hukum perikatan

advertisement
HUKUM PERIKATAN
ISTILAH PERIKATAN
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
menggunakan istilah Perikatan = “Verbintenis”
dan Persetujuan = “Overeenkomst”
 Verbintenis berasal dari kata kerja Verbinden
yang artinya mengikat
 Overeenkomst berasal dari kata kerja
“overeenkomen” yang artinya setuju atau
sepakat

DEFINISI PERIKATAN

Menurut Hofmann :
Suatu hubungan hukum antara sejumlah
terbatas subyek-subyek hukum sehubungan
dengan itu dengan seseorang atau beberapa
prang daripadanya mengikatkan dirinya untuk
bersikap menurut cara-cara tertentu terhadap
pihak lain, yang berhak atas sikap yang
demikian itu

Menurut Pitlo :
Perikatan adalah suatu hubungan hukum yang
bersifat harta kekayaan antara 2 orang atau
lebih, atas dasar mana pihak yang satu berhak
(kreditur) dan pihak lain berkewajiban (debitur)
atas sesuatu prestasi

Menurut Subekti :
Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara
2 pihak, yang mana pihak yang satu berhak
menuntut sesuatu dari pihak yang lainnya yang
berkewajiban memenuhi tuntutan itu
UNSUR-UNSUR PERIKATAN
1.
Hubungan Hukum
Hubungan hukum ialah hubungan yang
terhadapnya hukum meletakkan “hak” pada 1
pihak dan melekatkan “kewajiban” pada pihak
lainnya.
PERHATIKANLAH CONTOH SEBAGAI
BERIKUT :
1.
2.
A menitipkan sepedanya dengan Cuma-Cuma
kepada B, maka terjadilah perikatan antara A
dan B yang menimbulkan hak pada A untuk
menerima kembali sepeda tersebut dan
kewajiban pada B untuk menyerahkan sepeda
tersebut.
X menjual mobil kepada Y, apakah yang
timbul dari perikatan antara X dan Y?
2.




Para Pihak (Subyek Perikatan)
Para pihak dalam suatu perikatan disebut
dengan subjek perikatan
Harus terjadi antara 2 orang atau lebih
Pertama,pihak yang berhak atas
prestasi,atau pihak yang berpiutang disebut
dengan KREDITUR
Kedua,pihak yang berkewajiban memenuhi
atas prestasi, atau pihak yang berutang
disebut dengan DEBITUR
Debitur memiliki 2 unsur yaitu “schuld” dan
“haftung”
 Schuld adalah utang debitur kepada kreditur
 Haftung adalah harta kekayaan debitur yang
dipertanggungjawabkan bagi pelunasan utang
debitur tersebut

3.


Prestasi (Obyek Perikatan)
Yang menjadi objek perikatan adalah prestasi, yaitu
hal pemenuhan perikatan
Pasal 1234 KUHPerdata, menyatakan : “tiap-tiap
perikatan adalah untuk memberikan sesuatu,
untuk berbuat sesuatu, dan tidak berbuat sesuatu”

Memberikan sesuatu, yaitu menyerahkan
kekuasaan nyata atas benda dari debitur kepada
kreditur, termasuk pemberian sejumlah uang,
penyerahan hak milik atas benda bergerak dan
tidak bergerak
Prestasi dengan “berbuat sesuatu”adalah
perikatan untuk melakukan sesuatu misalnya
membangun rumah
 Prestasi dengan “tidak melakukan sesuatu”
misalnya x membuat perjanjian dengan y ketika
menjual butiknya, untuk tidak menjalankan
usaha butik dalam daerah yang sama

SIFAT PRESTASI
a.
b.
c.
Harus sudah tertentu atau dapat ditentukan.
Jika prestasi itu tidak tertentu atau tidak
dapat ditentukan mengakibatkan perikatan
batal (nietig)
Harus mungkin, artinya prestasi itu dapat
dipenuhi oleh debitur secara wajar dengan
segala usahanya. Jika tidak demikian
perikatan menjadi batal
Harus diperbolehkan (halal), artinya tidak
dilarang oleh UU, tidak bertentangan dengan
kesusilaan dan ketertiban umum. Jika
prestasi tidak halal, maka perikatan batal
d.
e.
Harus ada manfaat bgai kreditur, artinya
kreditur menggunakan, menikmati, dan
mengambil hasilnya. Jika tidak demikian,
perikatan dapat dibatalkan.
Terdiri dari satu perbuatan atau serentetan
perbuatan. Jika prestasi itu berupa satu kali
perbuatan dilakukan lebih dari satu kali dapat
mengakibatkan pembatalan perikatan.
4.


Kekayaan
Pasal 1131 BW menyatakan bahwa :
“segala kebendaan si berutang, baik
yang bergerak maupun yang tak
bergerak, baik yang sudah ada maupu
yg akan ada dikemudian hari, menjadi
tanggungan untuk segala perikatan
perserorangan”
Pada debitur terdapat dua unsur, yaitu
Schuld dan Haftung.
INGKAR JANJI (WANPRESTASI)


a)
b)
c)
Para debitur terletak kewajiban untuk
memenuhi prestasi. Dan jika ia tidak
melaksanakan kewajibannya tersebut
bukan karena keadaan memaksa maka
debitur dianggap melakukan inkar janji
(wanprestasi)
Ada 3 bentuk wanprestasi, yaitu :
Tidak memenuhi prestasi sama sekali
Terlambat memenuhi prestasi
Memenuhi prestasi secara tidak baik

a)
b)
c)
Akibat hukum bagi debitur yang
wanprestasi adalah :
Debitur diwajibkan membayar ganti
kerugian yang telah diderita oleh kreditur
(pasal 1243 BW)
Apabila perikatan itu timbal balik, kreditur
dapat menuntut pemutusan/pembatalan
melalui hakim (pasal 1266 BW)
Dalam perikatan untuk memberikan
sesuatu, resiko beralih kepada debitur sejak
terjadi wanprestasi (pasal 1237 BW)
Debitur diwajibkan memenuhi perikatan jika
masih dapat dilakukan, atau pembatalan
disertai pembayaran ganti kerugian (pasal 1267
BW)
 Debitur wajib membayar biaya perkara jika
diperkarakan di muka pengadilan negeri, dan
debitur dinyatakan bersalah


a)
b)
Tidak terpenuhinya kewajiban oleh debitur
disebabkan oleh dua alasan, yaitu :
Karena kesalahan debitur, baik dengan
sengaja maupun lalai
Karena keadaan memaksa (overmacht)

a)
b)



Adanya kesalahan harus dipenuhi unsurunsur sebagai berikut :
Perbuatan yang dihindarkan harus dapat
dihindarkan
Perbuatan tersebut dapat dipersalahkan
kepada si pembuat, yaitu bahwa ia dapat
menduga tentang akibatnya
Apakah suatu akibat itu dapat diduga atau
tidak, haruslah diukur secara obyektif dan
subyektif
Obyektif, yaitu apabila menurut manusia
normal akibat tsbt dapat diduga
Subyektif, jika akibat tersebut menurut
keahlian seseorang dapat diduga
Kesengajaan adalah perbuatan yang diketahui
dan dikehendaki
 Kelalaian adalah perbuatan yang mana si
pembuatnya mengetahui akan kemungkinan
terjadinya akibat yang merugikan orang lain

KEADAAN MEMAKSA (OVERMACHT)


1.
2.
3.
Keadaan memaksa ialah keadaan tidak
dipenuhinya prestasi oleh debitur karena
terjadi peristiwa yang tidak dapat diketahui
atau tidak dapat diduga akan terjadi ketika
membuat perikatan.
Unsur-unsur keadaan memaksa :
Tidak dipenuhi prestasi karena terjadi
peristiwa yang membinasakan/memusnahkan
objek perikatan
Tidak dipenuhi prestasi karena terjadi
peristiwa yang menghalangi debitur u/
berprestasi
Peristiwa itu tidak dapat diketahui atau diduga
akan terjadi pada waktu membuat perikatan
SOMASI



1.
2.
3.
Adalah teguran dari si kreditur kepada debitur
agar dapat memenuhi prestasi sesuai dengan
isi perjanjian yang telah disepakati
Ketentuan somasi dalam pasal 1238 dan pasal
1243 BW
Ada 3 cara terjadinya somasi :
Debitur melaksanakan prestasi yang keliru
Debitur terlambat memenuhi prestasi
Prestasi yg dilaksanakan tidak berguna

a.
b.
c.

a.
b.
c.
d.
e.
Isi yang harus dimuat dalam surat
somasi adalah :
Apa yang dituntut
Dasar tuntutan
Tanggal paling lambat memnuhi
prestasi
Somasi tidak diperlukan apabila :
Kreditur menolak pemenuhan
Debitur mengakui kelalaian
Pemenuhan prestasi tidak mungkin
dilakukan
Pemenuhan prestasi tidak berarti lagi
Debitur telah melaksanakan prestasi
sebagaimana mestinya
GANTI RUGI DALAM WANPRESTASI
Menurut pasal 1244, 1245 dan 1246 BW,ganti
rugi menggunakan istilah biaya, rugi dan bunga
 Rugi adalah kerugian nyata yang dapat diduga
atau dapat diperkirakan pada saat perikatan itu
diadakan, yang timbul akibat wanprestasi

SYARAT-SYARAT GANTI RUGI
Kerugian yang dapat diduga atau sepatutnya
diduga pada saat waktu perikatan dibuat
 Kerugian yang merupakan akibat langsung
wanprestasi (mempunyai hubungan kausal)

Download