Created by Rita Wiryasaputra (2011) Suku Bangsa di Indonesia Referensi: berbagai sumber 1. Suku Asmat , Papua Irian Jaya adalah sebuah suku di Papua. Dikenal dengan hasil ukiran 2. 3. 4. 5. 6. kayunya yang unik. Populasi suku Asmat terbagi dua yaitu mereka yang tinggal di pesisir pantai dan di bagian pedalaman. Kedua populasi ini saling berbeda satu sama lain dalam hal dialek, cara hidup, struktur sosial dan ritual. Populasi pesisir pantai selanjutnya terbagi ke dalam dua bagian yaitu suku Bisman yang berada di antara sungai Sinesty dan sungai Nin serta suku Simai. Sekarang biasanya, kira-kira 100 sampai 1000 orang hidup di satu kampung. Setiap kampung punya satu rumah Bujang dan banyak rumah keluarga. Suku Dani , Papua bermukim di lembah Baliem Irian Jaya. Lembah ini berada di tengahtengah pegunungan Jaya Wijaya. Suku Dani lebih senang disebut bangsa Parim atau orang Baliem. Suku ini sangat menghormati nenek moyangnya. Penghormatan mereka biasanya dilakukan lewat upacara pesta babi. Suku Dani mempercayai Atou, yaitu kekuatan sakti yang berasal dari nenek moyang yang diturunkan kepada anak laki-lakinya. Untuk menghormati nenek moyangnya, suku dani membuat lambang nenek moyang yang disebut kaneka. Lambang ini terbuat dari batu keramat berbentuk lonjong yang diasah hingga mengkilat. Mata pencaharian pokok suku Dani adalah bercocok tanam ubi kayu dan ubi jalar. Suku Sunda , Jawa Barat. Dalam masyarakat Sunda tahap kehidupan seseorang ditandai dengan berbagai selamatan dan upacara. Selamatan diadakan mulai dari acara melamar, perkawinan, memasuki dan menetap pada rumah baru, kelahiran, turun tanah, memotong rumput, tumbuh gigi pertama, sunatan, waktu sakit hingga pada waktu meninggal dunia. Alat musik tradisional yang berasal dari tanah Sunda adalah angklung. Selain dari perdagangan dan perkebunan, orang Sunda hidup dari pertanian. Pertanian dilaksanakan secara tradisional, irigasi yang mengandalkan air hujan. Suku Bali memiliki potensi alam dan kebudayaan yang sangat tinggi, sehingga Bali tidak hanya dikenal di dalam negeri saja, melainkan hingga ke luar negeri. Bahkan orang-orang awam dari luar negeri mengira bahwa Indonesia terletak di pulau Bali. Umumnya mata pencaharian masyarakat Bali di bidang kesenian, seperti seni pahat, lukis, kerjinan dan lainnya. Ada juga yang bergerak di bidang pertanian dan indsustri. Bali dalam kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa bali dan Sasak. Bali mempunyai aneka ragam seni tari, seperti tari Legong yang berlatar belakang kisah cinta Raja Lasem, dan tari Kecak adalah tari yang mengisahkan tentang bala tentara monyet Hanoman dan Sugriwa. Alat musiknya disebut gamelan Bali. Bali mempunyai potensi sumber daya alam dan manusia yang sangat baik, yang paling menonjol adalah objek wisatanya. Tarian terkenalnya adalah tari Kecak. Suku Aceh adalah nama sebuah suku yang mendiami ujung Sumatra. Bahasa yang dipertuturkan oleh mereka adalah bahasa Aceh yang masih berkerabat dengan bahasa Mon Khmer (wilayah Champa). Bahasa Aceh merupakan bagian dari bahasa Melayu-Polynesia barat, cabang dari keluarga bahasa Austronesia. Dimana kosakata bahasa Aceh banyak yang berbahasa Sansekerta. Masyarakat Aceh mayoritas bekerja sebagai petani, pekerja tambang dan nelayan. Suku Dayak atau Daya adalah suku asli yang mendiami pulau Kalimantan, lebih tepat lagi adalah yang memiliki budaya terestrial (daratan, bukan budaya maritim). Dewasa ini suku bangsa Dayak terbagi dalam enam rumpun besar, yakni Kenyah-BayanBahau, OtDanum, Iban, Murut, Klemantan dan Punan. Keenam rumpun tersebut terbagi lagi dalam kurang lebih 405 sub-rumpun. Meskipun terbagi dalam ratusan sub-rumpun, kelompok suku Dayak Created by Rita Wiryasaputra (2011) 7. 8. 9. 10. 11. 12. memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas. Ciri-ciri tersebut menjadi faktor penentu apakah suatu subsuku di Kalimantan dapat dimasukkan ke dalam kelompok Dayak. Suku Nias adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut Fondrako yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran hingga kematian. Masyarakat Nias kuno hidup dalam budaya megalitik dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukuran pada batu-batu besar yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau hingga sekarang. Budaya lompat batu Nias Suku Minangkabau atau Minang (seringkali disebut orang Padang) adalah suku yang berasal dari provinsi Sumatera Barat. Suku ini terkenal dengan adat matrilineal dan merupakan suku terpelajar. Menyebar di seluruh Indonesia dengan berbagai macam profesi dan keahlian seperti politisi, penulis, ulama, pengajar, jurnalis dan pedagang. Berdasarkan jumlah populasi yang relatif kecil (2,7% dari penduduk Indonesia), Minangkabau merupakan salah satu suku tersukses dengan banyak pencapaian. Majalah Tempo dalam edisi khusus tahun 2000 mencatat bahwa 6 dari 10 tokoh penting Indonesia di abad ke 20 merupakan orang Minang. Terkenal Tari Piring, Padang. Suku Bugis merupakan penduduk asli Sulawesi selatan. Di samping suku asli, orangorang Melayu dan Minangkabau yang merantau dari Sumatera ke Sulawesi sejak abad ke-15 sebagai tenaga administrasi dan pedagang di kerajaan Gowa, juga dikategorikan sebagai orang Bugis. Komunitas Bugis hampir selalu dapat ditemui di daerah pesisir di nusantara bahkan sampai ke Malaysia, Filipina, Brunei dan Thailand. Karena masyarakat Bugis tersebar di dataran rendah yang subur dan pesisir, maka kebanyakan dari masyarakat Bugis hidup sebagai petani dan nelayan. Mata pencaharian lain yang diminati orang Bugis adalah pedagang. Rumah Panggung merupakan rumah tradisi Sulawesi Selatan. Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 6,8 juta jiwa. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena keadaan wilayahnya tidak baik untuk bertani. Orang Madura senang berdagang, terutama besi tua dan barang-barang bekas lainnya. Selain itu banyak yang bekerja menjadi nelayan dan buruh. Mereka dikenal hemat, disiplin dan rajin bekerja. Tradisional dengan karapan sapi. Suku Batak ini bermukim di Sumatera Utara. Suku ini berdiaspora ke berbagai penjuru Indonesia. Sebagian bermukim di Medan dan sekitarnya, sehingga secara nasional orang Batak sering disebut sebagai orang Medan. Pada umumnya masyarakat Batak bercocok tanam padi di sawah dan ladang. Lahan didapat dari pembagian yang didasarkan marga. Setiap keluarga mendapat tanah tadi tetapi tidak boleh menjualnya. Peternakan juga salah satu mata pencaharian suku Batak antara lain peternakan kerbau, sapi, babi, kambing, ayam dan bebek. Penangkapan ikan dilakukan sebagian penduduk di sekitar danau Toba. Sektor kerjainan juga berkembang, misalnya tenun, anyaman rotan, ukiran kayu, tembikar yang ada kaitannya dengan pariwisata. Hasil kerajinan tenun dari Suku Batak adalah Kain Ulos. Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 600.000 jiwa. Mereka juga menetap di sebagian dataran Luwu dan Sulawesi Barat. Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sidenreng dan dari Luwu. Orang sidenreng menamakan penduduk daerah ini dengan sebutan To Riaja yang mengandung arti “orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan”, sedang orang Luwu menyebutnya To Riajang yang artinya adalah “orang yang berdiam di asal To=Tau (orang), Raya = dari kata Maraya (besar), artinya orang-orang besar, bangsawan. Lama kelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja. Kata Tana berarti “negeri”, sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal kemudian dengan nama Tana Toraja. Rumah Tongkonan. Merupakan rumah istiadat suku Toraja.