19 TINJAUAN PUSTAKA Itik Lokal Itik adalah jenis

advertisement
TINJAUAN PUSTAKA
Itik Lokal
Itik adalah jenis unggas air yang tergolong dalam ordo Anseriformes, family
Anatidae, genus Anas dan termasuk spesies Anas javanica.Proses domestikasi
membentuk beberapa variasi dalam besar tubuh, konformasi, dan warna bulu.
Perubahan ini diperkirakan akibat campur tangan manusia untuk mengembangkan
ternak itik dengan tujuan khusus dan juga karena jauhnya jarak waktu domestikasi
dengan waktu pengembangan (Chaves dan Lasmini, 1978).Itik-itik yang ada
sekarang merupaka n ke turunan da ri Mallard berkepala hijau (Anas plathyrhynchos
plathyrhynchos). Beberapa itik lokal yang banyak dipelihara oleh masyarakat di
pulau Jawa antara lain yaitu itik Tegal, itik Mojosari, itik Magelang, itik Cihateup
dan itik Cirebon (Haase dan Donham, 1984).
Itik lokal lain masih banyak yang kurang popular, salah satunya adalah itik
Pegagan yang berasal dari Sumatera Selatan. Itik bukan merupakan ternak asli
Indonesia, karena keberadaannya yang sudah cukup lama sehingga masyarakat
menganggap sebagai ternak lokal. Hal ini tergambar dari apresiasi dalam nama galur
ternak yang disesuaikan dengan nama daerah itik berkembang. Nama yang cukup
populer diantaranya itik Alabio, itik Tegal, itik Bali, itik Mojosari(Iskandar et al.,
1993; Prasetyo dan Susanti, 1997; Setioko et al., 1997; Yuwanta et al., 1999 dan
Brahmantiyo et al., 2003).
Ciri-ciri itik Pegagan mempunyai bentuk tubuh bulat dan datar dengan sikap
tubuh pada saat berdiri condong 45o , bentuk kaki bulat, besar dan kekar dengan
warna kaki hitam mengikuti warna paruh. Itik betina pada sayapnya terdapat bulu
berwarna hijau mengkilat kehitaman dan di sekitar mata terdapat alis mata berwarna
keabu-abuan, warna bulu antara kehitaman dan keabuan. Itik jantan memiliki warna
bulu putih keabuan pada bagian kepala, leher, sayap sedangkan ekor berwarna hijau
mengkilat kehitaman, pada leher terdapat warna bulu putih keabuan melingkar
seperti cincin (Pramudyati, 2003). Bentuk dari itik Pegagan, Mojosari da n Alabio
seperti disajikan pada Gambar 1.
19
Gambar 1. Itik Pegagan, Alabio dan Mojosari (Pramudyati, 2003)
Itik Alabio memiliki beberapa sifat karakteristik antara lain : bentuk tubuh
membuat garis segitiga dengan kepala kecil dan membesar kebawah, be rdiri tidak
terlalu tegak membuat sudut 45 0 dengan dasar tanah (Nawhan, 1991). Postur tubuh
condong membentuk sudut 600 (Alfiyati, 2008). Itik jantan memiliki warna bulu pada
kepala bagian atas berwarna kelam coklat mengkilap (Alfiyati, 2008). Warna bulu
pada betina coklat kelam, tidak ada kalung putih dileher, dada kecoklatan, bulu
badan berwarna coklat agak biru kehijauan, kaki berwarna jingga, serta bagian atas
mata terdapat garis kelam menyerupai alis mata (Setioko dan Istiana, 1999; Susanti
dan Prasetyo, 2007).
Karakteristik itik Mojosari menurut Prasetyo et al. (1998) memiliki bentuk
tubuh seperti botol dan berjalan tegak, warna bulu itik jantan maupun be tina tidak
berbeda, yaitu berwarna kemerah- merahan bervariasi coklat, hitam dan putih. Itik
jantan dan betina dapat dibedakan dari bulu ekor, yaitu selembar atau dua lembar
buluh ekor yang melengkung keatas pada jantan. Warna paruh dan kaki itik jantan
lebih hitam dibandingkan itik be tina.
Protein Darah
Protein darah merupaka n salah satu bentuk makromolekul disamping asam
nukleat dan polisakarida, hormon reseptor, biokatalisator dan tempat penyimpanan
informasi genetik.Makromolekul tersebut yaitu biopolimer yang dibentuk dari unit
monomer untuk asam nukleat adalah nukleotida, sedangkan monomer untuk
kompleks polisakarida adalah devirat gula dan monomer untuk protein adalah asam
amino (Rodwell, 1983).Protein merupakan komplek makromolekul yang terdiri dari
asam amino dan tersusun dengan adanya ikatan peptida dalam bentuk linear dan
tidak bercabang.Struktur protein terdiri dari empat bentuk, yaitu primer, sekunder,
tersier dan kuartener (Rosenberg, 2005). Persentase kandungan protein dalam plasma
20
berkisar antara 2-3% dari bobot tubuh dan kandungan protein dalam tubuh sekitar
15-18% dari bobot tubuh (Riss, 1983).
Darah merupakan jaringan yang beredar dalam sistem pembuluh darah yang
tertutup.Darah terdiri dari unsur sel darah merah, sel darah putih dan trombosit yang
terdapat dalam medium cair yang disebut plasma.Plasma merupakan campuran yang
sangat kompleks tidak hanya terdiri dari protein sederhana tetapi juga protein
campuran seperti glikoprotein dan berbagai jenis lipoprotein.Protein plasma terdiri
dari fibrinogen, albumin, da n globulin, albumin merupakan bahan yang paling tinggi
konsentrasinya dan mempunyai berat molekul paling rendah dibandingkan molekul
protein utama plasma (Nicholas, 1987).
Polimorfisme Protein Darah
Studi polimorfisme adalah studi tentang karakteristik dari berbagai protein.
Polimorfisme yaitu suatu keadaan yang terdapat beberapa bentuk fenotipe yang
berbeda yang berhubungan satu sama lainnya. Polimorfisme suatu protein darah
dapat dipelajari melalui struktur protein atau enzim karena perbedaan basa dalam
DNA dianggap sebagai sifat biokimia untuk membedakan jenis organisme.Enzim
dan protein terdiri dari satu atau lebih rangka ian po lipeptida yang dibawa oleh gen
pada lokus yang sama atau berbeda sehingga dengan adanya pola pita polimorfisme
protein dan enzim dapat dianggap sebagai ciri fenotipe dari suatu individu.Pita-pita
yang terbentuk dapat diduga protein atau enzim yang dibawa oleh alel dalam lok us
yang sama atau lokus yang berbeda (non alel gen) (Selander, 1976; Nicholas,1987).
Protein darah merupakan produk dari gen yang relatif tidak terpengaruh oleh
perubahan lingkungan, selain itu protein ini terdiri dari satu atau lebih rangkaian
polipeptida yang dibawa oleh gen pada lokus yang sama atau lokus yang berbeda,
sehingga dengan adanya pola pita yang memiliki karakteristik tertentu pada
polimorfisme protein, dapat dianggap seba gai fenotip da ri suatu individu (Kimura et
al., 1980).Studi polimorfisme dapat digunakan teknik elektroforesis sebagai proses
analisisnya, elektroforesis tidak hanya digunakan untuk mendeteksi alel dan gen dari
suatu individu namun dapat juga digunakan untuk menduga variasi genetik dalam
populasi (Maeda et al., 1980).
21
Perbedaan bentuk setiap protein darah dapat dideteksi dengan membedakan
kecepatan gerakannya dalam elektroforesis gel. Molekul yang lebih kecil akan
bergerak lebih cepat dan lebih jauh dalam satuan waktu yang sama. Banyaknya
kelompok keragaman bentuk protein darah menunjukkan karakteristik protein darah
tertentu. Setiap kelompok protein darah akan diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Protein tersebut merupakan penampilan bentuk alel pada
lokusnya (Nicholas, 1987).
Jika arus listrik dialirkan pada suatu media penyangga yang telah berisi
protein plasma, maka proses migrasi terhadap komponen-komponen protein tersebut
dimulai. Protein albumin mengalami proses migrasi yang lebih cepat dibandingkan
dengan protein globulin (Harper et al., 1980).
Sejumlah besar perbedaan-perbedaan yang diatur secara genetis telah
ditemukan dalam globulin
(transferrin), albumin, enzim-enzim darah dan
hemoglobin. Perbedaan-perbedaan pola migrasi protein tersebut ditentukan dengan
prosedur biokimia, antara lain dengan elektroforesis. Polimorfisme biokimia yang
diatur secara genetis sangat berguna dalam penentuan asal- usul, menyusun hubungan
filogenetis antara spesies, bangsa dan kelompok-kelompok dalam spesies yang
merupakan hasil utama dari produk gen (Warwick et al., 1990).
Analisis Keraga man Genetik
Blott et al.(2003) menyatakan bahwa pengetahuan akan keragaman genetik
suatu bangsa ternak akan sangat bermanfaat bagi keamanan dan ketersediaan bahan
pangan yang berkelanjutan.Keragaman genetik dalam suatu populasi digunakan
untuk mengetahui dan melestarikan bangsa-bangsa dalam populasi terkait dengan
penciri suatu sifat khusus.Suatu populasi jika berada dalam keseimbangan HardyWeinberg maka genotipe pengamatan dalam populasi tersebut mendekati dengan
nilai harapannya atau sebaliknya. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa
frekuensi genotipe suatu populasi yang cukup besar akan selalu dalam keadaan
seimbang bila tidak ada seleksi, mutasi, migrasi dan genetic drift (Noor, 2010).
Nei dan Kumar (2000) menyatakan bahwa nilai frekuensi alel dapat
menunjukkan ada atau tidaknya polimorfisme pada gen atau lokus. Gen dikatakan
bersifat polimorfik apabila salah satu alelnya memiliki frekuensi kurang dari 99%
22
atau 95% (Hartl, 1988). Sebaliknya gen dikatakan monomorfik apabila tidak
memenuhi kriteria polimorfik. Keragaman genetik dapat digunaka n untuk
menganalisis hubungan genetik suatu spesies antar subpopulasi.Prinsipnya yaitu
kemungkinan adanya alel bersama yang dimiliki antara subpop ulasi yang disebabkan
oleh migrasi.Alel bersama ini juga mengidentifikasikan adanya asal- usul atau tetua
yang sama (Hartl, 1988). Keragaman genetik dapat dihitung secara kuantitatif
dengan menggunakan nilai frekuensi alel.Berdasarkan nilai frekuensi alel maka
selanjutnya dapat dibandingkan perbedaan antar gen, baik di dalam maupun antar
populasi. Frekuensi alel adalah proporsi jumlah suatu alel terhadap jumlah total alel
dalam suatu populasi pada lokus yang sama (Nei dan Kumar, 2000).Azmi et al.
(2006) dan Wulandari (2005) menyebutkan bahwa pada itik Talang Benih dan itik
Cihateup memiliki 3 pita alel yaitu AlbA, AlbB , dan Alb C, dengan frekuensi 0,555
dan 0,315. Hasil yang sama diperoleh oleh Suryana (2011) pada itik Alabio.
Ferguson (1980) menyatakan bahwa heterozigot menggambarkan adanya
variasi genetik pada suatu populasi.Semakin tinggi nilai heterozigositas pada suatu
populasi maka tinggi pula keragaman genetik pada populasi tersebut.Salah satu
penelitian menemukan bahwa nilai rataan heterozigos itas pada itik Alabio berkisar
antara 0,610±0,209 – 0,643±0,232 (Suryana 2011). Pendugaan nilai heterozigos itas
dihitung untuk mendapatkan keragaman genetik dalam populasi yang dapat
digunakan untuk membantu program seleksi pada ternak yang akan digunakan
sebagai sumber genetik pada generasi berikutnya (Marson et al., 2005).
Mansjoer (1985) mengemukakan, bahwa semakin besar nilai heterozigositas
berarti keragaman yang tampak dalam sifat produksi lebih banyak dipengaruhi oleh
perbedaan genotipe hewan dalam populasi dan sedikit dipengaruhi oleh keragaman
lingkungan. Pengetahuan tentang nilai hertabilitas penting dalam mengembangkan
seleksi dan rencana perkawinan untuk memperbaiki ternak selain itu berguna juga
sebagai dasar untuk menduga besarnya kemajuan untuk program pemuliaan yang
berbeda-beda dan memungkinkan untuk peneliti membuat keputusan yang pe nting,
seperti biaya program yang sepadan dengan hasil yang diharapkan (Warwick et al.,
1995).Jarak genetik merupakan tingkat perbedaan gen antara dua populasi yang biasa
dihitung berdasarkan fungsi dari frekuensi alel. Jarak genetik dapat digunakan dalam
memperkirakan waktu terjadinya waktu pemisahan antar populasi dan dapat juga
23
digunakan dalam membuat pohon filogenetik (Nei dan Kumar, 2000). Semakin kecil
nilai jarak genetik yang diperoleh menunjukkan adanya hubungan kekerabatan yang
lebih dekat. Pohon filogenetik atau pohon evolusi adalah pohon yang menunjukkan
hubungan evolus i antara berba gai spesies yang diyakini memiliki nenek moyang
yang sama. Setiap kode dengan keturunan merupakan nenek moyang terbaru dari
keturunan da lam sebuah po hon filogenetik, dan panjang tepi dalam beberapa pohon
sesuai dengan perkiraan waktu (Miller, 2009).
Polyacrylamide Gel Electrophresis (PAGE)
Salah satu cara teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi enzim atau
protein yaitu dengan teknik Polyacrylamide Gel Electrophresis dengan cara
memisahkan molekul kimia menggunakan arus listrik. Pemisahan dilakukan
berdasarkan perbedaan ukuran, berat molekul, dan muatan listrik yang dikandung
oleh makromolekul tersebut (Stenesh, 1984).
Teknik elektroforesis dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu elektroforesis
lembaran (layer gels) dan elektroforesis tabung (cylindrical gels) (Wastermeier,
2005). Elektroforesis dengan layer gel mempunyai kelebihan yakni proses separasi
yang lebih cepat, pita protein lebih tegas terlihat, pewarnaan yang singkat, efisien,
dan lebih sensitif. Omstein (1964) menyatakan bahwa Disc-gel elektrophoresis
merupakan perbaikan dari elektrophoresis layeryaitu protein akan dipisahkan
menjadi pita-pita yang memiliki resolusi tinggi. Teknik Disc-gel elektrophoresis
mampu memecahkan dua masalah dalam elektroforesis protein darah yaitu mencegah
agregasi dan presipitasi protein selama sampel dimasukkan ke dalam gel dan
meningkatkan bentuk yang tegas pada pita protein.Teknik ini dinamakan disc-gel
elektrophoresis karena menggunakan perbedaan pH, kekuatan ionik, komposisi
buffer dan komposisi gelnya. Contoh prinsip dasar disc-elektrophoresis dapat dilihat
pada Gambar 1.
24
Gambar 1. Prinsip Dasar Disc-elektrophoresis (Omstein, 1964)
Gambar 2. Contoh Pita Protein Darah de ngan Pewarnaan Coomasie Brilliant Blue
(Westermeier, 2005)
25
Gambar 3. Kurva Berat Molekul Protein (Wastermeier, 2005)
Elektroforesis adalah suatu cara analisis kimia yang didasarkan kepada
geraka n molekul bermuatan dida lam medan listrik (Harper et al., 1980).Pergerakan
molekul di dalam medan listrik dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, besar muatan dan
sifat kimia dari molekul. Berbagai komponen protein serum pada pH di atas dan di
bawah titik isoelektriknya akan bergerak turun dengan kecepatan yang berbeda
karena muatan permukaannya berbeda.Contoh pola pita protein untuk beberapa
interval berat molekul dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3.
`
26
Download