bab 1 pendahuluan - Digilib Esa Unggul

advertisement
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan utama dalam membentuk suatu usaha atau perusahaan adalah
maksimalisasi laba atau memperoleh profitabilitas sebesar - besarnya dengan
pengorbanan yang sekecil – kecilnya. Tidak setiap perusahaan melakukan
Corporate Social Responsibility (CSR) tetapi sudah sebagian besar perusahaan
melakukan program Corporate Social Responsibility (CSR) karena program
tersebut dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan terhadap lingkungan
sekitar.
Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan perusahaan berbeda – beda
meskipun memiliki jenis usaha yang berbeda – beda meskipun memiliki jenis
usaha yang sama sehingga berpengaruh terhadap Corporate Social
Responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan. Terdapat perbedaan
Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) di setiap perusahaan.
Perbedaan tersebut dikarenakan karakteristik perusahaan yang berbeda – beda.
Semakin kuat karakteristik yang dimiliki suatu perusahaan tersebut dalam
1
2
menghasilkan dampak sosial bagi publik tentunya akan semakin kuat pula
pemenuhan tanggung jawab sosialnya kepada publik. 1
Sebuah perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi
finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan nilai
perusahaan
untuk
eksistensi
perusahaan
dalam
jangka
panjang.
Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu
perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan
utama perusahaan.
Untuk melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) berarti
perusahaan akan mengeluarkan jumlah biaya yang cukup besar. Biaya
tersebut akan menjadi beban yang mengurangi pendapatan sehingga tingkat
profit perusahaan akan turun. Akan tetapi Corporate Social Responsibility
(CSR) juga ada keuntungan untuk perusahaan, yaitu citra perusahaan akan
semakin baik, sehingga loyalitas konsumen menjadi tinggi, dengan adanya
peningkatan loyalitas konsumen, maka penjualan akan semakin baik dan pada
akhirnya dengan melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) maka
tingkat profitabilitas perusahaan juga meningkat.
1
Theodore Martina Veronica,Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab
Sosial.2009
3
Pada saat banyak perusahaan menjadi semakin berkembang, maka
pada saat itu pula kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya
dapat terjadi, karena itu muncul kesadaran untuk mengurangi dampak negatif
ini. Banyak perusahaan swasta kini mengembangkan dengan apa yang disebut
Corporate Social Responsibility (CSR). Penerapan Corporate Social
Responsibility (CSR) tidak lagi dianggap cost, melainkan investasi
perusahaan. 2 Perusahaan dalam melaksanakan aktivitas dan pengambilan
keputusannya
tidak
hanya
berdasarkan
faktor
keuangan
melainkan
berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun masa
yang akan datang.
Terjaminnya
keberlangsungan
perusahaan
apabila
perusahaan
melakukan tanggung jawabnya tidak hanya terbatas kepada pemegang saham
(shareholders) tetapi perusahaan juga wajib memperhatikan dimensi sosial
dan lingkungan yang menjadi tempat operasi perusahaan. Masyarakat akan
memberikan tanggapan yang negatif kepada perusahaan yang di anggap tidak
memperhatikan keadaan ekonomi, sosial dan lingkungan sekitarnya. Respon
negatif dari masyarakat inilah yang akan mengancam keberlangsungan dari
perusahaan.
2
Rimba Kusumadilaga.Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Profitabilitas Sebagai Variabel Pemoderating.2010.Skripsi.
4
Investor mengapresiasi praktik Corporate Social Responsibility (CSR)
ini dan melihat aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai
rujukan untuk menilai potensi keberlanjutan suatu perusahaan. Bila
perusahaan tidak mengungkapkan program Corporate Social Responsibility
(CSR), bisa jadi stakeholder menganggap perusahaan yang bersangkutan
tidak melakukan tanggung jawab sosialnya dan meragukan going concernnya. 3 Pada akhirnya investor tidak mempercayai pembangunan berkelanjutan
dari perusahaan tersebut dan akhirnya tidak tertarik untuk menginvestasikan
dananya di perusahaan tersebut karena nilai perusahaan merupakan persepsi
investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan
dengan harga saham dan profitabilitas.
Untuk melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) berarti
perusahaan akan mengeluarkan jumlah biaya yang cukup besar. Biaya
tersebut akan menjadi beban yang mengurangi pendapatan sehingga tingkat
profit perusahaan akan turun. Akan tetapi Corporate Social Responsibility
(CSR) juga ada keuntungan untuk perusahaan, yaitu citra perusahaan akan
semakin baik, sehingga loyalitas konsumen menjadi tinggi, dengan adanya
peningkatan loyalitas konsumen, maka penjualan akan semakin baik dan pada
3
Yuliana.Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan
Dampaknya Terhadap Investor.2008.Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia.
5
akhirnya dengan melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) maka
tingkat profitabilitas perusahaan juga meningkat.
Pemikiran yang melandasi Corporate Social Responsibility (CSR)
yang sering dianggap inti dari etika bisnis adalah bahwa perusahaan tidak
hanya mempunyai kewajiban – kewajiban ekonomi dan legal artinya kepada
pemegang saham atau shareholder tetapi juga kewajiban - kewajiban terhadap
pihak lain yang berkepentingan (stakeholder).
Dasar yang menjadi landasan perusahaan untuk melakukan kegiatan
Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu Undang – Undan Republik
Indonesia NO.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yakni pada Pasal 74
mengatur tentang kewajiban perusahaan melakukan tanggungjawab sosial
yang disahkan pada tanggal 20 juli 2007. Pemerintah melalui Direktorat
Jenderal
Pajak dapat memberikan insentif pajak yang memperkenankan
pengeluaran – pengeluaran tanggung jawab sosial sebagai pengurang
penghasilan kena pajak untuk perusahaan yang konsisten menerapkan
tanggung jawab sosialnya.
Sanksi pidana mengenai pelanggaran Corporate Social Responsibility
(CSR) pun terdapat didalam Undang – Undang nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH). Pasal 41 ayat (1) menyatakan:
“Barang siapa yang melawan hukum dengan sengaja melakukan perbuatan
6
yang melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran atau kerusakan
lingkungan hidup diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun
dan denda paling banyak lima ratus juta rupiah.” Selanjutnya pasal 42 ayat (1)
menyatakan: “Barang siapa yang karena kealpaannya melakukan perbuatan
yang mengakibatkan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup, diancam
dengan pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling banyak
sebesar seratus juta rupiah.”
Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan dapat digambarkan
sebagai ketersediaan informasi keuangan dan non keuangan berkaitan dengan
interaksi perusahaan dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya yang
dapat dibuat dalam laporan tahunan perusahaan atau laporan sosial terpisah.
Dampak sosial perusahaan tergantung pada jenis atau karakteristik
perusahaan. Karakteristik operasi perusahaan yang menghasilkan dampak
sosial yang tinggi akan menuntut pemenuhan tanggungjawab sosial yang lebih
tinggi pula. Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) akan
disosialisasikan kepada publik melalui pengungkapan sosial dalam laporan
tahunan.
Pemahaman mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) dapat
dilihat dari dua sudut pandang, yaitu Corporate Social Responsibility (CSR)
berdasarkan teori dan Corporate Social Responsibility (CSR) berdasarkan
realita atau fakta yang terjadi. Sudut pandang yang pertama adalah Corporate
7
Social Responsibility (CSR) berdasarkan teori pengungkapan di dalam laporan
tahunan yang tidak hanya berpijak pada nilai perusahaan (corporate value),
tetapi juga berpijak pada sosial dan lingkungan.
4
Corporate Social
Responsibility (CSR) berpijak pada keuangan sosial dan lingkungan
dikarenakan apabila perusahaan hanya memperhatikan laporan keuangan saja,
maka perusahaan tersebut tidak dapat menjamin nilai perusahaan secara
berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan nilai perusahaan diharapkan agar
perusahaan dapat memperoleh laba dalam jangka panjang.
Sudut pandang yang kedua adalah Corporate Social Responsibility
(CSR) berdasarkan realita atau fakta yang terjadi yaitu kegiatan perusahaan
yang menyangkut kegiatan sosial contohnya program Corporate Social
Responsibility (CSR) yang dijalankan oleh setiap perusahaan.
Contohnya
kasus
kerusakan
lingkungan
yang
diakibatkan
penambangan emas di Teluk Buyat oleh PT.Newmont Minahasa, kerusakan
lingkungan sekitar Danau Toba akibat industri pulp PT Toba Pulp Lestari,
dampak lingkungan di sungai Aikwa akibat penambangan Emas PT Freeport
dan juga bencana lumpur Lapindo yang meneggelamkan lebih dari 10.000
rumah penduduk, 600 ha sawah dan belasan pabrik akibat kegiatan usaha
yang dilakukan oleh PT.Lapindo. Gejolak-gejolak yang terjadi pada saat itu
adalah bentuk
4
protes masyarakat sekitar tehadap perusahaan-perusahaan
Daniri.Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.2008
8
tersebut karena masyarakat tidak merasakan manfaat dari keberadaan
perusahaan bahkan mereka terkena dampak negatif dari pelaksanaan kegiatan
perusahaan.
Selain itu di pertambangan PT. Antam di Kolaka. Permasalahan ini
bermula pada bulan Juni 2009, saat ANTAM memenuhi permintaan
Pemerintah Daerah Kabupaten Kolaka (Pemda Kolaka) untuk menghibahkan
scrap feronikel ANTAM yang merupakan material sampingan yang berasal
dari aktivitas pabrik pemurnian feronikel. Scrap yang terkumpul selama
bertahun-tahun tersebut tidak dapat dimanfaatkan karena ANTAM belum
mempunyai slag treatment facility.
Manajemen ANTAM menyetujui permintaan Pemda Kolaka untuk
menghibahkan tumpukan scrap feronikel yang lama tersebut sebagai salah
satu bentuk partisipasi dalam program community development yang
merupakan bagian dari kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate
Social Responsibility, CSR).
Hibah tersebut kemudian dituangkan dalam suatu Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding, MoU) antara ANTAM dengan Pemda
Kolaka, tanpa melibatkan pihak ketiga lainnya. Di dalam MoU tersebut
ditegaskan bahwa semua kewajiban yang terkait dengan hibah tersebut
menjadi kewajiban Pemda Kolaka, serta Pemda Kolaka membebaskan
9
ANTAM dari segala tuntutan yang mungkin timbul di kemudian hari akibat
hibah tersebut.
ANTAM bersama-sama dengan Pemda Kolaka kemudian melakukan
taksiran awal atas jumlah scrap feronikel yang dihibahkan, menggunakan
teodolit yang biasa digunakan untuk mengukur volume tumpukan bijih nikel.
Berat taksiran awal scrap tersebut telah disepakati sebesar 13.914 ton dan
nantinya akan ditimbang ulang untuk menentukan berat riil dengan
menggunakan jembatan timbang. Pemda Kolaka kemudian menjual seluruh
scrap yang dihibahkan oleh ANTAM tersebut kepada PT Ronggolawe
Perkasa, dimana ANTAM sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan PT
Ronggolawe Perkasa dan tidak terlibat dalam penjualan scrap tersebut. Scrap
tersebut kemudian ditimbang ulang menggunakan jembatan timbang dan berat
riil scrap yang didapat sebesar 5.807 ton, berbeda dengan taksiran awal
bersama antara ANTAM dan Pemda Kolaka. PT Ronggolawe Perkasa
kemudian melakukan klaim kepada ANTAM, menuntut kekurangan scrap
yang mereka terima dengan alasan PT Ronggolawe Perkasa telah melakukan
pembayaran pajak Kemudahan Impor Terhadap Ekspor (KITE) berdasarkan
taksiran berat awal yang lebih besar dari berat riil hasil penimbangan.
ANTAM menolak klaim PT Ronggolawe Perkasa karena didalam
MoU antara ANTAM dengan Pemda Kolaka telah secara jelas disepakati
bahwa berat taksiran awal belum dapat ditetapkan sebagai tonase akhir, dan
10
masih harus dikonfirmasi melalui penimbangan ulang dengan jembatan
timbang. Selain itu material scrap yang diminta sudah tidak ada lagi dan
bukan kewajiban ANTAM lagi untuk memenuhi kekurangan berat tersebut.
Adapun bila terdapat kelebihan pembayaran kewajiban perpajakan dan
kepabeanan yang sudah dilakukan oleh Pemda Kolaka atau PT Ronggolawe
Perkasa kepada Negara mungkin pengembaliannya dapat diajukan kepada
instansi terkait dan hal tersebut di luar kewenangan ANTAM.
Dengan fakta-fakta tersebut, ANTAM telah menegaskan kepada pihak
Kepolisian bahwa ANTAM tidak pernah melakukan upaya penggelapan atau
penipuan apapun terkait dengan hibah scrap tersebut, dan ANTAM akan
mengikuti semua proses hukum yang benar untuk menyelesaikan kasus
laporan tersebut.
Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) sendiri merupakan
bagian dari tata kelola perusahaan yang baik. Corporate Social Responsibility
(CSR) diharapkan akan mampu menaikkan nilai perusahaan karena kegiatan
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan keberpihakan perusahaan
terhadap masyarakat sehingga masyarakat mampu memilih produk yang baik
yang di nilai tidak hanya dari barangnya saja tetapi juga melalui tata kelola
perusahaannya. Pada saat masyarakat yang menjadi pelanggan memiliki
penilaian yang positif terhadap perusahaan, maka mereka akan loyal terhadap
11
produk yang dihasilkan, hal ini akan mampu menaikkan citra perusahaan yang
direfleksikan melalui kinerja perusahaan yang akan meningkat. Tingkat
profitabilitas digunakan sebagai dasar untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan. Hal ini dilakukan mengingat daya tarik bisnis (business
attractiveness) merupakan salah satu indikator penting dalam persaingan
usaha.
Mengingat pentingnya Corporate Social Responsibility (CSR) di setiap
perusahaan, untuk mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility
(CSR) dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dalam melakukan praktek
Corporate Social Responsibility (CSR) pada akhirnya berdampak pada kinerja
keuangan perusahaan dalam sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi
dengan judul “PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
DAN
PENGUNGKAPAN
CORPORATE
SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA
INDUSTRI PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PADA PERIODE 2011 – 2013’’.
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hal tersebut diatas serta latar belakang masalah yang
sudah ada, maka diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :
12
a. Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility
(CSR)
pada
perusahaan yang ada di Indonesia sudah bersifat wajib.
b. Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)
belum full
disclosure.
c. Masih banyak perusahaan yang belum mengetahui arti pentingnya
Corporate Social Responsibility (CSR) untuk peningkatan nilai
perusahaan.
2. Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang dan identifikasi masalah yang
telah diuraikan diatas terdapat beberapa masalah yang terjadi dalam
penerapan Corporate Social Responsibility (CSR), maka penulis
membatasi ruang lingkup penulisan skripsi ini sebagai berikut :
a. Peneliti hanya memfokuskan objek penelitian ini pada industri
pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
b. Periode tahun penelitian pada industri pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia adalah 2011 - 2013
c. Penelitian
ini
hanya
membahas
variabel
Corporate
Social
Responsibility (CSRDI), profitabilitas (ROA), dan Nilai Perusahaan
(PBV).
13
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka
penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah model penelitian yang di proksikan dengan profitabilitas terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada industri
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011 –
2013?
2. Apakah terdapat pengaruh signifikan positif pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR terhadap nilai perusahaan secara keseluruhan
pada industri pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2011– 2013 ?
3. Apakah terdapat pengaruh signifikan positif profitabilitas terhadap nilai
perusahaan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) pada industri
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011 –
2013?
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan hasil perumusan masalah diatas maka tujuan
penelitian adalah :
14
a. Untuk menjawab pengaruh profitabilitas terhadap Corporate Social
Responsibility (CSR) pada industri pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada periode 2011 – 2013.
b. Untuk menjawab pengaruh signifikan Corporate Social Responsibility
(CSR) terhadap nilai perusahaan pada industri pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011 - 2013
c. Untuk menjawab pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan
pada industri pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada periode 2011 – 2013.
2. Manfaat Penelitian
Adapun dari hasil penelitian yang akan disajikan nannti,
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas bagi penulis dan digunakan untuk memenuhi
salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana ekonomi.
b. Bagi Perusahaan
Diharapkan melalui hasil penelitian ini dapat menerapkan program
Corporate Social Responsibility (CSR) di setiap perusahaan,
khususnya di perusahaan manufaktur.
15
c. Bagi Pembaca atau Masyarakat Umum
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan yang
lebih mendalam bagi pembaca umum dan dan lingkungan pendidikan
pada khususnya mengenai penerapan Corporate Social Responsibility
(CSR)
E. Sistematika Penulisan
BAB 1
: PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan
sistematka penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORI
Bab ini memuat uraian teori-teori yang berhubungan dengan
permasalahan yang akan dianalisis dan dibahas dalam
penelitian ini, penjelasan dari variabel-variabel yang sangat
berhubungan dengan permasalahan, serta kerangka pemikiran
penelitian.
BAB III
: METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang tempat dan waktu penelitian,
populasi dan sampel yang digunakan pada penelitian, jenis
16
dan sumber data yang digunakan pada penelitian ini, metode
analisis data dan definisi operasional variable.
BAB IV
: GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Bab ini memuat serangkai mengenai gambaran umum lokasi
penelitian, seperti sejarah, struktur organisasi dan pembagian
tugasnya, aktivitas ekonomi perusahaan dan aspek-aspek,
lokalisasi penelitian serta hal-hal yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan dibahas.
BAB V
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan memuat uraian mengenai hasil penelitian,
penganalisaan dan pembahasan yang dibantu dengan data tau
informasi yang ada. Analisis dan pembahasan merupakan
jawaban permasalahan yang menjadi pembahasan.
BAB VI
: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab
ini
akan
memuat
kesimpulan
akhir
mengenai
pembahasan permasalahan dan memberikan saran kepada
pihak-pihak
yang
memerlukannya
permasalahan yang dihadapi.
atas
pemecahan
Download