Peran Kinerja Keuangan terhadap Luas

advertisement
GRADUASI Vol. 29 Edisi Maret 2013
ISSN 2088 - 6594
Peran Kinerja Keuangan terhadap Luas Pengungkapan tanggung
Jawab sosial Perusahaan (CSR)
Nur Kholis, S.E, M.Sc
Abstract
The annual report is one of the sources of information in order to get overview
of the company's performance. This information is provided by the management
company to the shareholder. Management performance has impact on the liquidity and
volatility of stock prices, which form the basis by investors in making the investment.
Disclosure of environmental performance, social, and economic development in
the annual report is to reflect the level of accountability, responsibility, and corporate
transparency to investors and other stakeholders
The fact the issue of Corporate Social Responsibility of the company in
Indonesia and the contradictory results of previous studies on the relationship of CSR
and corporate performance as well as the variation of the problem raises the question
of "Is Financial performance Impact Of Corporate Social Responsibility Disclosure?"
Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), Financial Performance
Latar Belakang Masalah
Pemikiran
yang
melandasi
Corporate
Social
Responsibility
(Tanggung Jawab Sosial Perusahaan)
yang sering dianggap inti dari etika bisnis
adalah bahwa perusahaan tidak hanya
mempunyai
kewajiban-kewajiban
ekonomi dan legal (artinya kepada
pemegang saham atau shareholder) tetapi
juga
kewajiban-kewajiban
terhadap
pihak-pihak lain yang berkepentingan
(stakeholder)
yang
jangkauannya
melebihi kewajiban-kewajiban di atas.
Tanggung jawab sosial dari perusahaan
terjadi antara sebuah perusahaan dengan
semua stakeholder, termasuk di dalamnya
adalah pelanggan atau customer, pegawai,
komunitas, pemilik atau investor,
pemerintah, supplier bahkan juga
kompetitor.
Perkembangan
CSR
secara
konseptual baru di kemas sejak tahun
1980-an yang dipicu sedikitnya oleh 5 hal
berikut: (1). Maraknya fenomena “take
over” antar korporasi yang kerap dipicu
oleh keterampilan rekayasa finansial. (2)
Runtuhnya
tembok
Berlin
yang
merupakan simbol tumbangnya paham
komunis
dan
semakin
kokohnya
imperium kapitalisme secara global. (3)
Meluasnya
operasi
perusahaan
multinasional
di
negara-negara
berkembang, sehingga di tuntut supaya
memperhatikan: HAM, kondisi sosial dan
perlakukan yang adil terhadap buruh. (4)
Globalisasi dan menciutnya peran sektor
publik (pemerintah) hampir di seluruh
dunia telah menyebabkan tumbuhnya
LSM (termasuk asosiasi profesi) yang
memusatkan perhatian mulai dari isu
kemiskinan sampai pada kekuatiran akan
punahnya berbagai spesies baik hewan
maupun tumbuhan sehingga ekosistem
semakin labil. (5) Adanya kesadaran dari
perusahaan akan arti penting merk dan
reputasi perusahaan dalam membawa
Peran Kinerja Keuangan terhadap Luas Pengungkapan tanggung Jawab sosial Perusahaan (CSR)
65
GRADUASI Vol. 29 Edisi Maret 2013
perusahaan menuju bisnis berkelanjutan
(Rika dan Islahudin; 2008)
Di Indonesia, kesadaran akan
perlunya menjaga lingkungan tersebut
diatur oleh Undang-Undang Perseroan
Terbatas No.40 Pasal 74 tahun 2007,
dimana perusahaan yang melakukan
kegiatan usaha di bidang/berkaitan
dengan sumber daya alam wajib
melakukan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. Ditetapkannya Undangundang No.40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (UUPT), maka CSR
(corporate social responsibility) atau
tanggung jawab sosial perusahaan yang
sebelumnya merupakan suatu hal yang
bersifat sukarela akan berubah menjadi
suatu hal yang wajib dilaksanakan
Pengungkapan
kinerja
lingkungan, sosial, dan ekonomi di dalam
laporan
tahunan
adalah
untuk
mencerminkan tingkat akuntabilitas,
responsibilitas, dan transparansi korporat
kepada investor dan stakeholders lainnya.
Pengungkapan tersebut bertujuan untuk
menjalin hubungan komunikasi yang baik
dan efektif antara perusahaan dengan
publik dan stakeholders lainnya tentang
bagaimana
perusahaan
telah
mengintegrasikan
corporate
social
responsibilty (CSR) terhadap lingkungan
dan sosial dalam setiap aspek kegiatan
operasinya (Darwin; 2007).
Corporate Social Responsibility
merupakan sebuah gagasan, perusahaan
tidak lagi dihadapkan pada tanggung
jawab yang berpijak pada single bottom
line, yaitu nilai perusahaan (corporate
value) yang direfleksikan dalam kondisi
keuangannya (financial) saja. Tapi
tanggung jawab perusahaan harus
berpijak pada triple bottom lines yang
mereflesikan selain finansial juga ada
sosial dan lingkungan. Pengambilan
keputusan ekonomi yang hanya melihat
66
ISSN 2088 - 6594
kinerja keuangan suatu perusahaan, saat
ini sudah tidak relevan lagi. Eipstein dan
Freedman (1994) menemukan bahwa
investor individual tertarik terhadap
informasi sosial yang dilaporkan dalam
laporan tahunan. Untuk itu dibutuhkan
suatu sarana yang dapat memberikan
informasi mengenai aspek sosial,
lingkungan
dan
keuangan
secara
keseluruhan yang dikenal dengan nama
sustainability reporting.
Penelitian mengenai CSR telah
banyak dilakukan baik di Indonesia
maupun di Negara. lain, misalnya,
Mahoney et. al (2003), Sayekti dan
Wondabio (2007), Novita dan Chaerul
(2008), Rika dan Islahudin (2008).
Penelitian
yang
menginvestigasi
hubungan CSR dan kinerja perusahaan
yang meliputi kinerja keuangan dan
kinerja ekonomi dilakukan oleh Mahoney
et. al (2003). Adanya hasil empiris
terdahulu yang masih
banyak yang
menunjukkan perbedaan hasil dan
bervariasi dalam mengukur kinerja
perusahaan,
penelitian
ini
akan
membahas pengaruh Kinerja keuangan
terhadap CSR.
Adanya fakta permasalahan CSR
yang dilakukan perusahaan di Indonesia
dan perbedaan hasil-hasil penelitian
terdahulu mengenai hubungan CSR dan
kinerja perusahaan serta bervariasinya
maka memunculkan pertanyaan masalah
yaitu “ Apakah Kinerja Keuangan juga
Berpengaruh
Terhadap
Luas
Pengungkapan Tanggungjawab Sosial
Perusahaan?”
Pembahasan
Kinerja keuangan (profitabilitas)
merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba yang merupakan hasil
bersih dari kebijakan – kebijakan dan
keputusan-keputusan manajemen baik
Peran Kinerja Keuangan terhadap Luas Pengungkapan tanggung Jawab sosial Perusahaan (CSR)
GRADUASI Vol. 29 Edisi Maret 2013
dalam mengelola likuiditas, asset dan
hutang perusahaan (Baley dan Brigham,
dalam Betty 2007). Analisis kinerja
keuangan (profitabilitas) penting bagi
beberapa pihak antara lain:
1. Bagi manajemen
Profitabilitas merupakan indikasi
prestasi dari kemampuan manajemen.
Semakin
tinggi
profitabilitas
perusahaan, maka semakin baik
pretasi manajemen.
2. Bagi pemegang saham
Profitabilitas memberi harapan pada
saham karena tingginya profitabilitas
maka kemungkinan laba dibayar
dalam bentuk deviden akan semakin
tinggi. Selain itu perusahaan yang
profitabilitasnya
tinggi
harga
sahamnya akan meningkat, sehingga
kekayaan pemegang saham juga
meningkat
3. Bagi investor
Profitabilitas
suatu
perusahaan
menjadi pertimbangan investor yang
melakukan investasi
Keberhasilan perusahaan dalam
menjalankan usahanya dapat dilihat dari
kinerja keuangan tersebut. Pengukuran
kinerja keuangan perusahaan terbagi
menjadi pokok utama:
1. Pengukuran laba: Earning per share
(EPS), Return on Equity (ROE),
Return on Capital Employed (ROCE),
Return on Asset (ROA), Return on
Net Asset
(RONA).
2. Pengukuran Cash Flow: Free Cash
Flow, Cash Flow Return on Gross
Investment
(CFROI),
Total
Shareholders Return (TSR) , dan
Business Return (TBR) .
3. Pengukuran Nilai: Economic Value
Addad (EVA), Market Value Added
(MVA), Shareholders Value (SHV),
ISSN 2088 - 6594
dan Cash Value Added (CVA).
(Pradhono et al. yang dikutip dari
Guritno, 2007).
Laporan tahunan merupakan salah
satu sumber informasi guna mendapatkan
gambaran kinerja perusahaan. Informasi
ini diberikan oleh pihak manajemen
perusahaan kepada shareholder. Kinerja
manajemen memiliki dampak terhadap
likuiditas dan volatilitas harga saham,
yang dijadikan dasar oleh para investor
dalam melakukan investasi.
Perusahaan
yang
memiliki
kemampuan kinerja keuangan yang baik,
akan memiliki kepercayaan yang tinggi
untuk
menginformasikan
kepada
stakeholder nya, karena perusahaan
mampu menunjukkan kepada mereka
bahwa perusahaan dapat memenuhi
harapan mereka terutama investor dan
kreditor. Akibatnya, perusahaan dengan
tingkat profitabilitas yang tinggi akan
cenderung
untuk
melakukan
pengungkapan
melalui
Sustainable
Reporting,
karena
profitabilitas
merupakan salah satu indikator kinerja
yang
harus
diungkapkan
dalam
Sustainable Reporting.
Pengungkapan
Sustainable
Reporting ini dilakukan dalam rangka
pertanggungjawaban kepada stakeholder
untuk mempertahankan dukungan mereka
dan juga untuk memenuhi kebutuhan
informasi
mereka.
Selain
itu
pengungkapn Sustainable Reporting juga
dapat
digunakan
sebagai
media
komunikasi dengan para stakeholder,
yang ingin memperoleh keyakinan
tentang bagaimana profit dihasilkan
perusahaan. Informasi ini terutama
penting bagi stakeholder selain investor
dan kreditor yang biasanya dimotivasi
oleh kepentingan ekonomi atau financial.
Peran Kinerja Keuangan terhadap Luas Pengungkapan tanggung Jawab sosial Perusahaan (CSR)
67
GRADUASI Vol. 29 Edisi Maret 2013
Menurut The World Business
Council for Sustainable Development
(WBCSD)
Corporate
Social
Responsibility atau tanggung jawab sosial
perusahaan
didefinisikan
sebagai
komitmen bisnis untuk memberikan
kontribusi bagi pembangunan ekonomi
berkelanjutan, melalui kerja sama dengan
para karyawan serta perwakilan mereka,
keluarga mereka, komunitas setempat
maupun masyarakat umum untuk
meningkatkan kualitas kehidupan dengan
cara yang bermanfaat baik bagi bisnis
sendiri maupun untuk pembangunan .
Pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan yang sering juga
disebut sebagai sosial disclosure,
corporate social reporting, social
accounting (Mathews;1995) merupakan
proses pengkomunikasian dampak sosial
dan lingkungan dari kegiatan ekonomi
organisasi terhadap kelompok khusus
yang berkepentingan dan terhadap
masyarakat secara keseluruhan.
Klasifikasi konseptual tanggung
jawab sosial perusahaan dikemukakan
oleh Carrol (1991) dengan memberikan
karakteristik tanggung jawab perusahaan
yang didasarkan pada 4 (empat) tipe
perusahaan yaitu:
(1) Tipe perusahaan Reaktif (Reactive)
dengan karakteristik:
a. Tidak adanya dukungan dari
Manajemen
b. Manajemen merasa entitas sosial
itu tidak penting
c. Tidak adanya laporan tentang
lingkungan sosial perusahaan
d. Midak adanya dukungan pelatihan
tentang entitas sosial kepada
karyawan
(2) Tipe
Perusahaan
Defensif
(Defensive)dengan karakteristik:
68
ISSN 2088 - 6594
a. Isu lingkungan sosial hanya
diperhatikan jika dipandang perlu
b. Sikap perusahaan tergantung pada
kebijakan pemerintah tentang
dampak lingkungan sosial yang
harus dilaporkan
c. Sebagian
kecil
karyawan
mendapat
dukungan
untuk
mengikuti
pelatihan
tentang
lingkungan sosial perusahaan
(3) Tipe
Perusahaan
Akomodatif
(Accomodative)dengan karakteristik:
a. Terdapatnya beberapa kebijakan
Top
Manajemen
tentang
lingkungan sosial
b. Kegiatan
akuntansi
sosial
dilaporkan secara internal dan
sebagian kecil secara eksternal
d. Terdapat beberapa karyawan
mendapat
dukungan
untuk
mengikuti
pelatihan
tentang
lingkungan sosial perusahaan
(4) Tipe
Perusahaan
Proaktif
(Proactive)dengan karakteristik:
a. Top Manajemen mendukung
sepenuhnya mengenai isu-isu
lingkungan sosial perusahaan
b. Kegiatan
akuntansi
sosial
dilaporkan baik secara internal
maupun eksternal perusahaan
c. Karyawan memperoleh pelatihan
secara berkesinambungan tentang
akuntansi dan lingkungan sosial
perusahaan.
Pandangan tentang seberapa jauh
tanggung jawab sosial perusahaan
terhadap lingkungan dari waktu ke waktu
terus
meningkat
seiring
dengan
perkembangan
jaman.
Pandangan
mengenai tanggungjawab sosial menurut
Harahap (2002) dalam Amalia (2007)
adalah sebagai berikut:
Peran Kinerja Keuangan terhadap Luas Pengungkapan tanggung Jawab sosial Perusahaan (CSR)
GRADUASI Vol. 29 Edisi Maret 2013
1. Pandangan Klasik
Pandangan ini menjelaskan bahwa
tujuan perusahaan semata – mata
adalah memenuhi permintaan pasar
dan mencari untung yang akan
dipersembahkan kepada pemilik
modal.
Kriteria
keberhasilan
perusahaan diukur dalam daya guna
dan
pertumbuhan.
Menurut
pandangan ini perusahaan tidak perlu
memikirkan
efek
sosial
yang
ditimbulkan perusahaan dan upaya
untuk memperbaiki penyakit sosial
tersebut
2. Pandangan Manajerial
Pandangan
ini
menganggap
perusahaan sebagai lembaga parlemen
yang hidup dan mempunyai tujuan
tersendiri. Dengan demikian manajer
sebagai pihak yang bertanggungjawab
atas kelangsungan hidup perusahaan
terpaksa memilih kebijakan yang
harus mempertimbangkan tanggung
jawab sosial perusahaan mengingat
ketergantungannya dengan pihak lain
yang juga mempunyai andil dalam
pencapaian tujuan perusahaan yang
tidak hanya memikirkan setoran pada
pemilik modal
3. Pandangan Lingkungan Sosial
Pandangan
ini
menekankan
perusahaan
menyadari kekuasaan
ekonomi dan politik yang dimilikinya
mempunyai
hubungan
dengan
kepentingan
(bersumber)
dari
lingkungan sosial dan bukan semata
dari pasar sesuai dengan teori klasik.
Konsekuensinya perusahaan harus
berpartisipasi
aktif
dalam
menyelesaikan penyakit sosial yang
berada dilingkungan seperti system
pendidikan yang tidak bermutu,
pengangguran, polusi, perumahan
ISSN 2088 - 6594
kumuh, transportasi yang tidak
teratur, keamanan, dan lain–lain.
Salah satu bentuk nyata untuk
mendorong perusahaan agar menyadari
pentingnnya hal ini adalah dengan
menyelenggarakan
Indonesia
Sustainability Reporting Award mulai
tahun 2005 atas inisiatif Ikatan Akuntansi
Indonesia
Kompartemen
Akuntan
Manajemen. Terdapat beberapa kriteria
yang digunakan dalam penilaiannya
seperti unsur kelengkapan, kredibilitas
dan komunikasi dari laporan keuangan
prusahaan yang menampilkan hal ini.
Adanya pemberian penghargaan ini
diharapkan dapat mendorong perusahaan
yang melakukan praktek CSR agar juga
melaporkan kegiatannya melalui laporan
keuangannya yang disampaikan oleh
perusahaan yang bersangkutan.
Salah satu bentuk dari tanggung
jawab sosial perusahaan yang sering
diterapkan di Indonesia adalah community
development.
Perusahaan
yang
mengedepankan konsep ini akan lebih
menekankan pembangunan sosial dan
pembangunan
kapasitas
masyarakat
sehingga
akan
menggali
potensi
masyarakat lokal yang menjadi modal
sosial perusahaan untuk maju dan
berkembang. Selain dapat menciptakan
peluang-peluang
sosial-ekonomi
masyarakat, menyerap tenaga kerja
dengan kualifikasi yang diinginkan, cara
ini juga dapat membangun citra sebagai
perusahaan yang ramah dan peduli
lingkungan. Selain itu, akan tumbuh rasa
percaya dari masyarakat. Rasa memiliki
perlahan-lahan muncul dari masyarakat
sehingga masyarakat merasakan bahwa
kehadiran perusahaan di daerah mereka
akan berguna dan bermanfaat (Daniri;
2007).
Peran Kinerja Keuangan terhadap Luas Pengungkapan tanggung Jawab sosial Perusahaan (CSR)
69
GRADUASI Vol. 29 Edisi Maret 2013
Tema pengungkapan tanggung
jawab
sosial
perusahaan
yang
dikemukakan oleh Sembiring (2005)
terdiri dari tujuh tema yaitu: lingkungan,
energi, kesehatan dan keselamatan tenaga
kerja, lain-lain tenaga kerja, produk,
keterlibatan masyarakat, dan umum.
Ketujuh tema tersebut dijabarkan
kedalam 78 item pengungkapan yang
telah disesuaikan dengan kondisi yang
ada di Indonesia sesuai dengan peraturan
yang berlaku, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Lingkungan: pengendalian polusi,
pencegahan atau perbaikan kerusakan
lingkungan, konservasi sumber alam
menerima penghargaan berkaitan
dengan
program
lingkungan
pengolahan limbah, mempelajari
dampak lingkungan
2. Energi: menggunakan energi secara
efisien, memanfatkan barang bekas,
mambahas upaya perusahaan dalam
mengurangi
konsumsi
energi,
pengungkapan peningkatan efisiensi
energi dari produk, riset yang
mengarah pada peningkatan efisiensi,
pengungkapan
kebijakan
energi
perusahaan.
3. Kesehatan dan keselamatan tenaga
kerja: mengurangi polusi, iritasi atau
resiko dalam lingkungan kerja,
mempromosikan keselamatan tenaga
kerja dan kesehatan fisik atau mental,
mengungkapkan statistic kecelakaan
kerja, menaati standart kesehatan dan
keselamatan
kerja,
menerima
pengargaan
berkaitan
dengan
keselamatan kerja, menetapkan suatu
komite keselamatan kerja.
4. Lain-lain tenaga kerja: pelatihan
tenaga kerja melalui program tertentu
di tempat kerja, mendirikan suatu
pusat
pelatihan
tenaga
kerja,
mengungkapkan persentase gaji untuk
70
ISSN 2088 - 6594
pensiun, mengungkapkan kebijakan
penggajian
dalam
perusahaan,
mengungkapkan tingkatan manajerial
yang ada, masa kerja tenaga kerja dan
kelompok usia tenaga kerja.
5. Produk: pengungkapan informasi
pengembangan produk perusahaan,
pengungkapan informasi proyek riset,
membuat produk lebih aman untuk
konsumen, melaksanakan riset atas
tingkat
keselamatan
produk
perusahaan,
pengungkapan
peningkatan kebersihan / kesehatan
dalam mengolah dan penyiapan
produk, pengungkapan informasi atas
keselamatan produk perusahaan.
6. Keterlibahtan masyarakat: sumbangan
tunai atau produk. Pelayanan untuk
mendukung aktivitas masyarakat,
pendidikan dan seni, tenaga kerja
paruh waktu, sebagai sponsor untuk
konferensi pendidikan, membiayai
program beasiswa, membuka fasilitas
perusahaan untuk masyarakat.
7. Umum:
pengungkapan
tujuan/
kebijakan perusahaan secara umum
berkaitan dengan tanggung jawab
sosial perusahaan kepada masyarakat
dan informasi berhubungan dengan
tanggung jawab sosial perusahaan
selain yang disebutkan diatas.
Program yang dilakukan oleh
suatu perusahaan dalam kaitannya dengan
tanggung jawab sosial di Indonesia dapat
digolongkan dalam tiga bentuk (Daniri,
2007), yaitu:
a.
Public Relations
Usaha untuk menanamkan persepsi
positif kepada komunitas tentang kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan.
Peran Kinerja Keuangan terhadap Luas Pengungkapan tanggung Jawab sosial Perusahaan (CSR)
GRADUASI Vol. 29 Edisi Maret 2013
b. Strategi defensif
Usaha yang dilakukan perusahaan
guna menangkis anggapan negatif
komunitas yang sudah tertanam terhadap
kegiatan perusahaan, dan biasanya untuk
melawan
„serangan‟
negatif
dari
anggapan komunitas. Usaha CSR yang
dilakukan
adalah
untuk
merubah
anggapan yang berkembang sebelumnya
dengan menggantinya dengan yang baru
yang bersifat positif.
c. Kegiatan yang berasal dari visi
perusahaan
Melakukan
program
untuk
kebutuhan komunitas sekitar perusahaan
atau kegiatan perusahaan yang berbeda
dari hasil dari perusahaan itu sendiri.
Program
pengembangan
masyarakat di Indonesia dapat dibagi
dalam tiga kategori ( Daniri; 2007) yaitu:
a. Community Relation
Yaitu kegiatan-kegiatan yang
menyangkut pengembangan kesepahaman
melalui komunikasi dan informasi kepada
para pihak yang terkait. Dalam kategori
ini, program lebih cenderung mengarah
pada
bentuk-bentuk
kedermawanan
(charity) perusahaan.
b. Community Services
Merupakan pelayanan perusahaan
untuk memenuhi kepentingan masyarakat
atau kepentingan umum. Inti dari kategori
ini adalah memberikan kebutuhan yang
ada di masyarakat dan pemecahan
masalah dilakukan oleh masyarakat
sendiri sedangkan perusahaan hanyalah
sebagai fasilitator dari pemecahan
masalah tersebut.
c. Community Empowering
Adalah program-program yang
berkaitan dengan memberikan akses yang
ISSN 2088 - 6594
lebih luas kepada masyarakat untuk
menunjang
kemandiriannya,
seperti
pembentukan usaha industri kecil lainnya
yang secara alami anggota masyarakat
sudah mempunyai pranata pendukungnya
dan perusahaan memberikan akses
kepada pranata sosial yang ada tersebut
agar dapat berlanjut. Dalam kategori ini,
sasaran utama adalah kemandirian
komunitas.
Ada dua sifat pengungkapan yaitu
pengungkapan yang didasarkan pada
ketentuan
atau
standar
(required/regulated/mandatory
disclosure) dan pengungkapan yang
bersifat sukarela (voluntary disclosure).
Perusahaan
bersedia
melakukan
pengungkapan
sukarela,
meski
menambah cost perusahaan untuk
memenuhi keinginan stakeholder atau
meningkatkan citra perusahaan. Manfaat
dari pengungkapan sukarela yang
diperoleh
perusahaan
antara
lain
meningkatkan kredibilitas perusahaan,
membantu investor dalam memahami
strategi bisnis manajemen, menarik
perhatian analis meningkatkan akurasi
pasar, menurunkan ketidaksimetrisan
informasi pasar dan menurunkan kejutan
pasar (Na‟im, 2006)
Secara konseptual, ada tiga
kemungkinan hubungan kinerja sosial
dengan kinerja keuangan perusahaan:
positif, netral, dan negatif. Pihak yang
berpandangan negatif menyatakan bahwa
tanggung jawab sosial yang tinggi
membuat ada biaya tambahan yang
menempatkan perusahaan dalam keadaan
ekonomi yang tidak menguntungkan
dibandingkan perusahaan lain yang
kurang bertanggung jawab secara sosial
(McGuire et. al; 1988)
Fauzi (2004) dalam penelitiannya
dengan menggunakan sampel perusahaan
Peran Kinerja Keuangan terhadap Luas Pengungkapan tanggung Jawab sosial Perusahaan (CSR)
71
GRADUASI Vol. 29 Edisi Maret 2013
Amerika yang listing di New York
Exchange menguji hubungan antara
tanggung jawab sosial perusahaan dengan
kinerja keuangan perusahaan. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan dan negatif
antara praktek tanggung jawab sosial dan
kinerja keuangan perusahaan. Dalam
penelitiannya juga menemukan bahwa
hanya ukuran perusahaan yang dapat
menjadi variable Moderating. Hubungan
negatif kemudian dapat diinterprestasikan
sebagai suatu kondisi dimana muncul
biaya untuk meningkatkan tanggung
jawab sosial yang nantinya akan
menurunkan kinerja keuangan.
Beberapa hasil penelitian empiris
menemukan bahwa tidak ada hubungan
antara kinerja sosial dan kinerja keuangan
(netral).
Pihak
–
pihak
yang
menghasilkan pandangan ini (seperti
Ulmann, 1985) berargumen bahwa ada
sangat banyak variable Intervening antara
kinerja sosial dan kinerja keuangan,
sehingga tidak ada alasan untuk
mengharapkan
terjadinya
hubungan
antara dua hal terebut
Disisi
lain,
pihak
yang
berpendapat bahwa tanggung jawab sosial
akan berpengaruh positif bagi perusahaan
juga memiliki argumen kuat. Menurut
mereka, dengan tanggung jawab sosial
yang baik akan meningkatkan Goodwill
karyawan dan konsumen (McGuire;
1988), sehingga perusahaan tesebut akan
menghadapi masalah dengan tenaga kerja
yang lebih sedikit, lalu konsumen akan
lebih setia kepada produk perusahaan.
Balabanis, Phillips, dan Lyall
(1998),
menunjukkan
bahwa
pengungkapan CSR berhubungan positif
dengan kinerja keuangan perusahaan
(gross profit to sales ratio/GPS), tetapi
berhubungan negatif dengan return on
capital employed (ROCE). Hasil lainnya
72
ISSN 2088 - 6594
yang lebih kontras adalah bahwa reaksi
pasar modal terhadap kinerja keuangan
perusahaan (GPS) yang melakukan
pengungkapan CSR dengan baik adalah
negatif, sehingga pengungkapan CSR
dianggap
lebih
bermanfaat
bagi
stakeholder lainnya.
Itkonen (2003) melakukan survei
literatur atas hubungan antara tanggung
jawab sosial perusahaan dan kinerja
keuangan
perusahaan.
Hasil
dari
penelitian tersebut adalah hubungan dapat
terjadi dalam tiga kondisi yaitu positif,
negatif dan netral dimana hubungan
positif sebagai suau kondisi yang
dominan. Itkonen (2003) juga meneliti
variabel yang akan mempengaruhi
hubungan antara tanggung jawab sosial
dan kinerja keuangan perusahaan, yaitu
resiko, ukuran perusahaan, aktivitas
penelitian, dan pengembangan dan tipe
industri.
Dahlia dan Veronica (2008)
dengan sample perusahaan di Indonesia
tahun 2005 dan 2006, menguji pengaruh
tanggungjawab
sosial
perusahaan
terhadap kinerja keuangan perusahaan
yang di ukur dengan ROE dan abnormal
return. Hasil dari penelitian tersebut
adalah bahwa variabel tanggungjawab
sosial perusahaan mempengaruhi ROE
secara signifikan dan positif, tetapi gagal
menemukan hasil yang positif dan
signifikan pengaruh tanggungjawab sosial
perusahaan terhadap abnormal return.
Aktivitas tanggung jawab sosial juga
dapat meningkatkan hubungan antara
perusahaan dengan konstituen penting
seperti bank, investor, dan pemerintah.
Dengan demikian, tanggung jawab sosial
yang tinggi akan meningkatkan akses
perusahaan terhadap sumber modal
(Spicer; 1978).
Beberapa penelitian mengenai
tanggung jawab sosial telah mengunakan
Peran Kinerja Keuangan terhadap Luas Pengungkapan tanggung Jawab sosial Perusahaan (CSR)
GRADUASI Vol. 29 Edisi Maret 2013
variable kontrol maupun variabel
moderating. Waddock dan Graves (1997)
menemukan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap hubungan antara
tanggung jawab sosial perusahaan dan
kinerja keuangan.
Kesimpulan
Pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan yang sering juga
disebut sebagai sosial disclosure,
corporate social reporting, social
accounting (Mathews, 1995) merupakan
proses pengkomunikasian dampak sosial
dan lingkungan dari kegiatan ekonomi
organisasi terhadap kelompok khusus
yang berkepentingan dan terhadap
masyarakat secara keseluruhan.
Perusahaan
yang
memiliki
kemampuan kinerja keuangan yang baik,
akan memiliki kepercayaan yang tinggi
untuk
menginformasikan
kepada
stakeholder nya, karena perusahaan
mampu menunjukkan kepada mereka
ISSN 2088 - 6594
bahwa perusahaan dapat memenuhi
harapan mereka terutama investor dan
kreditor. Akibatnya, perusahaan dengan
tingkat profitabilitas yang tinggi akan
cenderung
untuk
melakukan
pengungkapan
melalui
Sustainable
Reporting,
karena
profitabilitas
merupakan salah satu indikator kinerja
yang
harus
diungkapkan
dalam
Sustainable Reporting.
Perusahaan bersedia melakukan
pengungkapan
sukarela,
meski
menambah cost perusahaan untuk
memenuhi keinginan stakeholder atau
meningkatkan citra perusahaan. Manfaat
dari pengungkapan sukarela yang
diperoleh
perusahaan
antara
lain
meningkatkan kredibilitas perusahaan,
membantu investor dalam memahami
strategi bisnis manajemen, menarik
perhatian analis meningkatkan akurasi
pasar, menurunkan ketidaksimetrisan
informasi pasar dan menurunkan kejutan
pasar.
Daftar Pustaka
Almilia, Luciana Spica; Ikka Retrinasari. 2007. Analisis Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Dalam Laporan Tahunan
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEJ. Procceding Seminar Nasional.
FE Universitas Trisakti. Jakarta.
Anggraini. F. Reni Retno.2006. Pengungkapan Informasi Sosial Dan Factor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Dalam Laporan Keuangan
Tahunan. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.
Balabanis, George, Hugh C. Plilips and Jonanthan Lyall. 1998. Corporate Social
Responsibility and Economic Performance in the top British companies: Are
they Linked?. European Business Review. Vol 98, No. 1, pp. 25-44
Daniri, achmad. 2007. Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Jakarta
Dwi Hapsari Wahyu Wijayaningsih, Betty. 2007. The Effect Of Institutional Ownership
On Corporate Social Performance ( Studi On Companies Listed In Jakarta
Stock Exchange Periode 2005 ). Unpublised Skripsi. UNS. Surakarta.
Eddy Rismanda, Sembiring. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di
Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Surakarta.
Peran Kinerja Keuangan terhadap Luas Pengungkapan tanggung Jawab sosial Perusahaan (CSR)
73
GRADUASI Vol. 29 Edisi Maret 2013
ISSN 2088 - 6594
Eipstein, Marc J. and Martin Freedman. 1994. Sosial Disclosure and the Individual
Investor. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 7, No. 4, pp.
94-108
Fauzi, Hasan ; Lois S. Mahoney; Azhar A.Rahman.2007. The Link Between Corporate
Social Performance And Finacial Performance: Evidence From Indonesian
Companies. Issue In Social and Evinonmetal Accounting.Vol.1 No.1: 149-159
Hackston, David and Markus J. Milne. 1996. Some Determinants of Social And
Environmental Disclosures in New Zealand Companies. Accounting, Auditing
and Accountability Journal. Vol 9, No. 1, pp. 77-108.
Machmud, Novita; Chaerul D. Djakman. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan
Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial ( CSR Disclosure ) pada
Laporan Tahunan Perusahaan: Study Empiris pada Perusahaan Public yang
Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006. Simposium Nasional Akuntansi
XI. Pontianak.
Mahoney, Lois and Robin Roberts. 2003. Corporate Social and Environmental
Performance and Their Relation to Financial Performance and Institutional
Ownership: Empirical Evidence on Canadian Firms. http://www.accounting
.rutgers.edu
Margolis, Joshua. D and James P. Walsh. 2003. Misery Love Companies : Rethinking
Social Initiatives by Business. Administrative Science Quarterly. Vol. 48, No. 2,
pp. 268-305.
Mathews, M.R (1995). “Social and Environmental Accounting: A Practical
Demonstration of Ethical Concern”, Journal of Business Ethics, Vol. 14, pp.
663-671
McGuire, Jean B, Alison Sundgren, and Thomas Schneeweis. 1988. Corporate Social
Responsibility and Firm Financial Performance. The Academy of Management
Journal. Vol. 31, No. 4, pp. 854-872
Nurlela, Rika; Islahudin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen Sebagai
Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
Puspo Ardianto, Alif. 2009. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan pada Perusahaan Sektor Pertambangan dan
Otomotif Di Indonesia. Unpublised Skripsi. UNS. Surakarta.
Sayekti, Yosefa; Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. Pengaruh CSR Disclosure
Terhadap Earning Response Coefficient. Simposium Nasional Akuntansi X.
Makasar.
Spicer, Barry H. 1978. Investor, Corporate Social Performance and Information
Disclosure : An Empirical Study. The Accounting Review. Vol LIII, No. 1, pp.
94-111.
Tsoutsoura, Margarita. 2004. Corporate Social Responsibility and Financial
Performance. Financial Project. University of California at Berkeley.
California.
Waddock, Sandra A. and Samuel B. Graves. 1997. The Corporate Social PerformanceFinancial Performance Link. Strategic Management Journal. Vol. 18, No. 4, pp.
303-319.
74
Peran Kinerja Keuangan terhadap Luas Pengungkapan tanggung Jawab sosial Perusahaan (CSR)
Download