150 Ilmuwan Bahas Mobilitas Urban di Unair Sabtu, 8 Desember 2012 10:12 WIB SURABAYA, tribunkaltim.co.id - Sebanyak 150 ilmuwan dari 11 negara membahas mobilitas masyarakat urban dan dampaknya dalam konferensi internasional bertajuk "3rd International Conference Urban Mobility: Its Impacts on Socio-Cultural and Health Issues" di Universitas Airlangga Surabaya, 7-9 Desember. "Konferensi internasional itu sengaja melibatkan akademisi dan praktisi dari berbagai disiplin ilmu untuk menunjukkan bahwa sebuah permasalahan tidak hanya dapat dikaji dari satu bidang ilmu saja tetapi multidisipliner," kata dosen Cultural Studies Fakultas Ilmu Budaya Unair Surabaya Arum Budiastuti SS MCS di sela konferensi itu di kampus C Unair di Surabaya, Sabtu. Para ilmuwan dengan berbagai disiplin ilmu yang hadir antara lain berasal dari Amerika Serikat, Malaysia, Taiwan, India, Singapura, Bangladesh, Australia, Brunei Darussalam, Inggris, Prancis, Srilanka, dan juga termasuk ilmuwan dari dalam negeri. Menurut dia, mobilitas masyarakat urban menjadi topik pembahasan karena kemudahan fasilitas transportasi dan telekomunikasi pada era globalisasi justru mendorong mobilitas masyarakat yang tinggi. "Mobilitas yang tinggi telah menjadi isu permasalahan yang hangat dibicarakan dewasa ini terkait dengan dampak mobilitas kaum urban yang turut melahirkan permasalahan perkotaan baru dalam berbagai aspek kehidupan seperti sosial budaya, ekonomi, kesehatan, serta aspek lainnya," katanya. Kota-kota besar selalu menawarkan "angin surga" kepada masyarakat lain yang tinggal di pinggiran kota atau dari daerah lain untuk datang ke kota guna mengadu nasib. "Mobilitas semacam ini memunculkan banyak konsekuensi pada kota yang menjadi tujuan kaum urban. Munculnya akulturasi budaya, jumlah penduduk yang meningkat di waktuwaktu tertentu, kepadatan jalan akibat pengguna kendaraan bermotor yang melakukan aktivitas, munculnya kantung-kantung kemiskinan dari kaum pendatang, hingga permasalahan sebaran penyakit menular," katanya. Untuk sebaran penyakit menular di antara masyarakat, katanya, sebaran penyakit AIDS di masyarakat menjadi pembahasan penting dalam konferensi kali ini, mengingat Jawa Timur merupakan provinsi yang warganya paling banyak menderita AIDS atau tertinggi kedua di Indonesia. "Sebaran penyakit ini tentunya terkait dengan mobilitas kaum urban," katanya Oleh karena itu, Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair bekerja sama menggelar "3rd International Conference Urban Mobility: Its Impacts on Socio-Cultural and Health Issues" di Aula Kantor Manajemen Universitas Airlangga dengan sejumlah pembicara utama dari berbagai negara. Mereka adalah Prof. Dr. Azizan Baharuddin (University of Malaya, Malaysia), Prof. Catherine Driscoll (The university of Sydney, Australia), Dr. Constance Elizabeth Kampf (Aarhus University, Denmark), dan Deny Arnos Kwary, PhD (Universitas Airlangga). Selain itu, Dr. Goh Beng Lan (National University of Singapore), Manneke Budiman, PhD (University of Indonesia), Dr. Purnawan Basundoro (Universitas Airlangga), Dr. Rahmat Hargono (Universitas Airlangga), Dr. Adhikary Sharad Prasad (World Health Organization), dan Prof. Wan Zawawi Ibrahim (Universiti Brunei Darussalam). "Mereka menyampaikan gagasan-gagasannya pada `plenary meeting`, lalu ada diskusidiskusi paralel yang disesuaikan dengan topik paper yang mereka kirimkan. Dari sekitar 300an paper telah terpilih 150 paper yang didiskusikan pada konferensi kali ini," katanya. Sebanyak 150 paper itu bertema antara lain pergeseran gender dan identitas seksual, bahasa dan perubahan sosial, masyarakat perkotaan dan budaya populer, penyakit dalam "urban mobility", "eco awareness" masyarakat perkotaan, teknologi dan masyarakat perkotaan, tradisi dalam masyarakat urban, literatur, bahasa, dan identitas dalam masyarakat "cyber", praktik keagamaan dalam masyarakat urban, serta ruang perkotaan dan ekonomi. Editor : Fransina Source : Antara Share on Facebook http://kaltim.tribunnews.com/mobile/index.php/2012/12/08/150-ilmuwan-bahas-mobilitas-urbandi-unair (18 Mar 2012) Pengertian HIV AIDS Pengertian HIV AIDS AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan dari gejala dan infeksi atau biasa disebut sindrom yang diakibatkan oleh kerusakan sistem kekebalan tubuh manusia karena virus HIV, sementara HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang dapat melemahkan kekebalan tubuh pada manusia. Jika seseorang terkena virus semacam ini akan mudah terserang infeksi oportunistik atau mudah terkena tumor. Untuk sampai saat ini, penyakit HIV AIDS belum bisa disembuhkan dan ditemukan obatnya, kalau pun ada itu hanya menghentikan atau memperlambat perkembangan virusnya saja. Virus HIV dan virus-virus sejenisnya seperti SIV, FIV dan lain-lain biasanya tertular melalui kontak langsung antara aliran darah dengan cairan tubuh yang didalamnya terkandung HIV, yakni darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan virus ini sering terjadi pada saat seseorang berhubungan intim, jarum suntik yang terkontaminasi, transfusi darah, ibu yang sedang menyusui, dan berbagai macam bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut. AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofaga, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi tertentu. Tanpa terapi antiretrovirus, rata-rata lamanya perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan. Namun demikian, laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi, yaitu dari dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya ialah kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang yang terinfeksi.Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah daripada orang yang lebih muda, sehingga lebih berisiko mengalami perkembangan penyakit yang pesat. Akses yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat mempercepat perkembangan penyakit ini. Warisan genetik orang yang terinfeksi juga memainkan peran penting. Sejumlah orang kebal secara alami terhadap beberapa varian HIV. HIV memiliki beberapa variasi genetik dan berbagai bentuk yang berbeda, yang akan menyebabkan laju perkembangan penyakit klinis yang berbeda-beda pula. Terapi antiretrovirus yang sangat aktif akan dapat memperpanjang rata-rata waktu berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan penderita bertahan hidup. http://infokesehatan101.blogspot.com/2012/06/pengertian-hiv-aids.html (yg isinya bahas ttg tgkt keparahan HIV)