peraturan pemerintah pengganti undang-undang

advertisement
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG
NOMOR 1 TAHUN 2000
TENTANG
KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN
PELABUHAN BEBAS
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
:
a. bahwa dalam menghadapi perkembangan keadaan
baik di dalam
maupun di luar negeri perlu menjawab tantangan persaingan global,
dengan semangat otonomi daerah yang memberikan kewenangan luas,
nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional;
b. bahwa otonomi daerah yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian
dan pemanfaatan sumber daya nasional, serta perimbangan keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah, sesuai dengan prinsip-prinsip
demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta
potensi dan keanekaragaman daerah dilaksanakan dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. bahwa suatu daerah perdagangan dan pelabuhan bebas dapat mendorong
kegiatan lalu lintas perdagangan internasional yang mendatangkan
devisa bagi Negara serta dapat memberi pengaruh dan manfaat besar
bagi Indonesia, untuk dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya,
meningkatkan kepariwisataan dan penanaman modal baik asing maupun
dalam negeri;
d. bahwa dalam rangka upaya mempercepat pengembangan daerah seiring
dengan perwujudan otonomi daerah, beberapa wilayah perlu ditetapkan
sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas;
e. bahwa ketentuan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1970 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Daerah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas tidak sesuai lagi dengan semangat otonomi daerah sebagaimana
diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, sehingga dipandang perlu untuk disempurnakan;
f. bahwa sehubungan dengan pertimbangan tersebut di atas, dipandang
perlu menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas;
Mengingat
:
1. Pasal 22 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah
dengan Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3839);
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS
Indonesia Tahun 1999 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3848);
Menetapkan
:
MEMUTUSKAN :
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG TENTANG KAWASAN
PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini yang dimaksud dengan :
1. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas adalah suatu kawasan yang berada
dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah dari daerah
pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, pajak pertambahan nilai, pajak
penjualan atas barang mewah, dan cukai.
2. Pelabuhan adalah Pelabuhan Laut dan Bandar Udara.
Pasal 2
Batas-batas Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas baik daratan maupun
perairannya ditetapkan dalam Undang-undang pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas.
Pasal 3
Di dalam Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dilakukan kegiatan-kegiatan di
bidang ekonomi, seperti sektor perdagangan, maritim, industri, perhubungan, perbankan,
pariwisata, dan bidang-bidang lain yang ditetapkan dalam Undang-undang pembentukan
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
BAB II
KEDUDUKAN HUKUM
Pasal 4
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas merupakan wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang pembentukannya dengan Undang-undang.
Pasal 5
Jangka waktu suatu Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas adalah 70 (tujuh puluh)
tahun terhitung sejak ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
BAB III
KELEMBAGAAN
Pasal 6
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS
(1) Presiden menetapkan Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas di
daerah, yang selanjutnya disebut Dewan Kawasan.
(2) Ketua dan anggota Dewan Kawasan ditetapkan oleh Presiden atas usul Gubernur bersamasama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
(3) Masa kerja Ketua dan Anggota Dewan Kawasan selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
Pasal 7
(1) Dewan Kawasan membentuk Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas yang selanjutnya disebut Badan Pengusahaan.
(2) Kepala dan Anggota Badan Pengusahaan ditetapkan oleh Dewan Kawasan.
(3) Masa kerja Kepala dan Anggota Badan Pengusahaan selama 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
(4) Badan Pengusahaan bertanggung jawab kepada Dewan Kawasan.
(5) Ketentuan mengenai struktur organisasi, tugas dan wewenang Kepala, Wakil Kepala, dan
Anggota Badan Pengusahaan, diatur lebih lanjut dengan Keputusan Ketua Dewan
Kawasan.
BAB IV
TUGAS DAN WEWENANG
(1)
(2)
(3)
Pasal 8
Dewan Kawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) mempunyai tugas dan
wewenang
menetapkan kebijaksanaan
umum, membina,
mengawasi
dan
mengkoordinasikan kegiatan Badan Pengusahaan.
Kepala Badan Pengusahaan mempunyai tugas dan wewenang melaksanakan
pengelolaan, pengembangan, dan pembangunan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas sesuai dengan fungsi-fungsi Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas.
Dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas, Badan Pengusahaan mempunyai wewenang untuk membuat ketentuan-ketentuan
sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
ini serta peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.
BAB V
FUNGSI KAWASAN
(1)
(2)
Pasal 9
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas mempunyai fungsi sebagai tempat
untuk mengembangkan usaha-usaha di bidang perdagangan, jasa, industri,
pertambangan dan energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dan
telekomunikasi, perbankan, asuransi, pariwisata dan bidang-bidang lainnya.
Fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi:
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS
a. kegiatan manufaktur, rancang bangun, perekayasaan, penyortiran, pemeriksaan
awal, pemeriksaan akhir, pengepakan, dan pengepakan ulang atas barang dan bahan
baku dari dalam dan luar negeri, pelayanan perbaikan atau rekondisi permesinan,
dan peningkatan mutu;
b. penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana air dan sumber air, prasarana
dan sarana perhubungan termasuk pelabuhan laut dan bandar udara, bangunan dan
jaringan listrik, pos dan telekomunikasi, serta prasarana dan sarana lainnya.
BAB VI
PERIZINAN
Pasal 10
Untuk memperlancar kegiatan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, Badan
Pengusahaan diberi wewenang mengeluarkan izin-izin usaha dan izin usaha lainnya yang
diperlukan bagi para pengusaha yang mendirikan dan menjalankan usaha di Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas melalui pelimpahan wewenang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VII
LALU LINTAS BARANG, KARANTINA, DEVISA, KEIMIGRASIAN,
PELAYARAN DAN PENERBANGAN
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Pasal 11
Barang-barang yang terkena ketentuan larangan, dilarang dimasukkan ke Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas hanya dapat dilakukan oleh pengusaha yang telah mendapat izin usaha
dari Badan Pengusahaan.
Pengusaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) hanya dapat memasukkan barang ke
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang berhubungan dengan kegiatan
usahanya.
Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas melalui pelabuhan dan bandar udara yang ditunjuk dan berada di
bawah pengawasan pabean diberikan pembebasan bea masuk, pembebasan pajak
pertambahan nilai, pembebasan pajak penjualan atas barang mewah, dan pembebasan
cukai.
Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas ke Daerah Pabean diberlakukan tata laksana kepabeanan di bidang
impor dan ekspor dan ketentuan di bidang cukai.
Pemasukan barang konsumsi dari luar Daerah Pabean untuk kebutuhan penduduk di
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas diberikan pembebasan bea masuk,
pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah, dan cukai.
Jumlah dan jenis barang yang diberikan fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (6)
ditetapkan oleh Badan Pengusahaan.
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
Pasal 12
Peraturan perundang-undangan karantina manusia, hewan, ikan dan tumbuh-tumbuhan
untuk wilayah Indonesia tetap berlaku di dalam Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas.
Badan Pengusahaan dapat bekerja sama dengan pejabat-pejabat instansi yang
berwenang, untuk melancarkan pemeriksaan dan kerja sama lainnya.
Pasal 13
Mata uang Rupiah adalah alat pembayaran yang sah di seluruh Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas.
Pemasukan dan pengeluaran mata uang Rupiah antar Daerah Pabean ke dan dari
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas tunduk pada peraturan-peraturan
yang ditetapkan Pemerintah, sedangkan pemasukan dan pengeluaran mata uang Rupiah
antara Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dengan luar negeri tunduk
kepada peraturan umum yang berlaku di Daerah Pabean.
Mata uang asing dapat diperjualbelikan di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas melalui bank atau pedagang valuta asing yang mendapat izin sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Di dalam Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, semua transaksi
perdagangan internasional dilakukan dalam valuta asing oleh bank yang mendapat izin
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 14
Peraturan perundang-undangan di bidang keimigrasian Republik Indonesia tetap berlaku
di dalam Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
Pemberian kemudahan/fasilitas keimigrasian bagi orang asing pelaku bisnis
perdagangan bebas pada Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas diatur
dengan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.
Pasal 15
Badan Pengusahaan, dengan persetujuan Dewan Kawasan dapat mengadakan peraturan di
bidang tata tertib pelayaran dan penerbangan, lalu lintas barang di pelabuhan dan penyediaan
fasilitas pelabuhan, dan lain sebagainya serta penetapan tarif untuk segala macam jasa sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VIII
SUMBER PENDAPATAN DAN PEMBIAYAAN
(1)
(2)
Pasal 16
Badan Pengusahaan mengusahakan sumber-sumber pendapatan sendiri untuk
membiayai rumah tangganya.
Badan Pengusahaan dapat juga memperoleh sumber-sumber pendapatan yang berasal
dari sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Angaran Pendapatan dan
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS
(3)
(4)
(5)
Belanja Daerah, serta sumber-sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Badan Pengusahaan wajib mengelola keuangan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Setiap tahun Badan Pengusahaan wajib menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja,
yang disahkan oleh Dewan Kawasan.
Setiap tahun Laporan Keuangan Badan Pengusahaan diperiksa oleh lembaga pemeriksa
keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 17
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dapat menerima pinjaman dari dalam
negeri maupun luar negeri dengan persetujuan Dewan Kawasan, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Propinsi, melalui Pemerintah Pusat.
BAB IX
KENTENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini maka Undang-undang
Nomor 3 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Daerah Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 19
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 September 2000
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
ABDURRAHMAN WAHID
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2000 NOMOR 147
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS
Download