasil
penelitian sebagai output dari pengumpulan dan pengolahan data serta pengujian
hipotesis sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka pada penelitian
ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1) Risiko Keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas
perusahaan. Semakin tinggi Risiko Keuangan maka semakin tinggi
Profitabilitas yang dihasilkan.
2) Pertumbuhan
Penjualan
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
Profitabilitas. Semakin tinggi Pertumbuhan Penjualan maka Profitabilitas
juga semakin tinggi. Peningkatan penjualan mencerminkan peningkatan
laba.
3) Risiko keuangan berpengaruh negatif tidak signifikan. Meningkatnya
risiko keuangan mengurangi permintaan investor dalam pembelian saham
perusahaan property di BEI
4) Pertumbuhan
Penjualan
berpengaruh
negatif
tidak
signifikan.
Meningkatnya volume penjualan tidak menjadi indikator bagi investor
dalam berinvestasi di saham perusahaan property.
5) Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Meningkatnya profitabilitas menjadi indikator investor dalam melakukan
investasi. Secara fundamental profitabilitas perusahaan meningkat akan
dapat meningkatkan nilai perusahaan.
55
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, maka dapat
disarankan sebagai berikut :
Penelitian selanjutnya :
Penelitian ini dapat dijadikan sumber ide bagi pengembangan penelitian di
masa yang akan datang. Untuk pengembangan penelitian ini dapat disarankan
kepada peneliti berikutnya untuk menggunakan proksi lain yang bisa dijadikan
ukuran variabel risiko keuangan, pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan nilai
perusahaan.
Investor :
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, diharapkan bagi investor
khususnya pada saham perusahaan property untuk memperhatikan profitabilitas
Emiten :
Bagi
manajemen
perusahaan
untuk
mampu
mengelola
risiko
dan
meningkatkan volum penjualan karena penelitian menemukan risiko keuangan dan
pertumbuhan penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.
56
DAFTAR PUSTAKA
Atika Jauharia Hatta, Bambang Sugeng Dwiyanto. 2012. The Company
Fundamental Factors And Systematic Risk In Increasing Stock Price.
Journal of Economics, Business, and Accountancy Ventura Volume 15,
No. 2, August 2012, pages 245 – 256
Booth, Laurence, Varouj Aivazian, Asli Demirguc Kunt & Vojislav Maksimovic,
2001, Capital Structure in Developing Countries, The journal of finance
Vol 56 no 1, Feb 2001.
Brigham, Eugene F dan J Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Penerjemah :
Herman Wibowo. Edisi kedelapan. Buku II. Jakarta. Erlangga
Bunkanwanicha, Pramuan, Jyoti Gupta,Rofikoh Rokhim. 2003, Debt and
Entrenchment : Evidence from Thailand and Indonesia, ROSESCNRS
Maison des Sciences Economiques, University Paris, September 2003.
Chathoth, Prakash K. 2002, Coalignment Between Environment Risk, Corporate
Strategy, Capital Structure, and Firm Performance: An Empirical
Investigation of Restaurant Firms, Dissertation to the Faculty of the
Virginia Polytechnic Institute and State University
Chen, Jean J. 2003, Institutional Effects Upon Firm’ Capital Structure – Evidence
From Chinese Listed Companies, 2003 FMA European Conference.
Chen, Shun-Yu., Liu-Ju Chen. 2011. Capital Structure Determinants : An
Empirical Study in Taiwan. African Journal of Business Management
Vol. 5 (27).
pp. 10974-10983.
Eldomiaty, Tarek I. 2003, Dynamics of Firm’s Market Value, Capital Structure
and Systematic Risk,The 3rd International Conference of Economics
and Management ‘Financial Management Trends 2003', Kaunas
University of Technology – Lithuania and Kaliningrad State Technical
University
Engkos Achmad Kuncoro dan Riduwan. 2007. Cara Menggunakan Dan
Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis).Bandung. ALFABETA.
Ferdinand, A..2002. Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen
. Edisi ke 2. Semarang. BP UNDIP.
57
Guler Aras and Mustafa Kemal Yilmaz. 2008. Price-Earnings Ratio, Dividen
Yield, And Market-To-Book Ratio To Predict Return On Stock Market:
Evidence From The Emerging Markets. Journal of Global Business and
Technology, Volume. 4, Number 1, pp.18-30
Hair,A, Tatham dan Black. 2006. Multivariate Data Analysis, Sixth Edition,
Prentice Hall, New Jersey
Horne,V. 2005. Prinsip=prinsip Manajemen Keuangan. Edisi 9 Jilid 1. Jakarta.
Salemba Empat
Husnan. S dan Pudjiastuti 2002, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi ketiga,
Jogjakarta: AMP YKPN
Husnan,S. 2005. Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat.
Yogyakarta. UPPSTIM YKPN
Indahwati. 2003, Analisis Pengaruh Leverage dan Kebijakan Struktur Modal
Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan-Perusahaan Go Public
di Pasar Modal Indonesia Selama Masa Krisis 1998-2001, Disertasi,
Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang
Kaaro, Hermeindito.2003., Simultaneous Analysis of Corporate Investment,
Dividend, and Finance: Empirical Evidence Under High Uncertainty,
Journal of Accounting, Management, and Economics Research (JAMER),
Vol. 3(1), pp. 1-17,
Kusumajaya, D.K.O. 2011.Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan
Perusahaan terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, Tesis, Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana.
Majed Abdel Majid Kabajeh,
Dahmash. 2012. The
Ratios with Jordanian
International Journal
June 2012
Said Mukhled Ahmed AL Nu’aimat, Firas Naim
Relationship between the ROA, ROE and ROI
Insurance Public Companies Market Share Prices.
of Humanities and Social Science Vol. 2 No. 11;
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. 2007,Analisa Laporan Keuangan. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
O’Brien, Jonathan P. 2003, The Capital Structure Implications of Persuing a
Strategy of Innovation, Strategic Management Journal, Vol. 24, Iss.5,
p.415, May 2003.
58
P. S. Nirmala, P. S. Sanju, M. Ramachandran. 2011. Determinants of Share
Prices in India. Journal of Emerging Trends in Economics and
Management Sciences; Vol. 2, No. 2.pp 124-130
Placido M. Menaje, Jr. 2012. Impact of Selected Financial Variables on Share
Price of Publicly Listed Firms in the Philippines. American International
Journal of Contemporary Research Vol. 2 No. 9; September 2012
Ratnawati, Kusuma. 2001, Analisis Perbedaan Struktur Modal dan Faktor Interen,
Faktor Eksteren Perusahaan Industri PMA dan Perusahaan Industri
PMDN di Bursa Efek Jakarta, Serta Pengaruhnya Terhadap Nilai
Perusahaan, Disertasi Program Pascasarjana Universitas Airlangga,
Surabaya.
Rayan, Kuben,2008, Financial Leverage and Firm Value, University of Pretoria,
Pretoria. Tesis. www.google.com.
Safrida, Eli. 2008. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Tesis.www.google.com
Sartono, R.A. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi . Edisi 4.
Yogyakarta. BPFE-UGM
Solimun. 2002, Structural Equation Modeling, Lisrel dan Amos, Makalah Diklat,
Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang
Sonia Machfiro and Eko Ganis Sukoharsono. 2012. The Effect Of Financial
Variables On The Company’s Value (Study on Food and Beverage
Companies that are listed on Indonesia Stock Exchange Period 20082011).http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/177/140
Sriwardany,2006, Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijaksanaan
Struktur Modal dan Dampaknya terhadap Perubahan Harga Saham pada
Perusahaan Manufaktur, Tesis. www.google.com
Subramanyam. K.R., Wild J.J. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10.
Penerjemah Dewi Yanti. Jakarta. Salemba Empat
Sudarma, Made. 2004, Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Faktor Intern dan
Faktor Ekstern Terhadap Struktur Modal dan Nilai Perusahaan (Studi
pada Industri yang Go-Public di Bursa Efek Jakarta), Disertasi Program
Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang.
Sugihen, Syafruddin Ginting. 2003, Pengaruh Struktur Modal Terhadap
Produktivitas Aktiva dan Kinerja Keuangan serta Nilai Perusahaan
59
Industri Manufaktur Terbuka di Indonesia,
Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya.
Disertasi
Program
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Keenam. Bandung. CV Alfabeta
Sujoko dan Soebiantoro, Ugy.2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,
Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ektern terhadap Nilai Perusahaan.
Journal. Www/petra.ac.id-puslit/journals/dir.php
Suranta, Eddy dan Pratana Puspita Merdistusi. 2004, Tobin's Q, Agency Problems
dan Kinerja Perusahaan, Makalah Simposium Nasional Akutansi VII, Bali
, 2-3 Desember
Syed. Atif Ali, Amir. Razi. 2012. Impact of Companies Internal Variables on
Stock Prices: A Case Study of Major Industries of Pakistan. International
Conference on Education, Applied Sciences and Management
(ICEASM'2012) December 26-27, 2012 Dubai (UAE)
Teddy Chandra. 2007. Pengaruh Environment Risk, Corporate Strategy dan
Struktur Modal terhadap Produktivitas Aktiva, Kinerja Keuangan dan
Nilai Perusahaan pada perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta,
Disertasi, Fakultas ekonomi Universitas Brawijaya Malang.
Tien Pao, Hsiao, Bohdan Pikas, & Tenpao Lee. 2003, The Determinants of
Capital Structure Choice using Linier Models : High Technology
Vs.Traditional Corporations, Journal of Academy of Business and
Economics, January 2003
Ulupui, I.G.K.A.2007. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas
dan Profitabilitas terhadap Return Saham pada Perusahaan Makanan dan
Minuman kategori Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Akuntansi dan Bisnis. Vol 2. No.1, Januari . 88 - 102
Weston, J.F dan T. Copeland. 1997. Manajemen Keuangan. Jilid 2 Edisi 9.
Binarupa Aksara
Wiagustini.2010. Dasar-dasar Manajemen
Denpasar. Udayana University Press.
Keuangan.
Cetakan
Pertama.
Wibawa, K.A.C.. 2013. Jurnal Ilmiah Forum Manajemen. Volume 11 nomer 2
tahun 2013. Juli - Desember 2013.
60
Wibowo, H.A. & Diyah Pujiati. 2011. The Indonesian Accounting Review.
Volume 1, No. 2, July 2011, pages 155 – 178
Wiksuana, Wiagustini, Panji I.B.. 2001. Buku Ajar Manajemen Keuangan.
Denpasar. UPT Penerbit Universitas Udayana
Yuniningsih. 2002. Interdepedensi antara Kebijakan Deviden Payout Ratio,
Financial Leverage dan Investasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 9(2). 164-182
Download