perbedaan tingkat nyeri sebelum dan sesudah pemberian kompres

advertisement
PERBEDAAN TINGKAT NYERI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN
KOMPRES LIDAH BUAYA (ALOE VERA) PADA PASIEN PHLEBITIS YANG
TERPASANG INFUS DI RSUD UNGARAN
ARTIKEL
Oleh :
KULSUM SINDI PERTIWI
010113a058
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Artikel berjudul
PERBEDAAN TINGKAT NYERI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN
KOMPRES LIDAH BUAYA (ALOE VERA) PADA PASIEN PHLEBITIS YANG
TERPASANG INFUS RSUD UNGARAN
Disusun oleh :
KULSUM SINDI PERTIWI
010113A058
Telah dipertahankan di Depan TIM Penguji Skripsi Program Studi S1 Keperawatan
Universitas Ngudi Waluyo
Ungaran, Agustus 2017
Ketua/Pembibing Utama
Ns. Faridah Aini, S.Kep., M.Kep., Sp.KMB
NIDN. 0629037605
Universitas Ngudi Waluyo
ii
“Perbedaan Tingkat Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian Kompres Lidah Buaya
(Aloe Vera) pada Pasien Phlebitis yang terpasang Infus RSUD Ungaran”
Kulsum Sindi Pertiwi*, Faridah Aini** Puji Purwaningsih***
*Peneliti,**Pembibing Utama,***Pembibing Pendamping
Program Studi Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Phlebitis merupakan peradangan pembuluh darah vena. Phlebitis merupakan
komplikasi umum dari terapi intravena, mengakibatkan rasa sakit yang tidak semestinya
pada pasien dan meningkatkan lama waktu perawatan. Penatalaksanaan non farmakologi
adalah salah satunya pemberian kompres lidah buaya (Aloe vera). Lidah buaya (Aloe vera)
mengandung saponin yang mempunyai kemampuan membunuh kuman dan antiseptik
sehingga sangat efektif mengobati luka terbuka. Selain itu, juga terdapat senyawa
kompleks kuinon dan antrakuinon sebagai antibiotik dan penghilang rasa sakit (analgesik).
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis Perbedaan Tingkat Nyeri Sebelum dan Sesudah
Pemberian Kompres lidah Buaya (Aloe vera).
Desain penelitian ini adalah penelitian Pre-eksperimental dengan pendekatan One
Groups Pretest-Posttest Design, populasi sebanyak 293 pasien dalam satu tahun yang
menderita phlebitis dan jumlah sampel adalah 12 responden dengan tehnik accidental
sampling. Pengumpulan data pretest dan posttest dengan menggunakan NRS (Numeric
Rating Scale). Analisis data menggunakan Dependent t-test.
Hasil distribusi frekuensi tingkat nyeri phlebitis sebelum diberikan kompres lidah
buaya (Aloe vera) pada kategori sedang sejumlah 11 responden (91,7%) dan sesudah
diberikan kompres lidah buaya (Aloe vera) tingkat nyeri pasien phlebitis menurun pada
kategori ringan sejumlah 8 responden (66,7%). Dilakukan Uji normalitas menggunakan uji
shapiro wilk didapatkan semua data >α (0,05) berdistribusi normal. Hasil uji t-tes
dependen bahwa p value 0,000< (0,05) menunjukan ada Perbedaan yang signifikan
Tingkat Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian Kompres Lidah Buaya (Aloe vera).
Berdasarakan hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan Rumah Sakit menjadikan
terapi kompres lidah buaya (Aloe vera) sebagai terapi alternatif penatalaksanaan
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri phlebitis.
Kata Kunci : Phlebitis, Lidah Buaya (Aloe Vera), Tingkat Nyeri.
Kepustakaan : 44 (2004-2017)
ABSTRACT
Phlebitis is an inflammation of the veins. Phlebitis is a common complication of
intravenous therapy, resulting in undue pain to the patient and increase the length of
treatment time. Non-pharmacological Management is one of them giving compress Aloe
vera. Aloe vera contains saponins which have the ability to kill germs and antiseptic so it is
very effective in treating open wounds. In addition, there are also complex quinone and
anthraquinone compounds as antibiotics and painkillers (analgesics) The aim of this study
was to analyze the difference between pain level before and after aloe vera compress on
phlebitis at ungaran hospital.
Universitas Ngudi Waluyo
1
This study wasresearch pre-experimental approaches Groups pretest-posttest One
Design,a population of 293 patients a year who suffer from phlebitis and the number of
samples were 12 respondents with accidental sampling technique. Pretest and posttest data
collection by using the NRS (Numerical Scale). data analysis using Dependent T-test.
The result of frequency distribution of phlebitis pain level before given aloe vera
compress in moderate category was 11 respondent (91,7%) And after being given aloe vera
compresses on pain level phlebitis patients decreased in light category was 8 respondents
(66,7%). Performed normality test using shapiro wilk test obtained all data > (0,05)
normal distribution. The result of the dependent t-test that p value 0,000 <(0,05) shows
there is a significant differences between pain rate before and after aloe vera compress.
Based on the results of this research conducted, hospital is expected to make aloe
vera compress therapy as an alternative therapy nonfarmakology management to reduce
phlebitis pain.
Key words
Literatures
: Phlebitis, Aloe Vera Compress, Pain Level.
: 44 (2004-2017)
PENDAHULUAN
Phlebitis merupakan peradangan
pembuluh
darah
vena.
Phlebitis
merupakan komplikasi umum dari terapi
intravena, mengakibatkan rasa sakit yang
tidak semestinya pada pasien dan
meningkatkan lama waktu perawatan
(Andrean, 2009). Phlebitis bila tidak
ditangani, dapat menyebabkan trombus
dan emboli yang dapat menyebabkan
kerusakan permanen pada vena dan dapat
menyebabkan infeksi (Potter & perry,
2009).
Jumlah kejadian phlebitis menurut
distribusi penyakit sistem sirkulasi darah
pasien rawat inap, Indonesia Tahun 2010
berjumlah 744 orang (17,11%), sedangkan
menurut Fitria (2008) angka kejadian
phlebitis di RSU Mokopido Tolitoli pada
tahun 2008 mencapai 42,4%. Hal ini
menunjukkan jumlah presentase pasien
yang mengalami infeksi lokal yakni
phlebitis masih cukup besar, karena masih
di atas standar yang direkomendasikan
oleh INS (Intrvenous Nurses Society)
yaitu sebesar 5%.
Phlebitis hampir selalu diawali
dengan peningkatan permeabilitas kapiler
pada terapi intravena dengan ph dan
osmolaritas tinggi, dimana protein dan
cairan masuk kedalam ruang intertisial.
Selanjutnya sel endotel pada lapisan
intima mengalami trauma secara mekanik,
Universitas Ngudi Waluyo
kimia, dan bakteri. Sehingga timbul gejala
klinik berupa nyeri terjadi karena
pelepasan zat kimia yang dapat
menstimulus reseptor nyeri seperti
serotonin,
histamin,
ion
kalium,
bradikinin, prostaglandin, dan substansi P
yang akan mengakibatkan respon nyeri
(Kozier, 2010). Sistem imun tubuh
sebagai barier tubuh menyebabkan
leukosit menuju dan berkumpul pada
daerah trauma iritasi. Saat leukosit
dilepaskan, pirogen juga merangsang
sumsum tulang
melepaskan leukosit
dalam jumlah besar. Kemerahan dan
ketegangan meningkat pada setiap tahap
phlebitis (Masiyati, 2007).
Nyeri phlebitis dapat ditangani
dengan cara farmakologi dan non
farmakologi.
Ketepatan
menentukan
intervensi dalam menangani phlebitis
dapat membantu meminimalkan nyeri.
Penatalaksanaan non farmakologi adalah
salah satunya pemberian kompres lidah
buaya (Aloe vera) (Smeltzer & Bare,
2013). Pemakaian lidah buaya (Aloe vera)
memiliki keunggulan, antara lain mudah
didapat
dan
tidak
menimbulkan
ekstravasasi pada pembuluh darah (Zheng,
et al., 2014). Selain itu, kandungan lidah
buaya (Aloe vera) lebih sedikit
menimbulkan efek alergi kulit (Suzanna,
Souza, & Malarvizhi, 2014). Penelitian
yang dilakukan di China oleh Zhang, et al.
2
(2014) membuktikan bahwa lidah buaya
(Aloe vera) bermanfaat untuk pencegahan
dan penatalaksanaan phlebitis. Penelitian
lain juga melaporkan bahwa dengan
mengompres lidah buaya (Aloe vera) dan
campuran gliserin dan magnesium sulfat
dapat menurunkan derajat phlebitis
(Suzanna, Souza, & Malarvizhi, 2014)
Lidah
buaya
(Aloe
vera)
mengandung saponin yang mempunyai
kemampuan membunuh kuman dan
antiseptik sehingga
sangat
efektif
mengobati luka terbuka. Selain itu, juga
terdapat senyawa kompleks kuinon dan
antrakuinon sebagai antibiotik dan
penghilang rasa sakit (analgesik). Lidah
buaya (Aloe vera) mengandung 75
konstituen berpotensi aktif termasuk
vitamin, enzim, mineral, gula, lignin,
saponin, asam salisilat dan asam amino,
beberapa di antaranya memiliki beberapa
tindakan farmakologis seperti kandungan
Carboxypeptidase
yang
inactives
bradikinin, salisilat dan zat yang
menghambat vasokonstriksi lokal. Anti
inflamasi terkandung dalam senyawa
peradangan
yang disebut C-glucosyl
chromone telah diisolasi dari ekstrak gel
(Hutter 2010).
Lidah
buaya
(Aloe
vera)
mengandung berbagai agen peradangan
seperti asam Hasil studi pendahuluan yang
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 10
April 2017 di RSUD Ungaran didapatkan
data dari Rumah Sakit bahwa jumlah
pasien pada tahun 2016 adalah 3.858
pasien rawat inap, dalam waktu satu tahun
terakhir didapatkan hasil dari catatan
medis bahwa sebanyak 293 pasien
mengalami phlebitis. Peneliti juga
menemukan 15 orang yang mengalami
nyeri phlebitis, 7 pasien mengalami nyeri
sedang dan 8 diantaranya mengalami
nyeri ringan pada daerah sekitar area
penusukan
infus.
Hal
tersebut
menunjukkan prosentase pasien yang
mengalami infeksi lokal yakni phlebitis
masih cukup tinggi, karena kejadian
plebitis menjadi indikator mutu pelayanan
minimal rumah sakit dengan standar
Universitas Ngudi Waluyo
kejadian kurang dari 1.5 % (Smeltzer &
Bare, 2013).
Penggunaan lidah buaya (Aloe vera)
sebagai kompres pada penanganan nyeri
plebitis sampai saat ini belum pernah
dilakukan di RSUD Ungaran. Oleh karena
itu, melihat dari fenomena diatas peneliti
tertarik untuk meneliti adakah perbedaan
tingkat nyeri sebelum dan sesudah
pemberian kompres lidah buaya (Aloe
vera) pada pasien phlebitis yang terpasang
infuse di RSUD Ungaran.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan kuantitatif, desain penelitian
penelitian ini adalah pre eksperimen. Pre
exsperiment design belum merupakan
eksperimen sungguh-sungguh karena
masih terdapat variabel luar yang ikut
berpengaruh
terhadap
terbentuknya
variabel dependen.
Desain penelitian ini adalah One
Groups Pretest-Posttest Design.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah
semua pasien yang mengalami nyeri
phlebitis pada pasien yang terpasang infus
di RSUD Ungaran. Jumlah pasien yang
mengalami phlebitis pada tahun 2016
yaitu sebanyak 293 pasien mengalami
phlebitis, rata rata perbulan 25 pasien
yang mengalami phlebitis.
Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah
12 responden yang diberikan intervensi.
Sampel dalam penelitian ini adalah
subyek yang memenuhi kreteria inklusi
:Pasien yang mengalami nyeri phlebitis
pada rentan umur 45-90 tahun, Pasien
yang terpasang katheter pada area fleksi
dan vena punggung tangan. Pasien yang
bersedia menjadi responden penelitian
Kreteria eksklusi yang ditetapkan
:1)pasien yang mengalami penurunan
kesadaran; 2)pasien yang mengalami
gangguan kognitif;
3)pasien yang
mengalami
gangguan
pendengaran;
2
4)pasien yang sedang dalam pengaruh
anestesi
Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD
Ungaran pada tanggal 27-28 Juli 2017.
Peneliti memilih RSUD Ungaran karena
angka kejadian phlebitis cukup tinggi.
PENGUMPULA N DATA
Alat
yang
digunakan
untuk
pengumpulkan
data
dengan
cara
wawancara
menggunakan
checklis
penilaian skala nyeri NRS (Numeric
Rating Scale), dimana Penelitian ini
menggunakan teknik sampling yang
digunakan adalah accidental sampling
yaitu mengambil kasus atau responden
yang kebetulan dijumpai.
Karateristik Responden Penderita
Phlebitis Berdasarkan Jenis Kelamin
42%
58%
laki-laki
Berdasarkan diagram 2 diketahui
bahwa karakteristik repsonden penderita
phlebitis berdasarkan jenis kelamin
sebagian besar adalah perempuan
sejumlah 7 (58%).
Diagram 3.
Berdasarkan
(Penyakit)
Karakteristik
Masalah
Responden
Kesehatan
Karakteristik Responden Berdasarkan
Masalah Kesehatan (Penyakit)
Gastritis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis univariat
Diagram 1 Karateristik Responden
Penderita Phlebitis Berdasarkan Usia
Karateristik Responden Penderita
Phlebitis Berdasarkan Usia
45 tahun
8%
25%
17%
17%
8%
17%
8%
Anemia
8%
Asma
8% 9%
CKD
8%
8%
25%
Vertigo
Hipoglikemi
8%
17%
9%
Limfoma
Hernia
48 tahun
Hipertensi
49 tahun
54 tahun
56 tahun
63 tahun
Berdasarkan diagram 3 diketahui
bahwa penderita phlebitis lebih banyak
pada penderita Anemia sebanyak 3 (25%)
responden.
72 tahun
Berdasarkan Diagram 1. dapat
diketahui penelitian diketahui bahwa
penderita phlebitis lebih banyak pada usia
72 tahun sejumlah 3 responden (25%).
Berdasarkan
Diagram
1
Karateristik
Responden
Penderita
Phlebitis Berdasarkan Usia
Diagram 4 Tingkat Nyeri Phlebitis
Sebelum Diberikan Kompres Lidah Buaya
(Aloe Vera)
Tingkat Nyeri Phlebitis Sebelum
Diberikan Kompres Lidah Buaya
(Aloe Vera)
8%
ringan
Diagram 2 Karateristik Responden
Penderita Phlebitis Berdasarkan Jenis
Kelamin di RSUD Ungaran
sedang
92%
Berdasarkan diagram 4 diketahui
bahwa sebelum diberikan kompres lidah
buaya (Aloe Vera) sebagian besar tingkat
Universitas Ngudi Waluyo
3
nyeri pasien phlebitis pada kategori
sedang sejumlah 11 responden (92%).
Diagram 5 Tingkat Nyeri Phlebitis
Sesudah Diberikan Kompres Lidah Buaya
(Aloe Vera)
Tingkat Nyeri Phlebitis Sesudah
Diberikan Kompres Lidah Buaya
(Aloe Vera)
33%
ringan
sedang
67%
Berdasarkan diagram 5 penelitian
pada 12 responden, diketahui bahwa
sesudah diberikan kompres lidah buaya
(Aloe Vera) sebagian besar tingkat nyeri
pasien phlebitis pada kategori ringan
sejumlah 8 responden (66,7%).
Analisis Bivariat
Perbedaan Tingkat Nyeri Sebelum dan
Sesudah diberikan Kompres Lidah
Buaya (Aloe Vera) Pada Penderita
Phlebitis di RSUD Ungaran
Tabel 1. Perbedaan Tingkat Nyeri
Sebelum dan Sesudah diberikan Kompres
Lidah Buaya (Aloe Vera) Pada Penderita
Phlebitis di RSUD Ungaran
Variabel
Perlakuan
n
Mean
Tingkat
Nyeri
Sebelum
Sesudah
12
12
5,08
3,17
SD
T
0,900 8,3
0,937 73
Berdasarkan uji t-tes dependen, di
dapatkan nilai p-value sebesar 0,000.
Karena p-value 0,000 < (0,05), ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan tingkat nyeri sebelum dan
sesudah diberikan kompres lidah buaya
(Aloe vera) di RSUD Ungaran.
Universitas Ngudi Waluyo
PEMBAHASAN
Analisis Bivariat
Perbedaan tingkat nyeri sebelum dan
sesudah diberikan kompres lidah buaya
(Aloe vera) pada penderita phlebitis di
RSUD Ungaran.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada 12 responden menunjukn
nilai p-value 0,000, hal ini menunjukkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan
tingkat nyeri sebelum dan sesudah
diberikan kompres lidah buaya (Aloe
vera). Hasil perbedaan tingkat nyeri
sebelum dan setelah diberikan terapi
kompres lidah buaya (Aloe vera)
menunjukan rata-rata perubahan skala
nyeri sebesar 1,917 dengan standar deviasi
0,793, dimana sebelum diberikan terapi
rata-rata skal nyeri berada pada 5,08
kemudian berubah mnejadi 3,17 setelah
terapi kompres lidah buaya (Aloe vera).
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Zheng (2014), tentang Aloe
vera for prevention and treatment of
infusion phlebitis, menunjukan bahwa
Aloe vera topical terapi berpengaruh
terhadap penrunan derajat dan gejala
phlebitis. Terapi lidah buaya (Aloe vera)
33% lebih efektif dari pada penggunaan
alkohol 70% pada penderita phlebitis.
Penelitian ini dan penelitian sebelumnya
juga didukung oleh penelitian Ghorbani et
p- al (2016), tentang The Effects of Quercetin
valueTopical Cream on Phlebitis Caused by
0,000Peripheral Intravenous Catheters: A
Randomized
Controlled
Trial,
menunjukan penggunaan lidah buaya
(Aloe vera) sebagai terapi topical dapat
menurunkan 90% gejala dan tanda
phlebitis dengan penerapan selama 5 hari.
Perubahan tingkat nyeri yang
terjadi setelah diberikan terapi kompres
lidah buaya (Aloe vera) di sebabakan oleh
lidah buaya (Aloe vera) yang mengandung
75 zat kandungan aktif seperti vitamin,
enzim, lignin, gula, saponins, asam
salisilat, asam amino yang beberapa
diantaranya memiliki reaksi farmakologis
(Zheng et al., 2014), serta mengandung
metabolit sekunder yakni aloe emodin
4
dan chrysophanol (Lee et al., 2013).
Zat-zat ini berperan sebagai efek sistem
imun, zat pelembab, anti-aging, dan antiseptik. Selain itu, lidah buaya (Aloe vera)
mengandung
carboxypeptidase
yang
menghambat aktivasi bradykinin, salisilat
yang
juga
menghambat
proses
vasokontriksi (Zheng et al., 2014). Cglucosyl chromone, salah satu kandungan
Aloe vera, merupakan anti inflamasi.
Kandungan zat ini mampu menurunkan
proses inflamasi yang terjadi dengan
cara
menghambat
pengeluaran
cyclooxygenase dan menekan produksi
prostaglandin E2 (Malik & Zarnigar,
2013).
Didukung
oleh
penelitian
Muthusamy et al (2017), tentang Use Of
Aloe Vera In The Treatment Of Oral
Lichen Planus-A Systematic Review, hasil
penelitian ini menunjukan 61% terapi ini
mampu menurunkan tingkat nyeri.
Kemudian didukung oleh penelitian
sebelumnya oleh Sahu et al (2013),
tentang Therapeutic and Medicinal Uses
of Aloe vera: A Review, hasil penelitian ini
menunjukan bahwa lidah buaya (Aloe
vera) yang mengandung vitamin, mineral,
enzim, asam amino, gula alam,
antimicrobial,
anti
inflamatory,
antifungal,
anti-oxidant,
antiseptic.
Tumbuhan
ini
berpotenial
untuk
menyebuhkan luka bakar, bedah minor,
gangguan kulit, phlebitis, mencegah
kerusakan jaringan epitel, dengan
menggunakan gel yang ada dalam lidah
buaya (Aloe vera). Dikuatkan oleh
penelitian Zheng et al (2014), tentang
Aloe vera for prevention and treatment of
infusion phlebitis (Review), penelitian ini
dilakukan selama 15 hari dan menunjukan
hasil mampu menurunkan derajat phlebitis
3, besar perubahan setelah terapi
menunjukan peluang sebesar 35 %
perubahan.
Lidah buaya (Aloe vera) terbukti
efektif dan bermanfaat dalam penanganan
pHlebitis. Pembuatan sari lidah buaya
(Aloe vera) murni relatif mudah
dilakukan, dibuat dengan menggunakan
Universitas Ngudi Waluyo
bahan-bahan yang sederhana dan diolah
dengan cara yang sederhana pula, selain
itu juga minimal efek samping. Dilihat
dari
sudut
pandang
ekonomis,
intervensi ini cost effective dan cost
efficient untuk diterapkan di rumah
sakit.
Berdasarkan analisis, teori dan
penelitian sebelumnya yang menunjang
penelitian ini, maka dapat disimpulakn
bahwa terapi kompres lidah buaya (aloe
vera) bisa menjadi penatalaksanaan pada
penderita phlebitis secara mandiri.
Penatalaksanaan ini bisa dilakukan secara
mandiri, mudah dilakukan, efektif dan
efesien dalam meurunkan nyeri.
SIMPULAN
Gambaran distribusi frekuensi tingkat
nyeri phlebitis sebelum diberikan kompres
lidah buaya (aloe vera) pada kategori
sedang sejumlah 11 responden (91,7%).
Gambaran distribusi sesudah diberikan
kompres lidah buaya (Aloe vera) tingkat
nyeri pasien phlebitis menurun pada
kategori ringan sejumlah 8 responden
(66,7%).
Berdasarkan hasil uji t dependen, di
dapatkan nilai p-value 0,000 < (0,05), ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan tingkat nyeri sebelum dan
sesudah diberikan kompres lidah buaya
(Aloe vera) pada pasien phlebitis yang
terpasang infus di RSUD Ungaran.
SARAN
Bagi ilmu keperawatan diharapkan
dapat menjadikan terapi kompres lidah
buaya (aloe vera) ini sebagai salah satu
terapi alternatif untuk penatalaksanaan
pada penderita plebitis dan sebagai dasar
pengembangan konsep penatalaksanaan
plebitis yang baru.
Bagi pelayanan kesehatan rumah
sakit bisa menjadikan pilihan alternatif
terapi kompres lidah buaya (aloe vera)
sebagai penatalaksanaan nonfarmakologi
untuk menurunkan nyeri plebitis.
Bagi
penelitian
selanjutnya
diharapkan dapat melakukan penelitian
5
selanjutnya mengenai terapi kompres
lidah buaya (aloe vera) terhadap
penurunan grade phlebitis.
Muthusamy et al. 2017. Use Of Aloe Vera
In The Treatment Of Oral Lichen
Planus-A
Systematic
Review.
International Journal. Akses 23 Juli
2017.
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2013. Fundamental
Keperawatan. Jakarta : EGC
Anabela sagueiro oliveire and pedro
veiga. 2010. Incidence Of Phlebitis
In With Peripheral Intravenaus
Catheters: The Influence Of Same
Risk Factor. Australian Journal Of
Advanced Nursing Volum 30
Number 2
Hunter, John, Savin, John, Dahl, Mark.
2010.
Infections.
In:Clinical
Dermatology.
3
rd
Edition.
Massachusetts, USA: Blackwell
Science. 208-209
Indah Mukarromah. 2011. Pemanfaatan
Kompres Ekstrak Lidah Buaya pada
Pasien Phlebitis Untuk Mengurangi
Biaya Perawatandi Rumah Sakit.
Vol 1. No 1
INS. 2013. Infusions Nursing Society.
(internet)
tersedia
dalam
ttp://www.ins.com.id. diakes tanggal
27 Maret 2017
Leandro Loureiro Buzatto. 2016. Factors
associated with phlebitis in elderly
patients
with
amiodarone
intravenous infusion. Acta Paul
Enferm. 2016; 29(3):260-6. ISSN:
0103-2100
Maenthaisong. 2007. The efficacy of aloe
vera used for burn wound healing: a
systematic review. Burns. 2007
Sep;33(6):713-8. Epub 2007 May 17
Maughan RG, et.al. 2004. Product and
process for stabilizing aloe vera
gel.www.freepatensonline.com
Mostafa A Abolfotouh. 2014. Prospective
study of incidence and predictors of
peripheral intravenous catheterinduced complications. Volume
2014:10 Pages 993—100
Universitas Ngudi Waluyo
Rajin
dan
Mukarromah.
2011.
Pemanfaatan Kompres Ekstrak
Lidah Buayapada Pasien Phlebitis
Untuk
Mengurangi
Biaya
Perawatandi
Rumah
Sakit.
Indonesian Journal. Akses 26 juli
2017.
Ramya Chellammal Muthusamy And
Sreedevi Dharman Mds. 2017. Use
Of Aloe Vera In The Treatment Of
Oral Lichen Planus-A Systematic
Review. ISSN 0975-6299. Int J
Pharm Bio Sci 2016 Jan; 7(1): (P)
146 – 152
Saini et al. 2011. Epidimiologi Infiltrasion
and phlebitis. International Journal.
Akses 21 Juli 2017
Sakineh Ghorbani. 2016. The Effects of
Quercetin Topical Cream on
Phlebitis Caused by Peripheral
Intravenous
Catheters:
A
Randomized Controlled Trial. Mod
Care J. In Press(In Press):e8857
Sepvi Fitriyanti. 2013. Faktor Yang
Mempengaruhi Terjadinya Phlebitis
Di Rumah Sakit Bhayangkara Tk Ii.
H.S. Samsoeri Mertojoso Surabaya.
Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 3,
No. 2 Mei 2015: 217–229
Shamim S, Ahmed S. W., Azhar I.l. 2009.
Antifungal Activity of Allium, Aloe,
and
Solanum
species".
Pharmaceutical Biology
Smeltzer, S. C., & Bare B. G. 2013.
Brunner & Suddarth Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Edisi
8 volume 2. Jakarta EGC
Sahu et al. 2013. Therapeutic and
Medicinal Uses of Aloe vera: A
6
Review. International Journal. Akses
16 juli 2017
Surjushe A, Vasani R, Saple DG. 2008.
Aloe vera: A short review. Indian J
Dermatol;53:163-6
Suzanna. J.D., D’ Souuza. S.W., &
Malarvizhi. M. 2014. Effectiveness
of fresh aloe vera and glycerine
magnesium sulphate: Application on
phlebitis
among
children.
Internationa Journal of Current
Research
Uslusoy, E., & Mete, S. 2008.
Predisposing factors to phlebitis in
patients with peripheral intravenous
catheter: A descriptive study.
Journal of the American Academy
of Nurse Practitioners, 20 (4), 172–
180.
doi:
10.1111
/j.17457599.2008.00305.x.
Wahyu rizky. 2014. Analisis Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian
Phlebitis
pada
Pasien
yang
Terpasang Kateter Intravena di
Ruang Bedah Rumah Sakit Ar.
Bunda Prabumulih. Jurnal Ners Dan
Kebidanan Indonesia. ISSN23547642
Zheng et al. 2014.
Aloe vera for
prevention and treatment of infusion
phlebitis (Review). International
Journal.
Universitas Ngudi Waluyo
7
Download