BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari: 1. Data laporan keuangan triwulan perusahaan manufaktur periode tahun 2008 2012 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 2. Data harga saham penutupan triwulan periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Sumber data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti yang bersumber dari: 1. Literature buku 2. Laporan keuangan triwulan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. 3. Dan media lain yang berhubungan dengan pembahasan pada penelitian ini. 3.2 Penentuan Jumlah Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008 hingga 2012. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 123 perusahaan sektor industri manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Namun sampel dilakukan mengingat adanya kendala seperti terbatasnya dana yang tersedia, terbatasnya waktu dalam penelitian, serta populasi yang besar sehingga pada penelitian ini sampel yang digunakan hanya sebanyak 21 perusahaan yang memenuhi kriteria. 34 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan industri manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008-2012 yang memenuhi kriteria. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel yang didasarkan pada kriteria tertentu untuk memperoleh sampel yang representative terhadap populasi. 3.3 Metode Pengambilan Sampel Untuk metode pengambilan sampel sebagai bahan penelitian, maka digunakan non random sampling atau yang lebih dikenal dengan non probability sampling. Non probability sampling adalah teknik sampling yang memberi peluang atau kesempatan tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Ada banyak metode dalam non probability sampling, namun yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Kriteria dari pemilihan sampel yang diambil yaitu : 1. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 2008 dan tidak mengalami delisting selama periode penelitian. 2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah maupun Dolar. 3. Selama periode penelitian, perusahaan membuat laporan keuangan triwulan secara lengkap dan dipublikasikan secara luas. 3.4 Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda (multiple linear regression). Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda, maka terlebih dahulu harus dilakukan pengujian asumsi klasik terhadap data yang digunakan dalam penelitian. 35 3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai tertinggi (maksimum), nilai terendah (minimum), dan standar deviasi (Ghozali 2011:20). 3.4.2 Pengujian Asumsi Klasik Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda, agar didapat perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi. Adapun pengujian asumsi klasik yang akan dilakukan yaitu uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas dan uji autokorelasi. 3.4.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011). Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal dan independen. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisis grafik dan KolmogorovSmirnov. 36 3.4.2.2 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (Ghozali,2011). Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan analisis grafik scatter plot dan uji glejser. 3.4.2.3 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Metode regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel–variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2011). Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF (variance inflation factor) melalui program SPSS 19.0 for windows. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa digunakan adalah tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. 3.4.2.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Menurut Ghozali (2011) ada 37 beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu : (1) Uji Durbin–Watson, (2) Uji Lagrange Multiplier, (3) Uji Statistik Q. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin–Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut: 1. -2 < DW < 2 = tidak ada autokorelasi. 2. Angka DW dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif. 3. Angka DW diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif. 3.4.3 Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian akan diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dengan tingkat keyakinan sebesar 95% atau tingkat signifikan sebesar 5% (α=0,05). Pengujian dengan teknis analisis regresi linear berganda dilakukan untuk menganalisis hubungan linear antara dua variabel independen atau lebih dengan variabel dependen. 3.4.3.1 Pengujian Regresi Linear Berganda Regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas, yakni debt to equity ratio (DER), debt to total assets (DTA), return on investment (ROI), return on equity (ROE) terhadap variabel terikat yaitu return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan rumus: Y = α + β₁X₁ + β₂X₂ + β₃X₃ + β₄X₄ + e Keterangan: Y : Return saham perusahaan X₁ : DER (debt to equity ratio) 38 3.4.3.2 X₂ : DTA (debt to total assets) X₃ : ROI (return on investment) X₄ : ROE (return on equity) α : intercept (konstanta) β₁₂₃₄ : Koefisien regresi variabel X₁₂₃₄ e : Error term atau variabel yang tidak diteliti Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Kriteria yang digunakan dalam menolak atau tidak berhasil menolak Ha didasari pada (Ghozali, 2011): 1. Bila tingkat signifikansi lebih besar dari 0.05 maka Ha berhasil ditolak yang berarti bahwa variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen. 2. Bila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka Ha diterima yang berarti bahwa variabel independen mempengaruhi variabel dependen. 3.4.3.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Kriteria yang digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan didasari oleh (Ghozali, 2011): 1. Bila tingkat signifikansi lebih besar dari 5% maka data penelitian tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. 39 2. Bila tingkat signifikansi lebih kecil sama dengan 5% maka data penelitian dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Pengujian Koefisien Determinasi (Adjusted R2) 3.4.3.4 Koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi yang menyatakan besarnya presentase perubahan y yang bisa diterangkan oleh x melalui hubungan y dan x. Adjusted R2 digunakan sebagai koefisien determinasi ketika suatu model regresi berganda memiliki lebih dari 2 variabel independen, karena itu dalam penelitian ini Adjusted R2 Square digunakan sebagai koefisien determinasi. 3.5 Metode Penyajian Data Metode penyajian data yang akan digunakan adalah penyajian data dalam bentuk tabel, diagram, grafik, dan deskripsi berupa interpretasi hasil analisis yang digunakan. 3.6 Operasionalisasi Variabel 3.6.1 Variabel Return Saham Return saham yang digunakan adalah return realisasi (actual return) yang merupakan capital gain/capital loss yaitu selisih antara harga saham periode saat ini dengan harga saham pada periode sebelumnya (Jogiyanto, 2011:10). Adapun return saham (return realisasi) dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Jogiyanto, 2011): 40 Keterangan: = Return saham pada hari ke t = Harga penutupan saham pada hari ke t = Harga penutupan saham pada hari ke t-1 3.6.2 Variabel Debt to Equity Ratio (DER) Debt to equity ratio (DER) menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim (dalam Fahmi, 2011:127), meupakan ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Rumus untuk mencari debt to equity ratio dapat digunakan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas sebagai berikut (Kasmir, 2012:158): 3.6.3 Variabel Debt to Total Assets (DTA) Debt to total assets (DTA) disebut juga sebagai rasio yang melihat perbandingan utang perusahaan, yaitu diperoleh dari perbandingan total utang dibagi dengan total asset (Fahmi, 2011:128). Formula untuk menghitung debt to total assets yaitu (Kasmir, 2012:156): 3.6.4 Variabel Return on Investment (ROI) Return on investment (ROI) disebut juga pengembalian investasi, bahwa dibeberapa referensi lainnya rasio ini juga ditulis dengan return on assets (ROA). 41 Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan (Fahmi, 2011:137). Formula yang digunakan untuk menghitung return on investment yaitu (Kasmir, 2012:202): 3.6.5 Variabel Return on Equity (ROE) Return on equity (ROE) (X₄) disebut juga dengan laba atas equity. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas (Fahmi, 2011:137). Formula yang digunakan untuk menghitung return on equity yaitu (Kasmir, 2012:204): 42